PERAN BANK INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA …
Transcript of PERAN BANK INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA …
PERAN BANK INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA
MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) KLASTER PENGENDALI
INFLASI DI JAMBI
LAPORAN AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Oleh:
LUSIANA
NIM : EPS 150537
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
1439 H/2018 M
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian Jambi pada Triwulan I-2017 tumbuh sebesar 4,27% (yoy),
melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya 6,35% (yoy) dan
lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional Triwulan I-2017 5,01%
(yoy). Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, menurunnya pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi pada triwulan I-2017 diakibatkan menurunnya kinerja sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan seiring menurunnya produksi kelapa sawit yang
memasuki masa istirahat produksi. Selain itu, perlambatan juga terjadi pada sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan reparasi sepeda motor akibat
sedikit tekanannya tarif tenaga listrik untuk pelanggan 900VA yang dilakukan
bertahap pada Januari , Maret dan Mei 2017.1 Selain kedua sektor tersebut, sektor
pertambangan dan penggalian juga berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi
Jambi di Triwulan I-2017, akibat beberapa sumur migas baru mulai beroperasi.
Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2017, sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan menyumbangkan tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,29%
diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 0,39% dan sektor pedagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan reparasi motor sebesar 0,34%. Sementara dari tingkat
pertumbuhan, 3 (tiga) sektor tercatat mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada
Triwulan I-2017 adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (9,84%
1 Bank Indonesia, Teguh Arifyanti dan Kawan (FAES) “Kajian ekonomi dan keuangan
regional” 2017 hal.11
2
yoy), sektor informasi dan komonukasi (9,07 yoy) dan sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan (8,67% yoy).2
Dari sisi pengeluaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada
Triwulan I-2016 disebabkan terkontraksinya investasi sektor swasta akibat
menurunnya inventori secara signifikan dari -5,22% yoy pada Triwlan IV-2016
menjadi -154,54% yoy pada triwulan I-2017. Selain itu, perlambatan pada triwulan I-
2017 juga didorong oleh terkontraksinya pengeluaran pemerintah sebesar 2,27% yoy
serta terbatasnya pertumbuhan konsumsi masyarakat yang tumbuh besar 4,33%
(yoy). Sepanjang Triwlan I-2017, tercatat terjadi penurunan yang sangat signifikan
dalan inventori akibat produksi pada triwulan I-2017. Sementara itu, realisasi belanja
pemerintah tercatat cukup rendah serta turut andil dalam perlambatan perekonomian
di triwulan I-2017. Cukup rendahnya realisasi belanja pemeritah sebagai akibat masih
berlangsungnya reorganisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Pertumbuhan ekonomi jambi pada triwulan berjalan (Triwulan II-2017)
diperkirakan berada pada kisaran 4,57%-5,07% (yoy). Pertumbuhan ekonomi
diperkirakan masih bersumber dari pertumbuhan sektor utama provinsi Jambi yaaitu
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran,
resparasi mobil dan sepeda motor serta sektor industri pengolahan. Pertumbuhan pada
sektor utama tersebut sebagai dampak positif dari masih terjaganya harga komoditas
perkebunan di level yang menguntungkan (kelapa sawit dan karet) serta
meningkatnya ekspekstasi konsumen menghadapi hari besar keagamaan. Sektor lain
2 Bank Indonesia, Teguh Arifyanti dan Kawan (FAES) “Kajian ekonomi dan keuangan
regional” 2017 hal.11
3
yang diperkirakan tumbuh dan menyumbangkan andil bagi pertumbuhan ekonomi
Jambi adalah sektor pertambangan dan penggalian, transportasi dan pergudangan
serta informasi dan komunikasi.3
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi 2015-20174
Tahun Jumlah pertumbuhan ekonomi
Triwulan I-2015 6,59%
Triwulan II-2015 5,2%
Triwulan III-2015 4,5%
Triwulan IV-2015 3,18%
Triwulan I-2016 3,44%
Triwulan II-2016 3,57%
Triwulan III-2016 4,03%
Triwulan IV-2016 6,35%
Triwulan I-2017 4,25%
Triwulan II-2017 4,32%
Triwulan III-2017 4,76%
Triwulan IV-2017 5,20%
Sumber : bi.co.id
Usaha mikro, kecil dan menengah telah menjadi isu yang menarik untuk
dicermati dan disikapi. Pada saat ini pengembangan UMKM masih dilanda berbagai
hambatan dan tantangan dalam menghadapi dunia usaha yang semakin ketat. Namun
demikian, dengan berbagai keterbatasan yang ada. UMKM masih diharapkan mampu
menjadi andalan perekonomian Indonesia. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
diharapkan dapat berperan sebagai salah satu sumber penting dalam meningkatkan
3 Bank Indonesia, Teguh Arifyanti dan Kawan (FAES) “Kajian ekonomi dan keuangan
regional” 2017 hal.12
4 https://WWW.bi.go.id
4
sumber pendapatan dan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Di Indonesia
UMKM telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian Di Indonesia. Hal ini
dikarenakan UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih banyak jumlahnya di
bandingkan usaha industri berskala besar dan memiliki keunggulan dalam menyerap
tenaga kerja lebih banyak dan juga mampu mempercepat proses pemerataan sebagai
bagian dari pembangunan.
Sampai saat ini pengembangan UMKM masih banyak memiliki banyak
hambatan dan tantangan dalam menghadapi dunia usaha yang semakin ketat.
Hambatan dan rintangan yang dihadapi para pengusaha UMKM meliputi dari
berbagai aspek yang mana salah satu dengan yang lain saling berkaitan antara lain :
biaya ataupun modal produksi/proses yang masih tinggi, tingkat produktivitas yang
belum optimal, teknologi pengembangan yang belum/ minim serta sempitnya akses
pemasaran. 5
Pada triwulan IV-2015, inflasi Kota Jambi tercatat 1,37% (yoy), lebih rendah
dibanding triwulan sebelumnya (5,29% yoy), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi
triwulan IV dalam tiga tahun terakhir (6,28% yoy), serta lebih rendah dari inflasi
nasional (3,35% yoy). Berdasarkan asesmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi penurunan Tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya disebabkan oleh
deflasi pada kelompok vilatile food yang relatif dalam yaitu sebesar 3,20% (yoy),
setelah mengalami inflasi pada triwulan sebelumnya (0,76% yoy) seiring dengan
turunnya permintaan masyarakat akibat kabut asap yang menghentikan aktivitas
5 Bank Indonesia, Galih Riyandi dan kawan (UAEK) “kajian ekonomi dan keuangan regional”
2015
5
perekonomian masyarakat pada Triwulan IV-2015. Tingkat Inflasi tahunan (yoy) di
kota Jambi berada di urutan ke-6 (enam) terendah di 23 kota yang dihitung tingkat
inflasinya di Sumatera.
Pada tahun 2017 Inflasi di Provinsi Jambi secara keseluruhan di perkirakan
berada pada kisaran 4,19% - 4,69% (yoy) meningkat dibandingkan realisasi Inflasi
tahun 2016 (4,39% (yoy). Meningkatnya inflasi tahun 2017 utamanya didorong
kenaikan tarif listrik, BBM, rokok dan bahan angkutan udara, kenaikan harga barang-
barang kebutuhan rumah tangga (consumer goods) dan biaya pendidikan, serta
kenaikan harga komoditas bahan pangan seperti bawang merah.6
Tabel 1.2 Perkembangan Inflasi Provinsi Jambi 7
Tahun Tingkat inflasi
Triwulan I-2015 4,88%
Triwulan II-2015 6,46%
Triwulan III-2015 5,29%
Triwulan IV-2015 1,37%
Triwulan I-2016 4,99%
Triwulan II-2016 3,38%
Tiwulan III-2016 3,86%
Triwulan IV-2016 4,39%
Triwulan I-2017 2,85%
Triwulan II-2017 3.82%
Triwulan III-2017 2,49%
Triwulan IV-2017 2,83%
Sumber : bi.go.id
6 Bank Indonesia, Teguh Arifyanti dan Kawan (FAES) “Kajian ekonomi dan keuangan
regional” 2017 hal.36
7 https://WWW.bi.go.id
6
Sebagai Bank Sentral Indonesia, Bank Indonesia mempunyai peran yang
sangat penting dan sangat strategi dalam membantu perkembangan UMKM,
khususnya dalam bidang komoditi, ternak dan nelayan, perkebunan, tekstil, dan
berbagai macam usaha di sektor ekonomi lainnya. Program pengembangan UMKM
bank Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Untuk menunjang kesajahteraan masyarakat, bank Indonesia berupa untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi, agar masyarakat tidak
terbebani oleh kenaikan harga barang-barang. Salah satunya dengan membuat
berbagai program untuk pengembangan UMKM. Program UMKM bank Indonesia
terdiri dari program pengembangan UMKM dan sektor Riil dan program sosial bank
Indonesia. 8
Bank Indonesia telah mengembangkan 189 Klaster komoditas ketahanan
pangan dan lainnya, meliputi 21 komoditas di 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia
di seluruh Indonesia. Klaster binaan Bank Indonesia memanfaatkan lahan seluas
8.183 Ha, dan menyerap 38.434 tenaga kerja dan total pembiayaan sebesar Rp.14,00
Miliar sampai Pada tahun 20179. Sedangkan di Bank Indonesia Provinsi Jambi,
Menurut Pak Syafi’i (Pegawai BI Unit FPPU) menjelaskan bahwa sampai saat ini ada
7 klaster UMKM yang di bawah binaan KPwBI Provinsi Jambi dan Bank Indonesia
Mempunyai Pola tersendiri Untuk pengembangan UMKM tersebut.10
8 Krestina “Efektivitas Program Klaster Bank Indonesia Lampung Terhadap Pengingkatan
Produktifitas UMKM di Lampung Selatan” , Skripsi, IAIN Raden Intan Lampung, 2017 hal.5
9 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan 2018”
hlm.26
10 Syafi’I (Karyawan BI bagian FPPU)
7
Strategi yang dilakukan Bank Indonesia jambi dalam pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) pengendali inflasi memiliki beberapa tahapan.
