Modul TPM

download Modul TPM

of 19

Transcript of Modul TPM

  • 7/30/2019 Modul TPM

    1/19

    MODUL 6TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Program Penanganan Lahan Kritis dan

    Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat

    (PLKSDA-BM)

    DIREKTORAT JENDERAL

    BINA PEMBANGUNAN DAERAH

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

  • 7/30/2019 Modul TPM

    2/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    2TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .....................................................................................................2

    Modul 6 Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).........................................3

    Bahan Bacaan 1 Tenaga Pendamping Masyarakat.......................................... 7

    A. Pengertian Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) ................................ 7

    B. TPM Dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat ..................................8

    C. TPM dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM ....................................................10

    D. Persyaratan Tenaga Pendamping Masyarakat .........................................11

    E. Peran TPM Sebagai Pekerja Communitas................................................13

    F. Kebutuhan Keterampilan Untuk TPM ........................................................14

    G. Kode Etik bagi TPM ..................................................................................17

  • 7/30/2019 Modul TPM

    3/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    3TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Modul 6

    TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Gambaran

    Umum

    : Salah satu aspek yang mengakibatkan terjadinya degradasi

    (penurunan) kondisi lingkungan fungsi daerah tangkapan air

    diwilayah hulu, yaitu persoalan kondisi masyarakat yang

    berperilaku pragmatis dalam memanfaatkan lahan untuk

    mendukung kebutuhan ekonomi keluarga. Masyarakat

    cenderung melakukan kegiatan cocok tanam dengan

    melakukan penanaman tanaman semusim (cash crop) yang

    tidak tepat dengan teknik yang kurang tepat pula, sehingga

    memperburuk kekritisan lahan. Dalam jangka panjang,

    perilaku bercocok-tanam tersebut akan sangat merusak

    fungsi dan kondisi lahan, terutama bila dalam penyiapan

    lahannya diikuti dengan kegiatan pembakaran.

    Program penanganan lahan kritis harus terus

    diinternalisasikan kepada masyarakat secara meluas di

    daerah sasaran. Pelaksanaan PLKSDA-BM Tahun 2013 ini

    ditekankan pada penguatan kapasitas masyarakat petani dan

    Kelompok Tani yang terlibat dalam program. Oleh sebab itu

    Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) yang ditugaskan

    tersebut harus memiliki pengetahuan (knowledge), sikap

    (attitude), ketrampilan (skill) dan nilai nilai (values) yang

    dibutuhkan dalam menjalankan fungsinya, yaitu: (Pertama),

    mendorong petani melakukan perubahan pengetahuan,

    sikap dan perilaku, baik perorangan maupun kelompok agarmemiliki kepedulian dan kapasitas untuk berpartiaipasi aktif

    dalam penanganan lahan kritis di wilayahnya; (Kedua),

    memfasilitasi petani untuk melakukan identifikasi masalah,

    selanjutnya merencanakan kegiatan penanganan lahan kritis

    secara partisipatif, dan (Ketiga), memfasilitasi petani untuk

    mendapatkan informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan

    upaya penangan lahan kritis di daerahnya.

    Dengan demikian, maka TPM yang ditugaskan mendampingi

  • 7/30/2019 Modul TPM

    4/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    4TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    petani dalam program PLKSDA-BMdi desa, dituntut adanya

    ukuran yang berbasis pada kemampuan secara intelektual,

    kemampuan tehnis dan kemampuan beradaptasi secara

    berkesenambungan, dengan proses identifikasi masalah

    (problem identification), pemecahan masalah (problem

    solving) serta aktivitas layanan strategis (strategic brokering

    activities) kepada masyarakat.

    Tujuan : 1. Peserta memhami pengertian TPM sebagai pekerja

    pengembangan masyarakat;

    2. Peserta memahami pengertian TPM sebagai pendamping

    dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM ditingkat desa;3. Peserta memahami tugas pokok dan fungsi TPM sebagai

    pekerja pengem,bangan masyarakat dan sebagai

    pendamping dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM;

    4. Peserta memahami keterampilan-keterampilan apa saja

    yang doibutuhkan TPM agar dapat melaksanakan tugas

    dan fungsinya tersebut;

    5. Peserta memahami profil dan citra diri seorang TPM;

    6. Peserta memahami strategi pendampingan terhadap

    masyarakat/petani dalam pelaksanaan PLKSDA-BM.

