Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

download Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

of 9

description

Makalah Putu Laxman Pendit dalam Seminar "Information for Society: Scientific point of view", yang diselenggarakaan oleh Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (ISIPII) bersama Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI, 20-21 Juli 2011

Transcript of Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    1/9

    Persoalan Epistem'ologi dalam llmu PerpLJstakaan & lnformasl

    Putu Laxman Pendlt

    PengantarEpistemelsgi, yang juga disebut teori pengetahuan adalah cabang filsafat yangberurusan 9'bngan penyelidikan ten tang hakikat, sumber/asal, dan kesahihanpengetahuan, Pertanyaan-pertanyaan utam~ yang diajukannya adalah: apa yangdimaksud pengetahuan? Bagaimana leila mendapatkanpengetahuan? Dapatkah cara-cara kita mendapatkan pengetahuan diper tanggung jawabkan di hadapan pandanganyang skeptis? Walaupun pertanyaan ini sudah diajukan sejak Plato (c. 427-347 SM)khususnya dalam Theaetetus, namun eplstemologi baru jadi kegiatan penting dalamfilsafat sejak abad XVIIlewat karya-karya Descartes (1596-1650) dan Locke (l632-1704) sela;[an denganrnulai dikembangkannya ilmu pengetahuan yang tentu sajaadalah pengetahuan juga adanya,Khusus dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi (selanjutnya IP&I), sebagaimanadisimpulkan Dick (1999, hal. 307) persoalan epistemologi serlngkali rnengandung duapertanyaan mcndasar , yaitu: (a ) Apakah klaim penge tahuan yang diperoleh, melaluilP&I telah b en ar-b en ar d ap at d llu stifik asi? (b) Pengeeahuan spesifik macam apakahyang dioari dan diliasilkan tewat IP&I?l Dalam bentuk popular, dan mungkin dalambahasa yang lebih terus terang', kedua pertanyaanini seringkalr keluar di kaianganakademik sebagai "apakah IP&1 benar-benar dapat disebut ilmn.dan kalau ya, i lmumacam apakah", Sedangkan di kehidupan sehari-hari dan profesional pertanyaannyaadalah; apakah untuk menjadi pustakawan.benar diperlukan sebuah ilmu, atau cukupketerampilan saja?Epistemolegi memang dapat 'terecrtnin di teori dan metodologi yang digunakan padariset-riset formal sebuah i lmu. ,khususnya riset-riset puncak sebagaimana yangdilakukan para doktor. Itu s_eba;bnya kajJan epistemologis seringkali menjadl penegas. -dari karakter i lmu yang bersangkutan. Presentasi para doktor di dua had ini mungkindapat jugamenjadi representasi dari sikap skeptis tentangapakah epistemologi IP&Ibenar ada, ataukah ia sebenarnya penerapan ilmu-ilmu lain, seperti Ilmu Komunikasi,Ilmu Pendidikan, Antropologi, Ilmu Manajemen .llmu Komputer, dan sebagainya,Begitu pula di dalam praktik bidang perpustakaan dan informasi, kajian epistemclcgtdapat mengungkap landasan pengetahuan dan orientasi dati apa yang disebutepistemie practice di se buah ptofe&i (libat m isa ln ya .H on gla da ro m , 2Q 02). Dati segiini, sebenarnya kepustakawanan (lib"rmianships) dapat (dan sudah) menyed iakanepistemologi, walau kemudian kesibukan dan orientasi teknis dalam praktikp er pu sta ka an s eh ar i-h ari menyebabkan P ustakaw an sen diri,' dan la lu m asy araka t pa daI Di dalam makalahnya, Dick menyebut dua j~ili.s "pengetahuan khusus" sebagai contoh, yaitubibliothecal knowledge (pengetahuan. bibliotika) yang dilansir Kevin McGarry, dan "cognitiveauthlr i ty"(otQritas kognitit) yang dlusulkan Patrick Wilson.

