Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

download Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

of 27

Transcript of Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    1/27

    1

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini

    dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai

    pencegahan primer terhadap karies gigi anak.

    Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari

    berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

    mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

    makalah ini.

    Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

    makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran

    serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

    harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

    Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

    Bogor, Februari 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    2/27

    2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

    BAB IPENDAHULUAN ................................................................................................... 4

    1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................... 4

    1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 5

    1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

    1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 5

    2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 6

    1.4 MANFAAT PENULISAN ..................................................................................... 6

    1.5 KETERBATASAN PENULISAN ......................................................................... 6

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 7

    BAB IIIPEMBAHASAN ................................................................................................... 9

    3.1 Faktor Substrat (Makanan)................................................................................. 9

    3.2 Faktor Agen (Mikroorganisme) ......................................................................... 11

    3.3 Faktor Host....................................................................................................... 12

    1. Gigi ................................................................................................................... 12

    2. Saliva ............................................................................................................... 13

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    3/27

    3

    3.4 Faktor Waktu .................................................................................................... 15

    BAB IVPENCEGAHAN PRIMER TERHADAP KARIES GIGI ANAK ............................ 16

    4.1 Pencegahan Terhadap Substrat (Makanan) .................................................... 16

    1. Nasehat Diet .................................................................................................... 16

    2. Pengganti Gula ................................................................................................ 17

    3. Konsultasi Diet ................................................................................................. 18

    4.2 Pencegahan Terhadap Agen (Mikroorganisme)............................................... 19

    1. Oral Hygiene .................................................................................................... 20

    2. Penggunaan Obat Kumur ................................................................................ 21

    4.3 Pencegahan Terhadap Host ............................................................................ 22

    1. Penggunaan Fluor Secara Sistemik ................................................................. 22

    2. Pemberian Fluor Secara Lokal ......................................................................... 23

    3. Pit dan Fisur Silen ............................................................................................ 23

    4.4 Kontrol Berkala ................................................................................................. 24

    BAB VKESIMPULAN .................................................................................................... 25

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 27

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    4/27

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Karies merupakan suatu penyakit infeksi dan suatu proses demineralisasi yang

    progresif pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum dimana dalam

    prosesnya plak dibiarkan berkembang pada periode waktu yang lama. Mikroorganisme

    penyebab karies adalah streptococcus dan laktobacillus dimana dapat menimbulkan

    demineralisasi pada enamel. Apabila proses demineralisasi berulang terus menerus

    dan tidak seimbang dengan remineralisasi maka karies dapat terjadi bahkan dapat

    berlanjut mencapai dentin dan pulpa bahkan dapat menimbulkan nekrosis.

    Sampai sekarang karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara

    maju maupun negara berkembang. Data dari Bank WHO (2000) menunjukkan bahwa

    pada anak umur 12 tahun memiliki indikator kritis karena sekitar 76,97% karies

    menyerang pada usia tersebut. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT,

    2004) prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi

    dibandingkan dengan negara berkembang lainya.

    Tingginya prevalensi karies disebabkan kurang seriusnya masyarakat dan

    pemerintah menangani hal ini. Banyak yang belum sadar untuk melakukan

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    5/27

    5

    pemeriksaan rutin ke dokter gigi, atau klinik kedokteran gigi sebelum terjadi

    peningkatan karies dalam mulutnya.

    Klasifikasi pencegahan timbulnya karies tersebut terbagi tiga yaitu pencegahan

    primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya penyakit, sekunder

    untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi,

    dan tersier yaitu mencegah kehilangan fungsi. Pencegahan yang paling efektif adalah

    pencegahan primer, karena dilakukan sebelum terjadi penyakit dimana gigi belum

    mengalami kerusakan sama sekali.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bisa dirumuskan permasalah

    penulisan ini sebagai berikut, yaitu:

    1. Apa itu karies?

    2. Faktor apa saja yang menyebabkan terbentuknya karies?

    3. Bagaimana pencegahan primer terjadinya karies pada anak anak?

    1.3 TUJUAN PENULISAN

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui tata cara pencegahan primer terjadinya karies gigi pada anak.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    6/27

    6

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui sebab sebab terbentuknya karies.

    b. Mengetahui bagaimana cara pencegahan primer terjadinya karies pada

    anak anak.

