Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas IV Kelas 4 Muhammad ...
Modul Agama Kelas 5
-
Upload
taufiq-audah -
Category
Documents
-
view
82 -
download
2
Transcript of Modul Agama Kelas 5
SURAT AL-LAHAB DAN SURAT AL-KAAFIRUUN
1. SURAT AL-LAHAB
1. Membaca Surat Al-Lahab
Bismillaahirrahmaanirrahiim
1. tabbat yadaa abii lahabin watab
2. maa aghnaa 'anhu maaluhu wamaa kasab
3. sayashlaa naaran dzaata lahab
4. wamra-atuhu hammaalata-l-hathob
5. fii jiidihaa hablun min masad
2. Terjemahan Surat Al-Lahab
Al-Lahab (Al-Lahab)
Artinya : Gejolak Api (The Flame of Fire)
Surat ke 111 = 5 Ayat (diwahyukan di Mekah)
BAB 1
[111:1] Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
[111:1] Perdition overtake both hands of Abu Lahab, and he will perish.
[111:2] Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
[111:2] His wealth and what he earns will not avail him.
[111:3] Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
[111:3] He shall soon burn in fire that flames,
[111:4] Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
[111:4] And his wife, the bearer of fuel,
[111:5] Yang di lehernya ada tali dari sabut.
[111:5] Upon her neck a halter of strongly twisted rope.
3. Sebab Diturunkannya Surat Al-Lahab
Imam Bukhari dan lain-lainnya meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas R.A.
yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Nabi SAW, naik ke atas bukit Shafa, lalu
beliau berseru, "Hai orang-orang berkumpulah di pagi hari ini!" Lalu orang-orang Quraisy
berkumpul mengerumuninya.
Nabi SAW melanjutkan pembicaraannya, "Bagaimana pendapat kalian, jika aku
beritakan kepada kalian bahwasanya musuh datang menyerang kalian di waktu pagi ini,
atau akan menyerang kalian di waktu sore nanti, apakah kalian akan mempercayaiku?"
Mereka menjawab, "Tentu saja kami percaya kepadamu."
Nabi SAW melanjutkan pembicaraannya, "Sesungguhnya aku adalah seorang
pemberi peringatan kepada kalian di hadapan azab yang keras." Lalu Abu Lahab
menjawab, "Celakalah kamu ini, apakah untuk inikah kamu mengumpulkan kami?"
Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa." (Q.S. Al Lahab, 1 hingga akhir surat)
Imam Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah hadis. Yang menerangkan, bahwa istri Abu
Lahab pernah melemparkan duri di tengah jalan yang biasa dilewati oleh Nabi SAW lalu
turunlah ayat-ayat ini, mulai dari firman-Nya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab..."
(Q.S. Al Lahab, 1) sampai dengan firman-Nya, "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar." (Q.S. Al Lahab, 4).
2. SURAT AL-KAAFIRUUN
1. Membaca Surat Al-Kaafiruun
Bismillaahirrahmaanirrahiim
1. qul yaa ayyuhaa lkaafiruun
2. laa a'budu maa ta'buduun
3. walaa antum 'aabiduuna maa a'bud
4. walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum
5. walaa antum 'aabiduuna maa a'bud
6. lakum diinukum waliya diin
2. Terjemahan Surat Al-Kaafiruun
Al-Kaafiruun (Al-Kafirun)
Artinya : Orang-orang Kafir (Those That Reject Faith)
Surat ke 109 = 6 Ayat (diwahyukan di Mekah)
[109:1] Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
[109:1] Say: O unbelievers!
[109:2] Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
[109:2] I do not serve that which you serve,
[109:3] Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:3] Nor do you serve Him Whom I serve:
[109:4] Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
[109:4] Nor am I going to serve that which you serve,
[109:5] dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
[109:5] Nor are you going to serve Him Whom I serve:
[109:6] Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
[109:6] You shall have your religion and I shall have my religion.