Program pengembangan (RoadMap) Program pengembangan UMKM BI mengacu
pada empat fase yaitu :
1. Fase inisiasi (fase 1) merupakan fase awal program yang bertujuan menyusun
formulasi kegiatan (sasaran UMKM dan jenis intervensi) serta mendapatkan
komitmen dari berbagai stakeholders untuk membangun potensi ekonomi lokal.
2. Fase implementasi (fase 2), merupakan fase penerapan berbagai komitmen dari
stakeholders.
3. Fase pengembangan/ekspansi (fase 3), merupakan tahap
pengembangan/perluasan komitmen dari stakeholders
4. Fase pashing out (fase 4). Tahap phasing out dilaksanakan setelah program siap
dialihkan kepada pihak lain seperti Pemda atau stakeholders lainnya di daerah
yang menjadi mitra.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul penelitian “Peran Bank Indonesia dalam Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Klaster Pengendali Inflasi Di Jambi"
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah pokok yang telah dikemukakan di
atas, maka yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah ingin mengetahui.
1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
pengembangan UMKM Klaster Pengendali Inflasi di Jambi ?
8
2. Bagaimana keefektifan strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
pengembangan UMKM di Jambi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
pengembangan UMKM Klaster Pengendali Inflasi di Jambi ?
2. Untuk mengetahui keefektifan strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia
dalam pengembangan UMKM di Jambi ?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian laporan ini adalah :
a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program
study diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan
kepada bank Indonesia jambi dalam mengembangkan UMKM.
c. Hasil Laporan ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan keterampilan
dalam menulis bagi penulis sendiri, serta digunakan sebagai bahan masukan
bagi mahasiswa dalam pembuatan laporan selanjutnya.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan fokus dan mendalam maka penulis
memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi objek
9
penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya
meneliti UMKM yang dibina Oleh bank Indonesia, selain itu peneliti juga
membatasi diri dalam hal klaster usaha dimana klaster yang akan diteliti yaitu
hanya klaster yang berhubungan dengan ketahanan pangan yang dibina oleh
Bank Indonesia yaitu cabai merah.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur yang menghasilkan data deskritif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati dan belum diukur
dari sisi kuantitas, jumlah, intensits atau frekuaensinya . Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan,
tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,
masyarakat dan organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.11
2. Sumber Data
Dalam usaha melakukan pengumpulan data yang diperoleh dalam
penulisan ini jenis data yang diambil dengan cara sebagai berikut :
a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber
pertama dilokasi penelitian. Data primer dalam penulisan ini diperoleh
11
Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustaka Baru Press, (Yogyakarta, 2014) hlm.19
10
melalui observasi dan wawancara langsung kepada pihak KPwBI Prov.
Jambi yaitu kepada pegawai BI yang ada di Fungsi Pelaksanaan
Pengembangan UMKM (FPPU) mengenai pola pengembangan UMKM
KPwBi Prov. Jambi.
b. Data skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh oleh penulis secara tidak
langsung melalui perantara atau bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya. Data skunder pada penulisan ini meliputi : sejarah
lokasi, dan juga data lain yang diperlukan untuk penulisan laporan ini.
Data sekunder dalam penulisan laporan ini dengan cara melakukan
dengan pendekatan atau dokumentasi terhadap arsip, dokumen, catatan,
atau segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penulisan laporan.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan magang ini digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Merupakan pengamatan aktivitas pencatatan fenomena yang
dilakukan secara sistematis pengamatan dapat dilakukan secara terlihat
(partisipasi) ataupun nonpartisipasi. Dalam hal ini penulis mengamati
secara langsung dengan aktivitas atau kegiatan kerja di Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melalui kegiatan magang.
b. Wawancara
11
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan guna bertujuan
untuk penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden. Dalam hal ini, penulis mengajukan
pertanyaan dati Tanya jawab kepada pihak bank Indonesia yakni pegawai
Bank Indonesia yang berada di Fungsi Pelaksanaan Pengembangan
UMKM.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah data tersimpan dalam bahan
berbentuk dokumen yang menggunakan bukti yang akurat. Sebagian
besar data yang tersedia yaitu berbentuk suatu laporan. Sifat utama data
ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang pada
waktu silam.12
4. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya dalam penelitian
ini adalah menganilisis data. Adapun teknik analisi data yang digunakan
adalah :
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan cukup banyak, untuk itu perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari
tema dan polanya.
12
Juliansyah Noor, metode penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hlm.138
12
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa disajikan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks
bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya ialah penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat dalam mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung
oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulanyang kredibel.13
G. Waktu dan Lokasi Magang
1. Waktu
Adapun kegiatan magang dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu terhitung
dimulai tanggal 05 Februari sampai dengan 29 Maret 2018. Dengan
ketentuan jam kerja sebagai berikut :
Senin s/d Jumat : Pukul 07.45 s/d 17.00 WIB
13
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta
2016),hal.247-252
13
Jam istirahat : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB
Sabtu s/d Minggu : Libur
2. Lokasi Magang
Lokasi kegiatan magang dan penyusunan laporan magang ini dilaksanakan di
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jambi Jl. Jendral Ahmad Yani
No. 14, Telanaipura.
H. Sistematika Penulisan.
Untuk memudahkan pemahaman penjelasan, dan penelaahan pokok
permasalahan yang akan dibahas maka laporan akhir ini disusun dengan
sistematik sebagai berikut:
BAB 1 : Bab ini menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah,
Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka.
BAB II : Bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang
meliputi Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Metode
Pengupulan Data dan Teknis Analisis Data.
BAB III : Bab ini Membahas Tentang Gambaran Umum mengenai
Bank Indonesia.
BAB IV : Bab ini membahas Hasil Penelitian. Dalam bab ini penulis
akan membahas tentang Peran Bank Indonesia dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Klaster Pengendali Inflasi KPwBI Jambi.
14
BAB V : Bab ini merupakan Bab Penutup yang berisi tentang
kesipulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
Kerangka teori digunakan untuk memberikan gambaran atas batasan-
batasan tentang teori-teori yang akan dipakai landasan penelitian yang dilakukan.
1. Defenisi UMKM
Defenisi UMKM menurut UUD 1945 kemudian dikuatkan melalu
TAP MPR NO.XVI/MPR-RI/21998 tentang politik ekonomi dalam rangka
demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan
sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan , peran dan
potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin
seimbang, berkembang dan berkeadilan. Selanjutnya dibuatkan pengertian
UMKM melalui UU No. 9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkebangan yang
semakin dinamis berubah ke Undang-Undang No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah maka pengertian UMKM adalah sebagai
berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
16
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung ataupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi yang produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha swasta, usaha
patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi Indonesia.
e. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.14
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
14 Yuli Yahmini Suci “perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di
Indonesia “Vol.6 No.1 Januari 2017, hlm.54
17
Tabel 1.3 Kriteria UMKM
No. Uraian Kriteria
Asset Omzet
1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2 USAHA KECIL
> 50 Juta - 500
Juta
> 300 Juta - 2,5
Miliar
3 USAHA MENENGAH
> 500 Juta-10
Miliar
> 2,5 Miliar - 50
Miliar
Sumber : Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, 201315
2. Defenisi Bank Indonesia
Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, fungsi, tujuan , dan tugas yang
dijalankan serta bagaimana operasi dan organisasi bank sentral, merupakan
bagian penting yang harus diketahui.