    1.4 MANFAAT PENULISAN

    a. Bagi pembaca

    Penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

    pembaca mengenai karies gigi, juga faktor penyebab dan cara cara

    pencegahan terjadinya karies gigi.

    b. Bagi penulis

    Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan, penulisan makalah ini

    juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan penyuluhan dalam upaya

    meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

    orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

    1.5 KETERBATASAN PENULISAN

    Pembatasan penulisan makalah ini adalah, makalah ini hanya membahas

    mengenai definisi karies, penyebab dan pencegahan terjadinya karies.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    7/27

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan karies meliputi

    seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat

    yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Tahapan pencegahan penyakit terdiri

    dari pre-patogenesis dimana keadaan patologis belum dijumpai dan patogenesis

    dimana telah terjadi reaksi yang menimbulkan penyakit. Klasifikasi pencegahan

    tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

    Pencegahan primer termasuk dalam tahapan awal, yaitu tahap pre-patogenesis

    merupakan pencegahan sebelum timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya

    meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus

    (spesific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara

    menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi

    (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk

    melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk

    melawan mikroorganisme.

    Pencegahan primer dilakukan oleh dokter gigi, masyarakat, dan masing-masing

    individu. Pencegahan yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi topikal, pit dan fisur

    silen, konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko karies.

    Pencegahan yang diberikan dalam masyarakat adalah fluoridasi air minum, fluoridasi

    air sekolah dan kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    8/27

    8

    tindakan menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan

    alat pembersih gigi dan mulut lainnya. Pencegahan primer lebih ditekankan karena

    lebih efektif dibanding pencegahan lainnya dimana gigi belum mengalami kerusakan

    sama sekali

    Usaha untuk melakukan pencegahan primer pada anak dibawah 5 tahun

    diberikan kepada ibu seperti meningkatkan pengetahuan ibu tentang menjaga

    kebersihan mulut anak, pola makan anak yang baik dan benar serta perlindungan

    terhadap gigi anak yang diberikan, hal ini dilakukan karena kemampuan anak terbatas

    dan anak lebih dekat dengan ibunya, sedangkan pada anak 6 tahun keatas, dokter gigi

    harus lebih menekankan kepada anak mengenai tanggung jawabnya untuk memelihara

    kesehatan mulut.

    Pencegahan sekunder merupakan tahap awal patogenesis dimana tindakan

    yang dilakukan untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang

    atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang

    tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat

    mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.

    Pencegahan tersier merupakan tahapan akhir patogenesis penyakit yaitu

    pencegahan terhadap kehilangan fungsi. Tindakan yang dilakukan untuk membatasi

    ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam

    kategori ini.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    9/27

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    10/27

    10

    dasarnya mudah diperoleh, dan biaya produksinya cukup murah. Tetapi ternyata

    menurut penelitian, sukrosa yang menaikkan insiden karies paling besar. Hal ini

    disebabkan karena sukrosa lebih bersifat kariogenik dimana sintesa ekstra sel lebih

    cepat daripada gula lainnya seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa sehingga

    mikroorganisme cepat mengubahnya dalam rongga mulut menjadi asam.

    Konsumsi sukrosa dalam jumlah yang besar dapat menurunkan kapasitas buffer

    saliva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi

    karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya

    pada orang dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan protein

    hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies.

    Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula diantara jam makan

    dan pada saat jam makan berhubungan dengan peningkatan karies yang besar. Faktor

    makanan yang dihubungkan dengan terjadinya karies meliputi jumlah fermentasi,

    konsentrasi, bentuk fisik dari karbohidrat yang dikonsumsi, retensi di mulut, frekuensi

    makan serta lamanya interval waktu makan.

    Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

    karbohidrat, beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai

    memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30

    menit setelah makan. Saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses

    remineralisasi. Namun, apabila makanan dan minuman berkarbonat terlalu sering

    dikonsumsi enamel gigi tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi

    dengan sempurna sehingga terjadi karies.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    11/27

    11

    3.2 Faktor Agen (Mikroorganisme)

    Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam proses karies gigi dan

    dalam proses inflamsasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak

    yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks

    yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

    Komposisi utama plak adalah mikroorganisme. Satu gram plak (berat basah)

    mengandung sekitar 2 x 1011 bakteri. Diperkirakan lebih dari 325 spesies bakteri

    dijumpai dalam plak. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah

    spesies mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat

    diantara matriks interseluler yang juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel

    epitel, makrofag, dan lekosit. Matriks interseluler plak yang merupakan 20-30% massa

    plak terdiri dari komponen organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus

    dan produk bakteri. Bahan organik yang mencakup polisakarida, protein, glkoprotein

    dan lemak sedangkan komponen anorganik terdiri dari kalsium, fosfor, dan sejumlah

    mineral lain seperti natrium, kalium dan fluor.

    Mekanisme pembentukan plak dimulai dari terjadinya pelikel yang merupakan

    suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah

    permukaan gigi berkontak dengan saliva. Pelikel ini dapat mencapai ketebalan kurang

    lebih satu mikron dalam waktu 24 jam. Pelikel merupakan film yang tipis, licin, tidak

    berwarna dan tersebar merata pada mahkota gigi dan pada daerah servikal. Menurut

    penelitian hal ini terjadi karena adanya daya tarik menarik antara kalsium hidroksiapatit

    enamel dengan glikoprotein saliva. Setelah pembentukan pelikel mikroorganisme

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    12/27

    12

    mengadakan kolonisasi pada pelikel. Plak mulai terbentuk sebagai tumpukan dan

    kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel dalam 3-4 jam sesudah gigi

    dibersihkan dan mencapai ketebalan maksimal pada hari ketiga puluh.

    Streptococcus mutans danLactobacillus ditemukan pada pembentukan plakdan

    dihubungkan sebagai penyebab terjadinya proses karies, dimana Streptococcus

    mutans berperan dalam permulaan (initition) terjadinya karies, sedangkan Lactobacillus

    berperan pada proses perkembangan dan kelanjutan karies. Walaupun demikian

    Streptococcus mutans diakui sebagai mikroorganisme penyebab utama karies karena

    mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam). Pertama kali akan

    terlihat white spot pada permukaan enamel kemudian proses ini berjalan secara

    perlahan sehingga lesi tersebut berkembang, dan dengan adanya destruksi bahan

    organik, kerusakan berlanjut pada dentin.

    3.3 Faktor Host

    Faktor host yang menjadi penyebab terjadinya karies meliputi gigi dan saliva

    1. Gigi

    Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa

    makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang

    dalam. Selain itu, gigi yang berjejal dan permukaan gigi yang kasar juga dapat

    menjadi tempat penumpukan plak sehingga mudah terserang karies.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    13/27

    13

    Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang

    mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan

    organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna

    dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan

    kristal enamel sangat menentukan kelarutannya. Enamel yang banyak

    mengandung mineral akan memiliki kristal enamel yang padat sehingga enamel

    lebih resisten.

    Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap, hal ini disebabkan

    enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan

    jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, kristal enamel gigi

    susu tidak sepadat gigi tetap. Alasan inilah yang menjadi salah satu penyebab

    tingginya prevalensi karies pada anak.

