pemanfatan diamond tiangle tourism sebagai tempat ...
Transcript of pemanfatan diamond tiangle tourism sebagai tempat ...
PEMANFATAN DIAMOND TIANGLE TOURISM SEBAGAI TEMPAT PENGEMBANGAN EKOPARIWISATA DI BANYUWANGI
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Pengembangan WilayahYang dibina oleh Indra Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd
OlehEko Yulian Arifianto
130721611784
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFIPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyuwangi sebagai kabupaten yang terletak di ujung Pulau Jawa sering
disebut sebagai kabupaten terpencil yang hanya digunakan sebagai jalur bagi para
wisatawan dari Surabaya ke Bali ataupun dari Bali ke Surabaya. Dibalik itu
semua, Banyuwangi sebagai kabupaten terbesar di Jawa Timur sebenarnya
memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan tidak hanya sebagai jalur lewat
saja.
Banyuwangi merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki garis
pantai terpanjang. Potensi bahari baik perikanan atau pariwisata pantai sangat
berpotensi dikelola untuk meningkatkan pendapatan daerah. Untuk memanfaatkan
potensi tersebut pemerintah daerah Banyuwangi memiliki konsep pengembangan
terhadap potensi pariwisata pantai. Selain pantai Banyuwangi juga mengandalkan
pariwisata dari sektor kenampakan alam seperti Blue Fire Kawah Ijen, Pendakian
G. Raung dll. Sebagai referensi wisatawan baik dari dalam negeri mauoun luar
negeri Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah membangun beberapa sarana
transportasi baik udara, laut, maupun darat yang sangat mendukung bagi
kemajuan ekonomi Banyuwangi. Banyuwangi bisa memanjakan para wisatawan
dengan keindahan alam, seni dan kebudayaannya
Menurut para ahli, yaitu H.Kodhyat (1983:4), pariwisata merupakan
perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan
perseorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Dan menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar
(2000:46-47), pariwisata adalah suatu perjalanan seseorang atau sekelompok
orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat
yang lain, meninggalkan tempatnya semula dengan perenacanaan dan dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk menikmati kegiatan yang beraneka ragam. Sedangkan menurut Salah
Wahab (1975:55), pariwisata merupakan salah satu jenis industry baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui
indahnya alam dan kebudayaan Banyuwangi, sehingga kita sebagai warga
Banyuwangi dapat mengembangkan sektor pariwisata di Banyuwangi. Jadi
Banyuwangi tidak lagi sebagai jalur lewat wisatawan tetapi sebagai tujuan utama
para wisatawan untuk menghabiskan liburannya. Dengan perkembangan sektor
pariwisata ini, kita juga dapat membangun sektor-sektor lain di Banyuwangi
sebagai penunjang pariwisata demi kesejahteraan warga Banyuwangi.
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Mengetahui keindahan pariwisata Banyuwangi.
2. Mengetahui Diamond triangle banyuwangi touism ekopariwisata di
Banyuwangi
3. Mengetahui potensi Diamond triangle tourism Banyuwangi sebagai icon
penting kebanggan Banyuwangi.
1.3 Rumusan Masalah
Agar penyusunan makalah mencapai tujuan yang diharapkan, maka rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja keindahan alam yang ada di Banyuwangi?
2. Apakah Diamond triangle touism itu?
3. Apa saja potensi yang dapat dikembangkan dari Diamond triangle
touism?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut para ahli, yaitu H.Kodhyat (1983:4), pariwisata merupakan
perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan
perseorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Dan menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar
(2000:46-47), pariwisata adalah suatu perjalanan seseorang atau sekelompok
orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat
yang lain, meninggalkan tempatnya semula dengan perenacanaan dan dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk menikmati kegiatan yang beraneka ragam. Sedangkan menurut Salah
Wahab (1975:55), pariwisata merupakan salah satu jenis industry baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya.
Dari pernyataan para ahli, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa
pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang maupun
sekelompok orang ke tempat tertentu yang memiliki potensi-potensi pariwisata
dengan tujuan untuk mencari suatu kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
jangka waktu sementara, dan kegiatan ini pun nantinya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara karena secara tidak langsung kegiatan ini
akan memberikan peluang bagi seseorang atau masyarakat untuk memperoleh
suatu pekerjaan, dan hal ini pun tentu akan mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi suatu negara.
