Plasenta Previa letak rendah
-
Upload
nur-azizah -
Category
Documents
-
view
352 -
download
2
description
Transcript of Plasenta Previa letak rendah
PLASENTA PREVIA
Disusun oleh : Winda Kurniawati
081001299FK UISU AL MUNAWARRAH
Pembimbing :dr. Nismah Sri Hanum Sp. OG
PLASENTA NORMAL
Placenta berbentuk bundar/hampir bundar, diameter 15-20cm & tebal ±2,5cm, berat rata-rata 500gr.
Umumnya placenta terbentuk lengkap pada kehamilan < 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus,agak ke atas arah fundus uteri.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI) dan atau yang terletak pada atau dekat jalan lahir pada kehamilan 28 minggu atau lebih.
Definisi Plasent
a Previa
KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA
Plasenta previa totalis atau komplit Implantasi plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
Plasenta previa parsialis Plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum
Plasenta previa marginalis Plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
Plasenta previa letak rendah Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.
INSIDENSI Insidensi plasenta previa berkisar antara 0,3-0,5 %.
Berdasarkan derajatnya insidensi tersebut adalah : Plasenta previa totalis : 23 – 31,3 % Plasenta previa parsialis : 20.6
– 33 % Plasenta letak rendah : 37 – 54,9 %
Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup.
Faktor resiko plasenta previa
Usia ibu
Paritas
Riwayat kehamilan atau
persalinan sebelumnya
Merokok
Plasenta yang besar
Multifetal gestasion
Kelainan pada endometrium
PATOFISIOLOGI
Setelah trimester ketiga kehamilan atau mungkin lebih awal kehamilan terjadi peregangan pada dinding rahim.
Akibatnya isthmus uteri tertarik menjadi bagian dinding corpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa, hal ini menyebakan lepasnya tapak dari plasenta. Tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian dari desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Darah terutama berasal dari ibu yaitu dari ruangan intervilosa.
PATOFISIOLOGIPerdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak berakibat fatal.
Namun semakin bertambah nya usia kehamilan, perdarahan akan semakin banyak.
Perdarahan relatif lebih banyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat oleh karena elemen otot yang dimiliki sangat minimal.
Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa sebab, tanpa nyeri dan darah berwarna merah segar.
GEJALA KLINIS
1. Perdarahan pervaginamDarah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
4. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP) akan terhalang.
DIAGNOSA
ANAMNESIS• Gejala pertama : perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III• Sifat perdarahan : tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang, darah bewarna merah terang.
Jika terdapat ada nya keluhan perdarahan antepartum, pikirkan
terlebih dahulu plasenta previa hingga terbukti
bukan.
PEMERIKSAAN FISIKVital sign dan denyut jantung janin harus diawasi dengan ketat.
Inspeksi• Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.• Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
Palpasi abdomen• Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah• Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang/floating.
Pemeriksaan DalamPemeriksaan dalam (pemeriksaan serviks) merupakan kontraindikasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)USG transabdominalMetode paling sederhana, tepat, dan aman untuk mengetahui lokasi plasenta.
USG transvaginalDapat digunakan untuk menentukan plasenta previa letak rendah dan lebih akurat diibandingkan USG transabdominal.
PENATALAKSANAAN
Penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar hb.Jumlah perdarahan yang terjadi.Umur kehamilan/taksiran BB janin.
Jenis plasenta previa.Paritas dan kemajuan persalinan
TERAPI EKSPEKTATIF (PASIF)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur.
Syarat-syarat terapi ekspektatif:a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.b. Belum ada tanda-tanda in partu.c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).d. Janin masih hidup.
Upaya yang dilakukan yaitu :Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika
profilaksis.Pemeriksaan USGPeriksa Hb, Ht, golongan darah.Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak
jantung janin.Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam Nifedipin 3 x 20 mg/hari Betamethason 12 mg tiap 24 jam selama 48 jam.
Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
TERAPI EKSPEKTATIF (PASIF)
TERAPI AKTIF
Terapi aktif dilakukan apabila ditemukan beberapa syarat, yaitu :
Perdarahan yang telah berlangsung atau akan berlangsung dapat membahayakan ibu dan janin
Kehamilan telah cukup 37 minggu atau berat janin telah mencapai 2500 gram
Sudah inpartu
Terapi aktif berupa terminasi kehamilan segera.