    Pokok

    Bahasan

    : 1. Pengertian TPM;

    2. Peran dan Keterampilan TPM;

    3. Proses Penyiapan Kerangka Kegiatan TPM;

    4. Profil dan Citra diri seorang TPM;

    5. Teknik dan Strategi Pendampingan petani PLKSDA-BM.

    Alat &Bahan

    :

    OHP, transparansheet, dan spidol transparan Infocus dan Lap Top

    Papan tulis/dinding

    Kertas buram Plano (Flip chart)

    Kertas Metaplane

    Spidol Artline (ukuran Besar dan Tanggung)

    Celotape atau malam penempel kertas

    Waktu : 135 menit (3 JPL)

  • 7/30/2019 Modul TPM

    5/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    5TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Proses Fasilitasi:

    Langkah-langkah

    1. Fasilitator membuka pertemuan sessi ini dengan mengucapkan salam,

    selanjutnya menjelaskan kepada peserta tujuan dan sasaran sesi ini, yaitu

    kita akan mendiskusikan tentang Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)?

    2. Mintalah pendapat peserta apabila kita mendengar kata TPM apa yang

    anda bayangkan?. Tulislah pendapat peserta dalam kertas flip chart;

    3. Setelah peserta memiliki gambaran tentang pengertian TPM,

    selanjutnya apa yang anda bayangkan Kemampuan apa saja yang harus

    dimiliki seorang TPM, Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang

    harus dimiliki dan Citra Diri semacam apa yang harus dimiliki seorang

    TPM. Tuliskan pendapat peserta dalam kertas flip chart;

    4. Setelah para peserta mendapat gambaran tentang jawaban dari

    pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas, selanjutnya simpulkan pandapat

    peserta tersebut kedalam satu kalimat dan disepakati bersama;

    5. Peserta dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, dan setiap kelompok terdiri

    5-7 orang. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan pertanyaan-

    pertanyaan tersebut diatas, kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar

    yang dikehendaki dan disepakati oleh kelompok masing-masing;

    6. Setelah selesai diskusi kelompok dan menggambar sesuai kesepakatan,

    selanjutnya setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

    diskusinya;

    7. Minta kepada anggota kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok

    yang telah dipresentasikan tadi;

  • 7/30/2019 Modul TPM

    6/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    6TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Langkah-langkah

    8. Catatlah kata-kata kunci yang dipresentasikan tadi kedalam flipchart yang

    telah disediakan, selanjutnya rumuskan pengertian TPM, tugas pokok dan

    fungsi TPM, syarat-syarat dan Citra Diri yang harus dimiliki seorang TPM,

    dll;

    9. Sebagai rangkuman, tegaskan bahwa seorang TPM adalah seorang

    individu yang memiliki pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),

    ketrampilan (skill) dan nilai (values) yg dibutuhkan dalam membantu

    masyarakat petani merencanakan melaksanakan, memantau dan

    mengevaluasi capaian kegiatan PLKSDA-BM di tingkat desa;

    10.Sebagai pekerja CD, TPM dibutuhkan untuk memfasilitasi dan

    menginisiasi terjadinya proses pengorganisasi petani dan kelompok tani,

    sehingga dapat terorganisir dan terbudaya untuk melakukan upaya

    penanganan lahan kritis secara mandiri dan berkelanjutan. Seseorang

    dapat menjadi TPM harus memiliki kualifikasi sebagai orang yang dapat

    menjalankan pekerjaan Communiti Develompment (CD), yaitu

    pemampuan (enabling), pengorganisasian (organising) dan pendidikan

    (education).

    11.Lanjutkan presentasi tugas pokok dan fungsi TPM dalam melakukan

    pendampingan terhadap petani dan kelompok tani PLKSDA-BM.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    7/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    7TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Bahan Bacaan 1

    TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT

    A. Pengertian Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)

    Salah aspek yang mengakibatkan terjadinya degradasi (penurunan) kondisi

    lingkungan fungsi daerah tangkapan air diwilayah hulu, yaitu persoalan

    kondisi masyarakat yang berperilaku pragmatis dalam memanfaatkan lahan

    untuk mendukung kebutuhan ekonomi keluarga. Masyarakat cenderung

    melakukan kegiatan cocok tanam dengan melakukan penanaman tanaman

    semusim (cash crop) yang tidak tepat dengan teknik yang kurang tepat pula,

    sehingga memperburuk kekritisan lahan. Dalam jangka panjang, perilaku

    bercocok-tanam tersebut akan sangat merusak fungsi dan kondisi lahan,

    terutama bila dalam penyiapan lahannya diikuti dengan kegiatan

    pembakaran.

