Politinitis

download Politinitis

of 15

description

peritonitis

Transcript of Politinitis

DAFTAR ISIBAB I2PENDAHULUAN21.2 Latar Belakang2BAB II3ISI32.1 Anatomy fisiology32.2 Pengertian Peritonitis52.3 Etiologi Peritonitis62.4 Tanda & Gejala72.5 Patofisiology82.6 Penatalaksanaan82.7 Pengkajian92.8 Dx Keperawatan102.9 Nursing Care Plan10BAB III KESIMPULAN14DAFTAR PUSTAKA15

BAB IPENDAHULUAN

1.2 Latar BelakangPeradangan peritonitis adalah komplikasi dari berbagai penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen misalnya apendisitis, salpingitis,, perforasi ulkus gastroduodenal- rupture saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen yang sering trjadi. Normalnya, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri(secara inokulasi kecil-kecilan); tapi jika terus menerus,peritonitis akan terjadi apabila factor-factor seperti bakteri yang virulen dll.Tindakan pembedahan baiknya diambil karena biasnya terjadi keterlambatan dan hak tersebut akan meningkatkan morbiditas. Tepatnya diagnosis dan penatalaksanaan penyakit peritonitis tergantung pada tenaga medis yang melakukan analisa data pada anamsis dan pemeriksaan fisiknya. Selain karena kelainan di dalam abdomen yang merupakan inflamasi dan penyulitnya, penyebab peritonitis juga adalah ileus obstruktif, iskemia dan perdarahan. Selain itu juga kelianan dapat terjadi karena cedera yang menyebabkan perforasi pada saluran pencernaan atau perdarahan.BAB IIISI2.1 Anatomy fisiology1. RonggaMulut 2. LidahLidah adalah suatu massa otot lurik yang dibungkus oleh membrane mukosa. Pada permukaaan bawahnya, trdapat membrane mukosa halus, dorsalnya regular, yg dibungkus oleh tonjolan-tonjolan kecil. 3. PharynxPharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan system pernapasan dan pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung dan larynx. 4. OesofagusBagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. 5. LambungLambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). 6. Daerah KardiaKardia merupakan peralihan antara oesofagus dan lambung. Lamina proprianya mengandung kelenjar-kelenjar kardia turbular simpleks bercabang, bergelung dan sering mempunyai lumen yang besar yang berfungsi mensekresikan mukus.7. Korpus dan Fundus8. Pilorus9. Pergantian (turnover) Mukosa Lambung10. Usus Halus Usus halus relatif panjang kira-kira 6 m dan ini memungkinkan kontak yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejunum, dan ileum. Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). 11. Lamina propria sampai serosa12. Pembuluh dan saraf usus halus 13. Usus BesarUsus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagiandistalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah: 1. untuk absorpsi air dan 2. pembentukan massa feses, 3. pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian banyak sel goblet. Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus. Nodulus sering menyebar ke dalam dan menginvasi submukosa. Pada bagian bebas kolon, lapisan serosa ditandai oleh suatu tonjolan pedunkulosa yang terdiri atas jaringan adiposa appendices epiploidices (usus buntu). Pada daerah anus, membran mukosa mempunyai sekelompok lipatan longitudinal, collum rectails Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang anus mukosa usus diganti oleh epitel berlapis gepeng. Pada daerah ini, lamina propria mengandung pleksus vena-vena besar yang bila melebar berlebihan dan mengalami varikosa mengakibtakan hemoroid. (Mikroskopi & Sistem, n.d.)2.2 Pengertian PeritonitisPeritonitis is inflammation of the membranes of the abdominal wall and organs. Peritonitis is a life- threatening emergency that needs prompt medical treatment. The abdominal organs, such as the stomach and liver, are wrapped in a thin, tough membrane called the visceral peritoneum. The abdominal walls are similarly lined (parietal peritoneum). A protective layer of fat contained in a membrane (the omentum) sits between the organs and the abdominal wall. Lubricating fluid allows all these membranes to slide smoothly over each other. The main function of the peritoneum is to permit free movement of the internal organs during digestion. Peritonitis is inflammation of the peritoneum caused by bacterial infection. (Inability, n.d.)Peritonitis implies an inflammatory response of the abdominal cavity peritoneal layer in terms of an activation of local mediator cascades by different stimuli (1). Viral, bacterial and chemical agents and trauma may be involved in the etiopathogenesis of peritoneal inflammation. In surgical practice trauma, bacterial and sometimes, chemical agents are the most frequent causes of peritonitis (1,2). (Radojikovic, Stajanovic, Zlatic, Radojkovic, & Radisaviljevic, 2008)2.3 Etiologi PeritonitisOrganisme yang meyebabkan peritonitis adalah S.Epidermis (30-40%), S. Aures (10-20%), streptokokus (10-15%), E-coli (5-10%), Pseudomonas spp. (5-10%), bakteri gram-negatif lain (5-15%), enterokokus (3-6%), jamur (2-10%) seperti Candida spp., Fusarium spp., Alternaria spp., atau Aspergillus spp. Dan organism yang jarang seperti Difterois spp., Mycobacterium spp., dan bakteri anaerob. Biakan mungkin negative pada 0-20% episode. (Arvin, n.d.)1. Primary Peritonitis/Spontaneous perinitisCause by bacterial infection, this condition is also commonly known as spontaneous bacterial peritonitis. In primary peritonitis bacteria invade the peritoneal cavity from, a suspected extraperitoneal source via a hematogeneous, lymphogeneous or luminal route. (Radojikovic et al., 2008)2. Secondary PerinitisThe main cause of secondary peritonitis is the escape of pus from an infected abdominal organ, including: Perforated ulcer a severe, untreated ulcer can sometimes burn through the wall of the stomach or duodenum, allowing digestive juices and food to leak into the abdominal cavity Perforated bowel the intestines can be damaged and perforated by a range of conditions, including diverticulitis and inflammatory diseases such as Crohns disease. Burst appendix the appendix is a thin tail growing out of the large intestine. Food or faecal matter can sometimes lodge inside the appendix and become infected with bacteria. Perforated gall bladder this small sac stores bile from the liver. A severe infection (cholecystitis) can cause the gall bladder to burst. Pancreatitis an inflamed pancreas can directly cause inflammation in the abdomen, which may be very severe. The two major causes of pancreatitis are alcoholism and gallstones. Ectopic pregnancy the fertilised egg lodges and grows inside the slim fallopian tube instead of the uterus. The tube ruptures in around one out of five cases. Salpingitis inflammation of the fallopian tube. Sometimes, the tube becomes distended with pus until it bursts. Abdominal surgery infection is a risk of any type of major surgery. (Inability, n.d.)2.4 Tanda & Gejala Abdominal pain is almost always the predominant symptom. A good example of the effects of the dual mechanism of pain perception is the chain of events in the development of acute appendicitis. Initially, inflammation of the appendix is projected via autonomic nerve fibers to the region of umblicus and epigastrium with symptoms of diffuse epigastric pain, nause, and, sometimes, vomiting. As the somatic pathways of paraappendiceal peritoneum and adjacent structures become involved, the patient experiences migration of pain from the epigastrium and umblicus to the right lower abdomen, an increase in the perceived intensity of pain, and then localization to McBurneys point. Anorexia is almost always present; nausea may be accompanied later by vomiting. Fever usually ranges between 38 and 41C. Tachycardia and a diminished palpable peripheral pulse volume indicate hypovolemia. Abdominal distension Tenderness is present over the entire extent of the peritoneum involved in the inflammatory process. Rigidity of the abdominal muscles is produced by voluntary guarding initially and also by reflex muscle spasm. (Infection & Ipek, n.d.)

