Ppt Plasenta Previa
-
Upload
bintang805 -
Category
Documents
-
view
197 -
download
9
description
Transcript of Ppt Plasenta Previa
CERVICAL LENGTH AND RISK OF ANTEPARTUM BLEEDING IN WOMEN WITH COMPLETE
PLACENTA PREVIA
Presentasi Jurnal
Pembimbing dr. Edi Priyanto, Sp.OG., M.Kes
Disusun oleh:Khafizati A. Fitri. R G4A013060Pramasanti Hera K.S G4A013061
PENDAHULUAN
Diagnosa plasenta previa meningkat dalam beberapa dekade terakhir, kemungkinan diakibatkan oleh semakin luasnya penggunaan USG) dan peningkatan (SC).
Diperkirakan terdapat sekitar 0,2-0,3% dari kehamilan trimester 3 mengalami Plasenta Previa (Tuzovic, 2006).
Plasenta previa merupakanpenyebab No.4 terjadinya perdarahan obstetrik (Prawirohardjo, 2008).
Ibu yang mengalami Plasenta Previa memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan antepartum, persalinan dengan SC darurat, dan komplikasi postpartum seperti atonia uteri dan plasenta acreta.
Pada penelitian yang dilakukan Colombo., et al (2000) diketahui terdapat hubungan terbalik antara panjang serviks yang diukur menggunakan USG trans vaginal dan risiko persalinan preterm.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
TUJUANUntuk mengetahui apakah panjang serviks yang diukur dengan USG transvaginal dapat memprediksi risiko terjadinya perdarahan antepartum atau operasi Seksio Cesarian prematur darurat karena perdarahan antepartum massif pada plasenta previa totalis, yg terdiagnosis pada trimester ketiga kehamilan.
MANFAATMemberikan informasi mengenai risiko perdarahan antepartum dan operasi Seksio Saesaria prematur darurat pada plasenta previa totalis yang diprediksi melalui panjang serviks,diukur dengan USG transvaginal
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI SERVIKS
IMPLANTASI PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari OUI (Cunningham, 2005).
plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (Cunningham, 2005).
komplit parsial marginal Plasenta letak rendah ±2cm dr OUI
EPIDEMIOLOGI Rumah Sakit Umum Pemerintah melaporkan angka
kejadian plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %.
Sedangkan di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu < 1 %
Kejadian plasenta previa terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan, insiden dapat meningkat diantaranya sekitar 1 dari 20 persalinan pada ibu yang paritas tinggi (Decherney, Nathan, Goodwin, Laufer, 2007).
Histerektomi setelah operasi seksio caesaria (SC) atas indikasi plasenta previa adalah 5,3%. Angka mortalitas perinatal 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan kehamilan normal (Oppenheimer, 2007).
FAKTOR RISIKO
(Cunningham, 2005; Gurol-Urganci et al., 2011) :
Kehamilan dengan usia lanjut (>35th) Kehamilan multipel Paritas tinggi (1,3:1) Riwayat abortus habitualis (4:1) Wanita perokok (2:1) Wanita dengan perlukaan rahim (SC 1,5-6:1)
ETIOLOGI
(Cunningham, 2005; Prawirohardjo, 2007). :
• Vaskularisasi desidua yang tidak memadai akibat proses radang atau atrofi• Paritas tinggi• usia lanjut• cacat rahim yg berperan dalam proses peradangan
dan kejadian atrofi di endometrium• wanita perokokhipoksemia uteroplasenter akibat
carbon monoksida menyebabkan hipertrofi kompensatorik dari plasenta
Etiologi
Vaskularisasi desidua yang tidak
memadai
Faktor Risiko:Paritas tinggi, usia lanjut,
cacat rahim
Proses radang/atrofi endometrium
Implantasi blastokista di SBR
Etiologi
Hipoksemia endometrium
Faktor Risiko: Merokok
Karbon monoksida di rokok
Hipertrofi plasenta kompensatorik
Plasenta Previa
PATOFISIOLOGI (Cunningham et al, 2005 ; Oxorn, 2003).
Pembentukan SBR trimester ke 3
-SBR melebar-serviks membuka
Robekan plasenta dari insersi di SBR
Perdarahan dari sinus marginalis
plasenta
Kontraksi SBR tidak adekuat
-Unavoidable initial bleeding-Darah merah segar-Painless-Berulang
DIAGNOSIS
ANAMNESIS:painless bleeding, warna merah segar, berulang, dimulai pada akhir trimester kedua-trimester ketiga
PX FISIK:Inspeksi: perdarahan pervaginam, tanda syokPalpasi: janin letak tinggi, floatingInspekulo: sumber perdarahan, kelainan anatomis lain, plasenta menutup OUI
DOUBLE SET UP EXAMINATION : VT di meja operasiUSG
TransabdominalTransvaginal gold standard
MRI
TATALAKSANA
Observasi ketat kondisi janin dan ibu Rawat jalan bila kondisi stabil Rawat inap Edukasi kegawatan pada pasien Tanda syok manajemen cairan dan transfusi darah MgSO4 untuk menekan HIS Dexametason untuk pematangan paru
TATALAKSANA
KOMPLIKASI (Prawirohardjo, 2008)
1. Anemia/ syok2. Plasenta inkreta/perkreta3. Kelainan letak pada anak4. Robekan serta perdarahan pada serviks dan SBR 5. Janin lahir prematur dan gawat janin6. Komplikasi lain dilaporkan adalah risiko tinggi
terjadi solusio plasenta (RR 13,8), kelainan letak janin (RR 2,8), perdarahan pasca persalinan (RR 1,7), kematian maternal akibat perdarahan (50%) dan disseminated intravascular coagulation (15,9%).
