Metode Pelaksanaan BURDA

22
Laburan Aspal Dua Lapis ( BURDA ) UMUM 1. Pengertian Laburan Aspal Dua Lapis adalah lapisan penutup pada permukaan jalan yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan tebal maksimum 35 mm. 2. Fungsi a. Membuat permukaan tidak berdebu b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan 3. Sifat a. Kedap air b. Kenyal c. Tidak diberi nilai struktural d. Tidak licin e. Digunakan pada jalan yang belum atau yang telah beraspal 4. Penggunaan

description

mtd

Transcript of Metode Pelaksanaan BURDA

Page 1: Metode Pelaksanaan BURDA

Laburan Aspal Dua Lapis ( BURDA )

UMUM

1. Pengertian

Laburan Aspal Dua Lapis adalah lapisan penutup pada permukaan jalan yang

terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan

dengan tebal maksimum 35 mm.

2. Fungsi

a. Membuat permukaan tidak berdebu

b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan

c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan

3. Sifat

a. Kedap air

b. Kenyal

c. Tidak diberi nilai struktural

d. Tidak licin

e. Digunakan pada jalan yang belum atau yang telah beraspal

4. Penggunaan

a. Pelaburan aspal ini umumnya dihampar di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang

sudah diberi Lapis Resap Ikat, atau diatas lapisan beraspal.

b. Dapat digunakan untuk lalu lintas ringan sampai berat.

Page 2: Metode Pelaksanaan BURDA

PERENCANAAN

1. Bahan

Spesifikasi: SNI 03-6750-2002

Agregat

a. Agregat yang akan digunakan untuk BURDA harus terdiri dari batu pecah hasil

mesin pemecah batu yang berukuran seragam mendekati bentuk kubus;

b. Agregat yang akan digunakan untuk BURDA harus lebih bersih, kuat, awet, serta

bebas debu, lempung atau bahan lainnya yang mengganggu pelekatan dengan

aspal.

Mutu

Tabel Persyaratan Mutu Agregat Untuk Burda

N

oJenis Pengujian Satuan Persyaratan Metode Pengujian

1

2

3

4

5

6

7

Abrasi

Kehilangan serat dalam

sodium sulfat

Kelekatan terhadap aspal

Gumpalan lempung dan butir-

butir mudah pecah dalam

agregat

Proporsi butiran tertahan

saringan no.4 (4,75mm) tang

mempunyai paling sedikit dua

bidang pecah

%

%

%

%

%

-

%

≤ 40

≤ 12

≥ 95

<5

≥90

≤ 2,3 : 1

≥ 60

SNI 03-2417-1991

AASHTO T-104

SNI 04-2439-1991

SNI 03-4141-1996

SNI 1968-1990-F

SK SNI M-29-1993-

03

SK SNI M-29-1993-

03

Page 3: Metode Pelaksanaan BURDA

Perbandingan panjang rata-rata

dengan tebal rata-rata agregat

Jumlah agregat berukuran

tebal rata-rata agregat ±

2,5mm

Aspal

Aspal yang dapat digunakan sebagai bahan BURDA dapat salah satu dari jenis :

a. aspal keras jenis penetrasi 120/I50;

b. aspal cair jenis MC-800 dan MC-3000;

c. aspal emulsi kationik jenis CRS-1 dasn CRS-2.

Tabel Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 120/150 Untuk Burda

No Jenis PengujianPersyaratan

Metode PengujianSatuan Min Max

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Penetrasi 25 ºc

100gr, 5detik

Titik nyala COC

Daktilitas

Kelarutan dalam

Trichloroethylene

Kehilangan berat

(TFOT)

Penetrasi setalah

0,1 mm

ºc

cm

% berat

% berat

% asli

cm

gram/cc

%

120

218

100

99

-

46

100

1

95

150

-

-

-

1,3

-

-

-

-

SNI 06-2456-91

SNI 06-2433-91

SNI 06-2432-91

AASHTO T-44

AASHTO T-179

SNI 06-2456-91

SNI 06-2432-91

SNI 06-2441-91

SNI 06-2439-91

Page 4: Metode Pelaksanaan BURDA

kehilangan berat

Daktilitas setelah

kehilangan berat

Berat jenis

Kelekatan

Catatan :

a. Sebagai alternatif, dapat digunakan kekentalan Saybolt Furol dengan persyaratan

sebagai berikut :

- Untuk MC-800 kekentalan Furol pada 82,2oC = 100 – 200 detik;

- Untuk MC-3000 kekentalan Furol pada 82,2oC = 300 – 600 detik;

b. Bila daktilitas pada suhu 250oC kurang dari 100, bahan dapat diterima kalau

daktilitas pada 15,5oC ≥ 100;

Jumlah bahan

Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan atau yang

disemprot secara manual, harus didefinisikan sebagai volume bahan aspal yang

digunakan dibagi luas bidang yang disemprot, dan jumlahnya harus sesuai dengan

takaran yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan toleransi sebagai berikut:

Takaran pemakaian yang dicapai harus dihitung sebelum lintasan penyemprotan atau

penyemprotan secara manual berikutnya dimulai dan bila perlu diadakan penyesuaian

untuk penyemprotan berikutnya.

