Laporan Studi Lapang Pembangunan Desa Krebet, Desa Jambearjo, dan Desa Kendapayak
MASTER PLANE RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA … · A. SEJARAH DESA ASAL USUL DESA LEBAKSIU DAN...
Transcript of MASTER PLANE RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA … · A. SEJARAH DESA ASAL USUL DESA LEBAKSIU DAN...
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 1
MASTER PLANE
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA BUKIT SUTANJUNG DESA LEBAKSIU LOR
KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL
A. SEJARAH DESA
ASAL USUL DESA LEBAKSIU DAN POTENSI WILAYAH DESA.
Lebaksiu berasal dr kata Lebak Ciut, karna pada
zaman dahulu kala ada orang yang bermata
pencaharian petani membuat Lebak dan lebak
itu ciut (sempit). Lebaksiu merupakan salah satu
nama daerah di Kabupaten Tegal yang terletak
di sebelah Selatan Kota Slawi. Penduduk sekitar
yang biasanya bermata pencaharian sebagai
petani, pedagang, atau penambang sirtu (pasir
dan batu). Meski demikian, Lebaksiu mempunyai
beberapa ikon sebagai ciri khas yang
membedakannya dengan daerah lain di
Kabupaten Tegal, bahkan mungkin di wilayah
nusantara. Berbicara tentang desa Lebaksiu Lor tidak lepas dari Bukit Sitanjung yang menjadi ikon desa Lebaksiu Lor.
Dan berbicara tentang Bukit Sitanjung tidak lepas dari legenda mbah Gringsing. Berikut sekilas cerita tentang mbah
Gringsing.
Dahulu kala ada sepasang suami Istri , beliau bekerja sebagai petani disekitar bukit sitanjung. Pagi itu sepasang suami
istri tersebut sedang beraktifitas seperti biasanya, hingga kemudian sang istri menemukan sebuah telur misterius di
sekitar sawah mereka. Lalu sang istri bertanya kepada suaminya ,telur apa ini. Itu seperti telur biawak mungkin. Telur itu
pun dibawa pulang, lalu sang istri memasak terlur tersebut. Ketika waktu istirahat siang , sang istri membawakan masakan
untuk suaminya, mereka menyantap makanan itu, dan sang istri memakan telur yang ia temukan tadi, dan tiba tiba ia
merasa aneh, sang suami pun terkejut dan tidak memakan telur itu. kemudian bertanya kepada istrinya,apa yang terjadi.
Pusing dan aneh jawabnya. Tiba tiba kulit sang istri berubah menjadi bersisik seperti ular, dan sekujur tubuhnya pun
sudah terbalut sisik ular tidak lama kemudian. Sang suami pun kebingungan melihat apa yang terjadi, dan semenjak saat
itu sang istri yang berubah menjadi ular disebut sebagai mbah gringsing. Dan menjadi suatu pantangan bagi yang
berkunjung ke Bukit Sitanjung menggunakan kain / Selendang bermotif Gringsing. Dan menjadi mitos sampai sekarang ini
yang dituturkan oleh warga setempat.
Cerita versi lain:
Dari cerita jawa orang2 tua dulu sikasur dan sigringsing terkena oleh kutukan, "Keadaanya ketika itu si kasur tidak tahu
kalau istrinya terjadi keanehan.. Dia kepanasan badanya, lalu menuju sungai agar mengurangi rasa panas pada badanya,
tanpa diinginkan malah tubuh si gringsing sedikit demi sedikit bersisik, sikasur belum tahu ketika itu, lalu sigringsing
bertanya" hai sikasur kalo kamu ingin tahu "ɑ pa" yang terjadi padaku,silahkan makanlah sisa telur itu." Lalu sikasur
penasaran akhirnya memakan telur itu juga, badan sikasur juga merasakan hal yang sama seperti sigringsing yaitu
panas,lalu ikut berendam di kali bersama si gringsing. tidak ada perbedaan si kasur Ĵчğå mulai bersisik dan keduanya
berubah menjadi ular. Karena kutukan,mereka tidak akan bertemu sampai kiamat nanti, mereka terpisah untuk
selamanya, masyarakat dulu mempercayai kalau si gringsing di kali gung bagian utara yaitu Adiwerna dan si kasur di
daerah selatan kaligung tepatnya di daerah Tanjung.
