Modul TPM
-
Upload
joko-triyono -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Modul TPM
-
7/30/2019 Modul TPM
1/19
MODUL 6TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Program Penanganan Lahan Kritis dan
Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat
(PLKSDA-BM)
DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
-
7/30/2019 Modul TPM
2/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
2TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .....................................................................................................2
Modul 6 Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).........................................3
Bahan Bacaan 1 Tenaga Pendamping Masyarakat.......................................... 7
A. Pengertian Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) ................................ 7
B. TPM Dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat ..................................8
C. TPM dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM ....................................................10
D. Persyaratan Tenaga Pendamping Masyarakat .........................................11
E. Peran TPM Sebagai Pekerja Communitas................................................13
F. Kebutuhan Keterampilan Untuk TPM ........................................................14
G. Kode Etik bagi TPM ..................................................................................17
-
7/30/2019 Modul TPM
3/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
3TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Modul 6
TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Gambaran
Umum
: Salah satu aspek yang mengakibatkan terjadinya degradasi
(penurunan) kondisi lingkungan fungsi daerah tangkapan air
diwilayah hulu, yaitu persoalan kondisi masyarakat yang
berperilaku pragmatis dalam memanfaatkan lahan untuk
mendukung kebutuhan ekonomi keluarga. Masyarakat
cenderung melakukan kegiatan cocok tanam dengan
melakukan penanaman tanaman semusim (cash crop) yang
tidak tepat dengan teknik yang kurang tepat pula, sehingga
memperburuk kekritisan lahan. Dalam jangka panjang,
perilaku bercocok-tanam tersebut akan sangat merusak
fungsi dan kondisi lahan, terutama bila dalam penyiapan
lahannya diikuti dengan kegiatan pembakaran.
Program penanganan lahan kritis harus terus
diinternalisasikan kepada masyarakat secara meluas di
daerah sasaran. Pelaksanaan PLKSDA-BM Tahun 2013 ini
ditekankan pada penguatan kapasitas masyarakat petani dan
Kelompok Tani yang terlibat dalam program. Oleh sebab itu
Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) yang ditugaskan
tersebut harus memiliki pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), ketrampilan (skill) dan nilai nilai (values) yang
dibutuhkan dalam menjalankan fungsinya, yaitu: (Pertama),
mendorong petani melakukan perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku, baik perorangan maupun kelompok agarmemiliki kepedulian dan kapasitas untuk berpartiaipasi aktif
dalam penanganan lahan kritis di wilayahnya; (Kedua),
memfasilitasi petani untuk melakukan identifikasi masalah,
selanjutnya merencanakan kegiatan penanganan lahan kritis
secara partisipatif, dan (Ketiga), memfasilitasi petani untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan
upaya penangan lahan kritis di daerahnya.
Dengan demikian, maka TPM yang ditugaskan mendampingi
-
7/30/2019 Modul TPM
4/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
4TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
petani dalam program PLKSDA-BMdi desa, dituntut adanya
ukuran yang berbasis pada kemampuan secara intelektual,
kemampuan tehnis dan kemampuan beradaptasi secara
berkesenambungan, dengan proses identifikasi masalah
(problem identification), pemecahan masalah (problem
solving) serta aktivitas layanan strategis (strategic brokering
activities) kepada masyarakat.
Tujuan : 1. Peserta memhami pengertian TPM sebagai pekerja
pengembangan masyarakat;
2. Peserta memahami pengertian TPM sebagai pendamping
dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM ditingkat desa;3. Peserta memahami tugas pokok dan fungsi TPM sebagai
pekerja pengem,bangan masyarakat dan sebagai
pendamping dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM;
4. Peserta memahami keterampilan-keterampilan apa saja
yang doibutuhkan TPM agar dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya tersebut;
5. Peserta memahami profil dan citra diri seorang TPM;
6. Peserta memahami strategi pendampingan terhadap
masyarakat/petani dalam pelaksanaan PLKSDA-BM.
