PEMERIKSAAN MATA.doc

25
PEMERIKSAAN MATA PENDAHULUAN Pemeriksaan mata pada klien yang datang dengan keluhan yang dirasakan pada mata mempunyai peranan penting dalam menentukan perjalanan penyakit dan penyembuhan penyakit. Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat penyakit yang tidak terdiagnosa dengan tepat atau terlambat dirujuk, sehingga diperlukan pemeriksaan mata dasar untuk menegakkan kemungkinan penyebab dan membantu ketepatan waktu dalam merujuk klien. Dalam pelayanannya, paramedis merupakan ujung tombak untuk menngetahui decara dini dan tepat serta dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang pencegahan, pengobatan serta pemahaman tentang kelainan mata yang dijumpai serta tindakan pertolongan pertama yang diberikan kepada klien. II. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA Secara anatomi mata terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 1. Suprasilia (alis mata) Terletak ditepi atas rongga orbita, yang berfungsi sebagai penahan kotoran dan kosmetik. 2. Palpebra (kelopak mata) Terdiri dari palpebra superior dan inferior (kelopak mata atas dan bawah) yang berfungsi sebagai pelindung dari bola mata dimana dapat membuka dan menutup. Muskulus orbikularis dapat menyebabkan mata berkedip yang juga menyebabkan sekresi glandula lakrimal (kelenjar air mata) yang membasahai mata. Muskulus levator palpebra menyebabkan kelopak mata dapat membuka dan menutup.

description

m

Transcript of PEMERIKSAAN MATA.doc

Page 1: PEMERIKSAAN MATA.doc

PEMERIKSAAN MATA

PENDAHULUAN

Pemeriksaan mata pada klien yang datang dengan keluhan yang dirasakan pada mata mempunyai peranan penting dalam menentukan perjalanan penyakit dan penyembuhan penyakit.

Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat penyakit yang tidak terdiagnosa dengan tepat atau terlambat dirujuk, sehingga diperlukan pemeriksaan mata dasar untuk menegakkan kemungkinan penyebab dan membantu ketepatan waktu dalam merujuk klien.

Dalam pelayanannya, paramedis merupakan ujung tombak untuk menngetahui decara dini dan tepat serta dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang pencegahan, pengobatan serta pemahaman tentang kelainan mata yang dijumpai serta tindakan pertolongan pertama yang diberikan kepada klien.

II. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Secara anatomi mata terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :1. Suprasilia (alis mata)

Terletak ditepi atas rongga orbita, yang berfungsi sebagai penahan kotoran dan kosmetik.

2. Palpebra (kelopak mata)Terdiri dari palpebra superior dan inferior (kelopak mata atas dan bawah) yang berfungsi sebagai pelindung dari bola mata dimana dapat membuka dan menutup.

Muskulus orbikularis dapat menyebabkan mata berkedip yang juga menyebabkan sekresi glandula lakrimal (kelenjar air mata) yang membasahai mata. Muskulus levator palpebra menyebabkan kelopak mata dapat membuka dan menutup.

Kelenjar Meibom berfungsi sebagai penghasil cairan lapisan air mata, selain itu terdapat kelenjar Zeiss dan Molle yang bermuara di folikel pada bulu mata.

3. Konjungtiva (selaput lendir mata)Merupakan lapisan transparan yang terdiri dari konjungtiva tarsalis superior dan inferior yang menutupi kelopak mata atas dan bawah, konjungtiva forniks serta konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bola mata.Terdiri dari lapisan tipis yang banyak mengandung sel Goblet menghasilkan zat yang menjadi lapisan dari air mata.

4. Bulbus okuli (bola mata)Merupakan bagiain yang terltak di rongga orbita yang dapat diperikda dari luar dengan bantuan lampu senter yaitu bagian bagian sebagai berikut :Kornea, Sklera bagian depan, Bilik mata depan (kamera okuli anterior), Pupil dan iris (Teling mata) dan Lensa.Sedang pemeriksaan badan kaca, retina dan Nervus II dapat dilakukan dengan oftalmoskop, dengan Slit lamp dan Gonioskpi dapat diperiksa sudut bilik mata depan.

Kornea (selaput bening mata) :

Page 2: PEMERIKSAAN MATA.doc

Merupakan lapisan yang jernih /transparan yang merupakan media refraksi yang terdepan dari bola mata yang berfungsi sebagai jendela masuknya cahaya. Persarafan sensorisnya didapat dari serabut N VII untuk sensai rasa nyeri.

Sklera (selaput putih mata)Merupakan lapisan paling luar dari dinding bola mata yang akan melanjutkan diri ke bagian belakang bola mata yang terdiri dari 3 (tiga) la[pisan yaitu sklera, koroid dan retina.

Uvea terdiri dari :Iris terletak melingkar membentuk pupil : terdiri dari otot sfingter untuk gerakan miosis (pupil mengecil) dan otot dilatator unytuk gerakan dilatasi atau midriasis, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata.Badan siliar merupakan lanjutan iris di bagian belakang dan memproduksi humor akuos yang memberi nutrisi untuk mataDi badan siliar terdapat otot otot yang berfungsi untuk akomodasi lensa yang penting untuk melihat dekat.

