Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

11
1 PAPER TELEMETRI PERIKANAN Suhu permukaan laut dan klorofil-a diperairan selat malaka melalui citra satelit aqua modis “ Oleh : BAYU SETIARBI 1204111770 JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU 2014

Transcript of Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

Page 1: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

1

PAPER

TELEMETRI PERIKANAN

Suhu permukaan laut dan klorofil-a diperairan selat malaka melalui citra satelit aqua modis “

Oleh :

BAYU SETIARBI

1204111770

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2014

Page 2: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

i

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu

menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Telemetri yang

kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para jurusan PSP Faperika UR. kami

sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu,

kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan

makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca.

Pekanbaru, Desember 2014

Penulis

Page 3: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

ii

DAFTAR ISI

BAB I. KATA PENGANTAR .................................................................................. i

BAB II. DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB III. PEMBAHASAN ........................................................................................ 1

BAB IV. PENUTUP.................................................................................................. 7

BAB V. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 8

Page 4: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

1

BAB III. PEMBAHASAN

Kondisi suhu udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang abaddua puluh. Suhu

udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0.3oC sejak tahun 1900. Sementara itu

tahun1990 menjadi decade terpanas abad ini. Tahun 1998 menjadi tahun terpanas hampir 1

°C di atas rata-rata tahun1961-1990. Pemanasan ini telah terjadi di semua musim sepanjang

tahun. Curah hujan telah berkurang 2 hingga 3 persen diIndonesia dalam abad ini. Hampir

seluruh pengurangan ini terjadi selamaperiode bulan Desember – Februari.Rata-rata suhu

udara di Indonesia mengalami peningkatan berkisar 0,2 - 1°C yang terjadi sejak tahun 1970

sampaitahun 2008 akibat adanya pemanasan global. Dampak lain pemanasan global yang

merupakan salah satu aspek dari perubahan iklim adalah naiknya permukaan air laut yang

mengakibatkan menyusutnya luas lahan pertanian (Suyatno,1999).

Temperatur permukaan bumi ditentukan terutama oleh jumlah radiasi matahari yang

diterima. Sekitar 70 % radiasi yang datang sampai ke permukaan secara langsung atau tidak

langsung. Jumlahnya bervariasi terhadap lintang, musim dan waktu dan jumlah yang terserap

tergantung pada albedo di permukaan. Lautan mempunyai kapasitas termal yang besar karena

panas spesifik dan laten air yang tinggi dan bertindak sebagai penyangga temperatur untuk

permukaan bumi sebagai suatu kesatuan. Insolasi tahunan di lintang rendah lebih besar dari di

bagian kutub karena sudut datang dimana matahari mengenai permukaan bumi, semakin

tinggi lintang semakin kecil sudutnya (A. Supangat, 2000).

Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang terkandung

dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama bahang dalam air laut adalah matahari.

Setiap detik matahari memancarkan bahang sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi

yang tegak lurus ke matahari akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran

energi matahari ini akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2

kalori/cm2/menit. Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan laut dan diserap oleh massa

air (Meadous and Campbell,1993).

Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu

temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial.

Temperatur adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam

cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya.

Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan temperatur

dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara sederhana dapat

Page 5: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

2

diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu

satuan massa fluida sebesar 1o. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktivitas atom dan

molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi

nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali tidak ada aktivitas atom dan

molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya

pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi.

Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o s.d. 35oC (Rahmad, 1992).

uhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang terkandung dalam

suatu benda. Secara alamiah sumber utama bahang dalam air laut adalah matahari. Setiap

detik matahari memancarkan bahang sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi yang

tegak lurus ke matahari akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran energi

matahari ini akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2 kalori/cm2/menit.

Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan laut dan diserap oleh massa air. (Meadous and

Campbell,1993).

Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak

mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang

merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai

kutub. Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah

kutub sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan Evans,

1986).

Temperatur permukaan bumi ditentukan terutama oleh jumlah radiasi matahari yang

diterima. Sekitar 70 % radiasi yang datang sampai ke permukaan secara langsung atau tidak

langsung. Jumlahnya bervariasi terhadap lintang, musim dan waktu dan jumlah yang terserap

tergantung pada albedo di permukaan. Lautan mempunyai kapasitas termal yang besar karena

panas spesifik dan laten air yang tinggi dan bertindak sebagai penyangga temperatur untuk

permukaan bumi sebagai suatu kesatuan. Insolasi tahunan di lintang rendah lebih besar dari di

bagian kutub karena sudut datang dimana matahari mengenai permukaan bumi, semakin

tinggi lintang semakin kecil sudutnya (A. Supangat, 2000).

Berikut data suhu permukaan laut yang diperoleh pada selat malaka pada musim timur

:

Page 6: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

3

Letak ketinggian dari permukaan laut dan kedalaman.