    2. Saliva

    Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi

    kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva sebagian

    besar yaitu 90 persennya dihasilkan saat makan yang berupa reaksi atas

    rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. Saliva

    membantu pencernaan dan penelanan makanan disamping itu juga untuk

    mempertahankan integritas gigi, lidah, dan membrana mukosa mulut. Saliva

    adalah unsur penting yang dapat melindungi gigi terhadap pengaruh dari luar,

    maupun dari rongga mulut itu sendiri. Makanan yang kita makan dapat

    menyebabkan saliva bersifat asam ataupun basa.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    14/27

    14

    Saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies dalam berbagai cara antara

    lain aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan

    juga menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Selain itu

    difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH-, dan fluor ke dalam plak

    dapat menurunkan kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi gigi.

    Saliva juga mampu melakukan aktivitas antibakterial karena mengandung

    beberapa komponen yang antara lain adalah lisosim, sistem laktoperoksidase-

    isitiosianat, laktoferin, dan imunoglobulin ludah.

    Buffer saliva adalah larutan yang dapat mempertahankan derajat keasaman

    saliva supaya tetap konstan. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal

    antara 5,6-7,0 dengan rata-rata pH 6,7. Penelitian pH lesi karies dan plak gigi

    menunjukan makin rendah pH saliva makin tinggi tingkat insiden karies, pada lesi

    karies yang dalam dijumpai pH lebih rendah dibandingkan pH lesi karies

    dangkal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pH saliva akan menurun menjadi 4-

    5 dalam waktu 3-5 menit setelah berkumur-kumur dengan substrat yang cocok

    dan setelah satu jam akan kembali ke keadaan semula yaitu 6-7. Derajat

    keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5-7,5 dan apabila

    pada rongga mulut pH 4,5-5,5 akan mempermudah pertumbuhan kuman

    asidogenik seperti Streptococcus mutansdan Laktobacillus.Hal ini dapat dilihat

    dari test buffer yaitu dengan menggunakan dentofuff strip untuk melihat pH

    karies, tingginya Streptococcus mutans diukur dengan menggunakan strip

    mutans (Dentocult-SM), sedangkan Laktobacillus diukur dengan menggunakan

    Dentocult-LBpada saliva.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    15/27

    15

    Kecepatan aliran saliva juga merupakan hal penting dalam etiologi karies,

    khususnya dalam penemuan dimana dengan aliran saliva lebih sedikit dari pada

    rata-rata menyebabkan karies lebih banyak dibanding orang-orang dengan aliran

    saliva yang lebih banyak. Aliran saliva pada anak meningkat sampai berusia 10

    tahun, setelah dewasa peningkatan yang terjadi hanya sedikit. Selain umur,

    faktor lain yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva yaitu pada

    individu yang fungsi salivanya berkurang sehingga dapat meningkatkan aktivitas

    karies secara signifikan.

    3.4 Faktor Waktu

    Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

    berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan

    karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48

    bulan. Aktivitas karies akan bertambah jika sukrosa berada lebih lama di dalam mulut,

    selain itu aktivitas juga bergantung pada frekuensi konsumsi sukrosa sehingga

    didapatkan adanya hubungan yang pasti antara frekuensi makanan tambahan diantara

    jam-jam makan dengan frekuensi karies tinggi.

    Penelitian epidemiologi pada segolongan besar anak memperlihatkan

    serangan karies mencapai puncaknya pada waktu dua sampai empat tahun sesudah

    erupsi gigi.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    16/27

    16

    BAB IV

    PENCEGAHAN PRIMER TERHADAP KARIES GIGI

    ANAK

    Tindakan pencegahan primer terhadap karies gigi anak meliputi pemberian

    nasehat diet dan pengganti gula secara umum dan konsultasi diet secara khusus

    sebagai pencegahan terhadap substrat (makanan), penggunaan fluor secara sistemik

    dan lokal sebagai pencegahan terhadap agen (mikroorganisme), menjaga kebersihan

    mulut dan penggunaan obat kumur sebagai pencegahan terhadap host (tuan rumah),

    serta kontrol berkala.