Pariwisata memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan wilayah
setempat maupun bagi perekonomian negara secara keseluruhan. Karena pada
hakikatnya pariwisata adalah salah satu sektor andalan pemerintah Indonesia
untuk menghasilkan devisa negara, sehingga pemanfaatan, pengembangan,
pengelolaan, dan pembiayaan kawasan wisata harus mendapat perhatian yang
serius dari pemerintah dengan melibatkan peran lembaga-lembaga pemerintah,
serta seluruh lapisan masyarakat. Adapun daerah yang memiliki potensi
pariwisata yang nantinya dapat dijadikan sebagai asset negara ialah Banyuwangi.
Dimana, Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ketaknya di ujung
timur pulau Jawa dan di juluki sebagai sunrise of java. Karena letak yang
strategis, potensi wilayah Banyuwangi sangat besar dalam menyumbang
peningkatan perekonomian Indonesia, dan tentunya sangat besar peranannya bagi
pertumbuhan wilayah Banyuwangi sendiri.
Pariwisata di Banyuwangi sangatlah beragam dan tidak sedikit yang
menarik perhatian wisatawan local maupun mancanegara, terutama tempat-tempat
wisata yang notabene memiliki keindahan yang luar biasa. Tempat-tempat wisata
yang saat ini tengah diminati oleh wisatawan local maupun mancanegara adalah
kawah Ijen, pantai Plengkung, dan pantai Sukomade. Ketiga tempat wisata ini
biasa disebut sebagai segi tiga berlian. Segitiga Berlian merupakan 3 aset besar
Banyuwangi yang memiliki potensi wisata yang sangat hebat dan bisa
memberikan kontribusi besar untuk pengembangan pariwisata di Banyuwangi.
1. Kawah Ijen ( Ijen Crater)
Kawah ijen ini merupakan obyek wisata yang berlokasi di wilayah
Banyuwangi, Jawa Timur, ia termasuk salah satu Segitiga Berliannya
Banyuwangi, karena ia juga memberikan kontribusi yang besar terhadap
Banyuwangi, terutama pengembangan pariwisata di Banyuwangi ini. Kawah ijen
merupakan kawah danau terbesar di Pulau Jawa, kawah ijen berbentuk ellips
dengan ukuran lebih 960 x 600 m dengan keetinggian permukaan air danau
kurang lebih 2140 m dpl dengan kedalaman danau kurang lebih 200 m serta
merupakan danau terasam di dunia dengan ph 0,5. Kawah belerang berada dalam
sulfatara yang dalam. Kedalamannya 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta
meter kubik air asam beruap, diselimuti kabut berbau belerang yang menyengat.
Di dalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu belerang.
Dengan pesona yang dimiliki oleh kawah ijen inilah yang menarik para
wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi dalam rangka menikmati keindahan
alam yang dahsyat. Dan banyak sekali wisatawan mancanegara yang berkunjung
ke kawah ijen untuk menyaksikan para penambang batu belerang yang rela
mendaki gunung demi mendapatkan gumpalan-gumpalan belerang yang tidak lain
ialah bertujuan untuk menafkai keluarganya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi para wisatawan. Akan tetapi, selain memiliki potensi keindahan yang
memukau kawah ijen juga memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat
menghambat para wisatawan local maupun mancanegara untuk berkunjung ke
wisata tersebut. Kelemahan tersebut tidak lain adalah dari factor infrastruktur
yang kurang baik. Dimana, jalur menuju kawah ijen masih sangat berbahaya dan
sulit dijangkau oleh semua transportasi dan jalur menuju kawah ijen itu pun harus
ditempuh melalui jalan kaki yang cukup panjang. oleh karena itulah perlu adanya
perhatian khusus dari pemerintah setempat demi lancarnya para wisatawan dalam
berkunjung ke kawah ijen.
