PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID...
Transcript of PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID...
PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theology Islam (S.Th.I)
oleh
AHMAD AQIB
NIM : 11530062
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
v
MOTTO
{: قال تعالى
{
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al-Hujurat :13)
م مه تعلم الق رآن وعلمه ( عه النبي صلى اللهم عليه وسلم قال: ) خير ك
Artinya "Nabi saw bersabda : sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannaya". (H.R al-Bukhari, s}ah}i>h} al-Bukha>ri, kita>b fad}a>’il al-Qur’a>n, no. 4639).
« لى صلح أهل القرآن صلح الناس: » كان ميمىن به مهران يقىل
Artinya : Mimu>n bin Mahra>n berkata: "jika ahl al-Qur’an baik maka ummat manusia akan menjadi lebih baik" (al-A<juri>, akhla>q h}amalah al-Qur’a>n)
Berhenti tak ada tempat di jalan ini.
Sikap lamban berarti mati.
Siapa bergerak, dialah yang maju ke
depan. Siapa berhenti, sejenak
sekalipun pasti tergilas
(Muhammad Iqbal)
Suatu usaha tidak akan pernah tercapai
dan berhasil kalau hanya diangan-angan
saja. Sebab ada usaha tidak ada niat dan
kemauan untuk bergerak mustahil akan
sukses (Mario Teguh)
vi
PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:
- Ta’dzimku dan terima kasih yang tak terhingga, kuhaturkan kepada
Bapak, Ibuk, Mbah Putri, Mbah Kakung, dan semua keluarga
besarku terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
- Sahabat-sahabatku seperjuangan TH angkatan 2011 yang dengan
penuh keakraban selalu menemani hari-hariku dan dengan
ketulusannya memberikan semangat, terima kasih teman semoga
persahabatan ini sampai akhir hayat kelak.
- Teman-teman di Krapyak dengan semangat serta dorongan kalian,
memberi harapan baru untuk menyelesaikan skripsi ini.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan
skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987
dan Nomor 0543b/U/1987
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba‘ B be ب
Ta' T te ت
s\a S\ es (titik di atas) ث
Jim J je ج
h}a‘ H{ ha (titik di bawah) ح
Kha' kh ka dan ha خ
Dal d de د
z\al z\\ zet (titik di atas) ذ
ra‘ r er ر
Zai z zet ز
Sin s Es س
syin sy es dan ye ش
s}ad s}} es (titik di bawah) ص
d}ad d{ de (titik di bawah) ض
t}a'> t} te (titik di bawah) ط
z}a z} zet (titik di bawah) ظ
ain ‘ koma terbalik ( di atas)‘ ع
gain g Ge غ
viii
fa‘ f Ef ؼ
qaf q Qi ؽ
kaf k Ka ؾ
lam l El ؿ
mim m em ـ
nun n en ف
wawu w we و
ha>’ h h هػ
hamzah ’ apostrof ء
ya' y ye ي
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap
ditulis muta’addidah متعددة
Ditulis ‘iddah عدة
III. Ta’ Marbutah diakhir kata
a. Bila dimatikan tulis h
ditulis H}ikmah حكمة
Ditulis Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.
’<ditulis Kara>mah al-auliya كرامة االولياء
ix
c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah
ditulis t.
ditulis Zaka>t al-fit}rah زكاة الفطرة
IV. Vokal Pendek
fath}ah ditulis a
kasrah ditulis i
d{ammah ditulis u
V. Vokal Panjang
1 FATHAH + ALIF
جاهلية
ditulis
ditulis
a>
Ja>hiliyah
2 FATHAH + YA’MATI
تنسىditulis
ditulis
a>
Tansa>
3 FATHAH + YA’MATI
كريم
ditulis
ditulis
i>
Kari>m
4 DAMMAH + WA>WU MATI
فروض
ditulis
ditulis
u>
Furu>d{
VI. Vokal Rangkap
1 FATHAH + YA’ MATI
بينكمditulis
ditulis
Ai
bainakum
2 FATHAH + WA>WU MATI
قوؿ
ditulis
ditulis
Au
qaul
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
x
ditulis a antum أأنتم
ditulis u’iddat اعدت
ditulis la’in syakartum شكرتم نلئ
VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah
ditulis dengan menggunakan "al"
ditulis al-Qur’a>n القرآن
ditulis al-Qiya>s القياس
'<ditulis al-Sama السماء
ditulis al-Syams الشمس
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya
-ditulis Z|awī al ذوى الفروض
Furu>d{
-ditulis Ahl al اهل السنة
Sunnah
xi
ABSTRAK
Dalam sejarah peradaban Islam, tauhid merupakan salah satu term ilmu yang
banyak diperdebatkan dikalangan ulama. Perdebatan juga beragam mulai dari sekedar
pedebatan teoritis maupun praktis. Dari sini muncul berbagai pandangan dari masing-
masing zaman dimana tauhid tumbuh dan berkembang. Zaman klasik dengan nuansa
tauhid yang sakral, hanya berkutat pada ranah teologi saja. Zamam modern abad 20
masih sama dangan sebelumnya namun, hal ini tidak berlangsung lama. Penelitian ini
selanjutnya ingin menempatkan sosok Siti Musdah Mulia salah seorang pemikir
Muslimah progresif dipandang layak untuk peneliti kaji. Hal ini didasari setelah peneliti
membaca, mengamati, beberapa karya bentuk buku, artikel, maupun jurnal Musdah
Mulia yang selalu mengedepankan tauhid sebagai landasan berpikirnya. Disamping itu
Musdah ialah seorang aktivis sosial dan konsern terhadap isu-isu gender. Budaya
patriarki yang mengakar di masyarakat membuat perempuan menjadi korban untuk
dihina, dilecehkan, tidak dihargai, dijadikan sebagai alat kebutuhan pemuas biologis
laki-laki, sampai korban pembunuhan. Sebagai pemerhati persoalan perempuan Musdah
Mulia dengan gigih berjuang untuk menjadikan perempuan sebagai manusia terhormat.
