Periodontitis Parah Berhubungan Dengan Penyakit Ginjal Kronik

download Periodontitis Parah Berhubungan Dengan Penyakit Ginjal Kronik

of 9

description

Journal Reading

Transcript of Periodontitis Parah Berhubungan Dengan Penyakit Ginjal Kronik

Periodontitis parah yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronikAnurag Jain, Debipada Kabi

Abstrak:Data pada populasi orang India mengenai tingkat keparahan/prevalensi periodontitis berhubungan dengan penyakit ginjal kronik (PGK) jarang. Kami menggambarkan sebuah kasus yang menarik mengenai periodontitis parah yang berhubungan dengan PGK. Pasien memiliki pembesaran gingiva akibat radang yang tetap ada bahkan setelah perawatan. Dengan menggambarkan kasus ini, kami ingin menyoroti kurangnya pemahaman mengenai etiopatogenesis penyakit periodontal pada pasien PGK dan kebutuhan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.Kata kunci:Penyakit ginjal kronik, pembesaran gingiva akibat radang, periodontitis

PENDAHULUANPenyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kehilangan fungsi ginjal secara progresif selama lebih dari beberapa bulan atau tahun. Ini didefinisikan oleh National Kidney Foundation USA sebagai Kerusakan ginjal atau jumlah filtrasi glomerular 90 ml/menit/1,73 m2. b. Tahap II adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan yaitu 60- 89 ml/menit/1,73 m2.c. Tahap III adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG sedang yaitu 30-59 ml/menit/1,73 m2.d. Tahap IV adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG berat yaitu 15-29 ml/menit/1,73 m2.e. Tahap V adalah gagal ginjal dengan LFG < 15 ml/menit/1,73 m2.

ETIOLOGI Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%). Diabetes melitus adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital tubuh seperti ginjal dan jantung serta pembuluh darah, saraf dan mata. Sedangkan hipertensi merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang jika tidak terkontrol akan menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronik. Gagal ginjal kronik juga dapat menyebabkan hipertensi. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal antara lain : Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis (10%), dapat menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada unit filtrasi ginjal. Merupakan penyakit ketiga tersering penyebab gagal ginjal kronik Penyakit keturunan seperti penyakit ginjal polikistik (3%) menyebabkan pembesaran kista di ginjal dan merusak jaringan sekitar, dan asidosis tubulus. Malformasi yang didapatkan oleh bayi pada saat berada di dalam rahim si ibu. Contohnya, penyempitan aliran urin normal sehingga terjadi aliran balik urin ke ginjal. Hal ini menyebabkan infeksi dan kerusakan pada ginjal. Lupus dan penyakit lain yang memiliki efek pada sistem imun (2%) Penyakit ginjal obstruktif seperti batu saluran kemih, tumor, pembesaran glandula prostat pada pria danrefluks ureter. Infeksi traktus urinarius berulang kali seperti pielonefritis kronik. Penggunaan analgesik seperti acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen (Motrin, Advil) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan neuropati analgesik sehingga berakibat pada kerusakan ginjal. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis dan stenosis arteri renalis. Penyebab lainnya adalah infeksi HIV, penyakit sickle cell, penyalahgunaan heroin, amyloidosis, gout, hiperparatiroidisme dan kanker.

Osteodistrofi ginjal adalah kelainan tulang pada Gagal Ginjal Kronik akibat gangguan absorpsi kalsium, hiperfungsi paratiroid dan gangguan pembentukan vitamin D aktif (kalsitriol). Yang terjadi adalah penimbunan asam fosfat yang mengakibatkan hiperfosfatemia dan kadar ion kalsium serum menurun. Keadaan ini merangsang kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon lebih banyak, agar ekskresi fosfor meningkat dan kadar fosfat kembali normal. Gejala klinis berupa gangguan pertumbuhan, gangguan bentuk tulang, fraktur spontan, dan nyeri tulang. Apabila disertai gejala rakitis, akan timbul hipotonia umum, lemah otot, dan nyeri otot. Akan ditemukan osteoporosis dan osteomalasia.

9