Pokok
Bahasan
: 1. Pengertian TPM;
2. Peran dan Keterampilan TPM;
3. Proses Penyiapan Kerangka Kegiatan TPM;
4. Profil dan Citra diri seorang TPM;
5. Teknik dan Strategi Pendampingan petani PLKSDA-BM.
Alat &Bahan
:
OHP, transparansheet, dan spidol transparan Infocus dan Lap Top
Papan tulis/dinding
Kertas buram Plano (Flip chart)
Kertas Metaplane
Spidol Artline (ukuran Besar dan Tanggung)
Celotape atau malam penempel kertas
Waktu : 135 menit (3 JPL)
-
7/30/2019 Modul TPM
5/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
5TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Proses Fasilitasi:
Langkah-langkah
1. Fasilitator membuka pertemuan sessi ini dengan mengucapkan salam,
selanjutnya menjelaskan kepada peserta tujuan dan sasaran sesi ini, yaitu
kita akan mendiskusikan tentang Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)?
2. Mintalah pendapat peserta apabila kita mendengar kata TPM apa yang
anda bayangkan?. Tulislah pendapat peserta dalam kertas flip chart;
3. Setelah peserta memiliki gambaran tentang pengertian TPM,
selanjutnya apa yang anda bayangkan Kemampuan apa saja yang harus
dimiliki seorang TPM, Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang
harus dimiliki dan Citra Diri semacam apa yang harus dimiliki seorang
TPM. Tuliskan pendapat peserta dalam kertas flip chart;
4. Setelah para peserta mendapat gambaran tentang jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas, selanjutnya simpulkan pandapat
peserta tersebut kedalam satu kalimat dan disepakati bersama;
5. Peserta dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, dan setiap kelompok terdiri
5-7 orang. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan tersebut diatas, kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar
yang dikehendaki dan disepakati oleh kelompok masing-masing;
6. Setelah selesai diskusi kelompok dan menggambar sesuai kesepakatan,
selanjutnya setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya;
7. Minta kepada anggota kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok
yang telah dipresentasikan tadi;
-
7/30/2019 Modul TPM
6/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
6TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Langkah-langkah
8. Catatlah kata-kata kunci yang dipresentasikan tadi kedalam flipchart yang
telah disediakan, selanjutnya rumuskan pengertian TPM, tugas pokok dan
fungsi TPM, syarat-syarat dan Citra Diri yang harus dimiliki seorang TPM,
dll;
9. Sebagai rangkuman, tegaskan bahwa seorang TPM adalah seorang
individu yang memiliki pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),
ketrampilan (skill) dan nilai (values) yg dibutuhkan dalam membantu
masyarakat petani merencanakan melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi capaian kegiatan PLKSDA-BM di tingkat desa;
10.Sebagai pekerja CD, TPM dibutuhkan untuk memfasilitasi dan
menginisiasi terjadinya proses pengorganisasi petani dan kelompok tani,
sehingga dapat terorganisir dan terbudaya untuk melakukan upaya
penanganan lahan kritis secara mandiri dan berkelanjutan. Seseorang
dapat menjadi TPM harus memiliki kualifikasi sebagai orang yang dapat
menjalankan pekerjaan Communiti Develompment (CD), yaitu
pemampuan (enabling), pengorganisasian (organising) dan pendidikan
(education).
11.Lanjutkan presentasi tugas pokok dan fungsi TPM dalam melakukan
pendampingan terhadap petani dan kelompok tani PLKSDA-BM.
-
7/30/2019 Modul TPM
7/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
7TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Bahan Bacaan 1
TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT
A. Pengertian Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)
Salah aspek yang mengakibatkan terjadinya degradasi (penurunan) kondisi
lingkungan fungsi daerah tangkapan air diwilayah hulu, yaitu persoalan
kondisi masyarakat yang berperilaku pragmatis dalam memanfaatkan lahan
untuk mendukung kebutuhan ekonomi keluarga. Masyarakat cenderung
melakukan kegiatan cocok tanam dengan melakukan penanaman tanaman
semusim (cash crop) yang tidak tepat dengan teknik yang kurang tepat pula,
sehingga memperburuk kekritisan lahan. Dalam jangka panjang, perilaku
bercocok-tanam tersebut akan sangat merusak fungsi dan kondisi lahan,
terutama bila dalam penyiapan lahannya diikuti dengan kegiatan
pembakaran.
Oleh sebab itu, Pemerintah berinisiatif untuk melaksanakan Program
Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat
(PLKSDA-BM), dengan pendekatan pembangunanyang bertumpu padamasyarakat {Community Based Development}. Upaya pemberdayaan
masyarakat dalam PLKSDA-BM memerlukan keterlibatan dan peran-serta
yang sangat besar dari masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam hal ini
adalah serangkaian upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan,
kesadaran dan akses sumberdaya dari masyarakat, agar memiliki
kemandirian dalam perencanaan dan pelaksanaan penanganan lahan kritis
secara berkelanjutan.
