PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN...

4

Click here to load reader

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN...

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Ety-Sumiati-10210713.pdf · Metode yang digunakan adalah pre experimental design. ... (Questioning),

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

DI KELAS V TAHUN AJARAN 2011-2012

ETY SUMIATI

NIM . 10210713

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INSDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI

ABSTRAK

Pengajaran bahasa Insdonesia pada prinsipnya bertujuan agar para siswa memiliki empat keterampilan berbahasa , yaituketerampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut pada keterampilanmenulis lebih sulit dikuasai oleh siswa.Karena dalam bahasa tulis , isi pesan harus diungkapkan sejelas-jelasnya denganmenggunakan bahasa yang baik , jelas , dan menggunakan tanda baca yang tepat.Mengingat keterampilan menulis kurangDiminati siswa, maka hasil pengajaran menulis atau mengarang kurang berhasil .Dengan adanya hal itu maka guruharus berupaya agar pembembelajaran menulis diminat siswa sehingga kemampuan menulis siswa akan lebih baik.Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi penggunaan pendekatan kontekstual dalam meningkatkankemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SD. Metode yang digunakan adalah pre experimental design. Teknikpengumpulan data yang digunakan berupa teknik komunikasi tak langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalahinstrumen perlakuan, instrumen pengumpulan data, dan instrumen pengolahan data.Dari hasil pembahasan dapat disimpulkanbahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual memberikan pengaruh yang signifikan terhadappeningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa.

Kata kunci : kemampuan menulis karangan narasi, pendekatan kontekstual

PENDAHULUAN

Ragam bahasa menurut sarananya dibagi atas ragamlisan dan ragam tulisan. Jika dalam kegiatanberbahasa menggunakan tulisan, maka bahasa yangdigunakan harus terang dan jelas. Itulah sebabnyakalimat dalam ragam bahasa tulisan lebih cermat danteliti.Pemakaian ragam bahasa tulis relatif lebih sulitjika dibandingkan dengan ragam bahasa lisan. Sebabdalam bahasa tulis, isi pesan harus diungkapkansejelas-jelasnya dengan menggunakan bahasa yangbaik, jelas dan menggunakan tanda-tanda baca yangtepat. Selain itu dalam bahasa tulis diperlukan jugapenguasaan kaidah-kaidah penulisan.Dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah padaprinsipnya bertujuan agar para siswa memiliki empatketerampilan berbahasa, yaitu keterampilanmenyimak, berbicara, membaca dan menulis.Dilihat dari empat macam keterampilan berbahasa diatas, keterampilan menulis merupakan keterampilanberbahasa yang paling akhir yang harus benar-benardikuasai oleh siswa. Dibandingkan dengan tigaketerampilan berbahasa lainnya, keterampilanmenulis lebih sulit dikuasai oleh siswa. Karena

kemampuan menulis harus disertai penguasaan unsurkebahasaan.Setiap gagasan yang dimiliki siswa pada prakteknyaharus dituangkan kedalam bentuk kalimat efektif.Kalimat efektif harus disusun secara sadar untukmencapai daya informasi yang diinginkan olehpenulis terhadap pembacanya.Agar para siswa dapat menyusun kalimat yangefektif, maka guru harus lebih banyak memberikanlatihan menyusun kalimat secara kontinyu kepadasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat MansoerPateda yang menyatakan, "Agar tulisan si terdidiktersusun dengan baik, maka latihan menyusunkalimat yang efektif sebaiknya dilatih terus-menerus". (Pateda, 1987 108).Mengingat keterampilan menulis lebih dandampaknya kurang diminati oleh siswa, makasebagian besar hasil pembelajaran menulis kurangmemenuhi harapan sesuai dengan tujuan pengajaranmenulis itu sendiri.Dengan adanya kenyataan diatas, maka guru harusberupaya agar pembelajaran menulis diminati siswasehingga kemampuan menulis siswa akan lebih baik,maka guru perlu mencari alternatif-alternatifhyakegiatan pembelajaran menulis. Salah satu alternatif

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Ety-Sumiati-10210713.pdf · Metode yang digunakan adalah pre experimental design. ... (Questioning),

yaitu penulis mencoba pengajaran menulis denganmenggunakan pendekatan kontekstual.

Tujuan Penulisan MakalahTujuan penulisan makalah ini adalah untukmendapatkan gambaran yang nyata hasil prosesbelajar mengajar menulis karangan narasi denganmenggunakan pendekatan kontekstual.

