MAKALAH PENGANTIN SOLO

27
25 Makalah Diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Mode Tata Rias Dosen pengampu : Dra. Marwiyah, M.Pd Childa Kumala Azzahri, S.Pd Disusun Oleh : Diyah Ayu Catur P 5402413038 Lyza Anggraini 5402413041 PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

description

MAKUL SEJARAH MODE VERSI PENGANTIN NUSANTARA PAKEM

Transcript of MAKALAH PENGANTIN SOLO

Page 1: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

Makalah

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Mode Tata Rias

Dosen pengampu :

Dra. Marwiyah, M.Pd

Childa Kumala Azzahri, S.Pd

Disusun Oleh :

Diyah Ayu Catur P 5402413038

Lyza Anggraini 5402413041

PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

Daftar Isi

Page 3: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pengantin Solo”

kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Marwiyah, M.Pd dan

Childa Kumala Azzahri, S.Pd sebagai dosen Sejarah Mode Tata Rias, orang tua

kami dan teman-teman kami.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam membuat

makalah ini kurang sempurna. Kami hanya berusaha semaksimal mungkin dengan

kemampuan kami yang ada. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran

untuk memperbaiki makalah ini supaya pada kesempatan berikutnya, kami dapat

menghasilkan makalah yang lebih baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Sejarah Mode Tata Rias. Dengan

menyelesaikan makalah ini, kami harap makalah yang kurang sempurna ini dapat

menambah pengetahuan bagi pembaca, banyak manfaat yang dapat diambil,

semoga dengan adanya makalah ini para mahasiswa bisa mengetahui Pengantin

Solo.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tim penyusun

Page 4: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Bagi masyarakat Jawa, pelaksanaan hajat pernikahan disebut

mantu yang berarti mengantu-antu atau saat yang ditunggu-tunggu. Pengantin

atau aslinya penganten berasal dari kata pinanganten. Pinaganten berasal dai dua

suku kata yaitu pinang dan ganten. Pinang dan ganten merupakan pepatah Jawa

yang artinga sama dengan “asam di gunung-garam di laut, akhirnya bertemu di

belana”. Pinang atau jambe adalah sebuah pohon yang tinggi. Ganten terdiri atas

sirih atau kapur sirih. Sirih merupakan tanaman yang merambat ke tanah, di

tempat yang rendah. Akhirnya pinang dan ganten ini bertemu dalam suatu

pengunyahan sebagai ganten atau makan sirih.

Busana pernikahan adat Solo atau Surakarta terdiri atas corak atau

gaya, yaitu Solo puteri dan Solo basahan. Kedua adat busana ini berasal dari

keratin Kasunanan Solo yang menjadisalah satu sumber dari pusat kebudayaan

Jawa. Pada awalnya kedua jenis busana ini merupakan busana yang dikenakan

bangsawan atau raja. Busana pengan Solo basahan dikenakan saat putra-putri raja

menikah di Keraton sedangkan busana Solo puteri dikenakan bangsawan saat

melaksanakan berbagai upacara di Keraton. Menilik bahan pembuat busana yang

mahal harganya, diantaranya kain beludru dengan border benang gim dan kain

dodotan ber-prada emas yang mewah,rakyat kebanyakan tidak mampu

menjangkaunya.

Pada awalnya hanya para keluarga bangsawan yang diperkenankan

memakai busana pengantin ini, terutama jenis tata rias pengantin Solo basahan.

Namun saat ini masyarakat umum sudah dapat ikut mengenakannya. Meskipun

demikian tetap ada beberapa bagian busana dan adat yang tidak boleh disamakan

dengan masyarakat umum dan kalangan bangsawan. Salah satunya untuk busana

tata rias Solo basahan bagi putra-putri kerajaan berwarna biru sedangkan untuk

umum berwarna hijau.

Page 5: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana tata upacara pernikahan adat Solo ?

2. Apa saja macam pernikahan adat Solo?

3. Bagaimana tata rias pengantin adat Solo ?

4. Bagaimana aksesoris dan busana pengantin adat Solo ?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui adat pernikahan Solo sebelum dan pada saat pernikahan

2. Untuk mengetahui macam-macam pernikahan Adat Solo

3. Untuk mengetahui tata rias pernikahan adat Solo

4. Untuk mengetahui busana dan aksesoris pengantin adat Solo

Page 6: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tata Upacara Pernikahan Menurut Adat Istiadat Jawa gaya Surakarta

Upacara dan adat istiadat penikahan Solo (Surakarta) memiliki ciri

khas yang harus dipelajari dengan cermat dengan sunguh-sungguh oleh penata

rias pengantin. Selain itu ketrampilan merias pengantin adalah warisan nenek

moyang yang adiluhung yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai

kekayaan bangsa dan negara yang tak ternilai harganya.

Adat istiadat pernikahan gaya Surakarta secara lengkap biasanya

dimulai dari acara Lamaran dan penentuan tanggal pernikahan, aneka upacara pra

pernikahan (mulai pasang tarub, siraman, dodol dawet, meratus rambut, ngerik,

hingga malam midodareni), hingga upacara pernikahannya sendiri. Sangat

disayangkan, seiring kehidupan yang semakin praktis dan modern ini banyak adat

istiadat yang dihilangkan. Padahal setiap bagiannya memiliki arti yang mendalam

sebagai tuntunan dan pedoman bagi kehidupan.