Sebab itu, masyarakat petani perlu diberdayakan dan diorganisasikan, karena
bentuk keterlibatan secara terorganisasi akan memberikan suatu sumber
daya atau kekuatan penting yang luar biasa. Sebagai suatu program yang
berbasis pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, pelaksanaan
program PLKSDA-BM mempunyai suatu alur proses yang spesifik dengan
setiap elemen kegiatan dan mempunyai inter-relasi yang saling
ketergantungan. Sehingga diperlukan pemahaman terhadap seluruh elemen
-
7/30/2019 Modul TPM
8/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
8TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
proses yang terkait di dalamnya, agar akibat yang ditimbulkan oleh tidak
berjalannya suatu elemen proses tersebut sudah dapat diperhitungkan
sebelumnya.
Prinsip pembelajaran dalam PLKSDA-BM yang mencakup kesediaan belajar
bersama dan bekerja bersama petani dengan menjunjung tinggi nilai etika,
moralitas dan norma serta kesanggupan melakukan refleksi kritis terhadap
pengalaman di masa lalu dan belajar dari kesalahan yang pernah dialami.
Ruang temu untuk menjalin dialog dan kerja konstruktif dilakukan. Fasilitasi
pembelajaran lapangan dilakukan dengan menghidupkan proses aksi-refleksi.
Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) perlu melakukan fasilitasi,
pendampingan maupun koordinasi intensif untuk mengkonstruksikan proses
pembelajaran lapangan, sehingga pertemuan-pertemuan dan dialog-dialog
informal antara para petani dan kelompok tani PLKSDA-BM, aparat lapangan
dan elemen kelembagaan masyarakat lainnya yang terlibat bdalam program
ini dapat distrukturkan bersama dan dibangun sebagai ilmu bersama.
Untuk tujuan tersebut, perlu disusun suatu bacaaan bagi Tenaga Pendamping
Masyarakat sebagai upaya memberikan kerangka praktis yang memudahkan
penerjemahan konsep pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan
PLKSDA-BM bagi para pelaksana di tingkat lapangan. Bahan bacaan ini
diharapkan dapat merangkai seluruh elemen proses pelaksanaan program
dalam satu benang merah yang konkret, serta mengurangi timbulnya
kesenjangan dalam pemahaman alur proses antara yang diharapkan oleh
pembuat konsep program dengan para pelaksana dilapangan.
B. TPM Dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan masyarakat pelaksanaan PLKSDA-BM, adalah suatu proses
membentuk (atau membentuk-ulang) struktur masyarakat petani melalui
upaya-upaya berupa: penggunaan cara baru untuk saling berhubungan,
mengorganisasikan petani dalam suatu organisasi atau kelompok tani dan
mempertemukan kebutuhan petani menjadi suatu hal yang mungkin. Elemen
-
7/30/2019 Modul TPM
9/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
9TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
utama sebagai penggerak proses pengorganisian masyarakat petani dalam
program PLKSDA-BM tersebut di atas, dikenal dengan sebutan Tenaga
Pendamping Masyarakat (TPM), yang diterjemahkan sebagai seseorang
yang menjalankan kegiatan untuk memfasilitasi proses pengembangan
masyarakat dalam PLKSDA-BM.
Sesuai dengan pemahaman tersebut seorang TPM dituntut untuk memahami
tentang berbagai dimensi dan prinsip-prinsip yang melandasi konsep
pengembangan masyarakat.Terdapat 6 (enam) dimensi penting dalam
konsep pengembangan masyarakat, yang secara fundamental saling
berinteraksi secara bersama dan tidak dapat berdiri sendiri, meliputi:
1. Pengembangan sosial, yang sangat terkait dengan konteks pekerjaan
atau profesi, terdiri dari: pengembangan pelayanan kepada pasyarakat
petani, perencanaan pengorganisasian sosial dan animasi sosial.
2. Pengembangan ekonomi, sangat berkaitan dengan masalah tingkat
revitalisasi masyarakat lokal dalam memperbaiki kualitas kehidupan
petani, yang dikelompokkan dalam kategori pengembangan ekonomi
secara konservatif dan pengembangan ekonomi secara radikal.3. Pengembangan politik, yang berkaitan dengan masalah pemberdayaan,
struktur kekuasaan serta ketidak-setaraan kelas/status, jender dan etnis,
dimana dikelompokkan dalam dua wilayah perhatian berikut:
pengembangan politik internal dan pengembangan politik eksternal.
