PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

155
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL TRADISI BETANGAS MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI OLEH EMBARIANIYATI PUTRI NIM A1D117012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER 2020

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN

LOKAL TRADISI BETANGAS MENGGUNAKAN APLIKASI

KVISOFT FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

OLEH

EMBARIANIYATI PUTRI

NIM A1D117012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

DESEMBER 2020

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN

LOKAL TRADISI BETANGAS MENGGUNAKAN APLIKASI

KVISOF FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH

EMBARIANIYATI PUTRI

NIM A1D117012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

DESEMBER 2020

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

iii

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

v

MOTTO

“Jadilah diri sendiri, sejatinya setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing dengan caranya sendiri untuk meraih kesuksesan”

“Usaha, doa dan dukungan orang tua yang menjadi motivasi terbesar untuk

meraih keberkahan hidup baik didunia maupun diakhirat”

“Setiap orang mempunyai proses yang berbeda, ada yang cepat ada yang lambat

maka syukurilah apa yang diberikan Allah kepada kita, karena rencana Allah jauh

lebih baik dari yang kita rencanakan.”

Kupersembahkan Skripsi ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang selama ini

telah berjuang dan bekerja keras demi menyekolahkanku agar mendapatkan ilmu

untuk bekal agar selamat dunia dan akhirat sehingga aku mencapai bangku

pendidikan perguruan tinggi. Semua ini tidak luput dari doa dan perjuangan kedua

orang tua yang tidak kenal dengan rasa lelah. Terima kasih untuk Ibu dan Ayah ku

tercinta yang selalu menjadi pelita, yang tak henti-hentinya mengingatkanku

disaat aku tak berdaya, lupa, dan lalai terhadap tanggung jawabku.

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

vi

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

vii

ABSTRAK

Putri. Embarianiayati. 2020. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan

Lokal Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker untuk Kelas V Sekolah Dasar: Skripsi, Jurusan Anak Usia

Dini dan Dasar. FKIP. Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Prof. Dr.

rer.nat. Asrial, M.Si (II) Alirmansyah, S. Pd., M. Pd

Kata Kunci: Modul Elektronik, Kearifan Lokal, Tradisi Betangas, Kvisoft

Flipbook Maker.

Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya kearifan lokal untuk

dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam pembelajaran Sekolah Dasar yang

mana sesuai dengan Permendiknud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses.

selain itu, berdasarkan observasi dan wawancara terdapat permasalahan terkait

dengan guru belum mengintegrasikan pembelajaran berbasis kearifan lokal.

Kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui cara mengembangkan modul

elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas untuk kelas V Sekolah Dasar,

(2) mengetahui kevalidan dari modul yang dikembangkan, (3) menegetahui

kepraktisan dari modul yang dikembangkan.

Metode penelitiaan ini adalah Research and Development (R&D).

Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yaitu (1)

Analysis (2) Design (3) Development (4) Impelementation (5) Evaluation. Akan

tetapi pada penelitian ini pengembangan modul elektronik hanya sampai pada

tahap pengembangan (Development). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar

Negeri 64/I Muara Bulian. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi ahli

materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Modul elektronik untuk siswa kelas V

Sekolah Dasar berbasis kearifan lokal dengan tema “ Panas dan Perpindahannya”.

(2) Tingkat kevalidan modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas

menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang

diperoleh dari validator ahli materi dengan nilai 3,7 termasuk kategori sangat

valid dengan presentase 92,5%, validator ahli media dengan nilai 3,75 termasuk

kategori sangat valid dengan presentase 93,75%, validator ahli bahasa dengan

nilai 3,75 termasuk kategori sangat valid dengan presentase 93,75%. (3) Tingkat

kepraktisan modul yang dikembangkan dengan ahli praktisi yang dilakukan oleh 3

orang guru kelas V Sekolah Dasar diperoleh nilai 3,8 termasuk kategori sangat

praktis

Simpulan dari penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar

modul berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft

flipbook maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang layak untuk digunakan dalam

proses pembelajaran. Saran penelitian adalah agar guru lebih kreatif dan inovatif

dalam membuat bahan ajar dan diharapakan adanya penelitian berkelanjutan

berbasis keraifan lokal dengan tema yang lain.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

viii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Betangas

Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk Kelas V Sekolah Dasar”.

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

pendidikan. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada dukungan,

bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih kepada

kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Munir (ALM) dan Ibu Jualiyah yang telah

memberikan dukungan dan doa. Terimakasih juga untuk saudara kandungku

Supriyanto, Mei roni dan Embardiono Putra serta Ayuk ipar Mukarromah, S.Pd

yang terus memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Selain itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Prof. rer. nat. Asrial, M. Si selaku pembimbing I dan Bapak

Alirmansyah, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang dengan kesabaran dan

keikhlasan telah membimbing, memotivasi, dan memberikan arahan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Alirmansyah, S.Pd.,

M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama

kuliah. Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si selaku ketua program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi yang telah menyetujui

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

ix

dan menerima skripsi ini. Bapak Dr. Yantoro, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan

Anak Usia Dini dan Dasar. Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D selaku wakil dekan

1 yang selalu memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya. Bapak Prof. Dr. rer.

nat. Asrial, M.Si selaku dekan FKIP Universita Jambi. Terimakasih juga penulis

ucapkan kepada Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D dan Bapak Agung Rimba

Kurniawan, S,Pd., M.Pd yang telah bersedia menjadi validator ahli materi, media,

dan bahasa yang telah memberikan luang waktu untuk memberkan komentar/

saran terhadap modul yang dikembangkan. serta Ibu Asni Mulyati S.Pd Selaku

kepala sekolah SD Negeri 64/1 Muara Bulian yang telah memberikan izin

penelitian dan Ibu juniarti, ibu mardianty serta ibu erlina efliani yang telah

bersedia menjadi vaidator ahli praktisi.

Tak lupa juga kepada sahabat yaitu Fenny, Siti, Khusna, Yasinta, dila, dan

ima yang selalu ada pada saat suka dan duka serta memberi semangat dalam

menyelesaikan skrips ini. Dan juga keluarga Asrama PGSD, Keluarga Racana

PGSD, dan Keluarga Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Batanghari terimakasih

canda, tawa dan motivasinya. Sahabat perjuanagan angakatan 2017 khsususnya

kelas R001 yang sama-sama menyusun dan berjuang untuk menggapai gelar S,Pd.

Penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangatlah

diharpkan demi hasil penelitian yang lebih baik. semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat khsususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Muara Bulian, 14 Desemberr 2020

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

MOTTO ...........................................................................................................v

PERNYATAAN ............................................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

PRAKATA......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

LAMPIRAN .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6

1.3 Tujuan Pengembangan ............................................................... 6

1.4 Spesifikasi Pengembangan ......................................................... 6

1.5 Pentingnya Pengembangan ......................................................... 7

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................... 7

1.7 Definisi Istilah ............................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori dan penelitian yang Relevan ................................... 9

2.1.1 Kearifan Lokal ..................................................................... 9

2.1.1.1 Pengertian Kearifan Lokal ............................................ 9

2.1.1.2 Fungsi Kearifan Lokal ................................................. 10

2.1.1.3 Tradisi Betangas ........................................................... 11

2.1.2 Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar ....................... 11

2.1.3 Teknologi dan Informasi dan Komunikasi ............................ 13

2.1.3.1 Pengertian TIK ............................................................. 13

2.1.3.2 Manfaat TIK ................................................................. 14

2.1.4 Bahan Ajar ................................................................................... 15

2.1.4.1 Ppengertian Modul elektronik ............................................... 15

2.1.4.2 Keunggulan Modul Elektronik ............................................... 16

2.1.4.3 Aplikasi Klisoft Fillbook maker ............................................... 16

2.1.5 Penelitian Relevan ........................................................................ 20

2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................... 23

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

xi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan ................................................................. 25

3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................. 25

3.2.1 Tahap Analyze ..................................................................... 27

3.2.2 Tahap Design ....................................................................... 33

3.2.3 Tahap Development ............................................................. 37

3.2.4 Tahap Implementation.......................................................... 38

3.2.5 Tahap Evaluation ................................................................. 38

3.3 Subjek Uji Coba .......................................................................... 39

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ........................................................ 39

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 39

3.5.1 Angket Validasi ................................................................... 40

3.5.2 Angket Praktisi .................................................................... 41

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 41

3.6.1 Analisis Data Kualitatif ........................................................ 41

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ...................................................... 43

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengembangan ................................................................... 45

4.1.1 Tahap Analyze (Analisis) ..................................................... 45

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan .................................................. 46

4.1.1.2 Analisis peserta didik ............................................... 48

4.1.1.3 Analisis kurikulum ................................................... 49

4.1.2 Tahap Design (Perancangan) ............................................... 51

4.1.3 Tahap Development (Pengembangan) .................................. 57

4.1.3.1 Validasi materi pembelajaran ................................... 58

4.1.3.2 Validasi media pembelajaran .................................... 64

4.1.3.3 Validasi bahasa ........................................................ 71

4.2 Pembahasan ................................................................................. 86

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 89

5.2 Implikasi ..................................................................................... 89

5.3 Saran ........................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kompetensi Dasar ..................................................................................... 31

3.2 Storyboard Modul Elektronik .................................................................... 33

3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi ..................................................................... 40

3.4 Kisi-kisi Angket Ahli Media ..................................................................... 40

3.5 Kisi-kisi Angket Ahli Bahasa .................................................................... 41

3.6 Kisi-kisi Ahli Praktisi ................................................................................ 41

3.7 Kategori kevalidan .................................................................................... 42

3.8 Kategori Kepraktisan ................................................................................ 43

4.1 Wawancara beberapa Tokoh Adat ............................................................. 46

4.2 Wawancara Guru Sekolah Dasar ............................................................... 47

4.3 Karakteristik Peserta Didik ........................................................................ 48

4.4 Kompetensi Dasar dan Indikator ............................................................... 50

4.5 Validasi Ahli Materi I ............................................................................... 58

4.6 Validasi Ahli Materi II .............................................................................. 60

4.7 Validasi Ahli Media I ................................................................................ 65

4.8 Validasi Ahli Media II............................................................................... 68

4.9 Validasi Ahli Bahasa I............................................................................... 71

4.10 Validasi Ahli Bahasa II ........................................................................... 74

4.11 Validasi Ahli Praktisi I ............................................................................ 78

4.12 Validasi Ahli Praktisi II ........................................................................... 81

4.13 Validasi Ahli Praktisi III ......................................................................... 83

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tampilan Pertama ..................................................................................... 17

2.2 Tampilan Kedua ........................................................................................ 18

2.3 Tampilan Ketiga........................................................................................ 18

2.4 Tampilan Keempat .................................................................................... 18

2.5 Tampilan Kelima ...................................................................................... 19

2.6 Tampilan Keenam ..................................................................................... 19

2.7 Tampilan Ketujuh ..................................................................................... 19

2.8 Tampilan Kedelapan ................................................................................. 19

2.9 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 23

3.1 Tahapan Model ADDIE ............................................................................. 26

3.2 Bagan Kurikulum ...................................................................................... 32

3.3 Peta Konsep Isi Materi Modul ................................................................... 37

4.1 Cover Modul Elektronik ............................................................................ 52

4.2 Kata Pengantar .......................................................................................... 52

4.3 Daftar Isi ................................................................................................... 52

4.4 Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................... 53

4.5 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..................................................... 53

4.6 Indikator dan Tujuan Pembelajaran ........................................................... 54

4.7 Peta Konsep dan Materi Pembelajaran....................................................... 54

4.8 Video Pembelajaran .................................................................................. 55

4.9 Uraian Pembelajaran Materi ...................................................................... 55

4.10 Pertanyaan berkaitan dengan Materi ........................................................ 56

4.11 Prakarya .................................................................................................. 56

4.12 Instrumen Penilaian ................................................................................. 57

4.13 Daftar Pustaka dan Biografi..................................................................... 57

4.14 Diagram pict charct ahli materi I ............................................................. 60

4.15 komentar/saran ahli materi I .................................................................... 61

4.16 Diagram pict charct ahli materi II ............................................................ 63

4.17 komentar/saran ahli materi II ................................................................... 64

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

xiv

4.18 Diagram pict charct ahli media I .............................................................. 66

4.19 komentar/saran ahli media I..................................................................... 67

4.20 Diagram pict charct ahli media II ............................................................ 69

4.21 komentar/saran ahli media II ................................................................... 70

4.22 Perbaikan cover ....................................................................................... 71

4.23 Diagram pict charct ahli bahasa I ............................................................. 73

4.24 komentar/saran ahli bahasa I ................................................................... 74

4.25 Diagram pict ahli bhaasa II ..................................................................... 76

4.26 komentar/saran ahli bahasa II .................................................................. 77

4.27 Perbaikan tata bahasa .............................................................................. 78

4.28 Diagram pict charct ahli praktisi I ........................................................... 80

4.29 komentar/saran ahli praktisi I .................................................................. 80

4.30 Diagram pict charct ahli praktisi II ......................................................... 82

4.31 komentar/saran ahli praktisi II ................................................................. 83

4.32 Diagram pict charct ahli praktisi III ........................................................ 85

4.33 komentar/saran ahli praktisi III ................................................................ 85

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Wawancara Tokoh Adat ........................................................... 98

2 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat................................................. 103

3 Hasil Wawancara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ........................ 103

4 Hasil Wawancara Guru ...................................................................... 107

5 Validasi Ahli Materi I ........................................................................ 109

6 Validasi Ahli Materi II ...................................................................... 111

7 Validasi Ahli Media I ........................................................................ 113

8 Validasi Ahli Maedia II ..................................................................... 115

9 Validasi Ahli Bahasa I ....................................................................... 117

10 Validasi Ahli Bahasa II ..................................................................... 119

11 Validasi Ahli Praktisi I ...................................................................... 121

12 Validasi Ahli Praktisi II ..................................................................... 123

13 Validasi Ahli Materi III ..................................................................... 125

14 Surat Pengatar SD ............................................................................. 127

15 Surat Selesai Penelitian ..................................................................... 128

16 HasilPlagiat ....................................................................................... 129 17 Dokumentasi Foto Kegiatan .............................................................. 130

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran di Indonesia memberikan keanekaragaman pengetahuan dengan

hadirnya budaya lokal pada setiap daerah, seperti dengan mengintegrasikan

budaya lokal dalam pendidikan Sekolah Dasar agar peserta didik mengetahui

budaya lokal di daerah tempat tinggal. Berdasarkan Peratuan Mentri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses bahwa

pembelajaran di Sekolah Dasar mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu,

pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dengan pembelajaran dalam

konten kearifan lokal. Pembelajaran tematik terpadu artinya mengguankan tema

tertentu untuk mengkaitkan dengan mata pelajaran lainnya dengan pengalaman

kehidupan nyata sehari-hari peserta didik sehingga memberikan pembelajaran

yang bermakna (Widiastuti & Purnawijaya, 2019: 1104). Dengan mengangkat

kerifan lokal yang ada didaerah setempat dapat mengetahui pengetahuan tentang

budaya lokal dan pembelajaran menjadi bermakan karena konseptual dengan

peserta didik.

Manurut Asnawi (2016: 200) “Kearifan lokal diartinya secara luas yaitu nilai

budaya yang baik dimasyarakat”. Dalam mengembangkan dan mempertahankan

kerifan lokal kita harus mengimplentasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan

yang berbentuk aktivitas positif dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran.

Menurut Njatriani (2018: 18) “kearifan lokal adalah cara pandang, wawasan

hidup, berbentuk kegiatan biasanya dilakukan oleh warga setempat dalam

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

2

mencukupi kebutuhan dengan menjawab berbagai masalah”.Dalam penerapannya

akan lebih bermakna ketika pengetahuan tersebut kita jadikan suatu aktivitas

dalam berkehidupan dan tidak terpisah dari bahasa yang ada pada masyarakat.

sejalan dengan Darmadi (2018: 136) “ Local Wisdom is part of the culture of a

society that can not be separated from the language of society it self”.

Menurut Febriana dkk, (2020: 1) Provinsi jambi memiliki luas wilayah

50.058,16 km2 dengan jumlah penduduk 3.406.178 jiwa. Selain itu, Provinsi

Jambi memiliki banyak kearifan lokal yang berbeda, seperti tempat wisata, adat

istiadat, bahasa dan karya seni. Sejalan dengan Pingge (2017: 129) kearifan lokal

merupakan segala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu daerah, baik berupa

makanan, adat istiadat, tarian, lagu maupun upacara adat yang dapat dilestarikan.

Oleh karena itu, kita sebagai pendidik hendaknya bisa mengintegrasikan

pembelajran dengan potensi daerah yakni dengan mengkaitkan pembelajran

dengan kontek kearifan lokal sehingga kita ikut serta dalam melestarikan budaya

lokal daerah setempat. Sejalan dengan Alirmansyah (2019: 26) Masyarakat

Melayu Jambi berperan dalam melestarikan dan mempertahankan warisan budaya

lokal dalam dalam pendidikan agar menambah wawasan tentang budaya lokal

khsusnya daerah Jambi. Maka dari itu, kita harus peka terhadap budaya yang ada

didaerah setempat sehingga kearifan lokal tetap lestari. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa

kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

didik

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

3

Menurut Khusna (2018: 49) Esensi dari kurikulum 2013 adalah tidak hanya

bertujuan untuk menumbuhkan intelektual pada peserta didik, akan tetapi untuk

membekali pada keterampilan serta karakter luhur sesuai kepribadianya. Dengan

mempunyai karakter yang baik peserta didik akan menjadi orang pandai

menghargai, mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kerifan loakl dan ikut

melestarikannya. Salah satu keraifan lokal yang di Provinsi Jambi yang tepatnya

di Kabupaten Sarolangun Kecamatan Mandiangin yaitu Tradisi Betangas.

Betangas sering di sebut juga dengan mandi uap dengan menggunakan rebusan

rempah-rempah seperti daun serai wangi, daun pandan, daun jeruk purut, daun

jeruk nipis, daun sembung untuk mengeluarkan keringat. Biasanya dilakukan oleh

calon pengantin untuk kesehatan tubuh. Dengan adanya metode konduksi dalam

proses trdisi betangas panas akan berpindah dari sushu tinggi ke suhu rendah,

sehingga panas yang ada diruangan akan berpindah ke suhu tubuh yang

menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat yang dapat diintegrasikan kedalam

pembelajaran Sekolah Dasar.

Hasil studi pendahuluan berupa wawancara bersama ketua adat dan tokoh

masyarakat di Kecamatan Mandiangin tepatnya di desa mandiangin pada tangga

03 januari 2020. Hasilnya adalah bahwa tradisi betangas atau mandi uap

merupakan sebuat adat tradisional yang dilakukan oleh calon pengantin untuk

kesehatan tubuh. Seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlancar

peredaran darah (Sembiring 2015: 39). Pelaksanaan tradisi betangas yaitu siapkan

rebusan rempah-rempah yang telah tersedia, tikar panda rumbai di bentuk

lingakaran, calon pengantin masuk dalam tikar yang sudah tersedia, lalu diats tikar

ditutup dengn kain agar uapnya tidak keluar. Adapun tugas orang yang didalam

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

4

tikar mengaduk-aduk air rebusan sampai dingin. Sehingga keluarlah aroma wangi

dari rempah-reampah tersebut dan tubuh mengelurakan keringat. Karena jika

tubuh secara terus-menerus berada dalam ruangan yang panas, maka tubuh akan

berkeringat dan temperatur tubuh meningkat.

