POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang...

31
Himawan Brahmantyo, SE, MM dan Kusmayadi Dosen STP Trisakti 85-109 PENDAHULUAN Indonesia terletak di belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa, yang dikenal dengan ungkapan kata bagaikan untaian ratna mutumanikam di garis khatulistiwa. Letak geografis ini menyebabkan Indonesia beriklim tropis yang mempunyai perbedaan dua musim yang sangat jelas. Tingginya curah hujan dan panasnya pancaran sinar mata hari, sangat bermanfaat bagi sumber kehidupan. Oleh karena itu merupakan hal wajar apabila Indonesia merupakan mega-biodiversity di lapisan biosfer ini. Kondisi ini telah dimanfaatkan manusia untuk mengembangkan tanaman pertanian, sehingga Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris. Namun demikian, sebutan negara agraris tidak tercermin dari kenyataan yang dialami negeri ini. Untuk kebutuhan pokok dalam negeri pun masih POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA GUNUNG SALAK ENDAH OLEH: HIMAWAN BRAHMANTYO dan KUSMAYADI SARI Di masa yang akan datang, pengembangan pariwisata desa diharapkan akan semakin luas, karena pariwisata diyakini banyak kalangan akan menjadi akselerator pembangunan di pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan pariwisata akan memberikan efek ganda bagi kegiatan perekonomian lainnya. Makalah ini mencoba memaparkan hasil penelahaan mengenai potensi pariwisata di Gunung Salak Endah.***

Transcript of POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang...

Page 1: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

Himawan Brahmantyo, SE, MM dan Kusmayadi Dosen STP Trisakti 85-109

PENDAHULUAN

Indonesia terletak di belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa, yang dikenal dengan ungkapan kata bagaikan untaian ratna mutumanikam di garis khatulistiwa. Letak geografis ini menyebabkan Indonesia beriklim tropis yang mempunyai perbedaan dua musim yang sangat jelas. Tingginya curah hujan dan panasnya pancaran sinar mata hari, sangat bermanfaat bagi

sumber kehidupan. Oleh karena itu merupakan hal wajar apabila Indonesia merupakan mega-biodiversity di lapisan biosfer ini. Kondisi ini telah dimanfaatkan manusia untuk mengembangkan tanaman pertanian, sehingga Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris.

Namun demikian, sebutan negara agraris tidak tercermin dari kenyataan yang dialami negeri ini. Untuk kebutuhan pokok dalam negeri pun masih

POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA GUNUNG

SALAK ENDAH

OLEH:

HIMAWAN BRAHMANTYO dan KUSMAYADI

SARI Di masa yang akan datang, pengembangan pariwisata desa diharapkan akan semakin luas, karena pariwisata diyakini banyak kalangan akan menjadi akselerator pembangunan di pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan pariwisata akan memberikan efek ganda bagi kegiatan perekonomian lainnya. Makalah ini mencoba memaparkan hasil penelahaan mengenai potensi pariwisata di Gunung Salak Endah.***

Page 2: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

86

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

harus mengimpor dari negara-negara tetangga. Hal ini antara lain disebabkan oleh rendanya pengetahuan dan penguasaan teknologi dari para pelaku pertanian.

Apabila berbicara tentang masalah pertanian, maka di Indonesia adalah identik dengan pedesaan, karena sebagian besar wilayah pertanian berada di pedesaan. Ditinjau dari sudut kepariwisataan, desa merupakan asset yang tak ternilai harganya. Sumber daya desa di Indonesia memiliki unsur keindahan (natural-beauty), keaslian (originality), kelangkaan (scarcity) dan keutuhan (wholesomeness). Di samping itu, desa juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna, agroekosistem dan gejala alam, adat-istiadat yang dapat dijadikan sebagai objek daya tarik wisata bila dikemas secara profesional. Keadaan yang seperti di-gambarkan di atas, merupakan keunggulan dan keandalan pariwisata Indonesia. Keunikan dan kekhasan seni-budaya dan keadaan ekosistem desa setem-pat merupakan arah selera dunia masa kini. Oleh karena itu harus dilestarikan, dikembangkan, dipromosikan dengan penuh percaya diri guna memperkokoh jati diri desa.

Untuk itu, maka telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi peluang-peluang yang ada di desa untuk dikembangkan ke arah pariwisata desa.

Identifikasi ini penelitian deskriptif yang dilakukan di wilayah Desa Gunungsari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kondisi Geografis

Desa Gunung Sari berada di dataran Bogor dengan ketinggian antara 600 sampai dengan 800 meter di atas permukaan laut (dpl). Keragaman elevasi ini menunjukkan suatu potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan diversifikasi produk pariwisata, antara lain agrowisata dengan komoditas tanaman dataran rendah sampai dataran tinggi. Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2000-3000 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 205 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 20 oC pada malam hari dan 28oC pada siang hari. Tingkat kesuburan tanah di desa ini sebagian besar (432,24 ha) tergolong subur dan sisanya (251 ha) tergolong sedang, dengan kedalaman solum tanah

Page 3: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

87

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

sampai 50 cm. Tingkat kedalaman solum tersebut sangat berguna bagi pengembangan pertanian karena mempunyai ketebalan top soil yang memadai untuk ‘perakaran’ tanaman.

Wilayah Adminstratif Desa Gunung sari dan Gunung Salak Endah

Secara administratif, Desa Gunung Sari yang terletak di belahan Barat Gunung Salak termasuk Kecamatan Pamijahan dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut: sebelah Utara Desa Pamijahan, sebelah Selatan tanah kehutanan, sebelah Barat Desa Ciasihan dan sebelah Timur Desa Gunung Picung.

Di wilayah ini ditetapkan suatu kawasan wisata yang dinamakan Gunung Salak Endah (GSE). Yang dinamakan Kawasan Gunung Salak Endah mempunyai luas sektar 256,7 hektar berpusat di Kampung Lokapurna, yaitu suatu kawasan yang pada awalnya dikelola oleh Perum Perhutani. Namun dalam perkembangannya, mulai tahun 1992, kawasan ini dicanangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata melalui Keputusan Bupati KDT II Bogor yang berkaitan dengan Perda No. 13 tahun 1992

tentang Retribusi Usaha Sarana Pariwisata dan Masuk ke Objek dan Daya Tarik Wisata.

Secara administratif dan kependudukan, kawasan GSE berada di bawah pemerintahan Desa Gunung Sari, walaupun kepemilikan lahan di wilayah tersebut tidak termasuk ke dalam wilayah pembangunan melalui APBD (Anggaran, Pendapatan dan Belanja Desa) karena status kepemilikan lahan yang sampai saat ini belum tuntas dipindahkan dari pihak Perhutani kepada Yayasan Veteran Lokapurna.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dapat dipahami apabila perkembangan kawasan ini sangat lambat. Oleh karena itu, maka upaya mengembangan kawasan tersebut perlu dilakukan koordinasi dan ke-sepakatan pengelolaan dengan pihak-pihak yang terkait.

Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan di Desa Gunung Sari

Luas wilayah seluruhnya adalah 683.240 Ha dengan tofografi dataran bergelombang sampai perbukitan. Tofografi dataran sampai bergelombang seluas 432,24 ha dan perbukitan seluas 251 ha. Dari luas lahan tersebut,

Page 4: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

88

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

penggunaan yang terluas diperuntukan bagi pengem-bangan pertanian sawah berpengairan ½ teknis (irigasi) seluas 349.230 hektar sedang-kan untuk pembangunan pemukiman seluas 44,03 ha dan selainnya digunakan untuk: Perkantoran = 0,65 ha Sekolah = 1,20 ha Pasar = 0,20 ha Tempat ibadah = 1,50 ha Kuburan = 2,00 ha Jalan = 11,50 ha Lainnya = 251,00 ha

Di samping itu, terdapat pula lahan sebagai kawasan hutan lindung seluas 333.330 hektar. Keberadaan hutan lindung di wilayah ini merupa-kan salah satu potensi yang sangat besar bagi pengembangan pariwisata baik wisata alam terbuka maupun wisata ekologi di wilayah ini. Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, keutuhan hutan lindung ini sudah mulai terganggu oleh aktivitas masyarakat yang semakin meningkat sebagai akibat dari tekanan kebutuhan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan pariwisata di daerah ini perlu memperhatikan keberlangsungan ling-kungannya.

