PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan...

77
PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON SKRIPSI Oleh: TRIA AMILIA 135090301111018 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan...

Page 1: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA)

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN

LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG

TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON

SKRIPSI

Oleh:

TRIA AMILIA

135090301111018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA)

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN

LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG

TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam bidang Fisika

Oleh:

TRIA AMILIA

135090301111018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan
Page 4: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA)

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN

LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG

TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON

SKRIPSI

Oleh:

TRIA AMILIA

135090301111018

Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji

pada tanggal …………..…….

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam bidang fisika

Pembimbing I

Drs. Unggul Punjung Juswono, M.Sc.

NIP. 196501111990021002

Pembimbing II

Gancang Saroja, S. Si. M. T

NIP. 197711182005011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya

Prof. Dr.rer.nat. Muhammad Nurhuda

NIP. 196409101990021001

Page 5: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

ii

Page 6: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : TRIA AMILIA

Jurusan : FISIKA

Penulis Skripsi berjudul :

“PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA)

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN

LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG

TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON”

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Isi dari Skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri

dan tidak menjiplak karya orang lain. Nama-nama yang termaksud di

isi dan tertulis di daftar pustaka digunakan sebagai referensi

pendukung dalam skripsi ini.

2. Apabila di kemudian hari ternyata Skripsi yang saya tulis terbukti

hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menanggung segala resiko

yang akan saya terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, Agustus 2017

Yang menyatakan,

TRIA AMILIA

NIM. 135090301111018

Page 7: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

iv

Page 8: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

v

PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA)

TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS ORGAN

LIMPA DARI MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG

TERKONTAMINASI PESTISIDA DIAZINON

ABSTRAK

Diazinon merupakan salah satu pestisida golongan

organofosfat yang digunakan untuk membasmi berbagai hama.

Diazinon memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia dan

lingkungan. Penggunaan pestisida dapat meninggalkan residu

pestisida pada produk pertanian yang dapat mengakibatkan

kerusakan sel pada organ limpa. Kerusakan sel limpa dapat

mempengaruhi fungsi kerja dari organ limpa sebagai penghasil

sistem imun. Senyawa yang dapat menghambat kerusakan sel yaitu

antioksidan. Antioksidan yang terkandung dalam teripang yaitu

saponin triterpenoid yang diyakini dapat menghambat adanya radikal

bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh

pemberian antioksidan ekstrak teripang terhadap kerusakan organ

limpa dari mencit yang terkontaminasi pestisida diazinon. Pertama,

mencit diberikan diazinon secara oral selama 2 minggu dengan 5

variasi dosis yaitu 50 mg/1 L aquades hingga 150 mg/1 L aquades.

Setelah diketahui dosis efektif yang dapat merusak organ limpa lalu

dilakukan pemberian antioksidan. Mencit diberikan diazinon dengan

dosis 125 mg/1 L aquades serta ekstrak teripang dengan 5 variasi

dosis yaitu 0,02 ml/kg BB hingga 0,09 ml/kg BB. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa diazinon dapat menyebabkan kerusakan pada

organ limpa serta pemberian antioksidan mampu menurunkan

kerusakan sebesar 41,81% pada organ limpa.

Kata kunci: diazinon, radikal bebas, limpa, antioksidan, ekstrak

teripang dan mencit (Mus musculus)

Page 9: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

vi

Page 10: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

vii

THE EFFECT OF SEA CUCUMBER (HOLOTHUROIDEA)

EXTRACT ON THE MICROSCOPIC IMAGES OF SPLEEN

OF MICE (MUS MUSCULUS) CONTAMINATED BY

DIAZINON PESTICIDE

ABSTRACT

Diazinon is one of the organophosphate pesticides used for

eradicate a variety of pests. Diazinon has a negative effect on human

health and the environment. The use of pesticides may leave

pesticide residues on agricultural products, which may cause cellular

damage of the spleen. Damage of spleen cells may affect the working

function of the spleen as a producer of immune system cells.

Compounds that may inhibit cellular damage are antioxidants. The

antioxidants contained in sea cucumbers are triterpenoid saponins,

which are believed to be able to inhibit the presence of free radicals.

This research was conducted to analyze the effects of sea cucumber

extract antioxidant treatment on the damage of the spleen of mice

contaminated by diazinon pesticide. First, the mice were orally given

diazinon for 2 weeks with 5 dosage varieties from 50 mg/1 L

distilled water to 150 mg/1 L distilled water. After finding out the

effective dose that can damage the spleen, antioxidant treatment was

then given. The mice were given diazinon with a dose of 125 mg /1

L distilled water as well as sea cucumber extract in 5 dosage varieties

from 0,03 ml/kgBW up to 0,09 mL/kgBW. Research results showed

that diazinon could cause damage to the spleen and that antioxidant

treatment was able to reduce spleen damage by 41.81%.

Keywords: Diazinon pesticide, free radicals, speen, antioxidants, sea

cucumber extract and mice (Mus musculus)

Page 11: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

viii

Page 12: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

diberi kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, yang

berjudul “Pengaruh Ekstrak Teripang (Holothuroidea) Terhadap

Gambaran Mikroskopis Organ Limpa Dari Mencit (Mus musculus)

Yang Terkontaminasi Pestisida Diazinon”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang

sains Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Brawijaya.

Selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis telah

banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang turut membantu, khususnya:

1. Bapak Prof. Dr.rer.nat. Muhammad Nurhuda selaku Ketua

Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.

2. Bapak Drs. Unggul P. Juswono, M.Sc selaku pembimbing

pertama yang telah meluangkan waktu dan pikiran, serta tak

hentinya memberikan arahan, saran, motivasi, kesabaran dan

bimbingan dari awal proses penelitian dan penulisan skripsi

ini.

3. Bapak Gancang Saroja, S.Si. M.T selaku pembimbing kedua,

yang telah memberikan arahan, bertukar ide dan bimbingan

selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Rer. Nat. Abdurrouf, S.Si., M.Si selaku Dosen

Pembimbing Akademik.

5. Seluruh Dosen Jurusan Fisika serta Staff dan Karyawan

jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat dan membantu dalam proses perkuliahan.

6. Ibu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan

seluruh keluarga yang telah memberikan kepercayaan,

motivasi dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis.

Page 13: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

x

7. Teman seperjuangan Ayu, Yara, Silvi dan Wafie yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

8. Abdul Haris Mashabi yang tiada henti membantu dan

mensupport penulis dalam penyusunan laporan skripsi.

9. Keluarga Besar Jurusan Fisika UB 2013 terimakasih atas

segala bantuan dan supportnya.

10. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini,

penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat

membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir

kata penulis berharap dengan adanya laporan ini dapat memberikan

pengetahuan dan manfaat kepada pembaca, terutama dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 14: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. i LEMBAR PERNYATAAN .............................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................... v ABSTRACT ..................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2 1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 5 2.1 Pestisida ........................................................................................ 5 2.1.1 Pengertian Pestisida ................................................................... 5 2.1.2 Bahaya Pestisida ........................................................................ 6 2.1.3 Diazinon .................................................................................... 6 2.2 Limpa ........................................................................................... 8 2.2.1 Struktur Limpa .......................................................................... 8 2.2.2 Fungsi Limpa ........................................................................... 10 2.2.3 Kerusakan Organ Limpa .......................................................... 11 2.2.4 Sel Limfosit ............................................................................. 12 2.3 Mencit (Mus musculus) .............................................................. 12 2.4 Antioksidan ................................................................................ 14 2.5 Teripang ...................................................................................... 15 2.6 Teripang Sebagai Antioksidan ................................................... 17 BAB III METODOLOGI ................................................................. 19 3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................... 19 3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 19 3.3 Tahap Penelitian ......................................................................... 19 3.3.1 Persiapan Sampel..................................................................... 20 3.3.2 Persiapan Alat .......................................................................... 23 3.3.3 Pembuatan Preparat ................................................................. 24

Page 15: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xii

3.3.4 Perhitungan Dosis Pestisida Diazinon ..................................... 25 3.3.5 Perhitungan Dosis Eksrak Teripang ........................................ 25 3.4 Analisa Data................................................................................ 25 3.4.1 Cara Membaca Data Dari Preparat .......................................... 25 3.4.2 Perhitungan Persentase Kerusakan dan Perbaikan Sel ............ 26 3.5 Kerangka Kerja ........................................................................... 27 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................... 29 4.1 Hasil Pengamatan ....................................................................... 29 4.2 Pengaruh Dosis Antioksidan Ekstrak Teripang Terhadap

Kerusakan Organ Limpa Dari Mencit Yang Terkontaminasi

Pestisida Diazinon ..................................................................... 37 4.3 Pembahasan ................................................................................ 44 4.3.1 Pengaruh Pestisida Diazinon Pada Organ Limpa Mencit ........ 44 4.3.2 Pembentukan Radikal Bebas Akibat Bahan Aktif Diazinon ... 45 4.3.3 Pengaruh Antioksidan Ekstrak Teripang Terhadap

Kerusakan Sel Organ Limpa Mencit ......................................... 48 BAB V PENUTUP ........................................................................... 51 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 51 5.2 Saran ........................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 53

LAMPIRAN ..................................................................................... 53

Page 16: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak organ limpa manusia ........................................... 8

Gambar 2.2 Anatomi limpa manusia ................................................ 9

Gambar 2.3 Anatomi tubuh mencit ................................................. 10

Gambar 2.4 Mencit (Mus musculus) ............................................... 14

Gambar 2.5 Teripang laut (Holothuroidea) .................................... 16

Gambar 3.1 Diagram alir perlakuan................................................ 20

Gambar 3.2 Pemberian ekstrak teripang ......................................... 22

Gambar 3.3 Rangkaian alat kelompok diazinon negatif (D-) ......... 23

Gambar 3.4 Rangkaian alat kelompok diazinon positif (D+) ......... 23

Gambar 3.5 Diagram alir penelitian................................................ 27

Gambar 4.1 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok kontrol negatif (K-) .................................... 30

Gambar 4.2 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok diazinon negatif (D-) dosis 50 mg/1 L

aquades ........................................................................ 32

Gambar 4.3 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok diazinon negatif (D-) dosis 75 mg/1 L

aquades ........................................................................ 32

Gambar 4.4 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok diazinon negatif (D-) dosis 100 mg/1 L

aquades ........................................................................ 33

Gambar 4.5 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok diazinon negatif (D-) dosis 125 mg/1 L

aquades ........................................................................ 33

Gambar 4.6 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit

kelompok diazinon negatif (D-) dosis 150 mg/1 L

aquades ........................................................................ 34

Gambar 4.7 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan

0,02 ml/kgBB ............................................................... 35

Gambar 4.8 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan

0,03 ml/kgBB ............................................................... 35

Gambar 4.9 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan

0,05 ml/kgBB ............................................................... 36

Page 17: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xiv

Gambar 4.10 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan

0,07 ml/kgBB ............................................................ 36

Gambar 4.11 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan

0,09 ml/kgBB ............................................................ 37

Gambar 4.12 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase kerusakan limpa mencit ........................... 38

Gambar 4.13 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase sel lisis limpa mencit ................................ 39

Gambar 4.14 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase sel limfosit limpa mencit .......................... 40

Gambar 4.15 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase kerusakan limpa mencit ............... 41

Gambar 4.16 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase sel lisis limpa mencit ................... 42

Gambar 4.17 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase sel limfosit limpa mencit ............. 43

Gambar 4.18 Struktur kimia diazinon ............................................. 45

Gambar 4.19 Oksidasi diazinon ...................................................... 46

Gambar 4.20 Proses atom radikal bebas menjadi stabil .................. 47

Gambar 4.21 Struktur kimia diazoxon berikatan dengan OH

saponin triterpenoid ................................................... 49

Page 18: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat diazinon ..................................................................... 7

