Makalah Osteoartritis RM

34
DAFTAR ISI Daftar Isi…………………………………………………………………… 1 Pendahuluan………………………………………………………………... 2 Laporan Kasus……………………………………………………………… 3 Studi Kasus…................................................... .............................................. 7 Tinjauan Pustaka……………………………………………………………. 15 Kesimpulan…………………………………………………………………. 22 Daftar Pustaka……………………………………………………………… 23 1

description

Makalah osteoartritis

Transcript of Makalah Osteoartritis RM

Page 1: Makalah Osteoartritis RM

DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………… 1

Pendahuluan………………………………………………………………... 2

Laporan Kasus……………………………………………………………… 3

Studi Kasus…................................................................................................. 7

Tinjauan Pustaka……………………………………………………………. 15

Kesimpulan…………………………………………………………………. 22

Daftar Pustaka……………………………………………………………… 23

1

Page 2: Makalah Osteoartritis RM

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah pada lutut merupakan masalah yang umum terjadi pada orang-orang dari

segala usia. Lutut adalah sendi yang menghubungkan femur dan tibia. Pada manusia

lutut menyokong hampir seluruh berat tubuh, oleh karenanya lutut sangat rentan baik

terhadap cedera akut maupun timbulnya penyakit radang sendi seperti osteoarthritis.

Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya

kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa

menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan. Pada umumnya osteoarthritis terjadi pada

wanita usia lanjut. Gejala biasanya timbul secara bertahap dan pada awalnya hanya

mengenai satu atau sedikit sendi. Sendi yang sering terkena adalah sendi jari tangan,

pangkal ibu jari, leher, punggung sebelah bawah, jari kaki yang besar, panggul dan

lutut. Nyeri biasanya akan bertambah buruk jika melakukan aktivitas dalam waktu

yang lama. Kekakuan pada sendi juga terjadi ketika bangun tidur atau pada kegiatan

non-aktif lainnya, tetapi kekakuan ini biasanya menghilang dalam waktu 30 menit

setelah mereka kembali menggerakkan sendinya. Kerusakan karena orteoartritis

semakin memburuk, sehingga sendi menjadi sukar digerakkan dan pada akhirnya

akan terhenti pada posisi tertekuk.

Pertumbuhan baru dari tulang, tulang rawan dan jaringan lainnya bisa

menyebabkan membesarnya sendi, dan tulang rawan yang kasar menyebabkan

terdengarnya suara gemeretak pada saat sendi digerakkan.

2

Page 3: Makalah Osteoartritis RM

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang wanita usia 67 tahun, datang ke tempat praktek anda sebagai dokter umum,

mengeluh nyeri pada ke dua lutut, terutama pada lutut kanan.

Nama : Ny. Minah

Usia : 67 tahun

Pekerjaan : Pensiunan PNS Golongan 1

Perkawinan : Janda, 4 anak, 8 cucu

Alamat : Jl. Pala, Jakarta Selatan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh nyeri dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Keluhan nyeri meningkat jika

berjalan lama, atau saat berubah posisi dari duduk ke berdiri. Nyeri berkurang saat

istirahat berbaring. Jika tidak sanggup menahan nyeri, penderita minum obat anti

nyeri yang dijual bebas di warung. Sejak 7 hari yang lalu, lutut kanan mulai

membengkak dan kemerahan. Penderita mengaku menerima pesanan catering untuk

100 orang 7 hari yang lalu, sehingga banyak berdiri dan berjalan. Pasien juga

mengeluh kaku lutut pada pagi hari selama 10 menit saat bangun tidur, setelah itu rasa

kaku berangsur berkurang setelah aktivitas. Pasien mengaku berat badan meningkat

10 kg selama 3 bulan terakhir.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal adanya riwayat: jatuh, bengkak sendi, demam lama, kencing

manis, darah tinggi, dan penyakit jantung.

3

Page 4: Makalah Osteoartritis RM

Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien adalah pensiunan tenaga Administrasi di SMA Negeri, tinggal bersama anak

pertama yang memiliki 2 orang anak. Pasien tinggal di lantai dasar. Rumah yang

ditempati memilki kloset jongkok. Pasien memiliki Asuransi Kesehatan Pegawai

Negri Sipil.

