PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH …Judul Skripsi : Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah...
Transcript of PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI SEKOLAH …Judul Skripsi : Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah...
i
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DI
SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA
KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTARA
KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
oleh
Elsa Ariska
1401412275
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Elsa Ariska
NIM : 1401412275
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap
Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 26 Juli 2016
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM 1401412275 yang berjudul “Pengaruh
Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang” telah disetujui oleh
dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
hari : Selasa
tanggal : 26 Juli 2016
Semarang, 28 Juni 2016
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Elsa Ariska, NIM 1401412275, dengan judul “Pengaruh
Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang”, telah dipertahankan di hadapan
Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Selasa
tanggal : 26 Juli 2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS.Ar-Rad 13:11)
2. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan maka apabila kamu:
sudah selesai suatu urusan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS.Al-
Insyirah 94:6-8)
3. Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah2:153)
Karya ini kupersembahkan kepada:
1. Ayah, ibu, dan kakak
2. Almamaterku
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap
Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang”. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak yang sangat berguna bagi peneliti. Oleh karena itu perkenankan
peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan studi dan menyelesaikan skripsi
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan ijin penelitian dan pengesahan skripsi.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memperlancar penyelesaian skripsi ini.
4. Dr. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi Harits, M.Ag., Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
penuh kesabaran, tanggung jawab, dam kesungguhan hati sehingga skripsi ini
dapat terlaksana.
5. Sutji Wardhayani, S.Pd., M.Kes., Dosen Penguji Utama yang telah
memberikan banyak arahan, saran, bimbingan sehingga skripsi ini lebih
sempurna.
6. Dosen dan karyawan Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah memberi ilmu
dan bantuan selama menjalani kehidupan akademik.
7. Riyatni S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Tugurejo 1, Dra. Suyatmi selaku
Kepala Sekolah SDN Tugurejo 2, Juarni S.Pd selaku kepala sekolah SDN
Tugurejo 3, Drs. Khoiri selaku Kepala Sekolah SDN Karanganyar 1, Tukijo
S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN Randu Garut yang telah memberikan
ijin penelitian.
vii
8. Guru kelas V SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN
Karanganyar 1, SDN Randu Garut yang telah membantu peneliti dalam
pelaksanaan penelitian serta memberi arahan dan motivasi kepada peneliti.
9. Seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
sebutkan satu persatu.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan
bimbingan telah diberikan menajdi amal kebaikan dan mendapat berkah yang
berlimpah dari Allah Swt. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 26 Juli 2016
Peneliti
viii
ABSTRAK
Ariska, Elsa 2016. Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi
Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang. Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi
Harits, M.Ag. 168 halaman.
Observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan
Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA masih rendah. Rendahnya
prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh kemandirian belajar di
sekolah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa
tidak memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca
buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah guru.
Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan ada siswa
yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: ada tidaknya
pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di
sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang dan seberapa besar pengaruh kemandirian
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Kota
Semarang tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 233. Pengambilan sampel
menggunakan pendapat Musfiqon yaitu mengambil 20% dari total populasi.
Dengan demikian, sampel penelitian ini sebanyak 45 siswa yang diambil secara
cluster sampling. Ada dua variabel yang dikaji dlam penelitian, yaitu kemandirian
belajar di sekolah sebagai variabel bebas dan prestasi belajar IPA sebagai
variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket, dokumentasi, dan tes. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan
tehnik deskriptif persentase dan analisis linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dalam kategori
masih rendah. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebesar 55,294 dengan taraf
signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V Gugus Ki Hajar
Dewanrara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Besarnya pengaruh sebesar 65,6 %
sedangkan 34,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti oleh
peneliti.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh yang signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
IPA SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang. Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Prestasi Belajar IPA, Pengaruh
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ ..... 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ ..... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Teori .............................................................................................. 10
2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah ............................................................. 10
2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar .......................................................... 10
2.1.1.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian ........................................... 12
2.1.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian .......................................................................... 15
2.1.1.4 Aspek Kemandirian .............................................................................. 16
2.1.1.5 Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik .......................... 18
2.1.1.6 Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah ........................................... 19
2.1.1.7 Upaya Mengembangkan Kemandirian Belajar .................................... 20
2.1.2 Prestasi Belajar IPA ................................................................................ 21
2.1.2.1 Hakikat Belajar..................................................................................... 21
x
2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar ................................................................... 24
2.1.2.3 Ciri-Ciri Prestasi Belajar ...................................................................... 25
2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 28
2.1.2.5 Pembelajaran IPA................................................................................. 29
2.1.2.6 Ruang Lingkup IPA ............................................................................. 32
2.1.2.7 Tujuan Mata Pelajaran IPA .................................................................. 34
2.1.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................... 34
2.2 Kajian Empiris ........................................................................................... 41
2.3 Kerangkan Berfikir..................................................................................... 50
2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 51
3 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ....................................................... 52
3.2 Prosedur Prosedur Penelitian ..................................................................... 52
3.3 Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ....................................................... 54
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ............................................... 55
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 57
3.6 Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ................................ 59
3.6.1 Angket ..................................................................................................... 59
3.6.2 Tes ........................................................................................................... 60
3.6.3 Dokumentasi ........................................................................................... 62
3.7 Uji Coba Instrumen .................................................................................... 62
3.7.1 Angket ..................................................................................................... 62
3.7.1.1 Validitas Isi .......................................................................................... 62
3.7.1.2 Validitas Konstruk ............................................................................... 63
3.7.1.3 Reabilitas ..................................................................................... ........ 65
3.7.2 Tes ........................................................................................................... 66
3.7.2.1 Validitas Isi .......................................................................................... 66
3.7.2.2 Validitas Konstruk ...................................................................... ........ 67
3.7.2.3 Reabilitas ..................................................................................... ........ 69
3.7.2.4 Daya Pembeda ............................................................................. ........ 70
3.7.2.5 Taraf Kesukaran ................................................................................... 72
xi
3.8 Analisis Data .............................................................................................. 77
3.8.1 Analisis Data Statistik Deskriptif ............................................................ 74
3.8.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah .......................................................... 74
3.8.1.2 Prestasi Belajar IPA ............................................................................. 76
3.8.2 Analisis Data Awal/Uji Persyaratan........................................................ 78
3.8.2.1 Uji Lininearitas..................................................................................... 78
3.8.2.2 Uji Normalitas Data ............................................................................. 78
3.8.3 Analisis Data Akhir ................................................................................. 79
3.8.3.1 Persamaan Regresi ............................................................................... 79
3.8.3.2 Uji Keberartian ..................................................................................... 79
3.8.3.3 Uji Koefisien Korelasi.......................................................................... 80
3.8.3.4 Uji Signifikansi korelasi ....................................................................... 81
3.8.3.5 Koefisien Determinasi .......................................................................... 82
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 83
4.1.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah ..... .............................. 83
4.1.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA ........................... ........................... 85
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data Awal ........................................................ 87
4.1.3.1 Uji Linearitas ........................................................................................ 87
4.1.3.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 87
4.1.4 Analisis Data Akhir ................................................................................. 88
4.1.4.1 Uji Persamaan Regresi ......................................................................... 88
4.1.4.2 Uji Keberartian ..................................................................................... 89
4.1.4.3 Uji Koefisien Korelasi.......................................................................... 89
4.1.4.4 Uji Signifikansi Korelasi ...................................................................... 90
4.1.4.5 Koefisien Determinasi .......................................................................... 90
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 91
4.2.1 Pemaknaan Temuan ................................................................................ 91
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 95
5. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 98
xii
5.2 Saran ................................................................................................... ..... 100
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102
LAMPIRAN ..................................................................................................... 106
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI .................... 33
2. Jumlah Populasi .................................................................................... ... 57
3. Pedoman Pemberian Skor ......................................................................... 60
4. Vaditas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah ............................ ..... 64
5. Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA ............................................. ..... 68
6. Daya Pembeda Tes Prestasi Belajar IPA ............................................ ..... 71
7. Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA ......................................... ...... 72
8. Pedoman Pemberian Interprestasi Koefisien Korelasi ........................ ..... 81
9. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar ................................................ 84
10. Distribusi frekuensi prestasi belajar IPA .................................................. 86
11. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... ..... 88
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 50
2. Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ................................ ..... 56
3. Sampel ............................................................................... ....................... 58
4. Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah ................ 85
5. Diagram Distribusi Kategori Prestasi Belajar IPA .................................. 87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran 1 Kisi–Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian .........105
2. Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA ....107
3. Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket .................................................108
4. Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Tes ......................................................111
5. Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes ....................................118
6. Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen ......................................119
7. Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket ...................120
8. Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes ................................................121
9. Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes ..............................................................122
10. Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes............................................................123
11. Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran .........................................................124
12. Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Angket .............................................125
13. Lampiran 13 Instrumen Tes ...................................................................127
14. Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah .........128
15. Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA ...................................................131
16. Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA .................136
17. Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian ............................137
18. Lampiran 18 Data Kemandiriaan Belajar di Sekolah ............................138
19. Lampiran 19 Data Prestasi Belajar IPA .................................................142
20. Lampiran 20 Uji Linearitas ....................................................................145
21. Lampiran 21 Uji Normalitas Data ..........................................................146
22. Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi .....................................................147
23. Lampiran 23 Uji Keberartian .................................................................148
24. Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi ......................................................149
25. Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi ..................................................150
26. Lampiran 26 Koefisien Determinasi ......................................................151
xvi
27. Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan ............................152
28. Lampiran 28 Catatan Lapangan .............................................................154
29. Lampiran 29 SK Dosen ..........................................................................156
30. Lampiran 30 Validator Instrumen ..........................................................157
31. Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen........................159
32. Lampiran 32 Surat Ijin Penelitian ..........................................................160
33. Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian......................................166
34. Lampiran 34 Foto Penelitian ..................................................................171
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang diprogamkan pemerintah.
Setiap warga negara Indonesia memiki hak untuk mendapatkan pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan
pembangunan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
Tujuan bangsa Indonesia secara eksplisit dijabarkan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa peserta didik harus
mempunyai daya saing dalam menghadapi persaingan global. Pernyataan
ini diperkuat dengan adanya PP No. 32 Tahun 2013 menyatakan peserta
didik harus memiliki (a) kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; (b) dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut; (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sejalan
2
dengan pendapat Sugiyono (2015:42) bahwa pendidikan nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Tujuan pendidikan
akan tercapai melalui proses belajar mengajar pada masing-masing mata
pelajaran. Salah mata pelajaran inti di SD/MI adalah IPA.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menyatakan bahwa mata pelajaran
IPA wajib diberikan pada siswa di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pembelajaran IPA pada jenjang SD/MI diharapkan dapat menekankan
pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)
sehingga tercipta pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Tujuan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam yang termuat dalam KTSP telah mengandung tujuan
pembelajaran IPA yang dapat mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara global. Tujuan pembelajaran IPA sudah jelas tentang tujuan
adanya pembelajaran IPA. Namun pada kenyataannya, tujuan pembelajaran
IPA hanya sebagian saja yang tercapai. Realita di lapangan menunjukkan
bahwa siswa di jenjang SD/MI menganggap IPA adalah mata pelajaran yang
sulit sehingga berdampak pada rendahnya kualitas belajar siswa.
Rendahnya kualitas belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan
3
proses belajar. Namun kenyataan tidak semua siswa yang mendapat prestasi
belajar yang tinggi dan masih banyak siswa yang mendapat hasil belajar yang
rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diantaranya dipengaruhi oleh
kemandirian belajar di sekolah. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya
mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh
guru, akan tetapi terletak pada kemandirian belajar seorang siswa.
Kemampuan menyerap dan menghayati pelajaran jelas diperlukan sikap dan
kesediaan untuk mandiri. Siswa yang memiliki rasa kemandirian yang tinggi
tentunya akan lebih bisa menempatkan dirinya di sekolah dan lebih memiliki
rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran. Siswa yang memiliki kemandirian
belajar tidak hanya bergantung pada pembelajaran yang didominasi oleh guru.
Kemandirian adalah usaha untuk mengendalikan dan mengatur
pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri
untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan
(Desmita:2014:185). Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi peserta
didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan
orang. Oleh karena itu dengan adanya kemandirian peserta didik akan lebih
bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Kemandirian seseorang diperoleh
melalui proses perkembangan. Sejalan dengan dengan pendapat Fatimah
(2010:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap
individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu
akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi,
sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri.
4
Kemandirian ditandai dengan kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku,
bertanggung jawab. Kemadirian sangat penting dimiliki oleh peserta didik.
Pendapat ini diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147)
mendefinisikan bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala
sesuatu bagi diri sendiri.
Pentingnya kemandirian bagi peserta didik dapat dilihat dari
fenomena-fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan.
Fenomena yang terjadi dalam konteks belajar adalah peserta didik yang
kurang mandiri dalam belajar. Kemandirian siswa dalam belajar merupakan
suatu hal yang sangat penting dan perlu dikembangkan pada siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang di kelas V prestasi belajar IPA
masih rendah . Hal ini ditunjukkan data nilai UTS dari 233 siswa hanya 107
siswa (46% ) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
Minimal (KKM) yaitu 65, sedangkan sisanya 126 siswa (54%) nilainya di
bawah KKM.
Wawancara yang dilakukan dengan dengan guru kelas V di SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang, masalah kemandirian belajar di
sekolah siswa masih rendah. Kemadirian belajar di sekolah siswa 30%. Hal
ini ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung sebagian siswa tidak
memperhatikan, membuat gaduh kelas. Sebagian besar siswa tidak membaca
buku atau mengerjakan latihan soal yang ada dibuku kalau tidak diperintah
5
guru. Siswa belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar sendiri. Bahkan
ada siswa yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah diperintah guru.
Hal ini didukung, cara guru menyampaikan materi dan metode
pembelajaran yang digunakan juga dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Siswa satu dengan siswa yang lain memiliki kemampuan berbeda
dalam menerima materi sehingga penggunaan metode pembelajaran harus
sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun, belum semua guru mampu
memilih metode pembelajaran yang sesuai. Guru diharapkan dapat
menggunakan metode yang dapat mengaktifkan dan menumbuhkan sikap
inisiatif untuk belajar. Beberapa guru terlihat masih menggunakan metode
ceramah yang dilanjutkan tanya jawab dan diskusi. Hal ini kurang tepat
dalam pemilihan metode karena kemandirian belajar siswa kurang
dioptimalkan sehingga pemahaman konsep dalam materi pembelajaran
tersebut masih kabur yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan Pratistya Nor Aini & Abdullah Taman pada
tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan
Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011” dapat disimpulkan
Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul
Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi
sebesar 0,359 harga koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,129 dan harga
thitung 3,509 lebih besar dari ttabel 1,980. Hal ini ditunjukkan dengan sig (p)
6
0,000 berarti lebih kecil dari 0,05. Persamaan garis regresinya Y = 0,510X1 +
47,622. Oleh karena itu kemandirian belajar (X1) naik 1 satuan maka prestasi
belajar akuntansinya akan naik sebesar 0,510. Berdasarkan penelitian tersebut
dapat diketahui bahwa kemandirian belajar dapat meningkatkan hasil belajar
anak.
Penelitian lain yang dilakukan Endar Aditria Kurniawan, Sriyono, dan
Siska Desy Fatmaryanti pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh
Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen Berbasis
Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester
Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat disimpulkan
bahwa kemandirian belajar memberikan sumbangan mandiri sebesar 59,9%
peningkatan terhadap hasil belajar. Kemandirian siswa sangat perlu
dikembangkan karena kemandirian memberikan pengaruh yang besar pada
hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memfokuskan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kemadirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA
Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang”.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN Gugus
Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang?
7
b. Bagaimanakah prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang?
c. Adakah pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi
belajar IPA siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang?
Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah yang ditemukan peneliti yaitu prestasi belajar IPA yang
rendah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Berdasarkan observasi di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang, salah satu faktor yang menyebabkan prestasi belajar IPA
rendah adalah kemandirian belajar di sekolah. Memahami permasalahan
tersebut, peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V
SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka
penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui kemandirian belajar di sekolah siswa kelas V SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki
Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
8
c. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada banyak pihak baik secara teoritis maupun praktis. Sesuai dengan
tujuan penelitian maka manfaat penelitian dapat disebutkan sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan acuan atau
referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai kemandirian belajar di
sekolah.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Manfaat bagi Guru:
1.4.2.1.1 Memberi masukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA.
1.4.2.1.2 Guru dapat mengembangkan kemandirian belajar di sekolah siswa
1.4.2.2 Manfaat bagi Siswa:
1.4.2.2.1 Mengembangkan kemandirian belajar di sekolah
1.4.2.2.2 Melatih kemandirian belajar di sekolah.
1.4.2.3 Manfaat bagi peneliti:
9
1.4.2.3.1 Memberi kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui pengaruh
kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
1.4.2.3.2 Memberi pengalaman bagi peneliti mengenai bagaimana cara
melakukan penelitian yang benar.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah
2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar di Sekolah
Kartini dan Dali (dalam Syafaruddin, 2012:147) mendefinisikan
bahwa kemandirian adalah: hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi
diri sendiri secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian
mengandung pengertian:
a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannnya.
Menurut Desmita (2014:185-186) bahwa kemandirian merupakan
suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari
pengaruh penilaian. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan
akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:
1) Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju
demi kebaikan dirinya sendiri
11
2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
3) Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4) Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan
suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama
perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada
akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya,
seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang dengan lebih
mantap.
Daryanto dan Darmiatun (2013:70) mengemukakan bahwa mandiri
adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk mengendalikan,
mengatur serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri,
penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar
secara mandiri. Kemandirian berlaku pada semua tingkatan. Setiap orang
perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan kapasitas dan
tahapan perkembangannya. Kemandirian belajar membuat seseorang dapat
bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu
kemandirian belajar sangat penting bagi peserta didik.
12
2.1.1.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian di Sekolah
Kemandirian seseorang akan selalu mengalami perkembangan.
Kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan.
Perkembangan seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan
perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger (dalam Desmita, 2014:187)
mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya sebagai
berikut:
1) Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. ciri-
cirinya:
a. Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari
interaksinya dengan orang lain.
b. Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistik
c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu
(stereotype)
d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
e. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta
lingkungannya.
2) Tingkat kedua, adalah tingkat konformitas. Ciri-cirinya :
a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial.
b. Cenderung berpikir stereotype dan klise.
c. Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal.
d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
e. Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya instropeksi.
13
f. Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
g. Takut tidak diterima kelompok.
h. Tidak sensitif terhadap keindividualan.
i. Merasa berdosa jika melanggar aturan.
