Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

13
PENAMBAHAN BERAT BADAN MATERNAL SAAT HAMIL DAN RISIKO MEMILKI KETURUNAN YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN ATAU OBESITAS PADA MASA ANAK-ANAK TUJUAN: Tujuan penelitian untuk mengevaluasi hubungan antara penambahan berat badan pada kehamilan, per rekomendasi Institute of Medicine (IOM) tahun 2009, terhadap keturunan yang mengalami kelebihan berat badan/obesitas pada anak usia 2-5 tahun. RANCANGAN PENELITIAN: Ini adalah penelitian prospektif kohort dari 4145 wanita yang telah menyelesaikan survei kesehatan (2007- 2009) dan kemudian melakukan persalinan singleton (tunggal) pada Kaiser Permanente California Utara (2007-2010). Kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) dengan z-skor persentil 85 atau lebih besar berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention child growth standards . Penambahan berat badan pada kehamilan dikategorikan berdasarkan rekomendasi IOM 2009. Regresi logistik digunakan; jika memenuhi rekomendasi IOM sebagai acuan. HASIL: Ibu yang melebihi Rekomendasi IOM terjadi peningkatan 46% kemungkinan anak akan memiliki kelebihan berat badan/obesitas (odds ration [OR], 1,46, 95% confidence interval [CI], 1.17-1.83) setelah disesuaikan BMI maternal saat kehamilan, ras/etnis, usia saat melahirkan, pendidikan, usia anak, berat badan lahir, usia kehamilan saat melahirkan, diabetes gestasional, paritas, jenis kelamin bayi, jumlah metabolik, dan pola diet. Sedangkan pada anak yang mengalami kelebihan berat badan/obesitas di kalangan wanita dengan hasil di bawah rekomendasi IOM nilai OR (95 % CI) adalah 1,23 (0.88-1.71). Hubungan antara penambahan berat badan di luar rekomendasi IOM dengan obesitas pada masa anak-anak lebih kuat di kalangan wanita dengan BMI pre-kehamilan (nilai OR, 1.63; 95% CI, 1.03-2.57) (dibawah); nilai OR, 1,79; 95% CI, 1.32-2.43) (melebihi). KESIMPULAN: Penambahan berat badan pada kehamilan di luar rekomendasi IOM dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya peningkatan berat badan/obesitas pada masa anak-anak, Hal ini bersifat independen dari beberapa faktor potensial dan mediator penyebab obesitas lainnya. Penambahan berat badan pada kehamilan memiliki dampak yang lebih besar pada kelebihan berat

Transcript of Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Page 1: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

PENAMBAHAN BERAT BADAN MATERNAL SAAT HAMIL DAN RISIKO MEMILKI KETURUNAN YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN ATAU OBESITAS PADA MASA ANAK-ANAK

TUJUAN: Tujuan penelitian untuk mengevaluasi hubungan antara penambahan berat badan pada kehamilan, per rekomendasi Institute of Medicine (IOM) tahun 2009, terhadap keturunan yang mengalami kelebihan berat badan/obesitas pada anak usia 2-5 tahun.

RANCANGAN PENELITIAN: Ini adalah penelitian prospektif kohort dari 4145 wanita yang telah menyelesaikan survei kesehatan (2007-2009) dan kemudian melakukan persalinan singleton (tunggal) pada Kaiser Permanente California Utara (2007-2010). Kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) dengan z-skor persentil 85 atau lebih besar berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention child growth standards. Penambahan berat badan pada kehamilan dikategorikan berdasarkan rekomendasi IOM 2009. Regresi logistik digunakan; jika memenuhi rekomendasi IOM sebagai acuan.

HASIL: Ibu yang melebihi Rekomendasi IOM terjadi peningkatan 46% kemungkinan anak akan memiliki kelebihan berat badan/obesitas (odds ration [OR], 1,46, 95% confidence interval [CI], 1.17-1.83) setelah disesuaikan BMI maternal saat kehamilan, ras/etnis, usia saat melahirkan, pendidikan, usia anak, berat badan lahir, usia kehamilan saat melahirkan, diabetes gestasional, paritas, jenis kelamin bayi, jumlah metabolik, dan pola diet. Sedangkan pada anak yang mengalami kelebihan berat badan/obesitas di kalangan wanita dengan hasil di bawah rekomendasi IOM nilai OR (95 % CI) adalah 1,23 (0.88-1.71). Hubungan antara penambahan berat badan di luar rekomendasi IOM dengan obesitas pada masa anak-anak lebih kuat di kalangan wanita dengan BMI pre-kehamilan (nilai OR, 1.63; 95% CI, 1.03-2.57) (dibawah); nilai OR, 1,79; 95% CI, 1.32-2.43) (melebihi).