UUD 1945 23 D: “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-
undang” Sejarah kelembagaan Bank Indonesia dimulai berlakunya UU No.
11/1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal
1 Juli 1953.16
15 Indra Suyahya “Kelembagaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dan Pembangunan
Ekonomi Masyarakat”Vol.1 No.1 September 2014, Hlm.26
16 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
18
Setelah Orde Baru berlalu, melalui UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia.
Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus sebagai badan hukum dan lembaga
negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak
lain. Pemberian independensi diimbangi dengan pelaksanaan akuntabilitas dan
transparansi.17
Kewenangan Bank Indonesia menurut UU No. 23 tahun 1999.
Bank Indoneisa adalah lembaga Negara yang mempunyai wewenang :
a. Mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara
b. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter
c. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
d. Menjaga stabilitas sistem keuangan
e. Menjalankan fungsi sebgai “lender of the last resort”
Dari aspek usaha, bank sentral memiliki perbedaan dengan lembaga
keuangan yang lain. Dalam menjalankan kegiatannya, bank sentral sebagai
lembaga publik tidak mengedepankan prinsip maksimalisasi laba, tetapi
menekankan efesiensi guna mendapatkan keuntungan bagi masyarakat yang
sebesar-besarnya.18
17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
18
Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo”Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebansentralan”2014 Hlm.58
19
3. Defenisi Klaster
Defenisi klaster adalah upaya untuk mengelompokkan industri inti yang
saling berhubungan, baik industri pendukung, industri terkait, jasa penunjang,
infrastruktur ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi
dan teknologi, sumber daya alam, serta lembaga-lembaga terkait19
. Kunci
keberlanjutan pengembangan klaster adalah yaitu terciptanya kerjasama antar
stakeholder dan efisiensi kolektif yang dapat dilakukan pada semua lini tahapan
produksi mulai dari penyediaan input, produk, proses produksi, pemasaran dan
distribusi hingga ke konsumen akhir. Jalinan kerjasama dalam lingkungan usaha
klaster memberikan manfaat positif dengan menciptakan rantai nilai produksi
yang saling menguntungkan sehingga produktivitas usaha dapat ditingkatkan.
Pendekatan klaster diharapkan mampu memberikan solusi untuk meningkatkan
daya saing industri di daerah. Klaster industri adalah sejumlah perusahaan dan
lembaga yang terkonsentrasi pada suatu wilayah, serta saling berhubungan dalam
bidang yang khusus dan mendukung persaingan. Klaster tidak hanya dibangun
dari hadirnya industri, tetapi industri harus saling terhubung.20
4. Defenisi Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa (kebutuhan pokok
masyarakat) secara umum. Alasan terjadinya Inflasi karena pasokan dan
permintaan (supply dan demand), musiman dan perilaku konsumen (antara lain:
Panen raya, puasa dan hari raya, linuran sekolah, tahun ajaran baru), kebijakan
19 Sesuai pedoman Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia tahun 2011
20
Mukhlis, Dirta Pratama Atiyatna; Nabila Dehannisa Jurnalnya “Pengembangan Ekonomi
Lokal Kota Pal embang Melalui Kajian Potensi Klaster Industri Kecil” Vol.2, No.2, 2014 hal.69
20
harga dai pemerintah (seperti : kenaikan harga BBM, kenaikan tarif
listrik/PDAM, kenaikan tarif angkutan).21
Jenis-jenis inflasi
a. Inflasi adalah komposit dari inflasi inti, inflasi asministratif dan inflasi
bergejolak.
b. Inflasi inti adalah komponen inflasi barang/jasa yang pergerakannya
cenderung tetap (persisten). Terjadi karena ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan
keseimbangan permintaan dan penawaran. Inflasi inti mudah dikontrol (BI).
c. Inflasi administratif adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya
diatur pemerintah. Misalnya harga BBM, TDL, telpon, angkutan, PDAM,
dan harga rokok. Inflasi administratif sulit dikontrol.
d. Inflasi bergejolak adalah inflasi barang dan jasa yang perkembangan
harganya sangat bergejolak karena faktor tertentu (musim panen, gangguan
distribusi, bencana alam dan hama). Misalnya harga beras, cabai, daging
ayam ras, bawang merah, dan sayuran atau buah-buahan lain. Inflasi
bergejolak sulit dikontrol.
Target atau sasaran inflasi merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai
oleh Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah. Penetapan sasaran
inflasi berdasarkan UU mengenai Bank Indonesia dilakukan oleh Pemerintah.
Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran inflasi
ditetapkan untuk tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri Keuangan
21 Yos Rusdiansyah, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Pada RAKORDA TPID SE-Prov.
Jambi, 13 Oktober 2014
21
(PMK). Berdasarkan PMK No.93/PMK.011/2014 tentang Sasaran Inflasi tahun
2016, 2017, dan 2018 tanggal 21 Mei 2014 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk periode 2016 – 2018, masing-masing sebesar 4%, 4%, dan
3,5% , dengan deviasi masing-masing ±1%. Sementara, sasaran inflasi 2019-
2021 ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
124/PMK.010/2017, masing-masing sebesar 3,5%, 3,0% dan 3,0%, dengan
deviasi masing-masing ±1%.22
Tabel 1.4 Perbandingan Target Inflasi dan Aktual Inflasi
Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy)
2015 4+1% 3,35
2016 4±1% 3,02
2017* 4±1% 3,61
Sumber : bi.co.id
B. Tinjauan Pustaka
1. Krestina “Efektivitas Program Klaster Bank Indonesia Lampung Terhadap
Pengingkatan Produktifitas UMKM di Lampung Selatan” mengatakan bahwa
strategi yang di gunakan dalam pemberian program klaster Bank Indonesia
lampung untuk meningkatkan produktivitas UMKM di Lampung Selatan
kecamatan Tanjungsari dengan jenis Klaster Sapi PO yaitu sesuai dengan proses
tahapan program klaster dan akan lebih baiknya lagi jika peningkatan
produktivitas di dukung oleh pemberian teknologi yang merata untuk seluruh
kelompok sapi PO oleh Bank Indonesia Lampung di Kecamatan Tanjungsari dan
22 https://www.bi.go.id
22
juga Bank Indonesia Lampung dapat lebih mengenbangkan komoditi unggulan
ini agar mampu bersaing di pasar ekspor yang nantinya akan lebih meningkatkan
pendapatan peserta klaster dan juga peningkatan penjualan.23
2. Dara Sekar Utami “Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Unggulan Bank Indonesia Provinsi Jambi” mengatakan bahwa Bank Indonesia
mengimplementasikan tiga strategi utama untuk mendukung pengembangan
UMKM yaitu :24
a. Memperluas dan memperdalam infrastruktur keuangan pendukung antara lain
melalui inisiasi pilot project pengingkatan usaha kecil dan menengah serta
mendorong fungsi itermediasi kepada UMKM.
b. Mendorong peningkatan kapasitas UMKM agar menjasi Feasible (layak) dan
bankable (memenuhi persyaratan bank) antara lain melalui program
pengembangan wirausaha Bank Indonesia dan pelatihan pencatatan transaksi
keuangan sederhana.
c. Menyediakan kajian dan informasi untuk medukung akses pembiayaan
UMKM.
3. Andang Setyobudi “Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)” mengatakan Peranan Bank Indonesia dalam
pengembangan UMKM mengalami perubahan paradigma, namun bukan berarti
23 Krestina “Efektivitas Program Klaster Bank Indonesia Lampung Terhadap Pengingkatan
Produktifitas UMKM di Lampung Selatan”(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung,2017.
24 Dara Sekar Utami “Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Unggulan
Bank Indonesia Provinsi Jambi”(fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri STS
Jambi,2017)
23
kebijakan dan strategi untuk mendukung UMKM menjadi berkurang tetapi
disesuaikan dengan perundang-undangan baru yang berlaku. Untuk itulah,
kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM
adalah dalam rangka mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan
serta untuk mendukung sistem perbankan yang sehat, sehingga dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional.25
Perbedaan penulisan ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel
yang penulis butuhkan, dimana pada penelitian terdahulu hanya menjelaskan ke
Efektivitas Program Klaster Bank Indonesia Lampung Terhadap Pengingkatan
Produktifitas UMKM di Lampung Selatan, Strategi Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah Unggulan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Peran Bank
Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Bank Indonesia dan Menengah
(UMKM), sedangkan penulis meneliti bagaimana peran Bank Indonesia dalam
pemberdayaan UMKM pegendali inflasi yang ada di Jambi. Selain itu, penulisan ini
dilakukan di Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi jambi dan dalam
Penelitian sebelumnya belum ada diteliti.