Mengahapus budaya patriarki yang diwarisi dari zaman jahiliyah. Penelitian ini bersifat
studi pemikiran tokoh. Fokus kajian peneliti adalah bagaimana pandangan Musdah
Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid, struktur epistemologi pemikiran dan
implikasinya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian library research dan tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam mengumpulkan data adalah, pertama, mencari data tentang profil
Musdah Mulia untuk memaparkan latar belakang keluarga, pendidikan, buah karya, dan
penghargaan,juga memaparkan periodisasi pemahaman tauhid dari klasik dan modern.
kedua mengamati dan menganalisis epistemologi pemikiran Musdah Mulia terkait
dengan sumber pengetahuan, dan metodologi memperoleh pengetahuan, melalui karya,
dan hasil wawancara. ketiga memaparkan pemahaman tauhid Musdah Mulia beserta
implikasinya terhadap kesetaraan gender. Karena berkaitan dengan epistemologi maka
peneliti akan menggunakan alanisa epistemologi dengan metode deduktif dan induktif.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sumber epistemologi Musdah
Mulia dalam memahami tauhid adalah dari teks al-Qur’an dan hadis.selain itu juga
merujuk pada pemikir Muslim, sumber sejarah (historis) dan pengalaman empiris
dengan metode deduktif dan induktif. Tauhid menurut Musdah adalah esensi dari Islam
sendiri dengan mengusung prinsip universal yang tertuang dalam teks al-Qur’an dan
hadis. Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang tertindas, menjamin
keadilan bagi laki-laki mauoun perempuan, memandang bahwa manusia setara di
hadapan allah dan tauhid mempersaudarakan umat manusia. Implikasi pemahaman
tauhidnya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan adalah baik laki-laki maupun
perempuan sama mempunyai hak untuk menjadi khalifah kaarena tauhid memandang
manusia setara. Tiadak ada yang lebih unggul maupun rendah derajatnya.
xii
KATA PENGANTAR
سالم علي الحمد هلل رب العالمين . وبه نستعين علي أمورا لد نيا وا لد ين , والصالة وال وا لمرسلين وعلي آ له وأصحابه أجمعين , أ مابعد أشرف األنبياء
Segala puji syukur bagi Allah SWT, dengan segala pujian yang tak ada
henti, penyusun penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah-Nya, sehingga dengan ridha dan inayahnya penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penyusun haturkan
bagi Nabi Muhammad, Keluarga dan para Sahabat.
Terselesaikannya skripsi ini penyusun sadari betul tidak lepas dari
bantuan banyak pihak, maka dari itu rasa ta’zim , penulis mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Drs.H.Akh Minhaji, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr Syaifan Nur M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Dr.Phil. Sahiron Syamsuddin,M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
4. Bapak Afdawaiza, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
5. Bapak Muh. Hidayat Noor, S.Ag, M.Ag sebagai Penasehat Akademik
yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya dalam membimbing
xiii
penulis, beliau yang senatiasa membimbing dan mengarahkan penulis
selama menempuh kuliah.
6. Ibu Dr. Inayah Rahmaniyah, S.Ag, M.Hum, MA. selaku pembimbing ,
yang telah memberikan bimbingan, masukan, mengoreksi, yang membuat
penulis lebih termotivasi dalam menulis sampai akhirnya skripsi ini
terselesaikan. Mohon maaf karena telah banyak menyita waktu, perhatian
serta tenaga.
7. Ibu Prof. Dr. Siti Musdah Mulia selaku tokoh yang penulis angkat sebagai
judul skripsi. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas masukan
dan ketersediannya untuk diwawancarai meskipun tidak secara langsung.
Juga terima kasih atas kenang-kenangan berupa buah karya Ibu Musdah
yang jauh-jauh dikirim langsung dari Jakarta. Semoga penulis bisa
semakin termotivasi dengan ide-ide Ibu Musdah dalam meyuarakan hak-
hak keadilan dan kesetaraan sesama manusia.
8. Kepada seluruh Bapak dan ibu Dosen civitas ushuluddin khususnya
jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang telah memberikan pengajaran,
bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa IAT.
9. Terima kasih Bapak dan Ibu salam ta’dzim dari penulis yang selama ini
selalu engkau doa’akan, beri nasihat, masukan dan motivasi sehingga
skripsi ini selesai. Pengorbanan jenengan dalam membimbingku sangat
luar biasa.
10. Teruntuk adeku Zaka syukron atas semangat dan motivasinya, Simbah
Putri, Simbah Kakung yang tak henti-hentinya mendoakan dan
xiv
menasihati penulis. Dan keluarga besar al-Ishlah yang selalu suport dan
setia menyemangatiku hingga skripsi ini selesai.
11. Almamaterku pondok MAK ath-Thullab Kudus, teman-teman MAPK
angkatan 2008,
12. Teman-teman seperjuangan TH angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan
saatu-satu tak bosan-bosannya penulis mintai saran dan masukannya.