Meskipun sama-sama menjadi bagian dari budaya Jawa, Tata rias

pengantin Solo berbeda dari tata rias pengantinYogyakarta. Demikian pula dengan

adat istiadat,corak kain, hingga irama gending (tabuhan atau musik) yang

diperdengarkan pada saat upacara pernikahan juga berbeda. Rias pengantin

Yogya, bentuk penunggul dan penitis meruncing, godheg-nya membantuk mangot

(menyerupai pangot atau pisau dapur), tanpa tiba dada, serta memakai aksesoris

yang berbeda dengan pengantin Solo.

Page 7: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

Jenis pengantin Solo terbagi dalam 2 garis besar corak atau gaya yakni; Solo

Puteri dan Solo Basahan.

2.1.1 Jenis Riasan pengantin Gaya Solo

1. Solo Basahan

Paesnya diberi warna hijau tua dari lotha. Di tengah diberi ornament wajik

kecil dari daun sirih yang disebut Laler menclok. Pengantinnya mengenakan tiba

dada wiji timun dan sanggulnya dibungkus teplok rajut melati. Sanggulnya dihias

cunduk mentul alas-alasan sebanyak 9 buah, yang terdiri atas bentuk bunga,

kupu,gajah, kidang/kijang.

Busana yang dikenakan dodotan dari kampuh alas-alasan di bagian luat

dan udet (selendang) cinde. Di bagian dalam dikenakan cinde dengan seredan

(sisa kain yang menjuntai dan diseret saat berjalan).

2. Solo Puteri

Paes pengantin solo puteri diberi warna hitam dari pidih hitam. Pengantin

mengenakan kain batik sidomukti dan kebaya beludru hitam dengan sulam bordir

gim. Tata rias pengantinnya berupa sanggul bangun tulak tanpa bungkus rajut

melati, dengan 7 cunduk mentul berbentuk bunga.

2.2. Upacara Awal

2.2.1 Lamaran

Keluarga calon mempelai pria mendatangi atau mengirim utusan kekeluarga

calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri

putra mereka. Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat

lebih jauh mengenal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal

yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai

hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis

pernikahannya. Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai

mengurus segala persiapan pernikahan.

Page 8: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.2.2 Srah-srahan

Srah-srahan adalah penyerahan barang-barang tertentu sebagai peningset yang

artinya tanda pengikat. Barang-barang tersebut diserahkan oleh keluarga calon

pengantin pria sebagai tanda pinangan resmi karena sesudah itu sang wanita sudah

ada yang punya dan tidak boleh dipinang pria lain. Pada waktu yang telah

disepakati bersama oleh dua pihak keluarga, di rumah calon pengantin wanita

berkumpul para keluarga dekat dan sejumlah handai taulan untuk menyaksikan

upacara srah-srahan.

Upacara srah-srahan

Benda atau barang yang dibawa oleh keluarga pihak calon pengantin pria adalah:

1. Pisang ayu dan suruh (sirih) ayu sebagai lambing sedyo rahayu, yang artinya

harapan kesejahteraan.

2. Dua buah jeruk gulung (jeruk besar) yang merupakan lambing bertekad bulat.

3. Dua buah cengkir gading yang berarti kenceng ing piker, perasan tetap dan

mantap hendak menikah.

4. Dua batang tebu wulung (ungu) panjang sekitar 30cm yang melambangkan

anteping kalbu (ketetapan hati)

5. Kain batik tradisional yang namanya melambangkan cita-cita yang luhur

seperti kain batik sidomukti, sidomulyo dan lain sebagainya.

6. Kain batik truntum untuk ayah dan ibu yang mengandung arti

tumuruntun/turun-temurun atau berkembang

7. Stagen putih terbuat dari benang lawe, sebagai lambing sandang.

8. Padi atau beras, gula jawa, garam, empon-empon sebagai lambing pangan.

9. Ada yang disertai uang

10. Ada yang disertai cincin emas sebagai emas kawin dan sekaligus ada acara

tukar cincin.

11. Ada pula dalam kesempatan ini menambah srah-srahan, dengan busana dan

perlengkapan untuk calon pengantin.

Page 9: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.2.3 Penentuan hari baik atau sangat

Dalam penentuan hari, banyak hal yang dipertimbangkan misalnya hari

kelahiran calon pengantin pria dan calon pengantin wanita. Inilah yang disebut

dengan istilah “sangat”. Penentuan hari harus disepakati oleh kedua belah pihak.

Biasanya yang terlibat adalah para sesepuh dan mereka yang memahami cara-cara

penghitungan sangat tersebut. Apabila saat yang ditunggu-tunggu sudah dekat

(kurag lebih tiga hari), pihak calon pengantin wanita menyelenggarakan

perjamuan yang didahului dengan mendirikan upacara tarub.

