Pelatihan Pemetaan Dasar.docx

download Pelatihan Pemetaan Dasar.docx

of 31

Transcript of Pelatihan Pemetaan Dasar.docx

LAPORAN KEGIATANPELATIHAN ILMU UKUR TANAH

Di susun oleh :MUHAMMAD IDAMAN : W 952 TAPAK RAWAYAYAN APRIADI : W 947 TAPAK RAWA

PELATIHAN ILMU UKUR TANAH2014JATINANGOR

KATA PENGANTARSegala puji syukur patut kita persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya laporan ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya.Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah dan assisten dosen sera koordinator yang turut membantu mengarahkan dan membimbing kelompok kami dalam menyelesaikan laporan ini.Penyelesaian tugas laporan kegiatan pelatihan ini tentunya tidak lepas dari bimbingan materi dan pembelajaran yang telah disampaikan oleh dosen. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Arif Rohman , ST , M.T, Bapak Ir. Achmad Ruchlihadiana T,MM. dan Bapak Hidayat Mustafa ST,MT. selaku dosen yang telah membimbing kami selama menjalani kegiatanPelatihan Ilmu Ukur Tanah. Sehingga kami dapat menyusun dan membuat laporanAdapun laporam ini merupakan laporan praktikum dari Ilmu Ukur Tanah.Akhirkata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada pembaca.Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan.Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.Bandung, Maret 2014 Penyusun

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIlmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan.Ilmu geodesi mempunyai dua maksud :a.Maksud ilmiah :menentukan bentukpermukaan bumib.Maksud praktis:membuat bayangan yangdinamakan petadari sebagianbesar atau sebagian kecil permukaan bumi.Seperti yang kita ketahui bahwa bumi ini tidaklah rata, melainkan cenderung bergelombang dikarenakan bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah.Maka untuk dapat menggambarkan bagian permukaan bumi ini diperlukan suatu bidang perantara yang sedemikian rupa dibuat hingga pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan lebih mudah.

1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dari ilmu ukur tanah yaitu untuk mendapatkan bayangan dari keadaan lapangan dengan menentukan tempat (unsur, jarak dan sudut) siatas permukaan bumi terhadap satu sama lain. Adapun tujuan praktikumnya adalah sebagai berikut:1) Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit. 2) Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan Theodolit.3) Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut

1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan yag telah disebutkan di atas, maka kami bisa merumuskan masalahnya sebagai berikut :1. Melakukan praktek pengukuran kerangka dasar vertical1. Melakukan praktek pengukuran kerangka dasar horizontal1. Melakukan praktek pengukuran titik titik detail1. Memahami tata cara dan panduan penggunaan alat dan pengukuran1. Mengetahui tata cara input data dan hitungan1. Mengetahui tata cara digitasi dan layout peta

BAB IIPENGUNAAN WATERPASS DAN KERANGKADASAR VERTICAL2.1 Sasarana. Bisa menggunakan alat waterpassb. Mengetahui kebutuhan kebutuhan alat yang digunakanc. Mengetahui beda tinggi Antara 2 titik rambu yang diukurd. Mengetahui bentuk dan proses kerangka dasar verticale. Mengetahui cara penghitungan kerangka dasar vertical

2.2 Peralatan yang digunakan a. 1 buah Waterpass series Topcon AT-B3b. 2 buah Rambu ukur c. 1 buah statifd. Alat tulis& form data pengukurane. Payung f. Meteran

2.3 Teori singkatWaterpass adalah alat yang digunakan untuk menentukan beda tinggi atau perbedaan elevasi antara dua titik yang diukur. Alat tersebut juga digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical maupun horizontal. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara titik - titik akan dapat ditentukan dengan garis sumbu pada alat yang ditunjukan pada rambu ukur yang vertikal. Misalnya bumi, bumi mempunyai permukaan ketinggian yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dapat diketahui maka tinggi titik kedua dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama diketahui tingginya.Rambu ukur adalah alat yang digunakan sebagai acuan untuk hitungan yang dibaca. Statif / kaki tiga adalah alat yang digunakan untuk memasangkan alat ukur, juga berfungsi untuk membantu mendatarkan posisi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.Dengan menggunakan waterpass dan rambu ukur, kita dapat mengukur beda tinggi dengan menghitung tinggi dari rambu muka dan rambu belakang. Untuk menghitung beda tinggi itu sendiri bisa menggunakan rumus bacaan rambu belakang dikurangi dengan bacaan rambu muka.