Tabel Suhu penyemprotan

Jenis aspal Suhu Penyemprotan (ºC)

Pen 120/150 130 – 140

MC 800 100 – 115

Page 5: Metode Pelaksanaan BURDA

MC 3000 120 –130

Aspal Emulsi Tidak dipanaskan

Catatan:

Kekentalan (viskositas) aspal untuk penyemprotan adalah 0.3 – 0.6 Poisses

Aspal yang dipanaskan pada temperatur penyemprotan selama lebih dari 10 jam pada suhu

penyemprotan seperti ditentukan pada Tabel di atas atau telah dipanaskan melebihi 200 ºC,

harus ditolak.

Bilamana pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yang kurang

menguntungkan atau dalam kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, atau kelekatan aspal

terhadap agregat (SNI 03-2439-1991) tidak memenuhi persyaratan Direksi Pekerjaan dapat

memerintahkan atau menyetujui penggunaan bahan anti pengelupasan

(anti-stripping agent) untuk meningkatkan ikatan antara agregat dan aspal.

Bahan tambah (additive) yang dipakai harus dari jenis yang telah disetujui Direksi

Pekerjaan dan proporsi yang diperlukan harus dicampur dalam bahan aspal sampai merata

sesuai petunjuk pabrik pembuatnya. Campuran ini harus disirkulasikan dalam distributor

minimum 30 menit pada kecepatan penuh pompa untuk memperoleh campuran yang

homogen.

Alat

• Jenis alat

– Manual

ketel aspal;

kotak besi untuk kalibrasi aspal distributor;

tongkat berskala pengukur volume (dipstick);

skop, pahat dan alat bantu lainnya.

kereta dorong, skop, sapu, sikat ijuk, dan alat bantu lainnya.

Page 6: Metode Pelaksanaan BURDA

– Masinal

1) pembersih permukaan jalan (compressor power broom);

2) penyemprot aspal (asphalt distributor, hand sprayer);

3) penebar agregat penutup (chip spreader);

4) truk jungkit (dump truck);

5) pemadat roda karet (pneumatic tyre roller);

METODE KONSTRUKSI

1. Pelaksanaan

a. Persiapan Lapangan

Sebelum penghamparan dilaksanakan,terlebih dahulu harus disiapkan antara lain:

1) tutup lubang, permukaan yang tidak rata harus diberi lapisan perata (levelling);

2) bersihkan permukaan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki misalnya debu

danbahan lainnya permukaan harus kering;

3) ukur panjang dan lebar jalan yang akan diberi lapis pengikat aspal dengan alat aspal

distributor yang mempunyai panjang batang penyemprot minimum 180 m;

4) periksa sistim penyaluran air (drainase) harus berfungsi dengan baik;

5) catat temperatur udara lapangan dengan mengambil temperatur lapangan rata-rata

sehari sebelum penyemprotan dimulai;

Page 7: Metode Pelaksanaan BURDA

6) kalibrasi aspal distributor dilakukan terhadap bukaan nozel, tinggi rendahnya batang

penyemprot aspal, lebar batang penyemprot aspal dan kecepatan aspal distributor;

7) beri lapis resap ikat pada permukaan jalan yang belum beraspal sebanyak 0,6 - 1,5

L/m2 sesuai dengan kebutuhan.

b. Pengangkutan

1) isi truk jungkit dengan agregat sesuai dengan keperluan di lapangan dan ditutup terpal;

2) angkut agregat yang akan ditebar dengan menggunakan truk jungkit yang bersih

apabila pekerjaan persiapan sudah selesai;

3) angkut aspal ke lapangan dengan menggunakan aspal distributor.

c. Percobaan Penghamparan Agregat

Lakukan percobaan penghamparan agregat seluas 150 m2 dengan peralatan dan

kecepatan tertentu di atas permukaan jalan (tanpa dilapisi aspal), untuk mengkalibrasi

kecepatan maju atau mundurnya peralatan penebar agregat guna memenuhi kebutuhan

agregat per m2 sesuai dengan ketentuan.

