PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID...

39
PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theology Islam (S.Th.I) oleh AHMAD AQIB NIM : 11530062 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID...

Page 1: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Theology Islam (S.Th.I)

oleh

AHMAD AQIB

NIM : 11530062

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang
Page 3: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang
Page 4: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang
Page 5: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

v

MOTTO

{: قال تعالى

{

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al-Hujurat :13)

م مه تعلم الق رآن وعلمه ( عه النبي صلى اللهم عليه وسلم قال: ) خير ك

Artinya "Nabi saw bersabda : sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannaya". (H.R al-Bukhari, s}ah}i>h} al-Bukha>ri, kita>b fad}a>’il al-Qur’a>n, no. 4639).

« لى صلح أهل القرآن صلح الناس: » كان ميمىن به مهران يقىل

Artinya : Mimu>n bin Mahra>n berkata: "jika ahl al-Qur’an baik maka ummat manusia akan menjadi lebih baik" (al-A<juri>, akhla>q h}amalah al-Qur’a>n)

Berhenti tak ada tempat di jalan ini.

Sikap lamban berarti mati.

Siapa bergerak, dialah yang maju ke

depan. Siapa berhenti, sejenak

sekalipun pasti tergilas

(Muhammad Iqbal)

Suatu usaha tidak akan pernah tercapai

dan berhasil kalau hanya diangan-angan

saja. Sebab ada usaha tidak ada niat dan

kemauan untuk bergerak mustahil akan

sukses (Mario Teguh)

Page 6: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

vi

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

- Ta’dzimku dan terima kasih yang tak terhingga, kuhaturkan kepada

Bapak, Ibuk, Mbah Putri, Mbah Kakung, dan semua keluarga

besarku terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

- Sahabat-sahabatku seperjuangan TH angkatan 2011 yang dengan

penuh keakraban selalu menemani hari-hariku dan dengan

ketulusannya memberikan semangat, terima kasih teman semoga

persahabatan ini sampai akhir hayat kelak.

- Teman-teman di Krapyak dengan semangat serta dorongan kalian,

memberi harapan baru untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan

skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987

dan Nomor 0543b/U/1987

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

ba‘ B be ب

Ta' T te ت

s\a S\ es (titik di atas) ث

Jim J je ج

h}a‘ H{ ha (titik di bawah) ح

Kha' kh ka dan ha خ

Dal d de د

z\al z\\ zet (titik di atas) ذ

ra‘ r er ر

Zai z zet ز

Sin s Es س

syin sy es dan ye ش

s}ad s}} es (titik di bawah) ص

d}ad d{ de (titik di bawah) ض

t}a'> t} te (titik di bawah) ط

z}a z} zet (titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik ( di atas)‘ ع

gain g Ge غ

Page 8: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

viii

fa‘ f Ef ؼ

qaf q Qi ؽ

kaf k Ka ؾ

lam l El ؿ

mim m em ـ

nun n en ف

wawu w we و

ha>’ h h هػ

hamzah ’ apostrof ء

ya' y ye ي

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta’addidah متعددة

Ditulis ‘iddah عدة

III. Ta’ Marbutah diakhir kata

a. Bila dimatikan tulis h

ditulis H}ikmah حكمة

Ditulis Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis h.

’<ditulis Kara>mah al-auliya كرامة االولياء

Page 9: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

ix

c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah

ditulis t.

ditulis Zaka>t al-fit}rah زكاة الفطرة

IV. Vokal Pendek

fath}ah ditulis a

kasrah ditulis i

d{ammah ditulis u

V. Vokal Panjang

1 FATHAH + ALIF

جاهلية

ditulis

ditulis

a>

Ja>hiliyah

2 FATHAH + YA’MATI

تنسىditulis

ditulis

a>

Tansa>

3 FATHAH + YA’MATI

كريم

ditulis

ditulis

i>

Kari>m

4 DAMMAH + WA>WU MATI

فروض

ditulis

ditulis

u>

Furu>d{

VI. Vokal Rangkap

1 FATHAH + YA’ MATI

بينكمditulis

ditulis

Ai

bainakum

2 FATHAH + WA>WU MATI

قوؿ

ditulis

ditulis

Au

qaul

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

Page 10: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

x

ditulis a antum أأنتم

ditulis u’iddat اعدت

ditulis la’in syakartum شكرتم نلئ

VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah

ditulis dengan menggunakan "al"

ditulis al-Qur’a>n القرآن

ditulis al-Qiya>s القياس

'<ditulis al-Sama السماء

ditulis al-Syams الشمس

IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya

-ditulis Z|awī al ذوى الفروض

Furu>d{

-ditulis Ahl al اهل السنة

Sunnah

Page 11: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xi

ABSTRAK

Dalam sejarah peradaban Islam, tauhid merupakan salah satu term ilmu yang

banyak diperdebatkan dikalangan ulama. Perdebatan juga beragam mulai dari sekedar

pedebatan teoritis maupun praktis. Dari sini muncul berbagai pandangan dari masing-

masing zaman dimana tauhid tumbuh dan berkembang. Zaman klasik dengan nuansa

tauhid yang sakral, hanya berkutat pada ranah teologi saja. Zamam modern abad 20

masih sama dangan sebelumnya namun, hal ini tidak berlangsung lama. Penelitian ini

selanjutnya ingin menempatkan sosok Siti Musdah Mulia salah seorang pemikir

Muslimah progresif dipandang layak untuk peneliti kaji. Hal ini didasari setelah peneliti

membaca, mengamati, beberapa karya bentuk buku, artikel, maupun jurnal Musdah

Mulia yang selalu mengedepankan tauhid sebagai landasan berpikirnya. Disamping itu

Musdah ialah seorang aktivis sosial dan konsern terhadap isu-isu gender. Budaya

patriarki yang mengakar di masyarakat membuat perempuan menjadi korban untuk

dihina, dilecehkan, tidak dihargai, dijadikan sebagai alat kebutuhan pemuas biologis

laki-laki, sampai korban pembunuhan. Sebagai pemerhati persoalan perempuan Musdah

Mulia dengan gigih berjuang untuk menjadikan perempuan sebagai manusia terhormat.

