Mid Semester Pendekatan Sistem Syafaat

21
UJIAN TENGAH SEMESTER PENDEKATAN SISTEM Dosen Prof. Ali Amran, PHD Dr.Wakhinuddin S Nama : M. Syafaat Putrasyah NIM/ BP : 14138030 / 2014 Kelas : A MAGISTER PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA F A K U L T A S T E K N I K M.SYAFAAT PUTRASYAH / 14138030 1

description

pendekatan sistem

Transcript of Mid Semester Pendekatan Sistem Syafaat

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDEKATAN SISTEM

Dosen

Prof. Ali Amran, PHDDr.Wakhinuddin S

Nama

: M. Syafaat Putrasyah

NIM/ BP

: 14138030 / 2014

Kelas

: AMAGISTER PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN

PROGRAM PASCASARJANA

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015Ujian Mid Semester Pendekatan Sistem

1. Jelaskan hubungan aliran informasi pada :

a. Perencanaan

b. Organisasi

c. Pengendalian

d. Pengambilan Keputusan

Jawab :

Perencanaan (Planning), Organisasi (Organizating), Pengambilan Keputusan (Actuating), Pengendalian (Controling) (POAC) adalah pengertian dan fungsi manajemen yang di perkenalkan George R Terry.POAC merupakan sebuah proses. Sedangkan POSDCORBE adalah sebuah fungsi. Karena POAC sebuah proses, maka di dalam organisasi keberadaan POAC akan selalu berputar dan tidak akan pernah berhenti.

Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu menganggap pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai tujuan, manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

POAC merupakan fungsi manajemen yang bersifat umum dan meliputi keseluruan proses manajerial. Keempat fungsi manajemen tersebut dalam manajemen modern tidak berjalan linear, namun spiral. Hal ini memungkinkan organisasi akan bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada satu tahap. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa siklus manajemen yang dilakukan oleh suatu organisasi adalah merencanakan, mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada, melaksanakan program kerja, dan mengendalikan (pengawasan) jalannya pekerjaan. Di dalam tahapan pengendalian dilakukan evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) untuk dasar perencanaan selanjutnya, atau untuk perencanaan kembali (replanning). Demikian seterusnya sehingga kegiatan fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan suatu siklus spiral. (Bentuk jalan proses fungsi manajerial)

Gambar 1. Hubungan Perencanaan, Organisasi, Penggerakan, dan Pengawasan (POAC)a. PLANNING (PERENCANAAN)

Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus SMART. 1) Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. 2) Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. 3) Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. 4) Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. 5) Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :

1) Analisis situasi & identifikasi masalahMelakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT

2) Menentukan skala prioritas

Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan organisasi

3) Menentukan tujuan program

Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program, sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.

4) Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran)

b. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

Langkah-langkah Pengorganisasian :

1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)

2) Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)

3) Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)

4) Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)c. ACTUATING (PENGGERAKAN)

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :

1) Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,

2) Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,

3) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,

4) Tugas yang diberikan cukup relevan,

5) Hubungan harmonis antar rekan kerja.

Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.

Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :

1) Mengambil keputusan

2) Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.

3) Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.

4) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat

5) Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.

Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah :

1) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

2) Mengembangkan kemampuan & keterampilan staf

3) Menumbuhkan rasa memiliki & menyukai pekerjaan

4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf

5) Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

d. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)

Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Manfaat pengawasan :

1) Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan

2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan

3) Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup

4) Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

5) Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :

1) Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,

2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,

3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.4) Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,5) Melakukan tindakan perbaikan.6) Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,7) Meninjau dan menganalisis ulang rencana.

Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :

1) Preventive controlPengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota

2) Repressive control

Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil)

3) Pengawasan saat proses dilakukan

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti proses dan mengadakan korkesi jika ada penyimpangan

4) Pengawasan berkala

Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 2 atau 3 bulan)

5) Pengawasan mendadak (sidak)

Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan menghindari terjadinya penyimpangan

6) Pengawasan Melekat (waskat)

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan

Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.

Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian (pengawasan) merupakan kekuatan para pemimpin dalam melaksanakan fungsi manajerial organisasi. Jika seorang pemimpin mampu secara baik merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi serta segala sumber daya yang ada didalamnya, maka tujuan dari organisasi akan dengan mudah tercapai. Dan pemimpin tersebut akan menjadi pemimpin yang seutuhnya karena bukan saja hanya mampu menciptakan misi/ visi organisasi, namun juga berhasil menjalankan aktivitas manajerial dalam kehidupan berorganisasi. Untuk itu jadilah pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan dan kemampuan melaksanakan fungsi manajerial, sehingga tujuan organisasi bisa didaratkan dalam pelaksanaan aktivitas, dan tidak hanya berada diatas kertas program. 2. Apakah pengelolaan dengan sistem, membuat organisasi fungsional menjadi tidak up to date lagi, beri penjelasan!

Jawab :

Tidak,

Organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat hubungan yang tidak terlalu menekankan kepada hirarkhi struktural akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan jenis fungsi yang perlu dijalankan. Sesungguhnya bentuk ini tidak pernah mencapai tingkat popularitas yang tinggi meskipun ia umum dipergunakan oleh organisasi-organisasi tertentu seperti toko serba ada dan lain-lain organisasi yang sejenis.Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda. Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.Didalam lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan melakukan pengawasan

Organisasi fungsional memiliki ciri-ciri :a. Organisasi kecil

b. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli

c. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas

d. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti

e. Pengawasan dilakukan secara ketat

f. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah

g. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama

Adapun kebaikan-kebaikan bentuk ini antara lain adalah:

a. Spesialisasi para karyawan dapat dipergunakan semaksimal mungkin.

b. Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sejenis pada umumnya tinggi.

c. Moral serta disiplin kerja para karyawan yang menjalankan fungsi yang sejenis pada umumnya tinggi.

d. Koordinasi antara orang-orang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan.

Bentuk ini mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu seperti:

a. Adanya kecenderungan bagi para karyawan untuk terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang kegiatan tertentu sehingga sering sukar untuk mengadakan tour of duty dan tour of area tanpa melalui pendidikan dan latihan yang intensif terlebih dahulu.

b. Orang-orang yang bergerak dalam satu bidang tertentu cenderung untuk mementingkan fungsinya saja sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan dan oleh karenanya sukar untuk menggerakkan organisasi sebagai satu total system.c. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakanDalam kaitan pengelolaan organisasi fungsional tidaklah harus update. Yang lebih penting adalah suatu pengelolaan organisasi mementingkan kepada tujuan dari organisasi itu sendiri. Salah satu syarat sebuah informasi yang bermanfaat bagi organisasi dimana informasi tersebut harus up to date sehingga dicapai sebuah keputusan yang paling tepat, maka dari itu diperlukan pendekatan sistem yang mengatur semua elemen-elemen yang ada dalam organisasi agar dapat berfungsi secara sistematis. Berikut merupakan prasyarat dari sebuah sistem sebagai tambahan referensi, antara lain :

Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan

Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan

Adanya hubungan antara elemen sistem

Unsur dasar dari proses lebih penting daripada elemen sistem

Tujuan informasi lebih penting daripada tujuan elemen3. Jelaskan hubungan antara perencanaan dan pengendalian dalam siklus operasional suatu organisasi!