Hasil studi pendahuluan dilakukan di SD Negeri 64/1 Muara Bulian berupa

wawancara bersama Ibu Erlina Efliani S.Pd pada tanggal 29 Januari 2020.

Hasilnya adalah guru belum mengintegrasikan pembelajaran berbasis kearifan

lokal dan kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Sehingga solusi yang

dapat diberikan peneliti yaitu sebuah bahan ajar dalam bentuk modul elektronik

berbasis keraifan lokal untuk memperkenalkan trdisi betangas kepada peserta

didik yang dapat dkaitkan dengan pembelajaran tema 6 panas dan perpindahannya

enan harapan bisa menambah wawasan tentang budaya lokal, dan pembelajaran

lebih bermakna karena konseptual serta ikut serta dalam melestarikan keraifan

lokal yanga ada khsusnya di Provinsi Jambi.

Dalam memperkenalkan keraifan lokal di daerah bisa memanfaatkan

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mempermudah guru dalam proses

pembelajaran. Menurut Darimi (2017: 112) “ Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) adalah program yang dipakai untuk mengimpelentasikan alat,

memanipulasi, dan mengkomunikasikan infrormasi”. Kehadiran TIK dalam dunia

pendidikan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan

memudahkan kita dalam mencari informasi. Menuut Fahyuni (2017: 16) “TIK

mencakup perangkat lunak/keras dan infrastruktur berhubungan dengan fungsi

serta pencarian informasi, pengmpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyebaran,

penyajian dan mencetak berupa bahan ajar elektronik. Dengan begitu, dapat

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

5

mempermudah guru untuk menyampaikan materi ajar dengan menggunakan

modul elektronik.

Menurut winarko dkk (2013: 3) “ Modul elektronik merupakan media yang

berisi tentang materi, metode, batasan, dan metode penila in dibuat secara urutan

untuk mencapai kemampuan yang diharapkan”. Adanya modul elektronik dapat

membuat peserta didik lebih aktif dan interaktif ketika pembelajaran berlangsung.

Sejalan dengan purwaningtyas, dkk (2017: 1) Modul elektronik merupakan bahan

ajar yang disusun secara berurutan sesuai dengan karakteristik materi ajaryang

telah dikemas secara utuh, peserta didik dapat belajar secaramandiri dan lebih

aktif sesuai dengan kemampuan belajarnya. Hadirnya modul elektronik ini

membuat peserta didik menjadi senang dan termotivasi sehingga pembelajaran

menjadi interaktif tidak monoton ditambahan lagi dengan aplikasi kvisoft flipbook

maker dalam penyajiannya.

Menurut Wibowo & Pratiwi (2018: 3) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

merupakan perangkat media dan proses pembelajaran, karena aplikaisnya tidak

terbatas pada tulisan saja, tetapi dapat juga dimasukkan seperti animasi gerak,

video dan audio yang dapat dipakai sehingga pembelajaran menjadi interaktif dan

tidak membosankan”. Dengan menggunakan aplikasi ini, dapat memudahkan guru

dalam menyampaikan materi ajar dan membuat siswa lebih aktif. Menurut

Divaya, dkk (2018: 36) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker ini memberikan

kemudahan bagi penggunanya dalam memasukkan/menyisipkan fasilitas

multimedia, seperti text, gambar, animasi, musik ke dalam buku digital, yang

dapat membuat siswa tidak bosan/jenuh saat membaca buku di gital tersebut.

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

6

Sehingga aplikasi ini dapat mempermudah pendidik dalam mengajar yang dapat

membuat pembelajaran lebih interaktif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai ”Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan

Lokal Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

Untuk Kelas V Sekolah Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengembangkan Modul Elektronik berbasis kearifan

lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

pada kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi

betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V

Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara Mengembangkan Modul Elektronik berbasis

kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker pada kelas V Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal

tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas

V Sekolah Dasar.

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

7

1.4 Spesifikasi pengembangan

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah modul elektronik

berbasis kearifan lokal dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul Elektronik ini berisi tentang materi tentang teks bacaan tentang

perpindahan panas/kalor, perpindahan kalor secara konduksi dan

percobaan perpindahan kalor secara konduksi menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar

2. Modul elektronik ini di lengkapi dengan gambar dan video tentang

kearifan lokal tradisi betangas yang disajikan dalam bentuk aplikasi kvisoft

flipbook maker.

3. Modul elektronik ini mempunyai manfaat antara lain membuat

pembelajaran menjadi bermakna, untk mengetahui kearifan lokal yang ada

didaerah setempat.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pengembangan ini dibuat untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat

digunakan guru dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan materi

pembelajaran secara kontekstual. Selain itu, pengembangan modul elektronik ini

juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan kearifan lokal kepada peserta didik

melalui pembelajaran.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan modul elektronik ini didasarkan pada asumsi bahwa dengan

adanya potensi daerah yang bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran sekolah

dasar, dengan tujuan untuk melestarikan dan mengenalakan kearifan lokal kepada

peserta didik dengan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

8

menambah wawasan tentang TIK bagi pada guru maupun peserta didik agar

mengikuti perkembangan TIK yang semakin canggih.

Adapun keterbatasan pengembangan pada penelitian ini adalah:

1. Produk pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal hanya

berbatas pada kelas V Tema VI “Panas dan Perpindahannya” Subtema 2

”Perpindahan Kalor di Sekitar Kita” Pembelajaran 1

2. Modul elektronik yang dikembangkan untuk melihat kelayakan yang

hanya berbatas kepada kevalidan dan kepraktisan pada modul.

3. Pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yang hanya sampai pada

tahap pengembangan (development).

1.7 Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah kegiatan mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Modul Elektronik yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi

ajar yang di kemas secara utuh, yang dapat dipelajari secara mandiri dan

lebih interaktif.

3. Tradisi betangas adalah sebuah adat tradisional masyarakat Mandiangin

yang dilakukan untuk calon pengantin untuk kesehatan tubuh.

4. Kearifan lokal merupakan seagala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu

daerah, baik berupa makanan, adat istiadat, tarian, maupun upacara adat

yang dapat dilestarikan.

5. Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker merupakan sebuah aplikasi yang dapat

mendukung kegiatan pembelajaran yang menarik, karena bersifat

interaktif.

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

2.1.1 Kearifan Lokal

2.1.1.1 Pengertian Kearifan Lokal

Menurut Bachtiar, (2016: 651) “Kearifan lokal merupakan identitas

budaya yang perlu diperkenalkan kepada penerus bangsa melalui dunia

pendidikan. Salah satunya dengan menghubungkan budaya lokal dalam

pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mengenal identitas budaya dan

ikut melestarikannya. Menurut Wagiran, (2012: 2) “Kearifan lokal dapat

dijelaskan sebagai pemikiran hidup yang dilandasi oleh rasionalitas ynag jernih,

budi yang baik, dan memuat hal-hal positif”. Dengan adanya kearifan lokal di

setiap daerah dapat meningkatkan potensi daerah, seperti tradisi yang

mempengaruhi karakter dan kesopanan kepada masyarakat sekitar.

Menurut Pamungkas, dkk (2019: 2) kearifan lokal merupakan semu aspek

kehidupan manusia yang selaras antara manusia, alam dan budaya. Dengan

adanya kearifan lokal kita sebagai manusia akan lebih bermanfaat dengan saling

berkaitan antara alam dan budaya sekitar. Keaifan lokal tidak hanya diperoleh dari

warisan, tetapi juga terus dihasilkan melalui proses berfikir tentang permasalahan

yang diselesaikan dengan mengoptimalkan potensinya seacra bijak. Menurut

Sultoni & Hilmi (2015: 231) “kearifan lokal bagian dari budaya, identitas, bahkan

ciri khas masyarakat. dengan ciri khas yang dimiliki potensi daerah tersebut kita

bisa melestarikan dan mengembangkannya kedalam proses pembelajran.

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

10

Dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah salah satu bentuk potensi yang

ada didaerah tertentu, tidak hanya sebagai bentuk budaya yang diturunkan dari

generasi ke generasi tetapi juga mempunyai nilai yang baik, bahkan menjadi

identitas suatu daerah.

2.1.1.2 Fungsi Kearifan Lokal

Menurut Utari (2017: 42) Secara universal, kearifan lokal mempunyai

karakteristik dan fungsi yaitu (1) Ciri khas identitas komunitas; (2) Unsur pelekat

sosial antar masyarakat; (3) Faktor budaya yang berkembang menjadi eksis; (4)

Memberikan rasa solidaritas untuk komunitas; (5) Mementingkan hubungan

kelompok dari pada perorangan.

Fungsi kearifan lokal menurut Sudarmin (2014: 31) sebagai berikut:

1. Konservasi dan pelestarian sumber daya alam, misalnya sumber daya alam

terakait konservasi flora dan fauna atas sumber daya alam.

2. Pengembnagan sumber daya manusia, seperti uapacara pada masyarakat

jawa mitoni, atau upacara selamatan untuk bayi lahir.

3. Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara

keagamaan dan kepercayaan tertenu.

4. Petuah, kepercayaan, sastra dan lain-lain.

Kesimpulannya kearifan lokal memiliki banyak fungsi yang perlu kita

ketahui dan meiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Dengan begitu, kita bisa melestarikan, mengembangkan dan mempertahan

kearifan lokal yang ada didaerah setempat agar tetap terjaga.

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

11

2.1.1.3 Tradisi Betangas

Betangas merupakan adat tradisional yang dilakukan untuk pengobatan

yang menggunakan rebusan rempah-rempah seperti daun serai betawi, daun

pandan wangi, daun jeruk purut, daun jeruk nipis dan daun sembung. Sejalan

dengan Utri dkk, (2017: 89) Betangas menggunakan ramuan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat dalam pengobatan serta memiliki aroma yang

khas sangat wangi. Tujuannya betangas untuk mengeluarkan keringat dam

kesehatan tubuh. Lamanya waktu betangas atau mandi uap dilakukan sekitar 15-

20 menit. Menurut Wangean dkk, (2016: 238) mandi uap termasuk dalam

pengobatan energi panas dengan metode konduksi yaitu panas akan berpindah

dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah sehingga panas yang ada diruangan

akan berpindah ke suhu tubuh yang meyebabakan tubuh mengeluarkan keringat.

Masyarakat disekitar meyakini bahawa keringat yang keluar merupakan racun-

racun yang ada pada tubuh sehingga dengan betangas atau mandi uap tubuh akan

sehat dan rileks. Sejalan dengan Purnama (2015: 61) Mandi uap ini akan

meningkatkan perputaran sirkulasi parifer 5±10% lewat proses pelebaran

pembuluh darah.

2.1.2 Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik Sekolah Dasar merupakan anak-anak yang paling banyak

mengalami perubahan baik mental maupun fisik. Menurut Asrial dkk, (2017: 4)

Berikut 3 aspek karakteristik anak Sekolah Dasar yaitu aspek kognitif, aspek

sosio-emosional dan aspek fisik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

12

Tabel 2.1 Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Aspek Anak-anak di Kelas Rendah (1, 2, 3) Anak-anak di Kelas Tinggi (4, 5, 6)

Kognitif 1. Penasaran untuk memahami

dunia

2. Generalisasi dari pengalaman

sendiri

3. Lebih tertarik pada proses

daripada pada produk

4. Belajar mengurutkan dan

mengelompokkan

5. Berpikir secara konkret

6.

7. 8.

9. Hanya dapat menangani satu

operasi pada suatu waktu

10. Belajar dari pengalaman langsung

11. Belajar lebih banyak dengan

melakukan daripada

mendengarkan

12. Menikmati permainan yang

terorganisir

13. Suka cerita aksi dan nikmati

humor

1. Memiliki rentang perhatian yang

meningkat

2. Berpikir secara konkret

3. Suka mencoba hal-hal baru

4. Mampu berpikir secara simbolis

5. Mampu mengingat dan

berkonsentrasi dengan baik

6. Memiliki keterampilan bernalar

7. Kreatif

8. Bisa membaca dengan baik,

seperti membaca sebuah novel 9. Tertarik pada fakta dan kisah

nyata

10. Memiliki minat yang berbeda

Sosio-

emosional

1. Masih fokus pada diri sendiri

2. Mampu memiliki empati 3. Semakin sadar akan pendapat

teman

4. Tertarik pada keluarga lain dan

bagaimana fungsinya

5. Egosentris

6. Termotivasi untuk tampil baik

7. Peka terhadap kegagalan dan

kritik

8. Mengenali aturan dan ritual

sebagai hal yang penting

9. Dapat bertindak untuk menghindari hukuman

10. Mencari rasa aman

11. Mudah putus asa

1. Suka memilih kelompok jenis

kelamin yang sama 2. Fokus pada aturan dan keadilan

3. Setia pada grup atau kelompok.

4. Masih membutuhkan

bimbingan dalam menjalankan

tugas

5. Mulai menggunakan

keterampilan penalaran

6. Lebih suka bekerja secara

kooperatif, tidak mandiri

7. Mengagumi dan meniru

perilaku remaja yang lebih tua 8. Tidak suka dibandingkan

dengan orang lain, itu menyakiti

kepercayaan diri mereka

9. Mulai mengekspresikan emosi

dengan menggunakan kata-kata

10. Mencari persamaan antara diri

dan teman

11. Masih mencari persetujuan

orang dewasa

Fisik 1. Memiliki kemampuan koordinasi

yang lebih baik

2. Tumbuh dalam keterampilan dan

kemampuan 3. Nikmati menguji kekuatan otot,

keterampilan, dan koordinasi

Seperti gerakan fisik

4. Merasa cepat lelah, tetapi pulih

dengan cepat

1. Memiliki energi tanpa batas

2. Meningkatkan kekuatan,

keseimbangan, dan koordinasi

3. Meningkatkan koordinasi motorik kecil

4. Anak perempuan dewasa

dengan kecepatan lebih cepat

daripada anak laki-laki.

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

13

Berdasarkan tabel 2.1 dapat kita ketahui bahwa setiap anak memiliki

karakteristik berbeda-beda, semua karakter karater akan timbul dalam suatu

tindakan nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, guru

harus memahami setiap karakter anak didiknya karena akan bermanfaat untuk

kepentingan proses pembelajaran dikelas, dimana guru dapat merancang

pembelajaran sesuai karakter peserta didiknya, baik berupa strategi, metode, dan

bahan ajar lainnya.

2.1.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi

2.1.3.1 Pengertian TIK

Menurut Anih (2016: 187) “Teknologi Informasi dan Komunikasi di era

globalisasi ini telah menjadi kebutuhan dasar untuk mendukung efektivitas dan

kualitas proses pembelajaran”. Seiring berjalnnya waktu semakin berkembangnya

TIK dengan pesat dapat membantu guru dalam dunia pendidikan yang dapat

membantu guru dalam mengajar dikelas. Sejalan dengan Husain (2014: 184)

Perkembangan TIK terus berkembang seiring dengan adanya kebutuhan manusia,

tidk terkecua;i dalam bidang pendidikan. Sehingga guru dituntut harus memiliki

keahlian dalam menerapkan TIK ke dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan

Asrial dkk, (2019: 55) The teacher must be able to process the development of

ICT in a positive direction so that students do not forget their original culture as

the Indonesian nation.

Menurut Budiman (2017: 36) TIK mencakup 2 kategori yakni teknologi

informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi merupakan semua yang

berhubungan dengan proses dan penggunaan dalam pengolahan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi aadalah keseluruhan sarana untuk memproses

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

14

dan mentransfer data dari perangkat lainnya, yang berdampak besar pada

pendidikan. Sejalan dengan Aziz (2018: 131) Pemanfaatan Teknnologi Informasi

dan Komunikai untuk meningkatkan kapasitas layanan pendidikan guna

memperluas akses ke berbagai pusat informasi pendidikan dan meningkatkan

peluang bagi peserta didik untuk mengatasi kendala ruang dan waktu dalam

berinteraksi dengan pendidik. Selain itu, dapat memudahkan peserta didik dalam

mencari informasi secara luas dan tidak ketinggalan zaman dengan semakin

canggihnya TIK.

Dapat disimpulan bahwa TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi)

adalah semua yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan menstransfer

data yang dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan serta dapat

memudah kan guru dalam proses pembelajaran.

2.1.3.2 Manfaat TIK

Menurut Sujoko (2013: 72) Manfaat TIK dikategorikan menjadi 4 yaitu

(1) TIK bagaikan gudang ilmu pengetahuan,dimanfaatkan bagaikan rujukan ilmu

pengetahuan terbaru, manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang

ilmu, jaringan anar lembaga pedidikan, pusat pengembangan bahan ajar, dan

wahana pengembangan kurikulum; (2) TIK ibarat alat bantu belajar digunakan

setiap hari selama proses pembelajran; (3) TIK ibarat saran pendidikan digunakan

sebagai perpustakaan elwktronik, pelajaran visual, aplikasi multimedia pelajaran

dan ruang kelas jarak jauh; (4) TIK Ssebagai infrastruktur merupakan dukungan

teknis dan penerapan pembelajaran skala menengah dan besar.

Berdsarkan pemaparan tersebut, pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi

dan Komunikasi) dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas proses

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

15

pembelajaran yang diharpkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta

mutu sekolah.

2.1.4 Bahan Ajar

2.1.4.1 Pengertian Modul Elektronik

Menurut Puspitasari (2019: 20) Modul adalah alat belajar aatau alat yang

berisi materi, metode, dan batasanyang ditulis oleh pendidik dan dirancang secara

sistematis sesuai dengan tingkat kompleksitasnya untuk mencapai kemampuan

dan siswa dapat belajar secara mandiri. Dengan sarana perlengkapan belajar

tersebut membuat pendidik lebih semangat dan kreatif dalam menyampaikan

materi pelajaran. Menuru Sari dkk, (2019: 140) “Modul elektronik adalah ebuah

bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan ke dalam format

elektronik”. Melalui modul elektronik ini, proses pembelajaran akan melibatkan

tampilan video visual, suara, fil, dan lain-lain. Menurut Hanafi dkk, (2016: 2)

“Modul elektronik merupakan media pembelajran berbasis computer”. Biasanya

modul elektronik berisi animasi agar penggunaan dan program lebih interaktif.

Dengan penggunaan modul elektronik dapat membantu peserta didik

untuk belajar mandiri dan memudahkan dalam proses pembelajaran membutuhkan

biaya yang banyak. If the terms of the benefits of electronic media alone can make

the learning process more interesting, interactive, can be done anytime and

anywhere and can improve the quality of learning (Perdana, 2017: 46). Menurut

Suharsana & Mahayukti (2013: 266) E-modul merupakan suatu modul berbasis

TIK, dibandingkan dengan modul percetakan, keunggulannya terletak pada fitur

interaktifnya sehingga mudah dinavigasi, memungkinkan tampilan/ pematan

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

16

gambar, audio, video, dan animasi serta memilik tes formatif dengan umpan balik

langsung dan otomatis.