2. Pantai Plengkung (G-Land)
Kekayaan kedua dari kabupaten Banyuwangi ialah pantai plengkung
yang berlokasi di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Banyuwangi, Jawa
Timur. Pantai ini sangat terkenal, baik di Indonesia sendiri maupun sampai ke
mancanegara. Dimana, pantai plengkung terkenal akan ombaknya yang
menakjubkan dan hal ini pun sangat diminati oleh wisatawan asing untuk
melakukan selancar di pantai tersebut sehingga pantai plengkung sering dijuluki
sebagai "G-Land, The Seven Giant Waves Wonder". Ombak di pantai Plengkung
merupakan salah satu ombak yang terbaik di dunia. Ombak setinggi 4-6 meter
sepanjang 2 km dalam formasi 7 gelombang bersusun "go to left" cocok
ditunggangi oleh peselancar kidal. Di wilayah daerah Pantai Plengkung juga
banyak kegiatan yang bisa dilakukan , kegiatan yang sering dilakukan itu
misalnya meditasi.
Meditasi bisa dilakukan di tempat-tempat yang sepi seperti di goa-goa.
Akan tetapi sampai saat ini masih terdapat kendala-kendala pada saat hendak
menuju pantai plengkung, kendala tersebut tidak lain adalah sarana infrastruktur
yang kurang baik. Sehingga apabila wisatawan baik local maupun mancanegara
hendak menuju pantai plengkung sangat kesulitan. Dan tidak sedikit wisatawan
mancanegara yang lebih memilih untuk lewat jalur laut dari pada jalur darat, yaitu
lewat selat Bali. Sehingga transportasi darat pun tidak berfungsi dengan baik.
3. Pantai Sukomade
Meru Betiri merupakan hutan tropis dengan sungai spektakuler dan
keanekaragaman satwa liar. Berslogankan “Home of Biodiversity”, Taman
Nasional Meru Betiri merupakan salah satu taman nasional yang paling
mengesankan di Pulau Jawa dengan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan
hujan dataran rendah.
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri secara administrasi
pemerintahan terletak di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur. Taman nasional ini terdiri dari 4 zona yaitu, zona rimba seluas 22.622 Ha,
zona pemanfaatan intensif seluas 1.285 Ha, zona rehabilitasi seluas 4.023 Ha, dan
zona pemanfaatan khusus seluas 2.155 Ha.
Sebagian besar taman nasional ini dipenuhi oleh perkebunan karet
dengan topografi berbukit-bukit berikut tebing yang curam. Kawasan Taman
Nasional Meru Betiri bagian utara dan tengah merupakan hutan hujan tropika
yang selalu hijau, sedangkan di bagian lainnya termasuk hutan dengan musim
kering.
Taman nasional ini merupakan sebuat pot besar tempat tumbuhnya
tanaman langka seperti bunga raflesia dan beberapa jenis tumbuhan lainnya
seperti bakau, api-api, waru, nyamplung, rengas, bungur, pulai, bendo, dan
beberapa jenis tumbuhan obat-obatan. Di sini Anda dapat menyaksikan tingkah
laku satwa liar yang eksotis seperti kumbang hitam, kura-kura, macan tutul,
banteng, kera ekor panjang, ajag, kucing hutan, rusa, bajing terbang ekor merah,
merak, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu ridel atau lekang.
Di Pantai Sukamade dibangun beberapa fasilitas sederhana untuk
pengembangbiakan penyu. Taman ini juga merupakan tempat perlindungan
harimau jawa yang langka dan mulai punah. Taman ini terletak di salah satu
daerah yang paling terpencil di Indonesia sehingga aksesnya termasuk sulit,
bahkan pengunjung terpaksa menggunakan mobil 4WD. Letaknya yang terpencil
membuat hutan ini jarang dikunjungi sehingga menjadi alasan mengapa hutan ini
menjadi surga belantara yang belum terjamah keindahannya.
Taman Nasional Meru Betiri menawarkan pemandangan dan pengalaman
yang luar biasa. Pepohonan dan satwa liar yang menjadikan hutan ini sebagai
rumah dan habitat mereka akan menjadi atraksi menarik sekaligus bermanfaat
bagi Anda. Menuju hutan ini membutuhkan stamina yang baik. Namun keletihan
Anda akan terbayar lunas dengan pemandangan yang spektakuler dan udara hutan
yang khas menyejukan kulit dan hati Anda. Pengalaman ini akan sulit Anda
rasakan dan temukan di tempat lain di planet ini.
