Makala Bu Wiwik

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologis. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan diluar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik. Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar bidan dapat memberikan asuhan komprehensip kepada bayi baru lahir saat masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan menjadi serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses kelahiran. Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu dikhususkan pada Bounding Attachment (Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan Bayi). Rutinitas untuk dilakukan Bounding Attachment harus lebih ditingkatkan. Bounding 1

Transcript of Makala Bu Wiwik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami

sejumlah adaptasi psikologis. Bayi memerlukan pemantauan ketat

untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan diluar

uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan

yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa

transisi dengan baik.

Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar bidan dapat

memberikan asuhan komprehensip kepada bayi baru lahir saat

masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua

dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri.

Setelah kelahiran, akan menjadi serangkaian perubahan tanda-

tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses

kelahiran.

Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu dikhususkan pada Bounding

Attachment (Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan Bayi). Rutinitas untuk

dilakukan Bounding Attachment harus lebih ditingkatkan. Bounding merupakan

saat dimulainya interaksi emosi, sensori, fisik antara orang tua dan bayi segera

setelah lahir (Nelson, 1986), sedangkan attachment merupakan ikatan efektif

yang terjalin diantara dua individu meliputi pencurahan perhatian, hubungan

emosi dan fisik yang akrab (Nelson, 1986).

Dalam pemantauan tumbuh kembang neonatus bayi dan

balita akan di lakukan pola pertumbuhan dan perkembangan.

Pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan di dirikan suatu yang akan mencapai tahap-tahap

pertumbuhan dan perkembangan. Dari mulai masa prenatal,

masa postnatal, masa neonatus, masa bayi sampai masa remaja.

Dalam indikator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan

1

anak balita dilakukan deteksi tumbuh kembang dengan berbagai

cara pengukuran, salah satunya pengukuran antropometrik.

Pengukuran ini merupakan bagian dari langkah-langkah

manajemen tumbuh kembang anak. Sedangkan dalam indikator

pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita

dilakukan deteksi Denver Development Screening Test (DDST)

dengan pelaksanaan pemeriksaan, penilaian tes prilaku serta

penilaian tiap item.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Agar bisa mengetahui tentang peran bidan pada bayi sehat

2. Agar mengetahui tentang asuhan yang harus diberikan pada bayi

6 minggu pertama

3. Agar memahami tentang bounding attachment

4. Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan

neonatus, bayi dan anak balita

5. Mengetahui indicator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi

dan anak balita

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir

2.2.1 Prinsip Pendekatan Asuhan Pada Anak

Beberapa prinsip pendekatan asuhan terhadap anak (termasuk

didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:

1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok

individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai

dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.

2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak

sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap

perkembangan anak. Asuhan kesehatan yang diberikan

menggunakan pendekatan sistem.

3. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan

keutuhan psikologis dan sosial.

4. Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain yaitu :

2.2.2 Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat

Bidan berperan dalam dalam asuhan terhadap bayi dan balita

terutama dalam hal:

1) Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan

perkembangan anak, meliputi:

- Pemeriksaan fisik

- Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)

3

- Penampilan umum

- Perkembangan psikologis

- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak.

2) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:

- Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian

makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian

makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara

mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air

susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat

penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat

makanan tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan

bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI,

mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.

- Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi,

pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan

pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai

sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki

atau perempuan)

2.2 Bounding Attachment

Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan

perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.

Sedangkan Attchment adalah Proses agar tetap terjalin keterikatan batin

antara individu, meliputi pencurahan perhatian dan adanya hubungan

emosi dan fisik yang akrab.

Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini

secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai

pada kala III sampai dgn post partum.

2.2.1 Tahap- tahap Bounding Attchment

1. Perkenalan (aquaintance) :

4

a. Kontak mata

b. Sentuhan

c. Berbicara.

d. Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.

2. Bounding : keterikatan

3. Attachment : perasaan sayang yg mengikat individu dgn

individu lain.

2.2.2 Elemen-elemen Bounding Attachment :

1. Sentuhan

2. Kontak mata

3. Suara

4. Aroma

5. Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan orang dewasa

6. Bioritme

7. Kontak dini

2.2.3 Keuntungan Fisiologis Kontak Dini :

1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat

2. Reflek menghisap dilakukan dini

3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai

4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak

2.2.4 Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment

1. Menit pertama jam pertama

2. Sentuhan orang tua pertama kali

3. Adanya ikatan yang baik & sistematis

4. Terlibat proses persalinan

5. Persiapan PNC sebelumnya

6. Adaptasi

7. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam

memberi kehangatan pada bayi menurunkan rasa sakit ibu,serta

memberi rasa nyaman.