25 Andang Setyobudi “Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)”Vol.5 No.2. 2007
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Bank Indonesia Provinsi Jambi
1. Sejarah Bank Indonesia Provinsi Jambi
Pada tahun 1966 Bank Indonesia Jambi menjalankan kegiatan
operasionalnya di Gedung Bank Exim Lantai 4. Satu tahun kemudian tepatnya
pada tanggal 22 februari 1967, Kantor Bank Indonesia di Sipin diresmikan oleh
Gubernur Bank Indonesia periode 1966-1973 yakni Bapak Radius Prawiro.
Pada tahun 1974 dimulailah pembangunan gedung kantor baru yang
bertempat di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 14 Kecamatan Telanai pura, Kota
Jambi dan pada tanggal 22 februari 1977 gedung tersebut resmi digunakan dan
diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia yang pada saat itu sedang menjabat
yakni Rachmat Saleh. Gedung tersebut masih aktif digunakan sampai saat ini
untuk kegiatan operasional Bank Indonesia Jambi. Sedangkan kantor lama yang
berlokasi di Sipin saat ini beralih menjadi Kompleks Rumah Dinas Bank
Indonesia Kelas III.26
26 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
25
2. Visi dan Misi Bank Indonesia Provinsi Jambi
a. Visi Bank Indonesia Provinsi Jambi
Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas
Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun
nasional.
b. Misi Bank Indonesia Provinsi Jambi
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai
rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan
kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi
daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan
berkesinambungan.27
3. Kegiatan Operasional Bank Indonesia Provinsi Jambi
Bank Indonesia Provinsi Jambi dipimpin oleh Bayu Martanto selaku
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Bank Indonesia Provinsi
Jambi membagi fokus kerjanya dalam dua bidang, yakni Bidang Advisory dan
Pengembangan Ekonomi serta Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang
Rupiah, Layanan dan Administrasi, dimana dua bidang ini membawahi beberapa
unit kerja yang ada di Bank Indonesia Provinsi Jambi. Kegiatan Operasional
kedua bidang ini secara umum dijabarkan sebagai berikut:
27 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
26
a. Kegiatan Operasional Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi
Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi ini dipimpin oleh ibu
Meily Ika Permata selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia.
Kegiatan Operasional bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi ini
secara umum, antara lain:
1) Menyelenggarakan diskusi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi Jambi serta beberapa Kabupaten di Jambi.
2) Memberikan bantuan tekhnis kepada perbankan dan atau Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB) selaku pendamping Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM).
3) Mengembangkan klaster perekonomian dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
4) Melaksanakan Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan survey lainnya
sesuai dengan kebutuhan.
5) Membuat buku Statistik Ekonomi Keuangan Daerah
6) Membuat Kajian Ekonomi Keuangan Regional
7) Memberikan masukan atau input kepada Pemda dan stakeholders lainnya
di daerah28
Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi
Jambi ini membawahi empat unit kerja. Masing-masing unit kerja dipimpin oleh
Kepala Unit atau Manager dengan fokus kerja atau tugas yang berbeda-beda tiap
unitnya, antara lain sebagai berikut:
28 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
27
b. Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan (FDSEK)
Kepala unit atau Manager dari Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan
Keuangan (FDSEK) ini adalah Bapak Ihsan Wahyu P. Tugas dari unit ini adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan mengkonsolidasikan kegiatan survey untuk kepentingan
bidang moneter, stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem
pembayaran.
2) Melaksanakan dan mengkonsolidasikan kegiatan liaison serta menyusun
laporan hasil liaison.
3) Menganalisis dan menyusun laporan hasil survey
4) Menganalisis dan menyusun laporan hasil liaison
5) Mengumpulkan, menyusun, mengelola dan mengembangkan data dan
informasi bidang ekonomi moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem
pembayaran.
6) Mengumpulkan, menyusun, mengelola dan mengembangkan data dan
informasi produk unggulan daerah.
7) Mengelola database informasi bidang ekonomi moneter, stabilitas sistem
keuangan dan sistem pembayaran, hasil survey, hasil liaison dan indikator
ekonomi makro lainnya dalam kerangka sistem informasi ekonomi regional.29
c. Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans (FAES)
Kepala unit atau manager dari Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans
(FAES) ini adalah Ibu Yanny. Tugas dari unit ini adalah sebagai berikut:
29 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
28
1) Melakukan asessmen perkembangan ekonomi moneter, sektor keuangan dan
sistem pembayaran di Provinsi Jambi.
2) Melakukan proyeksi perkembangan ekonomi moneter, sektor keuangan dan
sistem pembayaran di Provinsi Jambi.
3) Menyusun usulan rekomendasi kebijakan inflasi di Provinsi Jambi dalam
kerangka pengendalian inflasi daerah.
4) Melakukan tracking dan proyeksi jangka pendek terhadap inflasi, permintaan
agregat dan komponen PDB sektoral.
5) Melakukan review sasaran inflasi dan menyusun susulan sasaran inflasi
Provinsi Jambi.
6) Melaksanakan kajian pengembangan keuangan sektor riil UMKM di wilayah
kerja
d. Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM (FPPU)
Kepala unit atau Manager dari Fungsi Pelaksanaan Pengembangan
UMKM (FPPU) ini adalah Ibu Eva Ariesty. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:30
1) Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian, kesepakatan program
yang potensial dalam pengembangan sektor riil dan melaksanakan
identifikasi permasalahan secara spesifik untuk komoditi, industri, bidang
usaha tertentu.
2) Melaksanakan pengembangan keuangan inklusif untuk mendukung fungsi
intermediasi lembaga pembiayaan.
30 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
29
3) Menyusun dan melaksanakan program pemberdayaan sektor riil berdasarkan
hasil identifikasi.
4) Melaksanakan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis
penelitian, pelatihan untuk perbankan dan sektor riil UMKM.
5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada lembaga
pembiayaan, pendamping dan UMKM dalam rangka meningkatkan kualitas
intermediasi kepada sektor riil UMKM.
6) Melakukan koordinasi dengan Stakeholders daerah untuk memberikan
bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepala perbankan dan BDSP dalam
rangka pemberdayaan sektor riil UMKM.
e. Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan (FKKK)
Kepala Unit atau Manager dari Fungsi Komunikasi dan Koordinasi
Kebijakan (FKKK) ini adalah Ibu Aya Sophia. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:31
1) Menyusun materi diseminasi atas kebijakan ekonomi dan keuangan daerah.
2) Melakukan koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah daerah.
3) Melakukan kompilasi dan menyelaraskan hasil assesmen dan produk utama
unit-unit kerja didalam suatu kerja terkait.
4) Melakukan kegiatan fungsi investor relation program untuk meningkatkan
investasi daerah.
5) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan diseminasi atas hasil-
hasil kajian ekonomi serta pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
31 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
30
6) Melaksanakan program sosialisasi dan edukasi kebanksentralan kepada
masyarakat.
7) Memberikan informasi terkait dengan perkembangan ekonomi daerah dan
kebijakan Bank Indonesia termasuk penyediaan narasumber.
8) Melaksanakan tugas sebagai pusat informasi.
9) Memberikan layanan informasi pengkreditan kepada masyarakat dan satker
internal serta kepentingan publikasi.
10) Melaksanakan dan melakukan pengelolaan program sosial Bank Indonesia.
11) Melakukan kerjasama dan partnership dalam rangka pelaksanaan beasiswa.
12) Mengevaluasi proposal program magang pihak ke-3, melaksanakan program
magang, memonitor dan mengevaluasi program magang pihak ketiga.
13) Menyelenggarakan program manajemen perpustakaan dan pengetahuan
untuk mendukung riset dan edukasi dibidang kebanksentralan.
14) Memberikan informasi atas permintaan Stakeholders terkait dengan Undang-
Undang KIP.32
f. Kegiatan Operasional Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang
Rupiah, Layanan dan Administrasi
Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan
Administrasi ini dipimpin oleh Bapak Poltak Sitanggang selaku Deputi Kepala
Perwakilan Bank Indonesia. Kegiatan Operasional bidang Sistem Pembayaran,
Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi ini secara umum, antara
lain:
32 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
31
1) Mengatur distribusi uang kartal dalam jumlah dan pecahan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
2) Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.
3) Mensyelenggarakan kliring antar bank baik lokal maupun nasional.
4) Memperlancar sistem pembayaran melalui sistem RTGS (Real Time Gross
Settlement).