    1

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    2/9

    um um nya , m eliha t bahw a Pustakaw an (dan profesi-protest in fo rm asi la in nya ) le b ihmerupakan kegia tan rutin be rba sis -a tura n . teknis, ka: t imbapg ' sebuah kerja yaltgmemi li le i o ri en ta si ep is temo log is te r te nn r'.Makalah ini bermaksud member ikan gambaran umum tentang diskusi episternologise ba g ai p emb en a r dari keberadaan IP & I, ba ikse ba ga i ba gia n da ti pe rke mba ng an i lmupengetahuan (a ka demik ) m a up un s ebag a i l a .nd a san p rak ti k /p ro f es io n a l isme ,

    Marga r e t Egan dan Jesse She ra seben arn ya m ula i m em bahas epistemologi IP & I se ja kI 952 (lihat misalnya Furner, 2004; Zandonade, 2004). Sebagai pustakawanprofesional, keduanya betupaya mencari penegasan tentang apa yang sesungguhnyamelandasi pekerjaan mereka , yang lebih dari sekadar menjalankan penge lo laanperpustakaan berdasarkan aturan dan mekan i sme tertentu. Menggunakau analisisstru ktu ra l-fu ng sio n ali s T alb ot P arso n s. k hu su sn y a te n ta n g riga "modes of orieruation",yalta kogni t i f , go.al-directed;dan afektif, E ga n da n She ra m en yim pulka n bahwaperluada sebuah "disiplin bam" yang rn en g acu k ep ad a apa yang mereka namakan "socialepistemology" a ta u e piste mo lo gi so sia l. Se ea ra ringkas, e plste mo lo gi so sia l m eru j ukkepada kenyataan bahwa sebuah masyarakat selalu secara bersama-sama memerlukanpengetahuan tentang din dan .Iingkungannya, sehingga masya r aka t it u akan senant iasateTlib a t dalam pembuatan, 'penyebaran, dan penggunaan pengetahuau' .Egan dart Shera kemudian mengajukan sebuah kerangka teoritis untuk mempelajariapa yang mereka sebut intellectual products (produk pemikiran) yang dalamkehidupan sehari-hari dapat berwujud "instruments of graphic communication"(a la t/sa ra n a k omu n ik asi gratis). La lu , un tuk m em ban tu sebuah masyarakat mena t apembuatan, penyebaran, dan penggunakan produk pem ikiran be rben tuk alatkomun ikas t itu, diperiukauepa yang mereka sebut "instrumems of bibliography"(alat/sarana bibliografi); Secara spesifik, Egan dan Shera mellhat "bibliography"sebagai sarana dengan mana pengetahuan individual dapat dikoordinasikan dandiin teg ra sikan sehin gg a m asy araka t sebag ai kesa tuan dapa t ''tahu '' den gan ea ra y an gtra n se n de n ta l, S ek ara n g ini kita tahu bahw a "instruments of graphic communication"itu te tttun ya ada lah do kn men dalamsegala bentuknya, s edangkan "instruments ofbibliography'; ada lah be rbag ai sa ran a sepe rti in deks dan sistem tem u kem ba li.Setelah meletakkan dasar pemikiran seperti itu, Egan dan Shera kemud ianmenegaskan bahwa s eti ap ma sy a ra k at memerlukan sebuah sebuah pro fesi y an g dapa tmembantu masyarakat tersebut melakukan t indakan-tindakan sosial yang cerdasmela lu i sebuah sistem yang tnatnpti mengelola pen ge tahuan be rsam a, Se jak aw a lrupanya Egan dan Shera te lah be rkon sen tra si pacta penc ip taan sebuah sistem2 Banyak pihak luput mengamati bahwa kata dasar dar i Kepustakawanan adalah "pustakswan",sementarailmunya menggunakan kata "perpustakaan". Jika dalam kesehariannya Pustakawansendiritak merasa perlu mendapat dukungan IP&l dalam mengatasi persoalan operasionai mereka sehari-bari.,salah satunya mungkin adalah k a r e n a perbedaan 'Gillampenggunaan kata.itu.a Egan -dan Shera melihatpengetill'lu80'sebagai persoalan Kognitif(petUah.'1i kognltif), Menurut mereka,epistemolcgi tradisional mengkeji perilaku kognltif diti~gka't individual (epistemologi-individual),sehingga untuk mengkaji perilaku kognitif e li tingkat sosial digunakanlah epistemnlogi sosial .