3. Sebab Diturunkannya Surat Al-Kaafirun
Imam Tabrani dan Imam Ibnu Abu Hatim meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu
Abbas R.A. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang Quraisy mengajak Rasulullah
SAW supaya meninggalkan seruannya dengan imbalan, bahwa mereka akan memberikan
kepadanya harta yang berlimpah, sehingga akan membuatnya menjadi lelaki yang
terkaya di kota Mekah dan mereka akan menikahkannya dengan wanita-wanita yang
disukainya. Untuk itu orang-orang Quraisy mengatakan, "Semuanya itu adalah untukmu,
hai Muhammad, asal kamu cegah dirimu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan
pula kamu menyebut-nyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika kamu tidak mau, maka
sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Lalu Rasulullah SAW menjawab,
"Tunggulah sampai ada wahyu yang turun kepadaku dari Rabbku." Maka Allah
menurunkan firman-Nya, "Katakanlah!, 'Hai orang-orang kafir...'" (Q.S. 109 Al Kaafiruun,
1 hingga akhir surat).
Allah swt. menurunkan pula ayat lainnya, yaitu firman-Nya, "Katakanlah!, 'Apakah
kalian menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak
berpengetahuan?'" (Q.S. Az Zumar, 64)
Imam Ibnu Abu Hatim meriwayatkan sebuah hadis melalui Said bin Mina yang
menceritakan, bahwasanya Walid bin Mughirah, 'Ash bin Wa-il, Aswad bin Muttalib dan
Umaiyah bin Khalaf mereka semuanya bertemu dengan Rasulullah SAW lalu mereka
mengatakan, "Hai Muhammad! Kemarilah, mari kamu sembah apa yang kami sembah,
maka kami pun akan menyembah Tuhan yang kamu sembah. Dan marilah kita bersama-
sama bersekutu antara kami dan kamu di dalam perkara kita ini secara keseluruhan."
Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Katakanlah!, 'Hai orang-orang kafir!...'" (Q.S. 109
Al Kaafiruun, 1 hingga akhir surat).
LATIHAN
1. Bacalah Surat Al-Lahab dan Al-Kafirun dengan baik dan benar!
2. Tuliskan Surat Al-Lahab dan Surat Al Kafiruun beserta dengan artinya!
3. Kapan diturunkannya Surat Al-Lahab? Jelaskan menurut apa yang kamu
ketahui!
4. Apa sebab Allah menurunkan Surat Al-Kafiruun? Jelaskan!
5. Good Luck. (^_^)
KITAB-KITAB ALLAH SWT
Dalam agama Islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita
imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Alquran dan juga dalam
Hadis. Selain dari kitab Allah yang diturunkan melalui rasul melalui malaikat jibril, kita
juga bisa berpedoman pada hadist nabi Muhammah SAW dan sahifah-sahifah / suhuf /
lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim dan Musa AS.
Percaya pada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi
seluruh warga muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi, kitab
Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa.
Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran disebut orang-orang yang
murtad.
Daftar kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Tambahan :
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / kristen katolik &
protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa
hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Alqur'an untuk menjadi penyempurna
seluruh kitab suci yang pernah ada.
1. Taurat
Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan
yang benar dan diturunkan melalui Musa. Isi pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi
BAB 2
bangsa Israel. Selain itu, Taurat berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga
Musa dan kumpulan hukum.
“(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan
kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.” (Ali Imran: 3)
2. Zabur
Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian bagi Allah) yang dibawakan melalui Daud yang
berbahasa Qibti. Kitab ini tidak mengandung syariat, karena Daud diperintahkan untuk
meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Musa.
“Dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud.” (An-Nisa; 163)
3. Injil
Injil pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk
bangsa Israel sebagai penggenap ajaran Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu euangelion yang berarti "kabar gembira". Injil-injil tidak mempunyai
pembahasan sistematis mengenai satu tema atau tema-tema tertentu,[3] meskipun di
dalamnya banyak membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini mengandung
firman Allah dan riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa.
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. ” (Al-Maa`idah 5:46)
4. Al-Qur`an
Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai
pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab
ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya,
selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia.
“Pada bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia.” (Al-Baqarah: 185)
Al Qur’an merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai penyempurna dari kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelumnya.
Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22
tahun 2 bulan 22 hari. Masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah
dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian
Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah.
Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10
tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap
surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah
surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-
Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut
ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan
panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka
yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan).