Sampai sekarang mitos ini dipercayai masyarakat terdahulu sampai sekarang.keberadaan si gringsing di utara kali gung
pun sudah banyak yang tahu dan merasakan.
Ikon yang menjadi andalan Lebaksiu diantaranya:
1. Martabak
Martabak merupakan jenis makanan yang mengadopsi makanan khas cita rasa negeri India. Di Indonesia ada dua
jenis martabak, yaitu martabak telor (di India disebut moortaba) dan martabak terang bulan atau biasa disebut
martabak manis. Susunan Bahan Dasar Martabak Telor terdiri dari donan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar
telur ayam, kemudian dibanting, dilebarkan diatas kaca, marmer atau seng. Setelah membentuk lingkaran
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 2
berdiameter kurang lebih 40
cm, kemudian diisi dengan
campuran telur, sayuran,
irisan-irisan kecil daging
yang telah dimasak dengan
bumbu-bumbu. Kemudian
digoreng, dan kemudian
bisa langsung dihidangkan
tanpa kare kambing/gulai.
sedangkan Martabak terang
bulan/martabak manis (disebut terang bulan, karena bentuknya bulat seperti bulan purnama) dibuat dengan bahan-
bahan dasar adonan tepug terigu, gula, telor, dan lain-lain. Kemudian dicetak menggunakan cetakan piring Seng.
Kemudian dipanggang dan digoyangkan diatas bara api, arang kayu, maupun kompor minyak. Sering martabak
terang bulan ini disebut juga martabak “goyang”. Isi atau bumbu-bumbunya adalah olesan mentega/margarine, susu,
selai pepaya, selai nanas, meises, kacang dan lain-lain. Saat ini Martabak Lebaksiu, baik Martabak Telor maupun
Martabak Manis, menyebar dan bisa dinikmati hampir di seluruh wilayah nusantara. Bukan hanya itu, penyebaran
Martabak juga sudah sampai ke luar negeri diantaranya Jeddah, Saudi Arabia. Maka jangan heran jika banyak
dijumpai Pengusaha dan Pedagang Martabak berhasil menunaikan ibadah Haji.
2. Patung GBN
GBN merupakan singkatan dari Gerakan Banteng Negara.
GBN merupakan nama Komando yang dibentuk pada
Januari 1950 dibawah pimpinan Letkol Sarbini. GBN ini
berfungsi untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di
Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas
anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara,
yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
Gerakan DI/TII dapat ditumpas melalui Operasi Banteng
Negara pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan
Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950. Untuk
mengenangnya, di Procot Slawi dibangun monument GBN dan di Kecamatan Lebaksiu dibangun juga patung GBN
yang lokasinya terletak sekitar 8 KM dari Slawi kea rah Selatan. Menurut cerita warga sekitar, penumpasan Gerakan
DI/TII di Tegal juga melewati Bukit Sitanjung di Lebaksiu.
3. Sungai Gung
Lebaksiu menjadi daerah aliran Sungai Gung yang
memilik daya pikat tersendiri. Jika arus sungainya tidak
deras, kita bisa bermain-main air atau sekedar duduk-
duduk di bebatuan yang besar. Meski demikian,
dianjurkan tetap berhati-hati karena terdapat beberapa
bebatuan yang licin dan bagian sungai yang dalam. Di
sore hari akan dijumpai beberapa penduduk sekitar yang
memancing ikan.