2.4 Panduan Penggunaan Waterpass2.4.1 Sentring1. Dirikan statip dan pasang alat waterpass diatasnya setelah itu rendahkan semua kaki kiap2. Ketengahkan gelembang nivo dengan mengeser 2 kaki statip, melonggarkan kaki statip dan dengan cara mengunakan kiap3. Setelah gelombang nivo sudah berada ditengah, alat sudah siap untuk digunakan2.4.2 Cara pengukuran1. Letakkan rambu ukur di titik A (Belakang) dan B (Muka).2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik A maupun titik B sama).3. Baca Rambu titik A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):24. Baca rambu titik B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):25. Koreksi maksimum 2mm.6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.7. Hitung jarak alat dengan titik A(Belakang)dA=(BA A BB A)x1008. Hitung jarak alat dengan titik B(Muka).dB=(BA B BB B)x1009. Hitung jarak AB=dA+dB10. Pada pengukuran berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu B menjadi bacaan belakang

2.5 Data dan pengolahan2.5.1 Sketsa pengukuranUNW 06BPN 14JT 06UNW 29P1P4P3P2Titik BMTitik RambuSlagKeterangan :

2.5.2 Hasil pengukuran PENGUKURAN WATERPAS

PENGUKUR : Kelompok 3

DAERAH : Depan BSG

PERGI DOUBLE STAND

satuan dalam desi meter (dm)

TITIKBENANG TENGAHBENANG ATAS (BA)J A R AKBEDA BEDA TITIK

Stand 1BENANG BAWAH (BB)BelakangMukaTINGGI

Stand 2(BB+BA)=2BT Db DmTINGGIRATA-RATA

BelakangMukaBelakangMuka

UNW062.2561.3422.3721.4202315.80.9140.9145UNW06

12.1421.2621

2.2521.3370.915

P1P1

P12.0900.9582.1681.08615.825.81.1321.1315P1

22.0100.8282

2.1691.0381.131

BPN014BPN014

BPN0141.0051.2151.1121.27921.412.8-0.210-0.21BPN014

30.8981.1513

1.0421.252-0.210

P2P2

P21.0460.8781.1040.97911.620.50.1680.1675 P2

40.9880.7744

1.1020.9350.167

JT06JT06

JT060.6342.4850.7562.57924.217.2-1.851-1.8515JT06

50.5142.4005

0.6312.483-1.852

P3P3

P31.6870.9491.7591.01414.412.90.7380.7375P3

61.6150.8856

1.6950.9580.737

UNW29UNW29

UNW290.8282.0590.8852.11311.710.9-1.231-1.2305UNW29

70.7682.0047

0.9752.205-1.230

P4P4

P41.4201.0791.4581.1297.610.90.3410.341 P4

81.3821.0288

1.4411.1000.341

UNW06UNW06

JUMLAH129.71260.000m

PENGUKURAN WATERPAS

PENGUKUR : Kelompok 3

DAERAH : Depan BSG

PULANG DOUBLE STAND

satuan dalam desi meter (dm)