3) Tingkat ketiga, adalah tingkat sadar diri
a. Mampu berpikir alternatif.
b. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
c. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
d. Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.
e. Memikirkan cara hidup.
f. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
4) Tingkat keempat, adalah adalah tingkat saksama (conscientious). Ciri-
cirinya:
a. Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.
b. Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan.
c. Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perspektif diri sendiri
maupun orang lain.
d. Sadar akan tanggung jawab.
e. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
f. Peduli akan hubungan mutualistik.
g. Memiliki tujuan jangka panjang.
h. Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial.
i. Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.
14
5) Tingkat kelima, tingkat individualitas. Ciri-cirinya:
a. Peningkatan kesadaran individualistik.
b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan
ketergantungan.
c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri.
d. Mengenal eksistensi perbedaan individual.
e. Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.
f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya.
g. Mengenal kompleksitas diri.
h. Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.
6) Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri. Ciri-cirinya :
a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
b. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri snediri dan
orang lain.
c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial.
d. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan.
e. Toleransi terhadap ambiguitas.
f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment).
g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.
h. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain.
i. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan
keceriaan.
15
Sependapat dengan Fatimah (2008:144) menyatakan bahwa “
kemandirian, seperti halnya kondisi psikologis lain dapat berkembang
dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan
yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan
tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja
tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa .
tingkatan dan karakteristik kemandirian di sekolah akan mengalami
perkembangan dari setiap tingkatan. Perkembangan tingkatan dan
karakteristik kemandirian dimulai sejak dini dan dapat berkembang
melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus. Tingkatan
kemandirian mulai dari tingkat implusif sampai dengan tingkat mandiri.
2.1.1.3 Ciri-Ciri Kemandirian Belajar di Sekolah
Ratri Sunar Astuti (dalam Syafaruddin 2010:155) menyatakan bahwa
ciri-ciri anak yang mandiri meliputi :
1) Aktif
2) Kreatif
3) Kompeten
4) Tidak bergantung pada orang lain
5) Tampak spontan
Desmita (2015:185) menyatakan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar
meliputi :
1) Menentukan nasib sendiri
16
2) Kreatif
3) Inisiatif
4) Mengatur tingkah laku
5) Bertanggung jawab
6) Mampu menahan diri
7) Membuat keputusan-keputusan sendiri
8) Mampu mengatasi masalah tanpa tanpa ada pengaruh dari orang lain
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri kemandirian di sekolah meliputi: aktif, kreatif, tanggung jawab, tidak
bergantung pada orang lain, mampu menyelesaikan masalah tanpa ada
pengaruh dari orang lain. Ciri-ciri kemandirian sangat penting untuk
mengetahui tingkat kemandirian anak dalam belajar.
2.1.1.4 Aspek Kemandirian Belajar di Sekolah
Menurut Havighurst (dalam Fatimah, 2008:143) menyatakan bahwa
kemandirian dalam belajar terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi
dan tidak bergantung kepada orang tua.
2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur
ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang
tua.
3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi.
17
4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau
menunggu aksi dari orang lain.
Sejalan dengan pendapat tersebut Steiberg (dalam Desmita:2014:186)
membedakan karakteristik kemandirian atas tiga bentuk meliputi :
1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang menyatakan
perubahan kedekatan hubungan emosional atar individu seperti
hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang
tuanya.
2) Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan
melakukannya secara bertanggung jawab.
3) Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat prinsip
tentang benar dan salah, tentang apa yang penting apa yang tidak
penting.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek
kemandirian pada anak berasal dari dalam dan dari luar anak. Aspek
kemandirian yang berasal dari anak meliputi : emosi, intelektual, nilai, dan
tingkah laku. Sedangkan aspek kemandirian yang berasal dari dari luar
anak meliputi: sosial dan ekonomi. Kedua aspek tersebut sangat
mempengaruhi kemandirian belajar anak di sekolah.
18
2.1.1.5 Pentingnya Kemandirian Belajar Bagi Peserta Didik
Azzel (2014:72) menyatakan bahwa “karakter bisa belajar secara
mandiri seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi persaingan kehidupan di
masa mendatang semakin ketat. Hanya orang-orang berkarakter mandirilah
yang akan memperoleh keberhasilan”.
Suyanto dan Jihad (2013:183) mengemukakan bahwa dalam
menghadapi tantangan kehidupan modern kemandirian dan kreativitas
sangat diperlukan supaya siswa mampu beradaptasi dengan berbagai
tuntutan. Alasan pentingnya kemandirian meliputi:
1) Memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya.
2) Memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam
pemecahan masalah.
3) Memberikan kepuasan hidup.
4) Memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidup.
5) Memungkinkan manusia meningkatkan inovasi dan perubahan
hidupnya.
Memahami beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pentingnya kemandirian belajar bagi peserta didik adalah peserta didik
dapat menghindari fenomena-fenomena peserta didik yang kurang mandiri
dalam belajar sehingga dapat memilih jalan hidupnya dalam mencapai
keberhasilan.
19
2.1.1.6 Indikator Kemandirian Belajar di Sekolah
Indikator mandiri pada kelas 1-3 meliputi: melakukan sendiri tugas
kelas yang menjadi tanggung jawabnya dan mengerjakan PR tanpa meniru
pekerjaan temannya. Sedangkan indikator mandiri pada kelas 4-6 meliputi:
mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan
pustakawan sekolah dan mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan
temannya (Bintoro, 2013:146).
Sufyarman (2006:50-51) mengemukakan bahwa orang-orang yang
mandiri dapat dilihat dengan indikator antara lain:
1. Progesif dan ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi, penuh
ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya.
2. Berinisiatif berarti mampu berfikir dan bertindak secara original,
kreatif dan penuh insiatif.
3. Mengendalikan dari dalam, adanya kemampuan mengatasi masalah
yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya serta kemampuan
mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.
4. Kemantapan diri, mencakup dalam aspek percaya pada diri sendiri.
5. Memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri, manusia kreatif dapat
menjadikan manusia mandiri dan pada akhirnya dapat menjadi
manusia mandiri.
Memahami kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator
kemandirian belajar di sekolah meliputi: Progesif dan ulet, inisiatif,
mengendalikan dari dalam, kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas
20
usahanya, bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan masalah tanpa ada
pengaruh dari orang. Peneliti memfokuskan indikator kemandirian belajar
di sekolah meliputi Progesif dan ulet, inisiatif, mengendalikan dari dalam,
kemantapan diri, memperoleh kepuasan atas usahanya.
2.1.1.7 Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak
Upaya untuk mengembangkan nilai kemandirian melalui ikhtiar
pengembangan atau pendidikan sangat diperlukan untuk kelancaran
perkembangan kemandirian siswa. Pendidikan di sekolah perlu
melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian siswa. Desmita
(2014:190) mengemukakan upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah
untuk mengembangkan kemandirian siswa sebagai berikut:
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang
memungkinkan anak merasa dihargai.
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3) Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan
serta mendorong rasa ingin tahu.
4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak
membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya.
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Sejalan dengan pendapat di atas Fatimah (2008:144) menyatakan
bahwa kemandirian berkembang melalui latihan yang dilakukan terus
menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa
21
pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentu saja tugas-tugas tersebut
disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
upaya mengembangkan kemandirian anak meliputi: melakukan tindakan
penciptaan kebebasan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam berbagai
kegiatan, menciptakan hubungan yang akrab, hangat dan harmonis dengan
siswa, menciptakan keterbukaan, penerimaan positif tanpa syarat,
menciptakan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan serta
menciptakan empati kepada siswa dan memberikan latihan secara terus
menerus yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Hakikat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap
orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21).
Djamarah (2011:13) mengemukakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Rachmawati dan Daryanto (2015:36) menyatakan bahwa Belajar
adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh
pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
22
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya
tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan
bahwa belajar adalah suatu proses peruabahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan yang dialami seseorang untuk meningkatkan kemampuannya
serta pengetahuannya sebagai hasil dari pengalaman yang melibatkan dua
unsur yaitu jiwa dan raga. Dengan demikian, belajar merupakan hal yang
terpenting untuk merubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik.
Oleh karena itu belajar merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan seseorang. Jadi seseorang belajar agar dapat
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
Rifa’i dan Anni (2012:79) menyatakan bahwa beberapa prinsip-
prinsip belajar meliputi :
1) Prinsip keterdekatan (contiguity) menyatakan bahwa situasi stimulus
yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat
mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan.
2) Prinsip pengulangan (repetition) menyatakan bahwa situasi stimulus
dan respon perlu diulang-ulang atau dipraktikan, agar belajar dapat
diperbaiki dan meningkat retensi belajar.
23
3) Prinsip penguatan (reinforcement) menyatakan bahwa belajar sesuatu
yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh
perolehan hasil yang menyenangkan.
Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa,
Suprijono (2012: 4) mengemukakan prinsip-prinsip belajar antara lain:
1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai
hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional
instrumental yaitu perubahan yang disadari, berkesinambungan
dengan perilaku lainnya, bermanfaat sebagai bekal hidup, positif,
direncanakan dan dilakukan, permanen, bertujuan dan terarah,
mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai. Berupa proses sistemik yang dinamis,
konstruktif, serta organik.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah
perubahan perilaku yang melalui sebuah proses dan secara kontinue
berdasarkan pengalaman serta bermanfaat. Dengan demikian, prinsip
belajar bagian terpenting dari belajar. Jadi prinsip-prinsip belajar harus
dimengerti dan diterapkan dalam belajar.
24
2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar
Helmawati (2014:205) mengemukakan bahwa “ Prestasi belajar adalah
hasil dari pembelajaran. Semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian.
Setiap orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran
setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi”.
Dariyo (2013:121) mengemukakan bahwa prestasi belajar
(achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh
seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran
tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum
pada buku rapot (report book) atau kartu hasil studi (KHS). Hasil laporan
belajar ini diberikan setiap tengah semester atau setiap tahu.
Menurut Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya
adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri
individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah hasil
25
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap siswa pada periode tertentu.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari
pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat
dikategorikan ke kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar
tinggi berarti menunjukkan keberhasilan pembelajaran.
2.1.2.3 Ciri-Ciri Prestasi Belajar
Rachmawati dan Daryanto (2015:37-38) menyatakan bahwa ciri-ciri
Prestasi belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri individu.
Tetapi tidak semua perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilannya telah
bertambah, ia lebih percaya terhadap dirinya, dan sebagainya.
2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, perubahan tingkah laku
sebagai hasil pembelajaran akan berkesinambungan, artinya suatu
perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan
tingkah laku yang lain.
26
3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi
individu yang bersangkutan.
4) Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan
perubahan dalam diri individu.
5) Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga berbeda
dengan keadaan sebelumnya. orang yang belajar akan merasakan ada
sesuatu yang lebih banyak, sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih
luas dalam dirinya.
6) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan
yang terjadi karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena
terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahapan-tahapan
perkembangannya.
7) Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan yang
terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri
individu untuk masa tertentu.
8) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi
karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran
semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.
Pendapat ini diperkuat oleh Djamarah (2011:15-17) mengemukakan
bahwa ada perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri prestasi
belajar meliputi :
27
1) Perubahan yang dilakukan secara sadar. Ini berarti individu yang belajar
akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu merasakan telah terjadinya perubahan itu atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan
dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi
dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
akan berguna bagi kehidupan ataupun proses berikutnya.
3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan-perubahan itu
selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan belajar
terarah pada pada tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang
diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri prestasi belajar meliputi: perubahan yang mengarah ke arah yang
28
positif. Ciri-ciri prestasi belajar berkaitan erat dengan belajar. Dengan
demikian ciri-ciri prestasi belajar dapat digunakan untuk mengidentikasi
belajar anak.
2.1.2.4 Pengertian Pembelajaran
Penjabaran tentang konsep dasar pengertian pembelajaran tersebut
menjelaskan bahwa fokus dari pengertian pembelajaran adalah bagaimana
seorang guru mengorganisasi materi, siswa, dan lingkungan belajar agar
siswa dapat belajar dengan optimal (Irham dan Wiyani, 2014:132)
Rachmati dan Daryanto (2015:121) mengemukakan bahwa
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Rifa’i dan Anni (2012:159) menyatakan bahwa Pembelajaran
merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau
antar peserta didik. Proses komunikasi dapat dilakukan secara verbal, dan
dapat pula secara nonverbal seperti penggunaan media komputer dalam
pembelajaran.
Hamdani (2014:71) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke
arah yang baik serta upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang
29
amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta
antar siswa.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membuat
belajar terjadi dalam diri siswa yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang baik serta
mendapat hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian pembelajaran
bagian terpenting belajar. Oleh karena itu pembelajaran menjadi penentu
dari hasil belajar anak.
2.1.2.5 Pembelajaran IPA
Rustaman (2010:1) menyatakan bahwa IPA atau sains merupakan
suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung
pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori
temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. Perubahan pengetahuan
terjadi karena hasil observasi yang baru yang mungkin menentang teori
sebelumnya.
Menurut Ahmad Susanto (2012:167) menyatakan bahwa Sains atau
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. IPA
merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA
didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
30
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka
dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
Pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended,
Kedua, proses prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan, Ketiga,
produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; Keempat, aplikasi:
penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami pengertian dari beberapa ahli tersbut dapat disimpulkan
bahwa pengertian IPA adalah usaha manusia untuk mengetahui alam
melalui sebuah proses yang menghasilkan pengetahuan. Mata pelajaran
IPA merupakan mata pelajaran pokok di sekolah dasar. Oleh karena itu
IPA menjadi mata pelajaran yang perlu dikuasai oleh siswa. Mengacu pada
pengertian pembelajaran IPA hakikat IPA dibagi menjadi 4 diantaranya :
1) IPA sebagai produk
IPA sebagai disiplin ilmu disebut produk IPA karena isinya
merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang
dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai
produk adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. Jika
ditelaah lebih lanjut, fakta-fakta merupakan hasil kegiatan empirik
31
dalam IPA, sedangkan konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori dalam
IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
2) IPA sebagai proses
Memahami IPA bukan hanya memahami fakta-fakta dalam IPA.
Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA yaitu memahami
bagaimana mengumpulkan fakta dan memahami bagaimana
menghubungkan fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan
mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam
usaha untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur
tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses
IPA disebut juga keterampilan belajar seumur hidup. Sebab
keterampilan ini dapat juga dipakai di bidang lain dalam kehidupan
sehari-hari. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang
dilakukan oleh para ilmuan, di antaranya adalah: Mengamati,
mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan
hipotesa, membuat grafik, membuat table data, membuat definisi
operasional, dan melakukan eksperimen.
3) IPA sebagai sikap ilmiah
Sikap yang dimaksud antara lain: 1) obyektif terhadap fakta, 2)
tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung, 3) berhati terbuka, 4) tidak mencampuradukan fakta
dengan pendapat, 5) bersifat hati-hati, dan 6) ingin menyelidiki.
32
4) IPA sebagai teknologi
Konsep ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan
teknologi berawal dari sebuah keingintahuan mengenai sesuatu yang
belum diketahui oleh manusia. Keingintahuan tersebut mendorong
seseorang untuk mencari prinsip atau teori yang diperoleh melalui
percobaan. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi penjelasan dari
objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Para ilmuwan
menempatkan ilmu pengetahuan alam dasar sebagai ilmu dasar bagi
ilmu terapan dan teknologi.
2.1.2.6 Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup IPA dari SD, SMP, dan SMA pada dasarnya sama.
Pembedanya yaitu terletak pada penjabaran yang ditekankan, kedalaman,
dan keluasaan ruang lingkup itu disesuaikan dengan tingkat sekolah.
Perwujudan selanjutnya adalah pada masing-masing Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada. Rumusan SK-KD
sesungguhnya secara implisit telah menampilkan ruang lingkup materi apa
yang hendak dibelajarkan dan ranah belajar mana yang hendak
dibelajarkan. Ruang lingkup meliputi lima substansi kajian, sedangkan
materi belajar merupakan jabaran dari ruang lingkup yang secara implisit
termuat dalam rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD). Berikut pemetaan ruang lingkup dan materi belajar IPA SD/MI:
33
Tabel II.1
Pemetaan Ruang Lingkup Bahan Kajian untuk IPA SD/MI
No. Ruang lingkup Aspek
1. Makhluk hidup dan
proses kehidupan
1. Manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan serta
kesehatan.
2. Benda/Materi, sifat-
sifat, dan kegunaannya
1. cair, padat, dan gas
3. Energi dan
perubahannya
1. gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta 1. tanah, bumi, tata susya, dan benda-benda
langit lainnya.
5. Sains, Lingkungan,
Teknologi, dan
Masyarakat
(Salingtemas)
1. Penerapan konsep IPA dan saling
keterkaitan dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat melalui pembuatan suatu karya
teknologi sederha termasuk merancang dan
membuat.
Sumber: BSNP (2006:162)
Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan pada ruang lingkup
Energi dan perubahannya dengan aspek pesawat sederhana. Instrumen
Penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada
ranah kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (aplikasi)
siswa kelas V semester 2 mata pelajaran IPA dalam KD 5.2 Menjelaskan
34
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih
cepat.
2.1.2.7 Tujuan Mata Pelajaran IPA
BSNP (2006:162) memuat tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
2.1.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPA
Prestasi belajar pada diri anak dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Hamdani (2011: 139-145) mengemukakan bahwa pada dasarnya faktor-
35
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).
1) Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara
lain sebagai berikut:
a. Kecerdasan (Inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan
ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yang normal
selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangan sebaya.
b. Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang.
c. Sikap
Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal,
orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.
Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa harus ada sikap yang
positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya.
Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun
siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau
gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.
36
d. Minat
Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran.
Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan
senang hati tanpa rasa beban. Minat belajar yang dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
Untuk menambah minat seseorang siswa di dalam menerima
pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan
minat untuk melakukannya sendiri. Minat yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga
apa yang diingankannya dapat tercapai.
e. Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap
orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam
proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang
37
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang
baik.
f. Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar
kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut
memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi
belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri
dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan
harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan non sosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial
adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas,
rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun
yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah,
tempat tinggal, dan waktu belajar. Pengaruh lingkungan apada
umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada
individu. Menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143), faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga,
keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a. Keadaan keluarga
38
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Ada rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam
belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar
secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh
karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan
lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru
sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa.
Perlunya kerja sama yang perlu ditingkatkan, ketika orang tua
harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar siswa di
rumah.
b. Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh
karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa
untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang
kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.
c. Lingkungan masyarakat
39
Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa sebab
kehidupan sehari-hari siswa akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk
kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorag anak
akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat
tinggal di lingkungan teman yang rajin belajar, kemungkinan besar
hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia
akan turut belajar sebagaimana temannya.