4. Jembatan Sunglon
Di atas Sungai Gung, ada jembatan yang memiliki nilai
historis dan biasa disebut oleh penduduk sekitar sebagai
Jembatan Sunglon. Jembatan yang mempunyai panjang
sekitar 200 meter dibangun pada jaman penjajahan
Belanda. Lokasi jembatan ini berada di sebelah Timur
Patung GBN. Bentuk bangunannya masih asri walau ada
sedikit renovasi dan rusak (berlobang) di beberapa bagian
jembatan karena bangunannya sudah tua, sehingga kita
harus hati-hati apabila melintasinya.
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 3
5. Bukit Sitanjung
Tidak jauh dari Jembatan Sunglon terdapat Bukit
Sitanjung yang menjadi salah satu obyek wisata alam di
Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten
Tegal. Apabila kita mendaki ke atas bukit, kita bisa melihat
pemandangan deretan pegunungan yang menjulang,
bentangan Sungai Gung yang lebar, di tenggara terlihat
Gunung Slamet yang menambah keindahan.
6. Rumah Makan Bukit Sitanjung
Disekitar bukit si tanjung juga terdapat Rumah Makan
yang bernama Rumah Makan Bukit Sitanjung ,
didalamnya terdapat arena pemancingan dengan harga
yang terjangkau.
7. Sarana Olahraga
Bagi yang hobi Futsal, tersedia lapangan futsal yang baru
dibangun. Ada yang indoor adapula yang outdoor. Futsal
di pagi hari dengan sejuknya cuaca di daerah sekitar
lapangan ini patut dicoba.
8. Pabrik Es Sari Petejo
Selain berwisata menikmati pemandangan alam, di Lebaksiu juga terdapat wisata pendidikan dengan menunjungi
Pabrik Es Sari Petojo. Pabrik es ini sering menyuplai kebutuhan es masyarakat sekitar Kabupaten dan Kota Tegal.
Terlebih di Tempat Pelelangan Ikan.
Pada momen tertentu, di sekitar Bukit Sitanjung juga
dilaksanakan perayaan Rabu Pungkasan (Rebo Wekasan)
satu tahun sekali. Dalam Bahasa Jawa ‘Rebo’ artinya hari
Rabu, dan ‘Wekasan’artinya terakhir. Rebo Wekasan
dipakai untuk menamai hari Rabu terakhir pada bulan
Shafar.
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 4
B. GAMBARAN UMUM DESA
LETAK GEOGRAFIS
Desa Lebaksiu Lor berada di Kecamatan
Lebaksiu Kabupaten Tegal. Jarak antara desa
Lebaksiu Lor dengan pusat pemerintahan
kabupaten + 21 Km dimana desa Lebaksiu Lor
terletak pada ketinggian + 30 m diatas
permukaan air laut.
Batas wilayah desa :
Sebelah selatan : Desa Lebaksiu Kidul
Sebelah barat : Desa Yamansari
Sebelah Utara : Desa Kajen
Sebelah Timur : Kec. Pangkah
KONDISI DEMOGRAFIS
Luas wilayah :
Jumlah penduduk :
C. KONDISI EKSISTING
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 5
D. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH
Desa Lebaksiu Lor memiliki potensi yang sangat luar biasa baik potensi Sumber Daya Alam maupun potensi Sumber
Daya Manusia yang sangat potensial. Apa saja potensi-potensi yang ada di desa Lebaksiu Lor? Berikut gambarannya:
POTENSI WILAYAH
Jembatan Sunglon
Jembatan sungai Gung yang merupakan jalur
penghubung antara desa Lebaksiu Lor dengan
kecamatan Pangkah memiliki daya Tarik
tersendiri bagi yang melewatinya. Sehingga tidak
heran jika jembatan tersebut sering dijadikan
sebagai tempat selfi diatas jembatan terlebih
pada hari minggu pagi banyak yang berkunjung
di jembatan Gung tersebut. Tidak hanya sekedar
selfi saja, bahkan pada tahun 2013 jembatan
tersebut sering dipakai untuk rapeling bagi anak-
anak muda yang tertantang dengan olahraga
yang memacu adrenalin salah satunya
mahasiswa UPS Tegal. Berdasarkan cerita dari sebagian warga, jembatan tersebut dulu sering dipakai untuk anak-anak
mandi di sungai dan menyusuri saluran inspeksi dibawah jembatan, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi warga yang
bermain dibawah jembatan. Jembatan sungai Gung merupakan potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal
sebagai salah satu destinasi wisata. Jembatan yang memiliki nilai sejarah ini akan sangat berpotensi menarik
pengunjung/wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut.