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang
digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama
tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
• Al-Kitab
• Al-Furqan (pembeda benar dan salah)
• Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
• Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat)
• Al-Hukm (peraturan/hukum)
• Al-Hikmah (kebijaksanaan)
• Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
• Al-Huda (petunjuk)
• At-Tanzil (yang diturunkan)
• Ar-Rahmat (karunia)
• Ar-Ruh (ruh)
• Al-Bayan (penerang)
• Al-Kalam (ucapan/firman)
• Al-Busyra (kabar gembira)
• An-Nur (cahaya)
• Al-Basha'ir (pedoman)
• Al-Balagh (penyampaian/kabar)
• Al-Qaul (perkataan/ucapan)
LATIHAN
1. Sebutkan Kitab-kitab yang diturunkan Allah beserta dengan nabi yang
menerimanya!
2. Apa yang kamu ketahui tentang hal-hal berikut ini:
a. Taurat
b. Zabur
c. Injil
d. Al Qur’an
3. Sebutkan nama-nama lain dari Kitab Suci Al Qur’an beserta dengan
maknanya!
4. Al Qur’an tidak turun secara sekaligus, Jelaskan apa yang kamu ketahui
tentang hal tersebut!
5. Bedakanlah Surat Makkiyah dan Surat Madaniyyah menurut apa yang
kalian ketahui!
6. Good Luck (^_^)
KISAH NABI
Ada 25 nama nabi dalam agama Islam yang wajib diketahui. Kisah hidup mereka dalam
menegakkan agama Allah di muka bumi terbilang tidak mudah, penuh liku-liku. Namun, mereka
diberi kemudahan oleh Allah Swt dalam tugas yang diembannya.
Begitu banyak cerita nabi yang bisa dipetik hikmahnya dan juga sikap para nabi yang bisa kita
teladani.
Nabi-nabi itu adalah Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Nuh AS, Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS,
Nabi Ibrahim AS, Nabi Luth AS, Nabi Ismail AS, Nabi Ishak AS, Nabi Yaqub AS, Nabi Yusuf AS, Nabi
Ayyub AS, Nabi Dzulkifli AS, Nabi Syu’aib AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Daud AS, Nabi
Sulaiman AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS, Nabi Yunus AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi
Isa AS, dan Muhammad SAW.
A. KISAH NABI MUSA AS
Musa adalah keturunan Nabi Yaqub as. Menjelang kelahirannya, di tempat yang berbeda,
Fir'aun, Raja Mesir yang sombong dan angkuh, bermimpi negerinya akan mengalami kebakaran
dahsyat, yang hidup hanyalah keturunan Nabi Yaqub as. Ahli nujum Raja Fir'aun meramalkan
bahwa negerinya akan dipimpin oleh seorang lelaki dari keturunan Yaqub.
Mendengar hal itu, Fir’aun menyuruh pengawal kerajaan untuk membunuh semua bayi laki -
laki yang lahir. Yukabad, Ibu Musa khawatir mendengar kabar tersebut. Ia menyembunyikan
kehamilannya.
Setelah Musa lahir, ia dilarung ibunya ke sungai. Maryam, anak perempuannya diminta untuk
mengikuti peti kecil tempat Musa ditaruh pada saat dihanyutkan ke sungai. Arus sungai mengalir
ke arah istana. Istri Fir’aun, Siti Asiahlah yang kemudian merawat Musa seperti anaknya sendiri.
Musa tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan kuat. Ia berani melawan siapapun termasuk
orang yang bersalah dari kalangan Mesir, satu keturunan dengan ayah tirinya, Fir’aun. Sahabat
Musa memberitahu bahwa Fir’aun mencari-carinya dengan marah. Musa pun tinggal bersama
Syu’aib selama sepuluh tahun.
BAB 3
Pada suatu malam di Bukit Tursina, Gurun Sinai, Musa berdialog dengan Tuhannya, Allah Swt.
Allah memintanya agar berdakwah mendatangi Fir’aun supaya ia mau menyembah Tuhan Yang
Maha Esa.
Musa kemudian diberi mukjizat, tongkatnya bisa berubah jadi ular saat dilempar ke tanah.
Karena itulah, ia bisa memenangkan pertarungan melawan ahli sihir Fir’aun. Saat merasa kalah,
para penyihir itu tunduk pada Nabi Musa as dan akirnya mau mengikuti ajaran Islam. Lalu telapak
tangannya akan bersinar saat diselipkan ke ketiaknya.