d. Penghamparan Lapis Pertama

Lakukan pekerjaan penghamparan yang meliputi penyiraman aspal dan penaburan

agregat.

e. Penyiraman Aspal

1) panaskan aspal yang digunakan sesuai dengan jenis aspal dan jumlah

pengencer, dengan tujuan untuk memperoleh suatu distribusi aspal yang seragam

kecuali bila menggunakan aspal emulsi;

Page 8: Metode Pelaksanaan BURDA

2) pasang lembaran kertas penutup (kertas tebal, kertas semen) pada tempattempat

penyiraman dimulai dan berakhir, yang diperlukan untuk mendapatkan batas

permukaan yang rapih pada awal dan akhir;

3) pasang tanda dengan benang atau kapur atau cat pada batas-batas camping pengaspalan

sebagai petunjuk bagi operator;

4) jalankan aspal distributor di atas kertas batas awal dan batang penyemprot dibuka;

aspal distributor bergerak maju dengan kecepatan tetap sesuai dengan yang

ditetapkan, sampai batas kertas akhir, lalu pipa batang penyemprot ditutup;

5) singkirkan lembaran kertas;

6) perbaiki hasil penyemprotan aspal yang tidak merata dengan menggunakan

penyemprot aspal (hand sprayer).

f. Penebaran Agregat

1) gerakkan penebar agregat penutup (chip spreader) maju atau mundur (sesuai tipe chip

spreader) dengan kecepatan tetap sambil menebarkan agregat sehingga lapisan aspal

akan tertutup agregat sebelum terlewati ban truk jungkit (dump truck) sampai

persediaan chip hampir habis;

2) lanjutkan penebaran agregat segera setelah penyemprotan aspal sehingga seluruh

lapisan aspal tertutup dan pada bagian-bagian yang diperlukan penambahan agregat

dapat dilakukan penaburan agreget tarnbahan dengan tangan (manual);

3) teburkan agregat pada jalur yang sudah disemprot aspal, sisi sambungan memanjang

aspal selebar 20 cm harus dibiarkan tidak tertutup agregat sehingga pada

penyemprotan aspal berikutnya (dari jalur sebelahnya) dapat diperoleh penyemprotan

tumpang tindih.

g. Pemadatan dan Penyapuan

Page 9: Metode Pelaksanaan BURDA

1) lakukan pemadatan dengan pemadat roda karet dengan kecepatan 5 km/jam sebanyak

4-6 lintasan sehingga agregat tertanam dengan baik;

2) gunakan sapu lidi untuk menebarkan kembali agregat sebelum pemadatan selesai, pada

tempat-tempat yang kelebihan agregat (lebih dari tebal satu batu);

3) bersihkan dengan sapu permukaan jalan dari kelebihan agregat setelah

pemadatan.

h. Penghamparan Lapis Kedua.

1) lakukan penghamparan lapis kedua seperti penghamparan lapis pertama dengan jumlah

aspal dan agregat sesuai dengan ketentuan;

2) gunakan agregat dengan ukurun agregat lebih kecil dibandingkan dengan ukuran

agregat lapis pertama dengan takaran penggunaan aspal sesuai perencanaan;

3) padatkan agregat lapis kedua dengan menggunakan pemadat roda karet sebanyak 4-5

lintasan;

4) bersihkan dengan sapu permukaan jalan dari kelebihan agregat setelah

pemadatan selesai;

5) pasang pemisah jalur dan rambu-rambu lulu lintas dan jalan dapat dibuka dengan

kecepatan maksimum 20 km/jam;

6) sesuaikan dengan jenis aspal pengikat yang digunakan, untuk pembukaan lalu lintas

kecepatan normal, yaitu :

(1) aspal cair MC = 2 x 24jam.

(2) aspal cair RC = 6 jam.

(3) aspal emulsi = 4 jam.

Page 10: Metode Pelaksanaan BURDA

(4) aspal keras = 4 jam.

2. Pengawasan

a. Bahan

1) agregat yang digunakan harus diperiksa, gradasi, kepipihan, kelekatan aspal,abrasi dan

kebersihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

2) jumlah pemakaian aspal per m2 harus selalu diperiksa dengan tongkat celup (dipstick)

atau dengan meletakkan kertas yang berat, dan ukurannya sudah diketahui, di atas

permukaan yang akan disiram; penambahan atau pengurangan jumlah aspal perlu

dilakukan sesuai dengan kondisi permukaan;

3) jumlah penggunaan agregat harus diperiksa dengan meletakkan kertas yang berat dan

ukurannya telah diketahui di atas permukaan yang akan ditutup agregat;

4) kerataan hamparan agregat harus mendapat perhatian sebelum pemadatan dilakukan.

b. Alat

Manual

1) Ketel aspal.