Status generalis

Kesadaran compos mentis, tampak kesakitan saat berjalan sehingga agak pincang

(antalgic gait), tidak tampak pucat.

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 90x/menit

Suhu : 36 derajat Celcius

Pernafasan : 20x/menit

BB : 75 kg

TB : 150 cm

Status lokalis lutut

4

Page 5: Makalah Osteoartritis RM

Look : kedua lutut membesar, tampak deformitas valgus pada ke dua lutut, pada

lutut kanan tampak kemerahan dan oedem.

Feel : didapatkan nyeri tekan pada lutut kanan, saat dilakukan pengukuran

didapatkan diameter lutut kanan 42 cm, sedangkan lutut kiri 40 cm. Pada

pemeriksaan “ballotemen” ditemukan adanya efusi pada sendi lutut kanan.

Pemeriksaan uji valgus dan varus didapatkan kesan sendi lutut tidak stabil

terutama pada pemeriksaan uji varus.

Move : lingkup gerak sendi aktif ke dua lutut normal, tetapi terdapat suara krepitasi

saat digerakkan, kekuatan otot normal.

Hasil Pemeriksaan Penunjang

Dari gambaran radiologi didapatkan hasil sebagai berikut :

Anterior-Posterior Lateral

Dari Aspirasi cairan sendi didapatkan;

- Makroskopis : jernih, kekuningan, viscositas kental

- Mikroskopis : leukosit <2000/ μL, eritrosit (-), differential <25% pmn, culture

(-)

5

Page 6: Makalah Osteoartritis RM

Laboratorium darah rutin

Leukosit : N

Eritrosit : N

LED : N

Rheumatoid factor : (-)

C-reactive protein : (-)

Asam urat : 4

6

Page 7: Makalah Osteoartritis RM

BAB III

STUDI KASUS

Daftar Masalah Hipotesis dan Analisis

Wanita, 67 tahun (usia lanjut) Osteoporosis

Osteoarthritis

Nyeri pada kedua lutut, terutama lutut

kanan

Fraktur os patella

Dislokasi articulatio genu

Kelelahan otot/ muscle fatigue

Osteoarthritis

Gout arthritis

Rheumatoid arthritis

Bengkak dan kemerahan pada lutut kanan

7 hari yang lalu (7 hari yang lalu, ia

menerima pesanan catering untuk 100

orang sehingga banyak berdiri dan

berjalan)

Osteoarthritis yang diperberat dengan

aktivitas

Kelelahan otot karena overuse

Kaku sendi di pagi hari selama 10 menit,

berangsur berkurang setelah beraktivitas

Rheumatoid arthritis

Osteoarthritis

7

Page 8: Makalah Osteoartritis RM

BB meningkat 10 kg selama 3 bulan

terakhir

Menambah berat beban pada articulatio

genu

Nyeri tekan pada lutut kanan Adanya inflamasi pada osteoarthritis,

Iritasi ujung saraf oleh osteofit pada

sinovium pada osteoarthritis

Berjalan agak pincang Karena adanya nyeri saat berjalan

Sendi lutut tidak stabil, terutama pada

pemeriksaan varus

Destruksi tulang rawan

Efusi pada sendi lutut kanan Adanya peradangan pada sinovium

(sinovitis)

Suara krepitasi saat lutut digerakkan -Pergeseran fragmen fraktur pada fraktur

os patella

-Ciri khas dari osteoarthritis

Dari beberapa keterangan diatas bias ditambahkan beberapa anamnesis

tambahan yang mungkin diperlukan seperti :

Apakah sebelumnya pernah terjatuh atau lutut pasien terbentur benda

keras?

Sejak kapan nyeri terjadi?

Apakah nyeri bertambah atau berkurang pada saat istirahat?

Apakah nyeri bertambah jika disertai dengan gerakan?