4. Pengembangan budaya, sangat berkaitan dengan masalah globalisasi
dan diversifikasi keunikan budaya lokal, yang dikelompokkan dalam empat
komponen berikut: mempertahankan/menghargai budaya lokal,
mempertahankan atau menghargai budaya khusus, mengembangkan
multi-budaya dan budaya partisipatif.
5. Pengembangan lingkungan, sangat berkaitan dengan masalah tanggung
jawab untuk melakukan proteksi dan rehabilitasi terhadap sumberdaya
atau lingkungan fisik, yang diarahkan pada dua aspek penanganan lahan
kritis dan sumberdaya air, serta teknik budidaya yang memperhatikan
aspek konservasi lahan.
-
7/30/2019 Modul TPM
10/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
10TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
6. Pengembangan personal, berkaitan dengan masalah hilangnya identitas
personal dan hilangnya rasa memiliki yang diarahkan pada dua konteks
pertumbuhan personal dan pengembangan spiritual.
C. TPM Dalam Pelaksanaan PLKSDA-BM
Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) dalam pelaksanaan program
PLKSDA-BM di tingkat desa untuk melakukan proses pemberdayaan
masyarakat petani dalam upaya upaya penanganan lahan kritis di wilayahnya
secar berkelanjutan. TPM tidak hanya sekedar mendamping petani dalam
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis, namun lebih penting lagi, bahwa
TPM adalah sebagai agen perubahan masyarakat.
TPM disamping berperan untuk mendukung kelancaran pencapaian tujuan
Program PLKSDA-BM di lapangan, juga bertanggungjawab secara moral
untuk mendukung terciptanya keberdayaan masyarakat dan perubahan
perilaku kolektif petani dalam pengelolaan lahan pertanian yang
memperhatikan aspek konservasi.
TPM tersebut akan direkrut oleh Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah
Kabulaten/Kota. Secara umum tugas utama Tenaga Pendamping Masyarakat
dalam pelaksanaan PLKSDA-BM adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendamping masyarakat Petani dalam pelaksanaan PLKSDA-
BM ditingkat desa, termasuk mencatat setiap perkembangan proyek dan
melaporkannya ke Pemerintah Daerah.
2. Sebagai pemberdaya masyarakat termasuk mensosialisasikan kepada
masyarakat tentang PLKSDA-BM, melakukan intervensi dalam rangka
pemberdayaan masyarakat dan membantu masyarakat petani
merumuskan serta melaksanakan kegiatan penanganan lahan kritis di
desa.
-
7/30/2019 Modul TPM
11/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
11TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Tugas TPM sebagai Tenaga Pendampimg Pelaksana Program PLKSDA-BM
di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penandampingan masyarakat petani dalam pelaksanaanPLKSDA-BM sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
pedoman umum, pedoman Teknis dan panduan pelaku PLKSDA-BM,
2. Menjaga proses berlangsungnya kegiatan program PLKSDA-BM agar
tidak terjadi salah sasaran dan salah penanganan dilapangan;
3. Memantau dan mencatat perkembangan pelaksanaan program PLKSDA-
BM di lapangan sesuai dengan format standar sistem pengendalian yang
disediakan, dan
4. Melaporkan seluruh hasil capaian program PLKSDA-BM kepada
pemerintah daerah.
Tugas TPM sebagai Agen Pembaharuan dan Pemberdayaan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan internalisasi program
PLKSDA-BM kepada seluruh masyarakat petani sasaran;
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pembelajaran terkait
program PLKSDA-BM kepada petani;
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pengorganisasian dan penguatan
kapasitas petani, teruatam dalam pelaksanaan PLKSDA-BM;
D. Persyaratan Tenaga Pendamping Masyarakat
TPM diutamakan berasal dari Kabupaten atau Kecamatan yang menjadi
wilayah sasaran PLKSDA-BM serta diharapkan bertempat tinggal di sekitar
Kecamatan atau Desa sasaran yang mendapat dampingan. Sehingga dapat
mencurahkan/memberikan waktunya secara lebih maksimal untuk melakukan
fasilitasi serta lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat petani
setempat.