Terlebih teman ngopi dan duduk bareng Didik Saepudden, Mujib, Gus
Minan, Alek, Qowy, dan yang selalu memberi masukan dan nasihatnya
untuk penulis. Untuk mbk Anis Yuliana, Imas Lu’ul Jannah, Lilik Faiqoh,
yang selalu memberikan kritik, saran dan semangat penulis agar segera
menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman KKN 83SL17, menjadi teman dan keluarga baru yang seru,
penulis juga belajar banyak dari kalian
Semoga bantuan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah dengan
pahala yang berlipat ganda amiin
Yogyakarta, 21 Januari 2015
Peneliti
(Ahmad Aqib)
NIM.11530062
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................ x vii
ABSTRAK .......................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ............................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................... 8
D Telaah Pustaka . ............................................................... 9
E. Kerangka Teoritik ........................................................... 10
F. Metode Penelitian ............................................................ 11
G. Sistematika Pembahasan ................................................ 13
xvi
BAB II TAUHID .............................................................................. 15
A. Periodisasi Pemahaman Tauhid ............................................. 15
1. Definisi Tauhid .................................................................. 15
2. Pemahaman Tauhid Era Klasik ......................................... 16
3. Pemahaman Tauhid Era Modern ....................................... 18
BAB III PROFIL DAN EPISTEMOLOGI MUSDAH MULIA ......... 23
A. Kehidupan dan Latar Belakang Keluarga .............................. 23
1. Latar Belakang Kehidupan .................................................... 23
2. Latar Belakang Pendidikan dan Karir Akademik .................. 25
3. Aktifitas Sosial dan Penghargaan .......................................... 28
4. Buah Karya ............................................................................ 31
B. Struktur Pemikiran Siti Musdah Mulia .................................. 33
1. Pembacaan Teks Secara Tradisional dan Tendensius ............ 34
2. Menelaah Ulang Hakikat Tauhid ........................................... 37
3. Pendekatan Historis, Kontekstual, Kritis terhadap teks ......... 39
4. Tauhid dan Kesetaraan Gender .............................................. 42
C. Struktur Epistemologi Siti Musdah ........................................ 44
1. Sumber Pengetahuan Musdah Mulia ............................. 45
2. Metode Memperoleh Pengetahuan ........................................ 51
xvii
BAB IV KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN TAUHID SITI MUSDAH
MULIA ................................................................................................ 57
A. Pemahaman Musdah Mulia atas Ayat-Ayat Tauhid .............. 57
B. Implikasi Pemhaman Musdah Mulia Terhadap Kesetaraan Laki-Laki dan
Perempuan ............................................................................. 64
1. Posisi Perempuan dalam Kepemimpinan ........................ 65
2. Perempuan dalam Ranah Domestik ................................ 67
3. Perempuan di Ranah Publik ............................................ 69
BAB V PENUTUP .............................................................................. 73
A. Kesimpulan ............................................................................ 73
B. Saran-Saran ............................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 75
LAMPIRAN ....................................................................................... 78
CURICULUM VITAE ........................................................................ 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap agama baik Yahudi, Kristen maupun Islam memiliki teks suci
yang diyakini pemeluknya sebagai perwujudan wacana Ilahi. Arti dari teks itu
sendiri ialah wacana apapun yang dibakukan dalam bentuk tulisan.1 Al-Qur‘an
sebagai teks bahasa yang mempunyai kedudukan sebagai nas}s} meh}wari dalam
sejarah peradaban dan budaya Arab.2 Oleh karenanya, Teks-teks yang terbingkai
dalam sebuah kitab suci harus selalu di baca dan dijadikan pedoman hidup semua
umat manusia selama di dunia.
Masih berkaitan dengan teks, jika seseorang melakukan upaya
pemahaman atau pembacaan terhadap teks seperti teks al-Qur’an berarti ia
sedang berupaya menggali makna dibalik teks. Pada dasarnya teks itu muncul
dalam konteks dan masa yang berbeda sehingga cara untuk membacanya harus
disesuaikan dengan zamannya. Hal ini dilakukan agar setiap pembacaan yang
dihasilkan sesuai dengan ruh atau spirit yang dikandung oleh teks al-Qur’an.
1 Paul Ricoeur dalam Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan cet. 1,
(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), hlm. 83.
2 Nas}r H{a>mid Abu Zayd, Mafhu>m an-Nas}s} Dira>sah fi 'Ulu>m al-Qur‘a>n, cet. V, (Maroko:
al-Markaz al-S\aqafi al-‘Arabi, 2000), hlm. 9.
2
Pembacaan seperti ini disebut dengan tekstualitas yakni bagaimana sebuah teks
dibaca (model pembacaan).3
Diskursus terkait model pembacaan atau pemahaman terhadap sebuah
teks merupakan keniscayaan yang patut untuk dimaklumi. Dalam pandangan
Asma Barlas, semua teks termasuk juga al-Qur’an bersifat polisemik
(mengandung banyak makna) sehingga teks tersebut akan selalu terbuka untuk
menampung berbagai model pemahaman.4 Seperti halnya teks lain, al-Qur’an
juga terbuka bagi beragam bentuk pemahaman atau pembacaan, karena setiap
ayatnya dapat ditafsirkan secara berbeda. Misalnya, pemahaman feminis
terhadap ayat-ayat al-Qur’an bernuansa patriarki dengan mengusung prinsip
egaliter (kesetaraan) menghasilkan pemahaman bahwa pada dasarnya baik laki-
laki maupun perempuan hakikatnya setara satu sama lain yang membedakan
hanya derajat ketakwaan di hadapan Tuhan.
Berbeda dengan kaum konservatif yang membaca teks dengan metode
linear-atomistik yang mendekati teks al-Qur’an secara ayat-per-ayat. Menurut
mereka patriarkhi disebabkan term superioritas yang dilekatkan kepada kaum
laki-laki bersifat ontologis, perempuan dianggap tercipta dari atau setelah laki-
laki dan untuk kesenangan laki-laki, kemampuan dan kecakapan mental juga
lebih dominan dimiliki oleh laki-laki. Sebaliknya, perempuan ditampilkan
sebagai makhluk menyedihkan yang fungsi seksual dan psikologisnya tidak
3 Hugh Silvermann, Textualities: Between Hermeneutics and Deconstruction, dalam
Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan , cet. 1, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2005), hlm. 83.
4 Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan , cet. 1, (Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta, 2005), hlm. 38.
