ONIR FIX

37
BAB I PENDAHULUAN Kelopak atau palpebra merupakan alat menutup mata yang berfungsi untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata, serta berfungsi mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut melipat. Entropion diklasifikasikan menjadi empat, antara lain involusional (senile), sikatrik, spastik dan kongenital. Entropion sering ditemukan pada usia yang lebih tua (involusional), biasanya pada umur diatas 60 tahun dan tidak ada perbedaan gender ditemukan pada kelainan

description

entropion kita

Transcript of ONIR FIX

Page 1: ONIR FIX

BAB I

PENDAHULUAN

Kelopak atau palpebra merupakan alat menutup mata yang berfungsi

untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola

mata, serta berfungsi mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air

mata di depan kornea.

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan

konjungtiva dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat

menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut melipat. Entropion diklasifikasikan

menjadi empat, antara lain involusional (senile), sikatrik, spastik dan kongenital.

Entropion sering ditemukan pada usia yang lebih tua (involusional),

biasanya pada umur diatas 60 tahun dan tidak ada perbedaan gender ditemukan

pada kelainan ini. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada

entropion kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering

karena proses involusional pada proses penuaan, sedangkan pada kelopak mata

atas sering karena sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion kongenital sering

terjadidi kalangan orang Asia, tetapi jarang terjadi pada keturunan Eropa.

Entropion sendiri dapat terjadi unilateral maupun bilateral.

Berikut akan di laporkan sebuah kasus entropion pada wanita, umur 52

tahun yang berobat ke poliklinik mata RSAY kota Metro.

Page 2: ONIR FIX

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 52 tahun

Alamat : Sekampung pasar

Suku : Jawa

Agama : Islam

No. RMK : 261167

II. ANAMNESIS

Hari/tanggal : Senin, 06 april 2015

Keluhan Utama : kelopak mata kiri bawah terlipat kedalam

sejak 1 bulan lalu.

Keluhan Tambahan : pandangan terasa menurun, mata kiri

merah terasa perih dan berair sejak 1 bulan.

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke poli mata RSUD Ahmad yani dengan keluhan ±

sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh pada kelopak bawah mata kiri

terlipa kedalam, mata kiri juga menjadi merah terasa perih dan berair,

pasien juga mengatakan jika pandangan terasa berkurang sejak timbul

Page 3: ONIR FIX

keluhan dirasakan. Pasien berobat ke dokter spesialis mata kemudian

diberikan obat tetes mata dan disarankan kontrol setiap minggu.

Setelah 1 bulan pengobatan keluhan terasa berkurang, namun mata

berair masih dirasakan sampai saat ini, kemudian dokter menyarankan

untuk dilakukan operasi perbaikan kelopak mata kiri bawah setelah

keluhan pada mata kiri membaik..

Pada saat dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien telah

4 kali kontrol. Pasien mengatakan penglihatannya sudah lebih baik dan

keluhan mata merah perih sudah tidak dirasa, namun mata berair masih

di rasa.

Riwayat penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya,

hipertensi diakui, diabetes diakui.

Riwayat penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit saluran

pernafasan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda Vital : TD : 150/90 mmHg RR :20x/menit

N : 80 x/menit T :36,5C

Page 4: ONIR FIX

IV. STATUS LOKALIS

Mata Kanan

Mata Kiri

Sentral, normal Kedudukan Sentral, normal

6/15

Tidak dilakukan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Visus

Visus Koreksi

Bulbus Oculi

Supersilia

6/30

Tidak di lakukan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Edema (-) Spasme (-) Palpebrae Superior Edema (-) Spasme

Edem (-)

Hiperemi (-)

Hiperemi (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Keruh(+)infiltrat(+)

Palpebra Inferior

Konjungtiva

Palpebralis

Konjungtiva

Fornices

Konjungtiva Bulbi

Sklera

Kornea

Kamera Okuli

Anterior

Edem (-)

Hiperemi (-)

Hiperemi (+)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Terdapat sikatrik

entropionsikatrik

Page 5: ONIR FIX

Kedalaman cukup Kedalaman cukup

Kripta (+) Warna cokelat Iris Kripta (+) Warna

cokelat

Normal Lensa Normal

Bulat

Letak di pusat mata ± 3 mm

Reflek cahaya (+)

Pupil Bulat

Letak di pusat mata

ө + 3 mm

Reflek cahaya (+)

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

T dig N Tensio Oculi T dig N

Tidak dilakukan Tes Fluorescen Tidak dilakukan

V. RESUME

Pasien datang ke poli mata RSUD Ahmad Yani dengan keluhan ±

sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh pada kelopak bawah mata kiri

terlipat kedalam, mata kiri juga menjadi merah terasa perih dan berair.