Retina : lapisan yang meliputi 2/3 bagian dalam dari dinding bola mata, terdiri dari lapisan sensoris yang secara dapat terlepas dari lapisan di bawahnya sehingga terjadi apa yang disebut ablasio retina.

Akuos humor :Merupakan cairan dalam bola mata yang berfubgsi selain sebagai cairan nutrisi juga untuk mempertahankan tekanan intra okular antara 10-20 mm Hg. Sirkulasi Humor akuos adalah dari bilik mata belakang melalui celah antara iris dan lensa masuk ke bilik mata depan. Selanjutnya ke saluran Schlemm yang terdapat disudut bilik mata depan . Bila sirkulasi tehgambat, tekanan intra okular (TIO) akan meninggi terjadi apa yang disebut glaukoma.

5. Lapisan airmata :Terdiri dari 3 (tiga) lapisan yaitu lapisan lemak dari kelenjar Meibom, air

dari kelenjar lakrimal dan musin dari sel Goblet. Berfungsi untuk membasahi kornea , bersifat anti mikroba. Air mata kan disalurkan ke kanalikuli superior dan inferior kemudian ke sakus lakrimalis, selanjutnya melalui duktus nasolakrimalis akan masuk ke rongga hidung.

6. Otot otot penggerak bola mata berfungsi untuk menggerakan bola mata ke madial, lateral, superioir dan inferior serta oblik. Masing masing mendapat persarafan sebagai berikut.a. Rektus medial - N III - ke medial

b. Rektus lateral - N VI - ke temporal c. Rektus superior - N III - ke atas d. Rektus inferior - N III - ke bawah e Oblikus superior - N IV f. Oblikus inferior - N III

III. PEMERIKSAAN MATA

Seperti pemeriksaan yang lain, pemeriksaan mata pun dimulai dari :1. Keluhan utama . 2. Anamnesa : Riwayat perjalanan penyakit a.l. keluhan utama,sejak kapan,

bagaimana, dimana dan riwayat pengobatan sebelumnya3. Pemeriksaan Umum Mata : Keadaan umum dan pemeriksaan dasar mata

Pemeriksaan dasar :Alat pemeriksaan : Snellen Chart,E Chart

Lampu senter Loupe (Magnifier loupe atau Loupe Monokuler)

Funduskopi direk (Diagnostik set)Pemeriksaan Visus :

Page 3: PEMERIKSAAN MATA.doc

Membandingkan ketajaman penglihatan penderita (yg diperiksa) dgn ketajaman penglihatan orang normal, cara pemeriksaan sebagai berikut :

Penderita duduk 5 m atau 6 m atau 20 feet didepan E Chart/Snellen Chart yg diletakkan sejajar mata dan mendapat penerangan yg cukupl Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata (mata kanan kemudian kiri), menutup mata jangan ditekan. Orang normal 6/6 atau 5/5 Bila tidak bisa melihat Chart : Hitung jari, Lambaian tangan atau Cahaya

PENULISAN VISUS

Tajam penglihatan/Visus dinyatakan dgn angka :

Jarak penferita dgn Snellen/E Chart -------------------------------------------

Jarak huruf tersebut seharusnya dpt dibaca

Contoh : Visus 6/30 berarti Pada jarak 6 m penderita dapat membaca huruf-huruf seharusnya dapat dibaca pada jarak 30 m

Bila tidak dapatmembaca/melihat huruf terbesar Snellen/E Chart, penderita diminta menghitung jari mulai jarak 6 m atau 5 m , Visus di tulis sbb:

6/60, dst4/60 3/60 , 2/60, 1/60

Bila tidak dapat menghitung jari, pemeriksa menggerakan telapak tangannya dan penderita menyebutkan arah gerakan, bila menjawab dgn benar maka Visus : 1/300

Bila tidak dapat melihat gerakan telapak tanagn, sinari dengan senter pada jarak 1 m, bila dapat melihat maka Visus : 1 /

Tajam penglihatan/Visus Normal adalah 6/6 atau 5/5 Visus 0 - 3/60 = buta ( WHO ) 3/60 - 6/60,5/60 = buruk

6/60,5/60 - 6/18,5/15 = sedang 6/18,5/15 - 6/6 ,5/5 = baik Setelah dilakukan pemeriksaan visus kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaaan bagian-bagian mata yang dilakukan mulai dari :

- Palpebra superior dan inferior.- Konjungtiva tarsalis superior dan inferior- Konjungtiva bulbi.- Sklera.- Kornea - Bilik mata depan- Pupil/iris- Lensa - Funduskopi

Palpasi : Untuk memeriksa tekanan bola mata, bila mungkin dapatr dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan tonometer SchiotzPosisi primer bola mata : yaitu posisi bola mata pada pemeriksaan dimana pada orang normal disebut ortoforia, sedang bila terdapat kelainan dapat terjadi exotropia (juling ke arah luar/lateral),esotropia (juling kearah dalam/medial), hipertropia ( letak lebih kearah superior /atas) atau hipotropia. (letak lebih ke arah bawah/inferior)

Page 4: PEMERIKSAAN MATA.doc

Pergerakan bola mata : versi dan duksi .Versi dilakukan pada masing-masing mata (satu persatu), sedangkan duksi dilakukan pemeriksaan sekaligus pada kedua mata., dilakukan dengan menganjurkan penderita melihatr pada obyek yang ditunjukkan pemeriksa.