Anda juga bisa menapakkan kaki di beberapa tempat menarik di
sekitarnya seperti:
1) Pantai Rajegwesi
Di pantai ini Anda bisa berwisata bahari seperti berenang, mengamati satwa
dan tumbuhan, juga wisata budaya dengan mengunjungi desa nelayan
tradisional.
2) Sumbersari
Di sini Anda bisa menemukan padang rumput seluas 192 hektar dan melihat
tingkah laku satwa liar seperti sambar, rusa, dan kijang. Sebuah
laboratorium alam untuk kegiatan penelitian yang sempurna.
3) Pantai Sukamade
Di sini Anda bisa berkemah, selancar angin, melihat penyu yang sedang
bertelur, juga tempat pengamatan tumbuhan atau satwa.
4) Teluk Hijau
Menjelajahi hutan, wisata bahari, dan berenang. Alamya jelas akan
membuai Anda jatuh ke pelukan kedamaian.
Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dapat dicapai melalui dua jalur :
1) Jalur melalui Jember: Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit sepanjang 64
Km dari arah Jember, dapat ditempuh selama 1,5 jam.
2) Jalur melalui Banyuwangi:
3) Jember-Glenmore-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km, dapat ditempuh
selama 3,5 - 4 jam.
4) Jember-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade sepanjang 103 km,
dapat ditempuh selama 3,5 - 4 jam.
5) Jember-Banyuwangi-Genteng-Jajag-Pesanggaran-Sarongan-Sukamade
sepanjang 127 km, dapat ditempuh selama 4 - 4,5 jam.
Alternatif Tujuan di Taman Nasional Meru Betiri Jalur Andengrejo-
Bandealit
Pintu gerbang Andengrejo merupakan satu-satunya akses masuk menuju
Bandealit. Di pintu gerbang ini, Anda harus membayar tiket masuk dan
memperoleh informasi lengkap tentang taman nasional ini. Sepanjang perjalanan
menuju Bandealit, Anda dapat melihat atraksi-atraksi seperti budeng yaitu monyet
semacam lutung. Pohon Aren yang menguraikan buahnya sungguh memesona
untuk pecinta alam atau fotografer.
Temukan juga kijang, bunga Rafflesia, dan pabrik kopi peninggalan
Belanda yang sekarang dimiliki oleh PT Bandealit, kebun karet, serta
masyarakatnya yang sedang memanen getah karet, kebun sayuran, pohon nyiur
dan berjajar rapih, serta pohon durian yang aromanya selalu tercium.
Saat Anda mencapai pintu gerbang Bandealit yang jaraknya sekitar 14
km dari pintu gerbang Andongrejo, Anda wajib melaporkan ke kantor setempat.
Jalur Bandealit-Pringtali
Pringtali adalah padang savana yang menakjubkan. Akses menuju padang luas ini
harus menuju Bandealit terlebih dahulu. Hal yang akan Anda temui di perjalanan
ialah mengunjungi petani kelapa muda yang airnya menebus dahaga sangat Anda
di hutan tropis ini.
Selain itu, bila wakunya tepat makan ada suguhkan kegiatan masyarakat memanen
kopi. Gerombolan banteng (Bos javanicus)sekitar 30 ekor akan terlihat sesekali
melalui jalur ini untuk mencari minum dan makan, tentunya saat malam hari.
Hutan hujan tropis yang berkabut dan airnya yang hijau bersih akan menyegarkan
mata dan pikiran Anda. Apalagi bila Anda dapat berjumpa dengan macan tutul di
savana Pringtali di dalam mobil Anda, semoga saja beruntung melihatnya
langsung.
Jalur Bandealit-Goa Jepang
Di jalur ini Anda akan menemukan pohon jati yang tegak menghalangi
sinar matahari menembus celah-celah pepohonan. Sebuah perkampungan
masyarakat lokal pun akan Anda temui dengan keramahan warganya yang
bersahaja. Bila Anda ingin memberi makan rusa timor, hal ini dapat Anda lakukan
di penangkaran rusa di sebelah pusat informasi. Gombloh adalah selebriti lokal
yang ternyata adalah rusa jantan yang sangat akrab dengan manusia.
Buah naga adalah hal yang unik yang akan Anda temui di jalur ini. Selain
itu, anggrek liar yang indah dan bunga Ipomoea dapat menghibur Anda dengan
warna-warnanya. Muara di dekat Bandealit dapat dimanfaatkan untuk beristirahat
dan berkano. Pantai Bandealit sendiri merupakan garis pantai yang sunyi dan asri.
Lihatlah para nelayan menangkap ikan dan juga menawar hasil
tangkapannya. Hal ini biasa dilakukan sebelum pengunjung menginap dan makan
malam. Goa Jepang yang juga disebut bungker Jepang dapat Anda temui di daerah
ini. Perjalanan menuju bunker sekitar 2 jam dengan berjalan kaki.
Jalur Banealit-Teluk Meru
Tanaman kopi merupakan hamparan yang akan Anda lihat di jalur ini.
Pohon Glintungan (Bischofia javanica) yang tinggi berdiameter 2 meter patut
Anda abadikan dalam foto. Buah Gondang akan Anda temui yang rupanya sangat
mirip apel. Buah ini tidak dapat dimakan karena dapat menjadi racun. Bila Anda
ingin mengetahui tanaman rotan, maka di sinilah Anda dapat melihatnya.
Rupanya penuh dengan duri pada batang dan daunnya.
Batu Ampar adalah daerah di tepi sungai yang airnya bersih.
Beristirahatlah di sini sambil berendam walau hanya kaki Anda saja yang masuk
di dalam airnya yang segar. Tempat pengamatan burung adalah lokasi yang sering
dilakukan di daerah jalur ini. Burung kecil seperti burung madu, hingga elang
dapat Anda nikmati di sini. Mengkudu pun akan Anda lihat bila pandangan Anda
cukup jeli melalui jalur ini. Bila lebih tertarik dengan ukuran pohon yang cukup
besar maka beringin asli yang berumur puluhan tahun dapat Anda temui di jalur
ini.
Sesampainya di Teluk Meru, buatlah tenda dan Anda mulailah menikmati
alamnya dengan cara berkemping (camping). Pantai di teluk ini panjangnya 5 km
dan dipotong oleh satu aliran sungai yang harus Anda sebrangi saat menyusuri
pantai. Jangan khawatir, air sungai ini cukup dangkal dan berair tenang.
Jalur Meru-Permisan
Sungai kecil berbatu pasti akan menantang Anda, apalagi saat musim
kepiting berkembang biak. Dua sungai akan bertemu di Kali Lanang. Di sinilah
Anda beristirahat. Istirahat kedua dilakukan para petualang di Tumpak Dawung
yang merupakan puncak bukit, sebelum menuju pantai Permisan Barat. Pantai di
balik bukit akan Anda temui dan indahnya melebihi pantai Permisan Barat.
Banyak orang berenang bahkan snorkeling karena terumbu karangnya yang masih
sangat baik.
Jalur Permisan-Sukamade
Ikan blanak dan mujair akan banyak ditemui di hutan mangrove. Hanya 10
menit dari Permisan, Anda akan menemui air terjun landai yang membuat Anda
ingin kembali menceburkan diri walau baru berenang di pantai. Jalur menuju
Sukamade dari air terjun akan sangat menantang karena licin dan Anda banyak
beristirahat di berbagai titik. Pohon pinang, aren, dan semak belukar akan
menemani Anda hingga savana selanjutnya. Ke Sukamade Anda perlu mengambil
jalur kanan, setelah menuruni bukit terjal dari Pondok Muto. Jalur ke kiri akan
membawa Anda ke Sumbersari.
Jalur Sukamade-Sarongan
Hal paling menarik ialah menyebrangi sungai dengan motor atau truk.
Pengemudi seolah tahu titik mana yang harus dilalui tanpa meresikokan truk dan
penumpangnya. Setelah 4 kilometer dari pantai Sukamade, perkampungan
pegawai perkebunan PT Sukamade akan menyambut. Di sinilah Anda akan
mengenal buah kakao atau coklat.
Akomodasi
Bila waktu tak mengizinkan Anda untuk pulang malam hari dan Anda
masih di Bandealit maka bermalamlah di salah satu pondok wisata. Yaitu berupa 2
rumah dengan fasilitas masing-masing 4 kamar tidur dan kamar mandi, tempat
tidur springbed, air bersih, listrik (walau dipadamkan di malam hari), dan ruang
tamu yang luas. Di Pantai Sukamade tersedia penginapan 2 rumah panggung
dengan 4 kamar dengan 2 tempat tidur di masing-masing kamarnya. Harga
penginapan per malam hanya Rp 75 ribu dan bila ingin berkemah,
terdapat camping ground di sekitar pantai.di sekitar mangrove bisa dimanfaatkan
untuk cano sambil melakukan pengamatan burung.
