MODUL MATA KULIAH ILMU HARMONIkarawitan.isbiaceh.ac.id/.../2020/07/MODUL-ILMU-HARMONI.pdf · 2020....
Transcript of MODUL MATA KULIAH ILMU HARMONIkarawitan.isbiaceh.ac.id/.../2020/07/MODUL-ILMU-HARMONI.pdf · 2020....
MODUL MATA KULIAH
ILMU HARMONI
Disusun Oleh: Abdul Rozak, S.Sn., M.Sn. NIP 199301192019031012
Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah adalah kategori mata kuliah teori dan praktik yang di dalamnya mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik, gabungan satu nada dengan nada lainnya, dimainkan secara serentak atau arpeggio, progresi chord yang dapat digunakan untuk mengiringi lagu, mengiringi puisi, mengiringi tari, menyusun harmoni empat suara (sopran, alto, tenor dan bass) dalam kelompok paduan suara. Mata kuliah ini berhubungan erat dengan tugas akhir, metodologi penciptaan musik, penciptaan lagu daerah, dan komposisi pendekatan musik tradisional dan modern.
Kode MK: MKK 211
Dosen Pengampu: Abdul Rozak, S.Sn., M.Sn. Berlian Denada, S.Pd., M.Sn.
PRODI SENI KARAWITAN
JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA ACEH
2019
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta memberikan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan modul “Ilmu Harmoni”. Modul ini merupakan bahan
materi, buku rujukan, buku ajar, dan sumber bacaan.
Materi dalam modul ini berisi tentang pengetahuan dan berbagai macam teori
musik yang mempelajari cara menyusun, mengkombinasikan, dan menggabungkan
not-not secara simultan atau serempak. Fokus isian pembelajaran dalam modul ini
adalah pemahaman umum tentang bagaimana membangun konstruksi gabungan not
yang disebut sebagai akor.
Dalam penyusunan modul ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi bahasa maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kritikan dan saran sangat diharapkan guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depan. Semoga tulisan ini bisa menjadi rujukan yang bermanfaat.
Kota Jantho, Januari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER DALAM.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
BAB II TANGGANADA, TRINADA, DAN MODES SCALE
A. TANGGANDA MAYOR ................................................................................. 3
B. TANGGANADA MINOR ............................................................................... 4
C. TRINADA .................................................................................................... 7
D. MODES SCALE .......................................................................................... 9
BAB III PEMAHAMAN MATERI DAN LATIHAN
A. PEMAHAMAN MATERI ............................................................................. 12
B. LATIHAN ................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 13
BAB V DAFTAR PUSTAKA
A. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Ilmu Harmoni, pada umumnya mudah dipahami dan dimengerti sebagai ilmu
penegetahuan teori tentang akor-akor dan progresinya. Sebagai ilmu yang sudah baku, Ilmu
Harmoni dapat dipergunakan untuk keperluan aransemen, penciptaan, dan lain sebagainya.
Harmoni merupakan sebuah ilmu pengetahuan musik yang membahas dan membicarakan
perihal keindahan komposisi musik (Banoe: 180). Ditinjau dari sudut pandang estetika musik,
harmoni merupakan suatu ide, gagasan tentang kebudayaan yang terdapat pada manusia.
Kedamaian, ketenangan, keberanian, kepahlawanan, dan lain-lain yang menjadi bagian dinamika
kehidupan manusia disimbolkan dalam bentuk akor dan progresi. Harmoni menjadi suatu teori
yang mudah dipelajari, sekaligus dapat dipelajari cara bagaimana suatu keindahan itu
direncanakan dan ditemukan.
Ilmu Harmoni adalah pengetahuan musik yang memberikan bekal dalam mengembangkan
melodi berdasarkan akor dan tangganadanya. Mengembangkan melodi biasanya dilakukan pada
saat seorang pemain musik memberikan isian-isian tertentu dan yang paling banyak pada saat
mengisi interlude pada suatu lagu (improvisasi). Ilmu Harmoni dapat dijadikan dasar dalam
improvisasi, yang pada dasarnya bertujuan agar lagu menjadi lebih indah dan menarik dengan
tambahan pengembangan melodi dari lagu tersebut.
Teori dalam Ilmu Harmoni dimulai dari pembentukan triad atau biasa disebut akor tiga
nada, baik itu di dalam tangganada mayor maupun dalam tangganada minor. Akor-akor pokok
tersebut seperti, akor tonika, sub-dominan, dan dominan adalah bentuk keselarasan nada-nada
yang disusun secara vertikal berdasarkan tangganada. Kemudian akor-akor inilah yang
sebenarmya memiliki kedudukan dan peranan penting dalam seluruh karya atau komposisi musik.
