Presentasi_validitas Dan Reliabilitas Tes
-
Upload
eire-ari-simanjuntak -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Presentasi_validitas Dan Reliabilitas Tes
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
mana atas berkah dan rahmat-Nya, kami kelompok 7 dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul Validitas dan Realibilitas Tes. Adapun makalah ini dibuat sebagai
pemenuhan tugas presentasi kelompok 7 untuk mata kuliah Evaluasi Pengajaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Evalusi Pengajaran karena telah membimbing kami sehingga kami memiliki ilmu
pengetahuan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak terdpata
kekurangan. Karena itu, kami menerima saran dan kritik yang membangun guna sebagai
perbaikan dihari mendatang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Kami
ucapkan terima kasih.
Medan, Oktober 2013
Hormat Kami,
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................3
1. Latar Belakang...........................................................................................................3
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
3. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................5
1. Validitas.....................................................................................................................5
1.1 Macam-Macam Validitas....................................................................................5
1.2 Mengukur Validitas Tes Hasil Belajar................................................................8
2. Reliabilitas...............................................................................................................10
2.1 Menguji Reliabilitas Tes Hasil Belajar..............................................................11
BAB III: PENUTUP........................................................................................................17
1. Kesimpulan..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah peserta didik mengerti suatu materi pembelajaran
yang telah diberikan, maka perlu dilakukan tes. Menurut Anas Sudijono (2009), yang
dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian
di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas atau
perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee nilai mana dapat dibandingkan dnegan nilai-nilai yang
dicapai testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap tes
tersebut, apakah tes yang dipergunakan telah mengukur apa yang hendak diukur dan
apakah sebuah tes telah tepat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang
pengambil tes. Untuk mengetahui apakah soal tes yang akan diuji valid atau tidak, maka
perlu dilakukan analisis validitas dan reliabilitas tes.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang validitas dan reliabilitas tes
yang mencakup macam-macam validitas, validitas butir atau validitas soal, dan apa itu
realibilitas tes.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu validitas?
b. Apa saja macam-macam validitas?
c. Apa itu validitas butir?
d. Apa itu realibilitas tes?
3
3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
a. Sebagai pemenuhan tugas presentasi mata kuliah Evaluasi Pengajaran
b. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui apa itu validitas dan reliabilitas tes.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Validitas
Validitas bersasal dari kata “validity” yang dalam bahasa Inggris berarti
keabsahan atau kebenaran.
Menurut Sumarna Surapranata (2005), validitas adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya di ukur.
Sedangkan Nunnaly (1972) menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan
dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung pada macam
validitas yang digunakan. Sementara itu, Anastasi (1988) menyatakan bahwa validitas
adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa
yang di ukur.
Dari arti kata dan beberapa pengertian validitas menurut ahli, dapat
disimpulkan bahwa validitas adalah suatu konsep atau cara untuk mengetahui apakah
suatu tes yang akan digunakan untuk mengukur telah tepat, benar, atau absah dan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur.
1.1 Macam-Macam Validitas
Validitas memiliki dua jenis, yaitu validitas tes dan validitas butir.
1.1.1 Validitas Tes
Pada tahun 1954, The American Psychological Association (APA) melalui
Technical Recommendation for Psychological Test and Diagnostic Techniques
mengusulkan empat pendekatan yang digunakan untuk menentukan validitas tes yaitu:
a. Validitas Isi (content validity)
Yaitu kevalidan dari suatu tes ditinjau dari segi isi tes tersebut. Suatu tes dapat
dikatakan valid jika isi tes dapat mewakili secara representatif terhadap materi
yang sudah diajarkan.
5
Dalam dunia pendidikan, sebuah tes memilki isi jika isi tes sesuai dengan kisi-
kisi dan tujuan khusus instruksional dari materi yang diajarkan.
Ada dua cara memperoleh validitas isi. Pertama, dengan membandingkan antara
isi yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan instruksional khusus
pembelajaran, apakah sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar
tersebut atau belum. Jika sudah terwakili, maka tes hasil belajar tersebut telah
memiliki validitas isi.
