Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

23
Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis By Gunawan – March 23, 2013Posted in: Kisah Wali Songo Perjuangan Sunan Gunung Jati Sering kali terjadi kerancuan antara nama fatahillah dengan syarif hidayatullah; yang bergelar sunan gunung jati. Orang menganggap fatahillah dan Syatif Hidayatullah adalah satu orang, namun sebenarnya adalah dua orang. Syarif hidayatullah adalah cucu raja pajajaran dan seorang penyebar agama islam di jawa barat yang kemudian disebut sunan gunung jati. Sementara itu fatahillah adalah seorang pemuda pasai yang dikirim oleh Sultan Trenggana, raja demak, untuk membantu sunan gunung jati berperang melawan penjajah portugis. Bukti bahwa fatahillah bukan sunan gunung jati adalah makam yang berada di dekat sultan gunung jati bertulis tubagus pasai fathullah, fatahillah, atau faletehan, menurut lidah orang portugis. Syarif hidayatullah dan ibunya, syarifah Muda’im, datang ke negeri caruban Larang, jawa barat, pada tahun 1475 m. Setelah

description

fg

Transcript of Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Page 1: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah PortugisBy Gunawan– March 23, 2013Posted in: Kisah Wali Songo

Perjuangan Sunan Gunung Jati

Sering kali terjadi kerancuan antara nama fatahillah dengan syarif hidayatullah; yang bergelar sunan gunung jati. Orang menganggap fatahillah  dan Syatif Hidayatullah adalah satu orang, namun sebenarnya adalah dua orang. Syarif hidayatullah adalah cucu raja pajajaran dan seorang penyebar agama islam di jawa barat yang kemudian disebut sunan gunung jati.

Sementara itu fatahillah adalah seorang pemuda pasai yang dikirim oleh Sultan Trenggana, raja demak, untuk membantu sunan gunung jati berperang melawan penjajah portugis. Bukti bahwa fatahillah bukan sunan gunung jati adalah makam yang berada di dekat sultan gunung jati bertulis tubagus pasai fathullah, fatahillah, atau faletehan, menurut lidah orang portugis.  

Syarif hidayatullah dan ibunya, syarifah Muda’im, datang ke negeri caruban Larang, jawa barat, pada tahun 1475 m. Setelah mereka singgah dulu di gujarat dan pasai untuk menambah pengalaman. Ketika mereka sampai di negeri caruban larang, keduanya disambut gembira oleh pangeran cakrabuana dan keluarganya. Ketika ibu dan anak itu tiba di caruban larang, syekh kahfi sudah wafat dan dimakamkan di pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya, syarif muda’im minta diizinkan tinggal di pasambangan atau guungjati, cirebon.

Syarifah muda’im dan putranya, syarif hidayatullah, menrsuhkan usaha syekh kahfi dengan membuka pesantren gunung jati. Maka, nama syarif hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan

Page 2: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

sunan gunung jati. Tibalah saat yang ditentukan, yaitu pangeran cakrabuana menikahkan anaknya, Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Pada tahun 1479 m. Pangeran cakrabuana karena usianya sudah lanjut, menyerahkan kekuasaan negeri caruban larang kepada syarif hidayatullah dengan gelar susuhunan yang berarti orang yang dijunjung tinggi.

Pada tahu pertama pemerintahannya, syarif hidayatullah berkunjung ke pajajaran untuk mengunjungi kakeknya, yaitu prabu siliwangi. Sang prabu diajak masuk islam, tetapi tidak mau. Meskipun prabu siliwangi tidak mau masuk islam, ia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama islam di wilayah pajajaran. Kemudian syarif hidayatullah melanjutan perjalanan ke serang, banten.

Penduduk serang sudah ada yang masuk islam karena banyak saudagar arab dan gujarat yang sering singgah ke tempat itu. Meskipun demikian, kedataga syarif hidayatullah disambil baik oleh adipati Banten. Bahkan syarif hidayatullah dijodohkan degan putri adipati banten yang bernama nyi kawungten. Dari perkawinan ini, ia dikaruniai dua orang anak, yaitu Nyi rabu winaon dan pangeran sebakingking.

Dalam menyebarkan gama islam di tanah jawa, syarif hidayatullah atau sunan gunung jati tidak bekerja sendirian. Ia sering bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di masjid demak. Bahkan, ia juga ikut membantu pendirian masjid demak. Dari pergaulannya dengan sultan demak dan para walinya, syarif hidayatullah akhirnya  memimpin caruban larang dan mendirikan kesultanan pakungwati. Dan, ia memproklamirkan diri sebagai raja dengan gelar sultan.

Dengan berdirinya kesultanan tersebut, cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada pajajaran yang biasanya disalurkan lewat kadipaten galuh. Namun, tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh raja pajajaran. Ia tidak peduli terhadap orang yang berdiri di balik kesultanan cirebon. Maka, ia mengirimkan pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki jagabaya. Tugas mereka adalah menangkap syarif hidayatullah yang dianggap telah lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan pajajaran.

