Makalah Aku
-
Upload
humaira-zha -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of Makalah Aku
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita.
Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah
pemuda
1928 yang berbunyi: “kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoen-djoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia” dan pada undang-undang dasar 1945 kita yang di
dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa Negara ialah
bahasa Indonesia”. Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa
bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka diantara beratus-beratus bahasa
nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa
ibu. Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah
penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan
pengungkap budaya.
Jika kita menggunakan patokan yang pertama, yaitu jumlah penutur, maka
bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya mungkin tidak
sebanyak bahasa Jawa atau bahasa Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu
ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah
penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama. Lagipula,
hendaknya disadari bahwa jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat laun akan
bertambah.
Patokan yang kedua, yakni luas penyebaran, jelas menempatkan bahasa
Indonesia di baris depan. Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah
pantai timur Sumatera, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai
Kalimantan. Sebagai bahasa kedua, pemencarannya dapat disaksikan dari ujung barat
sampai ke ujung timur dan dari pucuk utara sampai ke batas selatan negeri kita.
Patokan yang ketiga, yakni peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan
pengungkap budaya, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah benar-benar
menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta
media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia
dengan latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda.
Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya bahasa Indonesia bagi
kita. Berdasarkan ketiga patokan itu, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang
lebih penting daripada bahasa daerah. Harus dicatat disini bahwa kedudukannya yang
penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena
besar kecilnya jumlah kosakatanya atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan
bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Ragam Bahasa ?
b. Berapa pembagian Ragam Bahasa dan penjelasannya:?
c. Mengapa kita mempelajari Ragam Bahasa?
d. Bagaimana kita dapat mempelajari Ragam Bahasa ?
e. Kapan kita menggunakan Ragam Bahasa ?
f. Dimana kira dapat mengaplikasikan ragam Bahasa ?
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui dan mempelajari Ragam Bahasa secara jelas
b. Dapat mengetahui macam-macam ragam bahasa dan pengertiannya
c. Dapat mengetahui alasan mengepa mempelajari ragam bahasa
d. Dapat mengetahui cara mempelajari ragam bahasa
e. Dapat mengetahui kapan dan dimana kita dapat mengaplikasikan ragam bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicaraan. Ragam bahasa ini bisa terbentuk karena berbagai macam
bentuk dialek dan munculnya berbagai macam dialek dikarnakan Negara Indonesia adalah
Negara yang mempunyai banyak bahasa daerah dan dialek antara daerah satu dengan daerah
yang lain berbeda mulai dari cara pegucapan dan intonasi yang dipergunakan saat terjadi
proses dialog, dari hal inilah sehingga muncul keanekaragaman bahasa.
2.2. Macam-Macam Ragam Bahasa Indonesia
2.2.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Ragam berdasarkan media bisa dibedakan menjadi :
2.2.1.2 Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahsa lisan adalah bahan yang dihasilkan oleh alat ucap.1Dalam ragam
bahasa lisan biasanya berurusan dengan lafal, kosa kata dan tata bahasa Dalam ragam
bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air
muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Bahasa lisan ini pada dasarnya adalah sebuah sarana kita sehari-hari dalam
berinteraksi kepada masyarakat, oleh sebab itu diperlukan sebuah penuturan atau
pengucapan bahasa lisan yang sopan karena seperti yang telah diungkapkan diatas
bahwasanya ragam bahasa lisan ini berurusan erat dengan lafal dan tata bahasa.
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.Ragam lisan
dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam
situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam
percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
1Susilo Mansurudin,Bahasa Indonsia (Malang : FS Untag, F. Psikologi UIN, FIS UB), hal. 8
Contoh atau pengaplikasian ragam-ragam bahasa lisan adalah sebagai
berikut:
a. Ragam bahasa cakapan
b. Ragam bahasa pidato
c. Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Adanya lawan bicara
b. Terikat waktu dan ruang
c. Dapat dibantu dengan mimik muka atau wajah, intonasi, dan gerakan anggota
tubuh
d. Unsur-unsur dramatika biasanya dinyatakan dihilangkan atau tidak lengkap.
Ragam bahasa lisan biasanya ditandai dengan penggunaan lafal atau
pembentukan kata dan penyusunan kalimat. Adapun jenis bahasa lisan
terdiri dari:
a. Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam tulis bahasa tulis yang baku
b. Ragam bahasa lisan yang tidak baku (bahasa sehari-hari atau bahasa
pergaulan)
2.2.1.2 Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang dipakai pada sarana tulis
menulis.Pada dasarnya bahasa yang digunakan pada sarana tulis menulis bisa
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu ragam bahasa yang diperguakan adalah
bahasa resmi dan bahasa yang tidak begitu resmi. Penggunaan bahasa resmi dipakai
pada surat dinas, surat kabar sedangkan penggunaan bahasa tulis yang tidak resmi
biasanya dipakai pada surat yang bersifat individu atau pribadi. Penggunaan surat
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu bahasa baku dan bahasa efektif.2Dengan
kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam bahasa tulis (Rahardi, hal:18) adalah bahasa yang muncul tepat muncul
dalam konteks tertulis. Bahasa dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam
2Soedjito dan Sochan, Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesi (Bandung : Rosdakarya, 1987), hlm 30-33
pemakaian tanda bacanya, dalam pemakaian ejaan, kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dst.