Page 7: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

4

Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Hal ini disebabkan karena

pengaruh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air yang menyebabkan semakin

dalam suatu perairan suhunya pun semakin rendah. Dan pada suhu melebihi 1000 meter suhu

air relative konstan yaitu 2oC – 4oC (Hutagalung,1988).

Berdasarkan perubahan suhu itulah, sehingga suhu di dalam laut memiliki wilayah sebaran

secara vertikal (menegak) yang membagi lapisannya menjadi tiga bagian yaitu Mix Layer,

Thermocline dan Deep Layer.

Lapisan Mix Layer merupakan lapisan yang hangat di bagian teratas dimana pada lapisan ini

gradient suhu berubah secara perlahan. Lapisan ini juga biasa disebut lapisan epilimnion.

Lapisan thermocline merupakan lapisan dimana gradient suhu berubah secara cepat sehingga

terjadi perubahan suhu yang sangat mencolok. Pada lapisan termoklin ini memiliki ciri

gradien suhu yaitu perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk setiap

pertambahan kedalaman satu meter (Nontji,1987).

Page 8: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

5

Lapisan deep layer yang merupakan lapisan terbawah yaitu lapisan dimana suhu air rendah

bahkan relative konstan yaitu sebesar 4oC. Lapisan ini juga biasa disebut lapisan hipilimnion.

Menurut Lukas and Lindstrom (1991), kedalaman setiap lapisan di dalam kolom perairan

dapat diketahui dengan melihat perubahan gradien suhu dari permukaan sampai lapisan

dalam. Lapisan permukaan tercampur merupakan lapisan dengan gradien suhu tidak lebih

dari 0,03 oC/m (Wyrtki, 1961), sedangkan kedalaman lapisan termoklin dalam suatu perairan

didefinisikan sebagai suatu kedalaman atau posisi dimana gradien suhu lebih dari 0,1 oC/m

(Ross, 1970)

Intensitas cahaya matahari

Cahaya matahari berperan penting terhadap suhu air laut. Wilayah permukaan memiliki suhu

yang lebih tinggi di bandingkan di bagian dalam. Hal ini disebabkan karena wilayah

permukaan lebih banyak terkena sinar matahari dibandingkan bagian dalam perairan.Cahaya

matahari dapat masuk hingga kedalaman 200 sampai 1000 meter. Hal ini ditandai oleh masih

hangatnya suhu air pada kedalaman 200 meter dan pada kedalaman antara 200 sampai 1000

meter, suhu air pun berubah secara drastis.

Presipitasi dan evaporasi

Presipitasi terjadi di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut,

sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari

udara ke lapisan permukaan perairan. Menurut McPhaden and Hayes (1991), evaporasi dapat

meningkatkan suhu kira-kira sebesar 0,1oC pada lapisan permukaan hingga kedalaman 10 m

dan hanya kira-kira 0,12OC pada kedalaman 10 – 75 m.

Kecepatan angin dan sirkulasi udara

Menurut McPhaden and Hayes (1991), adveksi vertikal dan entrainment dapat

mengakibatkan perubahan terhadap kandungan bahang dan suhu pada lapisan permukaan.

Kedua faktor tersebut bila dikombinasi dengan faktor angin yang bekerja pada suatu periode

Page 9: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

6

tertentu dapat mengakibatkan terjadinya upwelling. Upwelling menyebabkan suhu lapisan

permukaan tercampur menjadi lebih rendah. Pada umumnya pergerakan massa air disebabkan

oleh angin. Angin yang berhembus dengan kencang dapat mengakibatkan terjadinya

percampuran massa air pada lapisan atas yang mengakibatkan sebaran suhu menjadi

homogen.

Page 10: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

7

BAB IV. PENUTUP

Demikianlah paper tentang telemetri perikanan. Semoga melalui makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan wawasan terkait teknologi penangkapan ikan terutama kerang

dan rumput laut.

Sangat disadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat

diharapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya. Yang benar datangnya dari Allah SWT

dan yang salah dari pribadi penulis.

Page 11: Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut

8

BAB V. DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmukelautan.com/component/content/article/112-news-andscientific

discource/446-pentingnyapengamatan-dalam-oseanografi. 16Mei 2012

http://www.ilmukelautan.com/sig-danpenginderaan-jauh/penginderaan jauh-kelautan/425-

studi-variabilitaskonsentrasi- klorofil-a-denganmenggunakan-data-satelit-aquamodis-

dan seawifs-serta-data-in-situdi teluk-jakarta. 16 Mei 2012

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Siagian SF. 2002. Analisis Hasil Tangkapan Kerang Menggunakan Penggaruk Kerang

Dregde Gear dan Kemungkinan Bentuk Pengembangan Produksi Hasil Tangkapan di

Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program

Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor. 104 hal.

http://repository.ipb.ac.id/. 12 Mei 2012

http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/405-pola-umumangin-

diindonesia. 16 Mei 2012