Dapat disimpulkan bahwa modul elektrinuk adalah bahan ajar berbasis

computer yang bisa menarik minat belajar peserta didik. Dimana didalamnya

terdapat banyak fitur seperti animasi, audio, dan video yang membuat

pembelajaran menjadi lebih interaktif.

2.1.4.2 Keunggulan Modul Elektronik

Menurut Anandari dkk, (2020: 425) keunggulan dari aplikasi ini yaitu (1)

Mampu memberikan modul efek flip atau halaman dapat dibolak-balik; (2)

Pembuatan modul dengan aplikasi ini sangat mudah; (3) Tampilan modul tidak

hanya berupa teks dan gambar saja, bentuk audio dan video dapat dikombinasikan

dalam menyajikan materi; (4) Produk yang dihasilkan dapat dipublikasikan dalam

format SWF (Shock Wave Flash), HTML (Hyper Text Markup Language) apabila

hendak dipublikasikan melalaui website.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa adanya modul

elektronik dapat menciptakan pembelajaran aktif, efektig dan efesien. Kemudian,

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan dapat mempermudah

proses pembelajaran di kelas.

2.1.4.3 Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

Menurut Sugianto dkk (2013: 3) Kvisoft Flipbook Maker merupakan

Software yang diterapkan dalam membuat bahan ajar lainnya menjadi e-book

digital dalam bentuk buku. Perangkat lunak tersebut dapat diguanakan untuk

bahan ajar bagi uru yang diunduh secara luas melalui akses internet. Menurut

Mulyaningsih & Saraswati (2017: 26) “Kivosft Flipbook Maker adalah perangkat

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

17

lunak yang handal dirancang untuk mengubah file PDF menjadi publikasi digital

atau pembalik halaman buku”. Perangkat ini juga biisa mengganti tampilan file

PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku sehingga dapat

memanfaatkannya dalam pembelajarannya. Menurut Oktaviara & Pahlevi

(2019:61) “Flipbook merupakan jenis animasi klasik yang dibuat dari tmpukan

kertas yang mirip buku tebal, pada setiap halaman terdapat proses yang

menggambarkan seolah-oleh bergerak”. Aplikasi ini banyak sekali manfaatnya

selain untuk pembelajaran bisa juga untuk membuat sebuah majalah elektronik,

katalog perusahaan dan lain-lain. Sejalan dengan Asrial dkk (2020: 35) One

application that can be used to compile electronic modules is digitizing software

can change the apperance of PDF files to be more interesting as a book. Menurut

Andani & Yulian (2018: 2) “Software Kvisoft flipbook memiliki banyak fitur

pendukung atau kelebihan antara lain mampu menghasilkan media interaktif dan

mampu embuat animasi”. Oleh karena itu, dengan adanya modul elektronik

dengan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker dapat membuat peserta didik lebih aktif

dan semangat dalam belajar.

Adapun cara pengoprasian aplikasi Kvisoft Flipbook Maker antara lain:

1. Buka aplikasi Kvisoft Flipbook Maker, selanjutnya klil try

2.1 Tampilan Langkah Pertama

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

18

2. Klik “New Project” untuk mengimport file agar di jadikan sebagai

bahan ajar. File yang dapat digunakan seperti PDF, gambar, video

maupun file swf.

2.2 Tampilan Langkah Kedua

3. Klik star untuk memulai mengimport PDF menjadi modul elektronik

yang kita inginkan.

2.3 Tampilan Langkah Ketiga

4. Menunggu proses mengimport PDF menjadi modul elektronik.

2.4 Tampilan Langkah Keempat

5. Klik edit page untuk memabahkan video, gambar, teks pada modul agar

lebih menarik perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

19

2.5 Tampilan Langkah Kelima

6. Selanjutnya mempublish modul dengan cara klik publish lalu klil star.

2.6 Tampilan Langkah Keenam

7. Menunggu mempublish modul elektronik.

2.7 Tampilan Langkah Tujuh

8. Modul siap diganakan tanpa jaringan internet.

2.8 Tampilan Langkah Kedelapan

Jadi, aplikasi aplikasi kvisoft flipbook maker merupakan perangkat lunak

yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang

bersifat interaktif dan tidak monoton. Karena aplikasi ini tidak terfokus pada

tulisan namun bisa ditambah video, ga,bar, animasi dan audio. Dengan bentuk

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

20

buku elektronik sehingga menjadi lebih menarik dengan langkah-langkah yang

sistematis dan dapat dipahami dalam pembuatannya.

2.1.5 Penelitian yang relevan

Untuk menghindari duplikasi, selanjutnya peneliti melakukan

perbandingan terhadap beberapa penelitian terdahulu dan dapat dijadikan sebagai

dasar dalam perbandingan untuk melakukan penelitian sebagai berikut:

Peneliti pertama, dilakukan oleh Edi Wibowo (2018) dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar E-Modul dengan Menggunakan Aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker”. Peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan ini merupakan

buku teks modul elektronik yang dikembangkan dengan menggunakan aplikasi

kvisoft Flipbook Maker, yang diproduksi oleh model Borg and Gall modifikasi

Sugiyono. Hasilnya Respon guru terhadap e-modul dengan menggunakan aplikasi

kvisoft flipbook maker diperoleh nilai rata-rata skor 3,64 dengan kriteria sangat

menarik. Sedangkan respon peserta didik terhadap e-modul dengan menggunakan

aplikasi kvisoft flipbook maker diperoleh nilai rata-rata skor 3,49 dengan kriteria

sangat menarik.

Peneliti kedua, dilakukan oleh Swaji Caraka Yogiswara (2019) dengan judul

“Pengembangan Modul Berbasis E-Book menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

SMA”. Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penilaian ahli dengan

kategori baik dan jawaban dari siswa dengan kategori baik, modul berbasis e-book

dengan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker dapat digunakan untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan minat belajar

siswa SMA yang menggunakan media pembelajaran modul berbasis e-book

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

21

menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas eksperimen

berdasarkan skor gain sebesar 0,0374 dengan kategori rendah. Peningkatan hasil

belajar kognitif siswa SMA yang menggunakan media pembelajaran modul

berbasis e-book menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas

eksperimen berdasarkan skor gain sebesar 0,307 dengan kategori sedang.

Penelitian ketiga, dilakukan oleh Niken Larasati (2019) dengan judul

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis kearifan Lokal (Local Wisdom) pada

Model Pembelajaran Area di Tk Kota Jambi. Peneliti tersebut menyimpulkan

bahwa penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul

elektronik dan sumber belajar berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran

area di TK Kota Jambi dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang

memiliki 5 tahap yaitu analysis (analisis), design (desain), development

(pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Hasil

dari uji coba produk modul elektronik berbasis kearifan lokal pada model

pembelajaran di TK Kota Jambi menunjukkan respon yang positif. Dengan respon

positif, maka modul elektronik berbasis kearifan lokal tersebut layak untuk di

digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran.

Peneliti keempat, dilakukan oleh Nurul Khairun Nisa (2019) dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Flipbook Berbasis Mind Mapping Sebagai

Sumber Belajar Muatan Pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Purwoyoso 04

Semarang”. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan penilaian kelayakan isi oleh

ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa termasuk kriteria sangat layak pada

komponen kelayakan penyajian dengan persentase 100%, komponen kelayakan isi

dengan persentase 90,625%, dan komponen kelayakan kebahasaan dengan

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

22

persentase 93,75%. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai pretest dan postest dengan

perhitungan t-test diperoleh peningkaan rata-rata dengan kriteria sedang. Maka

dari itu, penggunaan bahan ajar elektronik berbasis mind mapping efektif

digunakan dalam pembelajaran IPS materi keberagaman budaya di Indonesia.

Penelitian kelima, yang dilakukan oleh Rini Anggraini (2018) dengan judul

“ Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Pendekatan Saintifik Menggunakan

Sofware Kvisoft Flipbokk Maker pada Materi Listrik Statis Mata Kuliah Fisika

Dasar1”. Hasil penelitiannya adalah keunggulan yang terdapat pada modul ini

antara lain pengoperasian media mudah dilakukan, bahasa yang digunakan mudah

dimengerti dan komunikatif. Sedangkan kelemahannya modul ini belum bisa

diakses melalui smartphone. Hasil analisis data persepsi mahasiswa diperoleh data

meliputi 3 aspek yaiu aspek tampulan modul sebesar 5,68 dengan katrgori sangat

baik, aspek penyajian modul sebesr 4,87 dengan kategori baik, dan aspek

manfaatn modul sebesar 13,45 dengan kategori sangat baik.

Kesimpulan dari persamaan penelitian relevan yang pertama adalah sama-

sama membahas tentang modul elektronik yang menggunakan aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker dan perbedaannya pada pengembangan ini menggunakan model

Borg and Gall. Pada peneliti kedua persamaannya menggunakan aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker dan perbedaannya dalam penelitian ini analisis bahan ajar untuk

tingkat SMA. Pada peneliti ketiga persamaannya sama-sama membahas tentang

modul elektronik berbasis kearifan lokal dan menggunakan aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker dan menggunakan model ADDIE. Perbedaannya untuk anak TK.

Pada penelitian keempat sama- sama membahas aplikasi flipbook, perbedaanya

berbasis mind mapping dan untuk pembelajaran IPS serta untuk kelas IV Sekolah

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

23

Dasar. Pada penelitian kelima sama-sama membahas modul elekronik

menggunakan apliaksi Kvisoft Flipbook Maker. Perbedaan berbasis pendekatan

saintifik pada materi listrik statis untuk mahasiswa.

2.2 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir bertujuan untuk menggambarkan secara singkat mengenai

pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal berbasis kearifan lokal

tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker untuk kelas V

Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke

dalam pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk belajar, lebih

menyenangkan dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Adapun kerangka

berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai

strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal

UU Nomor 20 tahun 2003 yang

menyatakan bahwa Kurikulum pada

semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta

didik

Kurangnya bahan

ajar berbasis

kearifan lokal di

sekolah dasar

Penerapan modul

elektronik berbasis

kearifan lokal tradisi

betangas menggunakan

aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker

Mengembangkan modul

elektronik berbasis kearifan

loakl tardisi betangas

menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker.

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

24

dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka serta

semua aspek kehidupan manusia yang selaras antara manusia, alam, dan budaya.

Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses bahwa

pembelajaran di Sekolah Dasar mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu,

pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dalam konteks

pembelajaran dengan memasukan konten kearifan lokal.

Salah satu contoh kearifan lokal yang ada di provinsi Jambi tepatnya di

Mandiangin, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun yaitu Tradisi

Betangas merupakan adat tradisional yang menggunakan rempah-rempah seperti

daun serai betawi, daun jeruk purut dan daun panda untuk calon pengantin atau

alternatif pengobatan. Denga adanya metode konduksi, semakin pans diruangan

makan akan berpindah ke suhu tubuh yang menyebabkan keluar nya keringat.

Oleh karena itu setelah dibuat modul elektronik berbasis kearifan lokal Tradisi

Betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker. Setealah itu perlu diuji

prototaf kembali. Untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dengan

Tema VI “Panas dan Perpindahannya” Subtema 2 ”Perpindahan Kalor di Sekitar

kita” Pembelajaran 1 pada kelas V Sekolah Dasar SD N 64/1 Muara Bulian.

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

25

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Model pengembangan pada penelitian ini menggunakan model ADDIE. Pada

tahap penelitiannya peneliti melakukan langkah pertama menentukan topik dan

merumuskan masalah yang akan diteliti, kedua membuat instrumen penelitian

seperti wawancara dan observasi, ketiga mengumpulkan data yang telah

diperoleh, keempat menarik kesimpulan berdsarkan data yang telah diperoleh.

Menurut Siwardani (2015: 6) Model ADDIE adalah model yang mudah diterapkan

dimana proses yang digunakan bersifat sistematis dengan kerangka yang jelas

menghasilkan produk yang efektif, kreatif dan efisien. Alasan peneliti

menggunakan model ADDIE karena model ini efektif dan relevan sesuai untuk

penelitian pengembangan. Sejalan dengan Angko & Mustaji (2013: 4)

Menyatakan bahwa alasan model ADDIE maih relevan untuk digunakan yaitu (1)

Model ADDIE adalah model yang dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai

kondisi yang memungkinkan model tersebut dapat digunakan hingga saat ini; (2)

Tingkat fleksibilitas model ADDIE merupakan model yang efektif; (3) Model

ADDIE menyediakan kerangka kerja umum yang terstruktur dan adanya revisi

dan evaluasi pada setiap tahapannya.

3.2 Posedur Pengembangan

Prosedur penelitian ini akan dilakukan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 64/1

Muara Bulian. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan model

ADDIE. Menurut Branch (2009: 2) “ADDIE is an acronomy for Analyze, Design,

Depelopment, Implementation and Evaluation”. Tahap pengembangan ADDIE

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

26

terdiri dari lima langkah, yaitu (1) Analisis; (2) Perancangan; (3) Pengembangan,

(4) Implementasi, (5) Evaluasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengembangan berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE

Adapun tujuan peneliti menggunakan model ADDIE bertujuan untuk

mengetahui kevalidan dan kepraktisan produk saja. Oleh sebab itu, peneliti hanya

melakukan pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal yang hanya

sampai pada tahap pengembangan (development).

3.2.1 Tahap Analyze

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

pengembangan bahan ajar berupa modul elektronik berbasis kearifan lokal Tradisi

Betangas yang menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker di Kabupaten

Sarolangun Kecamatan Mandiangin. Ada beberapa hal yang harus dilakukan

peneliti dalam mengenalisis yaitu analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta

didik dan analisis kurikulum.

Analyze

Development

Design Implementation

Evaluation

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

27

1) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dihasilkan berdasarkan wawancara yang dilakukan

bersama tokoh adat, tokoh masyarakat dan dinas pendidikan dan

kebudayaan dengan tujuan untuk mengetahui tentang kearifan lokal yang

ada didaerah setempat serta mewawancari seorang guru kelas V Sekolah

Dasa Negeri 64/1 Muara Bulian. Untuk mengetahui bahan ajar yang

digunakan guru dalam pembelajaran. Adapun hasil wawancara sebagai

berikut:

a) Analisis Tokoh Adat

Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh adat yaitu bersama bapak

M.Zain ketua adat kecamatan Mandiangin yang tinggal di desa Kute Jaye .

Hasil wawancara yaitu bahwa tradisi betangas memang ada di Kecamatan

Mandiangin dimana yang dilakukan untuk calon pengantin yang bertujuan

untuk mengeluarkan keringat, dan untuk kesehatan tubuh yang digunakan

berupa daun serai betawi, daun pandan wangi dan daun jeruk purut. Besar

harapan bapak agar tradisi ini bisa dilestarikan dan dimanfaatkan dalam

kegiatan pembelajaran. Sehingga diketahui oleh peserta didik. Upaya yang

dapat dilakukan untuk melestarikan hal tersebut dengan memperkenalkan

dan mengetahui maknanya. Sehingga tradisi betangas tetap terjaga.

b) Analisis Tokoh Masyarakat

Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat bersama ibu

ulyati yang pekerjaannya guru mengaji. Beliau juga sering di undang dan

orang yang menangas calon pengantin. Beliau mengatakan tradisi betangas

ini merupakan tradisi turun temurun yang ada di Kecamatan mandiangin

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

28

Kabupaten sarolangun. Tradisi betangas dilakukan sehari sebelum akad

nikah. Dengan bahan rempah-rempah seperti daun serai, daun jeruk purut,

daun jeruk nipis, daun pandan dan daun sembung. Harapannya agar tradisi

ini tetap lestari dan dikembangkan kepada generasi berikutnya.

c) Analisis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh dinas bersama ibu

Hanibar, S.E bagian ketua bidang kebudayaan. Hasilnya bahwa setiap tradisi

yang ada di kabupaten sarolangun cukup banyak slah satunya tradis

betangas yang perlu dilestarikan. Tradisi betangas atau mandi uap adalah

tradisi yang dilakukan untuk calon pengantin atau untuk alternatif

pengobatan pada tubuh yang mempunyai manfaat untuk kesehatan.

Harapannya, supaya kearifan lokal bisa kita integarasikan kedalam

pembelajaran agar siswa ikut melestarikan dan mengetahui budaya yang ada

dareh sekita dan sesuai potensi daerah.

d) Analisis bahan ajar dan kesiapan TIK dalam pembelajaran

Peneliti juga melakukan wawancara guru kelas V Sekolah Dasar Negeri

64/I Muara Bulian Wawancara dilakukan bersama Ibu Erlina Efliani, S.Pd.

Hasil wawancara yang diperoleh yaitu bahwa belum tersedianya

pembelajaran berbasis kearifan lokal hanya saja secara lisan seperti

mengenalkan tarian daerah. Guru tersebut sudah menggunakan media TIK

dalam pembelajaran, hanya saja masih terkendala dengan sarana dan

prasarana.

Adapun dampak pembelajaran berbasis TIK anak lebih aktif, kreatif

dan proses pembelajaran tidak membosankan. Menurut (Safiah, 2017: 128)

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

29

Dalam kompetensi pedagogik disebutkan bahwa seorang guru harus mampu

menggunakan serta memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Pada

dasarnya kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam

mengolah pembelajaran sehingga anak mempunyai pengetahuan, sikap dan

keterampilan sesuai yang diharapkan. Menguasai teknologi informasi dan

komunikasi menjadi tuntutan kompetensi seorang guru saat ini guna

mendukung pelaksanaan tugasnya, sehingga setiap guru harus siap untuk

terus belajar TIK guna pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut (Aka,

2017: 30).

2) Analisis Karakteristik Peserta Didik

Pada tahap ini peneliti menganalisis peserta didik pada kelas V Sekolah

Dasar Negeri 64/1 Muara Bulian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui

karakteristik peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek sosial-emosional

dan aspek fisik pada saat proses pembelajaran.

Pada dasarnya karakteristik kognitif peserta didik dalam perkembangan

intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-11

tahun) yang ditandai dengan adanya kemampuan berfikir konkret/nyata dan

mendalam, mampu mengklasifikasikan dan mengkontrol persepsinya.

Sebagai pendidik kita harus bisa mengetahui karakteristik peserta didiknya

untuk mempermudah kita dalam proses pembelajaran. Pada tahap

operasional konkret di kelas V Sekolah Dasar sudah mengajarkan dengan

hal-hal yang nyata berdasarkan pengalaman siswa sehingga pembelajaran

menjadi bermakna.

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

30

Menurut Praswoto, (2014: 5) “Karakteristik peserta didik psikologi,

pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk

merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu pada seorang

anak”. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju

kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan kebutuhan. Kebutuhan sosial

psikologis seseorang akan lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya

sejalan dengan usianya. Menurut Trianingsih, (2016: 202) Perkembangan

fisik anak usia Sekolah Dasar (SD), dapat dilihat dari gambaran umum

menyangkut pertambahan proporsi tinggi dan berat serta ciri-ciri fisik

lainya yang tampak. Dalam hal ini, guru perlu mengajak peserta didik untuk

belajar dengan melibatkan aktivitas fisik, misalnya olahraga, menulis,

menggambar dan sebagainya sebagai latihan untuk mengembangkan

keterampilan motoriknya. Pada dasarnya perkembangan fisik dan motoric

anak adalah sesuatu yang tidak terpisahkan, fisik seseorang akan

mempengaruhi gerak motoriknya.