Lahan Strategis Pinggir Sungai Gung
Banyak lahan strategis di pinggir sungai Gung
yang dapat difungsikan secara optimal, salah
satu diantaranya sebelah selatan Jembatan -
barat Sungai Gung. Lokasi tersebut sangat
strategis dan berpotensi memberikan dampak
pada peningkatan ekonomi desa jika dikelola
menjadi kolam renang yang menjadi obyek
wisata air. Tidak hanya kolam renang saja, di
sekitar kolam renang dapat dibuat sebagai
tempat Ruang Terbuka Hijau yang dapat
dijadikan sebagai tempat bermain bagi anak-
anak. Ada dua nilai yang dapat diambil dari
pengembangan kawasan ini, pertama adalah nilai ekonomis yang didapat dari hasil pengelolaan wisata air dan yang yang
kedua adalah nilai edukasi dimana memberikan tempat bagi anak-anak untuk bermain dan berkumpul bersama mengenal
alam dan lingkungan.
Panjat Dinding
Masih di sekitar lokasi rencana Kolam Renang,
ada lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan
sebagai tempat wisata bagi kawula muda yang
memacu adrenalin yaitu panjat dinding buatan.
Mengingat bukit Sitanjung struktur tanahnya
rawan longsor, maka pilihan yang paling aman
adalah panjat dinding buatan. Ada nilai yang
dapat diambil dari jenis pengembangan seperti
ini terlebih bagi BUMDES yang nantinya dapat
bekerjasama dengan pemuda dan karang
taruna. Dari sisi ekonomis, BUMDES dan
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 6
pemuda atau karang taruna dapat mengambil bagian dalam kegiatan ini seperti menjual penyediaan alat-alat panjat
tebing yang dibutuhkan atau penyewaaan alat-alat. Selain itu karang taruna dapat ambil bagian menjadi event organizer
bagi komunitas atau pengunjung yang ingin belajar dan mencoba wisata alam tersebut.
Flying Fox
Sungai Gung tidak hanya memiliki potensi
sumber daya alam saja yang dapat dieksploitasi
seperti penambangan galian c (batu, kerikil dan
pasir), namun lebih dari itu, tanpa harus
melakukan eksploitasi alam dan lingkungan,
Sungai Gung dapat dikembangkan menjadi
obyek wisaya seperti Flying Fox yang
menyeberangi Sungai Gung, dimulai dari
sebelah timur menyeberangi sungai hingga titik
perhentian di kolam renang. Seperti halnya
panjat tebing, flying fox juga memberikan nilai
ekonomis dan nilai edukasi terlebih bagi
BUMDES dan pemuda atau karang taruna.
Jalur Inspeksi Irigasi
Jalur inspeksi irigasi juga memiliki daya Tarik
tersendiri bagi masyarakat dan juga para
pengunjungnya. Dimulai dari arah selatan depan
pabrik es, atau warga setempat menamakannya
sebagai bolongan papat sampai jembatan
Gung, memiliki potensi untuk bisa dijadikan
sebagai tempat wisata air (rafting) lalu diteruskan
menelusuri jalur inspeksi dibawah jembatan
menyeberangi sungai Gung. Nilai ekonomis yang
dapat diambil, BUMDES dapat menyediakan
sewa peralatan rafting seperti ban / alat
pelampung, helm, baju renang, senter, dll yang
dapat menghasilkan keuntungan dari hasil penyewaan.