Pantai sukomade juga termasuk dalam segitiga berliannya Banyuwangi
karena pantai ini menjadi aset besar yang memiliki kontribusi besar kepada
pemerintah Banyuwangi. Akan tetapi jalur menuju pantai sukomade ini juga
relative sulit, sehingga para wisatawan kesulitan untuk melakukan wisata di
tempat tersebut.
Dengan adanya hambatan dan kendala pada tempat-tempat wisata tersebut,
maka dari itulah perlu adanya suatu perhatian khusus, baik dari pemerintah
setempat maupun masyarakat kabupaten Banyuwangi. Dimana, perhatian tersebut
lebih kepada adanya pengembangan wisata terkait seperti pengelolaan pada
tempat wisata, perbaikan infrastruktur, maupun pada promosi akan tempat wisata
tersebut kepada para wisatawan local maupun mancanegara. Dan berdasarkan
pada keaneragaman aset-aset wisata yang lebih dominan kearah “Natural
Tourism” maka pada pengembangan pariwisata yang direkomendasikan adalah
“ECOTOURISM”, yaitu pengembangan wisata yang berwawasan
lingkungan. Salah satu objek wisata yang mendapatkan prioritas utama dalam
Rencana Induk Pengembangan Wisata Alam Kabupaten Banyuwangi (RIPWA)
adalah Pantai Plengkung yang merupakan salah satu segitiga berlian Banyuwangi
dengan image wisata bahari (surfing, berperahu, memancing, dll). Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi menetapkan arahan kebijakan fisik dan spatial kawasan
Pantai plengkung dengan lebih mengutamakan kelestarian alam dan lingkungan
sekitarnya. Arahan kebijakan tersebut antara lain:
A. Kawasan diperuntukkan untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Jadi,
kawasan pantai plengkung tidak diperuntukkan untuk hal-hal atau
kepentingan lain selain untuk kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Karena
hal ini akan lebih mengoptimalkan proses pengembangan kawasan tersebut
sebagai kawasan wisata dan nantinya juga akan sangat memberikan
kontribusi banyak bagi perekonomian daerah Banyuwangi
B. Penyediaan sarana dan prasarana untuk kepentingan rekreasi. Untuk
mengembangkan wisata pantai plengkung menjadi wisata yang nantinya
memberikan banyak manfaat bagi perekonomian daerah Banyuwangi, maka
perlu adanya suatu penyediaan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan
para wisatawan berkunjung ke tempat wisata pantai plengkung tersebut.
Sarana yang dimaksud dapat berupa sarana transportasi yang lebih memadai.
Dan prasarana dapat berupa penyediaan alat-alat selancar dan lain-lain.
Dengan cara seperti inilah maka para wisatawan, terutama wisatawan asing
sangat berminat untuk berkunjung ke wisata pantai plengkung tersebut.
C. Pengadaan papan petunjuk di dalam kawasan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan supaya mempermudah para wisatawan yang hendak menuju kawasan
wisata plengkung. Karena selama ini jalur darat menuju pantai plengkung
terkendala oleh jalan yang sulit untuk dijangkau sehingga masih banyak para
wisatawan yang tersesat ketika hendak berkunjung ke tempat wisata tersebut
D. Pengembangan fasilitas yang sudah ada melalui peningkatan kualitas.
Sehingga fasilitas yang sudah tersedia lebih ditingkatkan lagi kualitasnya dan
hal ini tentu akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata
tersebut.
E. Peningkatan kualitas pantai (kebersihan). Hal inilah yang termasuk tugas dari
masyarakat setempat, dimana perlu adanya dukungan dari masyarakat
dalam menjaga kelestarian dari pantai tersebut supaya pantai tetap terjaga
kebersihannya.