TITIKBENANG TENGAHBENANG ATAS (BA)J A R AKBEDA BEDA TITIK

Stand 1BENANG BAWAH (BB)BelakangMukaTINGGI

Stand 2(BB+BA)=2BT Db DmTINGGIRATA-RATA

BelakangMukaBelakangMuka

UNW061.1061.4441.1531.4889.68.7-0.338-0.338UNW06

11.0571.4011

1.0931.433-0.173

P4P4

P42.3031.0732.3531.1271010.81.2301.23P4

22.2531.0192

2.3031.0731.825

UNW29UNW29

UNW291.0761.8121.1361.88911.915.5-0.736-0.736UNW29

31.0171.7343

1.0661.8021.897

P3P3

P32.7560.9062.9891.01846.622.11.8501.85P3

42.5230.7974

2.7600.9102.554

JT06JT06

JT060.9561.1221.0681.18422.512.6-0.166-0.165JT06

50.8431.0585

0.9521.116-3.067

P2P2

P21.3061.1001.3781.18514.317.20.2060.206P2

61.2351.013 6

1.3241.118-0.815

BPN014BPN014

BPN0141.3472.4771.4142.59413.423.3-1.130-1.13BPN014

71.2802.3617

1.3262.456-1.802

P1P1

P11.3822.2951.4622.40616.122.1-0.913-0.914P1

80.4280.8408

1.3882.303-0.915

UNW06UNW06

JUMLAH144.4132.30.002M

2.5.3 Rumus hitungan

NoHitungRumus

1Benang tengah 2BT = BA + BB

2Benang bawah 2BT BA = BB

3Benang tengahBA + BB 2 = BT

4Beda tinggiBT muka BT belakang = Beda tinggi

5Beda tinggi double standBT muka BT belakang = Beda tinggi

6Jarak BA BB 100 = jarak

Ket : toleransi hitungan 2 mm

2.6 Analisis dan pembahasanMenurut analisis saya, pengukuran pada saat pergi dan pulang mengenai penghitungan jarak pada setiap kali berdiri alat harus disesuaikan. Tujuannya sama untuk meminimalisir kesalahan jika terlalu jauh dari batas toleransi yang telah ditentukan.Perhitungan benang tengah, bisa dihitung dari benang atas (BA) ditambah benang bawah (BB) dibagi 2. Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa keakuratan pada saat melakukan pengukuran dan pembacaan rambu ukur itu sangat diperlukan. Karena bisa saja pada saat kita melihat benang tengahnya dan ketika kita menghitung secara manual, bisa sangat jauh perbedaannya. Sehingga selisih dengan nilai toleransi yang telah ditentukan sangat jauh. Berdasarkan hasil pengukuran, maka dapat dianalisa bahwa ketika pengukuran dimulai dari satu titik A hingga kembali ke titik A tersebut maka akan diketahui bahwa nilainya adalah 0 (nol). Dan bisa dianalisis dan disimpulkan bahwa jumlah slag itu sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri. Dimana ketika jumlah slag yang genap akan sangat berpengaruh dengan tingkat keakuratan dan meminimalisir kesalahan.

2.7 Evaluasi a. Karena masih sangat awal sekali saya menggunakan alat tersebut, sehingga saya masih belum mengerti mengenai sentring alat. Banyak yang hal yang belum saya mengerti bagaimana cara untuk mendirikan statif, memasangkan alat dan mendatarkannya. Sehingga cukup membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan sentring alat tersebut.b. Selama saya melakukan pengukuran menggunakan alat waterpass tersebut, saya cukup mengerti untuk pembacaan yang dilakukan pada rambu ukur. Namun saya masih belum mengerti dengan teknik hitungan dan nilai toleransinya itu sendiri.c. Pada praktikum awal ini, saya masih belum mengerti kenapa jumlah slag harus genap. Dan perbedaan antara jumlah slag yang genap dan jumlah slag ganjil itu seperti apa. Sehingga pada saat melakukan pengukuran, sering terdapat jumlah yang ganjil dengan asumsi untuk mempercepat pergerakan pengukuran. Namun itu langsung dievaluasi di lapangan dan juga langsung diperbaiki. Dan itu juga bisa berpengaruh dengan pencatatan hasil pengukuran yang juga menjadi tidak beraturan.

2.8 KesimpulanSebagai orang yang terbilang awam dalam hal ilmu ukur tanah, saya cukup bisa menyimpulkan dari materi singkat yang di briefingkan sebelum memulai pengukuran. Mengenai penggunaan alat tentunya dan tata cara membacanya. Dari hasil pengukuran yang didapat, maka bisa di rumuskan dan diartikan bahwa jumlah slag itu sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri. Dimana ketika jumlah slag yang genap akan sangat berpengaruh dengan tingkat keakuratan dan meminimalisir kesalahan. Karena dalam satu kali pengukuran, berangkat dari satu titik hingga kembali ke titik tersebut akan didapat nilainya 0 (nol).Dimulai pada saat berdiri alat dan melakukan sentring alat atau mendatarkan, pengaruh personil juga cukup menentukan mengenai kecepatan pada saat melakukan pengukuran. Pengaruh ketelitian seseorang dalam pembacaan nilai hitungan rambu juga sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri. Karena ketika salah dalam pembacaan, akan sangat jauh selisih antara bacaan benang tengah, benang atas dan bawahnya dengan nilai toleransinya.