Aksesibilitas Wilayah

Lokasi pusat pemerintahan desa berdekatan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Pamijahan yaitu lebih kurang 50 meter. Sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten lebih kurang 50 kilo meter dengan waktu tempuh 1,5 jam.

Untuk menuju lokasi Desa Gunung Sari dapat ditempuh melalui beberapa alternatif antara lain melalui Cibatok, dari jalan raya dapat ditempuh dengan kendaraan umum angkutan pedesaan sampai di lokasi desa. Alternatif lainnnya, dapat ditempuh melalui jalur Tapos II (KUNAK). Demikian pula angkutan dari kota kabupaten Bogor, lalulintas kendaraan tidak pernah berhenti selama 24 jam. Kondisi jalan dari jalan raya menuju lokasi cukup baik, namun lebar badan jalan masih dianggap kurang, sehingga perpapasan kendaraan dari arah yang berlawanan sering agak terhambat.

Sarana dan Prasarana

Walaupun desa ini berada cukup jauh dari ibu kota kabu-paten, namun sarana prasara-nanya telah dibangun. Prasara-na utama yang meningkatkan akesibilitas desa ke luar desa

Page 5: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

89

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

dan mobilitas penduduk adalah prasarana transportasi. Kondisi jalan di desa penelitian terdiri atas jalan kabupaten sepanjang 8,5 km diaspal dan jalan desa sepanjang 6,5 km kondisinya masih terbuat dari batu dan 2 km jalan tanah.

Sarana transportasi umum yang digunakan masyarakat terdiri atas kendaraan roda em-pat sebanyak 30 buah dan ken-daraan roda dua sebanyak 152 buah. Saran ini digunakan sebagai sarana angkutan darat yang untuk mobilitas penduduk ke luar dan ke dalam desa.

Sarana komunikasi dan in-formasi di lokasi terdiri atas te-lepon, televisi dan radio dan su-rat kabar. Sarana komunikasi telepon terdiri atas 62 milik pri-badi dan tiga unit sebagai sara-na pelayanan umum. Sedang-kan sarana informasi teridiri atas 756 televisi dan 1232 unit radio, kesemuanya milik pribadi. Di samping itu, jangkauan tele-pon bergerak ke lokasi juga cu-kup baik sehingga masalah ko-munikasi ke lokasi ini tidak menjadi masalah.

KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA

Kependudukan

Penduduk merupakan sum-ber daya yang sangat menentu-kan di dalam pembangunan termasuk pengembangan pari-wisata. Oleh karena itu, pengenalan terhadap kondisi sumber daya manusia di wilayah pengembangan sangat diperlukan. Variabel kependudukan, sering juga disebut faktor demografi dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain; faktor jumlah, usia, kelamin, pendidikan, dan mata pencaharian. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Pada tahun 1998, penduduk Desa Gunung Sari berjumlah 9.184 orang dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.858 KK. Dengan demikian kepadatan penduduk mencapai 74 orang per km persegi.

Identifikasi sumber daya manusia berdasarkan klasifikasi umur, berkaitan erat dengan identifikasi angkatan kerja dan partisipasi angkatan kerja di wilayah desa penelitian.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di lokasi penelitian

Page 6: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

90

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

seperti disajikan pada Tabel berikut:

Apabila diamati, penyebaran penduduk menurut kelompok umur seperti pada tabel di atas, maka distribusinya relatif sera-gam, di mana jumlah terbesar penduduk berada pada kelom-pok usia anak-anak yaitu 7-12 tahun. Dengan melihat kondisi di atas, maka usia tersebut ter-golong usia sekolah (non pro-duktif) sehingga beban tanggun-

gan usia kerja di desa ini cukup besar.

Pemahaman komposisi penduduk menurut jenis kelamin sangat bermanfaat di dalam melaksanakan identifikasi sumber daya manusia terutama bila dikaitkan dengan kajian gender. Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang membentuk perbedaan peran

TABEL 1. Jumlah penduduk Desa Gunung Sari Menurut Umur dan jenis

kelamin, tahun 1998

Laki-laki Perempuan Laki-laki dan per-empuan UMUR (ta-

hun) Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

< 1 59 1,26 54 1,20 113 1,23

1 – 4 544 11,59 506 11,27 1.050 11,43

5 – 6 284 6,05 261 5,81 545 5,93

7 – 12 728 15,51 672 14,96 1.400 15,24

13 – 15 292 6,22 292 6,50 584 6,36

16 – 18 259 5,52 258 5,74 517 5,63

19 – 25 402 8,57 399 8,88 801 8,72

26 – 35 540 11,51 498 11,09 1.038 11,30

36 – 45 540 11,51 500 11,13 1.040 11,32

46 – 50 339 7,22 311 6,92 650 7,08

51 – 60 529 11,27 494 11,00 1.023 11,14

61 – 75 157 3,35 178 3,96 335 3,65

76+ 20 0,43 68 1,51 88 0,96

Jumlah 4.693 100,00 4.491 100,00 9.184 100,00 Sumber: Data Dasar Profil Desa Gunung Sari tahun 1998 (diolah)

Page 7: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

91

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

mereka. Sedangkan kajian gender merupakan pembagian peran, kedudukan dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma-norma, adat-istiadat,

kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.

Pengkajian gender sangat berguna di dalam daur suatu program, supaya tidak terjadi ketimpangan peranan antara laki-laki dan perempuan. Komposisi laki-laki dan perempuan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di atas.

Perbandingan antara pen-duduk laki-laki dan perempuan di Desa Gunung Sari terdiri atas 51,10 persen laki-laki dan 48,90 persen perempuan atau 1 : 0,96 dengan demikian jumlah pen-duduk (termasuk balita) di desa ini laki-laki lebih banyak dari perempuan.

Apabila dihubungkan den-gan umur, jumlah penduduk laki-laki selalu lebih tinggi pada setiap kelompok umur kecuali pada kelompok umur 61-75 ta-hun. Sebagai konsekuensinya adalah, upaya penciptaan la-pangan kerja bagi tenaga kerja perempuan di desa ini sangat diperlukan supaya partisipasi

Tabel 2 Jumlah penduduk Desa Gunung Sari Menurut pendidikan terakhir yang

ditamatkan, tahun 1998

Desa Gunung Sari Dusun Lokapurna Pendidikan

Jumlah Persen Jumlah Persen Buta aksara 27 0,34 - - Belum/tidak tamat SD 93 1,15 - - Tamat SD 6,892 85,54 156 79,19

SLTP 618 7,67 27 13,71

SLTA 421 5,23 12 6,09

Diploma 5 0,06 - -

Universitas 1 0,01 2 1,02

Jumlah 8,057 100,00 197 100,00 Sumber: Data Dasar Profil Desa Gunung Sari tahun 1998

Page 8: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

92

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

angkatan kerja perempuan di desa ini dapat ditingkatkan.

Penduduk Menurut Pendidikan

Partisipasi masyarakat di dalam pembangunan salah satunya dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan yang dicapai. Pada dasarnya semakin tinggi pendidikan formal yang dicapai seseorang akan semakin tinggi partisipasinya di dalam pem-bangunan. Tingkat pendidikan dapat menjadikan orang mem-punyai kreativitas tinggi mem-punyai adaptabilitas tinggi ter-hadap perubahan-perubahan di dalam pembangunan.

Di desa lokasi penelitian, sebagian besar (85,54%) pen-duduk mempunyai prestasi pendidikan hanya tamat SD, dan masih ada sebagian kecil (0,34%) penduduk yang sama

sekali belum bisa baca tulis atau buta aksara.