Tabel 2.2 Taksonomi mencit (Mus musculus) ................................. 13

Tabel 2.3 Kandungan zat dan nutrisi teripang beserta fungsinya

bagi kesehatan ................................................................ 17

Tabel 3.1 Pengelompokan mencit berdasarkan perlakuan ............... 21

Tabel 3.2 Variasi dosis pestisida diazinon dan ekstrak teripang ..... 21

Tabel 4.1 Nilai energi ikat ............................................................... 50

Page 19: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xvi

Page 20: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan kelompok kontrol .................................... 57

Lampiran 2 Perhitungan kelompok D- diazinon dosis 50 mg/1 L

aquades ........................................................................ 58

Lampiran 3 Perhitungan kelompok D- diazinon dosis 75 mg/1 L

aquades ........................................................................ 59

Lampiran 4 Perhitungan kelompok D- diazinon dosis 100 mg/1 L

aquades ........................................................................ 60

Lampiran 5 Perhitungan kelompok D- diazinon dosis 125 mg/1 L

aquades ........................................................................ 61

Lampiran 6 Perhitungan kelompok D- diazinon dosis 150 mg/1 L

aquades ........................................................................ 62

Lampiran 7 Perhitungan kelompok D+ dosis ekstrak teripang

0,02 ml/kgBB ............................................................... 63

Lampiran 8 Perhitungan kelompok D+ dosis ekstrak teripang

0,03 ml/kgBB ............................................................... 64

Lampiran 9 Perhitungan kelompok D+ dosis ekstrak teripang

0,05 ml/kgBB ............................................................... 65

Lampiran 10 Perhitungan kelompok D+ dosis ekstrak teripang

0,07 ml/kgBB ............................................................... 66

Lampiran 11 Perhitungan kelompok D+ dosis ekstrak teripang

0,09 ml/kgBB ............................................................... 67

Lampiran 12 Gambar percobaan .................................................... 68

Lampiran 13 Sertifikat bebas plagiasi ............................................ 69

Lampiran 14 Sertifikat laik etik ...................................................... 70

Page 21: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan
Page 22: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, penggunaan pestisida di lahan pertanian

meningkat dari tahun ke tahun. Alasan para petani menggunakan

pestisida yaitu agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam

produksi pertanian. Pestisida atau pembasmi hama merupakan salah

satu bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia

dan lingkungan. Pestisida dikatakan beracun karena bersifat polutan

dan dapat menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan

kerusakan organ tubuh yaitu seperti mutasi gen dan gangguan

susunan saraf pusat. Selain itu, penumpukan residu pestisida yang

masih tertinggal dalam produk pertanian dapat memicu kerusakan

sel, penuaan dini serta munculnya penyakit degeneratif (Soenandar,

2010).

Petani menggunakan pestisida untuk mematikan atau

menghilangkan hama tanaman. Walaupun pestisida mempunyai

manfaat yang cukup besar, namun juga mempunyai dampak negatif

yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan. Dampak

negatif pestisida pada manusia dapat menimbulkan keracunan akut

yang dapat mengancam jiwa manusia ataupun menimbulkan

beberapa penyakit. Pestisida dapat digunakan secara aman dan

efektif apabila dapat memahami cara menggunakan, memegang dan

menyimpan pestisida sesuai petunjuk yang tertulis dalam tabel dari

pabrik yang memproduksinya (Wudianto, 1999).

Salah satu pestisida yang paling banyak digunakan yaitu

diazinon dari golongan insektisida organofosfat. Jenis insektisida

orgonofosfat berwujud cairan coklat muda yang berbau menyengat

serta dapat larut dalam air. Diazinon ini memiliki sifat toksik atau

racun. Apabila diazinon sudah masuk ke dalam tubuh dan terjadi

kontak maka zat racun ini akan bekerja cepat dan mudah terabsorpsi

dalam tubuh (Ekha, 1993). Racun pestisida memiliki efek merugikan

pada proses biologi, jaringan dan organ. Zat racun ini akan

membentuk radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada

organ, salah satunya yaitu limpa.

Page 23: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

2

Limpa merupakan salah satu organ yang berperan penting

dalam sistem imun. Limpa mengandung banyak makrofag dan

merupakan tempat pembentukan limfosit aktif dan antibodi yang

berfungsi sebagai imunologi. Adanya kontak erat antara sel-sel ini

pada sirkulasi darah sangat berperan dalam sistem pertahanan tubuh

terhadap mikroorganisme, partikel asing, sel abnormal dan

mengeluarkan eritrosit tua atau abnormal. Peningkatan sistem imun

akan memberikan efek protektif tubuh terhadap antigen yang dapat

merusak sel (Walde, 2002). Apabila radikal bebas di dalam tubuh

terlalu banyak, maka limfosit tidak mampu memeranginya, sehingga

dibutuhkan suatu senyawa yang dapat meredamnya. Suatu senyawa

yang dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas adalah

antioksidan (Kosasih dkk., 2006).

Antioksidan merupakan senyawa dengan berat molekul kecil

yang dapat bereaksi dengan oksidan sehingga reaksi oksidasi yang

yang dapat merusak biomolekul dapat dihambat (Langseth, 1995).

Salah satu sumber antioksidan hewani dapat diperoleh dari teripang,

karena teripang mengandung senyawa antioksidan yang dapat

meredam radikal bebas berupa saponin glikosida (Fitriani, 2006).

Saponin yang dihasilkan merupakan salah satu bentuk pertahanan

diri bagi teripang secara kimiawi di alam. Selain digunakan sebagai

pertahanan diri dari predator, senyawa ini diyakini memiliki efek

biologis diantaranya yaitu sebagai sitotoksik melawan sel tumor,

aktivitas kekebalan tubuh, hemolisis, anti jamur dan anti kanker

(Zhang dkk., 2006).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak yang

diakibatkan oleh pestisida diazinon di dalam tubuh, khususnya organ

limpa serta diharapkan antioksidan ekstrak teripang mampu

melindungi limpa dari kerusakan akibat pestisida diazinon dengan

melihat gambaran mikroskopis organ limpa dari mencit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka

rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh

pemberian antioksidan ekstrak teripang (Holothuroidea) terhadap

organ limpa dari mencit (Mus musculus) yang terkontaminasi

pestisida diazinon.

Page 24: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

3

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini antara lain yaitu penelitian

ini menggunakan hewan coba mencit jantan (Mus musculus) yang

berumur 2-3 bulan dengan massa 20-30 gram. Mencit diberi pestisida

dengan jenis insektisida diazinon serta digunakan antioksidan berupa

ekstrak teripang (Holothuroidea) yang dijual dipasaran dengan

merek dagang tertentu. Pada penelitian ini tidak dilakukan analisa

secara kimia.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

pemberian antioksidan ekstrak teripang (Holothuroidea) pada organ

limpa dari mencit (Mus musculus) yang terkontaminasi pestisida

diazinon.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai informasi

bagi peneliti dan masyarakat tentang dampak penggunaan bahan

kimia berupa pestisida diazinon terhadap organ limpa manusia serta

memberikan informasi tentang pemanfaatan ekstrak teripang

(Holothuroidea) sebagai antioksidan.

Page 25: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

4

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 26: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pestisida

2.1.1 Pengertian Pestisida

Menurut asal katanya pestisida berasal dari kata pest, yang

berarti hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi, pestisida

merupakan suatu substansi kimia yang digunakan untuk membunuh

atau mengendalikan berbagai hama. Bagi para petani pengertian

hama sangatlah luas, yaitu tumbuhan pengganggu tanaman, tungau,

penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen, virus dan

bakteri, kemudian seperti siput, cacing yang merusak akar

(nematode), burung dan hewan lain yang merugikan tanaman

(Sudarmo, 1991).

Sedangkan pengertian pestisida menurut The United States

Environmental Pesticide Control Act adalah sebagai berikut:

a. Campuran zat yang digunakan khusus untuk mengendalikan,

mencegah dan menangkis gangguan serangga, nematoda,

virus, bakteri, gulma, hewan pengerat dan berbagai hama.

b. Campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan

tanaman ataupun pengeringan tanaman (Djojosumarto,

2008).

Pengendalian hama menggunakan pestisida mempunyai

dampak yang baik di bidang pertanian, kesehatan, ataupun industri.

Meskipun demikian, penggunaan pestisida yang berlebihan dan terus

menerus dapat menimbulkan beberapa pengaruh buruk yang bersifat

negatif baik terhadap manusia, hewan-hewan, ataupun lingkungan

sekitar (Sastroutomo, 1992). Penggunaan pestisida yang berlebihan

tidak hanya dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan

tetapi juga dapat menyebabkan keracunan pada manusia. Kejadian

tentang keracunan pestisida pada manusia telah dilaporkan berlaku di

seluruh dunia. Pada tahun 1975, menurut Badan Kesehatan Sedunia

(WHO) memperkirakan sekitar 500.000 kejadian keracunan telah

berlaku selama setahun di seluruh dunia dengan tingkat kematian

sekitar 17% (Davies, 1975).

Page 27: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

6

2.1.2 Bahaya Pestisida

Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan

keracunan. Keracunan merupakan akibat dari kontaminasi pestisida

secara langsung. Resiko keracunan akibat penggunaan pestisida

dibagi menjadi dua jenis yaitu keracunan akut dan keracunan kronis.

Keracunan pestisida yang akut dapat menyebabkan penderita tidak

sadarkan diri, kejang-kejang dan bahkan meninggal dunia.

Sedangkan keracunan kronis lebih sulit untuk dideteksi karena

efeknya tidak segera terasa, tetapi dalam jangka panjang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Akibat yang ditimbulkan oleh

keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi. Beberapa gangguan

kesehatan yang sering diakibatkan oleh pestisida adalah kanker,

fungsi hati dan ginjal, gangguan pernafasan, gangguan syaraf,

keguguran, cacat bayi dan sebagainya (Djojosumarto, 2000).

Menurut data WHO tahun 1990, dampak penggunaan pestisida

ditemukan 25 juta kasus keracunan pestisida akut di seluruh dunia

setiap tahunnya dan akan terus bertambah seiring dengan

meningkatnya penggunaan pestisida (Suwahyono, 2009). Risiko

penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat digolongkan

sebagai berikut (Djojosumarto, 2000):

a. Resiko bagi manusia, hewan, ataupun tumbuhan yang berada

di sekitar lingkungan, atau di sekitar tempat pestisida

digunakan. Drift pestisida, misalnya dapat diterbangkan oleh

angin dan langsung mengenai manusia yang kebetulan lewat

ataupun manusia yang bekerja dilahan pertanian tersebut.

Pestisida juga dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke

kebun yang sudah disemprot pestisida.

b. Bagi lingkungan umum, pestisida dapat menyebabkan

pencemaran lingkungan baik tanah, air maupun udara dengan

segala macam akibatnya, misalnya kematian nontarget,

penyederhanaan keaneragaman hayati, penyederhanaan rantai

makanan alami, bioakumulasi/biomagnifikasi, dan sebagainya.

2.1.3 Diazinon

Salah satu golongan pestisida yang paling banyak digunakan

yaitu golongan organofosfat. Organofosfat merupakan salah satu

jenis pestisida berdasarkan struktur kimianya. Jenis pestisida ini

mengandung unsur-unsur phosphate, carbon dan hidrogen. Senyawa

Page 28: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

7

organofosfat bekerja dengan cara menghambat asetilkolinesterase

yang mengakibatkan terjadinya akumulasi asetilkolin sehingga

terjadi peningkatan aktivitas syaraf (Djojosumarto, 2008). Gejala

keracunan yang ditimbulkan oleh golongan organofosfat yaitu mata

berair, mual, muntah, pusing, berkeringat, mulut berbusa,

penglihatan kabur, timbul gerakan otot-otot tertentu, sesak nafas,

detak jantung menjadi cepat, otot tidak bisa digerakkan dan bahkan

dapat menyebabkan kelumpuhan (Wudianto, 1999).