5) Menginformasikan perkembangan kurs rupiah terkini terhadap berbagai
mata uang mitra dagang utama.
6) Menyelenggarakan kas keliling dengan prinsip “Clean money policy” sampai
ke kabupaten dan beberapa pulau-pulau kecil.
Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan
Administrasi Bank Indonesia Provinsi Jambi ini membawahi 4 unit kerja.
Masing-masing unit kerja dipimpin oleh Kepala Unit atau Manager dengan fokus
kerja atau tugas yang berbeda-beda tiap unitnya, antara lain sebagai berikut :33
g. Unit Satuan Layanan dan Administrasi (SLA)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Satuan Layanan dan Administrasi
(SLA) ini adalah Bapak Imam Termizi. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:
1) Mendistribusikan dan menatausahakan dokumen masuk dan keluar.
2) Pengelolaan dan pemeliharaan arsip di Sentral Khazanah Arsip (SKA).
3) Melaksanakan kegiatan protokoler sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
33 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
32
4) Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas satuan kerja dibidang sekretariat
dan protokoler.
5) Melaksanakan pengamanan dan tindakan penanggulangan ancaman serta
gangguan kamtib terhadap aset dan personil serta melakukan koordinasi
dengan pihak yang berwajib.
6) Menjaga dan memelihara ketertiban dan keamanan di area perkantoran dan
perumahan Bank Indonesia.
7) Melaksanakan pengadaan, pengurusan izin dan penggunaan serta
pengelolaan perlengkapan pengamanan.
8) Menyelenggarakan upacara bendera untuk hari besar nasional.
9) Mengoperasikan dan memelihara Integrated Security System (ISS) di area
perkantoran satuan kerja antara lain: acca system, CCTV system, security
alarm system, fire alarm system, communication system.34
Unit Satuan Layanan dan Administrasi (SLA) ini juga membawahi satu unit
kerja, yakni Unit Manajemen Logistik, dengan tugas-tugas sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menatausahakan pengadaan barang dan jasa termasuk
aset Bank Indonesia.
2) Melaksanakan dan menatausahakan pemeliharaan perangkat lunak dan keras
terkait dengan teknologi informasi.
3) Mendukung kinerja satuan kerja dalam bentuk penyediaan logistik dan
melakukan monitoring program kerja anggaran.
34 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
33
4) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan, penempatan,
penggembangan, pembinaan dan penilaian kerja serta pemutusan hubungan
kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Mengelola dan menatausahakan data pegawai aktif dan purna tugas.
h. Unit Operasional Sistem Pembayaran (UOSP)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Operasional Sistem Pembayaran
(UOSP) ini adalah Ibu Tetty Suharty. P. Tugas dari unit ini adalah sebagai
berikut:
1) Monitoring penyelenggaraan kliring lokal non BI.
2) Melakukan sertifikasi kepada calon peserta.
3) Memproses permohonan penyelenggaraan kliring lokal di wilayah kerja
Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan melakukan persiapan administrasi
dan teknis pelaksanaan implementasi diwilayah kliring lokal.
4) Melakukan analisis dan perhitungan bantuan keuangan kepada
penyelenggara kliring lokal selain Bank Indonesia.
5) Layanan informasi terkait perizinan dan pengawasan pembayaran di daerah.
6) Merencanakan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan kegiatan layanan
bank atau non bank.
7) Merencanakan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan kegiatan
pengolahan uang35
.
8) Merencankan, mengawasi, mempertanggungjawabkan dan mengevaluasi
kegiatan distribusi uang serta barang titipan sementara dalam Khazanah.
35 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
34
i. Unit Perizinan dan Pengawasan SP, PUR dan KI (UPSPURKI)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Perizinan dan Pengawasan SP, PUR
dan KI (UPSPURKI) ini adalah Ibu Berti Pracimasanti. Tugas dari unit ini adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan perizinan (pembukaan, perpanjangan dan pencabutan)
Kegiatan Layanan Uang (KLU).
2) Melaksanakan pengawasan KLU.
3) Memberikan rekomendasi pembukaan dan perpanjangan/ penutupan, serta
melaksanakan pengawasan kas titipan.
4) Mengelola data dan informasi SP dan PUR serta KI.36
5) Menghitung Estimasi Kebutuhan Uang (EKU).
6) Menyusun analisis/ kajian terkait SP dan PUR serta KI.
7) Merencanakan dan melaksanakan program KI.
8) Melakukan koordinasi/ kerjasama dan/ atau implementasi program KI.
9) Memberikan layanan informasi dan mediasi perlindungan konsumen sistem
pembayaran.
j. Unit Pengelolaan Uang Rupiah (UPUR)
Kepala Unit atau Manager dari Unit Pengelolaan Uang Rupiah adalah
Bapak Ismidul Ainain yang bertindak sebagai Kasir Senior. Tugas dari unit ini
adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan rencana modal kerja harian dan menghitung ulang modal
kerja yang sudah disiapkan oleh Unit Distribusi Uang baik dalam hal
36 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
35
kegiatan, bayaran Bank dan Non Bank, penukaran, layanan kas luar kantor
yaitu kas kliring dan kas titipan dan penjualan uang rupiah.
2) Melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban serta menyerahkan hasil
kerja transaksi untuk kegiatan, setoran bank dan non bank, layanan kas
diluar kantor yaitu kas keliling dan kas titipan serta sisa modal kerja.
3) Melakukan tindak lanjut atas klarifikasi temuan uang yang diduga palsu dari
stakeholders dan unit pengelola uang.
4) Monitoring mailing list setoran dan bayaran secara periodik.
5) Mempersiapkan rencana modal kerja, menghitung ulang modal kerja serta
melaksanakan kegiatan pengolahan uang dan mempertanggungjawabkan
kegiatan pengolahan uang dan mempertanggungjawabkan untuk kegiatan,
hitung ulang dengan mesin sortasi uang kertas dan pemusnahan UK min
racik uang kertas.
6) Melakukan tindak lanjut atas temuan selisih lebih atau kurang hasil hitung
ulang yang disebabkan karena selisih jumlah perbedaan pecahan dan uang
palsu.
7) Memantau dan melaporkan pemeliharaan dan kinerja peralatan kas atau
sarana lainnya.
8) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam
kegiatan operasional kas.
9) Melakukan pengelolaan fisik uang dan dokumen lain37
.
37 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
36
B. Hasil Kegiatan Magang
1. Strategi yang dilakukan oleh KPwBI di Provinsi Jambi dalam
pengembangan UMKM
Dengan adanya strategi pemberdayaan UMKM BI diharapkan dapat
terwujudnya pengembangan UMKM yang mendukung pencapaian kebijakan
utama Bank Indonesia. sasaran utamanya yaitu kebijakan Moneter. Klaster Bank
Indonesia mulai dikembangkan pada tahun 2006, lalu pada tahun 2009
pengembangan klaster dilakukan oleh hampir seluruh KPwDN di seluruh
Indonesia. Dan komoditas yang dikembangkan masih terbatas, hanya komoditas
unggulan/ atau komoditas yang berpotensi untuk daerah saja. Lalu pada tahun
2014 pemberdayaan klaster diarahkan pada komoditas yang mendukung
ketahanan pangan, komoditas sumber tekanan inflasi dan komoditas berorientasi
ekspor. Dan tahun 2016 sampai sekarang menambah kajian arah pengembangan
klaster komoditas pangan mendukung pengendalian inflasi.38
Sampai saat ini Bank Indonesia jambi Provinsi Jambi, Menurut Pak
Syafi’i (Pegawai BI Unit FPPU) menjelaskan bahwa sampai saat ini ada 7 klaster
UMKM yang di bawah binaan KPwBI Provinsi Jambi dan Bank Indonesia
Mempunyai Pola tersendiri Untuk pengembangan UMKM tersebut. 39
UMKM
unggulan yang dibina Bank Indonesia Jambi diantaranya seperti : Batik Jambi,
Kopi, Pinang dan Karet. Sedangkan untuk ketahanan pangan seperti : Ayam
Broiler, Padi dan Cabai Merah.
38 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan 2018”
hlm.24
39 Syafi’I (Karyawan BI bagian FPPU)
37
a) Road Map dan Jangka Waktu Pemberdayaan Klaster
Program pengembangan UMKM pada prinsipnya dilakukan oleh BI untuk
jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dialihkan kepada pihak lain setelah
UMKM melalui tahap phasing out. Untuk tahap awal, program maksimal
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun. Dalam hal ini diperlukan, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sesuai hasil evaluasi.