KAJIAN TEORI DAN MATERI

Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaiankegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topikyang akan dibahas sampai penulisan buram (draft)akhir. Proses itu sebenarnya mencakup beberapatahap, yaitu tahap persiapan, tahap penulisan, dantahap revisi. Karena menulis merupakan suatu proses,maka kegiatan menulis diperlukan latihan yangsungguh - sungguh, terus-menerus , dan terbimbing.Hal ini sesuai dengan pendapat H.G Tarigan (1982 :3) yakni "Keterampilan menulis ini tidak akan datangsecara otomatis, melainkan harus melalui latihan danpraktek yang banyak dan teratur".Memperhatikan pernyataan di atas, penulisberpendapat bahwa untuk memotivasi seseorangketerampilan menulis, kita harus mampumembangkitkan motivasi siswa dalam kegiatanpembelajaran mengarang / menulis. Karena itumotivasi sangat diperlukan bagi seseorang untukterampil menulis.

Karangan NarasiMenyampaikan sesuatu berupa gagasan ataupendapat secara tersusun dengan mempergunakanbahasa secara tulisan disebut karangan. Karanganseseorang dapat mencerminkan kemampuanberbahasa. Kemampuan berbahasa itu merupakandasar untuk mempelajari memahami sesuatu yangdibacanya atau didengarnya. Demikian pula dengankemampuan berbahasa seseorang akan mampumenuliskan segala sesuatu yang terkandung dalambenak pikirannya, sehingga dengan mudah dapatdipahami oleh seseorang tulisan untuk menyatakanisi hati dan buah pikiran hendaknya secara menarikdan dapat dipahami pembaca.Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenaikarangan narasi, diantaranya Yus Rusyana (1984:24)mengemukakan sebagai berikut:"Karangan narasi adalah karangan yang memaparkanperistiwa-peristiwa yang unsur pelaku tidak padaruang dan waktu. Peristiwa yang dipaparkan dapatberupa peristiwa kenyataan atau peristiwa rekaanmenurut peristiwanya, maka karangan narasi dapatdibedakan antara kisah kenyataan atau factual dankisah rekaan."

Sedangkan Iyo Mulyono (1983:24) berpendapatbahwa:"Narasi adalah bentuk tulisan yang berisi ceritatentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluaspengalaman orang Iain. Bagaimana berlangsungnyaperistiwa tersebut, disusun secara terperinci sesuaidengan sistematika kewaktuan. Jika cerita itumengetengahkan beberapa peristiwa, maka peristiwa-peristiwa tersebut satu dengan yang lainnya memilikihubungan sebab akibat." Pendapat lainnya mengenaipengertian narasi dikemukakan oleh GorysKeraf (1980:136) sebagai berikut : "Narasi adalahsuatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkandengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatuperistiwa yang telah terjadi".Berdasarkan pada pendapat para ahli diatas, penulisdapat mengemukakan bahwa karangan narasi adalahsuatu bentuk karangan yang isinya menceritakanperistiwa-peristiwa atau kejadian dalam urutan waktutertentu.peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalamkarangan narasi itu saling berkaitan yang satu danyang lainnya. Didalam karangan narasi, peristiwa-peristiwa yang terjadi itu ada pelakunya.

Jenis-Jenis Karangan NarasiKarangan narasi jika dilihat dari bentuknya dapatdibagi dua jenis, yaitu narasi fiktif dan narasinonfiktif.

Narasi fiktifNarasi fiktif adalah narasi yang disusun berdasarkanrekaan atau khayalan si pengarang bukan daripengalaman nyata.

Narasi NonfiktifNarasi nonfiktif adalah karangan yang disusunberdasarkan peristiwa-peristiwa yang benar-benarterjadi atau kisah yang nyata. Pangarang narasinonfiktif menyusun karangan berdasarkan data yangharus dapat dipertanggungjawabkan.

Ciri - Ciri Karangan NarasiAdapun ciri-ciri karangan narasi sebagai berikut:

1. Karangan narasi pada umumnya merupakankarangan sastra yang bersifat fiksi. Isikarangan narasi boleh fakta yang benar-benarterjadi dan boleh pula khayalan. (Nafiah,1981:67).

2. Isi karangan berupa cerita dan yang menjadipokok cerita adalah peristiwa, baik peristiwanyata maupun peristiwa rekaan. (Rusyana,1978:3).

3. Di dalam karangan narasi, pada umumnyajudul berbeda dengan tema.

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Ety-Sumiati-10210713.pdf · Metode yang digunakan adalah pre experimental design. ... (Questioning),

4. Karangan narasi bersifat didaktis, dan padaumumnya mempunyai pesan tersembunyi.(Rusyana, 1978:65).

5. Karangan narasi bersifat subjektif baik isimaupun bahasanya sangat dipengaruhi olehjiwa pengaranganya.

6. Walaupun karangan narasi itu khayalan,namun harus wajar dan logis. (Rusyana,1978:65).

7. Karangan narasi sangat mementingkan alur,penokohan dan konflik(Keraf,1980:157:158).

8. Kata-kata yang dipergunakan dalamkarangan narasi mengandung maknatambahan yang dihubungkan dengan pikiran,perasaan dan angan-angan pengaranganya.