Bahan aktif yang terkandung dalam golongan organofosfat

adalah malathion, asefat dan diazinon. Diazinon dan Dursband

merupakan pestisida yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Diazinon dibuat dari reaksi fosforilat dengan 2 isopropil-4-hidroksil-

6-metil pirimidin, sedangkan Parathion mempunyai rantai yang lebih

kompleks lagi (Ekha, 1988).

Tabel 2.1 Sifat Diazinon (Sudarmo, 1991).

Nama kimia O-O-diethyl-O-(2-isopropyl-4-

methyl-5-pyrimidinyl)

phosphorothioate

Nama umum Diazinon

Nama dagang lain Basudin, Dazzel, Diazide,

Diazital, Diazol, Gardentox,

Kayazinon, Kayazol, Sarolex

dan lain-lain

Rumus bangun

Daya Insektisida

Toksisitas LD50-300 mg/kg dapat terserap

melalui kulit

Formulasi 40% dan 50% WP, 4 EC, 60%

EC, debu, 14% butiran, 5%

aerosol

Page 29: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

8

2.2 Limpa

2.2.1 Struktur Limpa

Limpa merupakan kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di

sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga

kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa terdiri atas jalinan struktur

jaringan ikat (Pearce, 2009). Limpa merupakan salah satu organ yang

berperan penting dalam sistem imunitas manusia serta sebagai alat

pertahanan penting terhadap mikroorganisme yang menerobos masuk

sirkulasi. Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa

darah dan merupakan organ pembentuk antibodi yang penting

(Junqueira, 2010). Zat-zat asing yang masuk ke dalam sistem

sirkulasi darah, seperti virus, bakteri, toksin dan sel-sel abnormal

tentunya akan merangsang aktivitas limpa yang memiliki peran

utama sebagai penghasil respon imun yang spesifik (Anderson,

1995).

Gambar 2.1 Letak organ limpa manusia (Singh, 2014)

Secara anatomi, tepi limpa berbentuk pipih untuk organ limpa

yang normal (Junqueira, 2010). Organ limpa manusia dibungkus

oleh suatu kapsula yang terdiri atas dua lapisan. Lapisan dari kapsula

tersebut yaitu yang pertama lapisan jaringan penyokong yang tebal

dan yang kedua lapisan otot halus (Aughey, 2001). Limpa terdiri dari

pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah memiliki warna merah

gelap pada potongan limpa segar dan pulpa putih tersebar didalam

Page 30: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

9

pulpa merah yang memiliki warna putih kelabu berbentuk oval

(Geneser, 1994).

Limpa terdiri atas plasma cair yang secara kimiawi sedikit

berbeda dengan plasma darah. Didalamnya mengapung leukosit,

terutama limfosit dan leukosit besar bernukleus satu. Limpa

merupakan organ limfoid yang terbesar. Limpa memiliki ukuran

dengan panjang 5 sampai 6 inci dan lebar 4 inci pada manusia.

Didalam peranannya dalam sistem imun, limpa juga berperan dalam

penimbunan dan pembuangan eritrosit yang aus (worn-out

erythrocytes) dan menyediakan kembali zat besi yang terkandung

dalam hemoglobin eritrosit. Bagian dari organ limpa terdiri dari

(Bevelander dan Judith, 1988):

a. Pulpa merah

Kerangka pulpa merah adalah jaringan retikuler. Ia mengandung

semua jenis sel darah, yang telah masuk kedalamnya, dari ujung-

ujung terbuka arteriola atau melalui dinding sinus. Sejumlah besar

eritrosit yang terdapat disitu, memberikan warna yang merah bagian

dari organ itu, baik dalam spesimen segar maupun spesimen yang

diwarnai.

b. Pulpa putih

Pulpa putih, seperti pulpa merah, mempunyai dasar dari jaringan

retikuler tetapi berbeda daripadanya karena mengandung sejumlah

besar limfosit, maupun monosit dan sel-sel plasma.

Gambar 2.2 Anatomi limpa manusia (encyclopedia, 2005)

Page 31: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

10

Gambar 2.3 Anatomi tubuh mencit

2.2.2 Fungsi Limpa

Fungsi utama limpa adalah menyaring darah dan

menyingkirkan sel-sel darah yang abnormal melalui fagositosis.

Limpa juga menyimpan besi dari sel darah yang aus, lalu

dikembalikan ke dalam sirkulasi dan digunakan oleh sumsum tulang

untuk menghasilkan sel darah baru. Reaksi kekebalan dimulai di

limpa dengan pengaktifan reaksi kekebalan oleh sel B dan sel T

sebagai reaksi terhadap antigen dalam darah (Balaban dan James,

2014). Limpa memiliki beberapa fungsi yaitu (Tambayong, 1999):

1. Pembentukan limfosit

2. Penghancuran sel darah merah yang sudah tua dan rusak

3. Penyaringan benda asing atau patogen serta penghancuran

bakteri atau virus

4. Penampungan darah sekitar 150-200 mL

Page 32: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

11

Fungsi limpa yaitu memisahkan sel darah merah yang sudah

usang dari sirkulasi. Selain itu limpa juga menghasilkan limfosit dan

bertugas menghancurkan sel darah putih serta trombosit. Limpa juga

bertugas dalam perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan

zat-zat antibodi (Pearce, 2009).

2.2.3 Kerusakan Organ Limpa

Kerusakan pada limpa, sering kali terjadi akibat luka yang

disebabkan pukulan pada sisi kiri perut, bisa mengancam jiwa.

Karena limpa merupakan organ yang rapuh, luka bisa dengan mudah

memecahkannya, menyebabkan pendarahan internal yang serius,

hemorrhaging, kejutan sirkulatori, dan bahkan kematian. Satu-

satunya pengobatan ketika limpa pecah adalah pengambilan melalui

pembedahan dalam prosedur yang disebut splenektomi (Balaban dan

James, 2014). Di dalam limpa diproduksi sel darah putih yang akan

mengisi darah. Limpa terletak tersembunyi dan aman dari

kemungkinan terkena pukulan, tetapi pada penderita penyakit

malaria organ ini bisa membesar sehingga memenuhi rongga perut

(Wibowo, 2005).

Selain itu, kerusakan organ limpa dapat diamati berdasarkan

pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan secara

makroskopis dilakukan dengan cara melihat bentuk limpa yang

normal atau abnormal. Limpa yang sehat memiliki ukuran

sewajarnya, namun limpa abnormal mengalami pembengkakan

sehingga ukurannya lebih besar. Hal ini disebabkan karena limpa

mengalami splenomegaly. Splenomegaly merupakan pembesaran

limpa akibat proliferasi limfosit pada limpa. Sedangkan secara

mikroskopis, dilakukan pengamatan preparat dengan melihat bentuk

dari sel yang terdapat di dalam limpa. Sel di dalam limpa meliputi sel

normal, sel lisis dan sel limfosit. Sel normal merupakan sel yang

memiliki keteraturan yang baik, berbentuk bulat dan memiliki warna

yang jelas. Sedangkan sel lisis memiliki bentuk yang tidak teratur,

memanjang dan cenderung menggumpal. Selain itu limfosit

merupakan sel yang memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan

dengan sel yang ada disekitarnya. Sel limfosit inilah yang akan

menghasilkan antibodi (Sari, 2016).

Page 33: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

12

2.2.4 Sel Limfosit

Morfologi utama dari limfosit yaitu memiliki sel-sel yang

bulat dengan rasio sitoplasma dan nukleus yang tinggi. Pada

mikroskop cahaya, nukleus tampak bulat, tetapi jika menggunakan

perbesaran yang lebih tinggi terlihat bergerigi. Jika diklasifikasi atas

dasar ukuran besarnya, limfosit merupakan suatu populasi heterogen.

Limfosit merupakan sebagian besar dari sel-sel darah putih dan

bagian terbesar sel dalam limpa dan organ limfoid (Bevelander dan

Judith, 1988).

Limfosit terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B (sel B) dan

limfosit T (sel T). Limfosit B berubah menjadi plasma yang akan

mengeluarkan antibodi secara tidak langsung menyebabkan destruksi

benda asing. Sel limfosit B hidup dalam jangka waktu yang lama.

Sedangkan limfosit sel T secara langsung menghancurkan sel yang

terinfeksi virus (Field dan William R, 2014).

2.3 Mencit (Mus musculus)

Salah satu hewan percobaan di laboratorium adalah tikus atau

tikus putih. Tetapi karena hewan ini paling kecil diantara berbagai

jenis hewan percobaan lain dan karena banyak galur mencit, baik

inbred maupun outbred yang tidak berwarna putih, jadi hewan ini

dinamakan mencit. Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan

yang semarga dengan mencit laboratorium. Mencit laboratorium

biasanya diberi makan-makanan berbentuk pellet tanpa batas (ad

libitum). Banyak faktor lingkungan terutama kualitas makanan

berpengaruh pada kondisi mencit keseluruhan. Faktor-faktor tersebut

sangat mempengaruhi kemampuan mencit mencapai potensi genetik

untuk tumbuh, berkembangbiak, umur ataupun reaksi terhadap

pengobatan dan lain-lain. Oleh karena itu status makanan hewan

yang diberikan dalam percobaan biomedis mempunyai pengaruh

nyata pada kualitas hasil percobaan (Smith dan Soesanto, 1988).

Mencit dapat hidup diberbagai daerah dengan iklim panas,

sedang maupun iklim dingin dan dapat hidup di dalam kandang

maupun di alam bebas seperti hewan liar. Mencit merupakan salah

satu hewan yang paling banyak digunakan dalam laboratorium

sebagai hewan percobaan. Persentase penggunaan hewan coba

mencit sekitar 40-80 %. Keunggulan menggunakan hewan coba

Page 34: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

13

mencit dikarenakan siklus hidup mencit relatif pendek,

pemeliharaannya cukup mudah ditangani, berkembangbiak dengan

cepat dan jumlah anak perkelahiran banyak. Seekor mencit setiap

harinya memerlukan minum sekitar 4-8 ml untuk melumasi

makanannya dan sebagai stabilitas suhu tubuh mencit (Malole &

Pramono, 1989).

Tabel 2.2 Taksonomi mencit (Mus musculus) (Arrington, 1972)

Mencit (Mus musculus) termasuk dalam golongan hewan

mamalia pengerat yang memiliki sifat omnivora, sehingga dapat

memakan semua jenis makan. Mencit juga memiliki sifat nokturnal,

yaitu aktivitasnya lebih banyak dilakukan di malam hari daripada di

pagi hari. Mencit dapat hidup baik di tempat yang memiliki

temperatur antara 20-25oC dengan kelembaban 45-55%. Pernapasan

mencit yaitu 140-180 kali/menit dengan denyut jantung 600-650 kali

(Keane, 2011).