Berdasarkan analisis karakteristik peserta didik maka diperlukan

sumber belajar yang dapat mendukung tingkat pemahaman anak serta

dengan adanya modul elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan

Apliaksi Kvisoft Flipbook Maker.

3) Analisis Kurikulum

Kegiatan analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui kurikulum

yang digunakan dalampembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 64/1 Muara

Bulian. Kurikulum yang digunakan di Sekolah tersebut adalah kurikuum

2013, dalam penerapan kurikulum 2013 lebih menekankan pembelajaran

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

31

yang bermakna bagi peserta didik. selain itu, dalam kurikulum 2013, peserta

didik dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, diman guru harus kreatif dan

inovatif dalam dalam membuat bahan ajar agar pembelajarab menjadi

interaktif dan tidak membiosankan. Salah satunya dengan mengintegrasikan

kearifan lokal ke dalam pembelajaran Sekolah Dasar agar peserta didik

mengetahui dan ikut serta dalam melestarikan budaya yang ada di daerah

setempat.

Setelah menganalisis KI dan KD dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan No 37 Tahun 2018 tentang kompetensi inti dan kompetensi

dasar bahwa Tradisi Betangas dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran

sekolah dasar yakni pada Buku Guru dan Buku Siswa tema 6 (Panas dan

Perpindahannya) subtema 2 (Perpindahan Kalor di Sekitar kita) pada

pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan Ipa).

Tabel 3.1 Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

Pengetahuan

Kompetensi Dasar Keterampilan

Bahasa Indonesia

3.3 Meringkas teks penjelasan

(eksplanasi) dari media cetak

atau elektronik

Bahasa Indonesia

4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan

(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik

dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat

efektif secara lisan, tulis, dan visual.

IPA

3.6 Menerapkan konsep

perpindahan kalor dalam

kehidupan sehari-hari.

IPA

4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang

perpindahan kalor.

Pada analisis kurikulum ini, peneliti mengambil Tema VI Panas dan

Perpindahannya Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar kita Pembelajaran I pada

muatan Bahasa Indonesia dan IPA. Dikarenakan kearifan lokal yang diambil

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

32

adalah mengenai tradisi betangas. Tradisi betangas sering disebut dengan mandi

uap. Mandi uap ini sangat berpengaruh dengan energi panas (kalor) yang perlu

dikembangakan dalam pembelajaran SD yakni adanya metode konduksi dimana

panas berpindah ke suhu yang lebih rendah, sehingga panas dalam ruangan akan

berpindah mempengaruhi suhu tubuh. Karna, jika kita terus menerus berada

diruangan yang panas tubuh akan mengeluarkan keringat sehingga temperatur

tubuh meningkat. Masyarakat meyakini bahwa racun-racun yang keluar dari tubuh

berupa keringat sehingga tubuh menjadi rileks dan menjadi sehat. Hal ini, dapat

membuat pembelajaran menjadi bermakna dan melestarikan tradisi yang telah ada

serta untuk kesehatan tubuh.

Adapun bagan dibawah ini bagan kurikulum yang akan digunakan

nantinya dalm proses pembelajaran, ada silabus pembelajaran, Kompetensi

Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Tema dan Subtema.

Gambar 3.2 Bagan Kurikulum

Silabus

kelas V SD

Kompetensi

Inti (KI)

Kompetensi

Dasar (KD)

Subtema 2

Perpindaha

n Kalor di sekitar kita

Tema 6 panas dan

perpindahnnya

Pembelajaran 1

Bahasa

Indonesia IPA

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

33

3.2.2 Tahap Design

Pada tahap perancangan pengembangan modul elektronik berbasis kearifan

lokal menggunakan apliaksi Kvisoft Flipbook Maker dirumuskan berdasarkan

yang didapat dari tahap analisis. Peneliti menentukan kompetensi dasar, indikator,

materi dan tujuan pembelajaran berdasarkan Silabus dan RPP dengan Tema VI

Panas dan Perpindahannya Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar kita

Pembelajaran I.

Tabel 3.2 Storyboar Modul Elektronik yang akan dikembangkan

No Bagian

Modul

Kerangka Modul Keterangan

1. Cover

1. Judul Modul berwarna

hitam.

2. Logo unja berwana orange.

3. Logo tutwuri handayani

berwarna biru putih.

4. Gambar desain cover

5. Identitas kelas

2. Kata

pengantar

1. Sub judul kata pengantar

pada latarnya berwarna

hijau muda dan pada tulisannya berwana hitam.

2. Isi kata pengantar pada

latarnya berwarna hijau

muda dan pada tulisannya

berwarna hitam.

3. Daftar isi

1. Sub judul daftar isi pada

latarnya berwarna hijau

muda dan pada tulisannya

berwana hitam. 2. sub judul modul pada

latarnya berwarna hijau

muda dan pada tulisannya

berwana hitam.

3. Nomor halaman pada

latarnya berwarna hijau

muda dan pada tulisannya

berwana hitam.

1 2

5

4

1

1

2

2 3

3

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

34

4. Petunjuk

penggunaan

modul

1. Sub judul petunjuk

pengguna pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

2. Poin-poin isi petunjuk

penggunaan pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwana

hitam.

5. Kompetensi Inti

1. Sub judul kompetensi inti pada latarnya berwarna biru

muda dan pada tulisannya

berwarna hitam.

2. Isi kompetensi inti pada

latarnya berwarna biru

mudadan pada tulisnya

berwarna hitam.

6. Kompetensi

Dasar

1. Sub judul kompetensi

dasar pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam. 2. Bahasa indonesia pada

latarnya berwarna biru

muda dan pada tulisannya

berwarna hitam.

3. Ipa pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

7. Indikator

1. Indikator pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna hitam.

2. Bahasa indonesia pada

latarnya berwarna biru

muda dan pada tulisannya

berwarna hitam.

3. Ipa pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

8. Tujuan

Pembelajaran

1. Sub judul tujuan

pembelajaran . pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna hitam.

2. isi tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

berdasarkan indikator pada

latarnya berwarna biru

muda dan pada tulisannya

berwarna hitam.

1

2

2

1

1

2

3

2

1

1

2

3

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

35

9.

Peta konsep 1. Sub judul peta konsep

pada latarnya berwarna

hijau muda dan pada

tulisannya berwarna hitam.

2. isi peta konsep yang ingin

pada latarnya berwarna

hijau muda muda campur

orange dan pada tulisannya

berwarna hitam.

10. Pembelajaran

1. Judul cerita pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

2. Cerita Berbasis Kearifan

Lokal pada latarnya

berwarna biru muda dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

11. Pertanyaan

1. Sub judul pertanyaan 2. Pertanyaan-pertanyaan

yang beraitan dengan cerita

pada latar belakang

berwarna putih dan tulisan

berwarna hitam..

12. Materi

Pembelajaran

1. Materi pembelajaran pada

latarnya berwarna putih dan pada tulisannya berwarna

hitam.

2.Uraian materi

pembelajaran yang terdapat

pada KD pada latarnya

berwarna putih dan pada

tulisannya berwarna hitam.

13. Pertanyaan

1. Subjudul pertanyaan pada

latarnya berwarna putih

pada tulisannya berwarna

hitam.

2.Pertanyaan yang berkaiatan dengan materi

pembelajaran pada latarnya

berwarna putih pada

tulisannya berwarna hitam.

1

1

1

2

2

2

1

2

1

2

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

36

14. Prakarya

1. Sub judul prakarya pada

latarnya berwarna putih dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

2. Langkah-langkah

penjelasan prakarya pada

latarnya berwarna putih dan

pada tulisannya berwarna

hitam.

15. Lembar

Penilaian

1. lembar penilaian

berwarna putih pada

latarnya dan penulisannya

berwarna hitam.

16. Glosarium

1. Glosarium berwarna hijau

muda pada latarnya dan

penulisannya berwarna

hitam.

17. Daftar Pustaka

1. Daftar Pustaka berwarna

hijau muda pada latarnya

dan penulisannya berwarna

hitam.

18. Biografi

Penulis

1. Biografi Penulis berwarna

hijau muda pada latarnya

dan penulisannya berwarna

hitam.

1

2

1

1

1

1

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

37

3.2.3 Tahap Development

Selanjutnya tahap pengembagan menghasilkan produk berupa modul

elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

pada pembelajaran sains kelas V Tema Tema VI Panas dan Perpindahannya

Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar Kita Pembelajaran 1 muatan Bahasa

Indonesi dan IPA.

Adapun komponen-komponen yang terdapat pada modul elektronik adalah

sebagai berikut : (1) Cover, (2) Kata Pengantar, (3) Daftar Isi, (4) Petunjuk

Penggunaan Modul, (5) Kompetensi Inti, (6) Kompetensi Dasar dan Indikator, (7)

Tujuan Pembelajaran, (8) Peta Konsep (9) Halaman cerita, (10) Pertanyaan, (11)

Materi Pembelajaran, (12) Pertanyaan, (13) Percobaan, (14) Prakarya, (15)

Lembar Penilaian, (16) Glosarium, (17) Daftar Pustaka, (18) Biografi Penulisan.

Adapun materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik dalam modul

elektronik sebagai berikut:

Gambar 3.3 Peta Konsep Isi Materi Modul

Modul elektronik berbasis kearifan

lokal tradisi betangas untuk kelas 5

tema 6 subtema 1 pembelajaran 1

Muatan pembelajaran Bahasa

Indonesia dan Ipa

Konten materi Bahasa

Indonesia

Mengetahui ciri-ciri dan

menulis kesimpulan dalam

meringkas teks eksplanasi

pada media elektronik.

Konten materi Ipa

Melakukam percobaan untuk

mengetahui perpindahan kalor

secara konduksi.

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

38

Berdasarkan gambar 3.3 dalam peta konsep tersebut, peneliti memilih

tema 6 subtema 2 dan pembelajaran 1 karena kearifan lokal yang diambil peneliti

adalah mengenai tradisi betangas merupakan tradisi tradisional yang ada di

kabupaten sarolangun yang menggunakan bahan alami seperti daun jeruk, daun

pandan dan daun serai merupakan bahan untuk mandi uap yang dilakukan oleh

calon pengantin. Disini mandi uap berkaitan dengan pembelajaran energi panas

(kalor) muatan pembelajaran ipa. Selanjutnya, materi tersebut akan divalidasi

oleh validator ahli materi, validasi ini dilakukan untuk memvalidasi isi materi dan

konten modul tersebut serta ahli praktisi yang dilakukan oleh guru kelas V

Sekolah Dasar.

3.2.4 Tahap Implementasi

Pada tahap impelementasi tidak dapat dilaksanakan, dikarena adanya covid

19 yang menyebabkan pembelajaran dari rumah. Sehingga tidak diainjurkan untuk

melaksakan pembelajaran tatap muka. Sebagaimana telah di tegas oleh kebijakan

Kementrian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengeluarkan

Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam

Masa Darurat Covid-19. Oleh sebab itu, dengan adanya surat tersebut untuk

memutus mata rantai covid 19 yang terjadi.

3.2.5 Tahap Evaluasi

Pada tahap ini, meruapakan tahap terakhir dalam pengembngan model

ADDIE, Setelah produk dibuat dan dikembangakan serta telah di validasi oleh ahli

materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi. Selanjutnya, peneliti melakukan

perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk yang dikembangkan sesuai

saran/komentar dari validator tersebut.

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

39

3.3 Subjek Uji Coba

Produk hasil pengembangan yang telah selesai dibuat berupa modul

elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

kemudian diuji coba kepada responden atau orang lain. dengan melihat

kepraktisan dari guru tentang modul elektronik berbasis kearifan lokal

menggunakan Kvisoft Flipbook Maker tersebut.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Pada penelitian pengembangan ini, jenis data yang digunakan adalah data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi produk

oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa serta berupa komentar dan sara dari

par ahli. Data kuantitatif diperoleh dari hasil angket validasi terhadap modul

elektronik yang dikembangkan. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini

meliputi ahli mater, ahli media, ahli bahasa dan guru. Sumber data dalam

penelitian ini yaitu tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas, guru, ahli materi, ahli

media dan ahli bahasa.

3.5 Instrument Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu

angket. Menurut Sugiyono (2013: 142) angket merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan angket jenis tertutup, angket validasi dan angket praktisi.

Angket tertutup adalah instrument penelitian yang sudah tersedia item

jawabannya.

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

40

3.5.1 Angket Validasi

Angket validasi dilakukan oleh validator, untuk mengetahui kepvalidan

dari modul yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket ahli materi,

ahli media dan ahli bahasa sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi

Variabel Indikator No. Butir Instrumen

Pengembangan modul elektronik

berbasis kearifan

lokal menggunakan

aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker.

Kesesuaian materi dengan KI dan KD 1,2

Keakurat materi 3,4

kemutakhiran materi 5,6

Kesesuaian dengan peserta didik 7,8,9,10

(Sumber: Modifikasi BSNP, 2012)

1) Angket Ahli Media

Angket Ahli Media yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi

kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapaun kisi-kisi angket ahli media yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Ahli Media

Variabel Indikator No. Butir

Instrumen

Pengembangan modul

elektronik berbasis kearifan

lokal menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker.

Jelas dan rapi 1,2

Bersih dan menarik 3,4,5

Cocok dan tepat sasaran 6,7,8,9,10

(Sumber: Modifikasi Asyhar, 2012)

2) Angket Ahli Bahasa

Angket Ahli Bahasa yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi

kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket ahli bahasa

sebagai berikut:

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

41

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Ahli Bahasa

Variabel Indikator No. Butir

intrumen

Pengembangan

modul elektronik

berbasis kearifan

lokal

menggunakan

aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker.

Ketepatan struktur kalimat 1,2

Keefektifan kalimat 3,4

Kebakuan istilah 5,6

Pemahaman terhadap pesan atau

informasi

7,8

Kemampuan memotivasi peserta didik 9,10

(sumber: BSNP, 2012)

3.5.2 Angket Ahli Praktisi

Angket praktisi dilakukan oleh guru, untuk mengetahui kepraktisan dari

modul yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket praktisi sebagai

berikut:

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Ahli Praktisi

(Sumber: Riduwan, 2013)

3.6

Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kuantitatif ini berupa hasil validasi dari ahli materi, ahli media

ahli bahasa dan ahli praktisi. Data yang diperoleh berdasarkan hasil dari angket

validasi ahli materi,validasi ahli media, validasi ahli bahasa dan validasi ahli

praktisi . Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan seluruh aspek yang terdapat

pada angket, kemudian ditentukan rata-rata nilainya. Berikut adalah rumus yang

digunakan:

R = ∑

Variabel Indikator No. Butir

instrument

Pengembangan modul elektronik berbasis kearifan

lokal menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker.

Tampilan 1,2,3

Isi materi 4,5,6,7

Manfaat 8,910

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

42

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

Hasil rata-rata yang diperoleh selanjutnya dikategorikan dengan kriteria

yang telah ditentukan. Rata-rata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria

yang ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut dengan menggunakan

langkah berikut:

a. Rentangan skor mulai dari 1-4

b. Kriteria dibagi atas 4 tingkat, yaitu sangat valid, valid, kurang valid dan

tidak valid.

c. Rentangan skor dibagi menjadi empat kelas interval

Tabel 3.8 Kategori Penetapan Tingkat Kevalidan

Rentan Kategori Validitas

1,00-1.99 Tidak Valid

2,00-2,99 Kurang Valid

3.00-3,49 Valid

3,50-4,00 Sangat Valid

Diadopsi dari Anita, dkk (2015:171-178)

Penilaian terhadap kepraktisan dianalisis dengaan menggunakan rumus

modifikasi dari Riduwan (2013:14) sebagai berikut:

Cara menentukan skor tertinggi dan terendah dari angket ahli praktisi,

digunakan rumus sebagai berikut:

Skor maksimal = skala tertinggi x jumlah item angket x jumlah responden

= 4 x 10 x 1 = 40 (termasuk kategori sangat praktis)

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

43

Skor terendah = skala terendah x jumlah item angket x jumlah responden

= 1 x 10 x 1 = 10 (termasuk kategori sangat tidak praktis)

Rentang =

=

= 7,5

Sehingga diperoleh penetapan tingkat kepraktisan pada modul yang

dikembangkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Kategori Penetapan Tingkat Kepraktisan

Rentan Kategori Validitas

10-17,2 Tidak Praktis

17,3- 24,8 Kurang Praktis

24,9-32,4 Praktis

32,5-40 Sangat Praktis

Data kuantitatif tersebut selanjutnya akan dideskripsikan melalui statistic

deskriptif yakni menggunakan nilai Mean (rata-rata), Modus dan Median (nilai

tengah), presentase, dan Diagram Pie Chart. Pie chart adalah diagaram lingkaran

yang digunakan penyajian data yang didapatkan. Mean merupakan nilai rata-rata

dari keseluruan data. Modus merupakan sekumpulan data yang sering muncul.

Median merupakan nilai tengah dari data yang tealah disusun dari yang kecil ke

hingga ke yang besar.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data kualitatif pada penelitian ini dilakukan disetiap data

hasil wawancara tokoh adat, tokoh masyarakat, Dinas pendidikan dan

kebudayaan, dan guru berupa informasi saran dan masukan mengenai kearifan

lokal yang akan di integrasikan ke dalam proes pembelajaran sekolah dasar

dengan menggunakan perkembangan TIK saat ini. Dengan langkah-langkah

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

44

sebagai berikut eduksi data artinya merangkum, memilah hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, penyajian data dengan teks yang bersifat

naratif dan penarikan kesimpulan berupa temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada.

Pada kegiatan wawancara peneliti melakukan (1) Reduksi data, wawancara

dilakukan kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan guru dengan menggunakan

intrumen wawancara yang telah disiapkan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi mengenai kearifan lokal tardisi betangas yang ada daerah setempat; (2)

Penyajian data, dari data yang telah direduksi kemudian disajikan dan dijabarkan

dalam bentuk deskriptif diperoleh dari hasil tanggapan serta jawaban dari

berbagai narasumber; (3) Penarikan kesimpulan, berdasarkan data yang telah

diperoleh dan disajikan maka dapat disimpulkan bagaimana tanggapan dari

berbagai narasumber mengenai kearifan lokal yang dapat diintegrasikan..

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

45

45

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah berupa modul elektronik

berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker untuk kelas V Sekolah Dasar. Penilaian kalayakan pada modul yang

dikembangakan berfokus pada kevalidan dan kepraktisan terhadap modul yang

dikembangkan. Adapun kevalidan dilakukan oleh validator yaitu ahli materi, ahli

media dan ahli bahasa. Sedangkan pada kepraktisan modul dilakukan oleh guru

kelas V Sekolah Dasar Negeri 64/1 Muara Bulian keapada guru yang telah

berpengalaman menggunakan TIK dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE yang mana terdiri dari

tahap analisis (analyze), perancangan (design) dan pengembangan (development).

Peneliti menggunakan model ini karena model ini mudah deterapkan dan

sederhana dengan langkah-langkah yang sistematis dan struktur serta terdapat

evaluasi di setiap tahapnya.