2.3. Siraman, ngerik, midodareni

2.3.1. Pasang tarub

Lazimnya pada zaman dahulu untuk melaksanakan upacara perjamuan

pengantin, pihak pengantin wanita mendirikan tarub (teratak) atau semacam tenda

sementara untuk peneduh. Bahan-bahan untuk mendirikan tarub adalah tiang dari

bamboo dan atap dari anyaman daun nipah atau daun pohon aren.

Daun nipah yang telah dianyam ini disebut bleketepe. Biasanya tarub didirikan

di depan, sebelah kiri-kanan pendopo, serta di belakang rumah. Jika tarub sudah

jadi, di sekitar atap diberi hiasan berupa plisir gula kelapa. Adapun plisir gula

kelapa ini terbuat dari tiga lapis kain berwarna merah,putih, merah yang kemudian

diberi hiasan buntal yang melingkar-lingkar menghiasan tepian atap. Buntal tebuat

dari 5 macam daun yaitu, daun beringin, daun kroton, daun bayem-bayeman

merah, daun pupus pisang, dan daun pandan.

Pada kiri dan kanan pintu masuk diberi sepasang hiasan berupa tuwuhan.

Tuwuhan ini mengandung arti “tumbuh”. Bahan-bahan yang digunakan unntuk

membuat hiasan tuwuhan antara lain:

1. Satu batang pisang raja yang masih lengkap, utuh dengan satu tandan buah

pisangnya, dipasang pada sebelah kanan pintu. Pada sebelah kiri dipasang satu

buah pisang pulut yang masih lengkap dengan satu tandan buah pisangnya.

2. Cengkir/kelapa yang sangat muda.

3. Tebu wulung masing-masing satu batang

Page 10: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

4. Daun-daunan: daun kluwih, dan opo-opo, daun alang-alang, daun dadap

serepdan daun nenas.

Upacara-upacara tradisional biasanya bersifat simbolik, penuh filsafat, dan

perumpamaan, pesan dan harapan agar kita hidup sejahtera. Hal-hal simbolik yang

mengandung berbagai makna dan perlambangan adalah sebagai berikut:

Daun beringin

Melambangkan pengayoman yang bersifat melindungi

Daun kroton

Berarti manton melambangkan pendirian yang tetap

Daun bayem-bayeman

Hati ayem, perasaan yang gembira dan tentrem

Daun pandan

Berarti sepadan, harmonis dan selaras

Pisang raja

Melambangkan harapan agar sepasang pengantin bahagia seperti raja

Pisang pulut

Melambangkan agar pengantin akrab, mesra, lelet

Cengkir

Mengandung ati kenceng piker, tegas, kuat dalam memikirkan sesuatu

Kelapa hijau

Melambangkan kesembuhan, air kelapa hijau dikenal memiliki khasiat sebagai

obat penawar

Kelapa gading

Gading gajah, melambangkan kokoh dalam pendirian

Tebu

Antep ing kalbu, tetap hatinya.

2.3.2. Siraman

Upacara mandi untuk calon pengantin wanita maupun pria yang mengandung

arti membersihkan atau menyucikan. Sebelum siraman calon pengantin

Page 11: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

mengadakan ngabekten/sungkem pada orang tuanya. Bahan untuk persiapan

siraman:

Air tawar/air hangat yang diberi hiasan bunga telon

Dua buah kelapa yang diikat menjadi satu dimasukkan ke dalam bak mandi

Mangir, untuk membersihkan badanyang berasal dari airtempuran (titik

pertemuan beberapa aliran sungai)

Kendi yang berisi air wudhu, londo merang, air asam atau santan yang diberi

jeruk purut

Dingklik, bangku kecil untuk duduk, diberi alas kloso bongko, diatasnya

diberi daun kluwih, daun alang-alang, daun opo-opo, daun dadap serep, daun

nanas dan kain putih setengah meter.

Handuk

Sesudah acara siraman calon pengantin wanita digendong ayahnya menuju ke

kamar pengantin, hal ini melambangkan ngentaske anak artinga membawa anak

pada kehidupan mandiri, membina keluarga sendiri.

2.3.3. Upacara dodol dawet

Upacara dodol dawet artinya berjualan cendol, yang tentunya merupakan

upacara simbolik. Upacara berjualan dawet dilakukan oleh ibu mempelai wanita

dan dipayungi oleh ayah calon pengantin. Para tamu membeli menggunakan

kreweng atau pecahan genting. Uang dari hasil penjualan itu, yaitu pecahan-

pecahan genting disimpan ke dalam kantong kecil yang disebut kandi. Nantinya

kreweng tersebut akan diserahkan kepada calon pengantin, sebagai lambang bekal

dari orang tuanya memasuki dunia berumah tangga.

2.3.4. Meratus rambut

Selesai upacara siraman, ketika rambut calon pengantin masih basah

dilakukan pengratusan rambut yang dilakukan oleh penata rias. Tujuannya untuk

mengeringkan dan mengharumkan rambut secara tradisional.

Page 12: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.3.5. Ngerik

Upacara ngerik adalah menghilangkan sebagian anak rambut pada dahi dan

tengkuk, sekaligus untuk membentuk tata rias wajah pengantin pada tahap awal.