Dalam jangka waktu tersebut, roadmap Program pengembangan UMKM BI
mengacu pada empat fase yaitu :
5. Fase inisiasi (fase 1) merupakan fase awal program yang bertujuan menyusun
formulasi kegiatan (sasaran UMKM dan jenis intervensi) serta mendapatkan
komitmen dari berbagai stakeholders untuk membangun potensi ekonomi lokal.
6. Fase implementasi (fase 2), merupakan fase penerapan berbagai komitmen dari
stakeholders.
7. Fase pengembangan/ekspansi (fase 3), merupakan tahap
pengembangan/perluasan komitmen dari stakeholders
8. Fase pashing out (fase 4). Tahap phasing out dilaksanakan setelah program siap
dialihkan kepada pihak lain seperti Pemda atau stakeholders lainnya di daerah
yang menjadi mitra.
Program pembinaan dan pengembangan selanjutnya dilakukan oleh pihak tersebut.
Namun Bank Indonesia tetap melakukan monitoring dan menjalankan peran sebagai
advisor.40
40 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
38
b) Peran dan Model Kerjasama BI dengan Stakeholders Daerah
Sejalan dengan perubahan fase dalam roadmap, peran dan model kerjasama
BI dengan stakeholders turut mengalami perubahan. Dinamika peran BI di daerah
dalam pengembangan UMKM sejak tahap inisiasi hingga pashing out adalah sebagai
berikut :
1. Pada fase insiasi, Bank Indonesia berperan sebagai inisiator program untuk
menggerakkan dan meyakinkan, serta memimpin Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan stakeholders terkait (sektor swasta, perusahaan nirlaba, asosiasi
UMKM, perguruan tinggi) untuk membangun potensi lokal.
2. Pada fase inplementase awal, peran BI sebagai fasilitator agar intervensi
dilakukan oleh pihak yang berwenang.
3. Pada fase pengembangan/ekspansi, BI berperan sebagai fasilitator kerjasama
antara pelaku usaha/industri dengan UMKM, untuk mendorong terwujudnya
tahapan komersialisasi dan kemandirian UMKM dengan stakeholders terkait
dalam rangka kerjasama pengelolaan program.
4. Setelah kinerja program telah tercapai fase phasing out, BI menjalankan peran
advisory. Dalam peranan ini, BI secara berkala melakukan monitoring dan
memberikan masukan yang relevan tentang UMKM yang berhasil dikembangkan
kepada stakeholders terkait. Jika diperlukan, berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi yang telah dilakukan, BI tetap dapat memberikan dukungan secara
insidentil untuk menjaga kesinambungan program.41
41 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
39
c) Proses Program UMKM
Pengembangan UMKM BI dilaksanakan melalui proses bisnis yang terencana
dan termonitor, serta terdiri atas beberapa tahap meliputi pemetaan potensi daerah,
diskusi dengan stakeholders, penyusunan rencana implementasi, implemetasi
program, monitoring dan evaluasi program.
1. Pemetaan Potensi Daerah
Pemetaan potensi daerah bertujuan untuk memperoleh kondisi rill di lapangan
dalam rangka menentukan program yang akan dilaksanakan. Informasi yang
dikumpulkan antara lain mengenai : Indentifikasi potensi tema, identifikasi
potensi UMKM, identifikasi potensi stakeholders, identifikasi kemungkina jenis
intervensi.
Pemetaan potensi daerah dibagi menjadi dua tahapan antara lain :
a. Pengumpulan data dan informasi
Jenis informasi yang dibutuhkan pada tahap ini antara lain :
1) Data potensi ekonomi daerah
2) Potensi tema yang dapat dikembangkan, baik dalam bentuk
pengembangan komunitas bmaupun komoditas,
3) Penentuan sasaran akhir program
4) Pemilihan sasaran UMKM42
Sumber data dapat diperolah baik dari internal Bank Indonesia maupun
eksternal antara lain dengan pendekatan sebagai berikut :
1) Kajian komoditas, produk, jenis usaha UMKM
42 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
40
Untuk mengetahui produk/jasa unggulan disuatu wilayah yang dapat
dikembangkan lebih lanjut.
2) Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengenai informasi kegiatan
dunia usaha di suatu wilayah/daerah
3) Liason untuk mengetahui karakteristik suatu daerah, termasuk kondisi
pelaku usahanya.
4) Data dan informasi dari Pemerintah Daerah untuk mengetahui
prioritas/fokus dan rencana pembangunan daerah yang dapat diperoleh
dari pembangunan daerah yang dapat diperoleh dari dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Bappeda setempat.
5) Data lainnya.
b. Analisis data dan pemetaan
Analisis data dan pemetaan dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran
mengenai antara lain :
1) Potensi ekonomi wilayah (khususnya terkait UMKM yang berpotensi
untuk dikembangkan dan infrastruktur terkait UMKM).
2) Stakeholders yang dapat berperan atau terpengaruh oleh program yang
akan dilaksanakan. Alat yang digunakan adalah analisis stakeholders.
3) Dari hasil pemetaan, perlu juga identifikasi faktor kunci pengembangan
UMKM Unggulan yang akan menjadi target intervensi, misalnya: inovasi
teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.43
43 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
41
2. Proses diskusi dengan stakeholders
Diskusi dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terkait dengan pelaksanaan
program. Adapun beberapa kesepakatan yang dapat didiskusikan dengan
stakeholders antara lain :
a. Tema pengembangan yang dipilih
b. UMKM yang menjadi sasaran program
c. Stakeholders yang terlibat
d. Kegiatan dan jenis intervensi yang akan dilaksanakan
Adapun proses diskusi yang dilakukan meliputi :
a. Mengetahui permasalahan dan kebutuhan pengembangan UMKM dari
berbagai prespektif untuk menentukan tujuan dan jenis intervensi yang
diperlakukan dalam rangka pengembangan ekonomi lokal.
b. Mengetahui kegiatan/program pihak lain yang dapat mendukung atau
terpengaruh oleh program pengembangan UMKM dan dapat disinergikan
dengan program pengembangan UMKM.
c. Mengetahui komitmen masing-masing stakeholders (program dan atau
anggaran).44
3. Penyusunan Rencana Implementasi Program.
Penyusunan rencana implementasi program yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang diperoleh dari hasil pemetaan dan hasil diskusi dengan stakeholders.
Penyusunan rencana implementasi program melibatkan stakeholders terkait
44 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
42
sehingga diperoleh kesepakatan detail dan anggaran program. Adapun beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana implementasi program
antara lain sebagai berikut :
a. Menyusun program dan anggaran secara detail, termasuk target UMKM yang
akan diberikan intervensi, lokasi, jangka waktu, dan output yang akan dicapai
(output antara dan output akhir).
b. Menentukan strategi pengembangan UMKM apakah berupa pengembangan
usaha dan atau pengembangan ekonomi komunitas.
c. Menentukan jenis intervensi yang akan dilakukan.
d. Menentukan peran masing-masing stakeholders.
4. Implementasi Program
Implementasi program pengembangan program UMKM mengacu kepada rencana
implementasi yang telah disusun dan dilakukan bekerjasama dengan stakeholders
terkait. Output yang diharapkan dari tahapan ini antara lain :45
a. Pelaksanaan pelatihan/edukasi/sosialisasi
b. Pelaksanaan fasilitasi (akses pasar/pembiayaan/bahan baku)
c. Pembentukan kelembagaan
d. Kegiatan pendampingan dan pembinaan
Salah satu contoh bentuk implementasi program adalah KPwBIDN dapat
melakukan inisiatif dalam bentuk dalam bentuk fasilitasi untuk mendorong
pemanfaatan movable collateral registry atau penjamin kredit daerah oleh
45
Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
43
perusahaan Penjamin Kredit Daerah (Jamkrida) setempat. Bentuk fasilitasi
tersebut dilakukan dalam rangka mendorong berkembangnya sentra UMKM
lokal yang bergerak disektor industri kreatif dan tergabung dalam kelembagaan
tertentu, yang menghadapi masalah ketidak cukupan agunan, atau melakukan
pembinaan dan memberikan edukasi keuangan bagi komunitas istri nelayan di
suatu daerah tertentu untuk mendorong kemandirian keuangan keluarga nelayan.