    Oleh sebab itu, Pemerintah berinisiatif untuk melaksanakan Program

    Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat

    (PLKSDA-BM), dengan pendekatan pembangunanyang bertumpu padamasyarakat {Community Based Development}. Upaya pemberdayaan

    masyarakat dalam PLKSDA-BM memerlukan keterlibatan dan peran-serta

    yang sangat besar dari masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini

    adalah serangkaian upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan,

    kesadaran dan akses sumberdaya dari masyarakat, agar memiliki

    kemandirian dalam perencanaan dan pelaksanaan penanganan lahan kritis

    secara berkelanjutan.

    Sebab itu, masyarakat petani perlu diberdayakan dan diorganisasikan, karena

    bentuk keterlibatan secara terorganisasi akan memberikan suatu sumber

    daya atau kekuatan penting yang luar biasa. Sebagai suatu program yang

    berbasis pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, pelaksanaan

    program PLKSDA-BM mempunyai suatu alur proses yang spesifik dengan

    setiap elemen kegiatan dan mempunyai inter-relasi yang saling

    ketergantungan. Sehingga diperlukan pemahaman terhadap seluruh elemen

  • 7/30/2019 Modul TPM

    8/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    8TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    proses yang terkait di dalamnya, agar akibat yang ditimbulkan oleh tidak

    berjalannya suatu elemen proses tersebut sudah dapat diperhitungkan

    sebelumnya.

    Prinsip pembelajaran dalam PLKSDA-BM yang mencakup kesediaan belajar

    bersama dan bekerja bersama petani dengan menjunjung tinggi nilai etika,

    moralitas dan norma serta kesanggupan melakukan refleksi kritis terhadap

    pengalaman di masa lalu dan belajar dari kesalahan yang pernah dialami.

    Ruang temu untuk menjalin dialog dan kerja konstruktif dilakukan. Fasilitasi

    pembelajaran lapangan dilakukan dengan menghidupkan proses aksi-refleksi.

    Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) perlu melakukan fasilitasi,

    pendampingan maupun koordinasi intensif untuk mengkonstruksikan proses

    pembelajaran lapangan, sehingga pertemuan-pertemuan dan dialog-dialog

    informal antara para petani dan kelompok tani PLKSDA-BM, aparat lapangan

    dan elemen kelembagaan masyarakat lainnya yang terlibat bdalam program

    ini dapat distrukturkan bersama dan dibangun sebagai ilmu bersama.

    Untuk tujuan tersebut, perlu disusun suatu bacaaan bagi Tenaga Pendamping

    Masyarakat sebagai upaya memberikan kerangka praktis yang memudahkan

    penerjemahan konsep pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan

    PLKSDA-BM bagi para pelaksana di tingkat lapangan. Bahan bacaan ini

    diharapkan dapat merangkai seluruh elemen proses pelaksanaan program

    dalam satu benang merah yang konkret, serta mengurangi timbulnya

    kesenjangan dalam pemahaman alur proses antara yang diharapkan oleh

    pembuat konsep program dengan para pelaksana dilapangan.

    B. TPM Dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

    Pengembangan masyarakat pelaksanaan PLKSDA-BM, adalah suatu proses

    membentuk (atau membentuk-ulang) struktur masyarakat petani melalui

    upaya-upaya berupa: penggunaan cara baru untuk saling berhubungan,

    mengorganisasikan petani dalam suatu organisasi atau kelompok tani dan

    mempertemukan kebutuhan petani menjadi suatu hal yang mungkin. Elemen

  • 7/30/2019 Modul TPM

    9/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    9TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    utama sebagai penggerak proses pengorganisian masyarakat petani dalam

    program PLKSDA-BM tersebut di atas, dikenal dengan sebutan Tenaga

    Pendamping Masyarakat (TPM), yang diterjemahkan sebagai seseorang

    yang menjalankan kegiatan untuk memfasilitasi proses pengembangan

    masyarakat dalam PLKSDA-BM.

    Sesuai dengan pemahaman tersebut seorang TPM dituntut untuk memahami

    tentang berbagai dimensi dan prinsip-prinsip yang melandasi konsep

    pengembangan masyarakat.Terdapat 6 (enam) dimensi penting dalam

    konsep pengembangan masyarakat, yang secara fundamental saling

    berinteraksi secara bersama dan tidak dapat berdiri sendiri, meliputi:

    1. Pengembangan sosial, yang sangat terkait dengan konteks pekerjaan

    atau profesi, terdiri dari: pengembangan pelayanan kepada pasyarakat

    petani, perencanaan pengorganisasian sosial dan animasi sosial.