4.1.1 Tahap Analisis

Pada tahapan ini merupakan tahap awal untuk mengembangakan modul

elektronik. Tahap ini terdiri dari beberapa analisis berupa analisis kebutuhan,

analisis karakteristik peserta didik, analisis bahan ajar TIK dan analisis kurikulum.

Dengan tujuan untuk menetapkan arah dasar yang dalam pengembangan modul

elektroniktersebut.

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

46

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan

Pada analisis kebutuhan yang dilakukan adalah wawancara bersama

beberapa tokoh seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas pendidikan dengan

tujuan untuk mencari informasi tentang kearifan loakal tradisi betangas dan guru

kelas V SD Negeri 64/1 Muara Bulian mengenai ketersediaan bahan ajar. Adapun

hasil dari wawancara sebagai berikut:

Tabel 4.1 Wawancara Kepada Tokoh Masyarakat No Nama tokoh Hasil Wawancara

1. Muhammad Zaein

(Tokoh Adat)

Tradisi betangas salah satu tradisi adat untuk

pernikahan yang ada di mandiangin yaitu tardisi

betangas atau lebih dikenal degan mandi uap. Adapun

peaksanannya cukup unik dengan tikar pandan bentuk

lingkaran, rebusan rempah-rempah dedauan yang ada

di sekiar dan dapat mengelurakan keringat.

Harapannya agar tradisi betangas ini tetap lestari baik

untuk kesehatan dan pendidikan.

2.

Ulyati (Tokoh Masyarakat) Tardisi betangas merupakan tradisi untuk calon

pengantin dan kesehatan tubuh. Dengan mengguankan

rebusan rempah-rempah seperti daun serai wangi, daun

pandan, daun jeruk purut jeruk nipis dan daun cape.

Adapun alatnya seperti tikar pandan. Kain penutup

tikar, kursi kayu, panci dan sendok panci. Adapun

manfaatnya untuk kesehatan tubuh.

3. Anibar S.E (Ketua Bidang

Kebudayaan)

Banyak sekali kearifan lokal yang ada di kabupaten

sarolangun, salah satunya di kecamatan mandiangin

seperti tari kain kromong, belanger dan betangas.

Tradisi betangas sudah mulai luntur padahal tardisi ini

sangat bagus untuk dilakuakan tidak hanya untuk acara

pernikahan tetapi untuk kesehatan tubuh. Kaerifan

lokal hendaknya diketahui dan dlestarikan sejak usia

dasar agar budaya lokal tetap terjaga. Harapannya

supaya potensi daerah biasa diinterasikan kedalam

pembelajaran salah satunya yang diangkat peneliti

yaitu tradisi betangas.

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, bahwa pentingnya melestarikan buadaya

lokal yang ada didaerah tempat tinggal. Jangan sampai terlena dengan kemajuan

teknologi dan budaya luar yang masuk membuat kita lupa akan budaya sendiri

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

47

bahkan budaya menajdi luntur dan hilang. Hal ini dibuktikan bahwa pada tradisi

betangas yang ada di Kabupaten Sarolangun yang mana tradisi ini sudah mulai

luntur. Padahal tradisi ini merupakan salah satu kebudayaan yang ahrus

dilestarikan. Oleh arena itu harapan dari tokoh adat dan dinas pendidikn dan

kebudaayaan agar tetap lestari trdisi ini perlu dikenalkan kepada pesrta didik

dengan cara menintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran sekolah dasar.

Tabel 4.2 Wawancara Guru Kelas V SD Negeri 64/1 Muara Bulian

No Nama Hasil Wawancara

1. Erlina Efliani, S.Pd Penggunaan TIK dalam pembelajaran sangat

memotivasi peserta didik dalam belajar yang

memberikan nuansa yang berbedaseperti peserta didik

tidak bosan dan lebih menarik dalam belajar. Ada pun

penggunaan guru dalam TIK seperti laptop, infokus, hp

untuk mencari sumber belajar dan bank soal. Adapun

penggunaan dala sarana infokus jarang digunakan karena

harus mberhgnatian dengan kelas lain.

Pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan

lokal yaitu dengan melihat potensi daerah yang bisa di

kaitkan dengan pembelajaran SD. Harapannya dapat

membuat peserta didik mengenal budaya lokal dan ikut

melestarikannya.

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidik sudah

memanfaatkan TIK dalam pembelajaran seperti laptop, infokus dan hp untuk

mencari sumber belajar dan bank soal. Dngan Tik dapat menambah motivasi dan

semanagat peserta didik dalam belajar. Pentingya pembelajaran kearifan lokal

diintegarsikan dengan kearifan lokal dapat menciptakan pembelajaran kontekstual

sehinga pembelajaran menjadi bermakna. Dengan demikian akan menciptakan

keterampulan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada peserta didik serta ikut

dalam melestarikan dan membudayakan budaya lokal yang ada daerah disekitar.

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

48

Pada tahap ini dilakukan karena belum adanya modul elektronik berbasis

kearifan lokal tentang tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook

Maker. Berdasarkan yang peneliti lakukan, bahwa materi tema 6 (Panas dan

Perpindahnnya), subtema 2 ( Perpindahan Kalor di Sekitar Kita) pada

pembelajaran 1 belum ada, sehingga hasil evaluasi ini harus disesuaikan dengan

pembuatan modul tersebut.

4.1.1.2 Analisis peserta didik

Pada umumnya usia peserta didik kelas V sekolah dasar sekitar 10-11

tahun. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik berbeda-beda. Piaget

menyebutkan bahwa, anak pada usia 7-11 tahun itu berada pada tahap operasional

konkret. Dimana dalam proses pembelajaran memerlukan sesuatu yang bersifat

kokret agar pembelajaran menjadi bermakna. Selain itu, pada tahap ini peserta

diidk juga senang dengan hal yang menarik, menantang dan penasaran degan hal

yang baru. Adapaun berdasarkan hasil penemuan peneliti peserta didik memiliki

karakteristik sebagai berikut.

Tabel 4.3 Karakteristik Peserta Didik Kelas V

Aspek yang dilihat Hasil yang ditemukan

Kognitif Pada dasar nya pesereta didik usia 7-tahun

merupakan berada pada tahap operasional

konkret. Dimana dalam pembelajaran lebih

suka yang nayata. Sehingga pembeljaran lebih

bermakna.

Sosial-emosional Pada tahap ini, peserta didik menunjukkan

rasa saling peduli terhadap teman, saling

membantu ketika ada yang membutuhkan, dan

senang berinteaksi dengan yang lain serta

lebih suka bekerjasama.

Fisik Pada dasarnya fisik seorang seorang indivdidu

anatara laki-laki dan perempuan sama. Hanya

saja di pengaruhi oleh gerak motoriknya.

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

49

Peserta diidk yang aktif lebih anmpak dari

pada yang tidak aktif ketika dalam setiap

kegiatan baik dalam belajar maupun olahraga.

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, diketahui bahwa peserta didik memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Jadi, seorang pendidik harus bisa meelihat

kemampuan peserta didik. Salah satunya suka dengan bermain sambil belajar

maksudnya dalam prosespembelajaran tidak hanya fokus pada materi tetapi

dengan menggunaan bahan ajar yang interaktif bisa memotivasi siswa dalam

belajar. Dengan pembelajaran yang bersifat konkret peserta didik lebih paham dan

mudah mengerti.

Peserta didik juga lebih senang belajar dengan lingkunagn sekitar, salah

satunya guru dapat mengintegrasikan pembelajaran berbsisis kearifan lokal yang

bersifat konseptual dan nyata. Selain tu, peserta didik juga termotivasi dan senang

apabila belajar menggunakan tebologi. Sejalan dengan pendapat Normawati

(2016: 248) bawa peserta didik senang dan termotivasi belajar dengan

mengguankan teknologi, serta dapat lebih mudah memahami materi.

4.1.1.3 Analisis kurikulum

Pada tahapan ini, peneliti menganilis kurikulum yang yang digunakaan di

SD Negeri 64/1 Muara Bulian. Sekolah tersebut sudah menggunakan kurikulum

2013. Adapun perangkat pembelajaran berupa buku guru dan siswa yang menjadi

pedoman dalam mengajar. Berdasarkan analisis tersebut, kurangnya

pengintegrasian karifan lokal yang ada dilingkungan sekitar. Berdasarkan UU

Nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa Kurikulum pada semua jenjang

dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

50

Dengan adanya potensi daerah di daerah setempat bisa dikaitakn dalam

kurikulum karena pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bermakna

dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Salah satu bahan ajar pendukung berbasis

kearifan loakal provinsi Jambi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan

situasinya peserta didik. sebelum menyiapkan bahan ajar pendukung, penting

untuk mengetahui dan menjabarkan KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran agar

produk yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut ini

merupakan kompetensi dasar dan Indikator modul elektronik mengguankan

apliaksi kvisoft flipbook maker.

Tabel 4.4 KD dan Indikator pembelajaran I Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator

Bahasa Indonesia

3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi)

dari media cetak atau elektronik

4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan

(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik

dengan menggunakan kosakata baku dan

kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual.

Bahasa Indonesia

3.3.1Mengetahui langkah-langkah

meringkas tes penjelasan (eksplanasi) pada

video dan cerita dengan tepat.

4.3.1Menuliskan kesimpulan isi teks

penjelasan (eksplanasi) dengan kosakata

yang tepat.

IPA

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor

dalam kehidupan sehari-hari.

4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang

perpindahan kalor.

IPA

3.6.1Melakukan percobaan tentang

perpindahan kalor secara mandiri dengan

baik.

4.6.1Melakukan diskusi tentang hasil

percobaan tentang perpindahan kalor secara

mandiri dengan tepat.

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, bahwa kearifan lokal taradisi betangas dapat

diintegrasikan pada tema 6 (Panas dan perpindahannya), subtema 2 (Perpindahan

Kalor di Sekitar kita) dan pembelajaran 1 muatan bahasa indonesia dan ipa. Pada

tradsi betangas terdapat adanaya metode konduksi, dimana panas akan berpindah

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

51

dari shu yang tinggi ke tempat suhu yang rendah. Pada pelaksanannya tardisi

betangas uap yang ada pada rebusan rempah-rempah akan berpindah kesuhu

tubuh karena adanya metode konduksi yang terjadi didalam tikar tersebut yang

dapat menyebabkan tubuh mengelurkan keringat. Sehingga, tubuh menjadi wangi,

rileks dan sehat. Selain itu, dengan tradisi betangas dapat meningkatkan daya

tahan tubuh dan memperlancar peredaran darah. Degan begitu, tradisi betangas

sinkron dengan kompetensi dasar IPA pada kurikulum 2013.

Jadi, setiap analisis baik itu kebutuhan, peserta didik dan kurikulum

dilakukan karena belum adanya bahan ajar berupa modul elektronik berbasis

keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker

untuk kelas V Sekolah Dasar yakni sebagai bahan ajar yang mendukung kegiatan

pembelajaran siswa yang bersifat interaktif. Maka dari itu, peneliti mengevaluasi

dengan cara merancang dan membuat bahan ajar berabasis kearifan lokal.

4.1.2 Tahap Design ( Perancangan)

Pada tahap ini, peneliti mengkontruksi semua hasil analisis kebutuhan,

memberikan solusi adanya modul elektronik berbasis kearifan lokal tradisi

betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker yang dijadikan sebagai

kerangka awal sebelum mengembangkan produk. Tahapan ini dilakukan guna

menghasilkan bahan ajar yang maksimal dan sesuai yang diharapkan. Adapun

komponen-komponen modul yang dikembangkan menjadi storyboard yang

merupakan rancangan awal dari produk yang akan dikembangkan. Berikut adalah

desain storyboar modul elektronik.

a. Cover adalah desain sampul pada dasarnya penarik minat pembaca yang

terdiri dri judul modul, identitas kelas, gambar dan logo.

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

52

Gambar 4.1 cover modul

b. kata pengantar berfungsi mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian

yang terdapat pada modul elektronik.

Gambar 4.2 kata pengantar

c. Daftar isi adalah halaman yang menjadi petunjuk pokok bagi pendidik dan

peserta didik dalam modulelektronik, terdiri dari dari subjudul daftar isi,

sub-sub judul, dan nomor halaman judul.

Gambar 4.3 Daftar Isi

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

53

d. Petunjuk penggunaan modul elektronik tujuannya agar pendidik dan

peserta didik dapat mengoperasi modul elektronik tersebut.

Gambar 4.4 Petunjuk Penggunaan

e. Kompetensi inti, kompetensi dasar untuk mengetahui KI-1, KI-2, KI-3 dan

KI-4 dalam pembelajaran yang akan di ajarakan kepada pesera didik

dengan kompetensi yang telah ditentukan dalam Permendikbud No 37

tahun 2018 tentang KI dan KD.

Gambar 4.5 KI dan KD

f. Indikator dan tujuan pembelajaran tujuannya agar membantu peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan taksonomi bloom

pembelajaran.

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

54

Gambar 4.6 Indikator dan Tujuan Pembelajaran

g. Peta konsep dan materi pembelajaran, terdiri dari judul cerita, dan cerita

berkaitan dengan keraifan lokal tradisi betangas. Dengan adanya peta

konsep agar lebih mudah untuk memahami tujuan yang akan disampaikan.

Gambar 4.7 Cerita Kearifan Lokal

h. Video yang berkaitan dengan kearifan lokal tradisi betangas dengan tujuan

untuk memperkenalkan buadaya yang ada di daearah setempat. Kemudian

diberikan soal-soal sebagai evaluasi yang berkaitan dengan cerita.

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

55

Gambar 4.8 Video dan pertanyaan berkaitan dengan kearifan lokal

i. Materi pembelajaran, terdiri dari subjudul materi dan uaraian materi

pembelajaran yang mencakup muatan bahasa indonesia dan ipa sesuai

dengan kompetensi dasar yang harus dikuasi dalam pembelajaran.

Gambar 4.9 Uraian Materi

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

56

j. Evaluasi, terdiri dari subjudul pertanyaan yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Dengan tujuan untu menambah pengetahuan dan

keterampilan pada perta didik.

Gambar 4.10 Pertanyaan yang berkaitan dengan Materi

Pembelajaran

k. Parakarya, terdiri dari subjudul prakarya, alat dan bahan serta cara

pembuatannya. Dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa kreatifitas

peserta didik dalam berkarya.

Gambar 4.11 Prakarya

l. Intrumen penilaian, digunakan untuk melihat kemampuan dan hasil belajar

peserta didi baik dalam pengetahuan dan keterampilan.

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

57

Gambar 4.12 Instrumen Penilaian

J. Daftar Pustaka dan Biografi penulis. Dengan adanya referensi membuat

para pembaca lebih mudah mengetahui sumber yang digunakan dalam

modul. Sedangkan biografi untuk mengetahui asal usul penulis.

Gambar 4.13 Daftar Pustaka dan Biografi

4.1.3 Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan ini, peneliti membuat sebuah modul elektronik

berbasisi kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft flipbook

maker untuk kelas V sekolah dasar. Produk yang telah dibuat selanjutnya harus

divalidasi agar produk tersebut layak untuk digunakan. Validasi dilakukan untuk

menilai dan mengukur kevalidan dan kepraktisan atas produk yang telah

dikembangkan.

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

58

Validasi dilakukan oleh validator dibidang pendidikan dengan tingkat dan

strata dua (S2). Validasi terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa.

Kemudian diujicobakan pada ahli praktisi oleh guru kelas V sekolah dasar.

Penilaian berupa saran dan komentar menjadi pedoman bagi peneliti untuk

melakukan proses perbaikan modul elektronik yang sesuai dengan yang

diharapkan

4.1.3.1 Validasi Materi Pembelajaran

Validasi ahli materi dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator yaitu

(1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph. D. (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan,

S.Pd., M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama

Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020

melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui

kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian

validator terhadap materi pada modul elektronik yang diikembangkan sebagai

berikut.

a. Validasi ahli materi bersama Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D

Tabel 4.5 Penilaian Validator Materi I

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Materi pada modul elektronik sesuai dengan KI dalam kurikulum

2013.

4

2. Materi pada modul elektronik sesuai dengan dan KD dalam kurikulum

2013

4

3. Keakuratan penyampaian materi pada modul elektronik sesuai dengan 3

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

59

kelayakan isi dalam kurikulum 2013

4. Keakuratan materi pada modul elektronik sesuai dengan tujuan yang

akan disampaikan dalam kurikulum 2013

4

5. Materi pada modul elektonik sesuai dengan tuntutan kurikulum 3

6. Materi pada modul eleketronik mendorong peserta didik untuk mencari

informasi lebih dalam

4

7. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektual peserta didik

4

8. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat

perkembangan sosio-emosional peserta didik

3

9. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan

karakteristik peserta didik

4

10. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan kebutuhan

peserta didik

3

Jumlah 36

Rata-rata 3,6

Media 4

Modus 4

Persentase 90%

Kategori Sangat

valid

Berdasarkan tabel 4.5 jumlah skor hasil validasi materi, dengan validator

Bapak Syahrial diperolrh nilai 36 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,6 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

60

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,6

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,6 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun

digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.14 Digram pict chart

Berdasarkan gambar 4.14 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 60% sangat sesuai dan 40% sesuai. Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan

dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.

Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai berikut:

60%

40%

Validasi Ahli Materi I

sangat sesuai

sesuai

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

61

Gambar 4.15 komentar/saran ahli materi I

Berdasarkan gambar 4.15 komentar dan saran mengenai materi harus di

sesuaikan Kompetensi Dasar dan pertanyaan yang terdapat pada modul dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang materi tersebut. Sejalan dengan

Risma, (2014: 22) menyatakan bahwa materi yang diajarkan pada modul dapat

menumbuhkan rasa antusias belajar pada siswa. Dengan tujuan dengan peserta

didik agar pembelajaran lebih bermakna mudah tersampaikan dengan adanya

kegiatan percobaan pada modul mengenai konduksi. Selain menyusun modul

harus menganalisis KI dan KD sejalan dengan Ajja, Hudha, & Rismawati (2017:

47) “Penyusunan materi harus sesuai dengan kompetensi dasar”. Sehingga materi

yang di sampaikan sesai dengan dengan tujuan pembelajaran.

b. Validasi Ahli Materi bersama Bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,

M.Pd

Tabel 4.6 Penilaian Validator Materi II

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Materi pada modul elektronik sesuai dengan KI dalam kurikulum

2013.

4

2. Materi pada modul elektronik sesuai dengan dan KD dalam kurikulum

2013

4

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

62

3. Keakuratan penyampaian materi pada modul elektronik sesuai dengan

kelayakan isi dalam kurikulum 2013

4

4. Keakuratan materi pada modul elektronik sesuai dengan tujuan yang

akan disampaikan dalam kurikulum 2013

4

5. Materi pada modul elektonik sesuai dengan tuntutan kurikulum 4

6. Materi pada modul eleketronik mendorong peserta didik untuk mencari

informasi lebih dalam

4

7. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektual peserta didik

4

8. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat

perkembangan sosio-emosional peserta didik

3

9. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan

karakteristik peserta didik

4

10. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan kebutuhan

peserta didik

3

Jumlah 38

Rata-rata 3,8

Media 4

Modus 4

Persentase 95%

Kategori Sangat

Valid

Berdasarkan tabel 4.6 jumlah skor hasil validasi materi, dengan validator

Bapak Agung diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

63

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,8

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram

pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.16 Diagram pict charct

Berdasarkan gambar 4.16 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan

dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.