8. Fasilitas untuk kontak lebih lama

5

9. Penekanan pada hal-hal positif

10. Perawat maternitas khusus (bidan)

11. Libatkan anggota keluarga lainnya

12. Informasi bertahap mengenai bounding

2.2.5 Hambatan Bonding Attachment

1. Kurangnya support system

2. Ibu dengan resiko

3. Bayi dengan resiko

4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

2.2.6 Keuntungan Bonding Attachment

1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya

2. Bayi merasa aman

3. Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu

4. Dasar untuk mengadakan sosialisasi

2.2.7 Cara Melakukan Bounding Attachment :

1. Pemberian ASI ekslusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif

segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami

kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa

bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua

manusia.

2. Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early

infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan

bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan

psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu

merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh

bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar

terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.

6

Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan

kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan

tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga

memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat

psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui

dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung

akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

3. Kontak mata

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang

mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua

dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling

memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru

lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada

orang tuanya.

4. Suara

Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan

bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama

bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka

yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut

membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu

orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan

menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.

5. Aroma

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar

dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.

6. Entrainment

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru

lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang

dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,

menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat

anak mulai bicara.

7

7. Bioritme

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme

personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini

dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan

memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang

responsif.

8. Inisiasi menyusui Dini

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas

ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya.

Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling

dengan segera.

9. Kesehatan emosional orang tua

Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam

kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang

berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran

bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu

tercapainya proses bounding attachment ini.

10. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk

merawat anak.

Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat

anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama

tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.

Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan

semakin mudah pula bounding attachment terwujud.

11. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan.

Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan

merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena

dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan

memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi

ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada

bayinya.

8

2.3 Mengidentifikasi Rencana Asuhan Bayi Usia 6 Minggu Pertama

S : Subjektif

a. Keseluruhan kesehatan bayi

b. Masalah menyusui

c. Amati posisi menyusui

d. Amati refleks hisap

e. Kebersihan rumah

f. Suasana hati ibu

g. Interaksi ibu vs bayi

h. Pertumbuhan

i. Peningkatan BB

j. Demam

k. Menyusu 2-4 jam sekali

O : Objektif

a. Sistem pernafasan à mudah tersedak

b. Kardiovaskuler à sirkulasi perifer lambat à mudah sianosis

c. Ginjal à intake à air kemih keruh

d. Suhu à rentan hipotermi àhipotalamus belum matang

e. Imunologi

IgG à melalui plc

IgA à ASI à untuk pernafasan GI & mata (2bln )

IgM à kadar dewasa 2 tahun

Reproduksi

o ♀ àpseudo menstruasi

o ♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas

Muskuluskeletal

o UUK menutup pada minggu ke 6-8

Neurologi

o Belum matang

o Panca Indera

9

o Penglihatan

o Fokus 15-20 cm

o 2 minggu à kenal muka ibu

Penciuman à suka bau ASI & ibu

Pengecapan à kuat terhadap rasa manis

Pendengaran à tenang dgn suara rendahSentuhan àsenang

dgn kontak kulit

A : Asesmen

Bayi usia 6 minggu dengan kondisi normal atau komlikasi

tertentu atau masalah tertentu.

P : Planning

a. Pemilihan tempat tdr (SIDS)

b. Memandikan bayi

c. Pakaian bayi

d. Perawatan TP à puput 1 mg

e. Perawatan hidung

f. Perawatan telinga

g. Perawatan kuku setip 4 hari potong

h. Membawa bayi keluar

i. imunisasi

2.4 Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu

2.4.1 Data Subjektif

1. Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi.

2. Tanyakan ibu masalah-masalah yang dialami terutam dalam

proses menyusui.

3. Jika ibu sedang menyusui bayi amati letak mulut bayi pada

puting, posisis menyusui, hisapan dan reflek menelan bayi.

4. Apakah ada orang lain di dalam rumahnya atau di sekitarnya

yang dapat membantu ibu baru tersebut.