Sebagai gambaran dalam mengimplementasikan konsep pengembangan
UMKM yang telah diuraikan pada bagian-bagian sebelumnya, berikut diuraikan
ilustrasi implementasi proses bisnis pengembangan UMKM tersebut pada dua
contoh kasus hipotesis. Kasus hipotesis pertama adalah proses bisnis pada potensi
lokal yang belum berkembang dan kasus hipotesis kedua adalah proses bisnis
pada potensi lokal yang telah berkembang. Pada kondis rill, tentnya proses b isnis
perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Berikut adalah
beberapa contoh implementasi proses bisnis dalam beberapa skenario yang
mungkin dapat dilakukan oleh KPw BI DN.46
5. Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka mengidentifikasi
kemajuan dan pencapaian program pegembangan UMKM dan digunakan sebagai
salah satu masukan untuk melakukan perbaikan. Untuk itu, monitoring dan
evaluasi menggunakan berbagai indikator pencapaian program yang dapat berupa
indikator output dan indikator proses bisnis. Indikator juga dimanfaatkan salah
46 Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan1-2018
44
satunya untuk mengevaluasi apakah tahapan pengembangan UMKM telah relatif
mandiri sehingga Bank Indonesia dapat pashing out dari program tersebut.
2. Keefektifan strategi yang dilakukan oleh KPwBI di Provinsi Jambi dalam
pengembangan UMKM di Provinsi Jambi.
Klaster yang cabai merah yang dibina Bank Indonesia ada terdapat di
berbagai daerah seperti Pondok Pesantren An-Nur Tangkit, Desa Sebapo Kec.
Mestong Kab. Muaro Jambi, Mahad Al-Jami’ah UIN STS Jambi Mendalo Kab.
Muaro Jambi dan Desa Pelompek Kec. Gunung Tujuh Kab. Kerinci.
Salah satu contoh UMKM yang dikembangkan oleh Bank Indonesia
melalui program klaster pengendali inflasi adalah pembudidayaan cabai merah di
daerah Kabupaten Kerinci Kelompok Tani Al-Kahfi. Pada akhir tahun 2014,
Bank Indonesia KPw Jambi mengadakan survei pengembangan klaster cabai
merah. Lokasi klaster berada di Desa Pelompek Kec. Gunung Tujuh Kab.
Kerinci. Kelompok Pilot Project : Kelompok Tani (KT) Al-Kahfi, KT. yang
berada dalam lingkungan Yayasan Al-Kahfi (ponpes). Ikut serta dalam
pelaksanaan program PPL Pertanian Dinas Pertanian dan hortikultura Kab.
Kerinci. Dengan luas lahan demplot 1 hektar.47
47 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
45
a. Alasan Pemilihan Klaster
1) Cabai Merah merupakan salah satu komoditas yang menjadi sumber
tekanan inflasi
2) Kab. Kerinci merupakan daerah penghasil tanaman hortikultura terbesar di
Prov. Jambi. Produksi cabai merah terus menurun di wilayah Kab.
Gunung Tujuh akibat tata kelola hulu ke hilir yg belum optimal.
3) Kelompok Tani Al-Kahfi masih minim mendapatkan pendampingan
pengembangan secara berkelompok.
4) Perlu pembenahan untuk teknis budidaya secara modern, menajemen
kelembagaan kelompok, administrasi dan keuangan.
b. Tahapan Pemberdayaan Klaster Cabai Merah Di Kab. Kerinci
Defenisi klaster adalah upaya untuk mengelompokkan industri inti yang
saling berhubungan, baik industri pendukung, industri terkait, jasa penunjang,
infrastruktur ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi
dan teknologi, sumber daya alam, serta lembaga-lembaga terkait.48
Klaster juga
merupakan cara untuk mengatur beberapa aktivitas pengembangan ekonomi atau
sering dikenal dengan sebutan klaster dinamis.
1) Tahun 2014 (Manajemen Kelompok)
Usaha kelompok belum memiliki manajemen yg baik seperti Administrasi
kelompok masih belum dikelola dengan baik, seperti tidak ada pengarsipan
48 Sesuai pedoman Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia tahun 2011
46
kegiatan dan belum adanya pencatatan keuangan secara lengkap dan rinci.
Pelatihan Manajemen Kelompok
Lalu Bank Indonesia telah memberikan Pelatihan Manajemen Kelompok
kepada Kelompok Tani Al-Kahfi melalui pendampingan pembentukan
struktur organisasi dan pembukuan kelompok. Dan memberikan hasil yaitu
terbentuknya susunan pengurus kelompok yang terdiri dari:49
• Pelindung
• Pembina
• Pengurus Harian
• Seksi-seksi
• Anggota
2) Tahun 2015 (Sekolah Lapang Teknis Budi Daya)
Petani cabai merah Al-Kahfi masih mengalami resiko gagal panen karena
tidak mampu menanggulangi serangan hama tanaman dan mengelola tingkat
kesuburan tanah. Pada Triwulan I dan II 2015 Bank Indonesia telah
mengadakan SLTB dengan didampingi oleh Petugas Penyuluh Lapangan,
Tenaga Ahli dari Mitra Aksi dalam rangka peningkatan kompetensi petani
dalam budi daya cabai merah. Dan hasil dari diadakannya sekolah teknis budi
daya ini agar mampu mengatasi serangan hama penyakit dengan lebih baik,
dan menjaga kesuburan tanah serta terdapat peningkatan produksi hasil
pertanian.
49 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
47
3) Demplot Tanaman Cabai 2015
Sebelumnya Kelompok tani Al-Kahfi belum menggunakan penerapan ilmu
dan teknologi dalam budidaya pertanian. Pada bulan februari 2015 telah
diberikan bantuan PSBI Demplot Budidaya Cabai Merah sebagai suatu
metode pembelajaran pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan
percontohan, agar petani dapat mempraktikkan ilmu yang telah didapat. Agar
Kelompok Tani dapat memahami tentang pola budidaya yang baik, dan ramah
lingkungan.
4) Studi Banding Ke Kab Garut 2015
Kelompok Al-Kahfi masih belum mampu menggunakan teknik budidaya
dengan teknologi modern secara maksimal. Lalu Bank Indonesia mengajak
kelompok tani Al-Kahfi stud bandng ke Kabupatn Garut untuk Melakukan
Pelatihan budidaya cabai dan Studi Banding ke BALITSA Kab. Garut
pada tanggal 13 s.d. 16 September 2015. Agar mereka mampu melakukan
budi daya dengan metode tepat guna, mitigasi resiko dan pengetahuan tentang
tanaman rotasi khususnya tanaman cabai dan kentang.50
5) Magang Budi Daya Cabai Merah Hibrida (2016)
Kelompok binaan mengalami kendala dalam peningkatan kapasitas produksi,
hal tersebut dikarenakan rendahnya kualitas bibit yang didapat wilayah Kab.
Kerinci sehingga tanaman tidak kuat dari serangan hama penyakit. Bank
Indonesia mengadakan Magang Budidaya Cabai Merah Hibrida Pada
Tanggal 19 S.D. 20 Mei 2016 Yang Di ikuti Oleh 16 Orang Anggota
50 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
48
Kelompok Tani Al-Kahfi Di Kab. Muaro Jambi. Dan hasilnya agar kelompok
tani ini bisa merereplikasikan model pertanian cabai merah hibrida di lahan
kelompok tani seluas 1 ha sebagai sarana praktik dan pembelajaran.
6) Pelatihan Inisiasi Pembentukan LKM-A
Kelompok tani Al-Kahfi Belum ada Koperasi / Lembaga Keuangan Mikro
yang mampu memenuhi kebutuhan petani di KT. Al-Kahfi Pelompek. Dan
Bank Indonesia memberikan Pelatihan Inisiasi Pembentukan LKM-A
tanggal 3 s.d. 4 Sep 2016 yang diikuti oleh anggota KT. Al-Kahfi bersama 3
LKMA Eksisting di Kab. Tanjabbar mengundang narasumber Sdr. Fairizal
Ilyas dan Sdr. Khairul Anwar – Tenaga Ahli pendampingan LKM-A.
Hasilnya agar Kelompok Tani Al-Kahfi siap mendirikan LKM-A, berdasarkan
laporan Ketua rencana pembentukan tahun 2017 akan direalisasikan tahun
2018.51
POTENSI PENGEMBANGAN KLASTER CABAI
a. Telah terjadi perluasan lahan tanam pertanian cabai di wiliayah Kec.
Gunung Tujuh
b. Sedang dilakukan inventarisasi luas lahan dan tanaman serta waktu tanam
untuk melakukan pola tanam, sehingga bisa diketahui input, proses dan
output dari budidaya sayuran (termasuk cabai merah di dalamnya).
c. Inisiasi pembentukan Asosiasi Petani Cabai Gunung Tujuh oleh kelompok
tani champion
51 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
49
d. Mampu menjadi referensi dan representasi petani cabai dalam penerapan
teknologi budi daya cabai merah lokal dan hibrida
e. Memiliki kemampuan untuk menghasilkan pembibitan cabai dan tanaman
rotasi seperti kentang, tomat, wortel kol dan bawang merah
f. Telah dilakukan inisiasi pendirian LKMA sebagai gerakan ekonomi
berjamaah untuk menghadapi kendala modal, dan penyediaan saprodi
kepada petani cabai.