Sectio CesariaSeksio sesaria dilakukan dengan indikasi : Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau
meninggal.Semua plasenta previa dengan perdarahan yang
banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan yang ada.
Plasenta previa dengan panggul sempit letak lintang.
Tujuan seksio sesaria :Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat
segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan.Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada
serviks uteri jika janin dilahirkan pervaginam
TERAPI AKTIF
PervaginamMelakukan tekanan pada plasenta supaya pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
1. Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)Cara ini merupakan cara yang dipilih untuk melancarkan persalinan pervaginam. Cara ini dilakukan apabila plasenta previa lateralis, plasenta previa marginalis atau plasenta letak rendah, bila ada pembukaan pada primigravida telah terjadi pembukaan 4 cm atau lebih.
TERAPI AKTIF
PervaginamMelakukan tekanan pada plasenta
supaya pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup kembali (tamponade pada plasenta).
Versi Braxton HicksTujuan melakukan versi Braxton Hicks ialah mengadakan temponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.
TERAPI AKTIF
KOMPLIKASI
Perdarahan, anemia, syok bahkan morbiditas
Plasenta akreta, inkreta atau bahkan plasenta perkreta
Malpresentasi janinPrematuritas, gawat janin bahkan lahir mati.
Infeksi
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : Derlina Br Siringo-ringo Umur : 36 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Aek Nabara Agama : Kristen Protestan Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Status Pernikahan: Sudah Menikah Tanggal Masuk RS: 04 Juni 2013 Jam Masuk RS : 01.30 WIB NO. RM : 07.86.91 IDENTITAS KELUARGA Nama Suami : Budiman Umur : 45 Tahun Pekerjaan : Karyawan
STATUS PARITAS G5P4A0 HPHT : 30 Agustus 2012 TTP :7 Juni 2013
ANAMNESIS Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam Telaah : Ny. D, 36 tahun, G5P4A0, datang ke
RSUD Rantau Prapat pada tanggal 04 Juni 2013 dengan keluhan perdarahan yang keluar dari kemaluannya pada usia kehamilan 36-37 minggu. Darah berwarna merah segar, tidak menggumpal, darah keluar tanpa sebab, os mengaku keluarnya darah tidak disertai nyeri, dan sebelumnya os juga mengaku tidak melakukan aktivitas berat. Ketika terjadi perdarahan OS mengaku sedang menonton TV, perdarahan dirasakan cukup banyak dan tetap aktif ketika tiba di RS. Tanda – tanda persalinan belum tampak, gerakan janin (+). Sebelumnya, os sudah pernah mengalami perdarahan ketika memasuki usia kehamilan 8 bulan. Namun pada saat itu perdarahan hanya berupa bercak. Riwayat trauma (-), riwayat di pijat-pijat (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat SC (-), riwayat kuratase (-).
Riwayat HaidPasien mengalami haid pertama pada umur 13 tahun, pola haid dan siklus haid teratur.
Riwayat keputihan : Disangkal Riwayat pernikahan : Pasien menikah
pada usia 26 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis Vital Sign: - TD : 130/80 mmHg
- HR : 76 x/i- RR : 24 x/i- Temp. : 370C
Mata :- Sklera Ikterik (- ) - Konjungtiva Palpebra
Inferior Anemis (-) Hidung :- Lendir (-) - Sekret (-) Telinga :- Berair (-) - Massa (-) - Sekret (-) Mulut :- Stomatitis (-) - Tonsil (T0/T0), hiperemis (-) - Gusi : Merah Cerah Leher :- Massa (-) - Pembesaran KGB (-) - TVJ R-2 H20
Thorax : - Inspeksi : Simetris (+), Retraksi (-) - Palpasi : Massa (-), SF Kanan
= SF Kiri Nyeri tekan (-) - Perkusi : Sonor (+/+) - Auskultasi : Vasikuler (+/+)
Cor : - Inspeksi : IC tidak terlihat - Palpasi : IC teraba pada sela
iga ke IV - Perkusi : Beda - Auskultasi : BJ I > BJ II, Reguler
Abdomen: - Inspeksi : asimetris - Palpasi : Soepel (+), Distensi (-),
Nyeri tekan (-) - Perkusi : Timpani - Auskultasi : Peristaltik normal Anus dan Rektum : Normal Genitalia : Tampak pendarahan Ekstremitas : Normal
PEMERIKSAAN OBSTETRI Inspeksi : Perut tampak membesar sesuai usia
kehamilan, asimetris, oedem (-) Palpasi :
Leopold I TFU 3 jari dibawah PX, teraba bokongLeopold II Pada dinding perut sebelah kanan teraba punggung dan perut kiri teraba anggota gerakLeopold III Pada bagian terbawah teraba presentasi kepalaLeopold IV Bagian terbawah janin belum masuk PAPDinding perut tidak tegang dan tidak terasa nyeri ketika di palpasi
Auskultasi : Denyut jantung janin (+), Frekuensi 150x/i
Pemeriksaan dalam : VT tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LaboratoriumTgl 4 Juni 2013 :
WBC : 11,3 x 103/mm3 (4-10 x 103/mm3) HGB : 9,2 g/dl (11,5 – 17 g/dl ) RBC : 4,06 x 106/mm3 (3,8–6,5 x
106/mm3) HCT : 27,5 % (17,0 – 34,0 % ) PLT : 194x103/mm3 (150-300x103/mm3)
USG Terlihat janin tunggal, dengan usia
kehamilan 36-37 minggu, DJJ (+), letak normal (presentasi kepala), plasenta letak rendah, terlilit tali pusat.
TERAPI
1)Dilakukan Sectio Cesaria pada tanggal 4 juni 20132) Terapi medikamentosa :
Inf. RL 30 gtt/i Inj. Ceftriaxone 2 gr post op selanjutnya
1 gr/12 jam Inj. Gentamicin 1 amp/18 jam Inf. Metronidazole /8 jam Inj. Kalnex /8 jam Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam Inj. Alinamin-F 1 amp/ 12 jam
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Faktor resiko :a.Usia Ibu
Wanita pada umur kurang dari 20 tahun dan ibu yang berumur di atas 35 tahun.a.Paritas
Plasenta previa terjadi 1,3 kali lebih sering pada ibu yang multipara dibandingkan ibu yang nullipara.a.Merokokb.Plasenta yang besarc.Multifetal gestation (hamil ganda)d.Ovum yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim.e.Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.f.Tumor-tumor, seperti mioma uteri dan polip endometrium.
Faktor resiko :
a.Usia ibu > 35 tahun
b.Multipara (G5P4A0)
ANALISA KASUS
Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan dari kemaluan tanpa sebab, darah bewarna merah segar, tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang. Gejala perdarahan awal plasenta previa biasanya berupa bercak atau perdarahan. ringan dan umumnya berhenti spontan.
Terjadi pada trimester 3 kehamilan.
Gejala pada pasien :
Perdarahan tanpa sebab, tidak nyeri, darah bewarna merah segar, berulang. Pertama kali dialami ketika usia kehamilan memasuki 8 bulan, dan hanya
berupa bercak.
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Dikatakan letak rendah jika tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.
Terlihat janin tunggal, dengan usia kehamilan 36-37 minggu, DJJ (+), letak normal (presentasi kepala), plasenta letak rendah, terlilit tali pusat.
Teori Kasus
ANALISA KASUS
Penanganan pada plasenta previa bisa berupa terapi ekspektatif dan terapi aktif.
Terapi aktif dilakukan apabila ditemukan beberapa syarat, yaitu perdarahan yang telah berlangsung atau akan berlangsung dapat membahayakan ibu dan janin, kehamilan telah cukup 37 minggu atau berat janin telah mencapai 2500 gram, sudah inpartu atau bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul. Terapi aktif berupa terminasi kehamilan segera.
Pada pasien :
Perdarahan dirasakan cukup banyak,
usia kehamilan 36- 37 minggu, berat
janin telah melebihi 2500 gram. Kepala
belum memasuki PAP.
Tindakan yang dilakukan adalah sectio
cesaria pada tanggal 4 juni 2013.
Indikasi dilakukan nya Sectio Cesaria :
Perdarahan pervaginam yang cukup
banyak dan aktif
Bayi aterm
Hb yang 9,2 mg/dl (memerlukan
transfusi darah)
Bayi terlilit tali pusat
Teori Kasus
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, Sp.OG, MPH, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2006. Hal M20-M21.
Hanafiah, T.M. Plasenta Previa. 2004. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Prof. Dr. Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta ; 1998. Hal 269 – 287.
Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan, Ed. 4. Penerbit P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta ; 2009. Hal 459 – 502.
Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Antepartum Bleeding. Williams Obstetrics. 20th.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Jefri, Komang Ana M. Plasenta Previa. 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.