Rifa’i dan Anni (2012:80-81) mengemukan bahwa faktor-faktor yang
memberikan kontribusi terhadap proses dan Prestasi belajar adalah :
1) Kondisi internal
a) Kesehatan organ tubuh
b) Kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional, dan
kondisi sosial
2) Kondisi eksternal
a) Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang (stimulus) yang
dipelajari (direspon).
b) Tempat belajar.
c) Iklim.
40
d) Suasana lingkungan.
e) Budaya belajar masyarakat akan memepengaruhi kesiapan, proses,
dan hasil belajar.
Sugiyono dan Haryanto (dalam Irham dan Wiyani, 2014:119)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang menjadi komponen dalam proses
belajar sebagai berikut:
1) Kesiapan siswa, artinya agar proses belajar berhasil maka siswa perlu
memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis serta kematangan untuk
melakukan aktivitas-aktivias belajar.
2) Kemampuan interprestasi siswa, artinya siswa mampu membuat
hubungan-hubungan di antara beberapa kondisi belajar, materi belajar
dengan pengetahuan siswa, serta kemungkinan-kemungkinan.
3) Faktor lingkungan masyarakat dan budayanya. Faktor-faktor dari
lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa,
antara lain jenis kegiatan yang diikuti siswa di masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri individu meliputi: kesehatan organ tubuh,
kondisi psikis, ketekunan, kesiapan siswa, dan kemampuan interprestasi
siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
individu meliputi: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang
(stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana
41
lingkungan, budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan,
proses, dan hasil belajar, motivasi dan perhatian. Dengan demikian kedua
faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Oleh karena
itu kedua faktor tersebut harus saling mendukung dalam belajar anak.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian terdapat penelitian-penelitian untuk memperkuat penelitian
ini. Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini meliputi :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Rikani Astuti dan Djiha Hisyam yang
berjudul “Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua
dengan Prestasi Belajar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi
belajar. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua
dengan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1)
terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi
sebesar 0,492, 2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
perhatian orang tua dengan prestasi yang ditunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,737, 3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kemandirian belajar dan perhatian orang tua secara bersama-bersama
dengan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda
sebesar 0,742.
42
2) Penelitian yang dilakukan oleh T. Jumaisyaroh, dkk yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian
Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. Tujuan
penelitian adalah mengetahui: (1) perbedaan peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis
masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung; (2) interaksi
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa;(3) perbedaan
peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis
masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung. Penelitian
dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Swasta Ar-rahman Percut.Hasil
penelitian adalah: (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada
yang diberi pembelajaran langsung; (2) tidak terdapat interaksi antara
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis; (3) peningkatan
kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah
lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Endar Aditria Kurniawan, dkk dari
Universitas Muhammadyah Purworejo yang berjudul “Pengaruh
Kemandirian Belajar dan Sikap Ilmiah dalam Metode Eksperimen
Berbasis Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII
Semester Genap SMP N 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
43
Penelitian ini guna mengungkap tentang, (1) pengaruh kemandirian
belajar dalam metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil
belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo, (2)
pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis verifikasi
terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap SMP N 2
Wonosobo, (3) pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam
metode eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika
kelas VII semester genap SMP N 2 Wonosobo. Sampelnya adalah 33
siswa dari kelas VII E. Hasil peneitian ini disimpulkan bahwa ada
pengaruh kemandirian belajar dalam metode eksperimen berbasis
verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap
SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar
47,0%, ada pengaruh sikap ilmiah dalam metode eksperimen berbasis
verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII semester genap
SMP N 2 Wonosobo dan memberikan sumbangan mandiri sebesar
59,9%, ada pengaruh kemandirian belajar dan sikap ilmiah dalam metode
eksperimen berbasis verifikasi terhadap hasil belajar IPA Fisika kelas VII
semester genap SMP N 2 Wonosobo secara bersama-sama dan
memberikan sumbangan mandiri sebesar 62,3%.
4) Penelitian yang lain dilakukan oleh Huri Suhendri dengan judul
“Pengaruh Kecerdasan Matematis Logis dan Kemandirian Belajar
terhadap Hasil Belajar Matematika”. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data empiris dan menganalisis pengaruh kecerdasan
44
matematis logis, dan belajar mandiri dari hasil belajar matematika.
Variabel terdiri dari: kecerdasan matematika logis independen variabel
dan belajar mandiri, variabel dependen adalah hasil dari pembelajaran
matematika. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMK di Jakarta Selatan
kota kabupaten Jagakarsa. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei dengan analisis korelasi. sampel berjumlah 120 siswa.
Berdasarkan pengujian hipotesis untuk kesimpulan: (1) Ada yang
signifikan efek positif kecerdasan matematis logis pada hasil belajar
matematika, dimana nilai koefisien korelasi sederhana adalah positif,
signifikan korelasi dengan uji Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi
dengan Sig. <0,05. (2) Tidak ada pengaruh positif yang signifikan
terhadap hasil belajar mandiri untuk belajar matematika. Dimana nilai
koefisien korelasi sederhana adalah positif, signifikan korelasi dengan uji
Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. > 0,05. (3) Ada
pengaruh positif yang signifikan kecerdasan matematika-logis dan
kemandirian belajar pada matematika hasil belajar. Dimana nilai
beberapa koefisien korelasi positif, hubungan yang signifikan dengan uji
Sig. <0,05, dan menguji koefisien regresi dengan Sig. <0,05. Model
regresi bebas dari multikolinieritas atau tidak ada hubungan antara
variabel independen.
5) Penelitian yang dilakukan Wisma Arora dengan judul “Hubungan antara
Perlakuan Orang Tua dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar”.
Independensi belajar adalah proses pemindahan kekuasaan dari individu
45
yang belajar untuk memindahkan potensi dirinya dalam penelitian tanpa
tekanan atau pengaruh asing dari di luar. Faktor eksternal yang
mempengaruhi kemandirian anak adalah budaya dan orang tua pada
anak-anak. Bahkan di sekolah siswa yang pasif dalam belajar dan siswa
tidak mampu melakukan tugas-tugas mereka sendiri ditugaskan oleh
guru, karena orang tua tidak memberikan perawatan yang tepat untuk
anak-anak, terutama dalam revisi di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana hubungan dengan pengobatan diri dari orang tua
dengan kemandirian siswa dalam belajar di SMA N 1 Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
jenis korelasi. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA N
1 Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
6) Penelitian yang dilakukan oleh Pratistya Nor Aini dan Abdullah Taman
dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar
Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Kemandirian Belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (2) pengaruh lingkungan belajar
siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri
1 Sewon Bantul tahun ajaran 2010/2011, (3) pengaruh kemandirian
belajar dan lingkungan belajar siswa secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon
46
Bantul tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi.
7) Penelitian yang dilakukan oleh Ridaul Inayah, dkk yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Faktor Belajar
terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung positif
8) Penelitian yang dilakukan oleh Marian Sinika dan Aurelia Traistaru
dengan judul “Self-Directed Learning In Economic Education”.
Penelitian ini termasuk dalam pedagogi berorientasi ekonomi dan
bertujuan untuk membuat klasifikasi fitur khusus untuk belajar mandiri di
bidang ekonomi. Metode yang digunakan adalah meta analisis,
argumentatif, logis, psikologis, pendidikan dan ekonomi. Dapat
disimpulkan bahwa belajar mandiri dalam pendidikan ekonomi adalah
proses di mana inisiatif milik individu yang mampu menentukan
kebutuhan belajar mereka sendiri, mengidentifikasi baik keterampilan
yang tersedia dan yang mereka harus memiliki dan yang diperlukan oleh
situasi, memahami motivasi mereka sendiri dan emosional. Mekanisme
dan disengaja pada strategi untuk mendukung tujuan dikejar. belajar
mandiri secara ketat berorientasi pada peserta didik: ia membuat itu
dengan inisiatif sendiri; waktu yang digunakan untuk pembelajaran yang
fleksibel dan jadwal adalah variabel; otonomi sangat penting dalam
47
menstabilkan tujuan belajar mandiri; tematik. Isi biasanya dipilih secara
bebas (keputusan milik orang yang belajar); hasil belajar yang didirikan
oleh self-assessment. Jadi, unsur penting adalah akuntabilitas
9) Penelitian yang dilakukan oleh W. Monty Jones yang berjudul “How
teachers learn: the roles of formal, informal, and independent learning”.
Sementara penelitian tentang formal, informal dan mandiri pembelajaran
guru ada, dengan teknologi sering disebutkan sebagai potensi dukungan
untuk masing-masing dari tiga mode ini, ini pendekatan belum dianggap
bersama-sama sebagai bagian saling bergantung dari sistem holistik yang
sama untuk belajar guru atau memiliki teknologi cara mungkin merajut
mode pembelajaran guru bersama-sama telah membayangkan sebagai
bagian dari sistem itu.
10) Penelitian yang dilakukan Dua O. Maani yang berjudul “Exploring
Creative Design: Concepts and Definitions”. Desain sebagai tindakan
yang berkaitan dengan memproduksi jawaban/solusi dipandang sebagai
proses kreatif di mana solusinya adalah dibangun dengan
mengembangkan dan menyempurnakan kedua masalah dan ide-ide
bersama-sama, dan sesuai, mentransfer desain dari menjadi desain rutin
untuk satu non rutin. Dalam hal ini, desain tidak terbatas pada hasil akhir
tetapi juga menyangkut bagaimana hasilnya tercapai. Kita dapat
mengatakan, oleh karena itu, desain yang tidak hanya tindakan
merancang atau desain produk-mewakili kedua kondisi, dan bagaimana
mereka dikandung. Namun, salah satu masalah utama dengan kreativitas
48
adalah definisinya, yang telah dikembangkan dan berkembang selama
beberapa dekade. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari kreativitas, selain menunjukkan
perannya sebagai komponen alami dari proses desain agar
untukmeningkatkan kemampuan desain
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Menurut Sugiono (2010: 92) menyatakan bahwa: Kerangka berfikir
merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari
berbagai teori yang dideskripsikan. Berbagai teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang pengaruh antara variabel yang diteliti.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di
sekolah dan prestasi belajar IPA.
Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ditunggu tidak hanya untuk
siswa, melainkan guru, orang tua dan pemerintah. Prestasi belajar menjadi
variabel yang penring dalam dalam sebuah pendidikan. Prestasi belajar adalah
perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa
kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori
rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar.
Prestasi belajar tinggi berarti menjukkan keberhasilan pembelajaran. Prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan kategori dari
prestasi belajar siswa.
49
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh dua
faktor meliputi : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : motivasi,
sikap, minat, kemandirian belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar siswa meliputi : lingkungan, budaya,
guru, sekolah dan lain-lain. Salah satu faktor internal yang sangat
berpengaruh pada prestasi belajar yaitu kemandiriran belajar.
Kemandirian belajar adalah kemampuan untuk mengendalikan, mengatur
serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh
tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara
mandiri. Kemandirian membuat anak memiliki kesadaran untuk belajar,
penuh kesungguhan, belajar tanpa ada rangsangan dari orang lain. Dengan
kemandirian belajar siswa dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam
belajar. Kemandirian setiap siswa berbeda-beda. Kemandirian berlaku pada
semua tingkatan. Setiap siswa perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai
dengan kapasitas dan tahapan perkembangannya. Perkemabangan
kemandirian menyebabkan adanya perbedaan karakteristik dan tingkatan
kemandirian.
Perbedaan kaarakteristik dan tingkatan kemandirian siswa disesuaikan
dengan perkembangan masing-masing siswa. Siswa yang tingkat
kemandiriannya tinggi memiliki peluang lebih baik untuk mencapai prestasi
yang lebih baik. Sebaliknya siswa yang tingkat kemandiriannya rendah juga
peluang untuk mencapai prestasi belajar lebih kecil. Semakin tinggi
50
kemandirian siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Oleh karena
itu kemandirian belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar muncul dari dalam diri siswa sendiri yang dipengaruhi
oleh kemandirian yang dimilikinya. Oleh karena itu kemandirian dapat
mendorong siswa untuk mendapat prestasi belajar yang tinggi. Kemandirian
belajar menjadi unsur yang paling mendasari proses pembentukan pribadi
siswa sehingga siswa akan menerima pelajaran yang diberikan oleh guru
tidak merasa beban. Dengan demikian, materi yang disampaikan guru akan
lebih mudah diserap oleh siswa dan dipahami.
Gambar II.1 Kerangka Berfikir
Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi
Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang
Kemandirian Belajar di
Sekolah Prestasi Belajar
Keadaan awal
Tes prestasi belajar IPA
rendah
Keadaan awal
Kemandirian Belajar di Sekolah rendah
meliputi tanggung jawab, inisiatif,
mencontek, tidak mengerjakan tugas.
Terdapat atau Tidaknya Pengaruh Kemandirian
Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA
Kelas VSDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
51
2.4 HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan
masalah dan penelitian yang merumuskan hipotesis merupakan penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2015: 96)
bahwa : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari
pengumpulan data.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
1) Hipotesis Nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh antara kemandirian belajar
di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
2) Hipotesis Alternatif (Ha): Terdapat pengaruh antara kemandirian
belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki
Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS, DAN DESAIN PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena data
yang di dapat berhubungan dengan angka yang memungkinkan digunakan
tehnik analisis statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.
Arikunto (2010:313) mengemukakan bahwa “korelasi bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu”.
Desain penelitian korelasional menggunakan penelitian hubungan
(bivariat). Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan (bivariat). Desain
penelitian hubungan ini cukup sederhana, hanya mengumpulkan skor dua
variabel dengan subyek yang sama dan kemudian menghitung koefisien
korelasinya.
3.2 PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian korelasional (hubungan) merupakan penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2009: 30) proses penelitian kuantitatif sebagai berikut:
1) Rumusan masalah
Setiap penelitian dimulai dari masalah, masalah yang ditemukan oleh
peneliti harus sudah jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-
53
baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas
dengan mengidentifikasi dan membatasi selanjutnya permasalahan
tersebut dirumuskan. Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan
dari latar belakang masalah. Penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah.
2) Landasan teori
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti mencari referensi dari beberapa
buku dan teori-teori yang mendukung permasalahan yang diteliti. Selain
teori-teori, peneliti juga mencari referensi jurnal penelitian yang terdiri
dari tiga jurnal internasional dan tujuh jurnal nasional yang mendukung
judul penelitian. Jadi teori dalam penelitian ini, digunakan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap
sementara terhadap rumusan masalah berdasarkan teori dinamakan
hipotesis.
3) Perumusan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara
empiris berdasarkan data yang ada di lapangan.
4) Pengumpulan data
Membuktikan kebenaran hipotesis secara empiris berdasarkan data yang
ada di lapangan dengan peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berbentuk
54
populasi maupun sampel. Data yang telah terkumpul kemudian
dikembangkan dan dilakukan pengujian instrumen penelitian.
5) Analisis data
Data-data yang telah terkumpul kemudian di analisis untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian
kuantitatif, analisis data menggunakan statistik.
6) Kesimpulan dan saran
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka langkah selanjutnya
adalah menyimpulkan. Peneliti mengambil konklusi atau kesimpulan dari
pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
Jika pada rumusan masalah ada tiga permasalahan yang dikaji maka
kesimpulannya juga ada tiga. Peneliti melakukan penelitian bertujuan
untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban memberikan
saran-saran yang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.
3.3 SUBYEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN gugus Ki Hajar
Dewantara Gugus Ki Hajar Dewantara mempunyai 6 SD Negeri meliputi
SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karangayar 1,
Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut.
55
3.3.2 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SDN wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Masing-masing sekolah letaknya di
pinggiran kota. Selain itu, jarak antar masing-masing sekolah tidak terlalu
jauh.
3.3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 22 April 2016. Satu hari
digunakan untuk melakukan penelitian satu sekolah. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan selama 5 hari.
3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.4.1 Variabel Penelitian
Sugiyono (2015:61) mengemukakan bahwa “variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu variabel penelitian
menjadi penentu keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini melibatkan dua
variabel penelitian meliputi:
1) Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian
belajar di sekolah.
56
2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar IPA.
Bentuk hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar III.1 hubungan variabel bebas dan terikat
Keterangan :
X : kemandirian belajar di sekolah
Y : Prestasi Belajar IPA
3.4.2 Definisi Operasional
Penelitian ini agar tidak menimbulkan masalah pengertian dalam
penafsiran tentang landasan berpikir dari masalah yang ditampilkan, maka
peneliti perlu menjelaskan definisi operasional tentang variabel yang diteliti.
Adapun definisi operasional dari variabel penelitian beserta indikator
variabel antara lain:
1) Variabel Bebas: Kemandirian Belajar di Sekolah
Kemandirian belajar peserta didik adalah suatu kesadaran dari peserta
didik untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2) Variabel Terikat: variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar IPA yang di lihat berdasarkan nilai raport semester I pada mata
pelajaran IPA kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Y X
57
Kota Semarang. Nilai yang digunakan adalah nilai pada ranah afektif,
dan ranah psikomotorik. Sedangkan pada ranah kognitif menggunakan
tes prestasi belajar IPA.
3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.5.1 Populasi
Sugiyono (2015:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Jadi yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang yang meliputi meliputi SDN
Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1, SDN
Karanganyar 2, dan SDN Randu Garut.
Tabel III.1
Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Dasar Jumlah Siswa
1. SDN Tugurejo 1 46
2. SDN Tugurejo 2 30
3. SDN Tugurejo 3 40
4. SDN Karanganyar 1 46
5. SDN Karanganyar 2 46
6. SDN Randu Garut 15
Jumlah 233
58
SDN Tugurejo 1
SDN Tugurejo 2
SDN Tugurejo3
SDN Karanganyar 1
SDN Karanganyar 2
SDN Randu Garut
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2012:118). Senada dengan pendapat di atas,
Arikunto (2010:174) menuliskan, sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili dari populasi.
Pengambilan sampel harus mencerminkan populasi yang diteliti.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan persentase atau
rumus. Musfiqon (2012:91) mengemukakan bahwa jika jumlah populasi
melebihi 100 orang maka boleh dilakukan pengambilan sampel. Namun,
jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semuanya.
Pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi yaitu berkisar
20-30% dari total populasi. Oleh karena peneliti menggunakan persentase
20% dalam pengambilan jumlah sampel. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 45 siswa. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster sampling.
