PENDAHULUAN - Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah...

19
SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BUNGA UNTUK TERWUJUDNYA STABILITAS EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah: Sistem Operasional Bank Syariah Dosen Pengampu : Slamet Akhmadi, M. Si. Oleh : Nama : Khamim Imama Nim : 082323024 Semester : IV Jurusan / Prodi : Syariah / Ekonomi Islam SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Transcript of PENDAHULUAN - Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah...

Page 1: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BUNGA

UNTUK TERWUJUDNYA STABILITAS EKONOMI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Semester

Mata Kuliah: Sistem Operasional Bank Syariah

Dosen Pengampu : Slamet Akhmadi, M. Si.

Oleh :

Nama : Khamim Imama

Nim : 082323024

Semester : IV

Jurusan / Prodi : Syariah / Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PURWOKERTO

2010

Page 2: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

PENDAHULUAN

1. LATAR BALAKANG MASALAH

Pada zaman pra islam, sebenarnya telah ada bentuk-bentuk perdagangan yang

sekarang berkembang di dunia bisnis modern. Bentuk-bentuk itu misalnya Al-

Musyarakah (joint venture), Al Ba’iu Takjiri (venture capital), Al ijarah (leasing),

kredit pemilikan barang (Al murabahah) pinjam dengan tambahan sistem bunga

(riba).

Bentuk-bentuk perdagangan tersebut telah berkembang di Jazirah Arab,

karena letaknya yang cukup strategis bagi perdagangan waktu itu, khususnya berpusat

di kota Makkah, Jeddah, dan Madinah. Jazirah Arab yang berada diantara jalur

peardagangan Asia Afrika-Eropa sebagian besar dipengaruhi oleh bentuk-bentuk

ekonomi mesir purba, romawi kuno sekitar 2500 sebelum masehi.

Dengan demikian, jika islam melarang pratek riba maka larangan itu tidak

hanya ditujukan kepada perorangan, melainkan pada lembaganya. Larangan

membungakan uang ini tidak hanya terdapat dalm ajaran islam. Agama samawi

lainnya seperti Kristen dan yahudi juga melarangnya. Misalnya dalam pasal 22 ayat

25 menyatakan “jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang maka

janganlah engkau berlaku sebagai penagih utang terhadap dia, janganlah kamu

bebankan bunga uang kepadanya”.

Sikap umat terhadap larangan riba pada waktu itu sangat patuh. Ternyata

kepatuhan umat terhadap larangan riba ini diarahkan kepada kegiatan-kegiatan

ekonomi yang tidak terlarang. Oleh karenanya, mereka merintis adanya sistem

ekonimi tanpa riba yakni sistem ekonomi islam.

2. RUMUSAN MASALAH

a) Apakah pengertian dan mengapa harus sistem bagi hasil bukan sistem bunga?

b) Akankah sistem bagi hasil memberikan jaminan terhadap stabilitas ekonomi ?

c) Sebagai sistem alternatif pengganti bunga, adakah problem, kelemahan dan

tantangan di dunia perbankan ?

Page 3: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BUNGA

UNTUK TERWUJUDNYA STABILITAS EKONOMI

A. PENGERTIAN, TEORI, DAN DASAR PEMIKIRAN TERBENTUKNYA

SISTEM BAGI HASIL

PENGERTIAN BAGI HASIL

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit sharing.

profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sabagai pembagian laba. Sedangkan

secara definitive profit sharing diartikan “distribusi beberapa bagian dari laba pada

para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat

berbentuk suatu bonus uang tahunan yang yang di dasarkan pada laba yang diperoleh

pada tahin-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau

bulanan.1

TEORI BAGI HASIL

Bentuk-bentuk pembagian laba yang tidak langsung mencakup alokasi saham-

saham (penyertaan) perusahaan pada para pegawai, dibayar melalui laba perusahaan

dan memberikan para pegawai opsi untuk membeli saham-saham sampai pada waktu

tertentu di masa yang akan datang pada tingkat harga yang sekarang, sehingga ada

kemungkinan para pegawai memperoleh keuntungan baik dari pembagian deviden

ataupun pertumbuhan dalam nilai-nilai saham yang ndihasilkan dari peningkatan

dalam kemampuan memperoleh laba.

Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi

hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh

maupun sebagian ataupun korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam

dalam kepentingan bisnis yang disebutkan tadi, harus melakukan tranparansi dan

1 Muhammad, kebijakan fiscal dan moneter dalam ekonomi islam, ( Jakarta; PT Salemba Emban Patria, 2002 ), hlm 69.

Page 4: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang

berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukanlah untuk kepentingan pribadi yang

menjalankan proyek.

Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara

shahibul maal dengan mudharib. Dengan demikian semua pengeluaran rutin yang

berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi mudharib,

dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara

shahibul maal dan mudharib sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama

sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada

pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah

dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habisnya masa perjanjian

akan dianggap sebagai pembagian keuntunga di muka.2

DASAR-DASAR TERBENTUKNYA SISTEM BAGI HASIL

Pembentukan bank islam dengan sistem bagi hasilnya semula memang banyak

diragukan. Pertama, banyak orang beranggapan bahwa system perbankan bebas

bunga (interest free) adalah sesuatu yang tak mungkin dan tak lazim. Kedua, adanya

pertanyaan adanya bagaimana bank akan membiayai operasionalnya.

Sebenarnya pada tahun 1940-an telah muncul konsep teoritis tentang bank

islam, namun belum direalisasikan karena selain kondisi pada waktu itu belum

memungkinkan, juga belum adanya pemikiran tentang bank islam yang meyakinkan.

Salah satu Dasar pemikiran terbentuknya bank islam dengan bagi hasilnya

bersumber adanya larangan riba di dalam al-Quran “ Alloh (telah) menghapus

(barokat) riba dan Ia menyuburkan sedekah. (Qs. al –Baqarah: 276).3

Selain mendasarkan pada ketentuan al-Quran bank islam juga didasari oleh

kenyataan-kenyataan sebagai berikut :

1) Praktek-praktek sistem bunga dan akibatnya

2 Muhammad, Tehnik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, ( Yogyakarta, UII Press, 2001 ), hlm 23.3 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, ( Jakarta, PT Grafindo Persada, 1997 ) hlm 8.

Page 5: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

Sistem bunga yang dimaksud adalah tambahan pembayaran atas uang pokok

pinjaman.

Dengan kata lain bunga adalah biaya yang dikenakan kepada peminjam uang

atas imbalan yang diberikan kepada penyimpanan uang yang besarnya telah

ditetapkan di muka, biasanya ditentukan dalm bentuk presentase (%) dan terus

dikenakan selama nasih ada sisa simpanan atau pinjaman sehingga tidak

hanya terbatas pada jangka waktu kontrak.

Di dalam kenyataannya, penerapan sistem bunga membawa akibat-akibat

negatif sebagai berikut :

a) Masyarakat sebagai nasabah menghadapi suatu ketidakpastian, bahwa hasil

perusahaan dari kredit yang diambilnya tidak dapat diramalkan secara pasti.

Sementara itu dia masih tetap wajib membayar presentase berupa

pengambilan uang tertentu yang tetap berada di atas jumlah pokok

pinjaman. Selain itu hal ini akan semakin memberatkan nasabah karena

dengan presentase jumlah bunga akan menjadi kelipatan perseratus dari sisa

pinjaman dikalikan jangka waktu pinjaman. Sehingga dalam jangka waktu

tertentu bisa terjadi suatu saat jumlah yang harus dikembalikan nasabah

berlipat ganda dari pokok pinjaman. Keadaan tersebut akan lebih parah lagi,

apabila nasabah tidak dapat mengembalikan tepat pada jatuh temponya,

karena kewajiban membayar bunga akan tetap terus berlangsung secara

otomatis terhadap sisa utang dan bunganya. Sehingga semakin tidak mampu

nasabah untuk membayar, semakin terbebani bunga yang semakin berat.

b) Penerapan sistem bunga mengakibatkan eksploitasi (pemerasan) oleh orang

kaya terhadap orang miskin. Uang atau modal besar dikuasai oleh orang

kaya tidak disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif yang dapat

menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, tetapi modal besar itu justru

untuk kredit berbunga yang tidak produktif. Selain itu, penerapan sistem

bunga akan mengakibatkan kebangkrutan usaha, dan pada gilirannya bisa

Page 6: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

mengakibatkan keretakan kehidupan rumah tangga, jika peminjam tidak

mampu mengembalikan pinjaman dan bunganya.4

2) Sistem perbankan yang ada sekarang memiliki kecenderungan terjadinya

konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan kelompok elite, para bankir dan

pemilik modal. Alokasi kekayaan yang tidak seimbang ini bisa menimbulkan

kecemburuan sosial yang pada akhirnya dikhawatirkan akan mengakibatkan

kerawanan berupa benturan-benturan bahkan konflik-konflik antar sosial.

