Ppt Psi.konseling 1
-
Upload
nabilah-afrini-rahmadani -
Category
Documents
-
view
57 -
download
1
description
Transcript of Ppt Psi.konseling 1
“PSIKOLOGI KONSELING”(PENDEKATAN EKSISTENSIAL-
HUMANISTIK)
DISUSUN OLEH:
NABILAH AFRINI RAHMADANI D45 11 091 034
PENGANTARPsikologi telah lama didominasi oleh pendekatan empiris terhadap studi tentang tingkah laku individu. Banyak ahli psikologi Amerika yang menunjukkan kepercayaan pada defenisi-defenisi operasional dan hipotesis-hipotesis yang bisa diuji serta memandang usaha memperoleh data empiris sebagai satu-satunya pendekatan yang sahih guna memperoleh informasi tentang tingkah laku manusia. Di masa lalu tidak terdapat bukti adanya minat yang serius terhadap aspek-aspek filosofis dari konseling dan psikoterapi. Pendekatan eksistensial-humanistik, di lain pihak, menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Banyak ahli psikologi yang berorientasi eksistensial yang mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku manusia pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu pengetahuan alam.
Tujuan dasar banyak pendekatan psikoterapi adalah membantu Anda agar mampu bertindak, menerima kebebasan dan tanggung jawab untuk tindakan-tindakannya. Terapi eksistensial, terutama, berpijak
pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Dalam penerapan-penerapan
terapeutiknya, pendekatan eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang melandasi terapi.
Pendekatan eksistensial humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi
ciri- khas, kebutuhan yang unik dan menjadi kebutuhan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut
keberadaan manusia.
KON
SEP-
KON
SEP
UTA
MA
Kesadaran DiriManusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan
nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar
pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternatif-alternatif
yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial
pada manusia. Kebebasan memilih dan bertindak itu disertai tanggung jawab. Para ekstensialis
menekankan bahwa manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya.
Kebe
basa
n, T
angg
ung
Jaw
ab, d
an K
ecem
asan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan
kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan
oleh kesadaran atas keterbatasannnya dan atas
kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran
atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang,
sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki
waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
Penc
ipta
an M
akna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian: manusia lahir
ke dunia sendirian dan mati sendirian pula. Sungguh pun pada hakikatnya sendirian,
manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah
makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa
menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan, dan
kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri, yakni mengungkapkan
potensi-potensi manusiawinya. Sampai taraf tertentu, jika tidak mampu mengaktualkan
diri, dia bisa “sakit”. Patologi dipandang sebagai kegagalan menggunakan kebebasan
untuk mewujudkan potensi-potensi seseorang.
TUJUAN TERAPEUTIK
Pada dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. Penerimaan tanggung jawab itu bukan suatu hal yang mudah; banyak orang yang takut akan beratnya bertanggung jawab atas menjadi apa dia sekarang dan akan menjadi apa dia selanjutnya.
Fungsi dan Peran Terapis
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Dalam terapi eksistensial, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya. Dia harus aktif dalam proses terapeutik, sebab dia harus memutuskan ketakutan-ketakutan, perasaan-perasaan berdosa, dan kecemasan-kecemasan apa yang akan dieksplorasinya. Memutuskan untuk menjalani terapi saja sering merupakan tindakan yang menakutkan, seperti ditunjukkan oleh catatan salah seorang klien yang tidak diungkapkannya selama periode terapi. Rasakan kecemasan yang dialami oleh klien ketika dia memutuskan untuk meninggalkan keamanan dan memulai mencari dirinya sendiri.
PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur terapeutik bisa dipungut dari beberapa pendekatan terapi lainnya. Metode-metode yang berasal dari terapi Gestalt dan Analisis Transaksional sering digunakan, dan sejumlah prinsip dan prosedur psikoanalisis bisa diintegrasikan ke dalam pendekatan eksistensial-humanistik.
Klien dapat:
• Memahami dan menerima diri, dan lingkungan dengan baik
• Mengambil keputusan yang tepat• Mengarahkan diri• Mewujudkan dirinya
TERIMA KASIH