ppt blok 23 A FK UNSRI

Click here to load reader

download ppt blok 23 A FK UNSRI

of 27

description

hematology & immunology

Transcript of ppt blok 23 A FK UNSRI

Laporan Tutorial Skenario A Blok 23 A.10

2015Laporan TutorialSkenario A Blok 23A.10Pembimbing: dr. Desi OktavianiAnggota:Esty Risa Mubarani04011181320033Ha Sakinah Se04011181320027Rahma Putri Utami04011181320103Muhammad Alex Januarsyah04011181320109Miranda Alaska04011181320109Indah Meita Said04011381320031Fenrizal04011181320077Haidar Adib Balma04011381320033K.M Tasrif04011381320037M. Rizky Rasyadi04011381320023Tri Kurniawan04011281320019Ajeng Mutia Oktrilalida04011181320007Skenario

Mrs. A, a 60 years old Woman, came to Moh. Hoesin Hospital with chief complain of weakness. She also had palpitation, chephalgia and Epigastric Pain. She hass also complain her knee and she always taken NSAID since 4 years ago. The Defection sometimes blood ocult.Physical examination :Weight : 45 Kg, height : 155 cmGeneral appearance : pale, fatiqueVital sign : HP 110 x/minute, RR : 28 x/ minute, Temp : 36,6oC, BP : 100/70 mmHgHead : Cheilitis positive, tongue : papil atrophyNo lymphadenopathyAbdomen : epigastric pain (+), liver and spleen non palpableExtremities : koilonychia negativeLaboratory :Hb 6 g/dl, Ht 20 vol %, RBC 2.500.000/mm3, Trombosit 460.000/mm3, RDW 20 %, MCV ; 62 fl. MCH n: 23 pg)Blood smear : anisocytosis, hypochrome microcyter, poikilocytosisFaeces : blood ocultt (+)Additional examination : Serum iron is 12 Mg/dlFerritin is 9 ng/ml

Klarifikasi Istilah

Palpitasi Chepalgia Fatigue Koilonichya Limfadenopati Anisositosis Hipokrom mikrositer Poikilositosis MCV MCH Serum Iron TIBC Ferritin Blood Occult Cheilitis

Identifikasi Masalah

KalimatKonsenMrs. A, a 60 years old Woman, came to Moh. Hoesin Hospital with chief complain of weakness.VVVVShe also had palpitation, chephalgia and Epigastric Pain. The Defection sometimes blood ocult.VVVShe hass also complain her knee and she always taken NSAID since 4 years ago.VVPhysical examination :Weight : 45 Kg, height : 155 cmGeneral appearance : pale, fatiqueVital sign : HP 110 x/minute, RR : 28 x/ minute, Temp : 36,6oC, BP : 100/70 mmHgHead : Cheilitis positive, tongue : papil atrophyNo lymphadenopathyAbdomen : epigastric pain (+), liver and spleen non palpableExtremities : koilonychia negativeVLaboratory :Hb 6 g/dl, Ht 20 vol %, RBC 2.500.000/mm3, Trombosit 460.000/mm3, RDW 20 %, MCV ; 62 fl. MCH n: 23 pg)Blood smear : anisocytosis, hypochrome microcyter, poikilocytosisFaeces : blood ocultt (+)Additional examination : Serum iron is 12 Mg/dlFerritin is 9 ng/mlVpenuhMeat factor dan Vit C1. Fase luminalBesi dalam makananDiolah dalam lambung2. Fase mukosalMasuk lumen ususPada brush border sel absorbtif(di puncak villi usus) besi feri dikonversi jadi feroBesi diserap di distal duodenum dan proximal jejunum3. Fase korporealPlasma darahFe berikatan dengan apotransferintransferinMasuk sel RES melalui proses pinositosisDiikat oleh reseptor transferin pada permukaan selKompleks Fe2+-Tf-TfrDi sitoplasma besi dilepaskanBesi berikatan dengan apoferitinferitinhemosiderinMetabolismeZat Besi

Peran zat besi dalam pembentukan hbNSAIDPenggunaan NSAID menghambat kerja dari enzim siklooksigenase (COX) pada asam arakidonat sehingga menekan produksi prostaglandin. Kerusakan mukosa akibat hambatan produksi prostaglandin pada penggunaan NSAID melalui 4 tahap yaitu: Penurunan sekresi mukus dan bikarbonat menyebabkan pertahanan lambung dan duodenum menurun. Penggunaan NSAID juga menyebabkan gangguan sekresi asam dan proliferasi sel-sel mukosa. Penurunan aliran darah mukosa. Hal demikian terjadi akibat hambatan COX-1 akan menimbulkan vasokonstriksi sehingga aliran darah menurun dan terjadi nekrosis sel epitel. Adanya kerusakan mikrovaskuler yang diperberat oleh platelet dan mekanisme koagulasi. Hambatan pada COX-2 menyebabkan peningkatan perlekatan leukosit PMN pada endotel vaskuler gastroduodenal dan mesentrik, dimulai dengan pelepasan protease, radikal bebas oksigen berakibat kerusakan epitel dan endotel menyebabkan statis aliran mikrovaskular sehingga terjadinya iskemia dan akhirnya terjadi tukak peptik.

Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesisberkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.

Anemia ini merupakan anemia yang paling sering dijumpai di negara berkembang. Martoatmojo et al memperkirakan prevalensi ADB di Indonesia adalah16-50%padalaki-laki,25-84% pada perempuan tidak hamil, dan46-92%pada perempuan hamil. Anemia ini merupakan bentuk anemia yangpaling prevalens. Padaanak-anakusia1-2tahun terjadi anemia bentuk ini hingga 47%. Lebih sering pada laki-laki karena intensitas terpapar lingkungan lebih tinggi. Untuk usia, biasanya mengenai usia produktif.

Etiologi

Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan (asupan yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang rendah. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan, dan kehamilan.Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).

Faktor Resiko

Wanita menstruasiWanita menyusui/hamil karena peningkatan kebutuhan zat besiOrang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang makan daging dan telur selama bertahun-tahun.Menderita penyakit maag.Penggunaan aspirin jangka panjangVegetarian karena tidak makan daging

Patofisiologi

Penggunaan NSAID jangka panjang

Perdarahan GIT

Cadangan besi menurun Dan defisiensi Fe serum

Gangguan eritropoiesis

Hb menurun

Anemia Defisiensi Besi

Manifestasi Klinis

Gejalanya dapat berupa warna kulit yang pucat, mudah lelah, peka terhadap cahaya (photosensitivity), pusing, lemah, nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun,sakit kepala (biasanya bagian frontal). Tanda dan gejala anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini: Glositis ; lidah merah, bengkak, licin, bersinar dan lunak, muncul secara sporadis. Stomatitis angular ; erosi, kerapuhan dan bengkak di susut mulut. Atrofi lambung dengan aklorhidria ; jarang Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson) ; pada defisiensi zat besi jangka panjang. Koilonikia (kuku berbentuk sendok) ; karena pertumbuhan lambat dari lapisan kuku. Menoragia ; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.

Diagnosis

Anamnesis Badan terasa lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga berdenging. Gejala Umum Disfagia (susah menelan) Gejala Khusus Pica Gejala Khusus

Pemeriksaan Fisik Pasien pucat, terutama pada konjungtiva Gejala Umum Koilonychia Gejala Khusus Atrofi Papil Lidah Gejala Khusus Stomatitis Angular Gejala Khusus Atrofi mukosa lambung (endoskopi) Gejala Khusus

Pemeriksaan LaboratoriumKadar Hemoglobin dan Indeks Eritrosit didapatkan anemia hipokromik mikrositer dngan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat.MCV dan MCH menurun MCHC menurun pada defisiensi besi yang lenih berat dan berlangsung lama.Anisositosis merupakan tanda awal defisiensi besi.Peningkatan anisositosis yang ditandai dengan peningkatan RDW (Red cell distribution width)2.Hapusan darah tepi menunjukkan anemia hipokrome mikrositer, anisositosis, dan poilositosis. 3. Granulositopenia ringan jika berlangsung lama4.Besi serum menurun< 50 g/dl5. TIBC meningkat> 350 g/dl6. Saturasi transferin < 15 %7. Feritin serum 100 mg/dl10. Rasio reseptor transferin > 1,5 ADB dan < 1,5 anemia akibat penyakit kronik.

IndikatorNilai NormalHasil PemeriksaanIntepretasiHR60-100x/min110x/minTakikardiRR16-24x/min28x/minTakipneuSuhu36,6-37,5C36,6CNormalBP120/80 mmhg100/70 mmhgHipoPale-+AbnormalFatigue-+AbnormalCheilitis-+AbnormalPapil Atrofi-+AbnormalLimfadenopati--NormalEpigastric Pain-+Abnormalliver and spleen --NormalKoilonichia--NormalIndikatorNilai NormalHasil PemeriksaanInterpretasiHemoglobin (Hb)Pria: 14-18 g/dlWanita: 12-16 g/dl6 g/dlRendahHematokrit (Ht)Pria: 42-54%Wanita: 37-47%20 vol%RendahRBCPria: 4,6-6,2 x 106/mm3Wanita: 4,2-5,9 x 106/mm32.500.000/mm3RendahTrombosit150.000-450.000/mm3460.000/mm3NormalRDW11-15 %20 %TinggiMCV82-98 fl 62 flRendahMCH27-32 pg23 pgRendahPemeriksaanNormalInterpretasiBlood Smear:AnisocytosisHypochrome microcyterPoikilocytosis-Normocromic normocyter-

IndikatorNilai NormalHasilIntepretasiFaeces : blood ocultt (+)-+AbnormalSerum iron35-150 g/dL12 Mg/dLMenurunTIBC260-445 g/dL480Mg/dLMeningkatFerritin13-150 ng/mL9 ng/ml MenurunDIAGNOSIS ANEMIA MIKROSITIKTesDefisiensi FeInflamasiTalasemiaAnemia SideroblastikApusanMikro/hipoNormal, mikro/hipoMikro/hipo dengan targetBervariasiSerum Iron< 30< 50NormaltinggiNormaltinggiTIBC>360