Ketentuan-ketentuan yang lazim di temukan dalam ragam bahasa tulis baku
adalah sebagai berikut :
1. Memakai ucapan baku
2. Memakai ejaan resmi
3. Menghindari unsur kedaerahan
4. Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit
5. Memakai konjugasi “bahwa” scara eksplisit
6. Pemakaian bentuk kebahasaan secara lengkap
7. Pemakaian partikel secra konsisten
8. Pemakaiana kata depan secara tepat
9. Pemakaian aspek pelaku, tindakan secraa konsisten
10. Memakai bentuk sintesis
11. Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Contoh atau pengaplikasian ragam-ragam bahasa lisan adalah sebagai
berikut:
a. Ragam bahasa sastra
b. Ragam bahasa undang-undang tertulis
c. Ragam bahasa pidato
d. Ragam bahasa surat
e. Ragam bahasa catatan (diary)
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
a. Ragam bahasa teknis
b. Ragam bahasa undang-undang
c. Ragam bahasa catatan
d. Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak mengharuskan kedatangan/kehadiran pembaca
b. Diperlukan ejaan atau tanda baca Kalimat ditulis secara lengkap
c. Komunikasi resmi
d. Wacana teknis
e. Pembicaraan di depan khalayak ramai
Pembicaraan dengan orang yang dihormati Perbedaan antara ragam
bahasa lisan dan ragam bahasa tulis adalah:
a. Ragam bahasa lisan biasanya dipergunakan sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu, sedangkan ragam bahasa tulis tidak terikat dengan situasi dan kondisi.
b. Ragam bahasa lisan menggunakan komunikasi dua orang atau lebih,
sedangkan ragam bahasa tulis tidak demikian.
c. Penggunaan ragam bahasa lisan dengan menggunakan intonasi dapat
dimengerti, sedangkan ragam bahasa tulis lebih banyak menggunakan kaidah
bahasa baku.
2.2.2 Ragam bahasa berdasarkan penutur
2.2.2.1 Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat atau dialek)
Ragam bahasa ini bisa terbentuk dikarnakan Negara kesatuan ini berbentuk
kepulauan dan berbagai macam suku. Setiap suku di Negara Indonesia
mempunyai bahasa daerah masing-masing dan fungsi bahasa daerah adalah
sebagai alat pemersatu antara sesama suku yang terdapat pada daerah tersebut.
Luasnya pemakaian bahasa daerah dapat menimbulkan perbedaan pemakaian
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di
Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali,
Jayapura, dan Tapanuli. Namun hal tersebut akan bisa menunjukan bahwasanya
hal tersebut merupakan keragaman bahasa yang di miliki oleh Negara Indonesia.
2.2.2.2 Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang
berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film,
fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah,
komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang
tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari.Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan
yang seharusnya dipakai.
Bahasa yang dipakai oleh kelompok berpendidikan biasanya mengarah pada
pengucapan yang sopan, bersifat ilmiah keteraturan tata bahasa yang
digunakan.Sedangkan bahasa yang dipakai oleh kelompok non pendidikan
biasanya adalah bahasa yang bersifat kedaerahan, tidak bersifat ilmiah dan kurang
memperhatikan struktur tata bahasa yang baik.
2.2.2.3 Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan
bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu
antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca
terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.Misalnya, kita
dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan
pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal
jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur juga bias menggambarkan
bagaimana tingkat kesopanan seseorang. Misalnya sikap bicara seorang anak
terhadap kedua orang tuanya, sikap bicara seorang murid terhadap gurunya, sikap
bicara seorang bawahan kepada atasany dan lainya.
2.2.3 Ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan.Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama
berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau
pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan ekonomi atau perdagangan, olah raga, seni, atau
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang
pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaiana
bisa tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata atau peristilahan dan
ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja,
vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama, koroner, hipertensi,
anemia, digunakan dalam bidang kedokteran, improvisasi, maestro, kontemporer
banyak digunakan dalam lingkungan seni, pengacara, duplik, terdakwa, digunakan
dalam lingkungan hukum, pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam
lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok
persoalan yang dikemukakan.Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-
kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam
Koran atau majalah.