3) Sistem perbankan yang menerapkan bunga menimbulkan laju inflasi semaki n

tinggi, karena ada kecenderungan bank-bank untuk memberikan kredit secara

berlebih-lebiihan.

4) Sistem perbankan yang menerapkan bunga sekarang dirasakan kurang

berhasil dalam membantu memerangi kemiskinan dan meratakan pendapatan

baik di tingkat internasional maupun di tingkat nasional. Di katakana kurang

berhasil dalm mengentaskan kemiskinan, karena bank dengan perangkat

bunganya kurang memberi peluang kepada kelompok masyarakat miskin

untuk mengembangkan usahanya yang lebih mandiri di bidang ekonomi.

Bank-bank yang ada sekarang dikatakan tidak berhasil di dalam upaya

pemerataan pendapatan, karena pranata pembayaran bunga tetap menjamin

arus sumber dari debitur secara terus-menerus ke

arah kreditur. Jumlah debitur semakin lebih banyak dari pada jumlah

kreditur. Pinjaman yang diperoleh pada umumnya tidak mampu menjadi

nilai tambah bagi debitur untuk membayar bunga kepada kreditur,

terutama untuk jenis pinjaman yang bersifat konsumtif. Dan hasil bank

dengan pranata bunga menciptakan suatu keadaan yang kaya semakin

kaya, dan yang miskin semakin miskin. 5

B. PERAN BAGI HASIL BAGI STABILITAS EKONOMI

4 Ibid, hlm 12.5 Ibid, hlm 14 – 15.

Page 7: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

Dengan lahirnya bank islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil

sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional, merupakan peluang

bagi umat islam memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Merupakan peluang,

karena umat islam akan berhubungan dengan perbankan dengan tenang, tanpa

keraguan dan didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat didalam mobilisasi dana

masyarakat untuk pembiayaan pembangunan ekonomi umat.

Bank islam dengan sistem bagi hasilnya sebagai alternatif pengganti dari

penerapan sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil menghindarkan dampak negatif

dari penerapan sistem bunga seperti :

1) Pembebanan pada nasabah berlebih lebihan dengan beban bunga berbunga

(compound interest). Bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat

jatuh temponya.

2) Timbul pemerasan (eksploitasi) yang kuat terhadap yang lemah.

3) Terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan kelompok elite, para

bank dan pemilik modal.

4) Kurangnya peluang bagi kekuatan ekonomi lemah untuk mengembangkan

potensi usahanya.

Selain mampu menghindarkan dari dampak negatif penerapan sistem bunga,

bank islam dengan sistem bagi hasilnya dinilai mampu mengalokasikan sumber daya

dan sumber dana secara efisien. Kemampuan inilah merupakan modal utama untuk

menghadapi persaingan pasar dan perolehan laba.6

Dalam sistem ekonomi islam, tingkat bunga yang dibayarkan bank kepada

nasabah (deposan)nya digantikan dengan presentase ataiu porsi bagi hasil, dan

tingkat bunga yang diterima oleh bank (dari debitur) akan digantikan dengan

presentase bagi hasil. Dua bentuk rasio keuntungan dijadikan instrumen untuk

memobilisasi tabungan dan disalurkan pada aktivitas-aktivitas. Walaupun rasio bagi

hasil ditetapkan lebih dahulu, namun ketika tingkat keuntungan berfluktuasi maka

6 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, ( Jakarta, PT Grafindo Persada, 1997 ) hlm 49.

Page 8: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

tingkat pendapatannya pun akan berfluktuasi. Dengan kata lain, pendapatan akan

berfluktuasi dan tidak menentu. Walaupun para ahli ekonomi muslim menekankan

bahwa ada kekuatan built-in dalam sistem ekonomi islam dalam menjamin stabilitas.

Oleh karena itu, mereka berpandangan bahwa dalam mekanisme bagi hasil tidak akan

ada factor yang menyababkan terjadinya ketidakstabilan ekonomi. Pernyataan

tersebut menetapkan bahwa sistem ekonomi berdasarkan bagi hasil akan juga

menjamin alokasi sumber ekonomi yang lebih baik dan terjadinya distribusi

pendapatan yang lebih sesuai.7

Dalam ekonomi modern, pengalokasian sumber sektoral dalam ekonomi yang

bersifat persaingan ini sepenuhnya dapat dijelaskan, dengan berdasarkan pada tingkat