Sentra Perikanan
Air yang melimpah merupakan anugerah alam
yang perlu disyukuri dan dimanfaatkan secara
optimal. Namun persoalannya hingga saat ini,
potensi alam yang melimpah dengan air tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal. Beberapa
model pengembangan yang dapat dilakukan.
Pertama, BUMDES dapat membuat sentra
perikanan milik masyarakat dengan system bagi
hasil dari keuntungan yang diperoleh. Kedua,
BUMDES dapat menyewa lahan milik
masyarakat untuk dibuat sentra perikanan.
Ketiga, masyarakat yang memiliki lahan dan
dapat membuat dan mengembangkan usaha perikanan, hasil dari perikanan dijual dan ditampung oleh BUMDES. Dari
ketiga model pengembangan tersebut dapat dipilih salah satu atau dua atau mungkin dapat dipakai semuanya sesuai
dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 7
Lahan Pertanian Sekitar Sungai Gung
Disebelah utara jembatan sunglon, baik di
sebelah barat sungai ataupun sebelah timur
sungai, ada lahan pertanian milik warga yang
dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi tanpa
harus mengubah fungsi lahan pertanian. Salah
satu model pengembangan yang dapat
menghasilkan nilai lebih adalah menjadikan
lahan pertanian tersebut menjadi pusat agro
wisata. Belajar dari desa Pujon Kidul di daerah
Malang – Jawa Timur, lahan pertanian milik
warga yang dilewati sebagai area agro wisata,
dihitung luasan lahannya dan dijadikan sebagai
investasi saham ke BUMDES. Dalam hal ini, BUMDES dapat mengelola pusat jajanan kuliner kas Lebaksiu Lor,
mengelola distribusi masuk area wisata, menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, dll. Share pembagian
keuntungan dari pengelolaan area wisata ini dengan system bagi hasil antara BUMDES dengan masyarakat pemilik lahan
pertanian. Dari pola pengembangan seperti ini, dapat memberikan nilai lebih bagi para petani milik lahan pertanian dan
bagi BUMDES tanpa harus mengubah fungsi lahan pertanian.
Konservasi Alam Dan Lingkungan
Hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
desa Lebaksiu Lor dan mungkin bagi
masyarakat kabupaten Tegal, adalah potensi
wilayah Bukit Sitanjung yang memiliki nilai
sejarah dan budaya. Namun demikian, walaupun
ada potensi wilayah yang memiliki nilai historis
dan nilai budaya yang sudah tertanam sejak
lama, belum dimanfaatkan secara optimal.
Tetapi, sebelum optimalisasi potensi wilayah
desa yang ada di bukit Sitanjung, hal yang perlu
dipahami adalah bahwa struktur tanah yang ada
di daerah bukit Sitanjung adalah struktur tanah
yang rawan longsor. Struktur tanah yang rawan longsor tersebut, bukan menjadi kendala bagi optimalisasi pemanfaatan
lahan melainkan sebaliknya menjadi peluang bagi masyarakat untuk menghasilkan nilai lebih. Mengingat struktur tanah
yang rawan longsor, maka model pengembangan kawasan di bukit Sitanjung yang perlu mendapatkan prioritas adalah
konservasi hutan dan lingkungan. Dalam hal ini, bukit Sitanjung merupakan bukit yang harus dijaga kelestariannya,
dimana masyarakat dapat menyiapkan bibit tanaman keras (polyback) yang dijual kepada BUMDES. Bibit yang dibeli oleh
BUMDES dari petani / masyarakat desa setempat, dijual lagi kepada setiap pengunjung yang akan masuk area wisata
alam bukit Sitanjung dengan dikenakan retribusi misalnya saja Rp.5.000,- atau Rp.10.000,-. Dari retribusi tersebut,
pengunjung diberikan bibit tanaman yang dapat ditanam di area wisata bukit Sitanjung.