Pelaksanaanya yang pertama adalah membuat cengkorongan dengan bentuk

gajahan, pengapit, penitis dan membuat godeg. Tujuannya agar tampilan

pengantin lebih cerah (semeblak). Rambut halus yang tumbuh di kedua pipi dan

dagu juga dikerik, bentuk alis diperbaiki, dirapikan. Alis dikerik berbentuk

mangot. Selanjutnya calon pengantin dirias, rambutnya digelung konde. Busana

yang digunakan calon pengantin adalah kain batik dan kebaya sawitan. Kebaya

sawitan adalah kain dan kebaya yang terbuat dari bahan yang sama.

2.3.6. Midodareni

Midodareni adalah malam sebelum pernikahan yang berarti malam terakhir

bagi alon pengantin wanita sebagai remaja atau gadis perawan. Calon penangantin

dirias sederhana, cengkorongan juga dirias diisi dengan pidih tipis-tipis. Apabila

acara merias sederhana sudah selesai, calon pengantin yang sedang bermalam

midodareni itu duduk ditempat yang disediakan, ditemani oleh para pinisepuh dan

handai taulan, semuanya wanita. Selanjutnya ada acara dulang pungkasan atau

suapan terakhir dari orang tua kepada calon pengantin. Hal ini mengandung

makna bahwa calon pengantin tidak lagi menjadi kewajiban orang tua setelah

berumah tangga nanti. Sajen midodarreni:

1. Nasi liwet/nasi uduk

2. Sambel goring

3. Opor ayam

4. Telur pindang

5. Kedelai goring

6. Rambak

7. Mentimun

8. Cabe, bawang merah dan garam

Page 13: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.3.7. Upacara langkahan

Ada kebiasaan pantangan untuk mendahului atau melangkahi kakak yang

belum menikah. Akan tetapi pantangan ini dapat ditebus dengan upacara

langkahan. Upacara langkahan dilaksanakan pada malam midodareni.

Pelaksanaan upacara langkahan; calon pengantin wanita meminta ijin kepada

kakaknya, sesudah itu kakaknya membawa tongkat yang terbuat dari tebu wulung

dan panggang ayam sambil menuntun adiknya melangkahi tumpeng tiga kali. Lalu

dilanjutkan dengan tirakatan sampai kira-kira pukul 24.00.

2.4. Upacara Pernikahan

Dalam upacara adat istiadat pengantin Solo, yang berlangsung di kediaman

wanita, kedatangan pengantin pria disambut oleh ayah dan ibu mertua di beranda

muka, kemudian berlangsung upacara serah terima. Apabila rumah pengantin pria

jauh di luar kota maka diperbolehkan mondok dirumah yang dekat dengan

mempelai wanita, istilah mondok ini disebut dengan nyantri.

2.4.1. Jonggolan

Jonggolan berarti menunjukkan diri. Dalam acara jonggolan, mempelai pria

menunjukkan diri kepada keluarga mempelai wanita untuk menikahinya. Yang

hadir dalam upacara ini adalah; penghulu, pengantin pria, pengantin wanita, orang

tua/wali/saudara, dua orang saksi. Sesudah acara jonggolan selesai, barulah

berlangsung upacara ijab atau nikah. Pengantin pria duduk diatas kursi yang

dialasi dengan; klasa Bangka, daun kluwih, daun opo-opo, daun alang-alang,

daun dadap serep, daun nenas, kain putih (mori) kira-kira setengah meter.

2.4.2. Akad nikah

Pada ijab kobul, bapak penghulu membacakan persyaratan dalam pernikahan.

Pengantin pria harus menirukan apa yang diucapkan penghulu. Pengantin pria

menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi semua persyaratan yang menjadi

kewajibannya. Setelah upacara ijab atau nikah selesai, kedua pengantin

Page 14: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

menandatangani surat nikah. Resmilah mereka menjadi suami istri yang sah

secara hukum maupun agama.

2.4.3. Panggih

Kata “panggih” berarti pertemuan. Dalam upacara ini, keduanya bertemu

sebagai suami istri,telah diikat pernikahan.

Yang perlu dipersiapkan dalam upacara panggih:

1. Gantalan

Terdiri atas daun sirih yang diisi dengan pinang (jambe muda). Sirih diikat dan

digulung dengan benang lawe.

2. Bokor besar

Bokor besar ini diisi air dari bunga setaman (kembang telon)

3. Telur ayam

Telur ditaruh dalam baki yang dialasi kain putih.

4. Kain sindur

Kain sindur untuk menyelimuti pundak kedua pengantin setelah upacara

panggih.

2.4.4. Pelaksanaan panggih

Setelah rombongan pria dating dengan membawa pisang sanggan yang berisi

gedhang ayu, suruh ayu yang melambangkan keinginan untuk selamat atau

“sedoyo rahayu”. Lalu dilanjutkan dengan upacara panggih.

1. Balangan suruh

Balangan suruh berarti saling melempar gantal sirih. Pengantin wanita

berjalan pelan-pelan dan anggun didampingi pinisepuh dan orang tua.

Sebelum mereka bertemu berdekatan, mereka saling melemparkan gantalan

sirih.

2. Ngidak tigan

Segera setelah balangan suruh, kedua mempelai berjalan ke pintu. Kemudia

pengantin pria menginjak telur ayam yang telah dipersiapkan dengan telapak

Page 15: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

kakinya sehingga telurnya pecah dan mempelai wanita membasuh kaki

pengantin pria dengan air bunga setaman.