2.2.4 Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi atau pokok pembicaraan
2.2.4.1 Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah merupakan sarana verbal yang efektif, efesien, baik dan
benar. Ragam bahasa ilmiah bias juga dikatakan dengan ragam bahasa yang
menyajikan ucapan dan ejaan secara benar menurut tatabahasa yang baik dan
benar seperti pemakain kata baku, tanda hubung dan lain-lain.3 Ragam bahasa
ilmiah biasanya lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan
penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan:
a. Proposal penalaran ilmiah, proposal penelitian.
b. Laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel, makalah, naskah.
c. Karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi.
d. Laporan penelitian yang berbentuk laporan analisis, laporan diskripsi, laporan
rekomendasi, laporan diskriftif-analisis.
Adapun ciri-ciri ragam bahasa ilmiah adalah:
a. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas
b. Strutur wacana bersifat formal, mengacu pada standart konvensi naskah
c. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap
d. Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah atau kata, ejaan, bentuk kata,
kalimat, paragraf, wacana
e. Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic
pendahuluan, diskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai
dengan kesimpulan dan saran
f. Menggunakan istilah khusus yang bersifat tekhnis dalam bidang ilmu tertentu
2.2.4.2 Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa sastra biasanya lebih banyak menggunakan atau
mengutamakan unsur-unsur keindahan seni dan penulis cenderung menekankan
gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan usnur interistik dan unsure
eksterinsi. Penggunaan unsure interistik dan eksterinsik biasanya digunakan pada
3Soedjarwo, Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia,(Yogyakarta, Gaja Mada University Press1993), hal.9
bahasa yang terdapat pada novel, roman, cerita pendek dan masih banyak karya
sastra yang lain.
Adakalanya penggunaan ragam bahasa sastra biasanya sulit difahami oleh
masyarakat, hal ini bisa terjadi karena ragam bahasa yang dipergunakan adalah
unsure keindahan dan kata-kata tersebut biasanya bisa difahami oleh orang yang
suka terhadap sastra.
Tujuan dari ragam bahasa sastra adalah untuk menyenangkan
pembacanya atau bisa dikatakan ragam bahasa sastra bertujuan hanya untuk
memberikan kepuasan pada pembaca.
2.2.4.3 Ragam bahasa iklan
Penggunaan ragam bahasa iklan biasanya lebih bahasa yang mudah difahami
oleh masyarakat.Dikarnakan tujuan dari adanya bahasa iklan adalah untuk
menarik para konsumen agar konsumen tertarik dengan iklan tersebut dan lalu
akhirnya mengkonsumsi produk tersebut.Pada ragam bahasa kunci utama dalam
penggunaan ragam bahasa iklan adalah terletak pada penggunaan bahasa yang
bersifat persuasif agar orang bisa tertarik terhadap produk yang ditawarkan.
Macam-macam iklan terbagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Bersifat pengumuman
b. Bersifat penawaran atau permintaan
c. Bersifat reklame
2.2.4.4 Ragam bahasa berita
Ragam bahasa berita biasanya lazim dengan penyampaian secara objektif.
Untuk menjamin objektifitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan
b. Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji
c. Tidak menambah pendapat pribadi
d. Tidak memihak kepada siapapun
e. Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka
Bahasa dalam berita diupayakan sederhana dan praktis dan efisien karena
dengan kesederhanaan dan keefisien penyampaian kalimat berita, maka berita
tersebut nantinya akan muda diserap oleh si pendengar.
Dalam ragam bahasa berita ada dua macam prinsip penulisan berita sebagai
mekanisme standar efesiensi bahasa.
1. Setiap berita harus sanggup meliput seluruh unsure baku sebuah peristiwa.
Unsur yang dimaksud adalah apa yang terjadi (what), siapa saja yang terlibat
(who), dimana (where) kapan (when), mengapa terjadi (why), bagaimana
terjadi (how) dan lain-lain.
2. Setiap kejadian harus dipaparkan dalam rubrik berita dengan, tidak memihak
dan jujur.
3. Pelepasan afiks dalam judul terutama (me) dan (ber)
4. Pembentukan kata baru dengan pendekatan bentuk
5. Penanggalan proposisi dan kata penghubung
6. Penanggalan dengan subordinat dari kohiponimnya dalam frase yang
mengandung relasi hiponim.
2.2.5 Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
Bahasa dalam perkembangan zaman pastilah akan mengalami sebuah
pergeseran baik itu dalam segi penambahan kosa kata, cara penuturan kata dan
struktur. Maka oleh sebab itu ada perbedaan keragaman bahasa antara bahasa pada
zaman dahulu dan bahasa pada zaman sekarang.4
Berdasarkan waktu terdapat ragam lama dan ragam bahasa baru (modern).
1. Ragam bahasa lama lazim dipergunakan untuk menulis naskah kuno, ragam
bahasa ini biasanya digunakan oleh orang yang berkeinginan untuk mengkaji
peristiwa atau untuk mempelajari naskah-naskah kuno
2. Ragam bahasa baru ditandai dengan penggunaan kata-kata baru, ejaan yang
disempurnakan.