Data biologis mencit (Smith, 1988):

Lama hidup : 1-2 tahun, bisa sampai 3 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan

Berat dewasa : 20-40 g jantan; 18-35 g betina

Suhu (rektal) : 35-39°C (rata-rata 37,4°C)

Volume darah : 75-80 ml/kg

Sel darah merah : 7,7-12,5 x 106/mm3

Sel darah putih : 6,0-12,6 x 103/mm3

Neutrofil : 12-30%

Limfosit : 55-85%

Monosit : 1-12%

Klasifikasi Mencit (Mus musculus)

Kingdom Animalia

Filum Chordata

Kelas Mamalia

Ordo Rodentia

Famili Muridae

Genus Mus

Spesies Mus musculus

Page 35: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

14

Gambar 2.4 Mencit (Mus Musculus) (Akbar, 2010)

Hewan percobaan mencit memiliki berat badan yang hampir

sama dengan mencit liar yaitu pada umur 4 minggu 18-20 gram dan

pada umur 6 minggu atau lebih beratnya 30-40 gram. Mencit dapat

dikandangkan dalam suatu kotak berukuran kotak sepatu. Kotak

kandang mencit dapat terbuat dari beberapa bahan diantaranya

plastik, aluminium atau baja tahan karat (stainless steel) (Yuwono,

1990). Mencit harus memiliki alas tidur yang berkualitas bagus dan

tidak menarik mencit untuk memakannya. Biasanya di daerah tropis

dapat digunakan alas tidur (bedding) dari serbuk gergaji atau sekam

padi (Smith dan Soesanto, 1988).

2.4 Antioksidan

Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak

membahas tentang radikal bebas (free radical) dan antioksidan. Hal

ini terjadi karena sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi

oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Tampaknya, oksigen

merupakan sesuatu yang paradoksal dalam kehidupan. Molekul ini

sangat dibutuhkan oleh organisme aerob karena memberikan energi

pada proses metabolisme dan respirasi. Namun, pada kondisi tertentu

keberadaannya dapat berimplikasi pada berbagai penyakit dan

kondisi degeneratif, seperti aging (penuaan), arthritis dan kanker.

Namun, reaktivitas ini dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang

melengkapi sistem kekebalan tubuh (Musarofah, 2015).

Page 36: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

15

Antioksidan merupakan senyawa yang memberikan elektron

atau donor elektron yang memiliki berat molekul kecil tetapi mampu

menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi yaitu dengan cara

mencegah terbentuknya radikal bebas. Antioksidan juga merupakan

senyawa yang mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara

mengikat radikal bebas dan molekul yang reaktif sehingga kerusakan

sel akibat radikal bebas dapat dihambat. Status antioksidan yaitu

sebagai parameter untuk mengukur atau memantau kesehatan

seseorang (Winarsih, 2007). Penggunaan antioksidan dalam sistem

biologis digunakan untuk mengatur kadar radikal bebas agar tidak

terjadi kerusakan di dalam tubuh dan menciptakan sistem perbaikan

untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel (Milbury dan Richer,

2011).

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau

memperlambat proses oksidasi. Antioksidan bekerja dengan cara

mendonorkan elektronnya pada senyawa yang bersifat oksidan, yaitu

dengan cara pengikatan oksigen dan pelepasan hidrogen. Proses ini

bisa terjadi dimana saja, termasuk di dalam tubuh. Proses oksidasi

sebenarnya penting untuk metabolisme tubuh. Jika molekul yang

dihasilkan di dalam tubuh jumlahnya berlebihan, misalnya akibat

pengaruh gaya hidup tidak sehat seperti merokok, stress, banyak

mengkonsumsi obat, polusi, radiasi dan sebagainya, maka proses itu

justru dapat merusak kesehatan. Diantaranya merusak sel yang

mengoksidasi DNA, sehingga dapat berakibat mutasi gen dan

menimbulkan kanker (Musarofah, 2015).

2.5 Teripang

Teripang telah dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh Cina.

Sejak Dinasti Ming, teripang telah dijadikan hidangan istimewa pada

perayaan, pesta, dan hari-hari besar serta disebut-sebut pula

mempunyai khasiat pengobatan untuk beberapa penyakit. Kulit

teripang jenis Stichopus japonicas berkhasiat menyembuhkan

penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan

mencegah arteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh. Ekstrak

murni dari teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan

holotoksin yang efeknya sama dengan antimicyn dengan kadar 6,25-

25 mikrogram/milliliter. Di Indonesia sendiri, teripang telah

dimanfaatkan cukup lama, terutama oleh masyarakat disekitar pantai,

Page 37: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

16

sebagai bahan makanan. Untuk konsumsi pasaran internasional

biasanya teripang diperdagangkan dalam bentuk daging dan kulit

kering (Martoyo dkk., 2000).

Di Indonesia tidak semua jenis teripang dapat ditemukan,

beberapa jenis teripang yang dapat dimakan dan mempunyai nilai

ekonomis terbatas pada famili Aspidochiratae dari genus

Holothuriidae, Muelleria, dan Stichopus. Berikut klasifikasi dari

beberapa jenis teripang yang bernilai ekonomis (Martoyo dkk.,

2000):

Filum : Echinodermata

Sub-filum : Echinozoa

Kelas : Holothuroidea

Ordo : Aspidochirotda

Famili : Holothuriidae

Gambar 2.5 Teripang laut (Holothuroidea) (encyclopedia)

Teripang memiliki kemampuan dalam meregenerasi sel. Oleh

sebab itulah, teripang banyak digunakan sebagai bahan pengobatan

berbagai macam penyakit. Regenerasi sel teripang dapat terlihat

ketika teripang menghindari musuh, habitatnya tercemar, dan terjadi

kenaikan suhu air. Regenerasi ditandai dengan terburainya saluran

pernapasan, saluran pencernaan dan gonat yang keluar dari tubuh

melalui anus dan dinding badan yang terpisah. Selain karena

kemampuan regenerasi selnya, teripang digunakan sebagai obat

karena kandungan zat penting dalam tubuhnya. Berikut kandungan

zat dalam tubuh teripang (Martoyo dkk., 2000).

Page 38: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

17

Tabel 2.3 Kandungan zat dan nutrisi teripang dan fungsinya bagi

kesehatan (Martoyo dkk., 2000).

Kandungan Fungsi

Kolagen Menjaga tulang dari kerapuhan

Glycosaminoglycans

(GAGs)

Memulihkan penyakit sendi

Asam lemak

Omega-(EPA dan

DHA)

Menghambat proses penuaan, menurunkan

kolesterol jahat LDL dan VLDL,

memulihkan jaringan tubuh yang rusak,

serta meningkatkan kinerja otak dan mata

Kromium Membantu kerja insulin

Lektin Mampu menggumpalkan sel jahat dan

efektif melawan kanker paru-paru dan

kanker otot

2.6 Teripang Sebagai Antioksidan

Beberapa kandungan senyawa teripang (filum Echinodermata)

telah terbukti secara ilmiah mempunyai sifat antioksidan.

Antioksidan adalah senyawa yang berperan untuk meredam radikal

bebas dan mencegah beberapa penyakit degeneratif yang diakibatkan

oleh radikal bebas yang berlebihan. Lektin merupakan salah satu

senyawa yang terkandung di dalam teripang (Mojica dan Merca,

2005). Teripang dapat digunakan sebagai antitrombotik dan

antikoagulasi, anti kanker dan anti tumor, menurunkan kadar lemak

darah dan kolestrol, imunostimulan, antivirus, antijamur dan

antibakteri serta telah terbukti dapat menyembuhkan luka (Farouk

dkk., 2007).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa teripang

mengandung senyawa saponin glikosida. Senyawa ini mempunyai

struktur yang hampir mirip dengan senyawa aktif dalam ginseng,

ganoderma, dan tumbuhan herbal terkenal lainnya. Dari beberapa

penelitian telah diketahui bahwa senyawa ini bisa berfungsi sebagai

antikanker dan anti-inflamasi (Sendih dan Gunawan, 2006).

Page 39: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

18

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 40: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

19

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai

dengan bulan Februari 2017, bertempat di Laboratorium Fisiologi

Hewan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu box

plastik sebagai kandang mencit, sonde lambung, masker, pipet tetes,

sarung tangan, seperangkat alat bedah dan mikroskop.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain yaitu mencit jantan sebanyak 55 ekor dengan kisaran

berat badan 20-30 gram, insektisida diazinon, ekstrak teripang yang

telah dijual dipasaran, pakan mencit berupa pellet, air mineral untuk

minum mencit, sekam kayu sebagai alas tidur mencit, aquades,

formalin dan alkohol.

3.3 Tahap Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama

dilakukan untuk mengetahui kerusakan organ limpa dari mencit

akibat pemberian pestisida diazinon dengan lima variasi dosis.

Setelah diketahui dosis pestisida yang efektif merusak organ maka

dilakukan penelitian untuk tahap kedua. Pada tahap kedua, penelitian

dilakukan untuk mengetahui perbaikan kerusakan organ limpa

mencit yang diakibatkan dari pemberian pestisida diazinon dengan

dosis efektif pada tahap pertama. Pada tahap kedua mencit diberikan

antioksidan ekstrak teripang dengan lima variasi dosis. Berikut

diagram alir dari tahapan penelitian yang akan dilakukan terdapat

pada Gambar 3.1:

Page 41: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

20

Gambar 3.1 Diagram alir perlakuan

3.3.1 Persiapan Sampel

a. Persiapan Hewan Coba Mencit

Mencit yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 55 ekor.

Mencit dimasukkan ke dalam kandang yang sudah tersedia pakan

mencit berupa pellet, tempat makan, tempat minum beserta sekam

sebagai alas tidur. Kemudian dilakukan tahap aklimatisasi selama 10

hari di laboratorium. Tahap aklimatisasi ini untuk menyesuaikan

kondisi mencit terhadap lingkungan sekitarnya sebelum diberikan

perlakuan. Selanjutnya mencit dibagi menjadi 3 kelompok dengan

masing-masing perlakuan yaitu:

1. Kontrol negatif (K-) : mencit tidak diberi diazinon dan

tidak diberi antioksidan

2. Diazinon negatif (D-) : mencit diberi diazinon dan tidak

diberi antioksidan

3. Diazinon positif (D+) : mencit diberi diazinon dan diberi

antioksidan

Analisa

Pengukuran Jumlah Dosis Pestisida Diazinon dan

Antioksidan Ekstrak Teripang

Perlakuan Terhadap Hewan Uji (pemberian pestisida

diazinon dan pemberian antioksidan ekstrak teripang)

Selesai

Persiapan

sampel

Mulai

Page 42: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

21

Tabel 3.1 Pengelompokan mencit berdasarkan perlakuan

Tahap Kelompok

Perlakuan

Pemberian

Diazinon

Ekstrak

Teripang

I Kontrol Negatif (K-) - -

Diazinon Negatif (D-) + -

II Diazinon Positif (D+) + +

Tabel 3.2 Variasi dosis pestisida diazinon dan ekstrak teripang

Kontrol

Negatif (K-)

Tanpa pemberian pestisida diazinon dan

antioksidan ekstrak teripang

Diazinon

Negatif (D-)

1

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

50 mg/1 L aquades

2

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

75 mg/1 L aquades

3

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

100 mg/1 L aquades

4

Pemerian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1L aquades

5

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

150 mg/1L aquades

Diazinon

Positif (D+)

1

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1 L aquades dan pemberian ekstrak

teripang 0,01714 ml/kg BB

2

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1L aquades dan pemberian ekstrak

teripang 0,03428 ml/kg BB

3

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1L aquades dan pemberian ekstrak

teripang 0,051428 ml/kg BB

4

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1L aquades dan pemberian ekstrak

teripang 0,068571 ml/kg BB

5

Pemberian pestisida diazinon dengan dosis

125 mg/1L aquades dan pemberian ekstrak

teripang 0,08571 ml/kg BB

Page 43: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

22

Di dalam satu kandang terdapat 5 ekor mencit untuk masing-

masing perlakuan. Pada kelompok (K-) mencit tidak diberi pestisida

diazinon maupun antioksidan ekstrak teripang. Pada kelompok (D-)

digunakan variasi dosis pestisida diazinon yang diberikan secara oral

selama dua minggu pada mencit. Pada kelompok (D+) digunakan

dosis pestisida diazinon yang paling efektif merusak organ yaitu 125

mg/1 L aquades serta pemberian antioksidan ekstrak teripang dengan

lima variasi dosis. Adapan variasi dosis pestisida diazinon dan dosis

antioksidan ekstrak teripang yang diberikan pada mencit tertera pada

Tabel 3.2.

b. Pestisida yang digunakan

Pestisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah pestisida

dengan jenis insektisida diazinon yang dijual dipasaran. Diazinon ini

berupa cairan pekat yang mengandung bahan aktif 600 g/l.

c. Persiapan Ekstrak Teripang

Ekstrak teripang yang diberikan kepada mencit berupa cairan

yang sudah dijual dipasaran. Ekstrak teripang diberikan pada mencit

selama dua minggu dengan cara dicekokkan ke mencit menggunakan

sonde lambung. Dosis ekstrak teripang yang diberikan pada mencit

disesuaikan dengan berat badan mencit.

