Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

30
Disusun oleh : KELOMPOK C-4 PENGUKURAN VOLUME PARU KPM DAN FEV No . Nama NPM 1. Diatni Fibri Puspita Sari 13700192 2. Miranti Arsi Gandini 13700194 3. Putu Gede Indra Dananjaya 13700198 4. Syamsiyah Hamid 13700200

description

Fisiologi

Transcript of Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Page 1: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Disusun oleh : KELOMPOK C-4

PENGUKURAN VOLUME PARU KPM DAN FEV

No. Nama NPM 1. Diatni Fibri Puspita Sari 137001922. Miranti Arsi Gandini 137001943. Putu Gede Indra Dananjaya 137001984. Syamsiyah Hamid 137002005. I Kadek Dwija Arya Nugraha 137002026. Arif Bagus Adianto 137002047. Irna Slyvia Elisabeth Pasaribu 13700206

8. Andi Dzulhijjah Kurniati Farani 13700208

Page 2: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

VOLUME PARU DAN KAPASITAS PARU

Volume paru adalah volume udara yang mengisi petak-petak ruangan udara didalam paru.

Kapasitas paru adalah penjumlahan dua volume atau lebih.

Page 3: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

KAPASITAS VITAL

Jumlah udara sebanyak-banyaknya yg dapat dihisap atau dihembuskan.

Dapat dilakukan melalui dua cara yaitu ;

1. One Stage

• One stage ose

•One stage osi

2. Two stage

Page 4: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

HASIL PRAKTIKUM VCData orang coba

Nama : Putu Gede Indra D

Usia : 19 th

Berat badan : 57 kg

Tinggi badan : 163 cm

LPT : 1,60

Tekanan barometer ruangan : 672 mmHg

Suhu ruangan : 280C

Suhu tubuh orang coba : 370 C

Tekanan uap air pada suhu ruangan : 28,1 mmHg

Tekanan uap air pada suhu tubuh : 46,6 mmHg

Page 5: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev
Page 6: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

ONE STAGE

P1 = 762 – 28,1 = 733.9 mmHg T1 = 273 + 28 = 301 K P2 = 762 – 46,6 = 715,4 mmHg

T2 = 273 + 37 = 310 K

V1 = 111 mm x 30 ml = 3330 ml O2

= 3,33 L O2

(BTPS) O L 3,518 VC Jadi

mL 3518,2 V

310

V 715,4

301

3,33 733.9

T

V P

T

V P

2

2

2

2

22

1

11

ATPS → BTPS

Page 7: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Harga Standar Vital Capacity (VC) / Kapasitas Vital (KV)

Pria = {27,63 - (0,112 x umur dalam tahun)} x tinggi badan dalam cm= {27,63 – (0,112 x 19)} x 163= (27,63 - 2,128) x 163= 4156,82 ml = 4,156 L

Kapasitas Vital Pasien dalam keadaan normal.

% 85 % 100 156,4

518,3

Perbandingan dengan harga standart

Page 8: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

TWO STAGES

IRV = 38 mmERV = 40 mm

VC = TV + IRV + ERV = 21,3 + 38 + 40 = 99,3 mmVC = 99,3 x 30 ml = 2979 ml = 2,98 L O2 V1

mm 21,3

3

20 20 24

3

b a TV

c

(BTPS) O L 3,06 VC Jadi

3,06L V

310

V 715,4

301

42,9 733,9

T

V P

T

V P

2

2

2

2

22

1

11

ATPS → BTPS

Page 9: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Harga Standar Vital Capacity (VC) / Kapasitas Vital (KV)

Pria = {27,63 - (0,112 x umur dalam tahun)} x tinggi badan dalam cm= {27,63 – (0,112 x 19)} x 163= (27,63 - 2,128) x 163= 4156,82 ml = 4,156 L

Perbandingan dengan harga standart

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya restriksi ringan. Karena hasil terbaik didapat pada cara one stage maka hasil one stage sebesar 85 % ini kita jadikan acuan pada pengukuran Vital Capacity (VC) secara manual yaitu normal.

% 78 % 100 156,4

06,3

Page 10: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

AUTOSPIROMETERDari hasil autospirometer disamping didapatkan persentase Vital Capacity (VC) ialah sebesar 82 % dimana persentase ini masih dalam batasan normal dalam nilai VC. Sehingga dari hasil perhitungan spirometer secara manual yang didapatkan persentase VC sebesar 85 % , maka dapat disimpulkan bahwa Vital Capacity (VC) orang coba berada pada kondisi normal

Page 11: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Tabel Hasil PengamatanVital Capacity (VC) / Kapasitas vital (KV)

Orang

CobaJenis KV didapat KV standar Kesimpulan

Putu Gede

Indra

Dananjaya

(Pria)

Manual 3,518 L 4,156 L 85 % (normal)

Auto 3,77 L 4,59 L 82 % (normal)

Page 12: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

KAPASITAS PERNAPASAN MAKSIMALJumlah udara yang keluar masuk secara maksimal selama satu menit.

