Pembahasan Sifat Koligatif

6
Shafira Nurhasanah (1137040064) Pembahasan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion- ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Terdapat empat sifat koligatif yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tekanan osmotik dan penurunan titik beku menggunakan sampel larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik, selain itu dilakukan pula penentuan massa jenis larutan NaCl dan larutan isotonik. Pada penentuan massa jenis larutan dilakukan dengan menimbang berat larutan dalam piknometer. Larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) dibuat terlebih dahulu dengan melarutkan padatan NaCl sebanyak 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 gram dalam 100 mL aquades. Massa jenis dari suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu massa jenis

description

Praktikum Kimia Anorganik

Transcript of Pembahasan Sifat Koligatif

Page 1: Pembahasan Sifat Koligatif

Shafira Nurhasanah (1137040064)

Pembahasan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat

terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif

larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan

nonelektrolit. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan

jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai

konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-

ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Terdapat empat

sifat koligatif yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan

tekanan osmotik. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tekanan osmotik dan

penurunan titik beku menggunakan sampel larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9,

12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik, selain itu dilakukan pula penentuan massa jenis

larutan NaCl dan larutan isotonik.

Pada penentuan massa jenis larutan dilakukan dengan menimbang berat larutan

dalam piknometer. Larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) dibuat

terlebih dahulu dengan melarutkan padatan NaCl sebanyak 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 gram dalam

100 mL aquades. Massa jenis dari suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja

pada suatu massa dari  suatu satuan volume, oleh karena itu massa jenis dapat didefinisikan

sebagai berat  tiap satuan volume. Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer

kosong yang bertujuan untuk mengetahui massa pikonometer kosong agar mengetahui massa

sampel ketika dimasukkan ke dalam piknometer. Setelah itu dilakukan penimbangan

piknometer yang berisi aquades agar diketahui massa aquades untuk mengetahui volume

piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena

akan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil penimbangan diketahui bahwa semakin

tinggi konsentrasi larutan maka semakin berat massa larutan tersebut.

Pada percobaan selanjutnya adalah tekanan osmotik. Tekanan osmotik adalah

tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmotik pelarut

ke dalam larutan melalui membran semipermeabel atau dengan kata lain tekanan yang harus

diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmosis (pada tekanan 1 atm) ke dalam

Page 2: Pembahasan Sifat Koligatif

larutan tersebut. Membran semipermeabel merupakan membran yang hanya dapat dilalui

oleh molekul pelarut, sedangkan molekul terlarut akan tertahan. Tekanan osmotik berbanding

lurus dengan konsentrasi larutan, semakin tinggi konsentrasi maka tekanan osmotik pun akan

semakin besar.

Pertama larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v)

serta larutan isotonik dimasukkan ke dalam spuit sebanyak ¼ volume spuit dimana untuk

larutan NaCl sebanyak 2,4 mL dan larutan isotonik sebanyak 1,2 mL. Setelah itu jarum spuit

ditusukkan ke dalam kentang yang telah dibersihkan, kemudian jarum spuit dimasukkan ke

dalam tabung reaksi berisi aquades setinggi kentang yang berada dalam jarum spuit selama 1

hari. Setelah didiamkan selama satu hari, terjadi penambahan volume larutan dalam spuit, hal

tersebut terjadi karena terjadi proses tekanan osmotik dimana larutan yang memiliki

konsentrasi lebih rendah akan berpindah ke larutan yang memiliki konsentrasi lebih pekat

melalui membran semipermeabel tetapi pada larutan isotonik tidak terjadi perubahan pada

volume spuit karena tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang atau dikatakan

sebagai keadaan isotonik. Pada percobaan ini digunakan kentang sebagai membran

semipermeabel karena kentang hanya dapat ditembus oleh air sedangkan zat terlarut yaitu

larutan NaCl akan tertahan dan tidak dapat melewati membran. Proses tekanan osmotik yang

terjadi jika larutan dalam pipa U adalah:

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan

Hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut

larutan Hipertonis, dan larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonik.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan osmotik yaitu konsentrasi

larutan, ketebalan membran, dan suhu. Tekanan osmotik larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12,

Page 3: Pembahasan Sifat Koligatif

15, dan 18% (b/v) yang didapatkan secara berturut-turut sebesar 25,2298 atm; 50,4595 atm;

75,6942 atm; 100,9239 atm; 126,1537 atm; dan 151,3835 atm.

Percobaan selanjutnya adalah penurunan titik beku. Penurunan titik beku adalah

berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya, sedangkan

titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut

murni padat. Pengertian lain penurunan titik beku larutan adalah proses pembekuan suatu zat

cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain

dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-

partikel dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut

terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih

rendah.

Larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik

disimpan dalam freezer hingga membeku. Untuk membekukan larutan NaCl maka digunakan

suhu di bawah 0oC dan membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan

membekukan larutan isotonik karena larutan NaCl merupakan campuran dari aquades dengan

padatan NaCl dimana aquades sendiri membutuhkan suhu 0oC untuk membeku. Semakin

besar konsentrasi NaCl maka semakin rendah suhu yang dibutuhkan untuk membekukan

larutan dan semakin lama waktu yang dibutuhkan karena semakin banyak campuran NaCl

yang ditambahkan dalam larutan maka semakin banyak jumlah partikel dalam larutan. Pada

larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik didapatkan hasil

penurunan titik bekunya secara berturut-turut sebesar 4,1 oC, 4,3 oC, 6,7 oC, 8,5 oC, 12,4 oC,

17,3 oC, dan 3,5 oC.

Kesimpulan

Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:

Massa jenis larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan

isotonik secara berturut-turut sebesar 1,0186 g

mL ; 1,0385

gmL

; 1,0585 g

mL ; 1,0771

gmL

;

1,0953 g

mL ; 1,1126

gmL

; dan 1,0232 g

mL .

Page 4: Pembahasan Sifat Koligatif

Tekanan osmotik larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) secara

berturut-turut sebesar 25,2298 atm; 50,4595 atm; 75,6942 atm; 100,9239 atm; 126,1537

atm; dan 151,3835 atm.

Hubungan antara konsentrasi larutan terhadap ∆Tf adalah semakin tinggi konsentrasi

larutan maka nilai ∆Tf akan semakin besar karena semakin tinggi konsentrasi larutan

maka semakin banyak jumlah partikel dalam larutan. Nilai penurunan titik beku larutan

NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik secara berturut-turut

sebesar 4,1 oC, 4,3 oC, 6,7 oC, 8,5 oC, 12,4 oC, 17,3 oC, dan 3,5 oC.

Daftar Pustaka

Anggraeni, Febiola. 2014. Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan. Diakses melalui

http://oofebyola.blogspot.com pada hari Sabtu tanggal 7 November 2015

pukul 19.05 wib.

Keenan. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press.

Solihat, Nur Aini. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat Koligatif Larutan. Diakses

melalui http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id pada hari Sabtu 7

November 2015 pukul 20.14 wib.

Suhendar, Dede. 2013. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.

Sunarya, Ikhsanuddin. 2007. Sifat Koligatif Larutan. Jakarta: Erlangga.