Pada pemeriksaan fisik pada kelopka mata kiri bawah terlipat kedalam

dan terdapat sikatrik pada kornea, pasien telah 4 kali kontrol dan

disaran untuk operasi perbaikan kelopak mata setalah keadaan

membaik.

Riwayat hipertensi diakui, riwayat DM diakui.

VI. DIAGNOSA KLINIS

Page 6: ONIR FIX

Entropion palpebra inferior okuli sinistra

VII. DIAGNOSA BANDING

Entropion sikatrik

Trikiasis

VIII. PENATALAKSANAAN

Rencana rekonstruksi palpebra inferior

Gentamicyn oinment 0,3% 2x1

Tarivid eye drop 6x1 tetes

Cendotropin 0,5% 3x1 tetes

Asam Mefenamat 500 mg 3x 1

IX. USULAN PEMERIKSAAN

Slit lamp

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

BAB IV

Page 7: ONIR FIX

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu

menyebarkan lapis tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari

dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu

pada pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke dalam

terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan

fibrosa (tarsus), dan lapis membrane mukosa (konjungtiva palpebrae).

Gambar 1. Anatomi palpebra superior

Gambar 2. Anatomi palpebra inferior

Struktur palpebra

A. Lapis kulit

Page 8: ONIR FIX

Kulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,

dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

B. Lamella Anterior

Lamella anterior terdiri dari kulit palpebra inferior dan otot orbicularis.

Kulit palpebra inferior tipis, halus dan tidak memiliki jaringan ikat seperti kulit

lainnya, dan aparatus pilosebaseus yang berguna untuk meningkatkan pergerakan

bola mata.

C. Lamella Posterior

Lamella posterior terdiri dari retraktor otot retraktor palpebra, tarsus dan

konjungtiva. Retraktor palpebra inferior merupakan perpanjangan dari fascia dari

otot rektus inferior, dibungkus oleh otot oblik inferior, dan masuk ke dalam batas

tarsal inferior.

D. Muskulus Orbikularis Okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat

ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang

terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian di atas septum

orbita adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita.

Orbikularis okuli disarafi oleh nervus facialis.

E. Jaringan Areolar

Jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus orbikularis

okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.

F. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa

padat yang –bersama sedikit jaringan elastis- disebut tarsus superior dan inferior.

Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian orbita oleh

Page 9: ONIR FIX

ligament palpebra lateralis dan medialis. Tarsus superior dan inferior juga

tertambat oleh fascia tipis dan padat pada margo atas dan bawah orbita. Fascia

tipis ini membentuk septum orbita.

G. Konjungtiva Palpebra

Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu dari

margo palpebra membelah palpebra menjadi lamel kulit dan muskulus orbikularis

okuli di anterior dan lamella tarsal dan konjungtiva palpebrae di posterior.

Margo Palpebra

Panjang margo bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm. Ia

dipisahkan oleh garis kelabu (mukokutan junction) menjadi margo anterior dan

posterior.

A. Margo Anterior

1. Bulu Mata

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu

mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke

atas; bulu mata bawah melengkung ke bawah.

2. Glandula Zeis

Ini adalah modifikasi kelenjar sebasea yang kecil, yang bermuara ke dalam

folikel rambut pada dasar bulu mata.

3. Glandula Moll

Ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris

dekat bulu mata.

B. Margo Posterior

Margo palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).

Page 10: ONIR FIX

C. Punktum Lakrimale

Pada ujung medial dari margo posterior palpebra terdapat elevasi kecil

dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior.

Punktum ini berfungsi menghantar air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait

ke sakus lakrimalis.

DEFINISI

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata

yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini

dapat menyebabkan beberapa masalah.

Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion

khususnya entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua.

Entropion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin

disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada

pria. Entropion involusional biasanya ditemukan lebih sering pada palpebra

inferior sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan

paling sering didahului oleh trakhoma.