Jenis akor-akor yang pokok itu adalah akor tonika, sub-dominan, dan dominan. Jenis
masing-masing dari akor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tonika, yaitu akor tingat I dalam tangganada mayor, dan akor tingat i dalam
tangganada minor.
2
2. Sub-dominan, yaitu akor tingkat IV dalam tangganada mayor, dan akor tingkat iv
dalam tangganada minor.
3. Dominan, yaitu akor tingkat V pada tangganada mayor, dan akor tingkat v pada
tangganada minor.
Materi perkuliahan Ilmu Harmoni ini, akan disesuaikan dengan bobot sks yang telah
direncanakan dan dicantumkan dalam kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu 2 sks. Berdasarkan
pedoman inilah, materi kuliah Ilmu Harmoni untuk satu semester direncanakan meliputi:
1. Tangganada;
2. Trinada; dan
3. Scale materials: Modes.
Tujuan utama pemahaman materi kuliah Ilmu Harmoni ini, antara lain adalah: Pemahaman
dasar tentang macam dan jenis akor pokok dan progresinya; pemahaman dasar tentang berbagai
teknik, cara dan strategi dalam pembentukan dan progresi berbagai jenis akor pokok; pemahaman
tentang nilai dan sifat karakter dari berbagai macam jenis akor; dan pemahaman berbagai jenis
tangganada modus.
3
BAB II
TANGGANADA, TRINADA, DAN MODES SCALE
A. TANGGANADA MAYOR
Dalam permainan tangganada, terlebih dahulu harus dijelaskan mengenai bentuk
tangganada tersebut. Sebagai permulaan, adalah tentang penjelasan mengenai pengertian jarak
antar nada. Jarak antar dua nada yang paling kecil ialah -1/2 (tunjukkan pada piano e-f, b-c, fis-g
atau a-bes). Dua jarak -1/2 merupakan jarak 1 (tunjukkan jarak c-d, cis-dis, e-fis, atau b-cis).
Sebagai dasar untuk menjelaskan tangganada mayor adalah sebagai berikut.
c – d – e – f – g – a – b – c (nama-nama asli)
Notasi 1. Nada c-c dalam tangganada C mayor
Harus dijelaskan bahwa jarak -1/2 ini begitu penting karena akan memberikan
kecenderungan untuk membimbing atau menarik ke nada utama, yaitu:
- Nada ke-7 membimbing kepada nada dasar tangganada lagi
- Nada ke-4 membimbing kepada nada ketiga tangganada.
Tangganada ini adalah tangganada mayor. Jika dibentuk tangganada mayor pada nada lain,
maka untuk mempertahankan jarak -1/2 ini harus dipakai pertinggian dan perendahannya.
Tangganada mayor dan jarak intervalnya, adalah sebagai berikut.
Notasi 2. Tangganada mayor
4
URUTAN TANGGANADA KREIS/SHARP (#)
Tabel 1. Tangganada Kreis/Sharp Mayor
URUTAN TANGGANADA MOLL/FLAT (b)
Tabel 2. Tangganada Mol/Flat Mayor
B. TANGGANADA MINOR
Untuk menerangkan mayor dan minor, harus diperdenganrkan lagi tangganada mayor,
terutama terst pertamanya, yaitu terst pada nada dasar dan tingkat ke-3. Sejajar dengan setiap
tangganada mayor terdapat pula tangganada minor yang nada-nadanya sama dengan tangganada
mayor, akan tetapi tangganada minor dimulai pada nada ke-6 di tangganada mayor. Maka tingkat
ke-6 tangganada mayor menjadi nada dasar tangganada minor:
5
Tingkat nada : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 - 8
Nama nada : c – d – e – f – g – a – b - c
a – b – c – d - e – f – g – a (nama nada)
1 – 2 – 3 –4 –5 – 6 – 7 – 8 (tingkat nada)
Istilah untuk hubungan antara tangganada mayor dan minornya ini adalah “sejajar”.
Notasi 4. Tangganada minor
URUTAN TANGGANADA KREIS/SHARP (#)
Tabel 3. Tangganada Kreis/Sharp Minor
6
URUTAN TANGGANADA MOL/FLAT (b)
Tabel 4. Tangganada Mol/Flat Minor
Tangganada minor dapat dikategorikan atas 4 macam, yaitu:
1. Minor Asli: tangganada minor yang masih orisinil (asli, otentik, minor dasar)
2. Minor Harmonis: tangganada minor yang mengalami perubahan pada nada ke-7 dinaikkan
½ laras.
Notasi 5. Tangganada Minor Harmonis
3. Minor Melodis: tangganada minor yang mengalami perubahan pada nada ke-6 dan nada ke-
7 dinaikkan ½ laras saat ascending, dan minor asli saat descending.