BAB IIIPENGUNAAN ALAT ETS (Electronic Total Station) DAN KERANGKA DASAR HORIZONTAL3.1 Sasaran a. Bisa menggunakan alat ETS (Electronic Total Station)b. Mengetahui kebutuhan alat yang digunakanc. Mengetahui bentuk dan proses kerangka dasar horizontald. Mengetahui cara penghitungan kerangka dasar horizontale. Mengetahui perhitungan sudut kerangka da5.sar horizontal3.2 Peralatan yang digunakana. 1 buah alat ETS (Electronic Total Station) series GTS 235Nb. 2 buah Reflektor atau Prismac. 3 buah statifd. Alat tulis& form data pengukurane. Payung f. Meteran

3.3 Teori singkat Kerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang datar (x,y) dalam system proyeksi tertentu. Bila dilakukan dengan cara terestris, pengadaan kerangka horizontal bisa dilakukan menggunakan cara triangulasi, trilaterasi atau polygon. Pemilihan cara dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian yang dikehendaki.Electronic Total Station (ETS) adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertical. Alat ETS ini adalah alat pengukur sudut yang juga sudah dilengkapi dengan alat pengukur jarak dengan system elektrolis atau dengan kata lain total station adalah theodolite yang sudah dilengkapi dengan EDM (Electric Distance Meter) sehingga alat tersebut mempunyai koreksi dan batas toleransi ketelitian 5mm.Reflektor prisma adalah alat yang digunakan untuk menjadi sebuah target sasaran yang dipasang di titik titik BM yang telah diketahui. Alat ini dipasang dan didirikan pada titik titik yang diposisikan sebagai Back sight dan juga For sight. Reflector menjadi target sasaran pada saat melakukan pengukuran kerangka dasar horizontal. Statif / kaki tiga adalah alat yang digunakan untuk memasangkan alat ukur, juga berfungsi untuk membantu mendatarkan posisi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.

3.4 Panduan Penggunaan ETS (Electronic Total Station)3.4.1 Sentring1. Dirikan statip dan pasang alat theodolit ETS/reflektor diatasnya setelah itu rendahkan semua kaki kiap theodolit ETS/reflektor2. Simpan alat theodolit ETS/reflektor diatas titik BM dan lakukan focusing ketitik BM3. Ketengahkan gelembang nivo kotak dengan mengeser 2 kaki statip atau melonggarkan kaki statip dengan tetap mempertahankan dekat titik BM4. Selanjutnya tengahkan gelembung nivo tabung dengan menggunakan kaki kiap, pertama menggunakan 2 kaki kiap lalu lakukan kontrol setelah itu mengunakan 1 kiap dan jangan lupa dikontrol lagi5. Setelah semua gelombang nivo sudah berada ditengah lakukan focusing lagi terhadap titik BM dengan cara melonggarkan pengunci alat dan menggeser alat sehingga tepat dititk BM yang dimaksud. 3.4.2 Pengukuran jarak dengan ETS1. Hidukan power theodolit ETS2. Arahkan teropong ke target kiri, kunci gerakan horizontal dan vertikal teropong3. Lakukan fokusing benang silang dan bayangan target, kemudian himpitkan benang silang dengan bayangnan pusat reflektor4. Tekan tombol mede jarak ( ), pilih MEAS kemudian muncul hasil SD (slope distance/jarak miring) dan V (vertikal/ sudut miring), catat hasil ukurannya5. Tekan tombol mede sudut (ANG), pilih 0SET maka bacaan HR(sudut horizintal) menjadi 0. Kemudian tekan kembali tombol mede jarak6. Arahakan teropong ke target kanan, pilih MEAS kemudian muncul hasil SD, V dan HR, kemudian dicatat hasilnya ukurannya3.4.3 Pengukuran sudut Repetisi(Pengukuran sudut tunggal) :1. Tekan tombol mede sudut (ANG), pilih HOLD2. Arahkan teropong ke target kiri, pilih YES maka bacaan HR akan tetap sama dengan bacaaan HR ke target kanan3. Arahkan teropong ke target kanan maka bacaan HR mnejadi 2X lebih besar dari bacaan HR yang kanan pertama setelah itu lakukan proses ini sebanyak 2 kali dalam kondisi teropong biasa (B)4. Putar teropong menjadi luar biasa(LB) dan arahkan teropong ke target kanan lagi, catat HR kanan (dalam kondisi LB)5. Kemudian pilih HOLD dan arahkan teropong ke target kiri, pilih YES maka bacaan HR akan tetap sama dengan bacaan HR ke target kanan dan lakukan proses ini sebanyak 3 kali6. Selanjutnya catat hasil HR kanan (dalam kondisi LB) setelah proses HOLD yang terakhir (ke-3)