Sebaiknya TPM berlatar belakang pekerja masyarakat, diutamakan berlatar
belakang pertanian, dan berpengalaman melakukan fasilitasi maupun
-
7/30/2019 Modul TPM
12/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
12TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
pendampingan kepada masyarakat terutama dalam lingkup kegiatan di
bidang pertanian atau penanganan lahan kritis/konservasi, pemberdayaan
masyarakat dapat juga TPM dari kegiatan-kegiatan sejenis, dengan masa
kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
TPM dapat berasal dari kalangan LSM, Universitas atau Lembaga-lembaga
lokal yang ada. Sesuai dengan konsep program PLKSDA-BM, maka setiap
TPM dalam pelaksanaan PLKSDA-BM minimal harus memenuhi kriteria-
kriteria sebagai berikut:
1. Memahami dan menguasai teknik-teknik dasar pendampingan dan
pengembangan masyarakat;
2. Memahami prinsip dasar pertanian yang memperhatikan konservasi lahan
dan pelestarian lingkungan hidup serta sumberdaya air;
3. Mempunyai komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah
ketidak-berdayaan, terutama kepada masyarakat petani yang tidak
mampu dan berpendapatan rendah;
4. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan fasilitasi
kepada masyarakat petani di akar rumput, terutama kepada petani pesertaprogram PLKSDA-BM;
5. Memiliki prinsip, keyakinan dan kepercayaan diri, disiplin dan tekun serta
sikap tidak kenal menyerah.
6. Memahami persoalan-persoalan masyarakat, terkait penanganan lahan
kritis dan sumberdaya air;
7. Menguasai praktek pelaksanaan untuk menyusun dan mengembangkan
proses perencanaan secara partisipatif bersama-sama masyarakat petani
PLKSDA-BM;
8. Mempunyai track record dan catatan perilaku yang baik dalam
melaksanakan tugas-tugas profesional sebelumnya serta tidak cacat
secara hukum.
Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka seorang Tenaga
Pendamping Masyarakat sebelum bertugas akan dibekali terlebih dahulu
dengan pelatihan-pelatihan:
-
7/30/2019 Modul TPM
13/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
13TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
1. Konsep dasar dan tahapan pelaksanaan program PLKSDA-BM.
2. Kemampuan dasar tentang pengembangan masyarakat (Community
Development),
3. Konsep dasar perencanaan partisipatif, terutama terkait dengan
pelaksanaan program PLKSDA-BM;
4. Pengetahuan-pengetahuan praktis tentang FGD (Focused Group
Discussin), Sosialisasi dan Dinamika Kelompok, perencanaan
penyiapan lahan, perencanaan tata tanam serta teknis budidaya.
E. Peran TPM sebagai Pekerja Communitas
Peran TPM sebagai pekerja masyarakat, dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) cluster yang disebut dengan peran fasilitatif, peranpendidikan, peran
representatif dan peran teknis, dimana setiap peran tersebut mempunyai
peran-peran praktis secara spesifik yang dapat diidentifikasikan.
1. Peran Fasilitatif
Peran Fasilitatif terutama ditujukan untuk mendorong, membangkitkan
serta mendukung upaya pengembangan masyarakat. TPM dapat
menggunakan berbagai teknik untuk memfasilitasi proses, yaitu secara
efektif dapat bertindak sebagai katalis dan membantu sepanjang proses.
Dalam kategori ini, beberapa peran secara lebih spesifik dapat dilakukan
oleh TPM; yaitu dalam hal-hal: animasi sosial, mediasi dan negosiasi,
dukungan, membangun konsensus, fasilitasi kelompok, pemanfaatan
sumberdaya dan ketrampilan serta pengorganisasian.
2. Peran Pendidikan
Kategori peran yang kedua adalah Peran Pendidikan, dimana TPM
dibutuhkan untuk memainkan peran lebih aktif dalam menfasilitasi
masyarakat dalam menyusun agenda kegiatan PLKSDA-BM. Dalam
konteks ini TPM tidak hanya dituntut untuk membantu berlangsungnya
proses, tetapi juga harus memberikan masukan dan arahan positif sesuai
dengan pengetahuan, ketrampilan maupun pengalaman yang dimiliki.