Dengan menelaah kondisi sumber daya manusia seperti pada tabel di atas, maka kuali-tas sumber daya manusia di kawasan GSE masih relatif ren-dah, sehingga di dalam men-gembangkan pariwisata di ka-wasan ini perlu membertim-bangkan aspek sumber daya manusia. Artinya pengemban-gan pariwisata tersebut harus disertai dengan pengembangan sumber daya manusia (masya-rakat) setempat dari berbagai aspek kehidupannya.

Penduduk Menurut Mata Penca-harian

Membicarakan mata penca-harian penduduk, sangat erat kaitannya dengan angkatan ker-

Tabel 3 Jumlah angkatan kerja menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan,

tahun 1998

Angkatan Kerja Penduduk usia kerja Tingkat pen-didikan Laki-laki Perem-

puan Jumlah

SD/sederajat 2.014 1.506 3.520 6.892 SLTP 433 185 618 618 SLTA 316 105 421 421 PT 5 5 6 Jumlah 2.768 1.796 4.564 7.937

Sumber: Data Dasar Profil Desa Gunung Sari tahun 1998 (diolah)

Page 9: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

93

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

ja yang tersedia, karena mata pencaharian menyangkut jenis pekerjaan utama yang dilaku-kan oleh seorang tenaga kerja. Dari total jumlah penduduk di desa Gunung Sari, yang tergo-long usia kerja berjumlah 7.937 orang. Yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah ba-gian dari penduduk yang beru-mur 10 tahun ke atas. Namun penduduk usia kerja ini dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang digolongkan ke dalam kategori angkatan kerja di sini adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan secara aktif dan mampu baik secara fisik maupun yuridis. Sedangkan penduduk usia kerja yang sedang bersekolah, yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang jompo dan penerima pendapatan lainnya, digolongkan ke dalam bukan angkatan kerja. Keadaan angkatan kerja menurut pendidikan dan jenis kelamin di desa Gunung Sari seperti disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. mencerminkan bahwa kualitas angkatan kerja di desa ini masih rendah yang dicirikan oleh rendahnya tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Ciri ini masih

cukup relevan dijadikan sebagai alasan mengingat tingkat pendidikan formal yang dicapai seseorang menunjukan tingkat kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya.

Page 10: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

94

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

Kualitas sumber daya manusia seperti digambarkan di atas, pada umumnya tidak cu-kup memiliki keterampilan un-tuk memasuki lapangan peker-jaan yang memperyaratkan keahlian tertentu, sehingga bi-asanya mereka terjun sektor pertanian tradisional atau jasa yang tidak memerlukan keahlian

tertentu. Sebagai daerah agraris,

maka struktur mata pencaharian penduduk desa lokasi penelitian sebagaian besar berada di sektor pertanian, kemudian sektor jasa dan sektor industri. Dari 9.184 orang penduduk, hanya 49,70 persen yang termasuk angkatan kerja sedangkan selebihnya

(50,30%) termasuk bukan angkatan kerja.

Tabel 4. menunjukkan bahwa 58,48 persen dari angkatan kerja atau 29,06 persen dari jumlah penduduk, bekerja di sektor pertanian, sedangkan sisa yang sudah bekerja, mempunyai mata pencaharian di sektor lain (jasa,

industri, pegawai dan lain-lain). Hal yang menarik dari

keadaan di atas adalah, bahwa meskipun sebagian besar angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, ternyata hanya 62,74 persen yang memiliki lahan pertanian. Dengan demikian 37,26 persen diduga hanya sebagai buruh di sektor ini. Bila ditelusuri lebih jauh, luas

Tabel 4. Jumlah penduduk dan struktur angkatan kerja Desa Gunung Sari, tahun

1998

Uraian Jumlah % dari jumlah penduduk

% dari ang-katan kerja

Jumlah penduduk 9.184 Angkatan Kerja 4.564 49,70%

Petani 2.669 29,06% 58,48% Sektor lain 1.105 12,03% 24,21% Belum bekerja 790 8,60% 17,31%

Bukan angkatan kerja 4.620 50,30% Sumber: Data Dasar Profil Desa Gunung Sari, 1998 (diolah)

Page 11: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

95

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

pemilikan lahan oleh petani pemilik lahan ternyata sebagian besar (77,54%) memiliki lahan paling luas 0,5 hektar, yang berarti petani di desa ini termasuk petani gurem. Keberadaan petani gurem ini memang sudah menjadi issu nasional sejak lama, namun sampai saat ini masalah tersebut masih belum

terpecahkan walaupun berbagai program telah diaplikasikan.

Sempitnya pengusasaan la-han oleh petani ini antara lain disebabkan oleh semakin men-ingkatnya jumlah penduduk yang bermukim di desa tersebut, baik perkembangan penduduk asli maupun pendatang. Per-tambahan jumlah penduduk te-lah menyebabkan alih fungsi la-

han pertanian untuk pemuki-man dan kegiatan lainnya. Fe-nomena lain penyebab sempit-nya penguasaan lahan di lokasi penelitian adalah banyak pemilik lahan yang berasal dari luar desa, atau kecamatan yang memilikinya untuk pemukiman.

Setelah ditelusuri lebih jauh, para petani tersebut kebanya-

kan berusaha pada pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Sedangkan hasil-hasil pertanian tersebut relatif kurang menguntungkan.

Kondisi Internal Responden

Kondisi Psikografik

Unsur lain dari sumber daya manusia yang mendapat

Tabel 4.5 Luas Pemilikan Lahan Oleh Petani Di Desa Lokasi, Tahun 1998

Pemilikan lahan (ha) Jumlah Persentase Persen kumu-

latif

-0,2 742 44,32 44,32

0,2-0,5 556 33,21 77,54

0,6-1,0 242 14,46 92,00

1,1-2,0 129 7,71 99,70

3,0-5,0 5 0,30 100,00

Jumlah 1674 100,00 Sumber: data dasar profil desa gunung sari, 1998 (diolah)

Page 12: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

96

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

perhatian dalam pengkajian ini adalah potensi internal yang meliputi: aspirasi, motivasi, pengambilan keputusan, wawasan, dan kemampuan.

Aspirasi dan Motivasi Terhadap Pembangunan Kepariwisataan

Aspirasi dan motivasi res-ponden terhadap pembangunan kepariwisataan cukup tinggi, hal ini tercermin dari keinginan un-tuk menjadikan daerahnya se-bagai daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan baik wisa-tawan nusantara maupun man-canegara. Di samping keinginan tersebut, responden berharap dapat meningkatkan kesejahte-raan hidupnya dari per-kembangan pariwisata di dae-rahnya tersebut. Hanya saja berbagai keterbatasan yang ada seperti: rendahnya tingkat pen-didikan, kemampuan/-ketrampilan usaha di sektor ke-pariwisataan, dan pemilikan modal, merupakan kendala be-rat yang dihadapi hadapi sehingga jenis pekerjaan yang dilakukan saat ini memang me-rupakan alternatif pekerjaan yang dapat dilaksanakan. Pe-kerjaan tersebut pada umumnya lebih mementingkan tenaga dari pada modal dan keterampilan.

Aspirasi masyarakat ter-hadap pendidikan anak juga cu-

kup tinggi. Mereka menyadari arti pentingnya sekolah atau pendidikan untuk mening-katkan kemampuan/ketrampilan mereka di masa yang akan datang. Mereka menginginkan agar anak-anaknya dapat mengecap pendidikan yang lebih baik. Tetapi karena keterbatasan biaya, sarana pendidikan yang memadai di daerahnya, masih banyak ditemui anak-anak usia sekolah tidak lagi duduk di bangku sekolah, tetapi bekerja membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan berusaha sebagian masyarakat tidak didasarkan atas peluang usaha yang ada di daerahnya. Untuk keputusan berusaha tani misalnya, bagi petani penggarap tidak sepenuhnya keputusan diambil sendiri melainkan banyak ditentukan oleh pemilik lahan. Terlebih lagi posisi sorang buruh tani, keputusan berusaha sepenuhnya tergantung kepada orang lain, mereka kurang atau bahkan tidak mempunyai kekuatan dalam pengambilan keputusan, terutama di bidang usahatani atau teknologi baru. Keputusan

Page 13: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

97

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

lebih ditentukan oleh pemilik tanah atau pemilik modal pula halnya jika ada permasalahan yang menyangkut usahatani yang dikelola, mereka hanya melapor kepada pemilik, sedang keputusan mengenai langkah-langkah yang akan diambil semuanya diserahkan kepada pemilik.