3.5 Data dan Pengolahan3.5.1 UNW 06BPN 14JT 06UNW 29Titik BMSlagKeterangan :Sketsa pengukuran

3.5.2 Hasil pengukurantempat alatkedudukankedudukan teropongarah bidikanPEMBACAAN SUDUTSudut (B)

NONIUSRATA-RATASudut rata-rata

IIISudut (LB)

Horizontal (Hz)Jarak Miring (SD)Vertikal'''

BPN 14BBSUNW063595128062657915118634348

FSJT06633516064060900611634347

LBBSJT062433520640582695324

FSUNW061795134626562680809634346

JT06BBSBPN14226392227615882003854424

FSUNW293122346626588801158544235

LBBSUNW291322348626582715533

FSBPN140463925276172713933854423

UNW29BBSJT06730901439778832361370811

FSUNW062101712276159129111370810

LBBSUNW06301710276142682955

FSJT06253090197827127011370809

UNW06BBSUNW292811022640590895423732345

FSBPN1420834274397609125377323475

LBBSBPN142813412439772683357

FSUNW292081022640592700521732350

3.6 Analisis dan pembahasanDari hasil pengukuran yang telah didapat,maka dapat dianalisa bahwa tinggi alat itu harus diketahui karena itu untuk mengukur beda tinggi antara alat ETS dengan target. Dalam beberapa kali berdiri alat juga sempat terdapat kasus tidak diukur tinggi alatnya. Sehingga pengukuran harus diulang dan itu menjadi evaluasi dari tim. Personil yang bertugas untuk mengukur juga tidak bisa sembarang, karena dari setiap personil itu terdapat perbedaan setiap kali melakukan pengukuran.Jadi baiknya setiap kali melakukan pengukuran dan penggunaannya lebih baik oleh 1 orang.Setelah beberapa kali melakukan sentring alat baik itu ETS ataupun reflector, ternyata banyak metode yang bisa dilakukan pada saat sentring alat. Namun itu tergantung dari personil yang melakukan sentring alat itu sendiri baiknya dan enaknya seperti apa.Dengan catatan tingkat kedataran dan sentring pada titik itu benar benar pada tempatnya.3.7 Kesimpulan

BAB IVPENGGUNAAN ALAT ETS (Electronic Total Station) DAN PEMETAAN DETAIL4.1 Sasaran1. Bisa menggunakan alat ETS (Electronic Total Station)1. Mengetahui kebutuhan alat yang digunakan1. Mengetahui bentuk dan proses kerangka detil1. Mengetahui cara penghitungan kerangka detil1. Mengetahui perhitungan sudut kerangka detil4.2 Peralatan yang digunakan1. 1 buah alat ETS (Electronic Total Station) series GTS 235N1. 2 buah Reflektor atau Prisma1. 3 buah statif1. 1 buah jalon1. 1 buah prisma jalon1. Alat tulis & form data pengukuran1. Payung 1. Meteran4.3Teori SingkatKerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang datar (x,y) dalam system proyeksi tertentu. Bila dilakukan dengan cara terestris, pengadaan kerangka horizontal bisa dilakukan menggunakan cara triangulasi, trilaterasi atau polygon. Pemilihan cara dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian yang dikehendaki.Electronic Total Station (ETS) adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertical. Alat ETS ini adalah alat pengukur sudut yang juga sudah dilengkapi dengan alat pengukur jarak dengan system elektrolis atau dengan kata lain total station adalah theodolite yang sudah dilengkapi dengan EDM (Electric Distance Meter) sehingga alat tersebut mempunyai koreksi dan batas toleransi ketelitian 5mm.Reflektor prisma adalah alat yang digunakan untuk menjadi sebuah target sasaran yang dipasang di titik titik BM yang telah diketahui. Alat ini dipasang dan didirikan pada titik titik yang diposisikan sebagai Back sight dan juga For sight. Reflector menjadi target sasaran pada saat melakukan pengukuran kerangka dasar horizontal. Statif / kaki tiga adalah alat yang digunakan untuk memasangkan alat ukur, juga berfungsi untuk membantu mendatarkan posisi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.