KESIMPULAN: Penambahan berat badan pada kehamilan di luar rekomendasi IOM dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya peningkatan berat badan/obesitas pada masa anak-anak, Hal ini bersifat independen dari beberapa faktor potensial dan mediator penyebab obesitas lainnya. Penambahan berat badan pada kehamilan memiliki dampak yang lebih besar pada kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak di kalangan perempuan dengan berat badan normal, menunjukkan bahwa efeknya mungkin independen dari prediktor genetik pada obesitas.

Kata kunci: Obesitas pada masa anak-anak, penambahan berat badan pada kehamilan

Penambahan berat badan pada kehamilan memiliki implikasi kesehatan yang signifikan baik bagi ibu dan bayinya. Kelebihan penambahan berat badan pada kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes gestasional, operasi caesar, persalinan prematur dengan indikasi medis, dan terjadinya retensi berat badan maternal pascapersalinan, sedangkan penambahan berat badan yang tidak cukup pada kehamilan meningkatkan risiko bayi kecil tidak sesuai usia kehamilan, berat badan lahir yang rendah, dan kelahiran prematur spontan. Dalam jangka pendek, penambahan berat badan pada kehamilan dikaitkan dengan pertumbuhan janin dan tampaknya berkorelasi positif dengan berat badan lahir, dan bersifat independen dari faktor genetik.

Page 2: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Paparan nutrisi intrauterine yang tidak memadai atau kelebihan penambahan berat badan saat kehamilan juga memiliki dampak yang bersifat jangka panjang pada berat badan anak nanti baik saat masa kanak-kanak maupun masa dikemudian. Penambahan berat badan pada kehamilan dapat terprogram dalam tubuh anak dalam perkembangan berat badannya di kemudian hari akibat perubahan permanen dalam metabolisme, hal ini serupa dengan apa yang telah diamati untuk diabetes mellitus maternal.

Anak-anak obesitas lebih cenderung memiliki segudang masalah kesehatan di masa anak-anak, dan mereka lebih cenderung untuk tetap obesitas hingga dewasa. Upaya untuk mencegah kelebihan berat badan dan obesitas harus dimulai sejak dini untuk mencegah dampak negatif pada beberapa sistem organ pada anak-anak. Mengingat bahwa prevalensi obesitas di kalangan anak-anak lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 1980 dan saat ini di Amerika Serikat, sekitar 17% dari anak-anak dan remaja usia 2-19 tahun mengalami obesitas, oleh karena itu diperlukan mengidentifikasi faktor-faktor risiko tersebut agar dapat diubah.

Berkembangnya kekhawatiran wabah obesitas, pada tahun 2009 Institute of Medicine (IOM) menetapkan guideline baru untuk penambahan berat badan pada kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh sebelum hamil. Guideline mencakup range kedua hal, yaitu untuk penambahan berat badan total serta tingkat penambahan berat badan mingguan-trimester yang spesifik bagi perempuan dengan kehamilan tunggal. Laporan IOM mengidentifikasi ada area fokus spesifik untuk mengisi kesenjangan yang besar dalam penelitian, daerah tersebut adalah penelitian lebih lanjut menilai dampak dari penambahan berat badan pada kehamilan terhadap kesehatan anak menggunakan pedoman yang diperbarui.

Kami berusaha untuk secara prospektif mengevaluasi hubungan antara kenaikan berat badan pada kehamilan, per rekomendasi IOM tahun 2009, dan selanjutnya kelebihan berat badan/obesitas pada anak usia 2-5 tahun dalam penelitian kohort multietnis dari 4145 wanita yang telah menyelesaikan survei kesehatan sebelum hamil (antara tahun 2007 dan 2009) dan memiliki persalinan tunggal (singleton) pada Kaiser Permanente California Utara (antara tahun 2007 dan 2010).

