PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama,...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama,...
i
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA
MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maria Immaculata Afra Lamatokan
091434018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
i
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA
MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maria Immaculata Afra Lamatokan
091434018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Gerakkan materi akan selalu kontradiktif tapi tidak antagonis,
Gerakan itulah yang akan menuju puncak dan hancur.
Karya ini Kupersembahkan untuk:
Ibu dan Bapak, kedua Orangtuaku sebagai ungkapan keseriusan menjadi manusia yang selalu taat dan
berbakti dan terus menjaga eksistensinya
Juga kepada:
Adikku untuk menyemangatinya bahwa tiada mimpi yang dibarengi usaha yang tidak bisa tercapai
Dan teruntuk kawan-kawan aktivis mahasiswa:
Jalan terus dan biarkan mereka menggerutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Di tempat pertama dan kesempatan pertama ini, ijinkan saya mengucapkan
puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, saya
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan naskah
skripsi yang berjudul Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Hokeng dengan Penggunaan Strategi Belajar
Discovery sebagaimana yang saya harapkan. Adapun skripsi ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, saya tentunya dibantu
oleh beberapa pihak yang berkaitan sehingga pada kesempatan ini pula, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan
mendukung selama masa penelitian dan penulisan naskah skripsi ini.
1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Antonius Wadan Sao dan Ibu
Cristina Lisnawati yang tidak pernah berhenti berharap, berdoa, dan
mendukung saya dalam setiap detik perjalanan hidup saya terkhusus masa
penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Kepada saudara, sahabat, Raja Ammar yang selalu setia menemani,
mendukung, dan membantu saya selama masa penelitian dan penulisan
skripsi ini.
3. Kepada kawan terkasih, Fandiatmajaya Sang Dinamit yang berhasil
membuat hari-hari saya selalu berwarna menjelang pelaksanaan ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Kepada adik tercinta, Elisabeth Febrina Tuto Burak Lamatokan yang turut
membantu mendokumentasikan kegiatan selama penelitian, selalu
menemani hari-hari selama masa studi saya.
5. Kepada Kepala Sekolah SMA Seminari San Dominggo, Rm. Antonius
Londa Diazyanto, PR yang telah mengijinkan saya untuk melakukan
penelitian di tempatnya.
6. Kepada adik-adik kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo yang telah
menerima saya dan mau bekerja sama selama masa penelitian.
7. Kepada guru mata pelajaran Biologi, Bapak Drs. Yosef Libu Sili yang
sudah telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian terhadap anak
didiknya dan membantu saya selama masa penelitian.
8. Kepada Ibu Alberta FT Seda, S.Pd. yang telah membantu saya mengamati
aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.
9. Kepada Ibu Yasinta Bela yang telah merelakan jam mengajarnya guna
dilaksanakannya penelitian ini.
10. Kepada Sr. Praeksedes yang juga telah merelakan jam mengajarnya demi
berlangsungnya penelitian ini
11. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan
Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk
membimbing saya selama perencanaan penelitian hingga penulisan naskah
skripsi.
12. Kepada segenap guru dan karyawan SMA Seminari San Dominggo yang
telah menerima kehadiran saya selama masa penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Kepada seluruh karyawan sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang sudah
membantu saya dalam menyiapkan keperluan administrasi guna
dilaksanakannya penelitian dan penulisan skripsi.
14. Kepada saudari terkasih, Cicilia Maryani Subekti “Iean Ubex” yang telah
mendukung saya selama penulisan naskah skripsi ini.
15. Kepada sepupu terkasih, Maria Fatima Lamablawa yang selalu
mendukung saya dalam menyelesaikan penulisan naskah skripsi ini.
16. Kepada teman-teman Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2009 yang telah saling mendukung.
Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat di kemudian hari dan saya sangat
mengharapkan kritik dan saran serta umpan balik guna penyempurnaan penelitian
ini selanjutnya. Terima kasih.
Yogyakarta, 6 Maret 2014
Penulis
Maria Immaculata Afra Lamatokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Kurangnya minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo. Penelitian yang bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar menggunakan discovery pada pembelajaran virus ini, berhasil meningkatkan persentase hasil belajar siswa ranah kognitif dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 55,17 % menjadi 68,96 % dan rata-rata dari 76,55 menjadi 78 pada siklus 1 dan siklus 2. Kemampuan kognitif siswa terlihat dari kemampuan analisis khususnya kemampuan di hampir seluruh indikator kompetensi. Selain itu, hasil belajar afektif dan psikomotorik juga berhasil mencapai target penelitian di kedua siklus dengan persentase sebesar 100 % dan rata-rata lebih dari 75. Peningkatan ini tidak terlepas dari meningkatnya minat belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 82,75 % menjadi 93,10 % dan rata-rata 78 ke 84,10. Hasil ini menjelaskan bahwa discovery merupakan metode yang baik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar.
Kata Kunci : Metode, Discovery, Hasil Belajar, Minat Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
The lack of learning interest has a strong effect on student’s learning outcome as found among students of X-1 SMA Seminari San Dominggo. This research’s purpose to increase learning interest and learning outcome by using discovery. Such a problem can be solved by implementing discovery strategy as a method of teaching as indicated by this research. It was found that discovery strategy can increase cognitive learning outcomes from 55,17 % in cycle 1 to 68,96 % in cycle 2 with the average grade increasing from 76,55 to 78,00. Using analyzis ability related to the whole material as indicator, it was found that the result was similar. The affective and psychomotoric measurement could reach the target in both cycles by reaching the amount of 100 % with average grade above 75. Learning interest increase from 82,75 % in cycle 1 to 93,10 % in cycle 2 with average grade increasing from 78,00 to 84,10. The whole results explained that the discovery strategy was a potential teaching method to increase learning interest and learning outcome of students.
Keywords: strategy discovery, method, learning outcome, learning interest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………….......................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILIMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………… vi
KATA PENGANTAR………………………………............................ vii
ABSTRAK…………………………………………………………….. x
ABSTRACT……………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xv
DAFTAR GAMBAR……………………………....…………………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………................................ 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
C. Batasan Penelitian…………………………………………………. 6
D. Indikator Penelitian…………………………................................... 10
1. Ketuntasan Siswa………………………................................... 10
2. Rata-rata Kelas…………………………................................... 10
3. Persentase Minat……………………………………………… 11
4. Rata-rata Minat………………………………………………... 11
E. Tujuan Penelitian…………………................................................... 11
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 12
1. Manfaat bagi Guru…………………………………………….. 12
2. Manfaat bagi Siswa…………………………............................ 12
3. Manfaat bagi Sekolah…………………………………………. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14
A. Belajar dan Pembelajaran………………………………………….. 14
1. Pengertian Belajar……………………………………………... 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar……... 15
B. Minat Belajar………………………………………………………. 16
1. Pengertian Minat Belajar…………………................................ 16
2. Klasifikasi Minat Benar……………………………………….. 17
3. Indikator Minat Belajar……………………………………….. 19
4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar……………….................... 21
C. Hasil Belajar……………………………………………………….. 22
1. Pengertian Hasil Belajar………………………………………. 22
2. Indikator Hasil Belajar………………………………………… 24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……………... 27
D. Strategi Pembelajaran Discovery....................................................... 30
1. Pengertian Strategi Discovery…………………........................ 30
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery……………. 31
E. Gambaran Umum Materi Virus……………………………………. 33
F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery 35
G. Penelitian yang Relevan……………………………….................... 36
H. Kerangka Berpikir…………………………………………………. 36
I. Hipotesis…………………………………………………………… 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39
A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 39
B. Setting Penelitian…………………………………………………. 40
1. Objek Penelitian……………………………………………… 40
2. Subjek Penelitian……………………………………………… 40
3. Tempat Penelitian……………………………………………... 40
4. Waktu Penelitian…………………............................................. 40
C. Rancangan Tindakan………………………………………………. 41
1. Siklus 1………………………………....................................... 43
2. Siklus 2……………………………........................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Instrumen Penelitian……………………………………………….. 49
1. Instrumen Pembelajaran………………………………………. 49
2. Instrumen Pengambilan Data…………………………………. 50
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 50
1. Observasi……………………………………………………… 50
2. Kuisioner……………………………………………………… 53
3. Dokumentasi…………………………………………………... 56
4. Tes…………………………………………………………….. 57
F. Metode Analisis Data…………………………………………….... 58
1. Analisis Hasil Belajar…………………………………………. 58
2. Analisis Minat Belajar………………………………………… 61
3. Analisis Ketercapaian Soal……………………………………. 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 65
A. Deskripsi Kegiatan………………………………………………… 65
1. Pra Penelitian………………………………………………….. 65
2. Siklus 1………………………................................................... 69
3. Siklus 2………………………................................................... 77
B. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 84
1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian…………………… 84
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1…………………………… 85
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2…………………………… 94
C. Pembahasan………………………………………………………... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111
A. Kesimpulan………………………………………………………... 111
B. Saran…………………………………............................................. 112
1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya……………………………. 112
2. Saran bagi Guru………………………………………………. 112
3. Saran bagi Sekolah……………………………………………. 113
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 114
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Batasan Materi Virus………………………...……………………… 9
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom…………………………………………………… 25
Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, dan Cara Evaluasi…...... 26
Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery…........................................ 32
Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus................................ 33
Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1………….. 44
Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2…………. 47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif………………………. 51
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik........................... 52
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Minat Belajar…………………………………… 54
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan…………………………. 66
Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator
Kompetensi dan Kognitif……………………………………………. 67
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 1…………………………………... 86
Tabel 4.4 Analisis Hasil Post Test Siklus 1 Berdasarkan Indikator Kompetensi
dan Indikator Kognitif………………………………………………. 87
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan
Observasi 1 Siklus 1…………………………………………………. 89
Tabel 4.6 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator
pada Observasi 1 Siklus 1…………………………………………… 90
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan
Observasi 2 Siklus 1…………………………………………………. 91
Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator
pada Observasi 2 Siklus 1………………………………………….... 92
Tabel 4.9 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 1………………………… 93
Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat……… 94
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2………………………………….. 95
Tabel 4.12 Analisis Hasil Post Test Siklus 2 Berdasarkan Indikator Kompetensi
dan Indikator Kognitif………………………………………………. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan
Observasi 1 Siklus 2………………………………………………… 98
Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator
pada Observasi 1 Siklus 2…………………………………………… 98
Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan
Observasi 2 Siklus 2…………………………………………………. 99
Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator
pada Observasi 2 Siklus 2…………………………………………… 100
Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2………………………… 101
Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat……… 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Raw Input, Learning Teaching Process, Environmental Input,
Instrumental Input dan Output……………………………….. 29
Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins………………. 42
Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa……………………...................... 58
Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif……………….. 59
Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif………... 59
Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa…………………….. 60
Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik….. 61
Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik………………………………………………….. 61
Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa………............................................... 62
Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar……………………………….. 62
Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar……………………………… 63
Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa per Indikator……………….... 63
Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda…………. 64
Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai………..................... 64
Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test…………………………………... 65
Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah
Penemuan Virus………………………………………………. 70
Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran
Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus……………………………... 71
Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran
Sejarah Penemuan Virus……………………………………… 73
Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pembelajaran Ciri-ciri
dan Bagian Tubuh Virus……………………………………… 74
Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan
Virus………………………………………………………….. 79
Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran
Reproduksi Virus……………………………………………… 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran
Reproduksi Virus……................................................................ 81
Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2…... 107
Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus
1 dan Siklus 2…………………………………………………. 108
Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1
dan Siklus 2…………………………………………………… 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus…………………………………………………... 116
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1…………... 119
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2…………... 129
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pre Test………………………………….. 140
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 1………………………... 141
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Post Test Siklus 2………………………... 142
Lampiran 7 Soal Pre test…………………………………………….. 143
Lampiran 8 Soal Post Test Siklus 1…………………………………. 146
Lampiran 9 Soal Post Test Siklus 2…………………………………. 149
Lampiran 10 Kunci Jawaban Pre Test………………………………... 153
Lampiran 11 Kunci Jawaban Post Test Siklus 1……………………… 154
Lampiran 12 Kunci Jawaban Post Test Siklus 2……………………… 156
Lampiran 13 Contoh Lembar Observasi……………………………… 157
Lampiran 14 Contoh Kuisioner……………………………………….. 159
Lampiran 15 Contoh Lembar Kerja Siswa……………………………. 160
Lampiran 16 Hasil Belajar Kognitif…………………………………... 172
Lampiran 17 Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik………………… 173
Lampiran 18 Hasil Kuisioner 1……………………………………….. 175
Lampiran 19 Hasil Kuisioner 2……………………………………….. 177
Lampiran 20 Analisis Pre Test………………………………………... 179
Lampiran 21 Analisis Post Test Siklus 1……………………………... 181
Lampiran 22 Analisis Post Test Siklus 2……………………………... 183
Lampiran 23 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 1…………………….. 185
Lampiran 24 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 1…………………….. 187
Lampiran 25 Analisis Hasil Observasi 1 Siklus 2…………………….. 189
Lampiran 26 Analisis Hasil Observasi 2 Siklus 2…………………….. 191
Lampiran 27 Analisis Minat Siklus 1…………………………………. 193
Lampiran 28 Analisis Minat Siklus 2…………………………………. 195
Lampiran 29 Lembar Pre Test………………………………………… 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 30 Lembar Post Test Siklus 1…………………………….... 200
Lampiran 31 Lembar Post Test Siklus 2……………………………… 203
Lampiran 32 Lembar Observasi 1 Siklus 1………………………….... 207
Lampiran 33 Lembar Observasi 2 Siklus 1…………………………… 209
Lampiran 34 Lembar Observasi 1 Siklus 2…………………………… 211
Lampiran 35 Lembar Observasi 2 Siklus 2…………………………… 213
Lampiran 36 Lembar Kuisioner Siklus 1……………………………... 215
Lampiran 37 Lembar Kuisioner Siklus 2……………………………... 216
Lampiran 38 Lembar Kerja Siswa…………………………………….. 217
Lampiran 39 Surat Ijin Penelitian…………………………………….. 229
Lampiran 40 Surat Keterangan Mengadakan Penelitian……………… 230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor yang sering mempengaruhi kesuksesan seseorang adalah
minatnya terhadap sesuatu. Ketika minat timbul, seseorang dapat dengan
mudah atau bersedia melakukan sesuatu yang diminatinya dengan
melimpahkan perhatian khusus dan tidak mudah bosan terhadap hal yang
dilakukan.
Berkenaan dengan minat dalam pembelajaran, setiap guru pastinya
sering menjumpai masalah minat siswa yang kurang pada pembelajaran
tertentu. Masalah minat tersebut tentunya banyak berkaitan dengan proses
maupun hasil belajar siswa di kelas. Masalah minat saat proses
pembelajaran ini biasanya berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar.
Minat merupakan salah satu variabel yang sering disebut-sebut dalam
proses belajar. Menurut Sudarsono (2003), minat adalah bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena
menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.
Untuk menilai apakah siswa berminat, kurang berminat, atau tidak
berminat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dilakukan dengan
pengamatan akan situasi siswa di kelas. Yang sering menjadi tolak ukur
dalam penilaian minat siswa di kelas adalah bentuk pengekspresian siswa
itu sendiri. Bentuk pengekspresian minat masing-masing orang khususnya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
siswa kelas X-1 tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa
yang menunjukkan minat berupa keingintahuannya dengan bertanya dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi ada pula yang
menunjukan ketidakberminatan dengan berbicara tidak sopan ke guru, ada
yang melakukan aktivitasnya sendiri, ada yang mengantuk, tidak
mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Bertolak dari bentuk pengekspresian minat seperti yang diamati dari
kelas X-1, Djamarah (2002) menjelaskan bahwa jika siswa itu berminat
maka bentuk pengekspresian minat umumnya dilakukan dengan cara
memberi pernyataan, memberikan perhatian, dan partisipasi. Jika dikaitkan
dengan beberapa hal di atas maka keberhasilan proses belajar akan
menentukan hasil belajar siswa, dan minat adalah salah satu penentu
keberhasilan proses belajar tersebut. Sehingga jika minat belajar ada pada
diri siswa,maka proses belajar akan berjalan baik dan perolehan hasil
belajar juga memuaskan.
Berkenaan dengan masalah minat dan hasil belajar peneliti telah
melakukan wawancara pada tanggal 4 Desember 2012 dengan guru
Biologi SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Peneliti mendapatkan
informasi dan gambaran masalah mengenai minat dan hasil belajar siswa
kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus dan
secara khusus pada kompetensi mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan
peranan virus dalam kehidupan manusia yang masih cukup rendah.
Berdasarkan atas penjelasan yang disampaikan guru, masalah-
masalah tersebut adalah yang pertama, minat siswa kelas X-1 SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Seminari San Dominggo Hokeng terhadap pembelajaran pada kompetensi
menyangkut virus ini tergolong kurang. Minat siswa kelas X-1 masih
belum dapat digolongkan tinggi karena dari seluruh siswa,kebanyakan
siswa masih terlihat kurang antusias, mengantuk, melakukan aktivitas lain,
mengobrol dengan temannya saat pembelajaran berlangsung.
Selain itu dalam proses pembelajaran siswa masih sulit membedakan
apa yang dimaksudkan dengan virus dan perbedaannya dengan bakteri dan
protozoa. Siswa terlihat kebingungan dalam menjawab pertanyaan yang
dikemukakan guru. Masalah yang kedua adalah metode yang digunakan
guru belum bisa membuat seluruh siswa berminat meskipun metode yang
dipakai sudah beragam, antara lain diskusi informasi untuk membahas ciri-
ciri virus, replikasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia, namun
secara umum metode yang digunakan guru adalah metode ceramah.