-
7/30/2019 Modul TPM
14/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
14TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
Pemberdayaan masyarakat dalam program PLKSDA-BM merupakan
proses pembelajaran secara berjalan, dimana TPM belajar untuk
mendapatkan ketrampilan-ketrampilan baru, cara berfikir baru
memandang dunia dengan cara-cara baru dan mengembangkan cara-
cara baru untuk berinteraksi dengan pihak lain. Peran pendidikan yang
harus dilakukan TPM, meliputi: meningkatkan kesadaran, memberikan
informasi, pelatihan dan membangkitkan sikap kritis masyarakat.
3. Peran Reprentatif
Peran Representatif dari TPM adalah terkait dengan upaya untuk
membangun interaksi dengan pihak-pihak eksternal program PLKSDA-
BM, atas nama atau untuk kepentingan petani. Meskipun banyak
kegiatan-kegiatan TPM yang difokuskan dalam internal masyarakat,
tetapi diperlukan juga untuk membangun hubungan dengan sistem yang
lebih luas. Peran representatif ini meliputi: mendapatkan sumberdaya,
advokasi, penggunaan media, hubungan masyarakat, membangun
jaringan serta membagi pengalaman dan pengetahuan.
4. Peran Teknis
Peran teknis adalah ditujukan agar TPM dapat memanfaatkan
pengetahuan teknis dalam melaksanakan pekerjaannya, karena
beberapa aspek dalam pemberdayaan masyarakat melibatkan aplikasi
ketrampilan teknis untuk membantu proses pengembangan masyarakat.
Peran-peran teknis meliputi:pengumpulan data dan analisis, penggunaan
komputer, presentasi secara verbal dan tertulis, manajemen serta kontrol
keuangan.
F. Kebutuhan Keterampilan untuk TPM
Dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM, terdapat 5 (lima) komponen
penting dalam proses pengembangan ketrampilan TPM, dimana masing-
masing merupakan faktor esensial dalam membantu TPM untuk
memantapkan kemampuannya dalam pelaksanaan penampingan masyarakat
petani. Ketrampilan pokok tersebut meliputi: analisis, kesadaran, pengalaman,belajar dari pihak lain, dan intuisi
-
7/30/2019 Modul TPM
15/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
15TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
1. Ketrampilan Analisis
Keterampilan analisis sangat diperlukan oleh seorang TPM, karena
ketrampilan praktis yang baik juga harus diintegrasikan dengan
kemampuan analisis yang baik. Faktor signifikan dari analisis sebagai
salah satu komponen ketrampilan adalah sangat terkait dengan
kemampuan dalam teori dan pengembangan kemampuan intelektual.
Disamping itu terkait juga dengan upaya untuk merubah model pemberian
pelatihan secara sederhana menjadi pendekatan pendidikan secara
komprehensif bagi TPM; karena seorang TPM terdidik dapat menjadi
kekuatan yang luar biasa bagi perubahan sosial, dibandingkan dengan
seorang TPM yang hanya mempunyai keterbatasan dalam pelaksanaan
tugas-tugas tertentu.
2. Kesadaran
Kesadaran merupakan komponen ketrampilan kedua yang harus dimiliki
oleh seorang TPM, baik kesadaran-dirimaupun kesadaran terhadap apa
yang terjadi di masyarakat. Kesadaran-diri dalam tingkatan yang tinggimerupakan sesuatu yang esensial bagi TPM. Hal ini sangat penting bagi
seorang TPM untuk memahami tentang bagaimana penerimaan orang
lain terhadap dirinya, dan bagaimana karakteristik interaksi mereka
dengan pihak lain; termasuk juga kesadaran tentang prasangka diri,
wilayah-wilayah yang tidak diketahuinya serta ketidak-sesuaian dalam
gagasan.
Sedangkan kesadaran tentang apa yang sedang terjadi di sekitar
(eksternal) juga sama pentingnya dengan kesadaran-diri, dimana terkait
dengan sensitivitas terhadap pihak lain, kesiapan untuk mendengarkan
apa yang masyarakat katakan, dan mampu untuk memahami politik,
budaya dan tradisi masyarakat lokal. TPM harus bisa menjadi pendengar
yang baik, disamping bisa menjadi seorang aktivis atau organisator yang
andal, terutama dalam merefleksikan kembali apa yang masyarakat
katakan melalui bentuk maupun cara-cara penyelesaian baru.