Pada malam saat Nabi Musa as dan rombongan akan meninggalkan Mesir menuju ke
Palestina, pasukan Fir’aun siap untuk membunuh mereka. Nabi Musa as dan rombongan terjebak
di ujung Laut Merah, tidak ada lagi jalan untuk keluar.
Maka Nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke laut. Dan terbelahlah ujung teluk tersebut.
Nabi Musa beserta rombongan berhasil menyebrangi lautan dengan kuda-kuda mereka. Namun,
Fir’aun dan pasukannya tenggelam saat berusaha melewati laut yang lama-kelamaan merapat
lagi.
Nabi Musa as menggunakan kitab Taurat untuk menjelaskan tentang keesaan Allah Swt
kepada para pengikutnya.
B. KISAH NABI AYYUB AS.
1. Musibah yang Menimpa Nabi Ayyub
Nabi Ayyub as, dikenal mempunyai banyak anak, tapi kemudian Allah memberi ujian dengan
memusnahkan harta kekayaannya. Selain hartanya yang Allah uji, Ia terkena bermacam-macam
penyakit, sampai tidak ada anggota tubuhnya yang utuh, kecuali jantung/hati dan lidahnya yang
selalu berzikir kepada Allah Azza wa Jalla .
Namun demikian dia tetap bersabar dan berzikir kepada Allah malam dan siang , pagi dan
sore. Penyakitnya yang diderita nabi Ayyub berlangsung lama, sehingga ia dijauhi oleh teman-
temannya dan diasingkan dari negerinya.
Tidak ada seorangpun yang menjenguknnya, kecuali istrinya yang menungguinya dengan
setia dan penuh kasih sayang. Hal ini tidak lain karena istrinya selalu ingat kebaikan-kebaikan
yang nabi Ayyub lakukan kepadanya. Istri nabi Ayyub selalu bolak-balik menemui nabi Ayyub,
untuk membantu memenuhi segala keperluannya
Pada suatu hari, lemahlah keadaan istrinya dan berkuranglah hartanya, sehingga ia terpaksa
bekerja pada orang lain dengan mendapat upah, untuk memberi makan Ayyub dan
menolongnya. Istrinya tetap bersabar, kendati mereka telah kehilangan harta dan anak, di
tambah lagi dengan musibah yang menimpa suaminya, sehingga ia harus bekerja pada orang
lain.
2. Kesabaran Luar Biasa
Semua ujian ini menjadikan Nabi Ayyub semakin bertambah kesabaran. Harapan, pujian dan
rasa syukur Nabi Ayyub kepada Allah, akhirnya dibuat perumpamaan bagi-bagi orang-orang yang
sabar seperti kesabaran nabi Ayyub as, dan juga dibuat perumpamaan orang yang mengalami
macam-macam cobaan seperti cobaan Ayyub.
Para ulama berbeda pendapat mengenai masa cobaannya, ada yang mengatakan 3 tahun
dan ada yang mengatakan 7 tahun beberapa bulan, dan ada yang mengatakan 18 tahun.
Diriwayatkan kepada istrinya berkata: “Hai Ayyub, seandainya engkau berdoa kepada
Tuhanmu , niscaya Dia akan membebaskanmu. “Ayyub menjawab: “Aku telah hidup 70 tahun
dalam keadaan sehat, sedang itu sangat sedikit bagi Allah jika aku bersabar untuknya 70 tahun.
Diriwayatkan pula bahwa setiap ditimpa musibah ia mengucapkan: “Ya Allah, Engkau yang
mengambil dan Engkau yang memberi.”
Ahli-ahli sejarah telah meriwayatkan kisah nabi Ayyub yang bahannya diambil dari kitab
Ayyub, dan juga dari tafsir Yahudi terhadap Taurat yang bernama Hajadah . Bahan tersebut tidak
dipakai oleh ulama Islam yang bisa dipercaya, lantaran banyaknya campuran di dalamnya dan
banyak riwayat selundupan.
Sebagian ahli tafsir telah mengkritik macam bencana yang menimpa Ayyub, hingga
menyebabkan ia dihindari orang, diusir dari rumahnya keluar kota di dekat tempat sampah, dan
tidak ada yang berhubungan dengannya kecuali istrinya yang membawakan bekal dan makanan.