    4.1 Pencegahan Terhadap Substrat (Makanan)

    1. Nasehat Diet

    Diet yang baik dan seimbang penting untuk kesehatan umum yang optimal,

    khususnya bagi ibu dan janin selama kehamilan dan anak yang sedang

    bertumbuh. Tindakan pencegahan karies dapat dilakukan dengan pengurangan

    konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat

    dilaksanakan dengan cara nasehat diet diberikan kepada anak dan orang tua

    agar memperbaiki kesehatan rongga mulut. Modifikasi kesehatan anak bertujuan

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    17/27

    17

    untuk merubah kebiasaan anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan

    mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan

    karies.

    Merubah kebiasaan pasien dalam mengkonsumsi karbohidrat penyebab karies

    adalah sulit, banyak orang telah memperoleh kebiasaan mengkonsumsi

    makanan dan minuman manis sejak kecil. Oleh sebab itu agar berhasil, metode

    yang digunakan dalam penyuluhan diet harus direncanakan tidak hanya untuk

    memberi kejelasan tetapi membujuk anak dan orang tua untuk bertindak,

    setidaknya bagi anak kecil perlu keterlibatan orang tua. Nasehat diet yang

    dianjurkan terutama untuk memperbaiki kesehatan lingkungan mulut, yaitu:

    1. Makan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat

    menambah sifat basa dari saliva.

    2. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah buahan yang berserat dan

    berair sehingga mengurangi pembentukan plak dan adanya stimulasi

    aliran saliva.

    3. Hindari makanan yang manis dan lengket seperti kue, permen, dan selai.

    4. Batasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari dengan menekan keinginan

    untuk makan diantara jam makan.

    2. Pengganti Gula

    Pasien yang terus melanjutkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang

    salah diantara jam makan dapat dianjurkan untuk menggantikan makanan

    yang mengandung sukrosa dengan pemanis lain. Bahan pengganti gula

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    18/27

    18

    harus memenuhi persyaratan, yaitu mempunyai rasa manis, tidak toksik, tidak

    mahal, tidak bisa diragikan oleh bakteri plak gigi dan berkalori, oleh sebab itu

    bahan pengganti gula yang baik adalah bahan pengganti gula dari golongan

    gula alkohol.

    Sorbitol dan xylitolmerupakan bahan pengganti gula golongan gula alkohol

    yang sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori

    yang sama dengan glukosa dan sukrosa. Sorbitol dan xylitol dapat dijumpai

    dalam bentuk tablet, pastiles, permen karet, dan minuman ringan. Sorbitol

    dan xylitol mempunyai efek menstimulasi Streptoccocus mutans. Sorbitol

    paling banyak digunakan di Indonesia sebagai pengganti gula karena bahan

    dasarnya mudah diperoleh, harganya murah dan tidak kariogenik, akan tetapi

    xylitollebih efektif menurunkan karies karena tidak dapat dimetabolisme oleh

    bakteri dalam pembentukan asam dan mempunyai sifat anti bakteri.

    3. Konsultasi Diet

    Konsultasi diet dilakukan dengan memperkenalkan lembar diet pada orang

    tua. Lembar diet ini diperkenalkan sebagai cara untuk membantu mereka

    mengontrol kebiasaan makan anaknya. Bila lembar tersebut telah diisi

    kembalikan kepada pasien, terdapat dua cara yang prinsip setelah ini.

    Pertama dokter gigi membaca dengan seksama informasi tersebut dihadapan

    anak dan orang tua dan memberikan nasehat mengenai hal baik dan hal

    buruk. Pendekatan lain adalah menerima lembaran tersebut kemudian

    memberi tau bahwa laporan diet akan di analisa pada kunjungna berikutnya.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    19/27

    19

    Pada kunjungan berikutnya, hasil analisa dikemukakan, disertai anjuran

    tertulis. Dalam memberikan anjuran, dapat digunakan petunjuk petunjuk

    sebagai berikut:

    1. Puji hal hal baik dalam diet, tujuannya member dorongan bukan

    mengkritik.

    2. Tekankan bahaya kudapan diantara waktu makan, dan beri komentar

    tentang jenis kudapan pada diet anak.