Mengahapus budaya patriarki yang diwarisi dari zaman jahiliyah. Penelitian ini bersifat

studi pemikiran tokoh. Fokus kajian peneliti adalah bagaimana pandangan Musdah

Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid, struktur epistemologi pemikiran dan

implikasinya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian library research dan tehnik

pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam mengumpulkan data adalah, pertama, mencari data tentang profil

Musdah Mulia untuk memaparkan latar belakang keluarga, pendidikan, buah karya, dan

penghargaan,juga memaparkan periodisasi pemahaman tauhid dari klasik dan modern.

kedua mengamati dan menganalisis epistemologi pemikiran Musdah Mulia terkait

dengan sumber pengetahuan, dan metodologi memperoleh pengetahuan, melalui karya,

dan hasil wawancara. ketiga memaparkan pemahaman tauhid Musdah Mulia beserta

implikasinya terhadap kesetaraan gender. Karena berkaitan dengan epistemologi maka

peneliti akan menggunakan alanisa epistemologi dengan metode deduktif dan induktif.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sumber epistemologi Musdah

Mulia dalam memahami tauhid adalah dari teks al-Qur’an dan hadis.selain itu juga

merujuk pada pemikir Muslim, sumber sejarah (historis) dan pengalaman empiris

dengan metode deduktif dan induktif. Tauhid menurut Musdah adalah esensi dari Islam

sendiri dengan mengusung prinsip universal yang tertuang dalam teks al-Qur’an dan

hadis. Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang tertindas, menjamin

keadilan bagi laki-laki mauoun perempuan, memandang bahwa manusia setara di

hadapan allah dan tauhid mempersaudarakan umat manusia. Implikasi pemahaman

tauhidnya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan adalah baik laki-laki maupun

perempuan sama mempunyai hak untuk menjadi khalifah kaarena tauhid memandang

manusia setara. Tiadak ada yang lebih unggul maupun rendah derajatnya.

Page 12: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xii

KATA PENGANTAR

سالم علي الحمد هلل رب العالمين . وبه نستعين علي أمورا لد نيا وا لد ين , والصالة وال وا لمرسلين وعلي آ له وأصحابه أجمعين , أ مابعد أشرف األنبياء

Segala puji syukur bagi Allah SWT, dengan segala pujian yang tak ada

henti, penyusun penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah-Nya, sehingga dengan ridha dan inayahnya penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penyusun haturkan

bagi Nabi Muhammad, Keluarga dan para Sahabat.

Terselesaikannya skripsi ini penyusun sadari betul tidak lepas dari

bantuan banyak pihak, maka dari itu rasa ta’zim , penulis mengucapkan terima

kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Drs.H.Akh Minhaji, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr Syaifan Nur M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Dr.Phil. Sahiron Syamsuddin,M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.

4. Bapak Afdawaiza, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.

5. Bapak Muh. Hidayat Noor, S.Ag, M.Ag sebagai Penasehat Akademik

yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya dalam membimbing

Page 13: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xiii

penulis, beliau yang senatiasa membimbing dan mengarahkan penulis

selama menempuh kuliah.

6. Ibu Dr. Inayah Rahmaniyah, S.Ag, M.Hum, MA. selaku pembimbing ,

yang telah memberikan bimbingan, masukan, mengoreksi, yang membuat

penulis lebih termotivasi dalam menulis sampai akhirnya skripsi ini

terselesaikan. Mohon maaf karena telah banyak menyita waktu, perhatian

serta tenaga.

7. Ibu Prof. Dr. Siti Musdah Mulia selaku tokoh yang penulis angkat sebagai

judul skripsi. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas masukan

dan ketersediannya untuk diwawancarai meskipun tidak secara langsung.

Juga terima kasih atas kenang-kenangan berupa buah karya Ibu Musdah

yang jauh-jauh dikirim langsung dari Jakarta. Semoga penulis bisa

semakin termotivasi dengan ide-ide Ibu Musdah dalam meyuarakan hak-

hak keadilan dan kesetaraan sesama manusia.

8. Kepada seluruh Bapak dan ibu Dosen civitas ushuluddin khususnya

jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang telah memberikan pengajaran,

bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa IAT.

9. Terima kasih Bapak dan Ibu salam ta’dzim dari penulis yang selama ini

selalu engkau doa’akan, beri nasihat, masukan dan motivasi sehingga

skripsi ini selesai. Pengorbanan jenengan dalam membimbingku sangat

luar biasa.

10. Teruntuk adeku Zaka syukron atas semangat dan motivasinya, Simbah

Putri, Simbah Kakung yang tak henti-hentinya mendoakan dan

Page 14: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xiv

menasihati penulis. Dan keluarga besar al-Ishlah yang selalu suport dan

setia menyemangatiku hingga skripsi ini selesai.

11. Almamaterku pondok MAK ath-Thullab Kudus, teman-teman MAPK

angkatan 2008,

12. Teman-teman seperjuangan TH angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan

saatu-satu tak bosan-bosannya penulis mintai saran dan masukannya.

Terlebih teman ngopi dan duduk bareng Didik Saepudden, Mujib, Gus

Minan, Alek, Qowy, dan yang selalu memberi masukan dan nasihatnya

untuk penulis. Untuk mbk Anis Yuliana, Imas Lu’ul Jannah, Lilik Faiqoh,

yang selalu memberikan kritik, saran dan semangat penulis agar segera

menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman KKN 83SL17, menjadi teman dan keluarga baru yang seru,

penulis juga belajar banyak dari kalian

Semoga bantuan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah dengan

pahala yang berlipat ganda amiin

Yogyakarta, 21 Januari 2015

Peneliti

(Ahmad Aqib)

NIM.11530062

Page 15: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................ x vii

ABSTRAK .......................................................................................... xi

KATA PENGANTAR ............................................................................ xii

DAFTAR ISI ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................... 8

D Telaah Pustaka . ............................................................... 9