KASUS-KASUS YG PERLU DI RUJUK

- Visus yang menurun tiba-tiba yang terdapat pada peradangan: seperti berikut : keratitis (peradangan kornea), iritis (peradangan iris) dan uveitis (pereadangan uvea)

- Glaukoma akut yaitu peninggian tekanan intra okular - Kelainan retina : ablasio, kelainan pem. darah retina - Kelainan Nervus Optikus : neuritis retrobulbar, papilitis, papil edema karena

peninggian tekanan intrakranial - Trauma tembus : bulbus okuli (bola mata) seperti trauma temus sklera, kornea

- Ttrauma kimia yg berat- Trauma palpebra/konjungtiva yang luas- Penurunan visus yang lebih buruk dari 3/60 (buta menurut WHO)- Kelainan refraksi yang sulit dikoreksi

Skema pemeriksaan dasar mata :Visus

Normal Menurun (1.0, 6/6, 5/5) Status oftalmologis Tes lubang jarum

(Pin hole)

Diagnosa :

T.a.k. . Blefaritis/Hordeolum Visus ber(+) : Visus tetap Emetrop . Konjungtivitis

. Skleritis Kelainan Refraksi Non Refraksi . Perdarahan sub . Miopia . Kornea konjungtiva . Hipermetropia . Glaukoma

. Astigmat . Hifema . Presbiopia . Iritis/Uveitis

. Lensa(katarak) . Vitreus

. Retina . N. Optikus .Xeroftalmia

IV. DIAGNOSA KERJA, GAMBARAN KLINIS DAN TERAPI

Diagnosis dan Gambaran Klinis : Terapi :

Visus Normal :Blefaritis: Peradangan tepi kelopak Salep a.biotik steroid (Cendomycos) mata SM a.biotik non steroid (C.Mycetine

Hordeolum : Peradangan akut kelenjar Salep antibiotik steroid/non steroid Meibom (C.Mycos/Xitrol/Mycetine/G.misin)Khalazion : Peradangan kronis Antibiotik oral, Antiinflamasi

Kelenjar Meibom Insisi dan bebat mata

Konjungtivitis (lihat pengelolaan mata merah)

Skleritis : Peradangan lokal di sklera Salep mata steroid (C.Xitol/Mycos)

Page 5: PEMERIKSAAN MATA.doc

Perdarahan subkonjungtiva Tetes/ salep mata exjuvantivus (C.Mycetine/Kloramfenikol) Visus Menurun :

Miopia : Rabun jauh Koreksi lensa (-)Hipermetropia : Rabun dekat Koreksi lensa (+)Astigmat : Koreksi lensa silindrisPresbiop : Rabun dekat krn usia Koreksi lensa (+) utk baca

DIAGNOSA MATA MERAH

Visus Tetap Visus menurunKonjungtivitis non purulen . Keratitis /ulkus kornea. Alergika/vernalis . Glaukoma akut .

Iritatif/traumatika . Iritis/uveitis Konjungtivitis purulenta

. Purulenta GO/non GO

Diagnosa dan Gambaran Klinis Terapi

Konjungtivitis non purulen . Konj’tis vernalis Antialergi tetes mata (Conver/Optihis). Iritatif/traumatika Bilas cairan netral,tetes/salep mata Sekret serosa,seromukosa, antibiotik, antiinflamasi oral mukosa antihistamin.

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi

Konjungtivitis purulenta non GO :. Sekret mukopurulen/purulen Salep/tetes mata antibiotik (C mycetine/

Gentamisisn/C.FenikolKonjungtivtis purulenta GO. Sekret purulen banyak Lab: Gram Apus Sekret (+) GO . Biasanya bilateral Prokain Penisilin 50.000 IU/kg bb IM

Bilas sekret dengan lar. fisiologisT.Ma.ibiotik (Gentamisin/Kloramfenikol)Isolasi

Keratitis/Ulkus kornea bakteri .Fotofobia Tetes mata antibiotik non steroid spektrum. Kekeruhan dikornea s/d luas untuk Gram (+) dan Gram(-) stroma (tes Fluoresen +) 1tetes tiap 2-3 jam (Gentamisin,Poligram, dengan Slit Lamp Salep mata a.biotik non steroid spektrum. Sensitivitas tetap luas malam hari. Fotofobia Tetes sikloplegik (sulfas atropin). Sekret serosa/seromukosa. Hipopion Suntikan gol aminoglikosid (gentamisin)

Page 6: PEMERIKSAAN MATA.doc

sub konjungtiva bila hipopion (+) 0,4 cc selama 4 hari (ulang bila respon kurang)

Keratitis/Ulkus kornea o.k. virus . Fotofobia Tetes/salep mata antivirus (IDU atau . Kekeruhan dikornea s/d asiklovir) stroma (tes Fluoresen +) Tetes/salep antibiotik non steroid

dengan Slit Lamp Bebat mata sampai lesi membaik Sensitivitas menurun. Fotofobia . Discharge serosa/seromukosa