MATERI DAN METODE

Setting penelitian ini adalah Kaiser Permanente California Utara (KPNC), sebuah kelompok praktek program kesehatan prabayar yang menyediakan layanan medis yang komprehensif kepada anggotanya yang berada di wilayah 14 kabupaten California Utara (sekitar 30% dari populasi sekitarnya). Susunan demografis, ras/etnis, dan sosial ekonomi keanggotaan KPNC tersebut merupakan perwakilan dari populasi yang berada di wilayah geografis yang sama, kecuali yang sangat miskin dan sangat kaya akan kurang terwakili.

Identifikasi Kohort/Kelompok

Studi kohort ini terdiri atas anggota KPNC yang menyelesaikan survei dari Kaiser Permanente Research Program on Genes, Environment, and Health (RPGEH) antara tahun 2007 dan tahun 2009 dan kemudian melakukan persalinan tunggal (singleton) yang lahir hidup di KPNC antara tahun 2007 dan tahun 2010. Kehamilan diidentifikasi melalui Pregnancy Glucose Tolerance Registry KPNC sebuah registri berkelanjutan yang mengidentifikasi semua kehamilan yang mencapai trimester kedua dan yang sebelumnya telah dijelaskan secara rinci.

Page 3: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Dimulai dengan pengiriman survei oleh RPGEH kepada anggota yang dewasa (usia> 18 tahun) dari KPNC pada bulan Februari tahun 2007. Sekitar 400.000 anggota menyelesaikan survei dan memberikan persetujuan untuk menghubungkan data hasil survei dengan rekam medis elektronik mereka (ESDM), dimana 57.100 diantaranya adalah wanita dalam usia reproduksi. Survei tersebut berisi informasi terperinci mengenai faktor-faktor pre-kehamilan termasuk indeks massa tubuh (BMI), konsumsi alkohol, riwayat kesehatan dan reproduksi, merokok, diet, dan aktivitas fisik.

Secara umum, survei kelompok responden RPGEH yang hamil ini adalah wakil representatif dari anggota Kaiser Permanente California Utara yang hamil: 53% dari kelompok RPGEH berasal dari kelompok ras/etnis minoritas, dibandingkan dengan 58% dari semua kehamilan KPNC. Terdapat representasi yang sedikit lebih rendah dari etnis Afrika Amerika (4,4% vs 6,6% pada populasi kehamilan KPNC).

Di antara para wanita yang menyelesaikan survei RPGEH dan kemudian hamil pada KPNC, kami mengidentifikasi 5967 pasang ibu-anak yang telah melahirkan anak hidup tunggal (singleton) dengan tinggi dan berat badan anak diambil pada usia 13 bulan atau lebih tua. Jika wanita tersebut hamil lebih dari 1 kali, kami memilih kehamilan yang pertama tepat setelah mengisi survei RPGEH. Kami kemudian membatasi pasangan ibu-anak ketika anak berusia 2 tahun atau lebih pada saat pengukuran berat dan tinggi yang terbaru (n = 4505). Kami mengeluarkan pasangan ibu-anak jika sang ibu lupa data mengenai kenaikan berat badan pada kehamilan (n = 4151). Kami kemudian membatasi kohort ini kepada mereka yang memiliki data lengkap pada usia kehamilan saat melahirkan, didapatkan jumlah kohort analitik akhir dari 4145 pasang ibu-anak.

Penelitian ini disetujui oleh Dewan peninjau kelembagaan Yayasan Lembaga Penelitian Kaiser dan Komite Negara Bagian California untuk Perlindungan Subyek Manusia (Human Subjects).

Karakteristik Maternal

Dari survei RPGEH kami memperoleh karakteristik maternal sebagai berikut: ras/etnis maternal yang dilaporkan sendiri ([1], kulit putih non-Hispanik, [2] Afrika Amerika, [3] Asia, [4] Hispanik, dan [5] tidak diketahui) dan memperoleh pendidikan (dalam beberapa tahun).