E. Kerangka Teoritik ........................................................... 10

F. Metode Penelitian ............................................................ 11

G. Sistematika Pembahasan ................................................ 13

Page 16: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xvi

BAB II TAUHID .............................................................................. 15

A. Periodisasi Pemahaman Tauhid ............................................. 15

1. Definisi Tauhid .................................................................. 15

2. Pemahaman Tauhid Era Klasik ......................................... 16

3. Pemahaman Tauhid Era Modern ....................................... 18

BAB III PROFIL DAN EPISTEMOLOGI MUSDAH MULIA ......... 23

A. Kehidupan dan Latar Belakang Keluarga .............................. 23

1. Latar Belakang Kehidupan .................................................... 23

2. Latar Belakang Pendidikan dan Karir Akademik .................. 25

3. Aktifitas Sosial dan Penghargaan .......................................... 28

4. Buah Karya ............................................................................ 31

B. Struktur Pemikiran Siti Musdah Mulia .................................. 33

1. Pembacaan Teks Secara Tradisional dan Tendensius ............ 34

2. Menelaah Ulang Hakikat Tauhid ........................................... 37

3. Pendekatan Historis, Kontekstual, Kritis terhadap teks ......... 39

4. Tauhid dan Kesetaraan Gender .............................................. 42

C. Struktur Epistemologi Siti Musdah ........................................ 44

1. Sumber Pengetahuan Musdah Mulia ............................. 45

2. Metode Memperoleh Pengetahuan ........................................ 51

Page 17: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

xvii

BAB IV KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN TAUHID SITI MUSDAH

MULIA ................................................................................................ 57

A. Pemahaman Musdah Mulia atas Ayat-Ayat Tauhid .............. 57

B. Implikasi Pemhaman Musdah Mulia Terhadap Kesetaraan Laki-Laki dan

Perempuan ............................................................................. 64

1. Posisi Perempuan dalam Kepemimpinan ........................ 65

2. Perempuan dalam Ranah Domestik ................................ 67

3. Perempuan di Ranah Publik ............................................ 69

BAB V PENUTUP .............................................................................. 73

A. Kesimpulan ............................................................................ 73

B. Saran-Saran ............................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 75

LAMPIRAN ....................................................................................... 78

CURICULUM VITAE ........................................................................ 80

Page 18: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap agama baik Yahudi, Kristen maupun Islam memiliki teks suci

yang diyakini pemeluknya sebagai perwujudan wacana Ilahi. Arti dari teks itu

sendiri ialah wacana apapun yang dibakukan dalam bentuk tulisan.1 Al-Qur‘an

sebagai teks bahasa yang mempunyai kedudukan sebagai nas}s} meh}wari dalam

sejarah peradaban dan budaya Arab.2 Oleh karenanya, Teks-teks yang terbingkai

dalam sebuah kitab suci harus selalu di baca dan dijadikan pedoman hidup semua

umat manusia selama di dunia.

Masih berkaitan dengan teks, jika seseorang melakukan upaya

pemahaman atau pembacaan terhadap teks seperti teks al-Qur’an berarti ia

sedang berupaya menggali makna dibalik teks. Pada dasarnya teks itu muncul

dalam konteks dan masa yang berbeda sehingga cara untuk membacanya harus

disesuaikan dengan zamannya. Hal ini dilakukan agar setiap pembacaan yang

dihasilkan sesuai dengan ruh atau spirit yang dikandung oleh teks al-Qur’an.

1 Paul Ricoeur dalam Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan cet. 1,

(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), hlm. 83.

2 Nas}r H{a>mid Abu Zayd, Mafhu>m an-Nas}s} Dira>sah fi 'Ulu>m al-Qur‘a>n, cet. V, (Maroko:

al-Markaz al-S\aqafi al-‘Arabi, 2000), hlm. 9.

Page 19: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

2

Pembacaan seperti ini disebut dengan tekstualitas yakni bagaimana sebuah teks

dibaca (model pembacaan).3

Diskursus terkait model pembacaan atau pemahaman terhadap sebuah

teks merupakan keniscayaan yang patut untuk dimaklumi. Dalam pandangan

Asma Barlas, semua teks termasuk juga al-Qur’an bersifat polisemik

(mengandung banyak makna) sehingga teks tersebut akan selalu terbuka untuk

menampung berbagai model pemahaman.4 Seperti halnya teks lain, al-Qur’an

juga terbuka bagi beragam bentuk pemahaman atau pembacaan, karena setiap

ayatnya dapat ditafsirkan secara berbeda. Misalnya, pemahaman feminis

terhadap ayat-ayat al-Qur’an bernuansa patriarki dengan mengusung prinsip

egaliter (kesetaraan) menghasilkan pemahaman bahwa pada dasarnya baik laki-

laki maupun perempuan hakikatnya setara satu sama lain yang membedakan

hanya derajat ketakwaan di hadapan Tuhan.

Berbeda dengan kaum konservatif yang membaca teks dengan metode

linear-atomistik yang mendekati teks al-Qur’an secara ayat-per-ayat. Menurut

mereka patriarkhi disebabkan term superioritas yang dilekatkan kepada kaum

laki-laki bersifat ontologis, perempuan dianggap tercipta dari atau setelah laki-

laki dan untuk kesenangan laki-laki, kemampuan dan kecakapan mental juga

lebih dominan dimiliki oleh laki-laki. Sebaliknya, perempuan ditampilkan

sebagai makhluk menyedihkan yang fungsi seksual dan psikologisnya tidak

3 Hugh Silvermann, Textualities: Between Hermeneutics and Deconstruction, dalam

Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan , cet. 1, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,

2005), hlm. 83.

4 Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan , cet. 1, (Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta, 2005), hlm. 38.

Page 20: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

3

memungkinkan melakukan pekerjaan atau aktivitas apa pun kecuali melahirkan

(reproduksi) anak.5

Pemahaman yang dilakukan oleh kaum konservatif terhadap ayat

patriarkhi tentunya tidaklah sesuai dengan kerangka pembacaan yang

menempatkan teks sebagai objek kajian yang bersifat historis melainkan

dipahami sebagai teks final (normatif) dan kaku, sehingga apa yang mereka baca

dan pahami dianggap sebagai kebenaran mutlak (taken for granted) yang artinya

tidak perlu ada kajian dan perumusan ulang terhadap teks.6 Dalam kritisisme

teks, posisi historisitas ini sangat signifikan untuk mengulas beberapa persoalan

dari segi peristiwa bahasa dan sekaligus mempengaruhi pada sistem pemaknaan

terhadap teks itu sendiri sehingga akan menempatkan secara adil posisi dari

otoritas sebuah teks.7 Hal ini mengingatkan kepada perdebatan oleh kalangan

intelektual Muslim masa silam yaitu antara aliran Mu’tazilah dengan Asy’ariah

terhadap eksistensi teks.