Tapi, usaha ini tidak berhasil, ki jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke pajajaran. Mereka masuk islam dan menjadi pengikut syarif hidayatullah. Maka pengaruh kesultanan pakungwati semakin bertambah besar karena prajurit dan perwirapilihan pajajaran bergabung ke cirebon. Berbagai daerah lain, seperti surantaka, japura, wana giri dan telaga, juga menyatakan diri menjadi wilayah kesultanan pakungwati di cirebon.

Setelah pelabuhan muara jati diperluas, maka semakin bertambah besar pengaruh kesultanan pakungwati. Banyak pedagang besar negeri asing yang datang menjalin pershabatan, di antaranya negeri tiongkok. Bahkan salah seorang keluarga istana cirebon menikah dengan pembesar negeri cina yang berkunjung ke cirebon, yaitu Ma Huan. Maka, jalinan antara cirebon dan negri cina semakin erat.

Sunan gunung jati juga pernah diundang ke negeri cina dan menikah dengan putri kaisar cina yang bernama putri Ong tien. Pada saat itu, kaisar cina yang berasal dari dinasti ming jua

Page 3: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

bragama islam. Dengan perkawinan itu sang kaisar ingin menjadi hubungan baik antara cirebon dan negeri cina. Hal ini ternyata menguntungkan bangsa cina dalam dunia perdagangan.

Setelah menikah dengan sunan gunung jati, maka putri ong tien diganti namannya menjadi nyi ratu rara semanding. Tak salah, jika istana dan masjid cirebon dihiasai dan diperluas dengan berbagai motif hiasan dinding dari negeri cina. Pembangunan masjid itu  melibatkan banyak pihak, antara lain para wali sanga dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh raden patah, penguasa demak. Dalam pembangunan itu, sunan kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan soko tatal sebagai lambat persatuan umat.

Setelah sunan gunung jati selesai membangun masjid, ia memerintahkan membangun jalan raya yang menghubungkan cirebon dengan berbagai daerah kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan islam di seluruh tanah pasundan. Prabu siliwangi hanya bisa menahan diri terhadap kembangan wilayah cirebon yang semakin luas itu. Bahkan, wilayah pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.

Pada tahun 1511m, malaka diduduki oleh bangsa portugis. Selanjutnya mereka ingin meluaskan kekuasaan ke pulau jawa. Pelabuhan sunda kelapa menjadi sasaran mereka untuk  menancapkan kuku penjajahan. Demak bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan nusantara. Karena itu, raden patah mengirim adipati unus atau pangeran sebrang lor untuk menyerang portugis di malaka. Tapi usaha itu tidak membuahkan hasil karena persenjataan portugis terlalu lengkap. Dan mereka terlanjur mendirikan benteng yang kuat di malaka.

Ketika adipati unus kembali ke jawa, seorang pejuang dari pasai (malaka) bernama fatahillah ikut berlayar ke pulau jawa. Sebab, pasai sudah tidak aman bagi mubaligh seperti fatahillah. Karena itu, ia ingin menyebarkan agama islam di tanah jawa. Raden patah wafat pada tahun 1518 M, lalu kedudukannya digantikan oleh adipati unus atau pangeran sebrang lor. Ketika ia baru saja dinobatkan, ternyata muncul berbagai pembrontakan dari daerah pedalaman. Saat memadamkan pembrontakan itu, pangeran sabrang lor meninggal dunia dan gugur sebagai pejuang syuhada.

Pada tahun 1521 M, sultan demak dipegang oleh raden trenggana, putra raden patah yang ketiga. Di dalam pemerintahannya, fatahillah diangkat sebagai panglima perang yang akan ditugaskan mengusir portugis di sunda kelapa. Fatahillah yang pernah berpengalaman melawan portugis di malaka narus mengangkat senjata lagi sekarang. Dari demak, awalnya pasukan yang dipimpinnya menuju cirebon. Kemudian, pasukan gabungan demak dan cirebon itu menuju sunda kelapa yang sudah dijarah portugis dengan bantuan pajajaran.

Mengapa pajajaran membantu Portugis? Sebab, pajajaran merasa iri dengan dendam terhadap perkembangan wilayah cirebon yang semakin luas. Ketika portugis bersedia membantu merebut wilayah pajajaran yang dikuasai cirebon, maka raja pajaran menyetujuinya. Lalu mengapa pasukan gabungan demak dan cirebon tidak dipimpin oleh sunan gunung jati? Sebab, sunan gunung jati tahu bahwa ia harus berperang melawan kakeknya sendiri. Maka, ia memerintahkan fatahillah untuk memimpin serbuan itu.

Page 4: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Dari pengalaman bertempur di malaka, fatahillah tahu titik lemah tentara dan siasat portugis. Dan setiap serangan pasukan demak-cirebon selalu membawa hasil gemilang. Akhirnya portugis dan pajajaran kalah. Lalu portugis kembali ke malaka. Sementara itu, pasukan pajajaran tercerai berai tidak menentu. Selanjutnya, fatahillah ditugaskan mengamankan baten dari gangguan para pembrontak yaitu sisa sisa pasukan pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karena fatahillah dibantu putra sunsn gunung jati yang bernama pangeran sebakingking.