Berikut saran dan komentar dari validator II antara lain sebagai berikut:

80%

20%

Validasi Ahli Materi II

Sangat sesuai

sesuai

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

64

Gambar 4.17 komentar/saran ahli materi II

Berdarkan gambar 4.17 komentar dan saran yang di berikan bahwa materi

sudah sesuai dengan KI dan KD. Sejalan dengan Habibi, Candra & Azima ( 2019:

11) Kesesuaian materi yang dipilih dengan kurikulum (KI dan KD). Akan tetapi,

tambahankan materi pada modul yang berkaitan dengan perpindahan panas

dengan konduksi supaya peseeta didik lebih paham dengan materi yang akan

diberikan. Selain itu, modul yag dikembangkan harus di sesuiakan dengan

karakteristik peserta didik untuk memcapai kompetensi yang di harapkan

(Anggraini, 2013: 228).

4.1.3.2 Validasi Media Pembelajaran

Validasi ahli media dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator

yaitu (1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan,

S.Pd., M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama

Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020

melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui

kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian

validator terhadap media pada modul elektronik yang diikembangkan sebagai

berikut.

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

65

a. Validasi Ahli Media bersama bapak Drs. Syahrial,

Tabel 4.7 Penilaian Validator Ahli Media I

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang digunakan dapat dibaca

dengan jelas.

3

2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang ditampilkan rapi dan jelas. 4

3. Modul berbasis keraifan lokal berwarna menarik 3

4. Tampilan modul elektronik berbasis kearifan lokal bersih dan layak

dibaca.

4

5. Modul elektronik berbasis keraifan lokal dibuat sesuai dengan

karakteristik peserta didik

4

6. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan

tujuan pembelajaran.

4

7. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan

materi pembelajaran.

4

8. Kesesuaian modul elektronik terhadap subjek pembelajaran. 4

9. Kesesuaian modul elektronik terhadap kebutuhan peserta didik. 4

10. Kesesuaian modul elektronik terhadap tujuan yang diharapkan. 3

Jumlah 37

Rata-rata 3,7

Media 4

Modus 4

Persentase 92,5%

Kategori Sangat

Valid

Berdasarkan tabel 4.7 jumlah skor hasil validasi media, dengan validator

Bapak Syahrial diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

66

3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,7

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun

digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.18 Diagram Pict Charct

Berdasarkan gambar 4.18 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai. Selain itu

70%

30%

Validasi Ahli Media I

sangat sesuai

sesuai

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

67

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai

berikut:

Gambar 4.19 Komentar/saran ahli media I

Berdarkan gambar 4.19 Komentar dan saran yang diberikan mengenai

modul yang dikembangkan sudah jelas dan sudah terdapat kata ayo membaca, ayo

menulis sebagi petunjuk untuk siswa. Pemilihan warna pada bground harus

selaras dengan satu dan yang lain. Sejalan dengan Arsanti (2018: 82) pemilihan

warna yang digunakan pada modul kreatif yaitu warna-warna cerah yang

bervariasi, tetapi tidak mencolok. Selain itu, pada modul yang terdapat kata ayo

membaca, ayo menulis merupakan petunjuk agar siswa lebih mudaah dalam

membaca modul. Sependapat dengan khalimi romansyah (2016: 64) menyatakan

bahwa pada modul diajarkan dalam kegiatan berbahasa, yaitu kegiatan

mendengarkan, kegiatan membaca, kegiatan menulis.

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

68

a. Validasi ahli media bersama bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,

M.Pd

Tabel 4.8 Penilaian Validator Ahli Media II

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang digunakan dapat dibaca

dengan jelas.

4

2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang ditampilkan rapi dan jelas. 4

3. Modul berbasis keraifan lokal berwarna menarik 3

4. Tampilan modul elektronik berbasis kearifan lokal bersih dan layak

dibaca.

4

5. Modul elektronik berbasis keraifan lokal dibuat sesuai dengan

karakteristik peserta didik

4

6. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan

tujuan pembelajaran.

4

7. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan

materi pembelajaran.

4

8. Kesesuaian modul elektronik terhadap subjek pembelajaran. 3

9. Kesesuaian modul elektronik terhadap kebutuhan peserta didik. 4

10. Kesesuaian modul elektronik terhadap tujuan yang diharapkan. 4

Jumlah 38

Rata-rata 3,8

Media 4

Modus 4

Persentase 95%

Kategori Sangat

Valid

Berdasarkan tabel 4.8 jumlah skor hasil validasi media, dengan validator

Bapak Agung diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

69

3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,8

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram

pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.20 Diagram Pict Charct

80%

20%

Validasi Ahli Media II

sangat sesuai

sesuai

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

70

Berdasarkan gambar 4.20 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai

berikut:

Gambar 4.21 Komentar/saran Ahli Media II

Berdasarkan gambar 4.21 komentar dan saran dari validai ahli materi 1I

menyatakan bahwa modul yang dikembangkan covernya kurang menarik,

gunakan aplikasi full verson. Secara umum sudah bagus dan layak diujikan.

Sejalan dengan prastuti dan naqiyah (2018:117) menyatakan bahwa dalam modul

harus menampilkan gambar yang jelas. Dengan gambar yang jelas dapat

memotivasi dan minat belajar siswa dalam belajar. Seajalan dengan Wati &

Fitrianti (2015 :34) menyatakan bahwa penyajian yang menarik seperti gambar

diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengingat materi secara jelas dan sistematik.

Setelah diberikan penilaian, peneliti melakukan perbaikan atas komentar

dan saran dari validator terhadap modul elektronik tersebut:

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

71

a) Sebelum revisi b) sesudah revisi

Gambar 4.22 perbaikan cover

4.1.3.3 Validasi Bahasa

Validasi ahli bahasa dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator yaitu

(1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,

M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama

Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020

melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui

kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian

validator terhadap bahasa pada modul elektronik yang dikembangkan sebagai

berikut.

a. Validasi Ahli Bahasa bersama Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D

Tabel 4.9 Penilaian Validator Ahli Bahasa I

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang 4

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

72

No Deskriptor Skor

perolehan

disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat bahasa Indonesia

2. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan banyak pengertian 3

3. Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung kesasaran 4

4. Kalimat yang digunakan memberikan informasi terarah 4

5. Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia 3

6. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar

mudah dipahami

4

7. Pesan dan informasi yang disampaikan menarik 4

8. Pesan dan informasi dapat membuat siswa pengetahuan yang lebih

mendalam

4

9. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik

membaca modul elektronik

4

10. Bahasa yang digunakan dapat menarik menumbuhkan rasa ingin tahu

yang tinggi

4

Jumlah 38

Rata-rata 3,8

Media 4

Modus 4

Persentase 95%

Kategori Sangat

Valid

Berdasarkan tabel 4.9 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator

Bapak Syahrial diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

73

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,8

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,8 yangtermasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. . Adapun

digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.23 Diagram Pict Chart

Berdasarkan gambar 4.23 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan

dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.

Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai berikut:

80%

20%

Validasi Ahli Bahasa I

sangat sesuai

sesuai

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

74

Gambar 4.24 Komentar/saran Ahli Bahasa I

Berdasarkan gambar 4.24 hasil validasi yang diperoleh dari ahli bahasa I

mengenai bahasa yang digunakan dalam modul ini adalah bahasa komunikatif

sehingga mudah dipahami oleh siswa ( Mustaji& sujarwanto : 3). Selain itu, pada

modul harus memperhatikan kalimat dan suusnan paragrafnya. Sejalan dengan

Lubna & Syarifah (2017: 86) menyatakan bahwa pada modul elektronik harus

memperhatikan unsur keterbacaanya seperti kata dan kalimat, panjang-pendek,

frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf.

a. Validasi ahli bahasa bersama bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,

M.Pd

Tabel 4.10 Penilaian Validator Ahli Bahasa II

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang

disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat bahasa Indonesia

3

2. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan banyak pengertian 4

3. Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung kesasaran 4

4. Kalimat yang digunakan memberikan informasi terarah 3

5. Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia 3

6. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar 4

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

75

mudah dipahami

7. Pesan dan informasi yang disampaikan menarik 4

8. Pesan dan informasi dapat membuat siswa pengetahuan yang lebih

mendalam

4

9. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik

membaca modul elektronik

4

10. Bahasa yang digunakan dapat menarik menumbuhkan rasa ingin tahu

yang tinggi

4

Jumlah 37

Rata-rata 3,7

Media 4

Modus 4

Persentase 92,5%

Kategori Sangat

Valid

Berdasarkan tabel 4.10 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator

Bapak Agung diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

76

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,7

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram

pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.25 Diagram Pict Charct

Berdasarkan gambar 4.25 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator II antara lain sebagai

berikut:

70%

30%

Validasi Ahli Bahasa II

Sangat Sesuai

Sesuai

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

77

Gambar 4.26 Komentar/saran Validasi Ahli Bahasa II

Berdasarkan gambar 4.26 hasil validasi ahli bahasa II menyatakan bahwa

modul yang dikembangkan terdapat komentar dan saran seperti tata tulis, cek lagi

EYD dan gunakan font yang formal seperti arial. Sehingga kalimat yang terdapat

pada modul menjadi efektif dan mudah dibaca. Sejalan dengan (Citra & Afnista,

2019) menyatakan bahwa dengan penguasaan kalimat efektif, yang dimiliki, akan

memudahkan pembaca mengerti maksud penulis. Dengan begitu, tujuan yang

dibuat penulis dapat tersampaikan kepada pembaca dengan bahasa yang yang

mudah dipahami, komunikasi yang baik akan melahirkan interaksi yang baik pula.

Kabahasan harus menggunakan bahasa yang menarik dan komunikasi (Anggoro,

2015: 125).

Setelah diberikan penilaian, peneliti melakukan perbaikan atas komentar

dan saran dari validator terhadap modul elektronik tersebut:

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

78

Gambar 4.27 Perbaikan Tata Bahasa

4.1.3.4 Validasi Ahli Praktisi

Validasi ahli dilakukan oleh guru kelas V sekolah dasar SD Negeri 64/1

Muara Bulian bersama ibu Januarty, ibu mardyanti dan ibu erlina efliani pada

tanggal 14 November 2020. Dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan modul

Belektronik yang dikembangkan oleh peneliti.

a. Validasi ahli praktisi bersama ibu januarty

Tabel 4.11 Penilaian Validasi praktisi ibu januarty

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4

2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4

3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 3

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

79

Berdasarkan tabel 4.11 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator

Ibu Januarty diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata 3,8

yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya adalah

4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang

diajarkan

4

5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik

peserta didik

4

6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 4

7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4

8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-

ulang.

3

9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan

motivasi dalam belajar siswa.

4

10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar

mandiri.

4

Jumlah 38

Rata-rata 3,8

Media 4

Modus 4

Persentase 95%

Kategori Sangat

Praktis

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

80

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,8

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun

digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:

Gambar 4.28 Diagram pict charct

Berdasarkan gambar 4.28 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai

berikut:

Gambar 4.30 komtar/saran ahli praktisi 1

80%

20%

validasi ahli praktisi 1

sangat sesuai

sesuai

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

81

Berdasarkan gambar 4.30 Secara umum modul sudah menarik serta terdapat

indikator dan tujuan pembelajaran sehingga materi dapat tersampaikan pada

peserta didik. Sejalan dengan Retna, Novriyanti & Armen (2017: 96) modul yang

baik dibuat dengan menarik kemudian disusun berrdasarkan indikator dan tujuan

pembelajaran dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa serta

dapat diguanakan siswa secara mandiri.

b. Validasi ahli praktisi bersama ibu Mardiyanti

Tabel 4.12 Penilaian Validasi praktisi ibu Mardiyanti

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4

2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4

3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 3

4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang

diajarkan

4

5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik

peserta didik

4

6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 3

7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4

8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-ulang. 4

9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan motivasi

dalam belajar siswa.

4

10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar

mandiri.

4

Jumlah 38

Rata-rata 3,8

Media 4

Modus 4

Persentase 95%

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

82

Kategori Sangat

Praktis

Berdasarkan tabel 4.12 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator

Ibu Mardianty diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,8

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,9 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram

pict chart yang diporelah sebagai berikut:

80%

20%

Ahli Praktisi II

sangat sesuai

sesuai

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

83

Gambar 4.30 diagram pict charct hli prktisi II

Berdasarkan gambar 4.30 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I I antara lain sebagai

berikut:

Gambar 4.31 komentar/saran ahli praktisi II

Berdasarkan gambar 4.31 komentar dan saran yang diberikan oleh ahli

prktisi II, mengenai dengan adanya modul tersebut dapat membuat siswa lebih

semangat dan dapat menunjang pembelajaran menjadi lebih menarik. Sejalan

dengan anandari dkk (2019: 431) penggunaan modul elektronik dapat membuat

siswa bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar siswa meningkat.

C. Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Erlina Efliani

Tabel 4.13 Penilaian Validasi Praktisi Ibu Erlina Efliani

No Deskriptor Skor

perolehan

1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4

2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4

3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 4

4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang

diajarkan

3

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

84

5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik

peserta didik

4

6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 3

7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4

8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-

ulang.

4

9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan

motivasi dalam belajar siswa.

4

10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar

mandiri.

3

Jumlah 37

Rata-rata 3,7

Media 4

Modus 4

Persentase 92,5%

Kategori Sangat

Praktis

Berdasarkan tabel 4.13 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator

Ibu Mardianty diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata

3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya

adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:

R = ∑

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

85

maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil

sebagai berikut:

R = ∑

=

=3,7

Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka

3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi sesuai saran.

Adapun diagraman pict charct.

Gambar 4.32 Diagram pict charct ahli praktisi III

Berdasarkan gambar 4.32 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai

modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai Selain itu

terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang

dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari ahli praktisi III antara lain

sebagai berikut:

Gambar 4.34 komentar/saran ahli praktisi III

70%

30%

Validasi Ahli Praktisi III

sangat sesuai

sesuai

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

86

Berdasarkan gambar 4.34 diperoleh komentar dan saran yang diberikan oleh

ahli prktisi III, mengenai modul sudah baik, akan tetapi terdapat kekurangan

harus mengguankan aplikasi dan harus menggunakan laptop/komputer. Sejalan

dengan mulyaningsih (2017:31) Mengembangkan modul dengan aplikasi kvisoft

flipbook maker dengan komputer agar lebih mudah diakses. Jadi, modul yang

dikembangkan hanya bisa digunakan dengan aplikasi yang tersedia pada laptop

atau komputer.

Adapun evalausi pada tahap pengembanga di peroleh dari komentar dan

saran dari para ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi. Dengan

tujuan gara modul yang dikembangkan lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi

orang banyak. Selain itu bisa di gunakan guru dalam pembelajaran sebagai

pendukung.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian (Research and Development).

Pengembangan Modul elektronik berbasis kearifan lokal tradiis betangas

menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker. Adapaun modul yang

dikemabangkan beracuan pada kurikulum 2013 pada kelas V tema 6 “panas dan

perpindahnnya”, subtema 2 “Perpindahan Kalor di Sekitar Kita”, pembelajaran 1.

Model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model ADDIE yang

dirancang oleh Branch. Tahap pengembangan ADDIE terdiri dari lima langkah,

yaitu (1) Analisis, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan, (4) Implementasi, dan (5)

Evaluasi. Namun, pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada tahapan

analisis, perencaan, pengembangan dan setiap tahap terdapat evaluasi. Alasan

peneliti menggunakan model ADDIE karena model ini lebih terstruktur dan

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

87

sederhana dengan kerangka keja yang jelas setra mudah dipahami. Sejalan dengan

Hadi & Agustina (2015: 94) Salah satu model pengembangan yang

memperhatikan tahapan-tahapan dasar desain pengembangan media yang

sederhana dan mudah dipahami adalah model ADDIE.

Sebelum modul dikembangkan, peneliti merancang hal-ha yang harus di

dipersiapkan agar lebih udah untuk melanjutkan kegaiatan pengembangan dengan

membuat storyboar pada tahap awal untuk modul yang dikembangkan seperti dari

halaman cover, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, KI, KD,

Indikator, cerita yang berkaitan dengan keraifan lokal, pertanyaan dan intrumen

penilaian, referensi dan biografi penulis. Dengan begitu, modul akan lebih

testruktur dan sistematis untuk dikembangkan.

Suatu modul dikatakan layak jika memenuhi 3 kriteria yaitu, valid, praktis

dan efektif. Sejalan dengan Fauzani, Novrita & Dewi ( 2018: 179) model ADDIE

ini merupakan modul yang valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam

proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengukur kevalidan dan

kepraktisan modul elektronik yang dikembangkan. Untuk efektifitas tida bisa

dilakukan karena terkendala pada kondisi saat ini yaitu masa pandemi covid 19.

Pada tahap pengembangan modul, peneliti melakukan vadisai modul yaitu

validasi ahli materi, ahli media, ahli bahasa yang divalidasi oleh 2 Dosen yaitu

Bapak Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D sebagai validator I, Bapak Agung Rimba

Kurniawan, S.Pd., M,Pd sebagai validtor II. Setelah validator tersebut

memberikan penilaian, peneliti menganalisis hasil yang diberikan yaitu pertama

validator ahli materi I dengan rata-rata 3,6 kategori sangat valid dan validator ahli

materi II rata-rata 3,8 kategori sangat valid. Kedua ahli media I dengan rata-rata

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

88

3,7 kategori sangat valid dan ahli media II rata-rata 3,8 kategori sangat valid.

Ketiga ahli bahasa I dengan rata-rata 3,8 kategori sangat valid dan rata-rata 3,7

kategori sangat valid. Namun, ada beberapa saran dan revisi dari validator,

peneliti sudah melakukan revisi sesuai saran/komentar yang diberikan validator.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan mempunyai kategori

sangat valid.

Selain itu, peneliti juga menguji kepraktisan untuk mengetahui kepraktisan

modul yang dikembangkan bersama 3 validator oleh guru-guru berpengalaman

dikelas V Sekolah Dasar yaitu Ibu Januarty, S.Pd sebagai validator I, Ibu

Mardianty S,Pd sebagai validator II, dan Ibu Erlina Efliani, S.Pd sebagai validator

III. Setelah validator tersebut memberikan penilaian, peneliti menganalisis hasil

yang diberikan yaitu validator pertama dengan rata-rata 3,8 kategori sangat

praktis, validator kedua dengan rata-rata 3,9 kategori sangat praktis, dan validator

ketiga rata-rata 3,8 kategori sangat praktis. Namun, ada beberapa saran dan revisi

dari validator, peneliti sudah melakukan revisi sesuai saran/komentar yang

diberikan validator. Jadi dapat dsimpulkan bahwa modul elektronik yang

dikembangkan sudah bisa di gunakan dalam pembelajaran dengan kategori sangat

praktis.