2.5 Patofisiology

(Radojikovic et al., 2008)2.6 PenatalaksanaanTreatment options for peritonitis depend on the cause, but may include: Hospitalisation often in an intensive care unit Antibiotics tailored to the specific bacteria to kill the infection Intravenous fluids to rehydrate the body and replace lost electrolytes Surgery to repair the ruptured organ and wash out the abdominal cavity of blood and pus Treatment for the underlying cause such as a perforated ulcer.2.7 Pengkajian

Identitas Pasien : nama, umur, agama, pekerjaan, suku/bangsa, jenis kelamin, alamat Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, pekerjaan, alamat, hub. dengan pasien, No registrasi, tgl. masuk RS, tanggal pengkajian, jam dilakukan pengkajian, metode pengkajian Data Umum keluhan utama : keluhan yang sangat mengganggu aktivitas klien, pasien peritonitis biasanya mengalami nyeri di bagian abdomen riwayat penyakit sekarang: dikaji perjalanan penyakit klien riwayat kesehatan dahulu: yang diakaji penyakit yang pernah diderita klien sebelum penyakit yang diderita saai ini. riwayat kesehatan keluarga: apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit atau keluhan seperti yang dialami klien kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : kebersihan anak, keadaan kulit, kesadaran Pengukuran lain: BB sebelum dan saat pengkajian, tinggi badan Vital Sign: suhu, nadi, respirasi, tekanan darah Keadaan Fisik: Kepala: bentuk, warna rambut, ada tidaknya lesi Mata: warna, penglihatan Mulut: perhatikan mukosa bibir, kelembaban, perdarahan, kebersihan, jumlah gigi Hidung: perhatikan ada tidaknya epistaksis, nyeri tekan, pernafasan cuping hidung, kebersihan Telinga: perhatikan ada tidaknya nyeri tekan, kebersihan Thorax: perhatikan bentuk dada, kesimetrisan, suara paru dan jantung Abdomen: perhatiakan apakah ada nyeri tekan, asites, peristaltic Ekstremitas: perhatikan apakah ada edema, cianosis, pergerakan sendi Genetalia: perhatikan kebersihan, ada tidaknya kelainan Anus: perhatikan kebersihan, dan ada tidaknya perdarahan