Jika melihat pencapaian hasil belajar, nilai ulangan siswa pada
materi virus dan peranannya juga masih kurang memuaskan. Menurut
keterangan guru pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah siswa kelas X-1
yang nilai ulangannya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah
37,50% yaitu sebanyak 10 orang dari total jumlah siswa 32 orang dan
ketuntasannya sebesar 62,50% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sebesar 68. Sedangkan menurut standar ketuntasan yang ditetapkan
sekolah besarnya ketuntasan kelas adalah 75%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwasannya materi virus adalah materi yang belum
mencapai ketuntasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dari persentase ketuntasan tersebut, guru menjelaskan bahwasannya
pencapaian tertinggi dari kelas X-1 selalu berhubungan dengan hal yang
dekat dengan kehidupan siswa, misalnya penyakit yang disebabkan oleh
virus mampu dijawab baik oleh siswa. Akan tetapi untuk hal yang
menyangkut ciri-ciri virus, reproduksi dan manfaat virus bagi kehidupan,
belum mendapatkan pencapaian yang baik.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ada berbagai
macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran
discovery. Menurut Moerdiyanto (2008) dalam tulisannya,
menggolongkan strategidiscovery sebagai suatu pendekatan metode
pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti hendak menerapkan strategi
pembelajaran discovery ini kepada siswa kelas X-1 SMA Seminari San
Dominggo Hokeng dalam mempelajari virus.
Discovery adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti penemuan.
Discovery ini pertama kali dikonsepkan oleh Bruner dalam Dahalar
(1989), ia berpendapat bahwa belajar melalui proses penemuan merupakan
belajar yang sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk yang selalu
mencari pengetahuan secara aktif. Strategi ini secara teori lebih
memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk bereksplorasi dan
menemukan suatu konsep pengetahuan yang dipelajari sehingga siswa bisa
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Dengan discovery, pengetahuan
yang didapatkan siswa akan lebih mudah diingat dan diaplikasikan ke
kondisi yang berbeda, sehingga dapat memotivasi belajar dan melatih
kecakapan berpikir secara terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Selain itu, berkenaan dengan tujuan mata pelajaran Biologi dalam
Standar Isi 2006 (BSNP, 2006), yang menyatakan bahwa mata pelajaran
Biologi bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang dapat berpikir
kritis analitis, mampu bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap
positif, objektif, tanggung jawab, dan lain-lain, sehingga diwajibkan bagi
para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis pada
penemuan baik penemuan mandiri maupun penemuan
terbimbing.Meskipun dalam Standar Isi mengemukakan tujuan di atas,
pada prakteknya siswa masih jauh dari cara berpikir kritis analitis, mampu
bekerja secara ilmiah, dan mengedepankan sikap positif, objektif, dan
tanggung jawab seperti yang termakhtub dalam Standar Isi 2006.
Maka berdasarkan beberapa masalah yang dikemukakan di atas,
peneliti memutuskan memilih “MENINGKATKAN MINAT DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA SEMINARI SAN
DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY”
sebagai judul penelitian skripsi.
B. Rumusan Masalah
Dari masalah yang diuraikan pada latar belakang maka secara
spesifik dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San
Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Apakah penggunaan strategi pembelajaran discovery dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San
Dominggo Hokeng pada pembelajaran materi virus?
C. Batasan Penelitian
Pada poin latar belakang telah dijelaskan mengenai masalah-masalah
yang menjadi perhatian peneliti. Sehingga yang menjadi batasan pada
penelitian ini antara lain:
1. Minat belajar
Minat belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng
pada materi virus merupakan salah satu batasan yang telah peneliti
tentukan. Sehubungan dengan banyaknya defenisi bentuk
pengekspresian minat, maka minat yang diangkat peneliti di sini
kemudian diuraiakan ke dalama tiga indikator yang mengacu pada
minat menurut Suhartini (2001) dan Djamarah (2002) yaitu:
a. Keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu
b. Usaha untuk merealisasikan minatnya
c. Partisipasi aktif dalam kegiatan
2. Hasil belajar
Selain minat belajar, hasil belajar siswa kelas X1 SMA Seminari San
Dominggo Hokeng juga merupakan batasan penelitian yang telah
peneliti tentukan pada penelitian ini. Hasil belajar ini digolongkan
peneliti ke dalam aspek yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Ranah kognitif
Dalam ranah kognitif peneliti telah membatasi beberapa indikator
yang mengacu pada indikator kognitif versi lama. Indikator dalam
ranah kognitif di sini disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa
yaitu:
1) C1 (Ingatan)
2) C2 (Pemahaman)
3) C3 (Aplikasi)
4) C4 (Analisis)
b. Ranah afektif
Untuk hasil belajar ranah afektif, peneliti juga membatasi pada
beberapa kemampuan afektif yang akan diamati dalam penelitian
ini dengan mengacu pada pendapat Syah (2003). Ranah afektif
memiliki banyak indikator di tiap aspek kemampuannya antara
lain:
1) Aspek penerimaan dengan indikatornyamenunjukkan sikap
menerima
2) Aspek sambutan dengan indikatornya menunjukkan
kesediaan berpartisipasi
3) Aspek apresiasi dengan indikator menunjukkan sikap
menganggap penting
4) Aspek sambutan dengan indikator menunjukkan sikap
bersedia memanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Ranah psikomotorik
Untuk ranah psikomotorik, peneliti juga telah membatasi pada
dua aspek yang dapat diamati beserta indikatornya antara lain:
1) Aspek keterampilan bergerak dan bertindak dengan
indikatornya menunjukan koordinasi gerak mata serta bagian
tubuh
2) Aspek kecakapan ekspresif verbal dan non verbal dengan
indikatornya mengungkapkan pendapat dengan baik serta
membuat mimik
Dari setiap indikator pada ranah afektif dan psikomotorik
kemudian dirumuskan beberapa kegiatan yang dapat diamati yang
mengacu pada indikator-indikator di atas.
3. Objek Penelitian
Hal lain yang menjadi batasan pada penelitian ini adalah objek
penelitian yaitu minat dan hasil belajar.
4. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, siswa yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo
Hokeng sebanyak 29 orang dengan latar belakang minat dan
kemampuan intelektual yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
5. Materi Virus
Materi virus secara struktur termuat di dalam Standar
Kompetensimata pelajaran Biologi SMA kelas X semester I yaitu
pada bagian 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk
hidup. Dalam standar kompetensi ini terdapat kompetensi dasar yang
membahas mengenai ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam
kehidupan yaitu pada bagian 2.1. Penelitian ini hanya dilakukan
dengan batasan kompetensi dasar tersebut. Dari kompetensi dasar
diuraikan lagi ke dalam beberapa indikator yang memuat materi
pokok sebagai berikut:
Tabel 1.1 Batasan Materi Virus
Indikator Materi pokok
Menjelaskan sejarah penemuan virus Sejarah penemuan virus
Menyebutkan nama ilmuwan yang
berperan dalam proses penemuan
virus
Menyebutkan ciri-ciri virus Ciri-ciri dan bagian tubuh
viruss Menjelaskan bagian tubuh virus
Menjelaskan cara
perkembangbiakkan pada virus
Reproduksi virus
Menyebutkan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh virus
Peranan virus bagi
kehidupan
Menjelaskan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus
Menjelaskan prinsip kerja vaksin
Menyebutkan contoh vaksin dana
kegunaannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Indikator Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti juga telah menetapkan beberapa
indikator yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan penelitian ini,
antara lain:
1. Ketuntasan Siswa
Ketuntasan siswa pada penelitian ini dinyatakan dengan
persentase. Persentase ketuntasan ini digunakan untuk melihat dan
membandingkan besarnya ketuntasan dengan ketidaktuntasan siswa
hasil belajar siswa X-1 SMA Seminari San Dominggo setelah
penggunaan discovery, baik hasil belajar kognitif ataupun hasil belajar
afektif dan psikomotorik. Diketahui sebelum melakukan tindakan,
persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi virus sebesar
62,5%. Karena penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan hasil
belajar maka peneliti juga menetapkan persentase yang lebih tinggi.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi standar yang
ditetapkan peneliti yaitu persentase ketuntasan siswa harus mencapai ≥
75%.
2. Rata-rata Kelas
Selain menggunakan persentase sebagai ukuran keberhasilan,
peneliti juga menggunakan nilai rata-rata kelas sebagai alat ukur
keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
besar rata-rata kelas adalah ≥ 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Persentase Minat
Persentase minat merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan penelitian ini. Penelitian ini dikatakan
berhasil ketika besarnya persentase minat mengalami kenaikkan.
Namun standar yang ditentukan peneliti adalah ≥ 75%. Jika terdapat
75% siswa dari seluruh siswa kelas X-1 yang terindikasi berminat atau
sangat berminat maka penelitian ini dikatakan berhasil.
4. Rata-rata Minat
Rata-rata minat termasuk salah satu indikator ketercapaian
penelitian ini. Dalam hal ini, jika rata-rata minat siswa ≥ 75 maka
penelitian ini dikatakan berhasil.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari
San Dominggo Hokeng dalam mata pelajaran Biologi dan secara
khusus pada materi virus.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San
Dominggo Hokeng pada materi virus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan agar memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Guru
a. Dengan adanya penelitian ini guru dapat memperkaya wawasan
mengenai strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara khusus pada
pembelajaran materi virus dan pembelajaran Biologi pada
umumnya.
b. Dengan adanya penelitian ini, guru dapat belajar mengidentifikasi
masalah yang terjadi di kelas bahwasannya masalah tidak selalu
datang dari siswa tapi juga dari guru.
c. Manfaat lainnya adalah guru dapat memperkirakan solusi yang
akan digunakan untuk mengatasi masalah di kelas.
2. Manfaat bagi Siswa
a. Manfaat penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar
yang baru bagi siswa.
b. Selain itu berkenaan dengan strategi discovery, siswa dapat
diberikan ruang yang luas untuk dapat mengembangkan konsep
berpikir dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
c. Dengan penelitian ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Manfaat bagi Sekolah
a. Ketika penelitian ini berhasil dilakukan maka, siswa tentu dapat
berhasil meningkatkan hasil belajar dan minat belajarnya. Ketika
hasil belajar siswa baik, maka sekolah akan menerima pengaruh
positif yang besar seperti daya tawar sekolah yang besar di mata
orang tua dan para stakeholders.
b. Selain itu jika penelitian ini berhasil maka penelitian ini juga dapat
diujicobakan oleh guru mata pelajaran selain mata pelajaran
Biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Berdasarkan tinjauan aksiologis dan jenisnya kata belajar adalah kata
kerja yang berarti proses untuk membuat perubahan tingkah laku dan
kecakapan melalui tindakan dan latihan. Sebelum masuk ke ranah yang
lebih jauh, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu belajar. Chaplin
dalam Syah (2003) menyatakan bahwa belajar adalah perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa belajar hakekatnya
menghasilkan perubahan tingkah laku dan kecakapan melalui proses
tertentu. Pada konteks penelitian ini, belajar dikategorikan dalam proses
yang dapat diakses melalui pendidikan formal di sekolah.
Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2001), mengajar dan belajar
adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat,
bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan
saling menunjang satu sama lain. Sama halnya dengan pendapat
Susilana(2006) bahwa belajar merupakan akumulasi dari konsep mengajar
dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada paduan antara keduanya
yakni penumbuhan aktivitas subjek didik.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Belajar
Mengacu pada definisi belajar merupakan suatu proses yang berakhir
pada produk (tingkah laku dan kecakapan), maka tentunya dalam proses
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Gagne dalam Purwanto
(2008) berpendapat bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Dari pendapat tersebut telah
disebutkan mengenai stimulus yang mempengaruhi terjadinya proses
belajar. Sehinggga kesimpulan untuk pendapat Gagne adalah belajar
dipengaruhi stimulus.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik(1991) bahwa,
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pendapat
Hamalik tersebut peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi pembelajaran yaitu guru, siswa, media, materi
pembelajaran, metode pengajaran, fasilitas. Faktor manusiawi ini tidak
terlepas dari faktor fisik (kesehatan), psikis (minat), dan lingkungan
(keluarga, teman, dan masyarakat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai
kesuksesan seseorang di berbagai bidang, baik di bidang kerja, hobi, dan
lain-lain. Dengan adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian
lebih, konsentrasi lebih, sikap tekun dalam mengerjakan sesuatu meskipun
dalam waktu yang lama. Selain itu minat dapat membuat seseorang dapat
mudah menyimpan ingatan dan tidak mudah bosan terhadap apa yang
dikerjakan. Dalam konteks minat belajar, siswa yang berminat akan
cenderung lebih mudah memperhatikan apa yang dipelajari, mudah
mengingat apa materi yang dipelajari, dan lebih tekun dalam belajar.
Sudarsono (2003) mengungkapkan bahwasannya minat merupakan
bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan
karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut. Definisi
minat lainnya oleh Syah(2003) menyatakan bahwasannya minat (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.Selanjutnya Hilgard dalam Slameto (2010)
berpendapat, “Interest is persisting to pay attention to and enjoy some
activity or content” yaitu minat adalah kecenderungan untuk
memperhatikan beberapa aktivitas atau mengikuti aktivitas itu sendiri.
Dari beberapa hasil pemikiran para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk
tertarik akan suatu hal dan memiliki keinginan yang besar untuk
memperhatikan dan melakukan suatu kegiatan. Dari kesimpulan ini pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dapat kita ketahui secara jelas bahwa minat sangat berperan dalam
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Jika minat ini kita hubungkan dengan konteks aktivitas belajar maka
minat adalah salah satu alat untuk memotivasi siswa untuk melakukan
pembelajaran. Begitulah menurut Surya(2010) yang berpendapat bahwa
minat merupakan salah satu faktor utama yang menggerakan anak untuk
melakukan suatu aktivitas atau aktivitas belajarnya. Sehingga secara
sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk
memenuhi keinginan atau kehendak, di mana anak dengan minatnya itu
bisa melihat bahwa seuatu yang dilihatnya akan mendatangkan faedah
sehingga akan mendatangkan kepuasan jika dilakukan.
Hubungannya dengan pembelajaran Biologi, jika seorang siswa
berminat terhadap pembelajaran Biologi yang dilakukan maka siswa
tersebut dapat memecahkan masalah-masalah dan fenomena-fenomena
alam yang ada di sekitarnya secara kritis dan sistematik.
2. Klasifikasi Minat Belajar
Berdasarkan beberapa pendekatan yang berbeda, para ahli telah
mencoba mengklasifikasikan minat dengan beberapa kategori sebagai
berikut:
Menurut Surya (2007) minat dapat diklasifikasikan berdasarkan
sebab akibat sebagai berikut:
a. Minat Volunter, adalah minat yang datang dari dalam diri siswa tanpa
adanya pengaruh dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Minat Involunter, adalah minat yang datang kepada siswa karena
terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang diciptakan guru.
c. Minat Nonvolunter, adalah minat yang timbul dari diri siswa secara
paksa.
Lain pendapat menurut Super & Krites dalam Suhartini (2001) yang
mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk
pengekspresiannya, antara lain:
a. Expressed Interest, adalah minat yang diekspresikan melalui verbal
yang menunjukan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai
suatu objek atau aktivitas
b. Manifest Interest, adalah minat yang disimpulkan dari keikutsertaan
individu pada suatu kegiatan tertentu
c. Tested Interest, adalah minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan
atau keterampilan dalam suatu kegiatan
d. Inventoried Interest, adalah minat yang diungkapkan melalui inventori
minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan
Berikut menurut Krapp, et. Al dalam Suhartini (2001) yang
membedakan minat menjadi tiga yaitu:
a. Minat Personal
Minat personal merupakan minat yang relatif stabil yang
mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal
merupakan suatu bentuk rasa senang atau tidak senang, tertarik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tidak tertarik dan tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang
besar dari pengaruh eksternal.
b. Minat Situasional
Minat situasional merupakan minat yang cenderung berganti-
ganti tergantung rangsangan eksternal. Rangsangan tersebut dapat
berupa metode pengajaran, media pembelajaran, suasana kelas,
dorongan keluarga. Jika minat situasional ini dapat dipertahankan,
maka selanjutnya minat ini dapat berubah ke minat personal ataupun
minat psikologikal.
c. Minat Psikologikal
Minat psikologikal merupakan minat yang tumbuh karena
pengaruh minat personal dan minat situasional. Misalnya jka siswa
memiliki pengetahuan tertentu yang cukup dan situasi belajarnya
mendukung, maka selanjutnya dalam aktivitasnya dia akan mendalami
secara terstruktur di kelas dan secara pribadi di luar kelas.
3. Indikator Minat Belajar
Pada umumnya minat disampaikan dalam bentuk pengekspresian
seseorang atau siswa. Setiap orang tentu berbeda dalam mengekspresikan
minatnya tergantung pada seperti apa minat yang dimilikinya dan sejauh
mana minat tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana minat seseorang
akan sesuatu, dibutuhkan beberapa indikator yang berguna untuk
mengukur dan menganalisa minat tersebut. Beberapa indikator yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dari pendapat Suhartini (2001) minat dapat diukur dan dianalisa
melalui indikator sebagai berikut:
a. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu
b. Objek-objek atau kegiatan yang disenangi
c. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi
d. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap
sesuatu
Berbeda dari Suhartini, Djamarah (2002) yang lebih terkonsentrasi
pada minat belajar siswa, berpendapat bahwa minat belajar siswa dapat
dianalisa dengan indikator sebagai berikut:
a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya
b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain
Berdasarkan pendapat dua ahli mengenai indikator tersebut, dapat
kita simpulkan bahwa minat siswa dapat diukur melalui partisipasi
aktifnya di kelas maupun aktivitasnya di luar kelas untuk mencapai apa
yang menjadi fokusnya dari suatu mata pelajaran yang diminatinya baik
dengan melakukan kegiatan yang berhubungan, fokus saat mengikuti mata
pelajaran yang bersangkutan di kelas.
Sehubungan dengan pengukuran minat belajar yang tentunya
mengacu pada indikator minat, maka untuk mengukur minat siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penelitian ini, akan digunakan juga indikator-indikator sebagaimana yang
telah diuraikan di atas.