    3. Beri anjuran tentang makanan pengganti non kariogenik untuk kudapan

    kariogenik. Berdasarkan penemuan riset, daging, wirtek, kacang dapat

    diklasifikasi sebagai makanan non kariogenik.

    4. Tekankan minat terhadap makanan yang baik, makanan yang penuh gizi.

    5. Beri dorongan menggosok gigi setelah makan, bila mungkin.

    6. Tunjukkan bahwa diet yang mengendalikan karies gigi juga dapat

    mengendalikan berat badan.

    7. Gula gula adalah masalah khusus. Nasihatkan bahwa gula gula harus

    dikonsumsi diakhir makan bukan diantara waktu makan.

    4.2 Pencegahan Terhadap Agen (Mikroorganisme)

    Pencegahan terhadap agen meliputi oral higiene, yaitu memberi instruksi kepada

    orang tua dan anak cara menyikat gigi dan penggunaan dental floss, serta

    menganjurkan anak untuk menggunakan obat kumur.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    20/27

    20

    1. Oral Hygiene

    Penyikatan gigi dan flossing merupakan komponen dasar dalam menjaga

    kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan

    ditekankan pada anak di segala umur. Anak dibawah umur 5 tahun tidak

    dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua

    harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6

    tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus-menerus. Penyikatan

    gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak dan tatacara

    penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi. Karies dapat

    berkembang dan berlanjut apabila plak dibiarkan lama di dalam rongga mulut

    oleh sebab itu dalam pencegahannya diberikan pendidikan kepada anak

    maupun orang tua agar melakukan penyikatan gigi segera setelah makan.

    Langkah langkah menggunakan dental floss:

    1. Ambil sekitar 45 cm dental floss, kemudian lilitkan pada jari tengah di

    masing-masing tangan dan sisakan sekitar 4 cm. Gunakan dental floss

    yang unwax(tidak dilapisi lilin).

    2. Regangkan dengan kencang menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.

    Ujung jari atau ibu jari tempat floss tidak lebih dari 2 cm jaraknya, supaya

    dapat mengendalikan floss.

    3. Lewatkan flossperlahan-lahan melalui titik kontak dengan menggerakkan

    floss kearah bukolingual sampai masuk perlahan-lahan. Hindari

    pemaksaan yang kasar karena dapat membuat trauma pada papilla

    dental.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    21/27

    21

    4. Gerakkan floss dengan perlahan-lahan kearah okluso gingival dan

    bukolingual terhadap tiap permukaan proksimal.

    5. Dengan gerakan menyerupai gergaji, keluarkan floss setelah seluruh

    permukaan selesai dibersihkan.

    6. Setelah melakukan flossing semua gigi, kumur mulut dengan kuat untuk

    mengeluarkan plak dan debris yang berada pada ruang interdental.

    2. Penggunaan Obat Kumur

    Sebelum ditemukan bahan-bahan kimia khususnya antiseptik yang dapat

    menghambat pertumbuhan plak gigi, usaha untuk mengurangi/mencegah

    pertumbuhan plak dilakukan secara mekanis dengan memakai sikat gigi. Cara ini

    ternyata kurang efektif, karena hanya berperan terhadap plak gigi yang

    supragingival, di samping itu cara ini tidak mungkin dilakukan secara sempurna

    pada tiap individu karena adanya beberapa faktor misalnya letak gigi yang

    berjejal. Para pakar di bidang periodontologi mengadakan penelitian-penelitian

    menggunakan antiseptik yang mempunyai sifat antibakteri untuk mencegah

    terjadinya plak yang merupakan kumpulan mikroorganisme secara sempurna.

    Kebanyakan antiseptik dikemas dalam bentuk obat kumur, walaupun ada

    beberapa yang dikemas dalam bentuk gel/pasta gigi.