Metode berpikir yang dilakukan oleh kaum konservatif ini bisa

dikategorikan sebagai seorang ‘believer’ (mukmin) yang menepikan aspek

historisitas dan menjunjung kuat normatifitas. Bagi Amin Abdullah, pendekatan

‘believer’ sering kali tidak kritis dalam memahami teks-teks dan naskah

keagamaan yang ditulis dalam situasi historis tertentu, mereka cenderung

mengedepankan ‚Truth Claim‛ yang artinya lebih menekankan pada monopoli

5 Asma Barlas, Cara Qur’an Membebaskan Perempuan, hlm. 42.

6 Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, cet. 1, (Yogyakarta:eLSAQ Press,2006),

hlm. Xvi.

7 Hilman Latief, Nasr Hamid Abu Zaid Kritik Teks Keagamaan, cet. 1, (Yogyakarta:

eLSAQ Press,2003), hlm. 96.

Page 21: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

4

kebenaran dengan semboyan ‚Right or Wrong is My Country‛. Oleh karenanya,

seorang ‘believer’ sulit membedakan antara finalitas dan universalitas, antara

relativitas dan partikularitas manifestasi keberagaman seseorang atau masyarakat

tertentu. 8

Setidaknya untuk memahami teks-teks keagamaan terutama tafsir, hadis,

ilmu tauhid, fiqih, tasawuf dan ilmu lainnya harus dipahami secara kritis dan

humanis sehingga pemahamannya sesuai dengan spirit dan konteks yang relevan

dengan zaman. Mengingat setiap ilmu agama maupun pengetahuan pasti muncul

dan berkembang sebagai respon atas kegelisahan yang dihadapai dan dikuasai

oleh ilmu yang telah mapan. Meminjam istilahnya Michel Foucalt yang

mengatakan bahwa pengetahuan (Knowledge) dan kekuasaan (Power)

mempunyai hubungan yang sinergis dan dinamis dalam suatu komunitas.9

Artinya, bahwa gagasan atau pemikiran seseorang merupakan cermin atau

refleksi dari realitas sosial yang tengah terjadi, termasuk realitas dari sebuah

kekuasaan yang tengah mapan.

Seperti halnya ketika berbicara ilmu tauhid yang dari dulu sampai

sekarang menjadi problem perdebatan yang tak kunjung usai. Mulai dari

pemahaman teoritis sampai kedalam ranah praktis. Menurut Amin Abdullah

layaknya ilmu-ilmu yang lain, tidak lain dan tidak bukan ilmu tauhid merupakan

rumusan sistematis keprihatinan dan pergumulan pemikiran manusia tentang

8 Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, cet. 1,(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995), hlm. 25.

9 Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, cet. 1, hlm. 17.

Page 22: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

5

persoalan-persoalan ketuhanan yang terjadi pada era dan penggal sejarah

tertentu. Meskipun sumber primernya tauhid adalah wahyu, namun rumusan-

rumusan, gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran, polemik, dan terlebih-lebih

rancang bangunan epistemologi keilmuannya tidak lain adalah hasil kreasi

manusia semata. 10

Ruang lingkup pembahasan ilmu tauhid di wilayah Islam sendiri dimulai

dari (era klasik ), era tengah, sampai era sekarang (kontemporer) banyak

mengalami pemahaman yang berbeda-beda,. Dari era klasik Islam (650-1250 SM)

diwakili oleh al-Ghazali yang mengatakan bahwa tauhid ialah seperangkat

keyakinan yang harus dimiliki seseorang meliputi keyakinan terhadap Tuhan

dengan segala sifat-Nya, kenabian, dan tentang hari akhir. Era pertengahan Islam

(1250-1800 M) merepresentasikan al-Taftazzani dengan pembahasan tauhid yang

mengarah pada persoalan ada, (al-wujud) materi (al-ẓat), ilmu ketuhanan (‘ilm al-

ilahiyat), kenabian dan persoalan keakhiratan (al-ukhrawiyyah). Muhammad

Abduh sebagai sosok pemikir rasionalis juga menganggap tauhid sebatas ilmu

yang membahas tentang wujud Allah dan Rasul meliputi sifat wajib, jaiz dan

mustahilnya. Dari sini terlihat jelas bahwa cakupan tauhid hanya sebatas aspek

ketuhanan, kenabian maupun imamah.11

Baru mulai pada abad ke 20 ilmu tauhid mendapat berbagai sentuhan dan

gugatan. Misalnya banyak klaim yang menganggap bahwa tauhid selama ini

10

Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas? cet. v, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 121.

11

Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, hlm. 18-21.

Page 23: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

6

hanya menyentuh dan membahas persoalan ketuhanan dengan berbagai macam

seluk beluknya, sehingga menjadikan tauhid ‚melangit‛ dan kurang ‚membumi‛.

Gugatan dan klaim semacam ini dimaksudkan agar pembahasan ilmu tauhid yang

membeku dan sakral terlihat lebih membumi dan humanis.12

Selama ini tauhid hanya dimaksudkan sebagai paham ‚memahaesakan

Tuhan‛ atau secara lebih sederhana paham ‚Ketuhanan Yang Maha Esa‛. Dalam

al-Qur’an tidak dijumpai kata tauhid tetapi yang ditemukan hanya kata-kata

yang merujuk pada arti tauhid ada 4 yaitu : 1) kata aḥad (esa atau satu) disebut

53 kali, 2) kata waḥid (satu) disebut 30 kali, 3) kata waḥid (sendiri atau tunggal)

disebut 6 kali, 4) kata waḥid (yang tunggal atau esa) yang hanya ada 1 kali. Di

dalam berbagai tulisannya, Haikal mendefinisikan tauhid sebagai iman atau

keyakinan bahwa Tuhan itu hanya satu. Dialah yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan

selain Allah tidak ada sekutu bagi-Nya dan Dialah satu-satunya yang patut

disembah.13

Sedangkan menurut Musdah Mulia ilmu tauhid ditempatkan sebagai inti

ajaran Islam. Tauhid mengajarkan kepada manusia bagaimana berketuhanan yang

benar dan selanjutnya menuntun manusia bagaimana cara berinteraksi dengan

sopan dan humanis.14

Ajaran yang pertama mengenai tauhid disebut dengan

dimensi vertikal yang berisi seperangkat kewajiban manusia kepada Tuhan

12

Muhammad In’am Esha, Rethinking Kalam, hlm. 18-22.