3. Singep sindur

Selanjutnya kedua mempelai berjalan menuju kursi pelaminan, dibelakang

mempelai ibu pengantin wanita menyelimuti punggung menggunakan kain

sindur. Arti simbolik dalam singepan ini adalah untuk mempersatukan dua

insan yang memulai hidup baru mereka sebagai suami istri.

2.4.5. Sungkem istri pada suami

Upacara sungkem ini memiliki filsafat yang dalam yaitu perlambangan bakti

istri kepada suami. Sekalipun seorang istri berkedudukan lebih tinggi daripada

suaminya namun dalam keluarga ia berstatus sebagai istri yang harus menghargai

suaminya sebagai kepala rumah tangga. Upacara ini dapat dilakukan atau tidak,

namun dalam upacara adat jawa secara lengkap, hal ini memang perlu dilakukan.

2.4.6. Nimbang

Pada acara nimbang atau disebut pula pangkon, ayah pengantin wanita duduk

ditengah-tengah kursi pengantin dan kedua pengantin duduk dipangkuannya.

Upacara nimbang mempunyai arti bahwa ayah dan ibu mertua tidak membeda-

bedakan antara anak sendiri dan menantu.

2.4.7. Kacar-kucur/tampa kaya

Dalam upacara ini, pengantin duduk berhadapan. Pengantin pria

menumpahkan uang recehan logam yang bercampur bahan-bahan lain ke

pangkuan pengantin wanita. Setelah selesai, sindur yang berisi kacar kucur

diserahkan ke ibu pengantin wanita untuk disimpan. Upacara ini mengandung

makna bahwa seorang suami berkewajiban menyerahkan hasil jerih payahnya atau

memberikan nafkah pada istrinya.

Perlengkapan untuk upacara ini terdiri dari :

a. Kloso bongko atau tikar pandan

b. Beras kuning

Page 16: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

c. Uang receh logam (uang kecil)

d. Kacang tolo

e. Kedelai putih/hitam

f. Kancang hijau

g. Kluwak

h. Kemiri

i. Bunga telon

2.4.8. Dhahar klimah/kepelan

Pengantin pria mulai membuat kepelan nasi (dengan tangan), kemudia kepelan

nasi itu disuapkan ke mulut pengantin wanita. Demikian pula sebaliknya. Upacara

ini mengandung makna agar sebagai suami istri nantinya selalu rukun, saling

menolong, seperjuangan dan sepenanggungan dalam berumah tangga.

2.4.9. Ngabekten/sungkem kepada Orang tua

Pengantin pria dan wanita saling sepuh kepada ayah dan ibu kedua belah

pihak sebagai perlambangan dan cinta kasih anak pada orang tua. Sebelum acara

sungkeman, keris pengantin pria dilepas.

2.4.10. Kirab

Kirab merupakan perjalanan pengantin untuk berganti busana. Busana kedua

mempelai setelah ganti disebut pangeranan atau kesatriyanan. Tata rias atau make-

up diperbaiki kembali Perjalanan ke kamar dalam irirng-iringan, mendahului

pengantin adalah iring-iringan:

1. Cucuk Lampah (subo manggolo)

2. Satriyo Kembar (manggolo yudo-dua orang jejaka)

3. Patah Sakembaran (dua anak gadis kecil)

4. Kedua pengantin diapit para pinisepuh

5. Putri Domas (6 orang atau 8 orang gadis remaja putri)

6. Adik-adik dan kakak pengantin putrid

7. Ayah dan ibu sebagai petit (yang terakhir)

Page 17: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.4.11. Ngunduh mantu

Upacara ngunduh mantu dislaksanakan 5 hari setelah hari pernikahan.

Lazimnya berlangsung lebih sederhana dari pada perjamuan di rumah pengantin

wanita. Hal ini perlambangan keluarga pengantin pria menyambut baik

kedatangan menantu yang juga dianggap sebagai anak sendiri.

Persiapan

Meskipun sederhana, uapcara ngunduh mantu juga harus dipersiapkan dengan

baik, lengkap dengan sesajen yang diperlukan sesuai adat tradisi. Adapun yang

harus disediakan adalah :

1. Sepasang kembar mayang

2. Air kembang/bunga setaman (telon)

3. Sindur, untuk singepan

4. Pisang ayu, suruh ayu, diatur dalam bokor dari kuningan

5. Sajen sepasaran

6. Sajen untuk dalam perjalanan yang terdiri dari : beras kuning, bunga telon,

dilingo bengle, telur ayam, dan mata uang logam. Semuanya dibungkus

daun pisang, sesaji ini dibawa untuk dilemparkan pada jembatan yang

akan dilalui iring-iringan pengantin.