    2. Pengembangan ekonomi, sangat berkaitan dengan masalah tingkat

    revitalisasi masyarakat lokal dalam memperbaiki kualitas kehidupan

    petani, yang dikelompokkan dalam kategori pengembangan ekonomi

    secara konservatif dan pengembangan ekonomi secara radikal.3. Pengembangan politik, yang berkaitan dengan masalah pemberdayaan,

    struktur kekuasaan serta ketidak-setaraan kelas/status, jender dan etnis,

    dimana dikelompokkan dalam dua wilayah perhatian berikut:

    pengembangan politik internal dan pengembangan politik eksternal.

    4. Pengembangan budaya, sangat berkaitan dengan masalah globalisasi

    dan diversifikasi keunikan budaya lokal, yang dikelompokkan dalam empat

    komponen berikut: mempertahankan/menghargai budaya lokal,

    mempertahankan atau menghargai budaya khusus, mengembangkan

    multi-budaya dan budaya partisipatif.

    5. Pengembangan lingkungan, sangat berkaitan dengan masalah tanggung

    jawab untuk melakukan proteksi dan rehabilitasi terhadap sumberdaya

    atau lingkungan fisik, yang diarahkan pada dua aspek penanganan lahan

    kritis dan sumberdaya air, serta teknik budidaya yang memperhatikan

    aspek konservasi lahan.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    10/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    10TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    6. Pengembangan personal, berkaitan dengan masalah hilangnya identitas

    personal dan hilangnya rasa memiliki yang diarahkan pada dua konteks

    pertumbuhan personal dan pengembangan spiritual.

    C. TPM Dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM

    Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) dalam pelaksanaan program

    PLKSDA-BM di tingkat desa untuk melakukan proses pemberdayaan

    masyarakat petani dalam upaya upaya penanganan lahan kritis di wilayahnya

    secar berkelanjutan. TPM tidak hanya sekedar mendamping petani dalam

    melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis, namun lebih penting lagi, bahwa

    TPM adalah sebagai agen perubahan masyarakat.

    TPM disamping berperan untuk mendukung kelancaran pencapaian tujuan

    Program PLKSDA-BM di lapangan, juga bertanggungjawab secara moral

    untuk mendukung terciptanya keberdayaan masyarakat dan perubahan

    perilaku kolektif petani dalam pengelolaan lahan pertanian yang

    memperhatikan aspek konservasi.

    TPM tersebut akan direkrut oleh Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah

    Kabulaten/Kota. Secara umum tugas utama Tenaga Pendamping Masyarakat

    dalam pelaksanaan PLKSDA-BM adalah sebagai berikut:

    1. Sebagai pendamping masyarakat Petani dalam pelaksanaan PLKSDA-

    BM ditingkat desa, termasuk mencatat setiap perkembangan proyek dan

    melaporkannya ke Pemerintah Daerah.

    2. Sebagai pemberdaya masyarakat termasuk mensosialisasikan kepada

    masyarakat tentang PLKSDA-BM, melakukan intervensi dalam rangka

    pemberdayaan masyarakat dan membantu masyarakat petani

    merumuskan serta melaksanakan kegiatan penanganan lahan kritis di

    desa.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    11/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    11TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Tugas TPM sebagai Tenaga Pendampimg Pelaksana Program PLKSDA-BM

    di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan penandampingan masyarakat petani dalam pelaksanaanPLKSDA-BM sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam

    pedoman umum, pedoman Teknis dan panduan pelaku PLKSDA-BM,

    2. Menjaga proses berlangsungnya kegiatan program PLKSDA-BM agar

    tidak terjadi salah sasaran dan salah penanganan dilapangan;

    3. Memantau dan mencatat perkembangan pelaksanaan program PLKSDA-

    BM di lapangan sesuai dengan format standar sistem pengendalian yang

    disediakan, dan

    4. Melaporkan seluruh hasil capaian program PLKSDA-BM kepada

    pemerintah daerah.

    Tugas TPM sebagai Agen Pembaharuan dan Pemberdayaan Masyarakat

    adalah sebagai berikut:

    1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan internalisasi program

    PLKSDA-BM kepada seluruh masyarakat petani sasaran;

    2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pembelajaran terkait

    program PLKSDA-BM kepada petani;

    3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengorganisasian dan penguatan

    kapasitas petani, teruatam dalam pelaksanaan PLKSDA-BM;

    D. Persyaratan Tenaga Pendamping Masyarakat

    TPM diutamakan berasal dari Kabupaten atau Kecamatan yang menjadi

    wilayah sasaran PLKSDA-BM serta diharapkan bertempat tinggal di sekitar

    Kecamatan atau Desa sasaran yang mendapat dampingan. Sehingga dapat

    mencurahkan/memberikan waktunya secara lebih maksimal untuk melakukan

    fasilitasi serta lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat petani

    setempat.