Gambar 3.2 Pemberian ekstrak teripang

Page 44: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

23

3.3.2 Persiapan Alat

Rangkaian alat pada penelitian ini yaitu dimulai dari membuat

cairan diazinon dengan dosis 50 mg/1L aquades, 75 mg/1L aquades,

100 mg/1L aquades, 125 mg/1L aquades dan 150 mg/1L aquades.

Kemudian diazinon tersebut dimasukkan ke dalam tubuh mencit

dengan menggunakan sonde lambung. Antioksidan ekstrak teripang

juga diberikan menggunakan sonde lambung. Dosis antioksidan yang

diberikan yaitu 0,02 ml/kg BB, 0,03 ml/kg BB, 0,05 ml/kg BB, 0,07

ml/kg BB dan 0,09 ml/kg BB.

Gambar 3.3 Rangkaian alat kelompok diazinon negatif (D-)

Keterangan:

1. Diazinon

2. Sonde lambung

3. Mencit

+

Gambar 3.4 Rangkaian alat kelompok diazinon positif (D+)

1 2 3

1 2 3 4

5 5

Page 45: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

24

Keterangan:

1. Diazinon

2. Sonde lambung

3. Mencit

4. Sonde lambung

5. Antioksidan

3.3.3 Pembuatan Preparat

a. Mencit dibius dengan menggunakan kloroform dalam botol

anestesi sampai pingsan.

b. Setelah mencit pingsan dilakukan pembedahan secara

vertikal dan diambil organ limpanya dan dipotong sekecil

mungkin tetapi mewakili struktur keseluruhan jaringan.

c. Kemudian difiksasi dengan cara direndam dalam formalin

10% selama lebih dari 24 jam.

d. Setelah preparat siap, selanjutnya dimasukkan kedalam

larutan etanol secara bertingkat etanol 70%, 80%, 90%, 95%

dan 96% selama 30 menit. Khusus untuk etanol 95% dan

96% dilakukan 2 kali perendaman.

e. Preparat kemudian dimasukkan ke dalam xylol selama 3 x

30 menit.

f. Kemudian preparat dipindahkan ke dalam paraffin cair

dalam blok preparat.

g. Setelah dicetak, preparat dipotong dan ditempelkan pada

objek gelas yang telah diberi entelan dan dipanaskan dengan

suhu 2-5oC dibawah titik lebur paraffin (sekitar 40oC)

sampai kering.

h. Setelah kering dimasukkan ke dalam xylol murni selama 5-

10 menit.

i. Ambil preparat dan masukkan ke dalam larutan etanol

berturut-turut 96%, 95%, 90%, 80% dan 70% selama 5-10

menit.

j. Dicuci dengan air kemudian mewarnai hemaktosilin-eosin

selama 1-2 menit.

k. Bilas dengan air, kemudian dikeringkan pada suhu kamar

dan ditutup dengan obyek gelas.

l. Setelah itu diamati di mikroskop dengan pembesaran 1000

kali.

Page 46: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

25

3.3.4 Perhitungan Dosis Pestisida Diazinon

Dosis penggunaan pestisida diazinon sebanyak 75 mg/1L

aquades. Berikut dosis bertingkat yang akan digunakan dalam

penelitian ini:

Dosis 1: 50 mg diazinon/1 liter aquades

Dosis 2: 75 mg diazinon /1 liter aquades

Dosis 3: 100 mg diazinon /1 liter aquades

Dosis 4: 125 mg diazinon /1 liter aquades

Dosis 5: 150 mg diazinon /1 liter aquades

3.3.5 Perhitungan Dosis Eksrak Teripang

Dosis ekstrak teripang perhari untuk manusia yaitu tiga sendok

makan tiga kali dalam sehari. Pada penelitian ini dosis dikonversi

terlebih dahulu sesuai dengan berat badan mencit. Maka setelah

dikonversi ke dosis mencit adalah:

Dosis Ekstrak Teripang:

(20ml x 3 kali) x 0,02 𝑘𝑔

70 𝑘𝑔 = 0,01714 ml/kg BB …………………3.1

Maka didapatkan dosis bertingkat ekstrak teripang yaitu:

Dosis 1 = 0,01714 ml/kg BB

Dosis 2 = 0,03428 ml/kg BB

Dosis 3 = 0,051428 ml/kg BB

Dosis 4 = 0,068571 ml/kg BB

Dosis 5 = 0,08571 ml/kg BB

Dalam 500 ml mengandung 125 g ekstrak teripang.

3.4 Analisa Data

3.4.1 Cara Membaca Data Dari Preparat

Preparat yang telah dibuat diletakkan di atas meja mikroskop.

Kemudian mikroskop diatur sehingga objek pada preparat terlihat

jelas. Setelah didapatkan objek dengan bidang pandang yang jelas,

diamati dengan perbesaran 1000 kali. Kemudian dilakukan

Page 47: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

26

pengambilan gambar dan dilakukan analisis terhadap objek yaitu

antara lain:

a. Luas sampel (mm x mm)

b. Kerusakan sel dengan melihat bentuk sel

c. Bentuk sel yang sehat

Setelah menganalisis sel pada bagian tersebut, maka mikroskop

digeser pada bagian lain yaitu bagian atas, bawah, kanan, kiri dan

tengah untuk melihat kerusakan sel yang lain.

3.4.2 Perhitungan Persentase Kerusakan dan Perbaikan Sel

Data yang didapatkan dari penelitian ini kemudian diolah

dengan menggunakan microsoft office excel untuk dapat dianalisis.

Perhitungan persentase kerusakan dan perbaikan sel limpa

menggunakan persamaan 3.2 dan 3.3. Berdasarkan perhitungan

dengan persamaan 3.2 dan 3.3 tersebut maka dapat digunakan untuk

menentukan grafik.

% kerusakan sel = 𝛴 𝑠𝑒𝑙 𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘

𝛴 𝑠𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 x 100% ……….. 3.2

% perbaikan sel = 𝛴 𝑠𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑖𝑘

𝛴 𝑠𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 x 100% ……….… 3.3

Data yang diperoleh kemudian diplot menjadi grafik dan

diamati pola yang dihasilkan dari grafik tersebut. Pola yang

dihasilkan dari grafik akan menunjukkan hubungan dari parameter

yang bersangkutan. Pada penelitian ini parameternya adalah dosis

pestisida diazinon, kerusakan organ dan dosis antioksidan ekstrak

teripang. Pada grafik dapat diketahui hubungan dosis pestisida

diazinon dengan kerusakan limpa serta hubungan dosis antioksidan

ekstrak teripang dengan kerusakan organ limpa.

Page 48: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

27

3.5 Kerangka Kerja

Gambar dibawah ini merupakan diagram alir dari penelitian.

Gambar 3.5 Diagram alir penelitian

Organ Limpa

Gambar Mikroskopis

Hasil

Preparat

(K-)

Diazinon (-) dan

antioksidan (-)

(D+)

Diazinon (+) dan

antioksidan (+)

Mencit (Mus musculus)

Aklimasi 10 hari

Pembagian kelompok

(D-)

Diazinon (+) dan

antioksidan (-)

Dosis diazinon yang digunakan:

Dosis 1: 50 mg/1 L aquades

Dosis 2: 75 mg/1 L aquades

Dosis 3: 100 mg/1 L aquades

Dosis 4: 125 mg/1 L aquades

Dosis 5: 150 mg/1 L aquades

Dosis diazinon 125 mg/1 L aquades

Dosis ekstrak teripang yang digunakan:

Dosis 1: 0,01714 ml

Dosis 2: 0,03428 ml

Dosis 3: 0,051428 ml

Dosis 4: 0,068571 ml

Dosis 5: 0,08571 ml

Page 49: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

28

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 50: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

29

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Pada pengamatan ini diperoleh hasil kerusakan untuk setiap

perlakuan. Kerusakan tersebut ditimbulkan oleh pestisida dengan

jenis insektisida yaitu diazinon. Dalam penelitian ini perlakuan

dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama mencit diberikan diazinon

tanpa diberikan treatment dengan antioksidan. Sedangkan pada tahap

kedua mencit diberikan diazinon dan di treatment dengan

antioksidan ekstrak teripang. Kerusakan yang didapat dari perlakuan

tahap pertama tersebut akan diperoleh dosis efektif yang dapat

merusak organ limpa. Setelah diketahui kerusakan efektifnya, maka

dilakukan perlakuan tahap kedua yaitu untuk mengetahui perubahan

organ limpa ketika di treatment dengan antioksidan ekstrak teripang.

Gambaran histologi organ limpa merupakan acuan yang dapat

dijadikan indikasi adanya suatu perubahan keadaan pada organ

limpa. Pengamatan organ limpa mencit secara mikroskopis meliputi

bentuk sel pada organ limpa serta menghitung jumlah sel normal,

lisis dan limfosit baik pada kelompok kontrol maupun kelompok

perlakuan. Organ limpa memiliki tiga bentuk sel yaitu sel normal, sel

lisis dan sel limfosit. Limpa dikatakan sehat apabila memiliki

keteraturan sel yang cukup baik, memiliki jumlah sel normal cukup

banyak dan memiliki sel lisis yang lebih sedikit. Sel normal adalah

sel yang memiliki bentuk bulat dan memiliki warna yang cukup

jelas. Kemudian sel lisis memiliki bentuk yang tidak teratur,

memanjang, warna yang memudar dan bahkan cenderung menyatu

dengan sel lain. Kemudian limpa juga sel limfosit yaitu sel yang

memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan sel-sel yang ada

disekitarnya. Jumlah sel limfosit pada organ limpa tergantung dari

keadaan limpa itu sendiri. Apabila limpa dalam keadaan sehat, maka

jumlah sel limfosit lebih sedikit. Namun, sebaliknya apabila organ

limpa dalam keadaan tidak sehat maka jumlah sel limfosit cukup

banyak. Hal ini dikarenakan pada organ limpa yang tidak sehat akan

semakin banyak benda asing yang masuk sehingga jumlah limfosit

yang cukup banyak berguna untuk memerangi benda asing tersebut.

Page 51: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

30

Hasil pengamatan dari gambaran histologi organ limpa mencit

mengalami perubahan akibat pemberian diazinon, yaitu terlihat

adanya peningkatan jumlah limfosit dan jumlah sel lisis yang cukup

banyak dibandingkan dengan jumlah sel normal. Sedangkan pada

kelompok kontrol terlihat bahwa organ limpa dalam keadaan sehat,

yaitu ditandai dengan jumlah sel normal yang cukup banyak dan

jumlah sel limfosit yang sedikit. Pada Gambar 4.1 merupakan

gambaran mikroskopis dari organ limpa mencit yang tidak diberi

diazinon maupun antioksidan ekstrak teripang.

Gambar 4.1 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

kontrol negatif (K-)

Page 52: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

31

Pada Gambar 4.1 merupakan gambaran hasil pengamatan

organ limpa dari mencit kelompok kontrol atau mencit yang tidak

diberi perlakuan dengan menggunakan perbesaran mikroskop 1000x.