Produk yang dikembangankan berisi pembelajaran yang telah sesuai

kurikulum 2013. Berdasarkan analisis Permendikbud No 37 tahun 2018 tentang

KI dan KD. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia 3.3. Meringkas teks penjelasan

(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik. Dalam modul ini, peneliti meminta

siswa untuk meringkas teks eksplanasi dari teks bacaaan dan video mengenai

tradisi bengatas.dengan tujuan agar siswa mengetahui langkah-langakah dalam

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

89

membuat teks eksplanasi. Sedangkan pada KD IPA 3.6 Menerapkan konsep

perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari. Disini peneliti meminta siswa

untuk membaca teks tentang perpidahan panas/kalor dan perpindahn kalor secara

konduksi serta ada kegiatan mencoba praktokum perpindahan kalor seacra

konduksi. Dengan pengalaman langsung maka terciptalah pembelajaran yang

bermakna.

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

89

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan modul elektronik berbasis keraifan lokal

tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V

Sekolah Dasar yang telah dilakukan, dapat dismpulkan bahwa pengembangan

modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar menggunakan model

ADDIE yang hanya sampai pada tahap pengembangan dan tingkat kevalidan

modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang diperoleh dari

validator ahli materi dengan nilai 3,7 termasuk kategori sangat valid dengan

presentase 92,5%, validator ahli media dengan nilai 3,75 termasuk kategori sangat

valid dengan presentase 93,75%, validator ahli bahasa dengan nilai 3,75 termasuk

kategori sangat valid dengan presentase 93,75%. Validator ahli praktisi yang

dilakukan oleh 3 orang guru kelas V Sekolah Dasar diperoleh nilai 3,8 termasuk

kategori sangat praktis dengan presentase 95%.

5.2 Implikasi

Implikasi dari modul elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas

menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar

adalah dapat digunakan guru sebagai bahan ajar pendukung dalam proses

pembelajaran yang dapat membuat peserta lebih mandiri. Serta mengetahui dan

melestarikan budaya yang ada didaerah setempat agara tetap lestari.

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

90

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan serta simpulan yang telah

diuraikan, berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft

Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar sebagai bahan ajar masih banyak

memiliki kelemahan, peneliti mengharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam

membuat bahan ajar yang lebih kreatif agar pembelajaran menjadi interaktif di

kelas V Sekolah Dasar. Selain itu juga, harapannya adanya penelitian lebih lanjut

tentang uji keefektifan bahan ajar berbasis keraifan lokal ini.

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

91

DAFTAR PUSTAKA

A. Alirmansyah et al., “Implementasi Budaya Melayu Jambi Melalui Mata Kuliah

Pengenalan Adat Melayu Jambi pada Mahasiswa PGSD Universitas Jambi,”

J. Inov. Pendidik. Dan Pembelajaran Sekol. Dasar, vol. 3, no. 2, p. 25, 2020.

https://doi: 10.24036/jippsd.v3i2.107404.

A. Asrial, S. Syahrial, D. A. Kurniawan, and Q. S. Anandari, “Digitalization of

Ethno Constructivism Based Module for Elementary School Students,” J.

Ilmu Pendidik., vol. 25, no. 1, p. 33, 2020. https:// doi:

10.17977/um048v25i1p33-42.

A. S. Febriana et al., “Jurnal ilmu budaya,” vol. 7, pp. 325–333, 2020.

Adiputra, I., Sugihartini, N., & Dkk. (2014). Instalasi Sistem Operasi Jaringan

Berbasis GUI dan Text ” untuk Siswa Kelas X Teknik Komputer. Kumpulan

Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), 3(1), 19–

25.

Aji, S., Hudha, M. N., & Rismawati, A. (2017). Pengembangan Modul

Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. SEJ (Science Education Journal),

1(1), 36. https://doi.org/10.21070/sej.v1i1.830

Aka, K. A. (2017). ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. 1, 28–37.

Anandari, Q. S., Kurniawati, E. F., Marlina, M., Piyana, S. O., Melinda, L. G.,

Meidiawati, R., & Fajar, M. R. (2019). PENGEMBANGAN MODUL

ELEKTRONIK MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK BERBASIS

ETNHOKONSTRUKTIVISME. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 6(2),

416-436.

Andani, D. T., & Yulian, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Electronic Book

Menggunakan Software Kvisoft Flipbook Pada Materi Hukum Dasar Kimia

di SMA Negeri 1 Panton Reu Aceh Barat. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA,

2(1), 1–6. https://doi.org/10.24815/jipi.v2i1.10730

Anggraini, A., & Sukardi, S. (2015). Pengembangan Modul Prakarya Dan

Kewirausahaan Materi Pengolahan Berbasis Product Oriented Bagi Peserta

Didik Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi, 5(3), 287.

https://doi.org/10.21831/jpv.v5i3.6484

Anggraini, R. (2018). “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Pendekatan

Saintifik Menggunakan Sofware Kvisoft Flipbokk Maker pada Materi Listrik

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

92

Statis Mata Kuliah Fisika Dasar 1”. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Jurusan Pendidikan Fisika. Universitas Jambi. Jambi

Angko, N., dan Mustaji. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Model

ADDIE untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SDS Mawar Sharon

Surabaya. Jurnal KWANGSAN Vol. 1(1), 1-15.

Anih, E. (2016). Modernisasi Pembelajaran di Perguruan Tinggi Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Unsika, 7(1), 185–

196. http://journal.unsika.ac.id/index.php/judika

Arsanti, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif

Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius bagi Mahasiswa Prodi

PBSI, FKIP, UNISSULA. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2),

69-88. (arsanti)

Asnawi, M. H. (2016). Resolusi Konflik Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal.

JKIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), 3(2) 198-203.

Asrial, Syahrial, & Kurniawan, D.,A. (2019). Ilmu Dasar Pembelajaran

Etnokonstruktivisme. Jambi: Salim Media Indonesia

Asrial, Syahrial, D. A. Kurniawan, R. Perdana, and P. Nugroho, “Supporting

Technology 4.0: Ethoconstructivist multimedia for elementary schools,” Int.

J. online Biomed. Eng., vol. 15, no. 14, pp. 54–66, 2019. https://doi:

10.3991/ijoe.v15i14.11365.

Asyhar, R. (2010). Kreatif Mengembangkan Meda Pembelajaran. Gaung Persada:

Jakarta

Aziz, A. (2018). Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi dalam

Manajemen Sekolah di sman 1 sumenep, 3(2), 129–138.

Bakhtiar, D. (2016) Bahan Ajar Berbasis Keraifan Lokal Terintegrasi STM (Sains,

Teknologi dan Masyarakat) pada Mata Pelajaran Fisika, JURNAL

PEMBELAJARAN FISIKA, 4(5),650-660.

Branch, (2019). Instructional Design : The ADDIE Approach.Universitas Of

Georgia

Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam

Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31.

https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2095

Darimi, I. (2017). Information and Communication Technologies sebagai Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif Era Teknologi Informasi.

Cyberspace: jurnal pendidikan teknologi informasi, 1(2), 111-121.

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

93

Darmadi, H. (2018). Educational Management Based on Local Wisdom

(Descriptive Analytical Studies of Culture of Local Wisdom in West

Kalimantan). JETL (Journal Of Education, Teaching and Learning), 3(1),

135. https://doi.org/10.26737/jetl.v3i1.603

Delvita Sari, S., Rahardian, & Guspatni. (2019). Pengembangan E-modul

Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Hidrolisis Garam Untuk Siswa

Kelas XI SMA/MA. 3(14), 139–146.

Divayana, D. G. H., Suyasa, P. W. A., & Adiarta, A. (2018). Pelatihan Pembuatan

Buku Digital Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Bagi Para Guru Di Smk Ti

Udayana. Abdimas Dewantara, 1(2), 31–44.

http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/abdimasdewantara/article/view/2869

E, Sulyati. (2015). “Tradisi Hajat Lembur Ampih Pare Di Kecamatan Situraja

Kabupaten Sumedang Dan Pemanfaatannya Untuk Membuat Model

Pelestarian Tradisi Lisan Pada Masyarakat”. Skripsi Universitas Pendidikan

Indonesia.

Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan

Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam.

Habibi, M., Chandra, C., & Azima, N. F. (2019). Pengembangan Bahan Ajar

Menulis Puisi sebagai Upaya Mewujudkan Literasi Sastra di Sekolah

Dasar. ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED, 9(1), 8-

16.

Hanafi. (2017). Konsep Penelitian R & D Dalam Bidang Pendidikan. Saintifika

Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 4(2), 129–150.

Harliawan, H. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja.

Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(1).

https://doi.org/10.23887/ekuitas.v3i1.12786

Hasdi, H., & Agustina, S. (2016). Pengembangan Buku Ajar Geografi Desa-Kota

Menggunakan Model ADDIE. Educatio, 11(1), 90-105.

Hidayat, W., Muladi, M., & Mizar, M. (2016). Studi Integrasi Tik Dalam

Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan - Teori,

Penelitian, Dan Pengembangan, 1(12), 2281–2291.

https://doi.org/10.17977/jp.v1i12.8228

Husain, C. (2014). Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan. Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan, 2(2).

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

94

KEMENDIKBUD RI. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 22 tahun 2016. Kemendikbud RI, STANDAR

PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, 1–15.

http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud22-2016SPDikdasmen.pdf

Kemendikbud. (2018). Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah. JDIH Kemendikbud, 1–5.

Khusna, N., Shufa, F., & Artikel, S. (2018). Pembelajaran Berbasis Kearifan

Lokal Di Sekolah Dasar : Sebuah Kerangka Konseptual. Jurnal Ilmiah

Kependidikan, 1(1), 48–53.

Larasati, N. (2019). “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal

(Local Wisdom) pada model pembelajaran area di TK Kota Jambi”. Skripsi

Fakultas Keguruan dn Ilmu Pendidikan. Jurusan Ilmu Pendidikan.

Universitas Jambi. Jambi

Lubna, Syarifah. 2017. “PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA

INDONESIA BAGI PENUTUR ASING ( BIPA ) UNTUK PEBELAJAR

ANAK.” 11:83–94.

Mulyaningsih, N. N., & Saraswati, D. L. (2017). Penerapan Media Pembelajaran

Digital Book Dengan Kvisoft Flipbook Maker. JPF Jurnal Pendidikan

Fisika, V(1), 25–32.

Mulyaningsih, Neng Nenden, Dandan Luhur Saraswati, Program Studi,

Pendidikan Fisika, Fakultas Teknik, Pengetahuan Alam, Kvisoft Flipbook

Maker, and Kapita Selekta. 2013. “PENERAPAN MEDIA

PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK.”

Musdalifah, & Syaripuddin, A. B. (2015). Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 4 No. 1 Juni 2015. Jurnal

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 86–96.

Muslih, M. (2016). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT pada

Lembaga Pendidikan Non-Formal TPQ. Dimas: Jurnal Pemikiran Agama

Untuk Pemberdayaan, 16(2), 215.

https://doi.org/10.21580/dms.2016.162.1090

Mustaji, M. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pola

Belajar Kolaborasi (Model PBMPK). Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Universitas Negeri Malang, 17(2), 187-200.

Nisa, K.N. (2019). “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Flipbook Berbasis

Mind Mapping Sebagai Sumber Belajar Muatan Pembelajaran IPS siswa

kelas IV SDN Purwoyoso 04 Semarang”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Negeri Semarang.

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

95

Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang.

Gema Keadilan, 5(1), 16–31. https://doi.org/10.14710/gk.5.1.16-31

Oktaviara, R. A., & Pahlevi, T. (2019). Pengembangan E-modul Berbantuan

Kvisoft Flipbook Maker Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi

Menerapkan Pengoperasian Aplikasi Pengolah Kata Kelas X OTKP 3

SMKN 2 Blitar. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 7(3), 60–65.

Pamungkas, J., Syamsudin, A., Harun, H., & Sudaryanti, S. (2019). Survei

Pembelajaran Kearifan Lokal di Taman Kanak-Kanak Se-Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Al-Athfal : Jurnal Pendidikan Anak, 5(1), 1–20.

https://doi.org/10.14421/al-athfal.2019.51-01

Pingge, Heronimus Delu. 2017. “Kearifan Lokal Dan Penerapannya Di Sekolah.”

Jurnal Edukasi Sumba 01(02):128–35.

Prastowo, Andi. 2014. “Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik Sd/Mi

Melalui Pembelajaran Tematik-Terpadu.” JURNAL JPSD (Jurnal

Pendidikan Sekolah Dasar) 1(1):1.

Prastuti, A., & Naqiyah, N. (2018). Pengembangan Modul Pengenalan Karier

Bagi Siswa Kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Wiyung 1 Surabaya. Jurnal BK

UNESA, 8(2).

Purwaningtyas, W. D. (2017). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Online

Dengan Program Edmodo. Jurnal Pendidikan, 2(1), 123, 121–129.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/jp.v2i1.8471

Renat, S. E., & Novriyanti, E. (2017). Pengembangan Modul Dilengkapi Peta

Konsep dan Gambar pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup untuk

Siswa Kelas VII SMP. Bioeducation, (1), 95–108.

Romansyah, K. (2016). Pedoman Pemilihan dan Penyajian Bahan Ajar Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. LOGIKA Jurnal Ilmiah Lemlit

S. Polii, J. F. Rumampuk, and F. Lintong, “Pengaruh mandi uap terhadap tekanan

darah pada wanita dewasa normal,” J. e-Biomedik, vol. 4, no. 1, pp. 141–145,

2016, doi: 10.35790/ebm.4.1.2016.10857.

Safiah, I. (2017). Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran

Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Sd Negeri 16 Banda

Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume

2 Nomor 2, 126- 134, 2(2), 126–134.

Simarmata, T., & Sembiring, A. (2015). ANTHROPOS : Jurnal Antropologi

Sosial dan Budaya Oukup sebagai Pengobatan Tradisional Studi

Antropologi Kesehatan pada Masyarakat Karo. 1(1), 34–41.

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

96

Sitohang, R. (2014). Mengembangkan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Di SD. Jurnal Kewarganegaraan, 23(02), 13-24.

(risma)

SIWARDANI, N. W., DANTES, D. N., & SUNU, D. I. G. K. A. (2015).

Pengaruh Model Pembelajaran ADDIE Terhadap Pemahaman Konsep Fisika

dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Mengwi

Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia, 6(1).

Sudarmin. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains Dan Kearifan Lokal, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Sufia, R., Sumarmi, S., & Amirudin, A. (2016). Kearifan Lokal Dalam

Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa

Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan -

Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(4), 726–731.

https://doi.org/10.17977/jp.v1i4.6234

Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2017). Modul Virtual:

Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational

Technology Education, 9(2), 101–116.

https://doi.org/10.17509/invotec.v9i2.4860

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandumg:

Alfabeta.CV

Sujoko, S. (2013). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai

Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun. Jurnal Kebijakan Dan

Pemngembangan Pendidikan, 1(1).

Sultoni, A., Hilmi, H. S., Kunci, K., Mea, :, Lokal, K., & Sastra, K. K. (2015).

Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Optimalisasi

Pendidikan Karakter Kebangsaan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA). Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, 2477–2636.

Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan KebijakanPendidikan

dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19. Diakses

pada 30 Mei 2020 dari https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-

edaranmendikbud-no-4-tahun-2020-tentang pelaksanaan-kebijakan-

pendidikandalam-masa-darurat-penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9/

Tania, L. (2017) Pengembangan Bahan Ajar E-Modul sebagai Pendukung

Pembelajaran Kurikulum 2013 Penyesuaian Perusahan Jasa Siswa Kelas X

Akuntansi Smk Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK),

5(2).

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

97

Trianingsih, Rima, Pengantar Praktik Mendidik, and Al Ibtida. 2016. “3 (2): 197-

211.” 3(2):197–211.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Utari , U., & Degeng, I. N. S. (2017). Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan

Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA). Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran Ips, 1(1), 39-44.

Utri, D. I. A. S. P. R. P., Uhud, E. R. A. M. Z., Ermawan, R. A. H., Umanggor, D.

A. N. R. U. T., Program, M., Manajemen, S., & Lingkungan, J. (2017).

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN UNTUK BAHAN BETANGAS ( The

Diversity of Plants for Berangas Materials ). 22(1), 87–91.

Wagiran, W. (2016). Pengembanagan Karakter Berbasis Kearifan Lokal

Hamemayu Hayuning Bawana (Identifiksi Nilai-Nilai Karakter Berbasis

Buadaya). Jurnal pendidikan karakter, (3).

Wangean, L. Z., Lintong, F., & Rumampuk, J. F. (2016). Pengaruh lamanya

paparan energi panas terhadap suhu tubuh dengan metode mandi uap pada

wanita dewasa. Jurnal E-Biomedik, 4(1), 20–23.

https://doi.org/10.35790/ebm.4.1.2016.10871

Wati, M., Fitriani, V., & SUMBAR, P. B. S. P. (2015). Rancangan Hand Out

Berbasis Peta Konseppada Materi Alat Indera Untuk Siswa Sekolah

Menengah Pertama. Ejournal STTKIP PGRI, 1(1), 32-44. (wati)

Wibowo, E., & Pratiwi, D. D. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan

Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Materi Himpunan. Desimal: Jurnal

Matematika, 1(2), 147. https://doi.org/10.24042/djm.v1i2.2279

Widiastuti, N. L. G. K., & Purnawijaya, I. P. E. (2019, December). PENERAPAN

PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL DAN KEBERMAKNAAN BELAJAR.

Winarko, A. S. (2013). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Poei (Prediksi,

Observasi, Eksperimen, Interpretasi) Pada Materi Sistem Indra Kelas Xi Sma

Negeri 3 Ponorogo. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 3(01).1103-1110).

Yogiswara, C.S. (2019) “ Pengembangan Modul Berbasis E- Book

Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Meningkatkan

Minat Dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Sma”. Skripsi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurusan Pendidikan Fisika.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

LAMPIRAN

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

98

Lampiran 1: Hasil Wawancara Tokoh Adat

HASIL WAWANCARA

TOKOH ADAT

A. Tujuan

Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.

Khususnya tentang T radisi Betangas di Desa Mandiangin.

B. Petunjuk

Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara

objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan

mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek

dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan.

C. Identitas

Nama : M. Zain

Jabatan : Ketua Adat

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan tradisi

betangas?

Tradisi betangas merupakan adat

tradisonal yang menggunakan rempah-

rempah yang direbus. Untuk mengihilangkan keringat dan membuat

badan menjadi wangi untuk calon

penganti.

2. Apa makna /arti dari nama tersebut? Artinya tertutup yang mengeluarkan uap

yang panas. Tradisi betangas di setiap

daerah namnaya sama saja dan waktunya

juga sama dilakukan sehari sebelum akad

nikah.

3. Sejak kapan tradisi betangas mulai

digunakan?

Pada tahun 1703. Adat bersendi syarak

syarak bersendi kitabulllah.

4. Bagaimana sejarah tradisi betangas

yang ada di desa Mandingin ini?

Untuk calon pengantin dari zaman

dahulu.

5. Bagaimana tahapan tradisi betangas

tersebut?

Menyiapkan bahan dan alat

Rempah seperti serai betawi, daun

pandan dan daun jeruk purut serrta tikar.