4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar
Menyadari akan keberadaan minat belajar sangat penting untuk
mendorong siswa untuk belajar, maka penting bagi guru untuk
menumbuhkan minat tersebut dalam diri siswa karena menurut Gie (2002)
pentingnya minat dalam belajar sebagai berikut:
a. Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap sesuatu
b. Minat dapat memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar
c. Minat dapat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar
d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
e. Minat dapat memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses pelajaran
Minat bukan merupakan hal yang sudah menjadi tetapan dalam diri
seorang sehingga minat bisa berubah dan ditumbuhkan. Adapun dalam
menumbuhkan minat belajar, guru dapat melakukan beberapa cara seperti
yang dikemukakan oleh Rooijakers dalam Slameto (2010) bahwa
menumbuhkan minat-minat baru dapat pula dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang
sudah diketahui siswa. Sedangkan secara lebih rinci Djamarah (2002)
menegaskan bahwa cara menumbuhkan minat siswa dalam belajar dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,
sehingga dia rela belajar tanpa paksaan
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehinggga anak didik mudah
menerima bahan pelajaran
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang
kreatif dan kondusif
d. Menggunakan berbagai macam bentuk teknik mengajar dalam konteks
perbedaan individual anak didik
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil belajar
Melalui definisi belajar, kita dapat mengetahui bahwa hasil belajar
adalah ketika seseorang belajar dia akan menghasilkan suatu perubahan
pada dirinya. Perubahan tersebut bisa diidentifikasikan melalui tindakan,
pikiran dan perkataan. Seperti yang kita ketahui hasil belajar dapat
dikelompokan menjadi beberapa ranah, yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Hasil belajar pada hakekatnya adalah prestasi akan
ketercapaian siswa selama proses pembelajaran sehingga untuk
mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur melalui perubahan prestasi
tersebut. Menurut Maehr dalam Suryabrata (2001) prestasi belajar adalah:
a. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diukur
dengan menggunakan tes prestasi belajar (achievement test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Prestasi belajar merupakan hasil perubahan dari individu itu sendiri
bukan hasil dari perbuatan orang lain
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah
ditetapkan
d. Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan yang dilakukan secara
sengaja dan disadari, jadi bukanlah suatu kebiasaan atau perilaku
yang tidak disadari
Sedangkan menurut Syah (2003) prestasi belajar merupakan hasil
interaksi sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara
keseluruhan.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil yang didapatkan dari serangkaian kegiatan
belajar individu siswa yang secara sadar dilakukannya, dapat dinilai dan
dievaluasi berdasarkan aspek tertentu. Salah satu cara untuk
mengukurnya adalah dengan mengadakan evaluasi baik secara lisan
maupun tulisan. Telah disebutkan aspek yang berhubungan dengan
prestasi belajar, adalah aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek
psikomotorik. Ketiga aspek ini yang biasa menjadi tolak ukur perubahan
siswa ketika telah mendapatkan pembelajaran dan dirumuskan dalam
bentuk nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Indikator Hasil Belajar
Setiap siswa yang melakukan pembelajaran pastinya menghendaki
hasil belajarnya mendapat nilai yang baik. Cara penilaian hasil belajar
yang diketahui selama ini adalah dengan mempertimbangkan indikator-
indikator pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk menilai
siswa dari ranah kognitif dan psikomotor tergolong mudah, akan tetapi
untuk ranah afektif atau rasa cenderung sulit karena rasa ini gampang
terkamuflase dengan banyak faktor eksternal. Seperti misalnya ketika
siswa mengapresiasi pembelajaran, belum tentu siswa benar-benar
mengapresiasi. Untuk hal pengekspresian rasa bagi siswa di Indonesia
masih sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi karena faktor eksternal
seperti budaya, rasa segan, rasa tidak enak, rasa kurang sopan. Terlepas
dari itu, menurut beberapa ahli, hasil belajar dapat dikelompokan sebagai
berikut:
Menurut pendapat Gagne dalam Slameto (2010), hasil belajar
dibedakan menjadi lima aspek, yaitu keterampilan motoris, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi kognitif. Sedangkan menurut
Tafsir (2008), hasil belajar atau perubahan bentuk tingkah laku yang
diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang
meliputi tiga aspek, yaitu:
1) Tahu, mengetahui (knowing)
2) Terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing)
3) Melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pendapat di atas dibedakan lagi dan dipertegas oleh Bloom dalam
Winkel (2004) yang kini menjadi acuan penggolongan hasil belajar di
Indonesia yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective
domain), ranah psikomotorik (psychomotor domain). Berdasarkan
beberapa pendapat ahli di atas, peneliti cenderung sependapat dengan
Bloom karena pengelompokan ranah yang dipaparkan cenderung lebih
mudah untuk menentukan indikator apa saja yang akan diukur.
Adapun ranah kognitif tersebut selanjutnya dikembangkan oleh
Bloom dalam Arikunto (2001) menjadi suatu taksonomi (tingkatan)
berdasarkan prinsip metodologis, psikologis, logis, dan tujuan. Tingkatan
kognitif tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom
Tingkat Kognitif
(Indikator Kognitif) Keterangan
Mengenal (recognition) - Dapat memilih satu dari dua atau lebih
jawaban
- Dapat mengungkapkan kembali
Pemahaman
(comprehension)
- Mampu menghubungkan fakta
sederhana atau konsep
- Mampu menentukan jawaban dari
konsep-konsep yang ada
Penerapan (application) - Mampu memilih suatu konsep, hukum,
dalil, gagasan, atau cara secara tepat
untuk diterapkan
- Mampu memilih penerapan yang tepat
pada situasi baru.
Analisis (analysis) - Mampu menjelaskan hubungan situasi
kompleks dengan konsep dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tingkat Kognitif
(Indikator Kognitif) Keterangan
Sintesis (synthesis) - Mampu menyusun atau menggabungkan
hal-hal spesifik untuk suatu struktur baru
Evaluasi (evaluation) - Mampu menilai konsep dan fakta
berdasarkan atas hukum dan prisip
Untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dari tiga
ranah tersebut, dibutuhkan indikator-indikator seperti yang diungkapkan
oleh Syah (2003) bahwa kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data
hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui
garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan
dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Dan untuk
lebih mudah dalam memahami jenis ranah dan indikator-indikatornya
telah disertakan tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Ranah Afektif dan Psikomotorik, Indikator, Cara Evaluasi
Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi
Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan Menunjukan sikap menerima
Menunjukan sikap menolak Tes tertulis Tes Skala Sikap Observasi
2. Sambutan Kesediaan berpartisipasi/terlibat Kesediaan memanfaatkan
Tes Skala sikap Pemberian tugas Observasi
3. Apresiasi Menganggap penting dan bermanfaat Menganggap indah dan harmonis Mengagumi
Tes Skala sikap Pemberian tugas Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Jenis Prestasi/Ranah Indikator Cara Evaluasi
4. Internalisasi Mengakui dan meyakini Mengingkari
Tes Skala sikap Pemberian tugas ekspresif dan proyektif Observasi
5. Karakterisasi Melembagakan atau meniadakan Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari
Pemberian tugas ekspresif dan proyektif Observasi
Ranah Karsa (Psikomotorik) 1. Keterampilan bergerak
dan bertindak Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
Observasi Tes tindakan
2. Kecakapan ekspresif verbal dan non verbal
Mengucap Membuat mimik dan gerak jasmani
Tes tulisan Tes lisan Observasi
Sumber: Syah (2008)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Seperti yang kita ketahui, hasil belajar siswa merupakan hasil dari
proses pembelajaran siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar, siswa harus
mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun
terkadang selama melakukan proses tersebut, siswa baik secara sadar dan
tidak sadar akan menjumpai dengan banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor tersebut bisa datang dari internal
siswa atau eksternal atau lingkungan belajarnya. Pengaruh yang
ditimbulkan oleh sebab faktor-faktor tersebut bisa berakibat positif dan
negatif. Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Faktor intern yakni faktor yang ada dalam diri individu. (1) Faktor
jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) Faktor
psikologis yang terdiri dari intelegensi, minat, perhatian, bakat,
kematangan, serta kesiapan siswa, (3) Faktor kelelahan.
b. Faktor ekstern yakni faktor yang ada di luar individu. (1) Faktor
keluarga, pengaruhnya dapat berupa cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah
dapat memberikan pengaruh berupa metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, serta tugas rumah, dan (3) Faktor masyarakat
yang turut berpengaruh seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Kemudian untuk melengkapinya peneliti menyajikan pandangan
menurut Nasution dalam Djamarah (2002) yang mengungkapkan bahwa
belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri tetapi ada unsur-
unsur lain yang terlibat di dalamnya yaitu raw input, learning teaching
process, environmental input, instrumental input, dan output.Berikut
adalah penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut yang disajikan dalam
bentuk gambar ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar2.1Raw Input, Learning Teaching Process,Environmental Input, Instrumental Input, dan Output.Djamarah (2002)
a. Raw Input adalah masukan atau bahan mentah atau merupakan faktor
internal dari dalam diri siswa. Faktor ini terdiri dari komponen
kapasitas IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, sikap,
kebiasaan.
b. Instrumental Input adalah sesuatu yang sengaja dirancang dan
dimanipulasi guna mencapai tujuan pembelajaran dan terdiri dari
komponen guru, metode, teknik, media, sumber belajar, serta sarana.
c. Environmental Input adalah lingkungan di sekitar yang terdiri dari
lingkungan sosial, fisik, kultural.
d. Learning Teaching Process adalah aktivitas belajar dan mengajar
antara siswa dan guru.
e. Output adalah hasil atau keluaran dengan kualifikasi tertentu dari
proses belajar mengajar dan biasa disebut dengan hasil belajar atau
prestasi belajar.
LEARNING TEACHING PROCESS
ENVIRONMENTAL INPUT
INSTRUMENTAL INPUT
OUTPUT RAW INPUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
D. Strategi Pembelajaran Discovery
1. Pengertian Strategi Discovery
Discovery adalah kata bahasa Inggris berarti penemuan. Menurut
Moerdiyanto(2008), Discovery merupakan strategi yang digunakan guru
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan dan
menemukan sendiri jawaban terhadap persoalan yang sedang dipelajari.
Strategi pembelajaran ini pertama kali dikemukakan oleh Bruner dalam
Dahalar (1989). Menurut Bruner belajar melalui proses penemuan
merupakan belajar yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk
yang selalu mencari pengetahuan secara aktif. Pengetahuan yang didapat
melalui discovery akan lebih tahan lama dan mudah diingat, selain itu
dapat juga digeneralisir ke dalam persoalan sejenis dalam kondisi yang
berbeda.
Proses merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dalam strategi
discovery. Dalam berproses secara discovery siswa wajib mengikuti
serangkaian kegiatan yang didasarkan pada prinsip kerja ilmiah yang logis
dan sistematis seperti mengamati, menggolongkan, membuat hipotesa,
menjelaskan, menarik kesimpulan. Karena menekankan prinsip kerja
ilmiah maka discovery dapat menumbuhkan motivasi belajar yang
merupakan penggerak tumbuhnya minat belajar.
Dalam perkembangannya, banyak para ahli yang mengemukakan
pendapatnya mengenai strategi discovery, di antaranya adalah Amien
(1987) yang berpendapat bahwadiscovery adalah suatu kegiatan atau
pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan mengukur,
menarik kesimpulan, dan lain sebagainya. Kemudian pendapat lain
mengatakan bahwa discovery juga merupakan proses mental ketika anak
atau individu mengasimilasi berbagai konsep dan prinsip seperti yang
diutarakan oleh Carind & Sund dalam Amien (1987).
Jika Amien lebih menitikberatkan discovery sebagai proses mental
maka discovery menurutHamalik(1991),adalah suatu pengajaran yang
meliputi metode-metode yang didesain untuk mendorong sikap belajar
aktif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri (self-directed),
dan model belajar reflektif.
Maka jika melihat pemaparan para ahli di atas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa strategi discovery merupakan suatu rancangan
pembelajaran yang mengutamakan proses dan dirancang sedemikian rupa,
agar dalam pembelajaran dapat melibatkan peran siswa secara luas untuk
menemukan konsep dan prinsip dengan cara mengasimilasi berbagai
pengetahuan yang dimiliki siswa.
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Discovery
Dalam pembelajaran yang menggunakan strategi discovery, siswa
dibimbing oleh guru untuk menemukan konsep atau prinsip atas
pengetahuan yang sudah dimilikinya. Untuk menemukan konsep atau
prinsip tersebut, siswa perlu melakukan observasi atau pengamatan,
menggolongkan, membuat hipotesa dari hasil pengamatan, menjelaskan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dan menarik kesimpulan yang didasarkan kepada pemikiran logis dan
kerja yang sistematis. Jadi dalam pembelajaran discovery, siswa tidak
sampai melakukan eksperimen mandiri atau menguji konsep atau pun
prinsip.
Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi discovery dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan menurut Djamarah (2002) sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Strategi Discovery
Tahapan Keterangan
1. Penyajian masalah
(stimulasi)
Guru memulai pembelajaran dengan cara
mengajukan persoalan berupa uraian masalah.
2. Perumusan masalah Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi
masalah, selanjutnya dari masalah tersebut siswa
diarahkan membuat pertanyaan penyelidikan dan
hipotesis.
3. Pengumpulan data Untuk menjawab pertanyaan dan membuktikan
hipotesis yang dibuat siswa, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi yang relevan, mengamati objek secara
perorangan maupun berkelompok.
4. Pengolahan data Informasi-informasi yang diperoleh siswa dari
kegiatan pengumpulan data diklarifikasi, dihitung
dan ditafsirkan.
5. Pembuktian Berdasarkan hasil pengolahan data, siswa
diarahkan untuk menjawab pertanyaan dan
menguji hipotesis yang telah dibuatnya di awal
pembelajaran, apakah pertanyaan yang dibuat
siswa terjawab atau tidak dan apakah hipotesisnya
terbukti atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tahapan Keterangan
6. Generalisasi Dari semua kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan, siswa diarahkan untuk belajar menarik
kesimpulan mengenai permasalahan yang
disajikan.
E. Gambaran Umum Materi Virus
Sebagai salah satu mata pelajaran ilmu alam, Biologi tidak pernah
terlepas dari segala fenomena yang terjadi di sekitar kita khusus yang
berhubungan dengan gejala-gejala kehidupan. Keterikatan ini ditunjukan
dengan salah satu kompetensi pada mata pelajaran Biologi yaitu
mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peranan virus dalam kehidupan
manusia.
Tabel 2.4 Gambaran Umum Kompetensi dan Materi Virus
KOMPETENSI INDIKATOR MATERI
Mendeskripsikan
ciri-ciri virus,
replikasi, dan
peranannya
dalam kehidupan
1. Menjelaskan sejarah penemuan
virus
2. Menyebutkan nama ilmuwan yang
berperan dalam proses penemuan
virus
Sejarah
penemuan virus
3. Menyebutkan ciri-ciri virus
4. Menjelaskan bagian tubuh virus
Ciri-ciri virus
Bakteriofage
5. Menjelaskan cara
perkembangbiakkan pada virus Replikasi virus
6. Menyebutkan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh virus
7. Menjelaskan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus
Penyakit yang
disebabkan oleh
virus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
KOMPETENSI INDIKATOR MATERI
8. Menjelaskan prinsip kerja vaksin
9. Menyebutkan contoh vaksin dan
kegunaannya
Kegunaan virus
bagi kehidupan
Virus merupakan organisme peralihan yang dapat hidup pada sel
hidup adalah salah satu bentuk fenomena kehidupan. Di dalam kompetensi ini
siswa dituntut untuk menggunakan daya pikir yang kritis dan analitis, sikap
yang terbuka dan objektif. Maka jika dikaitkan dengan tuntutan akan sikap
dan daya pikir siswa peneliti melihat bahwa kompetensi ini akan tercapai jika
menggunakan strategi discovery yang telah dipaparkan sebelumnya.
Pada indikator pertama dan kedua dirumuskan sejarah penemuan virus
sebagai titik awal pembelajaran. Indikator tersebut menjelaskan bahwa
penemuan virus dimulai dengan sintesis hipotesa dari beberapa percobaan
yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan saat terdapat bercak kekuningan pada
tanaman tembakau. Berbagai hipotesa saling melengkapi sampai pada
akhirnya Stanley berhasil mengkristalkan materi penyerang tanaman
tembakau dan dinamai TMV.
Pada indikator ketiga, keempat, dan kelima ciri-ciri virus dan cara
perkembangbiakkannya menjadi rumusan utama. Virus adalah makhluk
peralihan karena tidak digolongkan sebagai makhluk hidup tetapi tidak juga
digolongakan sebagai makhluk mati. Virus memiliki cara hidup dan
reproduksi yang unik dan hanya dapat hidup ketika berada di dalam inang.
Selain itu bagian tubuh virus tersebut ternyata memiliki fungsi yang spesifik
seperti ekor, kepala, DNA atau RNA. Reproduksi juga dilakukan dalam tubuh
inang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Indikator selanjutnya lebih menjelaskan mengenai peran dan manfaat
virus dalam kehidupan. Virus selalu bersifat parasit tetapi virus juga memiliki
manfaat dalam membentuk antibodi tertentu. Tentu saja dengan penggunaan
vaksin yang merupakan hasil kultur virus tertentu, makhluk hidup dapat
bertahan dari infeksi virus.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam standar kompetensi
memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup, sesorang siswa
harus bisa membedakan kelompok makhluk hidup yang satu dengan yang
lain. virus memang makhluk peralihan, tetapi virus perlu dimasukkan dalam
standar ini agar siswa dapat membedakan virus dengan mikroorganisme lain.
F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery
Sesuai dengan muatan materi yang telah dipaparkan sebelumnya,
diketahui bahwa untuk membuat siswa mampu mengkonsepkan pengetahuan
tentang virus dirasa cukup sulit menemukan metode yang sesuai. Namun di
dalam discovery, seluruh materi tersebut dapat direduksi dan diasimilasi siswa
dengan serangkaian tahapan dalam discovery.