    Sebaiknya TPM berlatar belakang pekerja masyarakat, diutamakan berlatar

    belakang pertanian, dan berpengalaman melakukan fasilitasi maupun

  • 7/30/2019 Modul TPM

    12/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    12TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    pendampingan kepada masyarakat terutama dalam lingkup kegiatan di

    bidang pertanian atau penanganan lahan kritis/konservasi, pemberdayaan

    masyarakat dapat juga TPM dari kegiatan-kegiatan sejenis, dengan masa

    kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

    TPM dapat berasal dari kalangan LSM, Universitas atau Lembaga-lembaga

    lokal yang ada. Sesuai dengan konsep program PLKSDA-BM, maka setiap

    TPM dalam pelaksanaan PLKSDA-BM minimal harus memenuhi kriteria-

    kriteria sebagai berikut:

    1. Memahami dan menguasai teknik-teknik dasar pendampingan dan

    pengembangan masyarakat;

    2. Memahami prinsip dasar pertanian yang memperhatikan konservasi lahan

    dan pelestarian lingkungan hidup serta sumberdaya air;

    3. Mempunyai komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah

    ketidak-berdayaan, terutama kepada masyarakat petani yang tidak

    mampu dan berpendapatan rendah;

    4. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan fasilitasi

    kepada masyarakat petani di akar rumput, terutama kepada petani pesertaprogram PLKSDA-BM;

    5. Memiliki prinsip, keyakinan dan kepercayaan diri, disiplin dan tekun serta

    sikap tidak kenal menyerah.

    6. Memahami persoalan-persoalan masyarakat, terkait penanganan lahan

    kritis dan sumberdaya air;

    7. Menguasai praktek pelaksanaan untuk menyusun dan mengembangkan

    proses perencanaan secara partisipatif bersama-sama masyarakat petani

    PLKSDA-BM;

    8. Mempunyai track record dan catatan perilaku yang baik dalam

    melaksanakan tugas-tugas profesional sebelumnya serta tidak cacat

    secara hukum.

    Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka seorang Tenaga

    Pendamping Masyarakat sebelum bertugas akan dibekali terlebih dahulu

    dengan pelatihan-pelatihan:

  • 7/30/2019 Modul TPM

    13/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    13TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    1. Konsep dasar dan tahapan pelaksanaan program PLKSDA-BM.

    2. Kemampuan dasar tentang pengembangan masyarakat (Community

    Development),

    3. Konsep dasar perencanaan partisipatif, terutama terkait dengan

    pelaksanaan program PLKSDA-BM;

    4. Pengetahuan-pengetahuan praktis tentang FGD (Focused Group

    Discussin), Sosialisasi dan Dinamika Kelompok, perencanaan

    penyiapan lahan, perencanaan tata tanam serta teknis budidaya.

    E. Peran TPM sebagai Pekerja Communitas

    Peran TPM sebagai pekerja masyarakat, dapat dikelompokkan ke dalam 4

    (empat) cluster yang disebut dengan peran fasilitatif, peranpendidikan, peran

    representatif dan peran teknis, dimana setiap peran tersebut mempunyai

    peran-peran praktis secara spesifik yang dapat diidentifikasikan.

    1. Peran Fasilitatif

    Peran Fasilitatif terutama ditujukan untuk mendorong, membangkitkan

    serta mendukung upaya pengembangan masyarakat. TPM dapat

    menggunakan berbagai teknik untuk memfasilitasi proses, yaitu secara

    efektif dapat bertindak sebagai katalis dan membantu sepanjang proses.

    Dalam kategori ini, beberapa peran secara lebih spesifik dapat dilakukan

    oleh TPM; yaitu dalam hal-hal: animasi sosial, mediasi dan negosiasi,

    dukungan, membangun konsensus, fasilitasi kelompok, pemanfaatan

    sumberdaya dan ketrampilan serta pengorganisasian.

