Novel khuruj fi sabilillah pengalaman Habilih Al Khawarizmi

179
Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi 1 HABILIH AL-KHAWARIZMI Novel KHURUJ FI SABILILLAH (Keluar di Jalan Allah)

description

Novel pengalaman spiritual, penuh tantangan dan fakta aktual sangat bagus sangat seru menegangkan penuh canda serius tentang kehidupan

Transcript of Novel khuruj fi sabilillah pengalaman Habilih Al Khawarizmi

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

1

HABILIH AL-KHAWARIZMI

Novel

KHURUJ FI SABILILLAH

(Keluar di Jalan Allah)

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

2

Before reading you must say:

Kisah ini ku persembahkan

untuk manusia yang gigih menapaki jalan Ilahi…

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

3

PREFACE

INI adalah catatan penulis selama I’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan. Ditambah

kajian-kajian islam dari berbagai buku, ceramah, diskusi, dan sejenisnya.

PENYEBUTAN ormas-ormas islam maupun manhaj-manhaj adalah benar. Dan

bukan untuk meninggikan atau merendahkan satu sama lain.

JAMAAH Khuruj Fi Sabilillah adalah benar-benar ada dan terkadang sering disebut

dengan nama lain. Markas dan aktivitasnya dapat disaksikan hingga kini.

TUJUAN utama dari tulisan ini adalah untuk mengajak kepada kebaikan. Tidak ada

unsur komersil atau lainnya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

4

Di dalam bilik kecil dan beranda biara,

di dalam biara kristen dan gereja yahudi,

Di sini orang merasa takut akan neraka,

lainnya bermimpi tentang surga.

Tetapi ia yang tahu rahasia-rahasia kebenaran dari Tuhannya

Tidak menanam benih-benih seperti itu di dalam hatinya.

( Omar Khayyam )

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

5

PESONA DAKWAH

Kamis, 18 Agustus 2011 / 18 Ramadhan 1432H

Bersama Amir Syarifudin dan Andhika berangkatlah kami dari stasiun Poris

Plawad menuju Masjid Kebon Jeruk. Kami harus membentuk jamaah sekitar 10

orang agar bisa melakukan Khuruj fi Sabilillah. Saya tidak begitu paham mengenai

jamaah ini, satu-satunya informasi yang saya peroleh justru dari sesuatu yang tidak

disengaja. Sedikit flash back waktu masih pakai putih abu-abu. Tepatnya saat saya

kelas 1 SMA, dibawah meja terdapat buku berjudul Khuruj Fi Sabilillah yang sudah

koyak sampulnya namun masih layak dibaca. Singkat penilaian buku ini sangat detail

menjelaskan adab-adab dan memberi semangat untuk menyebarkan kebaikan, walau

tak bisa dipungkiri saat saya membaca sering menemui kesulitan memahami istilah-

istilahnya. Sebenarnya kusulitan tersebut dapat sirna jikalau glosarium yang

menjelaskan istilah pada bagian belakang buku masih utuh.

Setiap hari sekolah setiap hari pula buku itu saya baca dan kembali saya

letakkan di bawah meja, buku ini pasti milik kakak kelas yang juga menggunakan

kelas ini pada pagi hari. Namun semakin dibaca, semakin saya kagum pada isi dan

orang yang melakukan khuruj1. Sampai akhirnya buku ini saya selamatkan saat teman

ingin membuangnya karena dirasa tidak ada yang memiliki (pada dasarnya sih…saya

memang sudah berniat ngambil buku ini..heheh).

1 . khuruj artinya keluar. keluar untuk menetap di masjid (I’tikaf) sebagai sarana tarbiayah umat guna membentuk sifat imaniyyah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

6

Masjid Kebon Jeruk adalah markas pusat Jamaah ini. Masjid ini merupakan

salah satu bangunan yang dilindungi oleh pemerintah, disebabkan karena keberadaan

masjid yang sudah ada sejak lama. Saat ini Masjid Kebon Jeruk terus mengalami

renovasi dengan tetap mempertahankan bangunan tua yang kini terletak di tengah

masjid dan berwarna hijau muda. Kami melewati pintu gerbang belakang masjid.

Kondisi masjid masih dalam renovasi. Namun terlihat sudah ada 3 lantai yang dapat

digunakan oleh jamaah. Kami terus berjalan ke sudut masjid, disini terdapat spanduk

bertuliskan ISTIQBAL2 terpampang di tembok, nama kami dicatat oleh seseorang

yang mengenakan jubah hijau dan bersorban putih. Petugas istiqbal menyambut kami

dengan ramah seolah-olah kami sering berkunjung ke masjid ini.

“Subhanallah… selamat datang. Ini jamaah dari mana?” sambut petugas istiqbal

dengan ramah. Menjabat erat tangan kami satu persatu. Amir Saripudin berbincang

dengan petugas tersebut. Maklum Amir sering ke tempat ini. Petugas itu mengajak

kami duduk dan bertanya sedikit identitas kami. Mencatat pada sebuah buku

berbentuk mirip buku besar pada administrasi sekolah. Kami berencana melakukan

khuruj 10 hari. Petugas melihat kalender, berpikir dan berkata kepada kami insyallah

niat antum semua dapat terlaksana. Kemudian kami diantar ke atas untuk meletakkan

barang bawaan.

Di lantai 2 saya melihat banyak manusia bergeletakan tidur pulas

menghilangkan rasa lelah. Suasana disini layaknya posko pengungsian korban

gempa. Sepanjang mata memandang yang tampak adalah kain centang perentang 2. Istiqbal bisa disamakan dengan resepsionis atau bagian penerima tamu.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

7

dimana-mana, tumpukan tas besar-besar, alas tidur tergelar lebar, manusia dengan

jenggot yang panjang-panjang, bahkan yang usia muda pun sengaja membiarkan

jenggotnya tidak dicukur, semua mengenakan penutup kepala berupa peci maupun

sorban. Terkesan lusuh kumuh dan semrawut. Namun Suasana disini tidak disesaki

oleh canda tawa yang berlebihan. Redup…tenang…dan setiap sudut ada saja yang

sibuk membaca Al-Qur’an maupun shalat sunnah. Penglihatan mata terkadang suka

menipu. Mata berkata lusuh namun hati berkata tentram. Maka janganlah kau lihat

dunia dengan mata, namun tataplah ia dengan hati. Saya merasa memasuki atmosfer

yang berbeda. Ketika melihat banyak orang maka saya lebih baik menjadi patung

yang diam tak bergeming. Sebuah ‘gangguan psikologis’ terhadap situasi-situasi yang

ramai. Rasa malu yang tiba-tiba datang, entahlah saya kurang suka menjadi sorotan

mata banyak orang. Dilantai 2 ini telah dipenuhi oleh jamaah. Tidak ada tempat.

Akibatnya kami menuju lantai berikutnya. Di lantai 3 manusia-manusia berjenggot

dan beraroma minyak wangi non alkohol tidak terlalu banyak menempati sudut

ruangan, lantai 3 biasanya digunakan untuk jamaah dari luar negeri. Dikarenakan hari

ini banyak jamaah yang ingin melakukan khuruj maka lantai 3 yang biasanya khusus

untuk jamaah luar negeri diperbolehkan untuk kami tempati (mungkin wajah saya

memang sedikit kaya orang Eropa…heheheh) maka tas ransel yang cukup berat

akhirnya bisa lepas dari pundak.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

8

Kami menuju bagian dalam masjid, agak ke sebelah kiri terdapat ruangan

bertuliskan TASYKIL3. Disini nama kami dicatat kembali dan ditanyakan berapa

uang yang kami bawa. Saya kira uang tersebut harus diserahkan kepada mereka,

ternyata mereka hanya bertanya. Kami diperintahkan untuk bermalam disini,

kemudian esok hari ba’da shalat Jum’at barulah kami diperbolehkan Khuruj Fi

Sabilillah, sedangkan mengenai lokasi khuruj belum diberi tahu.

Jika Anda bermalam di Masjid Kebon Jeruk saat bulan Ramadhan maka

jangan takut kelaparan. Saat buka puasa misalnya, disini akan terlihat nilai

kebersamaan yang tinggi. Makan dengan menu seadanya dalam satu nampan yang

dinikmati oleh 4 orang. Dan seperti dambaan orang-orang dhuafa seperti saya seluruh

santapan berbuka dan sahur itu 100% grateeeeszz (gak percaya??? Buktiin dah kesini

bawa satu kelurahan juga kaga apa-apa masih di itung gratis). Setelah mengikuti

cara makan berjamaah dengan 1 nampan untuk 4 orang ini saya jadi lebih menghargai

makanan, bahkan jadi suka sayuran (saking lapernya malah kadang2 saya makan

cabe sama butiran garem nya). Pernah terbesit pertanyaan siapakah yang membiayai

ini semua? Apalagi sering saya melihat orang yang berbuka puasa disini bukan hanya

jamaah ini saja, namun orang umum lainnya yang sekedar mampir kemudian

berbelanja baju gamis di pasar depan masjid. Siapa yang mendanai ini semua?

Apalagi tidak terlihat ada kotak amal jariyyah disini. Jauh berbeda dengan masjid

pada umumnya, dimana-mana ada kotak amal, di pintu gerbang ada kotak amal, di

WC ada kotak amal di pojok mesjid ada kotak amal bahkan saking butuh duitnya ada 3. Tasykil = mengajak.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

9

pengurus masjid yang ngasih amplop kosong buat kita isi. Jika iuran anggota maupun

sumbangan dari pihak luar tidak ada, dari mana jamaah ini bisa menjalankan

aktifitasnya?. Hadza min fadhli rabbi. Ini adalah karunia Tuhanku.

Awalnya saat di tempat tasykil dimana petugas menanyakan jumlah uang

yang dibawa, saya mengira petugas itu akan mengambil uang saya untuk

menggerakkan organisasi atau jamaah ini. Namun tidak sepeser pun uang saya keluar

dari dompet ini. Meraka hanya bertanya kemudian mencatat jumlahnya. Kata mereka

itu untuk pertimbangan kemana kami akan ditempatkan saat khuruj fi sabilillah. Dan

setelah saya bertanya kepada Amir Syaripudin mengenai hal tersebut, dia berkata

bahwa berdakwah hendaknya dengan diri dan harta sendiri. Jika kita berdakwah

kemudian meminta dana kepada orang lain, mengirim proposal kesana-kemari

meminta sumbangan dipinggir jalan justru itu membuat kita lemah. Harta yang

banyak memang membuat dakwah kita terlihat mewah namun tidak ada hasilnya.

Misalnya kita meminta dana pada orang kaya di daerah kita, kemudian dikemudian

hari orang kaya tersebut berlaku tidak sesuai syariat islam, maka pasti kita akan risih

untuk menasehati beliau, kita seperti terpenjara oleh sebuah hutang budi, dan itu

menghambat dakwah islam.

Kalo kaga ada kotak amal… apa yang ada di masjid Kebon Jeruk Jakarta?.

Baiklah saya yang bertanya saya juga yang menjawab (kaga penting banget

nih…ketauan narsis nya). Di masjid Kebon Jeruk Jakarta tidak terlihat kotak amal,

tidak ada petugas yang memberikan amplop kosong untuk kita isi dengan uang.

Disini hanya ada laki-laki dengan pakaian dominan gamis, saya tidak melihat jamaah

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

10

wanita yang hilir mudik seperti di masjid pada umumnya. Laki-laki disini bahkan

banyak pula yang bersorban. Dimana-mana tercium wangi-wangian non alkohol,

mereka umumnya melakukan aktivitas tilawah qur’an, sholat sunnah, zikir, dan

bentuk ibadah lainnya (tapi ada juga sih yang terkapar tidur di dalam masjid).

Gerakan yang menggetarkan hati saya terjadi saat adzan berkumandang, seluruh

jamaah mendengar dan mentaati seruan shalat itu, yang masih diatas pada turun ke

masjid, yang ngobrol berhenti, yang tidur langsung bangun, yang nyuci ditinggal

cuciannya, yang lagi satu dan dua 4 dipercepat, yang wudhunya batal wudhu lagi

(yaeyalllah….masa abis kentut kaga wudhu lagee). Saya pribadi melihat gerakan

kompak menuju masjid seperti ini membuat gemetar sekaligus malu dan langsung ke

masjid, ngikutin shalat sunnah qabliyyah menunggu iqamat dengan tenang kemudian

shalat berjamaah. Filosofi berteman dengan tukang minyak wangi maka akan ikut

wangi sepertinya terjadi pada saya di Mesjid Kebon Jeruk ini.

***

4. Istilah satu = buang air kecil, sedangkan istilah dua = buang air besar .

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

11

SEJARAH

MASJID KEBON JERUK JAKARTA5

Letak masjid ini berada di Jalan Hayam Wuruk No. 85 Kelurahan Tamansari,

Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Masjid Kebon Jeruk merupakan masjid pertama

di kawasan perdagangan dan keramaian bisnis ibu kota, yakni Glodok.

Menurut data dari Dinas Museum dan Pemugaran Provinsi Jakarta, Masjid

Kebon Jeruk didirikan oleh seorang Tionghoa Muslim, Chau Tsien Hwu di tahun

1786. Beliau adalah salah seorang pendatang dari Sin Kiang, Tiongkok yang kabur

dari negerinya karena ditindas oleh pemerintah setempat. Setelah sampai di Batavia,

ia menemukan sebuah surau yang tiangnya telah rusak serta tidak terpelihara lagi.

Kemudian di tempat tersebut, ia dan teman-temannya sesama pendatang dari

Tionghoa mendirikan masjid dan diberi nama Masjid Kebon Jeruk. Alasan diberinya

nama Masjid Kebon Jeruk, karena memang pada waktu itu di daerah ini ditumbuhi

banyak pohon jeruk.

5 Referensi : http://thearoengbinangproject.com/photoworks/photos/Jakarta/Mosque/kebonjeruk/kebonjeruk_09.jpg/ http://mesjidjamikebonjeruk.blogspot.com/2009/09/artikel-masjid-kebon-jeruk.html/ http://mesjidjamikebonjeruk.blogspot.com/2009/09/kumpulan-artikel-masjid-jami-kebon.html/

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

12

Kedua atap Masjid Jami’ Kebon Jeruk ini cukup unik, yang menunjukkan pengaruh

Belanda, Cina dan Jawa.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

13

Menara masjid sudah lama runtuh karena memang telah sangat tua. Mimbarnya yang

antik terbuat dari kayu kembang, kini masih tersimpan di Museum Fatahillah.

Ruangan tengah Masjid Jami’ Kebon Jeruk yang berukuran 10 X 10 m. Di dalam

Masjid Jami’ Kebon Jeruk boleh dikatakan hampir tidak ada sesuatu benda atau

ornamen istimewa yang menarik sebagai obyek foto. Yang menarik justru adalah

dandanan dan rupa para jamaah yang menunjukkan pengaruh Timur Tengah yang

kuat.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

14

Sebuah ornamen bunga pada pangkal lampu yang menempel di langit-langit masjid.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

15

Beberapa orang dengan wajah Timur Tengah tampak diantara jamaah Masjid Jami’

Kebon Jeruk. Masjid ini memang selain dikunjungi oleh jamaah dari seluruh pelosok

tanah air, juga sering didatangi oleh para jamaah yang berasal dari banyak penjuru

dunia.

Waktu saya shalat Jum’at disini ada orang berwajah India dengan tubuh yang

tinggi besar, namun sangat ramah pada saya. Beliau memberikan minyak wangi dan

tersenyum ramah. Khutbah jum’at menggunakan bahasa Arab. Bahasa pemersatu

umat islam (semoga saya bisa berbahasa Arab, agar bisa menyapa saudara muslim

di seluruh dunia). Di bagian tengah masjid saya melihat turis asing dengan pakaian

kaos berwarna hijau dan celana jeans, orang bule itu juga ikut shalat jum’at disini.

Usai shalat jum’at orang bule itu bertanya kepada jamaah yang lain. Kontras sekali

pakaian mereka, namun sepertinya itu tidak menjadi masalah karena mereka tetap

asyik berkomunikasi. Inilah wajah islam rahmatan lil alamin.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

16

Jalan masuk ke dalam Masjid Jami’ Kebon Jeruk. Jika Masjid Jami’ Kebon Jeruk

dikunjungi jamaah dari berbagai pelosok dunia dengan berbagai macam profesi, itu

karena Masjid Jami’ Kebon Jeruk merupakan markaz (pusat kegiatan) usaha dakwah

di Indonesia. Di Masjid Jami’ Kebon Jeruk setiap harinya dibahas dan

dimusyawarahkan hal-hal yang berkaitan dengan rencana kegiatan, pengiriman

jamaah, kendala, dan lain-lainya yang berkaitan dengan usaha dakwah islam.

Salah satu wuwungan Masjid Jami’ Kebon Jeruk dengan 3 lubang di setiap sisinya

yang menyerupai lubang kunci berukuran besar. Masjid Jami’ Kebon Jeruk telah

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

17

mengalami beberapa kali pemugaran, yang tercatat diantaranya adalah pada tahun

1950 dimana Masjid Jami’ Kebon Jeruk diperluas pada semua sisinya. Kemudian

Masjid Jami’ Kebon Jeruk dipugar lagi tahun 1974 dengan dana bantuan Gubemur

DKI Jakarta, lalu Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta melakukan pemugaran

pada tahun 1983/1984-1985/1986, dan 1998.

Wuwungan kedua yang berbentuk limas bersegi empat, dengan ukiran dedaunan

bergerigi di puncaknya. Lambang bintang sabit yang lazimnya di pasang di puncak

kubah atau wuwungan masjid, terlihat dilukis pada tiap sisi bidang yang berbentuk

kubus. Sebuah bentuk kubah masjid yang lazim dijumpai tampak terlihat di bagian

belakang Masjid Jami’ Kebon Jeruk.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

18

Dua orang jamaah tampak menunggu waktu yang tepat untuk menyeberang Jl.

Hayam Wuruk yang selalu sibuk dipadati kendaraan bermotor.

Masjid Jami’ Kebon Jeruk telah ditetapkan sebagai situs sejarah yang

dilindungi Pemerintah DKI Jakarta, berdasarkan Surat keputusan Gubernur tertanggal

10 Januari 1972.

***

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

19

HADITS-HADITS TENTANG SHALAT

1. Shalatlah kamu seperti kamu lihat aku shalat (riwayat Bukhari).

2. Apabila kamu masuk masjid maka shalatlah dua rakaat sebelum duduk

(riwayat Bukhari).

3. Jangan engkau duduk di kuburan dan janganlah shalat menghadap kepadanya

(riwayat Muslim).

4. Apabila sudah iqamat tidak boleh mengerjakan shalat lain kecuali shalat

fardhu (Riwayat Muslim).

5. Saya diperintahkan untuk tidak menyingsingkan lengan baju dalam shalat

(Riwayat Muslim).

6. Luruskan shaf dan himpitkan barisan dalam shalat. Dalam satu riwayat ada

yang mengatakan : “diantara kami ada yang menempelkan bahu ke bahu dan

telapak kaki kanannya dan telapak kaki sahabatnya(Riwayat Bukhari).

7. Apabila sudah iqamat maka datanglah dengan berjalan tenang tidak berlari.

Apa yang kamu peroleh dari sholat bersama imam kerjakanlah, dan apa yang

ketinggalan dari rakaat lengkapilah (Muttafaq Alaih).

8. Ruku’lah sampai tuma’ninah (tenang sesudah bergerak) lalu angkat kepalamu

sampai tegak berdiri sesudah itu sujudlah sampai thuma’ninah (riwayat

Bukhari).

9. Apabila kamu sujud letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah

sikumu (riwayat Muslim).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

20

10. Sesungguhnya saya adalah imammu, janganlah kamu mendahului aku dalam

ruku’ dan sujud (riwayat Muslim).

11. Pada hari kiamat nanti pertama kali akan dihisab adalah mengenai shalatnya.

Apabila shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya dan apabila jelek maka

jeleklah seluruh amalnya (Hadits shahih riwayat Thabrani).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

21

KESALAHAN PENDAPAT

Sangat kontras…. sekalipun saya biasa mengenakan baju muslim karena

aktifitas sehari-hari adalah mengajar anak-anak di TPA namun saya yakin pakaian

yang saya kenakan terlihat aneh disini. Saya berangkat dari rumah mengenakan baju

koko dengan sedikit bordir warna coklat dari bahan sifon yang licin sehingga tampak

mengkilap jika terpantul cahaya dan celana panjang hitam lurus yang juga sedikit

mengkilap. Jika diibaratkan maka style saya layaknya perpaduan da’i kondang di

televisi dan eksekutif muda (uhuk…uhuk…cuih!!!). Seharusnya ini memang kostum

yang modis dan sesuai perkembangan zaman, kostum yang saya kenakan ini biasanya

selalu sesuai untuk berbagai keadaan, entah itu kondangan, selametan, tahlilan, shalat

id, ke kampus, ikut kajian islam, seminar, bahkan ke mall. Namun di Masjid Kebon

Jeruk ini penampilan tersebut justru membuat saya aneh sendiri.

Jamaah yang lain mengenakan baju gamis maupun jubah. Warna pakaian

mereka tidak terlalu mencolok, hanya satu warna, kalau atasnya putih bawahnya juga

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

22

putih…. bahkan baju mereka terkesan lusuh. Namun melihat penampilan mereka saat

ini, justru membuat pakaian saya yang terlihat lusuh. Celana mereka diatas mata kaki

sedangkan celana hitam mengkilap ‘eksekutif muda’ yang saya kenakan lurus hingga

melewati mata kaki, bagian bawah celana saya sering terinjak jika berjalan dan selalu

basah setelah dari toilet. Memang sekalipun penampilan saya kontras dengan mereka

namun tidak ada yang mengejek saya. Semua sepertinya sibuk beribadah kepada

Allah ketimbang memuaskan nafsu lidah untuk berkomentar.

Hampir saya menjadi tontonan memalukan di toilet jika saya melakukannya

dengan tergesa-gesa. Kebiasaan yang sudah lama saya derita adalah ketidakmampuan

sistem pencernaan saya untuk menyimpan bahan makanan terlalu lama. Jika saya

meminum satu gelas air maka 30 menit kemudian saya akan melunasi hajat buang air

kecil. Jika mengkonsumsi makanan hingga perut merasa kenyang maka 1 jam

kemudian hajat buang air besar harus ditunaikan. Jika saya duduk lama di luar

ruangan maka 2 jam kemudian tubuh akan membuang angin melalui tempatnya

diiringin bunyi yang khas. Seharusnya saya menunaikan hajat ini 15 menit yang lalu,

namun kata Amir Syarifudin rugi kalau sedang ada bayan6 kita pergi tidak

mendengarkan. Otak saya langsung mengingat dan menimbang keadaan: JIKA

DALAM WAKTU 20 MENIT BAYAN INI BELUM JUGA TUNTAS. MAKA

SAYA PUTUSKAN UNTUK MENUNTASKAN HAJAT INI SEGERA!!!. Ok…

sedikit menunggu rasanya tidak masalah. Maka saat bayan ditutup dengan doa kifarah

majlis tanpa aba-aba saya langsung mencari ‘tempat resepsi’ hajat ini. Toilet. 6 . Sejenis ceramah/ khutbah/ pidato.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

23

Masuk dengan kaki kiri ada perintah untuk membasuh kaki setelah 1 dan 2.

saya sedikit risih buang air kecil disini, terlalu rendah tembok penghalang disebelah

kiri dan kanan saya. Masih mudah terlihat oleh orang yang lewat. Apakah toilet ini

sedang direnovasi? Apakah uang membangun toilet ini dikorupsi jadi tidak sempurna

hasilnya? atau jangan-jangan tukang yang membangun toilet ini tidak menghitung

tinggi badan dengan tinggi penghalang yang rendah ini?. Perang batin antara segera

menuntaskan hajat dengan rasa malu belum menuai keputusan, justru yang datang

adalah prasangka buruk. Sesungguhnya prasangka itu datangnya dari setan.

Astaghfirullah di dalam masjid masih bisa digoda setan juga ya… Kemudian ada

orang yang juga berkeinginan buang air kecil. Dia memasuki ‘area buang hajat’

dengan penghalang yang rendah sama seperti yang saya lakukan tadi, kemudian dia

jongkok dan menunaikannya. Sebuah adegan yang menakutkan…andai saya

membuang hajat dengan berdiri dan orang tersebut melihat kelakuan bodoh saya dan

melihat punya saya juga. Mau ditaruh dimana muka saya. Maka saya seperti Qabil

yang kebingungan mengubur jasad saudaranya hingga Allah mengirim sepasang

burung untuk mengajarinya. Sungguh manusia adalah makhluk yang lemah,

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

24

pengetahuannya terbatas. Maka teruslah memohon petunjuk pada Dzat yang

menciptakan mu. Saya baru tahu kalau laki-laki juga buang air kecil harus jongkok.

Nampan kami telah habis isinya. Namun jujur perut ini masih merasa lapar.

Saya meneguk air dalam gelas. Masih terasa lapar…akhirnya saya tutup dengan zikir

dan do’a, semoga mampu mengekang nafsu makan ini. Bagaimana jadinya jika saya

harus khuruj 10 hari, disebuah tempat yang belum saya ketahui, dengan uang terbatas,

jauh dari ibu, jauh dari sahabat yang sering nongkrong sambil ngopi. Ya Allah

cukupkan rizki hamba hingga hamba tidak perlu berhutang maupun mengambil hak

orang. Di sebelah kami terdapat satu kelompok yang sedang menunggu makanan.

Sepertinya mereka terlalu lama di masjid hingga baru memulai makan saat nampan

saya sudah tandas isinya. Mereka berempat bergamis putih dengan 2 orang yang

mengenakan sorban. Dari wajah mereka tampak usia sekitar 20 tahun. Masih muda

dan mereka makan dengan jongkok. Aneh. Kata orang tua saya kita dilarang makan

dengan berjongkok karena akan mudah keluar lewat lubang bawah.

“parah banget mereka. Anak kecil aja tau kalau makan tidak boleh jongkok….”. saya

berkomentar pada Amir Syaripudin. Amir diam sambil merapikan baju gamisnya.

“sunah nya memang seperti itu….”. suara Amir mengalir ringan. Muka saya berubah

heran.

“koq bisa…?”. Muka saya makin terlihat bodoh.

“makan dan minum jangan berdiri. Usahakan duduk dengan cara kaki kiri

didudukkan dan lutut kanan ditegakkan, agar perut kita terlipat menjadi tiga bagian.

Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara. Jika tempat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

25

yang kita duduki kotor maka kita diperbolehkan makan sambil jongkok…”.

Astaghfirullah…malu rasanya sudah menyidir empat orang yang sedang makan tadi.

***

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

26

HARUS DILETAKKAN DIMANA?

Agama Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik di bidang

ekonomi, politik, kebudayaan, sosial dan lain-lain. Juga menggariskan metode yang

benar dan tepat untuk memecahkan kesulitan dalam bidang-bidang tersebut. Islam

berusaha mengatur kehidupan manusia. Islam merupakan satu-satunya ajaran yang

paling kuat untuk dapat membahagiakan manusia di dunia dan akhirat.

Islam sebelum menjadi syari’at (peraturan Allah) adalah sebagai kepercayaan

atau keyakinan (bahwa Allah adalah sembahan yang hak) karena Rasulallah

memusatkan upayanya di Makkah terhadap hal tauhid. Barulah setelah hijrah ke

Madinah, mendirikan negara dan menerapkan/mempraktekkan syari’at Islam. Agama

Islam menganjurkan untuk mencari ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu yang

bermanfaat. Pada abad pertengahan muncul tokoh-tokoh ilmu modern dan ilmu

agama dari kalangan Islam seperti Al-Haitami, Al-Bairuni dan lain-lain. Islam

menghalkan harta yang diperoleh dengan cara yang halal yaitu yang tidak ada

penindasan, penipuan serta mengutamakan harta yang halal itu hendaknya dimiliki

oleh orang-orang shaleh, yang mau memberikan hartanya kepada orang kafir dan

untuk perjuangan agar terealisir keadilan sosial di kalangan umat Islam.

Rasulullah SAW bersabda :

.صحیح رواه أحمد. نعم المال الصالح للمرء الصالح

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

27

“sebaik-baik harta ialah harta yang halal ntuk orang yang shaleh.” (riwayat

Ahmad).

Ada orang yang mengatakan bahwa tidak mungkin harta itu dicari dengan cara yang

halal saja. Pendapat ini tidak benar dan tidak mempunyai dasar sama sekali.

Islam agama perjuangan dan mencari ketenangan hidup. Karenanya ia

mewajibkan seorang muslim untuk mengorbankan harta dan jiwa untuk

menegakkannya. Ia menghendaki agar manusia hidup tenang dalam naungan Islam

dan lebih mementingkan urusan akhirat daripada dunia. Menghidupkan fikiran Islam

yang bebas dalam batas-batas yang tidak bertentangan dengan norma-norma Islam

seperti menghilangkan kebekuan berfikir dan membuang sisipan fikiran yang

menodai fikiran Islam yang murni dan menghalangi kemajuan umat Islam seperti

masalah-masalah bid’ah, takhayul dan hadits palsu.

Itulah sedikit gambaran kejayaan islam pada masa-masa awal. Lalu

bagaimana islam di masa modern seperti ini?. Harus diakui banyak hal yang negatif

namun masih kita lakukan, banyak hal yang tidak islami namun kita ikuti, banyak hal

yang subhat namun tak dijauhi. Maka jika kita masih seperti itu, dimana kita

meletakkan agama?. Sepertinya agama tak ubahnya sebuah fatwa yang keluar dari

mulut ulama masuk ke telinga orang awam dan hilang terbawa panasnya diskusi

panjang. Atau sebuah ritual tahunan dan ikut-ikutan? Perintah shalat fardu yang

terlewat dan merasa cukup dengan shalat di hari Idul Fitri. Ataukah agama hanya

sebuah angka? Yang diberikan oleh mereka yang merasa tinggi pemahamannya

kepada setiap mereka yang haus ilmu. Nilai agama kita sembilan namun akhlak kita

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

28

bobrok tak karuan. Guru agama kita paham agama namun tak ada beda dengan

lainnya. Agama… harus diletakkan dimana?.

Teringat waktu kecil saya mengaji layaknya anak kampung lainnya, pengajian

kampung yang tak mengenal kurikulum bahkan sering sang ustadz tak menuai

bayaran dari kami. Pengajian ini hanya mampu mengantarkan kami untuk mampu

membaca Al-Qur’an terbata-bata buta tajwid buta terjemah. Sedih saya pada agama.

Dia sudah tersisih, terbukti saat saya bertemu dengan kawan satu pengajian yang dulu

sama-sama kesulitan menghafal bacaan-bacaan shalat ternyata sudah jauh dari nilai

agama. Bacaan shalat yang mati-matian kita hafal karena sang guru tak menggunakan

metode yang interaktif saat mengajar ditambah tidak adanya media buku untuk

menulis. Waktu itu kami sangat kesulitan menghafal bacaan shalat, namun kini jerih

payah dulu dia mengaji terbuang begitu saja. Shalat bukanlah hal penting. Adzan

bersahutan tak digubris. Ajakan shalat dari orang tua lewat begitu saja. Yang

terpenting adalah pergaulan katanya. Semakin banyak bergaul… semakin mudah

mencari kerja. Dunia segalannya. Masih muda jauh dari mati. Nantilah kalau sudah

tua baru sering-sering pake sarung dan peci. Kalau sekarang mah hepi-hepi. Lalu…

Agama… harus diletakkan dimana?.

Menginjak SMP maka putus sudah istilah mengaji bagi seluruh anak kampung

seusia saya. Termasuk saya yang harus meninggalkan pengajian kampung tersebut.

Memasuki pergaulan yang lebih luas dan sering melampaui batas. Kepala saya tak

lagi dijejal ejaan iqra hingga 6 jilid. Kini kepala saya harus disesaki dengan fisika…

kimia…. biologi… geografi… sejarah… bahasa asing…. Sebuah fakta bahwa Agama

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

29

sudah kalah dari disiplin ilmu lainnya. Maka ekskul yang paling ‘tidak laku’ dan

‘mati segan hidup pun tak mau’ di SMP saya adalah ROHIS. Pedih melihat ekskul

yang satu ini, kenapa kalian harus ada jika wujud kalian tak menggairahkan?. Naman

tetap saya kagum pada pengurus Rohis. Ucapan mereka berbeda dengan siswa

lainnya, sorot mata mereka kuat dan terarah meninggalkan sensasi dalam hati. Saya

jadi ingat saat mengaji dulu. Ah… saya masih SMP… indah nian dakwah kata

mereka. Dan begitu manis istilah cinta kepada Allah.

Jika Rohis SMP seperti mati maka Rohis SMA Lebih bergairah, berani

bersaing dengan ekskul lain. Ucapan pengurus rohis SMA lebih tajam… lebih

menggebu. JIHAD… PALESTINA…. HANCURKAN ZIONIS….

Walau saya kagum dengan rohis sejak SMP namun hingga SMA diri ini tak

mau jua duduk bersama mereka dalam kepengurusan. Dan keengganan tersebut

semakin menjadi. Sebuah duri dalam lembutnya kain sutra. Entah dia tak tahu atau

tak mau tahu. Masih dalam lingkungan masjid sekolah, batas suci belum lagi jauh

dari mata. Namun tak malukah mereka berdua? Si wanita duduk bersandar pada si

Pria dan tangan si Pria indah membelai kerudung si wanita. Mereka dua pengurus

Rohis. Yang sering dipanggil ikhwan akhwat…. Kini berselimut syahwat. Pilu hati

ini melihat pejuang agama terbuai oleh asmara. Mana cita-cita kalian menjadi syahid?

Mana kebencian kalian pada zionis? Kalian tahu bahwa pacaran itu haram… dan

tahukah kalian bahwa zionis yang kalian benci itu memang sengaja membuat indah

hugungan pacaran, tak segan-segan zionis itu menampilkan gaya hidup, acara TV,

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

30

buku, musik, bahkan idealisme-nya ke seluruh dunia. Maka saya ingin bertanya pada

mereka: Agama… harus diletakkan dimana?

Semakin tersayat hati ini saat melihat seorang manusia dengan lisan ayat.

Saya meneladani manusia ini. Saya ingin seperti dia. Namun manusia yang sering

keluar ayat Al-Qur’an dari mulutnya ternyata tak mampu menggerakkan tubuhnya

sesuai lisannya. Dia cerdas…. Menjadi khatib saat shalat jumat…. Kajian islamnya

dalam…. Buku-bukunya tebal…. Dan namanya bergelar…. Tapi masih suka

menyombongkan diri, masih suka suap ke petugas yang berbaju coklat kalau

urusannya mau cepat, shalat wajib masih dirumah layaknya wanita, makan sambil

berdiri layaknya kuda, lupa sama ibu lebih cinta sama istri, gaya hidupnya tak beda

dengan selebriti… Ya Ilahi…. Ayat-Mu dijadikannya sendagurau tak berarti. Kepada

manusia ayat saya bertanya: Agama… harus diletakkan dimana?.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

31

NUANSA ISLAMI

Di dalam masjid dengan jumlah jamaah yang sangat banyak membuat suasana

shalat disini terasa berbeda. Saat shalat fardu yang umumnya di masjid lain hanya

memperoleh jamaah tidak lebih dari 2 shaf, maka keadaan tersebut tidak berlaku di

masjid Kebon Jeruk ini. Shalat zuhur sensasinya kaya shalat Idul Fitri. Setiap hari

masjid ramai… penuh. Apalagi pakaian jamaah yang mirip orang Arab menambah

rasa islam disini semakin kental. Kapan masjid deket rumah saya bisa begini? Ya…

Allah mudahkanlah langkah kaki laki-laki muslim untuk pergi ke masjid shalat

berjamaah.

Layaknya manusia biasa yang butuh sosialisasi alias ngobrol, begitu juga

dengan jamaah masjid ini. Biasanya mereka membentuk lingkaran jika ingin saling

berbicang. Namun tetap adab-adab masjid tidak diabaikan oleh mereka semua,

seperti:

1. Tidak membuka aurat, merokok, dan meludah

2. Tidak bernyanyi, bersiul, berteriak, bertepuk tangan, dan berlari-lari7.

7 Firman Allah Ta’ala : وما كان صالتھم عند البیت إال مكاء وتصدیة “Dan sholat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan …” (A-Anfal : 35) Hindarilah siulan dan tepuk tangan, karena hal itu menyerupai perbuatan kaum wanita, orang-orang fasik dan kaum musyrikin. Apabila anda merasa kagum terhadap seseuatu maka katakanlah : “Allahu Akbar Walillahil hamd” (Allah Maha Besar dan hanya miliknya segala puja dan puji).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

32

3. Tidak mengadakan transaksi/jualan/dagang. Jika ada yang demikian maka

do’a kan dagangannya bangkrut.

4. Tidak tidur di shaf depan

5. Tidak mengarahkan kaki ke arah kiblat, atau seperti duduknya Abu Jahal yang

memeluk kedua kaki yang disilangkan dan duduk menopang kedua tangan ke

belakang (su’ul adab / kesombongan).

6. Hendaknya membuang dan membersihkan kotoran yang ditemukan atau

dilihat.

7. Ketika membaca Al-Qur’an atau berzikir jangan sampai mengganggu orang

yang sedang shalat.

8. Tidak membicarakan masalah-masalah duniawi, tidak berdebat, berselisih,

dan berkelahi. Usahakan setiapa pembicaraan mengandung dakwah dan

kebesaran Allah SWT.

9. Hentikan aktivitas saat terdengar azan.

Dibagian belakang masjid ada dapur untuk memasak makanan (yaeyalah…

dapur buat masak kalo kuburan tempat orang dikubur). Petugas yang memasak

makanan biasanya disebut petugas khidmat, namanya juga khidmat yang berarti

pelayanan maka petugas ini tidak digaji dan harus ikhlas menjalankan tugasnya

(masakan dengan nilai keikhlasan bener-bener maknyooosss di badan heheh).

Petugas disini benar-benar ramah saat memberi nampan yang berisi makanan

kepada jamaah, tidak tampak mereka kelelahan mengatur banyaknya jamaah yang

harus di isi perutnya karena seharian berpuasa, padahal makanan yang menunya

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

33

enak ini tidak dijual, alias gratis. Kalian tahu kan apa artinya gratis? Tidak

bayar…. Free… dompet aman… sangatsangat enak lah pokoknya.

Sepertinya jamaah disini berlomba-lomba menunjukkan tabungan ramah yang

mereka punya. Mulai dari saya menginjakkan kaki sampai detik ini semua orang

ramah… ramah…. dan ramah yang terlihat. Ngantri minum atau ngambil

makanan aja masih bisa bertahan sifat ramah-nya. tidak grasak-grusuk saling

sikut.

Oke… nuansa islami di dalam masjid mungkin bukan hal aneh, mari saya ajak

ke luar masjid. Selangkah saat kaki Anda keluar gerbang belakang masjid maka

Anda bisa dibilang memasuki pasar8. Karena banyak banget penjual disini. Ada

yang membuka lapak dengan hanya beralaskan terpal, ada yang menggunakan

gerobak, ada yang tempat jualannya kaya model pos ronda, bahkan ada yang

sudah menyerupai toko swalayan. Barang yang dijual benar-benar memenuhi

kebutuhan kaum muslim sehari-hari. Malam Jum’at biasanya pasar ini jauh lebih

ramai dan semakin bermacam-macam yang dijual. Seperti tidak mau kalah

dengan jemaah di dalam masjid, para pedagang disini hampir seluruhnya

memakai gamis atau jubah. Banyak hal menarik di pasar depan masjid ini seperti :

8 Rasululloh bersabda : “Barangsiapa masuk pasar, lalu membaca do’a : .ال إلھ إال اهللا وحده ال شریك لھ، لھ الملك ولھ الحمد یحیي ویمیت وھو حي ال یموت بیده الخیر، ھو على كل شيء قدیر

“Tiada sembahan yang hak selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milikNya segala kerajaan dan puji. Yang Menghidupkan dan Mematikan. Dia Maha Hidup dan tidak mati. Di tanganNya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa segala segala sesutau.” Niscaya ditulis baginya sejuta kebaikan, dihapus darinya sejuta keburukan, diangkat baginya sejuta derajat, dan dibangunkan untuknya rumah di surga.” (riwayat Imam Ahmad dan periwayat lainnya, dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam kitab shahih al-jami’, no. 6107)

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

34

harganya murah, setiap pembeli menawar maka penjual akan segera menurunkan

harga barang (sunnah menawar barang yang akan dibeli sekaligus termasuk

akhlaq mulia penjual dan pembeli yang tidak mempersulit proses jual beli), jika

kita memasuki toko-toko yang lantainya rapi biasanya kita diharuskan melepas

alas kaki, jika Anda tidak menemukan barang yang dicari maka pedangang tidak

segan-segan untuk memberitahu toko lain yang kemungkinan terdapat barang

tersebut, jangan curiga bila pedagang menanyakan dari mana asal kita karena

pedagang tersebut biasanya akan menasehati dan mendo’akan kita untuk berhati-

hati selama perjalanan pulang ke rumah, jika jual beli sudah disepakati maka

pedagang tersebut akan menggenggam erat tangan kita (ijab qabul jual beli). Seru

ya… di pasar juga adab-adabnya tetap dipakai… islam banget yaa…. Kalau

seluruh pasar kaya gini pasti tertib dan aman suasananya. Gak perlu ada lagi

petugas yang mengadakan razia dan pedagang yang kocar-kacir saat di sidak, atau

tidak perlu ada lagi pedagang yang bayar ‘uang aman’ gara-gara jualan di pinggir

jalan.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

35

KEUTAMAAN SHALAT JUM’AT DAN BERJAMAAH

1. Sabda Rasulullah SAW

“Barangsiapa mandi, setelah itu pergi untuk shalat Jum’at, kemudian ia shalat

sunnah semampunya, lalu diam mendengarkan imam berkhutbah sampai selesai,

dilanjutkan shalat Jum’at bersamanya, maka diampuni dosa-dosanya antara

Jum’at itu dengan Jum’at yang lain, ditambah lagi dengan tiga hari lainnya.

Dan barangsiapa memegang-megang batu kerikil maka telah sia-sia (shalat

Jum’atnya).” (riwayat Muslim).

2. Sabda Rasulullah SAW

“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at seperti mandi junub, lalu pergi (untuk

shalat Jum’at), maka seakan-akan berkurban dengan seekor unta, barangsiapa

pergi (untuk shalat Jum’at) pada saat kedua, maka seakan-akan berkurban

dengan seekor sapi, barangsiapa pergi (umtuk shalat Jum’at) pada saat ketiga,

maka seakan-akan berkurban dengan seekor biri-biri bertanduk. Barangsiapa

pergi (untuk shalat Jum’at) pada saat keempat, maka seakan-akan berkurban

dengan seekor ayam. Dan barangsiapa pergi (untuk shalat Jum’at) pada saat

kelima, maka seakan-akan berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam

telah keluar, datanglah para Malaikat mendengarkan khutbah.” (riwayat

Muslim).

3. Sabda Rasulullah SAW

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

36

“Barangsiapa shalat Isya’ berjamaah maka bagaikan shalat tahajjud setengah

malam, dan barangsiapa shalat subuh berjamaah maka bagaikan shalat tahajjud

semalam suntuk.” (riwayat Muslim).

4. Sabda Rasulullah SAW

“Shalat seorang dengan berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat

daripada shalat di rumahnya, dan shalat di pasarnya. Hal itu karena bila

seorang berwudhu dengan sempurna, kemudian datang ke masjid, tidak ada

yang mendorongnya kecuali shalat dan tidak menghendaki selain shalat, maka

tidak ada satu langkah yang diayunkannya melainkan telah diangkat baginya

satu derajat dan dihapuskan darinya satu kesalahan, sampai dia masuk ke dalam

masjid. Apabila telah masuk ke dalam masjid, maka dia berada dalam keadaan

shalat selama shalat itulah yang menahannya, dan para malaikat mendo’akan

untuknya selama dia berada dalam masjid tempat shalatnya, seraya mengatakan

: “Ya Allah limpahkan rahmatmu kepadanya, ya Allah ampunilah dia, ya Allah

terimalah taubatnya.” Mereka mendo’akan untuknya, selama dia tidak menyakiti

(orang lain) dan tidak berhadats ketika berada di dalam masjid itu.” (riwayat Al-

Bukhari dan Muslim).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

37

ADAB DAN TATA CARA SHALAT JUM’AT

1. Mandi pada hari Jum’at, memotong kuku, memakai wangi-wangian dan

memakai pakaian yang bersih sesudah wudhu.

2. Tidak makan bawang merah yang mentah, bawang putih dan tidak merokok.

Bersihkanlah mulut dengan siwak atau odol.

3. Shalat dua rakaat ketika masuk masjid meskipun khatib sedang berkhutbah di

mimbar.

4. Duduklah untuk mendengar khutbah dan jangan berbicara.

5. Shalat Jum’at dua rakaat sebagai ma’mum dengan niat dalam hati.

6. Shalatlah empat rakaat ba’diyah Jum’at di masjid atau dua rakaat di rumah.

7. Memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi SAW pada hari Jum’at.

8. Berdo’a dengan sungguh-sungguh pada hari Jum’at. Berdasarkan sabda Nabi:

“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat saat bilamana seorang muslim

menjumpainya dan memohon kebaikan kepada Allah ketika itu, niscaya Allah

mengabulkannya.” (Hadits mutafaq Alaih).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

38

MASJID PERTAMA

Jum’at, 19 Agustus 2011 / 19 Ramadhan 1432H.

Musyawarah pagi memutuskan saya untuk pergi ke daerah Depok. Usai bayan

hidayah9 kemudian musyawarah antar jamaah, ba’da shalat Jum’at 10 karkun10

menuju Depok. Saya pribadi belum begitu mengetahui adab-adab dalam perjalanan

namun sebelum kami berangkat, salah satu karkun menyebutkan adab perjalanan.

1) luruskan niat karena Allah

2) berwudhu, dan melaksanakan shalat Safar

3) keluar masjid dengan kaki kiri dengan membaca do’a

4) naik kendaraan dengan kaki kanan dengan ucapan bismillah, kemudian duduk

ucapkan Alhamdulillah, dan berdo’a Subhanaladzii sakhoro lanaa haadza

wamaa kunna lahuu muqriniin wainna ilaa robbinaa lamunqolibuun.

5) jika jalan mendatar ucapkan astaghfirullah, jalan mendaki ucapkan Allahu

akbar, jalan menurun ucapkan subhanallah, jalan berlubang atau berkelok-

kelok ucapkan laa haula walaa quwwata illa billah.

6) Jika melihat bangunan yang menakjubkan ucapkan Allahumma inni

a’udzubika min fitnati dunyaa.

9. Bayan(sejenis ceramah). Bayan hidayah biasanya menjelaskan tentang pokok-pokok dakwah, nasihat, dan adab-adab. Bayan hidayah diberikan kepada jamaah sebelum mereka berangkat untuk khuruj fi sabilillah 10 . karkun = karyawan kerja usaha nubuwwah. Akronim untuk rekan-rekan yang berada dalam jamaah. Bahasa kerennya: aktivis dakwah, seperti istilah Ikhwan, Akhwat, Santri, Santriyah, dsb.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

39

7) Jika melihat wanita yang tidak menutup aurat ucapkan Allahumma inni

a’udzubika min fitnati nisaa.

8) Jika melihat masjid bershalawatlah kepada Rasul, dan jika melihat bangunan

non muslim ucapkan lailaha illallah 3x laa ma’buuda illallah.

Adab-adab perjalanan diucapkan oleh seorang karkun yang bernama Untung Setyono.

Seorang karkun bertubuh kurus berkulit putih dengan jubah hijau tua. Raut wajahnya

penuh keteduhan, entahlah… seperti ada daya tarik tersendiri saat dia berkata dan

saya cukup dibuat kagum saat dia mampu menyebutkan adab-adab perjalanan yang

banyak itu. Mungkin adab-adab yang banyak itu tidak dihafal namun langsung

diterapkan sehingga paham dan melekat pada dirinya. Memang seharusnya seperti

itulah ilmu agama. Jika ilmu matematika yang disebut ilmu murni dan induk dari

banyak ilmu lainnya diperbolehkan menghafal perkalian atau rumus-rumus dasar,

maka tidaklah layak ilmu agama disamakan dengan menghafal rumus matematika.

Agama bukan terletak dalam hafalan namun pada penerapan. Agama bukan terletak

pada tempurung kepala sehingga kepala mu jadi besar (sombong) namun agama

terletak di hati dan biarkan hatimu menjadi besar (tawaduk).

Kami menggunakan kereta api menuju Depok. Jangan anggap ini perjalanan

yang mudah, karena menggunakan kereta api memiliki dilematis tersendiri. Satu sisi

ekonomis namun disisi lain adalah maksiatis dimana terjadi percampuran laki-laki

dan perempuan yang tidak sehat. Kami bersepuluh dengan pakaiaan koko (bahkan

ada yang mengenakan jubah dan bersorban) dan menggendong ransel besar benar-

benar menjadi pusat perhatian seluruh penumpang.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

40

Saya dapat membaca keheranan dari raut wajah orang yang kami temuai.

Dengan pakaian gamis, berjenggot panjang, mengenakan sorban, dan membawa

ransel besar, mungkin mereka mengira kami sekelompok teroris yang dilengkapi bom

disekujur tubuh dan bom tambahan di dalam ransel yang siap melakukan aksi bunuh

diri, padahal membunuh seekor kelinci saja saya tidak tega. Penampilan kami

memang berbeda dengan mereka sehingga kami tidak heran jika mereka menatap

tajam ke arah kami. Islam hadir dalam keadaan asing… dan akan kembali menjadi

asing. Semoga dengan cara ini sunah Nabi kembali hidup dan tidak asing lagi di mata

mereka.

Menjaga pandangan di kereta yang sesak juga merupakan godaan tersendiri.

Seluruh karkun berdiri karena tidak sesuainya jumlah bangku dengan penumpang.

Saya melihat karkun berbeda-beda mengatasi kondisi di dalam kereta ini. Ada yang

ngobrol, ada yang melihat pemandangan sekitar, ada yang diam melafadzkan zikir.

Untung Setyono yang berada agak jauh dari yang lain terlihat menundukkan kepala

dan tak henti mengagungkan asma Allah. Disampingnya saya melihat dua gadis

tertawa renyah saat dirayu pria di depannya. Berjuta-juta pemuda menyusuri bumi

dengan tertawa padahal kafan mereka sedang ditenun.

Candaan yang ringan bagi mereka namun berat untuk kami semua. Duhai…

bidadari di dalam kereta tanpa kalian tertawa pun kaum laki-laki sudah terpesona.

Sungguh... bahkan saya yang berulang kali menundukkan kepala dan melafadzkan

zikir masih terus terbayang pesona kalian. Pesona kalian yang tidak pada tempatnya

membuat laki-laki semakin larut dalam zina. Laki-laki memandang mu bukan untuk

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

41

mengingat bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Pencipta. Namun laki-laki melihat

mu untuk mendapati mu… merusak kehormatan mu…. Dan kembali mencari

bidadari lain... Sadarkah kita mengenai fenomena muda-mudi yang menikah di usia

muda?. Bukan… bukan karena mereka ingin menjauhi zina. Justru tidak sedikit

mereka menikah mendadak karena si wanita sudah menyimpan benih di dalam

perutnya. Nauzubillahi min zalik.

***

Masjid yang pertama kami kunjungi adalah masjid Al-Muttaqien Limo-

Depok.

Masjid ini terbilang besar dan berarsitektur indah. Pintu masuk menjulang tinggi

membentuk sebuah curva ^ yang terlihat anggun. Sepertinya pendiri masjid ini

memang ingin memberikan kesan masjid yang anggun dan terlihat tinggi. Fentilasi

jendela berupa ukiran-ukiran kayu bermotif flora. Bisa dibayangkan betapa mahalnya

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

42

harga pintu, jendela, dan fentilasi yang penuh ukiran kayu ini. Usai shalat tahiyatul

masjid, kami meletakkan barang bawaan dilantai dua. Indah sekali masjid ini, tangga

menuju lantai dua pun tidak luput dari sentuhan artistik, lantai tangga dibuat natural

dengan taburan batu koral kecil, pegangan tangga terbuat dari kayu yang di amplas

hingga licin. Dan kembali di lantai dua dipenuhi jendela dengan curva ^ yang begitu

artistik.

Subhanallah… indahnya.

Mihrab imam menjorok ke dalam dan meninggi ke atas, sekilas mimbar

masjid ini seperti sebuah Kathedral di Eropa.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

43

Kami langsung mengadakan musyawarah di masjid yang cantik ini. Adab-

adab musyawarah kembali dibacakan oleh Untung Setyono (Masya Allah… semangat

sekali orang ini dalam dakwah).

1. Musyawarah dipimpin oleh seorang amir, sebaiknya amir jamaah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

44

2. Musyawarah dimulai dengan basmalah, hamdalah, dan shalawat kepada Nabi,

kemudian berdo’a (Untung terlalu cepat menyebutkan jadi maaf saya tidak

hafal do’anya..hehehh)

3. Amir menyampaikan targhib singkat untuk membentuk pikir jamaah tentang

arti, maksud, dan tujuan musyawarah.

4. Musyawwirin11 menyampaikan kargozari.12

5. Amir meminta usul-usul dari sebelah kanan ke sebelah kiri. Berikan usul yang

terbaik, singkat, jelas, dan mampu diamalkan13.

6. Jangan memotong pembicaraan. Tunggu selesai barulah berbicara.

7. Jika usul kita diterima ucapkanlah istighfar14 banyak-banyak. Sedangkan jika

usul kita ditolak maka ucapkanlah Alhamdulillah15.

8. Bantu amir mengambil keputusan dengan memperbanyak shalawat.

9. Beda pendapat dalam musyawarah adalah rahmat, tetapi beda pendapat diluar

musyawarah setelah keputusan diambil adalah laknat.

10. Musyawarah ditutup dengan tasbih kifarah16 majelis.

Secara garis besar musyawarah ini bertujuan membentuk petugas-petugas

untuk menjalankan program acara hari ini. Karena ini khuruj saya yang pertama maka

11 Orang yang bermusyawarah. 12 Laporan kegiatan 13 Usul yang cerdas, kreatif, dan inovatif sekalipun jika tidak bisa diamalkan akan percuma. Jangan mengusulkan sesuatu sambil menjatuhkan kehormatan musyawirin yang lain. 14 Karena bisa jadi usulan kita mendatangkan keburukan bagi orang lain maka perbanyak istighfar sekaligus untuk menghilangkan sifat takabur (sombong karena usul kita diterima). 15 Karena kita terlepas dari tanggung jawab. 16 Subhanallah wa bihamdih subhanaka allahumma wa bihamdika ashadualla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

45

saya tak ubahnya seperti kambing yang disuruh lari pake sepatu roda. Licin. Maka

apa yang mereka bicarakan dalam musyawarah ini pun tidak ada yang dapat saya

pahami. Masuk kuping kanan keluar lewat lobang idung. Amir jamaah berbicara

dengan suara yang menurut saya tidak terdengar, kemudian karkun-karkun yang lain

pun berbicara seperti orang ngantuk….

Nggak jelas banget dah. Apalagi ditambah istilah-istilah mereka yang tidak saya

pahami. Jaulah, khususi, umumi, mujahadah, ikhtilat, tawajuh, khidmat, muzakarah,

bayan subuh, taqrir, terkadang terdengar mereka mengucapkan Al-hamdulillah,

terkadang keluar kalimat Istighfar. HELLLOWWW….KALIAN BICARA APA

SIH…?. Jujur saya tegang dalam kondisi seperti ini, tidak mengerti apa-apa.

Sebenarnya saya mau teriak ke mereka semua:

Sorry I’m not understand your speaking…please speak with BAHASA. Abdi teu

ngartos.

Maka dengan semangat pembantaian, usai musyawarah saya serbu Amir Syaripudin

dengan pertanyaan apa maksud setiap ucapan mereka. POKONYA SAYA HARUS

MENGERTI BAHASA MEREKA!.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

46

PUASA DAN BEBERAPA FAEDAHNYA

Allah SWT berfirman :

یا أیھا الذین آمنوا كتب علیكم الصیام كما كتب على الذین من قبلكم لعلكم تتقون

“Hai orang-orang yang beriman telah diwajibakan atas kamu puasa sebagaimana

diwajibakan atas orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah

: 183)

Rasulullah SAW bersabda : “Puasa itu tameng (untuk menghindari api

neraka).” (Muttafaq Alaih).

Ketahuilah wahai saudaraku seagama, bahwa puasa itu adalah ibadah yang banyak

faedahnya, di antaranya :

1. Puasa mengistirahatkan pencernaan dan perut dari kelelahan kerja yang terus

menerus, mengeluarkan sisa makanan dalam tubuh, memperkuat badan dan

bermanfaat pula bagi penyembuhan beberapa penyakit. Disamping

mengistirahatkan kaum perokok dari kecanduan rokok dan dapat membantu

dalam upaya meninggalkannya.

2. Puasa merupakan latihan dan pembiasaan jiwa untuk berbuat kebaikan dan

disiplin, ketaatan dan kesabaran.

3. Orang yang berpuasa merasakan adanya persamaan dengan saudaranya yang

berpuasa, ia berpuasa bersama, berbuka bersama, merasakan adanya kesatuan

Islam yang menyeluruh, dan merasakan lapar sehingga dapat ikut prihatin

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

47

terhadap saudara-saudaranya yang mengalami kelaparan dan mempunyai

kebutuhan.

4. Rasulullah SAW bersabda :

a. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan

mencari ridha Allah, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah

lalu. (Muttafaq alaih).

b. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan

enam hari pada bulan syawal, maka puasanya seperti puasa setahun.

(Riwayat Muslim).

c. Barangsiapa yang bangun pada bulan Ramadhan (untuk shalat

tarawih). dengan penuh keimanan dan mencari ridha Allah, maka ia

akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (Muttafaq Alaih).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

48

TA’LIM WA TA’LUM

Walaupun kemarin saya sudah menyerang Amir Saripudin dengan pertanyaan

namun banyak hal yang masih samar dalam pikiran saya. Semoga ta’lim ini mampu

memberi sedikit titik cerah. Dengan gesit saya lari ke lantai dua, mengambil alat tulis

dan buku untuk mencatat apa yang penting-penting selama ta’lim dan bertanya

banyak pada karkun yang memberi materi ta’lim nanti. Bahkan kalau perlu saya akan

mengadakan diskusi panjang yang biasanya sering saya lakukan dalam kajian-kajian

islam.

Ternyata oh ternyata… ta’lim itu seperti khotbah jum’at. Kita harus

mendengarkan tanpa mendebatnya. Dan tidak ada satupun karkun yang mencatat

pada saat ta’lim, lebih tepatnya tidak ada karkun yang membawa alat tulis dan buku

seperti saya…hiks…hiks… malu bukan main rasanya.

Posisi duduk diharuskan seperti orang Jepang (lutut ditekuk… ehmmm…sakit

sekali). Karkun yang lain sepertinya tidak menyimak dengan sungguh-sungguh.

Entahlah…mungkin mereka sudah hafal materi-materi ta’lim jadi tidak butuh lagi

kesungguhan dalam mendengarkan tal’im.

Bukan para pendengar ta’lim saja yang tidak fokus, yang membaca ta’lim pun

terlihat mengantuk tidak karuan ditambah suara yang sengau seperti orang habis

menelan bodrex tanpa air. Ah… bingung saya dengan mereka semua. Maka biar tidak

terlihat aneh, saya pun pura-pura tertidur seperti mereka. Menundukkan kepala dan

pura-pura sempoyongan ke kiri ke kanan.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

49

Ada seseorang yang mengusap pundak saya. ‘Tidur pura-pura’ saya jadi

terganggu. Saya lihat kebelakang, ternyata Untung Setyono berada di belakang saya,

dengan wajahnya yang terlihat berseri (karena tadi saya lihat dia habis

melaksanakan shalat dhuha) dia tersenyum pada saya sambil mengucapkan tawajuh

ilallah. Tidak mengerti saya. Saya bertanya apa artinya. Dia malah tersenyum. Makin

terlihat muka bersihnya. Putih bersih tanpa ada sedikitpun jerawat nongol di

mukanya. Makin iri saja rasanya hati ini. Duh…saya seperti baru kenal islam saja,

padahal sudah berusia 22 tahun masa kalah sama bocah di belakang saya ini.

Tak lama kemudian karkun yang lain seperti meng-copy tindakan Untung

Setyono. Mereka ‘membangunkan’ teman sebelahnya yang terlihat tidur seperti ayam

yang mau disembelih. Terasa persaudaraan yang kuat diantara kami. Saya memang

belum paham istilah-istilah mereka yang ngejelimet, saya juga tidak paham dengan

keadaan mereka yang terlihat mengantuk, namun sepertinya hati ini paham. Nyaman

dan akrab. Rasanya acara ta’lim 30 menit masih kurang untuk menyaksikan

keindahan persaudaran sesama muslim ini.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

50

APAKAH MENGISAP ROKOK ITU HARAM?

Kita sudah tahu bahwa pacaran itu haram, namun masih saja banyak diantara

kita yang betah dalam kubangan dosa. Semoga Allah memberikan hidayah pada

segenap insan yang masih berpacaran (sadarlah bahwa hal tersebut tidak disukai

oleh Allah dan Rasul-Nya). Semoga Allah juga mengampuni dosa saya dan dosa kita

semua. Pada kesempatan kali ini saya tidak membahas hubungan antar lawan jenis.

Namun saya ingin mengingatkan tentang bahaya rokok. Sama seperti kebanyakan

laki-laki, saya pun merokok namun setelah saya mencari tahu mengenai pandangan

islam terhadap rokok maka saya berusaha menjauhinya. Sedikit demi sedikit. Semoga

Allah meridhoi langkah ini. Oleh karena itu saya ingin berbagi informasi mengenai

hal tersebut. Semoga kita bisa sama-sama meninggalkan kebiasaan merokok.

Jika dilihat dari sisi sejarah, rokok memang tidak ada pada zaman Nabi SAW

tetapi Islam datang membawa kaidah-kaidah umum yang melarang segala sesuatu

yang mendatangkan bahaya bagi badan atau menyakiti tetangga atau menyia-nyiakan

harta. Firman Allah SWT :

1. ویحل لھم الطیبات ویحرم علیھم الخبائث “Dan Rasul menghalalkan yang baik bagi

mereka serta mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al-A’raf : 157).

Rokok termasuk yang buruk dan membahayakan, tak sedap baunya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

51

2. وال تلقوا بأیدیكم إلى التھلكة “Dan janganlah menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan.” (Al-Baqarah : 195).

Rokok mengakibatkan penyakit yang membinasakan seperti kanker, paru-paru,

impotensi, jantung, keguguran bagi ibu hamil, cacat janin, merusak saraf otak dan

lain sebagainya.

3. وال تقتلوا أنفسكم “Dan janganlah kamu membunuh dirimu.” (An-Nisa: 29)

Rokok membunuh secara perlahan-lahan. Arghh… pembunuh berdarah

dingin…

4. وإثمھما أكبر من نفعھما “Dosa keduanya (arak dan judi) lebih besar dari

manfaatnya.” (Al-Baqarah : 219).

Rokok bahayanya lebih besar daripada manfaatnya. Berarti rokok semisal dengan

arak dan judi.

5. إن المبذرین كانوا إخوان الشیاطي) 26(وال تبذر تبذیرا “Janganlah menghambur-hamburkan

(hartamu) dengan boros sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya

setan.” (Al-Isra’ : 26). Anda mau berteman dengan setan? Kalau cuma teman ngobrol

sih mungkin tak masalah. Tapi kalau setan itu jadi teman Anda yang dengannya

menyeret diri Anda ke neraka gimana? Udah gitu pas berduaan dengan setan di dalam

nereka, bukannya akur Anda malah ribut. Saling menyalahkan. Dan saat Anda salahin

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

52

setan eh…. Tuh setan malah berlepas diri seolah-olah menuduh diri Anda bodoh ke

ubun-ubun. Terus dengan songong, setan berkata:

‘please dech… suruh siapa loe ikut gue’ setannya banci . Glekk… sakit rasanya

persahabatan Anda dengan setan harus hancur di neraka. Celakanya lagi malaikat

Zabaniyah tidak bisa disuap buat berhenti menyiksa diri anda. Maka tidak heran Al-

Qur’an berulang kali mengingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi

manusia. Masih mau berteman sama setan?.

6. Rasulullah SAW bersabda :

ال ضرر وال ضرار

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri atau orang lain.”

Rokok membahayakan si perokok, mengganggu tetangga dan membuang-

buang harta.

7. Sabda Rasulullah SAW :

“Allah membenci untukmu perbuatan menyia-nyiakan harta.” (riwayat Bukhari

Muslim).

Merokok adalah menyia-nyiakan harta, dibenci oleh Allah. Kalau Allah udah

benci… hmm…. Parah ini. Bisa celaka hidup kita. Atau bisa aja kita masih segar

bugar (Allah tidak menurunkan azab-Nya) kemudian kita giat ibadah namun karena

Allah sudah benci maka ibadah kita tidak diterima oleh-Nya. Astaghfirullah al-

adziim….

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

53

8. Sabda Rasulullah SAW :

متفق علیھ. إنما مثل الجلیس الصالح والجلیس السوء كحامل المسك ونافخ الكیر

“Perumpamaan kawan duduk yang baik dengan kawan duduk yang jelek ialah

seperti pembawa minyak wangi dengan peniup api tukang besi.” (riwayat Bukhari

Muslim).

Perokok adalah kawan duduk yang jelek yang meniup api.

9. Sabda Rasulullah SAW :

“Barangsiapa menghirup racun hingga mati maka racun itu akan berada di

tangannya dihirupnya di neraka jahannam selama-lamanya.” (riwayat Muslim).

Rokok mengandung racun (nikotin) yang membunuh peminumnya perlahan-lahan

dan menyiksanya.

10. Sabda Rasulullah SAW :

متفق علیھ. من أكل ثوما أو بصال فلیعتزلنا ولیعتزل مسجدنا ولیقعد بیتھ

“Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah hendaknya menyingkir dari

kita dan menyingkir dari masjid dan duduklah di rumahnya.” (riwayat Bukhari

Muslim).

Aih… kita gak diangep, disuruh menyingkir dari masjid, jauh dari Rasulullah

dan ngeringkuk di rumah sendirian karena rokok lebih busuk baunya daripada

bawang putih atau bawang merah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

54

1. Sebagian besar ahli fiqih mengharamkan rokok. Sedang yang tidak

mengaharamkan belum melihat bahayanya yang nyata ialah penyakit kanker.

2. Apabila orang membakar uang lima ribu rupiah, kita pasti mengatakannya

orang gila. Bagaimana orang membakar rokok yang harganya puluhan ribu

rupiah yang berakibat membahayakan dirinya serta para tetangganya?

Dari semua hadits maupun ayat Al-Qur’an tersebut di atas jelas bahwa rokok

termasuk di antara semua yang negatif dan membahayakan pengisapnya juga

tetangganya. Apakah anda masih termasuk orang yang beragama dan berperasaan?.

Apabila rokokmu membuat orang terganggu dan mengotori udara maka mengotori

udara hukumnya haram seperti halnya mengotori air yang dapat membahayakan

orang.

Andaikata kita bertanya kepada orang yang mengisap rokok, apakah rokokmu

itu akan dimasukkan dalam amal baik ataukah amal buruk? Ia pasti menjawab bahwa

itu termasuk dalam amal buruk. Memohonlah kamu kepada Alah agar bisa

meninggalkan rokok, karena barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia

akan memberikan pertolongan dan bersabarlah kamu karena Allah beserta orang yang

sabar. Saya yakin kita pasti bisa BERHENTI MEROKOK.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

55

ME VS UNTUNG SETYONO

Saya khuruj 10 hari tapi perlengkapan yang saya bawa udah kaya orang mau

mudik ke Palembang terus naik gunung Rinjani dan berkemah di Cibubur. Ada tas

ransel besar penuh terisi, tas kecil untuk menyimpan uang, ditambah matras tidur

yang bisa di gulung. Repot deh kalo ngeliat barang bawaan saya. Maklum perjalanan

pertama jadi belum tau mana yang harus dibawa dan mana yang tidak perlu dibawa.

Padahal kalau dibandingkan barang bawaan saya dengan karkun yang bernama

Untung Setyono, seperti 1 banding 3. Barang yang dibawa Untung sangat-sangat

sedikit. Hanya tas berukuran kecil, yang biasa dibawa anak-anak SD ke sekolah,

Untung tidak membawa alas tidur yang ribet seperti saya, karena setelah saya lacak,

karkun yang satu itu cukup tidur dengan beralaskan kain sarung. Kain sarung kotak-

kotak berwarna hitam dan sedikit garis putih yang sangat multifungsi. Kalau lagi

santai tidak ada program dipakai untuk menutup aurat, kalau mau mandi atau ke toilet

dikenakan sekaligus sebagai handuk, dan kalau mau tidur berubah jadi alas tidur.

Kalau ingin dipakai untuk alas shalat dicuci terlebih dahulu sebelumnya. Dan seperti

sudah terbiasa, dengan hidup sederhana, Untung Setyono mampu tidur pulas hanya

dengan beralaskan kain selembar (kaga pada sakit apa ya badannya). Kagum saya

melihat dia mampu tidur nyenyak seperti itu.

Alat mandi yang dibawa Untung Setyono hanya sabun dan siwak. Simpel.

Siwak selalu ada di saku gamisnya. Selama khuruj kita disunnahkan menjaga wudhu,

usahakan ada wudhu walau kita tidak melakukan shalat. Ada benernya juga sih,

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

56

karena banyak hadits yang menganjurkan kita untuk menjaga wudhu. Namun saya

selalu saja mudah membatalkan wudhu yang saya miliki, ya buang angin lah… ya

mau pipis lah… ya nginjek kotoran lah… ya gitu lah… ya gini lah… pokoknya

wudhu saya tidak pernah bertahan lama. Sampai-sampai baju muslim saya basah

karena sering ambil air wudhu.

Sebelum wudhu, Untung Setyono bersiwak. Saya selalu memperhatikan

gerakan dia bersiwak. Aduh… kenapa saya tidak punya siwak ya… kenapa pas di

Kebon Jeruk saya tidak beli siwak… gak dapet deh sunnahnya. Saat kita berwudhu

maka dosa-dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh kita akan berguguran. Maka tidak

aneh kalau Untung sifat nya halus dan ramah, mungkin dosanya udah abis….hehehe.

Siang itu sebelum adzan Zuhur, Saya yang memperhatikan Untung Setyono

berwudhu dibuat melongo kaya sapi dimasukin freezer. Kaku. dan gak nyadar kalau

Untung udah selesai berwudhu.

“mau wudhu juga bil…?”. Dia bertanya. Air wudhu mengalir dari sela-sela

rambutnya meluncur perlahan ke wajahnya dan jatuh ke lantai. Kran belum dimatikan

karena dia pikir saya akan menggunakannya. Saya menggeleng. Hohoho… wudhu

saya kuat… belum batal dari sholat dhuha . Untung melintas disebelah kiri saya,

wangi… wangi sekali… saat dia melintas tiba-tiba wangi itu datang. Wangi harum

seperti orang habis mandi pake sabun Lux satu botol. Padahal saat itu sudah jam 12

siang pastinya aroma mandi pagi udah hilang berganti aroma ketiak banjir. Saya pun

bergegas mengikuti langkahnya dari belakang. Adzan berkumandang dan…tut. kecil

sekali bahkan saya yakin Untung tidak mendengar, tapi saya tahu suara sekecil itu

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

57

mampu menggugurkan wudhu saya. Saya segera memutar badan 180 derajat, balik ke

tempat wudhu. Ilahi…. Gampang sekali wudhu saya batal.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

58

DO’A MUSTAJAB

(YANG DITERIMA ALLAH)

1. Apabila anda ingin sukses dalam ujian atau pekerjaan bacalah do’a di bawah

ini : “Rasulullah SAW mendengar seorang laki-laki berdo’a

.اللھم إني أسألك بأني أشھد أنك أنت اهللا ال إلھ إال أنت األحد الصمد الذي لم یلد ولم یولد ولم یكن لھ كفوا أحد

Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau Allah,

tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, yang segala

sesuatu bergantung kepadaMu, yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan dan

tidak ada sesuatupun yang sama denganNya.”

Rasulullah kemudian bersabda :

رواه أحمد وحسنھ الترمذي. والذي نفسي بیده لقد سأل اهللا باسمھ األعظم الذي إذا دعي بھ أجاب وإذا سئل أعطى

“Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh orang itu telah berdo’a

dengan namaNya yang Maha Agung. Yang apabila Dia diseru dengan nama tersebut

pasti Dia mengabulkannya, dan apabila diminta pasti ia memberi.” (riwayat Ahmad

yang dinilai hasan oleh Turmudzi).

2. Do’a Nabi Yunus (dzunnun) pada waktu beliau di dalam perut ikan seperti di

bawah ini.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

59

.لھ إال أنت سبحانك إني كنت من الظالمینال إ

“Tidak ada ilaah yang hak disembah kecuali Engkau, maha suci Engkau , sunguh

aku telah termasuk golongan yang dzalim.”

Tidak seorang muslimpun yang memohon dengan do’a tersebut kecuali Allah

mengabulkannya (hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

3. Harus melaksanakan hal-hal yang menyebabkan sukses yaitu berusaha dengan

sungguh-sunguh, dan berdo’a.

DO’A ORANG YANG KEHILANGAN

Ibnu Umar r.a ditanya tentang do’a untuk menemukan sesuatu yang hilang, ia

menjawab : hendaknya orang itu mengambil air wudhu lalu shalat dua rakaat,

kemudian membaca kalimah syahadat lalu berdo’a denga do’a ini :

.اللھم راد الضالة ھادي الضاللة تھدي من الضالل رد علي ضالتي بقدرتك وسلطانك فإنما من فضلك وعطائك

“Ya Allah, Dzat yang mengembalikan barang hilang, yang menunjukkan kesesatan,

kembalikanlah kepadaku Ya Allah dengan kekuasaan dan kekuatanmu barangku

yang hilang, karena sesungguhnya itu adalah anugrah dan pemberianmu,” (Al-

Baihaqi menyebut hadits ini mauquf yang juga disebutkan hasan).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

60

DO’A DARI AL-QUR’ANUL AL-KARIM

ربنا آتنا من لدنك رحمة وھیئ لنا من أمرنا رشدا سورة الكھف) 10(

“Ya Robb kami, berilah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sediakanlah bagi kami

petunjuk yang lurus dalam urusan kami.” (Al-Kahfi : 10).

ربنا آتنا في الدنیا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار سورة البقرة) 201(

“Ya Robb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah

kami dari siksa neraka.” (Al-Baqarah : 201).

ربنا ال تزغ قلوبنا بعد إذ ھدیتنا وھب لنا من لدنك رحمة إنك أتن الوھاب

“Ya Tuhan kami, jangan kau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah

Engaku memberi petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari

sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Ali-Imran :; 8).

نوا ربنا إنك رؤوف رحیمربنا اغفر لنا وإلخواننا الذین سبقونا بالإیمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذین آم )10 (

سورة الحشر

“Ya Robb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah iman lebih

dahulu dari kami dan jangan Engkau jadikan kedengakian dalam hati kami terhadap

orang-orang beriman. Ya Robb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi

Maha Penyayang.” (Al-Hasyr : 10).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

61

لنا وإلیك أنبنا وإلیك المصیر ربنا علیك توك

“Ya Robb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada

Engkaulah kami bertaubat dan kepada Engkaulah kami kembali.” (Al-Mumtahinah :

4).

ال تحمل علینا إصرا كما حملتھ على الذین من قبلنا ربنا وال تحملنا ما ربنا ال تؤاخذنا إن نسینا أو أخطأنا ربنا و

ال طاقة لنا بھ واعف عنا واغفر لنا وارحمنآ أنت موالنا فانصرنا على القوم الكافرین سورة البقرة ) 286(

“Ya Robb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya

Robb kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana

Engkau bebankah kepada orang-orang sebelum kami. Ya Robb kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang kami tidak sanggup memikulnya,

maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami,

maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al-Baqarah : 286).

یر الفاتحینربنا افتح بیننا وبین قومنا بالحق وأنت خ سورة األعراف ) 89(

Ya Robb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan adil dan

Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baikya.” (Al-A’raf : 89).

ربنا ال تجعلنا فتنة للقوم الظالمین ونجنا برحمتك من القوم الكافرین

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah terhadap kaum

zhalim dan selamatkan kami dengan rahmatmu dari tipu daya orang-orang kafir.”

(Yunus : 85-86).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

62

ربنا أفرغ علینا صبرا وتوفنا مسلمین

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam

keadaan Islam.” (Al-A’raf : 126).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

63

KERJAKANLAH APA YANG DIAJARKAN

RASULULLAH SAW KEPADAMU

1. Allah melaknat wanita yang mencabut rambut alis mata dan wanita yang

meminta dicabuti rambut aslinya yang mengubah ciptaan Allah. (hadits

muttafaq alaih).

2. Wanita yang berpakaian tapi sebenarnya telanjang untuk mencari perhatian

laki-laki, yang melenggok-lenggokkan tubuhnya, yang kepalanya seperti

punuk unta, mereka itu tidak akan masuk surga. (riwayat Hakim).

3. Bertakwalah kepada Allah dan ambillah yang baik dalam mencari rezki

(ambil yang halal dan tinggalkan yang haram). (riwayat Muslim).

4. Pelankanlah suaramu dalam berzikir dan berdo’a,karena kamu tidak

memohon kepada Tuhan yang tuli dan tidak ada. (riwayat Muslim).

5. Orang yang paling pedih musibahnya di dunia ini ialah para Nabi kemudian

orang-orang shaleh. (riwayat Ibnu Majah).

6. Sambunglah kembali persaudaraanmu terhadap orang yang memutuskan

hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk

terhadapmu dan katakanlah yang hak itu sekalipun akan merugikan dirimu

sendiri. (riwayat Ibnu An-Najjar).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

64

7. Celakalah orang yang memperbudak dirinya kepada uang dan harta. Apabila

ia diberi harta ia puas dan apabila tidak diberi ia mengeluh. (riwayat

Bukhari).

8. Maukah kamu saya beri tahu tentang sesuatu yang apabila kamu kerjakan

kamu akan saling menyayangi? Budayakanlah ucapan salam di antaramu.

(riwayat Muslim).

9. Hiduplah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang

mengadakan perjalanan. (riwayat Muslim).

10. Barangsiapa mencari keredhaan Allah dengan resiko ia akan dibenci oleh

manusia, Allah akan memberi kecukupan kepadanya dari segala

kebutuhannya kepada manusia.

11. Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain kemudian ia duduk di

tempat orang itu, tetapi perluaslah tempat duduk itu (dibuatkan lowongan)

sehingga ia dapat duduk tanpa memindahkan orang lain. (riwayat Muslim).

12. Apa yang memabukkah jika banyak, maka sedikitnya pun adalah haram

hukumnya. (shahih, riwayat Abu Daud dan periwayat lainnya).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

65

PENCINTA ILAHI

Sabtu, 20 Agustus 2011.

“Ngapain lu ada disini?”. Dia bertanya pada saya saat istirahat siang ba’da

shalat zuhur. Sebagian besar karkun tidur di lantai 2. Istirahat karena sekitar jam

14.30 ada program lagi yang harus diikuti. Mata saya tak kunjung bersahabat, sulit

tidur dan malah bertemu dengan laki-laki hitam gemuk yang gayanya selengean. Saya

tidak kenal siapa dia.

Karena siang ini cuaca panas, maka orang tersebut saya ajak ke lantai 2

masjid, kami berbincang disamping jendela. Karkun lain banyak yang terkapar

menikmati tidur siangnya.

“ini majelis yang beda”. Saya memuji Jama’ah ini. “semua ajaran agama diamalkan,

saya sering mengikuti pengajian yang kerjaannya mengupas masalah agama namun

tidak total mengamalkannya. Tapi disini… di Jama’ah ini semua diamalkan.

Ditambah lagi bany…”. Belum selesai saya menceritakan kekaguman terhadap

jamaah ini, orang tersebut tertawa mengejek seakan saya anak TK yang baru bisa

baca.

“ada yang lebih bagus lagi dari jamaah ini”. Dia menyeringai penuh sinis. “apa…?”

tanya saya ragu, karena hampir semua organisasi atau model-model pengajian sudah

saya geluti.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

66

“sufi…”. Jawabnya menusuk gendang telinga. Otak saya langsung memutar memori

tentang kelompok tersebut. Berputar dan terus berputar. Laksana siluet gerakan

penari yang diajarkan Jalaludin Rumi. Seorang sufi kenamaan yang menciptakan

tarian berputar. Terus berputar lepaskan tubuh mu dari bumi dan gapailah Sang

Kekasih. Sufi… ya… kelompok pencinta Ilahi. Saya pernah menerapkan konsep sufi

dalam beribadah, seakan-akan Allah benar-benar ada dihadapan kita saat shalat,

menyentuh kepala kita saat sujud, dan berkomunikasi dengan lihai saat tilawah

Qur’an. Allah benar-benar ada dan melihat kita… berdo’a pada Allah seperti rintihan

manja kepada sang kekasih. Allah dekat… dekat sekali.

“saya tau sufi. Bagus… beribadah dengan rasa cinta kepada Allah… yang lain tidak

perlu. Hanya Allah yang kita butuhkan… indah sekali”. Orang tersebut kaget

mendengar jawaban saya. Seringai kepuasan terlihat dari senyumnya, sepertinya dia

tidak salah berbicara dengan saya siang ini. Kembali saya buka pikiran untuk menepis

perdebatan. Saya tidak suka perdebatan dalam agama karena saya pribadi masih

awam dalam memahami islam. Lagi pula sesama muslim haram hukumnya

mengambil harta, menumpahkan darah dan merendahkan kehormatan saudarannya.

Terkadang lidah kita yang lancar berdebat telah sukses mengiris-iris perasaan saudara

kita sendiri jauh lebih tajam ketimbang silet yang hanya melukai fisik. Sengaja saya

biarkan dia memberikan nasehat dan segala maksud hatinya. Satu jam lebih kami

berbincang mengenai islam, orang tersebut banyak memuji sifat saya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

67

“benar dugaan gua, seharusnya lu nggak disini. Maqam lu udah tinggi”. Saya

beristighfar banyak-banyak. Maha Suci Allah yang Maha Mengetahui diri hamba,

Maha Mulia Allah yang senantiasa menutupi aib hamba. Andai Allah buka sedikit

saja dari keseluruhan aib ini, maka kematian jauh lebih aman ketimbang menanggung

malu pada aib sendiri. Ali bin Abi Thalib akan memukul dengan sandal jika beliau

dipuji. Maka pukul-lah saya jika mulai merasa paling suci.

Diakhir pembicaraan kami, dia memberikan dua pesan untuk saya.

“jangan kamu bilang telah memakmurkan masjid, jika kamu datang namun debu

masih ada yang menempel.” Dia menggosokkan jari ke sela-sela jendela, tampak

debu menempel disana. Sebuah pesan untuk memperhatikan sekitar. Terkadang kita

terlena beribadah di masjid hingga lupa sampah yang kita timbulkan.

“Jangan kau rendahkan wanita sekalipun dia penzina”. Matanya menerawang

kedalam bola mata saya. Tajam dia menatap. Sepertinya dia tahu saya membenci

perzinahan dan membenci pelakunya. Karena menurut saya kerusakan yang

ditimbulkan oleh zina sungguh bertolak belakang dengan kemaslahatan dalam

kehidupan.

Misalnya bila seorang wanita melakukan zina berarti ia telah membuat aib

keluarga, suami dan kerabatnya serta mencoreng wajah mereka di hadapan orang

banyak. Bila dia sampai hamil kemudian membunuh anaknya, berarti dia telah

menggabungkan perbuatan zina dengan pembunuhan, dan jika setelah hamil ia tetap

hidup bersama suaminya, berarti dia telah memasukkan pada keluarga si suami dan

keluarga si wanita sendiri orang lain yang bukan anggota keluarga mereka. Dan si

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

68

anak yang tak sah tersebut mungkin mendapat warisan yang bukan haknya, ia melihat

aurat dan berkhalwat dengan (ibunya) wanita yang bukan mahramnya, bernasab

kepada orang yang bukan bapaknya, Dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan lain

yang ditimbulkan oleh zina.

Jika yang berzina itu adalah seorang pria, maka hal ini –selain hal yang di

atas- juga akan menyebabkan simpang siurnya hubungan nasab, kemudian merusak

kehormatan wanita yang terjaga dan menjadikan hidupnya hancur dan binasa. Jadi, di

belakang perbuatan keji ini (zina) terdapat kerusakan dunia dan agama sekaligus.

“kenapa kita harus menghormati wanita yang berzina?. Bukankah wanita penzina

memang layak dengan laki-laki penzina?”. Saya bertanya heran.

“kesalahan wanita penzina tetap tidak harus membuat kamu bersikap jahat

terhadapnya. Dan pikirkanlah Habilih… siapa yang sudah mengotori wanita?.

Kamu… saya… dan mereka. Kita-lah kaum laki-laki yang telah merenggut

kehormatan wanita”. Astaghfirullahal adzim… saya tertunduk.

“Sejauh mana dan sekeras apa kamu telah mengingatkan kaum laki-laki untuk tidak

berzina?”. Dia kembali bertanya.

Saya menangis terisak.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

69

“Jika kamu telah melarang setiap laki-laki yang kamu kenal untuk menjauhi zina…

tidak berpacaran… maka pantas kamu membenci perbuatan zina. Namun jika kamu

belum melarang setiap laki-laki yang kamu kenal untuk menjahi zina, maka apa

bedanya kamu dengan mereka. Kamu seperti menyetujui perbuatan mereka. Dan

tidak kah kamu takut akan hari pembalasan amal?. Apa yang akan kamu lakukan jika

ada seorang penzina menyeretmu ke neraka karena dia tidak diberitahu bahaya zina

oleh mu?”

Entahlah… pada detik ini saya merasa hari perhitungan amal begitu dekat,

matahari di atas kepala, timbangan telah disiapkan, banyak orang menuduh saya…

menarik-narik saya… menyalahkan saya… diantara mereka ada wajah-wajah yang

saya kenal, mereka menarik saya dan menyalahkan saya karena maksiat yang mereka

perbuat namun saya tidak mencegahnya. Surga neraka diperlihatkan, Malaikat Malik

menunggu dengan sungguh dan Malaikat Ridwan begitu jauh dari penglihatan.

Pikiran dan perasaan saya disudutkan dengan pertanyaan yang membuat saya

teringat pada mereka. Saudara dan sahabat-sahabat saya. Belum… belum pernah saya

melarang laki-laki untuk meninggalkan zina.

Siang itu menjadi sebuah tamparan panas dalam kehidupan saya. Begitu

menggebu diri ini untuk mendapatkan istri yang shalehah. Saya menjaga diri dari zina

agar mendapat wanita suci yang menjaga diri pula dari zina. Menggebunya diri ini

tidak dibarengi dengan dakwah kepada kaum sendiri. Berapa banyak tindakan

pelecehan seksual yang saya ketahui namun saya tidak mampu melakukan apa-apa.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

70

Begitu banyak sahabat saya yang melakukan zina namun belum pernah berani saya

untuk mengingatkan mereka. Rela menginap di rumah sahabat hanya untuk

membuang-buang waktu dengan mendengarkan cerita dia menaklukkan puluhan

wanita namun tidak ada kata larangan keluar dari mulut saya. Toleransi. Ya… atas

dasar pemikiran sekuler tersebut saya membiarkan mereka berbuat maksiat. Itu hak

meraka… yang dosa meraka… yang penting saya tidak melakukannya… individualis

sekaligus toleransi yang bukan pada tempatnya. Dakwah… Habilih…. Dakwah.

Katakanlah sebuah kebenaran walau itu pahit. Katakan bahwa zina itu dosa…

pacaran itu sarang zina… berdua-duaan adalah pintu gerbang setan… katakan

Habilih. Jangan kamu diam melihat mereka berpelukan… bermesraan… kagum

dengan cerita mereka berzina…

Di titik ini saya baru sadar betapa jahatnya diri ini. Gencar memperbaiki diri

namun membiarkan orang lain tersungkur ke neraka. Saya merasa menjadi orang

yang paling pengecut di dunia ini.

“Wahai Dzat yang melihat dan mendengar apa yang ada dalam hati, Engkau

adalah tempat persediaan sesuatu yang diperkirakan terjadi.”

“Wahai Dzat yang diharapkan untuk menghilangkan segala kesusahan, wahai Dzat

yang menjadi tempat mengadu dan berlindung.”

“Wahai Dzat yang gudang rezekinya berada pada firmanNya “KUN”, berilah

anugrah karena sesungguhnya segala kebaikan terhimpun pada sisiMu.”

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

71

“Tidak ada bagiku perantara kecuali kefakiranku kepadaMu. Ya Allah, dengan

kefakiranku kepadamu itu aku dapat memenuhi keperluanku.”

“Tidak ada bagiku alasan kecuali aku mengetuk pintuMu. Sekiranya aku ditolak,

pintu yang mana lagi yang harus kuketuk.”

“Dan kepada siapakah aku memohon dan memanggil dengan namanya apabila

karunaiMu terhalang dari keperluanku kepadaMu.

“Mustahil Ya Allah jika karena kemurahanMu Engkau memutuskan harapan orang

yang berbuat maksiat, sebab anugrahMu lebih besar dan pemberianMu lebih

banyak.”

Ya Allah ampuni lah kami serta dosa ibu bapak kami. Jika tiada pengampunan dari-

Mu maka sungguh kami termasuk orang yang rugi.

Senin, 22 Agustus 2011

Sebelum pindah masjid, saat musyawarah pagi saya mengusulkan karkun

melakukan khidmat masjid17. Dan saya penanggung jawabnya. Pesan orang aneh

kemarin masih terbayang. Saya tidak peduli disaat orang lain sibuk mandi, sibuk

membereskan perlengkapan pribadi, namun saya masih berkutat dengan gagang sapu,

kain pel dan saudaranya.

Saya melihat sampah yang dibuang oleh petugas khidmat teronggok di depan

masjid. Masya Allah… mengapa seperti ini dakwah?. Sampah sisa sahur dan berbuka

17. Bentuk pelayanan masjid, dengan cara membersihkan masjid.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

72

selama 3 hari mereka biarkan berada di sini. Bau menyengat… digerogoti ulat…..

penuh lalat…. dakwah yang cacat.

jangan kamu bilang telah memakmurkan masjid, jika kamu datang namun debu

masih ada yang menempel

Ya Allah… bukan hanya debu yang saya lihat.

Saya menangis sambil terus mengais sampah yang sudah teronggok selama 3

hari ini. Memasukkan ke dalam karung, bau dan sangat banyak. Dua karung saya

angkut ke bak sampah depan, menunggu tukang sampah lewat, menutup sisa sampah

yang masih bau dengan tanah gembur.

Ya Allah… Ampuni saya, ampuni petugas khidmat, dan ampuni orang-orang yang

membuang sampah sembarangan.

Disatu sisi saya masih menyimpan amanah untuk meluruskan sahabat saya.

Entah sejauh mana saya mampu bertahan dalam jalan yang lurus ini, ketika saya

kembali dan membaur dengan sahabat saya justru pengaruh mereka lebih kuat, ajakan

mereka lebih nikmat, dan senda gurau mereka lebih memikat. Mungkin inilah

mengapa Untung Setyono selalu menasehati saya untuk istiqomah. Konsisten. Dan

tetap berada di jalan yang lurus. Istilah yang dulu saya abaikan karena seringnya

Untung Setyono mengulang-ulangi di hadapan saya. Bosan… istiqomah dan tawajuh

dua kata yang selalu diulangi olehnya. Bahkan dalam do’anya pun sepertinya istilah

tersebut mendominasi dari sekian banyak istilah bahasa Arab campur Indonesia.

Kini… istiqomah menjadi sebuah istilah yang begitu dalam maknanya.

Istiqomah… mampukah saya istiqomah padahal setan mengganggu dari segala

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

73

penjuru?. Lalu siapakah nanti yang akan bersedia mengingatkan saya untuk

istoqomah? Mengingatkan saya terus hingga saya bosan. Hingga saya bosan….

Hingga saya bosan dan meninggalkan maksiat.

Maka setiap do’a saya, kini bertambah permintaan pada-Nya. Memohon pada

Ilahi agar mampu istiqomah di jalan yang lurus dan do’a untuk para sahabatku…

Demi Allah sahabatku… saya mencintai kalian semua. Tinggalkan zina… mari

memasuki surga bersama-sama…

***

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

74

MARI MENJAUHI BERSAMA

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu

perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32).

Di sini Allah SWT menjelaskan tentang kejinya zina, karena kata “fahisyah”

maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi

dan diakui kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan oleh sebagian banyak

binatang.

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari

Amru bin Maimun Al Audi, ia berkata, “Aku pernah melihat – pada masa jahiliyah –

seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina, lalu datanglah kawanan

kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati.” Kemudian

Allah SWT juga memberitahukan bahwa zina adalah seburuk-buruk jalan, karena

merupakan jalan kebinasaan, kehancuran dan kehinaan di dunia, siksaan dan azab di

akhirat. Dan karena menikahi bekas istri-istri ayah termasuk perbuatan yang sangat

jelak sekali, sehingga Allah SWT secara khusus memberikan “cela” tambahan bagi

orang yang melakukannya. Allah SWT berfirman (setelah secara tegas melarang

kaum muslimin untuk menikahi bekas istri-istri ayah mereka, pent.):

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

75

“Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk buruk

jalan (yang ditempuh).” (QS. An Nisa’: 22).

Allah SWT juga mensyaratkan keberuntungan seorang hamba pada

kemampuannya dalam menjaga kesuciannya, tidak ada jalan menuju keberuntungan

kecuali dengan menjaga kesucian.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-

orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari

(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan

zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri

mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam

hal ini tiada tercela. Barang siapa yang mencari yang dibalik itu, maka mereka

itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Mu’minun: 1 – 7 ).

Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan:

Pertama: bahwa orang yang tidak menjaga kemaluannya, tidak termasuk orang yang

beruntung.

Kedua: dia termasuk orang yang tercela.

Ketiga: dia termasuk orang yang melampaui batas. Jadi, dia tidak akan mendapat

keberuntungan, dan jatuh pada tindakan yang membuatnya tercela. Padahal

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

76

beratnya beban dalam menahan syahwat itu, lebih ringan ketimbang

menanggung sebagian akibat yang disebutkan tadi.

“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-

istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka

dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang mencari dibalik itu maka mereka

itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Ma’arij: 29 – 31).

Oleh karenanya, Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya SAW untuk memerintahkan

orang-orang mu’min agar menjaga pandangan dan kemaluan mereka, juga

diberitahukan kepada mereka bahwa Allah SWT selalu menyaksikan dan

memperhatikan amal perbuatan mereka.

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang

disembunyikan oleh hati.”(QS. Ghafir: 19).

Dan karena ujung pangkal perbuatan zina yang keji ini tumbuh dari

pandangan mata, maka Allah SWT lebih mendahulukan perintah memalingkan

pandangan mata sebelum perintah menjaga kemaluan, karena banyak musibah besar

yang berasal dari pandangan; seperti kobaran api yang besar berasal dari bunga api.

Mulanya hanya pandangan, kemudian khayalan, kemudian langkah nyata, kemudian

tindak kejahatan besar (zina).

Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang bisa menjaga

empat hal, maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya: Al Lahazhat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

77

(pandangan mata), Al Khatharat (pikiran yang terlintas di hati), Al Lafazhat

(ucapan), Al Khuthuwat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan). Dan seyogyanya,

seorang hamba Allah menjadi penjaga empat pintu di atas dengan penuh siap siaga

agar tidak kecolongan, sebab dari sana musuh menyusup, menyerang dan merasuk

kedalam dirinya dan merusak segalanya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

78

PACARAN OH…. PACARAN

Apa yang ingin saya tulis dari bagian ini? Saya pun bingung. Kajian islam

mengenai pacaran udah menjamur kaya panu, entah berupa liqo, pengajian, media

TV, ceramah, diskusi, atau buku. Orang yang gemar mengkaji islam pasti tau kalau

PACARAN ITU HARAM. Kalian nyadar gak sih kalau HARAM itu sama kaya

makan babi. Jadi kalau kita masih pacaran sama aja kita lagi makan sup idung babi.

Tahu pacaran itu haram merupakan hal yang satu tingkat lebih baik dari pada

orang yang tidak tahu. Tapi islam bukan hanya sekedar tahu (apalagi tempe… atau

oncom melenceng). Ajaran islam itu harus dipraktekkan…. Sebagai orang islam

kita harus membina iman kita terlebih dahulu. Jika iman kita sudah kuat maka segala

bentuk perintah Allah (seperti TIDAK PACARAN) akan mudah dijalani atau paling

tidak ada rasa bahwa memang perintah Allah harus diikuti dan dituruti tanpa kecuali.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

79

SHALAT BERJAMAAH DAN PERSOALAN

IMAM DAN MA’MUM

Berikut ini saya akan menunjukkan tanya jawab mengenai pentingnya shalat

berjamaah. Tulisan ini saya peroleh dari buku berjudul: فتاوى مھمة تتعلق بالصالة

karangan Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz. Ulama terkenal yang mumpuni dalam

bidang fiqih. Saya menambahkan bagian ini semata-mata untuk menambahkan

semangat beribadah dengan mengikuti teladan Rasulullah dan para sahabat. Selamat

membaca dan mempraktekkan.

1. Banyak kalangan muslim saat ini entah orang awam, kalangan terpelajar,

hingga ustadz yang paham agama sering meremehkan shalat berjamaah dengan

alasan bahwa ada sebagian ulama yang tidak mewajibkannya. Apakah

hukumnya shalat berjamaah dan apa nasehat anda terhadap mereka?

Jawab: Shalat berjamaah bersama kaum muslimin di masjid bagi setiap kaum laki-

laki yang mampu (menghadirinya) dan mendengarkan azan tidak diragukan lagi

wajib hukumnya menurut pendapat yang paling shahih diantara beberapa pendapat

para ulama. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW :

)) رذع نم الإ ھل ةالص الف تأی ملف اءدالن عمس نم((

“Siapa yang mendengar azan dan tidak mendatanginya maka tidak ada shalat

baginya kecuali karena ada uzur.“ (Riwayat Ibnu Majah, Daruqutni, Ibnu Hibban

dan Hakim dengan sanad yang shahih).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

80

Ibnu Abbas saat ditanya tentang uzur apa yang dimaksud, maka dia berkata:

“ketakutan dan sakit”. Dan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radiallahuanhu

dari Rasulullah SAW, bahwa datang kepadanya (Rasulullah SAW) seorang buta, lalu

berkata : “ Wahai Rasulullah, tidak ada orang yang menuntunku ke masjid, apakah

bagiku terdapat keringanan untuk shalat di rumahku? Maka Rasulullah SAW berkata

kepadanya: “Apakah engkau mendengar azan?” dia berkata: “Ya”, beliau bersabda:

“Maka sambutlah (dengan mendatanginya shalat berjamaah di masjid)”.

Terdapat juga dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah SAW, dia

bersabda:

موى قلإ بطح نم مزح مھعم الجرب قلطنأ مث اسالن مؤیف الجر رآم مث امقتف ةالالصب اسالن رآم نأ تممھ دقل((

)) مھتویب مھیلع قرحأف ةالالص نودھشی ال

“Sungguh aku ingin sekali memerintahkan orang-orang untuk shalat, kemudian

shalat dilaksanakan dan ada orang lain yang menjadi imam, kemudian aku pergi

bersama sejumlah orang dengan membawa seikat kayu bakar kepada satu kaum yang

tidak menghadiri shalat (berjamaah) maka aku bakar rumah-rumah mereka “

Semua hadits-hadits diatas dan hadits lainnya yang senada menunjukkan wajibnya

shalat berjamaah di masjid bagi orang laki dan adanya hukuman berat bagi orang

yang meninggalkannya, seandainya tidak wajib niscaya tidak akan mendapat

hukuman seberat itu. Begitu juga halnya shalat di masjid merupakan syi’ar Islam

yang paling agung dan juga sarana untuk saling kenal sesama muslim dan

menumbuhkan rasa kasih sayang dan menghilangkan permusuhan sementara

meninggalkannya menyerupai perbuatan orang munafiq, maka hendaknya hal ini

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

81

menjadi perhatian kita. Adanya perbedaan pendapat dalam masalah ini bukanlah

alasan untuk meninggalkan jamaah, karena setiap ucapan yang bertentangan dengan

dalil syar’i wajib untuk disingkirkan dan tidak dijadikan pegangan, berdasarkan

firman Allah SWT :

” Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul-Nya (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)

dan lebih baik akibatnya ” (An-Nisa: 59)

Allah juga berfirman:

“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada

Allah” (Asy-Syuura: 10)

Terdapat riwayat dalam Sahih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dia berkata:

“Kami menyaksikan sendiri bahwa tidak ada yang meninggalkannya (shalat

berjamaah) kecuali munafik atau orang sakit, dan bahkan kadang-kadang orang sakit

tersebut tetap dibawa berjamaah dan dipapah oleh dua orang hingga dapat berdiri

dalam barisan”

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

82

Tidak diragukan lagi bahwa riwayat diatas menunjukkan besarnya perhatian para

sahabat terhadap shalat berjamaah di masjid hingga kadang-kadang mereka

membawa orang yang sakit dan kemudian dipapah oleh dua orang hingga dapat

berdiri dalam barisan, hal tersebut menunjukkan perhatian mereka yang sangat

terhadap shalat berjamaah -semoga Allah meridhai mereka semua-

2. Terdapat perbedaan pendapat ulama dalam hal bacaan ma’mum yang

berada dibelakang imam, manakah yang benar? Apakah membaca Al-Fatihah

wajib bagi ma’mum? Kapan ma’mum membacanya jika imam tidak melakukan

saktah (berdiam sesaat) yang memungkinkan ma’mum untuk membacanya?

Apakah disyariatkan bagi imam untuk berdiam sejenak setelah membaca Al-

Fatihah untuk memungkinkan bagi ma’mum membaca Al-Fatihah?

Jawab: Yang benar, wajib membaca Al-Fatihah bagi ma’mum dalam semua shalat,

baik yang bacaannya dikeraskan atau tidak berdasarkan hadits Rasulullah SAW :

)) ابتكال ةحاتفب أرقی مل نمل ةالص ال((

“Tidak ada shalat bagi siapa yang tidak membaca pembuka Al-Kitab (Al-Fatihah)”

(Muttafaq alaih).

Dan juga berdasarkan hadits Rasulullah SAW :

)) اھب أرقی مل نمل ةالص ال ھنإف. ابتكال ةحاتفب الا إولعفت ال(( :الق. معن: انلق" ؟ مكاممإ فلخ نؤورقت مكلعل((

.أخرجھ اإلمام أحمد بإسناد صحیح

“Tampaknya kalian membaca sesuatu dibelakang imam kalian?” kami berkata:”Ya”,

beliau bersabda:” Jangan lakukan hal itu kecuali dengan (membaca) Al-Fatihah,

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

83

karena tidak ada shalat bagi yang tidak membacanya“ (Riwayat Imam Ahmad

dengan sanad yang shahih ).

Seharusnya dibaca pada saat imam terdiam sejenak (saktah), jika hal tersebut tidak

dilakukan imam dia harus tetap membacanya walaupun imam sedang membaca

(surat), setelah itu dia mendengarkan imam.

Hal ini (membaca Al-Fatihah saat imam sedang membaca surat) merupakan bentuk

pengecualian dari umumnya dalil yang mewajibkan untuk diam dan mendengarkan

bacaan imam, akan tetapi jika ma’mum lupa membacanya atau meninggalkannya

karena tidak tahu atau berpendapat tidak wajib, maka tidaklah mengapa baginya dan

cukup baginya bacaan imam menurut jumhur ulama. Begitu juga seandainya imam

dalam keadaan ruku’ maka dia dapat langsung ruku’ bersamanya dan mendapatkan

satu rakaat serta gugur kewajibannya membaca Al-Fatihah karena tidak ada

kesempatan baginya. Berdasarkan riwayat dari hadits Abi Bakrah Ats-Tsaqofy,

bahwa dia datang kepada Rasulullah SAW yang sedang dalam keadaan ruku’, maka

serta merta dia ikut ruku’ tanpa masuk ke dalam barisan, maka tatkala Rasullah SAW

salam, dia bersabda: “Semoga Allah menambahkan kesungguhanmu, akan tetapi

jangan ulangi“ (Riwayat Bukhari dalam Shahihnya) dan beliau tidak

memerintahkannya untuk mengganti rakaat tersebut. Sedangkan makna hadits

“Jangan ulangi” maksudnya jangan mengulangi untuk melakukan ruku’ sebelum

masuk kedalam barisan shalat, dengan demikian dapat dipahami bahwa bagi siapa

yang masuk masjid sedangkan imam dalam keadaan ruku’, maka hendaknya dia tidak

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

84

ruku’ kecuali setelah masuk kedalam barisan meskipun resikonya dia tidak

mendapatkan ruku’, berdasarkan hadts Rasulullah SAW :

.متفق علیھ ))ا ومتأف مكاتا فما وولصف متكردا أمف ةنیكالس مكیلعا ووشامف ةالالص متیتا أذإ((

“Jika kalian mendatangi shalat maka jalanlah kalian dengan tenang, apa yang

kalian dapati maka shalatlah dan yang tertinggal maka sempurnakanlah “ (Muttafq

alaih).

Adapun hadits:

)) ةاءرق ھل ھتاءرقف اممإ ھل انك نم((

“Siapa yang memiliki imam maka bacaannya (imam) adalah bacaan dia (ma’mum) “

Itu adalah hadits dha’if (lemah) yang tidak dapat dijadikan dalil dikalangan ulama,

seandainyapun shahih maka (membaca) Al-Fatihah merupakan pengecualian sebagai

kompromi antara beberapa hadits.

Adapun saktah (berhenti sejenak) setelah Al-Fatihah, tidak terdapat riwayat shahih

tentang hal tersebut sedikitpun sebagaimana yang saya pahami, akan tetapi

masalahnya fleksibel insya Allah dan siapa yang melakukannya tidaklah mengapa,

karena tidak terdapat sedikitpun riwayat tentang hal tersebut dari Rasulullah SAW,

yang ada hanyalah dua saktah: pertama saktah setelah Takbiratul Ihram yang

disyari’atkan didalamnya membaca istiftah, dan yang kedua setelah selesai membaca

surat dan sebelum ruku’ yaitu berdiam sebentar sebagai penyela antara membaca

surat dan takbir. Wallahu waliyuttaufiq.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

85

3. Terdapat hadits shahih yang melarang untuk mendatangi masjid bagi siapa

yang memakan bawang merah dan bawang putih atau daun bawang. Apakah

termasuk didalamnya apa saja yang menyebabkan bau tak sedap seperti rokok?

Apakah itu artinya bahwa bagi siapa saja yang menkonsumsinya, memiliki

alasan untuk tidak shalat berjamaah dan tidak berdosa karenanya?

Jawab: Terdapat riwayat yang tsabit dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

)) ھتیب يف لصیلا وندجسم نبرقی الف الصب وا أموث لكأ نم((

“Siapa yang memakan bawang merah atau bawang putih maka hendaknya jangan

mendekati masjid kami, hendaklah dia shalat di rumahnya “

Beliau SAW juga bersabda:

)) انسناإل ونب ھنى مذأتا یمى مذأتت ةكئالالم نإ((

“Sesungguhnya malaikat merasa terganggu sebagaimana manusia merasa

terganggu“

Apa saja yang mendatangkan bau yang tak sedap, maka hukumnya seperti hukum

bawang, seperti menghisap rokok, begitu juga bagi siapa yang memiliki bau tak sedap

pada ketiaknya atau yang lainnya yang dapat mengganggu orang disekelilingnya,

maka dimakruhkan baginya shalat berjamaah hingga dia menggunakan sesuatu yang

dapat menghilangkan bau tersebut, dan wajib baginya untuk menghilangkan bau

tersebut selagi dia mampu agar dapat menunaikan apa yang Allah wajibkan

kepadanya berupa shalat berjamaah.

Adapun rokok, maka hukumnya haram secara mutlak wajib baginya untuk

meninggalkannya dalam semua kesempatan karena banyaknya mudharat yang

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

86

terdapat didalamnya, baik terhadap agama, fisik dan harta. Semoga Allah

memperbaiki keadaan kaum muslimin dan menunjukkannya kepada setiap kebaikan.

4. Apakah shaf (barisan) dimulai dari kanan atau dari belakang imam? Dan

apakah disyariatkan untuk menyeimbangkan sisi kanan dan kiri, sehingga

banyak imam yang mengatakan: seimbangkanlah barisan?

Jawab: Barisan dimulai dari tengah setelah imam dan sisi kanan imam lebih utama

dari kirinya, seharusnya tidak memulai shaf baru kecuali setelah shaf terdepan telah

penuh dan tidak mengapa jika dalam barisan sisi kanannya lebih banyak. Tidak perlu

disamakan (sisi kanan dan kirinya) bahkan memerintahkan hal tersebut tidak sesuai

dengan sunnah, akan tetapi jangan membuat barisan kedua kecuali setelah barisan

pertama telah penuh dan barisan ketiga kecuali barisan kedua telah penuh, begitu

seterusnya barisan berikutnya, karena terdapat riwayat Rasulullah SAW bahwa beliau

memerintahkan hal tersebut.

5. Apa pendapat Syaikh tentang orang yang shalat fardlu dibelakang orang

yang shalat sunat?

Jawab: Tidak mengapa orang yang shalat fardhu mengikuti orang yang shalat sunat,

karena terdapat riwayat dari Rasulullah SAW bahwa beliau diantara beberapa macam

shalat Khauf ikut shalat bersama satu kelompok dua rakaat kemudian salam,

kemudian ikut shalat lagi bersama kelompok yang lain dua rakaat dan kemudian

salam. Maka shalat yang pertama adalah fardhu sedangkan yang kedua adalah sunat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

87

sedangkan orang-orang dibelakangnya melakukan shalat fardhu. Terdapat riwayat

yang shahih dari Mu’az bin Jabal r.a, bahwa dia shalat Isya bersama Rasulullah

SAW, kemudian dia kembali kepada kaumnya dan ikut melakukan shalat bersama

mereka, maka itu baginya shalat sunat dan bagi mereka adalah shalat fardhu, dan

yang semisalnya jika seseorang datang pada bulan Ramadhan sedang mereka sedang

melaksanakan shalat tarawih sedangkan dia belum melakukan shalat Isya, maka dia

dapat melakukan shalat Isya bersama mereka agar dapat meraih keutamaan shalat

berjamaah dan jika imam salam dia berdiri dan meneruskan shalatnya.

6. Apa hukumnya orang yang shalat sendirian dibelakang shaf? Dan jika

seseorang masuk ke masjid dan dia tidak mendapatkan tempat yang lowong

dalam barisan, apa yang dia lakukan? Dan jika dia dapati anak kecil yang

belum baligh apakah dapat dia ikutkan dalam barisan?

Jawab: Shalatnya orang yang sendirian di belakan shaf adalah batal, berdasarkan

hadits Rasulullah SAW :

)) فالص فلخ درفنمل ةالص ال((

“Tidak ada shalat bagi orang yang shalat sendirian dibelakang shaf“

Begitu juga terdapat riwayat dari Rasulullah SAW bahwa beliau memerintahkan

seseorang yang shalat sendirian dibelakang shaf untuk mengulangi shalatnya dan dia

tidak bertanya kepadanya apakah terdapat tempat yang lowong atau tidak? Maka hal

tersebut menunjukkan bahwa tidak ada bedanya antara orang yang tidak mendapat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

88

tempat yang lowong dengan orang yang mendapatkannya sebagai upaya untuk

menghindari sikap memudahkan dalam masalah shalat sendirian dibelakang shaf.

Akan tetapi jika seorang yang masbuk (ketinggalan shalat berjamaah), sedangkan

imam dalam keadaan ruku’ dan ia ikut segera ruku’ sebelum masuk kedalam shaf dan

kemudian setelah itu baru masuk ke dalam shaf, maka shalatnya menjadi sah,

berdasarkan riwayat dari Rasulullah SAW dalam shahih Bukhari dari Abu Bakrah

Ats-Tsaqofi r.a, seseorang datang untuk shalat sedangkan Rasulullah sedang ruku’,

maka dia segera ruku’ baru kemudian masuk ke dalam shaf, maka bersabda

Rasulullah setelah salam: “Semoga Allah menambahkan kesungguhan kepadamu dan

jangan ulangi lagi “ beliau tidak menyuruhnya untuk mengganti rakaat tersebut.

Adapun yang datang saat imam sedang shalat sedang dia tidak mendapatkan tempat

yang lowong maka hendaknya dia menunggu hingga ada orang yang dengannya dia

dapat membuat shaf meskipun cuma seorang anak kecil yang berusia tujuh tahun

keatas, atau dia maju kesisi kanan imam menjadi barisannya, sebagai pengamalan

dari seluruh hadits yang ada.

7. Apakah diharuskan bagi imam untuk melakukan niat menjadi imam. Dan

jika seseorang masuk masjid kemudian didapatinya ada seseorang yang shalat,

apakah dia boleh bermakmum kepadanya? Apakah dibolehkan bermakmum

kepada orang yang masbuk?

Jawab: Disyaratkan bagi imam untuk niat menjadi imam, berdasarkan hadits

Rasulullah SAW

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

89

)) ىوا نم ئرام لكا لمنإو اتیالنب المعا األمنإ((

“Sesungguhnya setiap perbuatan harus dengan niat, dan bagi setiap orang

tergantung apa yang diniatkannya “

Jika seseorang masuk masjid dan ketinggalan shalat berjamaah kemudian dia

mendapati ada orang yang shalat sendirian, maka tidak mengapa baginya untuk ikut

shalat bersamanya menjadi makmum, bahkan hal tersebut lebih utama berdasarkan

hadits Rasulullah SAW tatkala melihat seseorang yang masuk masjid sedangkan

shalat telah seselai “Adakah seseorang yang hendak bersedekah dengan melakukan

shalat bersamanya“. Dengan demikian semuanya akan mendapatkan keutamaan

berjamaah. Hal tersebut jika shalat telah dilaksanakan. Adalah sahabat Mu’az r.a

shalat ‘Isya bersama Rasulullah SAW, kemudian ketika kembali kepada kaumnya dia

ikut melakukan shalat yang sama, maka baginya hal itu adalah shalat sunat dan bagi

mereka shalat fardhu dan Rasulullah SAW telah menyetujui hal tersebut.

Adapun terhadap makmum masbuq, maka tidak mengapa ikut shalat bersamanya bagi

yang ketinggalan jamaah dengan harapan mendapatkan keutamaan jamaah dan jika

makmum masbuq itu menyelesaikan shalatnya, maka makmumnya berdiri dan

meneruskan shalat hingga selesai. Hal tersebut berdasarkan umumnya dalil-dalil yang

ada dan hukum ini berlaku umum untuk semua shalat yang lima waktu, berdasarkan

hadits Rasulullah SAW terhadap Abu Zar r.a tatkala diberitakan kepadanya tentang

kedatangan beberapa orang pemimpin yang menunda shalatnya, maka beliau

bersabda: “Shalatlah pada waktunya, jika dapati mereka maka shalatlah bersama

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

90

mereka, maka bagimu hal itu adalah nafilah (sunat) dan jangan engkau mengatakan:

aku telah shalat maka aku tidak shalat “

8. Apakah yang didapati makmum masbuq dari rakaat imam termasuk awal

shalatnya atau akhir shalatnya. Misalnya jika dia tertinggal dua rakaat dari

shalat yang empat rakaat, apakah dia harus membaca surat setelah Al-Fatihah?

Jawab: Yang benar apa yang didapati makmum masbuq dari rakaat imamnya adalah

awal shalatnya dan apa yang disempurnakannya adalah akhir shalatnya. Itu semua

berlaku bagi semua shalat, berdasarkan hadits Rasulullah SAW:

.متفق على صحتھ ))ا ومتأف مكاتا فما وولصف متكردا أمف ةنیكم السكیلعا ووشامف ةالالص تمیقا أذإ((

“Jika shalat dilaksanakan berjalanlah kalian (ke tempat shalat) dengan tenang, apa

yang kalian dapatkan ikutlah shalat bersamanya sedang yang tertinggal maka

sempurnakanlah “ (Muttafaq alaih).

Dengan demikan maka disunnahkan untuk hanya membaca surat Al-Fatihah saja

pada rakaat ketiga dan keempat pada shalat yang empat rakaat, pada rakaat ketiga

pada shalat maghrib, berdasarkan riwayat yang terdapat dalam Ash-Shahihain dari

Abi Qatadah r.a, dia berkata : “ Adalah Rasullullah SAW pada shalat Zuhur dan

Ashar membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya pada dua rakaat pertama dan pada

dua rakaat terakhir membaca Al-Fatihah “

Dan jika seseorang kadang-kadang membaca surat lain setelah Al-Fatihah pada rakaat

ketiga dan keempat maka hal tersebut baik, berdasarkan riwayat Muslim dari Abu

Said r.a, dia berkata : “Adalah Rasulullah pada dua rakaat pertama pada shalat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

91

Zuhur membaca surat sekadar surat As-Sajadah, sedangkan pada dua rakaat

terakhir sekadar setengahnya dari itu. Adapun pada dua rakaat pertama shalat

Ashar bacaannya sekadar dua rakaat terakhir shalat Zuhur sedang dua rakaat

terakhir setengahnya” maka untuk dapat mengkompromikan kedua hadits ini,

dapatlah dikatakan bahwa Rasulullah SAW melakukan hal tersebut (membaca surat

setelah Al-Fatihah pada dua rakaat terakhir shalat Zuhur) hanya kadang-kadang saja.

9. Karena banyaknya jamaah shalat Jum’at disebagian masjid, maka ketika

masjid telah penuh sebagian orang shalat di jalan-jalan dan gang-gang dengan

tetap mengikuti imam, apa pendapat syaikh tentang masalah ini? Apakah ada

bedanya antara jalan yang langsung berhubungan dengan masjid dengan jalan

yang terdapat pemisah antara orang yang shalat dengan masjid?

Jawab: Jika barisannya bersambung maka tidak mengapa (shalat di jalan-jalan),

begitu juga jika makmum yang diluar masjid melihat adanya barisan yang ada di

depan mereka atau mendengar takbir meskipun antara mereka dipisahkan jalan

tidaklah mengapa karena mereka mampu untuk melihat atau mendengar dan karena

wajibnya shalat berjamaah. Akan tetapi tidak boleh ada yang shalat didepan imam

karena itu bukan tempatnya makmum.

10. Jika makmum mendapatkan imam dalam keadaan ruku’, apakah yang

seharusnya dilakukan makmum saat itu? Apakah disyaratkan untuk dapat

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

92

dikatakan mendapatkan satu rakaat dengan mengatakan “سبحان ربي العظیم”

sebelum imam bangun dari ruku’?

Jawab: Jika makmum mendapatkan imam dalam keadaan ruku’, maka dia

mendapatkan satu rakaat walaupun tidak sempat membaca tasbih, kecuali jika imam

sudah terlanjur berdiri, berdasarkan hadits Rasulullah SAW:

.خرجھ مسلم في صحیحھأ )) ةالالص كردأ دقف ةالالص نم ةعكر كردأ نم((

“Siapa yang mendapatkan satu rakaat dari shalat maka dia telah mendapatkan

shalat“ (Riwayat Muslim dalam Shahihnya)

Umum diketahui bahwa rakaat didapatkan dengan mendapatkan ruku’, berdasarkan

hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abu Bakrah Ats-Tsaqofi

r.a, bahwa suatu hari beliau datang ke masjid saat nabi dalam keadaan ruku’, maka

dia segera ruku’ sebelum masuk kedalam shaf (barisan), maka setelah selesai salam,

Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah menambahkan kesungguhan kepadamu

dan jangan ulangi lagi”. Beliau tidak memerintahkan untuk mengqadha rakaat

tersebut, tetapi cuma melarang untuk mengulangi perbuatannya yaitu ruku’ sebelum

masuk shaf, maka hendaknya bagi makmum masbuq jangan tergesa-gesa untuk ruku’

sebelum memasuki barisan.

11. Sebagian imam ada yang menunggu orang yang masuk masjid untuk

mendapatkan ruku’, sebagian lainnya mengatakan: tidak disyariatkan untuk

menunggu? Manakah yang benar?

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

93

Jawab: Yang benar adalah disyariatkannya menunggu sebentar supaya orang yang

masuk tersebut dapat ikut dalam barisan untuk meneladani apa yang dilakukan

Rasulullah SAW dalam masalah ini.

12. Jika seseorang mengimami dua anak kecil atau lebih, apakah mereka

ditempatkan di belakangnya atau di samping kanannya? Apakah usia baligh

merupakan syarat untuk menempatkan seorang anak dalam barisan?

Jawab: Yang benar adalah menempatkan mereka di belakang sebagaimana orang

mukallaf jika usianya telah mencapai tujuh tahun atau lebih. Begitu juga ditempatkan

di belakang jika mereka terdiri dari seorang anak kecil dan seorang mukallaf, karena

Rasulullah SAW tatkala mengunjungi kakek Anas, beliau shalat bersama Anas dan

seorang anak yatim dan menempatkan mereka di belakang. Begitu juga halnya tatkala

shalat bersamanya Jabir dan Jabbar dari kalangan Anshar, dia menempatkan mereka

di belakang.

Adapun jika makmumnya cuma seorang, maka ditempatkan disisi kanannya, baik

orang dewasa maupun anak kecil, karena Rasulullah SAW tatkala Ibnu Abbas ikut

shalat malam bersamanya dan berada disisi kirinya maka beliau memutarnya hingga

berada disisi kanannya. Begitu juga halnya Anas r.a shalat bersama Nabi SAW

dalam sebagian shalat sunat dan ditempatkannya disisi kanannya. Sedangkan wanita

seorang atau lebih, maka tempatnya di belakang laki-laki dan tidak boleh sebaris

dengan imam juga dengan laki-laki, karena Rasulullah SAW tatkala shalat bersama

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

94

Anas dan seorang yatim menempatkan Ummu Sulaim di belakang mereka, padahal

dia ibunya Anas.

13. Sebagian orang ada yang berkata: Tidak boleh mendirikan jama’ah yang

lain dalam satu masjid setelah selesainya jamaah shalat (yang pertama). Apakah

hal tersebut ada dalilnya? Mana yang benar?

Jawab: Pendapat tersebut tidaklah benar dan tidak memiliki dalil syara’ yang suci ini

sebagaimana yang saya ketahui, bahkan sunnah yang shahih menunjukkan

sebaliknya, yaitu hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

))ةجرد نیرشعو عبسب ذالف ةالص نم لضفأ ةاعمجال ةالص((

“Shalat jamaah lebih utama dua puluh derajat daripada shalat sendirian “

Begitu juga hadits yang lainnya:

)) هدحو ھتالص نى مكزأ لجالر عم لجالر ةالص((

“Shalatnya seseorang bersama seseorang (berjamaah) lebih suci daripada shalatnya

seorang diri “

Juga hadits Rasulullah saat melihat seseorang yang masuk masjid tatkala shalat

berjamaah telah selesai dilaksanakan:

)) ھعي ملصیا فذى ھلع قدصتی نم((

“Siapa yang hendak bersedekah kepadanya maka shalatlah bersamanya “

Akan tetapi tidak boleh bagi setiap muslim untuk menyengaja meninggalkan shalat

berjamaah, justru yang wajib baginya adalah segera berangkat untuk shalat berjamaah

tatkala mendengarkan azan.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

95

14. Jika sang imam batal wudhunya saat shalat, apakah dia harus menunjuk

seseorang untuk menggantikannya menjadi imam shalat atau apakah semua

jamaah batal shalatnya dan kemudian dia memerintahkan seseorang untuk

mengimami shalat dari awal?

Jawab: Yang benar, bagi imam untuk menunjuk seseorang agar menggantikannya

menjadi imam untuk meneruskan shalat yang tersisa, sebagaimana yang dilakukan

Umar bin Khattab r.a tatkala dirinya ditikam saat mengimami shalat, maka dia

menunjuk Abdurrahman bin ‘Auf r.a untuk meneruskan shalat Fajar. Jika imam tidak

menunjuk seseorang, maka salah seorang ada yang maju dan meneruskan shalat. Jika

mereka memulai shalat dari awal juga tidak mengapa karena hal ini adalah masalah

khilafiyah antara para ulama, akan tetapi yang lebih kuat adalah imam menunjuk

seseorang untuk meneruskan shalat sebagaimana yang kami sebutkan berdasarkan

perbuatan Umar r.a. Jika mereka memulai dari pertama juga tidak mengapa. Wallahu

a’lam.

15. Apakah jamaah didapatkan dengan mendapatkan salamnya imam atau

ruku’nya imam, jika seseorang mendapatkan imam dalam keadaan tasyahud

akhir, apakah lebih utama baginya untuk ikut bersama imam atau menunggu

imam selesai salam dan dia shalat bersama jamaah (yang baru)?

Jawab: Jamaah tidak didapatkan kecuali dengan mendapatkan rakaat, berdasarkan

hadits Rasulullah: “Siapa yang mendapatkan rakaat dari shalat, maka dia telah

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

96

mendapatkan shalat“ (Riwayat Muslim dalam Shahihnya) Akan tetapi siapa yang

memiliki uzur (halangan) syar’i, maka dia tetap mendapatkan keutamaan jamaah

meskipun dia tidak shalat bersama imam, berdasarkan hadits Rasulullah:

.رواه البخاري في الصحیح ))میقم حیحص وھو ھلمعی انا كم ھل اهللا بتك رافس وأ دبالع ضرا مذإ((

“Jika seseorang sakit atau bepergian, maka Allah menetapkan baginya balasan

sebagaimana yang dia lakukan dalam keadaan sehat atau menetap “ (Riwayat

Bukhari dalam Shahihnya)

Juga berdasarkan hadits Rasulullah dalam perang Tabuk:

مكوكرش الإ ((وفي روایة )) رذعال مھسبح مكعم مھو الا إیادو متعطق الا وریسم مترا سا ماموقأ ةنیدمال يف نإ((

)) رجاأل يف

“Sesungguhnya di Madinah terdapat sejumlah orang yang tidak ikut dalam

perjalanan dan tidak menelusuri lembah, kecuali mereka bersama kalian, mereka

terhalang oleh uzur (halangan) yang ada pada mereka” dalam sebuah riwayat “

Kecuali mereka ikut mendapatkan pahala seperti kalian “ (Muttafaq alaih)

Jika seseorang imam sedang tasyahhud akhir maka ikut bersamanya lebih utama

berdasarkan hadits Rasulullah:

.متفق علیھ ))ا ومتأف مكاتا فما وولصف متكردا أمف ةنیكالس مكیلعا وھوتأف ةالالص متیتا أذإ((

“Jika kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang. Apa yang kalian

dapati maka shalatlah dan yang tertinggal maka sempurnakanlah” (Muttafaq alaih).

Seandainya mereka membuat jamaah lagi juga tidak mengapa insya Allah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

97

16. Kami memperhatikan sebagian orang saat masuk masjid untuk shalat fajar

dan iqamat telah dilakukan, dia tetap shalat sunat fajar dua rakaat, setelah itu

ikut imam, apakah hukumnya hal tersebut? Manakah yang utama antara shalat

sunat fajar setelah shalat subuh langsung atau menunggu hingga terbitnya

matahari?

Jawab: Tidak boleh bagi yang masuk masjid sementara iqamat sudah dilakukan untuk

melakukan shalat rawatib atau tahiyyatul masjid, justru yang wajib baginya adalah

ikut shalat bersama imam berdasarkan hadits Rasulullah :

.خرجھ مسلم في صحیحھأ )) ةبوتكما اللإ ةالص الف ةالالص تمیقا أذإ((

“Jika iqamat telah dilaksanakan, maka tidak ada shalat kecuali shalat fardhu “

(Riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya)

Hadits ini berlaku umum, untuk shalat Fajar dan yang lainnya, kemudian setelah itu

dia boleh memilih, apakah shalat sunat rawatib langsung setelah selesai shalat fardhu

atau menundanya hingga matahari meninggi dan itulah yang lebih utama, karena

terdapat riwayat yang shahih dari Rasulullah yang menunjukkan keduanya.

17. Seseorang menjadi imam kami dalam shalat, kemudian dia melakukan

salam sekali saja. Apakah boleh melakukan salam sekali saja? Adakah riwayat

dalam sunnah berkaitan dengan hal tersebut?

Jawab: Jumhur ulama berpendapat bahwa satu salam cukup sebagai sahnya shalat,

karena terdapat beberapa riwayat yang menunjukkah hal tersebut, dan sejumlah

ulama ada yang berpendapat bahwa salam harus dilakukan dua kali karena adanya

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

98

hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah berkaitan dengan hal tersebut, dan

berdasarkan hadits Rasulullah:

.رواه البخاري في صحیحھ ))ي لصأ ينومتیأا رما كولص((

“ Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat “ (Riwayat Bukhari dalam

Shahihnya).

Dan inilah pendapat yang lebih benar.

Pendapat yang mengatakan bahwa satu kali salam telah cukup adalah pendapat yang

lemah, karena lemahnya hadits-hadits dalam masalah ini dan tidak adanya kejelasan

maksudnya. Seandainyapun hadits ini shahih, maka hukumnya adalah syaz (tidak

terpakai) karena bertentangan dengan hadits yang lebih shahih dan lebih jelas. Akan

tetapi siapa yang melakukan hal pertama (sekali salam) karena tidak tahu atau

berkeyakinan dengan shahihnya hadits tentang hal tersebut, maka shalatnya sah.

18. Jika makmum masbuq ikut bersama imam dan shalat bersamanya dua

rakaat, kemudian setelah itu ternyata imam shalat dengan lima rakaat, apakah

satu rakaat tambahan itu dapat dihitung menjadi rakaatnya sehingga dia hanya

perlu menambah dua rakaat saja atau tidak dihitung sehingga dia harus

menambah tiga rakaat?

Jawab: Yang benar adalah bahwa rakaat (tambahan) tersebut tidak dihitung, karena

tidak berlaku dalam hukum syar’i, maka seharusnya tidak perlu mengikuti imam pada

rakaat tersebut bagi siapa yang tahu bahwa rakaat tersebut adalah tambahan dan bagi

makmum untuk tidak menjadikannya sebagai rakaatnya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

99

Berkaitan dengan masalah yang ditanyakan, maka wajib baginya untuk mengqadha

tiga rakaat, karena pada hakikatnya dia hanya mendapatkan satu rakaat saja.

19. Seorang imam shalat dengan jamaahnya tanpa wudhu karena lupa. Apa

hukum shalat tersebut pada tiga perkara ini:

1. Jika dia ingat dipertengahan shalat.

2. Jika dia ingat setelah salam dan sebelum bubarnya jamaah.

3. Jika dia ingat setelah bubarnya jamaah.

Jawab: Jika dia tidak ingat kecuali setelah salam, maka shalat bagi jamaahnya sah dan

mereka tidak perlu mengulanginya, sedangkan imam, dia harus mengulanginya.

Adapun jika ingatnya dipertengahan shalat maka hendaknya dia menunjuk seseorang

untuk menjadi imam meneruskan shalat menurut salah satu pendapat yang paling

kuat diantara dua pendapat ulama berdasarkan kisah Umar r.a tatkala dirinya ditikam

maka dia menunjuk Abdurrahman bin Auf r.a yang kemudian menjadi imam

meneruskan shalat dan tidak mengulanginya dari awal.

20. Apa hukumnya jika imam ternyata adalah orang yang suka berbuat maksiat

seperti merokok atau mencukur janggut atau menjulurkan pakaiannya hingga

ke bawah tumitnya (isbal) atau yang semacamnya?

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

100

Jawab: Shalatnya sah jika dia melakukannya sebagaimana yang Allah syari’atkan

berdasarkan kesepakatan para ulama, demikian juga halnya bagi orang yang shalat di

belakangnya menurut pendapat yang lebih kuat diantara dua pendapat para ulama.

Sedangkan orang kafir maka tidaklah sah shalatnya dan shalat orang yang ada

dibelakangnya karena tidak adanya syarat yang ada padanya yaitu Islam.

21. Sebagaimana umum diketahui bahwa tempat makmum jika dia sendirian

adalah dibelakang imam. Apakah disyariatkan baginya untuk mundur sedikit

sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang?

Jawab: Disyariatkan bagi makmum jika dia seorang diri untuk berada disisi kanan

imam dalam posisi sejajar dan tidak terdapat dalil syar’i yang menunjukkan selain itu.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

101

MASJID KEDUA

Jam 10 pagi sepuluh karkun telah sampai di masjid kedua, masjid Kubah

Emas-Depok.

Siapa yang tidak kenal dengan masjid ini? Kehadiran masjid ini benar-benar

menghebohkan. Masjid dengan balutan marmer italia, taman-taman bunga yang

terhampar luas, istana-istana megah kokoh berdiri, benar-benar menakjubkan. Begitu

kagumnya saya akan bangunan yang ada namun para jamaah sedikitpun tidak

terkesan. Pak Musa menggeleng kepala sambil berkata : ”burung yang hidup

disangkar emas tetap tidak bahagia”, Amir jamaah18 kami yang usianya masih muda

hanya menundukkan kepala sambil menggumamkan do’a, Untung Setyono terdengar

melafadzkan Allahumma inni a’udzubika min fitnati dunya… kekaguman saya pada

bangunan masjid berganti menjadi kagum kepada sikap tawadu’ seluruh jamaah.

18. Amir = pemipin. Amir jamaah = pemimpin rombongan dalam perjalanan. Rasulullah menyarankan jika kita melakukan perjalanan maka hendaknya menunjuk satu amir (pemimpin rombongan).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

102

LAILATUL QADR

Sekian banyak teks hadis yang menunjukkan bahwa Lailatul Qadr terjadi pada

setiap bulan Ramadhan. Bahkan Rasul saw. menganjurkan umatnya untuk

mempersiapkan jiwa menyambut malam mulia itu secara khusus pada malam-malam

ganjil setelah berlalu dua puluh hari Ramadhan.

Memang, turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu terjadi pada malam

Lailatul Qadr, tetapi itu bukan berarti bahwa malam mulia itu hadir pada saat itu saja.

Ini juga berarti bahwa kemuliaannya bukan hanya disebabkan karena Al-Quran ketika

itu turun, tetapi karena adanya faktor intern pada malam itu sendiri. Pendapat tersebut

dikuatkan juga dengan penggunaan bentuk kata kerja mudhari' (present tense) pada

ayat, Tanazzal al-mala'ikat wa al-ruh, kata Tanazzal adalah bentuk yang

mengandung arti kesinambungan, atau terjadinya sesuatu pada masa kini dan masa

datang.

Nah, apakah bila ia hadir, ia akan menemui setiap orang yang terjaga (tidak

tidur) pada malam kehadirannya itu? Tidak sedikit umat Islam yang menduganya

demikian. Namun, dugaan itu --hemat penulis-- keliru, karena itu dapat berarti bahwa

yang memperoleh keistimewaan adalah yang terjaga baik untuk menyambutnya

maupun tidak. Di sisi lain, ini berarti bahwa kehadirannya ditandai oleh hal-hal yang

bersifat fisik material, sedangkan riwayat-riwayat demikian tidak dapat

dipertanggungjawabkan kesahihannya. Dan seandainya, sekali lagi seandainya, ada

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

103

tanda-tanda fisik material, maka itu pun tidak akan ditemui oleh orang-orang yang

tidak mempersiapkan diri dan menyucikan jiwa guna menyambutnya.

Laksana air dan minyak yang tidak mungkin akan menyatu dan bertemu.

Kebaikan dan kemuliaan yang dihadirkan oleh Lailatul Qadr tidak mungkin akan

diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja. Tamu agung yang berkunjung ke satu

tempat, tidak akan datang menemui setiap orang di lokasi itu, walaupun setiap orang

di tempat itu mendambakannya. Bukankah ada orang yang sangat rindu atas

kedatangan kekasih, namun ternyata sang kekasih tidak sudi mampir menemuinya?

Demikian juga dengan Lailatul Qadr. Itu sebabnya bulan Ramadhan menjadi bulan

kehadirannya, karena bulan ini adalah bulan penyucian jiwa, dan itu pula sebabnya

sehingga ia diduga oleh Rasul datang pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Karena, ketika itu, diharapkan jiwa manusia yang berpuasa selama dua puluh hari

sebelumnya telah mencapai satu tingkat kesadaran dan kesucian yang memungkinkan

malam mulia itu berkenan mampir menemuinya. Dan itu pula sebabnya Rasul saw.

menganjurkan sekaligus mempraktekkan i'tikaf (berdiam diri dan merenung di

masjid) pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.

Apabila jiwa telah siap, kesadaran telah mulai bersemi, dan Lailatul Qadr

datang menemui seseorang, ketika itu malam kehadirannya menjadi saat qadr --dalam

arti, saat menentukan bagi perjalanan sejarah hidupnya pada masa-masa mendatang.

Saat itu, bagi yang bersangkutan adalah saat titik tolak guna meraih kemuliaan dan

kejayaan hidup di dunia dan di akhirat kelak, dan sejak saat itu, malaikat akan turun

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

104

guna menyertai dan membimbingnya menuju kebaikan sampai terbit fajar

kehidupannya yang baru kelak di hari kemudian.

Syaikh Muhammad 'Abduh pernah menjelaskan pandangan Imam Al-Ghazali

tentang kehadiran malaikat dalam diri manusia. Abduh memberikan ilustrasi berikut:

"Setiap orang dapat merasakan bahwa dalam jiwanya ada dua macam bisikan, yaitu

bisikan baik dan buruk. Manusia seringkali merasakan pertarungan antara

keduanya, seakan apa yang terlintas dalam pikirannya ketika itu sedang diajukan ke

satu sidang pengadilan. Yang ini menerima dan yang itu menolak, atau yang ini

berkata lakukan dan yang itu mencegah, demikian halnya sampai pada akhirnya

sidang memutuskan sesuatu”.

Yang membisikkan kebaikan adalah malaikat, sedangkan yang membisikkan

keburukan adalah setan atau paling tidak penyebab adanya bisikan tersebut adalah

malaikat atau setan. Nah, turunnya malaikat, pada malam Lailatul Qadr, menemui

orang yang mempersiapkan diri menyambutnya berarti bahwa ia akan selalu disertai

oleh malaikat sehingga jiwanya selalu terdorong untuk melakukan kebaikan-

kebaikan. Jiwanya akan selalu merasakan salam (rasa aman dan damai) yang tidak

terbatas sampai fajar malam Lailatul Qadr, tetapi sampai akhir hayat menuju fajar

kehidupan baru di hari kemudian kelak.

Di atas telah dikemukakan bahwa Nabi saw, menganjurkan sambil

mengamalkan i 'tikaf di masjid dalam rangka perenungan dan penyucian jiwa. Masjid

adalah tempat suci, tempat segala aktivitas kebajikan bermula. Di masjid, seseorang

diharapkan merenung tentang diri dan masyarakatnya. Juga, di masjid, seseorang

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

105

dapat menghindar dari hirukpikuk yang menyesakkan jiwa dan pikiran guna

memperoleh tambahan pengetahuan dan pengayaan iman. Itulah sebabnya ketika

melakukan i'tikaf, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak doa dan bacaan Al-

Quran, atau bahkan bacaan-bacaan lain yang dapat memperkaya iman dan ketakwaan.

Malam Al-Qadr, yang ditemui atau yang menemui Nabi pertama kali adalah ketika

beliau menyendiri di Gua Hira, merenung tentang diri beliau dan masyarakat. Ketika

jiwa beliau telah mencapai kesuciannya, turunlah Al-Ruh (Jibril) membawa ajaran

dan membimbing beliau sehingga terjadilah perubahan total dalam perjalanan hidup

beliau bahkan perjalanan hidup umat manusia.

Dalam rangka menyambut kehadiran Lailatul Qadr itu yang beliau ajarkan

kepada umatnya, antara lain, adalah melakukan i'tikaf (bukan semedi di gua/suatu

tempat karena semedi atau bertapa tidak ada dasarnya dalam islam). Walaupun

i'tikaf dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu berapa lama saja --bahkan dalam

pandangan Imam Syafi'i, walaupun hanya sesaat selama dibarengi oleh niat yang suci

maka itu disebut I’tikaf-- namun, Nabi saw. Selalu melakukannya pada sepuluh hari

dan malam terakhir bulan puasa. Di sanalah beliau bertadarus dan merenung sambil

berdoa.

Salah satu doa yang paling sering beliau baca dan hayati maknanya adalah:

Rabbana atina fi al-dunya hasanah, wa fi al-akhirah hasanah wa qina 'adzab al-nar

(Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan

di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka). Doa ini bukan sekadar berarti

permohonan untuk memperoleh kebajikan dunia dan kebajikan akhirat, tetapi lebih-

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

106

lebih lagi bertujuan untuk memantapkan langkah dalam berupaya meraih kebajikan

yang dimaksud, karena doa mengandung arti permohonan yang disertai usaha.

Permohonan itu juga berarti upaya untuk menjadikan kebajikan dan kebahagiaan

yang diperoleh dalam kehidupan dunia ini, tidak hanya terbatas dampaknya di dunia,

tetapi berlanjut hingga hari kemudian kelak. Kalau yang demikian itu diraih oleh

manusia, maka jelaslah ia telah memperoleh kemuliaan dunia dan akhirat. Karena itu,

tidak heran jika kita mendengar jawaban Rasul saw. yang menunjuk kepada doa

tersebut, ketika istri beliau 'A'isyah menanyakan doa apa yang harus dibaca jika ia

merasakan kehadiran Lailatul Qadr?

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

107

MENJARING

MALAM LAILATUL QADR

Bulan Ramadhan memiliki sekian banyak keistimewaan. Salah satu di

antaranya adalah Lailatul Qadr (satu malam yang oleh Al-Quran dinamai "lebih baik

daripada seribu bulan"). Tetapi, apa dan bagaimana malam itu? Apakah ia terjadi

sekali saja yakni pada malam ketika turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu

atau terjadi setiap bulan Ramadhan sepanjang sejarah? Bagaimana kedatangannya,

apakah setiap orang yang menantinya pasti akan mendapatkannya? Benarkah ada

tanda-tanda fisik material yang menyertai kehadirannya (seperti membekunya air,

heningnya malam dan menunduknya pepohonan, dan sebagainya)? Masih banyak

lagi pertanyaan yang dapat dan sering muncul berkaitan dengan malam Al-Qadr itu.

Yang pasti, dan ini harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan

Al-Quran, bahwa "Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadr" (QS 97:1) dan

bahwa malam itu adalah "malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau

ditetapkan segala urusan besar dengan penuh kebijaksanaan" (QS 44:3). Malam

tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena Kitab Suci menginformasikan bahwa ia

diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan (QS 2:185) serta pada malam AlQadr

(QS 97:1). Malam tersebut adalah malam mulia, tidak mudah diketahui betapa besar

kemuliaannya. Ini diisyaratkan oleh adanya "pertanyaan" dalam bentuk pengagungan,

yaitu Wa ma adraka ma Lailatul Qadr.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

108

Sebanyak tiga belas kali kalimat ma adraka terulang dalam Al-Quran.

Sepuluh di antaranya mempertanyakan tentang kehebatan yang terkait dengan hari

kemudian, seperti Ma adraka ma Yawm Al-Fashl, ... Al-Haqqah .. 'illiyyun, dan

sebagainya. Kesemuanya itu merupakan hal yang tidak mudah dijangkau oleh akal

pikiran manusia, kalau enggan berkata mustahil dijangkaunya. Dari ketiga belas kali

ma adraka itu terdapat tiga kali yang mengatakan: Ma adraka ma al-thariq, Ma

adraka ma al-aqabah, dan Ma adraka ma Lailatul Qadr. Kalau dilihat pemakaian Al-

Quran tentang hal-hal yang menjadi objek pertanyaan, maka kesemuanya adalah hal-

hal yang sangat hebat dan sulit dijangkau hakikatnya secara sempurna oleh akal

pikiran manusia. Hal ini tentunya termasuk Lailatul Qadr yang menjadi pokok

bahasan kita kali ini.

Walaupun demikian, sementara ulama membedakan antara pertanyaan ma

adraka dan ma yudrika yang juga digunakan oleh Al-Quran dalam tiga ayat.

Wa ma yudrika la 'alla al-sa'ata takunu qariba (Al-Ahzab: 63)

Wa ma yudrika la'alla al-sa'ata qarib ... (Al-Syura:17)

Wa ma yudrika la allahu yazzakka (Abasa: 3).

Dua hal yang dipertanyakan dengan wa ma yudrika adalah pertama menyangkut

waktu kedatangan hari kiamat dan kedua apa yang berkaitan dengan kesucian jiwa

manusia. Secara gamblang, Al-Quran --demikian pula Al-Sunnah-- menyatakan

bahwa Nabi saw. tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat, dan tidak pula

mengetahui tentang yang gaib. Ini berarti bahwa ma yudrika digunakan oleh Al-

Quran untuk hal-hal yang tidak mungkin diketahui walaupun oleh Nabi saw. sendiri.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

109

Sedangkan wa ma adraka, walaupun berupa pertanyaan, namun pada akhirnya Allah

SWT menyampaikannya kepada Nabi saw., sehingga informasi lanjutan dapat

diperoleh dari beliau. Itu semua berarti bahwa persoalan Lailatul Qadr harus dirujuk

kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw., karena di sanalah dapat diperoleh

informasinya.

Kembali kepada pertanyaan semula, bagaimana tentang malam itu? Apa arti

malam Al-Qadr dan mengapa malam itu dinamai demikian? Di sini ditemukan

berbagai jawaban:

Kata qadr sendiri paling tidak digunakan untuk tiga arti:

1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailatul Qadr dipahami sebagai malam

penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh

penganutnya dengan firman Allah pada surah 44:3

Artinya: “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi19 dan

Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.

Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Al-Quran yang turun

pada malam Lailatul Qadr diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan

menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad saw., guna mengajak

19 malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

110

manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan

sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia

karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran serta karena ia menjadi titik

tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Kata qadr yang berarti mulia

ditemukan dalam ayat ke-91 surah Al-An'am yang berbicara tentang kaum

musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu 'ala basyarin

min syay'i (Mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang

semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun

kepada manusia).

3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat

yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surah Al-Qadr: Pada malam

itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk

mengatur segala urusan. Kata qadr yang berarti sempit digunakan oleh Al-Quran

antara lain dalam ayat ke-26 surah Al-Ra'd: Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya'

wa yaqdiru (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan

mempersempitnya [bagi yang dikehendaki-Nya]).

Ketiga arti tersebut, pada hakikatnya, dapat menjadi benar, karena

sesungguhnya malam tersebut adalah malam mulia, yang bila dapat diraih maka ia

menetapkan masa depan manusia, dan bahwa pada malam itu malaikat-malaikat turun

ke bumi membawa kedamaian dan ketenangan.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

111

Malam 23 Ramadhan 1432H

Usai shalat tarawih di masjid kubah emas, saya meracuni para jamaah yang

masih muda untuk ngobrol-ngobrol. Karena di dalam masjid dilarang membicarakan

masalah dunia maka kami ambil lokasi ngobrol di luar masjid (sebenarnya didalam

masjid maupun diluar masjid kita tidak baik membicarakan hal yang sia-sia, ini

murni keisengan saya melihat begitu seriusnya para karkun melakukan ibadah setiap

hari). Setelah mencari tempat yang asyik akhirnya di luar masjid bagian depan kami

menggelar obrolan sia-sia. Tidak tanggung-tanggung ada 5 karkun yang berhasil saya

racuni, pertama Amir Syarifudin, Andhika, Ustadz Yahya (karena sering pakai

sorban maka saya panggil ustadz ), Furqon, dan Yusuf. Hanya satu karkun yang tidak

berhasil saya rayu, Untung Setyono karkun muda yang amalannya banyak banget…

mau tidur aja amalannya panjang. memang hamba yang ikhlas menyembah Allah

tidak akan mampu digoda oleh iblis (eiiits…iblisnya bukan saya…).

Untuk diketahui semua pembaca, saat saya mengajak Yusuf untuk merayu

Untung Setyono begadang diluar sebenarnya hampir saja berhasil. Selangkah lagi

maka genaplah 6 karkun yang saya racuni. Dengan racikan racun yang sama, Untung

Setyono langsung setuju. Kemudian dia menghentikan bacaan Qur’an nya, merapikan

sarung ‘kotak-kotak sakti’ sebagai alas tidur untuk dibawa keluar, kemudian dia

minta izin mengambil wudhu terlebih dahulu. Saya dan Yusuf menunggu, mata

Yusuf sudah merah tanda dia tidak akan kuat begadang pasti langsung KO sambil

tidur keluar iler. Sedangkan saya senyum-senyum bahagia karena banyak teman yang

begadang diluar, mungkin juga pada saat itu dua tanduk mulai keluar di kepala saya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

112

Dan saat Untung tiba dari tempat wudhu, dia menggelar sarung kotak-kotak yang

sudah dilipatnya... Loh…. Loh…. Kenapa?. “maaf Habilih saya mengantuk. lain kali

saja ya…” maka dua tanduk di kepala saya lenyap sudah. Sepertinya malaikat keburu

datang dan bilang: JANGAN DENGERIN SI HABILIH. Satu hal positif dari tragedi

penolakan ini adalah: jika kita berwudhu maka godaan iblis akan lenyap (sekali lagi

iblis-nya bukan saya!!!)

Ngobrol masalah dunia berhasil membunuh waktu hingga jam menunjukkan

pukul 12 malam. Suasananya tenang, tidak ada deru angin, tidak ada suara binatang

berderik, tenang syahdu. Langit tak ditaburi bintang, awan bahkan tak terlihat. Langit

satu warna. Hitam… tanpa goresan awan. Inikah tanda lailatul qadar? Inikah

sambutan alam kepada segenap malaikat yang turun ke bumi? Inikah malam yang

lebih mulia dari 1000 bulan?.

“Ini malam Lailatul Qadar!”. Suara ustadz Yahya nyaring. Seperti air yang tumpah ke

tanah gersang.

Ucapan ustadz Yahya membuat para karkun lain berbinar penuh kegirangan. Mereka

sepakat tidak tidur malam ini. Mereka ingin begadang menjaring Lailatul Qadar.

Namun bukan Habilih namanya kalau tidak jahil. Dengan sedikit retorika berpidato,

dan hafalan hadits yang terbatas, saya meracuni karkun untuk begadang diluar masjid.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

113

“ehm… hadits tentang Lailatul Qadr menunjukkan suasana alam. Outdoor.

Bagaimana kita bisa tahu dapat lailatul qadar atau tidak jika kita berada di dalam

masjid?”. Saya mulai meracuni mereka.

“ingat kisah pohon-pohon yang tertunduk karena menyambut malaikat turun? Kita

buktikan kisah tersebut dengan begadang diluar masjid!”. Racun makin menyebar…

kelima karkun manggut-manggut nurut. Mereka ingin melihat pohon yang rukuk

bahkan sujud karena ada malaikat yang turun ke bumi. Sedangkan saya ingin

begadang di luar karena tidak suka dengan karpet masjid yang tebal dan membuat

hidung saya seperti tertutup di ketiak domba. Sesak napas. Apalagi didalam masjid

menggunakan AC yang membuat ruangan dingin. Tidak tanggung-tanggung mesin

AC-nya gede banget seukuran 2 buah kulkas yang dijadiin satu. Saking dinginnya

nyamuk males berlama-lama di dalam (nyamuknya gak pake jaket sih…). Maka

seperti nyamuk yang tidak pakai jaket, badan saya pun tak tahan dingin. Penderita

Masuk Angin Akut.

Jam 01.00. Enam karkun benar-benar begadang diluar masjid. Alas tidur

digelar, ada 5 gelas teh manis dan 2 bungkus biskuit keju untuk persediaan logistik.

Penyediaan logistic didukung penuh oleh racun cap Habilih. Kemudian agar terlihat

islami, kami tidak lupa membawa buku-buku ta’lim dan Alqur’an. Ustadz Yahya

berani ta’lim sampai subuh tanpa diganti, yang lain manggut-manggut sambil

menawarkan diri untuk jadi cadangan. Saya menahan tawa karena berhasil meracuni

mereka.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

114

Jam 02.00. Ta’lim berjalan lancar. Dibacakan oleh Ustadz Yahya, saya dan 4

orang yang lain mendengar sambil mengunyah makanan dan menyeruput teh manis.

Sebenernya ini tidak sesuai dengan adab ta’lim tapi karena keadaan di luar yang

dingin dan membuat ngantuk sehingga memaksa kami untuk memakan cemilan

sebagai penghangat badan (alesan aja…!!!). Seharusnya acara begadang diisi dengan

tilawah Al-Qur’an namun sayang banyak diantara karkun muda ini yang tidak lancar

membaca. Maka jadilah kami mengadakan ta’lim saja dengan membaca buku

Fadhilah Amal20, Muntakhab Ahadist21, dan Hayaatush Shahaabah 22.

Kebanyakan makan cemilan dan minum teh manis tetap tidak memperbaiki

kondisi mata. Ngantuk menyerang saat jam menunjukkan pukul 02.30. Ustadz Yahya

masih kuat ta’lim. Yusuf dan Amir Sarifudin sudah berselimut mimpi. Tinggal saya,

Andhika, dan Furqon yang berusaha menguatkan mata dan telinga untuk menyimak

ta’lim.

“maaf nih…saya dengerin ta’lim sambil tiduran ya… pegel badan saya….”. Alasan

yang saya buat untuk menuju alam mimpi.

20 Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah. Himpunan Fadhilah Amal. Penerbit : Ash-shaf. Berisi tentang fadhilah Al-Qur’an, fadhilah shalat, fadhilah zikir, fadhilah tabligh, kisah sahabat, fadhilah ramadhan. Buku fadhilah amal ini lebih sering digunakan ketimbang buku yang lainnya. 21 Syaik Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah.a. Muntakhab Ahadits dalil-dalil pilihan enam sifat utama. Penerbit : Ash-shaf.2007. berisi dalil naqli tentang kalimat tayyibah, shalat, ilmu dan zikir, ikramul muslimin, ikhlas, dan dakwah dan tabligh. 22 Syaik Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah.a. Hayaatush Shahaabah kehidupan para sahabat. Penerbit : Ash-shaf.2007. berisi tentang kisah Rasulullah dan para sahabat dalam berdakwah dan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai ajaran islam.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

115

Pukul 03.00

Furqon mengganggu masa tidur saya. Mata yang masih kabur, nyawa yang

belum sempurna terkumpul, harus disegerakan dan dipaksakan untuk hadir karena

saya ditunjuk untuk membaca ta’lim. Ustadz Yahya dan Furqon menyimak sambil

takut-takut. Katanya mereka abis mendengar suara ayam berkokok… nyaring banget.

Aneh kan? Masa di kompleks masjid yang mewah, luas, dan jauh dari pemukiman

penduduk bisa terdengar suara ayam berkokok. Suaranya kenceng banget… kaya ada

kandang ayam di mukanya Yusuf yang lagi tidur berselimut iler. Suara itu yang bikin

mereka takut dan membangunkan saya. Namanya juga Habilih, berada di luar

ruangan malam hari mendadak bawaannya mau buang angin. Segera saya bangunkan

Yusuf untuk menggantikan baca ta’lim. Dan kaki pun melangkah menuju toilet untuk

mengambil wudhu lagi.

Sengaja saya tidak segera menuju tempat kami begadang. Saya sudah malas…

harapan tentang kedatangan lailatul qadar sudah menipis.

Mungkin memang tidak ada pohon yang sujud. Mungkin memang ini bukan malam

Lailatul Qadar. Mungkin cara kita salah. Mungkin malaikat hadir saat kita pada

tidur. Mungkin malaikat turunnya milih tempat. Mungkin memang kita…..

Jutaan kemungkinan bergelut dalam kepala saya. Usai wudhu saya shalat di sudut

lantai yang mendekati rumput taman. Saya shalat taubat, shalat hajat, dan shalat

tahajud masing-masing dua rakaat. Shalat sunnah di alam terbuka. Beratapkan langit

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

116

berselimutkan angin malam disaksikan seluruh tanaman. Membiarkan Yusuf, Ustad

Yahya dan Furqan dalam halaqah ta’limnya. Namun Dinginnya batu marmer di

malam hari membuat hati ini ingin menangis karena pencarian lailatul qadar yang tak

menuai hasil. Rumput-rumput hijau masih memberikan warna segarnya karena

diterangi lampu taman, namun membuat mata saya yang melihat semakin mudah

menumpahkan air mata.

Duhai Allah… dimanakah Engkau…. ?.

Saya pasrah kalau memang diri ini tidak berhak menyaksikan keajaiban malam

lailatul qadr.

Usai shalat sunah, saya tidak langsung ta’lim. Benar-benar sudah malas untuk

menjaring lailatul qadr. Lebih baik membereskan perlengkapan dan menikmati surga

yang gratis ( tidur ). Sebelum tidur saya mandi ayat dengan membaca surat an-nas, al

falaq, dan al ikhlas. Saya sudah lelah menunggu dan ingin segera tidur. Sepertinya

malam ini memang bukan lailatul qadr.

Saya siapkan bantal untuk tidur. Baru saja saya duduk di alas tidur. Tiba-tiba

hujan gerimis. Semua heboh… apalagi ustadz Yahya.

“Lailatul Qadar…. Lailatul Qadar…. bangun…. Lailatul Qadar… Yusuf teruskan

baca ta’lim nya”.

Yang masih tidur langsung segar karena tersiram air hujan dan terganggu teriakan

ustadz Yahya. Ini hujan pertama setelah sebulan lebih sebagian besar wilayah

Indonesia mengalami kemarau. Memang ada yang bilang bahwa hujan menjadi salah

satu tanda datangnya malam Lailatul Qadar. Saya pribadi baru tahu mengenai hal ini.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

117

Oleh karena itu saya kaget mendengar Ustadz Yahya teriak lailatul qadr bukan teriak

hujan.

“ayoo… baca Qur’an…. yang bisa baca Qur’an… baca sekarang”.

Kita seperti 5 anak kampung yang lagi main ujan-ujanan sedangkan Ustdaz Yahya

seperti mandor yang terus teriak-teriak sambil minum air hujan (heheh….gak lucu

ya?). Saya mengambil Al-Qur’an dan membuka surat Al-Waqiah, surat yang selalu

membuat saya menangis ketika membacanya. Hujan kali ini memang beda, tidak ada

suara guntur bahkan angin pun tak berhembus. Hujan yang aneh… tiba-tiba turun

dengan rintikan lembutnya. Turun sekitar 30 menit dan kembali menghilang. Lantai

marmer yang tersiram hujan seketika mengering saat hujan mereda. Aneh…seperti

bukan hujan, namun bukankah setiap air yang turun dari langit disebut hujan. Tapi ini

tidak biasa… seperti kapas yang jatuh ke wajah. Memang ada yang jatuh namun tidak

terasa. Rintikan lembutnya sangat menenangkan saat membasahi wajah dan pakaian

kami.

Pagi harinya matahari bersinar teduh. Seperti matahari sore. Bulat kuning

telur dan tidak menyilaukan mata. Teduh sekali. Padahal ini masih pukul 06.10 pagi

namun matahari datang dalam bentuk yang lain dari biasanya. Kami menatap tajam

wujud matahari pagi yang aneh hari ini, dan selang 10 menit matahari kembali

mengeluarkan sinarnya yang menyilaukan mata. Kami saling berpandangan.

Mengerti maksud satu sama lain dan tertawa karena semalam tidak menemukan

pohon yang sujud… beristighfar sekaligus mengakui kebodohan kami dalam

memahami perintah Ilahi… kami terharu dengan tanda alam yang mengagumkan…

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

118

Keyakinan dan kelucuan bercampur saat kita mengaharapkan sesuatu diluar akal

manusia. Kami menyesal karena melakukan hal gila semalam. Karena sebaik-baik

tempat adalah masjid bukan luar masjid. Lain kali kami akan menjaring lailatul qadr

di dalam masjid. Namun kami bahagia karena hanya kami yang tahu kalau malam itu

turun hujan dan segala bentuk tanda-tanda mengagumkan dari alam benar-benar ada.

Kami tidak mengartikan ini sebagai lailatul qadar. Namun kami mengartikan

ini sebagai indahnya persaudaraan. Kami berenam tidak saling kenal, niat kami hanya

untuk i’tikaf selama 10 hari terakhir di bulan Ramadhan… belum selesai 10 hari kami

lalui, rasanya kami telah saling mengenal lebih dari 10 tahun. Jika saya bukanlah

seorang muslim mungkin saya tidak sebahagia ini. Maafkan saya kawan….

***

Disini ketika saya membuka Al-Qur’an maka kenangan itu kembali hadir. Sahabat…

lembar Al-Qur’an surat Al-Waqiah yang basah terkena rintikan hujan menjadi saksi

persaudaraan kita. Nanti saat malaikat bertanya siapa saudara mu? Maka akan saya

jawab lantang bahwa seluruh kaum mukmin adalah saudara saya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

119

KEWAJIBAN ANDA PADA BULAN RAMADHAN

Ketahuilah wahai saudaraku seagama, bahwa Allah mewajibkan kepada kita

berpuasa untuk beribadah kepada-Nya. Agar puasamu diterima oleh Allah dan

bermanfaat, maka kerjakankah hal-hal berikut ini :

1. Jaga shalatmu, karena banyak orang yang berpuasa meremehkan shalat,

padahal shalat adalah tiang agama.

2. Berakhlaklah yang baik, jauhilah kekufuran, mencela agama dan bersikap

tidak baik dengan sesama manusia, karena puasa melatih jiwa dan

memperbaiki moral, sedang kekufuran menyebabkan kemurtadan.

3. Janganlah berbicara yang tidak baik meskipun bergurau karena dapat

menghapuskan puasa anda, dan dengarlah sabda Rasululah SAW :

“Jika seseorang di antara kamu suatu hari berpuasa hendaknya jangan berbuat keji

atau berteriak-teriak pada waktu itu. Jika dicaci atau diajak bertengkar, maka

hendaknya ia berkata “saya sedang berpuasa.” (Muttafaq Alaih).

4. Ambillah manfaat dari puasa untuk meninggalkan rokok yang menyebabkan

kanker dan penyakit paru-paru, dan usahakan agar anda mempunyai kemauan

kuat untuk meninggalkannya pada waktu berbuka sebagaimana anda

tinggalkan pada waktu siang, sehinga anda dapat menghemat kesehatan dan

harta benda.

5. Jangan berlebih-lebihan dalam makanan ketika berbuka sehingga hilang

faedah puasa, dan merusak kesehatan anda.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

120

6. Janganlah pergi ke bioskop atau menonton TV/Video agar anda terhindar dari

hal-hal yang merusak akhlak dan bertentangan dengan puasa. Ganti dengan

membaca Al-Qur’an, zikir, shalat sunnah, I’tikaf di masjid, mendengarkan

ceramah, bekerja, mengerjakan tugas/PR, atau melakukan aktifitas positif

lainnya.

7. Janganlah banyak begadang sehingga anda tidak sahur dan shalat fajar, dan

hendaklah anda bekerja pada pagi-pagi hari, sebagaimana sabda Rasulullah :

صحیح رواه أحمد. اللھم بارك ألمتي في بكورھا

“Ya Allah, berikanlah kepada umatku keberkahan di pagi hari mereka.” (riwayat

Ahmad).

8. Perbanyaklah sedekah pada sanak kerabat dan orang yang membutuhkan,

kunjungilah sanak kerabat, dan selesaikanlah pertikaian di antara mereka.

9. Perbanyaklah zikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an dan mendengarkannya,

menghayati maknanya, dan laksanakan perintah-perintahnya, pergilah ke

masjid untuk mendengarkan pelajaran-pelajaran yang bermanfaat dan

beriktikaf di masjid pada bulan Ramadhan merupakan perbuatan sunnah.

10. Bacalah tulisan-tulisan tentang puasa dan hal-hal lain untuk mengetahui

hukum-hukumnya, sehingga anda tahu bahwa makan dan minum karena lupa

tidak membatalkan puasa, bahwa janabat pada waktu malam tidak

menghalangi puasa meskipun tetap wajib mandi besar untuk bersuci dan

shalat.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

121

11. Jagalah puasa Ramadhan, biasakan anak-anak anda berpuasa ketika mereka

mampu, dan hindarilah berbuka tanpa uzur, maka barangsiapa yang

membatalkan puasa dengan sengaja, ia harus menggantinya di hari lain dan

bertaubat. Dan barangsiapa menggauli isterinya di saat puasa, maka harus

membayar kaffarat23.

12.Waspadalah wahai saudaraku seagama, dalam berbuka pada bulan Ramadhan,

jangan berbuka terang-terangan di depan orang karena terang-terangan

berbuka merupakan keberanian di depan Allah, mempermudah Islam dan

tidak mempunyai malu kepada orang lain. Ketahuilah bahwa orang yang tidak

berpuasa, maka ia tidak berhari raya. Karena hari raya merupakan

kegembiraan yang besar dengan sempurnanya puasa dan diterimanya ibadah.

23 Kaffaratnya yaitu memerdekakan seorang hamba sahaya, bila tidak mendapatkan maka berpuasa dua bulan berturut turut, dan bila tidak mampu maka memberi makan kepda enam puluh orang miskin.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

122

PERANG PEMIKIRAN

24 Agustus 2011

Masjid Kubah Emas. Banyak orang yang berkunjung ke masjid ini. Bukan

hanya untuk melakukan shalat berjamaah, namun tidak sedikit yang bertujuan untuk

mencari hiburan. Untuk melihat-lihat jalan-jalan foto-foto atau istirahat. Adab masjid

tidak dipakai. Berbicara dunia tanpa beban, tertawa lepas, tidur pulas, kehormatan

masjid seperti memudar. Banyak yang sibuk mengagumi bangunan namun lupa

mengagumi Allah lewat zikir, banyak yang terlena dengan tanaman di sekeliling

masjid hingga lengah akan kumandang adzan. Terbuai dengan tipuan dunia.

bagian dalam masjid yang benar-benar mewah. Subhanallah…

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

123

Lampu hias dengan panorama awan diatasnya. Warna awan mengikuti kondisi cuaca

diluar dan gerakan awan yang perlahan telah diprogram oleh komputer

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

124

Mihrab imam dan lampu hias dengan lukisan awan

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

125

Amir jama’ah membolehkan kita mengadakan silaturrahim dengan pengunjung

masjid. Ngobrol-ngobrol biasa aja… disisipi dakwah jika memungkinkan.

Jika ada tawaran dakwah, maka ada satu karkun yang paling semangat mengajukan

diri. Siapa lagi kalau bukan Untung Setyono. Kagum saya akan semangat karkun

yang satu ini. Dengan ringan dia mengajukan diri untuk istilat24 ke pengunjung

masjid. Saya ingin mengetahui cara Untung Setyono melakukan dakwah, maka saya

yang masih buta dakwah memberanikan diri menjadi makmur25.

Untung Setyono tidak banyak bicara bila saya bertanya tentang masalah

keduniawian, namun tanpa saya tanya justru mulutnya jadi lancar jika berbicara

dakwah islam. Benar-benar menjaga sikap dari berbicara yang sia-sia. Kami berjalan

ke tengah masjid. Ada jamaah yang sedang sibuk dengan Hp nya. Kami sapa dan

terjadilah komunikasi seru antara kami bertiga.

Namanya Pak Jaenudin, tinggal di Balaraja, Tangerang. Pulang kerja mampir

ke masjid kubah emas. Kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

Pendidikan Kewarganegaraan. Karena ada banyak kesamaan antara Pak Jaenudin

dengan saya maka obrolan kami semakin akrab. Belum sempat kami

memperkenalkan diri, tiba-tiba Pak Jaenudin bertanya.

“Lagi khuruj ya….?”. saya terkejut dan langsung mengiyakan.

“I’tikaf…?”. Pak Jaenudin bertanya lagi. Saya manggut lagi. Pembicaraan kami

sedikit terbata-bata. Sepertinya Pak Jaenudin kurang suka dengan Jamaah ini.

24Istilat = silaturahmi sambil menyisipkan nilai-nilai islam. 25Makmur = pengikut

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

126

“mari kita i’tikaf berjamaah pak…kami juga baru pertama kali i’tikaf di masjid

ini….”. Untung Setyono mengajak Pak Jaenudin. Yang diajak hanya tersenyum sinis

sambil menolak dengan menggelengkan kepala. “ HABIS ASHAR SAYA

PULANG” Penolakan yang sangat kongkrit…

Pak Jaenudin banyak bertanya kepada Untung Setyono. Pertanyaan yang

berniat menjatuhkan lawan. Terlalu memojokkan.

“saya sudah baca buku fadhilah amal. Haditsnya banyak yang dhaif !”

“kakak ipar saya sudah IPB26, dan saya sering ditasykil. Namun saya tidak berniat ke

jamaah ini”

“Kamu tau sejarah Jamah ini?”. Pak Jaenudin terus bertanya sekaligus menjatuhkan.

“Muh. Ilyas itu seorang ahli fiqih, namun kenapa fiqih tidak diajarkan di jamaah ini.

Bahkan seperti dijauhi!”

“kenapa kalian hanya membaca buku fadhilah amal? Kenapa buku lain tidak kalian

baca?”.

Tidak tega saya melihat Untung yang pendiam menjadi semakin diam seperti

kehabisan jawaban. Terkadang sesekali saya mengalihkan pertanyaan Pak Jaenudin

dengan obrolan seputar kuliah, isu-isu perkotaan, demo mahasiswa, atau saya

mencairkan suasana dengan candaan khas saya. Untung diam saat saya dan pak

Jaenudin membicarakan itu semua. Saya tahu ini pembicaraan masalah dunia yang

tidak etis dilakukan di dalam masjid. Namun saya hanya bermaksud mencairkan

ketegangan. 26khuruj fisabilillah hingga ke 3 negara: India, Pakistan, Bangladesh.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

127

Pak Jaenudin adalah anggota FPI. Dari pembicaraannya banyak hikmah yang

bisa saya ambil. Walau sifat arogannya mampu membuat kuping rada panas. Jika kita

berhati lapang maka banyak manfaat dari setiap ucapannya. Perdebatan antara Pak

Jaenudin yang dominan dengan Untung Setyono yang minim vokal bukanlah

perdebatan yang seimbang. Untung Setyono banyak diam karena mungkin dia tahu

selama I’tikaf dilarang berdebat maupun berkelahi.

“manusia tempat salah dan lupa. Semua kita sedang belajar menapaki jalan

kebenaran. Kasihan umat jika para tokoh agama, orang yang pandai agama sibuk

bertengkar satu sama lain. Seharusnya kita saling membantu bukan menjatuhkan.

Islam rahmatan lil alamin belum tertanam dalam jiwa kita”. Pak Jaenudin terdiam

mendengar kata-kata saya. Sorot matanya tidak lagi memancarkan kebencian, kata-

kata menjatuhkan lawan tak lagi terdengar, Untung Setyono menoleh ke arah saya

namun tak ada kata keluar dari mulutnya.

“Do’akan saya Pak agar istoqomah dalam islam. Agar saya tidak salah pergaulan…”.

Saya meminta pak Jaenudin mendo’akan saya.

“jangan…jangan minta do’a kepada saya. Justru orang-orang yang dalam perjalanan

seperti kalian yang do’anya lebih didengar Allah”. Pak Jaenudin merendah.

“kita saling mendo’akan pak…”. Kami bertiga menundukkan kepala. Berdo’a

sekaligus beristighfar sebanyak-banyaknya. Masya Allah…semoga inilah perbedaan

yang mendatangkan rahmat. Perbedaan yang saling menghargai.

متفق علیھ. المسلم من سلم المسلمون من لسانھ ویده

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

128

“Orang muslim yang sejati adalah orang, yang mana orang-orang Islam lainnya

selamat dari ucapan dan perbuatannya.” (riwayat Bukhari dan Muslim).

***

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

129

MENGAJAK KEBAIKAN

DAN MENCEGAH KEMUNGKARAN

Keduanya merupakan tiang pokok yang menjadi tumpuan tegaknya

kepentingan masyarakat yang baik, dan merupakan ciri dari masyarakat Islam. Allah

berfirman :

كنتم خیر أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنھون عن المنكر وتؤمنون باهللا

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada

yang baik dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali-Imran

: 110). Jika kita meninggalkan tugas “mengajak kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran” maka rusaklah masyarakat, hancurlah akhlak dan jeleklah pergaulan…

Upaya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran tidak

merupakan kewajiban individu tertentu saja, tetapi merupakan kewajiban bagi setiap

orang muslim laki-laki atau perempuan, alim atau awam sesuai dengan kemampuan

dan ilmunya. Rasullah SAW bersabda :

.رواه مسلم. من رأى منكم منكرا فلیغیره بیده فإن لم یستطع فبلسانھ فإن لم یستطع فبقلبھ وذلك أضعف اإلیمان

“Barangsiapa melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, jika tidak

mungkin maka dengan lisan, jika tidak mungkin maka dengan hati, dan itulah

selemah-lemah iman.” (riwayat Muslim).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

130

Syarat Penyeru Kebaikan adalah:

1. Perintah dan larangannya diberikan secara halus dan lemah lembut sehingga

bisa diterima oleh jiwa. Allah SWT berfirman kepada Musa dan Harun :

فقولا لھ قولا لینا لعلھ یتذكر أو یخشى) 43(اذھبا إلى فرعون إنھ طغى

“Pergilah kamu berdua kepada fir’aun karena sesungguhnya ia sangat zhalim, maka

berkatalah kamu berdua kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-

mudahan ia ingat dan takut.” (Taha : 43-44).

Jika anda melihat orang yang mencaci maki atau kafir maka nasehatilah

dengan lemah lembut dan mintalah ia memohon perlindungan Allah dari godaan

syetan yang menjadi penyebab caci maki tersebut, dan sesungguhnya kita dengan

ni’mat yang banyak perlu disyukuri dan karena kekafiran itu tidak memberi manfaat

bahkan menjadi penyebab kesengsaraan di dunia dan azab akhirat kemudian kamu

memintanya untuk bertaubat dan beristighfar.

2. Agar mengetahui yang halal dan yang haram sehingga seruannya dapat

bermanfaat dan tidak memberi akibat negatif dengan kebodohannya.

3. Penyeru wajib melaksanakan apa yang diperintahnya dan menjauhi apa yang

dilarangnya sehingga faedahnya lebih sempurna dan bermanfaat. Allah

berfirman kepada yang menyeru kebaikan tapi tidak melaksanakannya :

أتأمرون الناس بالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أفال تعقلون

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

131

“Apakah engkau menyeru manusia untuk berbuat baik dan kamu melupakan dirimu

sendiri, sedangkan kamu membaca Al-Kitab (Al-Qur’an) apakah kamu tidak

berfikir.” (Al-Baqarah : 44)

Dan orang yang berdosa hendaknya waspada terhadap dosa yang pernah

dilakukannya sambil mengakui kesalahannya.