Melalui tahapan perumusan masalah, misalnya siswa belajar membuat
pertanyaan atau pernyataan saat melihat gambar penderita cacar air (sub
materi peranan virus dalam kehidupan), atau saat membaca artikel mengenai
sejarah penemuan virus (sub materi sejarah penemuan virus). Melalui tahapan
olah data, siswa diberi kebebasan untuk menganalisis data temuan baik
mengenai nama ilmuwan, tahun, eksperimen yang dilakukan, atau fakta-fakta
temuan (sejarah penemuan virus) yang dapat digunakan untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pertanyaan yang dibuatnya. Dengan tahap verifikasi siswa dapat
membandingkan informasi yang disampaikan guru dengan hipotesa yang
dibuatnya sehingga di tahap akhir siswa mampu membuat kesimpulan
mengenai peranan virus atau sejarah penemuan virus.
G. Penelitian yang Relevan
Keberhasilan discovery dalam meningkatkan hasil belajar telah dibuktikan
melalui penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian
dengan penerapan discovery oleh Lestari (2008) dalam rangka meningkatkan
hasil belajar Matematika kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda pada pokok
bahasan bangun datar diperoleh peningkatan rata-rata sebesar 68,68 dari
57,99. Selain penelitian tersebut, Chusnah (2010) juga menggunakan
discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V pada MI Miftahul
Ulum Kejapanan. Pada penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan berhasil
meningkatkan persentase ketuntasan dari 30% menjadi 81%.
H. Kerangka Berpikir
Seperti yang diketahui bahwa indikasi minat belajar siswa X-1 cukup
rendah dan kurang mendorong pencapaian hasil belajar yang baik.
Ketidaktercapaian itu terlihat dari persentase ketuntasan sebesar 62,50 % dari
32 siswa. Dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA
Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus, peneliti menggunakan
strategi discovery yang sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
seperti yang dilakukan oleh dua Chusnah dan Lestari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hubungan discovery dengan materi virus dilihat dari muatan materi yang
bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu siswa diajak untuk melakukan
research sederhana dengan menggunakan literatur atau sumber belajar lain
seperti video atau film dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang
virus. Di dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang virus, siswa
akan diajak untuk aktif dan mampu bersinergi. Selama proses pembelajaran
dengan strategidiscovery, segala aspek dari afektif dan psikomotorik akan
dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai kognitifnya. Hal tersebut nampak
ketika siswa diajak untuk mengolah dan menganalisis proses
perkembangbiakkan virus melalui video, siswa akan menggunakan
kemampuan afektif dan psikomotoriknya seperti memperhatikan dengan serius
video yang ditampilkan, menulis poin-poin penting yang ditemukan,
mencocokan poin tersebut dengan literatur, melakukan koordinasi dengan
anggota kelompoknya, dan lain-lain.
Strategi discovery ini mengutamakan proses maka ketika proses
penemuan berjalan dengan baik sehingga output (hasil belajar) yang
dihasilkan juga akan baik pula. Siswa akan menemukan ketertarikannya ketika
proses penemuannya berjalan dengan baik dan berhasil mendapatkan output
yang baik pula.
I. Hipotesis
Dari beberapa hal yang telah dijabarkan sebelumnya mengenai hakekat
belajar, minat belajar, hasil belajar, serta discovery maka dapat diketahui
bahwasannya discovery adalah metode yang mengasah daya pikir siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memberikan siswa ruang belajar yang luas, sehingga siswa mampu
menemukan konsep pengetahuannya sendiri. Dalam proses menemukan
konsep inilah siswa dapat menggunakan segala kemampuannya sehingga
pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan yang konstruktif dan
transformatif. Dengan discovery pula, siswa tidak diharus untuk berpaku pada
sistem belajar yang kaku. Selain jabaran mengenai discovery, beberapa
penelitian yang relevan mengenai discovery juga mendukung kesimpulan
bahwasannya discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif
atau pun kemampuan afektif dan psikomotorik serta dapat meningkatkan
minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tertentu,
Fuchan (1982) mengungkapkan bahwasannya metode penelitian
merupakan strategi atau cara ilmiah dan sistematis untuk mendapatkan
data yang dapat diolah dan dianalisis. Setiap metode yang digunakan
secara tepat pada dasarnya dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Penelitian yang berjudul Penggunaan Strategi Discovery untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Seminari
San Dominggo Hokeng pada Materi Virus adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sanjaya (2009), Penelitian Tindakan
Kelas merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk menemukan
pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan
terkontrol. Tindakan dalam PTK dapat diartikan sebagai bentuk perlakuan
tertentu yang dilakukan oleh guru terhadap kelas yang menjadi tempat
proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
ketika guru menemukan masalah dalam pembelajaran seperti hasil belajar
siswa yang kurang memuaskan atau kurangnya minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi discovery
sebagai tindakan yang diujicobakan kepada siswa khusus dalam
pembelajaran mengenai virus guna meningkatkan hasil dan minat belajar.
B. Setting Penelitian
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah hasil belajar dan
minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 SMA
Seminari San Dominggo Hokeng yang berjumlah 29 orang. Dari 29
orang siswa ini memiliki latar belakang, status sosial, status ekonomi,
dan kemampuan dalam pembelajaran yang berbeda.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Seminari San Dominggo
Hokeng yang bertempat di Dusun Wolorona, Desa Hokeng Jaya,
Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
4. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
dari bulan Juli – bulan Agustus pada semester 1 tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2013/2014. Di masa awal sebelum dilakukan penelitian peneliti
mengadakan observasi sekolah guna melihat beberapa faktor
pendukung aktivitas belajar seperti sarana prasarana sekolah dan
terutama sarana prasarana kelas X-1.
C. Rancangan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menggunakan
siklus-siklus. Menurut Mc Kennan dalam Moerdiyanto (2008) tiap siklus
terdiri dari beberapa langkah yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap bagian
dari siklus tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Planning adalah
langkah pertama siklus yang berfungi dalam merencanakan tindakan yang
akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan segala perangkat selama
satu siklus. Acting adalah langkah kedua setelah perencaan yaitu langkah
pelaksanaan tindakan yang sudah dirancang pada tahap planning. Langkah
ketiga dalam siklus adalah observing yang merupakan tahap pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa dan jika ada penilaian yang dilakukan
selama pembelajaran, maka pada tahap ini biasanya dilakukan. Tahap
terakhir adalah refleksi. Refleksi ini digunakan untuk melihat kekurangan
dan keberhasilan pada tahap acting dan observing.
Secara gagasan siklus ini direncanakan oleh peneliti namun dalam
pelaksanaan khusus pada tahap observing, peneliti bekerja sama dengan
dua guru yaitu guru mata pelajaran Biologi dan guru lain yang bertugas
sebagai observer. Pemilihan observer ini berfungsi agar peneliti bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berfokus pada pemberian tindakan sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan peneliti. Siklus 1 digunakan untuk pembelajaran
mengenai sejarah penemuan virus dan ciri-ciri virus sementara siklus 2
untuk pembelajaran mengenai replikasi virus serta peranan virus dalam
kehidupan. Di akhir masing-masing siklus 1 dan 2 evaluasi pembelajaran
diadakan.
Pola Penelitian Tindakan Kelas yang dijalankan peneliti adalah
mengikuti pola dari Hopkins (1993).
Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins
Pada pola yang ada pada gambar di atas, menunjukkan posisi
masalah adalah yang teratas. Ini menggambarkan bahwasannya masalah
MASALAH
PLANNING
ACTING
OBSERVING
REFLECTING
PLANNING
OBSERVING
REFLECTING
ACTING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan alasan bagi seorang guru
atau peneliti untuk melakukan penelitian. Masalah tersebut terlebih dahulu
harus diidentifikasi agar peneliti dapat menemukan perencanaan tindakan
yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Setelah
mengidentifikasi masalah barulah peneliti akan masuk ke dalam siklus
yang dimulai dari perencanaan. Identifikasi masalah dilakukan tidak hanya
dengan melihat kegiatan siswa di kelas melainkan harus dengan bukti
empiris. Dalam mengidentifikasi masalah sebelum dilakukannya
penelitian, peneliti menggunakan tes awal untuk melihat kemampuan awal
siswa.
1. Siklus 1
a. Planning
Beberapa poin penting yang dilakukan peneliti pada tahap
perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar
2) Menyiapkan sumber belajar, media pembelajaran, bahan, dan
alat untuk kegiatan pembelajaran
3) Membuat lembar kerja siswa
4) Membuat format evaluasi berupa soal-soal evaluasi, kisi-kisi
soal, dan kunci jawaban
5) Membuat lembar observasi
6) Membuat lembar penilaian hasil belajar
7) Membuat lembar kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Acting
Pada tahap ini terdapat beberapa poin penting yang dilakukan
peneliti selama pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan tindakan
yang sudah direncanakan. Jika selama pelaksanaan tindakan
terdapat penyimpangan terhadap rencana maka peneliti akan
mengulang tindakan tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan
peneliti selama tahap acting adalah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok belajar (selama pembelajaran) siklus 1.
2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi
discovery sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan sejarah
penemuan virus 2. Menyebutkan nama
ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus
1 dan 2 Stimulasi
1. Siswa membaca artikel sejarah penemuan virus
Perumusan masalah
2. Siswa merumuskan pertanyaan mengenai sejarah penemuan virus dan hipotesa awal
Pengumpulan data
3. Siswa mengumpulkan data dari buku cetak
Analisis data
4. Siswa menganalisis data dari buku dan membuat hipotesa baru
Verifikasi data
5. Siswa menyampaikan hipotesa dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang sejarah penemuan virus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menyebutkan ciri-ciri
virus 2. Menjelaskan bagian
tubuh virus
3 dan 4 Stimulasi 1. Siswa mereview sejarah penemuan dan membaca clue pada LKS 2
Perumusan masalah 2. Siswa menulis ciri virus berdasarkan temuan para ahli, menggambar tubuh virus berdasarkan clue dan menjelaskan bagian tubuh
Pengumpulan data 3. Siswa mencari informasi mengenai tubuh virus dan ciri-ciri virus
Analisis data 4. Siswa membandingkan hipotesa awalnya dan menulis hipotesa baru
Verifikasi data 5. Siswa menggambar tubuh virus dan menyebutkan ciri-ciri virus kepada kelompok lain, siswa lain melengkapi, dan peneliti memverifikasi hasil analisis siswa
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang bagian tubuh dan ciri-ciri virus
c. Observing
1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan
lembar observasi afektif dan psikomotorik
2) Menilai hasil pengamatan berdasarkan data dari lembar
observasi
3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar
kognitif siswa pada siklus 1.
4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi
secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data
dari kusioner
6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa
berdasarkan data hasil post test
7) Mengevaluasi tindakan di siklus 1 dan analisis hasil dan minat
belajar siswa
d. Reflecting
Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post
testsiklus 1 dengan guru mata pelajaran
2. Siklus 2
a. Planning
Planning pada siklus 2 ini sedikit berbeda dengan siklus 1
yaitu lebih tepat merupakan perencanaan ulang atas dasar masalah
yang belum terselesaikan pada siklus 1. Beberapa hal yang
dilakukan peneliti adalah:
1) Mengidentifikasi masalah yang belum terselesaikan di siklus 1
2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan hasil identifikasi masalah pada siklus 1
3) Menyiapkan lembar observasi
4) Menyiapkan kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Acting
Secara umum tahap acting pada siklus 2 sama dengan tahap
acting pada siklus 1. Beberapa kegiatan peneliti lakukan pada
tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok belajar baru (selama siklus 2)
2) Melaksanakan tindakan pada pembelajaran dengan
menggunakan strategi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan. Kegiatan
pembelajaran secara umum dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan cara
perkembangbiakkan virus
1 dan 2 Stimulasi
1. Siswa membaca artikel di LKS 3
Perumusan masalah
2. Siswa membuat hipotesa awal tentang reproduksi virus berdasarkan artikel
Pengumpulan data
3. Siswa mengumpulkan data tentang reproduksi virus dari video perkembangbiakkan virus dan buku cetak
Analisis data
4. Siswa membandingkan hipotesa awal dan menganalisis data tersebut dan menulis hipotesa baru
Verifikasi data
5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang reproduksi virus
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
3 Stimulasi 1. Siswa bermain mencocokkan gambar penyakit dan nama penyakit, Siswa diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 2. Menjelaskan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus
3. Menjelaskan prinsip kerja vaksin Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya
pertanyaan tentang manfaat virus
Perumusan masalah 2. Siswa menulis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, gejala, penyebab, cara penularan, dan jawaban atas pertanyaan tentang manfaat virus
Pengumpulan data 3. Siswa diberi kesempatan membaca buku cetak untuk memperoleh informasi mengenai vaksin dan penyakit
Analisis data 4. Siswa membandingkan data dan hipotesa awal untuk menulis hipotesa tentang peranan negatif dan positif virus
Verifikasi data 5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan mengenai peranan virus dalam kehidupan
c. Observing
1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan
lembar observasi afektif dan psikomotorik
2) Menilai dan menganalisis hasil observasi berdasarkan data dari
lembar observasi
3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar
kognitif siswa pada siklus 2.
4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi
secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data
dari kusioner
6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa
berdasarkan data hasil post test siklus 2
7) Mengevaluasi tindakan di siklus 2 dan analisis hasil dan minat
belajar siswa dan membandingkannya dengan siklus 1
d. Reflecting
Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post
test siklus 2 dengan guru mata pelajaran
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data. Pada
Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan
peneliti yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah alat yang digunakan peneliti
untuk melaksanakan pembelajaran. Instrumen pembelajaran tersebut
antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (dapat dilihat pada
lampiran 4 dan 5), silabus (dapat dilihat pada lampiran 3), media
pembelajaran berupa poster, video, power point presentation, kartu
gambar penyakit dan kartu nama penyakit, serta lembar kerja siswa
yang contohnya dapat dilihat pada lampiran 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data hasil pemberian tindakan dari kedua siklus.
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini antara lain, soal pre
test (dapat dilihat pada lampiran 9), soal post test siklus 1 (dapat dilihat
pada lampiran 10) dan post test siklus 2 (dapat dilihat pada lampiran
11), lembar observasi yang contohnya telah peneliti lampirkan di
lampiran 15, lembar kuisioner lampiran yang contohnya juga telah
dilampirkan pada lampiran 16, dan kamera.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menentukan beberapa
teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Observasi
Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan
mengamati subjek pengamatan misalnya mengamati aktivitas siswa
saat mengikuti pembelajaran. Nasution dalam Sugiyono (2010)
menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan bisa bekerja hanya berdasarkan data yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sehingga
data yang diperoleh dari hasil observasi adalah fakta.
Pada penelitian ini observasi dilakukan saat pembelajaran. Data
yang diperoleh dari observasi pembelajaran merupakan data kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yaitu hasil belajar afektif dan psikomotorik dan disediakan dalam
bentuk angka. Berkenaan dengan data kuantitatif maka data tersebut
akan dianalisis sesuai dengan metode analisis data yang telah
ditentukan.
Untuk melakukan observasi, tentunya peneliti telah menyiapkan
instrumen untuk observasi yaitu lembar observasi beserta kisi-kisi
observasi dan cara skoring. Observasi pembelajaran dibuat untuk
mengamati kemampuan afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya untuk melaksanakan observasi, peneliti terlebih dahulu
membuat kisi-kisi kegiatan yang harus diamati. Kisi-kisi tersebut atas
acuan dari indikator ranah afektif psikomotorik yang berhubungan
dengan langkah-langkah discovery seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Menunjukkan sikap menerima
- Menyiapkan catatan dan alat tulis
- Siswa menunjukkan sikap antusias
3
20
Menganggap penting
- Siswa menulis hasil generalisasi
- Siswa membuat rangkuman dengan baik
- Siswa mendengar dengan serius arahan kegiatan yang disampaikan guru
- Siswa menulis hipotesa baru dengan baik
- Siswa mendengar informasi atau pertanyaan guru
19
16 7 9 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Kesediaan berpartisipasi
- Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan atau informasi dari guru
- Siswa bekerja sama dalam kelompok mencari informasi
- Siswa mendengar hasil verifikasi temannya
- Siswa mendengar dengan serius verifikasi guru
- Siswa menyampaikan pendapat saat verifikasi
- Siswa menulis hipotesa awal
5 8
14
15
12 6
Kesediaan memanfaatkan
- Siswa mengerjakan tugas tepat waktu
- Siswa masuk tepat waktu - Siswa bertanya saat kesulitan
10 1 11
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Keterampilan bergerak dan bertindak
- Siswa menggunakan gerakan tangan, kepala, atau mata yang mendukung apa yang dibicarakannya
18
Kecakapan ekspresif verbal dan non verbal
- Pendapat yang disampaikan siswa sesuai dengan pembelajaran
- Siswa berbicara dengan bahasa yang baik
- Siswa berbicara dengan membuat mimik wajah
13
17 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lembar observasi yang digunakan untuk pengambilan data
akan berisi pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan pada kisi-
kisi. Tiap pernyataan diberi rentang skor antara 1 – 5. Satu lembar
observasi digunakan untuk mengamati satu kelompok siswa. Detail
lembaran observasi telah peneliti lampirkan pada lampiran 15.
Untuk menentukan skor pada tiap pernyataan maka cara
menentukan skor adalah sebagai berikut:
1) Skor 1: 1 orang dalam kelompok melaksanakan
2) Skor 2: 2 orang dalam kelompok melaksanakan
3) Skor 3: 3 orang dalam kelompok melaksanakan
4) Skor 4: 4 orang dalam kelompok melaksanakan
5) Skor 5: 5 orang dalam kelompok melaksanakan
2. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik yang biasa digunakan untuk refleksi dan
untuk menilai kinerja. Kuisioner biasanya diisi secara pribadi. Pada
penelitian ini kuisioner digunakan sebagai pengumpul data mengenai
minat belajar siswa. Data yang diperoleh adalah data kuantatif berupa
angka-angka.