Maka semua itu berasal dari Isra’iliyat yang wajib diyakini kedustaannya, karena ia bukan
sandaran yang benar dan mendukung riwayat tersebut.
Disamping itu, karena diantara syarat-syarat kenabian ialah tidak adanya penyakit-penyakit
yang membuat orang lari dari nabi itu, sebab apabila nabi itu demikian, maka ia pun tidak dapat
berhubungan dengan masyarakat dan tidak dapat menyampaikan syariat atau hukum-hukumnya.
3. Kisah Nabi Ayyub dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menjelaskan ujian yang menimpa tubuh nabi Ayyub, dimana ia berdoa kepada
Allah yang bisa membebaskan dari bencana dan mengembalikan keluarganya kepadanya.
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Al-Anbiya : 83-84
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku
telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang
ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan
mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Allah. "
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Shad ayat 41-42:
“Ceritakan riwayat hamba Kami Ayyub ketika berseru kepada Tuhannya: “Aku ditimpa
kepayahan dan penyakit yang disebabkan setan.” Maka Allah berfirman kepadanya:”
Hentakkanlah kakimu dibumi, niscaya timbul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
Cara penyembuhannya dijelaskan dalam firman Allah Ta’Ala dalam Al -Quran surat : Shad
ayat 42
“(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
Maka Allah memancarkan air dingin dan menyuruhnya mandi dan minum dari situ, sehingga
Allah menyingkirkan penyakit yang menimpa tubuhnya lahir dan batin.
4. Pembatalan Sumpah
Nabi Ayyub bersumpah dalam sakitnya, bahwa ia akan memukul istrinya dengan 100 kali
dera jika ia sembuh, karena istrinya pergi untuk salah satu tugas dan lambat menjalankan tugas
itu.
Berhubung istrinya itu baik pelayanannya terhadap Ayyub, maka Allah menghalalkan
sumpahnya dengan sesuatu yang remeh, yaitu dengan menyuruh Ayyub mengambil seikat tali
jerami atau semacam itu dan memukulkannya sekali kepada istrinya, dan ini sama dengan
pukulan seratus kali dera. Dengan sedemikian hingga, terlaksanalah sumpahnya, yang menjadi
jalan keluar bagi siapa yang bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, terutama dalam hak
istrinya yang saleh dan sabar.
Allah berfirman dalam Al-Quran surat : Shad ayat 42
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka puku lah dengan itu dan janganlah kamu
melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sab ar. Dialah sebaik-
baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)).”
C. KISAH NABI ISA AS.
Kisah Nabi Isa a.s dapat ditemukan di dalam kitab suci Al -Quran, terutama dalam surat ke-19,
yakni Maryam. Dalam Al-Quran, Nabi Isa a.s disebut sebagai Isa, Putra Maryam, Isa Putra
Maryam, dan Al-Masih. Nabi Isa a.s diturunkan di tengah-tengah kaum Yahudi sekitar 600 tahun
sebelum Nabi Muhammad Saw. diturunkan ke tengah-tengah bumi Arab.
Berbicara tentang Kisah Nabi Isa tentu tak bisa kita lepaskan dengan kejadian ajaib yang
hanya bisa dilakukan oleh Allah Swt. Bagaimana tidak? Isa adalah seorang nabi yang terlahir dari
rahim seorang gadis perawan bernama Maryam. Perempuan bernama Maryam binti Imran
adalah seorang gadis yang hidup dalam keadaan bersih dan suci. Sebuah kehidupan yang dipuji
Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surat At-Thamrin ayat 12:
“Dan (Ingatlah) Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka ditiupkan ke dalam
rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami. Dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab -
kitabnya. Dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At-Thamrin: 12)
1. Kelahiran Sang Nabi
Ketika Maryam menginjak usia remaja, ia keluar dari rumah menuju ke arah timur dari Baitul
Maqdis. Tiba-tiba, di bawah pohon yang rindang, ia dikejutkan oleh kemunculan seorang lelaki
tampan dan gagah. Melihat Maryam yang sangat khawatir dengan kedatangannya, lelaki itu
kemudian menjelaskan tentang siapa dia sebenarnya.