Wawasan Terhadap Keadaan di Luar Sistem Sosial

Wawasan masyarakat terhadap keadaan di luar sistem sosialnya sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjang dengan aksesibilitas ke luar wilayah yang cukup mudah, tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis. Walaupun demikian, pendapatan yang rendah berakibat pada rendahnya “daya jangkau” terhadap dunia luar, apalagi untuk hal-hal yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan. Pemamfaatan media massa masih terbatas untuk hiburan (khususnya radio dan telvisi). Dengan demikian proses pertukaran informasi yang bersifat pengetahuan dan keterampilan masih terbatas. Mobilitas ke daerah lain banyak dilakukan oleh penduduk usia muda, yang bekerja sebagai buruh di ibu kota kecamatan, kabupaten atau sebagai pegawai

pabrik. Terdapat pula tenaga kerja usia muda yang bekerja di desa lain sebagai pendulang emas, namun karena penguasaan teknologi yang masih rendah tidak dapat berkembang.

Kemampuan/Ketrampilan

Kemampuan sebagian besar masyarakat terbatas pada hal-hal teknis yang secara tradisional telah biasa mereka lakukan secara turun-temurun. Kemampuan yang bersifat manejerial seperti perencanaan usaha, pencatatan usaha, analisis usaha dan pengolahan kurang dikuasai. Kerjasama maupun komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat lain atau pembina (baik pembina tingkat desa maupun kecamatan) relatif terbatas.

Demikian pula kemampuan di dalam menciptakan atau menangkap peluang usaha baru yang ada di daerahnya, masih relatif rendah. Di dalam pengembangan pariwisata di daerah ini, akan banyak menciptakan peluang usaha baru, namun perlu disiapkan sumber daya manusia yang akan menciptakan dan membuka peluang usaha baru tersebut.

Formatted: Bullets andNumbering

Page 14: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

98

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

Keadaan Sosial

Pelapisan Sosial

Masyarakat di desa sampel dapat dibedakan ke dalam tiga lapisan dalam sistem sosial yaitu lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah. Adanya stara ini dapat dilihat dari segi kekayaan, kondisi perumahan dan mata pencaharian. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan ciri-ciri tiap stara yang dapat dijumpai. Ciri yang menonjol dari lapisan atas adalah kondisi perumahan yang bagus, besar dan permanen, pemilikan tanah yang luas serta jenis usaha umumnya pertanian besar, pedagang besar atau pemilik usaha yang mempekerjakan buruh. Di dalam usaha pertanian, mereka menjalankan fungsi sebagai pengelola (manajer) baik tradisional maupun modern. Kelas ini pada umumnya tidak terlibat di dalam kerja kasar, karena seluruhnya diupahkan kepada buruh. Kelompok ini jumlahnya hanya sedikit, akan tetapi kelompok inilah yang menentukan jenis kegiatan kemasyarakatan. Di samping itu kelompok ini menginginkan peranan yang penting baik positif maupun negatif dalam

setiap kegiatan di desa, dalam arti mereka selalu terlibat dalam kegiatan itu sebagai pendukung maupun sebagai lawan baik secara terbuka maupun secara tersembunyi.

Ciri lapisan menengah terlihat dari kondisi rumah yang permanen atau semi permanen tetapi cukup kokoh, dengan ukuran yang sedang. Mereka umumnya memiliki tanah dengan luas-sedang. Mata pencaharian umumnya petani pemilik, pegawai negeri atau pedagang yang memiliki kios di daerahnya. Dalam berusaha tani umumnya mereka terjun langsung dengan dibantu oleh tenaga upahan (buruh) atau tenaga keluarga. Dalam penerapan teknologi kelas ini cenderung mengikuti per-kembangan, namun dalam batas-batas kemungkinan kemampuan modal (uang) yang dimilikinya.

Lapisan bawah terlihat jelas dari kondisi rumah yang kecil sekali, terbuat dari bambu atau kayu, atap dari genting atau seng dan ada yang berlantaikan tanah. Mata pencaharian kelompok ini umumnya sebagai petani (berlahanan sempit), buruh tani dan buruh bangunan. Jika dilihat jumlahnya maka kelas ini

Page 15: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

99

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

menduduki posisi terbesar dari masyarakat desa.

Dalam hubungan dengan lapisan bawah, lapisan atas menduduki posisi tuan terhadap pelayanannya (patron-klien). Dalam hubungan ini kaum bawah yang umumnya para buruh, telah terikat kepada tuannya dengan kebiasaan berhutang materi atau hutang jasa, mengingat pada kenyataannya ada diantara mereka yang tinggal di atas tanah milik tuannya. Jika dilihat sistem stratanya, maka sistem strata tersebut sebenarnya cukup terbuka dalam arti bahwa mereka yang berasal dari lapisan bawah mempunyai peluang naik ke lapisan atas asal mempunyai kemampuan untuk itu. Akan tetapi peluang itu nampaknya hanya pada lapisan menengah, sedangkan bagi lapisan bawah sulit sekali.

Kecilnya peluang dari kalangan bawah untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi antara lain disebabkan karena sikap-sikap atau sifat-sifat yang ada di kalangan mereka sendiri, diantaranya: 1. Sikap yang menyerah pada

nasib. Lapisan bawah sebenarnya ingin memperbaiki keadaan, tetapi

tidak tahu caranya, karena tidak memiliki lahan, modal, dan keterampilan yang cukup. Akhirnya mereka kekurangan inisiatif, dan kreatifitas untuk usaha. Modal yang ada hanya keinginan dan semangat untuk bekerja tanpa tahu apa yang mau dikerjakannya.

2. Hubungan Patron-klien. Bentuk hubungan patron-klien yang tumbuh di masyarakat yaitu antara pemilik modal sebagai patron dan petani-buruh sebagai klien cenderung memperlemah posisi masyarakat kelas bawah. Mulai dari bentuk pengambilan keputusan hingga pada pembagian hasil yang lebih banyak menguntungkan pemilik/penguasa lahan. Bagi buruh tani umumnya telah terikat bekerja pada pemilik/penguasa lahan tertentu dan sulit untuk berpindah kerja kepada yang lain. Hal ini disebabkan karena tidak jarang dari kelas ini mendapatkan bantuan atau pinjaman untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penggarap atau penyakap

Page 16: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

100

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

nasibnya tidak jauh berbeda dengan buruh tani, karena pengambilan keputusan dan penentuan bagi hasil umumnya masih kurang menguntungkan. Akibatnya penggarap atau penyakap lebih berperan sebagai “buruh terselubung”. Akibat pola hubungan ini peluang penggarap penyakap maupun buruh tani, untuk lebih maju menjadi kurang terbuka.

3. Vested interest. Dari hasil observasi dan wawancara di lapangan, tidak terungkap adanya vested interest dari kalangan atas. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam bentuk usaha lain, karena keadaan demikian dipertahankan untuk menarik keuntungan dari pihak lain. Keter-belakangan dan ketergantungan kalangan bawah dapat dimanfaatkan untuk memperkaya diri, sehingga terlihat sekelompok kecil orang yang hidup kaya raya diantara kemiskinan orang banyak.

Kerjasama Dalam Masyarakat

Kerjasama anggota masyarakat di dalam bidang kemasyarakatan masih terjalin

dengan baik. Hal ini tercermin dari adanya kegiatan gotong-royong dalam pembangunan sarana-prasarana untuk kegiatan umum dan keagamaan yang dilakukan secara swadaya. Kerjasama lain yang terlihat cukup menonjol adalah dalam bidang upacara keagamaan seperti memperingati peringatan hari besar.

Berbeda dengan hal di atas, kerjasama dalam kegiatan ekonomi belum terlihat dengan kuat. Kegiatan perekonomian cenderung dilakukan individual, dan berjalan sendiri-sendiri.