    2. Peran Pendidikan

    Kategori peran yang kedua adalah Peran Pendidikan, dimana TPM

    dibutuhkan untuk memainkan peran lebih aktif dalam menfasilitasi

    masyarakat dalam menyusun agenda kegiatan PLKSDA-BM. Dalam

    konteks ini TPM tidak hanya dituntut untuk membantu berlangsungnya

    proses, tetapi juga harus memberikan masukan dan arahan positif sesuai

    dengan pengetahuan, ketrampilan maupun pengalaman yang dimiliki.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    14/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    14TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    Pemberdayaan masyarakat dalam program PLKSDA-BM merupakan

    proses pembelajaran secara berjalan, dimana TPM belajar untuk

    mendapatkan ketrampilan-ketrampilan baru, cara berfikir baru

    memandang dunia dengan cara-cara baru dan mengembangkan cara-

    cara baru untuk berinteraksi dengan pihak lain. Peran pendidikan yang

    harus dilakukan TPM, meliputi: meningkatkan kesadaran, memberikan

    informasi, pelatihan dan membangkitkan sikap kritis masyarakat.

    3. Peran Reprentatif

    Peran Representatif dari TPM adalah terkait dengan upaya untuk

    membangun interaksi dengan pihak-pihak eksternal program PLKSDA-

    BM, atas nama atau untuk kepentingan petani. Meskipun banyak

    kegiatan-kegiatan TPM yang difokuskan dalam internal masyarakat,

    tetapi diperlukan juga untuk membangun hubungan dengan sistem yang

    lebih luas. Peran representatif ini meliputi: mendapatkan sumberdaya,

    advokasi, penggunaan media, hubungan masyarakat, membangun

    jaringan serta membagi pengalaman dan pengetahuan.

    4. Peran Teknis

    Peran teknis adalah ditujukan agar TPM dapat memanfaatkan

    pengetahuan teknis dalam melaksanakan pekerjaannya, karena

    beberapa aspek dalam pemberdayaan masyarakat melibatkan aplikasi

    ketrampilan teknis untuk membantu proses pengembangan masyarakat.

    Peran-peran teknis meliputi:pengumpulan data dan analisis, penggunaan

    komputer, presentasi secara verbal dan tertulis, manajemen serta kontrol

    keuangan.

    F. Kebutuhan Keterampilan untuk TPM

    Dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM, terdapat 5 (lima) komponen

    penting dalam proses pengembangan ketrampilan TPM, dimana masing-

    masing merupakan faktor esensial dalam membantu TPM untuk

    memantapkan kemampuannya dalam pelaksanaan penampingan masyarakat

    petani. Ketrampilan pokok tersebut meliputi: analisis, kesadaran, pengalaman,belajar dari pihak lain, dan intuisi

  • 7/30/2019 Modul TPM

    15/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    15TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    1. Ketrampilan Analisis

    Keterampilan analisis sangat diperlukan oleh seorang TPM, karena

    ketrampilan praktis yang baik juga harus diintegrasikan dengan

    kemampuan analisis yang baik. Faktor signifikan dari analisis sebagai

    salah satu komponen ketrampilan adalah sangat terkait dengan

    kemampuan dalam teori dan pengembangan kemampuan intelektual.

    Disamping itu terkait juga dengan upaya untuk merubah model pemberian

    pelatihan secara sederhana menjadi pendekatan pendidikan secara

    komprehensif bagi TPM; karena seorang TPM terdidik dapat menjadi

    kekuatan yang luar biasa bagi perubahan sosial, dibandingkan dengan

    seorang TPM yang hanya mempunyai keterbatasan dalam pelaksanaan

    tugas-tugas tertentu.

    2. Kesadaran

    Kesadaran merupakan komponen ketrampilan kedua yang harus dimiliki

    oleh seorang TPM, baik kesadaran-dirimaupun kesadaran terhadap apa

    yang terjadi di masyarakat. Kesadaran-diri dalam tingkatan yang tinggimerupakan sesuatu yang esensial bagi TPM. Hal ini sangat penting bagi

    seorang TPM untuk memahami tentang bagaimana penerimaan orang

    lain terhadap dirinya, dan bagaimana karakteristik interaksi mereka

    dengan pihak lain; termasuk juga kesadaran tentang prasangka diri,

    wilayah-wilayah yang tidak diketahuinya serta ketidak-sesuaian dalam

    gagasan.

    Sedangkan kesadaran tentang apa yang sedang terjadi di sekitar

    (eksternal) juga sama pentingnya dengan kesadaran-diri, dimana terkait

    dengan sensitivitas terhadap pihak lain, kesiapan untuk mendengarkan

    apa yang masyarakat katakan, dan mampu untuk memahami politik,

    budaya dan tradisi masyarakat lokal. TPM harus bisa menjadi pendengar

    yang baik, disamping bisa menjadi seorang aktivis atau organisator yang

    andal, terutama dalam merefleksikan kembali apa yang masyarakat

    katakan melalui bentuk maupun cara-cara penyelesaian baru.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    16/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    16TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    3. Pengalaman

    Pengalaman merupakan salah satu ketrampilan utama yang sangat

    dibutuhkan oleh TPM. Dalam pekerjaan masyarakat, tidak ada yang

    dapat menggantikan peranan penting pengalaman; karena pekerjaan ini

    lebih merupakan suatu seni daripada hanya sebagai suatu ilmu

    pengetahuan. Sehingga hal tersebut menuntut seorang TPM dalam

    mengambil setiap keputusannya, untuk selalu berlandaskan pada

    kebijakan, pemahaman dan intuisi dibandingkan hanya berdasarkan pada

    aturan-aturan universal yang abstrak.