13

Haikal, al-Hukumah al-Islamiyah, hlm .32.

14

Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2004), hlm. 1.

Page 24: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

7

(hablun minallah), sedang yang kedua aspek horizontal mengatur hubungan antar

sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.15

Namun sayangnya, aspek horizontal ini tidak terealisasikan dengan baik

dalam kehidupan manusia, khususnya dalam interaksi dengan sesamanya (hablum

minan nas). Akibatnya, dimensi kemanusiaan yang merupakan refleksi aspek

horizontal Islam kurang mendapat perhatian di kalangan umat muslim. Seperti

masih adanya ketidaksetaraan antara kedudukan laki-laki dan perempuan, hal ini

yang sebenarnya dilupakan dari esensi tauhid yang membawa kepada ajaran

persamaan antar manusia (al-musawah baina al-nas).16

Singkatnya, kalau semua

manusia itu sama sudah tentu perempuan dan laki-laki pun sama.

Dari sini peneliti tertarik untuk mengkaji Siti Musdah Mulia salah seorang

tokoh muslimah feminis Indonesia yang mempunyai pemahaman berbeda ketika

membaca ayat-ayat tauhid. Dalam pengamatan peneliti, Musdah Mulia ialah

seorang intelektual (akademisi) yang mencoba memahami dan menggali makna

yang dimaksud oleh teks al-Qur’an khususnya ayat tauhid. Disinilah letak fokus

kajian peniliti mengenai bagaimana sebenarnya epistemologi Siti Musdah Mulia

dalam memahami ayat-ayat tauhid dan implikasinya terhadap kesetaraan antara

laki-laki dan perempuan.

B. Rumusan Masalah

15

Siti Musdah Mulia, Musilimah Reformis:Perempuan Pembaru Keagamaan (Bandung:

Mizan Pustaka, 2005), hlm. 4.

16

Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami , hlm. 4.

Page 25: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

8

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai pembatas atas pembahasan dalam

penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Sumber-sumber (epistemologi) apa saja yang digunakan Siti Musdah

Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid?

2. Bagaimana inti pemahaman Siti Musdah Mulia tentang ayat-ayat tauhid ?

3. Bagaimana implikasinya terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian dari dua rumusan masalah di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan dan kegunaan sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian Ini adalah :

a. Mengetahui Sumber-sumber (epistemologi) yang digunakan Musdah

Mulia dalam memahami ayat-ayat tauhid dalam al-Qur’an.

b. Mengetahui pemahaman Musdah Mulia atas ayat-ayat tauhid

c. Mengetahui implikasi pemahaman terhadap relasi kesetaraan laki-laki dan

perempuan.

2. Kegunaan Penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis penelitian ini semoga bisa berguna dalam menambah kajian

studi tafsir. Walaupun epistemologi adalah cabang dari filsafat justru

menjadi jantung bagi semua ilmu untuk mengetahui konstruksi bangunan

ilmu pengetahuan termasuk tafsir.

Page 26: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

9

b. Secara praktis penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

mahasiswa yang ingin lebih mengkaji gender dengan tokoh feminis

Indonesia.

D. Telaah Pustaka

Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa karya tulis yang telah lebih dulu

mengungkap dan menelaah produk pemikiran Siti Musdah Mulia. Diantaranya

adalah Muhammad Abdul Haris dengan skripsinya yang berjudul Metodologi

Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas Metodologi Penafsiran Siti

Musdah Mulia) menjelaskan suatu metodologi yang harus digunakan seorang

mufasir dalam rangka menghasilkan penafsiran yang adil, egaliter, dan equal

antara laki-laki dan perempuan yaitu dengan cara: 1) Dalam menafsirkan al-

Qur’an hendaknya mendahulukan ayat-ayat jenis Fiqih tentang relasi laki-laki dan

perempuan, 2) Sang penafsir harus menyadari dengan seutuhnya bahwa laki-laki

dan perempuan memiliki potensi yang sama dan sejajar di mata Tuhan dalam - QS

al-Hujurat (49):13 adapun perbedaan keduanya hanya ditentukan oleh kualitas

ketakwaanya. 3) Mufasir sebaiknya menitikberatkan analisisnya pada

pertimbangan kondisi objektif masyarakat yang terdiri dari enam kategori,

meliputi: prinsip kemaslahatan, keadilan dan kesetaraan gender, penegakan HAM,

pluralism, nasionalisme, dan prinsip demokrasi. 4) Siti Musdah Mulia hendak

mengembangkan pembacaan teks secara produktif, bukan reproduktif, yang

Page 27: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

10

sekedar mengulang-ulang pembacaan atau pemaknaan teks dengan cara dan

metode yang sama.17

Sulaiman dengan skripsinya yang berjudul Kesetaraan Jender Dalam

Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia yang mencoba memaparkan

konsep kesetaraan gender melalui kajian pemikiran tokoh feminis yaitu Amina

Wadud dan Siti Musdah Mulia. Dalam upaya memperjuangkan wacana

perempuan Amina Wadud lebih ke proses penafsiran teks-teks yang berbahasa

jender, sedangkan Siti Musdah Mulia lebih kepada peranan perempuan dalam

konteks hukum-hukum Islam.18

Dalam skripsi ini peneliti akan memfokuskan kajian Epistemologi dan

Pemahaman Siti Musdah Mulia atas ayat-ayat Tauhid dan Implikasinya terhadap

kesetaraan laki-laki dan perempuan.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori atau theoretical framework merupakan model konseptual

dari suatu teori atau hubungan logis (logical sense) di antara faktor-faktor yang

diidentifikasi penting pada masalah penelitian. Suatu teori nantinya digunakan

untuk membangun hipotesis berdasarkan teori dan hasil-hasil riset sebelumnya

dan akan diuji dengan fakta yang ada. Sedangkan untuk riset yang bertujuan untuk

membangun teori maka hipotesisnya yang sudah diuji, terbukti benar, dan

17

Muhammad Abdul Haris, Metodologi Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas

Metodologi Penafsiran Siti Musdah Mulia), skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2007

18

Sulaiman, Kesetaraan Jender Dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah Mulia,

Skripsi Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006

Page 28: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

11

konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian, akan menjadi

teori baru.19

Dalam skripsi ini kerangka teori yang peneliti pakai sebagai alat untuk

membedah pemahaman Musdah Mulia ialah teori epistemologi. Epistemologi

sendiri ialah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu

pengetahuan. Secara praktis teori epistemologi ini membahas tiga persoalan

penting : (1) Apakah sumber-sumber pengetahuan yang digunakan? Dari manakah

pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahui? (2) Apakah

sifat dasar pengetahuan itu? (3) Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)?

Bagaimana membedakan yang benar dari yang salah? hal ini biasa disebut dengan

verifikasi.20

Dari pemaparan diatas peneliti akan mencoba mengaplikasikan teori

epistemologi guna mengetahui pemikiran Musdah Mulia ketika membaca

sekaligus memahami ayat tauhid secara komprehensif. Selanjutnya peneliti akan

menyusun dua pokok persoalan penting terkait epistemologi yakni: (1) Sumber

pengetahuan apa yang digunakan Musdah Mulia dalam memahami ayat tauhid (2)

Metode dan Pendekatan yang digunakan dalam memahami ayat tauhid.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

19

Tim Fakultas Ushuluddin, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Yogyakarta:

Fakultas Ushuluddin UIN sunan Kalijaga Yogyakarta,2008), hlm.12-13. 20

Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas?, hlm. 243.

Page 29: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

12

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu

sebuah penelitian yang fokus penelitiannya menggunakan data dan informasi

dengan bantuan berbagai macam data kepustakaan seperti buku-buku, jurnal,

naskah-naskah, majalah maupun bahan-ahan pustaka lainnya yang terkait dengan

obyek penelitian.21

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu dengan mendeskripsikan

data-data terkait epistemologi dan pemahaman Siti Musdah Mulia ketika

membaca al-Qur’an khususnya ayat tauhid, kemudian dianalisis dengan

menjelaskan pengaruhnya terhadap kesetaraan laki-laki dan perepuan (gender).

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan dua cara yakni dalam

bentuk dokumen dan wawancara.

Dokumen sendiri ada dua jenis sumber data yang dibutuhkan. Pertama,

sumber data primer (primary source) dan kedua, sumber data sekunder

(secondary source). Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah ayat

al-Qur’an tentang tauhid dan buku-buku karya Musdah Mulia yang berkaitan

dengan tema perempuan dan kesetaraan gender. Sedangkan data sekundernya

adalah bahan-bahan tertulis seperti: artikel, buku, catatan, jurnal, majalah, dan

sebagainya yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Baik berbentuk

hard copy maupun soft copy.

21

Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial,cet VII (Bandung:Mandar Maju,1996),

hlm. 33.

Page 30: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

13

Sedangkan untuk wawancara peneliti akan menggunakan wawancara

dengan pola tersusun yaitu mempersiapkan dengan cermat pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan kepada Siti Musdah Mulia supaya mendapatkan informasi

yang tepat dan akurat.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi uraian argumentatif tentang tata urutan

pembahasan materi skripsi dalam bab-bab yang disusun secara logis. Agar

penelitian ini memperlihatkan adanya kesatuan serta keterkaitan antara satu sama

lain, maka peneliti akan membagi pembahsan ini menjadi lima bab yaitu:

Bab Pertama, memuat tentang pendahuluan sebagai pengantar

pembahasan penulisan secara keseluruhan. Bab ini terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,

kerangka teori, metode penelitian serta sistematika pembahasan. Bab ini memuat

gambaran umum yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya.

Bab kedua, profil Siti Musdah Mulia yang akan memaparkan latar

belakang kehidupan, pendidikan, karir akademik, aktifitas sosial dan

pengahargaan-penghargaan yang telah Musdah Mulia capai dalam lintas nasional

maupun internasional serta buah karyanya. Selain profil peneliti juga akan

memaparkan periodisasi pemahaman tauhid dari perspektif tokoh di Era klasik

dan Era modern guna mendapatkan gambaran yang komprehensif diantara

keduanya. Pemaparan tersebut dilakukan dengan alasan untuk mengetahui

background akademik dan civitas sosial Musdah Mulia yang concern terhadap

Page 31: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

14

masalah isu-isu perempuan, dan juga untuk mengetahui sejauh mana letak

pergeseran tauhid di masa klasik dan modern.

Bab ketiga, menjelaskan terkait epistemologi Siti Musdah Mulia yang akan

menguraikan struktur pemikiran meliputi pembacaan tradisional, menelaah ulang

tauhid, pendekatan historis, tauhid dan kesetaraan gender. Sedangkan untuk

epistemologi Musdah Mulia dari sumber pengetahuan, metode dan pendekatan

pengetahuan Musdah dalam memahami ayat tauhid. Pemaparan ulasan

epistemologi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

landasan struktur pemikiran Musdah ketika berhadapan dengan realitas dan untuk

mengetahui sumber pengetahuan yang diperolehnya dalam memahami tauhid.

Bab keempat, merupakan pembahasan inti dari semua bab yakni memuat

pemahaman Musdah Mulia terhadap ayat-ayat tauhid beserta implikasinya

terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan. Tujuan dari pemaparan ini ialah

untuk menganalisis pengaruh pemahaman tauhid Musdah Mulia terhadap

kesetaraan gender.

Bab kelima, bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian. Berisi

kesimpulan dan saran-saran yag ditujukan untuk penelitain selanjutnya.