Dari model pengembangan kawasan wisata seperti ini, ada beberapa nilai yang didapatkan. Nilai ekonomis sudah pasti
didapat dimana petani mendapatkan keuntungan dari penjualan bibit tanaman kepada BUMDES, demikian juga BUMDES
pun dapat keuntungan dari hasil penjualan. Selain nilai ekonomis tadi, ada nilai edukasi dimana setiap orang pengunjung
dan juga masyarakat sekitar memiliki rasa memiliki hutan dana lam yang perlu dijaga kelestariannya. Dari dua manfaat
nilai yang didapatkan berdampak pada nilai ekologis dimana hutan dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya untuk
mencegah rawan longsor.
Jelajah Alam Bukit Sitanjung
Model pengembangan kawasan di area bukit Sitanjung selanjutnya adalah jelajah alam dengan menggunakan sepeda
atau ATF. Yang perlu jadi catatan adalah kelestarian hutan dan lingkungan bukit sitanjung harus tetap terjaga, sehingga
alat/kendaraan yang diperbolehkan masuk area wisata bukit Sitanjung hanya sepeda dan ATF (kecuali sepeda motor bagi
pengelola dan masyarakat sekitar). Dari model pengembangan ini, BUMDES dapat menyediakan sewa ATF dan sepeda
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 8
bagi para pengunjung yang ingin melakukan
jelajah alam di sekitar area wisata bukit
Sitanjung. Dari hasil penyewaan sepeda, ATF
dan perlengkapan yang diperlukan akan
mendatangkan nilai lebih bagi BUMDES
kedepan.
Arena Permainan Outbond
Di area Bukit Sitanjung dapat dimanfaatkan
sebagai arena / tempat bermain bersama yang
lebih popular dikenal dengan Outbond. Dalam
hal ini BUMDES dapat bekerjasama dengan
pemuda dan karang taruna dalam
pengelolaannya. Ada nilai edukasi yang
didapatkan selain nilai ekonomis dimana
BUMDES dapat memberdayakan pemuda dan
karang taruna dalam pengelolaan wisata alam.
Yang perlu dipersiapkan adalah belajar
bagaimana menjadi event organizer sehingga
ketika suatu saat ada komunitas atau dari pihak sekolah atau dari pihak manapun yang akan melakukan outbond, karang
taruna dan pemuda dapat menjadi event organizernya. Sehingga BUMDES tidak perlu lagi mencari event organizer dari
luar desa.
Bumi Perkemahan
Kegiatan yang hampir mirip dengan outbond
adalah bumi perkemahan. Pola
pengembangannya hamper sama dengan pola
pengelolaan pada permainan outbond dimana
BUMDES dapat bekerjasama dengan pihak
pemuda dan karang taruna.
Pasar Desa Sebagai Pusat Belanja
Potensi lain yang sudah ada di desa Lebaksiu Lor
adalah adanya pasar desa yang menjadi pusat
perekonomian. Pasar desa yang sudah ada ini,
dapat menjadi pendorong bagi tumbuh
kembangnya ekonomi masyarakat desa Lebaksiu
Lor. Seperti yang sudah terkenal, lebaksiu
terkenal dengan Martabak Lebaksiu yang
sebenarnya dapat dijadikan sebagai produk
unggulan desa. Tidak hanya martabak saja,
masyarakat dapat memproduksi produk lain yang
dapat mengangkat wisata bukit Sitanjung,
misalnya saja pamuda dan karang taruna
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 9
membuat kaos, topi, gantungan kunci, kalung, gelang, atau souvenir lainnya yang mencirikan khas Lebaksiu Lor dengan
brand image Bukit Sitanjung yang dapat dijual. Bagi ibu-ibu rumah tangga, dapat mengembangan aneka jajanan kuliner
khas lebaksiu selain martabak yang bisa dijual di pasar sebagai oleh-oleh jajanan khas lebaksiu. Beberapa model yang
dapat dikembangan pada kawasan ini diantaranya: Pertama: masyarakat membuat berbagai macam produk unggulan dan
dijual sendiri di pasar memngingat sudah ada pasar desa. Kedua, produk unggulan hasil produksi dari masyarakat dapat
dijual atau dititipkan melalui BUMDES. Dalam hal ini BUMDES berperan memasarkan produk unggulan masyarakat desa.
