Pemeriksaan Radiografi, MRI Dan HPA

9
LO 4. Mampu memahami gejala klinis dan pemeriksaan Radiografi, MRI, dan HPA Osteoarthritis, Osteoarthrosis dan Ankylosis 4.1. Osteoarthritis 4.1.1. Gejala Osteoarthritis Nyeri sendi terutama apabila sendi dalam keadaan bergerak atau menanggung beban. Nyeri akan hilang apabila istirahat. Spasme otot atau tekanan syaraf di daerah sendi yang terganggu merupakan sumber nyeri. Keterbatasan dalam gerakan atau tidak dapat berekstensi penuh. Nyeri tekan lokal. Pembesaran tulang di sekitar sendi. Sedikit efusi sendi. Efusi merupakan cairan yang berada diantara dua jaringan yang berdekatan, jaringan tersebut merupakan sendi. Krepitasi. Perubahan khas pada tulang belakang, perubahan ini terjadi apabila Osteoarthritis telah dalam tahap yang begitu parah. Adanya gejala sakit kepala yang merupakan akibat langsung dari Osteoarthritis pada tulang belakang bagian leher.

Transcript of Pemeriksaan Radiografi, MRI Dan HPA

LO 4. Mampu memahami gejala klinis dan pemeriksaan Radiografi, MRI, dan HPA Osteoarthritis, Osteoarthrosis dan Ankylosis4.1. Osteoarthritis4.1.1. Gejala Osteoarthritis Nyeri sendi terutama apabila sendi dalam keadaan bergerak atau menanggung beban. Nyeri akan hilang apabila istirahat. Spasme otot atau tekanan syaraf di daerah sendi yang terganggu merupakan sumber nyeri. Keterbatasan dalam gerakan atau tidak dapat berekstensi penuh. Nyeri tekan lokal. Pembesaran tulang di sekitar sendi. Sedikit efusi sendi. Efusi merupakan cairan yang berada diantara dua jaringan yang berdekatan, jaringan tersebut merupakan sendi. Krepitasi. Perubahan khas pada tulang belakang, perubahan ini terjadi apabila Osteoarthritis telah dalam tahap yang begitu parah. Adanya gejala sakit kepala yang merupakan akibat langsung dari Osteoarthritis pada tulang belakang bagian leher.

4.1.2. Pemeriksaan Radiografi, IMR dan HPA pada Osteoarthritis

Gambar 1. Dari gambar radiograf tersebut terlihat sendi lutut yang normal dan tidak terdapat osteophyte ataupun penyempitan sendi.

Gambar 2. Di panah terlihat adanya osteophite ditandai dengan daerah tengah yang terdapat celah sempit.

Gambar 3. Hampir sama dengan gambar kedua. Celah semakin sempit pada gambar tersebut dan membuat keterbatasan gerak.

Gambar 4. Dengan menggunakan teknik DESS(dimensional dual-echo steady-state) pada pencitraan gambar dalam MRI dihasilkan gambar A. Menggunakan pemancaran yang rendah B. Menggunakan pemancaran yang tinggi. Kedua gambar menggunakan resolusi yang tinggi, sinyal tinggi untuk rasio kebisingan, dan kemampuan untuk menghitung koefisien difusi nyata. Kartilago (panah biasa) dan cairan sendi (panah putus-putus).

Gambar 5. Gambar medial dan lateral sebelum operasi (A) dan pada dua titik waktu tindak lanjut (B, C). Gambar C setelah dilakukan tindakan operasi. Pencitraan gambar tersebut menggunakan MRI.

Gambar 5. Bagian histologis spesimen dengan skor lesi yang berbeda diwarnai dengan safranin ( A - I) untuk menggambarkan temuan patologis . A - sampel kontrol , bewarna merah tulang rawan hialin , mencerminkan adanya proteoglikan , homogen dan permukaan tulang rawan yang halus . Struktur tulang teratur. B - Osteoarthritis tahap awal. Sebuah celah vertikal kecil terdapat dalam tulang rawan. C - Osteoarthritis tahap awal. Beberapa celah vertikal pada 30 kemiringan di tulang rawan. D - Osteoarthritis tahap awal . Bagian ini menggambarkan contoh perpaduan dari celah-celah di tulang rawan yang terkalsifikasi . kalsifikasi tulang rawan hilang, atasnya tulang rawan hialin telah mengurangi proteoglikan ( hilangnya pewarnaan ) , ketebalan berkurang ( erosi ). Tampaknya ada peningkatan jumlah dan ukuran kekosongan tulang di bawah lubang . E - Sebuah celah vertikal besar berjalan melalui tulang rawan hialin , kalsifikasi tulang rawan dan tulang subchondral terbentuk ( sisi kanan gambar ). F - Diskontinuitas di zona rawan kalsifikasi dan tulang subchondral . Bagian atas tulang rawan hialin proteoglikan berkurang dibandingkan dengan tulang rawan normal yang berdekatan . Pit mengandung tulang rawan , baik sebagai upaya penyembuhan atau akibat dari runtuhnya ke dalam lubang . Permukaan artikular tulang rawan tidak teratur dan terdapat porositas tulang subchondral. G - Inti ini memiliki luas porositas mendasari daerah dengan pulau tulang rawan di dalam di cacat tulang subchondral . ( G2 ) Bagian atas tulang rawan artikular telah mengalami pengurangan dalam ketajaman pewarnaan tetapi hanya retak tunggal atau celah tanpa kehilangan tulang rawan artikular (tidak ada erosi ) . Hilangnya kalsifikasi tulang rawan berpusat pada lesi tulang, dengan sekitar 30 sudut miring terdapat di dorsal dan aspek palmaris lesi ( G 1 dan 3 ).4.2. Osteoarthrosis4.2.1. Gejala Osteoarthrosis

4.2.2. Pemeriksaan Radiografi dan HPA pada Osteoarthrosis

4.3. Ankylosis4.3.1. Gejala Ankylosis 4.3.2. Pemeriksaan Radiografis dan HPA pada Ankylosis