Gambar III.1
Sampel
Populasi Sampel Daerah SampelIndividu
45 siswa
SDN Tugurejo 1
SDN Tugurejo 2
SDN Tugurejo3
SDN Karanganyar 1
SDN Randu Garut
SDN Tugurejo 1
SDN Tugurejo 2
SDN Tugurejo3
SDN Karanganyar 1
SDN Randu Garut
59
3.6 TEHNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1 Angket / Kuesioner
Sugiyono (2015:199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan
tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner dapat berupa pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Angket/Kuesioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh data mengenai
kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan skala pengukuran. Skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang dikenal
dengan variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dalam skala Likert
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai acuan untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan
atau pernyataan.
Jawaban yang digunakan dalam penelitian ini untuk setiap item
instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
60
berupa kata-kata selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah untuk
mengetahui Pengumpulan data menggunakan angket untuk mengetahui
kemandirian belajar di sekolah wilayah SD Negeri Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang. Angket akan diuji cobakan di
SD Negeri Mangkang Wetan 2. Setelah angket sudah valid disebarkan di
SD Negeri wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang meliputi: SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3,
SDN Karanganyar 1, dan SDN Randu Garut. Berikut tabel pedoman
pemberian skor:
Tabel III.2
Pedoman Pemberian Skor
Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan positif
A (Selalu) B (Sering) C (Kadang-Kadang) D (Hampir Tidak
Pernah)
E(Tidak Pernah)
5 4 3 2 1
Pedoman pemberian skor angket alternative pernyataan negatif
A (Selalu) B (Sering) C (Kadang-Kadang) D (Hampir Tidak
Pernah)
E(Tidak Pernah)
1 2 3 4 5
3.6.2 Tes
Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:100) mengemukakan bahwa tes
adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau
secara perbuatan. Hasil pengukuran ini biasanya berupa data kuantitatif
61
(sebagian besar) bisa pula berupa data kualitatif. Data kuantitatif dari alat
ukur ini umunya data interval, sehingga dapat dapat diolah dengan tehnik-
tehnik statistika. Ada dua jenis tes, yakni tes prestasi belajar (achievement
test) dan tes intelegensi/bakat/kecerdasan. Tes prestasi belajar mengukur
penguasaan atau abilitas tertentu sebagai hasil dari prestasi belajar. Ada dua
jenis tes prestasi belajar, yakni tes baku dan tes buatan peneliti. Sedangkan
tes kecerdasan untuk mengukur kemampuan atau potensi individu secara
umum.
Penelitian ini menggunakan jenis ,tes prestasi belajar karena untuk
mengukur penguasaan siswa sebagai hasil dari proses belajar IPA. Tes
prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes buat peneliti. Oleh
karena itu tes tersebut perlu di uji coba terlebih dahulu agar dapat memenuhi
validitas dan reabilitas. Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pemberian soal evaluasi dalam ranah kognitif yang meliputi (C1, C2, dan
C3) pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang untuk mata pelajaran IPA KD 5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
3.6.3 Dokumentasi
Tehnik pengumpulan data untuk prestasi belajar adalah dokumentasi.
Arikunto (2010:274) mengemukan bahwa dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prassasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Data prestasi belajar IPA dalam penelitian ini menggunakan nilai ranah
62
afektif dan ranah psikomotorik yang diambil dari nilai rapot semester 1.
Nilai tersebut akan diakumulasikan dengan nilai tes prestasi belajar IPA di
SDN Tugurejo 1, SDN Tugurejo 2, SDN Tugurejo 3, SDN Karanganyar 1,
SDN Randu Garut.
3.7 UJI COBA INSTRUMEN
Uji coba instrumen yang telah disusun, selanjutnya peneliti melakukan
uji coba instrumen yang digunakan untuk tehnik pengumpulan data angket
dan tes. Uji coba instrumen ini digunakan mengetahui keakuratan dan
keajegan instrumen dalam mengumpulkan data. Adapun uji coba instrumen
yang dimaksud sebagai berikut:
3.7.1 Angket
3.7.1.1 Validitas Isi
Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal
ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan
diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Untuk menguji validitas butir-butir
instrumen angket lebih lanjut, maka dikonsultasikan dengan ahli,
selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan item atau uji coba.
Dalam pengujian validitas isi peneliti meminta bantuan dua orang dosen
ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso, M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag.
63
3.7.1.2 Validitas konstruk (Construct Validity)
Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:118-119) mengemukakan bahwa
Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur .
Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan
mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel,
dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur.
Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat
mengunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan rumus
korelasi product moment sebagai berikut:
rxy = N ∑ XY−(∑ X) (∑ Y)
{N ∑ X2− (∑ X)2}{N ∑ Y2− (∑ Y)2} (Sugiyono, 2012:228)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : item soal yang dicari validitasnya
Y : skor total yang diperoleh sampel
Jika hasil rhitung sudah diketahui, kemudian dicocokkan dengan nilai
tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Pengambilan
keputusan pernyataan itu valid atau tidak diperoleh dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel sebagai berikut:
Bila rhitung ˃ rtabel maka instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan
untuk mengambil data.
Bila rhitung ˂ rtabel maka dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan
untuk mengambil data.
64
Adapun validitas konstruk angket kemandirian belajar di sekolah di
SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan
taraf kesalahan 5% sebesar 0,284 sebagai berikut:
Tabel III.3
Validitas Konstruk Kemandirian Belajar di Sekolah
Item
Soal
rxy Status Item
Soal
rxy Status
1 0,349 Valid 16 0,333 Valid
2 0,387 Valid 17 0,198 Tidak Valid
3 0,354 Valid 18 0,235 Tidak Valid
4 0,520 Valid 19 0,319 Valid
5 0,471 Valid 20 0,364 Valid
6 0,343 Valid 21 0,383 Valid
7 0,296 Valid 22 0,410 Valid
8 0,484 Valid 23 0,325 Valid
9 0,316 Valid 24 0,324 Valid
10 0,504 Valid 25 0,245 Tidak valid
11 0,295 Valid 26 0,440 Valid
12 0,258 Tidak Valid 27 0,344 Valid
13 0,291 Valid 28 0,293 Valid
14 0,383 Valid 29 0,259 Tidak valid
15 0,510 Valid 30 0,381 Valid
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal
terdapat 5 soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid yaitu
nomor 12, 17, 18, 25, 29. Sedangkan soal yang valid berjumlah 25 item
soal. Item soal yang valid yaitu 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,
16, 19, 20, 21, 22, 23,24, 26, 27, 28, dan 30. Selanjutnya, item soal yang
tidak valid tersebut dibuang atau tidak diikutsertakan dalam intrumen.
(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120).
65
3.7.1.3 Reabilitas
Data dalam penelitian ini merupakan jenis data interval sehingga
dalam menguji reabilitas menggunakan rumus alfa cronbach sebagai
berikut:
ri= k
(k−1) – {1 −
∑ si2
si2 } (Sugiyono:2015:139)
Keterangan:
ri = reabilitas
k = banyaknya butir yang valid
∑ 𝑠𝑖2 = jumlah varian butir
𝑠𝑖2 = varian total
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan reliabel.
b) Pada taraf nyata α 0,05 jika rhitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen
atau soal dinyatakan tidak reliabel.
Setelah dilakukan perhitungan didapat jumlah varians butir(∑Si2) =
25,9 dan Si2 = 87,6. Nilai – nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus
alpha crobanch yaitu:
ri= 50
(50−1) – {1 −
25,9
87,6}
ri= 0,72
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu
instrumen untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas data
66
kemandirian belajar di sekolah dengan menggunakan rumus alfa crobanch
adalah 0,72. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut reabilitas instrumen
angket kemandirian belajar di sekolah adalah tinggi. Dengan demikian,
instrumen angket kemandirian belajar di sekolah bersifat reliabel. Oleh
karena itu, instrumen angket kemandirian belajar di sekolah dapat
digunakan untuk mengumpulkan data kemandirian belajar di sekolah SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang.(proses
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 120)
3.7.2 Tes
3.7.2.1 Validitas Isi
Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal
ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek–aspek yang akan
diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Untuk instrumen yang berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi yang telah disampaikan. Secara teknis
pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor
butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen tes lebih lanjut,
maka dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diuji cobakan dan
dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi
67
peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu Dr. Drs. Ali Sunarso,
M.Pd. dan Drs. A. Busyairi, M.Ag.
3.7.2.2 Validitas konstruk (Construct Validity)
Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:118-119) mengemukakan bahwa
Construct Validity berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur .
Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan
mengunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Uji instrument dinyatakan valid jika rhitung > rtabel,
dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid atau gugur.
Untuk mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor totalnya dapat
mengunakan rumus poin biserial, dengan diketahui rumus poin biserial
sebagai berikut :
rpbi = 𝑀𝑝− 𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡√
𝑝
𝑞 (Sudijono, 2008:262)
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi
Mp = rerata data interval kategori 1
Mt = rerata interval kategori 0
SDt = standar deviasi
p = proporsi kasus kategori 1
q = proporsi kasus kategori 0
Adapun validitas konstruk tes prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki
Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan taraf kesalahan 5
% sebesar 0,284 sebagai berikut:
68
Tabel III.4
Uji Validitas Konstruk Prestasi Belajar IPA
Butir Soal rxy Status Butir Soal rxy Status
1 0,77 Valid 16 0,13 Tidak valid
2 0,52 Valid 17 0,13 Tidak valid
3 0,5 Valid 18 0,23 Tidak Valid
4 0,53 Valid 19 0,56 Valid
5 0,59 Valid 20 0,58 Valid
6 0,09 Tidak valid 21 0,64 Valid
7 0,69 Valid 22 0,39 Valid
8 0,23 Tidak Valid 23 0,32 Valid
9 0,35 Valid 24 0,25 Tidak valid
10 0,48 Valid 25 0,1 Tidak valid
11 0,44 Valid 26 0,35 Valid
12 0,53 Valid 27 0,62 Valid
13 0,18 Tidak valid 28 0,47 Valid
14 0,49 Valid 29 0,41 Valid
15 0,03 Tidak valid 30 0,25 Tidak valid
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal
terdapat 10 item soal yang tidak valid (drop). Item soal yang tidak valid
yaitu nomor 6, 8, 13, 15, 16, 17, 18, 24, 25, dan 30. Sedangkan soal yang
valid berjumlah 20 item soal. Item soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9,
10, 11, 12, 14, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, dan 29. Selanjutnya item soal
69
yang tidak valid dibuang atau tidak disertakan dalam instrumen. (proses
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 121).
3.7.2.3 Reabilitas
Nana Sudjana dan Ibrahim (2012:120) mengemukakan bahwa
reabilitas alat ukur adalah ketetapan dan keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Data yang diperoleh pada prestasi belajar
IPA merupakan data yang bernilai 1 atau nol. Oleh karena itu untuk
menguji reabilitas tes menggunakan rumus K-R 20
r11 = (𝑛
𝑛−1) (
1−∑𝑝𝑞
𝑠) (Arikunto, 2007:100)
Keterangan :
r11 = reabilitas tes secara keselurhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Setelah dilakukan perhitungan didapat n =30, ∑pq = 6,4 , dan s =
24,98. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus KR-20 diatas sebagai
berikut:
r11 = (n
n−1) (
1−∑pq
s)
r11 = (30
30−1) (
1−6,4
24,98)
r11 = 0,77
70
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen
untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan reliabilitas tes dengan
menggunakan rumus KR-20 adalah 0,77. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut reabilitas tes prestasi belajar IPA adalah tinggi. Dengan demikian,
instrumen tes prestasi belajar IPA digunakan untuk mengumpulkan data
prestasi belajar IPA. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 122)
3.7.2.4 Daya Pembeda
Arikunto (2007:211) mengemukakan bahwa daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatar siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah. Daya pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus :
D = BA
JA−
BB
JB (Arikunto, 2007:213-214)
Keterangan :
BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyak peserta kelompok atas
JB = banyak peserta kelompok bawah
Kriteria : (Arikunto, 2007:218)
D ; 0,00 – 0,20 : Jelek
D : 0,20 – 0,40 : Cukup
D : 0,40 – 0,70 : Baik
D : 0,70 – 1,00 : Baik sekali
71
Tabel III.5
Daya Pembeda Tes Prestasi Belajat IPA
Butir Soal Daya
Pembeda Keterangan Butir Soal
Daya
Pembeda Keterangan
1 0,2 Cukup 16 0,56 Baik
2 0,92 Baik sekali 17 0,28 Cukup
3 0,36 Cukup 18 0,52 Baik
4 0,6 Baik 19 0,68 Baik
5 0,36 Cukup 20 0,6 Baik
6 0,16 Jelek 21 0,68 Baik
7 1 Baik sekali 22 0,64 Baik
8 0,52 Baik 23 0,56 Baik
9 0,84 Baik sekali 24 0,84 Baik sekali
10 0,56 Baik sekali 25 0,16 Jelek
11 0,84 Baik sekali 26 0,64 Baik
12 0,52 Baik 27 0,6 Baik
13 0,28 Cukup 28 0,6 Baik
14 0,96 Baik sekali 29 0,32 Cukup
15 0,68 Baik 30 0,48 Baik
Dari tabel di atas, dapat dibaca bahwa dari 30 (tiga puluh) item soal terdapat
beberapa kategori daya pembeda soal meliputi 7 baik sekali, 15 baik, 6 cukup,
dan 2 jelek. Item soal yang mempunyai daya pembeda jelek tidak dipergunakan
dalam instrumen. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 23)
72
3.7.2.5 Taraf Kesukaran
Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dalam
pembuatan soal yang baik atau idealnya terdapat 20 % soal sukar, 60 %
soal sedang, dan 20 % soal mudah. Penelitian ini dalam mengukur taraf
kesukaran tes menggunakan rumus :
P = B
JS (Arikunto, 2007:208
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria :
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sulit/sukar
Soal dengan P 0,30 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 sampai adalah soal mudah
Tabel III.6
Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar IPA
Butir Soal Indeks Keterangan Butir Soal Indeks Keterangan
1 0,52 Sedang 16 0,5 Sedang
2 0,66 Sedang 17 0,3 Sedang
3 0,34 Sedang 18 0,42 Sedang
4 0,46 Sedang 19 0,44 Sedang
5 0,26 Sulit 20 0,4 Sedang
6 0,2 Sulit 21 0,42 Sedang
7 0,86 Mudah 22 0,48 Sedang
73
8 0,34 Sedang 23 0,46 Sedang
9 0,68 Sedang 24 0,72 Mudah
10 0,3 Sedang 25 0,12 Sulit
11 0,72 Mudah 26 0,46 Sedang
12 0,3 Sedang 27 0,38 Sedang
13 0,26 Sulit 28 0,4 Sedang
14 0,74 Mudah 29 0,3 Sedang
15 0,72 Mudah 30 0,34 Sedang
Dari tabel di atas, taraf kesukaran soal terbagi menjadi 3 yaitu sulit,
sedang dan mudah. Dari 30 item soal 4 soal yang sulit, 21 sedang, 5 mudah.
Pembuatan soal ini mendekati ideal karena sesuai dengan ciri-ciri tes yang
baik. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 124)
3.8 ANALISIS DATA
Pada penelitian ini sesuai dengan metodologi dan tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi
belajar IPA. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi
dan regresi. Analisis korelasi adalah sekumpulan tehnik statistika yang
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel.
Fungsi utama analisis korelasi untuk menentukan seberapa erat hubungan
antara dua variabel. Sedangkan regeresi adalah mempelajari bagaimana antara
variabel saling berhubungan. Langkah-langkah analisis regeresi dan korelasi
meliputi:
74
3.8.1 Analisis Data Statistik Deskriptif
3.8.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah
Analisis data kemandirian belajar di sekolah tentang kecenderungan
kemandirian belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyejian
data terbesar dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi,
dan tabel pada variabel bebas (kemandirian belajar di sekolah. Langkah-
langkah analisis data kemandirian belajar di sekolah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
1) Menentukan range
R = nilai tertinggi – nilai terendah (Sugiyono,2014:35)
Keterangan:
R = rentang
2) Banyaknya kelas (k) (Sugiyono,2014:35)
k = 1 + 3 log N
Keterangan:
k = banyak kelas
N = banyaknya data
3) Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = R
k (Sugiyono,2014:35)
Keterangan:
R = rentang
k = banyak kelas
75
b. Menentukan mean
�� = ∑ fx
N (Arikunto,2007:254
Keterangan:
�� = rata-rata
∑fx = frekuensi data
N = banyak data
c. Menetukan standar deviasi
s = √∑ fx2
N− (
∑ fx
N)
2
(Arikunto, 2007:254)
keterangan:
s = standar deviasi
∑fx = frekuensi data
N = banyak data
Setelah dilakukan perhitungan skor kemandirian belajar di sekolah
dengan menggunakan langkah-langkah tersebut maka dilakukan
penggolongan kemandirian belajar di sekolah. Peneliti menggunakan
kriteria untuk dijadikan pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut
arikunto (2007:256) sebagai berikut:
sangat tinggi
�� + 1,5s
tinggi
�� + 0,5s
sedang
�� + 0,5s
rendah
�� + 1,5s
Sangat rendah
76
3.8.1.2 Prestasi Belajar IPA
Analisis data prestasi belajar IPA tentang kecenderungan kemandirian
belajar di sekolah. Analisis data tersebut meliputi: penyajian data terbesar
dan terkecil, rentang data, mean, tabel distribusi frekuensi, dan tabel pada
variabel terikat (prestasi belajar IPA). Langkah-langkah analisis data
prestasi belajar IPA sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
1) Menentukan range
R = nilai tertinggi – nilai terendah (Sugiyono,2014:35)
Keterangan:
R = rentang
2) Banyaknya kelas (k) (Sugiyono,2014:35)
k = 1 + 3 log N
Keterangan:
k = banyak kelas
N = banyaknya data
3) Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = R
k (Sugiyono,2014:35)
Keterangan:
R = rentang
k = banyak kelas
77
b. Menentukan mean
�� = ∑ fx
N (Arikunto,2007:254
Keterangan:
�� = rata-rata
∑fx = frekuensi data
N = banyak data
c. Menetukan standar deviasi
s = √∑ fx2
N− (
∑ fx
N)
2
(Arikunto, 2007:254)
keterangan:
s = standar deviasi
∑fx = frekuensi data
N = banyak data
Setelah dilakukan perhitungan nilai prestasi belajar IPA dengan
menggunakan langkah-langkah tersebut maka dilakukan penggolongan
prestasi belajar IPA. Peneliti menggunakan kriteria untuk dijadikan
pedoman yaitu kriteria penilain skala 5 menurut arikunto (2007:256)
sebagai berikut:
sangat tinggi
�� + 1,5s
tinggi
�� + 0,5s
sedang
�� + 0,5s
rendah
�� + 1,5s
Sangat rendah
78
3.8.2 Analisis Data Awal/ Uji Persyaratan Analisis
3.8.2.1 Uji Linearitas Regresi
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi
tersebut berbentuk linear (garis lurus) atau tidak. Pengujian linieritas
dilakukan dengan uji statistika dengan bantuan program SPSS versi 16.