Notasi 6. Tangganada Minor Melodis
4. Minor Zigana: tangganada minor yang mengalami perubahan pada nada ke-4 dan nada ke-
7 dinaikkan ½ laras. Minor Zigana disebut juga dengan Arabian Minor Scale.
7
Notasi 7. Tangganada Minor Zigana
C. TRINADA
Akor ini terjadi dari tiga nada, yaitu:
Nada ke-1 (prime)
Nada ke-3 (terst)
Nada ke-5 (kwint) dari suatu tangganada
Sebagai contoh diambil trinada dari C: c – e – g.
Dengan ketiga nada ini dapat dibuat berbagai variasi dan latihan. Tetapi lebih dulu harus
dijelaskan mengenai macam “susunan-susunan” (posisi).
Trinada dalam Tangganada Mayor
Trinada adalah suatu istilah di dalam musik yang berarti tiga nada. Fungsi maupun
tujuannya adalah sebagai akor. Dibentuk dengan cara: menentukan sebuah nada tonik, terst dan
kwint yang dapat diperoleh dari susunan nada sebuah tangganada. Atau menyusun trinada
berdasarkan pola interval masing-masing jenis akor.
Oleh karena itu, ada dua kemungkinan cara pembentukan trinada atau akor. Pertama,
pembentukan akor yang berkaitan langsung dengan konsep tangganada, baik tangganada mayor
maupun tangganada minor. Trinada dengan cara ini berarti mempergunakan nada-nada yang
dipakai maupun interval-intervalnya dapat dihitung dan diketahui secara benar.
Berikut ini adalah contoh trinada berdasarkan sebuah tangganada mayor.
Notasi 8. Trinada C Mayor
8
Di dalam tangganada C mayor dapat disusun berbagai trinada dengan cara menggunakan
nada-nada yang terdapat pada sebuah tangganada, yaitu:
Notasi 9. Trinada Tangganada Mayor
Tonika I C-E-G
Supertonika ii D-F-A
Median iii E-G-B
Sub-dominan IV F-A-C
Dominan V G-B-D
Sub-median vi A-C-E
Leading tone vii+ B-D-F
Melalui konsep pembentukan atau cara pembentukan trinada yang berlaku umum, maka
telah dapat diperoleh berbagai jenis trinada yang berfungsi sebagai akor. Jenis-jenis trinada yang
dimaksud itu dapat dibentuk dan disusun dalam berbagai tangganada diatonis lainnya.
Trinada dalam Tangganada Minor
Pengertian ataupun peraaturan tentang pembentukan dan penyusunan trinada dalam
tangganada mayor, dapat dipastikan berlaku dalam pembentukan trinada dalam tangganada minor.
Hal ini dapat dipahami, yaitu karena pola dasar atau peraturan dasar dalam pembentukan
tangganada mayor dan minor adalah sama, yaitu: pertama, ditemukannya tangganada mayor
dengan peraturan penggunaan kerangka interval. Kedua, tangganada minor juga dibentuk dan
disusun berdasarlan pola pikir dengan penggunaan kerangka interval. Ketiga, adanya pola pikir
dengan penggunaan sistem relatif mayor dan relatif minor. Tangganada minor memiliki berbagai
trinada. Seperti trinada dalam tangganada minor harmonis, dan ada juga trinada dalam tangganada
minor melodis.
Berikut ini merupakan contoh berbagai trinada dalam tangganada minor.
9
Notasi 10. Trinada Tangganada Minor
Tonika i A-C-E
Supertonika ii B-D-F
Median III C-E-Gis
Sub-dominan iv D-F-A
Dominan V G-B-D
Sub-median VI F-A-C
Leading tone vii Gis-B-D
D. MODES SCALE
Dalam teori musik Barat, modes adalah jenis skala musik yang ditambah dengan perjalanan
melodi yang khas. Modes telah menjadi bagian dari pemikiran musikal Barat sejak abad
pertengahan, dan terinspirasi oleh teori musik Yunani kuno. Mode berasal dar modus kata latin,
yang artinya “mengukur, standar, cara, ukuran, batas kuantitas, metode”.
Pada abad pertengahan, musik sering disusun dengan langkah (step) dan setengah langkah
(half step), lain dari jarak dalam tangganada mayor ataupun minor. Pola tangganada awal ini
disebut dengan modes (modus). Sejak abad XVI, Greater Model System, termasuk tujuh prinsip
modus (authentic) dan tujuh bentuk sekunder (plagal atau hypo modes). Bentuk-bentuk plagal dari
modus, dengan akhir yang sama, atau nada kunci, seperti bentuk-bentuk authentic, menggunakan
range yang berbeda; karena range bukan lagi suatu pertimbangan dalam musik modern.