3
memungkinkan melakukan pekerjaan atau aktivitas apa pun kecuali melahirkan
(reproduksi) anak.5
Pemahaman yang dilakukan oleh kaum konservatif terhadap ayat
patriarkhi tentunya tidaklah sesuai dengan kerangka pembacaan yang
menempatkan teks sebagai objek kajian yang bersifat historis melainkan
dipahami sebagai teks final (normatif) dan kaku, sehingga apa yang mereka baca
dan pahami dianggap sebagai kebenaran mutlak (taken for granted) yang artinya
tidak perlu ada kajian dan perumusan ulang terhadap teks.6 Dalam kritisisme
teks, posisi historisitas ini sangat signifikan untuk mengulas beberapa persoalan
dari segi peristiwa bahasa dan sekaligus mempengaruhi pada sistem pemaknaan
terhadap teks itu sendiri sehingga akan menempatkan secara adil posisi dari
otoritas sebuah teks.7 Hal ini mengingatkan kepada perdebatan oleh kalangan
intelektual Muslim masa silam yaitu antara aliran Mu’tazilah dengan Asy’ariah
terhadap eksistensi teks.
Metode berpikir yang dilakukan oleh kaum konservatif ini bisa
dikategorikan sebagai seorang ‘believer’ (mukmin) yang menepikan aspek
historisitas dan menjunjung kuat normatifitas. Bagi Amin Abdullah, pendekatan
‘believer’ sering kali tidak kritis dalam memahami teks-teks dan naskah
keagamaan yang ditulis dalam situasi historis tertentu, mereka cenderung
mengedepankan ‚Truth Claim‛ yang artinya lebih menekankan pada monopoli
5 Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan, hlm. 42.
6 Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, cet. 1, (Yogyakarta:eLSAQ Press,2006),
hlm. Xvi.
7 Hilman Latief, Nasr Hamid Abu Zaid Kritik Teks Keagamaan, cet. 1, (Yogyakarta:
eLSAQ Press,2003), hlm. 96.
4
kebenaran dengan semboyan ‚Right or Wrong is My Country‛. Oleh karenanya,
seorang ‘believer’ sulit membedakan antara finalitas dan universalitas, antara
relativitas dan partikularitas manifestasi keberagaman seseorang atau masyarakat
tertentu. 8
Setidaknya untuk memahami teks-teks keagamaan terutama tafsir, hadis,
ilmu tauhid, fiqih, tasawuf dan ilmu lainnya harus dipahami secara kritis dan
humanis sehingga pemahamannya sesuai dengan spirit dan konteks yang relevan
dengan zaman. Mengingat setiap ilmu agama maupun pengetahuan pasti muncul
dan berkembang sebagai respon atas kegelisahan yang dihadapai dan dikuasai
oleh ilmu yang telah mapan. Meminjam istilahnya Michel Foucalt yang
mengatakan bahwa pengetahuan (Knowledge) dan kekuasaan (Power)
mempunyai hubungan yang sinergis dan dinamis dalam suatu komunitas.9
Artinya, bahwa gagasan atau pemikiran seseorang merupakan cermin atau
refleksi dari realitas sosial yang tengah terjadi, termasuk realitas dari sebuah
kekuasaan yang tengah mapan.
Seperti halnya ketika berbicara ilmu tauhid yang dari dulu sampai
sekarang menjadi problem perdebatan yang tak kunjung usai. Mulai dari
pemahaman teoritis sampai kedalam ranah praktis. Menurut Amin Abdullah
layaknya ilmu-ilmu yang lain, tidak lain dan tidak bukan ilmu tauhid merupakan
rumusan sistematis keprihatinan dan pergumulan pemikiran manusia tentang
8 Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, cet. 1,(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), hlm. 25.
9 Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, cet. 1, hlm. 17.
5
persoalan-persoalan ketuhanan yang terjadi pada era dan penggal sejarah
tertentu. Meskipun sumber primernya tauhid adalah wahyu, namun rumusan-
rumusan, gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran, polemik, dan terlebih-lebih
rancang bangunan epistemologi keilmuannya tidak lain adalah hasil kreasi
manusia semata. 10
Ruang lingkup pembahasan ilmu tauhid di wilayah Islam sendiri dimulai
dari (era klasik ), era tengah, sampai era sekarang (kontemporer) banyak
mengalami pemahaman yang berbeda-beda,. Dari era klasik Islam (650-1250 SM)
diwakili oleh al-Ghazali yang mengatakan bahwa tauhid ialah seperangkat
keyakinan yang harus dimiliki seseorang meliputi keyakinan terhadap Tuhan
dengan segala sifat-Nya, kenabian, dan tentang hari akhir. Era pertengahan Islam
(1250-1800 M) merepresentasikan al-Taftazzani dengan pembahasan tauhid yang
mengarah pada persoalan ada, (al-wujud) materi (al-ẓat), ilmu ketuhanan (‘ilm al-
ilahiyat), kenabian dan persoalan keakhiratan (al-ukhrawiyyah). Muhammad
Abduh sebagai sosok pemikir rasionalis juga menganggap tauhid sebatas ilmu
yang membahas tentang wujud Allah dan Rasul meliputi sifat wajib, jaiz dan
mustahilnya. Dari sini terlihat jelas bahwa cakupan tauhid hanya sebatas aspek
ketuhanan, kenabian maupun imamah.11
Baru mulai pada abad ke 20 ilmu tauhid mendapat berbagai sentuhan dan
gugatan. Misalnya banyak klaim yang menganggap bahwa tauhid selama ini
10
Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas? cet. v, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 121.
11
Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, hlm. 18-21.
6
hanya menyentuh dan membahas persoalan ketuhanan dengan berbagai macam
seluk beluknya, sehingga menjadikan tauhid ‚melangit‛ dan kurang ‚membumi‛.