KPM = TV maks x frekwensi maks/menit

Page 13: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

KPM

P1 = 762 – 28,1 = 733.9 mmHg T1 = 273 + 28 = 301 K P2 = 762 – 46,6 = 715,4 mmHg

T2 = 273 + 37 = 310 K

TV maksimal = 92 mm+85 mm+80 mm+72 mm+75 mm+76 mm+77 mm+75 mm+78 mm+80 mm = 790 mmTV maks =790 mm x 30 ml O2 = 23700 ml O2 = 23,7 L O2/12 detik (ATPS) →V1

KPM = TV maksimal (selama 12 detik) x 60/12 → KPM selama 1 menit = 2,641 x 5= 13,2 L O2/menit

(BTPS)detik /12O L 125,2 KPM Jadi

detik /12O L 125,2 V

310

V 715,4

301

23,7 735

T

V P

T

V P

2

22

2

2

22

1

11

Page 14: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Harga Standar KPM Pria = (86,5 - (0,522 x 19)) x 1,6 = 122,53 L/menit

Perbandingan Dengan Harga Standar

normal) (kondisi % 102

% 100 122,53

125,2

% 100 standar KPM

KPM

Page 15: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

AUTOSPIROMETER

Dari hasil autospirometer disamping didapatkan persentase Kapasitas Pernapasan Maksimal (KPM) ialah sebesar 75 % dimana persentase ini tergolong dalam keadaan normal dari nilai KPM , sedangkan dari hasil perhitungan spirometer secara manual didapatkan persentase KPM sebesar 102 % dimana nilai ini juga tergolong normal

Page 16: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

TABEL PENGAMATAN

Orang Coba

Jenis

KPM didapat KPM standar Kesimpulan

Putu Gede

Indra

Dananjaya

(Pria)

Manual129,4 L 122,53 L 102 % (normal)

Auto

130,4 L 173,1 L 75 % (normal)

Page 17: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

FVC

Page 18: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

FEV1

Harga Standar FEV1

Pria = - 4,002 +(0,048 x 19)+ (0,039 x 163) + (1,49 x 0)- (0,07 x 0 x 19)= 3,267 L

FEV1 = 97 mm = 97 mm x 30 ml = 2910

ml O2 = 2,91 L O2 (ATPS) → V1

(BTPS) O L 3,1 FEV Jadi

L 3,1 V

310

V 715,4

301

2910 733,9

T

V P

T

V P

21

2

2

2

22

1

11

Page 19: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

FVC

Harga Standar FVCPria = - 5,44 + (0,061 x 19) + (0,048 + 163) + ((1,62 x 0) - (0,074 x 0 x19)) = - 5,44 + 1,159 + 7,824 = 3,5 L

FVC = 125 mm= 125 mm x 30 ml O2 =

3750 ml O2 = 3,8 L O2 (ATPS) → V1

(BTPS) O L 4 FVC Jadi

L 4 V

310

V 715,4

301

3,8 733,9

T

V P

T

V P

2

2

2

2

22

1

11

Page 20: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

CARA PEMERIKSAAN FEV1

normal) (kondisi % 78

% 100 4

3,1

% 100 FVC

FEV

FVCdengan an Dibandingk 1.

1

normal) (kondisi % 93

% 100 3,3

3,1

% 100 standar FEV

FEV

standar FEVdengan an Dibandingk .2

1

1

1

normal) (kondisi % 82

% 100

3,53,3

43,1

% 100

standar FVCstandar FEV

FVCFEV

1

1

Page 21: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

AUTOSPIROMETER

Dari hasil autospirometer disamping didapatkan persentase Forced Vital Capacity (FVC) ialah sebesar 86 % dimana persentase ini masih dalam batasan normal dalam nilai FVC sedangkan dari hasil perhitungan spirometer secara manual didapatkan persentase-persentase perhitungannya adalah dalam kondisi normal

Page 22: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

TABEL PENGAMATAN FVC

Orang Coba JenisFEV1

didapatFEV1 standar Kesimpulan

Putu Gede

Indra

Dananjaya

(Pria)

Manual

3,1 L 3,3 L 93 % (normal)

FVC didapat FVC standar Kesimpulan

4 L 3,5 L 87 % (normal)

AutoFVC didapat FVC standar Kesimpulan

3,77 L 4,4 L 86 % (normal)

Page 23: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

DISKUSI

Dalam praktikum ini terdapat beberapa permasalahan yang dimunculkan, yaitu :

Pada Bagian Pengukuran Vital Capacity (VC) / Kapasitas Vital (KV) :

Berapakah presentase harga KV yang didapat dalam (BPTS) di banding dengan harga standar ?

Normalkah paru dari orang coba tersebut ?