Glaukoma akut. Nyeri kepala, mual muntah Asetazolamide 4 x 250 gram. TIO meninggi Carpin TM 3-4 x 1 tetes atau Timolol . Edema kornea 3 x 1 tetes . Pupil mid dilatasi Infus Manitol (bila tsb di atas tidak efek

tif) 20 tetes/menitGliserol 50% 3x 50 cc p.o.Operasi trabekulektomi

Diagnosa dan gambaran klinis Terapi

Iritis/uveitis Tetes mata steroid 3-4 x 1 tetes . Fotofobia Antiinlamasi steroid oral . Pupil iregular Midriatika/sikloplegik tetes mata . Flare/hipopion (+) Tapering off bila respon baik

Cari focal infeksi/penyakit primerKELAINAN NON INFEKSI

Hifema Traumatika Rawat dengan posisi semi fowlerDarah di bilik mata (setengah duduk) sampai hifema (-)

depan Observasi Visus dan TIO

Lensa (katarak)Kekeruhan pada lensa . Katarak imatur Terapiexjuvantivus TM anti katarak Funduskopi : (Catarlent / Katalin)

Reflek fundus (+) atau bila visus cukup mengganggu dengan defek (+) dilakukan operasi

. Katarak matur Operasi . Katarak hipermatur Operasi Penyulit : Glaukoma

sekunderVitreus opasitiKekeruhan badan kaca o.k Observasi, terapi penyakit primer (DM,. Perdarahan hipertensi). Peradangan Rujuk untuk vitrektomi

Retina. Retinopati Terapi penyakit primer

Kasus berat rujuk RS Mata Cicendo untuk pemeriksaan FFA(foto fluoresin

angiografi) dan terapi laser.. Oklusi pembuluh darah retina Observasi , kasus berat rujuk RS Mata

Page 7: PEMERIKSAAN MATA.doc

Cicendo untuk FFA dan terapi laser. Perdarahan retina Terapi penyakit primer. Ablasio retina Rujuk RS Mata Cicendo. Retinitis pigmentosa Terapi exjuvantivus, prognosa ad malam

Neuritis optik Anti inflamasi steroid sampai respon (+) RAPD (+),Lapang pandang menurunPapilitis/papil edema Prednison / Dexametason dosis tinggi

Oral atau parenteralAtrofi Papil Prognosa ad malam

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi

XeroftalmiaHemeralopia (buta senja) Hari I Vitamin A 200.000 IU Xerosis konjungtiva Hari II Vitamin A 200.000 IU

(Konjungtiva kering)Bercak Bitot 2 minggu kemudian Vit A 200.000 IU

(Seperti busa sabun di sudut mata

Xerosis korneaUlkus korneaKeratomalasia

KELAINAN OKULOPLASTI

Enteropion senilisPalpebra melipat ke dalam Operasi BlefaroplastiEnteropion trakhomaatosa Palpebra melipat ke dalam o,k Tarsotomipenyakit trakhomaPterigiumPertumbuhan konjungtiva dari Extirpasilimbus ke kornea

KEDARURATAN MATA

Trauma tumpul Palpebra Antiinflamasi dan analgetik, Kompres , Kornea Tetes mata anti inflamasi Hifema Lihat di atas

Trauma tajam non perforatumdan perforatum Palpebra, kornea, sklera Tetes mata antibiotik Antibiotik oral, antiinflamasi dan analge

Tik Rujuk untuk reposisi palpebra, jahit kornea, jahit sklera

Trauma kimia Asam Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis

Tetes antibiotik mata non steroidC.fenikol/Gentamisin/Dibekacin

Basa Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes mata antibiotik dan antiinflamasi

Page 8: PEMERIKSAAN MATA.doc

steroid C.Xitrol/Polydex/Mycos/Garason

Observasi perbaikan visus Bebat mata minimal 7 hari sampai lesi

membaik Benda asing Tetes anestesi lokal TM, Angkat benda

asing dari mata dengan kapas, pinset atau jarum 27 G bila perlu dengan lupr atau

di bawah mikroskop Bebat mata sampai lesi membaik.

DIAGNOSA KATARAK

Definisi :Katarak adalah suatu penyakit degeneratif (kemunduran) fungsi lensa yang

ditandai dengan kekeruhan lensa .

Penyebab :Kekeruhan lensa pada katarak adalah karena proses degenerasi yang bisa

disebabkan oleh usia, penyakit sistemik seperti DM, penyakit infeksi intra uterine, trauma dan penyakit mata lain .

Pembagian katarak :1. Katarak senilis pada usia lebih dari 40 tahun.2. Katarak juvenilis / presenilis pada usia kurang dari 40 tahun3. Katarak kongenital merupakan katarak bawaan4. Katarak traumatika5. Katarak komplikata akibat penyakit sistemik atau penyakit mata lain.