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yangmembantu guru mengaitkan antara materi yangdiajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannyadalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuandan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswamengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan baru ketika ia belajar.Landasan filosofi pendekatan kontekstualmenekankan bahwa belajar tidak hanya sekedarmenghafal. Siswa harus mengkonstruksikanpengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwapengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan fakta-faktaatau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkanketerampilan yang dapat ditetapkan. Konstruksivismeberakar pada filsafat pramatisme yang digagas olehJohn Dewy pada awal abad ke-20 yang lalu.

Penerapan Pendekatan Kontekstual (ContextualTeaching and Learning / CTL) di Kelas

Pendekatan kontekstual(CTL) memiliki tujuhkomponen utama, yaitu konstruktivisme(Constructivisme), menemukan (Inquiri), bertanya(Questioning), masyarakat belajar (LearningCommunity), pemodelan (Modelling), refleksi(Reflextion), dan penilaina yang sebenarnya(Authentic Assessment). Sebuah kelas dikatakanmenggunakan pendekatan kontekstual (CTL), jikamenerapkan ketujuh komponen tersebut dalampembelajarannya. Dan untuk melaksanakan hal itutidak sulit. Pendektaan kontekstual dapat diterapkandalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dankelas yang bagaimanapun keadaanya.

Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukupmudah. Secara garis besar langkahnya adalah sebagaiberikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akanbelajar lebih bermakna dengan cara bekerjasendiri, menemukan sendiri, danmengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiriuntuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa denganbertanya.

4) Ciptakan masyarakt belajar (belajar dalamkelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contohpembelajaran.

6) Lakukan refleksi diakhir penemuan.7) Lakukan penelitian yang sebenarnya dengan

berbagai cara.

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menuliskarangan narasi digunakan uji t pada data-data yangtelah diperoleh. Kemampuan menulis karangan narasisiswa diawal (pre test) mencapai nilai rata – rata 7,06, setelah diberikan perlakuan secara kontinyu denganpendekatan kontekstual yakni pembelajaran yangdikaitkan dengan pengalamanan nyata sehari-harisiswa , dalam pembelajaran terdapat peningkatanhasil kemampuan para siswa untuk menulis karangannarasi yakni memperoleh nilai rata – rata 7,59.Terlihat dalam kemampuannya menyusun kata lebihbaik, penggunaan bahasa baku yang lebih teratur, danpenggambaran cerita yang lebih detailSecara lebih rinci data peningkatan kemampuansiswa dalam menulis karangan narasi dapat dilihatpada diagram berikut :

4. Karangan narasi bersifat didaktis, dan padaumumnya mempunyai pesan tersembunyi.(Rusyana, 1978:65).

5. Karangan narasi bersifat subjektif baik isimaupun bahasanya sangat dipengaruhi olehjiwa pengaranganya.

6. Walaupun karangan narasi itu khayalan,namun harus wajar dan logis. (Rusyana,1978:65).

7. Karangan narasi sangat mementingkan alur,penokohan dan konflik(Keraf,1980:157:158).

8. Kata-kata yang dipergunakan dalamkarangan narasi mengandung maknatambahan yang dihubungkan dengan pikiran,perasaan dan angan-angan pengaranganya.

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yangmembantu guru mengaitkan antara materi yangdiajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannyadalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuandan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswamengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan baru ketika ia belajar.Landasan filosofi pendekatan kontekstualmenekankan bahwa belajar tidak hanya sekedarmenghafal. Siswa harus mengkonstruksikanpengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwapengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan fakta-faktaatau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkanketerampilan yang dapat ditetapkan. Konstruksivismeberakar pada filsafat pramatisme yang digagas olehJohn Dewy pada awal abad ke-20 yang lalu.

Penerapan Pendekatan Kontekstual (ContextualTeaching and Learning / CTL) di Kelas

Pendekatan kontekstual(CTL) memiliki tujuhkomponen utama, yaitu konstruktivisme(Constructivisme), menemukan (Inquiri), bertanya(Questioning), masyarakat belajar (LearningCommunity), pemodelan (Modelling), refleksi(Reflextion), dan penilaina yang sebenarnya(Authentic Assessment). Sebuah kelas dikatakanmenggunakan pendekatan kontekstual (CTL), jikamenerapkan ketujuh komponen tersebut dalampembelajarannya. Dan untuk melaksanakan hal itutidak sulit. Pendektaan kontekstual dapat diterapkandalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dankelas yang bagaimanapun keadaanya.

Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukupmudah. Secara garis besar langkahnya adalah sebagaiberikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akanbelajar lebih bermakna dengan cara bekerjasendiri, menemukan sendiri, danmengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiriuntuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa denganbertanya.

4) Ciptakan masyarakt belajar (belajar dalamkelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contohpembelajaran.

6) Lakukan refleksi diakhir penemuan.7) Lakukan penelitian yang sebenarnya dengan

berbagai cara.

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menuliskarangan narasi digunakan uji t pada data-data yangtelah diperoleh. Kemampuan menulis karangan narasisiswa diawal (pre test) mencapai nilai rata – rata 7,06, setelah diberikan perlakuan secara kontinyu denganpendekatan kontekstual yakni pembelajaran yangdikaitkan dengan pengalamanan nyata sehari-harisiswa , dalam pembelajaran terdapat peningkatanhasil kemampuan para siswa untuk menulis karangannarasi yakni memperoleh nilai rata – rata 7,59.Terlihat dalam kemampuannya menyusun kata lebihbaik, penggunaan bahasa baku yang lebih teratur, danpenggambaran cerita yang lebih detailSecara lebih rinci data peningkatan kemampuansiswa dalam menulis karangan narasi dapat dilihatpada diagram berikut :

0123456789

Anug

erah

Wib

isono

Afan

di K

hairu

din

Ardi

asN

abil

Yudh

iJDi

andr

a sy

ifa

nilai Pre test dan Post test

4. Karangan narasi bersifat didaktis, dan padaumumnya mempunyai pesan tersembunyi.(Rusyana, 1978:65).

5. Karangan narasi bersifat subjektif baik isimaupun bahasanya sangat dipengaruhi olehjiwa pengaranganya.

6. Walaupun karangan narasi itu khayalan,namun harus wajar dan logis. (Rusyana,1978:65).

7. Karangan narasi sangat mementingkan alur,penokohan dan konflik(Keraf,1980:157:158).

8. Kata-kata yang dipergunakan dalamkarangan narasi mengandung maknatambahan yang dihubungkan dengan pikiran,perasaan dan angan-angan pengaranganya.

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yangmembantu guru mengaitkan antara materi yangdiajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa danmendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannyadalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuandan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswamengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan baru ketika ia belajar.Landasan filosofi pendekatan kontekstualmenekankan bahwa belajar tidak hanya sekedarmenghafal. Siswa harus mengkonstruksikanpengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwapengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan fakta-faktaatau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkanketerampilan yang dapat ditetapkan. Konstruksivismeberakar pada filsafat pramatisme yang digagas olehJohn Dewy pada awal abad ke-20 yang lalu.

Penerapan Pendekatan Kontekstual (ContextualTeaching and Learning / CTL) di Kelas

Pendekatan kontekstual(CTL) memiliki tujuhkomponen utama, yaitu konstruktivisme(Constructivisme), menemukan (Inquiri), bertanya(Questioning), masyarakat belajar (LearningCommunity), pemodelan (Modelling), refleksi(Reflextion), dan penilaina yang sebenarnya(Authentic Assessment). Sebuah kelas dikatakanmenggunakan pendekatan kontekstual (CTL), jikamenerapkan ketujuh komponen tersebut dalampembelajarannya. Dan untuk melaksanakan hal itutidak sulit. Pendektaan kontekstual dapat diterapkandalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dankelas yang bagaimanapun keadaanya.

Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukupmudah. Secara garis besar langkahnya adalah sebagaiberikut:

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akanbelajar lebih bermakna dengan cara bekerjasendiri, menemukan sendiri, danmengkonstruksikan sendiri pengetahuan danketerampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiriuntuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa denganbertanya.

4) Ciptakan masyarakt belajar (belajar dalamkelompok-kelompok).

5) Hadirkan model sebagai contohpembelajaran.

6) Lakukan refleksi diakhir penemuan.7) Lakukan penelitian yang sebenarnya dengan

berbagai cara.