Pola Diet Sebelum Kehamilan

Survei RPGEH mencakup 20 kategori makanan, termasuk jenis minuman manis degan gula. Untuk mengidentifikasi pola diet utama sebelum hamil, digunakan prinsip analisis komponen pada 20 jenis makanan untuk mengidentifikasi faktor yang menyumbang banyaknya variasi. Kelompok makanan (faktor) nantinya dirotasi menggunakan transformasi orthogonal, menghasilkan faktor yang tidak berkorelasi dan independen. Nilai faktor untuk masing-masing (pola) faktor dihitung dengan menjumlahkan bobot asupan kelompok makanan oleh muatan faktor, dan setiap individu diberikan nilai untuk masing-masing pola yang diidentifikasi. Individu dengan nilai tinggi terhadap suatu pola dibandingkan dengan individu dengan skor yang lebih rendah memiliki kecenderungan yang kuat untuk mengikuti pola itu. Nilai kemudian dikategorikan oleh tertile.

Kami mengidentifikasi 2 pola diet yang berbeda: diet Prudent/bijaksana dan diet Barat. Diet prudent dicirikan dengan kelompok makanan berikut: sayuran, buah-buahan, gandum, biji-bijian,

Page 4: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

dan kacang-kacangan. Diet Barat dicirikan oleh konsumsi daging olahan, makanan yang dipanggang, telur utuh, daging sapi, babi, domba, makanan digoreng, margarin, dan minuman ringan/soft drink.

Aktivitas Fisik Prakehamilan

The volume of total metabolic equivalent (METs) diukur sebagai menit per minggu berdasarkan 4 pertanyaan.

Diabetes Gestasional

Diabetes Gestasional (GDM) dinilai melalui KPNC Pregnancy Glucose Tolerance Registry dan didefinisikan dengan memiliki minimal 2 kali nilai glukosa plasma 100 g, memenuhi tes toleransi glukosa oral 3 jam atau melebihi ambang batas Carpenter-Coustan (puasa: 95 mg / dL, 1 jam: 180 mg / dL, 2 jam: 155 mg / dL, 3 jam: 140 mg / dL).

Penetapan Paparan (Exposure)

Berat badan sebelum hamil adalah pengukuran berat badan yang diperoleh sebelum kehamilan (dalam waktu 12 bulan dari periode menstruasi terakhir), data diambil dalam EMR (90%) atau yang dilaporkan sendiri pada saat pengukuran pada kunjungan prenatal pertama yang juga dapat diperoleh melalui EMR. BMI prekehamilan dihitung sebagai berat badan sebelum hamil (kilogram) dibagi dengan tinggi badan (meter) kuadrat. Kategori BMI diciptakan sesuai dengan rekomendasi penambahan berat badan kehamilan IOM pada tahun 2009 sebagai berikut: kekurangan berat badan (<18,5 kg/m²), berat badan normal (18,5-24,9 kg/m²), kelebihan berat badan (25,0-29,9 kg /m²), dan obesitas (≥ 30,0 kg/m²). Karena ada sebagian kecil wanita yang kekurangan berat badan (1,9%), kategori kekurangan berat badan dan berat badan normal digabung menjadi 1 kategori (<24,9 kg/m2).

Total kenaikan berat badan saat kehamilan adalah perbedaan antara berat badan saat kehamilan dan berat badan sebelum hamil yang terakhir diukur, dalam kilogram. Berat kehamilan terakhir, diperoleh dari EMR, adalah berat final sebelum melahirkan dan harus diukur tidak lebih dari 4 minggu sebelum kelahiran untuk dimasukkan dalam analisis. Total kenaikan berat badan kehamilan dikategorikan menurut rekomendasi kenaikan berat badan kehamilan IOM tahun 2009 (dibawah, terpenuhi, melebihi). Tingkat total berat badan kehamilan per minggu selama kehamilan (dalam kilogram) dihitung sebagai total berat badan kehamilan dibagi dengan minggu kehamilan yang dicapai pada pengukuran berat badan kehamilan terakhir.

Karakteristik Keturunan

Berat lahir berdasarkan usia kehamilan dikategorikan menurut penelitian populasi race/ethnicity dan distribusi berat lahir kehamilan usia tertentu sebagai berikut: besar untuk usia kehamilan jika berat lahir lebih besar dari persentil 90, kecil untuk usia kehamilan jika berat lahir kurang dari persentil 10, dan sesuai untuk usia kehamilan jika berat lahir antara persentil 10 dan persentil 90. Jenis kelamin, tinggi, dan data berat badan untuk anak-anak diperoleh dari EMR. Anak diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas jika nilai-z BMI mereka memenuhi atau melampaui persentil ke-85 dari Centers for Disease Control and Prevention child growth standards berdasarkan usia dan jenis kelamin. International Classification of Diseases, revisi kesembilan, kode pengiriman (764.x atau 565.x [kemungkinan pertumbuhan intrauterin

Page 5: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

terhambat]) dalam ESDM kami gunakan untuk mengidentifikasi bayi dengan pertumbuhan intrauterin terhambat.

Analisis Statistik

Unconditional logistic regression analysis digunakan untuk mendapatkan odds rartio (OR) dan confidence interval (CI) untuk memperkirakan kemungkinan anak obesitas-kelebihan berat badan yang nantinya berhubungan dengan kenaikan berat badan pada kehamilan. Untuk model yang mengkaji rekomendasi IOM sebagai exposure, kami memperkirakan kemungkinan anak kelebihan berat badan/obesitas berhubungan dengan kelebihan dan perolehan di bawah rekomendasi, dibandingkan dengan yang memenuhi rekomendasi. Untuk jumlah berat badan kehamilan per minggu, kami juga mengelompokkan perempuan ke dalam tertile; mereka yang berada di tertile terendah digunakan sebagai kelompok acuan.

Variabel yang dievaluasi untuk perancu mencakup orang-orang dengan prioritas utama (usia maternal saat melahirkan, ras/etnis, BMI prakehamilan (kilogram per meter persegi), usia anak, kelahiran prematur (usia kehamilan <37 minggu), pendidikan ibu, paritas, jenis kelamin bayi, volume aktivitas fisik [berarti MET menit per minggu], dan pola diet maternal prudent).

Untuk menilai perancu, kami memasukkan ko-variatas sekaligus ke dalam suatu model regresi logistik dan kemudian membandingkan OR yang disesuaikan dan yang belum disesuaikan. Model regresi logistik akhir termasuk diantaranya variabel-variabel yang dievaluasi untuk perancu dan selanjutnya disesuaikan dengan berat badan lahir dan glikemia kehamilan maternal (didefinisikan sebagai GDM [ya atau tidak]), yang mungkin menjadi mediator dari penambahan berat badan kehamilan dan berhubungan dengan kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak.

Kami awalnya meneliti hubungan dengan membagi 4 tingkat kategori BMI yang biasa digunakan untuk rekomendasi IOM; Namun, dari hasil didapatkan kesamaaan antara wanita dengan kelebihan berat badan dengan wanita yang obesitas saat dibagi berdasarkan BMI prakehamilan, 2 kategori kemudian dikombinasikan. Selain itu, kami memiliki data persentase yang sangat kecil wanita yang berada di kategori kekurangan berat badan (1,9%).

Untuk menilai efek potensi modifikasi BMI prakehamilan (≥25 kg/m² vs <25 kg/m²), kami menyertakan istilah (interaksi) cross-product yang tepat dalam model regresi. Akhirnya, analisis sensitivitas berikut dilakukan: (1) membatasi dengan tepat usia kehamilan bayi, dan (2) mengeluarkan mereka yang berat badan yang dilaporkan sendiri. SAS versi 9.1 (SAS Institute Inc, Cary, NC) digunakan untuk semua analisis data.

Hasil-hasil

Tabel 1 menampilkan karakteristik kohort tingkat bawah, terpenuhi, atau melebihi terhadap penambahan berat badan rekomendasi IOM pada kehamilan; 10,9% berada di bawah, 22,8% terpenuhi, dan 66,2% melebihi rekomendasi. Para wanita, rata-rata, berusia 33 tahun saat melahirkan. Studi kohort ini merupakan ras yang beragam; hanya 51% non-Hispanik yang berkulit putih. Para wanita yang melebihi rekomendasi IOM lebih cenderung berkulit putih, nulipara, dan kelebihan berat badan sebelum kehamilan. Wanita yang berada di bawah rekomendasi IOM lebih cenderung Asia atau Afrika Amerika, memiliki 2 anak atau lebih, dan

Page 6: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

menjadi obesitas sebelum hamil. Anak-anak, rata-rata, berusia sekitar 3 tahun ketika tinggi dan berat badan mereka dinilai.

Ibu yang melebihi rekomendasi IOM anaknya yang lahir lebih besar, rata-rata, dibandingkan dengan ibu yang memenuhi atau berada di bawah rekomendasi (3475 g vs 3344 dan 3231 g, masing-masing; P <.01) dan lebih dari dua kali cenderung untuk menjadi makrosomia (15,0% di antara wanita yang melebihi rekomendasi, dibandingkan dengan 8,3% yang memenuhi rekomendasi dan 6,2% yang berada di bawah rekomendasi).

Anak-anak dari wanita yang melebihi rekomendasi IOM cenderung untuk kelebihan berat badan atau menjadi obesitas pada usia 2-5 tahun (20.4% vs 14.5% [terpenuhi] and 19.5% [di bawah]; P < .01). Terdapat lebih banyak anak dengan pertumbuhan intrauterine terhambat yang lahir dari wanita yang berada di bawah rekomendasi IOM dibandingkan dengan mereka yang memenuhi atau melebihi rekomendasi (3.9% vs 1.7% [terpenuhi] and 1.2% [melebihi]; P < .01).

Tabel 2 menunjukkan OR dan CI bernilai sebesar 95 % untuk berat badan berlebih/obesitas pada masa anak-anak di usia 2-5 tahun. Wanita yang penambahan berat badan kehamilannya melebihi rekomendasi IOM cenderung untuk memiliki anak yang kelebihan berat badan/obesitas, setelah disesuaikan dengan usia maternal saat kelahiran, pendidikan, BMI prakehamilan, dan ras/etnis (OR, 1.51; 95% CI, 1.23-1.87), dibandingkan dengan para wanita yang memenuhi rekomendasi IOM.

Setelah disesuaikan lebih lanjut dengan usia anak, paritas, jenis kelamin bayi, latihan (total dari MET tertile menit per minggu), dan diet (nilai tertile dengan pola diet prudent) serta faktor-faktor yang mungkin menjadi mediator antara berat badan pada kehamilan dan obesitas pada masa anak-anak (Status toleransi glukosa maternal [GDM (ya vs tidak)], berat badan lahir, dan minggu kehamilan pada saat kelahiran), hubungannya lemah tapi tetap signifikan (OR, 1,46; 95% CI, 1,17-1,83). Hubungan antara penambahan berat badan ibu di bawah rekomendasi IOM dengan terjadinya peningkatkan peluang anak menjadi kelebihan berat badan/obesitas secara statistik tidak signifikan.

Wanita yang berada di tertile tertinggi dan menengah atas penambahan berat badan kehamilan (dibandingkan dengan tertile terendah, masing-masing) juga lebih cenderung untuk memiliki anak yang obesitas/kelebihan berat badan setelah disesuaikan dengan usia ibu saat melahirkan, pendidikan, BMI sebelum hamil, dan ras/etnis (OR , 1,32, 95% CI, 1,07-1,62 [tengah], OR, 1,53, 95% CI, 1,25-1,88 [tertinggi]). Dalam model yang telah disesuaikan juga didapatkan hasil hubungannya lemah tapi tetap signifikan.

Ada hubungan yang signifikan terhadap BMI prakehamilan (≥ 25 kg/m² vs <25 kg/m²) (P = 0,017), dan hubungan yang lebih kuat terhadap ibu di bawah dan melebihi rekomendasi IOM bagi wanita dengan berat badan normal (BMI <25 kg/m²) sebelum kehamilan dibandingkan dengan wanita dengan kelebihan berat badan/wanita obesitas (BMI ≥ 25 kg/m²) (Gambar), setelah disesuaikan untuk usia ibu/maternal saat melahirkan, pendidikan, dan ras/etnis.

Bila dikelompokkan berdasarkan kategori berat badan lahir (kecil untuk usia kehamilan, sesuai untuk usia kehamilan, dan besar untuk usia kehamilan), hubungan antara penambahan berat badan pada kehamilan yang berlebih terhadap kelebihan berat badan/obesitas masa anak-anak

Page 7: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

tetap signifikan di antara keturunan yang sesuai dengan usia kehamilan (n = 3351; OR, 1,57; 95% CI, 1,23-2,01) (data tidak ditampilkan).

Hasil tersebut juga sama pada analisis sensitivitas terbatas pada wanita dengan berat badan yang diukur (n = 3890) serta analisis sensitivitas terbatas pada 811 pasang ibu-anak yang anaknya berumur 4 tahun atau lebih (data tidak ditampilkan).

Ulasan/komentar

Mayoritas wanita dalam penelitian kohort ini melebihi rekomendasi IOM tahun 2009. Para wanita yang melebihi rekomendasi tersebut 46% lebih cenderung untuk memiliki anak yang kelebihan berat badan atau obesitas pada usia 2-5 tahun, tergantung pada beberapa faktor kovariat dan mediasi. Terdapat kecenderungan terjadi peningkatan risiko anak mengalami kelebihan berat badan/obesitas akibat penambahan berat badan ibu pada kehamilan. Terdapat dampak yang tidak sesuai dari penambahan berat badan pada kehamilan baik ibu di atas atau di bawah rekomendasi IOM, kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak tampaknya lebih kuat terjadi pada wanita yang memiliki berat badan normal sebelum hamil.

Hasil penelitian kami umumnya konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang kelebihan penambahan berat badan kehamilan dan kelebihan berat badan/obesitas selanjutnya pada masa anak-anak. Sebuah meta-analisis tahun 2012 menyimpulkan bahwa kelebihan penambahan berat badan kehamilan menghasilkan setidaknya kenaikan 21% risiko obesitas pada masa anak-anak. Penambahan berat badan pada kehamilan yang lebih besar (berdasarkan rekomendasi IOM tahun 1990) juga berkaitan dengan keturunan yang memiliki tekanan darah sistolik yang tinggi dan risiko kelebihan berat badan serta peningkatan adipositas pada usia 3 tahun, yang diukur dengan ketebalan lipatan kulit dan nilai-z BMI. Hasil dari penelitian lain menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang kelebihan berat badan selama kehamilan (per rekomendasi IOM tahun 2009) memiliki kemungkinan 48% lebih besar anak mengalami kelebihan berat badan pada usia 7 tahun dibandingkan anak-anak dari ibu yang memenuhi rekomendasi.

Banyak penelitian mengevaluasi hubungan antara penambahan berat badan yang rendah pada kehamilan dan kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak telah menghasilkan kesimpulan yang beragam. Hinkle dkk tidak menemukan hubungan antara penambahan berat badan yang rendah pada kehamilan dengan nilai-z BMI saat anak usia 5 tahun dalam tiap kelompok BMI yang berbeda sebelum hamil, sedangkan Ehrenthal dkk menemukan bahwa penambahan berat badan yang rendah pada kehamilan secara signifikan berhubungan dengan nilai-z BMI pada usia 4 tahun.

Sebuah artikel baru-baru ini menemukan beberapa penelitian yang melaporkan hubungan bentuk-U atau bentuk-J antara penambahan berat badan pada kehamilan dan adipositas anak, dimana nilai penambahan berat maternal terendah menunjukkan risiko yang lebih besar terjadinya kelebihan berat badan pada masa anak-anak. Para penulis berspekulasi bahwa hal ini mungkin terjadi karena fenotipe yang survive saat bayi dengan kondisi nutrisi rahim yang buruk mengalami penambahan berat badan yang dipercepat pada awal kehidupan yang dikenal sebagai pertumbuhan catch-up. Meskipun hal ini memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup pada awal kehidupan, hal ini juga dapat memiliki dampak yang merugikan di masa remaja dan masa anak-anak, seperti obesitas dan gangguan metabolisme. Bukti dari Kelaparan Belanda pada tahun 1944-1945 mendukung hipotesis ini. Temuan kami bahwa penambahan berat badan yang rendah

Page 8: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

pada kehamilan, khususnya di kalangan perempuan dengan berat badan normal, berhubungan dengan peningkatan kemungkinan anak akan mengalami kelebihan berat badan/obesitas berikutnya, menjadi hal yang menarik untuk studi di masa depan

Hal ini juga menetapkan bahwa obesitas orangtua merupakan faktor risiko yang besar terjadinya obesitas pada masa anak-anak, terutama antara usia 3 dan 5 tahun. Satu penelitian menemukan ada hubungan yang signifikan antara penambahan berat badan yang berlebih pada kehamilan dan nilai-z BMI pada anak hanya di kalangan ibu-ibu yang tidak obesitas (BMI sebelum hamil <30 kg/m²), sedangkan studi kohort retrospektif menemukan bahwa kelebihan penambahan berat badan pada kehamilan memiliki dampak yang paling kuat bagi perempuan yang kekurangan berat badan sebelum hamil.