10
Notasi 11. Modes
Modus Ionian dan Aeolian mirip dengan tangganada Mayor dan minor asli. Sedangkan
Modus Locrian jarang digunakan karena akor tonika yang terbentuk adalah akor diminished.
Modus-modus yang sama dapat dibandingkan dengan cara menyusun modus-modus tersebut
dalam tonika yang sama, sehingga dapat dengan jelas terlihat perbedaan pola dari jarak setengah
(half step), dan jarak satu (whole step).
Sebagai contoh, dari keenam modus dasar, dengan diawali nada C, akan terlihat pola-pola
sebagai berikut.
Notasi 12. Modes dalam tonika C
Untuk menyusun modus-modus lain dengan nada kunci berbeda, dapat dilakukan dengan
memahami pola-pola modus dalam tangganada C mayor yang dikenal saat ini, sebagai berikut.
11
Notasi 13. Tonika Modus
Contoh:
Modus 2#, tonika pada nada fis, maka modus tersebut adalah Phrygian
Modus 3b, tonika pada nada as, maka modus tersebut alah Lydian
12
BAB III
PEMAHAMAN MATERI DAN LATIHAN
A. Pemahaman Materi
Dalam proses pemahaman tentang materi perkuliahan, mahasiswa akan dituntut dalam
teori tentang bahan perkuliahan, dan selanjutnya akan dilakukan praktek langsung. Praktek
dilaksanakan dengan menggunakan media instrumen keyboard atau gitar. Untuk melatih
kemampuan praktek, bahan perkuliahan akan disesuaikan dengan capaian per mata kuliah.
Sebelum dilakukan praktek langsung, mahasiswa dituntut untuk memahami bagaimana capaian
pada setiap pertemuan.
B. Latihan
Untuk melatih kemampuan pemahaman dalam Ilmu Harmoni, dapat mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Memahami penerapan teori dasar musik yang umum di dalam permainan musik;
2. Memahami dan mempraktekkan jenis tangganada mayor dan minor;
3. Memahami cara langkah penyusunan akor/trinada dalam berbagai macam tangganada;
4. Memahami jenis modes di dalam musik; dan
5. Mempraktekkan mode scales ke instrumen musik;
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harmoni merupakan sebuah ilmu pengetahuan musik yang membahas dan membicarakan
perihal keindahan komposisi musik (Banoe: 180). Ditinjau dari sudut pandang estetika musik,
harmoni merupakan suatu ide, gagasan tentang kebudayaan yang terdapat pada manusia.
Kedamaian, ketenangan, keberanian, kepahlawanan, dan lain-lain yang menjadi bagian dinamika
kehidupan manusia disimbolkan dalam bentuk akor dan progresi. Harmoni menjadi suatu teori
yang mudah dipelajari, sekaligus dapat dipelajari cara bagaimana suatu keindahan itu
direncanakan dan ditemukan.
Teori dalam Ilmu Harmoni dimulai dari pembentukan triad atau biasa disebut akor tiga
nada, baik itu di dalam tangganada mayor maupun dalam tangganada minor. Akor-akor pokok
tersebut seperti, akor tonika, sub-dominan, dan dominan adalah bentuk keselarasan nada-nada
yang disusun secara vertikal berdasarkan tangganada. Kemudian akor-akor inilah yang
sebenarmya memiliki kedudukan dan peranan penting dalam seluruh karya atau komposisi musik.
Tujuan utama pemahaman materi kuliah Ilmu Harmoni ini, antara lain adalah: Pemahaman
dasar tentang macam dan jenis akor pokok dan progresinya; pemahaman dasar tentang berbagai
teknik, cara dan strategi dalam pembentukan dan progresi berbagai jenis akor pokok; pemahaman
tentang nilai dan sifat karakter dari berbagai macam jenis akor; dan pemahaman berbagai jenis
tangganada modus.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kodijat, Latifah, dan Marzoeki. 1996. Tangganada dan Trinada. Jakarta: Penerbit Djambatan
Kustilo, Anton. 2011. Teori Musik Barat (Buku Panduan). Padangpanjang: Jurusan Musik Institut
Seni Indonesia Padangpanjang
Persichetti, Vincent. 1978. Twentieth Century Harmony, Creative Aspects and Practice. London:
Faber and Faber Limited.
Silaen, Tumbur, dan Yulianto, Agus Untung. 2014. Ilmu Harmoni I. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Mudjlah, Hanna Sri. 2010. Teori Musik 2. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Yonathan, Heri. 2013. Harmoni Modern. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.