Banyak sekali manfaat nilai yang didapatkan dari model pengembangan kawasan ini. Selain nilai ekonomis yang didapat
bagi masyarakat dan BUMDES, ada nilai edukasi dimana pasar desa dapat memberdayakan dan menggerakkan ekonomi
masyarakat.
Tempat Penginapan / Home Stay
Belajar dari desa Ponggok yang ada di
kabupaten Klaten, karena sudah terkenal
dengan desa yang mandiri dengan wisata
airnya, BUMDES menyediakan home stay bagi
para pengunjung yang membutuhkannya. Tidak
hanya dari BUMDES, dari masyarakat yang
memiliki modal baik dana ataupun sudah dalam
bentuk bangunan rumah dan ingin disewakan
menjadi home stay, dapat di pasarkan melalui
BUMDES yang ada. Untuk pengembangan
home stay ini bersifat jangka panjang, melihat
perkembangan desa.
Pusat Studi Desa
Dari berbagai model pengembangan yang ada,
hampir sebagian besar berorientasi pada nilai
ekonomis. Tetapi dalam model pengembangan
ini, lebih menitikberatkan pada nilai edukasi
dimana menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai
pusat studi desa bagi masyarakat desa setempat
khususnya dan bagi masyarakat luar desa pada
umumnya. Desa membangun perpustakaan
desa yang bisa dijadikan sebagai tempat belajar
bagi masyarakat. Point penting untuk desa
Lebaksiu Lor telah memiliki nilai historis yang
perlu disampaikan kepada masyarakat terkait
dengan pembangunan monument GBN dan bukit Sitanjung.
Beberapa model pengembangan yang ada tadi, ada infrastruktur pendukung yang bisa memberikan nilai lebih bagi
pengembangan kawasan desa wisata seperti parkir, pusat jajanan rakyat, MCK, dll yang akan dijelaskan pada skema
pengembangan kawasan.
CATATAN:
Semua jenis model pengembangan kawasan desa wisata, pada nantinya akan dikelola secara professional oleh BUMDES
yang sedang dalam tahap proses pembentukan.
BUMDES yang dibangun hendaknya menumbuhkembangkan gerak ekonomi masyarakat agar lebih maju dan mandiri,
jangan sampai menggusur ekonomi masyarakat.
POTENSI SOSIAL BUDAYA
Selain potensi alam yang ada, desa Lebaksiu Lor memiliki potensi sosial budaya dimana ada Tradisi Rabu Pungkasan
yang sudah menjadi agenda rutin tahunan merupakan potensi budaya yang perlu dilestarikan.
Sejarah dibangunnya Monument GBN merupakan asset yang memiliki nilai historis
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 10
E. VISI, MISI DAN TUJUAN
VISI:
Mewujudkan desa Lebaksiu Lor yang Berdikari “Berdiri Diatas Kaki Sendiri”
MISI:
1. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Desa Wisata
2. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Pusat Ekonomi Desa
3. Menjadikan desa Lebaksiu Lor sebagai Pusat Studi Desa
TUJUAN:
1. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Alam yang ada
2. Mengembangkan ekonomi masyarakat
3. Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing
F. RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA
G. PEMBAGIAN ZONA WILAYAH
Dalam mewujudkan impian Desa Lebaksiu Lor
sebagai Desa Wisata, tidak mungkin akan
diselesaikan dalam satu tahapan mengingat
keterbatasan sumberdaya yang ada. Maka
dalam penyelesaiannya, dibagai menjadi 4 zona
wilayah pengembangan kawasan.
Zona 1:
Berada di sekitar wilayah bantaran Sungai Gung
Zona 2:
Berada di area Bukit Sitanjung
Zona 3:
Berada di area pasar desa sebagai pusat perbelanjaan dan permukiman warga
Zona 4:
Berada di area pertanian
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 11
Secara lebih detail, model pengembangan kawasan pada masing-masing zona (wilayah) dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
H. DETAIL SITE PLANE ZONA 1
I. SKEMA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA
Skema program pengembangan kawasan desa wisata dapat dilihat dalam diagram berikut:
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 12
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 13
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 14
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 15
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 16
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 17
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 18
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 19
J. LANGKAH STRATEGIS DI TAHUN 2018
Beberapa langkah strategis yang perlu dipersiapkan di tahun 2018 dalam upaya membangun ide dan gagasan, menyusun
perencanaan dan penganggaran di tahun 2019 s/d 2028. Langkah strategis di tahun 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
K. JEJARING KERJASAMA
Impian besar untuk menjadikan Lebaksiu Lor sebagai Desa Wisata tidak akan dapat dilakukan sendirian, maka perlu
dibangun jejaring kerjasama dengan semua pihak. Daftar para pihak yang dapat dijadikan sebagai steakholder dapat
dilihat dalam diagram berikut ini
Master Plane Rencana Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bukit Sitanjung
Desa Lebaksiu Lor Kec. Lebaksiu Kab. Tegal 20
L. MEDIA SOSIALISASI
Ide dan gagasan besar ini perlu dan
harus disosialisasikan kepada khalayak
umum terlebih kepada masyarakat desa
Lebaksiu Lor untuk menguatkan ide dan
gagasan, menyusun perencanaan
secara partisipatif serta membangun
modal sosial yang ada.
Beberapa media yang dapat dijadikan
media komunikasi:
Pertemuan informal:
Sosialisasi dapat dilakukan melalui
pertemuan informal di pos kamling,
warung kopi, atau tempat-tempat yang
sering digunakan masyarakat
berkumpul. Pendekatan seperti ini cenderung lebih efektif dan mudah diterima masyarakat, walaupun harus diakui
membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra.
Pertemuan informal:
Pertemuan formal seperti Musdes, Musrenbang, pertemuan tingkat RT/RW, pertemuan PKK, Posyandu, Karang Taruna,
BPD, LPMD, dll sangat memungkinkan sebagai media sosialisasi.
FGD dengan kelompok masyarakat:
Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah), sangat efektif untuk sosialisasi sekaligus membangun ide dan
gagasan. FGD akan lebih terarah dan efektif jika materi sudah disiapkan dan dilakukan dengan peserta diskusi antara 7 –
9 orang kepada kelompok-kelompok masyarakat baik kelompok ekonomi, sosial, kelompok perempuan, kelompok
pemuda, dll.
Media Sosial:
Media sosial seperti WA, BBM, facebook, twiter, Instagram, website desa, linkedin, slide share, pinteres, youtube, dll
merupakan salah satu media sosialisasi yang dapat digunakan dan sangat memungkinkan dapat menjangkau masyarakat
luas. Media ini sangat membantu selain sebagai media sosialisasi juga dalam upaya membangun jejaring kerjasama
kepada pihak luar.
Media Cetak:
Media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, leaflet, pamphlet, dll juga dapat digunakan sebagai media sosialisasi.
Seperti halnya tulisan ini, adalah bagian dari media sosialisasi dengan menggunakan media cetak.
Media Elektronik:
Media elektronik seperti radio dan televise juga dapat dijadikan sebagai media sosialisasi.
M. PENUTUP