Hal ini memberikan dukungan untuk hipotesis bahwa penambahan berat badan pada kehamilan terhadap kelebihan berat badan/obesitas pada masa anak-anak berdampak lebih kuat pada perempuan dengan berat badan normal yang anaknya tidak memiliki risiko predisposisi genetik atau faktor perilaku keluarga; misalnya, anak dari seorang wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas mungkin akan berbagi kebiasaan gaya hidup atau perilaku yang sama. Anak usia dini adalah saat ketika anak-anak menginternalisasi aktivitas fisik dan perilaku makan yang ditunjukkan oleh orang tua mereka.

Hal ini diduga bahwa berat badan maternal sendiri yang berlebihan atau penambahan berat badan kehamilan dapat menghasilkan perubahan permanen dalam sistem biologis janin yang mengatur berat badan. Kenaikan berat badan berbanding terbalik dengan sensitivitas insulin, dan wanita obesitas yang memasuki kehamilan sangat tahan insulin; Oleh karena itu, penurunan dalam sensitivitas insulin lebih kecil, menghasilkan penambahan berat badan yang kurang saat kehamilan pada wanita dengan berat badan normal. Pada awal kehamilan, janin dari seorang wanita yang obesitas sudah berisiko dengan asupan nutrisi yang berlebihan karena resistensi insulin yang tinggi pada ibu. Sebaliknya, penambahan berat badan kehamilan yang berlebih pada wanita dengan berat badan normal (yang mengalami peningkatan sensitivitas insulin pregravid) dapat menghasilkan penurunan yang lebih besar dalam sensitivitas insulin, menghasilkan asupan nutrisi berlebih dan peningkatan adipositas pada janin.

Di samping BMI prakehamilan, perubahan metabolik yang mempengaruhi penambahan berat badan kehamilan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan berat badan masa anak-anak secara potensial karena keturunan dari wanita obesitas cenderung untuk menggunakan energi secara berlebihan dan menjalani gaya hidup yang lebih menetap. Pertumbuhan yang cepat pada masa bayi telah dikaitkan dengan obesitas di kemudian hari dalam beberapa penelitian.

Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa kami kekurangan informasi tentang praktik menyusui atau diet anak setelah lahir. Namun, kami mampu mengontrol gizi ibu/maternal sebelum kehamilan, yang mungkin berhubungan dengan diet selama kehamilan dan kebiasaan diet anak. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar sampel telah mengukur berat badan sebelum hamil. Sisanya dilaporkan sendiri, yang mungkin meremehkan berat aktual; Namun, ini hanya sebagian kecil dari sampel (10%), dan kami serta peneliti lain telah mengamati bahwa berat badan sebelum hamil yang dilaporkan sendiri mendekati nilai sebenarnya. Selain itu, saat analisis sensitivitas mereka yang berat dilaporkan sendiri tidak diikutkan juga tidak ditemukan perbedaan. Penelitian ini merupakan salah satu diantara penelitian yang paling awal

Page 9: Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

untuk mengevaluasi hubungan penggunaan rekomendasi IOM yang baru pada tahun 2009, yang diperbarui bagi penelitian baru tentang outcome kehamilan serta peningkatan BMI dan perubahan lain yang berhubungan dengan anak. Kohort/kelompok besar kami juga sangat beragam secara ras, membuat hasil yang lebih dapat digeneralisasi serta memungkinkan kami memiliki kapabilitas yang layak untuk menilai efek modifikasi BMI prakehamilan.

Penambahan berat badan pada kehamilan ibu baik yang berada di bawah serta di atas rekomendasi IOM berkaitan dengan peningkatan risiko anak untuk memiliki kelebihan berat badan/obesitas berikutnya pada anak-anak (usia 2-5 tahun), khususnya di kalangan perempuan dengan berat badan normal. Pengarahan di masa depan mencakup pengembangan intervensi gaya hidup yang membantu para wanita mencapai penambahan berat badan yang tepat selama kehamilan dan melakukan uji klinis untuk mengevaluasi efektivitas intervensi tersebut dalam mencapai penambahan berat badan kehamilan yang memadai dan mengurangi obesitas pada masa anak-anak.