4.4 Hasil Praktikum4.4.1 Sketsa pengukuran4.4.2 Hasil data

UNW29000BM

JT0643.96701.044BM

4-16.3025.074-1.22TG

5-20.23418.778-1.351TG

6-7.3810.147-1.252TG

7-5.79411.584-1.247TG

8-4.1228.503-0.252TG

9-7.5236.721-0.247TG

10-10.8744.961-0.518TG

11-14.1253.367-0.763TG

12-18.5541.058-1.075TG

13-17.259-1.353-1.081TG

14-10.7661.979-0.601TG

15-6.5144.189-0.276TG

16-2.6016.187-0.296TG

17-2.6435.955-0.258HL

18-6.2364.101-0.481HL

19-7.6413.375-1.193HL

20-15.448-0.636-1.38HL

21-11.991-6.552-1.451HL

22-7.576-14.675-1.424HL

23-0.454-10.602-1.264HL

241.34-9.631-0.845HL

254.906-7.765-0.606HL

265.694-9.309-0.61HL

270.503-12.397-1.187HL

28-6.877-16.548-1.349HL

29-6.755-19.183-1.185JL

30-1.036-17.315-0.958JL

314.338-15.678-0.734JL

327.422-14.381-0.595JL

3311.3-19.808-0.604JL

346.79-20.446-0.754JL

35-5.373-24.195-1.238JL

368.438-12.061-0.57JL

371.3081.007-0.374JL

38-4.5911.871-0.24JL

394.99116.542-0.236JL

4011.5694.524-0.353JL

4117.113-5.641-0.619JL

4215.142-7.14-0.515JL

4314.147-9.815-0.545JL

4415.276-12.784-0.693JL

4517.312-15.029-0.705JL

4620.121-15.395-0.672JL

4724.733-12.976-0.65JL

4827.868-11.214-0.559JL

4929.497-8.292-0.569JL

5028.443-4.897-0.564JL

5125.985-2.665-0.516JL

5223.5-2.385-0.521JL

5321.594-3.193-0.529JL

5418.0493.35-0.469JL

559.28819.451-0.215JL

5633.967-14.518-0.606JL

5724.101-19.947-0.661JL

5819.453-22.424-0.685JL

5917.76-23.056-0.661JL

6015.92-22.979-0.684JL

6114.318-22.207-0.713JL

6213.139-20.66-0.736JL

6317.783-10.676-0.44PHN

645.767-13.454-0.591PHN

651.72-5.429-0.356PHN

6611.07410.097-0.063PHN

67-3.4124.124-0.239PHN

UNW06-20.23418.778-0.889BM

69-19.84811.794-1.219TB

70-19.34213.309-1.266TB

71-20.1414.625-1.275TB

72-13.88118.005-0.656TB

73-14.97620.472-0.338TB

74-11.49622.34-0.349TB

75-10.17320.131-0.366TB

76-8.20318.612-0.205TB

77-14.76330.54-0.124JL

78-20.43841.059-0.099JL

79-21.21341.653-0.128JL

80-22.24341.387-0.174JL

81-30.18137.248-0.516JL

82-36.17934.029-0.734JL

83-35.49532.619-0.845H

84-34.45330.612-1.304H

85-32.95131.337-1.473H

86-29.71525.748-1.277H

87-26.19419.059-1.282H

88-22.63712.604-1.28H

89-20.16413.818-1.296H

90-20.54714.79-1.234H

91-14.22918.29-0.647H

92-15.46220.712-0.513H

93-11.94922.599-0.153H

94-15.94130.045-0.154H

95-21.78440.069-0.116H

96-28.21536.424-0.376H

97-37.88540.114-0.755H

98-27.56344.534-0.342H

99-19.32148.5810.002H

100-3.47957.5260.07JL

101-2.08440.276-0.046JL

1020.84745.165-0.038JL

1030.85345.163-0.039JL

1040.09146.867-0.048JL

105-1.31148.919-0.046JL

106-2.3249.788-0.055JL

107-4.71850.295-0.034JL

108-7.74848.92-0.065JL

109-13.14345.9-0.039JL

110-14.39143.835-0.032JL

111-14.21541.38-0.055JL

112-12.69138.649-0.054JL

113-10.83937.088-0.006JL

114-8.38637.136-0.025JL

115-6.69337.933-0.064JL

116-1.91429.243-0.156JL

1170.69829.7690.052JL

118-6.52443.2040.141P

BPN1425.66161.3921.154BM

11926.52234.3730.638J

12022.00842.6140.733J

12117.4650.9730.878J

12224.71354.8930.885J

12331.75358.6980.897J

12440.7663.5730.903J

12542.11765.7570.908J

12640.7570.4270.884J

12738.53772.1860.845J

12835.84572.3870.748J

12924.7866.4280.456J

1305.90256.1780.001J

1313.92253.535-0.014J

1324.44250.229-0.071J

1336.60947.45-0.083J

1349.19846.588-0.069J

13511.88647.474-0.125J

13615.91540.116-0.154J

137-3.59257.5070.061J