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menuliskarangan narasi digunakan uji t pada data-data yangtelah diperoleh. Kemampuan menulis karangan narasisiswa diawal (pre test) mencapai nilai rata – rata 7,06, setelah diberikan perlakuan secara kontinyu denganpendekatan kontekstual yakni pembelajaran yangdikaitkan dengan pengalamanan nyata sehari-harisiswa , dalam pembelajaran terdapat peningkatanhasil kemampuan para siswa untuk menulis karangannarasi yakni memperoleh nilai rata – rata 7,59.Terlihat dalam kemampuannya menyusun kata lebihbaik, penggunaan bahasa baku yang lebih teratur, danpenggambaran cerita yang lebih detailSecara lebih rinci data peningkatan kemampuansiswa dalam menulis karangan narasi dapat dilihatpada diagram berikut :

Dian

dra

syifa Erni

Latif

ahN

apsia

naRe

tno

Sisk

aDe

vi

nilai Pre test dan Post test

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Ety-Sumiati-10210713.pdf · Metode yang digunakan adalah pre experimental design. ... (Questioning),

Gambar 1. Diagram Peningkatan KemampuanMenulis Karangan Narasi

Dari data diatas dapat dikatakan bahwa modelpembelajaran menulis dengan menggunakan metodependekatan kontekstual adalah berhasil.

Terdapat perbedaan antara tes awal (pretest) dengantes akhir (post tes) dalam pembelajaran menuliskarangan narasi dengan menggunakan metodependekatan kontekstual Hal ini menunjukkan bahwapembelajaran menulis karangan narasi denganmenggunakan pendekatan kontekstual adalah terbuktisangat efektif.

KESIMPULANLangkah-langkah proses belajar mengajar menuliskarangan narasi dengan menggunakan pendekatankontekstual telah memenuhi kriteria yang baik.Proses pembelajaran menulis karangan narasi denganmenggunakan pendekatan kontekstual dapat lebihmengaktifkan keterlibatan siswa dalam kegiatanbelajar mengajar.Proses belajar mengajar menulis karangan narasidengan menggunakan pendekatan kontekstual sangatberhasil, karena siswa mengalami peningkatan yangsignifikan setelah proses belajar mengajar seperti ditunjukkan data hasil postes.

Saran - saranBerdasarkan hasil penelitian, pada bagian ini penulisakan mengemukakan saran bagi kemajuanpengajaran bahasa Indonesia. Saran ini penulissampaikan kepada semua pihak terkait dalam prosesbelajar mengajar bahasa Indonesia. Adapun saran-saran itu sebagai berikut.

1. Sehubungan penerapan pendekatankontekstual dalam kelas cukup mudah, makaguru dapat menggunakan pendekatankontekstual pada pembelajaran mengaranguntuk memperoleh suatu kreativitas dalammenuangkan ide/ gagasan dalamketerampilan menulis karangan narasi.

2. Setiap guru hendaknya pandai memilihmetode yang benar-benar relevan denganmateri pembelajaran yang akan disampaikanagar tujuan pembelajaran tercapai denganoptimal.

3. Guru harus banyak memberi latihan me

nulis intensif kepada siswa guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menuangkan idenya dalam bahasa tulis

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek. Jakarta : RinekaCipta.

Ciptaloka. (1976). Teknik Mengarang. Jogyakarta :Kanisius. Depdikbud.

Keraf,Gory.(1979).Komposisi Jakarta:Nusa Indah.

Engkoswara, et al.(1993). Pedoman PenyusunanKarya Ilmiah. Bandung : Karang Sewu.Keraf, Gorys. (1979). Komposisi. Jakarta:Nusa Indah.

Muchlisoh, et al. (1993). Pendidikan BahasaIndonesia 3. Jakarta : Universitas Terbuka.

Mulyono, Iyo. (1981). Teknik Mengarang. Bandung :FFBS IKIP Bandung.

Nafiah, Hadi. (1981). Apakah Anda Ingin JadiPengarang. Surabaya : Usaha Nasional.

Nurgiantoro, Burhan. (1995). Penilaian dalamPengajaran Bahasa dan Sastra. Jogyakarta:BPTT.

Pateda, Mansoer. (1987). Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.

Rusyana, Yus. (1984). Bahasa dan Sastra dalamGamitan Pendidikan. Bandung : Diponegoro.

Syamsuddin, A.R. (1985). i. Bandung : Tarsito.Surakhmad, Winamo. (1980). Pengantar Penelitian

Ilmiah Dasar Metode danTeknik Bandung:Tarsito.

Tarigan, Henry Guntur. (1982). Menulis SebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.

Tarigan, Djago. (1981). Membina KeterampilanMenulis Paragraf dan Pengembangannya.Bandung: Angkasa

Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. (1986). TeknikPengajaran Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. Widyamartaya. (1993).Seni Merangkai Gagasan. Bandung : Tarsito.

Bandung: Tarsito , Tarigan ,Hendri Guntur. (1982 )Menulis sebagai suatu keterampilan berBahasa.