Gugatan dan klaim semacam ini dimaksudkan agar pembahasan ilmu tauhid yang
membeku dan sakral terlihat lebih membumi dan humanis.12
Selama ini tauhid hanya dimaksudkan sebagai paham ‚memahaesakan
Tuhan‛ atau secara lebih sederhana paham ‚Ketuhanan Yang Maha Esa‛. Dalam
al-Qur’an tidak dijumpai kata tauhid tetapi yang ditemukan hanya kata-kata
yang merujuk pada arti tauhid ada 4 yaitu : 1) kata aḥad (esa atau satu) disebut
53 kali, 2) kata waḥid (satu) disebut 30 kali, 3) kata waḥid (sendiri atau tunggal)
disebut 6 kali, 4) kata waḥid (yang tunggal atau esa) yang hanya ada 1 kali. Di
dalam berbagai tulisannya, Haikal mendefinisikan tauhid sebagai iman atau
keyakinan bahwa Tuhan itu hanya satu. Dialah yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan
selain Allah tidak ada sekutu bagi-Nya dan Dialah satu-satunya yang patut
disembah.13
Sedangkan menurut Musdah Mulia ilmu tauhid ditempatkan sebagai inti
ajaran Islam. Tauhid mengajarkan kepada manusia bagaimana berketuhanan yang
benar dan selanjutnya menuntun manusia bagaimana cara berinteraksi dengan
sopan dan humanis.14
Ajaran yang pertama mengenai tauhid disebut dengan
dimensi vertikal yang berisi seperangkat kewajiban manusia kepada Tuhan
12
Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, hlm. 18-22.
13
Haikal, al-Hukumah al-Islamiyah, hlm .32.
14
Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004), hlm. 1.
7
(hablun minallah), sedang yang kedua aspek horizontal mengatur hubungan antar
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.15
Namun sayangnya, aspek horizontal ini tidak terealisasikan dengan baik
dalam kehidupan manusia, khususnya dalam interaksi dengan sesamanya (hablum
minan nas). Akibatnya, dimensi kemanusiaan yang merupakan refleksi aspek
horizontal Islam kurang mendapat perhatian di kalangan umat muslim. Seperti
masih adanya ketidaksetaraan antara kedudukan laki-laki dan perempuan, hal ini
yang sebenarnya dilupakan dari esensi tauhid yang membawa kepada ajaran
persamaan antar manusia (al-musawah baina al-nas).16
Singkatnya, kalau semua
manusia itu sama sudah tentu perempuan dan laki-laki pun sama.
Dari sini peneliti tertarik untuk mengkaji Siti Musdah Mulia salah seorang
tokoh muslimah feminis Indonesia yang mempunyai pemahaman berbeda ketika
membaca ayat-ayat tauhid. Dalam pengamatan peneliti, Musdah Mulia ialah
seorang intelektual (akademisi) yang mencoba memahami dan menggali makna
yang dimaksud oleh teks al-Qur’an khususnya ayat tauhid. Disinilah letak fokus
kajian peniliti mengenai bagaimana sebenarnya epistemologi Siti Musdah Mulia
dalam memahami ayat-ayat tauhid dan implikasinya terhadap kesetaraan antara
laki-laki dan perempuan.
B. Rumusan Masalah
15
Siti Musdah Mulia, Musilimah Reformis:Perempuan Pembaru Keagamaan (Bandung:
Mizan Pustaka, 2005), hlm. 4.
16
Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami , hlm. 4.
8
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai pembatas atas pembahasan dalam
penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sumber-sumber (epistemologi) apa saja yang digunakan Siti Musdah
Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid?
2. Bagaimana inti pemahaman Siti Musdah Mulia tentang ayat-ayat tauhid ?
3. Bagaimana implikasinya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian dari dua rumusan masalah di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan dan kegunaan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian Ini adalah :
a. Mengetahui Sumber-sumber (epistemologi) yang digunakan Musdah
Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid dalam al-Qur’an.
b. Mengetahui pemahaman Musdah Mulia atas ayat-ayat tauhid
c. Mengetahui implikasi pemahaman terhadap relasi kesetaraan laki-laki dan
perempuan.
2. Kegunaan Penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis penelitian ini semoga bisa berguna dalam menambah kajian
studi tafsir. Walaupun epistemologi adalah cabang dari filsafat justru
menjadi jantung bagi semua ilmu untuk mengetahui konstruksi bangunan
ilmu pengetahuan termasuk tafsir.
9
b. Secara praktis penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
mahasiswa yang ingin lebih mengkaji gender dengan tokoh feminis
Indonesia.
D. Telaah Pustaka
Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa karya tulis yang telah lebih dulu
mengungkap dan menelaah produk pemikiran Siti Musdah Mulia. Diantaranya
adalah Muhammad Abdul Haris dengan skripsinya yang berjudul Metodologi
Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas Metodologi Penafsiran Siti
Musdah Mulia) menjelaskan suatu metodologi yang harus digunakan seorang
mufasir dalam rangka menghasilkan penafsiran yang adil, egaliter, dan equal
antara laki-laki dan perempuan yaitu dengan cara: 1) Dalam menafsirkan al-
Qur’an hendaknya mendahulukan ayat-ayat jenis Fiqih tentang relasi laki-laki dan
perempuan, 2) Sang penafsir harus menyadari dengan seutuhnya bahwa laki-laki
dan perempuan memiliki potensi yang sama dan sejajar di mata Tuhan dalam - QS
al-Hujurat (49):13 adapun perbedaan keduanya hanya ditentukan oleh kualitas
ketakwaanya. 3) Mufasir sebaiknya menitikberatkan analisisnya pada
pertimbangan kondisi objektif masyarakat yang terdiri dari enam kategori,
meliputi: prinsip kemaslahatan, keadilan dan kesetaraan gender, penegakan HAM,
pluralism, nasionalisme, dan prinsip demokrasi. 4) Siti Musdah Mulia hendak
mengembangkan pembacaan teks secara produktif, bukan reproduktif, yang
10
sekedar mengulang-ulang pembacaan atau pemaknaan teks dengan cara dan
metode yang sama.17
Sulaiman dengan skripsinya yang berjudul Kesetaraan Jender Dalam
Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia yang mencoba memaparkan
konsep kesetaraan gender melalui kajian pemikiran tokoh feminis yaitu Amina
Wadud dan Siti Musdah Mulia. Dalam upaya memperjuangkan wacana
perempuan Amina Wadud lebih ke proses penafsiran teks-teks yang berbahasa
jender, sedangkan Siti Musdah Mulia lebih kepada peranan perempuan dalam
konteks hukum-hukum Islam.18
Dalam skripsi ini peneliti akan memfokuskan kajian Epistemologi dan
Pemahaman Siti Musdah Mulia atas ayat-ayat Tauhid dan Implikasinya terhadap
kesetaraan laki-laki dan perempuan.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori atau theoretical framework merupakan model konseptual
dari suatu teori atau hubungan logis (logical sense) di antara faktor-faktor yang
diidentifikasi penting pada masalah penelitian. Suatu teori nantinya digunakan
untuk membangun hipotesis berdasarkan teori dan hasil-hasil riset sebelumnya
dan akan diuji dengan fakta yang ada. Sedangkan untuk riset yang bertujuan untuk
membangun teori maka hipotesisnya yang sudah diuji, terbukti benar, dan
17
Muhammad Abdul Haris, Metodologi Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas
Metodologi Penafsiran Siti Musdah Mulia), skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2007
18
Sulaiman, Kesetaraan Jender Dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia,
Skripsi Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006
11
konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian, akan menjadi
teori baru.19
Dalam skripsi ini kerangka teori yang peneliti pakai sebagai alat untuk
membedah pemahaman Musdah Mulia ialah teori epistemologi. Epistemologi
sendiri ialah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu
pengetahuan. Secara praktis teori epistemologi ini membahas tiga persoalan
penting : (1) Apakah sumber-sumber pengetahuan yang digunakan? Dari manakah
pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahui? (2) Apakah
sifat dasar pengetahuan itu? (3) Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)?