2.8 Dx Keperawatan

1. Gangguan kenyamanan: nyeri berhubungan dengan inflamasi2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder, mual, muntah akibat peritonitis2.9 Nursing Care Plan

No.DiagnosaTujuan/KHIntervensiRasional

1Gangguan kenyamanan: nyeri berhubungan dengan inflamasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang sampai hilang dengan criteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilangTidak ada nyeri tekan Kaji tingkat, lokasi, frekuensi nyeri

Bantu klien mengatur posisi senyaman mungkin

Ajarkan teknik distrakasi

Ajarkan teknik nafas dalam

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan Untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat Posisi yang tepat dan nyaman dapat menurunkan nyeri

Pengalihan perhatian dapt amenurunkan nyeri karena klien terfokus pada hal lain

Nafas dalam dapat meningkatkan input oksigen sehingga otot otot tidak tegang sehingga nyeri berkurang Analgesic dapat menurunkan nyeri

Mencegah peradangan yang lebih luas

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam nutrisi terpenuhi dengan criteria hasil: Klien menunjukan peningkatan nafsu makan Berat badan klien normal Berikan makan dalam keadaan hangat

Berikan klien makan dalam porsi kecil tapi sering Berikan informasi yang akurat tentang pentingnya nutrisi

Motivasi klien untuk menghabiskan makanannya

Timbang berat badan setiap hari Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan

Hindarkan klien dari rangsangan yang membuat klien mual dan muntah Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian multivitamin penambah nafsu makan Makanan hangat dapat meningkatkan nafsu makan Meningkatkan intake makanan Pengetahuan yang adekuat dapat meningkatkan kepatuhan klien terhadap intervensi

Dukungan dari orang lain akan membuat klien merasa dihargai

Untuk mengetahui perkembangan klien Meningkatkan kesejahteraan klien sehingga nafsu makan meningkat Mencegah kekurangan nutrisi lebih parah

Meningkatkan nafsu makan

3.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder, mual, muntah akibat peritonitis

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam cairan terpenuhi dengan criteria hasil: Mukosa bibir lembab Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi Pantau berat badan, suhu tubuh, kelembaban pada rongga oral, volume dan konsentrasi urine Kaji yang disukai dan yang tidak disukai, berikan cairan yang disukai dalam batasan diet Pantau masukan, pastikan sedikitnya 1500 mL cairan per oral setiap 24 jam Kaji pengertian individu tentang alasan mempertahankan hidrasi yang adekuat dan metode metode untuk mencapai tujuan masukan cairan Mengetahui perkembangan kondisi klien

Meningkatkan intake cairan

Mencegah dehidrasi

Untuk menentukan metode pemenuhan cairan

BAB IIIKESIMPULANPeritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis.Penyebab peritonitis antara lain: infeksi di organ perut, penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual.

DAFTAR PUSTAKAArvin, B. K. (n.d.). Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Retrieved from https://books.google.com/books?id=5EPWABOw9TYC&pgis=1Inability, F. (n.d.). Symptoms of peritonitis. Pertonitis Better Health Channel, 13.Infection, I., & Ipek, T. (n.d.). PERITONITIS AND INTRAABDOMINAL INFECTION Peritonitis means inflamation peritoneum or part of it . of the Secondary peritonitis is defined as the presence of purulent exudate in the abdominal cavity derived from an enteric. PERITONITIS AND INTRAABDOMINAL INFECTION.Mikroskopi, H., & Sistem, A. (n.d.). Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti 1. Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti, 114.Radojikovic, M., Stajanovic, M., Zlatic, A., Radojkovic, D., & Radisaviljevic, M. (2008). Primary peritonitis. Acta Fac Med Naiss, 25(3), 133138.Arvin, B. K. (n.d.). Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Retrieved from https://books.google.com/books?id=5EPWABOw9TYC&pgis=1Inability, F. (n.d.). Symptoms of peritonitis. Pertonitis Better Health Channel, 13.Infection, I., & Ipek, T. (n.d.). PERITONITIS AND INTRAABDOMINAL INFECTION Peritonitis means inflamation peritoneum or part of it . of the Secondary peritonitis is defined as the presence of purulent exudate in the abdominal cavity derived from an enteric. PERITONITIS AND INTRAABDOMINAL INFECTION.Mikroskopi, H., & Sistem, A. (n.d.). Handout Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti 1. Mikroskopi Anatomi Sistem Digesti, 114.Radojikovic, M., Stajanovic, M., Zlatic, A., Radojkovic, D., & Radisaviljevic, M. (2008). Primary peritonitis. Acta Fac Med Naiss, 25(3), 133138.

16