1.3. Tujuan Mempelajari dan mengetahui Ragam Bahasa
Indonesia dengan berbagai macam budaya dan lagat bahasa yang berbeda-
beda, hal ini menjadikan alasan untuk mempelajari Ragam bahasa. Kata kunci untuk
menyikapi ragam-ragam bahasa Indonesia yang luar biasa jumlahnya itu adalah
dengan membuat perbedaan-perbedaan fungsi atau kegunaan. Ragam bahasa tertentu
harus di gunakan dalam konteks pemakaian yang tertentu sifatnya. Bilamana setiap
orang dapat menggunakan bentuk-bentuk kebahasaan itu sesuai dengan jenis
ragamnya, niscaya penggunaan bahasa indonesia yang akhir-akhir ini banyak
4Susilo Mansurudin,Bahasa Indonsia (Malang : FS Untag, F. Psikologi UIN, FIS UB), hal. 9
dikeluhkan tidak akan terjadi. Maka, sangatlah penting bagi kita untuk memahami dan
mencermati ragam-ragam bahasa yang jumlahnya itu.
Tujuan akhirnya adalah bahwa dengan pemahaman yang benar ihwal ragam-
ragam bahwa itu, pencampuradukan ragam atau laras bahasa tidak akan terjadi. Para
mahasiswa dalam segala jurusan dan program studi harus benar-benar memperhatikan
Hal ini karena merekalah sesungguhnya penjaga gawang utama bagi pemakaian
bahasa indonesia di lingkungan perguruan tinggi.
1.4. Waktu, tempat dan cara penggunaan Ragam Bahasa
Waktu, tempatdan cara penggunaan ragam bahasa adalah sesuai dengan situai
dan kondisinya , seperti yang telah dijelaskan uraian di atas. Seperti halnya
penggunaan ragam bahasa lisan dengan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan
lazimnya di tandai dan di tentukan oleh penggunaan aksen-aksen bicara atau
penekanan-penekanan tertentu dalam aktifitas bertutur, pemakaian intonais atau lagu
kalimat tertentu. Demikian juga tanda-tanda itu kaan kelihatan wujjud-wujud
kosakata, tatabahasa, kalimat dan paragrafnya.
Salah satu contohnya adalah Ragam tulis baku dalam karya ilmiah akademis,
Cara penggunaannya harus memenuhi persyaratan yang ada. Adapun ciri-ciri nya
sebagai berikut :
a. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas dan runtut
b. Mengemban makna konsep makna yang jelas
c. Memiliki kecermatan dalam hal diksi dan pemakaian tata bahasanya
d. Bersifat objektif karena bahasa ilmiah menggembarkan fakta sesuai dengan
keadaan sesungguhnya
e. Bersifat konsisiten dan runtut dalam cara penalarannya
f. Bersifat rasional dan sisitematis dalam alur berpikirnya
Demikian ciri-ciri dalam penulisan karya ilmiah dengan corak ragam tulis baku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan. Makalah ini banyak membocarakan
tentang macam-macam ragam bahasa,beserta penjelasannya terlebih lagi waktu dan
tempat untuk mengeplikasikan ragam bahsa tersebut.
Menyikapi ragam-ragam bahasa indonesia yang luar biasa jumlahnya itu adalah
dengan membuat perbedaan-perbedaan fungsi atau kegunaan. Ragam bahasa tertentu
harus digunkaan dalam konteks pemakaian yang teretntu sifatnya. Bilamana setiap
orang dapat menggunakan bentuk-bentuk kebahasaan itu sesuai dengan jenis ragamnya,
niscaya penggunaan bahasa indonesia yang akhir-akhir ini banyak di keluhkan tidak
akan terjadi. Maka, sangatlah penting bagi kita untuk memahami dan mencermati
ragam-ragam bahasa yang banyak jumlahnya itu.
DAFTAR PUSTAKA
Soedjarwo. 1993. Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Gaja Mada
University Press.
Soedjito, Solchan. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Susilo Mansurudin. Bahasa Indonesia. Malang. FS UNTAG, F Psikologi UIN, FS
UNIBRAW.
http://sastra-sastradanseni.blogspot.com/2010/03/02 ragam bahasa
http://wikepedia bahasa indonesia.com/2011/03/02ragam bahasa
ARTIKEL
5W 1 H RAGAM BAHASAMata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Siti Annijat Maimunah, M.Pd
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok :
1. Ummu Anisa (08630025)
2. Dewi Hafidloh (10630018)
3. Aan Sanusi (10630039)
4. Iflahul Laili (10630069)
5. Alifatuz Zahro’ (10630080)
6. Kiswanti Surya Utami (10630075)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012