Gejala :Penurunan ketajaman penglihatan (visus) berangsur-angsur tanpa disertai rasa

nyeri Pada stadium awal penderita lebih mengeluh silau pada tempat terang dan merasa nyaman bila melihat di tempat teduh, kemudian visus berkurang dan melihat seperti ada asap atau kabut.

Gambaran klinik :Lensa mata tampak keruh dari warna keabu-abuan sampai putih seperti kulit

kerang, pada katarak yang telah lama bisa berubah menjadi kehitaman yaitu pada daerah pupil (orang-orangan) mata. Pada pemeriksaan dengan senter tampak pupil berwarna keruh (sebaiknya diperiksa di tempat agak gelap / teduh agar pupil melebar.)

Pengobatan :Karena katarak merupakan penyakit degeneratif , penyakit ini tidak dapat diobati,

bila visus sudah mengganggu dilakukan operasi. Operasi katarak dilakukan untuk mengangkat lensa yang keruh dan dapat dilakukan sekaligus dengan penanaman lensa buatan (Lensa Intra Okuler=LIO/ Intra Ocular Lens=IOL).

Koreksi Visus penderita pasca operasi :Pada penderita katarak yang dioperasi tanpa lensa tanam visus dikoreksi dengan

sferis + 10 D, sedang pada penderita dengan pemasanagn LIO/IOL dikoreksi sampai mendapatkan visus terbaik.

SKRINING PENDERITA KATARAK

Skrining dilakukan untuk penderita katarak yang akan dioperasi dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

Page 9: PEMERIKSAAN MATA.doc

Visus = 3/60 yaitu penderita dapat menghitung jari pada jarak maksimal 3 (tiga) meter dimana orang normal dapat mengitung jari pada jarak 60 meter.

Bila Visus 0 ( sama sekali tidak bisa melihat) maka prognosanya buruk

Tekanan Intra Okuler normalKeadaan mata tenang, tidak ada tanda-tanda peradanganTekanan Darah = normal (maksimal 160/90 mm Hg)Reduksi Urine = negatifUntuk penderita anak-anak atau yang tidak kooperatif dapat dilakukan dengan

pemberian obat penenang atau jika perlu dengan anestesi umum.

PERSIAPAN PENDERITA PRA BEDAH

Penderita pra bedah harus dipersiapkan sebagai berikut :1. Mata yang akan dioperasi di beri tanda dan digunting bulu matanya.2. Dilakukan pembilasan mata dengan cairan Iodium Povidon yang dilarutkan

dengan cairan fisiologis steril.3. Pupil dilebarkan dengan memberikan tetes midriatika (Midriatil) sampai lebar

pupil maksimal.

PERAWATAN PASCA BEDAH KATARAK

Pembalut mata harus diganti setiap hari, harus menjaga kebersihan, mata jangan terkena air, debu dan jangan terkena benturan. Selama 2 (dua)minggu jangan membungkuk atau sujud, jangan tidur miring pada sisi mata yang dioperasi dan jangan terkena benturan.

Jangan mengangkat benda berat atau menggendong anak. Makanan sebaiknya makanan yang lunak atau buah-buahan supaya bila penderita BAB tidak mengejan terlalu kuat.

Penderita supaya kontrol ke Puskesmas/Dokter pada hari pertama pasca bedah, 1(satu) minggu dan 1(satu) bulan bila tidak ada komplikasi.

PEMERIKSAAN PASCA BEDAH

Pemeriksaan yang harus dilakukan :Visus : Penderita Afakia (tanpa LIO) biasanya 1/60

Penderita Pseudofakia (dengan LIO) lebih dari 3/60Palpebra apakah ada tanda pembengkakan/peradangan.Konjungtiva merah, ada pembengkakan atau tidakDibagian limbus superior diamati :- Jahitan : apakah ada yang lepas- Apakah ada penonjolan iris keluar (iris prolaps) Kornea jernih , keruh atau ada pusBila visus buruk dan timbul rasa nyeri, konjungtiva (selaput lendir mata) bengkak dan palpebra bengkak harus segera dirujuk ke dokter mata.Pemeriksaan dilakukan pada Hari 1 pasca bedah, 1 minggu pasca bedah dan 1 bulan pasca bedah.Pengobatan : Tetes mata antibiotik dan balut mata sampai keadaan matatenangKaca mata afakia diberikan 2-3 bulan pasca bedah.

DAFTAR PUSTAKA :1. Pavan Langston, Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 1981, Little brown Company2. Standar pelayanan medis mata RS Mata Cicendo, Edisi Pertama 1998.

Page 10: PEMERIKSAAN MATA.doc

DIAGNOSA DAN TERAPI PENYAKIT MATA

Bambang SetiohadjiPerdami Jabar

Disampaikan pada pelatihan Dokter KeluargaBandung, 9 Perbruari 2000

Page 11: PEMERIKSAAN MATA.doc

I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan mata pada konsep dokter keluarga adalah pemeriksaan di mana seorang pasien berhadapan dengan seorang dokter (the doctor up front, the one sitting face to face with a patient).

Deteksi dini kelainan mata secara tepat sangat penting untuk mencegah kebutaan akibat penyakit yang tidak terdiagnosa dengan tepat atau terlambat dirujuk, sehingga diperlukan standar pmeriksaan mata dasar untuk menegakkan dignosa dan membantu dalam sistim rujukan. Dalam pelayanannya, dokter keluarga diharapkan dapat memberi gambaran dan informasi kepada penderita tentang pencegahan, pengobatan serta pemahaman tentang penyakit mata yang sering dijumpai serta perkembangan IPTEKDOK khususnya di dalam I.Penyakit Mata.

II. PEMERIKSAAN MATA DASAR

Seperti pemeriksaan klinis yang lain, pemeriksaan mata pun dimulai dari :4. Keluhan utama . 5. Anamnesa : Riwayat perjalanan penyakit a.l. keluhan utama,sejak kapan,

bagaimana, dimana dan riwayat pengobatan sebelumnya6. Pemeriksaan Umum Mata : Keadaan umum dan pemeriksaan dasar mata

Pemeriksaan dasar :Alat pemeriksaan : Snellen Chart,E Chart

Lampu senter Loupe (Magnifier loupe atau Loupe Monokuler)

Funduskopi direk (Diagnostik set)Pemeriksaan Visus : Membandingkan tajam penglihatan orang normal dengan penderita.Cara pemeriksaan : Penderita duduk 5 atau 6 meter di depan Snellen Chart atau E Chart. Pemeriksaan visus dilakukan pada masing-masing mata.Nilai normal : 1.0, 6/6,5/5. Buta menurut WHO : lebih buruk atau sama dengan 3/60 .Inspeksi dilakukan mulai dari :- Palpebra superior dan inferior.- Konjungtiva tarsalis superior dan inferior- Konjungtiva bulbi.- Sklera.- Kornea - Bilik mata depan- Pupil/iris- Lensa - FunduskopiPalpasi : Untuk memeriksa tekanan bola mataPosisi primer bola mata : ortoforia, exotropia,esotropia, hiper atau hipotropia.Pergerakan bola mata : versi dan duksi .

Page 12: PEMERIKSAAN MATA.doc

Skema pemeriksaan dasar mata :Visus

Normal Menurun (1.0, 6/6, 5/5) Status oftalmologis Tes lubang jarum

(Pin hole)

Diagnosa :

T.a.k. . Blefaritis/Hordeolum Visus ber(+) : Visus tetap Emetrop . Konjungtivitis

. Skleritis Kelainan Refraksi Non Refraksi . Perdarahan sub . Miopia . Kornea konjungtiva . Hipermetropia . Glaukoma

. Astigmat . Hifema . Presbiopia . Iritis/Uveitis

. Lensa(katarak) . Vitreus

. Retina . N. Optikus

.XeroftalmiaIII. DIAGNOSA , GAMBARAN KLINIS DAN TERAPI

Diagnosis dan Gambaran Klinis : Terapi :

Visus Normal :Blefaritis: Peradangan tepi kelopak Salep a.biotik steroid (Cendomycos)

mata SM a.biotik non steroid (C.Mycetine) Cuci dengan sampo bayi)

Hordeolum : Peradangan akut kelenjar Salep antibiotik steroid/non steroid Meibom (C.Mycos/Xitrol/Mycetine/G.misin)Khalazion : Peradangan kronis Antibiotik oral, Antiinflamasi

Kelenjar Meibom Insisi dan bebat mata

Konjungtivitis (lihat pengelolaan mata merah)

Skleritis : Peradangan lokal di sklera Salep mata steroid (C.Xitol/Mycos) Perdarahan subkonjungtiva Tetes/ salep mata exjuvantivus

(C.Mycetine/Kloramfenikol) Visus Menurun :

Miopia : Rabun jauh Koreksi lensa (-)Hipermetropia : Rabun dekat Koreksi lensa (+)Astigmat : Koreksi lensa silindrisPresbiop : Rabun dekat krn usia Koreksi lensa (+) utk baca

DIAGNOSA MATA MERAH

Visus Tetap Visus menurunKonjungtivitis non purulen . Keratitis /ulkus kornea. Alergika/vernalis . Glaukoma akut

. Iritatif/traumatika . Iritis/uveitis

Konjungtivitis purulenta . Purulenta GO/non GO

Page 13: PEMERIKSAAN MATA.doc

Diagnosa dan Gambaran Klinis Terapi

Konjungtivitis non purulen . Konj’tis vernalis Salep/tetes mata steroid (C.Xitrol/Mycos). Iritatif/traumatika Bilas cairan netral,tetes/salep mata Sekret serosa,seromukosa, antibiotik, antiinflamasi oral mukosa antihistamin.

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi

Konjungtivitis purulenta non GO :. Sekret mukopurulen/purulen Salep/tetes mata antibiotik (C mycetine/

Gentamisisn/C.FenikolKonj’tis purulenta GO. Sekret purulen banyak Lab: Gram Apus Sekret (+) GO . Biasanya bilateral Prokain Penisilin 50.000 IU/kg bb IM

Bilas sekret dengan lar. fisiologisT.Ma.ibiotik (Gentamisin/Kloramfenikol)Isolasi

Keratitis/Ulkus kornea bakteri .Fotofobia Tetes mata antibiotik non steroid spektrum. Kekeruhan dikornea s/d luas untuk Gram (+) dan Gram(-) stroma (tes Fluoresen +) 1tetes tiap 2-3 jam (Gentamisin,Poligram, dengan Slit Lamp Salep mata a.biotik non steroid spektrum. Sensitivitas tetap luas malam hari. Fotofobia Tetes sikloplegik (sulfas atropin). Discharge serosa/seromukosa. Hipopion Suntikan gol aminoglikosid sub konjungti-

va bila hipopion (+) 0,4 cc selama 4 hari (ulang bila respon kurang)

Keratitis/Ulkus kornea o.k. virus . Fotofobia Tetes/salep mata antivirus (IDU atau . Kekeruhan dikornea s/d asiklovir) stroma (tes Fluoresen +) Tetes/salep antibiotik non steroid

dengan Slit Lamp Bebat mata sampai lesi membaik Sensitivitas menurun. Fotofobia . Discharge serosa/seromukosa

Glaukoma akut. Nyeri kepala, mual muntah Asetazolamide 4 x 250 gram. TIO meninggi Carpin TM 3-4 x 1 tetes atau Timolol . Edema kornea 3 x 1 tetes . Pupil mid dilatasi Infus Manitol (bila tsb di atas tidak efek

tif) 20 tetes/menitGliserol 50% 3x 50 cc p.o.Operasi trabekulektomi

Diagnosa dan gambaran klinis Terapi

Page 14: PEMERIKSAAN MATA.doc

Iritis/uveitis Tetes mata steroid 3-4 x 1 tetes . Fotofobia Antiinlamasi steroid oral . Pupil iregular Midriatika/sikloplegik tetes mata . Flare/hipopion (+) Tapering off bila respon baik

Cari focal infeksi/penyakit primerKELAINAN NON INFEKSI

Hifema Traumatika Rawat dengan posisi semi fowlerDarah di bilik mata (setengah duduk) sampai hifema (-)

depan Observasi Visus dan TIO

Lensa (katarak)Kekeruhan pada lensa . Katarak imatur Terapiexjuvantivus TM anti katarak Funduskopi : (Catarlent / Katalin)

Reflek fundus (+) atau bila visus cukup mengganggu dengan defek (+) dilakukan operasi

. Katarak matur Operasi . Katarak hipermatur Operasi Penyulit : Glaukoma

sekunderVitreus opasitiKekeruhan badan kaca o.k Observasi, terapi penyakit primer (DM,. Perdarahan hipertensi). Peradangan Rujuk untuk vitrektomi

Retina. Retinopati Terapi penyakit primer

Kasus berat rujuk RS Mata Cicendo untuk pemeriksaan FFA(foto fluoresin

angiografi) dan terapi laser.. Oklusi pembuluh darah retina Observasi , kasus berat rujuk RS Mata

Cicendo untuk FFA dan terapi laser. Perdarahan retina Terapi penyakit primer. Ablasio retina Rujuk RS Mata Cicendo. Retinitis pigmentosa Terapi exjuvantivus, prognosa ad malam

Neuritis optik Anti inflamasi steroid sampai respon (+)Papilitis/papil edema Prednison / Dexametason dosis tinggi

Oral atau parenteralAtrofi Papil Prognosa ad malam

Diagnosa dan Gambaran klinis Terapi

XeroftalmiaHemeralopia Hari I Vitamin A 200.000 IU Xerosis konjungtiva Hari II Vitamin A 200.000 IUBercak Bitot 2 minggu kemudian Vit A 200.000 IUXerosis korneaUlkus korneaKeratomalasia

KELAINAN OKULOPLASTI

Enteropion senilisPalpebra melipat ke dalam Operasi BlefaroplastiEnteropion trakhomaatosa

Page 15: PEMERIKSAAN MATA.doc

Palpebra melipat ke dalam o,k Tarsotomipenyakit trakhomaPterigiumPertumbuhan konjungtiva dari Extirpasilimbus ke kornea

KEDARURATAN MATA

Trauma tumpul Palpebra Antiinflamasi dan analgetik, Kompres , Kornea Tetes mata anti inflamasi Hifema Lihat di atas

Trauma tajam non perforatumdan perforatum Palpebra, kornea, sklera Tetes mata antibiotik Antibiotik oral, antiinflamasi dan analge

Tik Rujuk untuk reposisi palpebra, jahit kornea, jahit sklera

Trauma kimia Asam Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis

Tetes antibiotik mata non steroidC.fenikol/Gentamisin/Dibekacin

Basa Bilas secepatnya dengan cairan fisiologis Tetes mata antibiotik dan antiinflamasi

steroid C.Xitrol/Polydex/Mycos/Garason

Observasi perbaikan visus Bebat mata minimal 7 hari sampai lesi

membaik Benda asing Tetes anestesi lokal TM, Angkat benda

asing dari mata dengan kapas, pinset ataujarum 27 G bila perlu dengan lupr atau

di bawah mikroskop Bebat mata sampai lesi membaik.

DIAGNOSA KATARAK

Definisi :Katarak adalah kekeruhan lensa .

Penyebab :

Page 16: PEMERIKSAAN MATA.doc

Kekeruhan lensa pada katarak adalah karena proses degenerasi yang bisa disebabkan oleh usia, penyakit sistemik seperti DM, penyakit infeksi intra uterine, trauma dan penyakit mata lain .

Pembagian katarak :6. Katarak senilis pada usia lebih dari 40 tahun.7. Katarak juvenilis / presenilis pada usia kurang dari 40 tahun8. Katarak kongenital merupakan katarak bawaan9. Katarak traumatika10. Katarak komplikata akibat penyakit sistemik atau penyakit mata lain.

Gejala :Penurunan ketajaman penglihatan (visus) berangsur-angsur tanpa disertai rasa

nyeri Pada stadium awal penderita lebih mengeluh silau pada tempat terang dan merasa nyaman bila melihat di tempat teduh, kemudian visus berkurang dan melihat seperti ada asap atau kabut.

Gambaran klinik :Lensa mata tampak keruh dari warna keabu-abuan sampai putih seperti kulit

kerang, pada katarak yang telah lama bisa berubah menjadi kehitaman yaitu pada daerah pupil (orang-orangan) mata. Pada pemeriksaan dengan senter tampak pupil berwarna keruh (sebaiknya diperiksa di tempat agak gelap / teduh agar pupil melebar.)

Pengobatan :Karena katarak merupakan penyakit degeneratif , penyakit ini tidak dapat diobati,

bila visus sudah mengganggu dilakukan operasi. Operasi katarak dilakukan untuk mengangkat lensa yang keruh dan dapat dilakukan sekaligus dengan penanaman lensa buatan (Lensa Intra Okuler=LIO/ Intra Ocular Lens=IOL).

Koreksi Visus penderita pasca operasi :Pada penderita katarak yang dioperasi tanpa lensa tanam visus dikoreksi dengan

sferis + 10 D, sedang pada penderita dengan pemasanagn LIO/IOL dikoreksi sampai mendapatkan visus terbaik.

SKRINING PENDERITA KATARAK

Skrining dilakukan untuk penderita katarak yang akan dioperasi dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut :

Visus = 3/60 yaitu penderita dapat menghitung jari pada jarak maksimal 3 (tiga) meter dimana orang normal dapat mengitung jari pada jarak 60 meter.

Bila Visus 0 ( sama sekali tidak bisa melihat) maka prognosanya buruk

Tekanan Intra Okuler normalKeadaan mata tenang, tidak ada tanda-tanda peradanganTekanan Darah = normal (maksimal 160/90 mm Hg)Reduksi Urine = negatifUntuk penderita anak-anak atau yang tidak kooperatif dapat dilakukan dengan

pemberian obat penenang atau jika perlu dengan anestesi umum.

PERSIAPAN PENDERITA PRA BEDAH

Penderita pra bedah harus dipersiapkan sebagai berikut :4. Mata yang akan dioperasi di beri tanda dan digunting bulu matanya.5. Dilakukan pembilasan mata dengan cairan Iodium Povidon yang dilarutkan

dengan cairan fisiologis steril.

Page 17: PEMERIKSAAN MATA.doc

6. Pupil dilebarkan dengan memberikan tetes midriatika (Midriatil) sampai lebar pupil maksimal.

PERAWATAN PASCA BEDAH KATARAK

Pembalut mata harus diganti setiap hari, harus menjaga kebersihan, mata jangan terkena air, debu dan jangan terkena benturan. Selama 2 (dua)minggu jangan membungkuk atau sujud, jangan tidur miring pada sisi mata yang dioperasi dan jangan terkena benturan.

Jangan mengangkat benda berat atau menggendong anak. Makanan sebaiknya makanan yang lunak atau buah-buahan supaya bila penderita BAB tidak mengejan terlalu kuat.

Penderita supaya kontrol ke Puskesmas/Dokter pada hari pertama pasca bedah, 1(satu) minggu dan 1(satu) bulan bila tidak ada komplikasi.

PEMERIKSAAN PASCA BEDAH

Pemeriksaan yang harus dilakukan :Visus : Penderita Afakia (tanpa LIO) biasanya 1/60

Penderita Pseudofakia (dengan LIO) lebih dari 3/60Palpebra apakah ada tanda pembengkakan/peradangan.Konjungtiva merah, ada pembengkakan atau tidakDibagian limbus superior diamati :- Jahitan : apakah ada yang lepas- Apakah ada penonjolan iris keluar (iris prolaps) Kornea jernih , keruh atau ada pusBila visus buruk dan timbul rasa nyeri, konjungtiva (selaput lendir mata) bengkak dan palpebra bengkak harus segera dirujuk ke dokter mata.Pemeriksaan dilakukan pada Hari 1 pasca bedah, 1 minggu pasca bedah dan 1 bulan pasca bedah.Pengobatan : Tetes mata antibiotik dan balut mata sampai keadaan matatenangKaca mata afakia diberikan 2-3 bulan pasca bedah.

DAFTAR PUSTAKA :1. Pavan Langston, Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 1981, Little brown Company2. Standar pelayanan medis mata RS Mata Cicendo, Edisi Pertama 1998.