Air rebusan rempah-rempah diletakkan

di dalam lingkaran tikar.

Calon pengantin ditutupi dalam tikar dan

diatas ditutup kain yang terdapat air

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

99

rebusan tersebut

Setelah ditutup calon pengantin sambil

mengaduk rebusan tersebut sehingga

keluarlah aroma wangi.

6. Adakah tahapan yang dianggap paling penting?

Ketika mengaduk air rebusan rempah-rempah.

7. Apakah makna dari setiap tahapan

tersebut?

Supaya setiap tahapan dilakukan dengan

lancar..

8. Apakah tujuan dari setiap tahapan

tersebut?

Untuk mengeluarkan keringat dan

mewangikan badan karena aroma dari

rempah-rempah.

9. Kapan tradisi betangas tersebut

dilakukan?

Dilakukan satu hari sebelum akad nikah

pada siang hari pukul 14.00 WIB.

10. Dimana tradisi betangas tersebut bisa

dilakukan?

Dirumah calon pengantin

11. Perlengkapan apa saja yang dibutuhkan

sebelum pelaksanaan tradisi betangas

tersebut?

Siapkan Alat dan bahan.

12. Apa saja alat dan bahan untuk tradisi

betangas tersebut?

Alat tikar, kain dan wadah rebusan..

Bahan rempah-rempah seperti serai

betawi, daun pandan dan daun jeruk

purut.

13. Adakah makna simbolik dari

perlengkapan tersebut?

Tidaka ada

14. Seberapa penting tradisi betangas

tersebut untuk dilaksanakan?

Penting karena adat harus dijalankan

15. Adakah program pemerintah yang

berhubungan dengan tradisi betangas

tersebut?

Tidak ada

16. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat di dalamnya acara tersebut?

Tidak pernah karena kebanyakan perempuan yang menangasnya.

17. Siapa saja yang terlibat dalam tradisi

betangas itu?

Calon pengantin dan orang yang

menangasnya.

18. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi

apa peran dan tugas yang diemban dalam acara tersebut?

Cuma sekedar mengetahui langkah-

langkahnya.

19. Sejauhmana keterlibatan perangkat

pemerintah dalam tradisi betangas

tersebut?

Tidak ada

20. Adakah dukungan pemerintah terhadap

tradisi betangas ini?

Tidak ada

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

100

21. Adakah dukungan dana dari

Pemerintah dalam acara tradisi

betangas ini?

Tidak ada

22. Apakah alokasi dana tersebut

dianggarkan secara khusus setiap

tahunnya?

Tidak ada

23. Apakah keuntungan diharapkan

pemerintah dari adanya tradisi betangas

ini?

Tidak ada

24. Bagaimana harapan pemerintah

terhadap adanya tradisi betangas ini?

Tidak ada

25. Hal positif apakah yang patut diambil

dari adanya tradisi betangas ini?

Untuk kesehatan dan menambah percaya

diri.

26. Perlukah tradisi tari ini dilaksanakan

secara turun-temurun?

Perlu

Habis li beganti li

Habis zaman baganti zaman

Habis generasi beganti generasi

27. Bagaimana cara pelestarian tradisi ini

pada anak muda?

Dengan cara penyuluhan

28. Adakah keterkaitan tradisi betangas

dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat sekitar?

Sukarela karena tidak memandang

ekonominya.

29. Bagaimana dampak sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat dari adanya

tradisi betangas tersebut?

Sosial karena masyarakat datang untuk menyaksikan tradisi betangas tersebut.

30. Bagaimana peningkatan ekonomi yang

dirasakan masyarakat melalui dari

adanya tradisi betangas tersebut?

Kurang ada.

(Sumber: Sulyati, 2015)

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

101

Lampiran 2: Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat

HASIL WAWANCARA

TOKOH MASYARAKAT

A. Tujuan

Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.

Khususnya tentang Tradisi Betangas di Desa Mandiangin.

B. Petunjuk

Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara

objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan

mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek

dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan.

C. Identitas

Nama : Ulyati

Pekerjaan : Guru Ngaji

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan tradisi

betangas?

Tradisi betangas adalah tradisi adat

tradisional untuk membersihkan diri

calon pengantin atau disebut dengan mandi uap untuk mengeluarkan keringat

kotor yang menggunakan rempah-

rempah seperti daun jeruk purut, serai

betawi dan daun pandan.

2. Apa makna /arti dari nama tersebut? Berarti mengeluarkan keringat agar

pakaian dan baju tidak bau. Tradisi

betangas di setiap daerah namanya sama

saja dan waktunya juga sama dilakukan sehari sebelum akad nikah.

3. Sejak kapan tradisi betangas mulai

digunakan?

Tahun 1703.

4. Bagaimana sejarah tradisi betangas

yang ada di desa Mandingin ini?

Sejak zaman dahulu merupakan tradisi

turun temurun.

5. Bagaimana tahapan tradisi betangas

tersebut?

Menyiapkan bahan dan alat

Rempah seperti serai betawi, daun pandan dan daun jeruk purut. Serta tikar.

Air rebusan rempah-rempah diletakkan

di dalam lingkaran tikar.

Calon pengantin ditutupi dalam tikar dan

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

102

ditutup kain yang terdapat air rebusan

tersebut,

Setelah ditutup calon pengantin sambil

mengaduk rebusan tersebut sehingga

keluarlah aroma wangi.

6. Adakah tahapan yang dianggap paling

penting?

Ketika mengaduk air rebusan sampai

dingin karena uapnya keluar semua.

7. Apakah makna dari setiap tahapan

tersebut?

Maknanya agar memperlancar proses

betangas.

8. Apakah tujuan dari setiap tahapan

tersebut?

Untuk membersihkan badan dan

mengeluarkan keringat kotor agar tampak wangi karena rempah-rempah.

Selain itu bisa untuk kesehatan lebih s

9. Kapan tradisi betangas tersebut

dilakukan?

Sekitar pukul 14.00 WIB di siang hari.

10. Dimana tradisi betangas tersebut bisa dilakukan?

Dirumah calon pengantin.

11. Perlengkapan apa saja yang dibutuhkan

sebelum pelaksanaan tradisi betangas

tersebut?

Air rebusan rempah-rempah, tikar, dan

kain.

12. Apa saja alat dan bahan untuk tradisi

betangas tersebut?

Alat yang digunakan priok untuk

merebus.

Bahan yang digunakan seperti daun jeruk

purut, serai betawi, dan daun pandan.

13. Adakah makna simbolik dari

perlengkapan tersebut?

Tidaka ada

14. Seberapa penting tradisi betangas

tersebut untuk dilaksanakan?

Kalau dikatakan penting tidak juga,

namun alangkah lebih baik

melaksanakan aturan yang telah ada.

15. Adakah program pemerintah yang

berhubungan dengan tradisi betangas

tersebut?

Tidak ada

16. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat di

dalamnya acara tersebut?

Pernah

17. Siapa saja yang terlibat dalam tradisi

betangas itu?

Calon pengantin dan orang yang

menangasnya..

18. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi

apa peran dan tugas yang diemban

dalam acara tersebut?

Sebagai orang yang menangasnya.

19. Sejauhmana keterlibatan perangkat

pemerintah dalam tradisi betangas

tersebut?

Tidak ada

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

103

20. Adakah dukungan pemerintah

terhadap tradisi betangas ini?

Tidak ada

21. Adakah dukungan dana dari

Pemerintah dalam acara tradisi

betangas ini?

Tidak ada

22. Apakah alokasi dana tersebut dianggarkan secara khusus setiap

tahunnya?

Tidak ada

23. Apakah keuntungan diharapkan

pemerintah dari adanya tradisi betangas

ini?

Tidak ada

24. Bagaimana harapan pemerintah

terhadap adanya tradisi betangas ini?

Agar tetap lestari dan dikembangkan.

25. Hal positif apakah yang patut diambil

dari adanya tradisi betangas ini?

Untuk menjaga kesehatan sosial kepada

26. Perlukah tradisi tari ini dilaksanakan

secara turun-temurun?

Perlu untuk dikembangakan

27. Bagaimana cara pelestarian tradisi ini

pada anak muda?

Dengan cara anak muda ikut serta dalam

menyaksikan tradisi betangas ini.

28. Adakah keterkaitan tradisi betangas

dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat sekitar?

Kondisi sosial ada masyarakat antusias

ketika ada acara pernikahan untuk saling

membantu.

29. Bagaimana dampak sosial ekonomi

yang dirasakan masyarakat dari adanya

tradisi betangas tersebut?

Dalam ekonomi tidak begitu baanyak

karena orang yang menangasnya itu

sukarela mau diberia uang berapa.

30. Bagaimana peningkatan ekonomi yang

dirasakan masyarakat melalui dari

adanya tradisi betangas tersebut?

tidak begitu banyak yang dirasakan

karena sifatnya sukarela.

(Sumber: Sulyati, 2015)

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

104

Lampiran 3: Hasil Wawancara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Sarolangun

HASIL WAWANCARA

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun

A. Tujuan

Lembar hasil wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.

Khususnya tentang Tradisi Betangas di Desa Mandiangin.

B. Petunjuk

Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara

objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan

mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek

dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajuakan.

C. Identitas

Nama : Hanibar, S.E

Jabatan : Ketua Bidang Kebudayaan

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaiamana tanggapan Bapak/Ibu mengenai

adanya tradisi betangas yang ada di

Mandiangin?

Untuk mengenalkan dan menggali

adat budaya yang ada di

Mandiangin Dikabupaten

sarolangun banyak sekali tradisi

yang harus di lestarikan, salah

satunya tradisi betangas atau yang

lebih dikenal dengan mandi uap

yang dilakukan oleh calon

pengantin dan untuk pengobatan

tubuh. Dengan bahan rempah-

rempah alami seperti daun serai.

Daun pandan dan daun jeruk.

2. Adakah manfaat dari tradisi betangas yang

ada Mandiangin?

Adapun manfaat betangas atau

mandi uap ini dalah untuk

kesehatan mengeluran racun-racun

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

105

yang ada di dalam tubuh melalui

keluar nya keringat dan membuat

tubuh menjadi rileks.

3. Bagaimana cara dinas membangun inovasi

dalam menarik minat masyarakat untuk

berpartisipasi dalam mengembangkan tradisi

betangas yang ada di Mandiangin?

Dengan cara melestarikan budaya

yang ada sehingga tidak luntur dan

tidak terpengaruh dengan budaya

luar.

4. Apa peran dinas kebudayaan tradisi betangas

yag ada di Mandiangin?

Sebgai wadah dalam dan mensuport

untuk mengembangakn dan

melestarikan buaday yang ada.

5. Adakah bentuk program kerja mengenai

tradisi betangas yang di Mandiangin?

Tidak ada

6. Bagaimana upaya sosialisasi dinas dalam

mempromosikan budaya/tradisi tradisi

betangas di Mandiangin?

Dengan cara membuat konten

youtube agar semua masyarakat

bisa melihatnya melalui media

sosial

7. Adakah promosi online yang dilakukan untk

media sosialisasi terhadap budaya/tradisi

betangas yag ada di Mandiangin?

Masyarakat lebih Antusias dan

semangat dalam melestarikan

tradisi.

8. Apa dampak bagi masyarakat dengan

adanya budaya/ tradisi betangas yag ada di

Mandiangin??

Adanya rasa empati dan saling

tolong menolong dalam

pelaksanaan tradisi ini.

9. Adakah keluhan masyarakat mengenai

tradisi betangas yag ada di Mandiangin?

Tidak ada

10. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat dalam acara

tradisi betangas yag ada di Mandiangin?

Belum

11. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi apa

peran dan tugas yang diemban dalam acara

tersebut?

Ikut menghadiri undangan yang

telah diberikan.

12. Sejauhmana keterlibatan perangkat dinas

dalam tradisi betangas yag ada di

Mandiangin tersebut?

Sebagai pendukung dalam

lancarnya acara tersebut

13. Adakah dukungan dinas tradisi betangas yag

ada di Mandiangin?

Sebagai fasilitator

14. Adakah dukungan dana dari dinas dalam

acara tradisi betangas ini?

Mendukung jika diintegrasikan ke

dalam pembelajaran SD di analisis

sesuai kurikulum dan

permendikbud.

15. Apakah keuntungan diharapkan dinas dari Tetap menjadi budaya yang lestari

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

106

adanya tradisi betangas Mandiangin ini?

16. Bagaimana harapan dinas terhadap adanya

tradisi betangas ini?

Agar tradisi ini tetap lestrai dan bisa

bermanfaat bagi pendidikan.

17. Hal positif apakah yang patut diambil dari

adanya tradisi tari kain kromong ini?

Untuk kesehatan dan meningkatkan

rasa empati masyarakat.

18. Perlukah tradisi tradisi betangas ini

wariskan secara turun-temurun?

Sangat perlu, agar tetap lestari

19. Bagaimana cara pelestarian tradisi betangas

ini pada anak muda?

Dengan cara sellau di pkai ketika

ada dibituhkan.

20. Adakah keterkaitan tradisi betangas dengan

kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar?

Sosial menambah rasa kebersamaa

dan unruk ekonomi bisa menambah

finansial untuk orang pasar.

(Sumber: Sulyati, 2015)

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

107

Lampiran 4: Hasil Wawancara Guru

HASIL WAWANCARA UNTUK GURU

A. Tujuan

Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan guru mengenai bahan ajar, TIK, dan penggunaan bahan ajar.

Selain itu untuk mendapatkan informasi mengenai modul elektronik yang

sesuai dengan peserta didik.

B. Petunjuk

Berilah penilaian sesuai dengan Bapak/Ibu ketahui secara jujur dan

objektif. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut.

C. Identitas

Nama : Erlina Efliani, S.Pd

NIP : 197004082003122003

Guru Kelas : V B

Sekolah : SD Negeri 64/ 1 Muara Bulian

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai TIK?

Penggunaannya TIK sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. banyak sisi positifnya.

2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui

mengenai bahan ajar berupa TIK?

Memperlihatkan misalnya pelajaran tematik

ada ipa, ips misal pada ipa pada organ gerak

pada hewan dan manusia. Bisa menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan .

3. Apakah Bapak/Ibu pernah

menggunakan bahan ajar berupa

TIK?

Ada, pada umumnya pembelajaran ipa karen

alebih mudah.

4. Adakah kendala yang Bapak/Ibu

hadapi?

Kendala hanya ada satu proyektor jadi

gentian. Guru sudah ada semua laptop dan

bisa mengoperasikannya.

5. Bagaimana hasil belajar peserta

didik menggunakan bahan ajar

berupa TIK?

Hasil belajar lebih baik dan menyenangkan.

6. Bahan ajar seperti apa yang disukai oleh peserta didik?

Pada umumnya senang seperti hal baru dengan praktek langsung.

7. Apa yang bapak ibu ketahui tentang

kearifan lokal?

Kearifan lokal adalah budaya lokal yang

harus dilestarikan. Namun belum ada

kurikulumnya.

8. Apakah tersedia bahan ajar berbasis

kearifan lokal disekolah ini?

Belum ada

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan kearifan lokal dengan

pembelajaran?

Tematik dari Bahasa Indonesia, Ipa, Ips harus dikaitkan dengan pembelajaran.

10. Bahan ajar seperti apa yang sering

Ibu gunakan?

Lebih cenderung media gambar contoh

praktek matematika menggunakan karton

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

108

jaring-jaring kubus. Ipa praktek perpindahan

panas secara konduksi.

Ekonomi seperti peserta didik disuruh

pengamatan mengunjungi kewarung,

kerajinan.

11. Apa yang ibu ketahui tentang

modul elektronik?

Banyak segi positif mengambil yang terbaik

untuk peserta didiknya.

12. Bagaimana tanggapan ibu

mengenai modul elektronik

berbasis kearifan lokal?

Sangat baik, untuk dikembangkan dan

dilestarikan budaya adat jambi karena anak-

anak sekarang lebih suka budaya luar dari

pada budaya sendiri.

13. Bagaimana harapan Bapak/Ibu jika

modul elektronik berbasis kearifan

lokal diterapkan dalam pembelajaran?

Sangat setuju, harapannya agar peserta didik

dan generasi penerus bangsa lebih mencintai

budaya sendiri dan melestarikan budaya yang ada.

(Sumber: Sulyati, 2015)

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

109

Lampiran 5: Validasi Ahli Materi I (Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D)

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

110

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

111

Lampiran 6: Validasi Ahli Materi II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

112

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

113

Lampiran 7: Validasi Ahli Media 1 (Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D)

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

114

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

115

Lampiran 8: Validasi Ahli Media II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd)

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

116

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

117

Lampiran 9:Validasi Ahli Bahasa 1 (Drs. Syahrial., M.Pd., Ph.D)

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

118

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

119

Lampiran 10: Validasi Bahasa II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,M.Pd)

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

120

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

121

Lampiran 11: Validasi Ahli Paktisi 1 (Ibu Juniarty, S.Pd)

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

122

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

123

Lampiran 12: Validasi Ahli Praktisi II (Ibu Mardiyanty, S.Pd)

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

124

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

125

Lampiran 13: Validasi Ahli Praktisi III (Ibu Erlina Efliani, S.Pd)

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

126

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

127

Lampiran 14: Surat Pengantar ke SD Penelitian

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

128

Lampiran 15: Surat Selesai Penelitian

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

129

Lampiran 16: Hasil Plagiat

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

130

Lampiran 17: Dokumentasi Foto Kegiatan di Lapangan

Dokumentasi Kegiatan Wawancara Ketua Adat (Embarianiyati Putri, 2020)

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

131

Dokumentasi Kegiatan Wawancara Tokoh Masyarakat (Embarianiayati Putri,

2020)

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

132

Dokumentasi Kegiatan Wawancara Dinas (Embarianiyati Putri, 2020)

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

133

Dokumentasi Kegiatan Wawancara Guru (Embarianiyati Putri, 2020)

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

134

Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Juniarty (Embarianiayati Putri,

2020)

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

135

Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Mardianty (Embarianiayati

Putri, 2020)

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

136

Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Erlina Efliani (Embarianiayati

Putri, 2020)

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …

137

Lampiran 18: Daftar Riwayat Hidup

Embarianiyati Putri, Lahir di Mandiangin 23 Desember 1998. Anak dari

pasangan Bapak Munir (ALM) dan Ibu Jualiyah merupakan anak keempat dari

empat saudara. Menempuh pendidikan dasar yaitu SD N 74/VII Mandiangin dan

pendidikan menengah yaitu SMP N 9 Sarolangun dikampung halamannya. Ia

merupakan lulusan SMA N 4 Sarolangun. Kemudian ia melanjutkan

pendidikannya di Universitas Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

Selama menempuh pendidikannya di perguruan tinggi ia mendapatkan

Beasiswa Bidikmisi. Ia juga orangnya aktif berorganisasi sehingga banyak

pegalaman dan ilmu yang didapat seperti kegiatan intra kampus (RACANA

PGSD) dan organisasi ekstra kampus seperti (HMI Cabang Batanghari). Beberapa

prestasi yang ia raih seperti juara 3 lomba volly ball pada acara gebyar PGSD dan

juara 3 pada acara lomba memperingati Hari Anti Korupsi tingkat Pandega.

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN …