Parasitologi

49
PARASITOLOGI PENDAHULUAN

Transcript of Parasitologi

PARASITOLOGI

PENDAHULUAN

MUHAIMIN RAMDJA

Master of Science in Tropical Medicine

Mahidol University, Bangkok THAILAND

LEARNING OBJECTIVES

1. Menjelaskan definisi parasitologi

2. Menjelaskan istilah-istilah hubungan hospes parasit

3. Menjelaskan konsep zoonosis

4. Menjelaskan cara penularan parasit

5. Menjelaskan klasifikasi parasit

•Tumbuhan dan hewan diciptakan sebagai makhluk mandiri

•Bersaing untuk bertahan hidup

•Hanya yang mampu beradaptasi yang bertahan hidup

•Diantaranya ada menggantungkan diri kepada makhluk lain untuk mendapatkan makanan dan perlindungan

•Adalah cabang Biologi yang mempelajari tentang ketergantungan suatu makhluk kepada makhluk lainnya

•Berasal dari kata PARASITOS=seseorang yang ikut makan. LOGOS=ilmu

DEFINISI

• Ilmu yang mempelajari tentang jasad renik yang hidup di dalam atau pada permukaan jasad lain untuk sementara atau menetap dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari makhluk lain tersebut.

:Organisma yang menumpang

: Organisma yang ditumpangi

Phthirus pubis (kutu kelamin)

Parasit berdasarkan jasad:

1. Zooparasit=Parasit berupa hewan• Protozoa=Hewan bersel satu• Metazoa=Hewan bersel banyak

• Helminthes=cacing• Arthropoda=serangga

Parasit berdasarkan jasad:

2. Fitoparasit=parasit berupa tumbuhan• Bakteri• Fungus (jamur)

3. Spirochaeta dan Virus

Parasit berdasarkan hospes:

1. Animal Parasite: Parasit yang menyerang hewan

2. Plant Parasite: Parasit yang menyerang tumbuhan

3. Medical Parasite: Parasit yang menyerang manusia

HOSPES

1. Hospes Definitif: Tempat hidup parasit, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara sexual

2. Hospes Perantara: Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif dan siap ditularkan ke hospes lainnya.

HOSPES

3. Hospes Reservoir: Hewan yang mengandung spesies parasit dan menjadi sumber penularan bagi manusia

4. Hospes Paratenik: Hewan yang mengandung stadium infektif parasit tanpa menjadi dewasa dan dapat ditularkan kepada hospes lainnya

PARASIT• Hidup menumpang pada makhluk lain,

biasanya makhluk yang ditumpangi memiliki ukuran yang lebih besar

• Tujuan menumpang adalah untuk mendapatkan perlindungan dan makanan (physical protection and nourishment)

ISTILAH-ISTILAH

• Komensalisma: apabila PARASIT mendapat keuntungan dari HOSPES, sedangkan HOSPES tidak mendapat keuntungan dan juga tidak dirugikan

• Mutualisma: apabila PARASIT dan HOSPES sama-sama mendapat keuntungan

ISTILAH-ISTILAH

• Simbiosis: hubungan yang erat antara dua organisma

• Vektor: hospes yang menularkan penyakit kepada manusia

• Vektor Biologis: jika keberadaannya penting untuk kelangsungan hidup parasit

• Vektor Mekanis atau phoretic: jika keberadaannya tidak penting untuk siklus hidup parasit

ISTILAH-ISTILAH

• Predator: organisma yang menyerang dan membunuh organisma lain untuk mendapatkan makanan. Organisma yang dibunuh dan dimakan disebut MANGSA

• Parasitologi Klinis: Parasitologi yang mempelajari tentang parasit yang menyerang manusia dan akibat yang ditimbulkannya.

ISTILAH-ISTILAH

• Parasit Insidental: Parasit yang secara kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya.

• Pseudoparasit: Suatu artefak yang disangka parasit

• Parasit Koprozoik: Suatu spesies asing yang melewati tractus digestivus tanpa menyebabkan infeksi pada manusia

HUBUNGAN HOSPES-PARASIT

• Parasit Monoksen: Parasit yang dapat hidup hanya pada satu macam hospes– Contoh: Enterobius vermicularis

• Parasit Poliksen: Parasit yang dapat hidup pada lebih dari satu macam hospes– Contoh: Trichinella spiralis

HUBUNGAN HOSPES-PARASIT

• Parasit Permanen: Parasit yang hidup pada tubuh hospes sejak larva sampai dewasa.– Contoh: Ascaris lumbricoides

• Parasit temporer: Parasit yang hidup bebas dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mendapatkan makanan.– Contoh: Aedes aegypti

HUBUNGAN HOSPES-PARASIT

• Ektoparasit: Parasit yang hidup di luar tubuh hospes (Investasi)– Contoh: Pediculus humanus capitis

• Endoparasit: Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes (Infeksi)– Contoh: Balantidium coli

HUBUNGAN HOSPES-PARASIT

• Parasit obligat: Parasit yang berdiam secara tetap di dalam tubuh hospes dan seluruh hidupya tergantung kepada hospes tersebut– Contoh: Necator americanus

• Parasit fakultatif: Parasit yang dapat hidup bebas dan dapat pula hidup sebagai parasit– Contoh: Strongyloides stercoralis

HUBUNGAN HOSPES-PARASIT

• Spesies nyamuk Anopheles tertentu lebih menyukai darah manusia jika tersedia. Keadaan ini disebut Anthropophilic

• Beberapa jenis parasit seperti Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum dan Trichinella spiralis dapat menginfeksi berbagai hospes, termasuk manusia.

ZOONOSIS

• Kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai macam hospes (hewan dan manusia), menimbulkan istilah ZOONOSIS.

• Zoonosis=penyakit hewan.

• Makna zoonosis mengalami perkembangan menjadi “penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia”.

PEMBAGIAN ZOONOSIS

• Euzoonosis: Jika parasitosis lazim terjadi pada hospes reservoir dan lazim juga pada manusia

• Parazoonosis: Jika parasitosis pada manusia jarang terjadi (manusia merupakan hospes insidental)

Koegel (1959):

• Mengemukakan istilah ANTHROPOZOONOSIS untuk penularan penyakit dari hewan ke manusia. Umumnya berupa infeksi langsung seperti Trichinosis, cysticercosis, atau sebagian besar penyakit yang ditularkan oleh hospes perantara serangga dan mollusca.

Wagener (1957)

• Zooanthroponoses; Penyakit yang berasal dari manusia dan menular ke hewan vetebrata

• Nelson (1960): Amphixenoses, penyakit yang lazim terjadi pada manusia dan hewan vertebrata lainnya. Manusia dan hewan dapat saling menularkan.

SUMBER INFEKSI PARASIT

• Air atau tanah yang terkontaminasi

• Makanan yang mengandung larva infektif

• Serangga penghisap darah

• Hewan piara atau hewan liar yang mengandung parasit

• Orang lain

• Diri sendiri

Air atau tanah yang terkontaminasi:

• Tanah merupakan sumber penularan bagi Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang, Strongyloides stercoralis

• Air dapat menjadi sumber penularan Ameba, Flagellata intestinal, telur Taenia solium, serkaria infektif Trematoda Darah.

Makanan yang mengandung larva infektif:

• Ikan air tawar menjadi sumber penularan Diphyllobothrium latum dan Clonorchis sinensis

• Ketam dan udang sumber penularan Paragonimus westermani

• Daging babi sumber penularan Taenia solium

• Daging sapi sumber penularan Taenia saginata.

Serangga penghisap darah:

• Malaria

• Leishmania

• Trypanosoma

• Filaria

Hewan piara dan hewan liar

• Anjing sumber penularan kista hydatid Echinococcus granulosus, visceral larva migrans Toxocara canis

• Hewan Herbivora sumber penularan Trichostrongylus spp

Orang lain

• Sumber penularan Entamoeba histolytica, Enterobius vermicularis, Hymenolepis nana, Pediculus humanus capitis.

Diri sendiri

• Infeksi yang berasal dari diri sendiri disebut autoinfeksi.

• Penularan autoinfeksi dapat terjadi pada Enterobius vermicularis dan Strongyloides stercoralis

Portal of entry into the body

• Untuk endoparasit pintu masuk parasit ke dalam tubuh adalah MULUT

• Mulut merupakan pintu masuk untuk kista matang Ameba, telur matang Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Enterobius vermicularis.

Menembus kulit

• Cacing Tambang

• Strongyloides stercoralis– Memasuki tubuh dengan cara menembus kulit

secara aktif.

Menembus kulit:

• Malaria

• Leishmania

• Trypanosoma

• Filaria– Berkembang menjadi bentuk infektif dalam

tubuh serangga– Masuk ke dalam tubuh hospes dengan

menembus kulit melalui serangga

Cara penularan lain:

• Inhalasi, telur E. vermicularis dapat terhisap melalui pernafasan

• Transplasental (congenital), infeksi Toxoplasma gondii

• Transmamary, infeksi Strongyloides, Ancylostoma

• Hubungan sex, infeksi Trichomonas vaginalis

Exposure vs Infection

• Terpapar terhadap infeksi adalah proses inokulasi. Infeksi memiliki konotasi “mengambil” yang kemudian agen infeksi mapan di dalam tubuh hospes.

• Seringkali istilah infeksi digunakan untuk keadaan yang sebetulnya termasuk kategori inokulasi.

• Contoh: Terpapar E. hystolytica tanpa kolonisasi

Biologic vs Clinical Incubation

• Masa Inkubasi Biologik berakhir segera setelah parasit atau produknya ditemukan tinja atau eksreta lainnya, di sirkulasi darah, biopsi atau melalui prosedur diagnostik lainnya.

• Inkubasi biologik disebut juga MASA PREPATEN (Prepatent Period).

Biologic vs Clinical Incubation

• Inkubasi Biologik berhubungan dengan perkembangan parasit.

• Inkubasi Klinis adalah jarak waktu antara terpapar parasit sampai munculnya simtom yang paling awal.

Nama Parasit:

• Nama Lokal, nama umum, nama ilmiah.

• “Cacing benang” di AS adalah Strongyloides stercoralis, sedangkan “cacing benang” di Inggris adalah Enterobius vermicularis.

• Untuk mengatasi hambatan bahasa, maka diperlukan nama ilmiah yang dimengerti secara universal

Nama Parasit

• Binomial scientific name, menggunakan bahasa Latin atau Yunani.

• Umumnya terdiri dari dua patah kata. Kata pertama adalah nama genus, dan kata kedua adalah nama spesies (binomial nomenclature).

• Nama genus dimulai dengan huruf besar, nama spesies dimulai dengan huruf kecil.

Nama Parasit

• Nama genus dan nama spesies tidak boleh salah tulis.

• Nama genus dan nama spesies harus tampil beda dengan sekelilingnya, dengan cara dicetak miring atau digarisbawahi.

• Contoh:

Ascaris lumbricoides

Klasifikasi Parasit

• Organisma Parasit dikelompokkan ke dalam Kingdom, Subkingdom, Phylum, Class, Subclass, Order, Suborder, Family, Genus, Spesies.

• Pengelompokan berdasarkan ciri morfologi atau karakter biokimiawi.

Contoh

• Kingdom Protista

• Subkingdom Protozoa

• Phylum Apicomplexa

• Class Sporozoea

• Subclass Coccidia

• Order Eucoccidia

• Suborder Haemosporina

Contoh

• Family Plasmodiidae

• Genus Plasmodium

• Spesies Plasmodium vivax

Cabang-cabang Parasitologi:

• Entomologi (Serangga)

• Helmintologi (Cacing)

• Protozoologi (Protozoa)

Bahan Bacaan

1. Neva FA, Brown HW. Basic Clinical Parasitology. 6th ed.

2. Despommier DD, Gwadz RW, Hotez PJ, Knirsch CA. Parasitic Diseases. 4th ed.

3. Gillespie SH, Richard DP. Principles and Practice of Clinical Parasitology

4. Beaver PC, Jung RC, Cupp EW. Clinical Parasitology. 9th ed.