13818.09269.1770.362J

13940.45782.7251.114J

14053.74458.4980.783J

14158.35450.1410.761J

14253.34647.2510.779J

14347.66157.640.793J

14444.7358.9990.913J

14541.48857.4960.87J

14640.00555.2490.833J

14741.44952.1560.771J

14844.18951.8330.753J

14945.76852.6950.775J

15050.47144.0890.752J

15140.65139.0630.767J

15234.20550.940.872J

15331.33551.9240.893J

15427.9550.0990.865J

15526.94747.2880.837J

15630.01744.5570.801J

15732.68445.4370.795J

15837.30236.9730.687J

15911.43257.540.959H

16024.56533.490.855H

16124.3432.868-0.048H

16211.23456.9540.259H

1637.5751.8180.403P

16423.45531.2340.186P

16543.79154.6090.775P

BPN 1425.66361.3921.09BM

17340.31831.4430.58J

17444.94122.9580.561J

17543.06221.6040.552J

17642.15719.3120.514J

17744.54416.4320.432J

17848.23517.5120.457J

17949.99718.7370.528J

18050.30821.2450.648J

18148.57124.5130.671J

18242.30836.0120.68J

18352.07341.1470.645J

18458.05629.9740.629J

18555.79928.1620.604J

18655.5725.3040.589J

18758.40223.3840.562J

18861.86624.6520.61J

18963.5527.140.655J

19063.03829.3930.749J

19155.9242.6020.71J

19260.97845.4310.688J

19369.40429.8670.583J

19475.7518.1170.571J

19580.8729.2350.54J

19633.27621.7930.479J

19741.1237.2760.251J

19851.6712.8040.387J

19964.79719.7520.529J

20066.63120.0040.521J

20168.87218.950.55J

20270.74115.130.524J

20370.71712.6180.505J

20469.58310.8840.456J

20556.2153.757-0.064J

20639.953-4.938-0.529J

20736.988-5.647-0.584J

20834.314-4.216-0.638J

20932.717-0.859-0.611J

21033.182.265-0.596J

21135.4934.252-0.582J

21227.33619.201-0.394J

21339.558-11.659-0.606J

21441.373-10.644-0.58J

21547.644-7.24-0.407J

21649.243-6.389-0.356J

21758.552-1.332-0.13J

21874.3846.9780.465J

21930.97221.090.862J

22030.92420.922-0.084J

22138.5117.2990.858J

22238.3497.186-0.416J

22343.446-1.9790.867J

22443.344-2.024-0.522J

22554.3053.7660.835J

22654.3013.707-0.166J

22768.39411.3830.889J

22868.32311.3550.353J

22970.04113.5410.87J

23079.77815.3940.883P

23164.741-2.7671.842P

23259.931-6.5460.276B

23351.975-11.2970.261B

23450.461-12.1480.249B

23544.052-15.6580.269B

23642.535-16.4780.241B

23736.158-19.4920.253B

23830.4818.979-0.056

23927.52524.261-0.1036

24044.95518.6580.4286

24158.03425.6470.5936

24257.84334.4810.7366

4.5 Analisis dan pembahasanDari hasil pengukuran detail, ternyata ada beberapa hal yang sangat harus diperhatikan.Dimulai dari membuat sketsa daerah yang diukur sebelum melakukan pengukuran.Karena kerap kali terjadi sering terjadi kebingungan dalam melakukan pengukuran dan penulisan titik titik yang diukur dan di sketsa. Dalam detail pengambilan data areal seperti belokan jalan, itu harus lebih banyak diambil titik titiknya agar pada saat downloading data ke dalam computer bisa terlihat bentukan medan dan kelokan jalannya itu sendiri.Dalam pengambilan data kontur atau ketinggian, tidak bisa kita mengambil tinggi atas dan tinggi bawah meskipun itu dalam satu kelurusan. Namun titik titik yang diambil pada saat ingin menentukan titik titik kontur pun harus diatur jaraknya sehingga pada saat olah data bentukan medan dan konturnya bisa lebih terlihat. Pada saat menggunakan alat, yang perlu diperhatikan adalah penamaan pada saat pengambilan titik titik detail itu sendiri.Sering terjadinya tumpang tindih penamaan atau double yang nantinya