Page 18: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.5.Tata Rias Wajah & Sanggul

2.5.1 Tata rias Pengantin Gaya solo

Dalam tata rias wajah pengantin Gaya Solo, wajah harus memberi kesan bersih,

halus, dan kekuning-kuningan. Tata rias meniru putri-putri raja atau putrid-putri

yang memiliki kulit yang halus mulus, bersih dan kuning berkat ketekanan dan

kerajinan merawat kecantikan. Mereka mandi menggunakan mangir serta lulur,

boleh dikatakan jarang keluar keratong sehingga panas matahari tak pernah

menyentuh kulit mereka. Dengan demikian putri-putri bangsawan itu berkulit

bersih, halus-mulus, dan kuning serta bercahya. Warna kulit demikian itulah yang

didambakan atau diidamkan kaum wanita, khususnya calon pengantin.

2.5.2 Perlengkapan / alat yang harus disediakan

Agar upacara merias pengantin berjalan lancar, lebih dahulu hendanya disiapkan

sejumlah perangkat seperti berikut :

1. Sebuah meja berukuran 1 meter dengan lebar setengah meter. Dibawah meja

diberi rak untuk menaruh baki yang berisi busana pengantin.

2. Kursi kecil atau dingklik

3. Taplak meja putih, tanpa bunga-bunga (polos)

4. Taplak meja dari plastik bening

5. sebuah baki untuk mengatur kosmetika

6. Dua buah tempat kapas dan tissure yang tertutup

7. Sebuah baki berisi 6 buah kotak kecil

8. Sebuah baki untuk mengatur : tiba dada rajut pandan dan lain-lain

9. Sebuah tempat sisir dengan tiga buah sisir

10. Sebuah baki kecil untuk tempat dua cawan sebagai tempar cleansing dan

foundation

11. Sebuah kotak perhiasan dengan isi lengkao

12. Sebuah baki besar untuk mengatur kain, kebaya, selop, setagen, long torso

13. Waskom kecil tempat air

14. Kerangjang bertutup untuk tempat sampah

15. Bahan untuk menutup kaki pengantin

Page 19: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

16. Cape untuk menutup badan supaya tidak kena kotoran

2.5.3 Kosmetika yang disiapkan

Sebelum dirias, wajah harus dibersihkan terlebih dahulu sebagaimana

biasa dalam persiapan tata rias sehari-hari.

1. Susu pembersih/cleansing cream, cleansing milk, sesuai dengan jenis kulit

2. Penyegar kulit.face tonic, astrigen, menurut jenis kulit

3. Pelembab/moisturizer

4. Alas bedak.liquid foundation, pilih warna kekuning-kuningan

5. Bedak tabor/face powder berwarna kekuning-kuningan

6. Pensil untuk alis mata, warna hitam

7. Celak dan mascara

8. Untuk bayangan mata/eyeshadow warna hijau dan coklat

9. Pemerah pipi/rouge/blush on

10. Pemerah bibir/lipstic dan lip gloss

11. Pilih warna hotam untuk merias dahi

2.5.4 Cara Merias Wajah

Merias wajah pengantin harus secara teliti dan hati-hati agar tercapai hasil

yang memuaskan. Wajah pengantin harus tampak cantik menarik dan bersinar,

memiliki pesona pamor tersendiri. Beberapa tahap dalam tat arias wajah pengantin

adalah sebagai berikut.

1. Membersihkan wajah dengan cleansing milk dilanjutkan dengan face tonic

lalu mengaplikasikan moisturizer pada muka dan leher.

2. Setelah mengaplikasikan moisturizer , aplikasikan foundation dengan rata

tebal tipisnya pada seluruh muka, leher, dada, telinga, bagian bealakng telinga,

kuduk, tangan dan kaki. (jangan lupa alas bedak warna kuning)

Page 20: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

3. Lalu bedakilah muka dengan face powder, gunakan spon dengan cara

menepuk-nepuk pada muka pelan-pelan, gunakan face brush untu menjamin

ratanya bedak.

4. Membuat alis dengan pensil alis warna hitam membentuk alis Mangot

(melengkung indah)

5. Pada tata rias mata diperindah dengan eye shadow pada kelopak bagian

bawah eye shadow warna coklat, kelopak mata bagian atas eye shadow warna

hijau samar-samar. Makin keatas makin tipis samar-samar atau baur.

6. Garis mata di tebalkan dengan celak/pensil alis mata hitam eye liner, supaya

keliahatan lebih nyata

7. Gunakan mascara untuk mempertebal, menghitamkan, dan memperlentik bulu

mata

8. Gunakan blush on agar wajah yang cantik kelihatan cerah semarak

9. Pemerah bibir (lipstick) dan lip gloss hendaknya dipilih warna yang semarak

2.5.5 Merias Dahi/Paes

Merias dahi pada wajah pengantin adalah sesuatu yang sangat khusus

dalam tata rias wajah pengantin karena disinilah perbedaan dengan tata rias wajah

biasa. Merias dahi juga disebut sebagai pembuat PAES.

Mengenal Bentuk Cengkorongan PAES

1. Bentuk Gajah : Berbentuk setengah bulatan ujung telur bebek, letaknya di

tengah-tengah dahi di atas pangkal alis antara kurang lebih tiga jari di atas alis.

2. Bentuk Pengapit : Berbentuk ngundup kantil, seperti : kuncup bunga kantil,

letaknya di kanan kiri gajah, ujung pengapit mengarah ke pangkal alis

3. Penitis : Berbentuk setengah bulatan ujung telur ayam, ujung penitis

menghadap ke sudut alis

4. Godeg : Berbentuk ngundup turi, seperti kuncup turi

Page 21: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.5.6 Cara Mengisi Pidih

Pada waktu mengisi cengkorongan paes dengan pidih, gunakan kuas atau

welat Cara mengoleskannya dari bawah ke atas atau dari ujung ke bagian pangkal.

Pengisian ini dimulai dari Godeg sebelah kanan dengan maksud menghindari

tangan tidak mudah terkena pidih. Jadi, caranya seperti menanam padi, jalannya

kebelakang atau mundur.

2.5.7 Sanggul Bangun Tulak

Sanggul pengantin gaya solo memiliki ciri yang khas, dinamakan sanggul

Bangun Tulak, bentuknya mirip kupu-kupu oleh karena itu juga disebut Ngupu.

Sanggul bangun tulak biasanya dipakai oleh permaisuri atau putri-putri raja.

Hanya ada perbedaan sedikit yaitu pada pemakaian bunga.

1. Peralatan

untuk membuat sanggul bangun tulak harus ada bahan/alat sebagai berikut

a. Sebuah baki : untuk mengatur minyak orang-aring, pomade, dan hairspray

b. Sebuah baki : berisi enam buah kotak kecil, tiap kotak diisi (harnal besar,

harnal kecil, jepit bebek, rajut panjang dan bulat, tali sepatu hitam dan karet

gelangan

c. Sebuah baki kecil : untuk mengatur cemara panjang, cemara pupuk dan

cemara kecil lungsen tiruan

d. Sebuah baki : diberi alas pisang dan diatasnya diatur ( rajut panjang yang telah

diberi rajangan daun pandan, bunga tiba dada bawang sebungkul, dua buah

bunga bangun tulak, dua buah bunga kantil, lima bunga melati yang telah

dibuat borokan)

e. Sebah tempat sisir berisi (sisir bergigi besar, sisir bergerigi kecil, sisir tanduk)

Page 22: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

f. Satu kotak perhiasan berisi (sebuah cunduk jungkat, sepasang centung, tujuh

buah cunduk mentul, sebuah ceplok gelung, enam buah tanjungan, sepasang

subang)

g. Sebuah waskom kecil berisi air

h. Sebuah tempat sampah bertutup untuk membuang sisa-sisa kapas dan lain-lain

2.5.8 Cara Menata Sanggul

a. Mengisi Rajut Pandan

Rajut pandan diisi dengan rajangan atau irisan kecil-kecil daun

pandan yang telah disiapkan. Rajut dibuka dan digulung kemudian dilepas sedikit

demi sedikit untuk diisi pandan rajangan, gunakan kedua ibu jari untuk meratakan

rajangan pandan. Apabila rajut telah penuh, panjangnya diukur kira-kira 2 ½ kilan

atau lebih dari ukuran dua tapak tangan

b. Membuat Sunggar

Rambut calon pengantin yang sudah diikat atau disanggul dilepas,

diberi sedikit minyak orang-aring. Apabila rambut ada yang pendek (poni dan

lain-lain) olesi dengan pomade agar dapat melekat. Kemudian rambut disisir ke

belakang untuk membuat sunggar

c. Membentuk Sanggul

Setelah membuat sunggar dilanjutkan membentuk sanggul,

pasang rajut pandan, ikat sisa rambut yang sudah disunggar. Pasang rajut pandan

2.,5 jengkal. jika rambut kurang tebal/banyak tambahkan lungsen. Sibakkan

rambut menjadi 2 bagian untuk membungkus rajut pandan. Pasang bangun tulak

menutup sisa rajut pandan yang terlihat di sanggul dan aksesoris lainnya (cunduk

mentul, bros gelung, tanjungan, sintingan, cunduk jungkat, centung, borokan, tiba

dada)

Page 23: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.5.9 Tata Busana Pengantin Putri

Busana dan perlengkapan yang disediakan

1. Kain batik : untuk pengantin adalah kain batik dengan motif khusus, yaitu sido

mukti, sido mulyo, sido asih yang berbentuk pradan atau tidak pradan,

tergantung selera. Kain batik diwiru kira-kira selebar 2 jari. Sered (pinggiran)

hendaknya dilipat dua kali agar tidak kelihatan. banyak wiron berkiran antara

9, 11, atau 13 menurut panjangnya kain. Jumlahnya harus ganjil, makin

banyak jumlah wironnya makin baik.

2. Kebaya panjang : Kebaya panjang dibuat dari bahan bludru warna hitam,

hijau, biru, merah, ungu, coklat dan lain-lain menurut selera masing-masing.

Kebaya berhiaskan sulaman atau bordir benang emas, manik (mote) sulaman

berwarna keemasan.

3. Selop : Selop pengantin terbuat dari bahan bludru dengan warna senada

dengan kebaya pengantin. Bentuk selop, pada bagian depan tertutup, tumit

tinggi, diselaraskan dengan bentuk tubuh.

4. Setagen : Pilih setagen yang agak panjang agar dapat mengikat pinggang dan

perut dengan kuat dan rapi. Sebaiknya setagen terbuat dari bahan yang tebal.