Page 24: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

1. - Putu Gede Indra Dananjaya

- Syamsiyah Hamid

2. Dari hasil praktikum pada orang coba menunjukkan bahwa kondisi paru-paru atau sistem respirasinya dalam keadaan normal. Hal tersebut tercermin dari hasil presentase perbandingan antara kapasitas vital dengan kapasitas vital standar yang menunjukkan nilai sebesar > 80 %, dimana hasil persentase perbandingan KV orang coba dengan KV standarnya ialah sebesar 85 % yang termasuk kategori normal. Sedangkan

pada orang coba dua menunukkan adanya retriksi ringan dengan nilai 79%.

stage one dari Hasil )( % 85 % 100 156,4

518,3normal

ringan) (restriksi % 79 % 100 038,3

2,405

Page 25: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

3. Udara dari bagian mana yang diekspirasikan pada detik pertama, kedua dan ketiga?

Jawaban :

Udara ekspirasi adalah kombinasi dari udara ruang rugi dan udara alveolus, oleh karena itu komposisi nya secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah udara ekspirasi yang merupakan udara ruang rugi dan jumlah udara alveolus. bagian pertama udara yang dikeluarkan adalah udara yang berasal dari ruang rugi, merupakan udara yang lembab yang khas. Pada detik kedua secara progresif semakin banyak udara alveolus yang bercampur dengan udara ruang rugi sampai semua udara ruang rugi akhirnya dikeluarkan. Udara pada detik ketiga udara yang dikeluarkan adalah udara yang berasal dari alveolus.

Detik pertama (FEV1) : rongga hidung atau mulut, faring, trakea, dan laring

Detik kedua (FEV2) : bronkus dan cabang-cabangnya sampai dengan bronkus terminalis

Detik ketiga (FEV3) : bronkus respiratorius sampai alveoli

Page 26: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

4. Bagaimana kesan anda terhadap paru-paru orang coba?

Jawaban :

Paru-paru dan sistem pernapasan pada bagian FEV dan FVC ini menyatakan orang coba dalam keadaan normal (merujuk pada hasil presentase perbandingan FEV1 dengan FEV1 standar yang menunjukkan hasil sebesar 93 %) dan normal (merujuk pada hasil presentase perbandingan FVC dengan FVC standar yang menunjukkan hasil sebesar 87 %). Jadi menerut menurut kesan kami orang coba sistem respirasi dalam keadaan normal.

Page 27: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

6. Diantara FEV1, FEV2, dan FEV3 manakah yang lebih cocok untuk mendeteksi kelainan paru secara epidemiologic dan manakah yang secara faal?

Jawaban :

FEV1 merupakan cara yang tepat untuk mendeteksi kelainan paru sebab pada saat itu semua otot respirasi bekerja secara maksimal sehingga dapat terdeteksi bagian otot mana yang tidak bekerja secara maksimal sehingga dapat didiagnosa orang coba mengalami kelainan paru atau tidak.

Detik pertama (FEV1) : rongga hidung atau mulut, faring, trakea, dan laring

Detik kedua (FEV2) : bronkus dan cabang-cabangnya sampai dengan bronkus terminalis

Detik ketiga (FEV3) : bronkus respiratorius sampai alveoli

 

Jadi jika secara faal kecendurungan untuk kecocokannya menggunakan FEV1 sedangkan untuk secara epidemiologinya beberapa sumber ada yang mengatakan FEV1 dan adapula yang mengatakan FEV3. Namun cukup dengan melihat FEV 1 saja kemungkinan besar sudah diketahui kelainan faal dan atau epidemiologinya.

Page 28: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

7. Hitunglah KPM standar dan bandingkan dengan hasil perhitungan dari percobaan anda, normalkah harga tersebut ?

Jawaban :

Perbandingan KPM hitung dengan KPM Standart

1. Putu Gede Indra Dananjaya

 

 

2. Syamsiyah Hamid

Dalam batasan yang ada, paru-paru dan sistem pernapasan orang coba pada keadaan normal.

normal) (kondisi % 107

% 100 89,6

96,5

normal % 102

% 100 122,53

125,2

Page 29: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

FAKTOR KESALAHAN

Dalam praktikum ini tidak pasti membuktikan dan mendiagnosis orang coba dalam keadaan sehat atau mengalami gangguan pada sistem pernapasannya. Ketidakakuratan dari hasil praktikum ini ditentukan dari beberapa faktor seperti :

Kondisi dari orang coba tersebut apakah fit atau tidak baik fisik maupun mentalnya

Peralatan praktikumnya juga bisa berpengaruh, apakah terjadi kebocoran udara atau tidak

Dari pembimbing orang coba selama praktikum. Misalnya dalam pemberian perintah dan aba-aba dalam melakukan kerja dalam praktikum ini yang kurang tepat sehingga apa yang dilakukan orang coba nanti tidak sesuai prosedur praktikum yang ada yang nantinya akan memengaruhi keakuratan hasil praktikum

Sehingga hasil praktikum ini tidak dapat dijadikan patokan pasti buat diagnosis si orang coba, apakah paru-paru dan atau sistem pernapasan orang coba tersebut dalam kondisi normal atau ada kelainan tertentu

Page 30: Pengukuran Volume Paru Kpm Dan Fev

Ada pertanyaan tanggapan komentar???

TERIMA KASIH