4. Agar kita ikhlas dalam bekerja, berdo’a agar orang-orang yang berselisih

dengan kita diberi petunjuk, dan kita dimaafkan oleh Allah. Allah berfirman :

ذرة إلى ربكم ولعلھم یتقونوإذ قالت أمة منھم لم تعظون قوما اللھ مھلكھم أو معذبھم عذابا شدیدا قالوا مع

سورة األعراف ) 164(

“Dan (ingatlah) ketika suatu umat diantara mereka berkata : “mengapa kamu

menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka

dengan azab yang amat keras? Mereka menjawab : Agar kami mempunyai alasan

(pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa …” (Al -

A’raf : 164).

5. Penyeru hendaknya berani, tidak takut pada celaan dan hinaan orang tapi

hanya takut kepada Allah dan sabar terhadap segala cobaan yang

menimpanya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

132

BEBERAPA MACAM KEMUNGKARAN

1. Kemungkaran di masjid : ukir-ukiran dan hiasan, banyak menara,

pemasangan papan yang bertuliskan di depan orang shalat karena hal itu dapat

mengganggu kekhusyu’an shalatnya terutama tulisan syair-syair yang

mengandung makna meminta tolong kepada selain Allah, lewat di depan

orang yang sedang shalat, melangkahi kepala dua orang yang duduk dalam

shalat, membaca wirid Al-Qur’an dan berbicara dengan suara keras sehingga

mengganggu orang-orang yang sedang shalat. Rasulullah SAW bersabda :

رواه أحمد . ال یجھر بعضكم على بعض في القرآن

“Janganlah kamu saling mengeraskan suara dalam membaca Al-Qur’an.” (riwayat

Ahmad).

Termasuk pula kemungkaran di masjid : meludah, batuk dengan suara keras,

menyebutkan beberapa hadits dhaif (lemah) dalam khutbah dan ceramah tanpa

menyebutkan derajat kebenaran hadits tersebut padahal masih banyak hadits-hadits

shahih, meminta pertolongan kepada selain Allah ketika memperdengarkan azan dan

menyanyikan lagu-lagu pada acara peringatan, bau rokok dari sebagian orang yang

shalat, shalat dengan pakaian kotor dan berbau tidak enak, bersuara keras, menari dan

bertepuk ketika zikir, mengumumkan barang yang hilang, tidak merapatkan pundak

dengan pundak dan kaki dengan kaki dalam shalat berjamaah.

2. Kemungkaran di jalan : Para wanita keluar tanpa penutup kepala atau dengan

pakaian tidak menutup aurat, atau berbicara dengan tertawa keras, orang laki-

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

133

laki bergadengan tangan dengan orang perempuan dan ngobrol berdua tanpa

malu, menjual kertas undian, menjual khamer di warung-warung, gambar

laki-laki atau perempuan porno yang merusak akhlak, mambuang sampah di

jalan, anak muda nongkrong untuk mengganggu wanita, dan campur baurnya

wanita dengan laki-laki di jalanan, pasar dan mobil.

3. Kemungkaran di pasar : bersumpah dengan selain Allah seperti kahormatan,

tanggung jawab dan sebagainya, penipuan, bohong dalam masalah

keuntungan dan barang dagangan, meletakkan sesuatu di jalanan, kekufuran

dan cercaan, mengurangi takaran dan timbangan, serta memanggil seseorang

dengan suara keras.

4. Kemungkaran umum : mendengar musik dan lagu-lagu porno, campur aduk

antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim meskipun dari keluarga

dekat seperti anak paman, bibi, saudara suami atau isteri yang lain,

menggantungkan gambar atau patung makhluk hidup di atas tembok atau

meletakkannnya di atas meja meskipun untuk dirinya atau bapaknya,

berlebih-lebihan dalam makanan, minuman, pakaian dan perabotan rumah

tangga dan membuang sisanya atau yang tidak terpakai di tempat sampah,

padahal semestinya dibagikan kepada para fakir-miskin agar dimanfaaatkan,

menghidangkan rokok, main dadu, menyakiti orang tua, membeli majalah-

majalah porno, menggantungkan jimat-jimat pada anak atau pintu rumah, atau

di mobol-mobil dan keyakinan bahwa hal itu bisa menolak penyakit dan

marabahaya, menghina salah seorang sahabat, dan merupakan kekufuran,

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

134

mengejek ketaatan seseorang kepada Allah seperti shalat, hijab, jenggot dan

lain-lainnya yang diajarkan agama Islam.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

135

ENGKAU DIMANA ?

Saya menapaki jalan ini. Meninggalkan keluarga, meninggalkan sahabat,

meninggalkan hiburan-hiburan dunia.

Saya disini… dirumah-Mu.

Tidak kemana-kemana lagi…

Sungguh…

Saya mencari-Mu. Di rumah-Mu…

Tempat suci yang Engkau cintai.

Namun mengapa saya masih mencari-Mu?.

Saya tak melihat-Mu…

Hilangkah Engkau …?

Engkau ada dimana?

Di Arsy?

Betapa jauhnya Engkau. Hanya mailakat-malaikat spesial yang dapat sampai kesana,

sedangkan saya… spesial pake telor (kaya nasi goreng).

Di langit?

Sedikit turun namun Engkau masih tetap jauh… saya tak punya sayap untuk

mendekati-Mu.

Beri saya sebuah sayap….

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

136

Katanya Engkau bisa menjadi dekat saat saya sujud?

Menempel lebih dekat ketimbang urat nadi saya?

Di setiap tatapan saya?

Di mana-mana?

Saya belum merasakannya…

Kata dia harus cara seperti ini untuk menjumpai-Mu,

Shalat tidak penting… yang penting kita yakin pada Allah. Jadi cukup pakai hati

dalam beribadah. Dia mudah sekali berkata seperti itu, tidak ingatkah dia cerita Isra’

Mi’raj Rasulullah hingga memperoleh perintah shalat lima waktu. Bisa-bisanya dia

berkata shalat tidak penting.

Terus kata yang lain, kita harus menumpas kemaksiatan. Menghancurkan sarang

setan… membumi hanguskan kejahatan. Baru dapat merasakan manisnya iman.

Tidak menyadari setan semakin betah bersarang di lubuk hatinya.

Benarkah itu?

Dengan kekerasan? Pengrusakan? Bahkan…bom bunuh diri?

Kasar sekali islam… mana Rahmatan Lil Alamin-nya?. Tapi kalau maksiat tidak

diberantas, dibiarkan saja hingga semakin banyak, maka azab-Mu akan segera turun.

Gawat nih…

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

137

Saya sudah berusaha menjalankan perintah-Mu, tapi kata orang ini saya salah. Bukan

perintah-Mu yang saya kerjakan namun perintah hawa nafsu. Tidak ada sandarannya

perintah itu. Bid’ah namanya, dan semua yang bid’ah itu ditolak.

Aduh lelahnya…

percuma dong ibadah saya selama ini?.

Orang ini pintar sekali, sedikit-sedikit keluar ayat Qur’an sedikit-sedikit keluar hadits

Nabi. Orang ini selalu bilang dhaif, ini palsu, ini tidak ada asalnya, itu kafir, itu

bid’ah, itu salah…terus saya kena. Harus dibuang dong biji-biji tasbih saya, habis

do’a jangan diusap ke wajah, jangan ikut tahlilan, jangan baca Yasin di kuburan,

terus harus melatih menghilangkan kata ‘sayidina’ saat menyebut Muhammad,

terus apa lagi ya… sholat… aduh…koq banyak yang salah, gerakan dan bacaannya

kata orang ini saya salah semua karena tidak ada sandarannya (sekarang saya malah

butuh sandaran, sandaran untuk tubuh saya yang lunglai).

Engkau ada dimana…?

Semakin saya melanjutkan semakin jauh Engkau menghilang.

Manusia dan jin tidak diciptakan kecuali hanya untuk beribadah kepadaMu.

Tapi kata dia cara ibadah saya salah…

Ya Allah… Mengapa untuk menyembah-Mu sangatlah sulit?

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

138

Katanya Engkau tidak butuh apa-apa… tetapi saya yang sudah ikhlas menyembah-

Mu mengapa masih dibilang salah? Astaghfirullah… ikhlas koq diumbar-umbar,

berarti saya belum ikhlas ya?.

Bingung jadinya…

Mengapa saya Kau dera sedang Engkau adil dan saya merdeka?

Mengapa saya Kau hina sementara Engkau adalah penolong satu-satunya?.

Mengapa saya Kau kucilkan sedangkan Engkau adalah keberadaan sejati ?

"Maka apabila darah ini akan mengalir di luar karsa-Mu, tumpahkanlah.

Apabila kaki ini akan melangkah di selain jalan-Mu, lumpuhkanlah. Lakukan

apa mau-Mu pada raga ini”27

Ya Allah… Demi cinta-Mu pada ku… Hamba ingin menjadi manusia yang sholeh.

Pengikut-Mu. Bahkan hamba rela menjadi budak-Mu. Namun jalan menuju-Mu

begitu berliku. Salah kata orang ini… saya pindah cara. Salah kata orang itu… saya

pindah lagi.

Setelah saya hilir mudik kelelahan mencari cara menyembah-Mu… masih juga

terdengar selentingan orang berkata saya sesat. Bingung bukan main.

Kemudian saya campur adukan cara orang ini dengan cara orang itu saya kuatkan

dengan dalil ini dan ayat itu agar benar, agar tidak dibilang sesat.

Berhenti mereka bilang sesat, justru saya dibilang munafik, dan orang munafik jauh

lebih berbahaya daripada orang kafir. PARAHHH….!!!!

27Sang Nabi, Kahlil Gibran

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

139

Saya yakin Engkau melihat hamba, Engkau mendengar hamba, dan hamba yakin

Engkau lebih tahu ketimbang orang yang sedikit-sedikit keluar ayat Qur’an sedikit-

sedikit keluar hadits Nabi itu.

Demi Cinta-Mu pada Muhammad… Bimbing saya Ya Allah… bimbing kami

semua… kami sedang menapaki jalan-Mu di bumi yang penuh tipuan ini. istiqomah

kan diri kami di jalan-Mu yang lurus.

Wahai Dzat yang tidak bisa dilihat oleh mata

Yang tidak bisa dicapai oleh khayalan

Yang tidak bisa digambarkan oleh orang-orang

Yang tidak bisa diubah oleh peristiwa

Yang tidak takut kepada bencana

Engkau mengetahui berat gunung

Takaran air samudra

Jumlah rintik-rintik air hujan

Jumlah dedaunan pada pohon

Jumlah semua yang diliputi kegelapan malam

Dan jumlah semua yang disinari matahari

Satu lapis langit tidak dapat menyembunyikan lapisan langit yang lain dari-Nya

Tidak pula lapisan bumi terhadap lapisan yang lainnya

Tidak pula bisa laut menyembunyikan apa yang ada di dasarnya

Tidak juga gunung terhadap apa yang ada dipermukaannya

Jadikanlah sebaik-baik umurku ada pada akhirnya

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

140

Sebaik-baik amalku ada pada penutupnya

Dan sebaik-baik hari ku ada pada hari ketika aku menemui-Mu.

***

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

141

MASJID KE TIGA

Masjid terakhir… aura perpisahan terasa saat kami menginjakkan kaki di

halaman depan masjid.

Bukannya kami tidak bersemangat, namun mengapa selalu penyesalan datang

terlambat. Saya baru mengenal mereka namun harus rela berpisah 2 hari lagi. Seperti

orang yang tahu bahwa esok ia akan mati maka masihkan ia enak tidur?. Gelisah

sungguh gelisah. Bersama dengan orang shaleh maka akan ikut shaleh, namun 2 hari

lagi…diri ini akan kembali, membaur, tidak lagi memakai adab, tidak ada lagi yang

mengingatkan istiqamah dan tawajuh. Oh Tuhan beri saya kekuatan…

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

142

***

Allah sudah berlaku baik pada saya. Awalnya saya mengira perjalanan 10 hari ini

akan menyengsarakan diri. Ditambah uang yang saya bawa kurang dari 200 ribu.

Bahkan saking takutnya saya kelaparan, tanpa pikir panjang saya membawa 1 kaleng

biskuit untuk cadangan makanan selama 10 hari. Namun demi Allah… perjalanan 10

hari ini tidak kekurangan makanan sedikitpun. Di Masjid pertama kami benar-benar

mendapatkan makanan yang melimpah. Benar-benar berlebih. Warga setempat sering

mengadakan buka bersama di masjid dan selalu memberikan banyak makanan kepada

jamaah.

Masjid kedua, masjid khusus. Sulit mencari warung makan. Jauh dari

pemukiman warga. Pihak masjid biasanya memberikan jatah makan untuk berbuka

dan sahur yang selalu kekurangan saat dibagikan keseluruh jamaah masjid. Namun

Allah tidak mengurangi rezeki kami, ada seorang karkun yang tinggal di Depok,

namanya Mas Hafidz. Di rumah beliau segala makanan untuk sahur dan berbuka di

siapkan, kemudian dengan motor dan mobilnya dibawa ke masjid untuk disantap oleh

kami. Makanannya enak…es buah nya juga segar dan beraneka macam. Para jamaah

biasanya patungan sekitar 7 ribu untuk uang makan, saya yakin Mas Hafidz

menambahkan dana dari uangnya sendiri untuk menyiapkan makanan kami, makanan

yang mewah ini tidak mungkin cukup dengan harga 70 ribu untuk 10 orang. Waktu

itu saya pernah berprasangka buruk pada beliau. Bahkan kesal jika bertemu

dengannya. Hari ini saya ingin meminta maaf padanya. Semoga kebaikan mas Hafidz

pada kami menjadikan langkah mas Hafidz menuju surga terasa mudah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

143

Masjid Baitul Ihsan, Masjid Ketiga. Allah memberikan 3 tempat suci yang

benar-benar mewah. Al-Muttaqien dengan sosoknya yang anggun, Kubah Emas

dengan keistimewaan bangunannya. Dan kini Baitul Ihsan dengan keunikannya.

Bangunannya unik dan indah dipandang mata.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

144

Letak masjid berada di pinggir kompleks perumahan. Jadi sebelah kiri masjid

sudah memasuki kawasan perkampungan padat penduduk. Tanah disini sedikit unik.

Seperti pegunungan…. Naiiiiiik….. Turunnnnn…. dan posisi masjid berada di tanah

yang tinggi. Jika kita berada di lantai 2 dan melihat ke arah barat, maka kita akan

sadar bahwa masjid ini benar-benar berada di posisi yang tinggi. Sedangkan dibawah

seolah-olah terlihat rumah yang saling bertumpuk. Kontur tanah yang bergelombang

membuat posisi rumah seperti tumpang tindih. Suasananya adem… indah… sangat

nikmat. I’tikaf disini lebih indah ketimbang menginap di hotel bintang lima.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

145

MEMELIHARA JENGGOT ADALAH WAJIB

1. Firman Allah SWT tentang ucapan syaitan ;

وآلمرنھم فلیغیرن خلق اهللا

“… dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Alah), lalu benar-benar mereka

merubahnya.” (An-Nisa’ : 119).

Dan mencukur jenggot adalah merubah ciptaan Allah dan taat kepada setan.

2. Firman Allah SWT :

وما آتكم الرسول فخذوه وما نھاكم عنھ فانتھوا

“…Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang

dilarangnya bagimu tinggalkanlah …” (Al-Hasyr : 7)

Rasulullah SAW telah memerintahakan untuk memelihara jenggot dan melarang

mencukurnya.

3. Sabda Rasulullah SAW :

“Cukurlah kumis dan panjangkanlah jenggot, berbedalah dengan orang-orang

majusi.” (riwayat Muslim)

4. Sabda Rasulullah SAW :

“Sepuluh perkara termasuk fitrah, yaitu : mencukur kumis, memelihara jenggot,

mamakai siwak, mamasukkan air ke dalam hidung (ketika berwudhu), memotong

kuku, …” (riwayat Muslim)

Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah, tidak boleh mencukurnya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

146

5. Rasulullah SAW melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita. (Riwayat

Al-Bukhari). Mencukur jenggot adalah tindakan menyerupai wanita, terancam

laknat dari Allah SWT.

6. Sabda Rasulullah SAW :

“Akan tetapi Tuhanku memerintahkan kepadaku agar memelihara jenggotku dan

mencukur kumisku.” (hadits hasan riwayat Ibnu Jarir).

Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan RasulNya, dan hukumnya adalah

wajib karena Rasulullah SAW dan para sahabat senantiasa melakukan demikian, di

samping itu tersebut dalam hadits larangan untuk mencukurnya.

7. Tidak boleh mencukur atau mencabut rambut yang berada di pipi, karena itu

termasuk jenggot, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Qamus.

8. Secara medis, terbukti bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dari

stroke matahari, sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit.

9. Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya,

agar berbeda dengan kaum wanita. Karenanya, tatkala seorang laki-laki yang

telah mencukur jenggotnya masuk menemui isterinya pada malam pengantin,

berpalinglah si isteri dan tidak tertarik dengan penampilan yang tidak seperti

ketika dilihatnya sebelum itu.

Ada ibu-ibu yang bertanya kepada seorang waita : mengapa anda memilih seorang

suami yang berjenggot? Jawabnya : karena aku kawin dengan seorang pria dan bukan

dengan seorang wanita.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

147

10. Mencukur Jenggot termasuk perbuatan mungkar dan harus dilarang, berdasar

sabda Nabi SAW :

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah merubah

dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga

maka dengan hatinya dan inilah selemah-lemahnya iman.” (riwayaat Muslim).

11. Penulis bertanya kepada seorang laki-laki yang mencukur jenggotnya :

“Apakah anda mencintai Rasulullah SAW? Jawabnya : Ya, amat

mencintainya. Maka kata penulis kepadanya : “Rasulullah telah bersabda

:”peliharalah jenggot…” dan orang yang mencintai Rasulullah apakah akan

mematuhinya atau menyalahinya?” jawab : “mematuhinya.” Dia pun berjanji

akan memelihara jenggotnya.

12. Apabila ditentang oleh isteri anda dalam memelihara jenggot, maka

katakanlah kepadanya : “aku adalah seorang muslim, takut kalau mendurhakai

Allah.” Dan berikan kepadanya suatu hadiah serta sebutkan kepadanya sabda

Nabi SAW :

“Tidak boleh taat kepada seorang makhluk dengan mendurhakai (bermaksiat)

kepada Al-Khaliq.” (hadits shohih riwayat Imam Ahmad).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

148

AYAM KREMESS

Hari pertama kami di masjid Baitul Ihsan ada undangan tahlilan dari salah

satu warga. Usai shalat tarawih kami ber-delapan pergi ke tempat tahlilan sedangkan

Yusuf dan Pak Musa yang pada hari itu bertugas sebagai khidmat tidak mau ikut,

mereka lebih suka di masjid sambil sedikit beres-beres bahan makanan di dapur.

Ternyata jauh sekali tempatnya. Tidak tahu mengapa warga tersebut

mengundang kami. Maka jarak yang jauh ini benar-benar kami tempuh dengan jalan

kaki. Menikmati perkampungan warga, jalan-jalan berkelok, tanjakan yang membuat

dengkul pegal, dan turunan yang membuat bibir senyum-senyum kegirangan. Kami

menikmati perjalanan ini. Usai di tempat tahlilan kami disambut ramah oleh tuan

rumah, diberikan posisi duduk yang mewah dan dihidangkan aneka makanan yang

melimpah padahal acara belum dimulai. Seperti orang yang lagi diet atau orang yang

kaga doyan makanan maka delapan karkun ini tidak mencolek sedikit pun makanan

yang bikin air liur terjun dari bibir. Kalau saya sendiri sudah berniat untuk

mengambil sejenis kue bolu coklat yang ada cream coklatnya…. Owhhh …. coklat

nikmaaaat. (Istighfar Bil….). Sepuluh menit kemudian datang rombongan anak-anak

yatim dari panti asuhan disusul rombongan bapak-bapak setempat. Acara dimulai.

Kami pulang dengan membawa banyak makanan. Kue-kue lezzzzzaaaat…

buah-buah segarrrrr. Dan nasi box dengan tulisan AYAM KREMES BANDUNG

terlihat gambar potongan ayam dengan kremes yang sepertinya gurih dan renyah jika

di kunyah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

149

Kami makan di pelataran masjid sebelah kanan. Pemandangannya keren

banget, bersebelahan dengan toilet dan kami makan ditengah-tengah jalan menuju

pintu gerbang belakang. Kami makan sambil jongkok. Darurat boy… ada acara

pengajian di dalam masjid. Pengajiannya pakai layar, infokus, notebook, dan

menggunakan aplikasi powerpoint yang slide nya masih standar. Pembahasannya

adalah materi tentang Riba dan Bunga Bank, maka pembicaraannya pun tidak jauh

dari soal-soal duniawi dan uang pastinya. Jangan harap akan terdengar kebesaran-

kebesaran Allah dalam narasi sang ustadz ini. Udah dibilang jangan bicarakan

masalah dunia di dalam masjid. Jangan berdebat masalah dunia di masjid. Masih saja

mereka… Upsh… sudahlah… mari kita tinggalkan mereka dan kita nikmati ayam

kremes di samping toilet ini.

“mana kremesnya….?” Pertanyaan Amir jamaah membuat kami menghentikan

makan. Kami berpikir apakah box nasi amir jamaah kami tidak ada ayam kremesnya,

sungguh kami tidak tega jika makan ayam kremes sedangkan amir jamaah tidak dapat

ayam kremes.

“yang bener ustadz…gak ada ayam nya?”. Untung Setyono bertanya, Amir jamaah

mengangkat potongan ayam sambil manggut-manggut senyum-senyum.

Semua melanjutkan makan.

“mana kremesnya…?”. Amir jamaah masih bertanya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

150

“di plastik kecil. Itu kremesnya ustadz….” Saya menunjukkan agar amir jamaah

membuka plastik kecil yang berisi kremes untuk ditaburkan ke ayam gorengnya.

Amir jamaah mengikuti instruksi saya. semua melanjutkan makan.

“mana kremesnya….?”. amir jamaah masih mengajukan pertanyaan, namun kali ini

tak ada yang memberikan jawaban. Justru terlihat wajah ingin tertawa yang ditahan

dari sebagian karkun. Saling lirik seperti memberi kode. Dan saya paham sekarang.

Semua kembali menatap box nasi. Mengambil potongan ayam. Dan mengunyah

sambil mengeluarkan suara KREMES…KREMES…..semakin kencang suara

semakin jelaslah bahwa kremesnya memang ada.

Hahah….hahha….kami semua tertawa. Kalau tadi cuma ayam biasa sekarang baru

ada kremesnya….. Amir jamaah menunjuk gambar ayam yang ada tulisan

kremesnya.

Saya tidak menyangka dari sebuah kata kremes bisa membuat kami tertawa.

Maka semakin hari semakin akrab kami bersama. Namun sejujurnya ada sedih dan

sedikit perih karena dua hari lagi kami akan berpisah. Ustadz Yahya akan kembali

mondok di Magelang, Furqon akan kembali ke Lampung, Pak Musa akan sibuk

dengan Rumah Sakit tempatnya mengabdi, Yusuf akan sibuk sekolah, Andhika sibuk

kerja di pabrik, Pak Muhidin selalu menyuruh saya main ke Cilegon jika ada waktu

nanti, Amir Saripudin yang rumahnya paling dekat dengan saya ternyata 10 hari

kemudian akan mondok di Magelang. Untung Setyono akan menjadi mahasiswa baru

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

151

jurusan Teknik di UGM Yogya dan terus istiqomah dijalan ini karena di belakang

kampus UGM ada masjid Al-Itihad yang merupakan pusat jamaah di Yogya.

Suatu hari nanti bisakah kita berjumpa lagi….

Mungkin kita tidak bisa berkumpul hingga 10 hari. Saya tahu semua sibuk dan

memiliki urusan masing-masing. Walau hati ini sebenarnya menginginkan

perjumpaan dengan kalian kembali. Namun jika memang tidak bisa maka yakinlah

pada dasarnya dunia itu kecil di hadapan Kebesaran Allah… jika dunia yang kecil ini

tidak mampu mempertemukan kita kembali, sadarlah…. Bahwa surga yang seluas

langit dan bumi akan mempertemukan orang yang saling mengasihani karena Allah.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

152

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Jika kamu ingin berhasil di dunia dan akhirat, maka kerjakanlah beberapa

pesan sebagai berikut :

1. Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan santun, jangan

mengucakan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah

kepada mereka dengan ucapan yang baik.

2. Taati selalu kedua orang tuamu selama tidak dalam maksiat, karena tidak ada

ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.

3. Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, jangan bermuka masam di

depannya, dan janganlah memelototi mereka dengan marah.

4. Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orang tua. Dan janganlah

mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.

5. Lakukanlah hal-hal yang meringankan keduanya meski tanpa perintah seperti

berkhidmat, membelikan beberapa keperluan dan bersungguh-sungguh dalam

mencari ilmu.

6. Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orang tua dan mintalah maaf

kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.

7. Segera penuhi panggilan mereka dengan wajah yang tersenyum sambil

berkata : ada apa, bu! Atau ada apa, pak!

8. Hormati kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan

sesudah mati.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

153

9. Jangan bantah mereka dan jangan persalahkan mereka, tapi usahakan dengan

sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.

10. Jangan kau bantah perintah mereka, jangan kamu keraskan suaramu atas

mereka, dengarkanlah pembicaraanya, bersopan santunlah terhadap mereka,

dan jangan ganggu saudaramu untuk menghormati kedua orang tuamu.

11. Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke tempatmu dan ciumlah kepala

mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah dan jangan terlambat membantu ayahmu di dalam

pekerjaannya.

13. Jangan pergi jika mereka belum memberi izin meski untuk urusan penting,

jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan

sampai memutuskan surat menyurat dengannya.

14. jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah mendapat izin terutama pada

waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jangan makan sebelum mereka dan hormatilah mereka dalam makanan dan

minuman.

16. Jangan berbohong dengan mereka dan jangan cela mereka jika mereka

berbuat yang tidak menarik anda.

17. Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridho

dari mereka sebelum melakukan segala sesuatu, karena ridho Allah terletak

pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan

mereka.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

154

18. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan

menselonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.

19. Jangan congkak terhadap nasib ayahmu meski engkau seorang pegawai besar,

dan usahakan tidak pernah mengingkari kebaikan mereka atau menyakiti

mereka meski hanya dengan satu kata.

20. Jangan kikir untuk menginfakkan harta kepada mereka sampai mereka

mengadu padamu dan itu merupakan kehinaan bagimu dan itu akan kamu

dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan

mendapat balasan.

21. Perbanyak melakukan kunjungan kepada kedua orang tua dan memberi

hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya,

dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu merasakan beratnya mendidik

mereka.

22. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian

ayahmu. Ketahuilah bahwa surga ada di bawah talapak kaki ibu.

23. Usahakan untuk tidak menyakit kedua orang tua dan menjadikan mereka

marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat, dan anak-anakmu akan

memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang

tuamu.

24. Jika meminta sesuatu dari kedua orang tuamu maka berlemah-lembutlah,

berterima kasihlah atas pemberian mereka dan maafkan jika menolak

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

155

permintaanmu serta jangan terlalu banyak meminta agar tidak mengganggu

mereka.

25. Jika kamu sudah mempu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua

orang tuamu.

26. Kedua orang tuamu mempunyai hak atas kamu, dan isterimu mempunyai hak

atas kamu, maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu

pertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.

27. Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan isterimu, maka bertindaklah

bijaksana, dan beri pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya

jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus merupakan penolong yang paling

baik.

28. Jika kamu berselisih dengan kedua orang tua tentang perkawinan dan talak

maka kembalikan pada hukum Islam karena hal itu merupakan penolong yang

paling baik.

29. Do’a orang tua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah, maka hati-

hatilah terhadap do’a dari kejelekan mereka .

30. Bersopan santunlah dengan orang, karena barangsiapa mencela orang tua

seseorang maka orang tadi akan mencaci orang tuanya. Rasulullah SAW

bersabda :

.من الكبائر شتم الرجل والدیھ یسب أبا الرجل فیسب أباه ویسب أمھ فیسب أمھ

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

156

“Diantara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya;

mencaci ayah orang maka ia mencaci ayahnya sendiri, mencaci lbu orang maka ia

mencaci ibunya sendiri.”

31. Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya,

bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah do’a untuknya sambil

berkata :

رب اغفر لي ولوالدي رب ارحمھما كما ربیاني صغیرا

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

157

KEGAGALAN MERAIH KHUSUK28

Selama ini, kita selalu berpendapat bahwa khusyu’ itu sangat sulit dicapai.

Ketika shalat, pikiran sering pergi kemana-mana. Karena itu, lalu muncullah cara

mengatasinya yaitu dengan konsentrasi. Konsentrasi pikiran seolah-olah telah

menjadi kunci mencapai khusyu’. Maka tidak mengherankan jika pelajaran shalat

khusyu' pada umumnya tujukan untuk membantu mengarahkan konsentrasi pikiran,

seperti misalnya melihat titik ditempat sujud, menerjemahkan bacaan, menghadirkan

Allah, dan lain-lain.