    Pengalaman di berbagai organisasi berbasis masyarakat sangat

    bermanfaat dan membantu untuk TPM, tidak hanya sebagai anggota

    biasa tetapi sebagai anggota aktif, masuk dalam komite, satuan tugas

    atau kelompok pelaksana; misalnya dalam partai politik, kelompok

    konservasi, organisasi amnesti internasional, kelompok kesejahteraan,

    kelompok perempuan serta organisasi kampanye suatu kegiatan. Faktor

    penting dari TPM adalah mempunyai perspektif untuk belajar dari

    pengalaman yang diperolehnya, belajar dari kesalahan-kesalahan yangpernah dibuatnya serta membuka kesempatan untuk selalu

    mengembangkan ketrampilannya.

    4. Belajar dari pihak lain

    Belajar dari pihak lain merupakan ketrampilan penting yang dibutuhkan

    oleh setiap TPM untuk mendukung ketrampilan-ketrampilan lainnya

    terutama pengalaman. Bagian esensial dari suatu pengalaman adalah

    mengamati bagaimana pihak lain bekerja. Sering seorang TPM tidak

    dapat menerangkan sesuatu secara jelas, dimana hal ini menjadi suatu

    indikasi tentang bagaimana seorang TPM yang berpengalaman, secara

    efektif, dapat menginter-nalisasikan pengetahuan, kebijakan dan

    ketrampilannya. Dalam belajar dari pihak lain, perlu diingat bahwa setiap

    TPM berbeda dan apa yang dikerjakan oleh seseorang tidak akan selalu

    dapat dikerjakan oleh pihak lain.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    17/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    17TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    5. Memiliki Intuisi

    Intuisi mempunyai peran penting dalam pengembangan ketrampilan TPM,

    dimana merupakan sumber utama untuk mencari apa yang akan

    dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dalam menilai pandangan

    dan pengertian intuitif bagi seorang TPM, penting untuk mencoba

    memahami sumber dari intuisi dimana dalam hal ini sangat terkait dengan

    kesadaran-diri. Terdapat tingkatan rasionalitas dalam keputusan yang

    sebelumnya diambil secara intuitif, dimana sering menghasilkan

    keputusan-keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan suatu

    keputusan yang dibuat hanya berdasarkan pada pertimbangan-

    pertimbangan yang lebih diformalkan dengan landasan kesadaran serta

    kehati-hatian.

    G. Kode Etik bagi TPM

    Dalam lingkup pekerjaan masyarakat, dengan segala konsep alamiahnya,

    para TPM atau pekerja masyarakat yang terlibat tidak berarti dalam posisi

    bebas nilai karena pada kenyataannya seluruh proses yang terjadi dalam

    pengembangan masyarakat adalah merupakan rangkaian kegiatan teknissecara profesional. Langkah-langkah dan gerakan yang sangat intensif dalam

    pekerjaan masyarakat memberikan implikasi untuk adanya kepastian tentang

    nilai-nilai; seperti nilai dalam masyarakat itu sendiri, nilai demokrasi, nilai

    partisipasi, nilai keyakinan-diri dan nilai universal lainnya. Secara lebih

    spesifik, proses pengembangan masyarakat akan meletakkan posisi nilai

    yang timbul dari sisiperspektif ekologi dan keadilan sosial.

    Nilai-nilai dan etika yang harus dimiliki oleh seorang TPM, perlu dilandasi oleh

    Nilai Personal, Nilai yang berkembang di Masyarakat dan Etika Moral. Nilai

    personal merupakan cerminan kesadaran terhadap nilai-diri dan menjadi

    bagian dari suatu refleksi kritis. Nilai yang berkembang di masyarakat perlu

    diadopsi oleh TPM, karena secara prinsip pengembangan masyarakat adalah

    suatu upaya tentang bagaimana meletakkan kembali nilai-nilai utama yang

    ada di masyarakat ke dalam kehidupan nyata masyarakat melalui bentuk

    tindakan untuk mewujudkan demokrasi secara partisipatif, perubahan tanpa

  • 7/30/2019 Modul TPM

    18/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    18TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    kekerasan serta keadilan sosial. Sedangkan etika moral sangat terkait

    dengan prinsip-prinsip etika yang ada, dimana TPM dituntut untuk dapat

    melakukan penilaian moral tentang apa yang benar untuk dilakukan dalam

    suatu situasi yang pasti tanpa adanya konflik nilai atau konflik di antara

    aturan-aturan moral.