bisa menghambat pada saat pengolahan data.4.6 Evaluasi Masih kurang teliti dalam melakukan pengukuran detail, karena masih sering terjadi kesalahan dalam melakukan penamaan di alat ETS yang dipakai. Masih belum teliti untuk pengambilan titik titik detailnya. Sehingga pada saat olah data, kurang tergambar bentukan medan dan bentukan konturnya itu sendiri. Pada saat olah data sehingga titik titik data yang diambil banyak yang double dan tidak jelas. Pada saat melakukan pengambilan sudut biasa dan luar biasa masih terjadi tidak dilakukan pengambilan sudut biasa dan luar biasanya.4.7 KesimpulanDalam melakukan pengukuran kerangka detail, harus sangat diperhatikan untuk pengambilan titik titik nya. Agar bentukan medan, bentukan kontur, beda tingginya bisa terlihat sama dengan kenyataannya pada saat pengolahan data di computer. Pengukuran titik titik detail yang dilakukan, harus sangat diperhatikan dalam penamaan dan juga pada saat perpindahan titik. Karena riskannya pada saat perpindahan titik pengukuran, masih terjadi kesalahan penamaan ketika akan melakukan pengambilan titik titik detail.Sebaiknya sebelum melakukan pengukuran titik titik detail, dibuat sketsa nya terlebih dahulu dan disepakati mengenai penamaan penamaan nya. Sehingga pada saat melakukan pengambilan titik titik detail itu sendiri tidak bingung lagi untuk penamaannya.4.8 Downloading dataSetelah melakukan pengukuran, data data yang telah didapat akan diolah dan dijadikan dalam bentuk informasi. Baik itu area, sudut, beda tinggi, bentukan medan, bentukan kontur dan lain lain. Tahap selanjutnya setelah melakukan pengukuran adalah melakukan downloading data ke dalam computer.Setelah data hasil pengukuran itu didapat, data harus dipindahkan dulu ke dalam computer untuk dilakukan pengolahan itu sendiri.Berikut tahapan downloading data :Tahapan downloading data ke computer1. Nyalakan Laptop atau Komputer yang sudah diinstall aplikasi dari topconlink Topconlink adalah aplikasi khusus yang dipakai untuk memindahkan dan melakukan downloading dari alat ETS yang digunakan untuk pengukuran ke dalam computer.1. Nyalakan alat ETS yang sudah dipakai dalam melakukan pengukuran1. Hubungkan alat ETS dengan Laptop atau computer dengan menggunakan kabel data khusus yang ada pada alat1. Buka aplikasi Topconlink yang sudah diinstall dan siapkan file penerima Buka aplikasi topconlink Klik File dan pilih Import from Device Atur port di computer yang sesuai dengan kabel alat ETS Muncul tabel dan kemudian pilih Topcon Total Stations, kemudian pilih Add New Station dan buat nama/seri alat yang sudah dipakai pengambilan data, dan muncul file dalam bentuk .txt Klik 2 kali file tersebut dan data siap didownload Catatan; jangan dulu di start ketika pada saat file yang akan di transfer di alat belom disiapkan1. Siapkan data yang akan didownload Nyalakan alat Kemudian pilih menu Tekan tombol F4 2 kali kemudian pilih Data Transfer (F1) Kemudian pilih GTS Format di tombol F1 Kemudian pilih Send data di tombol F1 Ada 2 pilihan transfer data Meas Data dan Coordinat Data. Dan Pilih Meas Data di tombol F1 Catatan; pastikan format parameters alat dengan format pengiriman data itu sama Setelah siap, pilih yes1. Di dalam aplikasi setelah data berhasil berpindah Rename data yang telah didownload Kemudian buka File dan editing data