keuntungan yang diharapkan. Pengenalan tentang sistem bagi hasil tidak akan

mengacaukan mekanisme ini. Pembagian diantara para pengusaha secara

proporsional oleh pemilik modal tidak mempengaruhi peranan ekonomi dari tingkat

keuntunga yang diharapkan. Alasan pengusaha untuk memaksimalkan laba dan

kecenderungan berkompetisi akan menjamin keseimbangan dalam tingkat

keuntungan pada berbagai sektor. Hal ini tidak di pengaruhi oleh penyusunan

kelembagaan, sehingga pengusaha harus menggantungkan pada presentase bagian

keuntungan bagi pemilik modal. Tidak adanya tingkat bunga dalam mechanisme bagi

hasil tidak akan menjadikan situasi ekonomi labil. Peranan bunga dalam keputusan

investasi saat ini secara nyata tergantung pada realitas kelembagaan dari pada

kebutuhan ekonomi.

Tidak adanya tingkat suku bunga, masih dapat ditemikan alat-alat kebijakan

moneter. Tingkat bagi hasil dapat membantu sebagai alat kebijakan moneter.

Walaupun ada pandangan yang menjadi jiwa dari sistem bagi hasil, yaitu didasarkan

pada konsep iquitable distribution keuntungan dank arena itu, alat-alat tersebut tidak

dapat digunakan untuk tujuan pengalokasian.

Efisiensi sistem bagi hasil bagaimanapun lebih dapat dipercaya dibandingkan

dengan efisiensi dalam sistem bunga, dengan alasan sebagai berikut :7 Muhamad, Tehnik Perhitunga Bagi Hasi di Bank Syariah…hlm 26

Page 9: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

a) Menurut Siddiqi, bahwa keuntungan yang diharapkan akan membantu

menunjukan situasi pasar yang lebih sempurna untuk pengalokasian sumber

dana dan tidak adanya bunga tidak akan menimbulkan banyak masalah

dikemudian hari.

b) Pengalokasian sumber dana melalui mekanisme penentuan rasio / tingkat bagi

hasil bagi penabung, pemilik bank dan pengusaha akan lebih rasional dan

efisien dari pada yang dilakukan oleh lembaga yang menggunakan sistem

bunga.8

C. KEISTIMEWAAN SISTEM BAGI HASIL9

Bank islam dengan sitem bagi hasilnya sebagai alternatif sebagai pengganti

bank-bank konvensional dengan sistem bunganya yang dianggap kurang berhasil di

dalam mengembangkan misi utamanya, memiliki keistimewaan-keistimewaan yang

juga merupakan perbedaan jika dibandingkan dengan bunga pada bank konvensional.

Keistimewaan tersebut antara lain :

a) Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,

pengelola dana, dan nasabahnya.kuatnya ikatan ini dapat menimbulkan adanya

kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara

jujur dan adil.

b) Sistem bagi hasil sebagai alternatif bunga akan menimbulkan akibat-akibat

yang positif yaitu :

1) Cost Push Inflation, yaitu akibat penerapan sistem bunga pada bank

konvensional dapat dihilangkan

2) Memungkinkan persaingan antar bank islam berjalan secara wajar, karena

keberhasilan bank islam ditentukan oleh fungsi edukatif bank didalam

membina nasabah dengan kejujuran, keuletan, dan profesionalisme.

8 Ibid, hlm 319 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait…hlm 22-23

Page 10: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

3) Dengan penerapan bagi hasil, berarti tidak membebani biaya diluar

kemampuan nasabah dan akan terjamin adanya “keterbukaan”. Dikatakan

tidak membebani diluar kemampuan nasabahnya karena bank syariah tidak

menetapkan beban biaya di muka.

4) Sistem bagi hasil menawarkan alternatif terhadap kehidupan ekonomi yang

berkeadilan karena adanya kenyataan bahwa dalam kehidupan ekonomi

masyarakat modern cenderumg menimbulkan pengeksploitasian kelompok

kuat terhadap kelompok lemah.10

D. KELEMAHAN DAN PERMASALAHAN YANG AKAN DIHADAPI

DALAM PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL

Sistem bagi hasil dalam perbankan islam sebagai sistem yang baru muncul

belakangan dari pada bank konvensional akan menghadapi permasalahan-

permasalahan yang merupakan tantangan tersendiri bagi bank islam.

Kelemahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam operasionalisasi bank

islam dengan sistem bagi hasilnya adalah :

1) Kepercayaan antara pihak-pihak yang bekerja sama dan sama-sama beriktikad

baik dan jujur sangatlah diperlukan. Bagi pengelola bank syariah, apabila

kredibilitas moralnya tidak baik, meskipun penyimpangan yang dilakukan

menimbulkan kerugian bagi nasabah tetapi tindakan pengelola masih bisa

dikenakan sanksi yuridis maupun sanksi administratif menurut undang-

undang yang berlaku. Namun, apabila nasabah yang “nakal” selain

merugikan, bank islam akan kesulitan untuk memberikan sanksi, karena di

dalam bank islam tidak mengenal adanya bunga, denda keterlambatan,

commitmen fee, dan sebagainya.

2) Sistem bagi hasil yang adil, menuntut tingkat profesional yang tinggi bagi

pengelola bank untuk membuat perhitungan-perhitungan yang cermat dan

terus menerus, karena perolehan dari bagi hasil tersebut tergantung pada

tingkat keberhasilan usaha nasabah. Padahal pengelola yang profesional 10 Ibid, hlm 24

Page 11: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

merupakan persoalan yang belum terpecahkan dalam perbankan konvensional

yang kelahirannya lebih lama.

3) Apabila sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank islam sebagai komitmen

dalam upaya mensukseskan tugas mulianya untuk mengentaskan kemiskinan

ini diperlukan proyeksi yang tepat serta peta-peta potensi ekonomi umat yang

akurat. Untuk memiliki peta potensi yang demikian, tidaklah mudah. Karena

selalu memerlukan penelitian yang komprehensif juga memerlukan

keterlibatan banyak pihak di dalamnya.11

Berdasarkan apa yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa selain berfungsi

menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan

dana, bank islam dengan bagi hasilnya juga secara khusus mempunyai fungsi

amanah.

Untuk menjaga fungsi amana tersebut, perlu adanya pengawasan yang melekat

pada setiap orang yang terlibat di dalam aktivitas perbankan berupa motivasi

keagamaan maupum pengawasan melalui kelembagaan.

Di dalam menjalankan fungsi kelembagaan agar operasionalnya tidak

menyimpang dari tuntutan syariah islam, maka diadakan “Dewan Pengawas Syariah”

yang tidak terdapat dalam bank-bank konvensional. Dewan Pengawas Syariah adalah

suatu dewan yang dibentuk untuk mengawasi jalannya bank islam agar di dalm

operasionalnya tidak menyimpang dari syariat islam. Dewan Pengawas Syaria ini

berfungsi untuk mendiskusikan masalah-masalah dan transaksi bisnis yang yang

diajukan kepada dewan sehingga dapat ditentukan tentang sesuai atau tidaknya

masalah-masalah tersebut dengan keteneuan-ketentuan syariat islam.12

PENUTUP

11 Ibid, hlm 27 - 28.12 ibid, hlm 45.

Page 12: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah di jelaskan di atas, dapat di ketahui bahwa dengan

lahirnya perbankan islam dengan sistem bagi hasilnya merupakan peluang yang besar

bagi semua umat islam untuk melakukan kegiatan transaksi dengan pihak lembaga

keuangan secara tenang dan aman yang berlandaskan prinsip-prinsip islam. Peluang

tersebut juga dirasakan oleh umat non islam, yaitu dengan adanya jalan transaksi

tanpa sistem bunga yang selama ini di nilai kurang mampu dalam upaya pemerataan

pendapatan dan mengentaskan kemiskinan.

Sebagai sistem yang baru muncul belakangan dari pada sistem bunga dalam

perbankan konvensional, tentulah merupakan tantangan tersendiri bagi bank islam

dalam upaya mencapai tujuan mulianya yaitu mengentaskan kemiskinan dan

pemerataan keadilan. Karena, dalam mencapai tujuan tersebut bank islam harus

mempunyai proyeksi yang tepat dan peta-peta potensi ekonomi umat yang akurat.

Dan peta ekonomi tersebut juga tidaklah mudah karena selalu membutuhkan

penelitian yang komprehensif juga memerlukan keterlibatan banyak pihak di

dalamnya.

Dengan demikian, untuk mencapai tugas dan tujuan tersebut diperlikuan adanya

pengawasan yang melekat di setiap orang yang terlibat di dalam aktivitas perbankan

berupa motivasi keagamaam maupun pengawasa melalui kelembagaan agar dalam

operasionalnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip islam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PENDAHULUAN -    Web viewleasing), kredit pemilikan barang ... sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal

Muhamad, kebijakan fiscal dan moneter dalam ekonomi islam, Jakarta : PT Salemba

Emban Patria, 2002.

Muhamad, Tehnik Perhitungan Bagi Hasil di Bnk Syariah, Yogyakarta : UII Press,

2001

Warkum Sumitro, Asa-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait,

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997.