Bagaimana membedakan yang benar dari yang salah? hal ini biasa disebut dengan
verifikasi.20
Dari pemaparan diatas peneliti akan mencoba mengaplikasikan teori
epistemologi guna mengetahui pemikiran Musdah Mulia ketika membaca
sekaligus memahami ayat tauhid secara komprehensif. Selanjutnya peneliti akan
menyusun dua pokok persoalan penting terkait epistemologi yakni: (1) Sumber
pengetahuan apa yang digunakan Musdah Mulia dalam memahami ayat tauhid (2)
Metode dan Pendekatan yang digunakan dalam memahami ayat tauhid.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
19
Tim Fakultas Ushuluddin, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Yogyakarta:
Fakultas Ushuluddin UIN sunan Kalijaga Yogyakarta,2008), hlm.12-13. 20
Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas?, hlm. 243.
12
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu
sebuah penelitian yang fokus penelitiannya menggunakan data dan informasi
dengan bantuan berbagai macam data kepustakaan seperti buku-buku, jurnal,
naskah-naskah, majalah maupun bahan-ahan pustaka lainnya yang terkait dengan
obyek penelitian.21
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu dengan mendeskripsikan
data-data terkait epistemologi dan pemahaman Siti Musdah Mulia ketika
membaca al-Qur’an khususnya ayat tauhid, kemudian dianalisis dengan
menjelaskan pengaruhnya terhadap kesetaraan laki-laki dan perepuan (gender).
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan dua cara yakni dalam
bentuk dokumen dan wawancara.
Dokumen sendiri ada dua jenis sumber data yang dibutuhkan. Pertama,
sumber data primer (primary source) dan kedua, sumber data sekunder
(secondary source). Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah ayat
al-Qur’an tentang tauhid dan buku-buku karya Musdah Mulia yang berkaitan
dengan tema perempuan dan kesetaraan gender. Sedangkan data sekundernya
adalah bahan-bahan tertulis seperti: artikel, buku, catatan, jurnal, majalah, dan
sebagainya yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Baik berbentuk
hard copy maupun soft copy.
21
Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial,cet VII (Bandung:Mandar Maju,1996),
hlm. 33.
13
Sedangkan untuk wawancara peneliti akan menggunakan wawancara
dengan pola tersusun yaitu mempersiapkan dengan cermat pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan kepada Siti Musdah Mulia supaya mendapatkan informasi
yang tepat dan akurat.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi uraian argumentatif tentang tata urutan
pembahasan materi skripsi dalam bab-bab yang disusun secara logis. Agar
penelitian ini memperlihatkan adanya kesatuan serta keterkaitan antara satu sama
lain, maka peneliti akan membagi pembahsan ini menjadi lima bab yaitu:
Bab Pertama, memuat tentang pendahuluan sebagai pengantar
pembahasan penulisan secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
kerangka teori, metode penelitian serta sistematika pembahasan. Bab ini memuat
gambaran umum yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya.
Bab kedua, profil Siti Musdah Mulia yang akan memaparkan latar
belakang kehidupan, pendidikan, karir akademik, aktifitas sosial dan
pengahargaan-penghargaan yang telah Musdah Mulia capai dalam lintas nasional
maupun internasional serta buah karyanya. Selain profil peneliti juga akan
memaparkan periodisasi pemahaman tauhid dari perspektif tokoh di Era klasik
dan Era modern guna mendapatkan gambaran yang komprehensif diantara
keduanya. Pemaparan tersebut dilakukan dengan alasan untuk mengetahui
background akademik dan civitas sosial Musdah Mulia yang concern terhadap
14
masalah isu-isu perempuan, dan juga untuk mengetahui sejauh mana letak
pergeseran tauhid di masa klasik dan modern.
Bab ketiga, menjelaskan terkait epistemologi Siti Musdah Mulia yang akan
menguraikan struktur pemikiran meliputi pembacaan tradisional, menelaah ulang
tauhid, pendekatan historis, tauhid dan kesetaraan gender. Sedangkan untuk
epistemologi Musdah Mulia dari sumber pengetahuan, metode dan pendekatan
pengetahuan Musdah dalam memahami ayat tauhid. Pemaparan ulasan
epistemologi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
landasan struktur pemikiran Musdah ketika berhadapan dengan realitas dan untuk
mengetahui sumber pengetahuan yang diperolehnya dalam memahami tauhid.