Lelaki itu adalah Malaikat Jibril yang diutus oleh Allah Swt. untuk memberikan anak yang suci,
yang diberi derajat kenabian dan hikmah dari Allah Swt. Setelah mengetahui sosok lelaki yang
mendatanginya, Maryam menjadi tenang dan menyetujui apa yang telah dikehendaki Allah.
Setelah itu, Jibril meniupkan ruh ke dalam rahimnya.
Pertemuan Maryam dan malaikat Jibril terkait kisah Nabi Isa ini disebutkan di dalam Al-Quran
(QS Maryam: 19 - 21):
“Dia (Jibril) berkata, ‘Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seorang anak laki-laki yang suci’”.
“Maryam berkata, ‘Bagaimana aka nada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah
seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!’”.
“Jibril berkata, ‘Demikianlah. Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu
adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’”
Demikianlah kisah Nabi Isa dimulai dengan Maryam yang mengandung Nabi Isa a.s tanpa
disentuh seorang lelaki pun. Dari semua perempuan yang ada di bumi ketika itu, Allah Swt.
memilih Maryam untuk memikul tanggung jawab dan ujian ini. Sebagaimana disebutkan dalam
firman-Nya:
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu
atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS Ali Imran: 42)
Setelah positif mengandung, Maryam mengasingkan hidupnya ke tempat yang jauh untuk
menyelamatkan kandungan sekaligus menghindari cemoohan orang yang sudah pasti akan
diterimanya. Ia pergi ke suatu tempat sejuk dan nyaman di suatu bukit yang jauh dari Baitul
Lahm. Di tempat inilah, Isa dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari ibunya,
Maryam.
2. Mukjizat Pertama Sang Nabi
Kelahiran Nabi Isa adalah sebuah perjuangan jihad yang berat bagi Maryam. Dalam kisah
Nabi Isa di Al-Quran, Maryam sempat merasa bersedih hati karena kesakitan yang luar biasa saat
ia melahirkan Nabi Isa sendirian di bawah pohon kurma. Allah memudahkan kelahiran Nabi Isa
dan membesarkan hati Maryam melalui Jibril sebagai perantara-Nya.
Selepas bayinya lahir, Maryam turun dari bukit dan kembali ke Baitul Lahm. Di sana, seperti
yang sudah diduga, orang-orang mencemoohnya sebagai perempuan pezina. Melalui Jibril, Allah
memerintahkan Maryam untuk tidak menggubris cemoohan orang-orang, bahkan untuk tidak
berbicara sepatah kata pun.
Ketika orang-orang menyerbunya dengan berbagai pertanyaan, Maryam hanya menunjuk
Nabi Isa yang berada dalam gendongannya. Lantas bayi tersebut berbicara:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan kepadaku untuk (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup,
dan berbakti kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Dan kesejahteraan semoga dlimpahkan kepadaku pada hari ku dilahirkan, pada hari aku
meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” (QS Maryam: 30 - 33)
3. Awal Kenabian
Saat berusia 30 tahun, Nabi Isa a.s berkunjung ke rumah Yahya bin Zakariyah yang oleh
orang-orang Nasrani dijuluki Yohanna Pembaptis. Lalu, Yahya memandikan Isa dengan mandi
tobat yang dalam istilah Nasrani disebut “baptis”.
Setelah itu, Malaikat Jibril turun kepadanya dan menyuruhnya pergi ke gurun pasir. Setelah
selama 40 hari berada di gurun pasir tanpa makan ataupun minum, Nabi Isa diberi wahyu oleh
Allah Swt. berupa kitab suci bernama Injil.
Dalam Al-Quran, diceritakan tentang kenabian Nabi Isa a.s:
“Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata: ‘Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku ada lah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yakni Taurat, dan memberi
kabar gembira tentang akan datangnya seorang rasul sesudahku yang bernama Muhammad
(Ahmad).” (QS. Ash-Shaaf: 6)
Dalam kisah Nabi Isa, semasa beliau menyebarkan ajarannya, tidak sedikit cobaan yang ia
dapatkan dari cemoohan mereka yang kafir. Akan tetapi, sebagaimana Nabi dan Rasul yang lain,
Nabi Isa juga memiliki pengikut-pengikut yang saleh lagi setia yang meyakini ajarannya. Mereka
selalu ada di sisi Nabi Isa dan membantunya berdakwah di tengah cemoohan mayoritas kaum
Yahudi. Para pengikut ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Ash-Shaff ayat 14:
“… sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia,
‘Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?’
Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, ‘Kamilah penolong-penolong agama Allah’, lalu
segolongan Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir…”
4. Perihal Penyaliban
Sebagai orang Islam, kita harus meyakini tentang kebenaran Al -Quran yang menceritakan
bahwa yang disalib itu bukanlah Nabi Isa, melainkan orang Yahudi bernama Yudas Eskariot yang
diserupakan dengan Nabi Isa oleh Allah Swt. Yudas Eskariot adalah seorang pengikut setia Nabi
Isa yang berkhianat pada akhirnya dengan berpihak kepada orang-orang kafir. Dalam Al-Quran,
disebutkan:
“Dan Karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al -Masih Isa Putra
Maryam, Rasul Allah. Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi
yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka.” (QS. An-Nisa: 157)
5. Berbagai Mukjizat Sang Nabi
Semasa hidupnya, Nabi Isa memiliki beberapa mukjizat seperti yang diterangkan dalam Al -
Quran. Di antara Mukjizatnya itu adalah sebagai berikut.
1. Dapat berbicara ketika masih dalam buaian ibunya.
2. Dapat menghidupkan orang yang sudah mati.
3. Dapat menghidupkan burung yang terbuat dari tanah.
4. Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak kecil.
Mukjizat-mukjizat Nabi Isa ini juga dipaparkan dalam Al-Quran, terutama bahwa Nabi Isa
melakukan semua mukjizatnya dengan seizin Allah:
“… ‘Hai Isa Putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih
dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis hikmah
Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang
berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniupkan kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) waktu kamu menyembuhkan orang
yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin -Ku, dan
(ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku,
dan (ingatlah) di waktu Aku menghalagi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di
kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata lalu orang-orang
kafir di antara mereka berkata, ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.’” (QS Al-Maidah: 110)
1. Tuliskanlah minimal 5 sifat yang bisa kita teladani dari kisah nabi berikut ini:
a. Nabi Musa AS
b. Nabi Ayyub AS
c. Nabi Isa AS
2. Praktekkanlah sifat-sifat yang dapat kita teladani dari Nabi tersebut diatas
dalam kehidupan sehari-hari!
LATIHAN
ADZAN DAN IQOMAH
Adzan dan Iqamah adalah dua perkara sunnah yang dilakukan sebelum sholat fardhu. Adzan
dari segi bahasa berarti pemberitahuan. Dari segi istilah diartikan sebagai suatu gabungan
perkataan tertentu untuk mengetahui waktu sholat fardhu atau boleh diartikan sebagai
pemberitahuan tentang waktu sholat dengan lafaz-lafaz tertentu.
Iqamah berarti sebutan tertentu untuk membangkitkan para jamaah untuk melakukan
sholat.
A. SEJARAH ADZAN DAN IQAMAH
Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi
Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara
memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk
melakukan salat berjamaah.
Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan
bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah
orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup
terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan
supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Ada seorang sahabat
yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat
yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya
asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu
dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah.
Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar lafaz itu dengan
assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah). Lantas, ada usul dari Umar bin Khattab jikalau
ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap
masuknya waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi
Muhammad SAW juga menyetujuinya.
BAB 4
Lafaz adzan diperoleh dari hadits tentang asal muasal adzan dan iqamah:
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut: "Ketika cara
memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku
bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu
dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu
aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya," Untuk apa? Aku
menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim
untuk menunaikan salat." Orang itu berkata lagi, "Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?" Dan
aku menjawab "Ya!" Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali)
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali)
Hayya 'alash sholah (2 kali)
Hayya 'alal falah (2 kali)
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal
mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya
nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus
mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun
melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga
menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.
Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafazkan adzan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau
katakan jika salat akan didirikan:
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Hayya 'alash sholah
Hayya 'alal falah
Qod qomatish sholah (2 kali), artinya "Salat akan didirikan"
Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illallah
Begitu subuh, aku mendatangi Rasulullah SAW kemudian kuberitahu beliau apa yang
kumimpikan. Beliaupun bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya Allah.