TABEL 1.5 DATA PRODUKSI BUDIDAYA CABAI MERAH
KELOMPOK TANI AL-KAHFI
TAHUN TRIWULA
N I
TRIWULA
N II
TRIWULAN
III
TRIWULA
N IV
TOTAL
KG
Tahun
2015
96 - 1.600 100 1.796 KG
Tahun
2017
- 1565 5.370 1.000 7.935 KG
Sumber : KPwBI Provinsi Jambi52
Pada triwulan I-2015 petani Al-kahfi hanya menghasilkan 96 kg cabai merah
dan pada triwulan I-2017 Bank Indonesia belum merealisasikan tanaman cabai
tersebut. Dan pada triwulan II-2015 tidak melakukan kegiatan penanaman
dikarenakan mereka mengikuti gagal panen karena tidak mampu menanggulangi
serangan hama tanaman dan mengelola tingkat kesuburan tanah. Dan pada triwulan
II-2017 setelah di Bank Indonesia maka petani mendapat hasil pertama yaitu sebesar
1.565 kg cabai merah. pada triwulan III-2015 petani menghasilkan 1.600 kg cabai
52 Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi.
50
merah, setelah di bina Bank Indonesia pata triwulan III-2017 petani menghasilkan
5.370 KG dan pada Triwulan IV-2015 petani hanya menghasilkan 100 KG cabai
merah sedangkan setelah dibina Bank Indonesia pada triwulan IV-2017 petani
menghasilkan 100 Kg cabai merah. Jadi total hasil panen tahun 2015 hanya
menghasilkan 1.796 KG cabai merah dan setelah dibina oleh Bank Indonesia pada
tahun berlanjut sehingga kualitas produksi yang diproduksi mengalami peningkatan
menjadi 7.935 KG pada tahun 2017.
Untuk Lebih jelasnya lagi bisa dilihat dari diagram di bawah ini :
DATA PRODUKSI BUDIDAYA CABAI MERAH
KELOMPOK TANI AL-KAHFI
96 0
1600
100 0
1565
5370
1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Tahun 2015 (Sebelum dibina Bank Indonesia) (KG)
Tahun 2017 (Sesudah dibina Bank Indonesia) (KG)
Total Tahun 2015 = 1.796 KG, Total Tahun 2017= 7.935 KG
51
Phasing Out Klaster
a. Terbangunnya akses pasar
Telah terbentuk Perkumpulan petani cabai melalui wadah kelompok tani Al-
Kahfi sebagai kelompok pengusung kualitas produksi, sehingga harga yang
didapat petani lebih baik dengan penerapan Good Agriculture Practices
(GAP) di Desa Pelompek Gunung Tujuh.
b. Terbangunnya akses bahan baku
Terdapat perluasan wilayah dan telah terbangun akses bahan baku dengan
adanya jaringan ketersediaan seluas 40 ha di wilayah Kec. Gunung Tujuh.
Sehubungan dengan telah berakhirnya jangka waktu program kerja Klaster
Cabai Merah di Kab.Kerinci (3 tahun) dan telah tercapainya indikator
phasing out klaster maka phasing out klaster Cabai Merah di Kab. Kerinci
sudah dapat dilaksanakan53
.
53
Sumber : Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jambi
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Strategi yang dilakukan Bank Indonesia jambi dalam pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) pengendali inflasi memiliki beberapa
tahapan. Program pengembangan (RoadMap) UMKM Bank Indonesia Di
Jambi mengacu pada empat fase yaitu :
a. Fase inisiasi (fase 1) merupakan fase awal program yang bertujuan
menyusun formulasi kegiatan (sasaran UMKM dan jenis intervensi) serta
mendapatkan komitmen dari berbagai stakeholders untuk membangun
potensi ekonomi lokal.
b. Fase implementasi (fase 2), merupakan fase penerapan berbagai
komitmen dari stakeholders.
c. Fase pengembangan/ekspansi (fase 3), merupakan tahap
pengembangan/perluasan komitmen dari stakeholders
d. Fase pashing out (fase 4). Tahap phasing out dilaksanakan setelah
program siap dialihkan kepada pihak lain seperti Pemda atau stakeholders
lainnya di daerah yang menjadi mitra.
Diharapkan dengan adanya peran Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM
ini, masyarakat mampu menjalankannya. Dan memiliki nilai tambah seperti bisa
meningkatkan pendapatan daerah dan penerimaan pajak, penciptaan lapangan
kerja, dan pengendalian harga bisa terjaga sehingga inflasi bisa terkendali.
53
2. Strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia Jambi dalam pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) telah Efektif dapat dilihat dari
tabel dibawah ini :
DATA PRODUKSI BUDIDAYA CABAI MERAH
KELOMPOK TANI AL-KAHFI
TAHUN TRIWULAN
I
TRIWULAN
II
TRIWULAN
III
TRIWULAN
IV
TOTAL
KG
Tahun
2015
96 KG - 1.600 KG 100 KG 1.796 KG
Tahun
2017
- 1565 KG 5.370 KG 1.000 KG 7.935 KG
B. Saran
1. Bank Indonesia dan Pemerintah harus bisa memperluas lagi perannya dimasa
kini dan akan datang dalam pembangunan UMKM baik dari segi regulator,
fasilitator, dan stimulator yang menekankan upaya kemandirian dalam
pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan UMKM.
2. Masyarakat agar bisa aktif dalam berbagai pengembangan usaha sebagai
wahana untuk pengembangan penyampaian aspirasi dan kebutuhannya untuk
pengembangan usaha serta memperluas jaringan usaha.
54
DAFTAR PUSTAKA
Agus D.W. Martowardojo”Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan
Kebansentralan” Bank Indonesia, Jakarta:2014.
Andang Setyobudi “Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)”Vol.5 No.2. 2007.
https://WWW.bi.go.id
Bank Indonesia “Materi Forum Koordinasi KP-KPwDN Bank Indonesia Triwulan
2018
Galih Riyandi dan kawan (UAEK) “kajian ekonomi dan keuangan regional” Bank
Indonesia:2015.
Indra Suyahya “Kelembagaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dan Pembangunan
Ekonomi Masyarakat”Vol.1 No.1 September 2014
Juliansyah Noor, metode penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi jambi
Krestina “Efektivitas Program Klaster Bank Indonesia Lampung Terhadap
Pengingkatan Produktifitas UMKM di Lampung Selatan” , Skripsi, IAIN
Raden Intan Lampung, 2017
Mukhlis, Dirta Pratama Atiyatna; Nabila Dehannisa Jurnalnya “Pengembangan
Ekonomi Lokal Kota Palembang Melalui Kajian Potensi Klaster Industri
Kecil” Vol.2, No.2, 2014
Sukanto “Fenomena Inflasi, Penganguran Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia:
Pendekatan Kurva Philips Dan Hukum Okun “ Fakultas Ekonomi Universitas
Sriwijaya Volume 32, No.2
Teguh Arifyanti dan Kawan (FAES) “Kajian ekonomi dan keuangan regional” Bank
Indonesia,Jambi:2017
Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustaka Baru Press, (Yogyakarta, 2014)Yuli
Yahmini Suci “perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di
Indonesia “Vol.6 No.1 Januari 2017
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jurusan/Program Studi : D-III Perbankan Syariah
1. Nama Lengkap : Lusiana
2. No. Hp : 0813-7361-9500
3. Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 09 September 1994
4. Alamat : Jl. H. Ibrahim Rt.19 No. 63 Kel. Rawasari
Kec. Kota Baru Kota Jambi.
5. Alamat Sekarang : Jl. H. Ibrahim Rt.19 No. 63 Kel. Rawasari
Kec. Kota Baru Kota Jambi.
6. E-mail : [email protected]
7. Riwayat Pendidikan :
No Nama Pendidikan Tempat Tahun Spesialis
Bidang Dari Sampai
1. SD N 95 Jambi 2001 2007
2. SMP N 16 Jambi 2007 2010
3. SMA S
ADHYAKSA 1
Jambi 2010 2013 IPA
4. UIN STS Jambi Jambi 2015 2018 DIII
PBK
Jambi, 08 November 2018
Lusiana
NIM : EPS.150537
Foto Bersama Bapak Syamsu (Karyawan Bank Indonesia) dan Mahasiswa Praktek
Kerja Lapangan (PKL) Pada Unit Operasional Sistem Pembayaran (UOSP)
Foto Bersama Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) Indonesia Banking School
(IBS) Jakarta, Universitas Jambi, STIE Muhammadiyah
Menghadiri Acara Sharia Economics Training (SET) KSEI Al-Fath FEBI