    Pemakaian antiseptik sebagai obat kumur mempunyai peran ganda yaitu

    sebagai pencegahan langsung pertumbuhan plak gigi supragingiva dan sebagai

    terapi langsung terhadap plak gigi subgingiva. Sampai sekarang kontrol plak

    secara kimia dengan menggunakan antiseptik sebagai obat kumur berkembang

    dengan pesat baik di lingkungan dokter gigi maupun di kalangan masyarakat.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    22/27

    22

    Macam-macam obat kumur yang dipasarkan di Indonesia Listerin, Poviodine,

    Hidrogen Peroksida, dan Chlorexidine.

    4.3 Pencegahan Terhadap Host

    Pencegahan terhadap host dilakukan dengan penggunaan fluor baik secara

    sistemik maupun secara lokal, serta fisur silen. Penggunaan fluor secara sistemik

    dilakukan dengan pemberian tablet fluor, sedangkan secara lokal dapat diberikan obat

    kumur fluor, dan topikal aplikasi.

    1. Penggunaan Fluor Secara Sistemik

    Penggunaan fluor secara sistemik dilakukan dengan fluoridasi air minum dan

    pemberian fluor dalam bentuk tablet. Soine dan Wilson (1974) mengatakan

    bahwa ion fluor mempunyai khasiat bakterisid sehingga dapat menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat produksi asam yang dihasilkan

    oleh mikroorganisme.

    Pemberian tablet fluor juga merupakan cara yang efektif pada anak yang tidak

    meminum air dengan konsentrasi fluor optimal. Tablet fluor tersedia dalam

    bentuk tablet, tablet hisap dan obat tetes fluor. Dosis tablet yang dianjurkan

    untuk anak umur 6 bulan sampai 3 tahun adalah 0,25 mg, 3 sampai 6 tahun 0,5

    mg, dan anak umur 6 tahun keatas 0,5-1 mg. Tablet hisap fluor diberikan setiap

    hari sampai molar kedua erupsi serta memiliki pengaruh yang lebih besar dari

    pada tablet dan obat tetes fluor karena dibiarkan larut secara perlahan dalam

    mulut sehingga memiliki efek ganda topikal dan sistemik. Obat tetes fluor

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    23/27

    23

    diberikan 5 tetes perhari untuk anak dibawah 3 tahun, dan 10 tetes perhari untuk

    anak diatas 3 tahun. Pemberian tablet fluor ini memerlukan kerja sama yang erat

    antara orang tua, guru-guru sekolah dan para dokter gigi.

    2. Pemberian Fluor Secara Lokal

    Berkumur larutan fluor diharapkan paling berhasil untuk program kesehatan gigi

    masyarakat dan usaha kesehatan gigi sekolah karena mempunyai beberapa

    keuntungan yaitu waktu yang diperlukan sedikit, mudah diajarkan sehingga tidak

    membutuhkan tenaga kesehatan gigi khusus, dan material yang diperlukan tidak

    banyak. Larutan-larutan yang dapat dipakai adalah 0,2% NaF (2 gram dalam 1

    liter air), 0,8% Na2 FPO3 (8 gram Na2 FPO3 dalam 1 liter air), 0,26% fluocaril

    bifluaride, 0,8 SnF2 (8 gram dalam 1 liter air). Tablet NaF 0,2% juga dapat

    digunakan dengan melarutkannya dalam air. Untuk mendapatkan fluor 0,2%

    maka suatu tablet dilarutkan dalam 25 cc air. Setiap anak berkumur dengan 10

    cc larutan fluor selama kurang lebih 3 menit, larutan tidak boleh ditelan.

    Berkumur dengan kepala tertunduk untuk menghindari tertelannya larutan fluor.

    3. Pit dan Fisur Silen

    Daerah pit dan fisur pada gigi posterior merupakan daerah yang rentan terhadap

    karies, dalam waktu yang singkat setelah erupsi sering ditemui bagian tersebut

    telah mengalami karies. Fisur silen adalah bahan yang dirancang sebagai

    pencegahan karies pada daerah pit dan fisur.