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa keteraturan sel cukup baik

dan bentuk sel limpa mudah diamati antara sel normal, sel lisis dan

sel limfosit. Selain itu ditemukan jumlah sel normal lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah sel lisis dan sel limfosit. Hal ini

menandakan bahwa limpa mencit dalam keadaan sehat. Sel lisis yang

ditemukan tersebut mengindikasikan adanya kerusakan sel, namun

kerusakan tersebut bukan dikarenakan adanya perlakuan terhadap

mencit melainkan karena faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut

diantaranya yaitu, kondisi lingkungan tempat mencit beradaptasi,

faktor makanan bahkan faktor kesehatan mencit itu sendiri.

Sementara itu, perlakuan terhadap kelompok diazinon negatif

mencit hanya diberikan pestisida diazinon yang dilakukan secara oral

selama 2 minggu. Berdasarkan perlakuan tersebut, organ limpa

mencit mengalami kerusakan. Kerusakan pada dosis 50 mg/1L

aquades didapatkan kerusakan sebesar 61,89 %, dosis 75 mg/1 L

aquades dengan kerusakan sebesar 69,008 %, dosis 100 mg/1 L

aquades kerusakan sebesar 74,56 %, dosis 125 mg/1 L aquades

kerusakan sebesar 77,35 % dan dosis 150 mg/1 L aquades kerusakan

organ limpa sebesar 82,63%. Kerusakan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.2 hingga Gambar 4.6. Hasil tersebut ditandai dengan

bentuk sel lisis tidak simetris, memanjang dan cenderung menyatu

sehingga sulit dibedakan antara sel normal, sel lisis dan sel limfosit.

Namun jika diamati dengan seksama dapat dilihat jumlah sel normal

lebih sedikit dari jumlah sel lisis. Semakin banyak sel lisis yang

ditemukan maka jumlah sel limfosit juga akan meningkat. Hal ini

disebabkan karena sel limfosit berperan untuk melawan benda-benda

asing yang masuk ke limpa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

pemberian diazinon mempunyai pengaruh terhadap kerusakan organ

limpa. Kerusakan organ limpa ini disebabkan pemberian dosis

diazinon yang semakin meningkat. Hal ini membuktikan bahwa

bertambahnya dosis diazinon yang semakin meningkat

mengakibatkan kerusakan sel organ limpa.

Page 53: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

32

Gambar 4.2 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon negatif (D-) dosis 50 mg/1L aquades

Gambar 4.3 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon negatif (D-) dosis 75 mg/1L aquades

Page 54: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

33

Gambar 4.4 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon negatif (D-) dosis 100 mg/1L aquades

Gambar 4.5 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon negatif (D-) dosis 125 mg/1L aquades

Page 55: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

34

Gambar 4.6 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon negatif (D-) dosis 150 mg/1L aquades

Pada perlakuan terhadap kelompok diazinon positif (D+)

mencit diberikan pestisida dengan dosis efektif yang telah diketahui

dari kelompok diazinon negatif yaitu 125 mg/1 L aquades. Setelah

diberikan diazinon mencit diberi antioksidan ekstrak teripang secara

oral selama dua minggu. Berdasarkan pengamatan tersebut diperoleh

hasil kerusakan sel semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa

sel mengalami perbaikan yaitu, ditandai dengan jumlah sel normal

yang semakin banyak, memiliki bentuk bulat dan teratur. Kerusakan

tersebut berdasarkan dosis antioksidan yang diberikan yaitu, dosis

0,02 ml/kgBB dengan kerusakan sebesar 71,77%, dosis 0,03

ml/kgBB dengan kerusakan 67,96 %, dosis 0,05 ml/kgBB kerusakan

sebesar 63,33%, dosis 0,07 ml/kgBB kerusakan sebesar 53,06 % dan

dosis 0,09 ml/kgBB didapatkan kerusakan sebesar 35,54 %.

Kerusakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.7 hingga Gambar

4.11. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin meningkat

dosis antioksidan ekstrak teripang yang diberikan, maka semakin

menurun kerusakan organ limpa. Hal ini menunjukkan bahwa

antioksidan mampu meredam radikal bebas yang disebabkan oleh

diazinon.

Page 56: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

35

Gambar 4.7 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan 0,02 ml/kgBB

Gambar 4.8 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan 0,03 ml/kgBB

Page 57: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

36

Gambar 4.9 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan 0,05 ml/kgBB

Gambar 4.10 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan 0,07 ml/kgBB

Page 58: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

37

Gambar 4.11 Gambaran mikroskopis organ limpa mencit kelompok

diazinon positif (D+) pada dosis antioksidan 0,09 ml/kgBB

4.2 Pengaruh Dosis Antioksidan Ekstrak Teripang Terhadap

Kerusakan Organ Limpa Dari Mencit Yang Terkontaminasi

Pestisida Diazinon

Penelitian ini dilakukan untuk tujuan mengetahui adanya

hubungan antara dosis pestisida diazinon dengan kerusakan organ

limpa. Selain itu untuk mengetahui hubungan antara dosis

antioksidan ekstrak teripang dengan kerusakan organ limpa akibat

kontaminasi pestisida diazinon. Hubungan ini dinyatakan dalam

bentuk grafik. Berikut grafik hubungan pemberian pestisida diazinon

dan antioksidan ekstrak teripang terhadap perubahan keadaan organ

limpa dari mencit (Mus musculus).

Page 59: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

38

Gambar 4.12 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase kerusakan limpa mencit

Pada Gambar 4.12 menunjukkan grafik hubungan antara dosis

pestisida diazinon dengan persentase kerusakan organ limpa mencit.

Grafik tersebut memiliki persamaan y = -0,001x2 + 0,536x + 37,80

dengan nilai regresi yaitu R2 = 0,994. Pada Gambar 4.12 dapat dilihat

bahwa mencit yang tidak diberikan perlakuan apapun atau yang

berada pada titik 0, persentase kerusakan organ limpa sebesar

37,24%. Sementara ketika mencit diberikan perlakuan yaitu

pemberian pestisida diazinon kerusakan organ limpa semakin

bertambah. Persentase kerusakan paling besar yaitu pada pemberian

diazinon dengan dosis 150 mg/1 L aquades yaitu sebesar 82,63 %.

Namun dosis efektif yang digunakan pada penelitian ini yaitu dosis

125 mg/1 L aquades. Karena pada dosis tersebut kerusakan mulai

cenderung konstan. Kerusakan organ limpa semakin bertambah besar

seiring dengan bertambahnya dosis diazinon yang diberikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 25 50 75 100 125 150 175

PER

SEN

TASE

KER

USA

KA

N (

%)

DOSIS PESTISIDA DIAZINON (mg/1L aquades)

GRAFIK KERUSAKAN ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 60: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

39

Gambar 4.13 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase sel lisis limpa mencit

Pada Gambar 4.13 menunjukkan grafik yang memiliki

persamaan y = -0,001x2 + 0,463x + 33,91 dengan nilai regresi yaitu

R2 = 0,996. Berdasarkan Gambar 4.13 menunjukkan bahwa

kerusakan sel limpa semakin meningkat dengan bertambahnya dosis

pestisida diazinon yang diberikan. Hal ini ditandai dengan jumlah

persentase sel lisis yang semakin meningkat. Pada keadaan kontrol,

yaitu mencit yang tidak diberi perlakuan apapun memiliki jumlah

persentase sel lisis sebesar 33,52 %. Setelah itu, pada pemberian

dosis pertama yaitu 50 mg/1 L aquades, jumlah sel lisis meningkat

sehingga persentase sel lisis menjadi 54,64 %. Begitu pula pada

dosis berikutnya, persentase sel lisis yang diketahui semakin

bertambah. Kerusakan paling besar yaitu pada dosis 150 mg/1 L

aquades sebesar 74,01 %. Semakin banyak jumlah sel lisis yang

ditemukan artinya kerusakan organ limpa akan semakin besar.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 25 50 75 100 125 150 175

PER

SEN

TASE

SEL

LIS

IS (

%)

DOSIS PESTISIDA DIAZINON (mg/1L aquades)

GRAFIK SEL LISIS ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 61: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

40

Gambar 4.14 Grafik hubungan dosis pestisida diazinon dengan

persentase sel limfosit limpa mencit

Pada Gambar 4.14 terlihat bahwa jumlah limfosit terendah

pada dosis 0, dimana mencit tidak diberikan perlakuan apapun.

Grafik tersebut memiliki persamaan y = -0,000x2 + 0,067x + 3,942

dengan nilai R2 = 0,941. Pada kelompok kontrol atau dosis 0,

persentase sel limfosit sebesar 3,72 %. Sedangkan pada dosis 50

mg/1 L aquades persentase sel limfosit semakin bertambah menjadi

7,25 %. Begitu pula pada dosis yang lebih tinggi, persentase sel

limfosit semakin bertambah. Persentase sel limfosit yang tertinggi

yaitu pada dosis 150 mg/1 L aquades sebesar 8,62 %. Hal ini

menunjukkan bahwa kenaikan dosis pestisida yang diberikan akan

mempengaruhi jumlah limfosit yang ditemukan dalam limpa. Selain

itu, jumlah sel limfosit akan semakin bertambah banyak seiring

dengan bertambahnya jumlah sel lisis. Hal ini disebabkan karena sel

limfosit berguna untuk memerangi sel lisis atau sel rusak pada limpa.

0

2

4

6

8

10

12

0 25 50 75 100 125 150 175

PER

SEN

TASE

SEL

LIM

FOSI

T (%

)

DOSIS PESTISIDA DIAZINON (mg/1L aquades)

GRAFIK SEL LIMFOSIT ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 62: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

41

Gambar 4.15 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase kerusakan limpa mencit

Berdasarkan Gambar 4.15 menunjukkan hubungan pemberian

dosis antiokisidan ekstrak teripang terhadap kerusakan organ limpa

yang terkontaminasi pestisida diazinon. Pada titik 0, mencit hanya

diberikan pestisida diazinon dosis 125 mg/1 L aquades. Dosis

pestisida tersebut diperoleh dari kelompok diazinon negatif

sebelumnya yang efektif merusak organ limpa. Kerusakan organ

limpa pada titik 0 sebesar 77,35 %. Namun setelah mencit diberikan

perlakuan dengan pemberian antioksidan ekstrak teripang selama 2

minggu yaitu dosis 0,02 ml/kgBB hingga 0,09 ml/kgBB kerusakan

limpa mengalami perubahan. Persentase kerusakan limpa mengalami

penurunan dibandingkan dengan kelompok tanpa pemberian

antioksidan ekstrak teripang. Kerusakan minimal organ limpa dalam

penelitian ini yaitu sebesar 35,54 % yaitu pada dosis antioksidan

ekstrak teripang dengan dosis 0,09 ml/kgBB. Pada Gambar 4.16

terlihat bahwa penambahan dosis antioksidan ekstrak teripang akan

mengurangi kerusakan pada organ limpa. Hal ini menunjukkan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

PER

SEN

TASE

KER

USA

KA

N (

%)

DOSIS ANTIOKSIDAN EKSTRAK TERIPANG (ml/kg BB)

GRAFIK KERUSAKAN ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 63: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

42

bahwa antioksidan ekstrak teripang mampu menurunkan persentase

kerusakan yang signifikan pada organ limpa mencit.

