Modul 2 Miko

4
MINGGU7 UJI ANTAGONIS PATOGEN TANAMAN Trichoderma merupakan salah satu cendawan yang potensial untuk dikembangkan dalam pengendalian hayati. Menurut Streets (1980) dalam Tindaon (2008), Trichoderma spp. diklasifikasikan dalam Kingdom Plantae,Devisio Amastigomycota,ClassDeutromycetes,Ordo Moniliales, Famili Moniliaceae,Genus Trichoderma,Spesies Trichoderma spp.. Cendawan marga Trichoderma terdapat lima jenisyang mempuyai kemampuan untuk mengendalikan beberapa patogen yaitu Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichorderma viride, Trichoderma hamatum dan Trichoderma polysporum. Jenis yang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii , Trichoderma viride (Anonim, 2010). Morfologi Trichoderma spp..secara makroskopis, koloni Trichoderma spp. pada media agar pada awalnya terlihatberwarna putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau- hijauanlalu terlihat sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingimiselium yang masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akanberwarna hijau (Umrah, 1995 dalam Nurhayati, 2001). Sedangkan secara mikroskopis Trichoderma spp. memiliki konidiofor bercabang, cabang teratur, tidak membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam kelompokkelompok kecil terminal, kelompok konidium berwarna hijau biru (Semangun, 1996). Trichoderma spp. juga berbentuk oval,

description

pertanian

Transcript of Modul 2 Miko

MINGGU7UJI ANTAGONIS PATOGEN TANAMAN Trichoderma merupakan salah satu cendawan yang potensial untuk dikembangkan dalam pengendalian hayati. Menurut Streets (1980) dalam Tindaon (2008), Trichoderma spp. diklasifikasikan dalam Kingdom Plantae,Devisio Amastigomycota,ClassDeutromycetes,Ordo Moniliales, Famili Moniliaceae,Genus Trichoderma,Spesies Trichoderma spp.. Cendawan marga Trichoderma terdapat lima jenisyang mempuyai kemampuan untuk mengendalikan beberapa patogen yaitu Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichorderma viride, Trichoderma hamatum dan Trichoderma polysporum. Jenis yang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichoderma viride (Anonim, 2010).Morfologi Trichoderma spp..secara makroskopis, koloni Trichoderma spp. pada media agar pada awalnya terlihatberwarna putih selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauanlalu terlihat sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingimiselium yang masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akanberwarna hijau (Umrah, 1995 dalam Nurhayati, 2001). Sedangkan secara mikroskopis Trichoderma spp. memiliki konidiofor bercabang, cabang teratur, tidak membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam kelompokkelompok kecil terminal, kelompok konidium berwarna hijau biru (Semangun, 1996). Trichoderma spp. juga berbentuk oval, dan memiliki sterigma atau phialid tunggal dan berkelompok (Barnet, 1960 dalam Nurhaedah,2002).

MEKANISME JAMUR ANTAGONIS PADA PATHOGENTrichoderma spp. mampu mengendalikan beberapa jenis pathogen tanaman, hal ini dikarenakan kemampuan trichoderma yang mempunyai sifat toksis pada pathogen. Terdapat tiga mekanisme trichoderma dalam menyerang pathogen tanaman yang dipaparkan oleh Harman (1998) dalam Gultom (2008), yaitu: Kompetisi: Mempunyai kemampuan untuk memperebutkan tempat hidup dan sumber makanan Parasitisme: Memarasit miselium jamur lain dengan menembus diding sel dan masuk kedalam sel untuk mengambil zat makanan dari dalam sel sehingga jamur menjadi mati Antibiosis: Menghasilkan antibiotic seperti alametichin, paracelsin, trichotoxin yang dapat menghancurkan sel jamur melalui pengrusakan terhadap permeabilitas membrane sel, dan enzim chitinase, laminarinase yang dapat menyebabkan lisis dinding sel.

1. Perhitungan jamur antagonis dan penjelasannyaMetode antagonis dapat diamati langsung dengan cara melakukan oposisi langsung, yaitu menanam/menginokulasikan antara jamur patogen dengan jamur antagonisnya pada media biakan (petridish) dan adapula peubah yang diamati adalah presentase penghambatan jamur patogen oleh jamur antagonis dan lebar zona hambatan. Persentase penghambatan dihitung dengan rumus yang dipakai Rohana (1998):

2. Alat dan Bahan Uji AntagonisAlat: Cork Borrer: untuk melubangi isolat Cawan petri : untuk tempat media PDA Jarum ose : untuk mengambil isolat Kamera : untuk mendokumentasikan hasil pengamatan Penggaris : untuk mengukur jarak isolat Spidol: untuk menandai titik letak isolatBahan: Alkohol :untuk sterilisasi alat Isolat jamur antagonis :sebagai spesimen yang diuji Isolat jamur patogen :sebagai spesimen yang diuji Media PDA :sebagai media pertumbuhan Plastik wrap :untuk wrapping cawan petri3. Diagram alir metode pelaksanaan dan penjelasannyaSiapkan alat dan bahanBeri tanda sebagai titik letak isolat pada cawan petriLubangi isolat menggunakan borrer yang sudah disterilisasi dengan alkoholAmbil isolat menggunakan jarum ose yang sudah disterilisasi dengan alkoholLetakkan isolat pada media PDA baruAmbil isolat kedua sebagai uji antagonis menggunakan ose yang sudah disterilisasi dengan alkoholTutup cawan petri dan wrappingAmati pertumbuhan kedua isolatDokumentasi