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linier
apabila signifikasi Fhitung yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikasi
0,05.
3.8.2.2 Uji Normalitas
Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa sebelum peneliti
menggunakan statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji
terlebih dahulu. Bila data tidak normal maka statistik parametris tidak
dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan statistik nonparametris.
Penelitian ini uji normalitas data yang digunakan peneliti adalah dengan
menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
program SPSS versi 16.
Menurut Ghozali (2011:32) langkah yang perlu dilakukan sebelum
melakukan uji distribusi normal yaitu dengan menentukan hipotesis
penguji, yaitu:
Hipotesis nol (Ho) : data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal
Kemudian melakukan langkah analisis dengan cara:
a. Buka file crossec1. xls dengan perintah File/Open/Data.
79
b. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih Non-parametric
test, kemudian pilih submenu 1-sample K-S.
c. Isikan variabel EARNS dan WEALTH kedalam kotak Test Variable
List, kemudian pilih Normal pada Test Distribution.
d. Lalu pilih Ok.
Hasil dapat di lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov yang diketahui
bila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat
dikatakan distribusi normal.
3.8.3 Analisis Data Akhir
3.8.3.1 Persamaan Regresi Y
Menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
Dimana koefisien a dan b dicari dengan rumus berikut :
b = ∑ xy
∑ x2 a = Y − b X
Sumber: (Sugiyono, 2014: 262)
3.8.3.2 Uji Keberartian
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah persamaan regresi
diperoleh berarti atau tidak.
Ho:𝛽 = 0
Hi: 𝛽 > 0
Fk = RJK (
b
a)
RJK(S)
80
Kriteria pengujian keberartian regresi adalah
Ho = koefisien arah regresi tidak berarti
Ha = koefisien arah regresi berarti
Ho diterima jika Fhitung<Ftabel dan tolak jika Fhitung>Ftabel
Regresi dinyatakan sangat berarti jika berhasil menolak Ho
3.8.3.3 Uji Koefisien Korelasi
Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya variabel
yang dianalisis. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan korelasi product moment. Sugiyono (2012:228)
mengemukakan bahwa tehnik korelasi ini digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data
kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua
variabel atau lebih tersebut adalah sama. Adapun rumus korelasi product
moment sebagai berikut:
rxy = N ∑ XY−(∑ X) (∑ Y)
{N ∑ X2− (∑ X)2}{N ∑ Y2− (∑ Y)2} (Sugiyono, 2012:228)
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : item soal yang dicari validitasnya
Y : skor total yang diperoleh sampel
Pembuktian kebenaran hipotesis untuk penelitian ini makan dilakukan
dengan uji hipotesis yaitu:
Ho : ρ = 0 ( tidak ada pengaruh antara variabel x dan y)
Ho : ρ ≠ 0 ( terdapat pengaruh antara variabel x dan y)
81
Dengan kriteria penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Ho diterima jika rhitung < rtabel atau
Ho ditolak jika rhitung > rtabel
Tabel III.7
Pedoman Pemberian Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sugiyono(2012:231)
3.8.3.4 Uji Signifikansi Korelasi ( Uji t)
Sugiyono (2015:257) mengemukakan bahwa untuk menguji
signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku
untuk seluruh populasi maka perlu diuji signifikansinya. Rumus uji
signifikansinya korelasi yaitu:
t = r √n−2
√1−r2 Sugiyono (2015:257)
Keterangan :
t = skor signifikan koefisien korelasi
r = koefisien korelasi product moment
n = banyak sampel atau data
82
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho : µ = 0 ( tidak ada pengaruh)
Ha : µ ≠ 0 ( ada pengaruh )
3.8.3.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap
variabel Y yang dinyatakan dalam presentase (%). Sugiyono (2012:231)
mengemukakan rumus untuk mencari koefisien determinasi yaitu:
KD = rxy2 x 100 %
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
rxy2 = koefisien korelasi product moment
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian memuat data-data tentang kemandirian belajar di
sekolah siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang yang menggunakan angket. Sedangkan data tentang nilai
prestasi IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan
Tugu Kota Semarang menggunakan tes dan dokumentasi (nilai ranah afektif
dan psikomotorik). Penelitian ini melibatkan 2 (dua) variabel yaitu variabel
bebas (X) adalah kemandirian belajar di sekolah, sedangkan variabel terikat
(Y) adalah prestasi belajar IPA. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai
berikut :
4.1.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar di Sekolah
Data skor kemandirian belajar di sekolah diperoleh melalui pengisian
angket kemandirian belajar di sekolah. Pengisian angket kemandirian
belajar di sekolah diisi oleh 45 responden dengan banyak butir 25 soal.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata skor kemandirian belajar di sekolah pada
siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang Data 94,7 dengan persentase skor 40% yang masuk dalam
kategori tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari kemandirian
belajar di sekolah di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
84
Kota Semarang ditinjau dari jawaban masing-masing siswa diperoleh hasil
seperti tersaji pada tabel berikut: (proses perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 18 halaman 134)
Tabel IV.1
Distribusi Kemandirian Belajar di Sekolah
Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
Diatas 108 7 15,6 Sangat tinggi
99 – 108 11 24,4 Tinggi
91 – 98 9 20 Cukup
82-90 15 33,3 Rendah
Dibawah 82 3 6,7 Sangat rendah
Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai skor kemandirian
belajar di sekolah siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan
Tugu Kota Semarang terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori skor kemandirian
belajar di sekolah meliputi sangat tinggi (15,6%), tinggi(24.6%), sedang
(20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar di sekolah SDN
Gugus Ki Hajar Dewantara Kota Semarang masih belum tinggi. Lebih
jelasnya data kemandirian belajar di sekolah pada tabel di atas disajikan
secara grafis pada diagram pie berikut ini:
85
Gambar IV.1
Diagram Distribusi Kategori Kemandirian Belajar di Sekolah
4.1.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar IPA
Data prestasi belajar IPA (variabel Y) diperoleh melalui tes dan
dokumentasi. Tes prestasi belajar IPA oleh 45 responden dengan banyak
butir 20 soal. Sedangkan dokumentasi data prestasi belajar diperoleh
melalui dokumentasi nilai pada ranah afektif dan psikomotorik terhadap 45
siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang. Hasil penelitian diperoleh rata-rata prestasi belajar IPA pada
siswa kelas V di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang 72,6 dengan persentase skor 33,4% yang masuk dalam kategori
tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran dari prestasi belajar IPA
di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel berikut: (perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 19 halaman 138)
15,6
24,4
20
33,3
6,7
PERSENTASE
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
86
Tabel IV.2
Distribusi Prestasi Belajar IPA
Interval Frekuensi Persentase
(%)
Kategori
Diatas 84 3 6,7 Sangat tinggi
77-84 12 26,7 Tinggi
70-76 12 26,7 Cukup
63-69 15 33,3 Rendah
Dibawah 63 3 6,7 Sangat rendah
Sumber: data penelitian tahun pelajaran 2016/2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar IPA siswa
kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang
terbagi menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah. Persentase kategori nilai prestasi belajar IPA meliputi sangat
tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup (26,7%), rendah (33,3%), dan sangat
rendah (6,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang masih rendah. Lebih jelasnya data prestasi
belajar IPA pada tabel di atas disajikan secara grafis pada diagram pie
berikut ini:
87
Gambar IV.2
Diagram Distribusi Prestasi Belajar IPA
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.3.1 Uji Linearitas Regresi
Hasil pengujian untuk mengetahui bentuk hubungan kemandirian
belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA. Fhitung diperoleh dengan
menggunakan SPSS 16.0. Fhitung sebesar 2,472 sedangkan Ftabel dengan
taraf kesalahan 0,05 sebesar 4,06. Sehingga Fhitung < Ftabel maka data
linear dengan sigfikansi 0,20. Oleh karena itu, data linier.(perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 145)
4.1.3.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang diambil
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian distribusi normal bertujuan
mengetahui sampel yang diambil mewakili distribusi populasi. Jika
distribusi normal sampel adalah normal, maka dapat dikatakan bahwa
sampel yang diambil mewakili populasi. Pengujian normalitas dilakukan
6,7
26,7
26,7
33,3
6,7
PERSENTASE
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
88
dengan menggunakan chi kuadrat taraf signifikansi (α = 0,05) dengan
tingkat kepercayaan 95 % dengan sampel sebanyak 45 siswa. Uji
normalitas ini menggunakan teknik uji statistik Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan program SPSS versi 16. Uji normalitas ini diketahui bila
nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka distribusi data tersebut dapat
dikatakan distribusi normal. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 21
halaman 146)
Tabel IV.7
Hasil Uji Normalitas
Sub Variabel Sig, K-S Taraf Sig. (5%) Keterangan
Kemandirian belajar
di sekolah
0,341 0,05 Normal
Prestasi belajar IPA 0,896 0,05 Normal
4.1.4 Analisis Data Akhir
4.1.4.1 Uji Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang dilakukan adalah regresi linier sederhana.
Regresi ini bertujuan untuk mengukur bersarnya pengaruh variabel
kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA dan
memprediksi prestasi belajar IPA dengan menggunakan kemandirian
belajar di sekolah. Demikian bentuk pengaruh antara kemandirian belajar
di sekolah terhadap prestasi belajar IPA memiliki persamaan regresi
Y = 16,065 + 0,592X .Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa
89
setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat
menyebabkan kenaikan hasil belajar matematika sebesar 0,592 pada
konstanta 16,065. Dengan demikian kemandirian belajar di sekolah
berpengaruh pada prestasi belajar IPA di SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kota Semarang.(proses perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 22 halaman 147)
4.1.4.2 Uji Keberartian
Uji keberartian menggunakan hasil perhitungan SPSS 16.0 terlihat
bahwa dari Fhitung sebesar 55,294. Ftabel diperoleh dari (0,05/45) dimana
0,05 adalah taraf signifikansi (α) dan 1/45 adalah dk penyebut/dk
pembilang (k), hasilnya dapat diketahui dari tabel distribusi F.
Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung 55,294 > Ftabel 7,24 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya pengaruh
kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA
berartti.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 148)
4.1.4.3 Uji Koefisisen Korelasi
Pengujian koefisien korelasi bertujuan untuk membuktikan apakah
terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dan Pearson.
Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian belajar di
sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh koefisien korelasi
sederhana dengan menggunakan SPSS 16.0 rhitung sebesar 0,750. Nilai
koefisien korelasi sebesar 0,750 menunjukkan tingkat keeratan hubungan
90
atau korelasi yang tinggi atau sangat kuat antara kemandirian belajar di
sekolah dengan prestasi belajar IPA. Dengan demikian, terdapat
pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 149)
4.1.4.4 Uji Signifikansi Korelasi (Uji t)
Pengujian keberartian atau signifikansi koefisien korelasi antara
skor kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA untuk
mengetahui keberartian pengaruh antara variabel bebas dan variabel
terikat. Berdasarkan pengujian keberartian korelasi diperoleh thitung =
7,43 > ttabel = 2,015. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung >
ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh antara
variabel kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
IPA.(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 150)
4.1.4.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh variabel X terhadap
variabel Y yang dinyatakan dalam persentase 100 %. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 65,6%. Oleh karena
itu, 65,6% variabel prestasi belajar IPA ditentukan oleh kemandirian
belajar di sekolah. Sedangkan 34,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
(proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 151)
91
4.2 PEMBAHASAN
Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan
hasil yang diperoleh dari penelitian ini. setelah melalui perhitungan uji
statistik, maka hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah
“Terdapat Pengaruh antara Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi
Belajar IPA” dapat teruji kebenarannya. Oleh karena itu, penelitian ini
mampu menjawab kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan.
4.2.1 Pemaknaan Temuan
4.2.1.1 Kemandirian Belajar di Sekolah
Desmita (2014:185-186) bahwa kemandirian merupakan suatu sikap
otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian.
Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Sejalan dengan Fatimah (2008:143)
mengemukakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang
diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dan individu akan terus
belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di
lingkungan, sehingga individu pada akhirnya mampu berfikir dan
bertindak sendiri.
Memahami kedua pendapat di atas maka peserta didik yang
mempunyai kemandirian belajar di sekolah dapat terlihat karakter
tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang
lain, progesif dan ulet. Kenyataannya di SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang tidak semua peserta didik mempunyai
92
kemandirian belajar di sekolah yang tinggi. Peserta didik yang mempunyai
kemandirian belajar di sekolah tinggi maka tanggung jawab, inisiatif,
dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet
tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil catatan lapangan yang telah dilakukan
pada saat penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh melalui angket untuk mengumpulkan
data kemandirian belajar di sekolah menunjukkan bahwa peserta didik
yang mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi maka peserta didik
juga mempunyai tanggung jawab, inisiatif, dapat memecahkan masalah
tanpa bantuan orang lain, progesif dan ulet tinggi. Kategori kemandirian
belajar di sekolah terbagi menjadi 5 kategori meliputi: sangat tinggi,
tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan pengolahan data
Persentase kategori skor kemandirian belajar di sekolah sangat tinggi
(15,6%), tinggi(24.6%), cukup (20%), rendah (33,3%), dan sangat rendah
(6,7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori sedang,
rendah dan sangat rendah umumnya siswa kurang memfaatkan waktu yang
ada di sekolah luang untuk belajar. Sedangkan kategori tinggi siswa lebih
dapat memnafaatkan waktu luang yang ada di sekolah dengan belajar dan
menambah ilmu pengetahuan.
4.2.1.2 Prestasi Belajar IPA
Dariyo (2013:121) mengemukakan bahwa prestasi belajar
(achievement or perfomance) ialah hasil pencapaian yang diperoleh
93
seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran
tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dalam laporan nilai yang tercantum
pada buku rapot (report book) atau kartu hasil studi (KHS). Sejalan
dengan pendapat Hamdani (2014:138), prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Prestasi belajar di bidang
pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi
faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau
instrumen yang relevan.
Memahami kedua pendapat diatas di atas bahwa prestasi belajar
adalah prestasi belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil
dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh
karena itu prestasi belajar IPA mencakup 3 ranah meliputi: kognitif, afektif
dan psikomotorik. Pengambilan data pada ranah kognitif dengan
menggunakan tes prestasi belajar IPA, ranah afektif dengan menggunakan
daftar nilai pada ranah afektif, dan ranah psikomotorik dengan
menggunakan daftar nilai pada ranah psikomotorik.
Kategori prestasi belajar menggunakan 5 kategori meliputi: sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Persentase kategori nilai
prestasi belajar IPA meliputi sangat tinggi (6,7%), tinggi(26,7%), cukup
(26,7%), rendah (33,3%), dan sangat rendah (6,7%). Hal tersebut berarti
94
sebagian besar siswa mempunyai prestasi belajar sedang, rendah, dan
sangat rendah sehingga prestasi belajar IPA siswa belum tinggi.
4.1.2.3 Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA
Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang
Hasil dari analisis regresi sederhana diperoleh persamaan garis
regresi yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA
diperoleh persamaan garis regresi Y = 16,065 + 0,592X.. Hal ini berarti
nilai X dan nilai Y berbanding lurus artinya semakin besar nilai X maka
semakin besar pula nilai Y dan sebaliknya semakin kecil nilai X maka
semakin kecil pula nilai Y (X dan Y memiliki pengaruh yang positif).
Dengan demikian, dapat disimpulkan kedua variabel tersebut saling
mepengaruhi. Kemandirian belajar di sekolah berpengaruh terhadap
prestasi belajar IPA. Sebaliknya prestasi belajar IPA juga mempengaruhi
kemandirian belajar di sekolah.
4.1.2.4 Besarnya Pengaruh Kemandiriran Belajar di Sekolah terhadap Hasil
Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu
Kota Semarang
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi
belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan
Tugu Kota Semarang. Besar pengaruh anatara kemandirian belajar
95
trehadap prestasi belajar IPA sebesar 65,6%. Prestasi belajar IPA tidak
hanya dipengaruhi oleh kemandirian belajar saja tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor lain.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian berfungsi membandingkan antara hasil
penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan. Implikasi
ini merupakan akibat langsung maupun dampak yang terjadi atas hasil
penelitian. Ada tiga macam implikasi hasil penelitian yang dipaparkan, antara
lain:
4.2.2.1 Implikasi Teoritis
Fatimah (2008:143) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan
suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama
perkembangan, dan individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada
akhirnya mampu berfikir dan bertindak sendiri. Menurut Helmawati
(2014:205) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil dari
pembelajaran. semua itu diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Setiap
orang akan memiliki hasil belajar atau prestasi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran
setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi”.
Teori mengenai kemandirian belajar di sekolah dan prestasi belajar.
yang telah diuraikan sangat mendukung penelitian ini. teori-teori ini
96
diharapkan dapat membantu penelitian-penelitian sehingga bermanfaat
bagi banyak pihak.
4.2.2.2 Implikasi Praktis
Dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa siswa yang pemahaman
terhadap materi tinggi maka kemandiririan belajar di sekolah belum tentu
termasuk ke dalam kategori tinggi. Sebaliknya siswa yang pemahaman
tehadap materi rendah maka kemandirian belajar di sekolah juga belum
tentu termasuk kategori rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa
faktor seperti faktor kelelahan dan faktor psikis atau kesehatan.
Hasil penelitian adanya pengaruh kemandirian belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar IPA. Implikasi praktis berfungsi untuk
memberikan manfaat terhadap pendidikan yang selalu berkembang.
Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya
kemandirian belajar berkaitan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA,
sehingga peneliti maupun pembaca pada umumnya dapat memberikan
kontribusi bagi perbaikan dunia pendidikan melalui hasil penelitian yang
dipaparkan.
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis
Hasil penelitian ini, terdapat kenyataan yang didapat saat
berlangsungnya penelitian diketahui bahwa belajar secara mandiri , pada
saat ulangan mencontek, memanfaatkan waktu luang yang ada di
sekolah, bertanggung jawab.. Hal-hal tersebutlah yang banyak
mempengaruhi kemandirian belajar di sekolah sehingga berpengaruh
97
terhadap prestasi belajar IPA siswa . Dari kenyataan di atas hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi siswa agar
dapat menerapkan kemandirian belajar di sekolah dalam kesehariannya
sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sekolah dapat
berperan dalam meningkatkan prestasi siswa dengan memfasilitasi atau
menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran dan
mendukung pengembangan kemandirian belajar di sekolah anak. guru
mengembangkan kemandirian belajar di sekolah melalui penugasan-
penugasan yang menutut kemandirian beilajar di sekolah yang tinggi.