Bab keempat, merupakan pembahasan inti dari semua bab yakni memuat
pemahaman Musdah Mulia terhadap ayat-ayat tauhid beserta implikasinya
terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan. Tujuan dari pemaparan ini ialah
untuk menganalisis pengaruh pemahaman tauhid Musdah Mulia terhadap
kesetaraan gender.
Bab kelima, bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian. Berisi
kesimpulan dan saran-saran yag ditujukan untuk penelitain selanjutnya.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumber pengetahuan Musdah dalam memahami ayat-ayat tauhid
adalah teks al-Qur’an dan Hadis. Dengan cara memadukan dua
metode yaitu metode deduktif dan induktif. Secara deduktif, ia
memahami tauhid berpijak pada teks al-Qur’an dan hadis, sejarah
Islam, serta mengadopsi dari pemikir Muslim dan secara induktif
beliau memahami tauhid berpijak pada pengalaman empiris. Metode
pengetahuan Musdah ialah dengan menggunakan analisis rasional,
hermeneutik, tematik, serta memadukan iman, rasio dan indera.
2. Pemahaman tauhid menurut Musdah adalah esensi dari Islam itu
sendiri dengan prinsip-prinsip universalnya yang tertuang dalam teks
al-Qur’an dan hadis. Inti tauhid ialah kemutlakan Tuhan, Allah swt,
sehingga dalam Q.S. Al-Ikhlas keistimewaan dan kekuasaan hanya di
tangan Tuhan. Tak ada makhluk yang dipertuhankan maka karenanya,
hakikat semua manusia sama, manusia sederajat di hadapan Allah
yakni sebagai khalifah fil ardh.
3. Implikasi pemahaman tauhid Musdah Mulia bahwa Tauhid
membebaskan manusia dari kezaliman, membebaskan orang
tertindas, pembebasan terus menerus, menjamin keadilan bagi laki-
laki maupun perempuan, memandang manusia setara di hadapan
Allah, terakhir tauhid mempersaudarakan umat manusia. kesetaraan
74
laki-laki dan perempuan dalam kepimpimpinan adalah baik laki-laki
maupun perempuan sama mempunyai hak untuk menjadi khalifah
karena tauhid memandang manusia setara. Tidak ada yang lebih
unggul maupun rendah derajatnya tauhid memandang manusia di
hadapan Tuhan setara.
B. Saran-Saran
Setelah melalui proses pembahasan dan kajian terhadap pemahaman Siti
Musdah Mulia atas ayat-ayat tauhid dan implikasinya terhadap kesetaraan laki-
laki dan perempuan, kiranya peneliti perlu mengemukakan beberapa saran sebagai
kelanjutan dari kajian penyusunan atas hal-hal tersebut di atas.
1. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih komprehensif dan kajian
lebih lanjut tentang pemahaman ayat-ayat tauhid, dengan tidak hanya
terbatas pada karya-karya kitab maupun buku yang sudah ada. Tetapi
juga pada data-data ilmiah yang sudah ditemukan.
2. Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui pemahaman tauhid
dari tokoh muslimah modernis-progresif yaitu Siti Musdah Mulia.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995.
-------, Studi Agama Normativitas atau Historisitas? Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011.
Al-Farmawiy, Abdul Hay Al-Bidayah fi Tafsir Al-Mawdhu‟iy Kairo: Al-Hadharah Al-
„Arabiyah, 1977.
Abdul Haris,Muhamad, Metodologi Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas
Metodologi Penafsiran Siti Musdah Mulia), skripsi Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
an-Nisaiburi, al- Wahidi, Asbab an-Nuzul Mesir: Al-Maktabah al-Taufuqiyah, 2003.
Ash-Shiddiqie, Hasbie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid atau Kalam Jakarta:
Bulan Bintang, 1983.
Barlas, Asma, Cara Qur‟an Membebaskan Perempuan Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2005.
Dara Afifah, Neng, Profil: Dr Musdah Mulia,
Darwin, Muhadjir Tukiran, Menggugat Budaya Patriarkhi Yogyakarta: Pusat
Penelitian Kependudukan UGM, 2001.
Dzuhayatin, Siti Ruhaini dkk, Rekontruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender
Dalam Islam Yogyakarta: PSW,2002.
Esha, Muhammad In‟am, Rethinking Kalam Yogyakarta:eLSAQ Press, 2006.
Haikal, al-Hukumah al-Islamiyah
Hardianto, Budi, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia: Pengusung Ide Sekularisme,
Pluralisme, dan Liberalisme Jakarta: Hujjah Press, 2007.
Halim, Abdul, Teologi Islam Rasional Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis
Harun Nasution Jakarta: Ciputat Press, 2001.
Ichwan, Moh Nor, (dkk.), Islam, Agama-Agama dan Nilai Kemanusiaan Yogyakarta:
CISForm, 2013.
Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial Bandung: Mandar Maju,1996.
76
Latief, Hilman, Nasr Hamid Abu Zaid Kritik Teks Keagamaan Yogyakarta: eLSAQ
Press, 2003.
Madjid,Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan) Jakarta: Paramadina,
2005.
-------, Islam: Doktrin dan Peradaban Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992.
Mughis Mudhoffir, Abdul, “Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi
Sosiologi Politik”,Sosiologi MASYARAKAT, 18, Januari 2013.
Muhammad,Husein, (dkk), Fiqh Seksualitas: Risalah Islam Untuk Pemenuhan Hak-
Hak Seksualitas Jakarta: PKBI, 2011.
-------, Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai pesantren Yogyakarta
:LKis, 2004.
Mulia, Siti Musdah, Islam Menggugat Poligami Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004.
-------, Musilimah Reformis:Perempuan Pembaru Keagamaan Bandung: Mizan
Pustaka, 2005
-------, Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender Yogyakarta: Kibar Press, 2007.
-------, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam Jakarta: Megawati Institute, 2014.
-------, Muslimah Sejati Bandung: Penerbit Marja, 2011.
-------, Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender Yogyakarta:
Naufan Pustaka, 2014.
-------, Negara Islam Jakarta: KataKita , 2010.
-------, Pendidikan HAM, Demokrasi & Konstitusi Bagi Penyuluhan Agama-Agama,
Jakarta: Indonesian Conference on Religion and Peace, 2014.
-------, Biografi Musdah Mulia dalam www. Mujahidahmuslimah.com
http://www.mujahidahmuslimah.com/musdah-mulia/ diakses tanggal 02 Januari
2015.
Muslim, Shahih Muslim, Kitab al-Birr wa al-Silah wa al-Adab, hadis 4651.
Mustaqim, Abdul, Pergeseran Epistemologi Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008),
Najib Burhani, Ahmad, Islam Dinamis Menggugat Peran Agama Membongkar
Doktrin yang Membatu Jakarta: Kompas, 2001.
77
Nasution, Harun, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran Bandung: Mizan, 1995.
-------, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah Jakarta: UI-Press, 1987.
Rohmaniyah,Inayah, Konstruksi Patriarki Dalam Tafsir Agama Sebuah Perjalanan
Panjang Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014.
Saridjo, Marwan, Cak Nur Diantara Sarung dan Dasi, dan Musdah Mulia Tetap
Berjilbab: catatan pinggir sekitar pemikiran islam di Indonesia, Jakarta:
Yayasan Ngali Aksara dan Penamadani, 2005
Suhandjati Sukri, Sri Pemahaman Islam dan Keadilan Jender Yogyakarta : Gama
Media, 2002.
Sulaiman, Kesetaraan Jender Dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah
Mulia, Skripsi Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006.
Tim Fakultas Ushuluddin, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas
Ushuluddin UIN sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008.
Tim Nabil. “Kiprah Musdah Mulia Tak Pernah Lelah Memperjuangkan Prinsip
Kesetaraan dan Keberagaman Dalam Pembangunan Bangsa”,
Zayd, Nas}r H{a>mid Abu, Mafhu>m an-Nas}s} Dira>sah fi 'Ulu>m al-Qur„a>n,
cet. V, (Maroko: al-Markaz al-S\aqafi al-„Arabi, 2000)
78
PEDOMAN WAWANCARA
Terkait soal Epistemologi
1. Sumber pengetahuan apa yang Dr Musdah gunakan untuk memahami ayat tauhid?
2. Sumber-sumber kitab klasik, atau buku apa yang Dr Musdah gunakan sebagai rujukan
dalam memahami ayat tauhid?
3. Metode apa yang Dr Musdah pakai untuk memahami ayat tauhid?
4. Pendekatan apa yang Dr Musdah pakai untuk membantu dalam memahami ayat
tauhid tersebut?
5. Adakah pengalaman empiris Dr Musdah yang dijadikan refleksi dalam memahami
ayat tauhid?
6. Alat Pengetahuan yang digunakan Dr Musdah dalam memahami ayat Tauhid apa?
7. Apa teori dan Validitas Kebenaran pengetahuan Dr Musdah setelah melakukan studi
keislaman?
79
JAWABAN DARI MUSDAH MULIA
Terkait Epistemologi
1. Al-Qur’an dan Hadis, Cuma membacanya tidak dengan cara tradisional,
melainkan dengan cara kritis dan menggunakan analisis rasional.
2. Buku-buku dari para tokoh pemikir progresif Islam, baik di luar, seperti
Muhammad Abduh, Husain Haikal, Ali Abd Razik, Qasim Amin,
Muhammad Iqbal, Mohammad Arkoun, Hassan Hanafi dan para feminis
Muslim maupun di Indonesia seperti Harun Nasution, Nurcholish
Madjid, Gus. Dur, Quraish Shihab dst.
3. Metode hermeneutika
4. Pendekatan tafsir tematik
5. Pengalaman empiris di pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan.
Semua penafsiran dan pemahaman yang diajarkan para ustad-ustazah
pada saya ketika di pesantren hampir semua berbenturan dengan realitas
sosial yang ada.
Misalnya, pemahaman bhwa poligami adalah sunah Nabi, ternyata setelah
membaca ayat-ayat tentang perkawinan, tujuan perkawinan amat luhur
dan mulia dan itu hanya dapat dicapai melalui perkawinan monogami,
bukan poligami. Dan setelah menelusuri sejarah panjang kehidupan
Rasul, poligami bukan sunnah, melainkan semata tuntutan keadaan masy
Arab yang dilanda perang dan konflik, dan salah satu cara meredam
konflik adl lewat perkawinan dg perempuan dari suku dominan. Kalau
sunnah mengapa bukan dari awal melakukannya?
6. sepenuhnya setuju dg pendapat Amin Abdullah menggabungkan rasio,
intuisi, iman dan indera
7. diskursif universal, untuk validitas ditentukan oleh pembuktian yang
lebih logis
80
CURRICULUM VITTAE
Nama
Tempat, tanggal lahir
Jenis kelamin
Agama
Alamat Asal
Alamat di Yogyakarta
:
:
:
:
:
:
Ahmad Aqib
Semarang, 27 Januari 1994
Laki-laki
Islam
Panggung, Mangkang Kulon, Rt 01/01, Tugu Semarang
Wisma asy-Syabab, Krapyak, Panggungharjo Sewon
Bantul Yogyakarta
ORANG TUA
Ayah
Ibu
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Nomer HP
:
:
:
:
:
H. Nashori Hambali
Hj. Nuning Shofiyani
Wiraswasta
Pedagang
085740468835
PENDIDIKAN FORMAL
1. MI. Miftahul Athfal Panggung (Lulus tahun 2006)
2. MTs. NU Nurul Huda Mangkang (Lulus tahun 2008)
3. Madrasal Aliyah Keagamaan TBS, Kudus (Lulus tahun 2011)
4. Masuk Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta T.A 2011/2012
PENDIDKAN NON FORMAL
1. Madrasah Diniyah Miftahul Athfal
2. Asrama MAK TBS kudus
3. Ma’had Aly al-Munawwir Krapyak- Jogja