Adapun acuan yang peneliti gunakan dalam membuat kuisioner
minat belajar,adalah indikator minat yang telah ditetapkan dalam
batasan yaitu keinginan untuk mengetahui sesuatu, usaha untuk
merealisasikan keinginan, dan partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Dari masing-masing indikator tersebut dibuatlah pernyataan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pernyataan yang berhubungan dengan minat. Pernyataan-pernyataan
yang dibuat tersebut ada pernyataan negatif dan pernyataan positif.
Berikut adalah kisi-kisi kuisoner yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuisioner Minat Belajar
Indikator Pernyataan +/- Nomor
Pernyataan Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu (A)
- Saya sering mencari tahu mengenai persoalan atau fenomena Biologi yang hangat dibicarakan di kelas.
+ 6
- Saya acuh tak acuh ketika beberapa teman sedang berbicang tentang materi Biologi.
- 11
- Saya jarang melewatkan film atau acara televisi yang berhubungan dengan Biologi
+ 17
- Saya tidak menyukai hiburan atau tontonan yang berhubungan dengan Biologi
- 20
- Saya jarang bertanya kepada guru meskipun saya belum memahami materi Biologi yang diajarkan
- 7
Usaha untuk merealisasikan keinginan (B)
- Saya selalu menjadwal jam belajar Biologi
+ 1
- Saya hanya belajar Biologi ketika ada tes atau ulangan
- 3
- Saya tidak hanya membaca satu buku sumber untuk mata pelajaran Biologi
+ 12
- Ketika diberi tugas Biologi saya biasanya langsung mengerjakannya
+ 13
- Saya tidak pernah melewatkan pelajaran Biologi kecuali saat benar-benar berhalangan
+ 14
- Saya sering membolos saat pembelajaran Biologi
- 18
- Ketika guru Biologi berhalangan hadir, yang saya lakukan adalah membaca buku Biologi
+ 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Indikator Pernyataan +/- Nomor
Pernyataan - Saya biasa mengobrol dengan teman saat
guru Biologi berhalangan hadir - 9
- Saya malas membaca buku Biologi meskipun sudah ditugaskan oleh guru
- 19
- Saya selalu memberi perhatian lebih terhadap penjelasan atau informasi yang disampaikan guru Biologi
+ 10
Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan (C)
- Saya selalu memberi pendapat ketika diskusi pada pembelajaran Biologi
+ 2
- Saya selalu ingin menjadi sukarelawan ketika guru membutuhkan model saat menjelaskan materi Biologi
+ 4
- Saya sering menjawab pertanyaan yang diberikan guru Biologi di kelas
+ 5
- Saya berusaha menghindar agar guru Biologi tidak meminta saya untuk menjawab pertanyaan
- 8
- Saya biasa memberikan kesempatan menjawab kepada teman lain dan saya hanya diam saja
- 15
Selain membuat kisi-kisi kuisioner, peneliti juga membuat lembar
kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan pada kisi-kisi di atas.
Sehubungan dengan jenis data kuantitatif, maka peneliti telah
menentukan cara skoring untuk tiap pernyataan kuisioner sebagai
berikut:
a. Pernyataan positif
1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2) Tidak Setuju (TS) : skor 2
3) Kurang Setuju (KS) : skor 3
4) Setuju (S) : skor 4
5) Sangat Setuju (SS) : skor 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Pernyataan negatif
1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 5
2) Tidak Setuju (TS) : skor 4
3) Kurang Setuju (KS) : skor 3
4) Setuju (S) : skor 2
5) Sangat Setuju (SS) : skor 1
3. Dokumentasi
Dalam penelitian, catatan peristiwa yang sudah lalu menurut
Sugiyono (2010) disebut dokumen. Dokumentasi merupakan salah satu
teknik pengambilan data selain observasi dan kuisioner. Data yang
diambil melalui dokumentasi disebut dokumen.
Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan pengambilan
foto rekaman kegiatan belajar mengajar. Foto tersebut digunakan
sebagai data kualitatif yang akan melengkapi pembahasan hasil
penelitian.
4. Tes
Teknik lainnya yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah tes. Tes adalah teknik yang paling sering digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar kognitif siswa. Tes dilakukan dengan
merumuskan beberapa soal kemudian siswa diminta untuk
menjawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pre test dan post
test. Pre test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa akan
kompetensi yang hendak diajarkan dan dilakukan pada awal penelitian.
Post test digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran pada pertemuan tertentu dan dilakukan di akhir masing-
masing siklus. Definisi tes menurut Sanjaya (2009) adalah instrumen
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.
Untuk melakukan tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi
soal (dapat dilihat pada lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8)
berdasarkan indikator kognitif, membuat soal tes (dapat dilihat pada
lampiran 9, lampiran 10, dan lampiran 11), membuat kunci jawaban,
serta cara skoring (dapat dilihat pada lampiran 12, lampiran 13, dan
lampiran 14). Jumlah soal yang ada pada masing-masing tes baik pre
test dan post test adalah 17 soal dengan 15 buah soal pilihan ganda dan
2 soal esai. Untuk pemberian skor pada dua jenis soal ini berbeda.
Pada setiap soal pilihan ganda jika benar diberi skor 1 sedangkan
untuk setiap soal esai jika benar diberi skor 5. Untuk kisi-kisi dan
kunci jawaban masing-masing jenis tes disesuaikan dengan indikator
pada kompetensi dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini
adalah analisis statistik deskriptif dan dilengkapi dengan analisis deskripsi
kualitatif. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengolah dan
menganalisis data-data kuantitatif yaitu data hasil tes, data hasil observasi
pembelajaran, dan data kuisioner. Beberapa jenis perhitungan dalam
metode ini adalah rata-rata dan persentase. Sedangkan untuk data kualitatif
berupa data hasil dokumentasi berfungsi sebagai pelengkap data
kuantitatif.
1. Analisis Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksukan pada penelitian ini adalah hasil
belajar dari ketiga ranah yaitu ranah kognitif yang didapatkan dari tes
dan hasil belajar afektif psikomotorik yang didapatkan dari observasi
pembelajaran.
a. Analisis Hasil Belajar Kognitif
1) Nilai siswa didapatkan dari jumlah skor seluruh soal dibagi
dengan skor maksimal (25).
Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa
Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:
- 81 – 100 : Sangat Baik
- 70 – 80 : Baik
- 60 – 69 : Cukup
����� ����� � ∑ �� ��� �� ����� �������
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
- 40 – 59 : Kurang
- 0 – 39 : Sangat Kurang
2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah nilai siswa kelas X-1
berbanding dengan jumlah siswa kelas X-1. Secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif
3) Persentase Ketuntasan didapatkan dari jumlah siswa tuntas
berbanding jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif
b. Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik
Sebelum mengolah hasil belajar afektif psikomotorik
berdasarkan observasi pembelajaran, peneliti menentukan cara
menilai kemampuan afektif dan psikomotorik siswa. Skor yang
didapatkan melalui observasi tersebut adalah nilai dari masing-
masing siswa yang ada pada kelompok tersebut. Sehingga nilai
���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA
% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
afektif psikomotorik siswa adalah skor yang diperoleh
kelompoknya. Misalnya siswa A, B, C, D, dan E adalah anggota
kelompok 1 dan kelompok 1 mendapatkan skor 80 maka nilai
afektif psikomotorik siswa A adalah 80 begitu juga dengan siswa
B, C, D, dan E.
1) Nilai siswa didapatkan dari menjumlahkan skor dari seluruh
pernyataan pada lembar observasi. Rumusannya sebagai
berikut:
Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa
Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:
- 81 – 100 : Sangat Baik
- 70 – 80 : Baik
- 60 – 69 : Cukup
- 40 – 59 : Kurang
- 0 – 39 : Sangat Kurang
2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai siswa
berbanding dengan jumlah siswa. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik
���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA
����� ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3) Persentase Ketuntasan untuk hasil belajar afektif psikomotorik
diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya hasil belajar
kognitif yaitu dengan membagi jumlah siswa tuntas dengan
jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Rumusan
matematisnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik
2. Analisis Minat Belajar
Analisis minat belajar dilakukan dengan menghitung rata-rata
minat dan persentase minat dari jumlah siswa yang tergolong berminat
dan jumlah siswa yang tergolong sangat berminat. Sebelumnya
terlebih dahulu peneliti menentukan cara penggolongan minat siswa
berdasarkan skor yang ada pada kuisioner.
a. Skor minat siswa diperoleh dari menjumlah skor di tiap pernyataan
Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa
Penggolongan minat belajar berdasarkan skor siswa adalah sebagai
berikut:
- Sangat Berminat (SB) : 86 – 100
- Berminat (B) : 70 – 85
% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%
�012 ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
- Cukup Berminat (CB) : 46 – 69
- Kurang Berminat (KB) : 20 – 45
b. Rata-rata Minat diperoleh dari jumlah skor minat seluruh siswa dan
dibagi dengan jumlah siswa. Rumusan matematisnya adalah:
Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar
c. Persentase Minat diperoleh dari jumlah siswa yang tergolong
sangat berminat dan berminat dibagi dengan jumlah siswa kelas X-
1 dikali 100%, rumusannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar
d. Minat Berdasarkan Indikator juga dirasakan penting bagi peneliti
untuk dianalisis. Melalui analisis minat berdasarkan indikator akan
diketahui minat belajar seperi apa yang dimiliki siswa. Selain itu
dengan analisis ini akan diketahui jenis indikator minat apa yang
cenderung dimiliki siswa. Perhitungannya dilakukan per indikator
dan hasilnya akan dibandingkan. Hasil dari analisis ini disajikan
dalam bentuk persentase. Rumusan matematisnya yaitu:
���� � ���� 34%�� � ∑ SKOR SISWA∑ SISWA
% 34%�� � ∑ SISWA SB 9 B∑ SISWA ( 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa Per Indikator
Keterangan gambar:
*) jumlah skor indikator diperoleh dari jumlah total skor siswa per indikator; **) jumlah skor maksimal diperoleh dari total skor maksimal siwa dikali dengan jumlah siswa; ***) total skor maksimal siswa; ****) jumlah siswa
3. Analisis Ketercapaian Soal
Selain menentukan analisis hasil belajar dan analisis minat belajar,
peneliti juga menambahkan satu jenis analisis yaitu analisis
ketercapaian soal. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
ketercapaian siswa pada tiap soal baik pilihan ganda dan esai.
Ketercapaian ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah siswa
yang menjawab benar dengan jumlah seluruh siswa. Analisis ini
digunakan pada hasil tes. Fungsi analisis ini untuk mengidentifikasi
indikator kompetensi yang dianggap sulit dan indikator kognitif yang
belum dicapai siswa. Analisis ini dapat dirumuskan secara matematis
sebagai berikut:
% 34%��:��;< � ∑ SKOR INDIKATOR >∑ SKOR MAKSIMAL >> ( 100%
Skor maksimal indikator A=25***×29****=725; skor maksimal indikator B=50×29=1450; skor maksimalindikator C=25×29=725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
a. Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda
Gambar 3.12 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Pilihan Ganda
b. Persentase Ketercapaian Soal Esai
Gambar 3.13 Rumus Persentase Ketercapaian Soal Esai
% �@A@2B�C���� �1��:� >< � ∑ SISWA BENAR∑ SISWA ( 100%
*n = nomor soal, misalnya soal 1, soal 2, dst.
% �@A@2B�C���� �1��:� >< � ∑ SKOR SOAL∑ SKOR MAKSIMAL ( 100%
*n = nomor soal, misalnya soal 1 dan soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kegiatan
1. Pra Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama Bulan Juli
sampai Agustus di Kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng dan
dimulai dengan beberapa kegiatan pra penelitian seperti observasi
lingkungan sekolah, perijinan penelitian, dan pengadaan pre test. Pre test
digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi
virus. Pre Test diadakan pada tanggal 26 Juli 2013 setelah peneliti
mengadakan perkenalan dan menjelaskan beberapa kompetensi yang akan
dipelajari siswa pada materi virus. Setelah selesai menjelaskan kompetensi
virus peneliti membagikan pre test kepada siswa.
Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Pre Test
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada awal penelitian yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah
32 siswa. Namun pada saat pelaksanaan kegiatan baik sebelum penelitian
dan setelah penelitian siswa yang hadir adalah 29 sehingga data yang
diolah pada penelitian ini diambil dari 29 siswa tersebut. Pre test diadakan
selama 30 menit. Materi yang diujikan pada pre test adalah materi virus
secara umum. Setelah hasil tes dinilai didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No Aspek Hasil Yang diharapkan
1 Nilai Tertinggi 68 - 2 Nilai Terendah 12 - 3 ∑ Siswa Tuntas 0 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 29 - 5 Persentase Ketuntasan 0% ≥ 75 % 6 Rata-rata 39,86 ≥ 75
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh gambaran pengetahuan siswa
mengenai virus sebelum penelitian. Besarnya persentase ketuntasan siswa
adalah 0% dari 29 siswa, rata-rata sebesar 39,86, nilai tertinggi yang
diperoleh sebesar 68 dan nilai terendah sebesar 12. Perolehan hasil belajar
seperti ini dianggap wajar karena siswa belum mendapatkan pembelajaran
mengenai virus sehingga kemungkinan ketidaktuntasan sangat besar.
Adapun dengan diadakannya pre test selain dapat mengukur
pengetahuan awal siswa, peneliti juga dapat mengidentifikasi beberapa
pengetahuan awal yang dimiliki siswa serta jenis kemampuan kognitif
yang dimiliki. Hasil identifikasi tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Tiap Soal Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Kognitif
INDIKATOR KOMPETENSI
NO SOAL
INDIKATOR KOGNITIF
SKOR KELAS
% KETERCAPAIAN
SOAL Menjelaskan sejarah penemuan virus
I.6 C2 2 6,8 %
Menyebutkan nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus
I.2 C3 12 41,37 %
Menyebutkan ciri-ciri virus
I.1 I.4
I.12 I.15 II.1
C2 C2 C1 C3 C4
15 7 9 3
83*
51,72 % 24,13 % 31,03 % 10,34 % 57,24 %
Menjelaskan bagian tubuh virus
I.11 C1 18 62,06 %
Menjelaskan cara perkembangbiakkan pada virus
I.8 I.9
I.14
C2 C2 C2
12 5 7
41,37 % 17,24 % 24,13 %
Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
I.3 I.5
C2 C2
23 21
79,31 % 72,41 %
Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
I.7 I.13
C3 C2
6 14
20,68 % 48,27 %
Menjelaskan prinsip kerja vaksin
II.2 C2 25* 17,24 %
Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya
I.10 C1 23 79,31 %
Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya 110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)
Hasil identifikasi memperlihatkan bahwasannya pengetahuan awal
yang sudah dimiliki siswa adalah mengenai penyakit-penyakit yang
disebakan oleh virus karena data menunjukkan sebanyak 79,31 % siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mampu menjawab dengan benar soal dengan indikator tersebut. Indikator
menjelaskan sejarah penemuan virus hanya dapat dijawab oleh 2 siswa dan
memperoleh 6,8 % ketercapaian, indikator menyebutkan nama-nama
ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dijawab oleh 12
siswa atau sebanyak 41,37 %, indikator menyebutkan ciri-ciri virus
dijawab paling banyak 57,24 % dan dijawab paling sedikit 3 siswa dengan
perolehan 10,34 %, indikator menjelaskan bagian tubuh virus mampu
dijawab oleh 18 siswa atau 62,06 %, indikator menjelaskan cara
perkembangbiakkan virus mampu dijawab paling banyak 12 siswa dengan
perolehan 41,37 %, indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh virus memperoleh paling banyak 79,31 % dan paling
sedikit 72,41 % siswa yang menjawab benar. Meskipun siswa mampu
dalam indikator tersebut, pada indikator menjelaskan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus hanya dapat dijawab paling banyak 14 siswa atau
48,27 %, indikator menjelaskan prinsip kerja vaksin memperoleh 17,24 %,
dan indikator menyebutkan contoh vaksin mampu memperoleh 79,31 %
siswa yang menjawab benar.
Sebelum melakukan pre test, peneliti telah melakukan observasi
lingkungan sekolah untuk mendapatkan data tambahan jika diperlukan saat
menganalisis hasil penelitian. Observasi ini tidak menjadi fokus penelitian
sehingga peneliti tidak membuat format khusus untuk mendata hasil
observasi. Kegiatan ini dilakukan pada 6 Juli 2013. Setelah observasi
dilakukan, peneliti pada 13 Juli 2013 mengurus perijinan penelitian kepada
pihak sekolah dengan menyerahkan surat ijin dan proposal penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Siklus 1
Pada siklus 1 jumlah pertemuan cukup banyak karena alokasi waktu
di tiap pertemuan hanya 1 × 45 menit. Siklus 1 dilaksanakan pada 25 Juli
2013, 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013, dan 2
Agustus 2013. Pertemuan 1 dan 2 membahas mengenai sejarah
penemuan virus, pertemuan 3 dan 4 membahas tentang ciri-ciri dan
bagian tubuh virus.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus 1 ini antara lain menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan
halaman pengesahan oleh sekolah, membuat media pembelajaran
konvensional berupa poster klasifikasi virus. Peneliti menggunakan
media poster karena sekolah tidak menyediakan proyektor. Poster ini
berukuran kira-kira 130 cm × 70 cm, ditulis tangan oleh peneliti dan
diberi detail warna sehingga terlihat menarik. Selain poster dan RPP,
peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi
pembelajaran, lembar kerja post test, dan kuisioner minat belajar.
Pengerjaan instrumen pembelajaran di atas, dilakukan dalam satu
hari pada 25 Juli 2013.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah perencanaan tindakan
selesai yaitu pada 27 Juli 2013, 29 Juli 2013, 30 Juli 2013, 1 Agustus
2013. Pada pembelajaran mengenai sejarah penemuan virus, peneliti
membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pada awal pembelajaran dan menjelaskan kepada siswa mengenai
penggunaan LKS. Setelah selesai dibagikan, peneliti meminta siswa
membaca artikel pada LKS 1. Agar merata, peneliti memilih tiga
orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda (kelompok 1, 3, dan 5)
dan meminta mereka untuk membacakan masing-masing 1 paragraf
kepada seluruh siswa. Kegiatan di atas merupakan tahap stimulasi
dan suasananya dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.2 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus
Pada pertemuan ciri-ciri virus bagian tubuh virus pada 30 Juli
2013, stimulasi yang diberikan peneliti hanya berupa clue singkat
mengenai bentuk tubuh virus secara umum seperti kecebong yang
memiliki kepala dan ekor. Siswa diminta untuk menggambar tubuh
virus sepengetahuannya. Setelah itu siswa diberi pertanyaan
mengenai ciri-ciri virus. Karena siswa terlihat bingung dengan
pertanyaan tersebut, guru mengarahkan siswa untuk mereview
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kembali fakta-fakta yang ditemukan oleh para ahli yang
menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah virus.
Pada tahap perumusan masalah sejarah penemuan virus,
peneliti mengarahkan seorang siswa untuk membaca langkah kerja
dan siswa lain ikut membaca. Kemudian guru meminta siswa untuk
membuat pertanyaan sekaligus jawaban berdasarkan artikel selama
10 menit. Setelah selesai menulis pertanyaan dan jawaban, guru
mempersilahkan siswa kelompok 2, 4, dan 6 untuk membaca
pertanyaan dan jawaban. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
menutup LKS dan sumber lain, lalu menuliskan sejarah penemuan
virus sebagai hipotesa awalnya selama 10 menit. Setelah itu guru
mempersilahkan siswa menjelaskan hipotesa yang ditulisnya kepada
seluruh siswa secara lisan. Saat itu terdapat lebih dari 10 siswa yang
bersedia menjelaskan namun guru memutuskan mempersilahkan 2
siswa dari kelompok yang berbeda.
Gambar 4.3 Suasana Kelas Tahap Perumusan Masalah pada Pembelajaran Ciri-ciri dan Bagian tubuh Virus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Perumusan masalah pada pertemuan tentang ciri-ciri virus
dilakukan dengan merumuskan ciri-ciri berdasarkan fakta-fakta
temuan para ilmuwan pada materi sejarah penemuan virus. Siswa
diminta untuk menulis pada LKSnya masing-masing berserta gambar
berdasarkan pengetahuan siswa atau clue yang diberikan peneliti.
Tahap berikutnya adalah tahap pengumpulan data, dimana
siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan data-data mengenai
sejarah penemuan virus melalui buku paket untuk menguji dan
menganalisis hipotesa awalnya. Peneliti saat itu mengarahkan siswa
untuk membandingkan hipotesa awal yang ditulis siswa dengan
sejarah yang ada pada buku paket. Peneliti mengarahkan siswa untuk
mencatat hal-hal penting yang belum ditemukan dalam artikel untuk
melengkapi pengetahuannya saat analisis. Pembelajaran usai pada
saat waktu pengumpulan data selesai sehingga peneliti memutuskan
melanjutkan analisis data, verifikasi, dan generalisasi pada
pertemuan berikutnya. Pada pertemuan mengenai ciri-ciri dan bagian
tubuh virus pada 30 Juli 2013, peneliti juga melakukan hal yang
sama seperti pada pertemuan sebelumnya.
Tahap analisis data pada pertemuan sejarah penemuan virus
dilaksanakan pada 29 Juli 2013 dan pada pertemuan ciri-ciri dan
bagian tubuh virus dilaksanakan pada 1 Agustus 2013. Pada tahap ini
siswa diarahkan guru untuk menulis hipotesa baru jika hipotesa
awalnya belum lengkap dan rancu. Bagi siswa yang hipotesa
awalnya sudah hampir sempurna, peneliti mengarahkan siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
melengkapi hipotesa tersebut dengan data yang ada pada buku paket.
Waktu analisis yang diberikan peneliti adalah 15 menit. Semua siswa
mampu mengerjakan tugas pada tahap ini tepat waktu, sehingga
tahap verifikasi dan generalisasi dapat dilaksanakan pada pertemuan
yang sama.
Gambar 4.4 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Sejarah Penemuan Virus
Pada saat verifikasi pada 29 Juli 2013, guru bertanya kepada
siswa mengenai sejarah penemuan virus. Saat verifikasi semua siswa
di masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat sehingga waktu yang direncanakan
seharusnya 10 menit, bertambah menjadi 20 menit.
Pada verifikasi materi ciri-ciri dan bagian tubuh virus pada 1
Agustus 2013, peneliti meminta siswa dari masing-masing kelompok
untuk menggambar tubuh virus di papan tulis. Waktu pembelajaran
pada saat verifikasi ini banyak terpakai oleh siswa untuk
menggambar tubuh virus secara detail meskipun peneliti hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
meminta untuk menggambar secara skematik. Setelah itu, anggota
lain dari kelompoknya diminta untuk menjelaskan bagian tubuh dan
fungsi masing-masing bagian, serta ciri-ciri virus. Secara garis besar
verifikasi sejarah dan ciri-ciri virus dapat berjalan dengan baik.
Seluruh siswa mampu membuat hipotesa yang baik sehingga peneliti
hanya perlu menegaskan kembali dan menambahkan klasifikasi
virus.
Gambar 4.5 Suasana Kelas Tahap Verifikasi pada Pertemuan Ciri-ciri dan Bagian Tubuh Virus
Generalisasi adalah tahap terakhir dari rangkaian discovery.
Pada tahap ini siswa diminta untuk mengambil kesimpulan tentang
sejarah penemuan virus. Generalisasi dimulai dengan pemberian
pertanyaan mengenai nama-nama ilmuwan yang berperan dalam
sejarah penemuan virus, kemudian fakta yang ditemukan dari setiap
percobaan para ilmuwan, ilmuwan yang mendapatkan nobel atas
temuan virusnya, pada tahun berapakah virus ditemukan dan
bagaimana ceritanya. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
sangat baik oleh seluruh siswa kelas X-1. Sebelum pembelajaran
diakhiri, peneliti meminta salah satu siswa dari kelompok 5 untuk
menyimpulkan pembelajaran hari itu.
Generalisasi pada pertemuan ciri-ciri virus, dilakukan peneliti
dengan menggambar secara skematik tubuh virus, menunjuk bagian-
bagian tubuh virus dan meminta siswa menyebutkan bagian tersebut
serta menjelaskan fungsinya. Peneliti kemudian meminta masing-
masing kelompok menyebutkan masing-masing satu ciri-ciri virus.
Generalisasi dilakukan dengan keadaan buku dan LKS tertutup. Di
akhir pembelajaran peneliti mengumumkan waktu pelaksanaan post
test dan kisi-kisinya soal. Peneliti juga membagikan kuisioner saat
setelah pembelajaran pada 1 Agustus 2013 berakhir.
c. Observasi Pembelajaran
Kegiatan yang dilakukan peneliti selama tahap observasi
adalah memantau hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa
selama pelaksanaan tindakan. Pengisian data afektif dan
psikomotorik siswa dilakukan oleh observer. Peneliti tidak ikut
mengisi lembar observasi melainkan membantu observer mengamati
kegiatan siswa selama pembelajaran. Adapun observer sering lupa
mengisi sehingga peneliti harus sering mengontrol pengisian lembar
observasi tersebut. Data yang diperoleh dari lembar observasi
tersebut kemudian dinilai oleh peneliti dan dianalisis. Sebelum
mengadakan post test, peneliti di akhir pembelajaran pada 1 Agustus
2013, membagikan kuisioner untuk melihat minat siswa di siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil pengisian kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis
oleh peneliti pada hari yang sama.
Selain itu peneliti juga mengadakan tes untuk mendata hasil
belajar siklus 1 pada 2 Agustus 2013 dan dilaksanakan selama 45
menit. Selama tes diadakan peneliti sempat menanyakan, “Apakah
soal tersebut tergolong sulit?” dan siswa umumnya menjawab tidak
sulit. Namun karena beberapa siswa terlihat kebingungan maka
peneliti menyarankan untuk bertanya jika ada soal yang kurang jelas
perintahnya. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk memahami soal
karena soal cenderung mengecoh pemahaman. Setelah post test
dilakukan, siswa diberi waktu istirahat selama 10 menit. Setelah
mengadakan tes (post test) peneliti lalu menganalisis hasil tes dengan
melihat ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator
kognitif serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-
1.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil
penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan
psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran.
Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang
spesisifik atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada saat
akhir pembelajaran dan pada waktu istirahat sekolah. Dari refleksi
peneliti dan guru mata pelajaran sepakat untuk melakukan
pengembangan discovery dengan penggunaan media yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menarik agar dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
juga menaikkan persentase ketuntasan hasil belajar.
3. Siklus 2
Siklus dilaksanakan setelah tahap refleksi dari siklus 1 selesai.
Perbedaan siklus 2 dan siklus 1 adalah pada bentuk pengembangan
discovery dan kelompok saat pembelajaran di kelas. Siklus 2 dilaksanakan
pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013, 6 Agustus 2013, dan 8 Agustus
2013.
a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan pada akhir siklus 1. Peneliti pada
penelitian ini tidak menggunakan waktu khusus untuk merencanakan
pengembangan tindakan setelah evaluasi. Kisaran pengembangan
sudah dipikirkan dan dipersiapkan pada 1 Agustus 2013. Peneliti pada
siklus 2 ini mengembangkan media pembelajaran yang belum pernah
dilakukan guru mata pelajaran yaitu dengan menampilkan video
perkembangbiakkan virus dan mengadakan game. Peneliti juga
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti pada
siklus 1, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan kuisioner minat,
dan menyiapkan lembar kerja post test. Peneliti juga melakukan
koordinasi dengan penanggungjawab aula sekolah untuk peminjaman
proyektor dan ruangan tersebut guna diberlangsungkannya kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan
pada 2 Agustus 2013, 3 Agustus 2013 untuk materi reproduksi virus,
dan 6 Agustus 2013 untuk materi peranan virus dalam kehidupan.
Peneliti pada tahap stimulasi pertemuan reproduksi virus meminta
siswa membaca LKS 3 yang pada poin pertama terdapat artikel
reproduksi virus. Karena artikel tersebut terdiri dari tiga paragraf,
peneliti meminta siswa dari kelompok 2, 4, dan 6 untuk membacakan
masing-masing 1 paragraf.
Untuk pertemuan yang membahas peranan virus, peneliti
menggunakan game dan gambar pada LKS 4 sebagai stimulasi. Game
yang diadakan adalah game mencocokkan kartu bergambar dan kartu
nama penyakit. Siswa diminta dalam kelompoknya bekerja sama
untuk mencocokkan kartu-kartu tersebut selama 1 menit. Dari game
tersebut, kelompok yang berhasil menebak terbanyak dan benar akan
mendapatkan reward dari peneliti. Setelah game usai, peneliti kembali
meminta siswa untuk membandingkan gambar pada LKS 4 dan
mengisi kolom-kolom pada poin stimulasi (jenis penyakit, penyebab,
gejala, resiko penderita, cara penularan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4.6 Suasana Kelas Tahap Stimulasi pada Pembelajaran Peranan Virus
Pada tahap perumusan masalah, siswa diminta untuk menulis
tahapan reproduksi virus. Setelah siswa selesai menjelaskan tahapan
reproduksi yang diketahuinya, peneliti meminta siswa untuk mengolah
data berdasarkan video yang akan ditampilkan. Peneliti juga
menyarankan kepada siswa untuk mencatat poin-poin penting yang
didapatkan dari video tersebut baik berupa kata kunci atau gambar.
Pada perumusan masalah peranan virus, siswa diminta untuk
mengidentifikasi peranan virus pada gambar sebelumnya. Peneliti juga
menyediakan kolom rumusan tentang peranan positif, vaksin, prinsip
kerja vaksin, dan contoh vaksin. Setelah merumusakan masalah,
peneliti meminta siswa untuk mencari referensi dari literatur mengenai
peranan virus di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.7 Suasana Kelas Tahap Pengolahan Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus
Di tahap analisis data, peneliti pada pertemuan tentang
reproduksi virus, memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk
menganalisis reproduksi virus berdasarkan sumber video dan literatur
kemudian menuliskan hipotesa barunya. Hal ini juga diberlakukan
sama seperti pertemuan peranan virus. Peneliti pada kesempatan itu,
memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis peranan virus baik negatif maupun positif menjadi suatu
hipotesa akhir yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.8 Suasana Kelas Tahap Analisis Data pada Pembelajaran Reproduksi Virus
Saat verifikasi reproduksi virus, peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa-siswa untuk menjelaskan reproduksi virus.
Saat itu siswa dari beberapa kelompok berlomba untuk mendapatkan
kesempatan dan peneliti hanya memilih dua orang untuk menjelaskan.
Karena siswa mampu menjelaskan dengan lengkap cara reproduksi
virus, maka peneliti hanya menegaskan kembali apa yang dijelaskan
oleh siswa-siswa tersebut. Selain itu peneliti juga menambahkan
istilah sintesis untuk pembentukkan virus baru pada daur litik.
Lain dengan verifikasi pada reproduksi virus, pada verifikasi
peranan virus, peneliti cenderung lebih aktif karena sebagian besar
siswa tidak mampu menjelaskan apa itu vaksin. Siswa pada umumnya
menjelaskan vaksin seperti obat untuk menyembuhkan penyakit akibat
infeksi virus. Peneliti kemudian mengumpulkan beberapa pendapat
siswa mengenai vaksin. Peneliti lalu mengoreksi bahwasannya vaksin
adalah salah satu bentuk manfaat peranan positif virus. Peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
menjelaskan kepada siswa bahwa vaksin bukanlah obat melainkan
virus yang dilemahkan dengan proses Bioteknologi yang berguna
utnuk membentuk antibodi tertentu. Peneliti juga menguhubungkan
antara vaksin polio merupakan virus polio yang telah dikultur, yang
jika diinjeksikan ke tubuh manusia, tubuh manusia akan membentuk
antibodi untuk virus yang sama di kemudian hari.
Beberapa pertanyaan mengenai peranan virus yang disampaikan
siswa antara lain mengenai penyakit rosella, yellow fever, dan
gondong. Peneliti saat itu juga menampilkan melalui smart phone
beberapa penderita penyakit-penyakit yang bersangkutan dan
menjelaskan gejala-gejala rosella, yellow fever, dan gondong. Untuk
penyakit gondong, peneliti menampilkan gambar selaput otak dan
tengkorak penderita gondong.
Tahap generalisasi reproduksi virus dan peranan virus dilakukan
peneliti dengan mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan
bersama dengan cara mereview muatan pembelajaran di masing-
masing pertemuan. Setelah generalisasi selesai, peneliti
mengumumkan waktu post test, membacakan kisi-kisi soal, dan
membagikan kuisioner minat belajar
c. Observasi
Sama seperti siklus 1, beberapa kegiatan yang dilakukan selama
observasi yaitu ikut memantau kegiatan siswa bersama observer.
Pengisian data afektif dan psikomotorik dari kegiatan siswa dilakukan
oleh observer. Peneliti tidak ikut mengisi lembar observasi melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
membantu observer mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran.
Adapun observer sering lupa mengisi sehingga peneliti harus sering
mengontrol pengisian lembar observasi tersebut. Di akhir siklus 2
yaitu saat berakhirnya pembelajaran peranan virus, peneliti
membagikan kuisioner untuk melihat perkembangan minat belajar
siswa. Hasil kuisioner tersebut kemudian dinilai dan dianalisis oleh
peneliti pada 9 Agustus 2013.
Selain itu peneliti juga memberikan tes untuk menilai hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 2.Tes dilaksanakan pada 8 Agustus
2013. Lama waktu mengerjakan tes yang diberikan peneliti adalah 45
menit sama seperti siklus 1. Jumlah soal dan jenis soal yang diujikan
sebanyak 17 soal dengan 15 soal pilihan ganda dan 2 soal esai.
Saat post test ada seorang siswa yang menanyakan kepada
peneliti soal pilihan ganda nomor 2. Siswa tersebut
mempermasalahkan istilah perakitan pada option dengan sintesis
DNA. Peneliti kemudian menghimbau ke seluruh siswa untuk
membaca soal tersebut dan menjelaskan bahwa yang dimaksudkan
dari kedua kata tersebut adalah sama. Setelah post test selesai,
peneliti mengumpulkan hasil post test dan memberi penilaian. Setelah
menilai hasil tes, peneliti menganalisis hasil tes dengan melihat
ketercapaian soal dari indikator kompetensi dan indikator kognitif
serta menilai dan menganalisis minat belajar siswa kelas X-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil
penilaian dan analisis hasil belajar baik kognitif, afektif, dan
psikomotorik serta minat belajar bersama guru mata pelajaran.
Kegiatan pada refleksi ini tidak dilakukan pada waktu yang spesifik
atau yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan pada akhir
pembelajaran dan waktu istirahat sekolah. Dalam diskusi guru
mengungkapkan bahwasannya pengembangan ini berhasil
meningkatkan minat dan hasil belajar meskipun tidak mencapai
indikator penelitian namun guru jg mengungkapkan bahwasannya
karena peranan virus merupakan sub materi terkahir maka penelitian
ini hanya sampai pada siklus 2 dan penerapan pengembangan
selanjutnya akan diterapkan guru pada materi lain.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian
Indikasi minat terhadap pembelajaran Biologi ini sangat kurang
dan terlihat pada saat peneliti melakukan perkenalan. Sebagian besar
siswa acuh ketika peneliti mengajak untuk berinteraksi. Saat peneliti
memberikan pre test, sebagian besar siswa menunjukkan usahanya
dalam mengerjakan soal namun beberapa siswa terlihat kebingungan.
Sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa kelas X-1 belum
membaca materi virus meskipun sumber belajar sudah disediakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kelasnya. Kondisi ini menunjukkan bahwasannya minat untuk belajar
Biologi sangat kurang.
Selain minat belajar yang sangat kurang, hasil belajar yang tidak
memuaskan. Secara logika memang besarnya perolehan ketuntasan
tersebut dianggap wajar karena materi yang digunakan dalam tes belum
dipelajari siswa pada pembelajaran. Pre test (tes awal) ini digunakan
peneliti untuk melihat apakah siswa sudah memiliki pengetahuan
mengenai virus dan sampai sejauh mana pengetahuan tersebut.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1
a. Hasil Post Test
Siklus 1 dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Pertemuan ke-
1 dilaksanakan pada 27 Juli 2013, pertemuan ke-2 dilaksanakan
pada 29 Juli 2013, pertemuan ke-3 dilaksanakan pada 30 Juli 2013,
pertemuan ke-4 dilaksanakan pada 1 Agustus 2013, dan pertemuan
ke-5 dilaksanakan pada 2 Agustus 2013. Masing-masing
pertemuan berlangsung selama 1 × 45 menit. Pada pertemuan ke-5
peneliti mengadakan post test dan pembagian kuisioner untuk
melihat perkembangan hasil dan minat belajar siswa selama siklus
1.
Dari pemberian post test, peneliti mendapatkan hasil seperti
pada tabel 4.3 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 1
No Aspek Hasil Yang
diharapkan 1 Nilai Tertinggi 100 - 2 Nilai Terendah 52 - 3 ∑ Siswa Tuntas 16 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 13 - 5 Persentase Ketuntasan 55,17 % ≥ 75 % 6 Rata-rata 76,55 ≥ 75
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar pada
akhir siklus 1 mencapai 55,17 % ketuntasan atau sebanyak 16
siswa yang tuntas dari 29 siswa kelas X-1. Rata-rata yang dicapai
pada post test siklus 1 sebesar 76,55. Nilai tertinggi yang diperoleh
siswa pada tes tersebut adalah sebesar 100 dan nilai terendah
sebesar 52. Menurut data pada lampiran 6, nilai yang paling banyak
diperoleh siswa berkisar antara 60 – 69 dengan jumlah siswa 12
orang dan masuk pada kategori cukup dan tidak tuntas. Dari 16
siswa yang tuntas pada post test siklus 1, sebanyak 10 siswa ada
pada kategori sangat baik yaitu dengan kisaran nilai 81 – 100.
Siswa tuntas dengan kategori baik sebanyak 6 orang dengan
kisaran nilai 70 – 80.
Telah peneliti sebutkan sebelumnya bahwa selain menilai
hasil tes, peneliti juga menganalisis hasil tes tersebut menurut
indikator kompetensi dan kemampuan kognitif maka dapat
dijabarkan seperti pada tabel 4.4 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.4Analisis Hasil Post Test Siklus 1 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif
INDIKATOR KOMPETENSI
NO SOAL
INDIKATOR KOGNITIF
SKOR KELAS
% KETERCAPAIAN
SOAL Menjelaskan sejarah penemuan virus
I.1 I.7
I.11 1.12
C2 C1 C1 C2
25 29 28 27
86,2 % 100 % 96,6 % 93,1 %
Menyebutkan nama ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus
I.3 C2 11 37,9 %
Menyebutkan ciri-ciri virus
I.2 I.5
I.14 I.15 II.2
C1 C3 C2 C1 C2
23 28 10 16
144*
79,3 % 96,6 % 34,5 % 55,2 % 99,3 %
Menjelaskan bagian tubuh virus
I.4 I.6 I.8 I.9
I.10 I.13 II.1
C2 C2 C1 C4 C2 C2 C1
16 22 16 13 19 25
104*
55,2 % 75,9 % 55,2 % 44,8 % 65,5 % 86,2 % 71,7 %
Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya
110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)
Tabel 4.4 menunjukkan beberapa indikator yang telah
dikuasai siswa adalah indikator menjelaskan sejarah penemuan
virus, indikator menyebutkan nama-nama ilmuwan yang berperan
dalam proses penemuan virus, dan indikator menjelaskan bagian
tubuh virus.
Masing-masing indikator memuat ketercapaian yang berbeda.
Pada indikator menjelaskan sejarah penemuan virus, hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
seluruh siswa mampu menjawab soal yang berhubungan seperti
pada soal nomor 1 dengan ketercapaian 86,2 %, nomor 7 dengan
ketercapaian 100 %, nomor 11 dengan ketercapaian 96,6 %, nomor
12 dengan ketercapaian 93,1 %. Pada indikator menyebutkan ciri-
ciri virus terdapat beberapa soal yang mampu dijawab sebagian
besar siswa namun ada juga yang sebaliknya. Misalnya nomor 2
mampu dijawab 79,3 % siswa kelas X-1, nomor 5 sebanyak 96,6
%, nomor 14 sebanyak 34,5 %, nomor 15 sebanyak 55,2 %, dan
nomor 2 (esai) mampu dijawab 99,3 % siswa.
Pada indikator menjelaskan bagian tubuh virus, terdapat 16
atau 55,2 % siswa berhasil menjawab nomor 4, 22 atau 75,9 %
siswa berhasil menjawab nomor 6, 16 atau 55,2 % siswa berhasil
menjawab nomor 8, 13 atau 44,8 % siswa berhasil menjawab
nomor 9, dan yang tertinggi sebanyak 86,2 % atau 25 siswa
berhasil menjawab soal nomor 13.
Pencapaian siswa yang tertinggi ada pada indikator
menjelaskan sejarah penemuan virus yaitu sebesar 100 % tetapi
pada indikator menyebutkan ciri-ciri virus terdapat pencapaian
terendah yaitu 34,5 %
b. Hasil Observasi
Selain hasil belajar kognitif, peneliti juga menilai hasil
belajar afektif dan psikomotorik melalui observasi pembelajaran.
Observasi dilakukan saat berlangsungnya proses pembelajaran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tahap stimulasi pada awal pembelajaran sampai tahap generalisasi
pada akhir pembelajaran. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan
selama empat kali yaitu pada 27 Juli 2013, 29 Juli 2013 untuk
observasi 1 dan 30 Juli 2013, 1 Agustus 2013 untuk observasi 2.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer selama siklus
1, peneliti mendapatkan hasil belajar afektif dan psikomotorik
sebagaimana yang diuraikan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 Siklus 1
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 94 - 2 Nilai Terendah 77 - 3 Jumlah Siswa
Kategori Baik 15
-
4 Jumlah Siswa Kategori Sangat Baik
14 -
5 Rata-rata 84,68 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
Pada observasi 1 yang dilaksanakan pada pertemuan 1 dan 2,
terlihat perolehan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa kelas
X-1 berhasil mencapai kategori baik (B) dan sangat baik (SB).
Perolehan hasil belajar afektif psikomotorik dengan kategori baik
pada kisaran nilai 70 – 80 berhasil dicapai oleh 15 orang atau
sebanyak 51,72 % dari 29 siswa. Untuk siswa-siswa lainnya masuk
pada kisaran nilai 81 -100 pada kategori sangat baik juga sebanyak
14 orang dari jumlah siswa kelas X-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jika melihat analisis indikator hasil belajar afektif
psikomotorik pada tabel 4.6 akan jelas bahwa pencapaian tersebut
tidak terlepas dari perolehan ketercapaian indikator hasil belajar
ranah tersebut.
Tabel 4.6 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 1
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 96,6 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 85,8 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
82,4 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 81,8 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18
65,5 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 89,9 %
Data pada tabel 4.6 menunjukkan 96,6 % siswa kelas X-1
menunjukkan sikap menerima, 85,8 % menunjukkan sikap
menganggap penting, 82,4 % menunjukkan kesediaan
berpartisipasi, 81,8 % menunjukkan kesediaan memanfaatkan, 65,5
% menunjukkan keterampilan bergerak dan bertindak, 89,9 %
menunjukkan kecakapan ekspresif melalui cara bicara dan tata
tulis.
Observasi 2 dilakukan saat pembelajaran ciri-ciri dan bagian
tubuh virus. Karena waktu pertemuan yang terbatas, observasi 2 ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dilakukan selama 2 pertemuan untuk menggenapi rangakaian
discovery. Hasil belajar afektif dan psikomotorik yang diperoleh
melalui observasi 2 dapat dijabarkan seperti pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 1
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 96 - 2 Nilai Terendah 91 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat
Baik 29 -
5 Rata-rata 92,62 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
Pada pertemuan 3 dan 4, observasi 2 dilakukan. Data dari
observasi menunjukkan sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa kelas
X-1 berhasil memperoleh hasil belajar afektif dan psikomotorik
pada kisaran nilai 81 – 100 dan tergolong dalam kategori sangat
baik. Pada observasi 2 diperoleh rata-rata sebesar 92,62 yang
tentunya lebih besar dibanding observasi 1 dan berhasil mencapai
target yang diharapkan.
Selain nilai afektif dan psikomotorik, telah peneliti sajikan
ketercapaian hasil belajar afektif dan psikomotorik berdasarkan
masing-masing indikatornya seperti yang ada pada tabel 4.8 di
bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 4.8 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus 1
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 100 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 98,6 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
94 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 91,3 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18
63,4 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 84,6 %
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwasannya ketercapaian di
beberapa indikator mengalami peningkatan seperti pada indikator
menunjukkan sikap menerima sebesar 100 %, menganggap penting
sebesar 98,6 %, kesediaan berpartisipasi sebesar 94 %, kesediaan
memanfaatkan sebesar 91,3 %. Akan tetapi pada indikator
keterampilan bergerak dan bertindak turun menjadi 63,4 % serta
kecakapan ekspresif menurun menjadi 84,6 %.
c. Hasil Kuisioner Minat Belajar
Minat belajar diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh
siswa yang dibagikan peneliti pada 1 Agustus 2013 menjelang
akhir siklus 1. Kuisioner di siklus 1 ini akan digunakan untuk
mendapatkan data minat belajar yang dimiliki siswa dan sekaligus
menjadi pembanding minat belajar setelah siklus 2. Data minat
yang didapatkan dapat dilihat di tabel 4.9 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 4.9 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 1
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Skor tertinggi 92 - 2 Skor terendah 60 - 3 Jumlah siswa berminat dan
sangat berminat 24 ≥ 24
4 Skor Rata-rata 78 ≥ 75 5 Persentase Minat 82,75 % ≥ 75 %
Dari hasil penilaian minat didapatkan sebanyak 24 siswa
kelas X-1 tergolong dalam kategori berminat dan sangat berminat.
Dari 24 siswa siswa tersebut jika persentasekan maka menjadi
82,75 %. Persentase tersebut sudah memenuhi target persentase
minat pada penelitian ini. Jika melihat skor minat siswa kelas X-1
pada tabel 4.7 atau pada lampiran 8 dapat disimpulkan bahwa
peroleh skor tertinggi mencapai angka 92 dan perolehan skor
terendah adalah 60. Rata-rata dari seluruh skor minat kelas X-1
adalah 78.
Bertolak dari data minat belajar yang diperoleh, peneliti
kemudian mengidentifikasi dan menganalisis jenis minat yang
dimiliki siswa kelas X-1. Jenis minat disesuaikan dengan indikator
minat yaitu minat yang ditunjukkan dengan keinginan mengetahui
sesuatu, minat yang ditunjukkan dengan usaha untuk
merealisasikan keinginan, dan minat yang ditunjukkan dengan
partisipasi dalam suatu kegiatan. Hasil identifikasi dan analisis
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat
No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase
1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu
6, 7, 11, 17, 20
89,9 %
2 Usaha untuk merealisasikan keinginan
1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19
73,4 %
3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15
75,4 %
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10, dapat
diidentifikasi jenis minat yang dimiliki siswa kelas X-1
berdasarkan persentase dari masing-masing indikator di atas.
Hasilnya sebanyak 89,9 % siswa kelas X-1 menunjukkan minat
dengan keinginannya untuk mengetahui sesuatu, 73,4 % siswa
kelas X-1 menunjukkan minat belajar dengan usaha merealisasikan
keinginannya, dan sebanyak 75,4 % siswa menunjukkan minat
belajar dengan partisipasi dalam suatu kegiatan. Dari sekian
persentase indikator minat tersebut, dapat disimpulkan hampir
sebagian besar siswa menunjukkan minat dengan ketiga cara di
atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2
a. Hasil Post Test
Berdasarkan post test di akhir siklus 2 yang dilaksanakan
pada 8 Agustus 2013, didapatkan hasil sebagaimana yang
dijabarkan melalui tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2
No Aspek Hasil Yang
diharapkan 1 Nilai Tertinggi 96 - 2 Nilai Terendah 48 - 3 ∑ Siswa Tuntas 20 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 9 - 5 Persentase Ketuntasan 68,96 % ≥ 75 % 6 Rata-rata 78 ≥ 75
Jika melihat tabel 4.11 di atas, bisa disimpulkan
bahwasannya penelitian yang dilakukan belum mencapai indikator
ketercapaian yang diharapkan khususnya aspek persentase
ketuntasan. Namun aspek rata-rata berhasil mencapai target dengan
perolehan sebesar 78. Pada tes yang dilakukan di akhir siklus 2,
perolehan nilai tertinggi mencapai 96 dan nilai terendah adalah 48.
Data lain dari lampiran 6 menunjukkan bahwa perolehan nilai
dengan kategori sangat baik yaitu nilai yang ada pada range 81 –
100 sebanyak 12 siswa dengan persentase 41,4 % dari seluruh nilai
siswa kelas X-1. Perolehan nilai dengan kategori baik yaitu pada
range 70 – 80 mencapai 27,6 % atau 8 siswa dari sekian nilai siswa
kelas X-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Selain menilai hasil tes, peneliti juga menganalisis hasil tes
tersebut untuk melihat kemampuan siswa di tiap indikator
kompetensi dan indikator kognitif. Hasil analisis tersebut seperti
yang telah diuraikan dalam tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Analisis Hasil Post Test Siklus 2 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif
INDIKATOR KOMPETENSI
NO SOAL
INDIKATOR KOGNITIF
SKOR KELAS
% KETERCAPAIAN
SOAL Menjelaskan cara perkembangbiakkan virus
I.1 I.2 I.5 I.7
I.12
C2 C2 C2 C1 C1
26 23 27 29 29
89,6 % 79,3 % 9318 % 100 % 100 %
Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
I.4 I.6
I.10 I.15 II.1
C2 C2 C1 C2 C4
6 26 16 29
86*
20,7 % 89,6 % 55,2 % 100 % 59,3 %
Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
I.3 I.13 I.14
C2 C2 C2
24 28 23
82,8 % 96,6 % 79,3 %
Menjelaskan prinsip kerja vaksin
I.8 I.11 II.2
C2 C3 C2
19 28
125*
65,5 % 96,6 % 86,2 %
Meyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya
I.9 C3 22 75,9 %
Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya
110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 29 siswa kelas X-1
berhasil menjawab dengan baik soal yang berhubungan dengan
indikator menjelaskan cara perkembangbiakkan virus. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dibuktikan dengan sebanyak 26 siswa menjawab benar pada nomor
1 atau 89,6 % siswa berhasil menjawab soal nomor 1. Selain nomor
1, nomor 2 juga mampu dijawab sebanyak 79,3 % siswa, nomor 5
mampu dijawab sebanyak 93,1 %, nomor 7 dan 12 mampu dijawab
sebanyak 100 % siswa.
Pada indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh virus yaitu pada nomor 4 mampu dijawab
sebanyak 20,7 %, nomor 6 mampu dijawab sebanyak 89,6 %,
nomor 10 mampu dijawab sebanyak 55,2 %, nomor 15 mampu
dijawab sebanyak 100 %, dan nomor 1 esai sebanyak 59,3 %. Hasil
analisis juga memperlihatkan bahwa nomor 12 dan nomor 15
merupakan nomor yang mampu dijawab oleh seluruh siswa kelas
X-1. Untuk pencapaian terendah terdapat pada indikator
menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu
nomor 4 sebesar 20,7 %. Pada indikator menjelaskan prinsip kerja
vaksin, pencapaian tertinggi ada pada nomor 11 sebesar 96,6 %
dan pencapaian terendah pada nomor 8 sebesar 65,5 %
b. Hasil Observasi
Observasi pembelajaran di siklus 2 dilakukan selama
pertemuan 1 dan 2 dan pertemuan 3. Observasi 1 digunakan untuk
menilai hasil belajar afektif psikomotorik siswa pada pertemuan 1
dan 2. Observasi 2 dilakukan untuk menilai hasil belajar afektif
psikomotorik siswa pada pertemuan 3. Dari pengamatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dilakukan observer selama observasi didapatkan data seperti pada
tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 pada Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 93 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat
Baik 29 -
5 Rata-rata 87,44 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, terlihat hasil belajar afektif
dan psikomotorik pada pertemuan 1 dan 2 siklus 2 memperoleh
nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah adalah 81. Seluruh
perolehan nilai pada hasil observasi tersebut masuk dalam kategori
sangat baik. Rata-rata hasil belajar afektif psikomotorik sebesar
87,44 dan persentase yang diperoleh sebesar 100 %. Jika
dibandingkan dengan indikator ketercapaian yang ditargetkan
peneliti, hasil belajar ranah afektif psikomotorik sudah tercapai.
Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
belajar afektif psikomotorik yang diperoleh melalui observasi,
ditemukan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 2
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 100 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 93,1 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
88,2 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 80,2 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18 50,3 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 87,8 %
Tabel 4.14 menjelaskan tentang beberapa indikator yang
diamati selama observasi pembelajaran di siklus 2. Hasil analisis
menunjukkan sebanyak 100 % atau 29 siswa kelas X-1
menunjukkan sikap menerima melalui pernyataan pada nomor 3
dan 20. Siswa sebanyak 93,1 % juga menunjukkan sikap
menganggap penting dari pernyataan nomor 4, 7, 9, 16, dan 19.