    2

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    3/9

    t e rencana di t ingkat nasional , di da lam mana ko m po ne n-ko mpo ne n pe ng eta hua nin d iv id ua l d ik o ord in a sik an d ati d iin te g ra sik an ,U ntuk dapa t m em hua t sistem yang dem ikian itu, E gan . dan She ra m en ga jukan tigawilayah. ana l ts is~ ya i tu :L Analisis situasi y an g kem udian be rkem ban gan meniadi "information needs

    analysis," un tuk m em aham i situasi m a sya raka t be rdasa rkan kebutuhanin fo rtn asi a ng g ota -a ng go ta m a sy ara ka t a ta u in div id u d ala rn situ asi te rte ntu ,2 . Ana lisis un it informasi yang kemudian menjadi d asa r b ag i p en g o rg a nisa sia npengetahuan (knowledge organization) di mana metodo log i dikembangkanu ntu k m e n gk la sifik as i d ok um e n b erd asa rk an 'Isin y a.

    3. Analisis statistik produksi, distribusi, dan penggunaan dokumen yang biasad is ebu t b ib l iome t ri k a,-Jelaslah bahw a Eg an dan . She ra pada tahun 1952 itu sedan g be rusaha m ele ta kkan ilm udan praktik pacta po sisin y a m asin g -m as ing, seka lig us m en gg am ba rkan jem ba tanantara keduanya, Apa yang mereka sebut epistemologi sosial ada lah sebenarnyatujuan yang n iscay a bag i se tiap m asya raka t, sebuah kon disi y ang "a lam iah" tanpamana.masyarakat rnoderen ta k dapat berkembang sehingga penyelidikan tentangnyamemerlukan sebuah ' i lmu, Sedangkan peIierapan hasil penyelidikan itu adalah berupasebuah profesi, Egan dan Shera. dianggap, sebagai orang-orang yang .secara resmiCd aJam Soe ntu k art ikel l lm ia h) me ng g un a ka n ist ilah epistem elcg i so sia l. T ig a pulnhtahun kemudlan isti lah ini menjadi se:buah cabang khus:us dalam bidang filsafat.Adalah Steve Fuller (1959- ) yang mernulai kajian_ tentang hakikat kolektif daripenge t ahuan sepeninggalan Egan dan Shera, Tanpa s epenuhnya menga i tkan diridengan pandangan-pandangan sebelumnya, Fuller rnengembangkan sebuah proyekp en elitia n filsa fa t y an g d ile ng ka pi se bu ah ju rn al ci i t ahun1987, Social Epistemology.Fuller menggambarkan progtamnya s ebaga i sebuah gerakan intelektual yangmelibatkan berbagai pihak secara lintas disiplin, untuk berupaya merekonstuksimasalah episternologi ketika pengetahuan sudab diakui sebagai secara intrinsiknyabersifat social. Salah satu pertanyaan pokok proyek filsafat ini adalah: Baga imanase lama ini se bu ah .m a sy a ra ka t mehgelola upa ya m en ca ri pengetahuan, r neng inga tpcngetahuan ini dike ja r o leh ban yak orang da n se tia p o ra ng ny a be ke rja be rda sa rka nsebuah 'peng~~ahuan yang sudah relatif pasti; masing-masing orang tersebut memilikikapas i t as kognitif yang tidak sempurn a se la in jug a m em ilik i be rbag a i ben tukhubungan ke sa tu sam a Iainnya,Jelaslah bahwa epis t emoleg i rsosial sebaga irnana diperkenalkan ke pembahasanfo rm a l o leh Egan dan Sher~serta dikembangkan Iebih lanjut o le h F ulle r, se be na m yam erupakan sa lah sa tu taw aran Iandasan filosofis bagi sebuah ilmu yangjnginm e m pe la ia ri 'b ag aim a na peng erahuan m en iadi sebuah milik bersama, digunakanbersama-sama, untuk kepedm be rsam a pula . Namun s ampa i beberapa dekade,t awaran ini n am pa kn ya ta k-pe rn ah su ng g uh -su ng g uh d ip ertimb an g ka n, dan bahkanIP&l berk~mbang seolah-olah tanpa landasan e pistem o lo g is sa rn a se ka li,M en gapa de rn ilcia n? W ala upun tak lan gsn ng m em perso alkan ado psi ep istem olo gisosial oleh IP&I, tulisan Nolin d a n 1;\,strDm (2010) mungkin dapat membantu kitarn e liha t pe rso a lan leb ih te rang , M ereka m em bahas krisis da lam IP& : ;I~khususnya