Page 32: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sumber pengetahuan Musdah dalam memahami ayat-ayat tauhid

adalah teks al-Qur’an dan Hadis. Dengan cara memadukan dua

metode yaitu metode deduktif dan induktif. Secara deduktif, ia

memahami tauhid berpijak pada teks al-Qur’an dan hadis, sejarah

Islam, serta mengadopsi dari pemikir Muslim dan secara induktif

beliau memahami tauhid berpijak pada pengalaman empiris. Metode

pengetahuan Musdah ialah dengan menggunakan analisis rasional,

hermeneutik, tematik, serta memadukan iman, rasio dan indera.

2. Pemahaman tauhid menurut Musdah adalah esensi dari Islam itu

sendiri dengan prinsip-prinsip universalnya yang tertuang dalam teks

al-Qur’an dan hadis. Inti tauhid ialah kemutlakan Tuhan, Allah swt,

sehingga dalam Q.S. Al-Ikhlas keistimewaan dan kekuasaan hanya di

tangan Tuhan. Tak ada makhluk yang dipertuhankan maka karenanya,

hakikat semua manusia sama, manusia sederajat di hadapan Allah

yakni sebagai khalifah fil ardh.

3. Implikasi pemahaman tauhid Musdah Mulia bahwa Tauhid

membebaskan manusia dari kezaliman, membebaskan orang

tertindas, pembebasan terus menerus, menjamin keadilan bagi laki-

laki maupun perempuan, memandang manusia setara di hadapan

Allah, terakhir tauhid mempersaudarakan umat manusia. kesetaraan

Page 33: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

74

laki-laki dan perempuan dalam kepimpimpinan adalah baik laki-laki

maupun perempuan sama mempunyai hak untuk menjadi khalifah

karena tauhid memandang manusia setara. Tidak ada yang lebih

unggul maupun rendah derajatnya tauhid memandang manusia di

hadapan Tuhan setara.

B. Saran-Saran

Setelah melalui proses pembahasan dan kajian terhadap pemahaman Siti

Musdah Mulia atas ayat-ayat tauhid dan implikasinya terhadap kesetaraan laki-

laki dan perempuan, kiranya peneliti perlu mengemukakan beberapa saran sebagai

kelanjutan dari kajian penyusunan atas hal-hal tersebut di atas.

1. Perlunya dilakukan penelitian yang lebih komprehensif dan kajian

lebih lanjut tentang pemahaman ayat-ayat tauhid, dengan tidak hanya

terbatas pada karya-karya kitab maupun buku yang sudah ada. Tetapi

juga pada data-data ilmiah yang sudah ditemukan.

2. Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui pemahaman tauhid

dari tokoh muslimah modernis-progresif yaitu Siti Musdah Mulia.

Page 34: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995.

-------, Studi Agama Normativitas atau Historisitas? Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011.

Al-Farmawiy, Abdul Hay Al-Bidayah fi Tafsir Al-Mawdhu‟iy Kairo: Al-Hadharah Al-

„Arabiyah, 1977.

Abdul Haris,Muhamad, Metodologi Tafsir Berwawasan Feminis (Telaah Kritis atas

Metodologi Penafsiran Siti Musdah Mulia), skripsi Fakultas Ushuluddin UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.

an-Nisaiburi, al- Wahidi, Asbab an-Nuzul Mesir: Al-Maktabah al-Taufuqiyah, 2003.

Ash-Shiddiqie, Hasbie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid atau Kalam Jakarta:

Bulan Bintang, 1983.

Barlas, Asma, Cara Qur‟an Membebaskan Perempuan Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta, 2005.

Dara Afifah, Neng, Profil: Dr Musdah Mulia,

Darwin, Muhadjir Tukiran, Menggugat Budaya Patriarkhi Yogyakarta: Pusat

Penelitian Kependudukan UGM, 2001.

Dzuhayatin, Siti Ruhaini dkk, Rekontruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender

Dalam Islam Yogyakarta: PSW,2002.

Esha, Muhammad In‟am, Rethinking Kalam Yogyakarta:eLSAQ Press, 2006.

Haikal, al-Hukumah al-Islamiyah

Hardianto, Budi, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia: Pengusung Ide Sekularisme,

Pluralisme, dan Liberalisme Jakarta: Hujjah Press, 2007.

Halim, Abdul, Teologi Islam Rasional Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis

Harun Nasution Jakarta: Ciputat Press, 2001.

Ichwan, Moh Nor, (dkk.), Islam, Agama-Agama dan Nilai Kemanusiaan Yogyakarta:

CISForm, 2013.

Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial Bandung: Mandar Maju,1996.

Page 35: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

76

Latief, Hilman, Nasr Hamid Abu Zaid Kritik Teks Keagamaan Yogyakarta: eLSAQ

Press, 2003.

Madjid,Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis tentang

Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan) Jakarta: Paramadina,

2005.

-------, Islam: Doktrin dan Peradaban Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992.

Mughis Mudhoffir, Abdul, “Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi

Sosiologi Politik”,Sosiologi MASYARAKAT, 18, Januari 2013.

Muhammad,Husein, (dkk), Fiqh Seksualitas: Risalah Islam Untuk Pemenuhan Hak-

Hak Seksualitas Jakarta: PKBI, 2011.

-------, Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai pesantren Yogyakarta

:LKis, 2004.

Mulia, Siti Musdah, Islam Menggugat Poligami Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2004.

-------, Musilimah Reformis:Perempuan Pembaru Keagamaan Bandung: Mizan

Pustaka, 2005

-------, Islam dan Inspirasi Kesetaraan Gender Yogyakarta: Kibar Press, 2007.

-------, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam Jakarta: Megawati Institute, 2014.

-------, Muslimah Sejati Bandung: Penerbit Marja, 2011.

-------, Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender Yogyakarta:

Naufan Pustaka, 2014.

-------, Negara Islam Jakarta: KataKita , 2010.

-------, Pendidikan HAM, Demokrasi & Konstitusi Bagi Penyuluhan Agama-Agama,

Jakarta: Indonesian Conference on Religion and Peace, 2014.

-------, Biografi Musdah Mulia dalam www. Mujahidahmuslimah.com

http://www.mujahidahmuslimah.com/musdah-mulia/ diakses tanggal 02 Januari

2015.

Muslim, Shahih Muslim, Kitab al-Birr wa al-Silah wa al-Adab, hadis 4651.

Mustaqim, Abdul, Pergeseran Epistemologi Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008),

Najib Burhani, Ahmad, Islam Dinamis Menggugat Peran Agama Membongkar

Doktrin yang Membatu Jakarta: Kompas, 2001.

Page 36: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

77

Nasution, Harun, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran Bandung: Mizan, 1995.

-------, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah Jakarta: UI-Press, 1987.

Rohmaniyah,Inayah, Konstruksi Patriarki Dalam Tafsir Agama Sebuah Perjalanan

Panjang Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014.

Saridjo, Marwan, Cak Nur Diantara Sarung dan Dasi, dan Musdah Mulia Tetap

Berjilbab: catatan pinggir sekitar pemikiran islam di Indonesia, Jakarta:

Yayasan Ngali Aksara dan Penamadani, 2005

Suhandjati Sukri, Sri Pemahaman Islam dan Keadilan Jender Yogyakarta : Gama

Media, 2002.

Sulaiman, Kesetaraan Jender Dalam Pemikiran Amina Wadud dan Siti Musdah

Mulia, Skripsi Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2006.

Tim Fakultas Ushuluddin, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas

Ushuluddin UIN sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008.

Tim Nabil. “Kiprah Musdah Mulia Tak Pernah Lelah Memperjuangkan Prinsip

Kesetaraan dan Keberagaman Dalam Pembangunan Bangsa”,

Zayd, Nas}r H{a>mid Abu, Mafhu>m an-Nas}s} Dira>sah fi 'Ulu>m al-Qur„a>n,

cet. V, (Maroko: al-Markaz al-S\aqafi al-„Arabi, 2000)

Page 37: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

78

PEDOMAN WAWANCARA

Terkait soal Epistemologi

1. Sumber pengetahuan apa yang Dr Musdah gunakan untuk memahami ayat tauhid?

2. Sumber-sumber kitab klasik, atau buku apa yang Dr Musdah gunakan sebagai rujukan

dalam memahami ayat tauhid?

3. Metode apa yang Dr Musdah pakai untuk memahami ayat tauhid?

4. Pendekatan apa yang Dr Musdah pakai untuk membantu dalam memahami ayat

tauhid tersebut?

5. Adakah pengalaman empiris Dr Musdah yang dijadikan refleksi dalam memahami

ayat tauhid?

6. Alat Pengetahuan yang digunakan Dr Musdah dalam memahami ayat Tauhid apa?

7. Apa teori dan Validitas Kebenaran pengetahuan Dr Musdah setelah melakukan studi

keislaman?

Page 38: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

79

JAWABAN DARI MUSDAH MULIA

Terkait Epistemologi

1. Al-Qur’an dan Hadis, Cuma membacanya tidak dengan cara tradisional,

melainkan dengan cara kritis dan menggunakan analisis rasional.

2. Buku-buku dari para tokoh pemikir progresif Islam, baik di luar, seperti

Muhammad Abduh, Husain Haikal, Ali Abd Razik, Qasim Amin,

Muhammad Iqbal, Mohammad Arkoun, Hassan Hanafi dan para feminis

Muslim maupun di Indonesia seperti Harun Nasution, Nurcholish

Madjid, Gus. Dur, Quraish Shihab dst.

3. Metode hermeneutika

4. Pendekatan tafsir tematik

5. Pengalaman empiris di pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan.

Semua penafsiran dan pemahaman yang diajarkan para ustad-ustazah

pada saya ketika di pesantren hampir semua berbenturan dengan realitas

sosial yang ada.

Misalnya, pemahaman bhwa poligami adalah sunah Nabi, ternyata setelah

membaca ayat-ayat tentang perkawinan, tujuan perkawinan amat luhur

dan mulia dan itu hanya dapat dicapai melalui perkawinan monogami,

bukan poligami. Dan setelah menelusuri sejarah panjang kehidupan

Rasul, poligami bukan sunnah, melainkan semata tuntutan keadaan masy

Arab yang dilanda perang dan konflik, dan salah satu cara meredam

konflik adl lewat perkawinan dg perempuan dari suku dominan. Kalau

sunnah mengapa bukan dari awal melakukannya?

6. sepenuhnya setuju dg pendapat Amin Abdullah menggabungkan rasio,

intuisi, iman dan indera

7. diskursif universal, untuk validitas ditentukan oleh pembuktian yang

lebih logis

Page 39: PEMAHAMAN SITI MUSDAH MULIA ATAS AYAT-AYAT TAUHID …digilib.uin-suka.ac.id/15863/1/11530062_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf · Tauhid membebaskan manusia dari kezaliman, orang-orang

80

CURRICULUM VITTAE

Nama

Tempat, tanggal lahir

Jenis kelamin

Agama

Alamat Asal

Alamat di Yogyakarta

:

:

:

:

:

:

Ahmad Aqib

Semarang, 27 Januari 1994

Laki-laki

Islam

Panggung, Mangkang Kulon, Rt 01/01, Tugu Semarang

Wisma asy-Syabab, Krapyak, Panggungharjo Sewon

Bantul Yogyakarta

ORANG TUA

Ayah

Ibu

Pekerjaan Ayah

Pekerjaan Ibu

Email

Nomer HP

:

:

:

:

:

H. Nashori Hambali

Hj. Nuning Shofiyani

Wiraswasta

Pedagang

[email protected]

085740468835

PENDIDIKAN FORMAL

1. MI. Miftahul Athfal Panggung (Lulus tahun 2006)

2. MTs. NU Nurul Huda Mangkang (Lulus tahun 2008)

3. Madrasal Aliyah Keagamaan TBS, Kudus (Lulus tahun 2011)

4. Masuk Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta T.A 2011/2012

PENDIDKAN NON FORMAL

1. Madrasah Diniyah Miftahul Athfal

2. Asrama MAK TBS kudus

3. Ma’had Aly al-Munawwir Krapyak- Jogja