Ketel aspal untuk menyimpan dan memanaskan aspal harus mempunyai kapasitas

yang cukup, paling sedikit untuk satu hari pekerjaan, ketel harus dilengkapi dengan

alat pembakar hembus, termometer pengukur suhu dan alat yang dapat mengukur

secara teliti setiap volume aspal di dalamnya dan harus dapat mengalirkan semua

aspal yang ditampungnya.

2) Tongkat besi untuk kalibrasi aspal distributor dengan ukuran bagian dalam, panjang

240 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 120 cm harus dapat menampung aspal panas yang

disemprotkan aspal distributor dalam waktu dan tekanan pompa tertentu, dan harus

dilengkapi dengan kran untuk mengalirkan semua aspal yang ditampungya.

Page 11: Metode Pelaksanaan BURDA

3) Tongkat berskala.

Tongkat berskala harus lurus, kaku dan tahan panas untuk mengukur volume aspal

dalam kotak besi, dengan cara membaca angka pada tongkat sampai batas permukaan

setelah dicelupkan kedalam aspal secara vertikal sampai menyentuh dasar kotak besi

berisi aspal, pembacaan dilakukan pada setiap sudut dan tengah kotak, volume aspal

dalam kotak adalah rata-rata pembacaan.

4) Peralatan bantu

Peralatan bantu yang digunakan berupa sikat ijuk, roda dorong, sapu lidi, kertas

tebal/kertas semen, kapur tulis, cat, kuwas, dan rol meter harus dapat berfungsi

dengan baik.

Masinal

1) Aspal distributor

a. aspal distributor sebelum digunakan harus dikalibrasi agar penyemprotan aspal

pada permukaan jalan merata sesuai penggunaan takaran yang direncanakan.

b. takaran penggunaan harus dalam batas-batas toleransi ±5%, maka alat-alat

pengukur harus dikalibrasi antara lain:

- kecepatan kendaraan.

- tekanan pompa.

- termometer suhu.

- tongkat berskala pengukuran volume.

c. batang penyemprot harus dilengkapi dengan pengatur tinggi dan lebar permukaan

yang akan disemprot.

Page 12: Metode Pelaksanaan BURDA

d. Sudut nozel harus disetel secara cepat supaya bentuk semprotan sama, sehingga

disribusi penggunaan aspal merata.

e. Tachometer harus kelihatan dengn jelas oleh operetor aspal distributor.

f. Timbangan truck.

2) Timbangan truck biasanya dipasang di lokasi penyimpanan bahan, harus dari jenis

batang standar (standard beam type), mempunyai kapasitas yang cukup untuk

menimbang semua jenis truk digunakan dalam pengangkutan agregat dan aspal

distributor, dan mampu menimbang secara teliti pada pembebanan antara10 kg beban

total.

3) Penyemprot aspal manual

Penyemprotan aspal manual digunakan hanya untuk menyemprotkan aspal pada

bagian permukaan jalan yang tidak bisa dengan aspal distributor atau pada bagian

yang tidak rata. Sebelum digunakan harus dicoba dengan ketinggian dan kecepatan

bergerak untuk dapat diperoleh takaran pemakaian aspal sesuai dengan aspal yang

disyaratkan.

4) Penebar agregat peutup

a. Alat penebar agregat harus dapat menebar agregat secara merata sesuai kebutuhan,

bergerak maju atau mundur (sesuai alat penebar agregat) dengan kecepatan tetap

sambil menebarkan agregat sehingga lapisan aspal akan tertutup agregat sebelum

terlewati ban truk jungkit sampai persiapan habis.

b. Penebar agregat harus dilengkapi dengan pengatur bukaan lubang, lebar penebaran

agregat untuk mendapatkan volume agregat sesuai dengan kebutuhan.

c. Penghamparan agregat harus segera dilaksanakan langsung setelah penyemprotan

aspal pada saat itu juga, sehingga seluruh lapisan aspal tertutup, pada bagian-

Page 13: Metode Pelaksanaan BURDA

bagian yang perlu penambahan agregat dapat dilakukan dengan menaburkan

agregat cara manual.

5) Pemadat

Pemadatan harus menggunakan pemadat roda karet dengan lebar tidak kurang dari

1,5 meter dengan kecepatan 5 km/jam sebanyak 4-6 lintasan, segera setelah penebar

agregat penutup ditebarkan; pemadat roda besi dapat digunakan bila agregat penutup

cukup kuat, dan tidak terjadi pecah.

3. Kualitas pekerjaan terhadap:

a. Biaya

1) Pengukuran Untuk Pembayaran

a) Pengukuran Aspal

1) Aspal harus diukur untuk pembayaran dalam satuan liter sebagai volume nominal

yang telah terpakai dan telah diterima pada setiap lintasan penyemprotan atau

penyemprotan secara manual, dikoreksi terhadap pemuaian akibat temperatur

dengan volume yang setara pada suhu 15 ºC.

2) Volume nominal harus didefinisikan sebagai luas permukaan yang telah

disemprot dengan aspal. Untuk pembayaran, takaran pemakaian nominal aspal

untuk setiap lintasan penyemprotan atau penyemprotan secara manual, harus

diambil yang lebih kecil dari ketentuan di bawah ini:

- Takaran pemakaian yang telah diperintahkan Direksi Pekerjaan, ditambah

toleransi yang diperkenankan Spesifikasi ini.

- Takaran rata-rata pemakaian yang telah disemprot dan diukur sesuai dengan

Spesifikasi ini.

Page 14: Metode Pelaksanaan BURDA

- Pengukuran Agregat BURDA yang diukur untuk pembayaran harus dalam

satuan meter persegi permukaan jalan yang telah diberi BURDA dan telah

selesai dan diterima sesuai Spesifikasi ini dan Gambar Rencana.

- Pengukuran Perbaikan Pekerjaan.

Bila perbaikan pekerjaan pelaburan yang tidak memenuhi ketentuan telah

dilaksanakan sesuai perintah Direksi Pekerjaan maka kuantitas yang diukur

untuk pembayaran haruslah merupakan pekerjaan yang seharusnya dibayar

jika pekerjaan yang semula diterima. Tidak ada pembayaran tambahan

untuk suatu pekerjaan tambahan atau kuantitas tambahan atau pengujian

ulang karena pekerjaan perbaikan tersebut.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga

Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang telah tercantum

dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu harus

merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penghamparan seluruh

bahan, termasuk seluruh pekerja, peralatan, perlengkapan, dan biaya tidak terduga

yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan seperti diuraikan dalam Spesifikasi

ini.

b. Mutu

Pengendalian mutu yang harus dilaksanakan sebagai berikut:

1) agregat yang digunakan harus diperiksa, gradasi, kepipihan, kelekatan aspal,abrasi dan

kebersihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

2) untuk jalan baru, lapis resap ikat harus diperiksa jumlah dan kerataannya ;

3) untuk jalan lama lapis ikat, sudah diperrhitungkan pada penyemprotan aspal

Page 15: Metode Pelaksanaan BURDA

4) pertama;

5) temperatur aspal pada aspal distributor harus selalu dijaga, supaya sesuai dengan

6) persyaratan yang ditetapkan ;

7) jumlah pemakaian aspal per m2 harus selalu diperiksa dengan tongkat celup

8) (dipstick) atau dengan meletakkan kertas yang berat, dan ukurannya sudah

9) diketahui, di atas permukaan yang akan disiram; penambahan atau pengurangan

10) jumlah aspal perlu dilakukan sesuai dengan kondisi permukaan;

11) jumlah penggunaan agregat harus diperiksa dengan meletakkan kertas yang berat

12) dan ukurannya telah diketahui di atas permukaan yang akan ditutup agregat;

13) kerataan hamparan agregat harus mendapat perhatian sebelum pemadatan

14) dilakukan;

15) periksa pada sambungan penyemprotan aspal arah memanjang selebar 20 cm

16) tidak bolehh dicampur agregat penutup, sehingga penyemprotan tumpang tindih

17) dilakukan dari jalur sebelahnya.

4. Dilaksanakan oleh:

Kontraktor

1) Pelaksanaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

2) keselamatan para pelaksna dan pengawas serta masyarakat yang sedang berada

3) dalam daerah pekerjaan;

Page 16: Metode Pelaksanaan BURDA

4) masalah lingkungan;

5) kelancaran arus lalu lintas pada daerah pekerjaan;

6) pekerjaan dilaksanakan pada cuaca baik;

7) penyediaan sarana penerangan yang cukup bila pekerjaan dilaksanakan pada malam hari;

8) efektifitas pengoperasian alat agar dapat bekerja secara terus menerus pada kecepatan

normal