8

Page 9: Makalah Osteoartritis RM

Apakah nyeri timbul setelah duduk di kursi dalam waktu yang cukup

lama?

Apakah nyeri terjadi setelah bangun tidur di pagi hari?

Apakah ada rasa gemertak (kadang-kadang dapat didengar) pada sendi

yang sakit?

Bagaimana posisi kerja pasien ketika sedang bekerja?

Sudah berapa lama pasien meminum obat yang dia beli di warung?

Obat apa yang pasien minum?

Pada anamnesis tentang riwayat penyakit dahulu, pasien menyangkal adanya

riwayat jatuh sehingga hipotesis fraktur os patella dan dislokasi articulatio genu pun

bisa dihilangkan. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium darah yang akan

dijelaskan pada pembahasan selanjutnya, didapatkan asam urat : 4 yang merupakan

angka normal untuk kadar asam urat di dalam darah, sehingga hipotesis yang

menyatakan pasien menderita gout arthritis bisa diabaikan. Selain itu, biasanya gout

arthritis terjadi pada sendi-sendi kecil seperti di ibu jari kaki dan

metacarpophalangeal, jarang terjadi pada sendi besar seperti di lutut. Di dalam cairan

sendi pasien pun tidak ditemukan adanya kristal asam urat. Untuk diagnosis

rheumatoid arthritis, dibutuhkan beberapa kriteria tambahan seperti arthritis pada tiga

daerah sendi atau lebih, arthritis pada sendi tangan, arthritis yang simetris bilateral,

serta adanya faktor rheumatoid yang tidak ditemukan pada pasien ini, sehingga

hipotesis rheumatoid arthritis pun bisa diabaikan. Sedangkan pada pemeriksaan fisik

lainnya, didapatkan kekuatan otot normal sehingga hipotesis kelelahan otot juga bisa

dicoret.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang didapat, diagnosis

lebih mengarah kepada osteoarthritis pada sendi lutut. Hal ini didukung dengan

9

Page 10: Makalah Osteoartritis RM

adanya nyeri lutut, krepitasi, kaku sendi dan faktor usia yang lebih dari 50 tahun,

karena osteoarthritis termasuk penyakit degeneratif mekanik yang disebabkan oleh

berkurangnya cairan sendi sebagai pelumas sehingga lebih sering terjadi friksi. Hal itu

diperparah dengan pergerakan sendi yang sering dan beban yang berat, seperti pada

kasus ini di mana pasien yang kelebihan berat badan akan semakin memperberat

beban pada sendi lututnya sebagai sendi penumpu tubuh, ditambah lagi aktivitas yang

banyak berjalan dan berdiri membuat pergerakan sendi semakin sering dan terjadi

friksi terus-menerus. Selain itu, menurut penelitian, osteoarthritis lebih sering terjadi

pada wanita lanjut usia daripada pada laki-laki, dengan perbandingan 4 : 1.

Pembahasan tentang gambaran laboratorium dan radiologis dari osteoarthritis akan

dijelaskan pada bagian selanjutnya.

GAMBARAN RADIOLOGI

Pada gambaran radiologis didapatkan penyempitan sela sendi pada bagian

medial articulatio genu dextra medial dan pelebaran pada articulation genu dextra

lateral. Ada juga sejumlah osteofit dan kista subkondral besar dimana kemungkinan

sudah terjadi friksi antara satu tulang dengan tulang lainnya.

DIAGNOSIS KERJA

Untuk menentukan diagnosis OA lutut pada pasien ini dapat digunakan

kriteria Altman sebagai pedoman diagnosis OA lutut.(1,9)

1. Bila hanya ditemukan nyeri lutut, maka untuk diagnosis OA harus ada 3

dari 5 kriteria yaitu :

Umur > 50 tahun

10

Page 11: Makalah Osteoartritis RM

Kaku sendi pagi hari < 30 menit

Adanya nyeri tekan

Pembesaran tulang

Perabaan sendi tidak panas

2. Bila ada gambaran osteofit pada radiologi, maka dibutuhkan 1 dari 3

kriteria tambahan, yaitu :

Umur > 50 tahun

Kaku sendi < 30 menit

Krepitasi

Dari kriteria diatas dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang didapat,

maka kelompok kami setuju bahwa diagnosis untuk pasien ini adalah Osteoarthritis

Primer pada Articulatio Genu Dextra Derajat 4. Hal ini dikarenakan adanya gejala

klinis dan gambaran radiologis yang merujuk ke osteoarthritis derajat 4 yang

dikelompokkan oleh Kellgren dan Lawrence(2) seperti penyempitan celah sendi yang

berat, adanya osteofit yang cukup besar, terjadinya deformitas, dan adanya sclerosis

serta kista subkondral. Serta osteoarthritis yang muncul bukanlah penyebab dari

penyakit lain sebelumnya sehingga kami menyimpulkan pasien ini menderita

osteoarthritis primer.

PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan OA bertujuan untuk menghilangkan keluhan,

mengoptimalkan fungsi sendi, mengurangi ketergantungan dan meningkatkan kualitas

hidup, menghambat progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Ada dua

prinsip terapi yaitu non medika mentosa (edukasi, terapi fisik, diet, penurunan berat

11

Page 12: Makalah Osteoartritis RM

badan), medika mentosa (analgetik, kortikosteroid lokal, sistemik, kondroprotektif

dan biologik), dan pembedahan.

Terapi non Medika Mentosa :

1. Edukasi sangat penting bagi semua pasien OA. Dua hal yang menjadi tujuan

edukasi adalah bagaimana mengatasi nyeri dan disabilitas. Pemberian edukasi

pada penderita ini sangat penting karena dengan edukasi diharapkan

pengetahuan penderita mengenai penyakit OA menjadi meningkat dan

pengobatan menjadi lebih mudah serta dapat diajak bersama-sama untuk

mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut.3 Edukasi yang kami berikan

pada penderita ini yaitu memberikan pengertian bahwa OA adalah penyakit

yang kronik, sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu

akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu

juga kami memberi pemahaman bahwa hal tersebut perlu dipahami dan

disadari sebagai bagian dari realitas kehidupannya. Kami juga menyarankan

agar rasa nyeri dapat berkurang, maka pasien sedianya mengurangi

aktivitas/pekerjaannya sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi lutut

dan lebih banyak beristirahat. Pasien juga kami sarankan untuk kontrol

kembali sehingga dapat diketahui apakah penyakitnya sudah membaik atau

ternyata ada efek samping akibat obat yang diberikan(3)

2. Terapi fisik dan rehabilitasi, terapi ini untuk melatih pasien agar

persendiannya tetap dapat digunakan dan melatih pasien untuk melindungi

sendi yang sakit.(4)

12

Page 13: Makalah Osteoartritis RM

3. Diet untuk menurunkan berat badan pasien OA yang gemuk harus menjadi

program utama pasien OA. Dengan penurunan berat badan maka beban yang

ditopang oleh sendi akan berkurang sehingga dapat mengurangi friksi antar

tulang(5)

4. Memperbaiki abnormalitas sendi lutut yang membengkok dengan brace atau

patellar taping atau lapisan dalam sepatu (shoe insert) jika tidak membaik

dengan terapi medis lainnya

Terapi Medika Mentosa :

a. Analgesik oral non opiat, pada umumnya pasien telah mencoba untuk

mengobati sendiri penyakitnya, terutama dalam hal mengurangi atau

menghilangkan rasa sakit. Banyak sekali obat-obatan yang dijual bebas yang

mampu mengurangi rasa sakit.

b. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS), obat golongan ini selain memiliki

efek analgetik juga memiliki efek anti inflamasi. Oleh karena pasien OA

kebanyakan usia lanjut, maka pemberian obat-obatan jenis ini harus sangat

berhati-hati. Jadi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan cara

pemakaian yang sederhana, di samping itu pengawasan terhadap kemungkinan

timbulnya efek samping selalu harus dilakukan.

c. Chondroprotective agent, adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau

merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA. Yang

termasuk obat kelompok ini adalah: tetrasiklin, asam hialuronat, kendroitin

sulfat, glikosaminoglikan, vitamin-C, superoxide desmutase dan sebagainya.(5)

Terapi Bedah :

13

Page 14: Makalah Osteoartritis RM

Terapi ini diberikan apabila terapi medikamentosa tidak berhasil untuk

mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas

sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.(5)

PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam

Menunjuk pada pengaruh penyakit pada proses kehidupan apakah penyakit

cenderung menuju kepada proses kematian atau akan kembali sehat seperti

semula. Pada pasien dengan osteoarthritis, radang sendi ini tidak

menyebabkan kematian.

Ad sanationam : Dubia Ad malam

Menunjuk pada penyakit yang dapat hilang 100% sehingga pasien kembali ke

keadaan semula atau penyakit akan menetap dan menimbulkan kecacatan.

Osteoartritis merupakan penyakit degenerasi yang terjadi seiring

bertambahnya umur seseorang. Oleh karena itu prognosis pada pasien ini

menunjukkan bahwa ada kemungkinan osteoarthritis dapat terjadi kembali jika

berat badan tidak dijaga dan aktivitas sendi lutut terlalu berlebihan.

Ad functionam : Dubia Ad bonam

Menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ dan fungsi manusia

dalam menjalankan tugasnya. Pada pasien ini kemungkinan fungsi lutut akan

membaik jika penatalaksanaannya baik seperti melakukan penurunan berat

badan, fisoterapi, dan lain-lain.

14

Page 15: Makalah Osteoartritis RM

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI OSTEOARTHRITIS

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan

patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Pada umumnya penderita

OA berusia di atas 40 tahun dan populasi bertambah berdasarkan peningkatan usia.

Osteoartritis merupakan gangguan yang disebabkan oleh multifaktorial antara lain

usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan.(6) Osteoartritis merupakan

suatu penyakit dengan perkembangan slow progressive, ditandai adanya perubahan

metabolik, biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga

menyebabkan gangguan fungsi sendi. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan

rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan

osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi

yang bersangkutan membentuk efusi.(7) Osteoarthritis dapat terjadi di vertebra,

articulatio genu, articulation coxae, dan sebagian kecil di interphalang.

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu OA primer dan OA

sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor genetik, yaitu

adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan OA sekunder adalah

OA yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan

15

Page 16: Makalah Osteoartritis RM

makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas

dan sebagainya.(8)

PATOFISIOLOGI OSTEOARTHRITIS

Pada osteoartritis (primer maupun sekunder), proses perjalanan atau

patofisiologi penyakit dapat dibagi dan diterangkan sebagai berikut :

a. Degradasi rawan.

Terjadinya OA tidak lepas dari banyak persendian yang ada di dalam tubuh

manusia. Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang yang memungkinkan

terjadinya gesekan. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada

tulang rawan. Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi

pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada sendi. Tulang rawan sendiri

berfungsi untuk meredam getar antar tulang. Tulang rawan terdiri atas jaringan

lunak kolagen yang berfungsi untuk menguatkan sendi, proteoglikan yang

membuat jaringan tersebut elastis dan air (70% bagian) yang menjadi bantalan,

pelumas dan pemberi nutrisi.(10) Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk

proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit

gagal mensintesis matriks yang berkualitas dan memelihara keseimbangan antara

degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I, III,

VI dan X yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal tersebut

menyebabkan terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat kolagen

yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi

kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.(11)

Proses degradasi timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara

regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu

16

Page 17: Makalah Osteoartritis RM

fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini

dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun,

sedang yang lambat 20 – 30 tahun. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa

lapisan rawan sendi.

b. Osteofit.

Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi. Reparasi tersebut

berupa pembentukan osteofit di tulang subkondral, yang berasal dari proses

kalsifikasi.

c. Sklerosis subkondral.

Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/ penguatan

tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak).

d. Sinovitis.

Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder

degenerasi dan fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari kondrosit

yang menyimpan proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi

leukosit. Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang

mengandung bermacam-macam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan.

Ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan

tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini akan

didesak ke dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong

yang disebut kista subkondral.(12)

17

Page 18: Makalah Osteoartritis RM

GEJALA KLINIS OSTEOARTHRITIS

Pada umumnya, gambaran klinis osteoartritis berupa nyeri sendi, terutama bila

sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang bila penderita

beristirahat. Nyeri dapat timbul akibat beberapa hal, termasuk dari periostenum yang

tidak terlindungi lagi,mikrofaktur subkondral, iritasi ujung-ujung saraf di dalam

sinovium oleh osteofit, spasme otot periartikular, penurunan aliran darah di dalam

tulang dan peningkatan tekanan intraoseus dan sinovitis yang diikuti pelepasan

prostaglandin, leukotrien dan berbagai sitokin.

Selain nyeri, dapat pula terjadi kekakuan sendi setelah sendi tidak digerakkan

beberapa lama (gel phenomenon), tetapi kekakuan ini akan hilang setelah sendi

digerakkan. Jika terjadi kekakuan pada pagi hari, biasanya hanya berlangsung selama

beberapa menit ( tidak lebih dari 30 menit ).

Gambaran lainnya adalah keterbatasan dalam bergerak, nyeri tekan lokal,

pembesaran tulang di sekitar sendi, efusi sendi dan krepitasi. Keterbatasan gerak

biasanya berhubungan dengan pembentukan osteofit, permukaan sendi yang tidak rata

akibat kehilangan rawan sendi yang berat atau spasme dan kontraktur otot

periartikular. Nyeri pada pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul sendi,

periostitis dan spasme otot periartikular.(11)

18

Page 19: Makalah Osteoartritis RM

DERAJAT OSTEOARTHRITIS

Menurut kriteria Kellgren and Lawrence perubahan radiologis pada OA terjadi

dalam 5 stadium/derajat:

Derajat 0 : Normal

Derajat 1 : Osteoarthritis meragukan, dengan gambaran sendi normal, tetapi

terdapat osteofit minimal

Derajat 2 : osteoartritis minimal dengan osteofit pada 2 tempat, tidak terdapat

sklerosis dan kista subkondral, serta celah sendi baik

Derajat 3 : osteoartritis moderat dengan osteofit moderat, deformitas ujung

tulang, dancelah sendi sempit

Derajat 4 : osteoarthritis berat dengan osteofit besar, deformitas tulang, celah

sendi hilang serta adanya sclerosis dan kista subkondral(2)

FAKTOR-FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS

Umur

Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur.

Umumnya, penderita OA berumur di atas 60 tahun. Namun, OA juga dapat

terjadi pada orang yang berusia di bawah 40 tahun yang diakibatkan oleh

faktor lainnya.

Jenis kelamin

Di bawah usia 45 tahun, frekuensi OA pada pria dan wanita kurang lebih

sama. Tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi OA lebih banyak

pada wanita daripada pria dengan perbandingan wanita : pria = 4 : 1.

Suku bangsa

19

Page 20: Makalah Osteoartritis RM

OA paha lebih jarang di antara orang-orang kulit hitam dan Asia daripada

Kaukasia. OA lebih sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli (Indian)

daripada orang-orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan

cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan

pertumbuhan.

Genetik

Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen structural lain untuk

unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan XII, protein

pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya

kecenderungan familia pada OA tertentu (terutama OA banyak sendi).

Kegemukan

Berat badan berlebih akan meningkatkan beban mekanis yang harus ditopang

tubuh.

Cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga

Beban benturan yang berulang dapat menjadi suatu faktor penentu lokasi pada

orang-orang yang mempunyai predisposisi OA dan dapat berkaitan dengan

perkembangan dan beratnya OA.

Kelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthes dan

dislokasi kongenital paha) dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia

muda.

Kepadatan tulang

20

Page 21: Makalah Osteoartritis RM

Tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi benturan beban

yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi

lebih mudah robek.(5)

KOMPLIKASI

Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif yang akan terus berlangsung

seiring bertambahnya usia. OA menyebabkan rasa nyeri pada sendi yang terkena saat

digerakan disertai penurunan rentang gerak karena telah terjadi kalsifikasi juga

deformitas. Nyeri sendi dan kekakuan dapat menyebabkan seseorang sulit untuk

melakukan aktivitas. Bahkan beberapa orang tidak lagi mampu bekerja. 

Nyeri yang diderita dapat membuat pasien takut untuk menggerakan kakinya.

Hal ini apabila berlangsung lama dapat meyebabkan sedentary life style

yaitu kegiatan menetap termasuk duduk, membaca, menonton televisi dan

menggunakan komputer untuk banyak hari dengan sedikit atau tidak ada latihan fisik

yang kuat.  Sebuah gaya hidup yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular,

depresi dan obesitas. Bahkan apabila pasien tidak mau untuk menggerakan kakinya

dalam waktu yang lama dapat terjadi atrofi otot.(13,14)

21

Page 22: Makalah Osteoartritis RM

BAB IV

KESIMPULAN

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan

patogenesis belum jelas, yang ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara

bertingkat. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi, dapat diikuti

dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan

peradangan ringan sinovium, sehingga sendi bersangkutan membentuk efusi.

Osteoartritis umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada sendi-sendi penopang

berat badan, seperti sendi lutut, panggul (koksa), lumbal dan servikal. Lutut

merupakan sendi yang paling sering dijumpai terserang OA dari sekian banyak sendi

yang dapat terserang OA. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit

danketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.

Terapi utama untuk kasus ini adalah terapi simptomatis dengan

menghilangkan nyeri dan juga diet untuk penurunan berat badan agar beban pada

sendi yang terkena osteoarthritis dapat lebih ringan dan tidak memperberat penyakit

tersebut.

22

Page 23: Makalah Osteoartritis RM

DAFTAR PUSTAKA

1. Rumawas RT. 1995. Osteoartritis Dari Segi Neurologi. Cermin Dunia

Kedokteran. 104; p. 35-6

2. Milne AD, Evans NA, Stanish WD. Nonoperative Management of Knee

Osteoarthritis. In: Hartono IM. Studi komparasi antara WOMAC index dengan

Kellgren-Lawrence grading system pada penderita osteoarthritis genu [PPDS1

thesis]. Semarang: Medical Faculty Diponegoro University; 2007. p. 12

3. Cailliet R. 1980. Knee Pain and Disability. Philadelphia : F.A Davis; p.130

4. Hutton CW. 1990. Treatment, Pain, and Epidimiology of Osteoarthritis.

Current Opinion In Rheumatology. 2nd Ed. p.7659

5. Sudoyo AW, Setiyohadi B. Et al. 2010. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed.

Jakarta; p. 2546-8

6. Poole A.R. 2001. Cartilage in Health and Disease. In : Arthritis and Allied

Conditions. Text Book of Rheumatology. 4th Ed. Philadelphia, p. 226-84

7. Setiyohadi Bambang. 2003. Osteoartritis Selayang Pandang. Dalam Temu

Ilmiah Reumatologi. Jakarta : p. 27 – 31

8. Darmojo R. Boedhi, Martono H. Hadi. 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FK – UI : p. 1 – 7

9. Altman R.D. 1991. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of

Rheumatology. 27 (suppl) : p. 10 – 12

10. Felson D.T, Zhang Y., Hannan M.T., et al. 1995. The Incidence and Natural

History of Knee Osteoarthritis in the Elderly : The Framingham Osteoarthritis

Study. Arthritis Rheumatology; 38 : p.1500-05.

11. Price Sylvia A., Wilson Lorraine M. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis

Prosesproses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; p.

1218-22

23

Page 24: Makalah Osteoartritis RM

12. Mayo clinic staff . Osteoarthritis. Available at :

http://www.mayoclinic.com/health/osteoarthritis/DS00019/DSECTION=comp

lications. Accesed on: 19 October 2011. Updated on: 2 August 2011

13. Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. 3th ed. (Diterjemahkan oleh :

Subekti NB). EGC: Jakarta. P.332-46

24