    Bahan resin yang digunakan adalah Nuva Seal berupa resin dengan polimerisasi

    menggunakan sinar ultra violet Nuva Lide, Nuva Cote bahan yang

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    24/27

    24

    disempurnakan dari Nuva seal, Fissure epoxylite 9075, dan Delton. Pada

    dasarnya keberhasilan dari teknik ini tidak hanya tergantung dari bahannya tapi

    sangat dipengaruhi oleh keterampilan operatornya. Pemeriksaan secara periodik

    yaitu 6 bulan sekali perlu dilakukan untuk melihat apabila resin masih utuh atau

    sudah lepas dan ditanggulangi secepatnya.

    4.4 Kontrol Berkala

    Orang tua dianjurkan untuk memerikasan anaknya secara rutin setiap 6 bulan

    sekali ke dokter gigi. Hal ini berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan

    gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi sejak dini. Orang tua diharapkan untuk

    berperan serta dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak di

    rumah. Keluhan-keluhan ataupun kelainan yang ditunjukan anak perlu mendapat

    perhatian.

    Menurut rekomendasi dari The American Academy of Pediatric Dentistry

    (AAPD) danAmerican Dental Association(ADA), seorang anak harus mulai melakukan

    kunjungan dokter gigi setelah gigi sulung pertamanya erupsi, hal ini ditunjukkan untuk

    mengontrol berbagai patologi gigi, terutama karies. Selain itu rekomendasi ini juga

    didasarkan pada anak untuk mendapatkan kesehatan mulut yang optimal pada masa

    kanak-kanak hingga dewasa.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    25/27

    25

    BAB V

    KESIMPULAN

    Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit

    menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa

    kurun waktu. Beberapa faktor yang yang memegang peranan dalam terbentuknya

    karies yaitu faktor substrat (makanan), agen (mikroorganisme), host (tuan rumah), dan

    faktor waktu.

    Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum timbulnya

    suatu penyakit yaitu dilakukan dengan upaya meningkatkan kesehatan (health

    promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific protection). Tujuan

    pencegahan primer adalah untuk mengidentifikasi faktor resiko karies dini dan

    mencegah proses patologi karies sebelum karies makin berkembang.

    Faktor makanan yaitu karbohidrat yang bersifat kariogenik yaitu dapat

    difermentasi oleh bakteri plak menjadi asam organik. Pengaruh karbohidrat sebagai

    penyebab terjadinya karies semakin besar jika karbohidrat tersebut dibiarkan melekat

    terus dalam waktu yang lama di permukaan gigi, oleh sebab itu menyikat gigi segera

    setelah makan merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengurangi terjadinya

    karies. Sekalipun pasien menyikat gigi dengan rajin dan dengan cara yang baik namun

    ada kalanya daerah interdental tidak tercapai oleh sikat gigi, sehingga plak tetap

    tertinggal. Diperlukan alat lain untuk membersihkan bagian interdental ini yaitu dental

    floss.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    26/27

    26

    Pit dan fisur silen dirancang sebagai pencegahan karies pada daerah pit dan

    fisur pada gigi posterior dimana daerah tersebut merupakan daerah yang rentan

    terhadap karies.

    Dalam mencegah terjadinya karies pada gigi anak-anak diperlukan kerjasama

    yang baik antara dokter gigi, orang tua dan anaknya.

  • 8/10/2019 Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kidd EA. 2005. Essentials of dental caries. 2nded. UK: Oxford University Press.

    2. Pintauli S, Hamada T. 2008. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press.

    3. Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Dent J.

    4. Panjaitan M. 1997. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan: USU Press.

    5. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. 2005. Peranan sorbitol dalam mempertahankan

    kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies. J Dent.

    6. Ball G, Barnard D, eds. 2005. Preventing dental caries in children at high caries risk.

    Scottish Intercollegiate Guidelines Network.

    7. Panjaitan M. 1997. Ilmu pencegahan karies gigi.Medan: USU Press.

    8. Zero DT, Fontana M, Mier EA. 2009. The biology, prevention, diagnosis and

    treatment of dental caries: scientific advances in the United States. J Am Dent

    Assoc.