Di kemudian hari, pangeran sebakingking menjadi penguasan Banten dengan gelar pangeran Hasanuddin. Kemudian, fatahillah diangkat menjadi rasa oleh segenap adipati di sunda kelapa. Dan, ia mengubah nama sunda kelapa menjadj jayakarta.  Sebab sunan gunung jati selaku sultan cirebon telah memerintahkannya untuk meluaskan daerah cirebon agar islam lebih merata di jawa barat.

Fatahillah berturut-turut dapat menaklukkan daerah telaga, sebuah negara kecil yang dikuasai oleh raja Budha bernama prabu pacukuman. Kemudian, kerajaan galuh hendak meneruskan kebesaran pajajaran lama. Raja galuh ini bernama prabu cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal, yaitu aria kiban. Tapi, galuh tidak dapat membendung kekuatan cirebon. Akhirnya, raja dan senopatinya tewas dalam peperangan itu.

Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih fatahillah. Akhirnya, sunan gunung jati memanggil ulama dari pasai itu ke cirebon. Sunan gunung jati menjodohkan fatahillah dengan ratu wulung ayu. Sementara itu, kedudukan fatahillah selaku adipati jayakarta diserahkan kepada ki bagus angke. Ketika usia sunan gunungjati sudah semakin tua, maka ia mengangkat putranya, yaitu pangeran muhammad arifin, sebagai sultan cirebon dengan gelar pasara pasarean. Dan fatahillah yang sering disebut tugabgus atau kiai bagus pasai diangkat menjadi penasehat sang sultan.

Sunan gunung jati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah islam di gunung jati atau pesantren pasambangan. Namun, lima tahun sejak pengangkatannya, pangeran muhammad arifin mendadak meninggal dunia mendahului ayahnya. Kemudian, kedudukan sultan diberikan kepada pangeran sebakingking yang bergelar sultan maulana hasanuddin dengan pemerintahan di banten. Sementara itu, sultan cirebon hanya bergelar adipati cabon I walaupun cirebon masih tetap digunakan sebagai kesultanan. Dan, adipati carbon I ini adalah menantu fatahillah yang diangkat sebagai sultan cirebon oleh sunan gunung jati.

Meninggalnya Sunan Gunung jati

Sunan gunung jati wafat pada tahun 1568 M dalam usia 120 tahun. Ia dimakamkan di cirebon bernama dengan ibu dan pangeran cakrabuana. Dia tahun kemudia, kiai bagus pasai atau fatahillah juga meninggal dunia. Ia juga dimakamkan di tempat yang sama. Makam kedua tokoh hebat tersebut berdampingan tanpa ada perantara apapun.

Sunan Gunung Jati

Page 5: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Kisah wali songo kali ini akan mengulas tentang cerita Sunan gunung jati,  Ia merupakan salah satu dari wali songo yang berdakwah di jawa barat. Sebenarnya sebelum sunan gunung jati berdakwah di jawa barat itu, sudah ada seorang ulama dari Baghdad, irak yang dating ke daerah Cirebon bersama dua puluh orang muridnya. Ulama besar itu bernama Syekh kahfi. Ia adalah ulama yang lebih dulu menyiarkan agama islam di sekitar cirebon.

Cerita Sunan Gunung Jati

Suatu hari dikisahkan bahwa putra prabu siliwangi dari pajajaran bernama pangeran walangsungsang dan adiknya bernama rara santang, mendapat mimpi yang sama pada suatu malam. Mimpi tersebut terulang-ulang sampai tiga kali. Mereka bermipi bertemu dengan Nabi Muhammad saw yang mengajarkan agama islam.

Wajah nabi Muhammad saw yang agung dan cara menerangkan islam sangat mempesona, sehingga membuat keduanya merasa rindu. Tapi, mimpi itu hanya terjadi tiga kali. Sebagaimana orang kehausan, keduanya ingin mereguk air lebih banyak lagi. Dan air yang menyejukkan jiwa mereka adalah agama islam.

Mereka juga kebetulan mendengar keberadaan Syekh Kahfi atau biasa disebut syekh datuk kahfi membuka perguruan islam di cirebon. Mereka mengutarakan maksud mereka kepada prabu silliwangi untuk berguru kepada syekh kahfi. Mereka ingin memperdalam agama Islam seperti ajaran nabi Muhammad saw. Tapi keinginan mereka ditolah oleh prabu siliwangi.

Page 6: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Pangeran walangsungsang dan adiknya tetap nekat. Kemudian keduanya melarikan diri dari istana dan pergi berguru kepada syekh kahfi si gunung jati. Setelah berguru beberapa lama di gunung jati, pangeran walangsungsang diperintahkan oleh syekh kahfi utuk membuka hutan di bagian selatan gunung jati. Sesungguhnya, ia adalah seorang pemuda sakti. Maka, tugas itu pun mampu diselesaikannya dalam beberapa hari.

Daerah itupun dijadikan pedukuhan yang semakin hari semakin banyak orang berdatangan untuk menetap dan menjadi pengikut pangeran walangsungsang. Setelah daerah itu ramai, ia diangkat sebagai kepala dukuh dengan gelar cakrabuana. Lalu, daerah tersebut dinamakan tegal alang-alang.