5. Amati keadaan rumah-kebersihan.

10

6. Amati persediaan makan dan air.

7. Amati keadaan suasana hati ibu baru.

8. Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.

9. Kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan

bayi).

10. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan bertambah berat

badannya.

11. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya.

12. Apakah bayi menyusu dengan baik.

13. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali.

14. Apakah bayi berkemih 6 minggu 8 kali sehari.

15. Apakah bayi menderita demam.

16. Apakah bayi tampak waspada saat bangun.

17. Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.

2.4.2 Data Objektif

Pemeriksaan fisik

1. Tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh

a. Sistem pernafasan

Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga beberapa

tahun, saluran nafas perifer masih membuka dan

masih sempit dan membrane mukosa mudah

rusak dan sensitive terhadap trauma (mudah

tersedak, tidak boleh ada asap dari orang lain).

Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras

dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi

akan terdengar bernada tinggi dan lemah.

b. Sistem kardiovaskuler dan darah

Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan

mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki

serta perbedaan warna pada kulit.

c. Sistem ginjal

11

Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.

Hingga masukan cairan meningkat, kemungkin

air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna

merah muda, hal ini disebabkan oleh kadar ureum

yang tidak begitu berarti.

d. Sistem gastrointestinal

Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan meningkat

dalam minggu-minggu pertama kehidupan.

Sfingter kardiak lambung dalam matang sehingga

gumoh lazim terjadi.

Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun

pada hari ke 10 hampir tidak ada asam lambung

oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi.

Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.

Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam

jumlah yang tidak mencukupi sehingga bayi

kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.

Pada saat makanan masuk segera terjadi

peristaltik cepat sehingga masukan makanan

sering disertai pengosongan lambung.

e. Pengaturan suhu

Bayi masih rentan terhadap hipotermia

dikarenakan karena belum matangnya

hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya

pengaturan suhu tubuh bayi.

Seorang bayi yang mengalami kedingingan

membutuhkan kalori dan oksigen untuk

meningkatkan suhu tubuhnya.

f. Adaptasi imunologi

12

BBL menunjukkan kerentanan tinggi terhadap

infeksi terutama yang masuk melalui mukosa

sistem pernafasan dan gastro-intestinal.

Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah

sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah

berubah menjadi infeksi umum.

Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah IgG,

IgA, dan IgM.

o IgG : Melewati barier placenta sehingga

sama kadarnya pada saat lahir.

o IgA : Melindungi terhadap infeksi saluran

pernafasan, gastro-intestinal dan mata.

Kadarnya mencapai dewasa dalam waktu 2

bulan dan ditemukan dalam ASI.

o IgM : Mencapai kadar dewasa pada usia 2

tahun.

ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan

pasif.

g. Sistem reproduksi

Anak laki-laki menghasilkan sperma hingga

pubertas.

Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam

sel telur.

Anak perempuan dapat mengalami (pseudo)

menstruasi atau pembesaran payudara terkadang

disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari

ke-4 atau ke-5. hal ini hanya berlangsung

sebentar.

h. Sistem muskuluskeletal

Ubun-ubun posterior akan menutup pada 6-8 minggu.

i. Sistem neurologi

13

Relatif belum matang setelah lahir.

Reflek dapat menunjukkan keadaan normal dari

integritas sistem saraf dan sistem

muskuluskeletal.

2. Panca Indera

a. Penglihatan

Sinsitif terhadap cahaya terang dan dapat

mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal

dalam bentuk muka manusia.

Jarak fokus adalah 15-20 cm yang

memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah

ibunya pada saat menyusui.

Pada usia 2 mg bayi dapat membedakan muka

ibunya dari muka yang tidak dikenal.

Perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas

pola berkembang dalam 2 bulan pertama

kehidupan.

b. Penciuman

Dapat membedakan bau menyengat.

Menyukai pada bau susu terutama ASI.

Dalam beberapa hari bayi sudah dapat

membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang

lain.

c. Pengecapan

Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan

memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.

d. Pendengaran

Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam

lingkungan sekitar dan mampu membedakan

berbagai suara.

14

Pada akhir bulan pertama BBL lebih menyukoai

suara dengan pola yang sama.

BBL juga lebih menyukai suara ibunya daripada

orang lain dan merasa tenang dengan suara-suara

bernada rendah.

e. Sentuhan

Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai

refleks.

Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.

Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit,

berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan

gerak ayun.

Reaksi terhadap sentuhan dan refleks gengaman

memperkuat hubungan.

2.4.3 Assessment

2.4.4 Planning

Dibutuhkan Penkes kepada keluarga tentang perawatan bayi

yaitu Meliputi :

a. Tempat tidur yang tepat.

Tempat tidur bayi harus hangat.

Tempat tidur bayi diletakkan didekat tempat tidur ibu.

Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan bisa

menyebahkan kematian yang tidak disengaja.

Ruang bayi di bagian kebidanan bukan tempat yang tepat

bagi bayi sehat.

b. Memandikan bayi

Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang

bertujuan untuk mempertahankan vernixcaseosa dalam

tubuh bayi guna stabilisasi suhu tubuh.

15

Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan

menyekanya dengan lembut dan memperhatikan lipatan

kulitnya.

Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan

karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem

saraf bayi.

c. Mengenakan pakaian

Buat bayi tepat hangat.

Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat.

Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi.

Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa

mengakibatkan gesakan yang mengganggu.

Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam

dan popok.

d. Perawatan tali pusat

Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar

bayi.

Hindari memasukkan gumpalan kapas kepada hidung

bayi.

e. Perawatan mata dan telinga

Jaga kuku bayi agar tetap pendek.

Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali.

Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut

atau lecet pada kulit bayi.

f. Kapan membawa bayi keluar rumah

Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam

sehari (bila udara baik).

Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu tebal atau tipis.

Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari

pencaran langsung dengan pandangannya.

g. Pemeriksaan

16

Selama 1 tahun bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan

rutin.

h. Perawatan kulit

i. Bermain.

j. Pemantauan BB

Bayi yang sehat akan mengalami penambaha BB setiap

bulannya.

2.5 MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)

Pelaksanaan Pada Bayi Umur Kurang 2 Bulan

1. KONSEP DASAR MTBM

Dalam perkembangannya mencangkup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur

kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak

termasuk kedalam bayi muda tapi kedalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi

muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal

terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1

minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan

persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus

dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua

pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada

anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke

fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan

rumah oleh petugas kesehatan.

Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi

17

dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu

untuk melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.

Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur

2 bulan sampai 5 tahun.

II. PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2 BULAN

Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-

langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya

1. Penilaian dan klasifikasi

2. Tindakan dan Pengobatan

3. Konseling bagi ibu

4. Pelayanan Tindak lanju

Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatan” untuk Bayi Muda dan untuk

kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai

cara pengisian yang sama yaitu :

a.         Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan

fisik

b.         Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah

serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan

bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit

c.         Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi

pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.

18

d.        Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya,

mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan

masalah dan mengecek pemahaman

e.         Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat

anak datang untuk kunjungan ulang.

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini

merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang

untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan

tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut.

Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :

a.    Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi

bakteri.selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang

ditemukan.

b.    Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan

gejalanya yang terkait. klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasi nya dan

klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.

c.    Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang

ada.

d.   Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian

asi. selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang

ditemukan.

e.    Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi?. tentukan status

imunisasi bayi muda.

f.     Menanyakan status pemberian vit k1.

g.    Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,

perdarahan tali pusat dan sebagainya.

19

h.    Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan

bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan

secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan

memperlambat rujukan.

2.    Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan

a.    Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri

Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik

gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti

: gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa

minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi

Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah.

Infeksi lokal yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit,

mata dan telinga.

Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (TANYA, LIHAT, RABA).

1)        Kejang

Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan kegawat

daruratan. Kejang pada Bayi Muda umur ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia,

trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus

neonatorium.

a)        Tanya : adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau

istilah lokal yang mudah dimengerti ibu

b)        Lihat : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor atau

gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadran menurun

20

menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan melihat respon bayi

pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.

c)        Lihat : apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan

berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada

satu sisi.

d)       Lihat : apakah mulut bayi mencucu?

e)        Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.

Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus

neonatorum

f)         Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba?

 Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan saraf

pusat lainnya

2)        Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya

Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk

minum atau tidak bisa mengisap dan menelan.

Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat

menelan apapun.

3)        Gangguan Napas

Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30 kali/menit atau

≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau

gejala bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat

mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih

(napas pendek menandakan kesulitan bernapas)

21

4)        Hipotermia

Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat yang

mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 C

disebut hipotermi  sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam

Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak

dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

5)        Infeksi Bakteri Lokal

Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada

kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata

terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar

kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau , bernanah)

berarti bayi mengalami infeksi berat.

Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri

Tanda atau Gejala Klasifikasi

      Tidak mau minum atau

memuntahkan semua ATAU

      Riwayat kejang ATAU

      Bergerak hanya jika distimulasi

ATAUPENYAKIT SANGAT BERAT ATAU

INFEKSI BAKTERI BERAT

22

      Napas cepat ATAU

      Napas lambat ATAU

      Tarikan dinding dada ke dalam yang

kuat ATAU

      Merintih ATAU

      Demam (≥ 37,5C) ATAU

      Hipotermi ( <35,5C) ATAU

      Nanah yang banyak di mata ATAU

      Pusar kemerahan meluas sampai

dinding perut

      Pustul kulit ATAU

      Mata bernanah ATAU

      Pusat kemerahan atau bernanah

INFEKSI BAKTERI LOKAL

      Tidak terdapat salah satu tanda

diatas

MUNGKIN BUKAN INFEKSI

b.    Menilai Diare

Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya

dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi

rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi

kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan

lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan

telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik),

lambat atau segera.

23

Klasifikasi Diare

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :

         Letargis atau tidak sadar

         Mata Cekung

         Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lambat

DIARE DEHIDRASI BERAT

Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :

         Gelisah atau rewel

         Mata Cekung

         Cubitan kulit perut kembali lambat

DIARE DEHIDRASI RINGAN

/SEDANG

Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau

ringan/sedang

DIARE TANPA DEHIDRASI

c.    Ikterus

Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan

sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah)

sebagian lagi karena ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi. Peningkatan  kadar

bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan

pengeluaran.

Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan

saraf pusat)

24

Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh

mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak

memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari

berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat

tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem

empedu.

Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER

            Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher

            Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)

            Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku

            Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki

            Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

Klasifikasi Ikterus

Tanda dan Gejala Klasifikasi

1)      Timbul kuning pada hari pertama (<

24 jam) ATAU

2)      Kuning ditemukan pada umur lebih

dari 14 hari ATAU

3)      Kuning sampai telapak tangan

/telapak kaki ATAU

4)      Tinja berwarna pucat

IKTERUS BERAT

5)      Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam

sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak

IKTERUS

25

tangan/kaki

6)      Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS

d.   Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI

Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah pemberian ASI maka bayi

dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.

Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi diberi

ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI.

Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit

Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda

untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki

BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada

pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)

Penilaian Cara pemberian ASI  (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang

dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur)

1. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk

menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.

2. Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik,  mengisap

dengan efektif)

Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan /Masalah Pemberian Asi

Tanda dan Gejala Klasifikasi

26

7)      Ada kesulitan pemberian ASI

8)      Berat badan menurut umur rendah

9)      ASI kurang dari 8 kali perhari

10)  Mendapat makanan/minuman lain

selain ASI

11)  Posisi bayi salah

12)  Tidak melekat dengan baik

13)  Tidak mengisap dengan efektif

14)  Terdapat luka bercak putih

15)  Terdapat celah bibir /langit-langit

BERAT BADAN RENDAH MENURUT

UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN

ASI

Tidak terdapat tanda/gejala diatas BERAT BADAN  TINDAK RENDAH

MENURUT UMUR DAN TIDAK ADA

MASALAH PEMBERIAN ASI

e.    Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1

Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua

bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN= haemorrhagic Disease of

the Newborn). Perdarahn bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian

ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah

27

diatas  maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan sebelum

pemberian imunisasi Hb O

f.     Memeriksa Status Imunisasi

Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi pada saat

persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi

vertikal bayi harus diimunisasi HB  sedini mungkin.

Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan  selain itu bayi juga harus

mendapatkan imunisasi BCG  di lengan kiri  dan polio diberikan 2 tetes oral yang

dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir

g.    Memeriksa masalah/keluhan Lain

1)        Memeriksa kelainan bawaan/kongenital

Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali

jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel

dll)

2)      Memeriksa kemungkinan Trauma lahir

Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput

suksedanium, sefal hematome dll)

3)      Memeriksa Perdarahan Tali pusat

Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak

ditangani dapat syok

h.    Memeriksa masalah ibu

28

Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak

dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang

mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi

1)   Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala,

pusing, depresi)

2)   Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK

dan BAB)

3)   Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum

4)   Apakah ASI lancar

5)   Apakah ada kesulitan merawat bayi

6)   Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi

3.    Tindakan dan Pengobatan

Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas

pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan pra rujukan dan

minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.

a.    Memerlukan Rujukan.

Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera, tetap lakukan

pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat, contoh

:

1)   Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat

2)   Ikterus berat

3)   Diare dehidrasi berat              

 Tindakan/Pengobatan Pra   Rujukan

29

1)   Kejang

a)        Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen

b)        Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg = 0,6

ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml dengan berat <2500 gr dan 0,5 ml dengan berat ≥

2500 gr per rektal)

c)        Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi

d)       Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat

rujukan

e)        Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital

f)         Beri dosis pertama antibiotika PP

2)   Gangguan Nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat

a)        Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan

gulungan kain

b)        Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit

c)        Jika apnoe lakukan resusitasi

3)   Hipotermi

a)        Menghangatkan tubuh bayi

b)        Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan

beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu) dapat

menyebabkan kerusakan otak

c)        Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan

30

d)       Rujuk segerta

4)      Ikterus

a)        Cegah turunnya gula darah

b)        Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat

c)        Rujuk segera

5)      Gangguan saluran cerna

a)        Jangan berikan makanan /minuman apapun peroral

b)        Cegah turunnya gula darah dengan infus

c)        Jaga kehangatan bayi

d)       Rujuk segerta

6)      Diare

a)        Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB

30 ml/kg BB selama 1 jam

70 ml/ kg BB selama 5 jam

Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam

b)        Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg

BB)

c)        Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi

31

7)      Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI

a)        Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus

b)        Jaga kehangatan bayi

c)        Rujuk segera

b.    Tidak Memerlukan Rujukan

Klasifikasi yang berwarna kuning dan hijau, misalnya infeksi bakteri lokal, Mungkin

bukan infeksi, Diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat

badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, Berat badan tidak

rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI

Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada Bayi Muda yang tidak memerlukan

rujukan :

1)        Menghangatkan tubuh bayi segera

2)        Mencegah gula darah tidak turun

3)        Memberi antibiotik per oral yang sesuai

4)        Mengobati infeksi bakteri lokal

5)        Melakukan rehidrasi oral baik diklinik maupun dirumah

6)        Mengobati luka atau bercak putih di mulut

7)        Melakukan asuhan dasar Bayi Muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap

hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi

32

4.    Konseling Bagi Ibu

 Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan  klasifikasi kuning dan hijau

a.         Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara

pemberian )

b.         Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep

tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka dimulut

dengan gentian violet)

c.         Mengajari pemberian oralit

d.        Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara

meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan ASI

e.         Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian

imunisasi

f.          Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan

kapan kunjungan ulang

g.         Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya

33

5.    Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut

Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat

atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal

lengkap pada kunjungan awal.

Kunjungan ulang :

a.       Dua hari

1)      Infeksi bakteri lokal

2)      Gangguan pemberian ASI

3)      Luka atau bercak putih di mulut

4)      Hipotermi sedang

5)      Diare dengan dehidrasi ringan /sedang

6)      Ikterus fisiologik jika tetap kuning

b.      14 hari

Berat Badan Rendah menurut umur

34

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak yang merupakan kebanggaan bagi setiap orang sejak ia baru

lahir membutuhkan asuhan dari orang tua maupun orang-orang

disekitarnya.

Memberikan asuhan pada bayi 6 minggu pertama merupakan tugas

dan wewenang seorang bidan.

Tujuan asuhan ini agar tercapainya rasa kasih sayang dan rasa aman

yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Sedangkan untuk ibu yaitu

wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya. Sedangkan untuk

ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya,

mengalilhkan perhatian waktu perineum dijahit pada kala IV,

meningkatkan produksi ASI serta mempercepat pelepasan plasenta.

Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan

penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan

35

harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada kehidupan

bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang

bersalin. Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner.

Yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bisan

bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu san bayi dalam melewati 6

minggu pertama kelahiran.

3.2 Saran

1.      Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca (terutama

mahasiswa kebidanan) mengetahui bagaimana asuhan primer pada

bayi 6 minggu pertama dan indicator pemantauan tumbuh kembang

neonatus, bayi dan balita.

2.      Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam

pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul

makalah ini,

DAFTAR PUSTAKA

36