Page 11: ONIR FIX

Gambar 3. Entropion

KLASIFIKASI

Entropion dibagi berdasarkan penyebabnya :

1. Entropion involusional

Entropion involusional (senil) sangat erat hunbungannya dengan

proses penuaan. Biasanya terjadi akibat atrofi jaringan dan melemahnya

fasia capsulo palpebral (otot retractor palpebra). Hal ini menyebabkan

kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi kelopak mata memutar ke

Page 12: ONIR FIX

dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya

bermanifestasi intermiten.

Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan

akibat dari gabungan kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah,

migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal dan menyebabkan

melipatnya tepi tarsus atas.

Gambar 4. Entropion Involusional

2. Entropion sikatrik

Entropion sikatrik biasanya berhubungan dengan pemendekan

lamela posterior akibat akibat kontraktur konjungtiva tarsal. Penyebab

tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.

Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan

parut di konjungtiva atau tarsus.

Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan

kimia, Steven Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-

obatan topikal, sindroma post enukleasi soket, herpes zoster oftalmikus.

Pemeriksaan pada tarsus dan palpebra merupakan poin diagnosis pada

kasus ini.

Page 13: ONIR FIX

Gambar 5. Entropion sikatrik.

3. Etropion kongenital

Merupakan kasus yang sangat jarang. Dapat disebabkan oleh

disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan

ketidakstabilan di kelopak mata atau pemendekan maupun kekurangan

jaringan dalam lamela posterior kelopak mata dan penebalan kulit dan otot

orbicularis oculi dekat margin dari kelopak mata yang dapat menimbulkan

entropion. Entropion juga dapat terjadi ketika tarsalplate sempit yang

memungkinkan untuk memutar ke dalam.

Page 14: ONIR FIX

Gambar 6. Entropion kongenital.

4. Entropion akut spastik

Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan

oleh iritasi pada mata (meliputi pembedahan), setelah bebat mata yang

terlalu ketat atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme. Selalu

timbul dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan. Kebanyakan

pasien sudah mengalami perubahan komponen involusional sebelumnya.

Entropion akut biasanya hilang bila siklus entropion atau iritasi

teratasi dengan terapi dari faktor penyebab entropion tersebut.

Gambar 7. Entropion spastik.

Secara umum faktor predisposisi entropion antara lain :

Page 15: ONIR FIX

Perubahan degeneratif pada kelopak mata berkaitan dengan

bertambahnya usia.

Pada entropion sikatrik berdampak pada konjungtiva tarsal.

Iritasi pada mata atau akibat proses pembedahan

GEJALA KLINIS

Rambut yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata

yang berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea,

menyebabkan ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut

yang terus menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di

kornea normal jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu

penglihatan.

Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya

sensasi benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia.

Entropion kronis dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat

menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea.

Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :

1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.

2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.

3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).

4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).

5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion)

DIAGNOSIS

Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata

yang terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata

merah yang persisten. Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat

mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak mata, kelemahan kelopak yanga

Page 16: ONIR FIX

horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis, enophtalmus, injeksi konjungtiva,

trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat

menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin

terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.

Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi snapback test yaitu

dengan cara menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat

apakah kelopak mata dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini

tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus

kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir kelopak mata bawah selalu

ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk. Forniks

inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata mungkin dapat mudah

dikeluarkan.

Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis putih dalam ukuran

milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari retraktor kelopak

mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama sekali dari kelopak

bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbikularis superior

dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang

memerah setelah kelopak entropion kembali normal (tes kelengkungan

orbikularis).

DIAGNOSIS BANDING

1. Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).

Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit

kelopak melipat ke dalam menyerupai entropion.

2. Distikiasis

Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat keluarnya

saluran Meibom.

3. Trikiasis

Page 17: ONIR FIX

Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi

radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut

4. Dermatokalasis

Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran

yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan

arah bulu mata pada kelopak atas menyerupai entropion

5. Epiblefaron

Kelainan kongenital yang tampak berupa pelipatan kulit kelopak dan

ketegangan otot horizontal yang menyilang ke pinggir kelopak menyebabkan

bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu

asimptomatik dan berkaitan dengan pertambahan umur.

PENATALAKSANAAN

Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi

sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama

untuk involusi atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di

tempat lokasi trichiasis. Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang

memiliki diameter lebih besar dari kornea atau sklera) untuk melindungi kornea.

Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan

tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar

kelopak mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang

bermanfaat pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata

bawah dan menempelkannya dengan ‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke

temporal dan inferior. Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur

yang aman dan lebih efisien pada entropion involusi.

Page 18: ONIR FIX

Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang

mendasari.

Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi

okular berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial

keratopathy, risiko ulserasi dan keratitis mikroba.

Beberapa tindakan operasi yang dapat dilakukan:

1. Entropion kongenital.

Entropion kongenital dapat diperbaiki dengan pemasangan kembali fasia

kapsulopalpebra. Prosedur ini akan diuraikan pada bagian entropion

involusional, dan dilakukan untuk mengencangkan kelopak mata anak-anak

yang horizontal secara tidak serentak. Perbaikan epiblefaron diperlukan jika

ada bukti keratopati atau jika gejalanya simptomatik.

2. Entropion akut spastik

Suntikan toksin botulinum selalu efektif untuk paralisi orbikularis. Efek toksin

botulinum bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang

walaupun efeknya menghilang.

3. Entropion involusional

a. Perbaikan fasia kapsulopalpebra

Page 19: ONIR FIX

Metode perbaikan entropion ini berdasarkan jenis dan tingkatan masalah.

Salah satu perbaikan fasia kapsulopalpebra dapat menggunakan teknik inferior

refraktorplication. Setelah anestesi lokal, suatu goresan subsiliar dibuat 2 mm

di bawah luka dari bawah punctum menuju cabang cantal. Penutup kulit yang

kecil disayat ke bawah di atas tarsus, dan potongan otot orbikularis pretarsal

disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi

fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan

inferior orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah

terhadap levator, dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur

mata. Suatu potongan tarsal yang mengarah ke samping menunjukkan

kelemahan kelopk mata bawah dan potongan tersebut sesuai dengan

banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan silk 6.0 digunakan untuk

menyambung kembali fasia kapsulopalpebra bawah dengan perbatasan tarsal.

Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia

kapsulopalpebral dapat dikonfirmasi dengan melakukan follow up pasien.

Kulit muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia

kapsulopalpebral harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk

mencegahnya otot orbikularis.

Page 20: ONIR FIX

Gambar 8. Operasi dengan perbaikan faisa kapsulopalpebra dengan teknik inferior refraktorplication

Page 21: ONIR FIX

Gambar 9. Koreksi entropion involusional dengan teknik Horizontal Shortening-Modified Brick.

b. Jahitan quickert.

Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu maka

teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya tingkat

kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-

0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak

mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan

Page 22: ONIR FIX

inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan

untuk koreksi. Berikut gambar jahitan dengan metode 3 jahitan.

Gambar 10. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.

Page 23: ONIR FIX

4. Entropion sikatrik

Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal

(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.

Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm

dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-

4 mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam

hitungan detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott

atau Tenotomi digunakan untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral

melewati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus,

ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan

diikat di atas kapas untuk melindungi “pemasangan kawat”. Lalu dkoreksi

untuk pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan

dan kasa penutup harus diangkat 10-14 hari.

Gambar 11. Prosedur Weiss.

Page 24: ONIR FIX

Jika sikatrik entropion masih mengganggu, atau prosedur yang dilakukan

gagal, lamellar posterior tambahan akan sangat membantu. Suatu cangkokan

mungkin ditempatkan antara konjungtiva/retraktor kelopak bawah dan

perbatasan inferior tarsal. Berbagai material cangkok yang tersedia meliputi

tulang rawan telinga, langit-langit keras, dan selaput lendir. Terbentuknya

jaringan parut, dan defek produksi lamellar posterior, bahan cangkok

diletakkan dengan jahitan yang bisa diserap dan kelopak akan dapat

disembuhkan dengan jahitan yang direnggangkan. Lamellar posterior tersebut

menyebabkan kelopak mungkin tidak dapat menarik kembali saat melihat ke

bawah.

Gambar 12. Posterior lamella grafting.

Page 25: ONIR FIX

KOMPLIKASI

1. Konjungtivitis

Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan

pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan

konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.

2. Keratitis

Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi

kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut

akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

3. Ulkus kornea

Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya

disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt

menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera

berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau seperti

ada yang mengganjal di dalam mata.

4. Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan

posisi tarsal yang buruk.

PROGNOSIS

Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan

pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan

penyakitnya.

Page 26: ONIR FIX

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

2. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.

3. Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html

4. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair of involutional lower lid entropion: a three year follow up study. Ophthalmologica 2003; 217: 265-272

5. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000

6. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4

7. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74

8. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual? Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51

9. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.

10. Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane Batabase for Systematic Review, 2002.

11. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:1407–1410.

12. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the office. Ocular Surgery News, 2004