Probbing laporan tutor.docx

5
Probbing Periodontal Probe adalah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman sulkus gusi (celah berbentuk V yang berada di antara gusi dan gigi). Kedalaman sulkus gusi yang normal berkisar antara 0 – 3 mm. Gingivitis atau periodontitis akan menyebabkan kedalaman sulkus bertambah dan membentuk poket. Semakin tinggi derajat keparahan penyakit, semakin dalam poket yang terbentuk. Periodontal probe juga dapat digunakan dalam menentukan derajat keparahan pada gusi. Untuk penelitian klinis probe dimasukkan kira-kira kurang lebih 1 – 2 mm dari margi gingival dengan tekanan aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke interproksimal sepanjang aspek bukal dan lingual gigi. Ketika probe mencapai bawah gusi (kantong periodontal). Hal ini menunjukkan bahwa gusi membengkak dan melepaskan diri dari gigi. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan peradangan, tahap awal penyakit gusi. Atau yang biasa disebut dengan gingivitis. Teknik probing yang benar adalah probe dimasukkan pararel dengan aksis vertika gigi dan berjalan secara sirkumferensial mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi daerah dalam penetrasi terdalam. Jika terdapat banyak kalkulus, biasanya sulit untuk mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe.

Transcript of Probbing laporan tutor.docx

Page 1: Probbing laporan tutor.docx

Probbing

Periodontal Probe adalah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman sulkus gusi (celah

berbentuk V yang berada di antara gusi dan gigi). Kedalaman sulkus gusi yang normal berkisar

antara 0 – 3 mm.

Gingivitis atau periodontitis akan menyebabkan kedalaman sulkus bertambah dan

membentuk poket. Semakin tinggi derajat keparahan penyakit, semakin dalam poket yang

terbentuk. Periodontal probe juga dapat digunakan dalam menentukan derajat keparahan

pada gusi.

Untuk penelitian klinis probe dimasukkan kira-kira kurang lebih 1 – 2 mm dari margi

gingival dengan tekanan aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke

interproksimal sepanjang aspek bukal dan lingual gigi.

Ketika probe mencapai bawah gusi (kantong periodontal). Hal ini menunjukkan bahwa

gusi membengkak dan melepaskan diri dari gigi. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang

menghasilkan peradangan, tahap awal penyakit gusi. Atau yang biasa disebut dengan

gingivitis.

Teknik probing yang benar adalah probe dimasukkan pararel dengan aksis vertika gigi

dan berjalan secara sirkumferensial mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi

daerah dalam penetrasi terdalam.

Jika terdapat banyak kalkulus, biasanya sulit untuk mengukur kedalaman poket karena

kalkulus menghalangi masuknya probe. Maka dilakukan pembuangan kalkulus terlebih

dahulu secara kasar (gross scaling) sebelum dilakukan pengukuran poket.

Untuk mendeteksi adanya interdental craters, maka probe diletakkan secara oblique baik

dari permukaan fasial dan lingual, sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam pada

poket yang terletak di bawah titik kontak.

Probe dengan desain khusus (Nabers Probe) memudahkan dan lebih akurat untuk

mengeksplorasi komponen horizontal pada lesi furkasi.

Insersi probe pada dasar poket akan mengeluarkan darah apabila gingival mengalami

inflamasi dari epithelium poket atrofi atau terulserasi.

Untuk mengecek perdarahan setelah probing, probe perlahan-lahan dimasukkan ke dasar

poket dan berpindah sepanjang dinding poket. Perdarahan seringkali muncul segera

Page 2: Probbing laporan tutor.docx

setelah penarikan probe, namun perdarahan juga tertunda hingga 30 – 60 detik setelah

probing.

Gambar 1. Insersi probe secara vertical (kiri) tidak mendeteksi interdental creater, probe

dengan posisi oblique (kanan) mencapai titik terdalam creater.

Gambar 2. Eksplorasi dengan probe periodontal (kiri), Nabers Probe (kanan).

Menurut Carranza (1990), kedalaman poket dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Kedalaman Biologis

Jarak antara margin gingival dengan dasar poket (ujung koronal dari junctional

epithelium).

2. Kedalaman Klinis / Kedalaman Probing

Jarak dimana sebuah instrument ad hoc (probe) masuk ke dalam poket. Kedalaman

penetrasi probe tergantung pada ukuran probe, gaya yang diberikan, arah penetrasi,

resistansi jaringan, dan kecembungan mahkota.

Page 3: Probbing laporan tutor.docx

Bentuk umum prob periodontal adalah seperti batang yang mengecil ke arah ujung,

mempunyai kalibrasi dalam milimeter, dengan ujung yang membulat dan tumpul. Prob yang baik

adalah yang tipis dengan leher membentuk sudutsehingga mudah diselipkan ke dalam saku.

Berbagai disain prob telah diproduksi dan dipasarkan. Penampang melintangnya bervariasi:

pipih, bujur telur (oval) atau bundar, dan kalibrasinya pun bervariasi (gambar 2). Prob Marquis

mempunyai kalibrasi 3, 6, 9 dan 12 mm, dimana untuk setiap 3 mm-nya diberi warna yang

berbeda sehingga mempermudah pembacaan. Tetapi kelemahannya adalah sukar untuk membaca

ukuran diantara kelipatan 3. Prob UNC-15 bagian ujungnya mempunyai panjang 15 mm yang

diberi kalibrasi setiap 1 mm, dan pada 5, 10, dan 15 mm diberi kode warna. Kalibrasi pada prob

Williams adalah 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9 dan 10 mm. Adanya interval 2 mm antara 3 dengan 5 dan 5

dengan 7 sengaja dibuat untuk menghindarai kesalahan pembacaan. Prob "O" Michigan

mempunyai kalibrasi pada 3, 6, dan 8 mm. Prob WHO (World Health Organization) mempunyai

disain unik dimana bagian ujungnya berupa bola kecil seperti jarum pentol berdiameter 0,5 mm,

kalibrasi 3,5, 8,5 dan 11,5 mm dengan kode warna antara 3,5 - 5,5 mm (gambar 2 E). Untuk

pemeriksaan daerah furkasi sebaiknya digunakan prob Nabers yang ujungnya melengkung dan

tumpul (gambar 3).

Gambar 3. Beberapa tipe prob periodontal. (A) Prob Marquis; (B) Prob UNC-15; (C) Prob

Williams; (D) Prob "O" Michigan; (E) Prob WHO