    Seorang TPM perlu juga berorientasi pada prinsip profesionalisme, meskipun

    pendekatan kepada profesionalisme sering menimbulkan kontradiksi dalam

    pengembangan masyarakat. Tetapi aspek-aspek positif dari profesionalisme

    yang berupa komitmen terhadap posisi nilai dan etika perlu digunakan

    sebagai acuan dalam melaksanakan setiap pekerjaan masyarakat, dan

    tampaknya akan dapat dicapai secara lebih baik melalui komitmen yang kuat

    dari seorang TPM.

    Sesuai dengan pengertian penting yang ada, bahwa TPM PLKSDA-BM

    berperan strategis sebagai Agen Pembaharuan, Perubahan dan Agen

    Pemberdayaan Masyarakat, dan tidak hanya terbatas sebagai pekerja atau

    pelengkap elemen PLKSDA-BM, maka TPM dituntut untuk menjunjung tinggiaturan-aturan etika dan komitmen sebagai berikut:

    1. TPM program PLKSDA-BM senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai dan

    norma yang ada dan tumbuh di masyarakat, termasuk budaya serta

    kearifan lokal, dalam melaksanakan proses fasilitasi dan pendampingan.

    2. TPM hanya berorientasi pada kepentingan dan tujuan pelaksanaan

    program PLKSDA-BM secara keseluruhan, serta tidak mendasarkan diri

    pada kepentingan dan tujuan pribadi, kelompok atau golongan.

    3. TPM program PLKSDA-BM senantiasa berpihak kepada petani dan

    kelompok petani dan kelompok masyarakat marjinal/ rentan/Grassroot.

    4. TPM program PLKSDA-BM berorientasi pada aturan umum dan

    konsisten pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat petani agar

    mampu meningkatkan harkat dan martabat mereka sesuai dengan

    kebutuhan dan hak-hak dasar kehidupannya.

  • 7/30/2019 Modul TPM

    19/19

    Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri

    19TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)

    5. TPM program PLKSDA-BM selalu bersedia membantu serta melayani

    masyarakat di wilayah dampingan dan tidak sesekali meminta pelayanan

    dari masyarakat.

    6. TPM program PLKSDA-BM tidak diperbolehkan/dilarang untuk meminta

    imbalan atau mendapatkan imbalan dari masyarakat.

    7. TPM program PLKSDA-BM berupaya mendorong kemandirian

    masyarakat petani, agar mampu menangani permasalahan-

    permasalahan ketidak-berdayaan dan penanganan lahan kritis di

    wilayahnya secara mandiri, serta tidak menciptakan ketergantungan

    masyarakat pada bantuan TPM maupun pada bantuan dari pihak-pihak

    lain di luar masyarakat petani itu sendiri;

    8. TPM PLKSDA-BM senantiasa membangun upaya kebersamaan,

    kemitraan dan persatuan serta tidak menciptakan konflik, perpecahan,

    provokasi dan diskriminasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung-

    jawabnya di masyarakat.

    9. TPM program PLKSDA-BM tidak hanya berorientasi pada target dan

    pencapaian kuantitatif, tetapi mempertimbangkan juga proses dan

    kemajuan secara kualitatif dalam setiap tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM.

    10. TPM program PLKSDA-BM selalu berupaya untuk melakukan

    penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat serta menangani

    pengaduan yang timbul akibat pelaksanaan PLKSDA-BM melalui cara

    musyawarah, transparansi dan pencapaian konsensus.

    11. TPM program PLKSDA-BM tidak memberikan janji dan kesanggupan

    yang dapat menimbulkan kekecewaan dan menurunnya kepercayaan

    masyarakat terhadap pelaksanaan PLKSDA-BM.

    12. TPM program PLKSDA-BM menganut dan menjunjung tinggi integritas

    profesional dan pembangunan berkelanjutan. Sanksi berat akan

    diterapkan termasuk pemecatan bila integritas profesi ini dilanggar,

    termasuk menggelapkan/menyalahgunakan dana PLKSDA-BM, baik

    sendiri maupun bersama dengan masyarakat dampingannya.