Pada observasi 2 siklus 2 yang dilaksanakan pada 6
Agustus 2013, didapatkan data sebagaimana yang disajikan pada
tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 99 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat Baik 29 - 5 Rata-rata 92,10 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada observasi 2 siklus 2 diperoleh hasil berupa rata-rata
sebesar 92,10 yang lebih tinggi dibanding observasi 1, persentase
ketuntasan hasil belajar juga tetap bertahan yaitu 100%. Dari
pembelajaran tersebut juga diperoleh nilai tertinggi dan nilai
terendah yaitu sebesar 99 dan 81. Seluruh perolehan hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1 masuk pada kategori
sangat baik yaitu pada rentang nilai 81-100.
Dari hasil belajar yang diperoleh tersebut, peneliti
kemudian menganalisis berdasarkan indikator hasil belajar afektif
dan psikomotorik untuk menilai jenis kemampuan afektif
psikomotorik yang dimiliki siswa kelas X-1. Hasil analisis
disajikan dalam tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus2
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 98,6 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 92,6 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
94,8 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 88,5 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18 80 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 89,2 %
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat kemampuan dan
keterampilan yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran peranan
virus di siklus 2, yaitu sebanyak 98,6 % siswa kelas X-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
menunjukkan sikap menerima terhadap pembelajaran dengan
tindakan tertentu seperti pada pernyataan 3 dan 20, selain itu
sebanyak 92,6 % siswa juga menunjukkan bahwa mereka
menganggap penting pembelajaran seperti pada pernyataan 4, 7, 9,
16, 19. Saat proses pembelajaran siswa kelas X-1 sebanyak 94,8 %
menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi. Indikator lain seperti
kesediaan untuk memanfaatkan baik memanfaatkan waktu dan
sumber belajar juga diperlihatkan 88,5 % siswa kelas X-1. Untuk
indikator psikomotorik seperti keterampilan bergerak dan bertindak
serta kecakapan ekspresif mampu dibuktikan oleh 80 % dan 89,2
% siswa kelas X-1.
c. Hasil Kuisioner Minat Belajar
Untuk menilai minat belajar siswa pada siklus 2, peneliti
pada 6 Agustus 2013 membagikan kuisioner kepada siswa kelas X-
1 untuk diisi secara pribadi. Setelah kuisioner tersebut didapatkan
hasil seperti yang disajikan pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Skor tertinggi 97 - 2 Skor terendah 62 - 3 Jumlah siswa berminat dan
sangat berminat 27
4 Skor Rata-rata 84,10 - 5 Persentase Minat 93,10 % ≥ 75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Minat belajar dikatakan sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh tehadap hasil belajar siswa. Melalui penilaian minat
ini, dapat diketahui hubungan minat dengan hasil belajar. Minat
belajar pada siklus 2 ditunjukkan dengan 93,10 % siswa kelas X-1
atau 27 siswa masuk dalam kategori siswa yang berminat dan
sangat berminat. Hal ini didukung dengan rata-rata skor yang
mencapai angka 84,10. Skor minat tertinggi mencapai 97 dan skor
terendah ada pada angka 62. Perolehan minat belajar tersebut
kemudian dianalisis berdasarkan indikator minat dan menemukan
hasil seperti pada tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat
No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase
1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu
6, 7, 11, 17, 20
91,7 %
2 Usaha untuk merealisasikan keinginan
1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19
80,3 %
3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15
82,8 %
Minat yang dimiliki siswa kelas X-1 pada siklus 2 ini
ditunjukkan dengan keinginan untuk mengetahui sesuatu sebesar
91,7 %, setelah memiliki keinginan tentunya diperlukan usaha
untuk merealisasikan keinginan tersebut yang rumuskan dalam
pernyataan 1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, dan 19. Jika dihubungkan
indikator usaha maka diperoleh 80,3 % siswa kelas X-1 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menunjukkan minat dengan usaha merealisasikan keinginannya.
Selain itu sebanyak 82,8 % siswa kelas X-1 juga menunjukkan
minat dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan
dengan minatnya tehadap Biologi.
C. Pembahasan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah minat dan hasil belajar
yang diamati dari siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng
sebagai subjeknya. Menurut Sudarsono (2003) minat merupakan bentuk
sikap ketertarikan terhadap sesuatu dan berusaha terlibat dalam kegiatan
karena menyadari penting atau bernilainya kegiatan tersebut.
Jika dikaitkan dengan konteks pembelajaran maka minat belajar
merupakan bentuk sikap yang mengungkapkan ketertarikan siswa terhadap
suatu pembelajaran atau mata pelajaran. Sikap tersebut umumnya
diperlihatkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Uraian di atas juga didukung oleh Surya (2010) dengan pendapatnya
yang mengungkapkan bahwa minat merupakan salah satu faktor yang
menggerakkan siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga dapat
disimpulkan bahwasannya minat belajar dan hasil belajar adalah dua hal
yang saling berhubungan. Hasil belajar bisa tercapai dengan baik ketika
siswa memiliki minat untuk mengetahui apa yang dipelajarinya dan
berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan siswa tersebut
dalam pembelajaran yang diminatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Seperti yang diketahui bahwasannya minat bukan menjadi sesuatu
yang tetap dalam diri seseorang sehingga minat dapat diubah ataupun
ditumbuhkan. Cara yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan strategi discovery yang mengajak siswa menemukan
konsep pengetahuannya sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah
(2002) bahwa minat belajar dapat ditumbuhkan dengan cara
menghubungkan bahan pelajaran dengan pengalaman dan menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
Discovery secara teori memiliki kemungkinan besar dalam
menumbuhkan minat belajar, karena menurut peneliti pembelajaran
dengan discovery dapat memberi pengalaman kepada siswa sehingga dapat
memicu tumbuhnya minat. Selain itu discovery juga mengharuskan siswa
menemukan konsep pengetahuan selama proses pembelajaran dari
berbagai sumber. Minat yang tumbuh tersebut nantinya akan memotivasi
siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga hasil
belajar yang diperoleh juga akan baik.
Pada siklus 1, perolehan ketuntasan hasil belajar kognitif sebesar
55,17 % yang diperoleh siswa kelas X-1 secara langsung menjelaskan
bahwa pemberian tindakan discovery pada siklus 1 belum berhasil
mencapai indikator ketercapaian yang menargetkan ketuntasan sebesar ≥
75 %. Berkenaaan dengan tidak tercapainya target penelitian tersebut
peneliti kemudian melakukan analisis terhadap hasil belajar kognitif
tersebut. Setelah menganalisis hasil belajar koginitif siklus 1, peneliti
mendapatkan beberapa hal penting yang nantinya digunakan sebagai tolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
ukur pengembangan discovery di siklus 2 untuk mencapai indikator
ketercapaian penelitian ini.
Hasil analisis kognitif telah memperlihatkan bahwasannya dari
seluruh indikator kompetensi terdapat beberapa indikator yang menjadi
kendala dalam pencapaian target penelitian, yaitu menyebutkan nama
ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dan menjelaskan
bagian tubuh virus. Kedua indikator tersebut yang secara umum memiliki
beberapa ketercapaian yang tergolong rendah. Pada indikator tersebut
meskipun terdapat pencapaian 65,5 %, 71,7 %, 75,9 %, dan 86,2 % akan
tetapi ada pula pencapaian yang hanya sebesar 37,9 %, 44,8 % dan 55,2 %
pada beberapa nomor soal. Hal ini menandakan bahwasannya materi yang
bersangkutan dengan indikator tersebut belum sepenuhnya dikuasai siswa.
Temuan lain dapat dipertimbangkan dengan melihat analisis
pencapaian hasil belajar kognitif bedasarkan tingkat kemampuan kognitif.
Faktanya dari hasil analisis kemapuan kognitif dapat disimpulkan bahwa
soal dengan tingkat analisis, atau pemahaman, atau ingatan kurang
berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian yang diperoleh kelas
X-1 dari setiap soal.
Pada tabel analisis hasil belajar kognitif (tabel 4.4 dan tabel 4.12)
telah diperlihatkan bahwa soal dengan tingkat ingatan, tingkat
pemahaman, aplikasi, dan analisis mampu dijawab siswa dengan baik
meskipun ada beberapa soal yang tidak mampu dijawab benar oleh siswa.
Logika tersebut menjelaskan bahwasanya pada siklus 1, masalah siswa
bukan terletak pada tingkat kemampuan kognitif melainkan muatan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
tertentu yang belum sepenuhnya dikuasai siswa. Penguasaan terhadap
materi memperlihatkan pengaruh yang cukup besar pada hasil belajar
siklus 1.
Dalam usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti telah
mencoba mengembangkan discovery dengan mengkombinasikan strategi
discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik. Alasan
pemilihan bentuk pengembangan ini karena minat siswa cenderung timbul
ketika pembelajaran yang dilakukannya terkesan lebih menarik dan kreatif.
Untuk membuat suatu pembelajaran yang kreatif peneliti menggunakan
bantuan media pembelajaran serta game sehingga siswa dapat tertarik
untuk melakukan pembelajaran.
Pada siklus 1 peneliti menggunakan artikel dan poster berwarna
untuk merangsang minat belajar siswa karena sekolah tidak menyediakan
fasilitas belajar yang mendukung di setiap kelas. Akan tetapi jenis media
tersebut tidak begitu efektif sehingga siswa kurang terpacu minatnya
terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mampu
mencapai target yang ditentukan. Maka dari itu diperlukan pengembangan
discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik bertujuan untuk
membantu siswa dalam mengingat dan memahami muatan materi
pembelajaran dengan lebih baik.
Setelah melaksanakan pengembangan discovery pada siklus 2, hasil
belajar yang didapat mengalami peningkatan yang cukup baik dengan
ketuntasan sebesar 68,96 % dengan rata-rata 78. Meningkatnya hasil
belajar kognitif ini tentu tidak terlepas dari pengaruh pengembangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
direncanakan pada siklus 2. Perbandingan hasil belajar kognitif tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut:
Gambar 4.9 Perbadingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2
Diketahui hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini selain
hasil belajar kognitif juga ada hasil belajar afektif dan psikomotorik. Dari
rata-rata hasil belajar afektif dan psikomotorik yang pada siklus 1 sebesar
84,68 dan 92,62 mengalami penurunan pada awal siklus 2 sebesar 87,44
dan kembali meningkat pada akhir siklus 2 sebesar 92,10 seperti yang
dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:
76
.55
78
55
.17 68
.96
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HASIL BELAJAR KOGNITIF SIKLUS 1
DAN SIKLUS 2
RATA-RATA PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus 1 dan Siklus 2
Pada kenyataannyahasil yang diperoleh tersebut dapat digolongkan
tidak relevan karena mengalami penurunan setelah dilakukan
pengembangan discovery. Akan tetapi secara umum hasil belajar afektif
dan psikomotorik tersebut berhasil mencapai indikator ketercapaian
penelitian. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik
internal seperti kesehatan siswa dan kondisi siswa juga faktor eksternal
seperti tugas siswa diluar rumah mengingat beberapa faktor yang
menentukan hasil belajar siswa selain minat seperti yang dikemukakan
oleh Slameto (2010).
Alasan peneliti mengangkat masalah di atas, karena pada beberapa
waktu di bulan Agustus, siswa sedang mempersiapkan berbagai acara
penting yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Seminari San
Dominggo Hokeng. Atas dasar alasan tersebut peneliti menyatakan bahwa
selama pelaksanaan pembelajaran di siklus 2, siswa dalam keadaan yang
kurang baik sehingga kemampuan afektif dan psikomotoriknya menurun.
84
.68
87
.44
92
.62
92
.1
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HASI L B ELAJAR AFEKT I F DAN
PSI KOMOT ORI K S I KLUS 1 DAN SI KLUS 2
RATA-RATA 1 RATA-RATA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hal tersebut dapat dihubungankan dengan penerimaan siswa yang
pada siklus 1 mencapai 100 %, pada siklus 2 hanya mencapai 98,1 %.
Selain itu salah satu indikator afektif seperti kesediaan memanfaatkan
yang ditunjukkan dengan mengumpulkan tugas tepat waktu, masuk kelas
tepat waktu pada siklus 1 mampu ditunjukkan oleh 91,3 % siswa menurun
pada siklus 2 mencapai 88,5 %. Kesimpulannya meskipun hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa pada dua siklus ini sangat baik, tetapi
pengaruh faktor-faktor tersebut membuat penurunan hasil belajar afektif
dan psikomotorik.
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar kognitif dan
tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik, minat belajar siswa pun
mengalami peningkatan dari siklus 1 dan siklus 2. Meningkatnya minat
tersebut ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal
tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2
82
.75 93
.1
55
.17 6
8.9
6
76
.55
78
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HUBUNGAN PENINGKATAN MINAT
DAN HASIL BELA JAR
% MINAT % HASIL BELAJAR KOGNITIF RATA-RATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Perolehan peningkatan minat dan hasil belajar kognitif serta
tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik didapatkan melalui
serangkaian tindakan dalam discovery. Seperti yang diketahui
bahwasannya belajar adalah kata kerja yang menggambarkan usaha
membuat perubahan tingkah laku dan kecakapan baik melalui tindakan
dan latihan. Di dalam discovery, siswa berlatih untuk menemukan
pengetahuan melalui kecakapannya dalam berpikir dan bertindak. Di
dalam discovery juga, siswa akan mengalami berbagai pengalaman dalam
membentuk suatu konsep pengetahuan. Pernyataan tersebut sama seperti
yang diungkapkan oleh Chaplin dalam Syah (2003) bahwa belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Dalam prosesnya, discovery mengharuskan siswa untuk
berpartisipasi secara aktif, menggunakan segala kecakapan dan
keterampilan (afektif dan psikomotorik) untuk menemukan suatu
pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan kenyataan mengenai hasil
penelitian. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah strategi discovery
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melalui berbagai rangkaian penelitian, peneliti mendapatkan
beberapa poin penting dari penelitian ini antara lain:
1. Strategi discovery mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas X-
1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus. Hal
tersebut ditunjukkan dengan peningkatan persentase minat sebesar
82,75 % dan rata-rata minat sebesar 78 pada siklus 1 menjadi 93,10 %
dengan rata-rata sebesar 84,10 pada siklus 2.
2. Strategidiscovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Honkeng pada materi virus. Hal
tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan hasil
belajar kognitif dari siklus 1 ke siklus 2, yaitusebesar 55,17 % menjadi
68,96 % dengan rata-rata 76,55 menjadi 78. Strategi discovery juga
menghasilkan capaian hasil belajar afektif dan psikomotorik yang
sangat baik dengan persentase ketuntasan di kedua siklus sebesar 100
% dan rata-rata 84,68 di observasi 1 siklus 1, 92,62 di observasi 2
siklus 1, 87,44 di observasi 1 siklus 2, 92,10 di observasi 2 siklus 2.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
B. Saran
1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya
Jika pada penelitian ini peneliti belum bisa mencapai target
penelitian, diharapkan pada penelitian yang menggunakan
discoveryselanjutnya, akanada bentuk pengembangan lain yang lebih
kreatif, tepat sasaran, dan lebih melibatkan peran siswa dalam proses
pembelajaran agar penelitian dapat mencapai target yang diinginkan.
Karena masalah hasil belajar dan minat siswa ini tidak hanya
bergantung kepada metode pembelajaran melainkan seluruh aspek
dalam pembelajaran.
Apabila terdapat masalah pembelajaran yang sama dengan
penelitian ini, penelitian selanjutnya perlu menggunakan sumber
belajar yang lebih variatif dan informatif sehingga siswa tidak mudah
bosan saat mengolah literatur di tiap kegiatan pembelajaran.
2. Saran bagi Guru
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran peneliti kepada
guru mata pelajaran adalah yang pertama guru sebaiknya kembali
mengujicobakan discovery pada materi pembelajaran lainnya sebagai
cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan bentuk
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru juga perlu
menjadi lebih kreatif di tengah keterbatasan fasilitas dalam mengolah
pembelajaran agar tidak cenderung monoton pada setiap
pertemuannya. Keadaan fasilitas sekolah yang minim, sebetulnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
bukan menjadi penghalang bagi guru untuk menjadi lebih inovatif dan
kreatif.
Selain itu guru perlu menindaklanjuti segera mungkin ketika
terjadi masalah pembelajaran dengan bertolak pada analisis hasil
belajar agar dapat menemukan solusi yang tepat bagi pengembangan
pembelajaran di kemudian hari.
3. Saran bagi Sekolah
Sekolah hendaknya turut ikut mendukung pengembangan
pembelajaran dengan cara menyediakan fasilitas belajar yang lebih
menarik agar memudahkan guru untuk mengolah pembelajaran yang
lebih inovatif. Fasilitas tersebut antara lain proyektor lengkap dengan
LCD di setiap kelas dan fasilitas internet sekolah.
Sekolah juga perlu mendukung realisasi pengembangan
pembelajaran dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan
pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
mewajibkan guru untuk melaksanakan pengembangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Amien. (1987). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.
Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Chusnah, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Discovery untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas V di MI Miftahul Ulum Kejapanan. Penelitan Tindakan Kelas. Diakses Mei 24, 2013, dari http://www.library.um.ac.id
Dahalar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fuchan, A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Gie, T. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Hamalik, O. (1991). Pendidikan Guru, Konsep, dan Strategi. Bandung: Mandar Maju.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hopkins, D. (1993). A Teacher's Guide to Classroom Reasearch. Phioladelpia: Opeen University Press.
Lestari, S. (2008, September). Metode Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda. Jurnal Didaktika, vol.9, no.3, hal.312-313.
Moerdiyanto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Penjualan dan Bisnis Manajemen. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Moerdiyanto. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Pratiwi, D. A., Maryati, S., Srikini, Suharno, & S, B. (2004). Buku Penuntun Biologi Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Sanjaya, P. D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarsono, J. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhartini, D. (2001). Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi. Tesis PPS UPI.
Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Surya, M. (2007). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Salatiga: Pustaka Bani Quraisy.
Suryabrata. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengn Pendekatan Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, A. (2008). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI