PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik....
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik....
DI PAG
Progr
PENDAMDALA
AROKI SANGUNUNGK
Di
ram Studi I
PRKEKHU
FAKULT
MPINGANAM MENGNTO PETR
KIDUL, DA
iajukan untu
Memperole
lmu Pendid
Pr
ROGRAM USUSAN P
JURUSATAS KEGUUNIVERS
Y
i
N ORANG TGIKUTI KE
RUS DAN AERAH IS
S K R I P
uk Memenu
eh Gelar Sa
dikan Kekhu
Olehiska Veria NIM: 1111
STUDI ILMENDIDIKA
AN ILMU PURUAN DASITAS SANYOGYAKA
2016
TUA TERHEGIATAN PAULUS KTIMEWA
P S I
uhi Salah Sa
arjana Pendi
ususan Pend
: Kusuma
124001
MU PENDAN AGAMPENDIDIKAN ILMU
NATA DHAARTA
6
HADAP ANMISDINAKELOR, WYOGYAK
atu Syarat
idikan
didikan Aga
IDIKAN MA KATOLKAN PENDIDIK
ARMA
NAK AR WONOSARKARTA
ama Katolik
LIK
KAN
RI,
k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PEI\TDAMPINGAIY ORANG TUA TERIIADAP ANAKDALAM MENGIKUTI KEGIATAI{ MISDINAR
DI PAROKI SATITO PETRUS DAI\ PAULUS KELOR, WONOSARI,GUI\iUNGKIDT]L, DAERAII ISTIMEWA YOGYAKARTA
Priska Veria Kusuma
.. NtrM It:fI.2400{:,
Telah diseiujui oleh:
Pembimbing
/fr,-',l ,ornu*o Ds., S.J., M.A. tanggal 2l larn:,ari2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan
kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
kepada kedua orang tuaku dan adikku,
kepada sanak saudara, para sahabat, dan teman-teman angkatan 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
(Flp 4:13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. Skripsi ini dipilih sebagai bentuk perhatian kepada orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar. Penulis melihat bahwa dukungan orang tua dalam mendampingi anak mengikuti kegiatan misdinar masih kurang, padahal peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan mendukung anak mengikuti kegiatan gerejani, khususnya misdinar.
Pokok persoalan dalam skripsi ini adalah sejauh mana orang tua telah melibatkan diri dalam mendukung anak mengikuti kegiatan misdinar. Untuk menjawab persoalan tersebut penulis melakukan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Selain itu, penulis menggunakan wawancara kepada koordinator dan pendamping misdinar untuk memperoleh gambaran awal pendampingan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang tua cukup memahami arti pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja. Selain itu, orang tua juga sudah cukup memberikan dukungan kepada anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Dalam hal ini, orang tua cukup sadar dalam melaksanakan tugas pendampingan terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Orang tua diharapkan lebih meningkatkan lagi kesadarannya dalam mendampingi anak-anak supaya anak semakin terdukung dan dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
Pendampingan orang tua merupakan dasar perkembangan anak. Maka dari itu, orang tua perlu memahami dengan baik arti pendampingan dan tugas pendampingan yang seharusnya dilaksanakan. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang baik kepada anak, orang tua perlu memahami dengan jelas tentang pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja Katolik. Menjadi misdinar harus memiliki pengetahuan yang luas tentang Gereja, dan orang tua perlu dilibatkan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Perhatian dan dukungan dari orang tua memotivasi anak untuk semakin aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.
Dalam proses meningkatkan kesadaran mendampingi anak, orang tua membutuhkan pendampingan iman. Penulis mengusulkan bentuk katekese model Shared Christian Praxis (SCP). Shared Christian Praxis merupakan model katekese yang menekankan pengalaman hidup. Peserta diajak untuk dapat berbagi pengalaman hidup. Dengan SCP, maka pengalaman orang tua akan terolah dengan baik sesuai dengan tema dan tujuan yang telah ditentukan. Tema-tema yang dipilih berdasarkan pada harapan dari orang tua, yaitu pendalaman tentang peran tugas keluarga Kristiani dalam mendampingi anak. Dengan begitu, orang tua akan semakin disadarkan dan diteguhkan dalam mendampingi anak-anaknya menjadi pelayan Tuhan yang setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this thesis is “PARENTAL CARES TOWARDS CHILDREN JOINING THE SILVESTER’S ACTIVITIES IN SAINT PETER AND PAUL PARISH, KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”. This title was selected based on a concern of the parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls. The writers observe that the support of parents in assisting the children joining the activities of the altar boys/girls is less, whereas the role of parents is needed in introducing, directing, and supporting the children to join the ecclesial activity, particularly the altar boys/girls. The main problem of this thesis is to what extent the parents have been involved in supporting the child join the activities of the altar boys/girls. To answer the problem, the writers conducted a research. The method used was by distribute questionnaires. Other than that, the writers used an interview to the coordinator and co-altar boys/girls to obtain preliminary data. The results showed that most of the parents enough to understand the meaning of assisting and role of the altar boys/girls in the Church. Moreover, parents also have been enough to provide support to children in joining the activities. In this case, the parents are sufficiently aware in carrying out the task of assisting the child in joining the activities of altar boys/girls. Parents are expected to further enhance the awareness of the care of the children so that children are increasingly supported and able to carry out the task well. Parental assistance is the basic for the development of children. Therefore, parents need to understand the meaning of assisting and the task of assisting that should be implemented. Moreover, to provide good support to children, parents need a clear understanding of the importance of altar boys/girls in the Church. Become an altar boys/girls must have extensive knowledge about the Church, and parents need to be involved to address those needs. Attention and support from the parents can motivate their children to be more active in carrying out duties as a member altar boys/girls. In the process of raising awareness to assist children, parents need faith assistance. The writers propose a model form of catechesis, Christian Shared Praxis (SCP). Shared Christian Praxis is a model that emphasizes the experience of life. Participants are invited to share life experiences. With SCP, the experience of parents will be treated properly in accordance with the theme and objectives that have been determined. The themes are selected based on the expectations of the parents, the deepening of the role of the Christian family in the task of assisting children. Therefore, the parents will be more aware and confirmed in accompanying their children to become faithful servants of God .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas segala rahmat dan cinta kasih yang telah Tuhan berikan
sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis sebagai bentuk perhatian penulis kepada
orang tua dalam melibatkan diri mendampingi anak untuk mengikuti kegiatan
misdinar. Orang tua dianggap sebagai sosok yang berperan penting dan
bertanggung jawab untuk memperkembangkan kehidupan anak. Orang tua adalah
salah satu faktor pendukung anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar.
Perhatian dan dukungan yang orang tua berikan memotivasi anak untuk semakin
aktif dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan, bimbingan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang
telah memberikan kesempatan dan waktu luang, sabar dalam membimbing,
memberikan masukan dan kritikan sehingga penulis lebih termotivasi dalam
menuangkan gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi.
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua dan
dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan perhatian, semangat,
dan dukungan selama penulis menjalani studi di Prodi IPPAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., selaku dosen pembimbing ketiga,
yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
4. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk menyusun skripsi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.
5. Constantius Padmaka Sigid, Pr., selaku pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus
Kelor, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
6. Segenap orang tua anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor,
yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu kelancaran penulisan
skripsi ini dengan mengisi kuesioner yang diberikan oleh penulis.
7. Segenap anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang turut
membantu kelancaran penulisan dengan semangat pelayanan yang diberikan.
8. Segenap Romo, Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staf karyawan Prodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu kelancaran studi dengan
teladan dan ilmu yang diberikan.
9. Keluargaku: Bapak Valerianus Warsono, Ibu Veronika Sri Ismiyati, dan adik
Angelina Distya Karisa, yang dengan penuh kasih dan sayang selalu
mendoakan, mendorong, mengingatkan, dan menguatkan penulis dalam
menempuh studi hingga selesai.
10. Untuk yang terkasih Tri Adha Ismail Bima Putra dan para sahabat terbaikku:
Margaretha Desy Christikaratna, Kartika Putri Dinanti, Agnes Garlosi
Kusumaningrum, yang tanpa lelah dengan setia menemani, mendukung, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6
BAB II. PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR .............................. 8
A. Gambaran Umum Pendampingan Orangg Tua terhadap Anak di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ............................................ 8
1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ............................ 9
2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan Misdinar ..................................................... 11
B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan Misdinar ........................................................................... 15
1. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Permasalahan Penelitian .......................................................... 17
3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 17
4. Jenis Penelitian ........................................................................ 17
5. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 18
6. Instrumen penelitian ................................................................. 18
7. Responden Penelitian ............................................................... 19
8. Variabel Penelitian .................................................................. 19
9. Laporan Hasil Penelitian .......................................................... 20
10. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 34
11. Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................... 44
BAB III. PENDAMPINGAN ORANG TUA MISDINAR ............................ 46
A. Pendampingan Orang Tua terhadap Anak ....................................... 46
1. Pengertian Pendampingan ........................................................... 47
2. Pengertian Pendampingan Orang Tua ........................................ 48
3. Tugas Pendampingan Orang Tua ............................................... 51
B. Peranan Misdinar dalam Gereja ...................................................... 55
1. Pengertian Misdinar dalam Sejarah Gereja ............................... 55
2. Bentuk bentuk Kegiatan Misdinar .............................................. 58
3. Spiritualitas Misdinar .................................................................. 60
4. Hal hal Pokok yang Perlu Diketahui Misdinar ........................... 62
C. Peran Orang Tua terhadap Kegiatan Misdinar ................................ 87
1. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Liturgi (Leiturgia) .................................................................................. 88
2. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Persekutuan (Koinonia) ............................................................. 89 3. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pewartaan Injil (Kerygma) ......................................................... 90 4. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Kesaksian (Martyria) .................................................................. 91 5. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pelayanan (Diakonia) ................................................................. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA MENDAMPNGI ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR ........................................................................... 93
A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese ................................. 93
B. Alasan Pemilihan Tema .................................................................. 95
C. Pejabaran Usulan Program Katekese .............................................. 98
D. Petunjuk Pelaksanaan Program ....................................................... 100
E. Contoh Persiapan Katekese ............................................................ 100
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 115
A. Kesimpulan ..................................................................................... 115
B. Saran ............................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 118
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat permohonan izin penelitian ................................... (1)
Lampiran 2 : Bukti telah dilaksanakan penelitian ................................. (2)
Lampiran 3 : Instrumen penelitian ........................................................ (3)
Lampiran 4 : Contoh instrument penelitian ......................................... (6)
Lampiran 5 : Pedoman wawancara kepada koordinator misdinar tingkat Paroki ................................................................. (9) Lampiran 6 : Pedoman wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ................................................................ (10) Lampiran 7 : Hasil wawancara kepada koordiantor misdinar tingkat Paroki .................................................................. (11) Lampiran 8 : Hasil wawancara kepada pendamping misdinar setiap Wilayah ................................................................. (12) Lampiran 9 : Perikop Teks Kitab Suci ................................................. (15)
Lampiran 10 : Teks lagu ......................................................................... (16)
Lampiran 11 : Cuplikan Video ............................................................... (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru:
dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik
Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia
dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22
November 1981.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang
Liturgi Suci, 4 Desember 1963.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
bdk : Bandingkan
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Dll : Dan lain-lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DSA : Doa Syukur Agung
Dst : Dan seterusnya
Hal : Halaman
Kan : Kanon
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
OC : Oleum Catechumenorum
OCh : Oleum Chrismarum
OI : Oleum Infirmorum
PIA : Pendampingan Iman Anak
SCP : Shared Christian Praxis
SMA : Sekolah Menengah Atas
TPE : Tata Perayaan Ekaristi
WIB : Waktu Indonesia Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam liturgi Gereja, ada berbagai macam pelayan khusus. Ada pelayan
tertahbis dan pelayan yang tak tertahbis. Pelayan tertahbis itu meliputi diakon,
imam, dan uskup. Sedangkan pelayan tak tertahbis meliputi petugas koor,
pembawa persembahan, lektor, misdinar, dll (Maryanto, 2004: 177). Pelayan tak
tertahbis mengemban tugas khusus berdasarkan imamat rajawi yang mereka
terima saat pembaptisan. Lewat pelayan tak tertahbis, umat Katolik dapat
mempersembahkan dirinya melayani Gereja, khususnya dengan menjadi misdinar.
Sebagai pelayan tak tertahbis, misdinar memiliki peranan penting dalam
perayaan Ekaristi. Misdinar bertugas untuk melayani Imam ketika di altar.
Keberadaan misdinar dalam setiap perayaan Ekaristi merupakan suatu
‘keharusan’. Imam akan merasa kewalahan apabila dalam memimpin perayaan
Ekaristi tidak dibantu misdinar. Oleh karena itu, Gereja membutuhkan partisipasi
dari anak untuk menjadi anggota misdinar dan memberikan diri untuk terlibat
secara aktif dalam setiap kegiatan misdinar yang diadakan. Dalam Rm 12:1
dikatakan bahwa “karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati”. Mempersembahkan tubuh berarti memberikan diri untuk
melayani Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Faktanya, tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama untuk
mengikuti kegiatan gerejani, khususnya kegiatan misdinar. Ada anak yang
memang sejak awal tertarik untuk bergabung karena kemauan sendiri. Ada pula
anak yang mengikuti kegiatan karena orang tua yang mengarahkan [Lampiran 7:
(11)-(12)]. Dalam hal ini, salah satu faktor pendorong yang dapat membantu anak
untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.
Bagi anak yang sejak awal tertarik karena kemauan sendiri, tentu saja
mereka masih membutuhkan dukungan dari orang tua dalam melaksanakan tugas
pelayanannya. Sedangkan bagi anak yang awalnya tidak memiliki ketertarikan
dalam kegiatan misdinar, membutuhkan pendampingan orang tua yang lebih.
Dalam Familiaris Consortio art.17 dikatakan bahwa salah satu tugas orang tua
dalam keluarga adalah berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja. Orang tua
bertanggung jawab untuk mengenalkan dan mendukung anak-anak untuk terlibat
aktif dalam kegiatan di gereja, khususnya kegiatan misdinar.
Ditambah lagi, jika melihat situasi dewasa ini, dunia tengah dihadapkan
pada keadaan yang perlahan merusak moral dan nilai-nilai iman Kristiani seperti
pengaruh media, pola hidup konsumtif, dan ‘mental tidak mau repot’. Situasi
tersebut dapat membawa pengaruh yang negatif bagi anak misdinar apabila tidak
mendapat pendampingan yang ekstra dari orang tua. Mengingat mereka masih
tergolong usia yang masih dalam proses mencari jati diri lewat kegiatan-kegiatan
yang mereka ikuti (Martasudjita, 2008: 16), maka pendampingan orang tua sangat
dibutuhkan. Akan sungguh disayangkan apabila anak yang tadinya rajin bertugas
misdinar menjadi tidak rajin dan lebih memilih bermain game online karena
kurangnya pendampingan dari orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor berlangsung di
masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah memiliki dinamikanya sendiri. Jumlah
misdinar yang ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor ± 100 anak. Sampai
saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh anggota
misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar dikoordinir
oleh masing-masing Wilayah. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah
mengadakan kunjungan ke Seminari Mertoyudan, camping rohani, outbond, dan
rekoleksi bersama [Lampiran 7: (11)-(12)].
Pendampingan yang dilaksanakan oleh orang tua di Paroki Santo Petrus
dan Paulus Kelor selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk
bergabung menjadi anggota misdinar. Pendampingan itu nampak ketika orang tua
memberikan izin kepada anak untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan,
mengantar jemput anak ketika ada pertemuan atau latihan misdinar, menegur
ketika misdinar tidak melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
Keterlibatan anak dalam hidup menggereja, khususnya dalam kegiatan
misdinar, tentu sangat diharapkan oleh Gereja. Berdasarkan pengalaman penulis
ketika bertemu berbincang dengan orang-orang yang memiliki jabatan khusus dan
aktif kegiatan di Gereja seperti anggota dewan harian, prodiakon, ketua
lingkungan, mereka juga aktif mengikuti kegiatan misdinar. Selain itu, orang-
orang yang terpanggil menjadi imam dan biarawan/biarawati juga aktif dalam
kegiatan misdinar. Dalam hal ini, kegiatan misdinar membawa pengaruh yang
positif bagi perkembangan Gereja sendiri. Namun, semua itu tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya dukungan dan pendampingan dari orang tua. Dari pihak
Gereja, wadah untuk anak supaya terlibat aktif dalam kegiatan sangat terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari paroki bahwa setiap anak yang hendak
menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika sudah
menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi
keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan misdinar adalah
orang tua.
Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang tua
perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan
mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Maka dari itu,
penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pendampingan
orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar. Sudah sejauh
manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan tugas pendampingan
kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar? Bertitik tolak dari
hal tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut dalam skripsi yang
berjudul “PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO PETRUS DAN
PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor memahami arti
pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Apakah yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan apakah peranan
misdinar dalam Gereja?
3. Program katekese seperti apa yang baik untuk meningkatkan kesadaran orang
tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus
Kelor?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah:
1. Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang pemahaman orang tua di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor mengenai arti pendampingan dan
peranan misdinar dalam Gereja.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendampingan orang tua dan
peranan misdinar dalam Gereja.
3. Untuk mendiskripsikan program ketekese yang sesuai untuk meningkatkan
kesadaran orang tua dalam mendampingi anak misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi calon katekis tentang
pendampingan orang tua dan peranan misdinar dalam Gereja.
2. Membantu orang tua untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam
mendampingi anak sehingga orang tua semakin terlibat dalam mendampingi
anak misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I adalah pendahuluan yang berisi tentang pertimbangan dalam
memilih judul, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II memaparkan tentang kenyataan pendampingan orang tua yang
ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor yang meliputi gambaran umum dan
situasi pendampingan yang selama ini telah dilaksanakan. Pendampingan yang
orang tua berikan selama ini masih terbatas pada pengarahan kepada anak untuk
ikut terlibat aktif dalam kegiatan misdinar. Selain itu, akan dipaparkan penelitian
yang mengungkapkan secara konkret pendampingan orang tua terhadap anak
dalam mengikuti kegiatan misdinar. Penelitian mengungkapkan bahwa orang tua
sudah melaksanakan pendampingan dengan cukupbaik namun belum maksimal.
Bab III adalah uraian tentang pendampingan orang tua terhadap misdinar
meliputi pengertian pendampingan, pengertian pendampingan orang tua, tugas
orang tua, tugas pendampingan orang tua, pengertian misdinar, bentuk-bentuk
kegiatan misdinar, spiritualitas misdinar, hal-hal pokok yang perlu diketahui
misdinar, dan peran orang tua dalam kegiatan misdinar dalam kaitannya dengan
lima tugas Gereja, yaitu Leiturgia, Koinonia, Kerygma, Martirya, dan Diakonia.
Orang tua bertanggung jawab penuh atas perkembangan hidup anak. Tugas
pendampingan tidak dapat dialihkan kepada orang lain.
Bab IV adalah usulan program katekese yang dibuat oleh penulis untuk
orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor dengan model Shared Christian
Praxis (SCP), yang meliputi latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan
tema, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan contoh persiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
katekese model SCP. Program Katekese dengan model SCP dirasa cocok karena
lebih menekankan pengalaman hidup dan dialog partisipasif.
Bab V adalah penutup yang mencakup kesimpulan dari keseluruhan
skripsi dan saran yang mendukung bagi pendampingan orang tua di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELITIAN PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR DI PAROKI SANTO
PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI, GUNUNGKIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Misdinar atau putra altar memiliki peranan penting dalam Gereja Katolik.
Misdinar atau putra altar adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa Kudus atau
pelayan perayaan Ekaristi. Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor lebih sering
memakai istilah misdinar. Keberadaan misdinar memberikan warna tersendiri
dalam kehidupan menggereja. Kegiatan misdinar menjadi wadah bagi anak-anak
yang ingin mencintai dan melayani Tuhan. Kelompok misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor berjalan cukup aktif di masing-masing Wilayah. Setiap
Wilayah memiliki dinamika sendiri. Semua itu tak lepas dari peran orang tua.
Orang tua hendaknya melibatkan diri untuk mendampingi anak dalam setiap
kegiatan yang diikuti, khususnya kegiatan misdinar. Gambaran umum
pendampingan diperoleh dengan wawancara sedangkan untuk mendapatkan data
penelitian digunakan kuesioner.
A. Gambaran Umum Pendampingan Orang Tua terhadap Anak di Paroki
Santo Petrus dan Paulus Kelor
Dalam Gereja peran anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan menggereja
cukup mendapat perhatian. Gereja menyediakan berbagai wadah bagi anak untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan kecintaan pada Gereja. Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
membutuhkan orang tua untuk mengenal Gereja dengan segala dinamikanya.
Dalam hal ini orang tua mendapat peran yang besar dalam mendampingi anak,
karena lingkungan terdekat anak adalah orang tua sendiri.
1. Situasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Dinamika kehidupan umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
sangat diwarnai oleh alam pedesaan. Ciri khas yang paling menonjol dari warga di
pedesaan khsusunya di Paroki Kelor adalah nilai gotongroyong serta budaya jawa
yang masih kental. Semangat gotongroyong itu membuat umat di Paroki Kelor
sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Mereka dapat menghargai dan
menghormati satu sama lain serta saling membantu. Selain itu semangat dari
kedua rasul, yang menjadi pelindung Paroki, sedikit banyak mewarnai kehidupan
umat di Paroki, terlebih semangat kerasulan dan keteguhan iman (Tim Penyusun
Buku Lustrum I, 2011: 22).
a. Situasi geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor adalah salah satu Paroki di
Gunungkidul. Parokitersebut ditetapkan sebagai Paroki secara definitif pada 2
Agustus 2006. Paroki Kelor terletak di Desa Kelor, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul. Letak geografis pusat Paroki Kelor sangat strategis
karena berada di jalur ramai yang menghubungkan dengan berbagai kecamatan
bahkan kota.
Pusat Paroki sendiri berada di Desa Kelor. Jarak dari pusat Paroki ke
Wilayah-wilayah dan Lingkungan sangat bervariasi, termasuk juga medan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
harus dilalui. Jarak tempuh yang paling jauh dari pusat Parokiadalah 30 km
dengan medan berbatu-batu. Meskipun begitu, untuk menjangkau setiap Wilayah
tidak begitu sulit karena segala macam transportasi dapat digunakan (Tim
Penyusun Buku Lustrum I, 2011: 23).
b. Situasi umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Umat di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor tersebar di 4 (empat)
Kecamatan, yaitu Kecamatan Karangmojo, Ponjong, Ngawen, dan Semin. Jumlah
umat menurut data statistik sampai dengan akhir tahun 2009 sebanyak 2.714 jiwa,
yang tersebar di 8 (delapan) Wilayah. Kedelapan Wilayah tersebut adalah
Wilayah Kelor, Jaranmati, Ngawen, Sambeng, Semin, Wonosari Jurangjero,
Candirejo, dan Wiladeg. Setiap Wilayahterdiri dari 5-6 lingkungan. Wilayah
Wiladeg dan Candirejo tergolong sebagai Wilayahbaru hasil dari pemekaran
Wilayah Kelor dan Semin.
Umat di Paroki Kelor adalah umat di pedesaan dengan sebagian besar
dari mereka adalah petani tadah hujan. Sebagian lainberprofesi sebagai guru,
pegawai negeri, pengusaha, dan pedagang. Kebanyakan umat termasuk golongan
ekonomi menengah ke bawah. Sebagaimana pada umumnya orang hidup di
pedesaan maka umat di Paroki ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai
gotongroyong dan kebersamaan. Selain itu, sebagian besar umat di Paroki Kelor
adalah orang-orang tua (usia 40-70: 50%) karena kaum muda kebanyakan pergi
merantau untuk bekerja di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, bahkan sampai ada
yang di Kalimantan. Selain bekerja, banyak juga anak muda yang melanjutkan
studinya di Yogyakarta(Tim Penyusun Buku Lustrum I, 2011: 23-26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Situasi Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Mengikuti Kegiatan
Misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, perkembangan iman anak
cukup mendapat perhatian. Orang tua tentu mengharapkan anak-anak semakin
mencintai Gereja. Kegiatan misdinar dijadikan sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan kecintaan anak pada Gereja dan menumbuhkan semangat
pelayanan dalam diri anak. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting untuk
mendampingi anak. Dinamika pendampingan yang dilakukan oleh orang tua
disesuaikan dengan kondisi Wilayah masing-masing.
a. Situasi kegiatan misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor
Di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, kegiatan misdinar berlangsung
di masing-masing Wilayah. Setiap Wilayah mengkoordinir kegiatan misdinar
meskipun di tingkat Paroki sendiri juga ada koordinator untuk misdinar yang
termasuk dalam kepengurusan Dewan Paroki. Koordinator misdinar tingkat
Paroki adalah Hedwigis Oktivana Damasiwi, Fransiska Anida Dyan Kusuma, dan
Margarita Harvin.
Sampai saat ini, masih jarang kegiatan misdinar yang melibatkan seluruh
anggota misdinar untuk berkumpul bersama. Kebanyakan kegiatan misdinar
dikoordinir oleh masing-masing Wilayah. Oleh karena setiap Wilayah memiliki
kapel sendiri, maka anggota misdinar menjalankan tugas di Wilayah masing-
masing, kecuali kegiatan misdinar Wilayah Wiladeg bergabung dengan Wilayah
Kelor. Kegiatan bersama yang pernah dilaksanakan adalah mengadakan
kunjungan ke Seminari Mertoyudan, camping rohani, dan rekoleksi bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Situasi kegiatan misdinar di masing-masing Wilayah berbeda satu sama lain. Hal
tersebut dikarenakan kondisi Wilayah yang juga berbeda-beda. Wilayah tersebut
antara lain, Wilayah Kelor dan Wiladeg, Jaranmati, Semin, Ngawen, Candirejo,
Sambeng, serta Jurangjero.
1) Wilayah Kelor dan Wiladeg
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Kelor dan Wiladeg adalah 20 anak.
Pertemuan rutin diadakan setiap Minggu sore pukul 16.00 WIB. Kegiatan dalam
setiap pertemuan rutin meliputi pembagian jadwal atau tugas hari Minggu,
mengadakan beberapa gamesatau permainan, belajar tentang liturgi, berdoa
bersama, dan pendalaman Kitab Suci terlebih saat BKSN. Ketika misdinar
mendapat tugas untuk koor di gereja pusat, diadakan latihan koor secara rutin.
Selain pertemuan rutin, kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan
adalahcamping rohani dan outbond [Lampiran 8: (12)].
2) Wilayah Jaranmati
Anggota misdinar di Wilayah Jaranmati berjumlah 10 anak. Pertemuan
rutin diadakan setiap Minggu I dan III dalam setiap bulan. Pertemuan diadakan
setiap sore hari. Pertemuan rutin misdinar di Wilayah ini masih terbatas pada
pembagian tugas dan latihan misdinar. Misdinar juga sering mengadakan latihan
koor apabila mendapat tugas koor di gereja pusat. Selain pertemuan rutin,
kegiatan misdinar yang sudah dilaksanakan adalahcamping rohani [Lampiran 8:
(12)].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Wilayah Semin
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Semin adalah 18 anak. Pertemuan
rutin belum diadakan. Pertemuan diadakan apabila terjadi suatu kegiatan yang
berlangsung di gereja. Pendamping memberikan pengarahan kepada anggota
misdinar sehubungan dengan tugas yang harus dijalankan. Selain itu, pertemuan
diadakan untuk anggota baru mengenai pelatihan dan pengenalan liturgi Gereja
[Lampiran 8: (13)].
4) Wilayah Ngawen
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Ngawen adalah 10 anak. Pertemuan
rutin diadakan setiap Minggu. Kegiatan saat pertemuan rutin meliputi pembagian
tugas, latihan misdinar, dan belajar tentang liturgi Gereja. Kegiatan di luar tugas
dan latihan misdinar belum ada [Lampiran 8: (13].
5) Wilayah Candirejo
Anggota misdinar di Wilayah Candirejo berjumlah 12 anak. Di Wilayah
Candirejo belum ada pertemuan rutin. Kegiatan misdinar dilaksanakan terbatas
pada tugas utama yaitu melayani saat misa dan latihan misdinar ketika mendekati
hari-hari besar. Pembagian tugas diadakan secara mendadak, sebelum misa
dimulai [Lampiran 8: (12)].
6) Wilayah Sambeng
Jumlah anggota misdinar di Wilayah Sambeng adalah 20 anak.
Pertemuan rutin diadakan dua minggu sekali, setelah misa yaitu setiap Minggu II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dan IV.Kegiatan yang dilakukan saat pertemuan meliputi belajar tentang liturgi
Gereja, latihan misdinar, dan berdoa bersama.Kegiatan misdinar yang sudah
dilaksanakan adalah outbond[Lampiran 8: (13)].
7) Wilayah Wonosari Jurangjero
Anggota misdinar di Wilayah Wonosari Jurangjero adalah 10 anak.
Pertemuan rutin di Wilayah Jurangjero tidak ada. Misdinar hanya bertugas ketika
ada misa di Wilayah, yaitu setiap minggu I dan III. Pembagian tugas dilaksanakan
secara mendadak, sebelum misa [Lampiran 8: (12)].
b. Tugas pendampingan orang tua terhadap kegiatan misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor
Sampai saat ini, pendampingan yang dilaksanakan orang tua terhadap
kegiatan misdinar di Paroki lebih kepada pengarahan untuk terlibat aktif dalam
kegiatan. Anak diarahkan (‘disuruh’) untuk ikut ambil bagian dalam setiap
kegiatan yang dilaksanakan baik dalam lingkup Wilayah maupun Paroki. Orang
tua sendiri cukup senang apabila anak-anak dapat secara aktif terlibat dalam
kegiatan misdinar. Mereka menganggap bahwa kelompok misdinar memilliki
peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan
ketika perayaan Ekaristi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pendamping misdinar,
mereka mengatakan bahwa orang tua cukup mendukung bila kelompok misdinar
dapat hidup. Hidup dalam arti aktif, sering mengadakan kegiatan yang dapat
memupuk cinta anak terhadap tugas pelayanan untuk Tuhan. Dukungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
selama ini orang tua berikan meliputi mengizinkan anak-anak mengikuti kegiatan
yang diadakan dan mau mengantar jemput anaknya untuk ikut pertemuan rutin
atau latihan. Selain itu, ada orang tua yang memberikan nasihat saat semangat
para misdinar sudah mulai kendor.Beberapa orang tua juga menegur saat misdinar
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini perhatian orang tua
terhadap kelompok misdinar cukup besar [Lampiran 8: (14)].
B. Penelitian Pendampingan Orang Tua terhadap Anak dalam Kegiatan
Misdinar
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pendampingan
orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar di Paroki Santo
Petrus dan Paulus Kelor. Hasil penelitian akan dianalisis untuk mendapatkan
gambaran yang nyata tentang pendampingan orang tua terhadap anak dalam
mengikuti kegiatan misdinar.
1. Latar Belakang Penelitian
Dalam melaksanakan tugas pelayanan dalam Ekaristi, seorang imam
masih membutuhkan bantuan. Salah satu petugas yang membantu imam dalam
memimpin Ekaristi adalah misdinar. Boleh dikatakan bahwa misdinar adalah
salah satu petugas liturgi yang memiliki peranan sangat penting. Misdinar
melayani imam saat mempersembahkan Ekaristi di altar. Dalam suratnya yang
ditujukan kepada para misdinar di seluruh dunia, sebagaimana dikutip oleh
Waskito (1984: 7), Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa tugas yang
dilaksanakan oleh para misdinar di altar menambah keagungan misteri Ekaristi.
Oleh karena itu, keberadaan misdinar dalam Gereja begitu dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gereja membutuhkan keterlibatan dan partisipasi dari anak. Namun,
tidak semua anak memiliki ketertarikan yang sama dalam mengikuti kegiatan,
khususnya kegiatan dalam Gereja. Ada anak yang memang sejak awal tertarik
untuk bergabung karena kemauan sendiri, ada pula anak yang mengikuti kegiatan
karena orang tua yang mengarahkan. Dalam hal ini salah satu faktor pendorong
yang dapat membantu anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan adalah orang tua.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan Gereja dengan seluruh
dinamikanya kepada anak. Dalam keluarga, anak didampingi supaya kelak dapat
menjadi anak yang berguna bagi Gereja dan masyarakat.
Dari pihak Gereja, wadah untuk anak supaya terlibat aktif dalam kegiatan
sangat terbuka lebar. Ditambah lagi, ada ketentuan dari Paroki bahwa setiap anak
yang hendak menerima Krisma diwajibkan untuk menjadi seorang misdinar ketika
sudah menerima komuni pertama. Maka, satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi keterlibatan anak dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan
misdinar adalah orang tua sendiri.
Oleh karena pentingnya keberadaan misdinar bagi Gereja, maka orang
tua perlu dilibatkan. Orang tua dilibatkan dalam mengenalkan, mengarahkan, dan
mendukung anaknya untuk mempersembahkan diri kepada Gereja. Selain itu,
orang tua juga dilibatkan dalam mendidik dan mengajari anaknya dalam hal
berdoa, membaca Kitab Suci, menghafal doa-doa harian, berbuat baik kepada
teman-teman, peka dan peduli terhadap sesamanya, serta bertindak sesuai dengan
ajaran Yesus Kristus. Orang tua perlu dilibatkan sehingga pengajaran tidak
sepenuhnya diserahkan kepada pendamping misdinar. Orang tua adalah pendidik
pertama dan utama dalam keluarga, dan mereka bertanggung jawab atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
perkembangan anak. Oleh sebab itu, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan
dapat mengetahui sejauh manakah orang tua melibatkan diri dalam melaksanakan
tugas pendampingan kepada anak khususnya dalam mengikuti kegiatan misdinar.
2. Permasalahan Penelitian
a. Bagaimana orang tua memahami tentang pendampingan dan peranan
misdinar dalam Gereja?
b. Apa tugas pedampingan dan dukungan orang tua terhadap anak dalam
mengikuti kegiatan misdinar?
c. Manakah peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar?
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang pendampingan dan
peranan misdinar dalam Gereja.
b. Untuk mengetahui tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap
anak dalam mengikuti kegiatan misdinar.
c. Untuk mengetahui peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Penelitian ini
meneliti peristiwa yang sudah terjadi atau terlaksana kemudian dilihat
pengaruhnya. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tindakan, dll dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa secara
alamiah (Moleong, 2007:6).
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penyebaran kuesioner untuk Wilayah Kelor, Wiladeg, Jaranmati
dilaksanakan pada 4 Oktober 2015 dan diambil pada 6 Oktober 2015 sedangkan
untuk Wilayah Sambeng, Semin, Candirejo, dan Ngawen, kuesioner disebar pada
6 Oktober 2015 dan diambil pada 11 Okotber 2015. Pengisian kuesioner
dilaksanakan dirumah masing-masing dengan harapan orang tua dapat
menyediakan waktu cukup untuk mengisi kuesioner dan dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Wawancara kepada para pendamping misdinar dilaksanakan
pada tanggal 1 Agustus 2015 bertempat di gereja Santo Petrus dan Paulus Kelor.
6. Instrumen Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesiner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2014: 230). Kuesioner diberikan kepada orang tua anggota misdinar di
masing-masing Wilayah. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan
wawancara. Wawancara dilaksanakan kepada pendamping misdinar di setiap
Wilayah. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden menggunakan
paduan pertanyaan (Nasir, 1985: 234).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
7. Responden Penelitian
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua dari
anggota misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 100 orang. Menurut Sugiyono (2014: 148), populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi disebut sampel. Peneliti menggunakan teknik probability
sampling dimana teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari 70
kuesioner yang disebar ke setiap Wilayah, 52 kuesioner kembali. Kuesioner yang
kembali akan dijadikan sampel dan kemudian diteliti.
8. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 96), variabel penelitan diartikan sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel
yang akan diteliti yang terungkap dalam tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian
No Variabel yang diungkap No. Pernyataan Jumlah Item(1) (2) (3) (4) 1 Pemahaman tentang pendampingan
dan peranan misdinar 1,2,3,4,5,6,7,8,9 10
10
2 Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
11,12,13,14,15,1617,18,19,20,21,2223,24,25
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(1) (2) (3) (4) 3 Peran pendampingan orang tua bagi
kegiatan misdinar
26,27,28,29,30,3132,33,34,35,36,3738,39,40
15
Total pernyataan 40
9. Laporan Hasil Penelitian
Untuk mendapatkan prosentase kuesioner rumus yang digunakan adalah
dengan membagi jumlah responden yang memilih dengan jumlah total, kemudian
dikali 100% .
P = f/N x 100%
P = presentase
f = jumlah responden yang memilih
N = jumlah total
a. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan arti misdinar
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua memahami tentang
pendampingan dan peranan misdinar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. Pemahaman orang tua tentang pendampingan dan peranan misdinar
(N=52)
No Soal
Pernyataan Alternatif Jawaban
Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Mendampingi misdinar berarti
mengarahkan (‘menyuruh’) anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
18 34 0 0
34,62 65,38 00,00 00,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(1) (2) (3) (4) (5) 2 Saya menyadari bahwa anak
membutuhkan dukungan orang tua dalam mengikuti kegiatan dalam gereja khususnya kegiatan misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
25 27 0 0
48,08 51,92 00,00 00,00
3 Orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
19 33 0 0
36,54 63,46 00,00 00,00
4 Orang tua perlu mengetahui dan paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
11 40 1 0
21,16 76,92 01,92 00,00
5 Orang tua harus paham akan pengetauan tentang misdinar dan liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
9 41 2 0
17,31 78,84 03,85 00,00
6 Misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam perayaan Ekaristi
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
32 20 0 0
61,53 38,47 00,00 00,00
7 Keberadaan misdinar menjadi warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam perayaaan Ekaristi
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
26 25 1 0
50,00 48,08 01,92 00,00
8 Kegiatan misdinar dapat membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan anak
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
25 27 0 0
48,07 51,93 00,00 00,00
9 Kegiatan misdinar memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
22 30 0 0
42,31 57,69 00,00 00,00
10 Kegiatan misdinar menjadi wadah anak untuk semakin mencintai Gereja dan Tuhan
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
22 30 0 0
42,31 57,69 00,00 00,00
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner didapat keterangan bahwa
pada pernyataan mengenai arti pendampingan kurang dari separuh total responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yaitu sebanyak 18 (34,62%) sangat setuju apabila pendampingan diartikan dengan
mengarahkan ‘menyuruh’ anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan. Sedangkan
kurang dari separuh total responden, yaitu 34 (65,38%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok pemahaman pendampingan, kurang dari separuh
responden menyatakan sangat setuju yaitu 27 (51,92%) bahwa orang tua
menyadari apabila anak membutuhkan dukungan dalam mengikuti kegiatan dalam
gereja khususnya misdinar. Sedangkan lebih dari separuh total responden memilih
setuju yaitu 25 (48,08%).
Pernyataan pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden yaitu 19 (36,54%) menyatakan sangat setuju
apabila orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan mengarahkan anak
untuk mempersembahkan diri dengan menjadi anggota misdinar. Sedangan lebih
dari separuh total responden memilih setuju yaitu 33 (63,46%).
Masih pada pemahaman akan pendampingan menunjukkan bahwa
kurang dari separuh total responden yaitu 11 (21,16%) memilih sangat setuju
dengan pernyataan bahwa orang tua perlu mengetahui dan paham akan segala
kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak. Sedangkan lebih dari total responden
menyatakan setuju yaitu 40 (76,92%) dan1 (0,192%) responden memilih tidak
setuju.
Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman pendampingan
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat
setuju apabila orang tua harus paham akan pengetahuan tentang misdinar dan
liturgi dalam gereja supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak. Banyak
dari responden menyatakan setuju yaitu 41 (78,84%) dan beberapa responden
yaitu 2 (3,86%) menyatakan tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pada pernyataan mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan
bahwa separuh lebih dari total responden yaitu 32 (61,53%) menyatakan sangat
setuju bahwa misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam
perayaan Ekaristi. Sedangkan kurang dari separuh responden menyatakan setuju
yaitu 20 (38,47%).
Masih mengenai pemahaman akan misdinar menunjukkan bahwa separuh
dari total responden yaitu 26 (50%) menyatakan sangat setuju bahwa keberadaan
misdinar menjadi warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam
perayaan Ekaristi. Kurang dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 25
(48,07%) dan satu responden menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai kegiatan misdinar menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 25 (48,07%)
apabila kegiatan misdinar dapat membawa pengaruh yang baik bagi
perkembangan anak. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu 27
(51,93%). Tidak ada alternatif jawaban yang lain.
Masih pada pokok kegiatan misdinar, kurang dari separuh responden
yaitu 22 (42,31%) menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan misdinar memiliki
peranan yang penting dalam menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan.
Sedangkan lebih dari separuh respoden menyatakan setuju yaitu 30 (57,69%).
Pada pernyataan terakhir mengenai pemahaman akan misdinar
menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22 (42,31%).
menyatakan sangat setuju apabila kegiatan misdinar menjadi wadah anak untuk
semakin mencintai Gereja dan Tuhan. Lebih dari separuh responden menyatakan
setuju yaitu 30 (57,69%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
Pada bagian ini akan memaparkan sejauh manakah orang tua
melaksanakan tugas pendampingan dan dukungan terhadap kegiatan misdinar
yang terungkap dalam tabel 3.
Tabel 3. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
(N=52)
No Soal
Pernyataan Alternatif Jawaban
Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5) 11 Saya mengetahui dan
mengenal teman-teman misdinar anak saya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
8 40 4 0
15,38 76,92 07,70 00,00
12 Saya mengarahkan anak saya untuk bergabung menjadi anggota misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
30 22 0 0
57,69 42,31 00,00 00,00
13 Saya selalu menyemangati anak saya untuk rajin dalam bertugas
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 35 0 0
32,69 67,31 00,00 00,00
14 Saya bersedia mengantar jemput anak saya ketika ada pertemuan misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
14 30 8 0
26,93 57,69 15,38 00,00
15 Saya ikut menunggui saat anak saya sedang mengikuti kegiatan misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
1 20 30 1
01,92 38,47 57,69 01,92
16 Saya selalu mengizinkan anak saya untuk mengikuti kegiatan misdinar seperti outbond, camping rohani, pertemuan rutin.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
19 33 0 0
36,53 63,47 00,00 00,00
17 Saya menyediakan waktu khusus bersama anak saya untuk berbincang seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
7 37 9 0
13,49 69,23 15,38 00,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(1) (2) (3) (4) (5) 18 Saya membelikan buku-buku
yang berkaitan dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak saya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
2 34 16 0
03,85 65,38 30,77 00,00
19 Saya selalu mengajarkan anak saya supaya selalu memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
12 39 1 0
23,08 75,00 01,92 00,00
20 Saya berusaha menjawab semampu saya saatanak saya bertanya tentang misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
9 42 1 0
17,31 80,77 01,92 00,00
21 Saya memberikan pengetahuan tentang misdinar beserta dinamikanya kepada anak saya
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
2 42 8 0
03,85 80,77 15,38 00,00
22 Saya meneguranak saya ketika ia tidak bersedia tugas misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
22 27 3 0
42,31 51,92 05,77 00,00
23 Saya memarahi anak saya bila anak saya lebih mementingkan bermain di luar bersama teman dibandingkan berangkat kegiatan misdinar.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 32 3 0
32,69 61,53 05,78 00,00
24 Saya menasehati anak saya untuk selalu menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
21 31 0 0
40,38 59,62 00,00 00,00
25 Saya merasa senang dan bangga apabila anak saya rajin tugas misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
9 42 1 0
17,31 80,77 01,92 00,00
Pengolahan data pada variabel dua mengenai tugas pendampingan dan
dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar diperoleh keterangan bahwa pada
pernyataan orang tua mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar dari anak
menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 8 (15,38%)
menyatakan sangat setuju. Lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(76,92%) memilih setuju, dan sisanya sebanyak 4 (7,70%) responden menyatakan
kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua mengarahkan anak untuk bergabung
menjadi anggota misdinar menunjukkan lebih dari separuh responden memilih
sangat setuju yaitu sebanyak 30 (57,69%) sedangkan lebih dari separuh responden
yaitu 22 (42,31%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orangtua, pada
pernyataan bahwa orang tua selalu menyemangati anak untuk rajin dalam bertugas
menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan
sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden memilih setuju yaitu
sebanyak 35 (67,31%).
Pada pernyataan bahwa orang tua bersedia mengantar jemput anak ketika
ada pertemuan misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden
memilih sangat setuju yaitu sebanyak 14 (26,93%) sedangkan lebih dari separuh
respoden yaitu sebanyak 30 (57,69%) menyatakan setuju, dan ada beberapa
responden yaitu sebanyak 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua ikut menunggui saat anak sedang
mengikuti kegiatan misdinar menunjukkan bahwa 1 (1,92%) responden memilih
sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 20 (38,46%)
memilih setuju. Lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak
30 (57,69%) memilih kurang setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan
tidak setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua selalu mengizinkan anak untuk
mengikuti kegiatan misdinar seperti outbond, camping rohani, pertemuan rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menunjukkan kurang dari separuh responden memilih sangat setuju, yaitu
sebanyak 19 (36,53%) sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju
yaitu sebanyak 33 (63,47%).
Pada pernyataan mengenai orang tua menyediakan waktu khusus
bersama anak untuk berbincang seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,49%) memilih sangat
setuju.Lebih dari separuh responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 37
(69,23%) dan sisanya yaitu 8 (15,38%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua membelikan buku-buku yang berkaitan
dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak menunjukkan sedikit dari
responden yaitu 2 (3,84%) menyatakan sangat setuju. Lebih besar responden
menyatakan setuju yaitu sebanyak 34 (65,38%) dan sisanya 16 (30,78%)
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajarkan anak supaya
memperhatikan saat kakak pendamping memberikan materi tentang misdinar
menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju
yaitu 12 (23,07%) sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 39 (75%)
memilih opsi setuju dan sisanya ada 1 (1,92%) responden memilih kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua berusaha menjawab semampunya
saat anak bertanya tentang misdinar menunjukkan bahwa sedikit dari responden
yaitu 9 (17,31%) memilih opsi sangat setuju sedangkan responden terbanyak yaitu
42 (80,77%) memilih opsi setuju dan sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan
kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Masih pada pokok tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap
kegiatan misdinar, pernyataan bahwa orang tua memberikan pengetahuan tentang
misdinar beserta dinamikanya kepada anak menunjukkan sedikit dari responden
menyatakan sangat setuju yaitu 2 (3,85%). Responden terbanyak memilih opsi
setuju yaitu 42 (80,77%) dan beberapa responden yaitu 8 (15,38%) menyatakan
kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua menegur anak ketika tidak bersedia
tugas misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh responden yaitu 22
(42,31%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden yaitu
27 (51,92%) menyatakan setuju namun ada beberapa responden yaitu 3 (5,77%)
menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua memarahi anak apabila anak lebih
mementingkan bermain di luar bersama teman dibandingkan berangkat kegiatan
misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh respoden yaitu 17 (32,69%)
menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan
setuju yaitu sebanyak 32 (61,53%). Beberapa responden yaitu 3 (5,78%)
menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa orang tua menasehati anak untuk selalu
menjalankan tugas pelayanan di altar dengan baik menunjukkan kurang dari
separuh responden yaitu 21 (40,38%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih
dari separuh responden yaitu sebanyak 31 (59,62%) memilih setuju dengan
pernyataan yang ada.
Peryataan terakhir pada tugas pendampingan dan dukungan orang tua
terhadap kegiatan misdinar menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(17,31%) menyatakan sangat setuju apabila orang tua merasa senang dan bangga
anaknya rajin tugas misdinar. Sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 42
(80,77%) menyatakan setuju dan 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan yang ada.
c. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana orang tua dalam keseharian
melaksanakan peran pendampingan bagi kegiatan misdinar yang terungkap pada
tabel 4.
Tabel 4. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar (N=52)
No Soal
Pernyataan Alternatif Jawaban
Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5) 26 Saya selalu mengajari dan
mengajak anak saya berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
9 42 1 0
17,31 80,77 01,92 00,00
27 Saya mengajari anak saya doa-doa harian karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
13 36 3 0
25,00 69,23 05,77 00,00
28 Saya mengajari anak saya untuk menjalin relasi yang baik dengan teman-teman misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
15 37 0 0
28,84 71,16 00,00 00,00
29 Saya mendidik anak saya untuk mau bergaul dan terbuka dengan teman misdinar
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
25 27 0 0
48,07 51,93 00,00 00,00
30 Saya membiasakan anak saya untuk membaca Kitab Sucikarena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang Kitab Suci
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
8 39 5 0
15,38 75,00 09,62 00,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(1) (2) (3) (4) (5) 31 Saya selalu mengajak anak
saya mengikuti pendalaman Kitab Suci supaya ia terbiasa dan paham akan Kitab Suci karena dalam kegiatan misdinar, pendalaman Kitab Suci juga sering dilaksanakan
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
7 42 3 0
13,4680,76 05,78 00,00
32 Saya selalu menasehati anaksaya untuk berkata dan berperilaku baik sesuai dengan ajaran Yesus
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
27 25 0 0
51,9248,08 00,00 00,00
33 Saya mengajarkan kepada anak saya supaya bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu mengakui imannya
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
28 24 0 0
53,8446,16 00,00 00,00
34 Saya mendidik anak saya untukmenjadi orang yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 35 0 0
32,6967,31 00,00 00,00
35 Saya mengajari anak saya untuk mau berbagi dengan sesamanya misdinar harus memiliki rasa belas kasih
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
16 36 0 0
30,7669,24 00,00 00,00
36 Saya setuju dengan diadakannya rekoleksi untuk orang tua dari anggota misdinar
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 34 1 0
32,7065,38 01,92 00,00
37 Saya mengharapkan pendampingan orang tua diadakan dalam 3 kali dalam setahun
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
8 38 6 0
15,3873,07 11,55 00,00
38 Saya berharap rekoleksi dapat memberikan ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup berkeluarga
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
8 43 0 0
15,3884,62 00,00 00,00
39 Saya mengharapkan pendampingan untuk mendalami peran keluarga kristiani dalam hidup menggereja
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
16 36 0 0
30,7669,24 00,00 00,00
40 Saya berharap dengan diadakannya pendampingan orang tua, saya dapat lebih mengenal anak saya lebih dalam sebagai anugrah Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja
Sangat SetujuSetuju Kurang Setuju Tidak Setuju
24 28 0 0
46,1553,85 00,00 00,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pengolahan data variabel peran pendampingan orang tua bagi kegiatan
misdinar diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan mengenai orang tua selalu
mengajak anak berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa
menunjukkan sedikit dari responden yaitu 9 (17,31%) menyatakan sangat setuju.
Lebih banyak responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 42 (80,77%) dan
sisanya 1 (1,92%) responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang
ada.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak doa-doa harian
karena seorang misdinar harus hafal doa-doa harian menunjukkan bahwa kurang
dari separuh responden yaitu 13 (25%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih
dari separuh responden yaitu 36 (69,23%) menyatakan setuju dan beberapa
responden menyatakan kurang setuju yaitu 3 (5,77%).
Pada pernyataan bahwa orang tua mengajari anak untuk menjalin relasi
yang baik dengan teman-teman misdinar menunjukkan kurang dari separuh
responden yaitu 15 (28,84%) memilih opsi sangat setuju sedangkan lebih dari
separuh responden yaitu 37 (71,16%) memilih opsi setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk mau bergaul
dan terbuka dengan teman misdinar menunjukkan bahwa kurang dari separuh
responden yaitu 25 (48,07%) menyatakan sangat setuju sedangkan lebih dari
separuh responden yaitu 27 (51,93%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok peran pendampingan orang tua terhadap kegiatan
misdinar, pernyataan mengenai orang tua membiasakan anak untuk membaca
Kitab Suci karena menjadi seorang misdinar juga harus tahu dan paham tentang
Kitab Suci menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 8 (15,38%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden yang memilih opsi
setuju yaitu 39 (75%) dan sisanya yaitu 5 (9,62%) menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua selalu mengajak anak mengikuti
kegiatan pendalaman Kitab Suci supaya anak terbiasa dan paham akan Kitab Suci
karena dalam kegiatan misdinar pendalaman Kitab Suci jua sering dilaksanakan
menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 7 (13,46%) menyatakan sangat
setuju sedangkan banyak dari responden yaitu 42 ( 80,76%) menyatakan setuju
dan sisanya 3 (5,78%) menyatakan kurang setuju dengan pernyataan yang ada.
Pada pernyataan bahwa orang tua selalu menasehati anak untuk berkata
dan berperilaku baik sesuai dengan ajaram Yesus menunjukkan lebih dari separuh
responden memilih opsi setuju yaitu sebanyak 27 (51,92%) sedangkan kurang dari
separuh responden yaitu 25 (48,08%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajarkan kepada anak supaya
bangga menjadi orang katolik karena seorang misdinar tidak boleh malu
mengakui imannya menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden yaitu 28
(53,84%) menyatakan santat setuju sedangkan kurang dari separuh responden
yaitu 24 (46,16%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mendidik anak untuk menjadi orang
yang peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuan menunjukkan
bahwa sedikit dari responden yaitu 17 (32,69%) menyatakan sangat setuju
sedangkan banyak dari responden yaitu 35 (67,31%) menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua mengajari anak untuk mau berbagi
dengan sesamanya karena misdinar harus memiliki rasa belas kasih menunjukkan
bahwa kurang dari separuh responden yaitu 16 (30,76%) menyatakan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
setuju sedangkan lebih dari separuh responden menyatakan setuju yaitu sebanyak
36 (69,24%).
Pada pernyataan bahwa orang tua setuju dengan diadakannya rekoleksi
untuk orang tua dari anggota misdinar menunjukkan sedikit dari responden yaitu
17 (32,70%) menyatakan sangat setuju sedangkan banyak dari responden memilih
opsi setuju yaitu 34 (65,38%) dan sisanya 1 (1,92%) menyatakan kurang setuju
dengan pernyataan yang tersedia.
Pada pernyataan bahwa orang tua mengharapkan pendampingan orang tua
diadakan tiga kali dalam setahun menunjukkan sedikit dari responden yang
menyatakan sangat setuju yaitu 8 (15,38%) sedangkan banyak dari responden
menyatakan setuju yaitu 38 (73,07%) dan beberapa responden yaitu 6 (11,55%)
menyatakan kurang setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua berharap rekoleksi dapat memberikan
ruang yang cukup untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup
berkeluarga menunjukkan bahwa sedikit dari responden yaitu 8 (15,38%) yang
menyatakan sangat setuju sedangkan sisanya sebanyak 43 (84,62%) responden
menyatakan setuju.
Pada pernyataan mengenai orang tua menaharapkan pendampingan untuk
mendalami peran keluarga kristiani dalam hidup menggereja menunjukkan bahwa
kurang dari separuh responden yaitu 16 (30,76%) menyatakan sangat setuju
sedangkan sisanya lebih dari separu responden yaitu 36 (69,24%) menyatakan
setuju.
Pernyataan terakhir pada variabel peran pendampingan orang tua terhadap
kegiatan misdinar bahwa orang tua berharap dengan diadakannya pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
orang tua, orang tua dapat lebih mengenal anak lebih dalam sebagai anugrah
Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam hidup menggereja menunjukkan
kurang dari separuh responden yaitu 24 (46,15%) menyatakan sangat setuju
sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 28 (53,85%) menyatakan setuju.
10. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai
pendampingan orang tua terhadap anak dalam mengikuti kegiatan misdinar di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor.
a. Pemahaman tentang pendampingan dan arti misdinar
Hasil penelitian terhadap pemahaman pendampingan dan peranan
misdinar menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 34
(65,38%) menyatakan setuju bahwa mendampingi misdinar berarti (‘menyuruh’)
anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
sebagian besar orang tua cukup menyadari dan memahami bahwa dengan
menyuruh anak terlibat aktif dalam kegiatan, mereka telah mendampingi misdinar.
Sebanyak 27 (51,92%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa
anak membutuhkan dukungan orang tua dalam mengikuti kegiatan dalam gereja
khususnya kegiatan misdinar.Dalam hal ini, orang tua juga cukup menyadari dan
memahamibahwa mendampingi anak dalam hidup berarti juga memberikan
dukungan kepada anak untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan menggereja
khususnya kegiatan misdinar. Sebanyak 33 (63,46%), lebih dari separuh
responden menyetujui bahwa orang tua perlu dilibatkan dalam mengenalkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri kepada Gereja dengan menjadi
anggota misdinar. Hal tersebut menunjukkan bahwa orangtua cukup memahami
bahwa mendampingi anak misdinar berarti bersedia untuk dilibatkan dalam
mengenalkan dan mengarahkan anak menjadi anggota misdinar. Sejumlah 40
(76,92%) responden menyatakan setuju apabila orang tua perlu mengetahui dan
paham akan segala kegiatan misdinar yang diikuti oleh anak. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa banyak orang tua yang cukup menyadari bahwa mendampingi
menuntut orang tua untuk mengetahui dan memahami akan segala kegiatan yang
diikuti oleh anak. Meskipun begitu masih ada responden yang menyatakan kurang
setuju terhadap pernyataan yang tersedia. Hal itu menunjukkan bahwa masih ada
orang tua yang belum sadar dengan tugas pendampingan yang harus dijalankan.
Sebanyak 41 (78,84%), lebih dari separuh responden memilih setuju bahwa orang
tua harus paham akan pengetahuan tentang misdinar dan liturgi dalam Gereja
supaya dapat membantu mengajarkan kepada anak. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sebagian orang tua cukup menyadari bahwa orang tua juga berkewajiban
untuk membagikan pengetahuan tentang misdinar dan liturgi dalam Gereja kepada
anak. Hanya 9 (17,30%) orang tua yang benar-benar memahami dan menyadari
bahwa mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih tentang kehidupan
menggereja kemudian mengajarkannya kepada anak. Mungkin orang tuamasih
menganggap bahwa pengetahuan tentang Gereja itu anak peroleh lewat kakak
pendamping ketika pertemuan misdinar.
Sebanyak 32 (61,53%) responden menyatakan sangat setuju bahwa
misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang penting dalam perayaan
Ekaristi. Lebih dari separuh orang tua telah menyadari dan memahami akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pentingnya keberadaan misdinar dalam Gereja. Sebanyak 26 (50%), lebih dari
separuh responden memilih sangat setuju bahwa keberadaan misdinar menjadi
warna tersendiri bagi Gereja dan menambah keagungan dalam perayaan Ekaristi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua orang tua telah
memahami dan menyadari bahwa keberadaan misdinar dalam Gereja memiliki
peranan yang penting bagi Gereja. Sebanyak 27 (51,93%), lebih dari separuh
responden menyatakan setuju bahwa kegiatan misdinar dapat membawa pengaruh
yang baik bagi perkembangan anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua
menilai kegiatan misdinar cukup positif. bagi perkembangan anak. Boleh
dikatakan, orang tua cukup percaya bahwa kegiatan misdinar yang dilaksanakan,
membawa pengaruh baik bagi anak. Sebanyak 30 (57,69%), lebih dari separuh
responden setuju bahwa kegiatan misdinar memiliki peranan yang penting dalam
menumbuhkan keterlibatan anak melayani Tuhan. Dalam hal ini orang tua cukup
menyadari bahwa dengan mengikuti kegiatan misdinar, dapat menumbuhkan
keterlibatan dan semangat melayani dalam diri anak. Sebanyak 30 (57,69%), lebih
dari separuh responden menyatakan setuju bahwa kegiatan misdinar menjadi
wadah anak untuk semakin mencintai Gereja dan Tuhan. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa sebagian besar orang tua cukup menyadari dan memahami bahwa
kegiatan misdinar merupakan salah satu wadah yang diberikan untuk semakin
membuat anak mencintai Gereja dan Tuhan.
Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel I tentang
pemahaman orang tua akan pendampingan dan peranan misdinar. Pada pokok
pembahasan mengenai pemahaman orang tua akan arti pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menunjukkan bahwa sebagian besarorang tuacukup memahami arti pendampingan
dalam hubungannya dengan kegiatan misdinar. Mereka cukup memiliki kesadaran
bahwa mendampingi misdinar berarti terlibat untuk mengenalkan dan
mengarahkan anak untuk aktif mengikuti kegiatan yang diadakan. Mereka paham
dan sadar bahwa misdinar misdinar merupakan salah satu petugas liturgi yang
memiliki peranan penting dalam peraayaan Ekaristi. Meskipun begitumasih ada
beberapa yang menyatakan kurang setuju. Orang tua yang menyatakan setuju
berarti mereka cukup sadar akan tugas pendampingannya dalam kegiatan
misdinar. Bagi orang tua yang menyatakan kurang setuju berarti mereka belum
memiliki kesadaran akan tugas pedampingannya.
b. Tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar
Hasil penelitian tentang tugas-tugas pendampingan dan dukungan orang
tua menunjukkan sebanyak 40 (76,92%) menyatakan setuju bahwa orang tua
mengetahui dan mengenal teman-teman misdinar anak. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa bagi orang tua mengenal teman misdinar anak cukup penting dan
perlu dalam pendampingan. Ada beberapa orang tua yang menganggap bahwa
dalam pendampingan, tidaklah penting dan perlu untuk mengenal teman misdinar
anak,dengan menyatakan kurang setuju. Sebanyak 30 (57,69%), lebih dari separuh
responden memilih sangat setuju apabila orang tua mengarahkan anak untuk
bergabung menjadi anggota misdinar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa orang
tua telah mendukung anak sepenuhnya dengan mengarahkan anak untuk
bergabung menjadi anggota misdinar. Sebanyak 35 (67,31%) responden setuju
bahwa orang tua selalu menyemangati anak untuk rajin dalam bertugas. Dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ini orang tua cukup mendukung anak untuk melaksanakan tugas misdinar.
Sebanyak 30 (57,69%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa
orang tua bersedia mengantar jemput anak ketika ada pertemuan misdinar. Ada 8
(15,39%) responden yang menyatakan kurang setuju. Boleh dikatakan memang
orang tua kurang memberikan dukungan terhadap anak dalam mengikuti kegiatan
misdinar. Sebanyak 30 (57,69%) responden menyatakan kurang setuju apabila
orang tua ikut menunggui anak saat sedang mengikuti kegiatan misdinar. Boleh
dikatakan bahwa menunggui anak saat kegiatan bagi orang tua bukan salah satu
bentuk pendampinan dan dukungan yang utama. Dalam hal ini, orang tua menaruh
kepercayaan sepenuhnya kepada Gereja. Hanya satu orang tua yang benar-benar
mendampingi anak dan menyadari tugas pendampingannya secara penuh.
Sejumlah 33 (63,47%) responden setuju bahwa orang tua selalu mengizinkan anak
untuk mengikuti kegiatan misdinar seperti outbond, camping rohani, pertemuan
rutin. Orang tua yang menyatakan setuju boleh dikatakan cukup mendukung
dengan mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan misdinar yang diadakan
seperti outbond, camping rohani, pertemuan rutin.
Sebanyak 37 (69,23%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju
bahwa orang tua menyediakan waktu khusus bersama anak untuk berbincang
seputar kegiatan misdinar yang telah diikuti. Hal tersebut menunjukkan bahwa
banyak orang tua yang cukup peduli dengan apa yang telah anak mereka peroleh
dari kegiatan yang telah diikuti. Meskipun begitu ada beberapa orang tua yaitu
sejumlah 8 (15,39%) yang sama sekali kurang peduli dengan apa yang anak
pelajari dari kegiatan misdinar. Mungkin bagi beberapa orang tua, menanyakan
hal tersebut tidak begitu penting dalam pendampingan. Sebanyak 34 (65,38%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
responden memilih setuju bahwa orang tua membelikan buku-buku yang
berkaitan dengan misdinar untuk menambah pengetahuan anak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dukungan orang tua dengan membelikan buku tentang
misdinar itu cukup penting. Hanya 2 (3,48%) orang tua yang menganggap sangat
penting dan mendukung secara penuh. Boleh dikatakan memang mereka telah
membelikannya. Sebanyak 16 (30,77%) orang tua yang menyatakan kurang
setuju, berarti menggangap buku panduan misdinar tidak penting dimiliki oleh
anak. Sebanyak 39 (75%), lebih dari separuh responden setuju bahwa orang tua
selalu mengajarkan kepada anak untuk selalu memperhatikan saat kakak
pendamping memberikan materi tentang misdinar. Hal tersebut menunjukkan
bahwa banyak dari orang tua yang cukup memberikan pengajaran kepada anak
untuk memperhatikan orang lain ketika sedang mengajar.
Sejumlah 42 (80,77%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju
bahwa orang tua berusaha menjawab semampunya saat anak bertanya tentang
misdinar. Orang tua cukup menyadari bahwa mereka seharusnya memiliki
pengetahuan yang cukup sehingga ketika anaknya bertanya mereka mampu
menjawab. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua merasa cukup tahu dan
paham akan misdinar. Namun masih ada responden yang memang merasa tidak
perlu tahu dengan menyatakan kurang setuju. Sebanyak 42 (80,77%) atau lebih
dari separuh responden memilih setuju bahwa orang tua memberikan pengetahuan
tentang misdinar beserta dinamikanya kepada anak. Boleh dikatakan bahwa orang
tua merasa cukup perlu memberikan pengetahuan kepada anak terkait dengan
kegiatan misdinar dan diamikanya. Hanya 2 (3,84%) orang yang merasa sangat
perlu dan sadar akan hal tersebut. Bahkan 8 (15,4%) orang tua merasa tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memberikan pengetahuan tersebut. Mereka belum memiliki kesadaran dalam hal
ini. Sebanyak 27 (51,92%) responden setuju bahwa orang tua menegur anak saat
anak tidak bersedia tugas misdinar. Orang tua cukup memiliki kesadaran bahwa
mereka harus mengajari anak untuk melaksanakan tugas dengan baik. Boleh
dikatakan bahwa orang tua cukup peduli dengan pelaksanan tugas pelayanan anak
di altar.
Sebanyak 32 (61,53%) atau lebih dari separuh responden memilih setuju
bahwa orang tua memarahi anak apabila anak lebih mementingkan bermain di luar
bersama teman dibandingkan dengan pertemuan misdinar. Orang tua yang
memilih setuju boleh dikatakan bahwa mereka cukup peduli dengan keaktifan
anak dalam mengikuti kegiatan. Meskipun begitu ada orang tua yang menyatakan
kurang setuju akan pernyataan tersebut. Boleh dikatakan, orang tua acuh dengan
kegiatan yang diikuti anak. Masih ada orang tua yang tidak menyadari tugasnya
dalam mendampingi anak. Sebanyak 31 (59,62%), lebih dari separuh responden
menyatakan setuju apabila orang tua menasehati anak untuk selalu menjalankan
tugas pelayanan di altar dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua
cukup mendukung anak untuk selalu menjalankan tugas pelayanan di altar dengan
baik. Sebanyak 42 (80,77%) atau lebih dari separuh responden setuju bahwa orang
tua merasa senang dan bangga apabila anaknya rajin bertugas misdinar. Boleh
dikatakan bahwa orang tua cukup senang dan bangga apabila anaknya rajin
bertugas.
Hasil penelitian diatas merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang
tugas pendampingan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan misdinar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa orang tua cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menjalankan tugas pendampinganya dengan baik. Hanya saja belum maksimal.
Ada beberapa tugas pendampingan dan dukungan yang sudah dijalankan, dan ada
yang belum. Selain itu masih ada orang tua yang belum sadar akan tugas
pendampingannya dan belum memberikan dukungan untuk anak. Boleh dikatakan
bahwa beberapa orang tua belum total dalam mendampingi dan mendukung anak
dalam melaksanakan tugas pelayanan menjadi seorang misdinar.
c. Peran pendampingan orang tua bagi kegiatan misdinar
Penelitian terhadap peran pendampingan orang tua bagi kegiatan
misdinar menunjukkan sebanyak 42 (80,77%) atau lebih dari separuh
respondenmenyatakan setuju bahwa orang tua selalu mengajari dan mengajak
anak berdoa karena seorang misdinar harus bisa memimpin doa. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang tua cukup memberikan peran dalam mengajari dan
mengajak anaknya untuk berdoa. Masih ada orang tua yang tidak mengajak dan
mengajari berdoa dengan menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan yang
tersedia. Sebanyak 36 (69,23%), lebih dari separuh responden memilih setuju
bahwa orang tua mengajari anak doa-doa harian karena seorang misdinar harus
hafal doa-doa harian. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua juga cukup
berperan dalam mengajari anak doa-doa harian secara penuh. Sebanyak 37
(71,16%), lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa orang tua
mengajari anak untuk menjali relasi yang baik dengan teman-teman misdinar. Hal
tersebut menunjukkan bahwa orang tua belum cukup memberikan peran dalam
mengajari anaknya untuk menjalin relasi yang baik dengan teman misdinarnya.
Sejumlah 27 (51,93%) atau lebih dari separuh responden menyatakan setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bahwa orang tua mendidik anak untuk mau bergaul dan terbuka dengan teman
misdinar. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua cukup berperan dalam
mendidik anak. Sebanyak 39 (75%) atau lebih dari separuh responden memilih
setuju bahwa orang tua membiasakan anak untuk membaca Kitab Suci karena
seorang misdinar harus tahu dan paham tentang Kitab Suci. Hal tersebut boleh
dikatakan bahwa orang tua sudah cukup berperan dalam membiasakan anak untuk
membaca Kitab Suci. Mereka cukup menyadari bahwa mereka memiliki peran
untuk membiasakan anak membaca Kitab Suci.
Sebanyak 42 (80,76%) atau lebih dari responden menyatakan setuju
bahwa orang tua selalu mengajak anak untuk mengikui pendalaman Kitab Suci
supaya anak terbiasa dan paham tentang Kitab Suci karena dalam kegiatan
misdinar pendalaman Kitab Suci sering dilaksanakan. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa orang tua telah cukup berperan dalam mengajak anak untuk
mengikuti pendalaman iman. Sebanyak 27 (51,92%) responden atau sangat setuju
bahwa orang tua selalu menasehati anak untuk berkata dan berperilaku baik sesuai
dengan ajaran Yesus. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua telah
menjalankan peran dengan baik. Lebih dari separuh orang tua yang telah memiliki
kesadaran menasehati anaknya untuk berkata dan berperilaku baik sesuai dengan
ajaran Yesus. Sebanyak 28 (53,84%) responden menyatakan sangat setuju bahwa
orang tua mengajarkan kepada anak supaya bangga menjadi orang katolik karena
seorang misdinar tidak boleh malu mengakui imannya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa orang tua telah sadar melaksanakan perannya untuk mengajarkan kepada
anak supaya bangga menjadi orang Katolik. Sebanyak 35 (67,31%) lebih dari
separuh responden memilih setuju bahwa orang tua mendidik anak untuk menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
orang yang peka dan peduli dengan teman yang membutuhkan bantuan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa orang tua cukup mendidik anaknya untuk peka dan
peduli dengan teman yang membutuhkan bantuan. Sebanyak 36 (69,24%) atau
lebih dari separuh responden setuju bahwa orang tua mengajari anak untuk mau
berbagi dengan sesamanya karena seorang misdinar harus memiliki rasa belas
kasih. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa orang tua cukup melaksanakan tugas
pengajarannya penuh kepada anak, meskipun belum maksimal. Sebanyak 34
(65,38%) responden memilih setuju apabila diadakan rekoleksi untuk orang tua
dari anggota misdinar. Orang tua memilih setuju dapat diartikan bahwa mereka
cukup mengharapkan diadakannya rekoleksi. Sebanyak 38 (73,07%) responden
menyatakan setuju bahwa orang tua mengharapkan pendampingan orang tua
diadakan tiga kali dalam setahun. Hal tersebut boleh diartikan bahwa orang tua
cukupmengharapkan apabila pendampingan dilaksanakan tiga kali. Masih ada
orang tua yang sama sekali yang merasa tidak membutuhkan adanya
pendampingan, yaitu sebanyak 6 (11,55%). Sebanyak 43 (84,62%) responden
setuju bahwa orang tua berharap rekoleksi dapat memberikan ruang yang cukup
untuk sharing dan berbagi pengalaman dalam hidup berkeluarga. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang tua, cukup mengharapkan adanya sharing dan berbagi
pengalaman dalam pendampingan. Sebanyak 36 (69,24%) responden memilih
setuju bahwa orang tua mengharapkan pendampingan untuk mendalami peran
keluarga kristiani dalam hidup menggereja. Berarti, banyak orang tua yang
menganggap bahwa pendalaman peran dalam keluarga kistiani cukupperlu dan
penting. Sebanyak 28 (53,85%) responden menyatakan setuju bahwa orang tua
berharap dengan diadakannya pendampingan, orang tua dapat lebih mengenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
anaknya lebih dalam sebagai anugrah Tuhan yang dipanggil untuk terlibat dalam
hidup menggereja. Hal tersebut berarti masih banyak orang tua yang menganggap
bahwa mengenal anak lebih dalam lagi lewat pendampingan cukup perlu dan
penting.
Pembahasan di atas merupakan hasil penelitian dari variabel tentang
peran orang tua bagi kegiatan misdinar. Dari pernyataan-pernyataan yang
diajukan, secara garis besar orang tua cukup menyadari menyadari akan perannya
bagi kegiatan misdinar. Mereka sudah cukup berperan dengan baik dalam
melaksanakan tugas pendampingan terkait dengan lima tugas Gereja. Meskipun
begitu, ada beberapa orang tua yang masih belum sadar akan perannya dalam
keluarga. Boleh dikatakan bahwa orang tua belum sepenuhnya menyadari
menyadari perannya sebagai orang tua dalam mendidik dan merawat anaknya
yang dipanggil untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar.
11. Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa sebagian
besar orang tua cukup memahami arti pendampingan dalam hubungannya dengan
kegiatan misdinar. Mereka cukup memiliki kesadaran bahwa mendampingi
misdinar berarti terlibat untuk mengenalkan dan mengarahkan anak untuk aktif
mengikuti kegiatan yang diadakan. Mereka paham dan sadar bahwa misdinar
merupakan salah satu petugas liturgi yang memiliki peranan penting dalam
perayaan Ekaristi.
Selain itu, sebagian orang tua sudah cukup menjalankan tugas
pendampingannya dengan baik, hanya saja belum maksimal. Ada beberapa tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pendampingan dan dukungan yang sudah dijalankan, dan ada yang belum.
Mungkin orang tua memiliki pertimbangannya masing-masing dalam mendukung
anak mengikuti kegiatan misdinar.
Secara garis besar orang tua cukup menyadari akan perannya bagi
kegiatan misdinar. Mereka sudah cukup berperan dengan baik dalam
melaksanakan tugas pendampingan terkait dengan lima tugas Gereja. Orang tua
cukup menyadari bahwa anak mereka adalah seorang anggota misdinar, jadi
mereka harus ikut terlibat dalam mengembangkan iman anak. Mereka
bertanggung jawab akan hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENDAMPINGAN ORANG TUA TERHADAP MISDINAR
Dalam menjalani kehidupan di dunia seorang anak tidak terlepas dari
pendampingan orang tua. Anak merupakan karunia terindah yang diberikan oleh
Tuhan supaya dijaga dan dirawat sehingga kelak dapat memberikan hidupnya
yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan, serta melayani Gereja dan Tuhan. Salah satu
bentuk pelayanan yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti kegiatan
misdinar. Misdinar adalah pelayan Tuhan di altar. Misdinar memegang peran
yang penting bagi Gereja, karena misdinar membantu imam dalam perayaan
Ekaristi. Oleh karena itu, orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak,
memiliki peran penting dalam mengenalkan, mengarahkan, dan mendukung anak-
anak untuk mempersembahkan dirinya melayani Tuhan, khususnya dalam
kegiatan misdinar.
A. Pendampingan Orang Tua terhadap Anak
Anak merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia. Sudah
menjadi tugas manusia untuk berpartisipasi dalam memperkembangkan
kehidupan. Kej 1:28 mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia
untuk beranakcucu dan bertambah banyak, supaya bumi ini penuh. Manusia diberi
hak untuk menguasai bumi ini serta merawat segala isinya.
Orang tua wajib menjaga dan merawat anak sejak berada dalam
kandungan, supaya pada saat tiba waktu untuk dilahirkan, sang anak dapat lahir
dengan baik. Setelah anak itu lahir, tugas orang tua belumlah selesai. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
masih harus menjaga, merawat dan mendampingi anak hingga tumbuh menjadi
pribadi yang dewasa.
1. Pengertian Pendampingan
Istilah pendampingan diartikan sebagai suatu usaha untuk membantu
kaum muda dalam menyiapkan diri mereka menuju ke masa depan.
Pendampingan juga membantu kaum muda untuk mendapatkan pengetahuan,
informasi, kecakapan, pengarahan sikap, perbuatan, dan perilaku yang baik
(Mangunhardjana, 1986: 21). Dalam pendampingan diharapkan ada usaha dari
dua arah yaitu dari pihak pendamping dan yang didampingi. Titik tolaknya adalah
adanya keyakinan bahwa peserta yang didampingi memiliki potensi untuk
berkembang dan bertumbuh menjadi lebih baik.
Mayeroff (1993: 15) mengatakan bahwa pada dasarnya, mendampingi
berarti menolong orang lain menumbuhkan dan mengaktualisasikan dirinya secara
penuh, misalnya orang tua mendampingi anaknya. Boleh juga diartikan
“menolong yang lain bertumbuh”. Dalam hal ini pendampingan berarti merupakan
usaha seseorang untuk membantu orang lain tumbuh dan mengembangkan dirinya
menjadi lebih baik.
Dari pernyataan di atas, pendampingan dapat digambarkan sebagai suatu
proses atau usaha seseorang untuk membantu orang lain tumbuh dan berkembang
lebih baik. Bukan menjadi hal yang sulit dalam melakukan pendampingan, karena
setiap pribadi memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Selama
pendampingan berlangsung, terjadi proses yang berkelanjutan dan terus-menerus,
sampai orang dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
memanfaatkan dan mengembangkannya secara penuh dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Pengertian Pendampingan Orang Tua
Pendampingan orang tua merupakan tugas yang harus dilakukan oleh
orang tua terhadap anak. Pendampingan itu dilaksanakan secara berkelanjutan dan
terus-menerus. Dalam mendampingi anak, orang tua memiliki kewajiban untuk
menemani, mengarahkan, mendidik, membantu anak-anak untuk berkembang
serta bertumbuh untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
a. Pengertian orang tua
Orang tua terdiri dari suami atau istri; sepasang pria dan wanita yang
telah disatukan oleh Allah, sehingga mereka tidak lagi dua melainkan satu (Mat
19:6). Kepada mereka, Allah menyerahkan anak sebagai buah “titipan” dari-Nya
yang harus dihargai, dicintai, diasuh, dan dididik, sehingga ia mampu dan berhasil
mengasihi Allah dan sesamanya (Soerjanto&Widiastoeti, 2007:1).
Hal tersebut dijelaskan dalam Kitab Hukum Kanonik, kan. 1005 sebagai
berikut:
Orang tua Kristiani adalah pasangan yang memiliki sebuah perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang dibaptis untuk membentuk kebersamaan seluruh hidup yang mengarah pada kesejahteraan suami-istri, kelahiran dan pendidikan anak, dimana perjanjian diangkat oleh Kristus Tuhan menjadi sakramen. Kebersamaan hidup bersama yang terbuka pada kelahiran yang akan membawa laki-laki dan perempuan itu menjadi orang tua, yaitu orang tua Kristiani
Setiap suami istri yang telah diikat oleh janji perkawinan, berkewajiban
untuk hidup bersama sebagai keluarga baru. Selama hidup bersama, mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
diarahkan untuk mampu membina kesejahteraan dan terbuka pada kelahiran anak.
Sepasang suami istri resmi menjadi orang tua ketika anak-anak mereka telah lahir.
b. Tugas orang tua
Tugas orang tua adalah merawat dan membesarkan anak-anak. Tugas
tersebut berakar dari panggilan utama suami-istri untuk berperan serta dalam
karya penciptaan Allah. Anak yang dipercayakan Tuhan harus dicintai, dirawat,
dipelihara, dilindungi, dididik secara katolik. Itu merupakan tugas dan kewajiban
pasutri yang secara kodrati keluar dari hakikat perkawinan.
1) Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama
Familiaris Consortio art. 36 mengatakan: “Karena orang tua telah
menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, orang tua terikat kewajiban amat
serius untuk mendidik anak-anak mereka. Oleh karena itu orang tualah yang
harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka”.
Sebagai pendidik utama dan pertama, orang tua adalah sumber iman, moral,
pengetahuan, dan ketrampilan bagi anak. Kebiasaan baik orang tua seperti rutin ke
gereja, rajin berdoa, biasa berbagi dengan sesama, ramah pada tetangga akan
diserap oleh anak sebagai referensi kehidupan iman dan moralnya. Orang tua yang
beriman dan bermoral adalah jaminan bagi keimanan dan kebaikan moral anak
(Sutarno, 2013: 42-42).
Seorang anak akan belajar dari apa yang dilihat dan didengar lewat
perbuatan dan tindakan nyata orang tua sehari-hari. Orang tua bertugas untuk
membentuk anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Orang tau sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengetahui segala hal yang dilakukan oleh anak seperti buku dan bacaan yang
sedang dipelajari, memahami tingkah laku anak baik di rumah maupun di sekolah,
dan mengenal siapa teman-temannya. Tugas mendidik merupakan kewajiban
orang tua dan tugas tersebut tidak dapat dialihkan ataupun dipindahtugaskan
kepada orang lain sudah menjadi tugas asali yang harus dijalankan.
2) Orangtua sebagai pendidik nilai
Nilai dapat dimengerti sebagai segala sesuatu yang positif, indah, baik,
menyenangkan, berguna bagi kehidupan pribadi dan kehidupan orang lain. Rumah
adalah tempat yang pertama dan utama bagi anak-anak untuk belajar menemukan,
mewujudkan, menghayati, serta memperkembangkan nilai-nilai (Tim Brayat
Minulya, 2007:93).
Nilai-nilai yang diajarkan dan dihidupi dalam keluarga Kristiani
sebaiknya sesuai dengan nilai-nilai yang telah Allah tetapkan dalam firman-Nya,
sehingga dapat diwujudkan dengan sikap dan tindakan nyata. Nilai yang pertama
adalah nilai kebenaran. Nilai ini menunjukkan adanya keselarasan antara apa yang
dikatakan dengan apa yang dilakukan, sehingga mendidik anak bertindak jujur.
Nilai yang kedua ialah cinta dan kasih sayang. Anak yang hidup dalam
keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang akan tumbuh dan
berkembang lebih baik. Seseorang di masa kini dibentuk oleh masa kecilnya.
Masa kecil seorang anak yang mendapat kasih sayang yang cukup dari kedua
orangtuanya, terjaga perasaan aman dalam diri mereka, akan membuatnya tumbuh
menjadi seseorang dengan kepribadian yang matang.Ia akan menjadi pribadi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penuh cinta dan dapat dengan mudah untuk mengasihi sesama serta Tuhannya
(Feist, 2008: 87).
Nilai yang ketiga ialah nilai tanggung jawab. Seorang anak perlu
mengenal dan menanamkan nilai tanggung jawab dalam dirinya untuk mengetahui
dan memahami tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Nilai yang keempat adalah percaya diri. Rasa percaya diri dibutuhkan
oleh anak untuk dapat berkembang dengan baik. Kepercayaan diri membuat anak
merasa diterima dan diakui keberadaanya, sehingga hal ini dapat membantunya
meraih apa yang ia harapkan.
3. Tugas Pendampingan Orang Tua
Tugas mendampingi bukanlah perkara yang mudah dan instan.
Mendampingi membutuhkan proses yang panjang serta ketulusan hati. Lewat
kehidupan sehari-hari, orang tua dan anak berproses bersama untuk membentuk
kehidupan yang baik. Orang tua memberikan yang terbaik untuk perkembangan
dan pertumbuhan sang anak. Sebagai orang tua, banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mendampingi anak. Tugas mendampingi itu dapat diungkapkan melalui
perkataan, sikap, dan perbuatan.
a. Mewujudkan cinta kasih
Dalam ensiklik Redemptor Hominis art. 10 dikatakan bahwa manusia
tidak dapat hidup tanpa cinta kasih. Keintiman dalam keluarga sangat didukung
oleh cinta yang tumbuh antar anggota keluarga. Cinta kasih merupakan elemen
paling dasar yang harus dimiliki orang tua kepada anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Wujud cinta kasih orang tua ditampakkan dalam kehidupan bersama di
dalam keluarga, seperti mencukupi kebutuhan jasmani maupun rohani anak,
orangtua menyediakan waktu bersama anak, mengetahui problem yang sedang
dialami anak, dan menemani anak dalam belajar.
Selain itu cinta kasih itu dapat diwujudkan dengan memberkati anak-
anak dengan perkataan yang positif, baik, dan membangkitkan. Perkataan yang
baik akan membuat anak merasa bangga dan berupaya untuk memacu dirinya
menjadi seorang yang lebih baik. Semakin banyak kebersamaan anak dengan
orang tua, maka akan semakin berpengaruh baik bagi kepribadian anak dan
hubungan sosial anak dengan orang lain.
b. Mengarahkan anak untuk mempersembahkan diri membangun Gereja
Seorang anak mengenal Gereja untuk yang pertama kali dari orang tua.
Orang tua dan anak sebagai kaum beriman Kristiani yang telah dibaptis memiliki
tugas perutusan yang sama di dunia sebagai nabi, imam, dan raja. Anak harus tahu
dan sadar bahwa berkat pembaptisan yang telah diterima, memiliki konsekuensi
bahwa ia sudah resmi menjadi anggota Gereja dan wajib untuk ikut ambil bagian
dalam tugas perutusan tersebut.
Hal tersebut ditekankan dalam Kitab Hukum Kanonik, kan. 204§1:
Kaum beriman Kristiani ialah mereka yang karena melalui baptis diinkorporasi pada Kristus, dibentuk menjadi umat Allah dan karena itu dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian, dan rajawi Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing, dipanggil untuk menajalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan di dunia. Dalam Gereja, banyak terdapat kelompok-kelompok kategorial.
Kelompok-kelompok kategorial dibentuk tidak lain untuk membangun Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menjadi lebih hidup dan meningkatkan kesadaran umat untuk ikut
mengembangkan Gereja. Khusus untuk anak, terdapat kelompok sekolah minggu
atau pendampingan iman anak (PIA) dan kelompok misdinar atau putra altar.
Orang tua bertugas untuk mengarahkan anak untuk terlibat dalam kegiatan
gerejawi.
Dalam Luk 18:16 (bdk. Mat 19:14; Mrk 18:16) dikatakan bahwa
“Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku, dan jangan menghalang-halangi
mereka, sebab mereka itulah yang mempunyai Kerajaan Sorga”. Perkataan Yesus
tersebut menunjukkan bahwa Gereja sangat terbuka bagi anak-anak. Gereja
menyediakan wadah untuk membantu orang tua dalam mendidik serta mencintai
Tuhan Allah.
c. Membentengi anak terhadap pengaruh buruk lingkungan sekitar
Dalam mengembangkan diri, anak tidak lepas dari lingkungan tempat ia
tinggal. Lingkungan membentuk petumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan pertama yang dikenal anak adalah rumah, maka orangtua memiliki
pengaruh paling besar. Orang tua harus peka dan peduli terhadap kehidupan anak-
anaknya. Mereka harus bisa menjaga anak dari pengaruh buruk lingkungan
sekitar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengetahui dan mengenal teman dari
anak, tidak sembarangan dalam memberikan izin ketika bermain, serta
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dikuti anak baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam hal ini orang tua bertindak sebagai filter sekaligus tameng. Orang tua
membantu anak dalam memilah-milah pengaruh dan memilih apa yang baik bagi
anak (Sutarno, 2013: 71-72).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya terjerumus ke dalam
pengaruh negatif. Ditambah pula, usia anak yang telah menginjak remaja,
lingkungan kehidupannya sudah bertambah luas. Anak mulai mengenal adanya
kelompok sosial lain di samping keluarganya. Dalam hal ini, orang tua
mengarahkan anak-anaknya supaya dapat memilih mana yang lebih baik untuk
perkembangan dirinya (Saly S, 1983: 60).
d. Menjadi pembimbing yang baik
Orang tua adalah sosok yang peka terhadap anak. Mereka memahami
kebutuhan, pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan anak. Kepekaan tersebut
memudahkan orang tua untuk mengembangkan iman, moral, pengetahuan, dan
kreativitas anak. Orang tua dapat memberikan kesempatan, arahan, atau fasilitas
yang ketika anak melakukan sesuatu, menunjukkan kemampuannya, dan
keinginan untuk belajar sesuatu. Selain itu, orang tua perlu terbuka pada anak.
Orang tua bisa meminta anak untuk menyatakan hal yang telah diketahui atau
menanyakan apa yang ingin diketahui (Sutarno, 2013: 72). Bagi anak, orang tua
memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan mereka. Ketika anak tidak
mengetahui dan merasa ingin tahu akan sesuatu hal, mereka akan bertanya pada
orang tua.
e. Memberikan nasihat yang tepat
Menjadi penasihat adalah jiwa orang tua. Dalam hal ini orang tua mejadi
tempat untuk bertanya, berdiskusi, dan mengadu anak. Orang tua diharapkan
mampu memberikan orientasi ketika anak mengalami kebingungan atau keraguan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menyodorkan pertimbangan-pertimbangan yang tepat ketika anak ingin
memutuskan hal yang penting bagi hidupnya, dan menegur ketika anak berbuat
kemudian memberikan nasihat yang baik (Sutarno, 2013: 74).
B. Peranan Misdinar dalam Gereja
Gereja Katolik menuntut partisipasi atau keterlibatan umat beriman
secara penuh, sadar, dan aktif. Keterlibatan itu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan terlibat aktif dalam kegiatan liturgi. Gereja sangat
mengharapkan agar setiap umat beriman terlibat aktif sebagai peserta liturgi
secara penuh (Martasudjita, 2008: 15). Dalam hal ini, misdinar memiliki peranan
yang penting dalam Gereja, karena misdinar bukan hanya sebagai peserta liturgi
saja, melainkan juga sebagai petugas liturgi. Misdinar bertugas mendampingi
imam, yang bertindak atas nama Kristus.
1. Pengertian Misdinar dalam Sejarah Gereja
Dalam melaksanakan pelayanan di dunia ini, Gereja memiliki susunan
kepemimpinan yang hirarkis. Kepemimpinan itu sudah ada sejak zaman Yesus
dan para rasul-Nya. Sampai saat ini kepemimpinan itu terus berlanjut. Struktur
Hierarkis Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus
sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu uskup. Para
imam yang melaksanakan tugas dalam Gereja masih memiliki pelayan yang setia
untuk membantuketika perayaan Ekaristi berlangsung yaitu para prodiakon dan
misdinar. Misdinar dalam Gereja memiliki peranan yang penting dan tidak dapat
dipisahkan begitu saja karena misdinar sudah ada sejak lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
a. Sejarah misdinar
Sejak zaman Gereja purba, Misa Kudus dirayakan untuk mengenang
sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus meskipun Gereja mengalami
penganiayaan oleh pemerintah Roma. Sampai pada abad ketiga, yang boleh
mengkonsekrasikan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus adalah para
uskup. Tubuh dan Kristus itu dibawa oleh para akolit ke gereja-gereja lain atau
stasi. Jabatan pelayanan akolit pertama kali dikenal di Roma pada pertengahan
abad III.
Daby (2015: 10-12) menyatakan bahwa dulu, para akolit adalah para
calon imam yang bertugas melayani altar. Akolit dalam bahasa Yunani
‘akolythos’ memiliki arti pelayan atau murid. Tugas pelayanan hanya boleh
dilakukan oleh para klerus atau yang telah ditahbiskan. Tugas tersebut mengalami
perubahan sejak adanya ‘missa privata’ yang berarti setiap imam sering
merayakan misa sendiri dalam Gereja dengan waktu bersamaan di tempat yang
berbeda-beda. Gereja menuntut setidaknya ada satu pelayan misa sebagai wakil
umat untuk memimpin misa dan pelayan misa itu dilakukan oleh anak laki-laki
yang sejak awal belajar sebagai calon klerus atau calon imam. Pada abad 13, ada
tuntutan dari Roma bahwa hanya klerus yang boleh melaksanakan pelayanan.
Namun demikian kenyataan tetap anak laki-laki yang melayani.
Perubahan semakin terjadi sampai pada akhirnya dikeluarkan dokumen
resmi Redemptionis Sacramentum art.47, yang mengatakan bahwa:
Disambut dengan gembira bila kebiasaan lama dipertahankan, bahwa anak atau remaja hadir sebagai petugas dalam ibadat. Mereka itu disebut putra altar dan melayani di altar seperti tugas akoylt. Untuk karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
hendaknya mereka menerima katekese sesuai dengan daya perkembangannya tentang tugas mereka. Jangan lupa bahwa dari jumlah anak-anak ini berabad-abad lamanya telah tumbuh sejumlah besar imam atau rohaniwan. Maka, untuk mewujudkan pendidikan putra latar secara lebih efektif, hendaknya didirikan dan didukung organisasi-organisasi dimana juga orang tua mereka dapat ambil bagian. Organisasi macam ini bercorak internasioanal termasuk Kongregasi Ibadat dan Sakramen untuk mendirikan organisasi tersebut serta mendirikan dan menyesahkan statusnya. Selain itu, menurut pertimbangan uskup setempat dan dengan diperhatkan norma-norma yang telah ada, maka putra atau wanita dapat juga diizinkan sebagai pelayan altar.
b. Pengertian misdinar
Misdinar berasal dari bahasa Jerman yaitu Messdiener yang berarti
pelayan Misa Kudus. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah altar servers, atau
para pelayan altar, atau boys and girls to service at the altar. Kata servers atau
service memiliki arti pelayanan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa misdinar
adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa Kudus atau pelayan Perayaan Ekaristi
serta melayani perayaan liturgi dan ibadat. Dalam bahasa Indonesia, sering
digunakan juga kata putra-putri altar. Menjadi putra-putri altar berarti menjadi
anak-anak yang melayani altar (Martasudjita, 2008:12-13).
c. Keanggotaan misdinar
Semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang sudah dibaptis dan
telah menerima sakramen komuni pertama, boleh bergabung menjadi anggota
misdinar. Usia umum menjadi misdinar adalah 9 atau 10 tahun hingga 17 atau 18
tahun atau usia SMA (Martasudjita, 2008: 16). Jumlah keanggotaan di setiap
Paroki berbeda satu sama lain. Hal tersebut dipengaruhi jumlah anak dengan usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang telah disebutkan diatas dengan maju tidaknya kelompok misdinar yang ada
di dalam Paroki masing-masing.
Menurut tradisi, hanya kaum pria yang boleh melayani altar, tetapi
sekarang sudah banyak Paroki yang memperkenankan anak putri untuk menjadi
pelayan Misa. Gereja menghendaki semua umat berpartisipasi aktif dalam liturgi
entah dengan menjadi misdinar, lektor, koor, maupun sebagai umat (Gabriel,
1997:16).
2. Bentuk-bentuk Kegiatan Misdinar
Kelompok misdinar merupakan salah satu kelompok kategorial anak
yang ada dalam Paroki. Dalam perkembangannya, kelompok misdinar dalam
setiap Paroki memiliki kegiatan masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
kelompok misdinar tidak jauh dari kegiatan yang dapat meningkatkan kecintaan
terhadap Gereja. Kegiatan tersebut meliputi melaksanakan tugas dalam Perayaan
Ekaristi, latihan misdinar, dan pertemuan rutin anggota kelompok.
a. Tugas dalam perayaan Ekaristi
Tugas utama yang harus dijalankan oleh seorang misdinar adalah
melayani imam saat perayaan Ekaristi, baik harian, mingguan, maupun hari-hari
besar. Ketika melayani imam di altar, tugas misdinar terbagi menjadi tiga, yaitu
sebelum, selama, dan sesudah perayaan Ekaristi.
Sebelum perayaan dimulai, misdinar bertugas untuk membantu koster
menyiapkan perlengkapan dan peralatan misa serta menyiapkan buku (Gabriel,
1997:22). Selama perayaan berlangsung, misdinar bertugas melayani imam seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
membawa piala dan sibori ke altar, membawa ampul berisi air anggur ke imam,
menolong imam mencuci tangan, dan membantu imam membersihkan bejana-
bejana suci (Waskito, 1984: 22). Ketika perayaan Ekaristi selesai, para misdinar
masih memiliki tugas membantu koster kembali untuk meringkas buku dan
perlengkapan Misa (Gabriel, 1997:22).
b. Latihan misdinar
Latihan misdinar biasanya dilakukan menjelang hari-hari besar seperti
perayaan Natal dan Pekan Suci (Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung,
Malam Paskah, Minggu Paskah). Dalam pelaksanaannya, Misa meriah yang telah
disebut di atas memiliki perbedaan dengan hari Minggu biasa. Setiap perayaan
memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing. Alat-alat liturgi yang
dibutuhkan biasanya dalam setiap perayaan berbeda, dan jumlahnya lebih
banyak. Oleh karena itu, butuh persiapan yang matang bagi para misdinar untuk
mengetahui fungsi alat-alat liturgi serta kapan alat tersebut digunakan.
Dalam khotbahnya pada bulan April 1980, Paus Yohanes Paulus II
berpesan sebagaimana dikutip oleh Waskito (1984: 11) bahwa dalam
melaksanakan tugas melayani itu dibutuhkan persiapan yang baik supaya pada
waktu hari pelaksanaan dapat bertugas dengan baik, khidmad, dan lancar karena
liturgi menghubungkan kita dengan Kristus yang amat kudus.
c. Pertemuan rutin
Pertemuan rutin diadakan sesuai dengan kesepakatan anggota misdinar.
Setiap Paroki berbeda satu sama lain, karena kebutuhan dan keadaan misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dalam setiap Paroki berbeda. Pertemuan rutin ada yang diadakan seminggu sekali,
dua minggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Kegiatan yang
dilaksanakan saat pertemuan rutin pada umumnya adalah pembagian jadwal untuk
tugas, doa bersama, dan memperdalam pengetahuan tentang liturgi Gereja.
Dalam prakteknya, pertemuan misdinar tidak hanya terpaku pada
pembagian tugas semata, namun juga dapat dikemas dengan acara yang menarik
seperti rujakan, rekreasi bersama, fun bike, diskusi, perkemahan, rekoleksi
ataupun olahraga. Bahkan tidak menutup kemungkinan para misdinar
mengadakan anjangsana misdinar ke Paroki lain atau mengunjungi seminari. Hal
ini dilakukan untuk semakin menanamkan tali persaudaraan antar anggota, dan
menciptakan iklim yang menyenangkan dalam komunitas tersebut. Dalam hal ini,
pengurus meminta pertimbangan kepada pendamping ataupun pastur Paroki
(Gabriel, 1997:24).
3. Spiritualitas Misdinar
Spiritualitas berasal dari kata spirit yang berarti roh, jiwa, semangat.
Spiritualitas dapat diartikan sebagai semangat yang menjiwai pelayanan para
misdinar. Semangat yang harus dimiliki ialah semangat pengabdian tanpa pamrih.
Semangat pengabdian tanpa pamrih meliputi: melayani dengan penuh cinta,
melayani tanpa pamrih, dan mewaspadai pirus misdinar.
a. Melayani dengan penuh cinta
Melayani merupakan tugas luhur dan mulia. Dalam perayaan Ekaristi,
Tuhan sendiri yang dilayani. Melayani dengan penuh cinta dapat diwujudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan menjalankan tugas dengan penuh cinta. Bila menjalankan tugas dengan
penuh cinta, niscaya tugas seberat apapun akan terasa ringan dan menyenangkan.
Sebaliknya bila tugas itu hanya dipandang sebagai kewajiban, tentu akan terasa
berat (Gabriel, 2001: 92).
Selain itu, sebagai pelayan, tidak selayaknya untuk memegahkan diri.
Sekalipun mengemban tugas yang luhur, hendaknya tidak menjadi sombong.
Kerendahaan hati sebagai misdinar tampak ketika tidak memilih dalam bertugas.
Ia selalu siap menerima dan menjalankan setiap tugas yang dipercayakan oleh
pengurus (Gabriel, 2001: 92).
Seorang misdinar harus bisa bertanggung jawab atas tugas yang
dipercayakan. Bertanggung jawab berarti menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya seperti mempersiapkan diri, datang tepat waktu, di altar berperilaku
santun sehingga membantu kekhusukan umat dalam berdoa. Jika berhalangan
dalam bertugas, misdinar harus mencari pengganti (Gabriel, 2001: 93).
b. Melayani tanpa pamrih
Melayani tanpa pamrih berarti melayani dengan ketulusan hati. Ada
banyak contoh pelayanan misdinar yang tidak tulus hati seperti, mau menjadi
misdinar manten, pembaptisan, pemakaman asalkan mendapatkan imbalan, mau
bertugas jika ‘ditraktir’ atau diajak jalan-jalan, menjadi misdinar supaya nilai
agamanya bagus, atau pelayanan di altar disalahgunakan sebagai sarana untuk
mencari perhatian. Semua motivasi itu memang tidak salah, bahkan terkadang
memang menambah spirit, tetapi motivasi ber ‘udang di balik batu’ harus
dimurnikan bila ingin melayani Tuhan dengan penuh ketulusan hati, tanpa
mengharap imbalan (Gabriel, 2001: 93).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Menjadi misdinar, harus siap rela berkorban. Pengorbanan itu meliputi
pengorbanan waktu, tenaga, dan bahkan mengorbankan acara atau kegiatan yang
disenangi. Sebagai contoh, harus bangun pagi untuk melayani misa harian dan
jadwal latihan yang bertabrakan dengan acara TV yang disukai. Tetapi segala
pengorbanan itu niscaya akan menjadi persembahan yang berkenan bagi Tuhan.
Pengorbanan itu menunjukkan cinta kepada Tuhan Yesus sendiri (Gabriel, 2001:
94).
c. Mewaspadai pirus misdinar
Dalam kaitannya dengan spiritualitas misdinar, perlu diketahui pula
mengenai pirus yang mengincar para misdinar. Pirus adalah kepanjangan dari
pikiran rusak. Adapun yang termasuk pirus misdinar adalah malas, terlebih bila
tidak ditugaskan pada misa-misa favorit, mengharap imbalan, sombonglantaran
bisa menjadi ‘anaknya romo’, dengki atau iri terhadap kelebihan rekan-rekannya
atau kelompok lain, ‘ikut-ikutan’ atau tidak punya pendirian, nakal dan nekad,
selalu mencari alasan untuk berdalih, ramai atau kurang bisa bisa menjaga
keheningan di gereja dan di sakristi (Gabriel, 2001: 94).
4. Hal-hal Pokok yang Perlu Diketahui Misdinar
Dalam melaksanakan tugas pelayanan dalam Gereja, seorang misdinar
harus paham dengan segala pengetahuan yang berkaitan dengan liturgi. Tugas
pokok seorang misdinar tidak lain adalah ketika perayaan Ekaristi berlangsung,
yaitu berperan sebagai petugas liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Oleh karena itu sangat dibutuhkan pemahaman yang baik dan benar
mengenai liturgi karena perayaan liturgi itu penuh dengan simbol. Ada berbagai
warna, tata gerak, busana, dan berbagai peralatan yang sarat dengan lambang.
Agar dapat berpartisipasi dengan baik, diharapkan umat terutama para petugas
liturgi memahami makna-makna liturgis tersebut sehingga perayaan Ekaristi dapat
berjalan dengan lancar dan khidmat (Gabriel, 2010: 15).
a. Memahami tahun Liturgi
Gereja Katolik memiliki kalender tersendiri untuk mengatur perayaan,
pesta, peringatan para orang kudus, dan hari biasaselama 1 tahun. Jadi, dalam
kalender tersebut, telah diatur bacaan-bacaan Kitab Suci yang dibacakan dalam
Ekaristi harian dan mingguan.
Dalam perjalanan satu tahun liturgisnya, Gereja memaparkan seluruh
misteri Kristus, dari penjelmaan-Nya, kelahiran-Nya, hingga kenaikan-Nya
sampai hari Pentekosta dan sampai penantian kedatangan Tuhan (SC, art. 6).
Tahun liturgi berawal pada hari Minggu Adven I (akhir November-awal
Desember) dan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam (akhir
November).
1) Masa-masa Liturgi
Ada 6 (enam) masa liturgi dalam Gereja Katolik, antara lain masa Adven,
masa Natal, masa Biasa I, masa Prapaskah, masa Paskah, dan masa Biasa II.
Diawali dengan Masa Adven jatuh empat minggu lamanya sebagai persiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Natal. Setelah itu, Gereja memasuki Masa Natal yang jatuh pada hari raya Natal
sampai dengan Pesta Pesta Pembaptisan Tuhan. Masa Biasa I dimulai dari Pesta
Pembaptisan Tuhan sampai dengan hari Selasa sebelum Rabu Abu. Kemudian
dilanjutkan dengan Masa Prapaskah yang dimulai pada hari Rabu Abu Sampai
dengan Sabtu Suci. Setelah itu masuk pada masa Paskah yang dimulai saat Malam
Paskah sampai dengan Hari Raya Pentakosta. Masa yang terakhir adalah masa
Biasa II yang merupakan kelanjutan Masa Biasa I dan terdiri dari 33 atau 34 hari
Minggu Biasa. Berlangsung mulai hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta
sampai dengan hari Sabtu setelah Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.
2) Tahun A, B, C
Dalam mewartakan Kerajaan Allah, maka Alkitab khusunya Injil harus
terus-menerus diwartakan kepada umat. Karena isi Alkitab itu cukup padat dan
luas, Gereja Katolik membaginya dalam tiga tahun berdasarkan Injil yang
diwartakan. Ketiga tahun tersebut adalah tahun A, B, C untuk mengatur bacaan
Injil pada hari minggu. Pembagiannya adalah sebagai berikut, tahun A untuk
mengatur Injil Matius, tahun B untuk mengatur Injil Markus, dan tahun C untuk
mengatur Injil Lukas. Injil Yohanes diselipkan dalam ketiga tahun tersebut,
berdasarkan misteri iman yang sedang dirayakan. Biasanya dibacakan pada pada
hari-hari Minggu selama masa Adven, Paskah, dan minggu-minggu tertentu
dalam tahun B. Cara mudah untuk menentukan tahun liturgi adalah dengan
membagi tahun yang bersangkutan dengan angka 3. Bila sisa satu berarti Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
A, sisa dua berarti Tahun B, dan bila habis dibagi 3 berarti Tahun C (Gabriel,
2001: 18-19).
3) Tahun ganjil dan tahun genap
Untuk bacaan harian diatur dalam tahun ganjil-genap. Disebut tahun
ganjil karena angka tahunnya bilangan ganjil (2001, 2003, dst) dan disebut tahun
genap karena angka tahunnya bilangan genap (2002, 2004, dst). Tetapi yang
berbeda disini hanya bacaan pertama, sedangkan untuk bacaan Injilnya tetap sama
(Gabriel, 2001: 19).
4) Cara membaca kalender Liturgi
Seorang misdinar harus bisa membaca kalender liturgi dengan tepat.
Ketika suatu saat diminta untuk membantu mempersiapkan Misa ataupun ibadat,
dapat segera tanggap dan mempersiapkan dengan baik. Berikut adalah contoh
membaca kalender liturgi pada hariMinggu di bulan Juli tahun 2015 dan pada hari
biasa, yaitu Kamis bulan Juli tahun 2015.
12 Mg Hari Minggu Biasa XV(H).E KemSyah. BcE Am. 7:12-15; Mzm. 89:9ab,10,11-12,13-14; Ef. 1:3-14 (Ef.1:3-10); Mrk. 6:7-13. O AllTuh. BcO 1Sam. 31:1-4;
Contoh pertama, diambil dari hari Minggu tanggal 12 Juli 2015. Hari Minggu
Biasa XV artinya adalah Minggu tersebut masuk dalam Minggu biasa ke-15. (H)
merupakan kode warna liturgi, yakni singkatan dari warna hijau. Selain hijau, ada
warna liturgi putih/kuning (P), merah (M), dan ungu (U). E Kem Syah, artinya
dalam perayaan Ekaristi, Kemuliaan dan doa Syahadat (Aku Percaya) harus
didaraskan. BcE Am 7:12-15, maksudnya bahwa bacaan pertama Ekaristi diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dari kitab Amsal bab 7 ayat 12 sampai 15. Mzm 89:9ab,10,11-12,13-14,
maksudnya bahwa petikan mazmur antarbacaan diambil dari Mazmur bab 89 ayat
9ab, ayat 10, ayat 11 sampai 12, ayat 13 sampai 14. Ef 1:3-14 (Ef 1:3-10) adalah
bacaan kedua. Mrk 6:7-13 untuk bacaan Injil. BcO 1 Sam 31:1-4 bacaan
ofisi/ibadat harian untuk para biarawan/biarawati.
16Km Hari Biasa(H).BcEKel. 3:13-20; Mzm. 105:1,5,8-9,24-25,26-
27; Mat. 11:28-30. BcO2Sam. 7:1-25.
Pfak S. Maria dr Gunung Karmel (P)
Contoh kedua, diambil dari hari biasa, yakni hari Kamis, tanggal 16 Juli 2015.
Hari tersebut merupakan peringatan Fakultatif (Pfak) S. Maria dari Gunung
Karmel. Dalam liturgi harian, tingkatan peringatan meliputi hari raya (HR), pesta,
peringatan wajib (Pw), hari biasa, dan peringatan fakultatif (Pfak). Dalam
peringatan fakultatif S. Maria dari Gunung Karmel ini ini warna liturginya adalah
putih (P). Kel 3:13-20 merupakan bacaan kitab suci. Mzm 105:1,5,8-9,24-25,26-
27 adalah mazmur yang harus didaraskan. Mat 11:28-30 adalah bacaan Injil. BcO
2 Sam 7:1-25 bacaan ofisi/ibadat harian untuk para biarawan/biarawati.
b. Warna-warna Liturgi
Yang dimaksud dengan warna liturgi adalah warna stola dan kasula yang
dipakai imam sewaktu mengadakan kegiatan liturgi atau Ekaristi. Warna ini
disesuaikan dengan masa liturgi pada saat itu dan dapat dilihat dalam kalender
liturgi (Marsana Windhu, 1997b: 22).
a) Warna kuning
Kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan, dan kegembiraan
(Marsana Windhu, 1997b: 22). Warna ini bisa dipertukarkan dengan warna putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dipakai pada hari-hari raya seperti Natal, Paskah, pesta Tuhan Yesus dan Maria,
pesta dan peringatan para Kudus, serta perayaan besar lainnya (Gabriel, 2001:22).
b) Warna merah
Merah melambangkan Roh Kudus, darah, api, cinta kasih, pengorbanan,
dan kekuatan (Marsana Windhu, 1997b: 23). Warna merah dipakai pada hari raya
Minggu Palma, Jumat Agung, Pentekosta, serta pesta para martir (Waskito,
1984:44).
c) Warna putih
Putih mengungkapkan kegembiraan dan kesucian. Warna ini bisa
dipertukarkan dengan warna kuning dan dipakai pada hari-hari raya seperti Natal,
Paskah, Kamis Putih. Warna putih juga dipakai untuk pesta Tuhan Yesus Kristus,
Bunda Maria, para malaikat, para santo dan santa yang bukan martir (Marsana
Windhu, 1997b: 23).
d) Warna ungu
Ungu mengungkapkan tobat, duka, dan mati raga (Marsana Windhu,
1997b: 23). Warna ungu dipakai pada masa Adven, dan Prapaskah. Terkadang
warna ini jua dipakai saat misa arwah atau pemakaman (Gabriel, 2001:22).
e) Warna hijau
Hijau melambangkan harapan, syukur, dan kesuburan. Hutan dan
persawahan yang subur juga berwarna hijau. Warna ini dipakai pada hari-hari
dalam masa biasa (Marsana Windhu, 1997b: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f) Warna
H
pada misa
sering dip
Windhu, 1
c. Pakaian
P
uskup, ima
1) Pakaian
P
sedang me
lainnya.
a) Jubah
Ju
rohaniwan
sampai ma
yang serin
kesalehan
tetapi ada
warna jub
ordo/kong
hitam
Hitam meng
a arwah atau
pakai sebag
1997b: 23).
n Liturgi
Pakaian litur
an, misdina
n imam
Pakaian ima
emimpin pe
ubah ad
n/rohaniwat
ata kaki dan
ng dilihat
meskipun j
a pula yang
bah menye
gregasi (Mar
gungkapkan
u pemakama
gai pengga
rgi adalah b
ar untuk upa
am merupa
erayaan Eka
dalah pa
ti. Jubah
n bagian at
adalah put
jubah tidak
g cokelat a
esuaikan ke
rsana Wind
n kesedihan
an meskipun
anti warna
busana yang
acara periba
akan busana
aristi , ibada
akaian r
ada yang
tasnya meny
tih yang m
k hanya ber
atau hitam
ebiasaan m
dhu, 1997b:
n atau berk
n sekarang j
hitam ada
g dipakai ol
adatan, term
a yang dik
at, dan upac
resmi pa
g panjangn
yempit. Jub
melambangk
rawarna put
. Bentuk d
masing-masi
13-14).
kabung. Wa
jarang dipa
lah warna
leh para pet
masuk juga u
kenakan ole
cara-upacara
ara
nya
bah
kan
tih,
dan
ing
arna ini di
akai. Warna
ungu (Ma
tugas liturgi
upacara Eka
eh imam k
a sakramen
68
ipakai
yang
arsana
i baik
aristi.
ketika
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Kolar
K
dikenakan
Kolar me
adalah seo
1997b: 15
c) Amik
A
beberapa
bahu/pung
Ketentuan
Windhu, 1
keselamat
d) Alba
A
kain linen
kaki. Alba
Dapat dik
Ada dua m
berenda (M
e) Singel
S
yang panj
Kolar atau c
n melingkar
enunjukkan
orang roha
).
Amik adala
utas tal
ggung. Fun
n pengguna
1997b:15-16
tan (Gabriel
Alba adalah
n putih. Alb
a dipakai k
katakan bah
macam alba
Marsana Wi
Singel meru
ang, biasan
ollar adalah
r pada leh
bahwa or
aniawan/pen
ah selemb
li agar d
ngsinya un
aan amik
6). Amik m
l, 2001: 75)
h semacan j
ba ini sanga
ketika imam
hwa alba s
, yakni puti
indhu, 1997
upakan seb
nyan berwar
h kerah war
her imam a
rang yang
ndeta (Mars
bar kain p
dapat diik
ntuk menah
tidak mutl
melambangk
.
jubah yang
at panjang,
m tidak me
ebagai pen
h berenda d
7b: 16).
buah tali i
rna putih (G
rna putih ya
atau pende
bersangkut
sana Windh
putih deng
katkan pa
han kering
lak (Marsa
kan perisai d
g terbuat d
sampai ma
emakai juba
ngganti juba
dan yang tid
kat pingga
Gabriel, 200
ang
eta.
tan
hu,
gan
ada
gat.
ana
dan
dari
ata
ah.
ah.
dak
ang
01:
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75). Ukur
sekeliling
merapikan
f) Stola
S
dari kain h
Warna st
Windhu, 1
untuk diak
pada cara
stola dipa
Untuk ima
uskup, da
(Gabriel, 2
g) Kasula
K
imam, se
pakaian k
Ekaristi.
liturgi ata
beraneka
(Marsana
an singel te
pinggang
n alba (Dael
Stola ialah s
halus yang
tola menye
1997b: 18).
kon, imam,
a pemakaian
akai dari ba
am, dari bah
ari bahu m
2001:18).
Kasula ialah
emacam m
khas bagi
Warna kas
au pesta ya
ragam, dis
Windhu, 19
ebal dan pan
g untuk
ly dkk, 2012
semacam se
dikenakan p
esuaikan w
Stola men
, dan uskup
n stola. Un
ahu kiri ber
hu menyila
menjulur ke
h pakaian p
mantol leb
imam ke
sula menye
ang dirayak
esuaikan de
997b: 18-19
njang. Bias
mengenca
2: 26).
elempang a
pada bahu t
warna kasu
nunjukkan ta
p. Perbedaa
ntuk diakon
rsilang ke l
ang di depan
e bawah di
paling luar
ar. Kasula
etika memp
esuaikan d
kan. Bentu
engan kead
9).
anya diikat
angkan at
atau selenda
turun ke dad
ula (Marsa
anda martab
annya terlet
n calon ima
lengan kana
n dada. Unt
i depan da
yang dipak
a merupak
persembahk
dengan war
uk kasula a
daan setemp
t di
tau
ang
da.
ana
bat
tak
am,
an.
tuk
ada
kai
kan
kan
rna
ada
pat
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Pakaian
Y
uskup saat
berbagai k
a) Jubah u
Ju
dengan ju
ungu ini d
tepi, luba
bawah jub
dilapis sut
upacara-up
b) Sabuk s
S
non liturg
bukan di p
c) Rochet
R
mirip deng
rochetyan
n uskup
Yang dimak
t upacara-up
kesempatan
ungu
ubah ungu m
ubah resmin
dilengkapi d
ang kancing
bah ungu d
tera warna
pacara litur
sutera
Sabuk ini d
gi. Sabuk in
pinggang (W
Rochet mer
gan superpl
n lebih sem
ksud dengan
pacara litur
memberika
merupakan
nya yang be
dengan akse
g dan kanc
dilipat ke a
merah. Jub
gi (Wibison
dipakai un
ni dikenaka
Wibisono, 2
upakan bu
li. Perbedaa
mpit. Selain
n pakaian u
rgi, termasuk
an sakramen
jubah litur
erwarna hita
en warna m
cing. Pada
atas sekitar
bah ini dipa
no, 2011: 25
ntuk keperlu
an di dada
011: 25).
sana khusu
annya terlet
n itu pada
uskup adal
k di antaran
n.
rgi uskup. S
am/putih, ju
merah di ba
bagian len
20-25 cm
akai ketika
5).
uan liturgi
bagian baw
us uskup y
tak pada len
bagian ba
ah busana
nya Misa, Ib
ama
ubah
gian
ngan
dan
ada
dan
wah,
yang
ngan
awah
yang diken
badat Harian
71
nakan
n dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
badan dan
lebar (Wib
d) Mozeta
M
pundak de
dipakai us
2011: 26).
e) Pileola
P
merupakan
kepala. Se
semua kle
kardinal m
f) Bireta u
B
di atas pile
berwarna
sewarna (W
g) Cappa
C
yang pan
n lengan ro
bisono, 201
a ungu
Mozeta Ung
engan kanc
skup ketika
.
a atau Solide
Pileola ata
n topi bund
esuai tradis
erus. Pileol
merah dan p
ungu
Bireta ungu
eola. Bireta
hitam, ked
Wibisono, 2
Magna
Cappa Magn
njangnya se
ochet terbu
1: 26).
gu ialah m
cing di bag
ada upacara
eo atau Zucc
au Solideo
dar dan ke
si, pileola
la imam be
aus putih (W
adalah topi
a uskup berw
duanya dile
2011: 27).
na merupak
ekitar 4.5
at dari rend
mantol keci
ian depan.
a-upacara li
chetto ungu
o atau Z
ecil yang di
sebenarnya
erwarna hita
Wibisono, 2
i segi empat
warna ungu
engkapi de
kan mantol
meter, bai
da yang cu
il yang me
Busana ini
iturgi (Wibi
u
Zucchetto
ikenakan d
dikenakan
am, uskup
2011: 26).
t yang diken
dan bireta
ngan pom
kebesaran u
ik untuk u
ukup
nutup
i juga
isono,
Ungu
di atas
n oleh
ungu,
nakan
imam
yang
uskup
uskup
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maupun k
hanya di d
perayaan y
h) Pallium
P
di atas ka
untuk usk
memimpin
i) Tongka
T
dipakai us
dan dip
keuskupan
j) Mitra
M
digunakan
liturgi (Ma
3) Pakaian
Y
oleh misdi
kardinal. C
dalam Wilay
yang paling
m
Pallium mer
asula. Palliu
kup agung m
n suatu keus
at uskup
Tongkat Us
skup ketika
akai usku
nnya (Wibis
Mitra meru
n oleh uskup
arsana Wind
n misdinar
Yang dimak
inar atau pu
Cappa magn
yah keuskup
g agung (Wi
rupakan ka
um digunak
metropolita
skupan agun
skup merup
a memimpi
up hanya
sono, 2011:
upakan tu
p pada saat
dhu, 1997b
ksud dengan
utra altar ket
na boleh d
pannya dan
ibisono, 201
alung putih
kan sebagai
an, yaitu us
ng (Wibison
pakan tong
in perayaan
dalam
28).
utup kepa
t memimpin
: 20).
n pakaian
tika perayaa
dikenakan u
n untuk pera
11: 27).
yang diken
i asesoris k
skup agung
no, 2011: 2
gkat yang
n Ekaristi
Wilayah
ala yang
n upacara
misdinar ad
an liturgi be
uskup
ayaan-
nakan
khusus
yang
7).
dalah busan
erlangsung.
na yang di
73
ipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Gaun
K
hari-hari r
ialah sem
kaki. War
hari yang
21).
b) Superp
S
superpelli
sering di
setengah
(Daely dkk
c) Kerah M
D
yang war
dipakai.Ka
dengan jub
memakai j
sesuai den
21-22).
Ketika peray
raya, misdin
macam rok y
rna gaun ses
bersangku
li
Superpli
iceum yang
isebut alba
badan ata
k, 2012: 18
Misdinar
Di atas supe
rnanya sesu
adang-kada
bah merah
jubah, mere
ngan warna
yaan Ekarist
nar sering m
yang panja
suai dengan
utan (Marsa
berasal
g berarti di
a, namun
au sampai
).
erpli sering
uai dengan
ang gaun d
atau hitam.
eka tinggal m
liturgi (Mar
ti mingguan
memakai ga
angnya sam
n warna litu
ana Windhu
dari baha
atas dada.
panjangny
di batas
dipakai ke
n warna ga
dan superpl
Jika misdin
memakai ke
rsana Wind
n maupun
aun. Gaun
mpai mata
urgi pada
u, 1997b:
asa latin
Superpli
ya hanya
pinggang
erah lebar
aun yang
li diganti
nar sudah
erah yang
dhu, 1997:
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Perleng
P
ketika ada
maupun a
dengan su
perayaan E
1) Buku-b
Y
imam keti
bagi imam
a) Buku T
B
berisi rum
sistematik
mengadak
b) Buku M
B
pesan mis
pesan mis
membantu
disampaik
(Marsana
gkapan Litu
Perlengkapa
a perayaan E
alat-alat litu
ungguh-sun
Ekaristi.
buku Ekaris
Yang dimak
ika memimi
m sebagai pe
Tata Perayaa
Buku Tata P
musan doa
k dengan
kan ibadat E
Mencari Pes
Buku tersebu
a 1 untuk m
sa 2 dan 3
u imam d
kan kepada
Windhu, 19
urgi
an liturgi m
Ekaristi atau
urgi. Perlen
gguh, karen
ti
ksud buku-b
impin Misa
egangan ket
an Ekaristi (
Perayaan E
a-doa bak
pegangan
Ekaristi (Ma
san Misa Ha
ut terdiri da
masa khusus
3 untuk m
dalam men
umat berka
997b: 31).
erupakan p
upun ibadat
ngkapan ini
na memilik
buku Ekarist
a. Buku-buk
tika memim
(TPE)
Ekaristi ada
ku yang d
n bagi
arsana Wind
arian
ari tiga jilid
s sedangkan
masa biasa.
ncari pesan
aitan denga
iranti yang
t. Perlengka
i harus dip
ki peranan
ti adalah bu
ku tersebut
mpin perayaa
alah buku y
disusun se
pastur un
dhu, 1997b:
. Buku men
n buku men
Buku ters
n yang d
an suatu bac
dibutuhkan
apan itu mel
persiapkan
yang pentin
uku-buku ya
sangat pent
an Ekaristi.
yang
ecara
ntuk
30)
ncari
ncari
ebut
dapat
caan
n dan digun
liputi buku-
sebelumnya
ng dalam s
ang dipakai
ting dan ber
75
nakan
-buku
a dan
setiap
i oleh
rguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c) Buku B
B
Minggu da
liturgi A, B
d) Buku n
B
adalah Puj
berisi doa
keperluan
1997b: 31
Ji
berhalanga
Untuk kep
Raya. Buk
lain-lainny
(Marsana
2) Alat-al
Y
yang di
(Martasud
Ekaristi da
Bacaan Misa
Buku terseb
an hari raya
B, dan C (M
nyanyian
Buku nyanyi
ji Syukur at
a-doa dan
termasuk
).
ika pada ha
an hadir) b
perluan ters
ku ini seba
ya) untuk m
Windhu, 19
at Liturgi
Yang dimak
ipakai dal
djita,2008:64
an upacara p
a
but berisi b
a yang men
Marsana Win
ian yang di
tau Madah
nyanyian-n
untuk Ek
ari Minggu,
biasanya di
sebut tersed
gai pengan
mengadakan
997b:31).
ksud dengan
lam rang
4). Kegiata
penerimaan
bacaan-baca
cakup tiga l
ndhu, 1997
ipakai oleh
Bakti. Buku
nyanyian u
karisti (Mar
, tidak diad
adakan iba
dia buku Pe
ngan bagi p
n ibadat sa
n alat-alat
gka peray
an liturgi y
n sakramen-
aan untuk
lingkaran ta
b: 31).
imam biasa
u-buku ters
untuk berb
rsana Wind
dakan Ekari
adat sabda s
erayaan Sab
emuka jem
abda pada h
liturgi adal
yaan liturg
yang pokok
-sakramen y
hari
ahun
anya
ebut
bagai
dhu,
isti (misalny
sebagai pen
bda Hari M
maat (pastor,
hari mingg
lah segala p
gi maupu
k adalah up
yang lain.
ya karena p
ngganti Eka
Minggu dan
, prodiakon
gu dan hari
peralatan b
un periba
pacara sakr
76
pastor
aristi.
n Hari
n, dan
raya
uatan
adatan
ramen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Lilin
L
lambang
pengorban
digunakan
Lilin yan
kudus/peti
1997b: 32
b) Kandel
K
(Martasud
tunggal da
satu lilin
dari satu,
(Marsana
c) Piala
P
adalah te
sekurang-k
berfungsi
dikonsekri
65-66).
Lilin meru
Kristus
nan dan ka
n untuk ala
ng dinyalak
i adalah seb
).
lar
Kandelar
djita, 2008:
an bercaban
saja sedan
misalnya
Windhu, 19
Piala dalam
empat minu
kurangnya
sebagai
ir menjadi
upakan lam
sebagai
asih, serta
at penerang
kan di dep
bagai tanda
ialah te
70). Ada
ng. Kandel
ngkan kand
bercabang
997b: 33).
m bahasa L
um yang
bagian dala
tempat an
Darah Kris
mbang ke
cahaya/te
kehadiran
gan dalam
pan patung/
a bakti (Ma
empat lil
dua jenis
ar tunggal
elar bercab
g tiga, mem
Latin disebu
terbuat da
amnya dilap
nggur yan
stus (Marta
ehangatan
erang du
Kristus. L
upacara/iba
/gambar or
arsana Wind
lin dipas
kandelar, y
hanya mem
bang bisa l
muat tiga
ut calix. P
ari emas
pisi emas. P
ng saat m
asudjita, 20
dan
unia,
Lilin
adat.
rang
dhu,
sang
yaitu
muat
ebih
lilin
Piala
atau
Piala
misa
08 :
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d) Purifi
P
yang dilip
untuk mem
bagi tang
sibori yan
e) Sendok
S
mengambi
anggur y
(Martasud
f) Patena
P
piring. Da
hosti besa
bundar ad
ujungnya,
g) Palla
P
bersegi em
ficatorium
Purificatoriu
pat tiga mem
mbersihkan
gan petugas
g berisi hos
k kecil
Sendok keci
il air dari
yang telah
djita, 2008: 6
Patena mer
alam liturgi,
ar. Patena
da pula yan
terdapat sa
Palla ialah p
mpat. Palla
ummerupak
manjang. F
n piala dan
s pembagi
sti-hosti suc
il iala send
ampul un
lebih da
67).
rupakan ba
, patena dig
bentuknya
ng datar s
alib (Daely d
enutup pial
terbuat dar
kan kain p
ungsi dari
untuk alas
komuni s
ci (Martasud
dok yang di
ntuk dicamp
ahulu ditu
ahasa latin
gunakan un
a berbeda-b
edikit ceku
dkk. 2012: 5
la yang berw
ri bahan ya
persegi em
kain ini ad
s atau selub
aat memeg
djita, 2008:
igunakan un
purkan den
uang ke p
n yang be
tuk meletak
beda, ada y
ung. Di ba
54).
warna putih
ang pipih, k
mpat
dalah
bung
gang
66).
ntuk
ngan
piala
erarti
kkan
yang
gian
dan
keras
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan dilap
piala dari
(Martasud
h) Korpor
K
dibentangk
sebagai al
yang lain.
tanda sali
korporal ti
i) Sibori
S
berarti bej
dan ada p
53). Digun
dikonsekri
umumnya
j) Ampul
A
air yang
berupa se
isi kain pu
kemungki
djita, 2008: 6
ral
Korporal ia
kan di ata
las untuk p
. Pada sala
ib kecil se
idak terbalik
Sibori beras
jana suci. S
pula yang se
nakan untu
ir menjadi
a, sibori mem
Ampul adala
akan diper
emacam g
utih. Palla
inan kemas
67).
alah sehela
as meja a
piala, sibori
ah satu ujun
ebagai penu
k (Marsana
sal dari bah
Sibori ada
eperti piring
uk tempat h
Tubuh K
miliki tutup
ah tempat u
rgunakan k
gelas kecil
berfungsi u
sukan debu
i kain seg
altar. Korp
i, dan bahan
ng korpora
ujuk supay
a Windhu, 1
hasa Latin
yang berbe
g biasa (Da
hosti-hosti k
Kristus dala
(Martasudj
untuk menar
etika Misa
atau cere
untuk menu
atau seran
gi empat y
poral berfu
n persemba
al biasanya
ya pemasan
997b: 34-35
ciborium y
entuk mang
aely dkk, 20
kecil yang a
m Misa. P
jita, 2008: 6
ruh anggur
. Ampul d
ek kecil y
utup
ngga
yang
ungsi
ahan
ada
ngan
5).
yang
gkok
012:
akan
Pada
65).
dan
dapat
yang
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlahnya
68).
k) Piksis
P
logam da
digunakan
yang aka
Windhu, 1
l) Cerek d
C
tangan im
(Doa Syu
imam dila
yang digu
(Martasud
m) Thuribu
P
mengguna
sebagai te
sebagai
Pendupaan
a dua, untuk
Piksis meru
an bagian
n untuk men
an dikirimk
1997b: 36).
dan Lavabo
Cerek yang b
mam saat pe
ukur Agung
ap dengan
unakan untu
djita, 2008: 6
ulum (wiruk
Pendupaan
akan alat y
empat bara
wadah ra
n ini dilaku
k anggur da
upakan wad
dalamnya
nyimpan ho
kan kepad
o
berisi air di
ersiapan pe
g) dan sesu
lavabo. L
uk melap t
69).
k) dan Navi
dalam
yang disebu
api dan te
muan ratu
ukan ketika
an air (Mart
dah kecil ya
berlapiskan
osti besar at
a orang s
igunakan un
ersembahan
udah dituan
avabo ialah
tangan ima
ikula (tempa
peraya
ut wiruk at
empat ratus
us dan w
perayaan E
tasudjita, 20
ang terbuat
n emas. Pi
tau hosti ku
sakit (Mars
ntuk memba
sebelum D
ngi air, tan
h kain han
am yang ba
at ratus)
aan Eka
tau thuribu
s atau navik
wangi-wang
Ekaristi mer
008:
dari
iksis
udus
sana
asuh
DSA
ngan
nduk
asah
aristi
ulum
kula
gian.
riah,
Thuribulum
Navikula
80
m
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prosesi,
(Martasud
n) Monstr
M
Sakramen
perarakan
pemberkat
bagian peg
diartikan
bagian kac
1997b: 39
o) Asperg
A
air suci, s
air suci ya
pada pera
menunjuk
(Martasud
p) Tempat
T
menyimpa
adorasi
djita, 2008: 7
rans
Monstran a
n Mahakud
Sakra
tannya. Mo
gangan, bag
sebagai p
ca yang bia
-40).
gil dan panc
Apergil meru
edangakan
ang ada tent
ayaan liturg
k pada pe
djita, 2008:6
t Minyak Su
Tempat min
an minyak
Ekaristi,
70).
adalah tem
dus yang
amen M
onstran terd
gian pokok
enjepit Sak
asa disebut c
i tempat air
upakan alat
air sucinya
tengannya. A
gi dan ibada
engenangan
69).
uci
nyak suci ia
k yang te
upacara
mpat untuk
dapat digu
Mahakudus
diri atas tig
yang terdap
kramen M
custodia (M
r suci
t kepyur unt
a ditempatka
Air suci ban
at berkat, y
akan sak
alah sejenis
elah diberk
pemakam
k pentakhta
unakam un
sekal
ga bagian y
pat lunula y
Mahakudus,
Marsana Win
tuk pemerc
an dalam p
nyak diguna
yang semua
kramen Ba
s kaleng un
kati, sehin
man
ahan
ntuk
ligus
yaitu
yang
dan
ndu,
ikan
panci
akan
anya
aptis
ntuk
ngga
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sewaktu-w
nama am
minyak u
tempatnya
berarti m
penerimaa
bertanda
penguatan
orang sak
Infirmorum
(Marsana
q) Bel, go
B
sama, yait
ajakan unt
(Martasud
e. Mengen
Y
liturgi ber
liturgis ke
waktu dapat
mbri, yang
untuk para
a bertanda
minyak ka
an Sakrame
OCH (O
n kudus. K
kit dengan
m) yang b
Windhu, 19
ong, lonceng
Bel, gong a
tu menanda
tuk berdoa.
djita, 2008: 7
nal sikap-sik
Yang dimak
rlangsung.
etika bertug
t dipakai. T
terdiri dar
katekumen
OC (Oleum
atekumen.
en Penguata
Oleum Chr
Ketiga, min
tempat ya
berarti min
997b: 40).
g
atau lonce
ai peristiwa
. Dibunyika
71).
kap Liturgi
ksud dengan
Seorang m
gas dalam
Tempat min
ri tiga tem
n atau calo
m Catechum
Kedua, m
an/Krisma
rismarum)
nyak untuk
ang bertand
nyak untuk
eng memilik
atau bagia
an ketika M
n sikap Litu
misdinar har
perayaan E
nyak suci di
mpat. Perta
on baptis y
menorum) y
minyak un
dengan tem
yang be
k pemberk
da OI (Ol
k orang s
ki fungsi y
an penting s
Misa berlang
urgi adalah
rus tahu da
Ekaristi. U
iberi
ama,
yang
yang
ntuk
mpat
erarti
katan
leum
sakit
yang
serta
gung
tata gerak
an paham a
Umat akan
selama pera
akan sikap-
merasa terb
82
ayaan
-sikap
bantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
untuk semakin khusuk dalam berdoa ketika petugas liturgi juga dapat bersikap
liturgis, kompak, dan sopan.
Ada banyak sikap liturgi dalam Gereja Katolik yang kerap dilakukan
dalam setiap perayaan Ekaristi. Sikap-sikap tersebut ada yang khusus dilakukan
oleh petugas liturgi, ada yang khusus dilakukan oleh umat, dan ada yang harus
dilakukan oleh semua umat yang mengikuti perayaan. Berikut akan dijelaskan
beberapa sikap liturgi yang kerap ditemui dalam setiap perayaan Ekaristi,
khususnya bagi para misdinar yang harus paham dengan sikap-sikap liturgi
(Marsana Windu, 1997a: 11-43).
1) Berjalan
Berjalan merupakan gerak maju dalam liturgi yang melambangkan
perjalanan umat Allah menuju tanah air surgawi. Berjalan yang baik dan benar
dilakukan dengan kepala yang tegak menatap ke depan, mantap, gerakan ritmis
tegap, tangan terkatup menyembah di depan dada (Martasudjita, 2008:33).
2) Membuat tanda salib
Membuat tanda salib dilakukan ketika hendak memasuki pintu gereja dan
sebelum memilih tempat duduk. Membuat tanda salib dengan air suci biasanya
telah disediakan di samping pintu masuk gereja. Air suci itu mengingatkan akan
baptis yang telah diterima serta melayakkan diri untuk mengikuti Ekaristi. Selain
itu membuat tanda salib juga dilakukan ketika mengawali dan mengakhiri
Ekaristi, doa pribadi, dan konsekrasi (Marsana Windhu, 1997a:12-13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3) Menundukkan kepala, membungkuk dan berlutut
Ketiga gerakan tersebut menunjukkan satu makna namun berbeda bobot.
Gerakan-gerakan tersebut hendak menyampaikan penghormatan kepada Tuhan
atau pemimpin dan sekaligus mengungkapkan rasa ketidakalayakkan. Kepada
imam yang menghadirkan Kristus, menundukkan kepala. Kepada altar,
membungkukkan badan. Kepada Sakramen Mahakudus di tabernakel, berlutut
(Martasudjita, 2008: 34).
4) Mengecup
Mengecup adalah tanda cinta dan penghormatan terhadap seseorang atau
barang. Mengecup dilakukan oleh para imam sebelum memakai pakaian liturgi
seperti alba, amik, stola, kasula, sebagai ungkapan rasa hormat. Selain itu, imam
juga mengecup altar sebelum dan sesudah perayaan Ekaristi dengan maksud untuk
memberi penghormatan terhadap altar sebagai meja perjamuan Tuhan (Marsana
Windhu, 1997a:17-18).
5) Menebah dada
Menebah dada sebagai tanda tobat atau penyesalan. Menebah dilakukan
oleh umat ketika berdoa tobat ‘saya mengaku’, saat konsekrasi, ketika umat
mengucapkan ‘kasihanilah kami’ sebanyak dua kali dan ‘berilah kami damai’ satu
kali dalam doa Anak Domba Allah (Marsana Windhu, 1997a:17-18).
6) Duduk
Duduk merupakan ungkapan kesiapsediaan umat untuk mendengarkan
sabda Tuhan entah melalui bacaan Kitab Suci ataupun homili imam. Duduk juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
menunjukkan sikap tenang untuk menanti, mendengarkan dan menghormati
Tuhan. Duduk secara liturgis berarti duduk dengan lutut kaki sejajar. Tidak
dengan menumpangkan salah satu kaki di kaki kita yang satunya (Martasudjita,
2008:34).
7) Berdiri
Berdiri mengungkapkan sikap siap menyambut, siap mendengarkan, siap
menerima, siap diutus, dan siap berkarya. Berdiri dilakukan ketika menyambut
perarakan pada waktu masuk dan keluar gereja, ketika menyanyikan/mendoakan
Kemuliaan, pembacaan Injil, pada awal Doa Syukur Agung, dan ketika berdoa
Bapa Kami (Martasudjita, 2008:34). Dalam misa, sikap berdiri menunjukkan
kesiapsiagaan umat dalam melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh Kristus
kepada umat-Nya (Daely dkk, 2012: 18).
8) Mengangkat tangan
Mengangkat tangan melambangkan permohonan yang disertai
pengharapan penuh. Dilakukan oleh imam ketika mengangkat patena dan piala
yang berisi roti dan anggur untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan ketika
hendak mengakhiri Doa Syukur Agung (Marsana Windhu, 1997b:31).
9) Menumpangkan tangan
Menumpangkan tangan merupakan tanda menyerahkan wewenang sambil
menyerukan turunnya Roh Allah atas diri yang ditumpangi tangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dilakukan untuk memberkati seseorang (tahbisan diakon, imam, dan uskup) serta
untuk mendatangkan penyembahan jiwa dan badan atas seseorang (Marsana
Windhu, 1997a:37).
10) Meniarap
Meniarap merupakan sikap paling total dan penuh. Sikap tersebut
mengungkapkan penghormatan kepada Allah dan sekaligus mengungkapkan rasa
ketidaklayakan di hadapan Allah. Dilakukan oleh imam saat awal upacara Jumat
Agung, atau para calon imam sewaktu litani para kudus pada perayaan
pentahbisan (Martasudjita, 2008:35).
11) Memberkati
Memberkati merupakan doa, ungkapan permohonan pada Tuhan, semoga
yang diminta umat-Nya terkabulkan, terjadi atau terlaksana disertai dengan tanda
salib. Dilakukan oleh imam saat menerima persembahan umat, menjelang
konsekrasi, akhir perayaan Ekaristi, saat upacara atau kesempatan khusus seperti
pernikahan, menempati rumah baru, pemberkatan barang-barang devosi. Oleh
uskup dilakukan ketika mengurapi telapak tangan para calon iman baru (Marsana
Windhu, 1997a: 42-43).
12) Tangan terkatup, terbuka, terangkat, dan terentang
Tangan terkatup mengungkapkan sikap penghormatan dan sembah sujud
kepada Tuhan. Sikap-sikap tersebut sering para misdinar lakukan ketika berjalan
atau berdiri dan merupakan sikap liturgis paling sopan, bagus, dan indah. Tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
terbuka mengungkapkan penyerahan diri dan sikap yang membuka hati. Tangan
terangkat melambangkan sikap hati yang terarah dan hanya mengandalkan Allah.
Tangan terentang menandakan sikap penyerahan diri dan keterbukaan yang total
dan utuh (Martasudjita, 2011:35-36).
C. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar
Pendampingan orangtua menjadi dasar perkembangan seorang anak.
Orang tua mengarahkan, mengajarkan, serta memperkenalkan segala hal yang
dibutuhkan dalam perkembangan anak, termasuk hal yang berkaitan dengan
kegiatan menggereja.
Melalui pembaptisan, suami-istri dan anak menerima memiliki tiga
martabat Kristus, yakni martabat kenabian, imamat, dan rajawi. Mereka
mempunyai tugas mewartakan Injil, menguduskan hidup dengan menghayati
sakramen-sakramen dan hidup doa, serta melayani sesama. Berkat Sakramen
Baptis pula, mereka secara otomatis menjadi anggota Gereja dan ikut membangun
Gereja. Mereka sudah menjadi satu keluarga yang bukan hannya sebuah
komunitas basis manusiawi belaka, melainkan juga komunitas basis gerejawi yang
mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah.
Dalam kesehariannya, Gereja ditampakkan dalam hidup keluarga sebagai
suatu persekutuan yang merayakan iman melalui doa peribadatan, mewujudkan
pelayanan, dan memberikan kesaksian dalam pergaulan yang semuanya itu
menajdi sarana penginjilan yang baru (KWI, 2011: 15).