98
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan kajian teoritis, pengolahan data statistik dan interprestasi
data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kemandirian belajar di sekolah pada siswa kelas V SDN Gugus Ki
Hajar Dewantara Kota Semarang, sebanyak 15,6% sangat tinggi ,
24,6% tinggi, 20% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
belum mempunyai kemandirian belajar di sekolah tinggi. Kategori
tinggi dengan persetase 24,6% mengindikasikan bahwa bahwa 24,6%
siswa memiliki kemandirian belajar di sekolah yang baik meliputi:
tanggung jawab, inisiatif, progesif dan ulet, dapat menyelesaikan
masalah tanpa bantuan orang lain.
2. Prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kota Semarang, sebanyak 6,7% sangat tinggi , 26,7% tinggi,
26,7% sedang, 33,3% rendah, dan 6,7% sangat rendah. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum
mempunyai prestasi belajar IPA yang tinggi. Kategori tinggi dengan
persetase 26,7% mengindikasikan bahwa bahwa 26,7% siswa memiliki
99
prestasi belajar IPA yang tinggi meliputi: ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
3. Hasil perhitungan persamaan regresi adalah Y = 16,065 + 0,592X .
Persamaan regresi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar
IPA. Setiap peningkatan satu skor kemandirian belajar di sekolah dapat
menyebabkan kenaikan hasil belajar IPA sebesar 0,592 pada konstanta
16,065. Besarnya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap
prestasi belajar IPA adalah 55,295. Sedangkan tingkat pengaruh
kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPA adalah
765,6%. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemandirian
belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA diperoleh korelasi
korelasi (rhitung = 0,750). Berdasarkan pengujian korelasi signifikansi
koefisien korelasi antara pasangan skor kemandirian belajar di sekolah
dengan prestasi belajar IPA adalah signifikasn (sangat kuat), artinya
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar di
sekolah terhadap prestasi belajar IPA. Hasil perhitungan signifikansi
antara kemandirian belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPA
diperoleh thitung = 7,43. Berdasarkan uji keberartian korelasi ada
pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar di sekolah
terhadap prestasi belajar IPA.
100
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut :
5.2.1 Secara Teori
Penelitian ini hendaknya dapat dijadikan acuan/referensi untuk
penelitian selanjutnya, sarana untuk pencapaian prestasi belajar belajar
siswa yang optimal, melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi, worksop,
maupun seminar.
5.2.2 Secara Praktis
5.2.2.1 Bagi guru
Hasil penelitian ditemukan bahwa kemandirian belajar di sekolah
sangat berpengaruh terhadap belajar IPA. Oleh karena itu guru
hendaknya dapat meningkatkan kemandirian belajar di sekolah
melalui proses pembelajaran yang menuntut kemandirian belajar
siswa yang tinggi
5.2.2.2 Bagi siswa
Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar
IPA. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, siswa
sebaiknya memiliki inisiatif dan memnfaatkan waktu luang yang ada
di sekolah untuk mencari materi yang belum dimengerti.
101
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Pratistya Nor, Abdullah Taman. 2012. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan
Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011.
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. 10(1:48-65)
Azzel Akhmad Muhaimin. 2014. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.
Yogyakarta:AR-Ruzz Media
Baharuddin. 2010. Pendidikan Psikologi & Perkembangan. Jogjakarta: AR-Ruzz
Media
BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar
BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP Ahmad
Susanto 2012
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi modern. Jakarta:Indeks
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Duaa O. Maani. 2015. Exploring Creative Design: Concepts and Definitions. Arts
and Design Studies. 38(31-33)
Fridani Lara, APE Lestari. 2009. Inspiring Education. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Huri Suhendri. 2011. Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis dan Kemandirian
Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
Irham Muhamad, Novan Ardy Wiyani. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: AR-
Ruzz Media
Jumaisyaroh, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.
Kreano. 5(2:157-169)
Kurniawan, Endar Aditria, dkk. 2013. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Sikap
Ilmiah Dalam Metode Eksperimen Berbasis Verifikasi Terhadap Hasil
102
Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Wonosobo
Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi. 4(1: 73-77)
Marian Siminică dan Aurelia Traistaru. 2013. Self-Directed Learning In
Economic Education. International Journal of Education and Research.
1(12:1-9)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19. 2005. Penyelenggaraan Proses
Pembelajaran. Jakarta.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rachmawati Tutik, Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik.Yogyakarta: Gava Media
Ridaul Inayah, dkk. 2012. Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan
fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem. Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret. 1(1:1-12)
Rifa’i Achmad, Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES
Rikani Astuti & Djihad Hisyam. 2012. Hubungan Kemandirian Belajar dan
Perhatian Orang Tua dengan prestasi Belajar. UNY. XII(1:26-38)
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.
Sprenger Marilee. 2011. Cara Mengajar agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta:Erlangga
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
. 2010. Statistika Pendidikan. Bandung :Alfabeta
. 2010. Statiska Parametris untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta
Suprijono, Agus.2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Syafaruddin. 2012. Pendidikan & Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana
Publishing
Thobroni Muhammad, Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta:
AR-Ruzz Media
103
UU SISDIKNAS. 2003. Arti Pendidikan. Jakarta : Depdikanas
W. Monty Jones, dkk. 2014. How Teachers Learn: The Roles of Formal, Informal,
and Independent Learning. Springer. 1(1:1-31)
Willis Sofyan S. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Wisnu Arora, Erlamsyah, dan Syahniar. 2013. Hubungan Antara Perlakuan Orang
Tua Dengan Kemandirian Siswa dalam Belajar. 2(1:304-309)
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1 Kisi – Kisi Uji Coba Instrumen Angket Kemandirian Belajar
No Indikator Pertanyaan
Positif
Pertanyaan
Negatif
No. Item
1. Progesif dan Ulet
a.Usaha mengejar prestasi
b.Penuh ketekunan
c.Merencanakan dan
mewujudkan harapan-
harapannya.
3
4,5,6,28
6
21
3
4,5,6,28
21
2. Inisiatif
a.Menggunakan
kesempatan bertanya
b.Berusaha mencari
informasi dari materi yang
belum dimengerti.
c. Membuat ringkasan
materi pelajaran.
8,9,18,19,20,25
12,14
7
13
7
8,9,18,19,20,25
12,13,14
3. Mengendalikan dari
dalam
a.Mampu mengatasi
masalah yang dihadapi.
10,24
11
10,11,24
4. Kemantapan diri
a.Percaya terhadap
kemampuannya.
b.Menyadari kelemahan
dalam penguasaan materi
22
23
22
23
5. Memperoleh kepuasan
atas usahanya sendiri
a.Bersungguh-sungguh
15, 26,27
16
15,16,26,27
106
dalam belajar.
b.Belajar dari kesalahan
yang pernah dialami
29,30
29,30
6. Tanggung jawab
a.Belajar tanpa harus
diperintah atau tugas dari
guru
1 2 1,2
107
Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
Soal
Ranah No Soal
IPA
5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.2 Menjelaska
n pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah dan
lebih cepat
5.2.1 Mengident
ifikasi
berbagai jenis
pesawat
sederhana,
misal
pengungkit,
bidang
miring, katrol
dan roda.
5.2.2 Menggolo
ngkan
berbagai alat
rumah tangga
sebagai
pengungkit,
bidang
miring, katrol,
dan roda.
5.2.3 Mengident
ifikasi
kegiatan yang
menggunakan
pesawat
sederhana.
Pilihan
Ganda
C1, C2
C1, C2,
C3
C1
6, 7, 8, 11, 14,
15, 16, 17,25
2, 4, 5, 9, 12,
13, 18,
19,22,26,27,28
,29,30
1, 3, 10,20,21
108
Lampiran 3 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah
ANGKET PENELITIAN
A.Petunjuk Umum:
Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap
reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-
jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang
Anda alami.
1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan
kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus
1. Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan
yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Pilihan
SS S KS TS STS
1. Belajar tidak harus diperintah oleh
guru.
Nama :
Absen :
Kelas :
Sekolah :
109
2. Belajar jika ada tugas dari guru.
3. Seorang siswa yang baik menyiapkan
buku sebelum pelajaran dimulai.
4. Jika pelajaran kosong berusaha untuk
belajar mandiri
5.
Jam kosong saya gunakan untuk
membaca buku pelajaran.
6. Jam istirahat di sekolah saya gunakan
untuk bermain dan bergurau bersama
teman.
7. Tidak menggunakan kesempatan
bertanya pada saat pelajaran
8. Jika sulit belajar sendiri maka
berusaha mengajak teman untuk
belajar kelompok.
9. Setiap ada permasalahan dalam
memahami materi pelajaran saya
bertanya kepada orang lain yang
lebih tahu
10. Saya dapat menarik kesimpulan
setiap setelah membaca buku.
11. Setiap ada ulangan yang sulit, saya
mencontek dari buku atau melirik
teman
12. Saat pelajaran berlangsung perlu
mencatat poin penting yang
diterangkan oleh guru.
13. Saya tidak pernah membuat
ringkasan tentang mata pelajaran di
sekolah.
14. Saya membuat ringkasan tentang
mata pelajaran yang saya anggap
sulit.
15. Jika bersungguh-sungguh dalam
belajar, maka akan mencapai
keberhasilan.
16. Semangat belajar saya kurang pada
saat menerima mata pelajaran yang
saya anggap sulit.
17. Mengerjakan tugas kelompok secara
110
bersama-sama.
18. Pada kegiatan praktikum yang yang
diselenggarakan di sekolah, saya
dapat membaca data yang tersedia di
buku panduan.
19. Jika ada materi yang tidak dimengerti
saya mencari tahu dari referensi-
referensi.
20. Saya rajin dalam mencari referensi
untuk pembelajaran yang tidak saya
mengerti.
21. Saya tidak pernah mempersiapkan
diri dengan membaca buku-buku
yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang ada di sekolah
22. Percaya akan kemampuan saya
dalam mengerjakan ulangan.
23. Menyadari kelemahan dalam
penguasaan materi mata pelajaran
tertentu.
24. Jika kesulitan belajar saya mampu
mengatasi sendiri.
25. Saya meminta bantuan teman dalam
kesulitan belajar.
26. Saya membantu teman yang
kesulitan belajar.
27. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba
mengulang kembali untuk menjawab
ulangan/tersebut di waktu senggang.
28. Ketika di sekolah diadakan les
tambahan jam pelaajaran oleh
bapak/ibu guru saya mengikutinya
29. Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru
karena tidak mengerjakan PR, saya
merasa sedih dan malu.
30. Belajar dari pengalaman dihukum
oleh bapak/ibu guru, karena tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR),
setiap ada PR lagi, saya langsung
mengerjakannya pada hari itu juga
111
Lampiran 4 Intrumen Uji Coba Angket Kemandirian Belajar di Sekolah
TES PRESTASI BELAJAR IPA
A.Petunjuk Umum:
Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap
reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-
jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang
Anda alami.
1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan
kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus
1. Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda
silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
2. Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan
kemampuan anda
3. Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut:
Contoh: a b c d diperbaiki a b c d
1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut .
. .
a. katrol c. pesawat
b. tuas d. mobil
Nama :
Absen :
Kelas :
Sekolah :
112
2. Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban
dan titik kuasa adalah . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
3. Urutan pesawat sederhana yaitu beban – titik tumpu – kuasa. Termasuk
prinsip pengungkit . . .
a. I c. III
b. II d. IV
4. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . .
a. derek c. timba sumur
b. pembuka botol d. kursi roda
5. Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat
beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban . . .
a. sama panjang dengan lengan kuasa
b. lebih panjang daripada lengan kuasa
c. lebih pendek daripada lengan kuasa
d. berimpit dengan lengan kuasa
6. Berikut ini yang menunjukkan urutan bagian pengungkit jenis pertama adalah
. . .
a. titik tumpu – titik beban – titik kuasa
b. titik tumpu – titik kuasa – titik beban
c. titik kuasa – titik tumpu – titik beban
d. titik kuasa – titik kuasa – titik tumpu
113
7. Fungsi pesawat sederhana yaitu . . .
a. memudahkan pekerjaan c. menambah beban
b. menambah tenaga d. meniadakan gaya yang bekerja
8. Kelemahan pesawat sederhana bidang miring adalah . . .
a. Lebih berat c. jarak tempuh lebih jauh
b. Sulit diterapkan d. benda menjadi lebih ringan
9.
Alat di atas bekerja menggunakan prinsip . . .
a. bidang miring c. katrol
b. pengungkit d. roda berporos
10. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah
. . .
a. titik tumpu berada diantara beban dan kuasa
b. beban diatara titik tumpu dan titik kuasa
c. kuasa berada diantara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
11. untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya di
pasang . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
12. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah . . .
a. alat pencabut paku c. pisau
114
b. alat pencabut kemiri d. sekop
13. Berikut ini yang bukan termasuk tuas golongan III adalah . . .
a. staples c. sapu
b. pinset d. pembuka kaleng
14. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat
sederhana berupa . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
15. Perhatikan gambar dibawah ini !
Titik tumpu pada alat tersebut terletak bagian . . .
a. A c. C
b. B d. D
16. Bidang miring memiliki kelemahan, yaitu . . .
a. jarak yang ditempuh makin jauh
b. jarak yang ditempuh makin dekat
c. membutuhkan tenaga yang lebih besar
d. membutuhkan biaya yang lebih besar
17. Pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat atau menarik benda ke
atas adalah . . .
a. tuas atau pengungkit c. bidang miring
115
b. katrol d. roda berporos
18. sumur timba memanfaatkan pesawat sederhana berupa . . .
a. katrol tetap c. katrol rangkap
b. katrol bebas d. katrol ganda
19. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip . . .
a. katrol c. bidang miring
b. tuas d. tanjakan
20. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut . . .
a. Titik tumpu c. beban
b. Titik kuasa d. tanjakan
21. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah . . .
a. alat pemecah kemiri c. gerobak roda satu
b. jungkat-jungkit d. sekop
22. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali . . .
a. katrol tetap c. katrol tunggal
b. katrol bebas d. katrol majemuk
23. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada .
. ..
a. gaya gesek dan berat benda c. gaya tarik dan berat badan
b. gaya gesek dan gaya tarik d. gaya gravitasi dan berat benda
24. Perhatikan alat-alat berikut!
I.kursi roda IV.timba sumur
II.bor listrik V.sekrup
116
III.roda sepeda
Alat yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu . . .
a. I dan II c. III dan IV
b. I dan III d. II dan V
25. Derek di pelabuhan menggunakan jenis katrol . . .
a. tetap c. katrol
b. pengungkit d. roda berporos
26. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan
pesawat jenis . . .
a. tuas c. bidang miring
b. katrol d. roda
27. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil
adalah . . .
a. roda c. katrol
b. sekop d. bidang miring
28. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter,
menggunakan alat yang berupa . . .
a. roda c. katrol
b. sekop d. linggis
29. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu . . .
a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
117
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
30. Di bawah ini adalah contoh penggunaan roda berporos, kecuali . . .
a. roda sepeda c. dongkrak
b. gerinda d. setir mobil
118
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar IPA
1. C 11. C 21. D
2. A 12. C 22. C
3. A 13. D 23. C
4. B 14. A 24. B
5. C 15. C 25. C
6. C 16. A 26. A
7. A 17. A 27. D
8. C 18. A 28. A
9. A 19. C 29. B
10. B 20. B 30. C
119
Lampiran 6 Daftar Siswa Uji Coba Instrumen
Daftar Nama Siswa SD Mangkang Wetan 2
No Nama Siswa Kelas No Nama Siswa Kelas
1 M.Irfan Ardianto V A 26 Andi Sunja Lesmana V B
2 Achmad Nur Ramadhan V A 27 Dimas Adi P V B
3 Amanda Faiz V A 28 Felda Niswatina M V B
4 Dimas Indriyanto V A 29 Khalidul Huda V B
5 Gusti Ayu F V A 30 M. Ivan Kurniawan V B
6 Lutfi Dwi In V A 31 M. Erik Wibowo V B
7 Muhamad alfa Moza V A 32 M. Rafli Maulana H V B
8 M.Rafli Hannan V A 33 Nalendra Tama APS V B
9 Mustika Bungan W. V A 34 Nuri Abdurrohman V B
10 Naufal Dzil afiq V A 35 Shakila Annisa M. V B
11 Rafi Isna Finando V A 36 Sigit Setiawan V B
12 Ronal Maulana S V A 37 Suci Nurhayati V B
13 Silta Gori Y V A 38 Yuningsih V B
14 Windy Khimawah V A 39 Agus M.Rizky V B
15 Alya eka m V A 40 Andika Dimas A V B
16 Arinda Aurelia V A 41 Bella Oktavia R V B
17 Lutfita Widya V A 42 Eka Puji Lestari V B
18 Mifta Rizki A V A 43 Firda Aulia M V B
19 M.Yusril Adi F. V A 44 Ibrahimovic Zaky R V B
20 Najwa Ulfa V A 45 Maulidya Nabilah S V B
21 Shela Elisa O.R V A 46 V B
22 Sindhy Rifky W. V A 47 Rafly Ananda B V B
23 Armanda Rizky S V A 48 Rosma Ayu Harmas P V B
24 Devi uswatun K V A 49 Naura Shahwa
Akmadra
V B
25 Indah Lolita V A 50 M. Ardan Widiwasa V B
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 5 3 5 4 5 2 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 130
2 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 136
3 5 4 4 5 5 3 3 4 5 4 5 3 4 4 5 2 4 4 5 4 3 3 3 2 1 3 4 5 3 5 114
4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 136
5 4 3 2 4 2 1 2 5 5 5 5 4 5 5 5 2 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 120
6 6 3 5 5 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 1 5 5 5 131
7 4 3 5 5 4 2 3 4 3 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 4 4 5 4 121
8 4 4 4 4 5 3 2 3 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 1 4 3 4 4 5 116
9 5 3 5 5 5 3 3 4 3 5 5 4 5 3 5 4 5 3 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 129
10 4 2 4 3 2 4 3 5 1 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 3 2 0 5 4 4 2 3 4 2 5 105
11 4 3 5 4 5 3 1 4 2 4 5 2 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 2 4 5 5 5 119
12 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 126
13 5 3 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 139
14 5 2 5 5 5 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 5 4 5 126
15 2 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 5 3 5 5 4 4 4 5 3 3 2 4 1 4 5 3 116
16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 4 123
17 5 2 5 5 4 2 5 5 3 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 0 4 4 4 4 5 5 5 125
18 5 3 4 5 5 2 5 2 4 5 5 5 3 3 5 2 4 5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 122
19 5 3 5 4 5 2 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 130
20 5 4 4 5 4 4 2 5 5 5 2 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 5 123
21 4 3 4 3 5 4 2 5 3 4 5 3 4 3 5 3 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 5 4 5 115
22 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 5 120
23 5 1 5 4 5 2 2 4 4 5 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 4 122
24 3 3 4 2 3 1 4 3 5 2 5 4 4 3 4 1 5 3 4 4 2 3 2 3 5 5 4 5 2 1 99
25 5 4 5 4 5 4 2 4 4 4 1 4 3 5 5 3 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 5 1 4 116
26 5 4 5 5 5 1 1 2 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 2 0 4 3 3 4 5 5 5 5 118
27 4 4 5 4 5 2 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 5 2 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 127
28 5 4 5 5 5 2 3 5 4 4 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 130
29 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 113
30 5 4 4 4 4 1 3 4 5 4 1 5 4 3 5 3 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 113
31 3 3 4 2 3 1 2 2 3 4 5 4 4 4 4 1 5 3 3 3 5 4 2 4 3 3 3 5 4 5 101
32 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 110
33 4 3 4 5 5 2 4 4 4 4 4 2 4 2 5 4 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 126
34 5 2 5 5 4 2 3 3 5 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 2 2 5 5 5 4 122
35 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
36 3 3 5 5 5 2 3 5 5 4 1 5 3 5 5 3 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 5 3 117
37 5 3 5 5 5 1 1 4 3 4 5 5 4 3 5 2 5 4 3 2 5 5 3 3 5 4 5 5 5 5 119
38 2 3 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 122
39 4 1 2 4 4 2 3 4 4 4 5 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 107
40 3 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 5 5 5 128
41 4 1 5 4 5 2 3 4 4 4 1 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 112
42 4 1 4 5 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 5 3 4 5 1 4 4 5 3 2 5 5 4 4 5 4 114
43 4 1 4 3 4 1 3 4 3 5 5 5 4 2 5 3 5 4 4 4 3 4 1 5 3 4 4 5 5 5 112
44 5 1 5 4 5 2 4 3 2 4 1 1 5 2 5 5 1 4 4 3 5 5 4 3 2 3 2 4 4 4 102
45 5 4 1 5 5 2 5 4 4 5 5 5 4 5 5 1 1 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 5 125
46 4 4 1 5 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 120
47 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 1 2 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 1 5 126
48 4 3 5 4 4 2 3 3 1 4 4 3 4 3 5 5 1 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 4 110
49 4 3 2 5 5 2 4 4 2 4 4 5 4 2 5 2 5 5 2 2 4 5 1 1 5 5 2 5 3 5 107
50 5 2 1 5 4 2 2 3 5 4 4 5 4 4 5 1 1 1 4 5 4 5 1 4 1 2 5 5 5 4 103
∑x 216 143 200 203 209 111 153 192 185 202 199 200 187 186 229 149 204 192 190 194 191 203 169 164 179 191 188 218 193 209 5956
SX2 966 511 934 971 1014 319 578 850 801 932 971 947 823 801 1196 541 959 850 840 869 857 992 671 636 778 852 837 1088 914 1016
∑xy 25861 18175 24969 26033 26609 14088 19439 24247 23145 25624 25308 25479 23811 23388 29142 18853 25242 24152 23956 24547 24325 25936 21008 20630 22753 24235 23856 27701 24676 26582
r xy 0.349 0.387 0.354 0.520 0.471 0.343 0.296 0.484 0.316 0.504 0.295 0.258 0.291 0.383 0.510 0.333 0.198 0.235 0.319 0.364 0.383 0.410 0.323 0.324 0.245 0.440 0.344 0.293 0.259 0.381
rtabel 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288 0,288
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid
Si 0.67102 1.12204 1.40245 0.59633 0.57796 0.92286 1.08408 0.69224 1.14327 0.32816 1.64449 0.8085714 0.63224 0.82653 0.10776 0.98 1.3995918 0.69224 0.81633 0.58163 0.6698 1.20163 1.19388 0.90449 1.14286 0.73306 0.91796 0.2351 1.33224 0.61878
∑Si2
N
∑Y
SY2
Si2
r11
722150
87.57714286
0.717706034
NoNo Butir
25.97959184
50
5990
Skor Total
Lampiran 7 Uji Validitas Konstruk dan Reabilitas Angket Kemandirian Belajar di Sekolah
121
Lampiran 8 Uji Validitas Konstruk Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 13
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10
3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
4 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11
5 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19
6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 20
7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14
8 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10
9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
10 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14
11 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 16
12 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11
14 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
15 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
16 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11
17 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
18 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19
19 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 16
20 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 12
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 18
22 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 16
23 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
24 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11
25 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11
26 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9
28 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5
30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
31 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 11
32 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 6
33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 17
34 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8
35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 21
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 25
37 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
38 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
39 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
40 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 18
41 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
42 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 23
43 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 19
44 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 11
45 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 21
46 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8
47 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8
48 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20
49 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 18
50 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 20
B 26 33 17 23 13 10 43 17 34 15 36 15 13 37 36 25 15 21 22 20 21 24 23 36 6 23 19 20 15 17 675
S 21 14 30 24 34 37 4 30 13 32 11 32 34 10 11 22 32 26 25 27 26 23 24 11 41 24 28 27 32 30
p 0.55 0.7 0.36 0.49 0.28 0.21 0.91 0.36 0.72 0.32 0.77 0.32 0.28 0.79 0.77 0.53 0.32 0.45 0.47 0.43 0.45 0.51 0.49 0.77 0.13 0.49 0.4 0.43 0.32 0.36
Q 0.45 0.3 0.64 0.51 0.72 0.79 0.09 0.64 0.28 0.68 0.23 0.68 0.72 0.21 0.23 0.47 0.68 0.55 0.53 0.57 0.55 0.49 0.51 0.23 0.87 0.51 0.6 0.57 0.68 0.64
Skor benar 16.6 14.8 16.5 15.85 17.91 14 14.18 14.65 14.22 16.62 14.33 17 14.62 14.4 13.21 13.75 14.1 14.4 16.11 16.5 16.68 15.05 14.75 13.8 14.4 14.9 16.94 15.83 16.08 14.8
Mean 13.1 13.1 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.1 13.13 13.1 13.13 13.13 13.1 13.1 13.13 13.13 13.13 13.13 13.13 13.1 13.1 13.1 13.13 13.13 13.13 13.13
SD 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RPBI 0.77 0.52 0.51 0.53 0.59 0.09 0.69 0.23 0.35 0.48 0.44 0.53 0.18 0.49 0.03 0.13 0.13 0.23 0.56 0.58 0.64 0.39 0.32 0.25 0.1 0.35 0.63 0.47 0.4 0.25
Rtabel 0.28 0.28 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.28 0.277 0.28 0.277 0.277 0.28 0.28 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.28 0.28 0.28 0.277 0.277 0.277 0.277
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tiddak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak
NoButir soal
Total
122
Lampiran 9 Uji Reabilitas Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 13
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10
3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
4 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11
5 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19
6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 20
7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14
8 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10
9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
10 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14
11 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 16
12 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11
14 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
15 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
16 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11
17 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
18 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19
19 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 16
20 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 12
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 18
22 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 16
23 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
24 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11
25 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11
26 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9
28 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5
30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
31 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 11
32 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 6
33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 17
34 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8
35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 21
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 25
37 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
38 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
39 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
40 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 18
41 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
42 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 23
43 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 19
44 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 11
45 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 21
46 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8
47 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8
48 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20
49 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 18
50 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 20
B 26 33 17 23 13 10 43 17 34 15 36 15 13 37 36 25 15 21 22 20 21 24 23 36 6 23 19 20 15 17 675
S 21 14 30 24 34 37 4 30 13 32 11 32 34 10 11 22 32 26 25 27 26 23 24 11 41 24 28 27 32 30
P 0.55 0.7 0.36 0.49 0.28 0.21 0.91 0.36 0.72 0.32 0.77 0.32 0.28 0.79 0.77 0.53 0.32 0.45 0.47 0.43 0.45 0.51 0.49 0.77 0.13 0.49 0.4 0.43 0.32 0.36
Q 0.45 0.3 0.64 0.51 0.72 0.79 0.09 0.64 0.28 0.68 0.23 0.68 0.72 0.21 0.23 0.47 0.68 0.55 0.53 0.57 0.55 0.49 0.51 0.23 0.87 0.51 0.6 0.57 0.68 0.64
Σpq
VAR/st
Mean
KR20 0.769286
NoButir soal
Total
6.404.642
2.498.335
1.312.766
123
Lampiran 10 Uji Daya Beda Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 7
2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7
3 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
4 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 8
5 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8
6 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8
7 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 8
8 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8
9 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9
10 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9
11 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9
12 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10
13 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10
14 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 10
15 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10
16 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11
17 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11
18 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
19 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11
20 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
21 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11
22 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11
23 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 11
24 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 12
25 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12
26 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 13
27 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14
28 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14
29 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14
30 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15
31 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
32 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 16
33 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
34 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
35 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 16
36 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 16
37 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17
38 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 17
39 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17
40 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 18
41 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 18
42 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 18
43 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19
44 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19
45 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19
46 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 20
47 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 19
48 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 21
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 24
50 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 24
BB 12 15 3 9 1 6 16 4 15 1 15 2 6 13 19 11 8 9 5 5 4 8 9 16 2 7 4 5 6 5
BA 17 38 12 24 10 10 41 17 36 15 36 15 13 37 36 25 15 22 22 20 21 24 23 37 6 23 19 20 14 17
DP 0.21 0.92 0.36 0.6 0.36 0.16 1 0.52 0.84 0.56 0.84 0.52 0.28 0.96 0.68 0.56 0.28 0.52 0.7 0.6 0.68 0.64 0.56 0.84 0.16 0.64 0.6 0.6 0.32 0.48
Keterangan Cukup Baik sekali Cukup Baik Baik Jelek Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Cukup Baik sekali Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik sekali Jelek Baik Baik Baik Cukup Cukup
NoButir Soal
Total
i
Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran
Keterangan :
A = mudah
B = sedang
C = sulit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 13
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10
3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
4 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11
5 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19
6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 20
7 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 14
8 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10
9 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
10 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14
11 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 16
12 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 14
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 11
14 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
15 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
16 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11
17 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16
18 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19
19 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 16
20 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 12
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 18
22 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 16
23 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
24 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11
25 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11
26 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17
27 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9
28 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5
30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
31 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 11
32 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 6
33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 17
34 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8
35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 21
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 25
37 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
38 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 8
39 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
40 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 18
41 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 11
42 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 23
43 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 19
44 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 11
45 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 21
46 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 8
47 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8
48 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20
49 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 18
50 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 20
B 26 33 17 23 13 10 43 17 34 15 36 15 13 37 36 25 15 21 22 20 21 24 23 36 6 23 19 20 15 17 675
S 21 14 30 24 34 37 4 30 13 32 11 32 34 10 11 22 32 26 25 27 26 23 24 11 41 24 28 27 32 30
P 0.55 0.7 0.36 0.49 0.28 0.21 0.91 0.36 0.72 0.32 0.77 0.32 0.28 0.79 0.77 0.53 0.32 0.45 0.47 0.43 0.45 0.51 0.49 0.77 0.13 0.49 0.4 0.43 0.32 0.36
Keterangan B A B B C C A B A B A B C A A B B B B B B B B A C B B B B B
NoButir Soal
Total
ii
ii
Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Belajar di Sekolah
No Indikator Pertanyaan
Positif
Pertanyaan
Negatif
No. Item
1. Progesif dan Ulet
a.Usaha mengejar prestasi
b.Penuh ketekunan
c.Merencanakan dan
mewujudkan harapan-
harapannya.
3
4,5,6,24
6
18
3
4,5,6,24
18
2. Inisiatif
a.Menggunakan kesempatan
bertanya
b.Berusaha mencari informasi
dari materi yang belum
dimengerti.
c. Membuat ringkasan materi
pelajaran.
8,9,16,17
13
7
12
7
8,9,16,17
12,13
3. Mengendalikan dari dalam
a.Mampu mengatasi masalah
yang dihadapi.
10,21
11
10,11,21
4. Kemantapan diri
a.Percaya terhadap
kemampuannya.
b.Menyadari kelemahan
dalam penguasaan materi
20
19
20
19
5. Memperoleh kepuasan atas
usahanya sendiri
a.Bersungguh-sungguh dalam
belajar.
14, 22,23
15
14,15,22,23
iii
iii
b.Belajar dari kesalahan yang
pernah dialami
25 25
6. Tanggung jawab
a.Belajar tanpa harus
diperintah atau tugas dari
guru
1 2 1,2
iv
iv
Lampiran 13 Instrumen Prestasi Belajar IPA
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
Soal
Ranah No Soal
IPA
5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya
5.3 Menjelaska
n pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah dan
lebih cepat
5.3.1 Mengident
ifikasi
berbagai jenis
pesawat
sederhana,
misal
pengungkit,
bidang
miring, katrol
dan roda.
5.3.2 Menggolo
ngkan
berbagai alat
rumah tangga
sebagai
pengungkit,
bidang
miring, katrol,
dan roda.
5.3.3 Mengident
ifikasi
kegiatan yang
menggunakan
pesawat
sederhana.
Pilihan
Ganda
C1, C2
C1, C2,
C3
C1
6, 9, 11
2, 4, 5, 7, 10,
12,15,17,18,19
,20
1,3, 8,13,14,16
v
v
Lampiran 14 Angket Penelitian Kemandirian Belajar di Sekolah
ANGKET PENELITIAN
A.Petunjuk Umum:
Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap
reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-
jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang
Anda alami.
1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan
kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus
1. Berilah tanda centang ( V ) pada kolom jawaban di sebelah kanan pertanyaan
yang dianggap paling sesuai, dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Pilihan
SS S KS TS STS
1. Belajar tidak harus diperintah oleh
guru.
2. Belajar jika ada tugas dari guru.
3. Seorang siswa yang baik menyiapkan
buku sebelum pelajaran dimulai.
4. Jika pelajaran kosong berusaha untuk
Nama :
Absen :
Kelas :
Sekolah :
vi
vi
belajar mandiri
5.
Jam kosong saya gunakan untuk
membaca buku pelajaran.
6. Jam istirahat di sekolah saya gunakan
untuk bermain dan bergurau bersama
teman.
7. Tidak menggunakan kesempatan
bertanya pada saat pelajaran
8. Jika sulit belajar sendiri maka berusaha
mengajak teman untuk belajar
kelompok.
9. Setiap ada permasalahan dalam
memahami materi pelajaran saya
bertanya kepada orang lain yang lebih
tahu
10. saya dapat menarik kesimpulan setiap
setelah membaca buku.
11. Setiap ada ulangan yang sulit, saya
mencontek dari buku atau melirik
teman
12. Saya tidak pernah membuat ringkasan
tentang mata pelajaran di sekolah.
13. Saya membuat ringkasan tentang mata
pelajaran yang saya anggap sulit.
14. Jika bersungguh-sungguh dalam
belajar, maka akan mencapai
keberhasilan.
15. Semangat belajar saya kurang pada
saat menerima mata pelajaran yang
saya anggap sulit.
16. Jika ada materi yang tidak dimengerti
saya mencari tahu dari referensi-
referensi.
17. Saya rajin dalam mencari referensi
untuk pembelajaran yang tidak saya
mengerti.
18. Saya tidak pernah mempersiapkan diri
dengan membaca buku-buku yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang
ada di sekolah
vii
vii
19. Menyadari kelemahan dalam
penguasaan materi mata pelajaran
tertentu.
20. Percaya akan kemampuan saya dalam
mengerjakan ulangan.
21. Jika kesulitan belajar saya mampu
mengatasi sendiri.
22. Saya membantu teman yang kesulitan
belajar.
23. Sesudah tes/ulangan, saya mencoba
mengulang kembali untuk menjawab
ulangan/tersebut di waktu senggang.
24. Ketika dihukum oleh bapak/ ibu guru
karena tidak mengerjakan PR, saya
merasa sedih dan malu.
25. Belajar dari pengalaman dihukum oleh
bapak/ibu guru, karena tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR),
setiap ada PR lagi, saya langsung
mengerjakannya pada hari itu juga
viii
viii
Lampiran 15 Tes Prestasi Belajar IPA
TES PRESTASI BELAJAR IPA
A.Petunjuk Umum:
Tes ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap
reputasi dan prestasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-
jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang
Anda alami.
1. Isilah nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada pojok kanan atas
2. Harap Anda baca baik-baik setiap pertanyaan di bawah ini.
3. Setelah menyelesaikan semua pertanyaan, dimohon agar dikumpulkan
kembali kepada peneliti.
B.Petunjuk Khusus
1. Pilihlah satu jawaban yang paling cocok dengan membubuhkan tanda
silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
2. Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan jujur, sesuai dengan
kemampuan anda
3. Jika jawaban Anda salah dan ingin dibetulkan caranya sebagai berikut:
Contoh: a b c d diperbaiki a b c d
1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut .
. .
a. katrol c. pesawat
b. tuas d. mobil
Nama :
Absen :
Kelas :
Sekolah :
ix
ix
2. Pesawat sederhana yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban
dan titik kuasa adalah . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
3. Urutan pesawat sederhana yaitu beban – titik tumpu – kuasa. Termasuk
prinsip pengungkit . . .
a. I c. III
b. II d. IV
4. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . .
a. derek c. timba sumur
b. pembuka botol d. kursi roda
5. Cara menggunakan pengungkit agar gaya kuasa yang diperlukan mengangkat
beban semakin ringan adalah dengan membuat lengan beban . . .
a. sama panjang dengan lengan kuasa
b. lebih panjang daripada lengan kuasa
c. lebih pendek daripada lengan kuasa
d. berimpit dengan lengan kuasa
6. Fungsi pesawat sederhana yaitu . . .
a. memudahkan pekerjaan c. menambah beban
b. menambah tenaga d. meniadakan gaya yang bekerja
7.
Alat di atas bekerja menggunakan prinsip . . .
x
x
a. bidang miring c. katrol
b. pengungkit d. roda berporos
8. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat disamping adalah
. . .
a. titik tumpu berada diantara beban dan kuasa
b. beban diatara titik tumpu dan titik kuasa
c. kuasa berada diantara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
9. Untuk memudahkan menaikkan bendera, pada ujung tiang bendera biasanya
di pasang . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
10. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah . . .
a. alat pencabut paku c. pisau
b. alat pencabut kemiri d. sekop
11. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat
sederhana berupa . . .
a. pengungkit c. katrol
b. bidang miring d. roda
12. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip . . .
a. katrol c. bidang miring
b. tuas d. tanjakan
xi
xi
13. Gaya yang bekerja pada suatu tuas disebut . . .
a. Titik tumpu c. beban
b. Titik kuasa d. tanjakan
14. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah . . .
a. alat pemecah kemiri c. gerobak roda satu
b. jungkat-jungkit d. sekop
15. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali . . .
a. katrol tetap c. katrol tunggal
b. katrol bebas d. katrol majemuk
16. Saat mengangkat beban dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada .
. ..
a. gaya gesek dan berat benda c. gaya tarik dan berat badan
b. gaya gesek dan gaya tarik d. gaya gravitasi dan berat benda
17. Iwan sedang memotong kukunya yang panjang maka ia menggunakan
pesawat jenis . . .
a. tuas c. bidang miring
b. katrol d. roda
18. Alat bantu yang digunakan untuk menaikkan drum minyak ke atas bak mobil
adalah . . .
a. roda c. katrol
b. sekop d. bidang miring
19. Untuk memidahkan karung beras seberat 4 kwintal sejauh 200 meter,
menggunakan alat yang berupa . . .
xii
xii
a. roda c. katrol
b. sekop d. linggis
20. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu . . .
a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
xiii
xiii
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar IPA
1. C 11. A
2. A 12. C
3. A 13. B
4. B 14. D
5. C 15. C
6. A 16. C
7. A 17. A
8. B 18. D
9. C 19. A
10. C 20. B
xiv
xiv
Lampiran 17 Daftar Kode Peserta Sampel Penelitian
No Kode Peserta Didik Jumlah Skor Nama Sekolah Kelas
1 A Afifah Naila Nisa SDN Tugurejo 1 V A
2 B Amelia Nur Mulianasari SDN Tugurejo 1 V A
3 C Anandika Rizla Putra P. SDN Tugurejo 1 V A
4 D Askia Dwi Kurniawan SDN Tugurejo 1 V A
5 E Alfina Hidayati SDN Tugurejo 1 V A
6 F Erwin Pamungkas SDN Tugurejo 1 V A
7 G Fajna Ichsanti SDN Tugurejo 1 V A
8 H M. Faza Tazakka AJ. SDN Tugurejo 1 V A
9 I Osiana Aqila Panindhya SDN Tugurejo 1 V A
10 J Hanzah Bertrand Prayoga SDN Tugurejo 1 V B
11 K Alya Husna Qirana SDN Tugurejo 1 V B
12 L Erca Nova Lina SDN Tugurejo 1 V B
13 M Faranaya Adhisti SDN Tugurejo 1 V B
14 N Septi Amalia SDN Tugurejo 2 V
15 O Anggun Anggraheny SDN Tugurejo 2 V
16 P Awalia Saldatun Nisa SDN Tugurejo 2 V
17 Q Dean Guntur Caravino SDN Tugurejo 2 V
18 R Fanny Faudiansyah SDN Tugurejo 2 V
19 S Faradiva Anabella SDN Tugurejo 2 V
20 T Imam Khalil SDN Tugurejo 2 V
21 U Nuvul Mualifah SDN Tugurejo 2 V
22 V Aditya Heri Wicaksono SDN Tugurejo 3 V
23 W Ardina Cahyandari P SDN Tugurejo 3 V
24 X Ari Febrian SDN Tugurejo 3 V
25 Y Dani Sifa Pratama SDN Tugurejo 3 V
26 Z Faisal Aditya Eka SDN Tugurejo 3 V
27 AA Firdaus Ilham Najib SDN Tugurejo 3 V
28 AB Fitria Novianti A SDN Tugurejo 3 V
29 AC Rinjas Tio Saputra SDN Tugurejo 3 V
30 AD Vina Virnandia SDN Tugurejo 3 V
31 AE Whendi Amelia Putri SDN Tugurejo 3 V
32 AF Nur Laila Sayidatina SDN Tugurejo 3 V
33 AG Salma Maulina SDN Tugurejo 3 V
34 AH Wasiatul Mustofa SDN Tugurejo 3 V
35 AI Satria Eka Saputra SDN Tugurejo 3 V
36 AJ Wahyu Muhammad Ichsan SDN Karanganyar 1V
37 AK Agung Firmansyah SDN Karanganyar 1V
38 AL Andreans Alfa Oktavianto SDN Karanganyar 1V
39 AM Arinda Putri Sabrina SDN Karanganyar 1V
40 AN Fuad Alfafa SDN Karanganyar 1V
41 AO Intan Nurhalimah SDN Karanganyar 1V
42 AP Shelly Selvianne SDN Karanganyar 1V
43 AQ Syifa' Ayu Cahyaningsih SDN Karanganyar 1V
44 AR Sekar Tanjung L SDN Randu Garut V
45 AS Renaldi Rizky F. SDN Randu Garut V
xv
xv
Lampiran 18 Data dan Pengkategorian Kemandirian Belajar di Sekolah
Data Kemandirian Belajar di Sekolah SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang
No
Kode
Peserta
Didik
Jumlah
Skor
Sekolah
No
Kode
Peserta
Didik
Jumlah
Skor
Sekolah
1 A 109 SDN Tugurejo 1
24 X 101 SDN Tugurejo 3
2 B 113 SDN Tugurejo 1
25 Y 90 SDN Tugurejo 3
3 C 87 SDN Tugurejo 1
26 Z 102 SDN Tugurejo 3
4 D 108 SDN Tugurejo 1
27 AA 96 SDN Tugurejo 3
5 E 109 SDN Tugurejo 1
28 AB 105 SDN Tugurejo 3
6 F 86 SDN Tugurejo 1
29 AC 89 SDN Tugurejo 3
7 G 85 SDN Tugurejo 1
30 AD 96 SDN Tugurejo 3
8 H 95 SDN Tugurejo 1
31 AE 86 SDN Tugurejo 3
9 I 95 SDN Tugurejo 1
32 AF 115 SDN Tugurejo 3
10 J 80 SDN Tugurejo 1
33 AG 106 SDN Tugurejo 3
11 K 108 SDN Tugurejo 1
34 AH 86 SDN Tugurejo 3
12 L 86 SDN Tugurejo 1
35 AI 78 SDN Tugurejo 3
13 M 108 SDN Tugurejo 1
36 AJ 91 SDN Karanganyar
1
14 N 79
SDN Tugurejo 2
37 AK 89
SDN Karanganyar
1
15 O 91
SDN Tugurejo 2
38 AL 92
SDN Karanganyar
1
16 P 90
SDN Tugurejo 2
39 AM 101
SDN Karanganyar
1
xvi
xvi
17 Q 92
SDN Tugurejo 2
40 AN 101
SDN Karanganyar
1
18 R 88
SDN Tugurejo 2
41 AO 89
SDN Karanganyar
1
19 S 110
SDN Tugurejo 2
42 AP 109
SDN Karanganyar
1
20 T 90
SDN Tugurejo 2
43 AQ 86
SDN Karanganyar
1
21 U 109 SDN Tugurejo 2
44 AR 87 SDN Randu Garut
22 V 106 SDN Tugurejo 3
45 AS 96 SDN Randu Garur
23 W 100 SDN Tugurejo 3
Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan range (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 115 – 79
= 37
b. Banyaknya kelas (k)
k = 1 + 3 log N
= 1 + 3 log 45
= 1 + 3 (1,65)
= 1 + 4,95
= 5,95 ≈ 6
xvii
xvii
c. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = R
k
= 37
6
= 6,167 dibulatkan 7
Kelas Fi X x2 fx fx2
78-84 3 81.5 6642.25 244.5 19926.75
85-91 17 87.5 7656.25 1487.5 130156.3
92-98 7 93.5 8742.25 654.5 61195.75
99-105 6 99.5 9900.25 597 59401.5
106-112 10 105.5 11130.25 1055 111302.5
113-119 2 111.5 12432.25 223 24864.5
Jumlah 45 579 56503.5 4261.5 406847.3
Dari tabel di atas dapat dihitung nilai men dan standar deviasi sebagai
berikut:
a. Mean
x = ∑ 𝑓𝑥
𝑁
= 406847,3
45
= 94,7 dibulatkan 95
b. Standar deviasi
s = √∑ 𝑓𝑥2
𝑁− (
∑ 𝑓𝑥
𝑁)
2
= √406847,3
45− (
4261,5
45)
2
= 8,54 dibulatkan 8,5
xviii
xviii
c. Membuat rentang kategori skala 5
sangat tinggi
�� + 1,5s 95 + 1,5(8,5) = 107.75 dibulatkan 108
tinggi
�� + 0,5s 95 + 0,5(8,5) = 99,25 dibulatkan 99
cukup
�� + 0,5s 95 - 0,5(8,5) = 90,75 dibulatkan 91
rendah
�� + 1,5s 95 - 1,5(8,5) = 82,25 dibulatkan 82
Sangat rendah
xix
xix
Lampiran 19 Data dan Pengkategorian Prestasi Belajar IPA
Data Nilai Prestasi Belajar IPA
Untuk menganalisis data prestasi belajar IPA kelas V SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Tugu Kota Semarang, terlebih dahulu dibuatkan tabel
distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
No Kode Peserta Didik Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik Rata-Rata Sekolah
1 A 75 85 70 77 SDN Tugurejo 1
2 B 90 87 90 89 SDN Tugurejo 1
3 C 80 79 60 73 SDN Tugurejo 1
4 D 90 87 75 84 SDN Tugurejo 1
5 E 70 81 85 79 SDN Tugurejo 1
6 F 65 70 60 65 SDN Tugurejo 1
7 G 75 68 65 69 SDN Tugurejo 1
8 H 95 79 70 81 SDN Tugurejo 1
9 I 85 80 75 80 SDN Tugurejo 1
10 J 65 71 70 69 SDN Tugurejo 1
11 K 75 85 65 75 SDN Tugurejo 1
12 L 65 77 60 67 SDN Tugurejo 1
13 M 90 84 75 83 SDN Tugurejo 1
14 N 20 70 60 50 SDN Tugurejo 2
15 O 55 66 75 65 SDN Tugurejo 2
16 P 65 80 70 72 SDN Tugurejo 2
17 Q 70 67 60 66 SDN Tugurejo 2
18 R 50 66 60 59 SDN Tugurejo 2
19 S 75 86 100 87 SDN Tugurejo 2
20 T 70 64 90 75 SDN Tugurejo 2
21 U 85 74 85 81 SDN Tugurejo 2
22 V 60 88 85 78 SDN Tugurejo 3
23 W 50 85 80 72 SDN Tuguerejo 3
24 X 60 87 90 79 SDN Tugurejo 3
25 Y 55 82 90 76 SDN Tugurejo 3
26 Z 75 90 85 83 SDN Tugurejo 3
27 AA 75 72 60 69 SDN Tugurejo 3
28 AB 60 88 60 69 SDN Tugurejo 3
29 AC 65 80 60 68 SDN Tugurejo 3
30 AD 65 88 80 78 SDN Tugurejo 3
31 AE 80 70 60 70 SDN Tugurejo 3
32 AF 75 88 96 86 SDN Tugurejo 3
33 AG 70 83 80 78 SDN Tugurejo 3
34 AH 55 73 60 63 SDN Tugurejo 3
35 AI 60 65 60 62 SDN Tugurejo 3
36 AJ 65 65 70 67 SDN Karanganyar 1
37 AK 65 68 70 68 SDN Karanganyar 1
38 AL 50 83 90 74 SDN Karanganyar 1
39 AM 50 62 85 66 SDN Karanganyar 1
40 AN 50 82 80 71 SDN Karanganyar 1
41 AO 75 70 75 73 SDN Karanganyar 1
42 AP 65 80 80 75 SDN Karanganyar 1
43 AQ 80 70 65 72 SDN Karanganyar 1
44 AR 75 69 60 68 SDN Randu Garut
45 AS 55 68 75 66 SDN Randu Garut
xx
xx
a.Menentukan range (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 89 – 50
= 39
b.Banyaknya kelas (k)
k = 1 + 3 log N
= 1 + 3 log 45
= 1 + 3 (1,65)
= 1 + 4,9
= 5,95 ≈ 6
c.Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = R
k
= 39
6
= 6,5 dibulatkan 7
Kelas f x x2 fx fx2
50-56 1 55.5 55.5 306.25 306.25
57-63 3 61.5 184.5 132.25 396.75
64-70 15 67.5 1012.5 30.25 453.75
71-77 12 73.5 882 0.25 3
78-84 11 79.5 874.5 42.25 464.75
85-91 3 85.5 256.5 156.25 468.75
Jumlah 45
3265.5
2093.25
Dari tabel di atas dapat dihitung nilai mean dan standar deviasi sebagai
berikut:
xxi
xxi
a. Mean
x = ∑ fx
∑ N
= 3265,5
45
= 72,6 dibulakan menjadi 73
b. Standar deviasi
s = √∑ fx2
N− (
∑ fx
N)2
= √2093,25
45− (
3265,5
45)2
= 6,82 dibulatkan menjadi 7
c. Membuat rentang kategori skala 5
sangat tinggi
�� + 1,5s 73 + 1,5(7) = 83,5 dibulatkan 84
tinggi
�� + 0,5s 73 + 0,5(7) = 76,5 dibulatkan 77
cukup
�� + 0,5s 73 - 0,5(7) = 69,5 dibulatkan 70
rendah
�� + 1,5s 73 - 1,5(7) = 62,5 dibulatkan 63
Sangat rendah
xxii
xxii
Lampiran 20 Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
y * x Between Groups (Combine
d) 2392.378 22 108.744 6.679 .000
Linearity 1547.303 1 1547.303 95.033 .000
Deviation
from
Linearity
845.075 21 40.242 2.472 .020
Within Groups 358.200 22 16.282
Total 2750.578 44
xxiii
xxiii
Lampiran 21 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
x y
N 45 45
Normal Parametersa Mean 95.89 72.82
Std. Deviation 10.019 7.907
Most Extreme Differences Absolute .140 .086
Positive .140 .086
Negative -.110 -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .939 .574
Asymp. Sig. (2-tailed) .341 .896
a. Test distribution is Normal.
xxiv
xxiv
Lampiran 22 Uji Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.065 7.673 2.094 .042
X .592 .080 .750 7.436 .000
a. Dependent Variable: y
xxv
xxv
Lampiran 23 Uji Keberartian
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1547.303 1 1547.303 55.294 .000a
Residual 1203.275 43 27.983
Total 2750.578 44
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
xxvi
xxvi
Lampiran 24 Uji Koefisien Korelasi
Correlations
x y
x Pearson Correlation 1 .750**
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
y Pearson Correlation .750** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
xxvii
xxvii
Lampiran 25 Uji Signifikansi Korelasi
t = r √n−2
√1−r2
t = 0,750 √45−2
√1−(0,750)2
t = 0,750 √43
1−0,5625
t = 0,750 (6,557)
√0,4375
t = 4,917
06611
t = 7,43
xxviii
xxviii
Lampiran 26 Koefisien Determinasi
KD = rxy2 x 100 %
KD = (0,750)2 X 100 %
= 65.6%
xxix
xxix
Lampiran 27 Daftar Kode Peserta Catatan Lapangan
SDN Tugurejo 1
No Nama Siswa Kode Perserta Didik
1 Erwin Pamungkas A
2 Titian Fadilah B
3 Pandu Bayu Aji C
4 Intan Allyu Kususma Putri D
5 Muhammad Raditya Arif E
6 Zahra Aulia F
SDN Tugurejo 2
No Nama Siswa Kode Perserta Didik
1 Anggun Anggraheny A
2 Fanny Faudiansyah B
3 Imam Khalil C
4 Nadhila Damayanti D
5 leonovel Sindu S. E
SDN Tugurejo 3
No Nama Siswa Kode Perserta Didik
1 Dinda Herdiana A
2 Isnaini Ginaridha B
SDN Karanganyar 1
No Nama Siswa Kode Perserta Didik
1 Yusuf Ilham Dermawan A
2 Aldi Setyawan Putra B
3 Chikal Aryo Wicaksono C
4 Fikri Wildan Ariyananda D
5 Fuad Alfafa E
xxx
xxx
SDN Randu Garut
No Nama Siswa Kode Perserta Didik
1 Beni Surahman A
2 Luluk Dora M B
3 Feri Yuli Setiawan C
xxxi
xxxi
Lampiran 28 Catatan Lapangan
SDN Tugurejo 1
Kode
Peserta
Didik
Indikator
Progesif
dan ulet
Inisiatif Mengendalikan
dari dalam
Kemantapan
diri
Memperkepuasan
atas usahanya
A V V - - -
B V - - - -
C - V - - V
D - V - V V
E V V - - -
F - V - - -
SDN Tugurejo 2
Kode
Peserta
Didik
Indikator
Progesif
dan ulet
Inisiatif Mengendalikan
dari dalam
Kemantapan
diri
Memperkepuasan
atas usahanya
A - V - - V
B V V - - -
C - - - - V
D - - - V V
E V - V - -
SDN Tugurejo 3
Kode
Peserta
Didik
Indikator
Progesif
dan ulet
Inisiatif Mengendalikan
dari dalam
Kemantapan
diri
Memperkepuasan
atas usahanya
A - V V - V
B V V V - -
xxxii
xxxii
SDN Karanganyar 1
Kode
Peserta
Didik
Indikator
Progesif
dan ulet
Inisiatif Mengendalikan
dari dalam
Kemantapan
diri
Memperkepuasan
atas usahanya
A - V V - V
B - V - - -
C - - V - V
D - - - V V
E - - V - -
SDN Randu Garut
Kode
Peserta
Didik
Indikator
Progesif
dan ulet
Inisiatif Mengendalikan
dari dalam
Kemantapan
diri
Memperkepuasan
atas usahanya
A - V - - V
B V - V - -
C - - - V V
xxxiii
xxxiii
Lampiran 29 SK Dosen
xxxiv
xxxiv
Lampiran 30 Validator Instrumen
xxxv
xxxv
xxxvi
xxxvi
Lampiran 31 Surat telah melakukan uji coba instrumen
xxxvii
xxxvii
Lampiran 30 Surat Ijin Penelitian
xxxviii
xxxviii
xxxix
xxxix
xl
xl
xli
xli
xlii
xlii
xliii
xliii
Lampiran 33 Surat telah melakukan penelitian
xliv
xliv
xlv
xlv
xlvi
xlvi
xlvii
xlvii
xlviii
xlviii
Lampiran 34 Dokumentasi
xlix
xlix
l
l