-
7/30/2019 Modul TPM
16/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
16TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
3. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu ketrampilan utama yang sangat
dibutuhkan oleh TPM. Dalam pekerjaan masyarakat, tidak ada yang
dapat menggantikan peranan penting pengalaman; karena pekerjaan ini
lebih merupakan suatu seni daripada hanya sebagai suatu ilmu
pengetahuan. Sehingga hal tersebut menuntut seorang TPM dalam
mengambil setiap keputusannya, untuk selalu berlandaskan pada
kebijakan, pemahaman dan intuisi dibandingkan hanya berdasarkan pada
aturan-aturan universal yang abstrak.
Pengalaman di berbagai organisasi berbasis masyarakat sangat
bermanfaat dan membantu untuk TPM, tidak hanya sebagai anggota
biasa tetapi sebagai anggota aktif, masuk dalam komite, satuan tugas
atau kelompok pelaksana; misalnya dalam partai politik, kelompok
konservasi, organisasi amnesti internasional, kelompok kesejahteraan,
kelompok perempuan serta organisasi kampanye suatu kegiatan. Faktor
penting dari TPM adalah mempunyai perspektif untuk belajar dari
pengalaman yang diperolehnya, belajar dari kesalahan-kesalahan yangpernah dibuatnya serta membuka kesempatan untuk selalu
mengembangkan ketrampilannya.
4. Belajar dari pihak lain
Belajar dari pihak lain merupakan ketrampilan penting yang dibutuhkan
oleh setiap TPM untuk mendukung ketrampilan-ketrampilan lainnya
terutama pengalaman. Bagian esensial dari suatu pengalaman adalah
mengamati bagaimana pihak lain bekerja. Sering seorang TPM tidak
dapat menerangkan sesuatu secara jelas, dimana hal ini menjadi suatu
indikasi tentang bagaimana seorang TPM yang berpengalaman, secara
efektif, dapat menginter-nalisasikan pengetahuan, kebijakan dan
ketrampilannya. Dalam belajar dari pihak lain, perlu diingat bahwa setiap
TPM berbeda dan apa yang dikerjakan oleh seseorang tidak akan selalu
dapat dikerjakan oleh pihak lain.
-
7/30/2019 Modul TPM
17/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
17TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
5. Memiliki Intuisi
Intuisi mempunyai peran penting dalam pengembangan ketrampilan TPM,
dimana merupakan sumber utama untuk mencari apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dalam menilai pandangan
dan pengertian intuitif bagi seorang TPM, penting untuk mencoba
memahami sumber dari intuisi dimana dalam hal ini sangat terkait dengan
kesadaran-diri. Terdapat tingkatan rasionalitas dalam keputusan yang
sebelumnya diambil secara intuitif, dimana sering menghasilkan
keputusan-keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan suatu
keputusan yang dibuat hanya berdasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan yang lebih diformalkan dengan landasan kesadaran serta
kehati-hatian.
G. Kode Etik bagi TPM
Dalam lingkup pekerjaan masyarakat, dengan segala konsep alamiahnya,
para TPM atau pekerja masyarakat yang terlibat tidak berarti dalam posisi
bebas nilai karena pada kenyataannya seluruh proses yang terjadi dalam
pengembangan masyarakat adalah merupakan rangkaian kegiatan teknissecara profesional. Langkah-langkah dan gerakan yang sangat intensif dalam
pekerjaan masyarakat memberikan implikasi untuk adanya kepastian tentang
nilai-nilai; seperti nilai dalam masyarakat itu sendiri, nilai demokrasi, nilai
partisipasi, nilai keyakinan-diri dan nilai universal lainnya. Secara lebih
spesifik, proses pengembangan masyarakat akan meletakkan posisi nilai
yang timbul dari sisiperspektif ekologi dan keadilan sosial.
Nilai-nilai dan etika yang harus dimiliki oleh seorang TPM, perlu dilandasi oleh
Nilai Personal, Nilai yang berkembang di Masyarakat dan Etika Moral. Nilai
personal merupakan cerminan kesadaran terhadap nilai-diri dan menjadi
bagian dari suatu refleksi kritis. Nilai yang berkembang di masyarakat perlu
diadopsi oleh TPM, karena secara prinsip pengembangan masyarakat adalah
suatu upaya tentang bagaimana meletakkan kembali nilai-nilai utama yang
ada di masyarakat ke dalam kehidupan nyata masyarakat melalui bentuk
tindakan untuk mewujudkan demokrasi secara partisipatif, perubahan tanpa
-
7/30/2019 Modul TPM
18/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
18TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
kekerasan serta keadilan sosial. Sedangkan etika moral sangat terkait
dengan prinsip-prinsip etika yang ada, dimana TPM dituntut untuk dapat
melakukan penilaian moral tentang apa yang benar untuk dilakukan dalam
suatu situasi yang pasti tanpa adanya konflik nilai atau konflik di antara
aturan-aturan moral.
Seorang TPM perlu juga berorientasi pada prinsip profesionalisme, meskipun
pendekatan kepada profesionalisme sering menimbulkan kontradiksi dalam
pengembangan masyarakat. Tetapi aspek-aspek positif dari profesionalisme
yang berupa komitmen terhadap posisi nilai dan etika perlu digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan setiap pekerjaan masyarakat, dan
tampaknya akan dapat dicapai secara lebih baik melalui komitmen yang kuat
dari seorang TPM.
Sesuai dengan pengertian penting yang ada, bahwa TPM PLKSDA-BM
berperan strategis sebagai Agen Pembaharuan, Perubahan dan Agen
Pemberdayaan Masyarakat, dan tidak hanya terbatas sebagai pekerja atau
pelengkap elemen PLKSDA-BM, maka TPM dituntut untuk menjunjung tinggiaturan-aturan etika dan komitmen sebagai berikut:
1. TPM program PLKSDA-BM senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai dan
norma yang ada dan tumbuh di masyarakat, termasuk budaya serta
kearifan lokal, dalam melaksanakan proses fasilitasi dan pendampingan.
2. TPM hanya berorientasi pada kepentingan dan tujuan pelaksanaan
program PLKSDA-BM secara keseluruhan, serta tidak mendasarkan diri
pada kepentingan dan tujuan pribadi, kelompok atau golongan.
3. TPM program PLKSDA-BM senantiasa berpihak kepada petani dan
kelompok petani dan kelompok masyarakat marjinal/ rentan/Grassroot.
4. TPM program PLKSDA-BM berorientasi pada aturan umum dan
konsisten pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat petani agar
mampu meningkatkan harkat dan martabat mereka sesuai dengan
kebutuhan dan hak-hak dasar kehidupannya.
-
7/30/2019 Modul TPM
19/19
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan DaerahKementerian Dalam Negeri
19TENAGA PENDAMPING MASYARAKAT (TPM)
5. TPM program PLKSDA-BM selalu bersedia membantu serta melayani
masyarakat di wilayah dampingan dan tidak sesekali meminta pelayanan
dari masyarakat.
6. TPM program PLKSDA-BM tidak diperbolehkan/dilarang untuk meminta
imbalan atau mendapatkan imbalan dari masyarakat.
7. TPM program PLKSDA-BM berupaya mendorong kemandirian
masyarakat petani, agar mampu menangani permasalahan-
permasalahan ketidak-berdayaan dan penanganan lahan kritis di
wilayahnya secara mandiri, serta tidak menciptakan ketergantungan
masyarakat pada bantuan TPM maupun pada bantuan dari pihak-pihak
lain di luar masyarakat petani itu sendiri;
8. TPM PLKSDA-BM senantiasa membangun upaya kebersamaan,
kemitraan dan persatuan serta tidak menciptakan konflik, perpecahan,
provokasi dan diskriminasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung-
jawabnya di masyarakat.
9. TPM program PLKSDA-BM tidak hanya berorientasi pada target dan
pencapaian kuantitatif, tetapi mempertimbangkan juga proses dan
kemajuan secara kualitatif dalam setiap tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM.
10. TPM program PLKSDA-BM selalu berupaya untuk melakukan
penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat serta menangani
pengaduan yang timbul akibat pelaksanaan PLKSDA-BM melalui cara
musyawarah, transparansi dan pencapaian konsensus.
11. TPM program PLKSDA-BM tidak memberikan janji dan kesanggupan
yang dapat menimbulkan kekecewaan dan menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap pelaksanaan PLKSDA-BM.
12. TPM program PLKSDA-BM menganut dan menjunjung tinggi integritas
profesional dan pembangunan berkelanjutan. Sanksi berat akan
diterapkan termasuk pemecatan bila integritas profesi ini dilanggar,
termasuk menggelapkan/menyalahgunakan dana PLKSDA-BM, baik
sendiri maupun bersama dengan masyarakat dampingannya.