    3

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    4/9

    krisis yang disebabkan kekaburan identitas ilmu ini, Di dalam artikelnya, merekamenulis tentang 10 persoalan yang dirunut sebagai berikut (201Q, hal l l-Io) :

    1. Muasal IP&I adalah bidang ptaktik dan konsentrasi kepada hal-hal yangpraktis ini menyebabkan para anggota profesi bergantung lebih banyak kepadapengetahuan praktis,2 .. Untuk keperluan profesionalisme, ada upaya untuk menerjemahkanpengetahuau praktis it u langsung menjadi subjek akademik, tanpamelengkapinya dengan disiplin ilmu yang pasti, Untuk beberapa lama, tak: adadisip1in khusus yang dikembangkan untuk mengkaji persoalan-persoalan~~. .3. Keuka hal-hal praktis yang sudah menjadi akademik it u mernerlukan kajian,dan karena kajian khusustentangnya tidak .ada, maka digunakanlah kajian-ka jia p, te rh ada p bida ng l a m .4. Persoalan menjadi bertambah rumit karenatnasalah praktis itu menyentuhberbagai dimensi tentang perpustakaan dan informasi yang semakinluas, danpenggunaan dua kata dalam satu ilmu ("perpustakaan dan informasi")menimbulkan kebingungan tentang apa persamaan dan perbedaan keduanya ,S. Heterogenitas sub-disiplin yang muncul darl mas ing -mas ing dimensi itumenambah kerumitan,6. Masing-masing sub-disiplin itu sendiri lalu juga bersifat inter-disiplin, tetapikoordinasi antar disiplin selalu sulit dilakukan,7.. Keterlibatan disiplinlain k are na k eb utu ha n (seperti terlihat di bum 3.)rnaupunkarena kondisi heterogen dan inter-disiplm (butir 5 dan 6) menimbulkanpotensi pemisahan dati, dan fragmentasi di dalam, lP&I.

    8. Topik khusus tentang "informasi" menjadi laris dan diminati berbagaiperspektif ilmu; positifnya adalah kalau perspektif 'itu melebur ataumemperkuat IP&I, negatifnya adalah kalau topik itu diambil alih oleh ilmulain,9. Riset dan institusi riset IP&I terlalu kecil untuk tampi] baik di lingkunganlokal (universitas) apalagidi lingkungan yangIebih luas (antar ilmu).

    10. Kalaupunada bidang riset atau institusi yang berkembang besar, tetap tak adakoordinasi dan kooperas i yang mengarah ~Ic e pengembangan IP&I secaramandiri,

    Sidang pembaca mungkin dapat melihat bahwa kesepuluh persoalan itu jugaada diIndones ia , "dan ada lah menarik: un tuk m em pertim ban gkan us ulan Nol in dan AstrOmtentang "konvergensi epistemologi" selain konvergensi institusi IP&l.. Upaya meleburepistemolegi terse but misalnya dapat dilihat dalam upaya 8 tahun belskangan iniun tuk m en em ukan dasa r filsafat b ag i se g ala yang b erh ub un g an d en g an in fo rm a si,

    Filsafat InformasiLuciano Floridi merupakan salah satu filsuf kontemporer yang mencobam en gem ba ng ka n filsa fa t. un tuk se ca ra spesifikmenjawab tantangan-tantangan tentangp erk emb an g an i nfo rm a si dan masyarakat informasi, fa mendekati persoalan-persoalanini dengan berkcnsentrasi pada penyelidikan tentang hakikat teknologi yang telahmenentukaneiri rnasyarakat masa kini, yakni teknologi.komputer (t999a dan 1999b),sebe lum akhirnya m enyen tuh persoa lan -pesoa lan yang lebih um um dan berlabuh, di

    - 4

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    5/9

    persoalan te n tang informasi, Keuka diundang untuk membahas IP&I di jurnal SocialEpistemology ii i langsung menyergsh bahwa eplstemologisosial dan IP&I memangsa ma-sam a te rterikpa da din arn ika so s ia l dari pen ge ta hua n, n am un e piste mo le gi so sia ltak dapat menjadi pondas i I;P&I (]:002~ hal. 38).Salah satu a lasan u tama .F lo r id i r n en y impu lk a n d ern ik ia n -a da la h k are na epistemologisosial scsungguhnya terdirid.atidua bidang riser utama... yaitu (1) sosiologipengetahuan (sociology of knowledge) sebagai sebuah disiplin yang empirik dandeskriprif, dan (~) epis temelogi tentang pengetahuan sosial (epistemology of socialknowlidge) yang merupakan kajian kritis dan konseptual tentang dimens i sosialsdarisetiap penge tahuan , 'Menurut pandangan Floridi, IP&I adalah ilmu yang . memilikiposis i NQrnla t i f (normative stqnc,~)sebab tradisi dan praktik di bidang perpustakaan~'farftb"tbeing neutral, evaluationsfree activitiesn (2002, ha l. 39) . .Dengan karakterseperti -ini, menurut Floridi, jp& I ce n de l1 :l .n g l eb ih .me n ye ru pa i e pi stemo lo g i tentangpengetahuan sosial,Floridi kemudian menyatakan bahwa IP&l adalah lebih tepat jika mendasarkandirinya ke 'apa yang. ia sebut Filsafat Informasi (Philosophy of Information; biasadisingkat PI). Di kesempatan lain (2009), ketika membahas persoalan filsafati datiperkembangan masyaraka t informasi Floridi menyatakan bahwa PI merupakan bidangtf t lsafat yang berurusan dengan: (a) ka] ian secara kritis tentang bakikatkonseprual danprinsip-prinsip .dasar infbrmasi, termasuk dinamikanya, pcnggunaannya , dan ilmu-ilmunya, (b) pengembangan danpenesapan-teori informasi dan metodologi komputasiuntuk rneniawab masalah ...masalah filosofis, Secara mendasar, Pl. melakukaninterpretasi yang eksplisit, jernih, dan persis terhadap pertanyaan ala Socrates yangklasik, "ti esti... ?" ("apa yang dimaksud dengan ... ?"), yaitu "apa yang dimaksuddengan informasi'Z'",PI melakukan kajian kritis yang tidak sama dengan teori matematik tentangko mun ikasi da ta (dikenal sebagai i nfo rma tio n th eo ry )5 . mclainkan secara.menyeluruhmengembangkan dan mengintegrasikan sekumpulan teori untuk menganalisis,mengevaluasi, dan menjelaska berbagai prinsip dan konsep tentang Jnformasi;memberi perharian khusus kepada isu-isu sistemik yang muncul dari berbagai konteksaplikasi dan interkoneksi dengan konsep-konsep dasar filsafat tentang pengetahuan,kebenaran, makna, realita, dan nilai-nilai etlka, Secara spesifik .. Floridi jugamengungkapkan bahwa "dinamika informasi" seharusnya diartikan sebagai:

    1. Pembentukaa dan pemodelan Iingkungan informasi yang bersifat sisternik,termasukperangkat, fo rmat interaksi, pertumbuhan in ternal , aplikasi, dansebagainya ..

    1I Walaupun rnirip, PI dianggap berbeda dari filsafat teknologi informasi (Philosophy of irformaiion~eehnology). Menurut Mitcham (2003), fllsafat teknologi informas! adalah bagiat l dari filsafatteknologi, Refleksi filosofis tentang teknologi seeara UIDlLm bertujuan untak rnemahami hakikat danrnakna dalarn rnembuat dan m en g gu na ka ns esu atu /te kn clo g i b ua ta n manusia, dalam hal inl- adalah.kemputer, Re;f lek 's i in1 .rnengandung ketegangan antara. dua tradisi: satu yang datang darirek'ayasal'enjln1ring, dan satu lagi dati humaniota, . .~ Sebagairnana dikembangkaa oleh Claude, Shannon di 'tahoo 194?~ ikonsep teknis dari informas]dlgambarkan sebagai kemungkinan a t au p r obab il lt a s sebuah silly.al terkirim dari alat A ke alat 11 yangchipat dikuantiflkasl. Teori. ini membuka jalan bagi berbaga i analisis yang akhirnya rnenjadi basispengembangan teknologl digital.

    5

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    6/9

    2,. Daur hidup informasi, serangkaian jenjang bentuk dan aktivitas fungsionalIew at m an a in fo rm asi d isam pa ikan , m ula i dad kernunculan awalnya , sampaike pemanfaatan finalnya, dan sampai ke kemungkinan kepunahannya.3. Komputasi, baik dalam pengertian proses olah algoritmemaupun dalamp en g ertia n y an g le bih lu as se ba ga i p en go la ha nin fo rm a sh

    Berdasarkan pengertian-pengerrian itu, Floridi menawarkan PI sebagai basis datiI P& I dan bahkan sebag ai applied philosophy of information yang ta defin isikanseperti ini:

    ... sebuah disiplin yang berurusan dengan dokumen dan daur hidupnya,termasuk prosedur, teknik, dan perangkat yang mengimplementasikan,mengelola, dan mengaturnya., IP&I menerapkan prinsip ..prinsip dasar danteknik filsafat informasi dalam mengatasi masalah konseptual maupunpraktis. .. IP&I melaksanakan riset empirik untuk tuiuan-tujuan praktls yangberorientasi jasa .. (haL 46).

    Usulan Floridi tersebut sebenamya membantu banyak pihak berkonsentrasi pada hal-hal mendasar dalam IP&l sebab memang itulah tugas kajian-kajian filsafati, Namunpada saat sama, Eloridi memancing kontroversi yang akan terlalu panjang jikadibahas di makalah ini, Salah satu kontroversi yang muneul, dan yang sebenamyasudab s@jak dua dekade ini menjadi bagian dati diskusi ilmuwan IP&I adalah upaya"menggiring' IP&I ke ranah material-teknologis dan mereduksl objek perhatian IP&Ipada dokumen (dalam segala be ntukn ya ) d an daur hidupnya,Cornelius (2004) adalah salah satu penulis yang mengritik Floridi dan mencobamengambaJikan konsep epistemologi sosial Shera (yang direduksi Floridi hanyarnenjadi bagian dari PI), khususnya dengan menekankan kenyataan bahwa di dalamdunia praktikpara profes ional melakukan kegiatan-kegiatan sosial-budaya, bukanmelulu teknis, Argumentasi dasarnya adalah: dokumen maupun daur hidupnya takdapat dilepaskan dati konteks masyarakat, khususnya karena penggunaan dokumentersebut berpotensi menlmbulkan pengaruh terhadap (dan dipengaruhi o leh) kondisisosial-budaya masyarakatnya, Secara Iebih spesiffk, Cornelius juga rnenga i tkandokumen dengan pendidikan ketika ia menulis: . -

    Keterkaitan antarainformasi, dokumen, dan pengetahuan terlihat jelas padakonsep pembelajaran (learning), dan dengan -beikomitmen pada upayamemperlancar proses belaiar inilah IP&Imembangun 'disiplinnya (2004, hal.3"83).

    Cornelius jelas mengarahkan kembali IP&1 ke epistemologi sosial, khususnya .kalaukitarnenyadari bahwa pembentukan "pengetahuan bersama" di dalam masyarakatpada dasarnya mengandalkan pendidikan dan pembelaiaran dalam segala bentuknya,

    Teriken ke HumanioraDari sisi pandang budaya, sejak sebelum Floridi mengusulkan Plsebagai basis IP&!sudah muncul juga argumentas i yang ikut berupaya "menjauhkan" IP&I darike cen de run gan m ate ria lis-tekn clo gis, m isa ln ya se perti y an g dila kukan H on glada ro m

    6

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    7/9

    (2002) dengan pandangannya tentang aspek lintas budaya (cross-cultural) sebagai'bagian tak terpisahkan dati epistemologi sosial. Hongladarom berpendapat semuapiha k :y aIig terlibat dalam episternologi sosial tak dapat menghindari kesadaran bahwasetiapbudaya punya-serangkaian nilai episremik berbeda. Jika IP&I mengakui hal .ini,rn aka ilm u ini a ka n m e nu ntu n p ra ktik -p ra ktik p usta kaw an d am .p ro fe si in fo rin a si p acta .pengakuan bahwapra~ epistemik seseorang hanyalah salah sam dariptaktik orangJa in y ang be rbeda .. Pengakuan ini tidak sa ma de ng an re la tivism e epistemik ataure la ti vism e bud ay a; m ela in ka n ,pe ng akUa n te rha da p pra ktik e pistemik seseorangse la lurnerupakan sebuah keadaan yang berlanjut (ongoing affair) dan perlu disesuaikan dandisesuaikan-kembali sesuai .dengan perubahan situasi, Dan tujuan dad penyesuaian-penyesuarian ini harus dikaitkan dengan apa yang paling - dihargai oleh sebuahbudaya ,Hongladarom berbeda pendapat dengan Alvin Goldman yang bersama Fullermembangun proyek epistemologi sosial, tetapi berkonsentrasi pada prinsip tentangpeningkatan jumlah kebenaran (truths) di sebuah masyarakat atau komunitas tertentu.B

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    8/9

    Usu lan Cros8-cl!Ztural epistemic pract ices da ri H ong lado rm m em perliha tkanmunculnya pandangan-pandangan kritis terhadap konsep perpustakaan yangcenderung vmenjadi perpanjangarr vbudaya te rte ntu . Jika dijadikan bagian dariepiste mo lo gi IP& I~ in aka itu a rtin ya pan dan gan -pan dan gan m atria l-tekn olo gis da tiF lo rid i su da h m e nd ap at penentangan yang sangat hebat, Sela in itu, pandangan budayayang kritismi akan bermuarapada kesadaran tentang keragaman budaya duma,te rrn a su k d a lam p ra k ti k-p ra k ti k Nepustakawanan. P ro fe si in fo rm a si d en ga n d ern ik ia nbisa berada di posisi yang lebih baik untuk melayani klien dan komunitas, denganrnenyadari bahwa ada budaya-budaya lain yang praktikepistemiknya dapat jauhID ethe

  • 5/10/2018 Persoalan Epistemologi dalam Ilmu Perpustakaan & Informasi

    9/9

    Furne r, J., 200.4, A Brillian t m ind: M arg are t Eg an and ' So cia l Epistem olo gy , Library '. . f. . ~ - -_ - ._Trends 52 , - 4 . , hat. :p92-80.9.Hannigaa, A., 1994, A feminist standpoint fo r L ibra ry and In fo rm atio n Scienceedueation, Jou rna l o j E du ca tien fo '1 ' Lib ra ry an d In form ation Scien ce; 35 ." ha l, 297~319,.H on gla daro m, S., 2002, C ro ss-cultura l e pistem ic pra ctice s, Soc;ial Epistemology,1{i,1,hal. 83-Q2.Mitcham , C . ; 200:3. , Philos_opfu,.yo f i nfo rma ti on technology, The BlackwellGuide tc }the PhilosopiJ)! , of Compu t i ng and Injtfr.malion. F L o r i d i , Luciano (eo). Blackwel lP ub lish in g. B la ck we ll R efe re nce Online. 15 July 201lNolin, 1. dan AstrOID" F., 20lQ.Tummg weakness into strength: strategis for futureLIS~JournarofD()cumentation. 66, 1.ha l. 7 - 27.Zandonade, T. 2004. Social epis t emology from Jesse Shera to Steve Fuller, LibraryTrends, 52, 4, ha1.8J 0-83 2

    9