Di sisi lain, pengembangan juga dilakukan pada tempat wisata lain
seperti kawah ijen, pantai sukomade, dan pantai plengkung atau dengan kata lain
pengembangan dilakukan lebih secara umum atau menyeluruh. Pengembangan
lebih kepada sarana infrastruktur yang lebih baik, dimana akses perjalanan menuju
ketiga tempat tersebut terus menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah
terus mengembangkan akses perjalanan utnuk memudahkan para wisatawan yang
akan menuju Kawah Ijen , pantai sukomade , dan G-Land. Diharapkan dengan
adanya perbaikan seperti ini, di kemudian hari para wisatawan tidak perlu pergi
melewati Bali jika ingin berlibur ke Banyuwangi. Pengembangan infrastruktur
pun mulai dijalankan, seperti tersedianya transportasi jalur udara yang sekarang
sudah mulai dijalankan. Hal ini tentu saja akan mempermudah para wisatawan
berkunjung ke Banyuwangi.
Selain itu, pelabuhan juga akan dikembangkan untuk mempermudah jalur
masuk menuju Banyuwangi melalui laut. Usaha yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Banyuwangi dalam memperkenalkan sektor pariwisata ke mancengara
dilakukan pula melalui berbagai festival yang rutin diadakan setiap
tahunnya, yaitu Tour de Ijen dan Banyuwangi Ethno Carnival.
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Pemanfaatan Pariwisata di Banyuwangi dapat dijadikan salah satu
penyokong ekonomi di Banyuwangi, pola pengembangan dengan konteks
kewilayahan dan pemetaan potensi menjadikan banyuwangi saat ini dapat
mengembangkan pariwisata dengan sangat pesat. Pembagian daerah potensi akan
pariwisata dan potensi industri membuat Banyuwangi menjadi peringkat teratas
Pendapatan Asli Daerah di Jawa timur dan mendapat penghargaan Adipura secara
beruntun.
3.2 SARAN
Dengan usaha seperti inilah nantinya potensi pariwisata yang terdapat di
daerah Banyuwangi akan semakin meningkat dan mendapatkan nama di kancah
internasional. Selain itu Banyuwangi juga melakukan tiga konsolidasi untuk
memperkuat pembangunan kepariwisataan yang tidak hanya mengacu pada
tempat wisata saja, konsolidasi tersebut meliputi:
1. Perbaikan infrastruktur yang tidak jauh beda pada pengembangan
sebelumnya, dimanauntuk akses menuju destinasi wisata unggulan seperti
Kawah Ijen dan Pantai Plengkung.Khusus untuk Plengkung, perbaikan
infrastruktur itu akan membuat wisatawan mancanegara tak lagi menuju
pantai dengan ombak terindah tersebut dari Bali. "Akhir tahun ini kami
targetkan tuntas, sehingga wisatawan bisa semakin nyaman," jelas Bupati
Azwar Annas.
2. Konsolidasi kekayaan budaya lokal. Dimana, khasanah kebudayaan lokal
Banyuwangi yang sangat beragam akan dikemas semenarik mungkin untuk
menarik minat wisatawan.“Perpaduan modernitas dan lokalitas akan menjadi
kekayaan budaya yang diminati wisatawan”. Tutur Bupati Banyuwangi.
3. Konsolidasi masyarakat pariwisata, termasuk dengan menyiapkan masyarakat
agar ramah kepada wisatawan. "Stakeholders pariwisata di Banyuwangi harus
kompak agar sektor ini tumbuh dan memberi multiplier effect yang luas bagi
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah banyuwangi berusaha mengoptimalkan
potensi wisata. Karena sektor pariwisata mempunyai banyak sektor turunan
yang bisa mendongkrak perekonomian lokal.
Dengan usaha pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Banyuwangi ini, apakah sudah cukup untuk memaksimalkan atau
mengoptimalkan potensi-potensi pariwisata di Banyuwangi? Hal ini tentu saja
harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah terkait dengan masyarakat
Banyuwangi dalam waktu yang cukup panjang.
Daftar Pustaka
Yunus, H.S. 2008. Konsep dan Pendekatan Geografi: Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam Sarasehan Forum Pimpinan Pendidikaan Tinggi Geografi Indonesia: Pada tanggal 18 dan 19 Januari 2008 Di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sumaatmadja, Nursid.1981. Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Penerbit Alumni Bandung.
Mustofa. 2012. Pengantar Geografi. Malang: Geografi FIS UM.