Jawab :Perencanaan dan pengendalian memiliki keterkaitan yang erat dalam tahapan manajemen organisasi. Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Apabila hasil evaluasi pengawasan organisasi itu berjalan buruk, maka fungsi perencanaan membuat perencanaan baru untuk memperbaiki manajemen organisasi agar kembali berjalan sesuai tujuan

4. Apakah pendekatan sistem menyederhanakan tugas pengelolaanJawab :

Tentunya ya, pendekatan sistem terdiri dari kata pendekatan dan sistem. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif di pertimbangkan dan solusi yang dipilih dapat di terapkan. Pendekatan sistem tentu menyederhanakan tugas pengelolaan karena seluruh kinerja terukur dengan baik sehingga memudahkan tugas pengelolaan. Serta apabila terjadi kesalahan, dalam pendekatan sistem lebih mudah mengevaluasi. Pendekatan sistem dalah pengambilan keputusan di dalam sebuah perusahaan manajer berperan penting dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Sistem konseptual adalah suatu sistem pemecahan masalah yang terdiri dari manajer, informasi dan standart. 2 elemen yang lain masuk dalam proses perubahan masalah menjadi solusi (solusi alternatif dan kendala)5. Studi kasus, analisa Permasalahan di SMK kota Padang

Jawab :

Dalam melaksanakan evaluasi analisa permasalahan di SMK Kota Padang, tentu terlebih dahulu kita analisa apa saja identifikasi dan merumuskan permasalahan yang ada, sehingga kita dapat mencarikan solusi sesuai dengan permasalahannya masing-masing

1) Identifikasi masalah

Peminat masuk sekolah berkurang

Lulusan SMK tidak bersedia bekerja di daerah tersebut.

Berangkat dari itu, kita harus mengetahui permasalahan kenapa minat lulusan SMP sederajat tidak memiliki minat untuk melanjutkan SMK. SMK lebih kepada second choice dalam melanjutkan pendidikan. Hal ini sebenarkan disebabkan karena kurangnya informasi tentang sekolah SMK ketika SMP sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan. Solusinya, dibutuhkan informasi dan bimbingan karir dari konselor yang ada di SMP. Pemberian bimbingan karir oleh konselor hendaknya terjadwal dan tersistematis sehingga informasi tentang SMK dapat tersampaikan dengan baik. Informasi itu tentu tidak hanya sebatas pendidikan SMK, tapi juga informasi lowongan kerja bagi lulusan SMK itu sendiri. Sehingga para calon siswa baik, SMA dan SMK memahami betul kenapa mereka memiliki SMA dan SMK sesuai dengan perencanaan karir kedepannya.

Selain itu, para konselor bimbingan karir juga harus memberikan suatu perbandingan dan informasi yang menarik minat siswa SMP agar memiliki keinginan sesuai minat dan bakatnya di SMK, ini juga meliputi aspek kemampuan dan kompetensi yang harus dimiliki lulusan SMK sehingga karir nya melejit dan menjadi lulusan yang di perebutkan dunia usaha dan dunia industry.Pihak SMK pun juga harus melengkapi sarana dan prasarana layak nya SMK untuk menciptakan lulusan yang berkompetensi. Penggunaan sarana dan prasarana praktek yang update, sepertinya hal prinsip sekolah kejuruan yang di utarakan Prosser. Informasi Lokasi praktek industry dan mitra sekolah juga menarik minat para calon siswa untuk memasuki SMK. Dengan adanya banyak mitra sekolah dari pihak industry meyakin kan para calon siswa dalam mendapatkan jaminan kerja nantinya.

Sementara permasalahan berkaitan dengan Lulusan SMK tidak bersedia bekerja di daerah tersebut. Ini juga harus melibatkan stakeholder dalam mendukung SMK menyelesaikan permasalahan ini. Pada umumnya permasalahan ini berkaitan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang di ampu di SMK, dan juga lebih kepada kesejahteraan karyawan yang bekerja. Peran pemerintah juga berkewajiban dalam menentukan Upah Minimal Regional (UMR) di daerah tersebut. Apabila UMR yang ada pada daerah tersebut kecil, tentu lulusan SMK ini berusaha mencari lokasi yang memiliki UMR lebih tinggi. Begitu juga dengan jaminan kesehatan pekerja, jaminan ini meliputi keselamatan kerja dan jaminan sebagai karyawan. M.Syafaat putrasyah / 1413803014