Bangkitlah bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya apa yang kau mimpikan agar diadzankannya
(diserukannya), karena sesungguhnya suaranya lebih lantang darimu." Ia berkata: Maka aku
bangkit bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal tersebut
terdengar oleh Umar bin al-Khaththab ketika dia berada di rumahnya. Kemudian dia keluar
dengan selendangnya yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan
benar, sungguh aku telah memimpikan apa yang dimimpikannya." Kemudian Rasulullah SAW
bersabda: "Maka bagi Allah-lah segala puji."
B. HUKUM ADZAN DAN IQAMAH
Hukum adzan dan iqamah adalah sunnah muakkadah secara kifayah sebelum menunaikan
setiap sholat fardhu, baik berjamaah maupun sendiri..
C. LAFAZ ADZAN DAN ATURAN MELAKUKANNYA
Lafadz adzan terdiri dari 7 bagian:
1. Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 kali); artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar"
2. Asyhadu alla ilaha illallah (2 kali) "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah"
3. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (2 kali) "Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Rasul Allah"
4. Hayya 'alash sholah (2 kali) "Mari menunaikan salat"
5. Hayya 'alal falah (2 kali) "Mari meraih kemenangan"
6. Ashsalatu khairum minan naum (2 kali) "Shalat itu lebih baik daripada tidur" ( hanya
diucapkan dalam azan Subuh)
7. Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali) "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar"
8. Lailaha ilallah (1 kali) "Tiada Tuhan selain Allah"
D. SYARAT SAH ADZAN DAN IQAMAH
1. Masuk waktu sholat.
2. Hendaklah dengan bahasa Arab.
3. Adzan dan Iqamah hendaknya dinyaringkan.
4. Tertib di antara lafaz adzan dan iqamah.
5. Adzan dilakukan oleh satu orang saja.
6. Orang yang mengumandangkan adzan hendaklah seorang lelaki muslim yang berakal.
E. SUNNAH DALAM ADZAN
1. Muadzin hendaklah suci daripada hadats kecil atau hadats besar.
2. Menghadap ke arah kiblat.
3. Dilakukan oleh orang yang bersuara merdu dan nyaring.
4. Dikumandangkan di tempat yang tinggi kecuali jika menggunakan pembesar suara.
6. Dilakukan secara berdiri kecuali uzur.
7. Memalingkan muka ke sebelah kanan ketika menyebut "hayya ala sholat" dan ke sebelah
kiri ketika menyebut "hayya ala fallah"
8. Meletakkan jari-jari tangan di kedua-dua telinga ketika adzan dengan tujuan untuk
meninggikan suara.
9. Orang yang mendengar adzan hendaklah diam dan mengulangi apa yang disebutkan oleh
muadzin.
10. Berdoa dan salawat setelah adzan.
F. LAFAZ IQAMAH DAN ATURANNYA
Lafaz iqamah mempunyai 11 kalimat, setiap kalimah diucapkan hanya sekali saja kecuali
takbir yang pertama dan akhirnya diulang sebanyak dua kali.
Syarat-syarat iqamah adalah sama seperti adzan, tetapi dibolehkan jika dilakukan oleh kaum
wanita yang sholat sendiri atau berjamaah sesama wanita.
G. ADZAN DAN IQAMAH UNTUK TUJUAN SELAIN SHOLAT
Selain untuk tujuan sholat, adzan dan iqamah juga sunnah dilakukan untuk beberapa perkara
lain seperti:
1. Adzan di telinga kanan bayi yang baru lahir, begitu juga Sunnah diiqamahkan pada
telinga kiri.
2. Adzan pada waktu kebakaran, waktu perang dan di belakang orang yang bermusafir.
3. Adzan pada telinga orang yang berdukacita dan orang yang kerasukan jin atau syetan.
1. Ceritakanlah tentang awal mula digunakannya Adzan dan Iqomah!
2. Tuliskan lafaz Adzan dan Iqomah beserta dengan artinya!
3. Sebutkan syarat syah Adzan dan Iqomah!
4. Hafalkan doa sesudah Adzan!
5. Apakah Adzan dan Iqomah hanya untuk Ibadah Sholat? Jelaskan menurut
apa yang kamu ketahui!
6. Good Luck (^_^)
LATIHAN