Gambar 4.16 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase sel lisis limpa mencit

Pada Gambar 4.16 menunjukkan grafik yang memiliki

persamaan y = -4699.x2 + 44,42x + 68,34 dengan nilai regresi yaitu

R2 = 0,987. Pada titik 0, persentase sel lisis sebesar 69,51 % dan

pada perlakuan pertama dengan dosis antioksidan ekstrak teripang

0,02 ml/kgBB persentase sel lisis sebesar 66,15 %. Penurunan

persentase sel lisis pada dosis 0,02 ml/kgBB tidak signifikan karena

dosis yang diberikan merupakan dosis antioksidan ekstrak teripang

paling rendah. Namun persentase sel lisis semakin berkurang pada

pemberian dosis 0,03 ml/kgBB hingga 0,09 ml/kgBB. Persentase sel

lisis paling sedikit yaitu pada dosis 0,09 ml/kgBB sebesar 33,12 %.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar dosis antioksidan ekstrak

teripang yang diberikan maka semakin kecil persentase sel lisis yang

didapatkan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

PER

SEN

TASE

SEL

LIS

IS (

%)

DOSIS ANTIOKSIDAN EKSTRAK TERIPANG (ml/kg BB)

GRAFIK SEL LISIS ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 64: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

43

Gambar 4.17 Grafik hubungan dosis antioksidan ekstrak teripang

dengan persentase sel limfosit limpa mencit

Pada Gambar 4.17 menunjukkan grafik hubungan antara

dosis antioksidan ekstrak teripang dengan persentase sel limfosit.

Grafik tersebut memiliki persamaan y = 798,5x2 – 129,5x + 7,762

dengan nilai regresi yaitu R2 = 0,985. Pada grafik dapat dilihat

bahwa kenaikan dosis antioksidan ekstrak teripang yang diberikan

akan mempengaruhi jumlah limfosit. Semakin banyak dosis

antioksidan yang diberikan maka persentase sel limfosit akan

semakin berkurang. Pada titik 0, yaitu mencit dengan dosis pestisida

125 mg/1 L aquades tanpa pemberian antioksidan ekstrak teripang

persentase sel limfositnya sebesar 7,84 % dan persentase sel limfosit

terus menurun pada dosis antioksidan yang lainnya. Persentase sel

limfosit paling minimum yaitu pada dosis antioksidan ekstrak

teripang 0,09 ml/kgBB sebesar 2,42 %.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

PER

SEN

TASE

SEL

LIM

FOSI

T (%

)

DOSIS ANTIOKSIDAN EKSTRAK TERIPANG (ml/kg BB)

GRAFIK SEL LIMFOSIT ORGAN LIMPA DARI MENCIT

Page 65: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

44

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pestisida

diazinon dan pemberian antioksidan ekstrak teripang ini

menunjukkan adanya pengaruh terhadap keadaan dari organ limpa.

Kerusakan dari organ limpa diamati berdasarkan gambaran

mikroskopisnya melalui pengamatan preparat. Pengamatan yang

dilakukan meliputi bentuk dari sel limfosit, sel normal dan sel lisis.

Menurut Sulistyowati (2016), sel normal memiliki bentuk bulat dan

teratur serta memiliki warna yang cukup jelas. Kemudian sel lisis

dapat diamati dari bentuknya yang tidak teratur, memanjang bahkan

sel cenderung menyatu dengan sel yang lainnya. Sedangkan sel

limfosit memiliki ukuran sel yang lebih besar dibandingkan dengan

sel-sel yang ada disekitarnya. Jumlah sel limfosit pada organ limpa

tergantung dari keadaan limpa sendiri.

Kerusakan organ limpa dapat diketahui dari jumlah sel normal,

sel lisis dan sel limfositnya. Jika jumlah sel normal lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah sel lisis dan sel limfosit maka limpa

dalam keadaan sehat. Namun jika jumlah sel lisis dan sel limfosit

lebih banyak dari jumlah sel normal maka limpa mengalami

kerusakan. Semakin banyak sel lisis yang ditemukan maka kerusakan

dari organ limpa semakin besar. Jumlah sel limfosit tergantung dari

banyaknya jumlah sel lisis. Jika sel lisis yang ditemukan cukup

banyak maka jumlah sel limfosit juga akan semakin bertambah. Hal

ini dikarenakan peran sel limfosit yang akan memerangi benda asing

yang masuk ke dalam tubuh (Setyani, 2012). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin besar dosis pestisida diazinon yang

diberikan pada mencit maka kerusakan organ limpa dari mencit juga

akan semakin besar. Namun dengan pemberian antioksidan ekstrak

teripang dapat menurunkan kerusakan dari organ limpa. Kerusakan

organ limpa akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya

dosis antioksidan ekstrak teripang yang diberikan.

4.3.1 Pengaruh Pestisida Diazinon Pada Organ Limpa Mencit

Diazinon merupakan salah satu dari sekian banyak pestisida

yang bersifat toksik dan termasuk jenis insektisida organofosfat.

Insektisida organosfosfat yaitu cairan berwarna coklat muda yang

berbau sangat menyengat dan dapat larut dalam air. Pestisida yang

termasuk dalam golongan organofosfat seperti diazinon 60 EC ini

Page 66: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

45

masuk ke dalam tubuh melalui kulit, mulut, saluran pencernaan dan

sistem pernafasan (Ekha, 1993). Jika diazinon masuk melalui

inhalasi maka akan mengganggu sistem pernafasan dan sistem

imunitas. Pestisida tersusun dari unsur kimia yang sangat banyak.

Unsur atau atom yang sering digunakan adalah karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen, fosfor, klorin dan sulfur. Pada golongan

organofosfat mengandung unsur-unsur berupa fosfat, carbon dan

hidrogen (Sudarmo, 1991).

Gambar 4.18 Struktur kimia diazinon (Shemer dan Linden, 2006)

Golongan organofosfat terbukti dapat menekan pembentukan

antibodi, mengganggu fagositosis leukosit, dan mengurangi pusat

germinal pada limpa, timus dan kelenjar limfa (Yuantari, 2011).

Senyawa ini mencemari lingkungan kemudian masuk ke dalam tubuh

manusia dan mempengaruhi kekebalan tubuh manusia yang

mengakibatkan imunitas menurun.

4.3.2 Pembentukan Radikal Bebas Akibat Bahan Aktif Diazinon

Diazinon sangat sensitif terhadap suhu tinggi dan oksidasi.

Proses oksidasi diazinon melibatkan enzim monooksidase. Enzim

monooksidase dapat mengaktivasi diazinon membentuk derivatif

P=O (Jumbriah, 2006). Enzim monooksidase terdapat pada banyak

jaringan dan beberapa terdapat dalam plasma darah. Contohnya yaitu

terdapat pada mitokondria, sitosol dan endoplasmik retikulum (Staf

Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya, 2008). Ketika diazinon masuk ke dalam tubuh dan terjadi

kontak dengan enzim monooksidase, maka diazinon tersebut akan

mengalami oksidasi dan menghasilkan diazoxon. Senyawa diazoxon

jauh lebih toksik dibandingkan dengan diazinon karena adanya

aktivitas anti asetilkolinesterase (Jumbriah, 2006).

Page 67: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

46

Gambar 4.19 Oksidasi diazinon (Leland, 1998)

Pestisida golongan organofosfat akan berikatan dengan enzim

dalam darah yang berfungsi sebagai pengatur kerja dari syaraf, yaitu

kolinesterase. Kolinesterase merupakan enzim darah yang diperlukan

agar syaraf dapat berfungsi dengan baik. Terdapat dua tipe

kolinesterase dalam darah, yaitu yang terdapat dalam sel darah merah

dan yang terdapat dalam plasma darah. Apabila kolinesterase terikat,

maka enzim tidak akan dapat melaksanakan tugasnya terutama

mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu, sehingga senantiasa

otot-otot bergerak tanpa dapat dikendalikan (Sudarmo, 1988). Ketika

sel darah terganggu maka secara otomatis mengaktifkan limfoblas

dan menghasilkan limfosit. Melalui kerja populasi limfosit, limpa

membersihkan darah yang melaluinya dari mikroorganisme dan

benda asing lainnya serta menyingkirkan sel-sel darah merah yang

telah aus. Ketika organofosfat berikatan dengan enzim dalam darah

dan jaringan tubuh terikat pada protein maka mengakibatkan banyak

sel darah yang rusak sehingga leukosit tidak mampu melawannya.

Apabila antioksidan dalam tubuh tidak mampu menangani

radikal bebas yang terbentuk akibat terhambatnya enzim

kolinesterase, maka radikal bebas ini akan merusak sel-sel dan

menyebabkan terjadinya stres oksidatif (Teimori, 2006). Stres

oksidatif merupakan suatu keadaan dimana jumlah dari radikal bebas

di dalam tubuh cenderung sangat banyak dan bahkan melebihi

kapasitas tubuh untuk menetralkannya sehingga intensitas proses

oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan dapat

menimbulkan kerusakan yang lebih banyak (Ide, 2010).

Radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif (ROS) merupakan

molekul yang sifatnya tidak stabil karena memiliki elektron yang

tidak berpasangan. Untuk memperoleh pasangan elektron senyawa

Page 68: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

47

ini sangat reaktif dan merusak jaringan (Winarsih, 2007). Elektron

yang tidak memiliki pasangan tersebut cenderung untuk membentuk

pasangan, yaitu dengan cara menarik elektron dari senyawa lain

sehingga terbentuk radikal baru (Suryohudoyo, 1993).

X:H + OH X + HOH

radikal hidroksil radikal baru

Radikal bebas akan menarik elektron makromolekul biologis

yang berada disekitarnya seperti asam nukleat, protein dan DNA.

Jika makromolekul yang teroksidasi tersebut adalah bagian dari

suatu sel, maka dapat mengakibatkan kerusakan pada sel tersebut.

Kerusakan sel disebabkan karena ketidakseimbangan antara

pembentukan ROS (Senyawa Oksigen Reaktif) dan aktivitas

pertahanan antioksidan (Astuti, 2008). Reaktivitas radikal bebas

dapat dihambat dengan antioksidan yang melengkapi sistem

kekebalan tubuh. Antioksidan akan menyumbangkan elektronnya

kepada radikal bebas yaitu elektron dari atom hidrogen dari gugus

hidroksil. Semakin banyak gugus OH dalam antioksidan, maka

aktivitas antiradikalnya akan semakin tinggi (Winarsih, 2007).

Gambar 4.20 Proses atom radikal bebas menjadi stabil

Atom antioksidan memberi satu

elektron ke atom radikal bebas

sehingga atom tersebut stabil

Page 69: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

48

4.3.3 Pengaruh Antioksidan Ekstrak Teripang Terhadap

Kerusakan Sel Organ Limpa Mencit

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa antioksidan ekstrak

teripang mampu menurunkan persentase kerusakan sel pada organ

limpa yang diakibatkan oleh pestisida diazinon. Senyawa antioksidan

yang terkandung dalam teripang pasir yaitu vitamin A, C, dan E,

senyawa polifenol dan flavonoid, EPA dan DHA, serta kondroitin

sulfat. Senyawa-senyawa tersebut sangat berpotensi dalam meredam

radikal bebas dalam tubuh. Dari senyawa tersebut yang termasuk

senyawa antiinflamasi adalah EPA, DHA dan kondroitin sulfat.

Ketika terjadi kerusakan sel akibat radikal bebas, kerusakan yang

lebih parah dapat dihindari (Hanapi, 2014).

Senyawa yang dihasilkan oleh teripang paling dominan berupa

saponin. Apabila saponin dihidrolisis akan menghasilkan suatu

senyawa triterpenoid dan glikosida (Zhang dkk., 2006). Zat aktif

saponin dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan berperan sebagai

immunostimulator. Saponin mampu mengaktifkan sistem imun

sehingga merangsang organ limpa agar memproduksi limfosit untuk

meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Francis dkk., 2002).