Orang yang menetap di tegal alang-alang terdiri atas berbagai ras atau keturunan. Banyak pedagang asing yang menjadi penduduk setempat, sehingga terjadilah pembauran berbagai ras dan percampuran dalam bahasa sunda. Akibatnya, tegal alang-alang disebut caruban.

Sebagai besar rakyat caruban bermata pencarian pencari udang, yang kemudian dibuat menjadi petis yang terkenal. Dalam bahas asunda, petis udang disebut “cai rebon”. Kemudian, daerah caruban lebih dikenal sebagai Cirebon hingga sekarang. Setelah dianggap memenuhi syarat, pangeran cakrabuana dan rara santang diperintah oleh syekh kahfi untuk melaksanakan ibadah gaji ke tanah suci.

Mereka berdua berangkat ke Makkah. Sesampainya di kota suci makkah, kedua kakak beradik itu tinggal di rumah seorang ulama bersar bernama Syaikh Bayanillah sambil menambah pengetahuan agama. Sewaktu mengerjakan thawaf mengelilingi Ka’bah, keduany bertemu dengan seorang raja mesir bernama Sultan Syatif Abdullah yang sedang menjalani ibadah haji. Raja mesir itu tertarik pada wajah rara santang yang mirip almarhumah istrinya.

Sesudah ibadah haji, raja mesir itu melamar rara santang pada syekh bayanillah. Rara santang dan kakaknya, pangeran cakrabuana, tidak keberatan. Maka pernikahan mereka dilangsungkan sesuai Madzhab Syafi’i. Kemudian, nama rara santang diganti menjadi Syarifah Mudaim. Dari perkawinan tersebut, lahirlah syarif Hidayatullah yang kemudian mendapat sebutan sunan gunung jati dan syarif Nurullah, adiknya.

Page 7: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Pangeran cakrabuana berkesempatan tinggal di mesir selama tiga tahun. Kemudian ia pulang ke jawa dan mendirikan negeri caruban larang. Negeri itu adalah perluasan dari daerah Cirebon, tetap pola memerintahannya menggunakan azas Islam. Dalam waktu singkat, negeri tersebut terkenal ke seluruh tanah jawa, bahkan terdengar pula oleh prabu siliwangi, selaku penguasa daerah jawa barat. Setelah mengetahui negeri baru tersebut dipimpin oleh putranya sendiri, maka sang raja tidak keberatan walau hatinya kurang berkenan. Akhirnya, sang prabu merestui tampuk pemerintahan putranya, bahkan ia memberinya gelar Sri Manggana.

Dalam usia muda, syarif hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai raja mesir. Tapi anak mudah yang masih berusia  dua puluh tahun itu tidak mau. Ia dan ibunya bermaksud untuk pulang ke tanah jawa untuk berdakwah di jawa barat. Kemudian, kedudukannya diberikan kepada adiknya, yaitu Syarif Nurullah. Sewaktu berada di mesir, syarif hidayatullah berguru kepada beberapa ulama besar di daratan timur tengah. Dalam usia sangat muda, ilmunya sudah sangat banyak. Maka, ia tidak merasa kesulitan untuk melakukan dakwah ketika pulang ke tanah leluhurnya, yaitu jawa.

Cerita sunan gunung jati ini masih berlanjut pada kisah wali songo pada posting selanjutnya, yaitu yang menceritakan perjuangan sunan gunung jati melawan portugis yang berusaha menanamkan pengaruhnya di tanah jawa.

Cerita Sunan Muria – Wali sogo gunung muria – Kisah kesaktian Sunan MuriaBy Gunawan– March 20, 2013Posted in: Kisah Wali Songo

Pada cerita wali songo kali ini akan berisi tentang cerita Sunan Muria, beliau merupakan salah satu wali yang tinggal di daerah Gunung muria. Selain akhlak yang sholeh, beliau terkenal

Page 8: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

memiliki kesaktian dalam peraturangan. Mau tahu cerita sunan muria secara detail? silahkan simak kisahnya lengkap nya di bawah ini

Cerita Sunan Muria

Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid. Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.

Sasaran dakwah dari Sunan Muria adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Ia adalah satu-atunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan islam. Dan, ia juga yang telah menciptakan berbagai tembang jawa. Tempat dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperlua meliputi Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria karena tinggal di gunung

Kisah Kesaktian Sunan Muria

Sunan muria adalah wali yang terkenal memiliki kesaktian. Ia memiliki fisik yang kuat karena sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. Bayangkan, jika ia dan istrinya atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk menyebarkan agama islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. Hak itu tidak dapat dilakukannya tenpa fisik yang kuat.

Bukti bahwa sunan muria adalah guru yang sakti mandraguna dapat ditemukan dalam kisah perkawinan sunan murida dengan dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri Ngerang, yaitu seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya, yang bertempat tinggal di

Page 9: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

juana, pati jawa tengah. Demikian sakti sunan ngerang sehingga sunan muria dan sunan kudus sampai berguru kepadanya.

Dalam cerita sunan muria, pada suatu hari, sunan ngerang mengadakan syukuran atas usia dewi roroyono yang telah genang dua puluh tahun. Semua muridnya diundang, seperti sunan muria, sunan kudus, adipati pathak warak, kapa dan adiknya gentiri. Tetangga dekat juga diundang, demikian pula sanak saudara yang dari jauh. Setelah tamu berkumpul, dewi Roroyono dan adiknya, dewi roro pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman. Keduanya adalah para dara yang cantik rupawan, terutama dewi roroyono yang bersuaia dua puluh tahun. Ia bagaikan bunga yang sedang mekar.

Bagi sunan kudus dan sunan muria yang sudah berbekal ilmu agama, dapat menahan pandangan mata, sehingga mereka tidak terseret oleh godaan setan. Tapi, seorang murid sunan ngerang yang lain, yaitu Adipati Pathak warak memandang dewi royoyono dengan mata tidak berkedip karena melihat kecantikan gadis itu.

Sewaktu menjadi cantrik atau murid sunan ngerang ketika pathak warak belum menjadi adipati, dewi roroyono masih kecil dan kecantikannya yang mempesonan belum tampak. Tetapi, sekarang, gadis itu sangat membuat adipati pathak warak tergila-gila. Sepasang matanya hampir melotot memandangi gadis itu terus menerus. Akibat dibakar api asmara yang menggelora, ia tidak tahan lagi. Ia pun menggoda dewi roroyono dengan berbagai ucapan yang tidak pantas, bahkan bertindak kurang ajar.

Tentu saja, dewi merasa malu sekali, terutama ketika adipati pathak warak berlaku kurang ajar dengan memegangi bagian tubuhnya yang tidak pantas disentuh. Si gadis pun naik pitam, sehingga nampan berisi minuman yang dibawahnya sengaja ditumpahkan ke pakaian sang adipati. Maka adipati pathak warak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali diperlakukan seperti itu. Apalagi ia pun semakin malu karena melihat para tamu menetawakan kekonyolan.

Dewi Roroyono hampir saja ditampar oleh adipati pathak warak kalau ia tidak ingat bahwa gadis itu adalah putri gurunya. Lalu, Dewi Rorooyono masuk ke dalam kamarnya, gadis itu menangis sejadi-jadinya karena dipermalukan oleh pathak warak. Pada malam hari, para tamu yang rumahnya dekat sudah pulang ke tempat masing-masing. Adapun tamu yang datang dari jauh terpaksa menginap di rumah sunan ngerang, termasuk pathak warak san sunan murid. Namun, pathak warak belum dapat memejamkan matanya hingga lewat tengah malam. Kemudian, ia bangkit dari tidurnya dan mengendap-ngedap ke kamar dewi roroyono.

Dewi roroyono dibius sehingga tak sadarkan diri, kemudian pathak warak turun melewati genteng dan mebawanya lari menuruni jendela. Dewo Roroyono dibawa lari ke mandalika, wilayah keling atau kediri. Setelah sunan ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh pathak warak, maka ia berikrar bahwa orang yang berhasil membawa putrinya bila perempuan akan dijadikan saudara dewi roroyono. Dan jika laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya.

Tak ada seorang pun yang menyatakan kesanggupannya. Sebab, semua orang telah maklum akan kehebatan dan kekejaman pathak warak. Hanya sunan muria yang bersedia memenuhi harapan sunan ngerang.

Page 10: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

“saya akan berusaha mengambil diajeng Roroyono dari tangan pathak warak,” kata sunan muriaDi tengah perjalanan, sunan muria bertemu dengan kapa dan gentiri, adik seperguruan, yang lebih dahulu pulang sebelum acara syukuran berakhir. Keduanya merasa heram melihat sunan muria berlari cepat menuju ke arah daerah keling.“Mengapa kakang tampak tergesa-gesa?” tanya kapaSunan muria pun menceritakan penculikan dewi roroyono yang dilakukan oleh pathak warak. Kapa dan gentiri sangat menghormati sunan muria sebagai saudara seperguruan yang lebih tua. Lantas, keduanya menyatakan diri untuk membantu Sunan Muria merebut kembali dewi Roroyono.“Sebaiknya, kakang pulang ke padepokan gunung Muria. Para murid sangat membutuhkan bimbingan kakang. Biarlah kami yang berusaha merebut diajeng roroyono kembali. Kalau berhasil, kakang tetap berhak menikahnya, kami hanya membantu,” kata kapa.“Aku masih sanggung merebutnya sendiri,” ujar sunan muria“Itu benar, tapi, membimbing orang memperdalam agama islam juga lebih penting, percalah, kami pasti sanggup merebutnya kembali” kata kapa bersikerasAkhirnya, sunan muria mengambulkan permintaan adik seperguruannya. Ia merasa tidak enak menolak seseorang yang hendak berbuat baik. Lagi pula, ia harus menengok para santrinya di padepokan gunung muria. Untuk merebut dewi roroyono dari tangan pathak warak, ternyata kapa dan gentiri meminta bantuan seorang wiku lodhang di pulau sprapat yang dikenal sebagai tokoh sakti dan tidak ada tandingannya. Usaha mereka berhasil sehingga dewi roroyono dikembalikan kepada Sunan Ngerang. Hari berikutnya, sunan muria hendak pergi menghadap sunan ngerang untuk mengetahui perkembangan usaha kapa dan gentri. Di tengah perjalanan, ia bertemua dengan adipati Pathak warak.“hai pahtak warak, berhenti kamu” bentak sunan muriaPatahak warak yang sedang naik kuda terpaksa berhenti karena sunan muris menghadang di depannya.“Minggi, jangan menghalangi jalanku! Hardik pathak warak“Boleh asal kamu kebalikan Dewo Roroyono”“Goblok! Roroyono sudah di bawa kapa dan gentiri! Kini aku hendak mengejar mereka”! umpat pathak warak.“untuk apa kamu mengejar merek?”“merebutnya kembali” jawab pathak warak dengan sengit“Kalau begitu langkahi dulu mayatku, roroyono telah dijodohkan denganku!” ujar sunan muria sambil pasang kuda-kudatanpa basa basi maka pathak warak melompat dari punggung kuda. Ia menyerang sunan muria dengan jus cakar harimau. Tapi, ia bukan tandingan putra sunan kalijaga yang memiliki segudang kesaktian. Hanya dalam beberapa kali gebrakan, pathak warak telah jatuh atau roboh di tanah. Seluruh kesaktiannya lenyap, bahkan ia menjadi lumpuh dan tidak mampu untuk berdiri apalagi berjalan.Sunan muria pun meneruskan perjalanan ke juana. Kedatangannya disambut gembira oleh sunan ngerang. Sebab, kapa dan gentiri telah bercerita secara jujur bahwa mereka sendiri yang memaksa mengambil alih tugas sunan muria mencari roroyono. Pada akhirnya, sunan ngerang menjodohkan dewi roroyono dengan sunan muria.Upacara pernikahan pun segera dilaksanakan. Kapa dan Gentiri berjasa besar diberi hadiah tanah di desa buntar. Dengan hadiah itu keduanya menjadi orang kaya yang kehidupan mereka serba kecukupan. Sementara itu, sunan muria segera memboyong istrinya ke padepokan gunung muria.

Page 11: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan ideal.Tidak demikian halnya dengan kapa dan gentiri. Sewaktu membawa dewi roroyono dari keling ke ngarang, agarknya mereka terlanjut terpesonan oleh kecantikan wanita jelita itu. Siang dan malam, mereka tidak dapat tidur. Wajah wanita itu senantiasa terbayang. Namun, wanita itu sudah diperistri kakak seperguruannya sehingga mereka tidak dapat berbuat apapun.

Hanya penyesalan yang menghujam di dada mereka. Mengapa dulu mereka terburu-buru menawarkan jasa baik mereka? Betapa enak sunan muria sekarang tanpa bersusah payah, ia telah menikmati kebahagiaan bersama gadis yang mereka dambakan. Inilah hikmah ajaran agama agar lelaki diharuskan menahan pandangan mata dan menjaga kehormatan mereka. Adai kata kapa dan gentiri tidak menatap terus ke arah wajah dant ubuh dewi roroyono yang indah, mereka pasti tidak akan terpesonan dan tidak terjerat oleh iblis yang memasang perangkat pada pandangan mata.

Kini, kapa dan gentiri telah dirasuki iblis. Mereka bertekad hendak merebut dewi roroyono dari tangan sunan muria. Mereka telah sepakat untuk menjadikanya sebagai sitri kedua secara bergiliran. Sungguh keji rencana mereka. Gentiri beerangkat terlebih dulu ke gunung muria. Namun ketika ia hendak melaksanakan niatnya, justru kepergok oleh para murid sunan muria sehingga terjadi pertempuran dahsyat. Suasana menjadi panas ketika sunan muria keluar menghdapati gentiri. Akhirnya, gentiri tewas menemui ajalnya di puncak gunung muria.

Kematian gentiri cepat tersebar ke berbagai daerah. Tapi, berita itu tidak membuat surut niat kapa. Sebab, kapa cukup cerdik sehingga ia datang ke gunung muria secara diam-diam di malam hari. Tak seorang pun yang mengetahuinya. Pada saat itu, kebetulan sunan muria dan beberapa murid pilihannya sedang bepergian ke demak bintoro. Kapa membius para murid sunan muria yang berilmu rendah yang ditugaskan menjaga dewi roroyono, kemudian kapa menculik dan membawa wanita impiannya ke pulai sprapat dengan mudah.

Pada saat yang sama, sunan muria bermaksud mengadakan kunjungan kepada Wiku Lodhang Datuk di pulau sprapat sepulang dari demak bintoro. Ini biasa dilakukannya, yakni bersahabat dengan pemeluk agama lain. Dan, itu bukanlah suatu dosa, terlebih lagi sang wiku pernah menolongnya merebut dewi roroyono dari pihak pathak warak.

Seperti ajaran sunan kalijaga yang mampu hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam suatu negeri. Sunan muria pun menunjukkan akhlak islam yang mulia dan agung. Sunan muria bukan berdebat tentang perbedaan agama itu. Dengan menerapkan akhlak yang mulia itu, banyak pemeluk agama lain yang akhirnya tertarik dan masuk islam secara suka rela. Sementara itu, kedatangan kapa ke pulau sprapat ternyata tidak disambut baik oleh wiku lodhang datuk.

Memalukan, benar benar nista perbuatanmu itu, cepat kembalikan istri kakanda seperguruanmu! Hardik wiku lodhang datuk dengan marah.“bagaimana bapa guru ini? Bukankah aku ini adalah muridmu? Mengapa kamu tidak membelaku? Protes kapa.“Apa? Membela perbuatan durjana?” bentak wiku lodhank datuk“sampai mati pun, aku takkan sudi membela kebejatan budi pekerti, walaupun pelakunya itu muridku sendiri!” katanya

Page 12: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Perdebatan antara guru dan murid tersebut berlangsung lama. Tanpa mereka sadari, ternyata sunan muria sudah sampai di tempat itu. Betapa terkejut ketika sunan muria melihat istrinya sedang tergolek di tangah dengan kaki dan tangan terikat. Sementara itu, ia juga melihat kapa sedang bertengkar dengan gurunya yaitu Wiku lodhang datuk. Lalu, wiku loadhang melangkah menuju dewi roroyono untuk membebaskannya dari belenggu yang dilakukan oleh kapa.

Ketika sang wiku selesai membuka tali yang mengikat tubuh dewi roroyono, tiba tiba terdengar jeritan keras dari mulut kapa secara bersamaan. Ternyata serangan yang dilakukan kapa dengan mengerahkan aji kesaktian berbalik menghantam dirinya sendiri. Itula ilmu yang dimiliki sunan muria. Ia mampu mengembalikan serangan lawan. Sebab, kapa mempergunakan aji pamungkas, yaitu puncak kesaktian yang dimilikinya, maka ilmu itu akhirnya merengut nyawanya sendiri.

“Maafkan saya Tuan wiki,” sunan muria agak menyesal“tidak mengapa, ia sudah sepantasnya menerima hukuman ini. Aku sangat menyesal karena telah memberikan ilmu kepadanya. Ternyata, lmu itu digunakan untuk jalan kejahatan,” gumam sang wiku.

Dengan langkah gontai, sang wiku mengangkat jenazah muridnya. Kapa adalah muridnya apaun yang terjadi. Pantaslah, kalau ia menguburkannya secara layak. Pada akhirnya, dewi roroyono dan sunan muria kembali ke padepokan dan hidup berbahagia.

Page 13: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

Panduan Sholat Dhuha – Niat dan Bacaan Doa Sholat DhuhaBy Gunawan– May 9, 2013Posted in: Sholat

Sholat Dhuha

Sholat dhuha atau sholat sunah dhuha merupakan sholat sunah yang dikerjakan pada waktu dhuha. Waktu dhuha merupakan waktu dimana matahari telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang shalat dzhur. atau sekitar jam 7 sampai jam 11, tentunya setiap daerah berbeda, tergantung posisi matahari pada daerah masing-masing. Sholat dhuha sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan pagi. Sholat dhuha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid)

Niat Sholat dhuha

Untuk niat sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah lainnya, yaitu sebagai berikut

Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa

arti dalam bahasa Indonesia :

Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.

Tata cara sholat dhuha

Tata cara sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah pada umumnya,

Page 14: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

1. Setelah membaca niat seperti yang telah tertulis diatas kemudian membaca takbir,2. Membaca doa Iftitah3. Membaca surat al Fatihah4. Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-

Syam  dan rakaat kedua surat Al Lail  5. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali6. I’tidal dan membaca bacaannya7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian

Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Jumlah rakaat sholat dhuha

Sholat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk berapa jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada yang mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang berbedapat tidak ada batasan.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbedaan pendapat jumlah rakaat sholat dhuha silahkan simak penjelasan yang kami kutip dari konsultasi syariah di bawah ini

Pertama, jumlah rakaat maksimal adalah delapan rakaat. Pendapat ini dipilih oleh Madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Dalil yang digunakan madzhab ini adalah hadis Umi Hani’ radhiallaahu ‘anha, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahnya ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat. (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim, no.719).

Kedua, rakaat maksimal adalah 12 rakaat. Ini merupakan pendapat Madzhab Hanafi, salah satu riwayat dari Imam Ahmad, dan pendapat lemah dalam Madzhab Syafi’i. Pendapat ini berdalil dengan hadis Anas radhiallahu’anhu

الجنة في ذهب من قصرا له الله بنى ركعة عشرة ثنتي الضحى صلى من

“Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini gharib (asing), tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.” Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis, diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-Khabir (2: 20), dan Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah (1: 293).

Ketiga, tidak ada batasan maksimal untuk shalat dhuha. Pendapat ini yang dikuatkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi. Dalam kumpulan fatwanya tersebut, Suyuthi mengatakan, “Tidak terdapat hadis yang membatasi shalat dhuha dengan rakaat tertentu, sedangkan pendapat sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 rakaat adalah pendapat yang tidak memiliki

Page 15: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Hafidz Abul Fadl Ibn Hajar dan yang lainnya.”. Beliau juga membawakan perkataan Al-Hafidz Al-’Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi, “Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabi’in yang membatasi shalat dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab kami (syafi’iyah) – yang membatasi jumlah rakaat dhuha – yang ada hanyalah pendapat yang disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafi’i dan ulama yang menukil perkataannya.”Setelah menyebutkan pendapat sebagian ulama Syafi’iyah, As-Suyuthy menyebutkan pendapat sebagian ulama malikiyah, yaitu Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh Al-Muwattha’ Imam Malik. Beliau mengatakan, “Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi, namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya.” (Al-Hawi lil fataawa, 1:66).

Kesimpulan dan Tarjih

Jika dilihat dari dalil tentang shalat dhuha yang dilakukan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam jumlah rakaat maksimal yang pernah beliau lakukan adalah 12 rakaat. Hal ini ditegaskan oleh Al-’Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi dan Al-’Aini dalam Umdatul Qori Syarh Shahih Bukhari. Al-Hafidz Al ‘Aini mengatakan, “Tidak adanya dalil –yang menyebutkan jumlah rakaat shalat dhuha– lebih dari 12 rakaat, tidaklah menunjukkan terlarangnya untuk menambahinya.” (Umdatul Qori, 11:423)Setelah membawakan perselisihan tentang batasan maksimal shalat dhuha, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan,“Pendapat yang benar adalah tidak ada batasan maksimal untuk jumlah rakaat shalat dhuha karena:

1. Hadis Mu’adzah yang bertanya kepada Aisyah radhiallahu’anha, “Apakah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha?” Jawab Aisyah, “Ya, empat rakaat dan beliau tambahi seseuai kehendak Allah.” (HR. Muslim, no. 719). Misalnya ada orang shalat di waktu dhuha 40 rakaat maka semua ini bisa dikatakan termasuk shalat dhuha.

2. Adapun pembatasan delapan rakaat sebagaimana disebutkan dalam hadis tentang fathu Mekah dari Umi Hani’, maka dapat dibantah dengan dua alasan: pertama, sebagian besar ulama menganggap shalatnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika fathu Mekah bukan shalat dhuha namun shalat sunah karena telah menaklukkan negeri kafir. Dan disunnahkan bagi pemimpin perang, setelah berhasil menaklukkan negri kafir untuk shalat 8 rakaat sebagai bentuk syukur kepada Allah. Kedua, jumlah rakaat yang disebutkan dalam hadis tidaklah menunjukkan tidak disyariatkannya melakukan tambahan, karena kejadian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam shalat delapan rakaat adalah peristiwa kasuistik –kejadian yang sifatnya kebetulan– (As-Syarhul Mumthi’ ‘alaa Zadil Mustaqni’ 2:54).

Doa sholat dhuha

Do’a Shalat Dhuha bahasa Arab :

Berikut ini merupakan bacaan doa sholat dhuha dalam bahasa arab

Page 16: Perjuangan Sunan Gunung Jati Melawan Penjajah Portugis

!ع"ص!م�ة� و�ال ، &ك� ت ق&د!ر� ة� !ق&د!ر� و�ال ، &ك� ق&و*ت !ق&و*ة� و�ال ، &ك� ج�م�ال !ج�م�ال� و�ال ، �ه�اء&ك� ب �ه�اء� !ب و�ال ، اء&ك� ض&ح� الض5ح�آء� "ن* ا �لله&م* اا. ر8 م&ع�س* �ان� ك "ن! و�ا خ!ر"ج!ه&

� ف�أ �ر!ض" !ال ا ف"ى �ان� ك "ن! و�ا !ه& !ز"ل ن� ف�أ م�آء" الس* ف"ى ق�ى ر"ز! �ان� ك "ن! ا �لله&م* ا &ك� ع"ص!م�ت

"ك� ت و�ق&د!ر� "ك� و�ق&و*ت "ك� و�ج�م�ال �ه�اء"ك� و�ب اء"ك� ض&ح� Aق�ح" ب !ه& ب Aر�ق�ف !د8ا �ع"ي ب �ان� ك "ن! و�ا ه& ف�ط�هAر! ام8ا ح�ر� �ان� ك "ن! و�ا ه& ر! Aس� ف�ي!ن� ي "ح" الص*ال �اد�ك� ب ع" !ت� �ي �ت م�آا "ى! "ن آت

Do’a Shalat Dhuha bahasa indonesia

Sedangkan bagi yang belum bisa membaca tulisan Arab, bisa membaca tekst latin di bawah ini

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadakash shalihin.

 

Artinya doa sholat dhuha

Di bawah ini merupakan arti dari bacaan sholat dhuha

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Semoga artikel mengenai panduan sholat dhuha yang dilengkapi dengan bacaan niat dan doa sholat dhuha di atas bisa bermanfaat bagi. Rajinlah sholat dhuha setiap pagi. Semoga selalu berlimpah pahala dari Allah SWT, mendapatkan rezki halal dan baik bagi dunia dan akhirat. Aamiin.