Kedua, yaitu berdasarkan judgement para ahli atau pakar yang sesuai dengan
materi yang diujikan dalam tes. Dalam hal ini, para pakar dimintai pendapat dan
rekomendasinya terhadap isi atau materi yang terkandung dalam tes. Hasil
pendapat dan rekomendasi ahli ini kemudian dijadikan acuan dalam perbaikan
dan penyempurnaan tes.
b. Validitas Konstruksi (construct validity)
Secara epitimologi, kontruksi berasal dari kata “construct” yang berarti gagasan,
konsepsi, kerangka atau susunan. Validitas dari kata “validity” yang berarti
kebenaran atau keabsahan. Dengan demikian, validitas konstruksi adalah cara
untuk mengetahui keabsahaan suatu alat ukur (tes) ditinjau dari segi kerangka
teoritis atau susunan pada alat ukur tersebut.
Menurut Anas Sudijono dalam Pengantar Evaluasi Pendidikan, suatu tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi jika tes tersebut sudah memenuhi
konstruksi dari teori psikologis. Teori psikologis yang dimaksud yaitu 3 ranah
belajar menurut Bejamin Bloom yakni aspek kognitif , afektif dan psikomotorik.
Konstruksi tersebut dituangkan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar
maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. Adapun cara untuk
menganalisis validitas konstruksi dari sebuah tes sama dengan yang dilakukan
pada validitas isi, yaitu dengan membandingkan antara isi yang terkandung
dalam tes hasil belajar dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran dan
berdasarkan judgement para ahli atau pakar yang sesuai dengan materi yang
diujikan dalam tes.
c. Validitas Prediktif (predictive validity)
Prediksi berati meramalkan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Validitas prediksi adalah analisis keabsahan suatu alat ukur (tes) di mana akan
menunjukkan hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan
6
keadaan yang kan terjadi di waktu yang akan datang, Suatu tes dikatakan
memiliki validitas prediksi jika mempunyai kemampuan untuk memprediksi apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
d. Validitas Konkuren (concurent validity)
Disebut juga dengan validitas bandingan, validitas pengalaman, validitas sama
saat atau validitas ada sekarang. Validitas prediksi artinya analisis keabsahan
suatu tes dengan cara membandingan atau menyamakan dengan tes yang sejenis
yang telah ada atau yang telah dibakukan. Perbandingan atau kesamaan tes
mencakup kemampuan yang diukur, sasaran atau objek yang diukur, serta waktu
yang diperlukan. Cara untuk mengetahui suatu tes memiliki validitas
perbandingan dapat ditempuh dengan mencari korelasi antara tes hasil belajar
yang diuji dengan kriteria yang ada. Apabila menunjukkan indeks korelasi yang
cukup tinggi, yakni mendekati angka satu (korelasi sempurna), berarti tes yang
tersusun sudah memiliki validitas bandingan atau kesamaan.
1.1.2 Validitas Butir
Validitas butir atau sering disebut validitas item atau validitas soal adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur lewat butir soal tersebut.
Bila diperhatikan dengan seksama, tes-tes hasil belajar sebenarnya merupakan
kumpulan dari sekian banyak butir-butir soal, di mana pada butir soal tersebut penyusun
tes ingin mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran. Keterikatan antara butir soal dengan hasil belajar dapat
dilihat dari kenyataan bahwa semakin banyak soal yang dijawab dengan benar oleh
testee, maka skor yang di dapat semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Sebutir soal
dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi bila skor-skor pada butir soal dari
sebuah tes yang diuji memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.
7
1.2 Mengukur Validitas Tes Hasil Belajar
Pada tes hasil belajar, ada dua hal yang diukur validitasnya, yaitun validitas tes
dan validitas butir.
1.2.1 Mengukur Validitas Tes
Penganalisisan validitas terhadap tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu analisis rasional dan analisis empiris.
Analisis rasional yaitu analisis yang dilakukan dengan jalan berpikir secara
rasional atau logika. Pada analisis ini, bentuk validitas yang diuji adalah validitas isi dan
validitas konstruksi.
Analisis empiris yaitu analisis yang dilakukan secara empiris yakni
berdasarkan pengamatan di lapangan. Pada analisis empiris, validitas yang digunakan
yaitu validitas prediksi dan validitas konkuren.
Salah satu cara untuk menentukan validitas tes adalah dengan menggunakan
korelasi product moment yang dikemukakan Karl Person yaitu:
dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel lain yang
dikorelasikan ( dan )
∑xy = jumlah perkalian antara x dengan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
1.2.2 Mengukur Validitas Butir
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa sebutir soal dapat dikatakan
telah memiliki validitas yang tinggi bila skor-skor pada butir soal dari sebuah tes yang
diuji memilki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.
Atau secara statistik dapat dikatakan bahwa butir soal bersangkutan memiliki
korelasi positif yang signifikan antara skor butir dengan skor total. Skor total sebagai
variabel terikat dan skor butir sebagai variabel bebas. Setiap butir soal yang dijawab
8
benar umumnya diberi skor 1 sedangkan untuk setiap jawaban yang salah diberi skor 0.
Dalam ilmu statistik, hal ini disebut data dikotomik. Sedangkan skor total yang didapat
masing-masing testee merupakan hasil penjumlahan dari setiap skor yang dimiliki oleh
masing-masing butir soal disebut data kontinyu.
Bila variabel I berupa data dikotomik dan variabel II berupa data kontinyu,
maka teknik korelasi digunakan yaitu teknik korelasi point biserial (rpbi) dapat diperoleh
dengan rumus:
di mana:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi
antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai
Koefisien Validitas Item;
Mp = Skor rata-rata hitung yang dimiliki testee, yaitu diambil dari butir soal yang
di jawab benar;
Mt = Skor rata-rata dari skor total;
SDt = Deviasi standar dari skor total;
p = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir soal yang diuji validitas
butir;
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji
validitas butir.
9
Gambar 1: Bagan Validitas Tes dan Validitas Butir
2. Reliabilitas
Reliabilitas diambil dari kata “reliability” yang berarti keandalan atau tahan uji.
Fraenkel (1990), menyatakan bahwa reliabilitas merujuk terhadap konsistensi skor yang
diperoleh. Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing, 1988) mendefinisikan
reliabilitas tes sebagai konsisten atau keajegan atau ketetapan dari nilai yang diperoleh dari
tiap individu yang sama manakala diadakan tes ulang dengan tes yang sama pada waktu
yang berbeda atau dengan butir soal yang sejenis.
Dengan demikian, reliabilitas dapat diartikan sebagai konsistensi hasil pengukuran
dari sebuah tes dimana bila dilakukan tes uji ulang disaat yang berbeda dengan tes yang
sama.
Namun, pada prakteknya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tes yang
diujikan tersebut menjadi tidak reliabilitas atau terjadinya perbedaan skor. Thorndike (1949)
menyajikan 6 faktor penyebab terjadinya perbedaan skor.
10
Validitas
Validitas
Tes
Validitas
Butir
Validitas
Rasional
Validitas
Empiris
Validitas
Isi
Validitas
Konstruk
Validitas
Prediksi
Validitas
Konkuren
Tabel 1: Faktor Yang Mempengaruhi Skor
I
Karakteristik umum yang permanen peserta tesa. Kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam menghadapi tesb. Kemampuan umum dan teknik yang digunakan ketika mengambil tesc. Kemampuan umum untuk memahami petunjuk tes
II
Karakteristik khusus yang permanen peserta tesa. Khusus yang berkaitan dengan tes secara keseluruhan
Kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan atribut yang diukur dalam sebuah tes
Pengetahuan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan soal Keajegan respon peserta didik terhadap pilihan jawaban
b. Khusus yang berkaitan dengan soal Pengetahuan khusus yang berkaitan dengan fakta atau konsep khusus Pengetahuan dan kemampuan khusus yang berkaitan dengan soal.
III
Karakteristik umum yang temporer seperti:a. Kesehatanb. Kelelahanc. Motivasid. Gangguan emosie. Kemampuan umum dan teknik yang digunakan ketika mengambil tesf. Pemahaman mekanisme tesg. Faktor panas, cahaya, ventilasi, dan lain sebagainya.
IV
Karakteristik Khusus yang temporer seperti:a. Khusus yang berkaitan dengan tes secara khusus
1) Pemahaman terhadap petunujuk khusus2) Trik atau teknik-teknik mengatasi tes3) Pengalaman/ latihan menghadapi tes terlebih lagi dalam tes psikomotorik4) Kebiasaan menghadapi sebuah tes
b. Khusus yang berkaitan dengan soal:1) Fluktuasi ingatan yang dimiliki peserta didik2) Hal-hal yang berkaitan dengan perhatian dan keakuratan
V
Faktor penyelenggaraana. Waktu, bebas dari gangguan dan petunjuk yang jelasb. pengawasanc. penskoran
VIFaktor yang tidak pernah diperhitungkan
a. Keberuntungan karena faktor menebakb. Mengingat soal yang telah dilihatnya
2.1 Menguji Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Terdapat dua jenis pengujian reliabilitas tes yakni pengujian reliabilitas tes
hasil belajar bentuk uraian dan pengujian tes hasil belajar bentuk objektif.
2.1.1 Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian
Pada umumnya, untuk menguji reliabilitas tes hasil belajar bentuk uraian
digunakan rumus Alpha, yaitu:
11
dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan konstan
∑Si2 = Jumlah varian skor tiap-tiap butir soal, ∑Si
2 dapat diperoleh dengan
∑Si2 = Si1
2 + Si22 + Si3
2 + Si42 + Sin
2, sedangkan Si12, Si2
2, Si32, Si4
2,Sin
didapat dengan
St2 = Varian total
Patokan dalam penggunaan koefisien reliabilitas yaitu:
a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya telah memiliki reliabilitas yang
tinggi.
b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang
diuji belum memiliki reliabilitas.
2.2.2 Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Pada pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk objektif, digunakan tiga
macam pendekatan. Ketiga macam pendekatan yang dimaksud adalah:
a. Pendekatan Single Test - Single Trial
Pada pendekatan ini, pengukuran dilakukan terhadap satu kelompok subjek, di
mana pengukuran menggunakan satu jenis alat pengukur dan di laksanakan satu
kali saja. Tinggi rendahnya reliabilitas tes dilambangkan dengan r11 dan rtt
( koefisien reliabilitas tes secara total). Untuk mencari r11 dan rtt dapat digunakan
lima jenis formula yakni:
1) Formula Spearman-Brown
12
dimana:
rtt = koefisien reliabilitas tes secara total (tt = total tes)
rhh = koefisien korelasi product moment antara separuh (bagian
pertama) tes, dengan separuh (bagian kedua) dan tes tersebut
(hh = half-half)
1&2= bilangan konstan
2) Formula Flanagan
r11 = reliabilitas tes
S12 = Varian belahan pertama
S22 = Varian belahan kedua
ST2 = Varian total
3) Formula Rulon
di mana:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
1 = Bilangan konstan
Sd2 = Varian perbedaan antar skor yang dicapai oleh testee pada
belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II
St2 = Varian total
4) Formula Kuder-Richardson
Formula Kuder-Ricahrdson terbagi menjadi dua yaitu Kuder-Ricahrdson
I (KR20) dan Kuder-Ricahrdson II (KR21),:
Formula KR20:
13
Formula KR21:
di mana:
r11 = koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir soal
1 = bilangan konstan
St2 = varian total
pi = proporsi testee yang menjawab dengan benar butir soal
yang bersangkutan
qi = proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1 – pi
∑piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
Mt = mean total (rata-rata hitung dari skor total)
St2 = varian total
5) Formula C. Hyot
di mana:
r11 = koefisien reliabilitas tes
1 = bilangan konstan
MKe = Mean kuadrat interaksi antara testee dengan item
MKs = Mean kuadrat antar subjek
Adapun metode yang digunakan pada pendekatan Single Test - Single Trial yaitu:
(1) Metode Split-Half Reliability
Dipakai untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes dengan jalan membelah
tes menjadi dua bagian dan skor kedua belahan tersebut dikorelasikan
dengan rumus tertentu. Cara melakukan pembelahan hasil tes tersebut
dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu membelah antara skor ganjil
dengan skor genap, atau membelah antara belahan nomor atas dengan
nomor bawah. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan
menyususn tes dengan jumlah nomornya genap, menguji tes tersebut
pada satu sampel, menghitung skor masing-masing testee dalam dua
14
kelompok skor yaitu skor ganjil dan genap dan skor belahan atas dan
bawah, mencari reliabilitas setengah tes dnegan mengkorelasikannya
dengan rumus product moment atau mencarai deviasi pada belahan ganjil
genap, dan mencari realibilitas tes dengan menggunakan 5 formula, yaitu
Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, Kuder-Richardson dan C. Hyot
(2) Uji Homogenitas
Di antara metode untuk mengukur koefisien konsistensi untuk
mengetahui reliabilitas tes, dapat digunakan pendekatan yang tidak
membelah tes menjadi dua. Hal ini disebabkan oleh dua kemungkinan,
pertama, jumlah butir ganjil, sehingga tidak dapat di belah menjadi dua
dan kedua, komposisi antara butir-butir ganjil dan genap tidak homogen,
sehingga bila dibelah cenderung tidak memiliki korelasi positif.
Langkah-langkah pencarian reliabilitasnya yaitu membuta tabel analisis
butir soal tanpa mengelompokkan nomor ganjil dan genap, menghitung
proporsi yang menjawaban yang benar dan proporsi yang menjawab
salah, mengalikan proporsi yang menjawab benar dengan yang
menjawab salah, mencari varians (standart deviasi kuadrat) dari skor
total, dan menghitung reliabilitas tes dengan formula Kuder-Richardson,
C. Hyot atau Alpha.
b. Pendekatan Test-Retest Atau Single Test – Double Trial
Pendekatan ini sering di kenal sebagai pendekatan bentuk ulangan, maka
penentuan reliabilitas tes dengan menggunakan teknik ulangan, di mana testee
hanya menggunakan satu seri tes, tetapi pencobaannya dilakukan sebanyak dua
kali. Tes dapat di katakan memiliki reliabilitas bilamana dipakai untuk
mengukur obyek yang sama dalam waktu yang berbeda–beda hasilnya tetap
sama. Ada enam (6) langkah yang dapat ditempuh pada uji reliabilitas ini
sebagai berikut :
1) Menyusun sebuah tes yang akan diukur reliabilitasnya;
2) Mengujikan tes yang tersusun tersebut (tahap I).
3) Menghitung skor hasil tes tahap I.
4) Mengujikan ulang tes yag tersusun tersebut (tahap II).
5) Menghitung skor hasil tes ulang (tahap II).
15
6) Menghitungan reliabilitas tes tersebut dengan jalan mengkorelasikan
skor tes I dengan skor tes II dengan rumus korelasi rank – order dengan
menggunakan formula Spearman.
c. Pendekatan Alternate Form (Pendekatan Bentuk Paralel)
Yang dimaksud adalah pengujian reliabilitas tes dengan jalan melakukan
pengukuran dengan menggunakan dua jenis tes yang mana butir – butir soalnya
sejenis tapi tidak sama, tes di ujikan secara bersamaan oleh dua kelompok.
Adapun untuk mencari atau menghitung reliabilitas tes, dapat dipergunakan
teknik korelasi product moment dari Karl Pearson atau teknik korelasi rank –
order dari Spearman (khusus untuk N kurang dari 30).
Adapun langkah – langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1) Menyusun dua buah tes yang ekuivalen.
2) Mengujikan kedua tes tersebut (dalam kurun waktu yang beriringan).
3) Memberikan skor hasil tes yang sudah diujikan, disusun dengan
memisahkan antara tes A dengan tes B.
4) Mencari koefisien stabilitas kedua tes (A dan B ) dengan jalan mencari
korelasinya melalui rumus korelasi product moment.
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Validitas dan realibilitas adalah cara untuk menentukan keshahihan suatu tes
yang akan dipergunakan.
Validitas adalah suatu konsep atau cara untuk mengetahui apakah suatu tes
yang akan digunakan untuk mengukur telah tepat, benar, atau absah dan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Reliabilitas adalah sebagai konsistensi hasil pengukuran dari sebuah tes dimana
bila dilakukan tes uji ulang disaat yang berbeda dengan tes yang sama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Nur. 2006. BAB II: Kualitas Tes: Validitas dan Reliabilitas.pdf
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
18