5. Strepless/long torso : Pilih long torso berwarna hitam, seyogyanya resliting

tidak kelihatan

6. Sediakan pula peniti dan jepitan wiron

2.5.10 Cara memakaikan kain

1. Belitan pertama : ujung kain masuk kepinggul sebelah kiri dan belakang

2. Belitan kedua : bagian depan tertutup rapi

3. Belitan ketiga : Akhir wiron berada ditengah agak kekanan lebih kurang

tiga memakaikan tali, setagen lalu long torso, terakhir

memakaikan kebaya

Page 24: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

2.6.Tata rias dan busana pengantin pria

2.6.1 Tata rias pengantin pria

Peralatan yang disediakan :

a. Sebuah baki : baki ini diperlukan untuk mengatur kosmetika.

1. susu pembersih, cleansing milk sesuai dengan jenis kulit

2. penyegar kulit menurut jenis kulit

3. alas bedak yaitu liquid foundation juga dipilih warna yang sesuai kulit

4. bedak/face powder, warna sesuai kulit

5. pensil alis dan sikat alis

6. pemerah bibir pilih warna yang serasi dengan warna bibir

b. Jenis perlengkapan dan busana

1. kain : untuk pengantin pria dipilih kain batik yang cocok atau motifnya

sama dengan kain batik yang dikenakan pengantin putri, yaitu sido mukti,

sido mulyo atau sido asih

2. Setagen dan tali : Setagen dari bahan katun, tidak usah terlalu panjang. tali

juga dari bahan katun

3. Sabuk dan boro : Sabuk terbuat dari bahan cinde, biasanya berwarna merah.

Boro juga dari bahan cinde yang dibawahnya ada gombyok dari bahan

geem warna kuning emas

4. Epek dan timang : Epek berwarna hitam dengan sulaman dari benang emas,

mote, geem yang berwarna keemasan. Timang keemasan dengan permata.

5. Kemeja putih : Kemeja warna putih dengan kerah dan manset.

Page 25: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

6. Dasi putih : Dapat dipilih bentuk kupu-kupu warna putih atau kombinasi

putih di atas dan hitam di bawahnya

7. Jas langenharjan : warnanya hitam dengan rompi yang juga berwarna hitam

8. Kuluk kanigoro : warnanya hitam dengan garis-garis kuning emas

9. Selop : warna hitam ,polos tanpa sulaman

10. Keris ladrang : Sebilah keris berbentuk ladrang.

c. Sekotak perhiasan yang berisi berikut ini :

1. Kalung karset dan sebuah bros kecil yang dinamakan singgetan

2. Sebuah bros

3. Dua buah cincin

4. Sebuah baki untuk mengatur bunga kolong keris dan bunga melati untuk

sumping

d. Cara Merias

o Membersihkan wajah dengan menggunakan susu pembersih yang sesuai

dengan jenis kulit

o Memberi penyegar dengan face tonic yang disesuaikan dengan jenis kulit

muka

o Memberi alas bedak yang sesuai dengan jenis kulit, tipis-tipis dan rata ke

seluruh wajah dan juga leher

o Memberi bedak dengan cara pelan-pelan menakankan pada seluruh muka

o Membentuk alis

o Pemerah bibir

Page 26: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Tata rias pengantin Solo dibagi menjadi 2 yaitu; tata rias pengantin Solo puteri

dan Solo basahan

2. Tata upacara pengantin gaya Solo terdiri dari upacara awal terdiri dari

siraman, ngerik, midodareni, pasang tarub.

3. Pelaksanaan upacara pernikahan terdiri dari: ijab kabul, panggih (balangan

suruh, ngidak tigan, sindep singur), nimbang, kacar – kucur, dhahar klimah,

sungkem pada orang tua, kirab dan ngunduh mantu

3.2 Saran

1. Sebagai masyarakat Jawa kita harus mempertahankan tradisi pernikahan adat

Solo atau Surakarta dengan cara melaksanakan seluruh rangkaian upacara

secara lengkap, karena disetiap tata upacara memiliki makna yang sangat

penting untuk masa depan.

2. Sebagai ahli kecntikan, kita wajib melestarikan tradisi yang tak ternilai

harganya dengan cara mempelajari dan mengaplikasikan pada saat merias

pengantin.

3. Walaupun sering kali banyak ditemui beberapa modifikasi dalam Tata rias

pengantin Solo, namun kita harus tetap memegang teguh pakem-pakem yang

tidak boleh dilanggar, agar esensi dari pernikahan Solo tetap terjaga.

Page 27: MAKALAH PENGANTIN SOLO

25

DAFTAR PUSTAKA

Saryoto,naniek. 2012. Tata Rias Pengantin dan Adat Istiadat Pernikahan

Surakarta Klasik Solo Puteri. Jakarta: Gramedia.

Hidayanti, Ratna. 2012. Modifikasi Tata Rias Pengantin Solo Basahan. Jakarta:

Gramedia.

Hidayati, Ratna. 2012. Solo Puteri dan Yogya Puteri. Jakarta: Gramedia.

Santoso, Tien. 2012. Tata Rias & Busana Pengantin Seluruh Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Khofifah dan faidah, mutimatul. 2013. Karakteristik Pengantin Solo. E-journal no

02 volume 02. 27-39.