Cara-cara tersebut terlihat meyakinkan, tetapi kenyataannya tidak memberi

terlalu banyak manfaat. Melihat tempat sujud membantu agar pandangan kita tidak

melirik kekiri dan kanan, tetapi tidak mampu menahan pikiran kita yang suka

melompat ke kiri dan kanan. Jika khusyu’ dapat diperoleh dengan mengerti arti

bacaannya, ketika saya pergi ke Mekkah, ternyata orang-orang Arab pun terlihat tidak

lebih khusyu’ daripada kita. Ada yang matanya melirik ke kiri-kanan, ada yang sibuk

merapihkan tutup kepalanya, dan lain-lain. Padahal mereka tentu mengerti arti

bacaannya. Mencoba “menghadirkan” Allah, malah menambah kebingungan kita

sendiri. Di dalam Al Qur’an dinyatakan, bahwa Allah tidak bisa diserupakan apapun

juga (QS Asy Syuura [42] : 11). Jadi apapun yang kita bayangkan mengenai wujud

28 www.shalatcenter.com Shalat Khusuk itu Mudah, MardiBros

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

158

Allah, maka itu pasti salah. Anehnya, cara-cara tersebut, meskipun terbukti gagal

sebagai metoda mencapai khusyu', tetapi terus-menerus diajarkan oleh orang tua ke

anaknya, oleh guru ke muridnya, demikian dari generasi ke generasi. Agak konyol

memang.

Ketika usaha khusyu’ melalui konsentrasi gagal, maka muncullah persyaratan-

persyaratan lain. Ada yang mengatakan, bahwa untuk khusyu’ kita harus suci, bersih

dari perbuatan dosa. Persyaratan ini sempat pula membuat saya pesimis, karena

ternyata banyak ustad-ustad yang saya kenal secara pribadi sebagai orang yang

sholeh, bisa berbahasa Arab, tinggi ilmu agamanya, ternyata mengalami masalah pula

dengan shalat khusyu’. Kalau mereka saja yang tinggi ilmu agamanya, banyak

berdzikir dan menjaga perbuatannya saja sering tidak khusyu’, bagaimana dengan

saya?

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

159

MENDADAK KHUSUK

Mungkin telah banyak usaha dan cara untuk khusyu’ telah kita lakukan tetapi

tetap saja tidak berhasil. Anehnya, tiba-tiba kita bisa mendadak khusyu'. Ketika kita

tertimpa musibah yang hebat, tiba-tiba saja kita bisa shalat dengan khusyu' lalu

berdoa sambil mengucurkan air mata. Padahal ketika itu, kita justru lupa dengan

segala macam teori mengenai shalat khusyu'. Kita shalat tanpa berkonsentrasi, kita

juga lupa memperhatikan titik ditempat sujud, tapi hati dan pikiran kita tidak pernah

lepas mengarah ke Allah. Kita tetap belum sepenuhnya memahami arti bacaan dalam

bahasa Arab, tapi kita merasa bisa berdialog dengan Allah. Kita lupa untuk

“menghadirkan” Allah, tapi malah terasa Allah begitu dekat. Ketika itu, dosa kita

tidak lebih sedikit dari sebelumnya, malah mungkin kita baru saja melakukan

perbuatan dosa besar sehingga kita sangat menyesal, tapi terasa Allah menyambut

shalat dan doa kita. Saat ketika kita tidak menggunakan ilmu khusyu’, saat itu justru

kita bisa shalat dengan khusyu'. Keadaan ini bisa terjadi kepada siapa saja, dari

mahzab dan aliran apa saja, kepada ulama, orang yang awam ilmu agamanya,

cendikiawan, orang yang kurang berpendidikan, orang kaya, orang miskin, bahkan

kadang kepada orang yang jarang shalat sekali pun.

Apa gerangan yang membuat itu bisa terjadi? Salah satunya adalah sikap

dalam menghadap kepada Allah. Ketika kita tertimpa musibah, maka kita datang

kepada Allah dengan merendahkan diri, sungguh-sungguh mengharapkan

pertolongan Allah. Kita menjadi tersadar, hanya Allah-lah yang dapat mengatasi

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

160

masalah kita dan mengabulkan doa kita. Sebaliknya ketika kita sedang jaya, tidak

kekurangan suatu apapun, sikap itu sudah tidak ada lagi. Biasanya kita shalat dan doa

hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban saja. Seolah-olah Allah-lah yang

membutuhkan shalat dan doa kita.

Musibah diturunkan tidak lain agar kita selalu datang dengan merendahkan

diri kepada Allah. Sikap yang akan membuat kita khusyu'. Sayang kita selalu lalai

terhadap pelajaran yang Allah berikan kepada kita itu, meskipun Allah telah

memberikannya berkali-kali.

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan)

kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan

memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia

berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu."

(QS Az Zumar [39] : 8).

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang

sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan

dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk

merendahkan diri”. (QS Al An'aam [6] : 42).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

161

“Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali

setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil

pelajaran?” (QS At Taubah [9] : 126).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

162

KHUSUK ITU

BUKAN LUPA KEADAAN SEKITAR

Banyak orang mendefinisikan khusyu’ dengan menggunakan acuan peristiwa

Syaidinna Ali ketika kakinya terkena anak panah. Ketika anak panah tersebut akan

dicabut Beliau mengerang, tak kuat menahan sakit sehingga para sahabat tak tega

mencabutnya. Lalu Beliau shalat dengan khusyu’. Dan ketika shalat itu, anak panah

dapat dicabut tanpa Syaidinna Ali merasakan kesakitan.

Peristiwa tersebut sangat popular dan memberikan kesan yang kuat bahwa

salah satu tanda shalat yang khusyu’ adalah seseorang tidak lagi merasakan sakitnya

luka. Seolah-olah ketika shalat dengan khusyu’, kita bisa lepas dari alam dunia. Tidak

merasakan apa-apa dan tidak memikirkan apa-apa lagi. Kesan ini diperkuat lagi oleh

cerita tentang satria yang sedang bersemedi didalam kisah perwayangan. Diganggu

jin dan gendruwo tidak gentar, dikelilingi binatang buas diam saja, dirayu bidadari

cantik tidak tergoda. Tahan tidak makan dan minum berhari-hari lamanya. Apakah

shalat khusyu’ harus seperti itu? Siapa orang yang paling khusyu' shalatnya di dunia

ini? Pasti kita sepakat, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling

khusyu' shalatnya. Marilah kita melihat bagaimana Rasulullah melakukan shalatnya.

1. Ketika Nabi sedang memimpin shalat, tiba-tiba terdengar tangis anak kecil.

Beliau pun mempercepat shalatnya, takut terjadi sesuatu dengan anak itu.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

163

2. Ketika sedang shalat, Nabi melihat ada binatang berbisa mendekat. Beliau pun

menghentikan shalat untuk membunuh binatang tersebut, lalu meneruskan

kembali shalatnya.

3. Pada suatu saat, setelah selesai shalat berjamaah, Nabi tidak berdzikir

sebagaimana biasanya, tetapi segera bergegas pulang. Ketika telah kembali ke

masjid, Beliau ditanya oleh sahabatnya mengenai ketergesaan itu. Beliau

mengatakan, bahwa ketika shalat Beliau ingat ada sedekah yang belum

dibagikan. Karena itu, Beliau segera pulang agar dapat membagi sedekah

tersebut secepatnya.

4. Ketika sedang berperang, Nabi mengajarkan shalat khauf. Shalat berjamaah

yang dilakukan dengan cara yang unik karena harus tetap dalam kondisi siaga

terhadap serangan musuh.

Dari beberapa riwayat tersebut, ternyata ketika shalat, Nabi selalu peka dan

tanggap kepada lingkungannya. Beliau tetap mendengar dan melihat apa yang

terjadi di sekelilingnya. Lintasan-lintasan pikiran pun tetap ada ketika Beliau shalat.

Bahkan jika ada masalah, Beliau mengajarkan kepada kita untuk shalat sunnat 2

rakaat. Artinya, ketika shalat, Beliau bukan melupakan suatu masalah, tetapi malah

sengaja membawa masalah tersebut dalam shalatnya untuk disampaikan kepada Allah

agar diberikan jalan keluarnya. Apa yang Beliau ajarkan sesuai dengan apa yang

diperintahkan di dalam Al Qur'an :

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

164

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah [2] : 153)

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

165

KHUSUK MENURUT AL-QUR’AN

Kita sering mengasosiakan khusyu' dengan kontemplasi, semedi atau meditasi

yang biasa dilakukan dalam praktek ritual agama lain. Kita menjadi lupa untuk

menggali bagaimana Al Qur'an menjelaskan mengenai khusyu' itu. Jadikanlah sabar

dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa

mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS

Al Baqarah [2] 45-46).

Dari kedua ayat tersebut, dapat disimpulkan khusyu' bukanlah konsentrasi,

tetapi keyakinan sedang menghadap Allah. Keyakinan sangat mempengaruhi sikap

seseorang. Orang yang yakin di pohon kamboja ada hantunya, maka dia akan

ketakutan jika malam-malam lewat di bawahnya. Sebaliknya, jika orang tersebut

berkeyakinan pohon kamboja adalah pohon yang indah, maka orang tersebut justru

menemukan kesenangan di bawahnya. Dia akan memungut bunga-bunga yang

berguguran untuk diselipkan ditelinga, dibuat rangkaian bunga atau diletakkan

mengapung diatas kolam air. Sebetulnya, kata yang sering diterjemahkan sebagai

“yakin” pada ayat di atas bukanlah berasal kata “yaqin” tetapi dari berasal kata “zon”

- yazunnuuna. Zon sebetulnya lebih sering diterjemahkan sebagai “sangkaan”

sebagaimana halnya kata “husnuzon” dan su’uzon”. Ada pula mengartikan sebagai

“menduga dengan kuat”. Yang pasti, tingkat keyakinan atau kepastian akan terjadinya

sesuatu yang menggunakan kata “zon” berada dibawah kata “yaqin”. Jika kata

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

166

“yaqin” bisa dikatakan 90%-100% sesuatu itu akan terjadi, maka kata “zon” tingkat

kepastiannya mungkin hanya sekitar 70%-90% 1.

Dalam tata bahasa Arab, berdasarkan waktu berlangsungnya suatu kegiatan,

kata kerja terdiri dari 2 bentuk, yaitu fi'il maadhi dan fi'il mudhaari'. Fiil maadhi

merupakan kata kerja bentuk lampau (past) sedang fiil mudhaari’ adalah kata kerja

untuk kegiatan yang sedang berlangsung saat ini (present continuous), masa depan

(future) dan juga untuk kegiatan yang berulang-ulang. Kata kerja yang ada pada surat

Al Baqarah ayat 46, yaitu "yazunnuu" menggunakan fi'il mudhaari'. Kata

“menemui” (mulaaquu) dan “kembali” (raaji’uun) adalah kata pelaku dari kegiatan

tersebut (isim fa’il), sama dengan kata “orang-orang yang khusyu’ “ (khaasyi’un).

Kata ini tidak menunjukkan kapan waktu kegiatan tersebut dilakukan. Bisa lampau,

sekarang ataupun yang akan datang. Kebanyakan terjemahan Al Qur'an dalam bahasa

Indonesia, memilih menterjemahkannya “khaasyi’un” (orang yang khusyu’) tanpa

menggunakan kata “akan”, sedang kata “muulaquu” (orang yang menemui) dan

“raaji’uun” (orang yang kembali) dengan tambahan kata "akan" (masa yang akan

datang). Salah satu pertimbangannya "menemui Tuhan" dan "kembali kepada-Nya"

hanya mungkin terjadi "nanti" di akherat. Jika demikian, lalu ketika shalat kepada

siapa dia menghadap?.

Dalam beberapa hadits, tampak bahwa Nabi menjaga sikapnya ketika sedang

shalat. Beliau berpendapat ketika shalat sesungguhnya orang sedang berhadapan

dengan Allah, seperti halnya ketika Beliau mi’raj. Karena itu, Beliau melarang orang

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

167

yang sedang shalat meludah ke depan, memberi tanda batas tempat shalatnya (sutrah)

dan mencegah orang melewatinya.

Allah Ta'ala tetap (senantiasa) berhadapan dengan hambaNya yang sedang shalat

dan jika ia mengucap salam (menoleh) maka Allah meninggalkannya. (HR.

Mashobih Assunnah)

Nabi juga telah mengajarkan caranya agar kita dapat “menemui” dan

“kembali” kepada Allah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Al Baqarah 46.

Petunjuknya dikemas ringkas dalam doa iftitah yang dibaca di awal shalat, setelah

takbiratul ihram. Jadi ketika kita baru memulai shalat, kita selalu diingatkan Beliau

tentang apa yang harus dilakukan di dalam shata agar kita menjadi orang yang

khusyu’.

Aku hadapkan wajahku kepada wajah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,

dengan lurus dan berserah diri . Sesungguhnya ibadahku, shalatku, hidup dan

matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam ..

Kita hanya perlu memiliki sangkaan/keyakinan sehingga bisa bersikap untuk

menghadapkan diri kita kepada Allah dengansadar dan rela mengembalikan seluruh

jiwa raga kita kepada Allah. Karena itu, menurut saya, lebih tepat jika arti khusyu’

dalam Al Baqarah ayat 46 diatas diterjemahkan sebagai :

Orang-orang yang (bersikap) seolah-olah, mereka sedang menemui Tuhannya, dan

seolah-olah mereka sedang kembali (berserah diri) kepada-Nya.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

168

Kata khusyu' sendiri disebutkan di dalam Al Qur'an pada 16 ayat 2. Makna bahasanya

berkisar pada hina/menunduk, rendah/ tenang, ketakutan, kering/mati, seperti:

1. Hina dan menunduk

"Banyak muka pada hari itu tunduk terhina". (QS. Al Ghaasyiyaah [88]:2).

"Pandangannya tunduk". QS. (An-Naazi'aat [79]: 9).

"Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-

akan mereka belalang yang beterbangan" QS. (Al Qamar [54]: 7).

2. Rendah dan tenang

". Dan merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha Pemurah, maka kamu

tidak mendengar kecuali bisikan saja". (QS. (Thaahaa [20]: 108).

3. Merendahkan dan menundukkan diri

"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu

akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan

perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir".

(QS. Al Hasyr [59] : 21).

"(dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi

kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan

mereka dalam keadaan sejahtera". (QS. Al Qalam [68] : 43).

4. Kering dan mati

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

169

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaaan-Nya (ialah) bahwa engkau lihat bumi kering

dan gersang, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia bergerak dan

subur". (QS. Fushshilat [41]: 39).

Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, maka untuk mendapatkan rasa khusyu’

kita hanya perlu bersikap seolah-olah ketika shalat kita sedang berhadapan dengan

Allah dan berserah diri kepada Nya. Sikap yang patut kita lakukan ketika menghadap

Allah adalah tenang, menundukkan pandangan dan merendahkan diri serendah-

rendahnya. Sikap yang sepatutnya dilakukan oleh seorang hamba yang hina

dihadapan Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Agung. Seperti sikap bumi yang

kering kerontang dimusim kemarau mengharapkan pertolongan dari Allah swt dalam

bentuk curahan hujan agar dapat kembali subur makmur.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

170

CATATAN PENGHUJUNG JALAN

I’tikaf di masjid dalam waktu 10 hari. Tergantung masing-masing orang

menilai, menurut saya 10 hari begitu cepat berjalan. Masih kurang rasanya pencarian

saya akan arti hidup dan penyembahan yang sungguh pada Allah. Namun tidak

sedikit pengalaman saya dapatkan,.

Saya ingin sedikit berbagi tentang 2 hal. Pertama karkun yang begitu

istiqomah. Untung Setyono, baru kali ini saya melihat anak muda yang begitu

menjaga diri dalam segala hal. Untung Setyono semoga Allah menjaga diri antum,

seperti Allah menjaga bayi dalam kandungan ibunya. Usia saya lebih tua 3 tahun

darinya namun sepertinya Untung yang baru lulus STM ini begitu matang dalam

mengamalkan agama. Sejak awal bertemu saya memang merasa yakin kalau Untung

tidak bisa disamakan dengan anak muda lainnya. Sorot matanya… cara berjalan…

cara berbicara… raut wajahnya… gerak geriknya semua penuh kehati-hatian dan

do’a-do’a. Kali ini dia sedang mengakhiri 40 hari masa khurujnya. Bayangkan

saudara-saudara… perjuangan dia dalam dakwah ini. 40 hari tidak bertemu keluarga

dan teman-teman nongkrong merupakan beban tersendiri untuk anak muda. Namun

sekali lagi tak tampak beban itu terlihat dalam ucapan dan tingkah lakunya. Dua kata

yang sering dia ucapkan tawajuh dan istiqomah.

Setiap kali saya mencoba mengorek perasannya ketika meninggalkan keluaga

dan teman-teman selama 40 hari, tidak pernah dalam ucapannya terdengar mengeluh

atau bersusah hati. Khuruj selama 40 hari itu berarti 10 hari sebelum Ramadhan dan

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

171

30 hari selama Ramadhan kemudian pulang ke rumah tepat hari lebaran.

Subhanallah…berarti Untung Setyono tahun ini tidak merasakan sahur dan berbuka

puasa dengan keluarga, dan tidak merasakan shalat idul fitri di kampung halaman.

Tak pernah saya mendengar Untung mengeluh, mengkritik, atau

mengomentari sesuatu. Bahkan saking ‘bersihnya’ saya sering memancing dia untuk

berlaku aneh-aneh, untuk membicarakan masalah dunia dan wanita, mengajaknya

mengomentari seseorang, dan selalu saja Untung lolos dari jebakan saya yang justru

membuat saya malu sendiri dan tampak bodoh karena begitu sopan dan halus

bahasanya saat menolak semua ajakan saya. Walau sering saya berlaku iseng

padanya, namun kami tetap menganggap itu sebuah hiburan semata. Saya semakin

akrab dengan Untung justru saat malam terakhir di masjid yang ketiga. Pada

kesempatan itu Untung memberikan amalan-amalan dan do’a yang biasa dia gunakan

sehari-hari. Disanalah saya baru tahu bacaan dan do’a-doanya sebelum tidur yang

menghabiskan waktu hampir 30 menit. Saya memang sering mendapati Untung tidak

pernah ketinggalan do’a saat melakukan sesuatu. Saat berjalan dia berdoa, saat

bersiwak dia berdoa, saat kami bercanda tertawa dia berdoa, saat memakai sandal dia

berdo’a, saat makan semakin banyak doa yang keluar. Istilah pemuda yang bibirnya

selalu basah dengan zikir dan do’a tepat jika disandangkan padanya. Bener-bener

berakhlaq mulia anak muda yang satu ini.

Kami berbincang banyak hal, saat membicarakan dakwah islam Untung akan

berbicara panjang lebar penuh semangat dengan mata yang berbinar-binar. Namun

saat saya pancing membicarakan masalah dunia, Untung menjawab dengan dua atau

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

172

tiga kata saja sambil kepalanya menunduk. Saya diajarkan cara menghafal surat

dalam Al-Qur’an. Karena singkatnya waktu, kami baru bisa menghafal surat At-

Takwir: 1-7. Melihat pribadinya saya menjadi yakin bahwa manusia yang shaleh

masih ada di bumi Indonesia. Kalau boleh jujur… saya sangat iri dengannya. Koq

bisa ya dia berperilaku seperti itu ?.

Semoga Allah mempertemukan kami kembali dalam indahnya ukhuwah islamiyah.

Kedua, selama khuruj 10 hari, pikiran saya tak pernah berhenti berputar

tentang agama dan penyembahan pada Allah. Jauh sebelum saya ikut Jama’ah ini,

saya sudah sering mengikuti pengajian atau menelaah paham-paham dalam islam.

Saya lahir di lingkungan NU, belajar di Muhammadiyah, gemar membaca pemikiran

Sufi, berkumpul dengan sahabat Ikhwanul Muslimin, mendukung pergerakan HTI,

FPI dan islam garis depan, tak ketinggalan kajian Salafi, senang berdiskusi dengan

Nashrani, dan membaca buku-buku pemikiran islam lainnya. Pemikiran saya terbuka.

Ilmu mudah masuk begitu pula setan mudah menggoda. Banyak hal yang saya dapat.

Dan banyak juga yang akhirnya membuat saya bingung.

Saya terkadang berpikir. Mengapa untuk menyembah-Mu sangatlah sulit?.

Kali ini Allah mempertemukan saya dengan Jama’ah ini. Banyak yang bilang

saya sesat mengikuti manhaj ini. Sepanjang hari selama saya khuruj… selalu saja ada

orang aneh yang mengajak diskusi manhaj. Setiap hari otak saya penuh dengan

pemikiran. Berputar dan membuat saya tidur hanya 2 jam setiap hari. Penyiksaan

bathin. Allah seperti menghadiahkan sebuah gambar yang dipotong menjadi jutaan

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

173

puzzle pada saya, dan dengan gesit harus saya pasang agar terlihat gambar utuh.

Permainan yang melelahkan. Pencarian yang tidak mudah.

***

Kerinduanku memelukku, aduhai cinta, dengan kelaparan sukmawi dan tak akan

selesai melainkan dengan kecupan kekasih.

Aku lemah wahai cinta,

sementara Engkau perkasa, lalu kenapa Engkau musuhi aku? Mengapa aku Kau dera

sedang Engkau adil dan aku merdeka? Mengapa aku Kau hina sementara Engkau

adalah penolongku satu-satunya?. Mengapa aku Kau kucilkan sedangkan Engkau

adalah keberadaanku?" "Maka apabila darahku akan mengalir di luar karsa-Mu,

tumpahkanlah. Apabila kakiku akan melangkah di selain jalan-Mu, lumpuhkanlah.

Lakukan apa mau-Mu pada raga ini tapi biarkan jiwaku bahagia pada perladangan

ini, berlindung di bawah naungan sayap-sayap-Mu."

"Sungai-sungai mengalir menuju kekasihnya, lautan. Bunga-bunga tersenyum pada

pencintanya, cahaya. Dan awan-awan turun menuju dambaannya,

lembah.

Sedang aku, pada diri ini ada sesuatu yang tak dimengerti sungai, tak didengar

bunga-bunga dan tak dipahami awan-gemawan29

Satu hal yang membuat saya kagum akan jama’ah ini. PENGAMALAN

AGAMA SECARA MAKSIMAL. 10 karkun jamaah yang khuruj bersama saya 29 Sang Nabi, Kahlil Gibran

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

174

bukanlah orang yang pandai agama. Jika membandingkan tingkat intelektual mereka

maka masih jauh lebih cerdas para sahabat saya di salah satu pengajian minggu pagi.

Namun jamaah ini benar-benar menerapkan agama. Minum tidak berdiri, minum

dengan tangan kanan, laki-laki shalat berjamaah, menghidupkan shalat sunah,

memakai sorban, memakai wangi-wangian non alkohol, celana tidak isbal, memakai

siwak, menjaga adab di masjid, dan masih banyak lagi ajaran agama yang diamalkan

oleh mereka. Baru kali ini saya menemukan perkumpulan yang taat dan sungguh-

sungguh menjalankan agama. Mahasiswa lulusan Fakultas Agama Islam dengan nilai

cumlaude belum tentu bisa mengamalkan agama seperti mereka. Islam bukan untuk

didiskusikan panjang lebar…. namun untuk diamalkan.

***

Jama’ah Tabligh adalah potret dari gerakan dakwah Islam kekinian yang

bersifat lintas negara. Islam yang terlihat pada wajah Jama’ah Tabligh adalah

santun, rendah hati, dan cenderung menghindari khilafiyah (beda pendapat). Para

aktivis Jama’ah Tabligh (karkun) secara rajin dan kontinyu ber-khuruj untuk

menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang mempesona, agar Islam menjadi

sistem hidup para pemeluknya di dalam kehidupan sehari-hari. Agar pemeluk agama

Islam melaksanakan ajaran Islam secara kaaffah, secara menyeluruh dan tidak

sepotong-sepotong.

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

175

JADILAH KAMU SEKALIAN

HAMBA ALLAH YANG BERSAUDARA

Rasulullah SAW bersabda :

“Janganlah kamu saling dengki, saling membenci, saling mengintip rahasia, saling

bersaing, saling mencari keburukan, saling menawar lebih tinggi untuk menipu

pembeli sehingga menawar tinggi, saling memutuskan hubungan, saling bermusuhan,

janganlah sebagian kalian menjual atas jualan yang lain. Jadilah kamu sekalian

hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang diperintahkan Allah.

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menganiaya,

tidak boleh menelantarakannya dan tidak boleh menghinanya. Taqwa ada di sini,

taqwa ada di sini, taqwa ada di sini kata Rasulullah SAW sambil menunjuk dadanya.

Cukup merupakan kejelekan seseorang apabila menghina saudaranya yang muslim.

Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya

dan hartanya. Hati-hatilah bersangka buruk, karena sesungguhnya bersangka buruk

adalah omongan yang paling dusta. Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk kamu

dan hartamu, tetapi ia melihat hati dan perbuatanmu.”

(riwayat Muslim dan Bukhari).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

176

***

Nasihat dari sahabat:

(Maula Nuruddin Al-Haq)

jika sudah bertekad untuk mengikuti suatu manhaj atau prinsip coba bertahanlah..

jangan mencoreng kerja keras dan kerja ikhlas Ustadz-ustadz yang diikutin… kasian

Ustadznya, soalnya banyak yang bilang.. “Ngomong doang, itu tuh si itu ikutan

ustadz itu tetep aja nggak bener, mendingan gw.. ancur ya ancur sekalian...”

jangan mencampuradukkan yang haq dan yang batil..

jika ingin jadi madu sekalianlah jadi madu..

jika ingin jadi racun sempurnakanlah jadi racun… tapi tolong jangan jadi madu yang

beracun. Karena akan mematikan Ustadz atau orang baik yang ingin menyembuhkan

diri sendiri dan orang lain.. (Kok kayak curhat gini ya? hehehe)

permasalahan ummat sangat banyak... sekali lagi, ini kita belom bahas masalah

serangan dari luar, AS, CIA, FBI, ZIONIS atau apapun itu.. suatu skenario konspirasi

untuk memecah belah ummat ini.. hiks..

Baiklah jika Salafy di pemurnian akidah.. alhamdulillah kita dapat terjaga dari hal-hal

bid’ah..

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

177

jika HTI tentang khilafah.. alhamdulillah kita makin ngerti dan rindu akan tegaknya

khilafah, tentang persatuan seluruh ummat Islam..

jika IM yang kalo di Indonesia PKS lewat politiknya, alhamdulillah sudah terlihat

efeknya.. Islam jadi lebih diterima di masyarakat soalnya udah ada yg masuk

struktural pemerintahan..

Jika Sufi mendekatkan diri kepada Allah sangatsangat luar biasa dan terasa

keimanannya.. alhamdulillah kita jadi makin mengenal Allah dan ingin selalu

disayang Allah yang membuat hari-hari kita teduh...

jika Jama’ah tabligh berdakwah lewat masjid-masjid dan ngetokin pintu kita untuk

shalat..

alhamdulillah ada yang ngingetin, masjid jadi rame daripada kita maen PS 2 Winning

Eleven.. iya nggak sih?... dan lain-lain..

alhamdulillah... saudara kita juga ikut andil dalam membangun Islam ini...

***SUKRAN KATSIRAN****

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

178

Habilih

lahir di Tangerang, 22 Maret 1989. Penambahan nama

Al-Khawarizmi terinspirasi saat perkuliahan di

Universitas Muhammadiyah Tangerang, diambil karena

kagum akan tokoh Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa

al-Khawarizmi (770-840 M) penemu Aljabar dan konsep

Algoritma.

Sekarang masih sibuk menyelesaikan S1 pendidikan Matematika yang

membuat kepala serasa botak sebelah. Selain itu aktif mengajar di Yayasan

Pendidikan Islam Daarul Fikri sebagai guru Komputer dan guru TPA. Ditambah

sampingan mengajar privat anak-anak sekolah.

Selalu berinteraksi dengan anak kecil membuat Habilih rada berlebihan saat

bercanda dan aneh kelakuannya (terakhir lagi senang makan bubur bayi rasa kacang

ijo sama main guling-gulingan di pasir).

Semenjak SMP merasa ada dua sifat yang saling bertolak belakang dalam diri

ini. Terkadang menjadi Putih namun bisa jauh lebih jahat dari si Hitam. Pertarungan

yang menyebalkan. Jangan pancing si Hitam untuk keluar karena ide brutal dan licik

akan muncul tiba-tiba. Ini yang membuat rasa kesal dan perasaan ingin mengakhiri

hidup dengan cepat….(arhhhg….ngawur nh jd ny).

Novel Khuruj fi Sabilillah | Habilih Al-Khawarizmi

179

Pernah membuat dua buah cerpen yang kemudian salah satunya dimuat di

majalah sekolah membuat Habilih Al-Khawarizmi semakin semangat untuk terus

berkarya.

Sebagai bentuk real dari semangat itu kini sebagian tulisan yang seperti

sampah telah dipost-kan pada blog pribadi: http://habilih.wordpress.com/

(yang tentunya bisa anda kunjungi).

Jika anda ingin berbagi cerita atau ingin memberikan uang satu milyar saran dan

kritik. Dapat dilayangkan ke

email: [email protected]. Terima kasih.

Habilih Al Khawarizmi