Gambar 4.21 Struktur kimia saponin triterpenoid (Soraya, 2011)

Page 70: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

49

Saponin triterpenoid merupakan senyawa aktif yang

terkandung dalam teripang yang memiliki aktivitas antitumor (Izzati

dkk., 2011). Saponin triterpenoid mengandung gugus OH yang

dimiliki oleh senyawa antioksidan. Gusus OH inilah yang mampu

menangkap radikal bebas. Oleh karena itu antioksidan membantu

mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam bentuk yang

stabil.

Gambar 4.21 Struktur kimia diazoxon berikatan dengan OH-

saponin triterpenoid (Leland, 1998)

Pada suatu gugus hidroksil (OH), satu atom hidrogen terikat

dengan satu atom oksigen yang membentuk ikatan kovalen. Atom

hidrogen dan atom oksigen membentuk ikatan kovalen dengan

menggunakan elektron secara bersama-sama. Gugus hidroksil

bersifat polar karena adanya atom oksigen yang sangat elektronegatif

sehingga gugus hidroksil memiliki kemampuan untuk menarik

elektron ke arah oksigen. Atom hidrogen yang berikatan dengan

atom oksigen mempunyai energi ikat yang lemah, akibatnya atom

hidrogen mudah terlepas. Sehingga atom hidrogen yang terlepas

tersebut memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga akan

berikatan dengan elektron tidak berpasangan milik radikal bebas.

Akibat adanya donor elektron dari atom hidrogen, radikal bebas

menjadi stabil. Selanjutnya terbentuk radikal bebas baru yang relatif

lemah dan tidak membahayakan (Campbell dkk., 2002).

Page 71: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

50

Tabel 4.1 Nilai Energi Ikat (Oxtoby, 2001)

Ikatan Energi Ikat

(kJ/mol)

Ikatan Energi Ikat

(kJ/mol)

H – H 433 C – O 350

H – C 415 C = O 741

H – F 565 C – Cl 330

H – Cl 429 N ≡ N 942

H – Br 363 O = O 495

C – C 345 F – F 155

C = C 612 Cl – Cl 240

C – Br 275 I – I 148

C ≡ C 809 Br – Br 190

O – H 464 C ≡ N 891

Pada Tabel 4.1 menunjukkan energi ikat dari suatu unsur.

Untuk pasangan unsur yang sama, dengan ikatan kovalen tunggal

merupakan ikatan yang paling lemah. Energi ikat adalah energi yang

dibutuhkan untuk memutuskan suatu ikatan. Pada ikatan tunggal,

karena elektron milik bersama hanya sepasang maka gaya tarik

menarik inti atom semakin lemah jika dibandingkan dengan ikatan

rangkap dua atau rangkap tiga. Semakin banyak pasangan elektron

milik bersama, maka akan semakin kuat ikatannya (Chang, 2003).

Page 72: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

51

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Limpa merupakan organ yang berperan penting dalam sistem

imun. Pada penelitian ini diketahui bahwa pemberian pestisida

diazinon dapat merusak sel pada organ limpa. Dosis efektif yang

dapat merusak organ limpa yaitu pada dosis 125 mg/1 L aquades

dengan kerusakan sebesar 77,35 %. Hal ini ditandai dengan bentuk

dan jumlah dari sel lisis, sel limfosit dan sel normal. Namun ketika

diberikan antioksidan ekstrak teripang kerusakan akibat pestisida

diazinon semakin menurun. Pada dosis 0,09 ml/kg BB kerusakan

organ limpa mengalami penurunan sebesar 41,81 %. Jadi, kerusakan

organ limpa akibat dari pestisida diazinon berbanding terbalik

dengan pemberian antioksidan ekstrak teripang dengan berbagai

dosis.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian ini adalah diperlukan penelitian

lebih lanjut dengan menggunakan variasi pestisida jenis lain serta

antioksidan jenis lain.

Page 73: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

52

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 74: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

53

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang

Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Adabia Press.

Anderson, P. S. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Arrington, L. R. 1972. Introductory Labolatory Animal. The

Breeding, Care and Management of Experimental Animal

Science. New York: The Interstate Printers and Publishing Inc.

Astuti, S. 2008. Isoflavon kedelai dan potensinya sebagai penangkap

radikal bebas, 13(2), 126–136.

Aughey, E. F. 2001. Comparative Veterinary Histology with Clinical

Correlates. London: Iowa State University Press.

Balaban, N. E., & James, E. B. 2014. Seri Ilmu Pengetahuan

Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Indeks.

Bevelander, G., & Judith, R. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta:

Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. 2002. Biologi Jl. 1

Ed. 5. Jakarta: Erlangga.

Chang, R. 2003. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Davies, J. W. 1975. Agromedical Approach to Pesticide

Management. In: A Report on Seminar and Workshop in

Pesticide Management, 116–119.

Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida. Yogyakarta:

Kanisius.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan Aplikasinya. Jakarta: PT

Agromedia Pustaka.

Ekha, I. 1988. Dilema Pestisida Tragedi Revolusi Hijau.

Yogyakarta: Kanisius.

Ekha, I. 1993. Dilema Pestisida Tragedi Revolusi Hijau.

Yogyakarta: Kanisius.

Encyclopedia. Echinoderm Animal Phylum. In Britannica.

https://www.britannica.com/animal/sea-cucumber/images-

videos/Sea-cucumber/7310 [Accessed 5 September2016].

Encyclopedia. 2005. Spleen Anatomy. In Britannica.

https://www.britannica.com/science/spleen-anatomy [Accessed

3 September2016].

Farouk, A. E. A., Ghouse, F. A. H., & Ridzwan, B. H. 2007. New

Page 75: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

54

Bacterial Species Isolated from Malaysian Sea Cucumbers with

Optimized Secreted Antibacterial Activity. American Journal

of Biochemistry and Biotechnology, 60–65.

Field, A. S., & William R, G. 2014. Lymph Node And Spleen

Cytohistology. New York: Cambridge University Press.

Fitriani, V. 2006. Khasiat Dibalik Resep Datuk, Trubus Online. Edisi

Teripang Untuk Mengatasi Penyakit Maut.

Francis, G., Kerem, Z., Makkar, H. P. S., & Becker, K. 2002. The

biological action of saponins in animal systems : a review,

(May), 587–605. http://doi.org/10.1079/BJN2002725

Geneser, F. 1994. Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hanapi, Ahmad, dkk. 2014. Penentuan Kapasitas Antioksidan Dan

Kandungan Fenolik Total Ekstrak Kasar Teripang Pasir (

Holothuriascabra ) Dari Pantai Kenjeran Surabaya, 3(1), 76–83.

Ide, P. 2010. Health Secret of Pepino. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Izzati, L., Abdullah, A., & Metode, M. 2011. Aktivitas Antioksidan

dan Komponen Bioaktif Kerang Pisau ( Solen spp ),

16(September), 119–124.

Jumbriah. 2006. Secara Ex Situ Dengan Menggunakan Kompos

Limbah Media Jamur ( Spent Mushroom Compost ). Institut

Pertanian Bogor.

Junqueira, L. . 2010. Histologi Dasar. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Keane, M. T. 2011. Cognitive Psychology 4th ed. Philadelphia:

Taylor & Francis Inc.

Kosasih, E. N., Tony, S., & Hendro, H. 2006. Peran Antioksidan

Pada Lanjut Usia. Jakarta: Pusat Kajian Nasional Majalah

Lanjut Usia.

Langseth, L. 1995. Oxidants, Antioxidants and Disease Prevention.

Belgium: ILSI Europe.

Leland, J. E. 1998. Evaluating the Hazard of Land Applying

Composted Diazinon Waste Using Earthworm Biomonitoring.

Thesis submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic

Institute and State University in partial fulfillment of the

requirements for the degree.

Malole, M. B. B., & Pramono, C. S. U. 1989. Penggunaan hewan-

hewan percobaan di Laboratorium. Bogor: Pusat Antar

Page 76: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

55

Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Martoyo, J., Nugroho, A., & Tjahyo, W. 2000. Budidaya Teripang.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Milbury, P. E., & Richer, A. C. 2011. Understanding the Antioxidant

Controversy: Scrutinizing the Fountain of Youth. USA:

Greenwood Publishing Group.

Mojica, E. R. E., & Merca, F. E. 2005. Isolation and Parsial

Characterization of a Lectin from the Internal Organsof the Sea

Cucumber (Holothuria scabra Jaeger). International Journal of

Zoological Research, 59–65.

Musarofah. 2015. Tumbuhan Antioksidan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Oxtoby, D. W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Pearce, E. C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.

Jakarta: PT Gramedia.

Sari, C. K. 2016. Identifikasi Hubungan Pemberian Antioksidan

Jintan Hitam Terhadap Organ Limpa Dari Mencit Yang

Terpapar Partikel Ultrafine Dari Asap Kendaraan Bermotor.

Universitas Brawijaya.

Sastroutomo, S. S. 1992. Pestisida: Dasar-Dasar dan Dampak

Penggunaannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sendih, S., & Gunawan. 2006. Keajaiban Teripang: Penyembuh

Mujarab dari Laut. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Setyani, N. 2012. Jumlah Limfosit Pada Mencit Yang Diberi

Konsumsi Ekstrak Alkohol Daun Mimba Dan Di Induksi

Ovalbumin. Universitas Jember.

Shemer, H., & Linden, K. G. 2006. Degradation and by-product

formation of diazinon in water during UV and UV / H 2 O 2

treatment, 136, 553–559.

http://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2005.12.028

Singh, V. 2014. Anatomy Abdomen And Lower Limb. India: Reed

Elsevier India Private Limited.

Smith, J. B., & Soesanto, M. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan

Penggunaan Hewan Percobaan. Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press).

Soenandar, M., Aeni, M. N., & Raharjo, A. 2010. Petunjuk Praktis

Membuat Pestisida Organik. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Soraya, A. S. 2011. Herbalism, Phytochemistry And

Page 77: PENGARUH EKSTRAK TERIPANG (HOLOTHUROIDEA …repository.ub.ac.id/4654/1/Tria%C2%A0Amilia.pdfIbu dan Bapak tercinta, kakak-kakakku yang tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan

56

Ethnopharmacology. USA: CRC Press.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sudarmo, S. 1988. Pestisida Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.

Sulistyowati, Dian. 2016. Pengaruh Transflutrin Sebagai Bahan

Aktif Obat Nyamuk Semprot One Oush Aerosol Terhadap

Gambaran Mikroskopis Kerusakan Organ Limpa Mencit (Mus

musculus). Universitas Brawijaya.

Suryohudoyo, P. 1993. Oksidan, Antioksidan dan Radikal Bebas.

Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.

Suwahyono, U. 2009. Biopestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tambayong, J. 1999. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Teimori, F, et al. 2006. Human & Experimental Toxicology.

Alteration of Hepatic Cells Glucose Metabolism as a Non-

Cholinergic Detoxication Mechanism in Counteracting Induced

Oxidative Stress, 25, 697–703.

Walde, S. D. O. 2002. Molecular Target Structures in Alloxan-

induced Diabetes in Mice. Life Sciences.

Wibowo, D. S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: PT

Grasindo.

Winarsih, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas.

Yogyakarta: Kanisius.

Wudianto, R. 1999. Petunjuk Menggunakan Pestisida. Jakarta:

Swadaya.

Yuantari, M. C. 2011. Dampak Pestisida Organoklorin Terhadap

Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Serta

Penanggulangannya, (April), 187–199.

Yuwono, S. 1990. Keadaan Nilai Normal Buku Mencit Strain CBR

Swiss Derived di Pusat Penyakit Menular. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Zhang, Y. S., Yi, H. Y., & Tang, H. F. 2006. Cytotoxsic Sulfated

Triterpene Glycoside From The Sea Cucumber

Pseudocolochirus Violaceus. Chemistry & Biodiversity.