Kekompakan (kohesiveness) masyarakat desa cukup kuat, terutama bagi mereka yang tinggal berdekatan dalam satu lokasi pemukiman, tetapi kekompakan antara kelompok satu dengan yang lain dalam masyarakat luas cenderung kurang kuat.

Kepemimpinan Dalam Masyarakat

Terdapat dua bentuk kepemimpinan di desa sampel yaitu pemimpin formal dan pemimpin non formal. Peranan kepala desa yang merupakan pemimpin formal terlihat cukup berperan apabila dikaitkan dengan anjuran atau instruksi pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan masyarakat

Page 17: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

101

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

desa, terutama pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial seperti pembangunan, perbaikan jalan desa atau saluran air. Sedangkan peranan ‘kiyai’ atau tokoh masyarakat lainnya yang merupakan pemimpin non formal tampak dominan terhadap hal-hal yang menyangkut keagamaan dan kegiatan ritual lainnya. Namun demikian, menurut beberapa anggota masyarakat, peran pemimpin agama, dewasa ini sangat besar di dalam pelaksanaan pembangunan.

Tipe kepemimpinan di desa penelitian lebih bersifat “paternalistik”, di mana pengambilan keputusan dalam masyarakat dilakukan oleh ting-ginya peranan tokoh masyarakat. Demikian pula untuk pelaksanaan kegiatan sosial dalam masyarakat desa, masih lebih efektif menggunakan sistem komando dari tokoh masyarakat tersebut.

Peran kepemimpinan informal di lokasi penelitian terlihat dari tingginya prakarsa untuk memelihara keutuhan lingkungan dan kelestarian ekosistem di wilayahnya. Kegiatan ini diberikan dalam bentuk penyadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian

alam sebagai habitat manusia dan mahluk hidup lainnya, melalui media pengajian, ceramah jum’at, dan kesempatan-kesempatan pertemuan lainnya.

Kelembagaan

Selain kelembagaan yang ada di suatu desa pada umumnya seperti LKMD, LMD, PKK dan lain-lain, di lokasi penelitian terdapat pula kelom-pok swadaya masyarakat yang disebut Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar). Kelompok ini dibentuk bertujuan untuk mengembangkan kegiatan kepariwisataan, yang merupakan mitra kerja Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Bogor. Di kawasan Gunung Salak Endah (GSE), lembaga ini telah berperan di dalam memeli-hara dan mengembangkan objek-objek wisatanya, walau sampai saat ini belum optimal. Kegiatan yang telah dilakukan kelompok ini antara lain; secara gotong royong memperbaiki sarana jalan menuju objek wisata pemandian air panas dan membuka lapangan kerja bagi pemuda setempat di dalam pengefektipan retribusi masuk ke kawasan wisata GSE.

Page 18: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

102

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang terjadi di desa lokasi berjalan relatif cepat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai akibat aksesibilitas ke luar daerah yang relatif mudah sehingga mobilitas masyarakat cukup tinggi. Tingkat adaptasi masyarakat terhadap perubahan dan pola berpikir telah lebih maju, yang melahirkan kreatifitas dalam hal pengelolaan lingkungan. Be-berapa perubahan sosial yang telah terjadi antara lain: Perubahan pola usaha yang

tadinya berusaha di sektor pertanian saja, sekarang banyak masyarakat yang beralih ke sektor lain seperti jasa, perdagangan dan per-tukangan baik berusaha di dalam maupun ke luar de-sanya.

Beralihnya sistem gotong royong dalam berusahatani kepada sistem upah, serta mulai melunturnya toleransi sosial dan bergeser ke hal yang bersifat eksploitatif.

Munculnya sekelompok masyarakat yang sadar akan kelangsungan ekosistem dan pemeliharaan lingkungannya sebagai asset bagi pening-katan kesejahteraan dan ke-

langsungan hidup umat manusia.

Keadaan Budaya

Usahatani umumnya masih dilaksanakan secara tradisional. Untuk beberapa hal masyarakat sudah mulai menerapkan teknologi yang dianjurkan. Aspek budaya lain yang penting untuk dikemukakan adalah mental masyarakat yang di dalamnya berisi sistem nilai bu-daya (cultural value system) dan sikap (attitudes).

Dari hasil observasi dan wawancara terungkap bahwa hakekat hidup bagi sebagian kalangan bawah adalah sesuatu kodrat yang sulit untuk diubah. Mereka merasa terlahir untuk menyerah pada nasib karena kondisi orang tuanya memang hidup susah. Mereka menyadari keadaan itu dan mengan-tisipasinya dengan hidup pri-hatin dan ikhtiar. Tidak sedikit yang masih menganggap bekerja untuk hidup, orientasinya hanya asal cukup untuk makan saja, belum memikirkan sesuatu yang lebih atau untuk me-menuhi kebutuhan lain yang dapat mengangkat derajat ke-hidupannya.

Orientasi hidup mereka ma-sih hanya untuk saat ini dan belum berorientasi jauh ke de-

Page 19: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

103

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

pan, sehingga masih ada ang-gota masyarakat yang masih bersifat santai, kurang ulet dan boros. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan dan sempitnya wawasan mereka.

Dalam hubungannya dengan alam, sudah terlihat adanya keinginan untuk memanfaatkan dan menyesuaikannya dengan keadaan alam di sekitarnya. Di antranya ada yang telah berusaha dengan gigih untuk memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Dalam hubungan dengan sesamanya, mereka selalu berusaha menyesuaikan diri dengan mengikuti norma yang berlaku.

Keadaan Ekonomi

Jenis-jenis usaha yang ditekuni masyarakat pada umumnya bergerak pada sektor pertanian, baik sebagai penggarap atau buruh tani dan hanya sedikit yang bekerja di luar sektor pertanian, misalnya di bidang pertukangan dan jasa lainnya.

Keadaan lahan yang kurang menguntungkan ditambah dengan rata-rata pemilikan yang sempit telah menggiring masyarakat, khususnya responden untuk mencari penghasilan tambahan di luar

usahatani yang dikelolanya. Namun akibat berbagai kendala yang ada, mereka mengalami kesulitan dalam mencari tambahan pendapatan. Berbagai kendala tersebut antra lain tingkat pendidikan yang relatif rendah, keterampilan yang minim dan pemilikan modal yang sangat terbatas.

Tipologi lokasi penelitian yang berfungsi sebagi lahan pertanian, tetapi banyaknya petani tak memiliki lahan sehingga terpaksa berperan se-bagai buruh tani. Dampaknya adalah timbul persaingan dan kesulitan memperoleh pekerjaan di bidang pertanian. Karena itu pada musim-musim tertentu di mana pekerjaan di usahatani sudah banyak berkurang (biasanya pada saat kegiatan usahatani lebih banyak membutuhkan tenaga kerja wanita), banyak buruh tani/tenaga kerja pria yang pergi ke luar desa atau kota lain (Jakarta dan sekitarnya) untuk bekerja sebagai buruh bangunan, pertukangan di daerahnya menjadi sopir ojeg. Pemasaran hasil usaha petani dilakukan tidak langsung kepada konsumen melainkan kebanyakan dijual melalui tengkulak. Dalam hal ini biasanya tengkulak yang datang

Page 20: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

104

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

ke petani. Rantai pemasaran yang ditempuh juga tidak terlalu panjang karena tengkulak langsung menjualnya ke pasar.

Di dalam mata rantai pemasaran, kedudukan petani sebagai produsen di lokasi penelitian selalu berada pada posisi yang lemah di mana kekuatan tawar-menawar (bergaining position) masih dimenangkan oleh pembeli (tengkulak). Harga yang terjadi umumnya harga yang ditetap-kan oleh pembeli, serta pemasaran hasil biasanya dilakukan sendiri-sendiri, aki-batnya harga yang terjadi berbeda dari satu petani ke petani lainnya. Petani juga kurang jeli dalam mencari dan memanfaatkan harga pasar. Informasi harga lebih sering datang dari tengkulak. Di samping itu responden juga kurang mampu meningkatkan nilai tambah dari produk-produk usahatani yang dihasilkannya. OBJEK DAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA GSE

Kawah Ratu

Keadaan Umum Lokasi

Kawah ratu berada di gunung Salak bagian Barat, terletak pada ketinggian 900 m dpl. Suhu di sekitar kawah berkisar atara 22oC hingga 28oC.

Di lokasi kawah, dapat dilihat semburan asap putih dan desingan suara semburan asap panas yang memancar ke udara.

Pemandangan di sekitar kawah terdiri atas hutan hujan tropis yang dengan berragam vegetasi hutan antara lain, pohon pinus (pinus sp), manii, dan lain-lain.

Untuk menuju lokasi yang hanya berjarak 2,5 km dari batas jalan kendaraan, diperlukan waktu lebih 1,5-2 jam dengan berjalan kaki. Perjalanan menuju lokasi kawah dapat memperoleh nilai dan pengalaman ilmiah yang sangat berguna, karena selama dalam perjalanan para pengunjung dapat diberikan berbagai informasi ilmiah mengenai vegetasi hutan hujan tropis.

Potensi Pengembangan Objek

Kawah Ratu mempunyai Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) berupa pemandangan (keindahan alam), olah raga; berjalan kaki, dan petualangan ilmiah.

Keindahan alam kawah ratu dicirikan dari luasnya jangkauan batas pandang terutama ke arah Jakarta. Di samping itu, udara segar dan suara alam yang masih asli

Page 21: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

105

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

dapat diperoleh di sekitar lokasi ini. Petualangan ilmiah dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap hutan hujan tropis dengan ekosistemnya dan fenomena geologi dari gunung berapi yang masih aktif. Melalui teknik pemanduan yang standar, peluang usaha bagi pemandu lokal akan terbuka lebar dengan catatan ada kesepakatan dari masyarakat dan pengelola kawasan, untuk membatasi pemandu asing.

Potensi lain lain yang mungkin dapat dikembangkan adalah produk kerajinan yang diciptakan untuk peralatan menuju lokasi. peralatan pendukung dapat berupa tambang, tongkat atau sejenis masker yang dirancang juga sebagai cindera mata. Air Terjun

Terdapat tiga lokasi air terjun yang satu sama lain mempunyai keunggulan tersendiri. Dua air terjun berlokasi dekat dengan perkampungan penduduk yaitu Curug Cigamea dan Curug Ciumpet, sedangkan Curug Sarebu berada jauh dari perkampungan. Untuk menuju Curug Cigamea dan Curug Ciumpet, dapat dijangkau dengan kendaraan, hanya sedikit

berjalan kaki, sedangkan menuju lokasi Curug Sarebu diperlukan waktu 1,5 sampai 2 jam menempuh jalan setapak.

Daya tarik wisata terutama di Curug Sarebu selain gemuruh suara semburan air, juga dapat dini’mati udara segar dan petualangan perjalanan di hutan hujan tropis.

Pemandian Air Panas

Pemandian air panas di Lokapurna ini mempunyai ciri khas tersendiri karena sumber airnya berada di sungai yang relatif besar. Kondisi pemandian air panas saat ini masih terbuka, walaupun sudah banyak dikunjungi dan dipergunakan pengunjung. Selain utuk mandi, air panas ini juga dipercaya masyarakat sebagai tempat pengobatan.

Untuk menuju lokasi cukup dengan berjalan kaki selama 5 menit dari tempat pemberhentian terakhir kendaraan. Selama di perjalanan, pengunjung dapat meni’mati pemandangan alam yang sangat indah, udara segar, tebing dan bebatuan yang mengisi sungai Cikuluwung. Keunggulan pemandian ini berada di pinggir kali, sehingga pengunjung dapat berendam di air panas dan di air kali yang

Page 22: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

106

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

dingin. Sinar mata hari cukup lama, dengan bebatuan yang lebar-lebar sehingga memungkinkan pengunjung untuk berjemur lebih lama.

Pengetahuan tentang bebatuan dan gejala-gejala air panas dapat dikaitkan dengan gejala volcanologi di kawah ratu, dapat dikemas sebagai suatu informasi yang sangat menarik bagi petualang ilmiah.

Areal Perkemahan (Camping Ground)

Terdapat lima areal perkemahan di kawasan ini, yang dapat menampung 2000-300 orang sehari berkemah. Perkemahan alam terbuka yang dekat dengan sumber air bersih mempunyai daya tarik tersendiri karena selain udara bersih, pemandangan indah, mudah dijangkau, dan dekat dengan akomodasi.

PELUANG USAHA DAN KESEMPATAN KERJA

Berdasarkan uraian tentang lokasi pengkajian, maka berikut ini disajikan uraian mengenai peluang usaha kesempatan kerja yang mungkin dilakukan dan dapat dikembangkan. Di samping berpedoman kepada keadaan potensi wilayah, penelusuran peluang usaha dan kesempatan kerja ini juga

dilakukan dengan berpedoman kepada kebijakan pembangunan di daerah setempat yang dicanangkan oleh pemerintah derah. Dengan demikian diharapkan dapat ditemukan model pengembangan sumberdaya yang tepat dengan kondisi wilayah yang bersangkutan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peluang-peluang usaha dan kesempatan kerja yang mungkin dilaksanakan dan dapat dikembangkan di GSE, baik di sektor pertanian maupun non-pertanian, dibagi ke dalam peluang umum dan khusus. Secara umum berarti peluang-peluang tersebut berlaku bagi masyarakat dalam arti luas. Sedangkan secara khusus dimaksudkan sebagai peluang yang dapat dijangkau, dilakukan dan atau diusahakan oleh kelompok masyarakat tertentu. Peluang dan Kesempatan Kerja “Umum”

Secara umum, berbagai peluang yang mungkin dilakukan atau dapat dikembangkan antara lain sektor pertanian dan sektor kehutanan yaitu: Sektor Pertanian

Sektor pertanian di lokasi penelitian masih mungkin untuk tetap dikembangkan,

Page 23: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

107

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

mengingat sebagian besar anggota masyarakat masih menggantungkan hidup dari sektor ini. Namun upaya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan kuantitas usahataninya perlu terus dilakukan. Karena kalau tidak, maka anggota masyarakat petani akan tetap tertinggal oleh kemajuan masyarakat lainnya. Peluang usaha di sektor pertanian dapat dibedakan menurut sub sektor yaitu; sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan dan peternakan.

Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

Komoditi tanaman pangan di desa penelitian, yang saat ini dikembangkan antara lain; padi dan palawija (singkong, ubi rambat, dan talas). Menurut data produksi pertanian di desa lokasi penelitian, produktivitas tanaman padi rata-rata enam ton per ha, singkong 12 ton per ha dan ubi rambat 10 ton per hektar. Karena pengelolaannya belum skala ekonomi, maka secara ekonomi, hasil yang didapatkan oleh petani tidak memperoleh keuntungan.

Buah-buahan yang merupakan komoditas hortikultura yang banyak

dihasilkan adalah pisang. Terdapat berbagai jenis pisang yang dibudidayakan di desa ini antara lain; pisang ambon (musa sp.), pisang ambon lumut, pisang tanduk, pisang oli dan pisang raja. Produksi pisang di desa ini masih merupakan tanaman sela, belum diusahakan secara ekonomi, sehingga kualitas dan kontinyuitas buah belum diperhatikan.

Tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang banyak ditanaman oleh para petani antara lain; buncis, cabe, terung, baby corn dan mentimun. Namun seperti halnya pisang dan budidaya tanaman lainnya, pengusahaan sayur-sayuran juga belum memperhitungkan skala ekonomi, sehingga hasilnya pun hanya untuk sekedar keperluan keluarga dan hanya sebagian kecil yang dijual. Apabila melihat limbah penggergajian dari desa tetangga, maka komoditas jamur kayu sangat memungkinkan untuk dikembangkan, baik untuk produksi maupun untuk salah satu atraksi pariwisata. Mengemas budidaya jamur kayu sebagai bagian dari agrowisata di GSE cukup beralasan, karena selain sebagai wacana ilmiah,

Page 24: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

108

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

juga kondisi alam yang cocok untuk budidaya tersebut.

Tanaman hias, yang masih tergolong tanaman hortikultura belum ada yang mengusahakan, padahal potensi untuk pengembangannya cukup memungkinkan. Demikian pula untuk tanaman rempah dan obat, lokasi ini mempunyai potensi yang cocok untuk beberapa jenis tanaman obat.

Sub Sektor Perikanan

Terdapat dua potensi usaha di sub sektor perikanan, yaitu pembesaran ikan dan pemancingan. Upaya yang memungkinkan untuk dilakukan adalah: Intensifikasi Kolam Air Deras 

Peluang untuk mengembangkan budi daya ikan pada kolam air deras ini sangat memungkinkan, mengingat ketersediaan sumber air yang cukup melimpah, selain airnya bersih, juga debitnya cukup besar. Budi daya ikan air deras, merupakan bagian dari agrowisata yang dapat dikembangkan selain sebagai atraksi tersendiri, juga sebagai penyedia bahan makanan bagi wisatawan. Pemanfaatan Empang/kolam untuk Budidaya dan Pemancingan 

Terdapat pula lahan yang dapat dijadikan sebagai

kolam/empang untuk budidaya dan pemancingan. Budi daya ikan di empang dapat dijadikan atraksi wisata melalui pemancingan. Dengan pemandangan alam yang indah, suhu udara yang nyaman, dan suasana yang sunyi memungkinkan memancing menjadi salah satu atraksi yang dapat dikembangkan.

Sub Sektor Peternakan

Beternak Lebah 

Dengan mengacu kepada potensi sumber daya alam yang tersedia, maka beternak lebah, merupakan salah satu agrowisata di kawasan GSE. Adanya hutan lindung, dan mengutamakan pelestarian alam di GSE, merupakan sumber makanan bagi peternakan lebah.

Sebagai suatu atraksi wisata, budidaya lebah dapat memberikan nilai ilmiah bagi wisatawan, sedangkan produksi madu dapat memberikan penghasilan bagi masyarakat lokal.

Bagi kelestarian ekosistem, para peternak akan berusaha menjaga vegetasi agar tetap terjaga supaya bahan makanan bagi ternak lebahnya dapat tetap tersedia.

Page 25: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

109

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

Lebih jauh dapat dikembangkan industri dari hasil sampingan lebah misalnya malam/wax yang dapat diolah menjadi obat dan bahan kosmetik, bila produksinya memadai.

Ternak Kuda 

Kawasan GSE yang mempunyai lima objek wisata alam (satu lokasi air panas, tiga objek air terjun dan satu kawah) tidak dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Sebagai alternatifnya, maka angkutan dengan tenaga hewan dapat digunakan. Bagi pejalan kaki, kuda dapat digunakan sebagai pengangkut barang bawaan dari satu objek ke objek yang lainnya. Dapat pula dijadikan sebagai kendaraan bagi mereka yang hobi menunggang kuda. Walaupun demikian peluang usaha ini perlu dikaji lebih mendalam sehubungan peternakan ini merupakan hal baru di desa ini.

Sektor Perhutanan dan Perkebunan

Budidaya tanaman kopi di desa Gunung Sari saat ini masih merupakan tanaman sela, sehingga produksinya pun tidak

menjamin kontinyuitas dan memadai. Namun melihat potensi yang ada, maka budi daya tanaman kopi sebagai tanaman pokok dapat dikembangkan. Upaya ini akan sangat mendukung industri rumah tangga pengolahan kopi dan mempersiapkan budaya minum kopi di kawasan GSE.

Jenis tanaman kopi yang saat ini ditanam masyarakat antara lain kopi arabika, dan kopi robusta. Di samping itu jenis kopi Toraja-Arabika ada juga yang ditanam di wilayah ini.

Sebagai bahan baku bagi industri pengolahan kopi tradisional, budi daya kopi yang lebih luas oleh masyarakat perlu dilakukan, karena perkebunan kopi mempunyai keterkaitan yang cukup besar terhadap peluang peternakan lebah dikembangkan oleh masyarakat.

Sektor Industri

Industri pengolahan kopi, makanan dan minuman serta industri kerajinan merupakan peluang-peluang usaha yang mungkin dapat dikembangkan seiring dengan pengembangan pariwisata-ekologi di kawasan GSE.

Page 26: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

110

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

Peluang dan Kesempatan Kerja Sektor Pariwisata

Walaupun di atas telah dikemukakan peluang-peluang usaha yang mungkin dapat dikembangkan di sektor pertanian, namun apabila dikemas dengan informasi yang memenuhi kebutuhan wisatawan, maka peluang-peluang tersebut dapat dikatakan sebagai paket pariwisata. Usaha di Bidang Fasilitas Pariwisata

Untuk memudahkan identifikasi, maka peluang usaha di bidang pariwisata ini dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu fasilitas pari-wisata, jasa pelayanan pariwisata, kenang-kenangan dan atraksi wisata.

Fasilitas kepariwisataan antara lain tersedianya sarana akomodasi baik penginapan maupun makanan dan minuman. Oleh karena itu peluang usaha di bidang ini antara lain sebagai berikut:

Penyediaan Penginapan

Usaha penyediaan penginapan sehubungan dengan pengembangan GSE perlu dipertimbangkan yang sesuai dengan pengembangan wisata

ekologi. Penginaman yang disediakan harus memenuhi persyaratan keamanan, kebersihan dan kenyamanan.

Kondisi yang cocok di kawasan GSE tidak mempersyaratkan kemewahan, melainkan kesederhanaan dan keserasian dengan ekosistem di kawasan tersebut.

Saat ini, bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah GSE telah tersedia penginapan-penginapan milik masyarakat setempat, namun pengelolaannya penginapan yang ada belum seluruhnya ditangani secara profesional. Yang dimaksudkan profesional di sini adalah penanganan tamu-tamu benar-benar diperhatikan dari segi keamanan, kenyamanan dan ketersediaan makanan selama berada di GSE. Sebagai contoh yang dapat dijadikan sebagai prototipe peluang usaha di bidang penginapan adalah PADEPOKAN CIPARAY, di mana tamu dilayani sebagai customer baik untuk menginap maupun makan dan minumnya.

Penyediaan Makanan dan Minuman

Penyediaan makanan tidak dapat dipisahkan dari pengembangan pariwisata.

Page 27: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

111

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

Jenis-jenis makanan lokal yang mempunyai ciri khas dan bahan baku lokal adalah sangat cocok untuk wisata ekologi.

Rumah makan ‘khas Sunda’, ikan hasil budidaya dan lalabnya, merupakan ciri lokal yang dapat dikembangkan. Di samping itu, pembudayaan minum kopi asli Gunung Salak harus menjadi kebiasaan yang dan ciri khas berkunjung ke wilayah ini. Kopi yang disajikan tidak boleh didatangkan dari luar, melainkan harus berasal dari kopi yang dibudidayakan dan diolah oleh masyarakat setempat. Penyediaan Angkutan

Apabila GSE telah dikembangkan, dan kunjungan wisatawan telah meningkat, maka peningkatan sarana angkutan pariwisata ke kawasan wisata merupakan salah satu peluang yang memungkinkan untuk dikembangkan. Jenis angkutan yang cocok untuk akses ke kawasan adalah kendaraan yang diciptakan ramah lingkungan, dengan demikian, perlu dilakukan pengaturan angkutan menuju lokasi. Jasa Layanan Pariwisata

Penyediaan informasi yang lengkap, memadai dan menarik

tentang wisata-ekologi di GSE merupakan salah satu peluang usaha di bidang layanan pariwisata. Jenis informasi yang perlu disediakan antara lain, keberadaan kawasan ditinjau dari berbagai aspek, jenis-jenis atraksi yang ada dan manfaat bagi kelestarian lingkungan. Informasi juga harus diberikan sebagai pendidikan masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungannya.

Tersedianya informasi yang memadai akan membuka lapangan kerja bagi Pemandu Lokal, di kawasan GSE. Demikian pula bagi usaha penyewaan peralatan untuk menuju kawah, perkemahan remaja dan jasa penjagaan keamanan dan ketertiban. Peluang usaha lain di bidang ini adalah terbukanya kesempatan bagi para pemotret muda yang dapat mengabadikan petu-alangan para wisatawan di kawasan GSE. Mementos/kenang-kenangan

Untuk menyediakan sesuatu yang dapat dibawa pulang berupa kenang-kenangan, terbuka luas kesempatan bagi pengrajin dan seniman. Mengamati ketersediaan bahan baku kerajinan yang sangat

Page 28: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

112

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

melimpah, seperti bambu dan manjah, sangat terbuka peluang usaha di bidang kerajinan ini.

Kerajinan yang dihasilkan harus mewakili kesan yang diperoleh wisatawan selama berkunjung ke GSE. Guna meningkatkan pemasaran hasil kerajinan di kalangan wisatawan GSE, perlu diciptakan suatu model kerajinan yang berguna selama bertualang dan berkesan setelah pulang. Sebagai contoh, ambil saja kerajinan tongkat yang didisain sebagai alat untuk bertualang menuju beberapa objek wisata terutama menuju kawah Ratu. Tongkat akan berguna sebagai alat bantu selama perjalanan, namun bila diranjang dengan baik, maka tongkat ini dapat dibawa pulang setelah wisatawan berpetualang. Contoh lain adalah; suatu benda yang diciptakan untuk melindungi pernapasan pada saat berada di objek kawah ratu atau di pemandian air panas, katakanlah masker. Untuk meningkatkan penjualan produk kerajinan tersebut, maka budaya menggunakan tongkat atau masker tersebut harus dimulai oleh masyarakat lokal setempat. Mereka membuat brand penggunaan hasil kerajinan

mereka akan berguna selama berada di GSE.

Atraksi Pariwisata

Selain daya tarik wisata alam yang akan diuraikan kemudian, maka untuk membuka peluang usaha di sektor pariwisata ini perlu diciptakan antraksi-atraksi lokal yang didasarkan atas potensi lokal. Seperti telah diuraikan di muka, bahwa tofografi kawasan GSE mulai dari dataran, bergelombang sampai berbukit. Tofografi perbukitan menyebabkan angin lembah bertiup kencang di atas perbukitan. Kondisi ini sangat berpeluang bagi pengembangan atraksi festival layang-layang dan festival kolecer1. Namun karena banyaknya pepohonan di GSE, yang paling tepat untuk dijadikan sebagai kalender tahunan adalah festival kolecer.

Saat ini, masyarakat lokal banyak membuat kolecer sebagai hiburan. Belum dibuat kriteria-kriteria yang menjadikan festival kolecer sebagai even pariwisata di kawasan GSE.

1 Kolecer adalah baling-baling yang ter-buat dari kayu atau bambu, yang puta-rannya menggunakan tenaga angin.

Page 29: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

113

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

Apabila even ini berhasil menjadi satu kalender tahunan, maka peluang berusaha di bidang perkoleceran akan menciptakan pengrajin-pengrajin yang akan tampil dalam setiap festival.

KESIMPULAN

Temuan hasil pengkajian di lapangan menunjukkan bahwa keadaan sumber daya alam/lingkungan kawasan Gunung Salak Endah adalah sebagai berikut: a) Gunung Salak Endah (GSE)

mempunyai topografi bergelombang, dari dataran sampai berbukit dengan ketinggian dari 600-800 me-ter di atas permukaan laut. Wilayah ini mempunyai tipe iklim hujan tropis dengan curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 205 hari. Tingkat kesuburan tanah sebagian bersar tergolong subur dengan kedalaman solum tanah mencapai 50 cm. Dari luas wilayah seluruhnya 683.240 ha, 349.230 ha merupakan lahan pertanian setengah teknis dan 333.330 ha diperuntukan sebagai hutan lindung. Sedangkan sisanya untuk pemukiman dan

pembangunan sarana prasarana. Aksesibilitas ke wilayah ini cukup mudah dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, di samping jangkauan informasi dan komunikasi dari dan ke kawasan GSE.

b) Kondisi sumber daya alam kawasan GSE saat ini merupakan daerah tujuan wisata alam terbuka, dengan kondisi yang memprihatinkan. Aktivitas wisatawan dan masyarakat setempat telah menurunkan kulitas lingkungan yang mengancam kelestarian sumber daya alam dan keaslian kawasan. Faktor-faktor yang menarik dari kawasan ini adalah adanya objek-objek alami; air terjun, sumber air panas, dan kawah. Di samping itu, kesegaran dan kebersihan udara (hawa) pada kondisi pemandangan di alam terbuka yang mempunyai jarak pandang yang sangat luas/jauh. Kawasan GSE di mana memiliki hutan lindung yang cukup luas, mempunyai aneka ragam hayati baik flora maupun fauna.

c) Dari 9.184 kepala keluarga yang menghuni desa Gunung Sari (di mana GSE berada) sebagian besar

Page 30: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

an

114

Himawan Brahmantyo, SE, MM.: 85-109 ISSN 1411-1527

mereka mempunyai mata pencaharian utama di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani. Namun lahan pertanian yang digarap kebanyakan kurang dari 2 hektar sehingga termasuk petani gurem. Pendidikan mereka, sebagian besar (85,54%) hanya sampai sekolah dasar dan sangat sedikit yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Dari segi sosial masyarakat, masyarakat di lokasi penelitian mempunyai tingkat kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan-nya yang cukup tingi. Aspirasi mereka terhadap perubahan kondisi ke arah yang lebih baik cukup optimis. Mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk maju dan mempunyai kepedulian terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan telah menunjukkan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor pariwisata. Bukti nyata ini ditunjukkan oleh adanya adanya kelompok penggerak pariwisata yang telah merintis penyuluhan-penyuluhan lingkungan, pembuatan media informasi, memprakarsai pembuatan jalan-jalan di dalam

kawasan dan mengkoordinasikan retribusi masuk kawasan.

SARAN

Untuk mengembangkan GSE menjadi suatu kawasan wisata di Kabupaten Bogor, perlu diaplikasikan program pembangunan pariwisata yang berbasiskan lingkungan. Pelibatan masyarakat lokal di dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program-program pembangunan merupakan kebijakan yang tepat. Untuk menata objek-objek yang berada di Kawasan GSE, perlu dilakukan survey yang lebih detil dengan metode-metode kuantitatif. Di samping itu peran serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat sangat dibutuhkan terutama untuk menata dan mengembangkan kualitas sumberdaya masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Pariwisata. Panduan

Pengembangan Wisata Ekologi. Jakarta, 1998.

Kartasasmita, G. Perencanaan Pembangunan. Bappenas. Jakarta.

Korten, David C. & Rudy Klauss (ed). People Centered De-velopment: Contribution Toward Theory and Plan-ning Framework. Con-

Page 31: POTENSI DAN PELUANG USAHA DALAM … Dan Peluang Usaha... · pedesaan. Pembangunan pertanian yang bernuansakan ... ke luar dan ke dalam desa. ... masyarakat. Pengkajian gender sangat

J. Ilm. Pariwisata, Vol. 4, No. 2. November 1999

115

Himawan Brahmantyo, SE,MM dan Kusmayadi :85-109 SSN 1411-1527

necticut: Kumarian Press. 1984.

Lindberg, Kreg and Donald E. Hawkins (Editor). Ecotour-ism: a guide for planner & managers. The Ecotourism Society: Vermont, 1993.

Margono, S. Kumpulan Bahan Bacaan Penyuluhan Perta-nian. IPB. Bogor. 1978.

Ndraha, T. metodologi Penelitian Pembangunan Desa. Bina Aksara. Jakarta, 1982.

Rogers, Everett M. Communica-tion and development. Sage Publications. 1976.

Soekanto, S. Sosiologi: Suatu pengantar. Rajawali. Jakarta. 1982.

Swasono, Sei Edi. Perencanaan Pembangunan. No.03. Bappenas, Jakarta.

***ksm***