Naskah Drama

4
NASKAH DRAMA UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA “Kebesaran Hati Seorang Permaisuri” Pemain : Ragil Bayu Pambudi (17 - XII IA 2) sebagai Raja Nani Septi Ratnasari (16 - XII IA 2) sebagai Permaisuri Luqman Hakim Anwar (14 - XII IA 2) sebagai Penasihat Vina Lestari (24 - XII IA 2) sebagai Gadis I

description

a

Transcript of Naskah Drama

NASKAH DRAMAUJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIAKebesaran Hati Seorang Permaisuri

Pemain : Ragil Bayu Pambudi(17 - XII IA 2)sebagai Raja Nani Septi Ratnasari(16 - XII IA 2)sebagai Permaisuri Luqman Hakim Anwar(14 - XII IA 2)sebagai Penasihat Vina Lestari(24 - XII IA 2)sebagai Gadis I Winarti(27 - XII IA 2)sebagai Gadis II Agustin Dian Kartikasari(01 - XII IA 2)sebagai Gadis III Dewi Setya Rini(06 - XII IA 2)sebagai Gadis IV Wahyuningsih(25 - XII IA 2)sebagai Dayang

Alkisah, nun di negeri yang sangat jauh, di sebuah kerajaan yang berjuluk Kerajaan Pambudi, dimana dari tanahnya tumbuh segala kemakmuran dan segala kelimpahan hasil Bumi, hiduplah seorang Raja yang ketenarannya sungguh masyhur hingga ke pelosok negeri. Sang Raja yang bergelar Baginda Sri Maharaja Ragil Pambudi, demikian sayangnya kepada rakyatnya. Disampingnya tersebutlah Permaisuri yang amatlah elok parasnya, yang selalu setia mendampinginya dalam suka dan duka.Pada suatu malam, terlihat Sang Raja dan Permaisuri sedang berjalan-jalan menikmati indahnya malam disinari oleh cahaya rembulan.Raja:Wahai Permaisuriku . . . begitu eloknya suasana malam ini. Langit begitu pekat dihiasi oleh gemerlap bintang yang indah.Permaisuri:Benar Tuanku (tersenyum). Hati hamba begitu tenteram dengan keindahan mala mini.Raja:Apalagi jika di tengah-tengah kita hadir seorang putra dan seorang putri yang dapat menambah kesempurnaan hidup kita.Permaisuri:Iya Tuanku . . . (menunduk sedih). Maafkan hamba yang sampai saat ini belum bisa memberikan putra seperti yang selalu Tuanku inginkan, putra yang kelak dapat melanjutkan tampuk kepemimpinan negeri ini.Raja:Sudahlah Permaisuriku, janganlah engkau bersedih . . . (menggenggam tangan Permaisuri). Tetapi, pabila aku memang menghendaki seorang putra, akankah engkau mengizinkan aku beristri seorang lagi?Permaisuri:(terkejut) Apa maksud perkataan Tuanku? Akankah hamba?Raja:Maafkan aku permaisuriku, tetapi negeri ini harus mempunyai penerus yang kelak memerintah negeri ini.Permaisuri:(berkaca-kaca) Jika memang itu yang terbaik bagi negeri ini . . . Tetapi akan relakah hati hamba . . . (berlari meninggalkan Raja)Pagi menjelang, sinar surya mulai menyeruak dari celah-celah dedaunan, suara cericit burung terdengar dari kejauhan. Di ruang makan istana . . .Raja:(sambil duduk) Dayang, dimanakah gerangan permaisuri berada?Dayang:Ampun Tuanku . . . Sepertinya Sang Ratu enggan keluar dari peraduannya (sambil melayani Raja)Raja:Bagaimana keadaannya?Dayang:Ampun Tuanku, hamba benar-benar tidak mengetahui perihal keadaan Ratu. Beliau mengunci diri di ruangannya.Raja:(menghela nafas) Ya sudahlah kalau memang begitu.Dayang:Ampun Tuanku, bukan bermaksud lancang, jika hamba boleh tahu, apakah sedang ada permasalahan?Raja:Tidak Dayang! Sudah, ke belakanglah, cepat bawakan buah kemari!Dayang:Baiklah Paduka Raja.

Tiba-tiba dengan raut muka yang kusut masai, Permaisuri keluar menghampiri Sang Raja.Permaisuri:Tuanku, maafkan sikap hamba yang kekanak-kanakan ini. Tidak semestinya hamba hanya memikirkan diri hamba sendiri.Raja:Apa yang kau maksudkan, Ratuku?Permaisuri:Hamba setuju akan kehendak Tuanku yang ingin beristri lagi, karena hamba pikir memang seharusnya kerajaan ini memiliki pewaris tahta.Raja:Apakah sungguhg demikian Ratuku? Apakah engkau telah yakin dengan keputusanmu?Permaisuri:Hamba yakin dengan keputusan hamba, Tuanku.Raja:Terimakasih Ratuku, hatimu sungguh mulia . . . Benar engkau kekasih dewa . . .Raja dan Permaisuripun melanjutkan makan. Setelah selesai . . .Dayang:Dayang . . . Dayang . . . Kemari !!Dayang:(dengan terburu-buru) Iya, Baginda Raja.Raja:Panggilkan Penasihat !!Dayang:Baik, Raja.Tak lama Penasihatpun datang . . .Penasihat:Ada apa gerangan Baginda Raja memanggil hamba?Raja:Temani aku keluar istana.Penasihat:Baik Baginda Raja.Sang Raja dan Penasihatpun keluar istana untuk melihat-lihat aktivitas rakyat di sekitar istana. Di tengah jalan mereka bercakap-cakap.Raja:Penasihat, bagaimana pendapatmu jika aku hendak beristri lagi?Penasihat:Maksud Paduka, Paduka ingin berpoligami begitu?Raja:Ya begitulah.Penasihat:Bagaimana dengan Pemaisuri, apakah telah memberi izin?Raja:Dia telah memberikan izin setelah mempertimbangkan apa yang menjadi keinginanku.Penasihat:Mulia benar hati Permaisuri, tapi hamba juga menyetujuinya. Lagipula bagaimanapun kerajaan ini harus segera memiliki pewaris tahta.