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
KRITERIA INKLUSI :
Setiap pasien yang datang ke RS yang
bekerjasama dengan penelitian dengan
diagnosis Plasenta Previa dengan USG pada
trimester 3 sepanjang bulan September 2005
hingga September 2007.
KRITERIA EKSKLUSI
<27minggu/ ≥36mingguGemeliPPROMRiwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnyaPolihidramnionRiwayat biopsi serviks (cone biopsy)Presence of cerclagePengguna progesterone per-vaginamKecurigaan IUGRAnomali pada fetusPreeklampsiaHT Gestasional
METODE PENELITIAN
PASIEN PLASENTA PREVIA
KRITERIA INKLUSI EKSKLUSI
PEMERIKSAAN USG TRANSVAGINAL
PERENCANAAN SC ELEKTIF 37 MINGGU
MONITORING KONDISI RESPONDEN
DILAKUKAN BLINDING PADA SELURUH AHLI BEDAH MENGENAI PANJANG SERVIKS PASIEN BAIK SC DARURAT MAUPUN ELEKTIF
HASIL PENELTIAN DIANALISIS MENGGUNAKAN Student’s t-test
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Panjang serviks tidak berbeda secara signifikan antara nuli dan multipara (37.9 ± 8.8 mm vs. 35.9
±8.9 mm; P = 0.375)
OUTCOME
29 (49,1%) mengalami perdarahan antepartum, 12 (20,3%) membutuhkan persalinan dengan SC
darurat sebelum usia kehamilan 34 minggu karena perdarahan massif
HASIL PENELITIAN
X berat neonates secara signifikan < pada responden SC darurat VS SC elektif (2136.6 ± 356.6 gram vs. 2518.1 ± 501.5 gram; P = 0.016)
Panjang serviks tidak signifikan antara kasus dengan atau tanpa perdarahan antepartum (35.3 ± 9.3 mm vs. 38.4 ± 8.2 mm; P =
0.18)
Panjang serviks berbeda secara signifikan terlihat antara responden yang melakukan persalinan <34 minggu usia kehamilan melalui SC darurat karena perdarahan massif,
dibanding dengan ≥34 minggu melalui persalinan SC elektif (29.4 ± 5.7 mm vs. 38.8 ± 8.5 mm; P = 0.0006) (Tabel 2.2).
CONT..
Responden dengan panjang serviks ≤ 31 mm pada pemeriksaan USG dengan diagnosis Plasenta Previa memiliki risiko 16 kali
lebih tinggi untuk mendapatkan persalinan preterm dengan SC darurat karena perdarahan masif antepartum (OR, 16.36 (95%
CI, 3.39–75.92)).
PEMBAHASAN
• Peningkatan risiko perdarahan antepartum pd PP risiko persalinan preterm
• USG dg hasil serviks lebih pendek↑risiko persalinan preterm• Perdarahan pada Plasenta Previa struktur SBR adaptasi
<< tidak mampu beradaptasi secara progresif pada saat penipisan dan dilatasi serviks
KESIMPULAN
1. Semakin luasnya penggunaan Ultrasonografi (USG) dan Seksio Cesarian (SC) meningkatkan angka diagnosis Plasenta Previa.
2. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum dengan klasifikasi : Totalis, Parsialis, Marginalis, dan Plasenta letak rendah (Cunningham, 2005).
3. Faktor risiko dan etologi timbulnya plasenta previa antara lain adalah >35th, Kehamilan multipel, Paritas tinggi, Riwayat abortus habitualis, Perokok. Dan Riwayat perlukaan pada rahim (Cunningham, 2005; Gurol-Urganci et al., 2011).
4. Pemeriksaan mengunakan USG Transvaginal merupakan goldstandar diagnosis Plasenta Previa (Oppenheimer, 2007).
5. Cut-off poin panjang serviks yang bermakna secara statistik adalah ≤31 mm. Responden dengan panjang serviks < 31 cm memiliki risiko 16 kali lebih tinggi untuk mendapatkan persalinan preterm dengan SC darurat karena perdarahan masif antepartum dibanding responden dengan panjang serviks ≥31mm.
DAFTAR PUSTAKA
Ananth, CV. Demissie, K. Smulian, JC. Vintzileos, AM. 2003. Cunningham, F.G et al., 2005. William Obstetrics. Jilid 2. McGraw Hill. 292-303; 819-23Ghi, T. et al., 2009. Cervical length and risk of antepartum bleeding in women with complete placenta previa. Ultrasound Obstet Gynecol, 33, pp.209-12.Gurol-Urganci, Ipel. Cromwell, David. Edozien, Leroy et al., 2011. Risk of plasenta previa in second birth after first birth cesarean section: a population-based study and meta-analysis. BMC Pregnancy and Childbirth. 11:95Oppenheimer, L., Holmes, P., Simpson, N. & Dabrowski, A., 2001. Diagnosis of low-lying placenta: can migration in the third trimester predict outcome? Ultrasound Obstet Gynecol, 18, pp.100-02.Oppenheimer, Lawrence. 2007. Diagnosis and Management of Placenta Previa. J Obstet Gynarcol Can. 29(3):261-266Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 495Ramsey PS, Owen J. Midtrimester cervical ripening and labor induction, I: Clinical obstetrics and gynecology, vol 43, Number 3, Birmingham, Alabama : University of Alabama at Birmingham, 2000; 495-512. Tuzovic, L., 2006. Complete versus incomplete placenta praevia and obstetric outcome. Int J Gynaecol Obstet, 93, p.110–117.