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka orang tua katolik, sebagai
seorang yang telah dibaptis, diharapkan mampu untuk mengemban tugas
perutusan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1. Peran Orang tua dalam kegiatan misdinar di bidang Liturgi (Leiturgia)
Dalam kegiatan misdinar, kehidupan dan kedalaman doa anggota
kelompok sangat diperhatikan. Seorang anggota misdinar harus bisa memimpin
doa dan hafal doa-doa harian. Selain itu, sebagai salah seorang petugas liturgi,
ketika perayaan Ekaristi berlangsung, mereka harus paham dan bisa menjawab
doa-doa yang menjadi bagian dari umat. Saat perayaan Ekaristi berlangsung
dengan suara lantang, misdinar mengucapkan jawaban-jawaban dan doa-doa yang
menjadi bagian dari umat (Waskito, 1984: 22).
Orang tua memiliki peran untuk mengajarkan anak-anaknya doa-doa
dalam Gereja. Tidak hanya mengajarkan, orang tua juga harus bisa mengajak
anak-anaknya untuk berdoa. Selama anak menjadi anggota misdinar, orang tua
masih memiliki tugas untuk membantu anak menghidupi kebiasaan berdoa
misalnya , selalu mengajak anak untuk aktif dalam doa lingkungan. Dalam hal
ini, orang tua menjadi teladan anak dalam berdoa. Doa-doa yang diajarkan oleh
orang tua di dalam keluarga, akan sangat berguna bagi anak. Kebiasaan hidup doa
yang diajarkan dalam keluarga akan membuat iman anak semakin kuat dan
semakin mencintai Yesus dan Gereja-Nya. Kecintaannya terhadap gereja-Nya itu
akan membuat ia aktif dalam kegiatan Gereja, khususnya kegiatan misdinar.
Membina hidup doa dalam keluarga memang sudah menjadi kewajiban
orang tua. Suami-istri yang telah disatukan oleh ikatan suci perkawinan,
mempunyai tanggungjawab membangun kesejahteraan rohani dan jasmani
keluarganya dengan doa dan karya. Kepenuhan hidup dalam keluarga katolik
dapat tercapai dalam sakramen dan hidup doa. Doa yang dilakukan secara rutin
dan setia akan memberikan kekuatan iman dalam hidup (KWI, 2011: 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Persekutuan
(Koinonia)
Dalam kegiatan misdinar, anak-anak berkumpul dan bersekutu dengan
kelompoknya. Mereka dipersatukan menjadi keluarga baru sebagai kelompok
misdinar. Mereka harus bisa bersosialisasi dengan baik. Demi membina hubungan
yang baik dan mengakrabkan satu sama lain, kegiatan misdinar dibuat menjadi
lebih santai. Kegiatan divariasi dengan adanya games, menyanyi bersama, berdoa
bersama, jalan-jalan, outbond, dan sebagainya. Seluruh kegiatan itu bermaksud
supaya anak-anak dapat semakin mencintai satu sama lain dalam kelompoknya
dan semakin bersemangat dalam melayani Tuhan.
Orang tua, sebagai orang yang berperan penting dalam kehidupan anak
memiliki tugas untuk membantu dan mengarahkan anak-anak mengikuti kegiatan
yang baik bagi perkembangan mereka. Orang tua sebaiknya memberikan tempat
persekutuan yang baik dan hidup dalam keluarga. Persekutuan yang baik akan
membentuk pribadi anak menjadi baik dan hidup dalam kelompoknya. Dalam hal
ini, orang tua dapat mengajak dan mengajarkan anak untuk terlibat aktif dalam
kegiatan persekutuan di lingkungan seperti latihan koor, PIA dan PIR,
perkumpulan remaja kampung, dll. Kebiasaan anak untuk berkumpul dengan
teman di Gereja mapun di masyarakat dapat membentuk anak menjadi pribadi
yang aktif dan bersemangat dalam pelayanan.
Keluarga merupakan persekutuan seluruh hidup antara seorang laki-laki
dan perempuan yang berlandaskan perjanjian antara kedua belah pihak dan
diteguhkan melalui kesepakatan perkawinan serta diperluas dengan kehadiran
anak-anak. Mereka bersekutu, hidup bersama berdasarkan iman dan cinta kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
serta kesediaan untuk saling mengembangkan pribadi satu sama lain. Mereka
mewujudkan persekutuan dengan menciptakan saat-saat bersama, doa bersama,
kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, sehat dan sakit (KWI, 2011:
16).
3. Peran Orang tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pewartaan Injil
(Kerygma)
Anak-anak misdinar, harus tahu dan dekat dengan Kitab Suci. Mereka
harus paham dengan sabda dan perintah Allah supaya mereka dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Seorang misdinar juga memiliki tugas untuk
mewartakan sabda Allah dimanapun ia berada. Dalam pertemuan misdinar
terkadang juga diadakan kegiatan pendalaman iman. Dalam pendalaman iman
tersebut, anak-anak diajak untuk lebih dekat dengan Kitab Suci dan ajaran Yesus.
Sebagai orang tua, sudah menjadi kewajibannya untuk mengenalkan
Kitab Suci kepada anak-anak. Kebiasaan dekat dengan Kitab Suci yang telah
ditanamkan dalam keluarga sejak kecil, akan membuat anak sedikit demi sedikit
paham dengan Kitab Suci dan merasa dihidupi oleh sabda Allah. Tidak hanya
mengenalkan, orang tua masih harus memupuk terus-menerus kebiasaan dekat
dengan kitab suci, misalnya rutin mengajak pendalaman kitab suci di lingkungan,
rutin menghadiri BKSN. Sungguh baik apabila orang tua memberi kesempatan
anak untuk berani memimpin pertemuan.
Keluarga menjadi persekutuan pewartaan Injil. Seperti apa yang telah
diungkapkan oleh Paul Paulus VI bahwa keluarga, seperti Gereja, harus menjadi
tempat dimana Injil dilsalurkan. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran untuk
mewartakan atau menyampaikan injil kepada anak-anaknya (FC,art. 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sabda Allah yang termuat dalam Kitab Suci tidaklah mudah untuk
dipahami. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengambil bagian secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan pendalaman Kitab Suci, supaya kelak dalam
menyalurkan kepada anak-anak, mereka sudah paham dan mudah dalam
menyampaikan. Dengan mengenalkan Kitab Suci dan perlahan-lahan membantu
anak-anak dalam menangkap isi Kitab Suci, orang tua sudah ikut melaksanakan
karya perutusan Gereja dalam hal pewartaan Injil (KWI, 2011: 17).
4. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Kesaksian (Martyria)
Menjadi seorang Katolik, berarti harus berani memberikan kesaksian
terhadap imannya. Injil yang diwartakan pertama-tama dengan kesaksian yaitu
melalui perkataan, tindakan, dan perbuatan. Sebagai seorang misdinar, kesaksian
itu dapat dilakukan dengan bertingkah laku baik kepada siapapun dan bertutur
kata baik seperti Yesus yang selalu berbuat baik kepada siapapun. Seorang
misdinar harus bangga dengan apa yang telah diimani dan selalu memperdalam
iman itu supaya kecintaannya terhadap Yesus semakin bertambah.
Orang tua, sebagai panutan sang anak, harus bisa memberikan kesaksian
imannya kepada anak anaknya. Orang tua merupakan satu-satunya orang yang
paling dekat dengan anak. Lewat orang tua iman diperkenalkan. Dalam hal ini,
orang tua dapat menjadi teladan bagi anak dalam tindakan dan perbuatan.
Hendaknya orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak. Orang tua harus bisa
menjaga kata-kata, sikap, dan tindakan di hadapan anak. Mereka harus berani
untuk memberikan kesaksian imannya dengan perkataan maupun tindakan serta
siap menanggung resiko yang muncul atas imannya tersebut (KWI, 2011: 17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
5. Peran Orang Tua dalam Kegiatan Misdinar di Bidang Pelayanan (Diakonia)
Seorang misdinar merupakan seorang pelayan. Ia melayani Tuhan di
altar. Di dalam Gereja, memang seorang misdinar bertindak untuk melayani.
Namun, dalam hal ini, pelayanan tidak di titik beratkan dalam kegiatan liturgi
semata, tetapi juga di luar Gereja. Seorang misdinar harus memiliki rasa
pengabdian kepada sesamanya di luar Gereja. Kegiatan misdinar dalam bidang
pelayanan biasanya berwujud seperti mengadakan bakti sosial ke panti asuhan,
mengunjungi temannya yang sakit, dan membantu sesamanya yang sedang
membutuhkan bantuan.
Peran orang tua adalah memupuk rasa cinta kasih dalam diri anak-anak
kemudian mengajarkan kepada anak untuk mengamalkan cinta kasih yang
dimiliki kepada orang lain. Selain itu orang tua harus selalu menumbuhkan
semangat pelayanan dalam diri anak baik pelayanan kepada teman-temannya di
sekolah, di gereja, bahkan kepada orang-orang yang tidak mampu. Lewat
kehidupan sehari-hari, orang tua dapat memberikan contoh melayani yang baik
kepada anak-anaknya. Selain itu orang tua harus selalu menanamkan dalam diri
anak supaya menghormati dan menghragai sesama. Sungguh baik apabila orang
tua melibatkan dalam kegiatan sosial seperti ketika ada bencana melanda.
Keluarga, yang terdiri dari orang tua beserta anak-anak dipanggil untuk
mengamalkan cinta kasih kepada sesamanya. Dijiwai oleh cinta kasih dan
semangat pelayanan, mereka menyediakan diri untuk melayani setiap orang
sebagai pribadi dan anak Allah (KWI, 2011: 17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB IV
USAHA MENINGKATKAN KESADARAN ORANG TUA
MENDAMPINGI ANAK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MISDINAR
DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KELOR, WONOSARI,
GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Semakin manusia memasuki usia dewasa, kematangan pada iman juga
semakin dibutuhkan. Iman orang dewasa harus senantiasa diterangi, dirangsang,
dan diperbaharui, khususnya bagi mereka yang telah memutuskan untuk hidup
berkeluarga. Tugas yang diemban oleh orang tua begitu besar karena mereka
harus bertanggung jawab menumbuhkan dan mengembangkan iman anak. Orang
tua membutuhkan pendampingan supaya mereka dapat mendampingi anak lebih
baik lagi. Katekese menjadi salah satu pilihan utama karena tujuan dari katekese
itu sendiri adalah untuk mencapai kematangan iman. Katekese dengan model
Shared Christian Praxis (SCP) dirasa cocok karena menekankan sharing dan
menuntut peserta untuk aktif. Dalam pelaksanaannya katekese model SCP lebih
menarik karena menggulati pengalaman hidup peserta. Program pendampingan
yang diusulkan juga menekankan pada pengalaman hidup peserta selama hidup
berkeluarga.
A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese
Usaha yang dipilih penulis untuk meningkatkan kesadaran orang tua
mendampingi anak dalam mengikuti kegiatan misdinar adalah dengan katekese
model SCP. Program katekese ini didasari oleh fakta yang terjadi di lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
bahwa masih ada orang tua yang belum menjalankan tugas pendampingannya
dengan maksimal. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan anak
dalam meningkatkan iman dan kecintaannya pada Gereja. Orang tua cukup
memiliki kesadaran akan tugasnya dalam mendampingi anak khususnya dalam
kaitannya dengan kegiatan misdinar, namun masih perlu ditingkatkan.
Tugas mendampingi merupakan tugas utama yang harus orang tua
laksanakan. Ketika mereka menerima sakramen pernikahan, mereka telah saling
mengucapkan janji untuk mendidik anak-anak secara katolik, sesuai dengan ajaran
Yesus. Akan sangat disayangkan apabila dalam keluarga, anak-anak tidak
mendapat dukungan dan pendampingan yang maksimal dari orang tua mereka
terlebih dalam mengikuti kegiatan dalam Gereja.
Menyadari adanya fakta yang muncul dalam kaitan dengan pendampingan
orang tua terhadap anak, terutama di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor maka
perlu diusahakan pendampingan untuk membantu orang tua untuk semakin
menyadari dan menghayati perannya dalam mendampingi anak. Orang tua
mengharapkan pendampingan dengan memberikan ruang yang cukup untuk
sharing dan berbagi pengalaman satu sama lain. Oleh karena itu penulis
mengusulkan adanya pendampingan bagi orang tua berupa katekese dalam model
SCP. Model SCP dipilih karena dalam prosesnya lebih menekankan pengalaman
hidup peserta secara nyata sehingga lebih menarik karena berdasarkan apa yang
telah mereka alami sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Prosesnya tidak hanya
berhenti pada pengungkapan apa yang dialami melainkan dilanjutkan dengan
mengolah dan memakai dengan nilai-nilai Kristiani kemudian merumuskan aksi
konkrit atau nyata. Selain itu, pendampingan membutuhkan dialog atau sharing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
yang berkelanjutan sehingga pelaksanaan katekese dengan model SCP dirasa
cocok mengingatkekhasan SCP menekankan dialog partisipatif.
Shared Christian Praxis memang menekankan proses berketekese yang
bersifat dialogal dan partisipasif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan
konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi”
kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan
pengasan dan mengmbil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah
dalam kehidupan. Proses bermula dari pengalaman hidup peserta yang
direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi
kristiani supaya muncul kesadaran baru untuk hidup yang lebih baik (Sumarno
Ds, 2011: 14).
B. Alasan Pemilihan Tema
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan hasil yang diharapkan,
penulis menyusun program SCP sebagai salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pendampingan orang tua kepada anak, khususnya dalam
kegiatan misdinar. Berdasarkan hasil penelitan, penulis mengetahui bahwa
pendampingan yang orang tua laksanakan selama ini belumlah maksimal. Orang
tua membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan semangatnya kembali
untuk mendampingi anak-anak mereka. Oleh karena itu, penulis mengusulkan
beberapa tema yang dapat dilaksanakan sebagai bahan pendampingan bagi orang
tua terkait dengan peran dan tugasnya dalam mendampingi anak selama hidup.
Tema-tema yang dipilih penulis berdasarkan pada harapan dari orang tua sendiri
dan kiranya sesuai dengan situasi dan kondisi orang tua di Paroki Santo Petrus
dan Paulus Kelor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Usulan program katekese ini disusun sebagai salah satu bentuk
penjelasan bahwa pendampingan orang tua sangat dibutuhkan oleh anak dan
memiliki peranan yang penting bagi kehidupan anak, terutama dalam
memperkembangkan iman anak sebagai anggota misdinar. Orang tua seharusnya
memiliki kesadaranakan hal tersebut. Usulan program ini disusun dalam satu tema
umum, kemudian tema tersebut dibagi menjadi tiga sub tema untuk tiga kali
pertemuan dan dipaparkan sebagai berikut:
Tema Umum : Membangun keluarga Kristiani yang bertanggung jawab dalam
mendampingi misdinar
Tujuan Umum : Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin menyadari
akan tugas dan tanggung jawabnya dalam mendampingi anak
secara Katolik sehingga terwujud keluarga Kristiani yang
terlibat aktif dalam hidup menggereja, khususnya dalam
kegiatan misdinar.
Tema 1 : Tanggung jawabku sebagai orang tua dalam mendampingi
misdinar
Tujuan 1 : Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin menyadari
akan tanggung jawabnya dalam mendampingi anak sehingga
anak semakin aktif dalam melayani Tuhan sebagai anggota
misdinar.
Tema 2 : Keteladanan keluarga Kristiani bagi misdinar
Tujuan 2 : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari bahwa
orang tua adalah cermin atau teladan bagi anak dalam
mengembangkan kehidupan sehingga anak dapat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pribadi yang baik dalam melaksanakan tugas pelayanan
sebagai anggota misdinar, terutama dalam perkembangan
iman.
Tema 3 : Peran keluarga Kristiani dalam mendampingi misdinar
Tujuan 3 : Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin
mendalami perannya sebagai orang tua Kristiani yang
dipanggil untuk mendampingi anak dan mengarahkan anak
untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar sehingga anak
semakin semangat dalam melaksanakan tugas pelayanan
sebagai anggota misdinar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
C. Penjabaran Usulan Program Kateksese Tema Umum : Membangun keluarga Kristiani yang bertanggung jawab dalam mendampingi misdinar
Tujuan : Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mendampingi anak secara Katolik sehingga terwujud keluarga Kristiani yang terlibat aktif dalam hidup
menggereja, khususnya dalam kegiatan misdinar.
No Tema Tujuan Metode Sarana Sumber bahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Tanggung jawabku
sebagai orang tua dalam mendampingi misdinar
Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin menyadari akan tanggung jawabnya dalam mendampingi anak sehingga anak semakin aktif dalam melayani Tuhan sebagai anggota misdinar.
• Sharing • Menonton video • Bernyanyi • Informasi • Refleksi
• Kitab suci Perjanjian Baru
• video “Tanggung jawab”
• Laptop • Viewer • Speaker • Teks lagu
“Semua Baik” • Lilin
• Luk 2:4-52 • Skripsi ini, hal.
49-52
2
Keteladanan keluarga Kristiani bagi misdinar
Bersama pendamping, peserta diajak untukmenyadari bahwa orang tua adalah cermin atau teladan bagi anak dalam mengembangkan kehidupan sehingga anak dapatmenjadipribadi
• Sharing • Bercerita • Bernyanyi • Diskusi • Informasi • Refleksi
• Kitab suci Perjanjian Baru
• Laptop • Viewer • Speaker
• Luk 6:43-45 • Skripsi ini, hal.
53-55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
yang baik dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar, terutama dalam perkembngan iman.
• Teks lagu “Limpahkan Kasihmu”
• Lilin
3 Peran keluarga Kristiani dalam mendampingi misdinar
Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin mendalami perannya sebagai orang tua Kristiani yang dipanggil untuk mendampingi anak dan mengarahkan anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan misdinar sehingga anak semakin semangat dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar.
• Sharing • Diskusi • Menonton video • Bernyanyi • Informasi • Refleksi
• Kitab suci Perjanjian Baru
• Laptop • Viewer • Speaker • Teks lagu
“Betapa Hatiku” • Lilin
• Luk 18:15-17 • Skripsi ini, hal.
90-95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
D. Petunjuk Pelaksanaan Program
Program pendampingan ini ditujukan kepada orang tua, boleh bapak atau
ibu atau keduanya dari setiap anggota misdinar di Paroki Santo Petrus dan Paulus
Kelor. Program ini dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun pada tahun 2016,
yaitu pada bulan April, Agustus, Desember, dan mengambil waktu hari Minggu di
setiap bulan yang sudah ditentukan. Minggu pertama di Wilayah Kelor, Wiladeg,
Jaranmati. Minggu kedua di Wilayah Semin dan Candirejo. Minggu Ketiga di
Wilayah Ngawen dan Jurangjero. Minggu keempat di Wilayah Sambeng. Program
pendampingan ini menggunakan model SCP. Oleh karena itu, pendampingan
dilaksanakan di setiap Wilayah mengingat jumlah peserta dalam setiap
pendampingan tidak boleh terlalu banyak supaya lebih efektif dan peserta dapat
mengikuti pendampingan secara mendalam. Pemandu pelaksanaan pertemuan
adalah penulis. Lama setiap pertemuan berlangsung sekitar 90 menit. Pelaksanaan
pendampingan model SCP terdiri dari lima langkah, yaitu: mengungkapkan
pengalaman hidup peserta, mendalami pengalaman hidup peserta, menggali
pengalaman iman peserta, menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta
konkrit, dan mengusahakan suatu aksi konkrit (Sumarno Ds, 2011: 18-22). Dalam
hal ini, peserta diharapkan lebih aktif dan partisipasif, karena yang diolah adalah
pengalaman hidup peserta.
E. Contoh Persiapan Katekese
1. Identitas Pertemuan
a. Judul Pertemuan : Tanggung jawabku sebagai orang tua dalam
mendampingi misdinar
b. Tujuan : Bersama pendamping, peserta diajak untuk semakin
menyadari akan tanggung jawabnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
mendampingi anak sehingga anak semakin aktif dalam
melayani Tuhan sebagai anggota misdinar.
c. Peserta : Orang tua anggota misdinar Paroki Santo Petrus dan
Paulus Kelor
d. Model : Shared Christian Praxis
e. Waktu : 90 menit
f. Tempat : Masing-masing Wilayah di Paroki Santo Petrus dan
Paulus Kelor
g. Metode : - Sharing
- Menonton video
- Bernyanyi
- Informasi
- Refleksi
h. Sarana : - Kitab Suci Perjanjian Baru
- Video “Tanggung jawab”
- Laptop
- Viewer
- Speaker
- Teks Lagu “ Semua Baik”
- Lilin
i. Sumber Bahan : Luk 2:41-52
Skripsi hal. 49-52
2. Pemikiran Dasar
Dewasa ini dunia tengah dihadapkan pada keadaan yang perlahan
merusak nilai-nilai Kristiani seperti pengaruh media, pola hidup konsumtif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
mental ‘tidak mau repot’. Kondisi tersebut tentu saja dapat membawa pengaruh
negatif bagi perkembangan rohani anak khususnya bagi anak misdinar apabila
mereka tidak mendapatkan pendampingan dari orang tua. Kedua orang tua yang
sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sehingga tidak ada waktu yang
cukup untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Jika berkomunikasi tentang hal-
hal yang sehari-hari saja sudah kurang, apalagi pembicaraan tentang Tuhan.
Orang tua kurang memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan anak.
Akibatnya anak merasa kurang mendapat perhatian dan dukungan dalam
melakasanakan tugas pelayanannya di gereja. Mereka mau bertugas atau tidak
orang tua tidak begitu peduli. Bermain game online lebih menyenangkan
dibandingkan bertugas menjadi misdinar di Gereja. Bermain gadget lebih menarik
daripada mengikuti pertemuan misdinar. Dalam hal ini orang tua kurang
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik dan
mendampingi anak-anak mereka.
Injil Lukas 2:41-52 menguraikan secara jelas bagaimana Yusuf dan
Maria memberikan tanggung jawab sepenuhnya dalam mendampingi Yesus.
Ketika Yesus hilang, Maria dan Yusuf begitu panik sampai mereka harus kembali
ke Yerusalem untuk mencari Yesus meski mereka telah melakukan perjalanan
satu hari lamanya. Sikap yang dilakukan oleh Maria dan Yusuf mau menunjukkan
bagaimana mereka bertanggung jawab terhadap keluarga mereka. Yesus adalah
tanggung jawab mereka. Mereka sadar akan tanggung jawabnya dalam
mendampingi Yesus. Tanggung jawab berarti siap sedia dan ada kesadaran untuk
mendampingi anak sampai anak itu tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Dalam pertemuan ini, kita diharapkan untuk semakin menyadari sejauh
mana kita telah mengerti dan melaksanakan tanggung jawab kita sebagai bapak
atau ibu dalam mendampingi anak di dalam keluarga, khususnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mendampingi anak kita sebagai anggota misdinar sehingga anak dapat semakin
aktif dalam melaksanakan tugas pelayanannya
.
3. Pengembagan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Bapak dan Ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus, pada hari ini kita
berkumpul di tempat ini sebagai satu saudara untuk menanggapi kasih Yesus yang
sungguh luar biasa dalam hidup kita. Selama ini kita kurang bertanggung jawab
dalam melaksanakan tanggung jawab kita dalam mendidik dan mendampingi
anak-anak. Kesibukan dari bapak dan ibu dengan urusan masing-masing yang
terkadang membuat waktu dengan anak menjadi tersita sehingga anak merasa
kurang diperhatikan.
Hal tersebut menjadi penting untuk kita dalami bersama. Orang tua
bertanggung jawab penuh dalam mendidik dan mendampingi anak, layaknya
Maria dan Yusuf yang bertanggung jawab dalam mendampingi Yesus. Ketika
Yesus hilang, mereka begitu panik dan akhirnya kemballi ke Yerusalem untuk
mencari Yesus. Maria dan Yusuf sadar akan tanggung jawabnya. Mereka sadar
bahwa Yesus adalah tanggung jawabnya.
Bapak ibu yang terkasih di dalam Tuhan, pada kesempatan kali ini kita
diajak untuk semakin menyadari sejauh mana kita telah mengerti dan
melaksanakan tanggung jawab kita sebagai bapak dan ibu dalam mendampingi
anak di dalam keluarga, khususnya dalam mendampingi anak kita sebagai anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
misdinar sehingga anak dapat semakin aktif dalam melaksanakan tugas
pelayanannya.
2) Lagu Pembuka “Semua Baik” [Lampiran10: (16)]
3) Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas segala rahmat yang
telah Engkau berikan kepada kami semua. Pada hari ini kami berkumpul bersama
untuk menanggapi kasihMu yang sungguh luar biasa dalam hidup kami. Kami
sadar bahwa selama ini kami belum melaksanakan tanggung jawab kami dengan
baik dalam mendidik anak kami. Kami terlalu sibuk dengan urusan kami masing-
masing sehingga kami kurang memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan
anak kami. Kami mohon rahmat penyertaanMu agar kami semakin menyadari
tanggung jawab kami sebagai keluarga Kristiani yang harus mendidik anak-anak
kami sesuai dengan ajaranMu. Semoga kami dapat menjadi orang tua yang
mampu meneladan sosok Maria dan Yusuf yang setia akan tanggung jawabnya
dalam mendampingi Yesus sehingga anak-anak kami dapat semakin aktif dalam
melaksanakan tugas pelayanannya. Dikau kami puji kini dan sepanjang masa.
Amin.
b. Langkah I: Mengungkapkan pengalaman hidup peserta
1) Pemandu mengajak peserta untuk melihat film “Tanggung Jawab” [Lampiran
11: (17)]
2) Menceritakan kembali isi film “Tanggung Jawab”: Pendamping meminta
beberapa peserta untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang
isi pokok dari film “Tanggung Jawab”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3) Intisari film “ Tanggung Jawab” tersebut adalah:
Film ”Tanggung jawab” bercerita tentang seorang ayah yang hidup
bersama dengan seorang putrinya yang masih sekolah. Mereka sebenarnya hidup
dalam kekurangan, namun sang ayah tidak ingin menunjukkan kekurangan itu
kepada putrinya. Putrinya harus fokus pada sekolahnya. Oleh karena itu dia
berusaha menutupi semuanya. Dia berusaha mencukupi segala kebutuhan hidup
bersama putrinya. Dia bersusah payah mencari pekerjaan kesana kemari.
Akhirnya sang ayah bekerja serabutan dengan menjadi cleanning service, sales
kopi, dan bahkan kuli angkut.
Dia melakukan semua itu karena itu atas dasar tanggung jawab. Dia
berusaha melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah yang harus
menghidupi, mendampingi, dan mendidik putri semata wayangnya. Dia
melakukan apapun supaya putrinya dapat bersekolah dan mendapat prestasi yang
baik.
4) Pengungkapan pengalaman dengan tuntunan pertanyaan:
a) Apa kesulitan sang ayah dalam film “Tanggung Jawab” selama melaksanakan
tanggung jawabnya untuk mendampingi anaknya?
b) Ceritakanlah kesulitan bapak dan ibu dalam mewujudkan tanggung jawabnya
mendampingi anak sebagai anggota misdinar.
5) Arah rangkuman
Dalam film “Tanggung Jawab” sang ayah mengambil keputusan yang
begitu berat dalam hidupnya. Awalnya dia bersusah payah mencari lamaran
pekerjaan kesana kemari, namun tidak ada jawaban. Akhirnya ia memutuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
untuk bekerja apapun itu asalkan ia dapat mencukupi kebutuhan anaknya untuk
hidup dan membiayainya sekolah. Ia melakukan itu demi kehidupan putrinya. Ia
sadar bahwa ia memiliki seorang putri yang harus didampingi dan dihidupi. Ia
meninggalkan segala kesenangan yang bisa dilakukannya demi kehidupan
putrinya.
Dalam hidup sehari-hari, banyak kesulitan yang dihadapi dalam
mewujudkan tanggung jawab. Dari dalam diri sendiri, kita terlalu egois karena
mementingkan urusan kita sendiri seperti lebih mengutamakan pekerjaan-
perkerjaan kita. Waktu untuk berkomunikasi dengan anak menjadi berkurang.
Selain itu tawaran dari dunia luar yanng lebih menarik dan menggiurkan sering
memudarkan minat anak untuk melaksanakan tugas pelayannannya sebagai
anggota misdinar.
c. Langkah II: Mendalami pengalaman hidup peserta
1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau film “Tanggung
Jawab” dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:
• Mengapa bapak dan ibu sulit melaksanakan tanggung jawab dalam
mendampingi anak-anak yang juga sebagai anggota misdinar?
2) Rangkuman jawaban peserta:
Tanggung jawab itu sulit dilaksanakan karena kita kurang sadar bahwa
kitapunya tugas untuk mendampingi. Terkadang kita terlalu egois hanya
mementingkan kepentingan kita sendiri. Mencari uang lebih diutamakan daripada
memberikan perhatian kepada anak. Kita juga sering merasa bahwa dengan
mencukupi kebutuhan jasmani seperti makanan dan pakaian, kita sudah merasa
melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua. Belum ada ketulusan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
mendampingi secara maksimal. Selain itu tanggung jawab menjadi tidak mudah
karena pengaruh dari dunia luar yang semakin menarik dan menggiurkan bagi
anak.
d. Langkah III: Menggali pengalaman iman peserta
1) Pemandu membagikan teks foto copy Luk 2:40-52 [Lampiran 9: (15)].
2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak sambil secara pribadi membaca
teks Kitab Suci.
3) Pemandu meminta seorang peserta membacakan Kitab Suci kemudian peserta
diberi waktu untuk merenungkan sabda Tuhan dengan dibantu beberapa
pertanyaan sbb:
a) Ayat-ayat mana yang menunjuk tanggung jawab dalam pendampingan
anak?
b) Nilai-nilai tanggungjawab mana saja yang dapat dipetik dari perikope di
atas?
4) Peserta diajak untuk mencari dan menemukan pesan inti perikop sehubungan
dengan jawaban atas dua pertanyaan di atas.
5) Inteprestasi dari Luk 2:40-52 serta menghubungkannya dengan tanggapan
peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan sebagai berikut:
Injil Lukas menceritakan mengenai bagaimana besarnya tanggung jawab
orang tua dalam mendampingi anak-anaknya. Ini pun dialami oleh Yosef dan
Maria. Maria mengandung dari Roh Kudus dan ia mendapat tanggung jawab yang
besar yakni membesarkan Yesus Putra Allah.
Dalam ayat 42 nampak pendampingan yang dilakukan oleh Maria dan
Yusuf terhadap Yesus. Mereka bersama-sama pergi ke Yerusalem untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
merayakan Paskah. Perayaan Paskah itu laksanakan di Yerusalem. Untuk sampai
ke Yerusalem mereka harus menempuh perjalanan tiga hari lamanya. Jarak yang
begitu jauh tidak mengurungkan niat mereka untuk mengajak Yesus ke bait Allah
untuk merayakan Paskah. Sebagai orang tua Kristiani, mereka bertanggung jawab
untuk mengajak mengenalkan, dan membiasakan Yesus datang ke rumah Tuhan.
Dalam ayat 45, semakin ditampakkan begitu besarnya tanggung jawab
Maria dan Yusuf sebagai orang tua. Ketika perjalanan pulang Yesus tidak
bersama-sama dengan mereka. Hal tersebut membuat mereka panik dan tentu saja
mereka berusaha untuk mencari Yesus dengan menanyakan keberadaan Yesus
pada sanak saudara. Ketika Maria dan Yusuf tahu Yesus juga tidak bersama
dengan sanak saudaranya, bertambahlah kekuatiran mereka. Akhirnya mereka
memutuskan untuk kembali ke Yerusalem untuk mencari Yesus. Boleh dikatakan
bahwa Maria dan Yusuf takut sesuatu terjadi kepada Yesus. Mereka sadar bahwa
Yesus adalah tanggung jawab mereka. Oleh karena itu mereka beusaha untuk
menemukan Yesus dengan kembali ke Yerusalem meskipun mereka sudah
berjalan satu hari lamanya.
Dalam ayat 51, Maria dan Yusuf membawa Yesus pulang dan kembali
melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengasuh dan merawat Yesus.Tanggung
jawab Maria dan Yusus dalam mendaampingi Yesus tidak hanya sampai pada
menemukan Yesus kembali tetapi selamanya. Sampai kembali ke rumah, Maria
dan Yusuf masih harus menjaga, merawat dan mengasuh Yesus.
Dalam perikope ini dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa
sebagai orang tua haruslah memberikan perhatiannya kepada anak dengan
menjaga, memperhatikan, mendidik sehingga mereka tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi yang baik sesuai dengan ajaran Yesus. Selain itu, anak-anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
masih sangat rentan dapat sangat mudah terbawa arus zaman yang dapat membuat
hidup mereka jauh dari Tuhan. Tanggung jawab orang tua sangatlah besar.Orang
tua adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak. Orang tua harus sadar akan
tugas pendampingannya tersebut. Jangan sampai anak-anak yang sebelumnya
aktif dalam bertugas misdinar menjadi tidak aktif karena kurangnya perhatian dan
dukungan dari orang tua.
Kita belajar dari sosok Maria dan Yusuf yang dengan setia melaksanakan
tanggung jawabnya dalam merawat dan mendidik Yesus. Ketika hilang mereka
begitu khawatir sampai mereka harus kembali ke Yerusalem padahal mereka
sudah melakukan perjalanan pulang selama sehari. Hal tersebut tidak
mengurungkan niat mereka untuk menemukan Yesus. Mereka menyadari
tanggung jawabnya sebagai orang tua yang harus menjaga dan merawat Yesus.
Sadar akan tanggung jawabnya itulah yang membuat Maria dan Yusuf mencari
Yesus.Yesus menjadi kepentingan utamanya. Kepedulian dan kesetiaan Maria dan
Yusuf sebagai orang tua begitu besar dalam merawat dan mendampingi Yesus.
e. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit
1) Pengantar
Bapak dan Ibu yang terkasih, dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita
sudah mendengarkan dan menemukan banyak hal tentang bagaimana kita
memahami dan melaksanakan tanggung jawab kita sebagai ayah dan ibu dalam
mendampingi anak-anak dalam keluarga. Apa yang telah kita dalami bersama tadi
adalah sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan
menyadarkan kita sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab yang tidak
ringan, karena kita bertanggung jawab dalam perkembangan hidup mereka agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
mereka dapat semakin aktif dalam melayani Tuhan. Lewat bacaan Kitab Suci kita
belajar dari sosok Maria dan Yusuf sebagai bapak dan ibu Yesus yang dengan
setia melaksanakan tugas tanggung jawabnya mendampingi Yesus dengan
sepenuh hati. Oleh karena itu marilah kita mencoba untuk menerapkan pesan
tanggung jawab dalam Kitab Suci dengan kehidupan Bapak dan Ibu di Paroki
Santo Petrus dan Paulus Kelor dalam mendampingi misdinar.
• Sikap-sikap mana yang hendak bapak dan ibu perjuangkan supaya lebih
bertanggung jawab dalam mendampingi anak sehingga anak semakin aktif
dalam melaksanakan tugas pelayaanan sebagai anggota misidinar di Paroki
Santo Petrus dan Paulus Kelor?
2) Peserta diminta hening dan diringi dengan musik instrument River flow
untuk mengiringi renungan secara pribadi akan pesan Injil dengan situasi konkrit
kita dengan panduan pertanyaan di atas. Kemudian diberi kesempatan untuk
mengungkapkan hasil renungan pribadinya itu. Sebagai bahan renungan dalam
langkah konfrontasi ini diberikan rangkuman.
3) Arah rangkuman:
Kita telah menyadari bersama bahwa tugas sebagai seorang ayah dan ibu
dalam mendidik anak-anak adalah sebuah tanggung jawab yang begitu berat dan
besar. Lewat bacaan kita semakin diteguhkan dalam melaksanakan tanggung
jawab kita sebagai orang tua misdinar. Dengan kekuatan sendiri pasti kita tidak
mampu melaksanakannya akan tetapi hanya dengan rahmat dan kekuatan Allah
sendiri, maka Dia memampukan kita untuk melaksanakannya. Karena itu kita
sebagai orang tua, khususnya di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sungguh-sungguh menjalani tanggung jawab kita dalam mendampingi anak-anak
yang juga sebagai anggota misdinar. Tanggung jawab itu misalnya dapat kita
lakukan dengan bersedia mengantar jemput anak ketika ada pertemuan atau
latihan, menasehati anak supaya rajin dalam bertugas, mengajari anak untuk
berdoa, memberikan sedikit pengetahuan tentang Gereja, dll. Baiklah kita menjadi
orang tua yang peduli pada anak-anak kita sehingga anak kita dapat semakin aktif
dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai anggota misdinar karena merasa
didukung oleh orang tua.
f. Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit
1) Pengantar
Bapak dan ibu yang dikasihi Yesus Kristus. Kita telah bersama-sama
menggali pengalaman iman kita lewat film “Tanggung Jawab” dimana seorang
ayah dan ibu mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya dalam
keluarga. Kita telah disadarkan bahwa melaksanakan tanggung jawab dalam
mendampingi anak bukanlah perkara yang mudah. Kita juga telah mengetahui
kesulitan kita dalam melaksanakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Dari
pengalaman yang sudah kita ungkapkan tadi semoga kita semakin disemangati
untuk dapat melaksanakan tanggung jawab kita secara sungguh-sungguh meski itu
berat dan sulit namun kita tidak boleh menyerah karena itu semua demi
perkembangan dan pertumbuhan mereka. Lewat bacaan kita dapat belajar dari
sosok Maria dan Yusuf yang dengan setia melaksanakan tanggung jawabnya
dalam mendampingi Yesus. Kita semakin diteguhkan untuk menjadi orang tua
yang bertanggung jawab terhadap anak-anak kita sebagai anggota misdinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dimana mereka adalah pelayan Tuhan. Mereka tentunya membutuhkan
pendampingan dari orang tua dalam mempertahankan semangat pelayanan mereka
sehingga nantinya mereka dapat semakin aktif melaksanakan tugas pelayanan.
Sekarang marilah kita memikirkan niat-niat dan bentuk tanggung jawab kita
sebagai orang tua yang bertanggung jawab dalam keluarga.
2) Pertanyaan penuntun membuat niat-niat:
a) Tindakan apa yang dapat bapak dan ibu lakukan di dalam keluarga sebagai
orang tua yang bertanggung jawab dalam mendampingi anak supaya aktif
dalam melaksanakan pelayanan di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor?
b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam membangun niat-niat
tersebut?
3) Peserta diberi kesempatan untuk memikirkan niat-niat pribadi kemudian
dipersilahkan untuk mengungkapkan niat pribadinya. Setelah itu, peserta
diajak untuk merumuskan niat bersama yang akan dilakukan dalam kelompok.
Setelah mendiskusikan niat bersama, kemudian niat-niat yang sudah dibuat
bisa dibacakan.
g. Penutup
1) Lilin dihidupkan kemudian peserta diberi kesempatan doa umat secara
spontan dan diteruskan ditutup dengan doa Bapa Kami.
2) Doa Penutup
Allah sumber kasih, kami bersyukur karena pernyertaan-Mu kami dapat
menjalani pendampingan ini dengan baik. Pada hari ini dimana kami dihantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
untuk melihat kembali sejauh mana kami melaksanakan tanggung jawab kami
sebagai orang tua dalam mendampingi anak-anak yang sudah Engkau percayakan.
Dalam mendampingi anak-anak kami seringkali mengalami kesulitan dan
tantangan. Kami terlalu sibuk dengan urusan kami masing-masing dan kami
kurang menyadari akan tanggung jawab dalam mendidik anak-anak kami.
Tanggungjawab Maria dan Yusuf dalam mendidik Yesus sang Putra semakin
menyadarkan kami akan arti tanggung jawab yang kami emban sebagai orang tua.
Kami semakin diteguhkan untuk menjadi orang tua yang semakin bertanggung
jawab. Berilah kami rahmat kesabaran-Mu agar kami tetap setia dan peduli dalam
mendampingi putra-putri yang telah Kau titipkan kepada kami. Semoga Engkau
semakin memampukan kami dalam memberikan dukungan bagi anak-anak kami
sehingga mereka semakin aktif dalam melayani Engkau. Berkatilah segala niat-
niat baik secara pribadi maupun bersama sehingga kami dapat melaksanakan niat-
niat tersebut dengan sepenuh hati kami.Semua ini kami mohon lewat perantaraan
Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menjalani kehidupan di dunia, seorang anak membutuhkan
pendampingan orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam
mendampingi anak. Tugas mendampingi tidak dapat dialihkan kepada orang lain.
Orang tua bertanggung jawab penuh atas perkembangan hidup anak.Dalam
mendampingi anak, orang tua memiliki kewajiban untuk menemani,
mengarahkan, mendidik, membantu anak-anak untuk berkembang serta
bertumbuh untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor sudah melaksanakan
pendampingan dengan cukup baik, hanya saja belum maksimal. Mereka cukup
memahami arti pendampingan dan peranan misdinar dalam Gereja. Karena
pemahaman mereka yang cukup, maka dalam melaksanakan pendampingan pun
mereka juga cukup terlibat. Sebagai keluarga Katolik, cukup memiliki kesadaran
dalam mendampingi anak untuk terlibat dalam kegiatan di gereja khususnya
kegiatan misdinar saja tidaklah cukup. Kesadaran itu harus lebih ditingkatkan
supaya orang tua dapat melaksanakan pendampingan dengan sepenuh hati.
Pendampingan dimengerti sebagai usaha atau proses untuk membantu
seseorang bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Pendampingan orang
tua terhadap anak bermula ketika anak sudah berada dalam kandungan. Setelah
anak itu lahir, tugas orang tua belumlah selesai. Mereka masih harus menjaga,
merawat dan mendampingi anak hingga tumbuh menjadi pribadi yang dewasa.
Sebagai orang tua kristiani, mereka wajib mendidik anak secara Katolik. Keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
adalah tempat pertama anak untuk mengenal segala sesuatunya, termasuk Gereja
dengan segala dinamikanya. Gereja Katolik menuntut partisipasi atau keterlibatan
umat beriman secara penuh, sadar, dan aktif. Kegiatan misdinar dijadikan sebagai
salah satu sarana supaya anak terlibat secara penuh, sadar, dan aktif. Misdinar
memberi warna tersendiri dan menambah keagungan dalam setiap perayaan
Ekaristi. Keberadaan misdinar dianggap penting karena tugasnya dalam melayani
imam. Oleh karena itu semakin jelas bahwa tanggung jawab orang tua terhadap
anak begitu besar. Orang tua harus mendampingi anak dalam melaksanakan
segala sesuatunya, termasuk dalam melaksanakan tugas pelayanan sebagai
anggota misdinar.
Katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP) dipilih penulis
dengan harapan dapat membantu orang tua dalam mendalami dan mengolah
pengalaman hidupnya selama mendampingi anak sehingga mereka dapat lebih
meningkatkan lagi kesadaran dalam mendampingi anak. Orang tua mengharapkan
adanya ruang yang cukup untuk saling sharing dan bertukar pengalaman hidup.
Penggunaan katekese model SCP dirasa cocok karena dalam SCP lebih
menekankan pengalaman hidup dan dialog partisipasif. Tema-tema yang dipilih
tentu saja berdasarkan pada harapan orang tua sendiri dan kiranya sesuai dengan
situasi dan kondisi orang tua di Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor,
Gunungkidul, Daerah Isitimewa Yogyakarta.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas terdapat beberapa saran yang
mungkin dapat berguna bagi orang tua maupun umat Katolik di Paroki Santo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Petrus dan Paulus Kelor. Saran yang diberikan ditujukan kepada orang tua,
pendamping misdinar, dan pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor.
1. Bagi Orang Tua Anggota Misdinar
Orang tua diharapkan untuk lebih aktif dalam mendampingi anak-
anaknya, misalnya dengan menyediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
dengan anak. Peran orang tua begitu dibutuhkan dalam mengarahkan anak terlibat
dalam kegiatan misdinar. Perhatian yang orang tua berikan terhadap anak dapat
menumbuhkan semangat anak dalam melaksanakan tugas pelayanannya di gereja,
karena anak merasa didukung.
2. Bagi Pendamping Misdinar
Pendamping misdinar membuat program yang terarah mengenai kegiatan
misdinar yang hendak dilaksanakan kemudian dikomunikasikan dengan seksi
liturgi dan pastor Paroki. Selanjutnya mengadakan sosialisasi terhadap program-
program yang hendak dilaksanakan dengan orang tua supaya mereka lebih
memahami dan mengetahui gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan
begitu, orang tua merasa dilibatkan dan memiliki tanggung jawab untuk
mendukung putra-putrinya terlibat aktif dalam kegiatan misdinar.
3. Bagi Pastor Paroki
Sungguh baik apabila pastor Paroki berkenan melibatkan diri dalam
mendampingi misdinar. Bentuk keterlibatan yang dimaksud adalah dengan
sebulan sekali ikut mendampingi. Ketika mendampingi, pastor dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
materi atau pengetahuan tentang liturgi Gereja dan memberikan peneguhan
kepada anak misdinar lewat spiritualitas yang harus dimiliki seorang misdinar.
Anak akan merasa terdukung dan lebih termotivasi dalam memberikan pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
DAFTAR PUSTAKA Daby, P. (2015). Upaya Meningkatkan Pelayanan Putra-Putri Altar Dalam
Liturgi melalui Pendampingan Rohani di Stasi Igansius Loyola, Samigaluh, Paroki Santa Liseux, Boro, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma.
Daely, Leonardus, dkk. (2012). Buku Pegangan Misdinar. Jakarta: Obor. Feist. (2009). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Gabriel, F.X. (1997). Tanya Jawab Seputar Putra Altar. Dalam F.X Gabriel (Ed.).
Seluk-Beluk Putra Altar (hal. 11-29). Malang: Granum Sinapsis. . (2001). Buku Pintar Misdinar. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama. Kitab Hukum Kanonik. (2006). (V. Kartosiswoyo dkk., Penerjemah). Bogor:
Mardiyuana. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1983). Konferensi Waligereja Indonesia. (2011). Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta:
Obor. Kongregasi Ibadat dan Tata tertib Sakramen. (2004). Redemptionis Sacramentum.
(R.P. Cornelis Bohm, Penerjemah). Jakarta: Komlit KWI. Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta:
Kanisius. Marsana Windhu. (1997a). Mengenal 25 Sikap Liturgi. Yogyakarta: Kanisius. .. . (1997b). Mengenal Peralatan, Warna, dan Pakaian Liturgi.
Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E. (2008). Panduan Misdinar. Yogyakarta: Kanisius. Maryanto, Ernest. (2004). Kamus Liturgi Sederhana. Yogyakarta: Kanisius. Mayeroff. (1993). Mendampingi untuk Menumbuhkan. Yogyakarta: Kanisius. Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Nasution. (2004). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Moh. (1985). Metode Penelitian. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. (2012).
Pedoman Penulisan Skripsi. Buku pedoman untuk penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sally S. (1983). Peranan Orang tua terhadap Perkembangan Moral Anak. Dalam Singgih D Gunarsa (Ed.). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (hal. 60-70). Jakarta Pusat: PT BPK Gunung Mulia.
Soerjanto & Widiastoeti. (2007). Pendidikan Anak-anak dalam Keluarga Katolik. Semarang: Komisi Pendampingan Keluarga KAS.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Sumarno Ds. (2011). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik
Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI, Program Studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sutarno. (2013). Catholic Parenting. Yogyakarta: Kanisius. Tim Brayat Minulyo. (2007). Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga. Yogyakarta:
Kanisius. Tim Penyusun Buku Lustrum I. (2011). Buku Lustrum I Paroki Kelor. Manuskrip
berisi profil Paroki dalam rangka lustrum I, Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Waskito, J. (1984). Putera Altar. Yogyakarta: Kanisius. Wibisono. (2011). Busana Uskup. Liturgi 3, hal. 25-28. Yohanes Paulus II. (1981). Familiaris Consortio. (R. Hardawiryana, Penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI. Diundangkan pada 22 November 1981.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI