PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ... - … Penggunaan 2007-2011.pdf · Selama tahun 2007-2011,...
Transcript of PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ... - … Penggunaan 2007-2011.pdf · Selama tahun 2007-2011,...
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOKABUPATEN GUNUNGKIDUL
Menurut Penggunaan
Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Type of Expenditure
2007 - 2011
BADAN PUSAT STATISTIKKABUPATEN GUNUNGKIDUL
BPS - Statistics of Gunungkidul Regency
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT PENGGUNAAN, 2007-2011 ISBN : 979.472.458.0 Nomor Publikasi : 34035.12.04 Nomor Katalog: 9302005.3403 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Penulis : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007-2011 iii
SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyambut
gembira atas terbitnya buku “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2007-2011” hasil kerjasama antara Badan Pusat
Statistik Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gunungkidul.
Publikasi ini merupakan publikasi ketujuh dan diharapkan penerbitannya dapat
berkelanjutan serta dapat ditingkatkan kualitasnya di masa yang akan datang. Penerbitan
Publikasi PDRB yang dihitung dari sisi penggunaan ini adalah untuk dapat mengetahui siapa
pengguna dan sejauh-mana pemanfaatan dari nilai tambah bruto yang dihasilkan di wilayah
Kabupaten Gunungkidul, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan,
perumusan kebijakan serta dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah,
khususnya di bidang ekonomi makro.
Kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul kami ucapkan terima kasih
atas kerja samanya selama ini. Kepada semua pihak dinas/instansi dan swasta agar dapat
memanfaatkan buku ini dan terus membantu kelancaran penyediaan data pada penerbitan
tahun-tahun mendatang. Akhirnya kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi kesempurnaan publikasi ini.
Wonosari, Juli 2012
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Ir. Syarief Armunanto, M.M. NIP.19590728 199003 1 003
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007-2011 iv
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2007-2011 merupakan publikasi tahunan yang diharapkan
berkelanjutan pada tahun berikutnya.
Berbeda dengan PDRB menurut Lapangan Usaha (Sektoral), pada PDRB menurut
Penggunaan ini akan dijelaskan tentang komposisi penggunaan dari nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh PDRB Sektoral. Untuk mempermudah pengguna data, pada buku ini juga
akan disajikan konsep, definisi dan metodologi yang digunakan dalam penghitungannya.
Selain itu juga disajikan ulasan sederhana hasil penghitungan pada tahun 2007 – 2011.
Oleh karena adanya keterbatasan data yang tersedia, maka disadari pada penerbitan
ini masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan yang perlu disempurnakan pada
penerbitan mendatang. Saran dan kritik perbaikan tetap diharapkan dari para pembaca dan
pengguna data pada umumnya.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Bappeda Kabupaten Gunungkidul yang
telah bersedia mendukung penerbitan buku ini, serta terimakasih kami ucapkan pula kepada
pihak terkait yang telah mambantu hingga dapat tersusunnya publikasi ini.
Wonosari, Juli 2012
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Agus Handriyanto, SE, M.Si NIP. 19660815 199403 1 001
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007-2011 v
ABSTRAKSI
Publikasi ini berisi tentang gambaran PDRB yang dilihat dari sisi komponen
penggunaannya. Komponen penggunaan tersebut adalah komponen untuk konsumsi yaitu
Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Lembaga Nirlaba dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)). Sedangkan komponen lainnya adalah perubahan
stok serta ekspor dan impor.
Selama tahun 2007-2011, komponen penggunaan PDRB terbesar masih digunakan
untuk konsumsi, diikuti PMTB dan komponen lainnya. Konsumsi terbesar digunakan untuk
konsumsi rumah tangga, diikuti kemudian konsumsi pemerintah dan konsumsi terkecil adalah
untuk konsumsi lembaga nirlaba.
Pada tahun 2011 pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga mencapai 3,498 trilyun
rupiah (48,24 %) dimana 25,37 persen dari total PDRB diantaranya untuk konsumsi makanan
dan sisanya 22,87 persen untuk konsumsi bukan makanan. Di lain pihak pengeluaran untuk
konsumsi pemerintah mencapai 1,783 trilyun rupiah (24,60 %); konsumsi lembaga nirlaba
hanya 0,096 milyar rupiah (1,33 %), PMTB mencapai 2,018 trilyun rupiah (27,83 %), dan
sisanya digunakan untuk yang lainnya (- 1,99 %).
Dibandingkan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2011
mencapai 4,33 persen. Dimana pertumbuhan untuk masing-masing komponen penggunaan
adalah sebagai berikut: pertumbuhan terbesar terjadi pada komponen konsumsi yang
mencapai 4,66 persen yang terdiri dari pengeluaran konsumsi Lembaga Nirlaba yang tumbuh
mencapai 12,68 persen diikuti konsumsi rumah tangga tumbuh 4,66 persen, dan pengeluaran
konsumsi pemerintah tumbuh 4,20 persen. Kemudian komponen PMTB tumbuh 4,21 persen
dan komponen lainnya mengalami pertumbuhan total sebesar 5 persen.
Selama periode tahun 2007-2011 nilai ICOR mencapai 5,10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama periode tersebut rata-rata dibutuhkan 5,10 unit investasi untuk
meningkatkan 1 unit PDRB. Pada tahun 2011 ICOR tahunan sebesar 4,93. Nilai ICOR sebesar
ini dikategorikan masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi karena menurut
Widodo (1990) angka ICOR yang memiliki produktivitas investasi yang baik berkisar antara
3-4.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 - 2011 vi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN ……………………………………………………………………………...… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….....…. iv
ABSTRAKSI …………………………………………………………………………...…… v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….… ix
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1
II. KONSEP DAN DEFINISI…………………………………………………………..….. 4
2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga …………………………………….…...… 4
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba ………….…………………………...…. 7
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ..........................……………………………. 8
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto…………………………………………….….… 8
2.5 Perubahan Stok………………………………………………..……..….……….… 9
2.6 Ekspor dan Impor………………………………………………….………………. 10 III.
TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI PENDEKATAN PENGGUNAAN …………………………………………………………….…. 12
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga…………………………..……….…..…… 14
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba …..……………………………….… 15
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah………………………………………….....….. 15
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto……………………………………………….…. 17
3.5 Komponen Lainnya..…………………………………………………………....…. 18
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 - 2011 vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011 (Jutaan Rupiah) .……………………………………………………………….. 19
Tabel 2 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 – 2011 (Jutaan Rupiah) .………………………………………………………………………… 20
Tabel 3 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2007–2011 (Persen)..…..…………………………………………..…………… 21
Tabel 4 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007–2011 (Persen) .…………………………………………………… 22
Tabel 5 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2011 (Persen) ………………………………………………….. 23
Tabel 6 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 – 2011 (Persen)…………………… ……………………………… 24
Tabel 7 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2011 (Persen)…………..… ………………………………………………….………. 25
Tabel 8 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 – 2011 (Persen) ..… ……………………………………………………………………. 26
Tabel 9 : Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2007 – 2011 (Persen) …………………………… 27
Tabel 10 : Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2007 – 2011 (Persen) ……………. 28
Tabel 11 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011 (Persen) ………………………………………………………………………...
29
Tabel 12 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007– 2011 (Persen) …………………………………………………………………..…….
30
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 - 2011 viii
Tabel 13 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2011 (Jutaan Rupiah) …………………………………………………………..........
31
Tabel 14 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007–2011 (Jutaan Rupiah)………………………………………………………………….
32
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 - 2011 ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2011 (Jutaan Rupiah)………………………………………………... 13
Gambar 3.2 : Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2007-2011 (Jutaan Rupiah) ….... 16
Gambar 3.3 : Kontribusi PMTB terhadap PDRB Tahun 2007-2011 (Persen)..…………… 17
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 1
I. PENDAHULUAN
Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam satu periode tertentu adalah dengan
menggunakan data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah
(value added) yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha atau jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
kegiatan ekonomi dalam suatu
daerah/wilayah. Secara kuantitatif PDRB
merupakan nilai barang dan jasa, oleh
karena itu PDRB dihitung atas harga berlaku
(at current price) dan PDRB atas dasar
harga konstan (at constant price). PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk
melihat perubahan struktur ekonomi,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk melihat pertumbuhan
ekonomi riil.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan yaitu
pendekatan produksi (production approach),
pendekatan pendapatan (income approach),
dan pendekatan pengeluaran (expenditure
approach). Secara konsep, ketiga
pendekatan tersebut akan menghasilkan
angka yang sama antara jumlah pengeluaran
dengan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan, dan harus sama pula dengan
jumlah pendapatan (balas jasa) untuk faktor-
faktor produksinya.
PDRB yang dihitung melalui
pendekatan produksi menjelaskan
bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai
sektor ekonomi yang beroperasi di suatu
wilayah. PDRB yang demikian disebut
sebagai PDRB menurut sektor atau biasa
disebut sebagai PDRB dari sisi penyediaan
(supply side). PDRB yang disusun melalui
pendekatan pengeluaran menjelaskan
bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan
atau dimanfaatkan, baik untuk memenuhi
kebutuhan permintaan di dalam wilayah
(region) maupun untuk memenuhi
kebutuhan di luar wilayah. PDRB demikian
itu disebut sebagai PDRB menurut
penggunaan (terminologi yang akan
digunakan dalam publikasi ini) atau disebut
PDRB menurut Pengeluaran (Gross
Regional Domestic Product by Type of
Expenditure), atau biasa juga disebut
sebagai PDRB yang ditinjau dari sisi
permintaan (demand side).
Dalam penghitungan PDRB mulai
tahun 2000 sampai dengan sekarang
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 2
mengalami pergeseran tahun dasar dari
tahun 1993 menjadi 2000. Secara umum,
pergeseran tersebut mempunyai beberapa
alasan :
1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung
berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi
makin tidak realistis, karena perubahan
struktur ekonomi yang relatif cepat
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
berdasarkan PDRB tahun dasar 1993
menjadi kecil.
2. Perkembangan ekonomi tahun 1993–
2000 dipengaruhi oleh adanya krisis
ekonomi yang berdampak kepada
perubahan perekonomian di suatu daerah.
Atau dengan kata lain struktur ekonomi
tahun 2000 telah berbeda dengan tahun
1993 sehingga pemutakhiran tahun dasar
penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke
tahun 2000 perlu dilakukan agar hasil
estimasi PDRB sektoral maupun
penggunaannya akan menjadi realistik,
dalam pengertian mampu memberikan
gambaran yang jelas terhadap gambaran
pergeseran struktur produksi lintas
sektor.
3. Telah selesainya penyusunan Tabel
Input-Output Indonesia 2000 yang secara
baku dipakai sebagai basis bagi
penyusunan series baru penghitungan
PDB/PDRB baik sektoral maupun
penggunaan. Besaran PDB yang
diturunkan dari Tabel Input-Output telah
mengalami uji konsistensi pada tingkat
sektoralnya dengan mempertimbangkan
kelayakan struktur permintaan dan
penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O
dapat dijadikan sebagai basis dasar
(bench marking) bagi penyempurnaan
estimasi PDB/PDRB.
4. Menurut rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana
tertuang dalam buku panduan yang baru
“Sistem Neraca Nasional” dinyatakan
bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar
harga konstan sebaiknya dimutakhirkan
secara periodik dengan menggunakan
tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5.
Hal ini dimaksudkan agar besaran
angka–angka PDB/PDRB dapat saling
diperbandingkan antar negara dan antar
waktu guna keperluan analisis kinerja
perekonomian dunia atau wilayah.
5. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
maupun Indeks Harga Konsumen (IHK)
menggunakan tahun dasar baru, yaitu
tahun 2000 dan 2002. Penyempurnaan
metodologi berikut perluasan cakupan
komoditinya akan menghasilkan suatu
series IHPB dan IHK baru yang akan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 3
digunakan sebagai deflator dalam
penghitungan estimasi PDRB sektoral
maupun penggunaan.
6. Ketersediaan data dasar (raw data) baik
harga maupun volume (quantum) tahun
2000 secara rinci pada masing-masing
sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan
berkelanjutan. Dengan dukungan data-
data yang lebih lengkap dan terinci serta
berkesinambungan, diharapkan estimasi
PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat
disusun lebih akurat dan konsisten.
Penyusunan publikasi PDRB
Kabupaten Gunungkidul menurut
penggunaan dilatarbelakangi oleh semakin
meningkatnya kebutuhan terhadap data
PDRB yang dirinci menurut
penggunaannya, yaitu permintaan domestik
yang berupa pengeluaran konsumsi rumah
tangga baik untuk makanan maupun non
makanan, konsumsi lembaga nirlaba,
konsumsi pemerintah, dan pembentukan
modal tetap bruto. Sedangkan permintaan
dari luar wilayah adalah berupa ekspor.
Namun karena sebagian permintaan
terhadap barang dan jasa dalam suatu
wilayah termasuk barang dan jasa yang
berasal dari luar wilayah (impor), maka
dalam PDRB menurut penggunaan ekspor
barang dan jasa dikurangi dengan impor
barang dan jasa untuk memperoleh ekspor
neto. Dalam PDRB menurut penggunaan,
selisih antara permintaan (demand) dan
penyediaan (supply) yang mencerminkan
perbedaan statistik (statistical descrepancy)
dicakup dalam perubahan stok (change in
stock).
Informasi yang rinci tersebut
diharapkan dapat membantu para pengguna
data terutama para peneliti untuk dapat
memahami kondisi perekonomian
Kabupaten Gunungkidul dari sisi permintaan
(demand side).
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 4
PDRB menurut Penggunaan meng-
gambarkan penggunaan barang dan jasa yang
diproduksi oleh berbagai sektor dalam
masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut
secara garis besar ada dua macam yaitu:
Konsumsi Antara yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam proses produksi
dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat.
Untuk melihat hubungan antara
pendapatan dan permintaan terhadap barang
dan jasa dapat ditulis sebagai berikut :
PDRB SAMA DENGAN NILAI
SELURUH PENGELUARAN AKHIR
DIKURANGI NILAI TOTAL IMPOR.
Pengeluaran akhir merupakan
pembelian dari semua barang dan jasa
(barang konsumsi, output pemerintah dan
lembaga swasta Nirlaba, barang modal,
perubahan persediaan, semua barang yang di
ekspor) yang disuplai dalam suatu
perekonomian. Nilainya akan melebihi dari
output akhir yang diproduksi oleh sektor-
sektor produksi domestik sebesar nilai impor
barang dan jasa akhir. Nilai produksi
domestik akan diperoleh dari selisih
pengeluaran akhir dengan total impor, yang
persamaannya dapat ditulis :
Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X – M …… 1
dimana :
Ch : Konsumsi Rumah Tangga,
Cn : Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba,
Cg : Konsumsi Pemerintah & Pertahanan
Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto,
Is : Perubahan Stok,
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
Dari persamaan (1) dapat disederhanakan
menjadi
Y = C + I + X – M ………….. …………….2
dimana :
C : Konsumsi RT, Lembaga Nirlaba
Rumah tangga, Pemerintah dan
Pertahanan
I : Investasi.
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
mencakup seluruh pengeluaran barang dan
jasa dikurangi penjualan neto barang bekas
atau afkiran. Pengeluaran tersebut termasuk
II. KONSEP DAN DEFINISI
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 5
pembelian aktiva berwujud yang tidak dapat
diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti
karya seni, barang-barang koleksi dan barang
antik. Termasuk juga pembelian barang tahan
lama seperti meubeler, sepeda motor, mobil
dan barang elektronik dan imputasi sewa
rumah sendiri. Pengeluaran rumah tangga
juga meliputi nilai barang dan jasa yang
dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti
hasil kebun, peternakan, kayu bakar dan
biaya hidup lainnya.
Disamping itu pengeluaran untuk
pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekreasi,
pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk
dalam konsumsi rumah tangga, tetapi
pembelian rumah tidak termasuk pengeluaran
konsumsi dan sebaliknya pengeluaran atas
rumah yang ditempati seperti sewa rumah,
perbaikan ringan, rekening air, listrik, telepon
dan lain-lain merupakan konsumsi rumah
tangga.
Sumber data utama perkiraan nilai
konsumsi rumah tangga, adalah hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Provinsi D.I.Yogyakarta khususnya untuk
Kabupaten Gunungkidul, hasil pengolahan
Badan Pusat Statistik untuk besarnya
konsumsi. Sedang untuk harga setiap jenis
bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil
pengolahan statistik harga konsumen yang
dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul.
Disamping itu digunakan data lainnya seperti
PDRB sektoral, Indeks Harga Konsumen dan
Jumlah penduduk pertengahan tahun.
Dari hasil SUSENAS, diperoleh rata-
rata konsumsi per kapita per minggu untuk
bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi
per kapita per bulan untuk non makanan.
Pengeluaran untuk konsumsi makanan
terdiri dari pengeluaran untuk bahan
makanan, makanan dan minuman jadi, rokok
dan tembakau. Sedangkan pengeluaran
konsumsi bukan makanan terdiri dari
pengeluaran untuk perumahan, bahan bakar,
air dan penerangan; aneka barang dan jasa;
pakaian, alas kaki dan tutup kepala; pajak dan
asuransi serta keperluan untuk pesta dan
upacara.
Cara memperoleh nilai konsumsi bahan
makanan per bulan dilakukan dengan cara
konsumsi per kapita per minggu dikalikan
tiga puluh dibagi tujuh. Nilai konsumsi bahan
makanan dan bukan bahan makanan setahun
diperoleh dengan cara nilai konsumsi per
kapita per bulan dikali dua belas dikalikan
pula dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun (hasil proyeksi).
Perkiraan nilai konsumsi rumah tangga
untuk tahun yang tidak tersedia data
SUSENAS modul konsumsi dihitung
berdasarkan data susenas dan elastisitas
pendapatan.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 6
a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok
Makanan.
Perkiraan konsumsi kelompok
makanan digunakan model fungsi
eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan
asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan
akan menyebabkan pertambahan konsumsi,
tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi
tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva
seperti parabola.
Fungsi eksponensial tersebut adalah
Untuk mempermudah perhitungan,
persamaan diatas dapat dimodifikasikan
dalam bentuk persamaan linier logaritma,
yaitu
ln Qi = ln a + b ln Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita
sebulan (kuantum)
Yi : Pendapatan Perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas
Koefisien elastisitas diperoleh dari
suatu analisis silang antar variabel
pendapatan dengan dengan variabel konsumsi
dari data hasil pengolahan susenas 1999 akan
diperoleh a sebagai konstanta dan b sebagai
koefisien arah. Koefisien arah ini yang
dipergunakan sebagai koefisien elastisitas,
sehingga untuk tahun-tahun yang tidak ada
susenas modul konsumsi, konsumsi perkapita
setiap jenis barang dapat diperkirakan.
Perhitungan nilai konsumsi makanan
pada tahun-tahun yang tak ada survei, secara
umum diformulasikan sebagai berikut :
C(n+1) = Cn . (1 + b . dp) Dimana :
C(n+1) : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
(n+1)
Cn : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
dasar (n).
Dp : Perubahan pendapatan perkapita
harga konstan tahun ke-n dengan
tahun ke (n+1)
Untuk kelompok makanan nilai konsumsi
atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
cara mengalikan nilai konsumsi dalam satuan
kuantum dengan harga konsumen atau harga
eceran pada tahun yang bersangkutan. Sedang
nilai konsumsi atas dasar harga konstan
Qi = a . Yi b
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 7
diperoleh dengan metode revaluasi, artinya
konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan
dengan harga tahun dasar PDRB.
a. Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Bukan makanan
Perkiraan Konsumsi rumah tangga untuk
kelompok bukan makanan menggunakan
model regresi linier, artinya setiap kenaikan
pendapatan akan selalu diikuti oleh
penambahan permintaan konsumsi kelompok
bukan makanan misalnya permintaan akan
pakaian dan sebagainya. Model yang
digunakan sebagai berikut :
Qi = a + b.Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita sebulan
(kuantum)
Yi : Pendapatan perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas.
Nilai konsumsi rumah tangga untuk
bukan makanan atas dasar harga konstan
diperoleh dengan cara mendeflasi, yaitu
membagi konsumsi harga berlaku dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini
telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya
konsumsi makanan/minuman yang
dikonsumsi di luar rumah.
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nirlaba
Lembaga Nirlaba yang melayani
rumah tangga adalah lembaga formal maupun
informal yang dibentuk atau dibiayai oleh
perorangan atau kelompok masyarakat dalam
rangka menyediakan jasa pelayanan yang
bersifat non komersial khususnya bagi
anggota masyarakat umum tanpa adanya
motivasi untuk meraih keuntungan.
Bentuk Lembaga Nirlaba yang
melayani rumah tangga adalah sebagai
berikut : Organisasi Kemasyarakatan
(ORMAS), Organisasi Sosial (Orsos),
Organisasi Profesi, Perkumpulan Sosial /
Kebudayaan / Olahraga dan Hobi, Lembaga
swadaya masyarkat (LSM), Lembaga
Keagamaan, dan Organisasi Bantuan
kemanusiaan/Beasiswa.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba
tersebut meliputi pembelian barang dan jasa
dan penerimaan transfer dalam bentuk natura,
pembayaran upah dan gaji, penyusutan
barang modal dan pajak tak langsung neto
yang dibayarkan lembaga ini, dikurangi
dengan penjualan barang dan jasa yang
dihasilkan.
Perkiraan besarnya nilai konsumsi
Lembaga Nirlaba sampai saat ini diperolah
dari hasil penghitungan survei khusus yaitu
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 8
diperoleh dari penjumlahan output sub sektor
jasa sosial dan kemasyrakatan, dimana
Lembaga Nirlaba banyak berperan seperti
kegiatan panti asuhan, tempat ibadah dan
sebagainya dikurangi surplus usahanya.
Dari hasil penghitungan Nilai Produk
Domestik Bruto menurut lapangan usaha,
diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga
swasta yang tidak mencari untung, baik atas
dasar harga yang berlaku maupun atas dasar
harga konstan 2000.
2.3 Pengeluaran Konsumsi
Pemerintahan
Pengeluaran konsumsi pemerintah
mencakup pengeluaran untuk belanja
pegawai, penyusutan barang modal dan
belanja barang (termasuk belanja perjalanan
dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain
yang bersifat rutin) dikurangi penerimaan
dari produksi barang dan jasa yang
dihasilkan. Pengeluaran konsumsi pemerintah
tersebut meliputi pemerintah pusat dan
daerah.
Data mengenai belanja pegawai, belanja
barang dan belanja rutin lainnya serta
perkiraan belanja pembangunan yang
merupakan belanja rutin diperolah dari
realisasi pengeluaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah
pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan
Negara sedangkan untuk pengeluaran
pemerintah daerah dalam hal ini daerah
otonom tingkat I, tingkat II dan tingkat desa
diperoleh dari daftar K.1; K.2 dan K.3.
Kalau diteliti dari pengeluaran
pemerintah, terdiri dari dua kelompok, yaitu
pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang, subsidi dan
pengeluaran lainnya. Dari kelompok
pengeluaran rutin yang dihitung sebagai
pengeluaran konsumsi pemerintah adalah
belanja pegawai, belanja barang dan
pengeluaran rutin lainnya. Sedang yang
lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran
disini merupakan transfer.
Dari kelompok pengeluaran
pembangunan yang tujuan utamanya untuk
peningkatan fisik di segala bidang merupakan
investasi pemerintah. Tetapi pembiayaan
yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk
riset dan pengeluaran pengembangan ilmu
pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi
pemerintah.
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto
Pembentukan modal tetap domestik
bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan
pembelian barang-barang modal baru dari
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 9
dalam negeri ataupun barang bekas dari luar
negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam
hal ini termasuk luar wilayah.
Barang modal adalah peralatan yang
digunakan untuk berproduksi dan biasanya
mempunyai umur pamakaian satu tahun atau
lebih. Pembentukan modal tetap domestik
bruto dapat dibedakan menjadi :
a. Pembentukan modal dalam bentuk
bangunan/konstruksi terdiri dari
bangunan tempat tinggal dan bukan
tempat tinggal, bangunan/konstruksi
lainnya seperti : jalan, jembatan,
irigasi, pembangkit tenaga listrik,
instalasi, komunikasi dan sebagainya.
b. Pembentukan modal dalam bentuk
mesin-mesin dan alat-alat perleng-
kapan baik yang berasal dari impor
maupun produksi dalam negeri.
c. Penanaman baru untuk tanaman
keras/pembukaan lahan.
d. Penambahan ternak yang khusus
dipelihara untuk diambil susunya,
bulunya, atau dipakai tenaganya dan
lain-lain terkecuali ternak yang untuk
dipotong.
Pembentukan modal tetap bruto atas
dasar harga yang berlaku, diperoleh dengan
cara menghitung nilai barang-barang modal
yang masuk ke region dan barang modal yang
masuk antar region atau antar pulau,
ditambah dengan persentase tertentu terhadap
nilai produksi bruto sektor konstruksi/
bangunan.
Perkiraan pembentukan modal tetap
bruto atas dasar harga konstan tahun 1993,
diperoleh dengan cara mendeflasi nilai
pembentukan modal tetap bruto (nilai barang
impor) atas dasar harga yang berlaku dengan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
barang-barang impor, dan dengan IHPB
barang-barang industri untuk barang modal
antar pulau.
2.5 Perubahan Stok
Stok disini mencakup persediaan barang-
barang pada akhir tahun baik berasal dari
pembelian yang akan dipakai sebagai input
pada suatu kegiatan ekonomi atau untuk
dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi yang belum dijual,
baik barang yang sudah jadi maupun yang
sedang dalam proses.
Pemegang stok salah satunya adalah
pemerintah yang berupa stok barang
keperluan strategis seperti bahan pangan yang
akan dikeluarkan ke pasaran pada waktu
krisis. Produsen dan pedagang juga
merupakan pemegang stok. Stok pada
produsen pada umumnya berupa bahan
mentah, barang-barang atau alat-alat yang
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 10
diproduksi tetapi masih dalam proses atau
barang-barang yang belum dipasarkan.
Perubahan stok pada suatu tahun
diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir
tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok
pada awal tahun yang bersangkutan (pada
awal tahun yang bersangkutan). Dalam
menghitung perubahan stok dapat dilakukan
dengan dua metode yakni :
1. Metode Langsung
Nilai stok diperoleh dari setiap
kegiatan dan jenis barang yang
dikumpulkan melalui sensus dan survei.
Berdasarkan laporan neraca keuangan
perusahaan dari hasil survei tahunan
diperoleh nilai stok pada awal tahun dan
akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan
rata-rata harga pasar pada periode tahun
perhitungan tersebut.
2 Metode Tidak Langsung
(Metode Arus Barang)
Yaitu dengan menghitung stok awal
dan stok akhir dari tiap jenis barang. Data
seperti ini mungkin tersedia hanya untuk
beberapa jenis barang. Oleh karena itu
maka komponen perubahan stok
diestimasi berdasarkan residual dari
PDRB yang dihitung secara sektoral
dikurangi dengan komponen-komponen
yang sudah dihitung dengan data yang
tersedia.
Perubahan stok penghitungannya
ditaksir sebagai residual karena tidak
tersedianya data yang diperlukan untuk
membuat perkiraan prubahan stok. Dengan
demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB
dikurangi konsumsi rumah tangga, konsumsi
lembaga swasta yang tidak mencari untung,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal
tetap bruto dan ekspor neto (ekspor – impor)
baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan.
2.6 Ekspor dan Impor
Ekspor dan impor merupakan kegiatan
transaksi barang dan jasa antara penduduk
suatu daerah dengan daerah lain atau dengan
luar negeri. Kegiatan ekspor impor di tingkat
kabupaten meliputi :
a. Ekspor dan impor dengan luar negeri.
b. Ekspor dan impor antar daerah
(propinsi/kabupaten/kota)
Dari nilai ekspor dan impor luar negeri
dan antar daerah masing-masing tahun
diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar
harga berlaku.
Nilai ekspor atas dasar harga konstan
2000 diperoleh dengan mendeflasi nilai
ekspor atas dasar harga berlaku, dengan
deflator indeks harga perdagangan besar
umum ekspor tanpa minyak. Sedang nilai
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007- 2011 11
impor dideflasi dengan indeks harga
perdagangan besar umum kelompok barang-
barang impor.
Nilai barang yang keluar antar daerah
atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara mendeflasi masing-masing
komoditas dengan IHPB umum.
Data mengenai ekspor dan impor luar
negeri diperoleh dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber
Daya Miniral Kabupaten Gunungkidul.
Sedang untuk barang yang keluar dan masuk
antar daerah diperoleh dengan cara
menghitung selisih produksi domestik dengan
konsumsi domestik. Konsumsi domestik
terdiri dari konsumsi rumah tangga dan
konsumsi rumah tangga industri.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 12
III. TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI
PENDEKATAN PENGGUNAAN, 2007 - 2011
Menurut Nelis dan Parker (2002), di
dalam ekonomi sebagai suatu kesatuan, pelaku
ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi lima
kelompok yakni:
1. Rumah Tangga (termasuk lembaga
nirlaba)
2. Pemerintah (goverment)
3. Korporasi (firm)
4. Jasa keuangan (financial services)
5. Kelompok luar daerah/luar negeri
(foreign)
Masing-masing institusi tersebut
berperan sebagai pelaku ekonomi, dimana
antar daerah satu institusi dengan yang lainnya
dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
perilakunya dalam sistem perekonmian.
Pada tingkat paling dasar, rumah tangga
menyediakan sumber daya berupa faktor-
faktor produksi yang dibutuhkan oleh
korporasi untuk memproduksi barang dan jasa.
Faktor produksi tersebut dapat berupa tenaga
kerja, tanah dan modal. Sebagai balas jasanya
rumah tangga menerima pembayaran dari
korporasi berupa upah dan gaji, sewa dan
bunga serta keuntungan (profit dan deviden).
Berbeda dengan peran rumah
tangga, korporasi mempekerjakan dan
memberikan balas jasa atas faktor yang
disediakan rumah tangga. Tugas
korporasi adalah memproduksi barang
dan jasa yang kemudian dikonsumsi oleh
rumah tangga, pemerintah, korporasi lain
dan pasar luar daerah/luar negeri.
Korporasi juga memainkan peran vital
dalam pembentukan investasi dalam
pengadaan mesin dan peralatan, tanah
dan bangunan serta kapasitas produk
lainnya.
Seperti halnya korporasi,
Pemerintah memainkan berbagai peran
dalam perekonomian seperti penyediaan
layanan kesehatan, pendidikan,
pertahanan dan keamanan, penegakan
hukum dan kegiatan lainnya. Kemudian
Pemerintah memberikan balas jasa
berupa upah dan gaji kepada pegawainya
yang juga merupakan bagian dari
kelompok rumah tangga.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 13
Gambar 3.1 PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2011
3.497.535
1.456.096
38.16096.157
616.397
1.783.456
711.196
2.017.826
662.440
-144.291-500.000
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
Berlaku Konstan
Konsumsi Ruta LNP Pemerintah PMTB Lainnya
Untuk memenuhi konsumsinya,
Pemerintah memerlukan barang dan jasa
konsumsi akhir dari perusahaan. Di bidang
pembentukan modal Pemerintah juga
mengeluarkan dana melalui pembangunan
jalan baru, bangunan untuk sarana umum
seperti rumah sakit, sekolah yang pada
akhirnya pemerintah memungut pajak dari
individu dan perusahaan untuk mendanai
konsumsi pemerintah termasuk pembayaran
transfer kepada penduduk yang memerlukan
berupa subsidi baik langsung maupun tidak
langsung.
Kelompok jasa keuangan berperan
menjalankan fungsi intermediasi
keuangan seperti bank, perusahaan
asuransi, dana pensiun dan lain-lain.
Institusi ini tidak memproduksi output
secara fisik sehingga mereka biasanya
dikelompokkan terpisah dari korporasi.
Peran kelompok ini adalah menyediakan
layanan untuk menjembatani antara
penabung dan peminjam. Penabung bisa
berasal dari rumah tangga, korporasi,
pihak asing dan badan-badan lainnya
yang melayanai publik.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 14
Adapun kelompok luar daerah/negeri
memberikan sumbangan langsung dalam hal
transaksi ekspor dan impor baik untuk transaksi
dengan daerah lain maupun dengan luar negeri.
Selanjutnya, meningkatnya ketergantungan
antar daerah/negara karena dampak globalisasi,
perlunya arus investasi dari luar cenderung
meningkat. Arus modal ini berperan menutup
kekurangan tabungan domestik untuk
pembiayaan investasi dan belanja konsumsi
yang diperlukan penduduk.
Besaran PDRB tahun 2011 meningkat
menjadi 7,251 trilyun rupiah dibandingkan
tahun sebelumnya yang mencapai 6,625 trilyun
rupiah. Apabila PDRB tahun 2011 di lihat dari
sisi penggunaannya, terlihat bahwa konsumsi
yang meliputi konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga
nirlaba tercatat sebesar 74,16 persen sehingga
masih mendominasi, mengalami sedikit
kenaikan dari tahun sebelumnya (73,88 persen).
Sementara sisanya adalah untuk komponen
lainnya seperti pembentukan modal, ekspor dan
impor luar daerah.
Pertumbuhan PDRB pada tahun 2011
mencapai 4,33 persen lebih besar dari tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar 4,15 persen.
Menurut jenis penggunaan, pertumbuhan PDRB
tertinggi adalah pengeluaran konsumsi lembaga
nirlaba sebesar 12,68 persen, diikuti oleh
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan
konsumsi pemerintah yang masing-masing
tercatat sebesar 4,66 persen dan 4,20 persen.
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pola konsumsi masyarakat
Gunungkidul akan menentukan pemanfaatan
sumber daya daerahnya. Pemanfaatan
tersebut akan menjadi optimal apabila
kebutuhan masyarakatnya memperoleh
prioritas. Dalam kondisi ekonomi yang
masih serba terbatas, pola konsumsi
seharusnya diarahkan agar tidak menjurus
pada pola hidup konsumtif dan berlebihan.
Pola konsumsi sebaiknya diarahkan untuk
menunjang kegiatan produktif dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia
dan mengembangkan potensi yang ada secara
efisien, sehingga tercipta ekonomi yang
sehat.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
merupakan komponen yang dominan dalam
perekonomian Gunungkidul. Hal ini
tercermin dari kontribusi pengeluaran
konsumsi rumah tangga terhadap nilai
PDRB. Dari tahun 2007 hingga 2011
sebagian besar PDRB Gunungkidul
digunakan untuk konsumsi rumah tangga
meskipun peranannya cenderung sedikit
mengalami penurunan, yaitu dari 48,50
persen dari tahun 2008 menjadi 47,29 persen
pada tahun 2009, namun naik lagi menjadi
48,25 persen pada tahun 2010, dan tahun
2011 sedikit mengalami penurunan menjadi
48,24 persen. Pada tahun 2011 nilai PDRB
digunakan untuk membiayai konsumsi
rumah tangga sebesar 3,498 trilyun rupiah.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 15
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
umumnya didominasi untuk pemenuhan
kebutuhan konsumsi makanan yang grafiknya
berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun
2011 pengeluaran untuk konsumsi makanan
secara riil meningkat sebesar 4,54 persen dari
tahun 2010, demikian juga pengeluaran
konsumsi non makanan naik sebesar 4,79
persen.
Dilihat dari harga berlaku, perkembangan
konsumsi rumah tangga pada tahun 2007 hingga
tahun 2011 selalu bertambah; tahun 2007
sebesar 116,35 persen; tahun 2008 sebesar
147,25 persen; tahun 2009 sebesar 162,34;
tahun 2010 sebesar 196,14 persen dan pada
tahun 2011 sebesar 224,06 persen.
Pada tahun 2007 untuk pengeluaran
konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 2,56
persen. Sementara pada tahun 2008 persentase
peningkatan konsumsi rumah tangga secara riil
mengalami peningkatan cukup dratis yaitu
sebesar 4,62 persen; tahun 2009 meningkat
2,71 persen; dan pada tahun 2010 naik 6,20
persen. Sedangkan pada tahun 2011 konsumsi
riil rumah tangga mengalami peningkatan
meskipun lebih rendah bila dibandingkan
dengan tahun 2010 yakni sebesar 4,66 persen.
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nirlaba.
Pengeluaran konsumsi Lembaga
Nirlaba merupakan pengguna PDRB terkecil
baik dalam kelompok konsumsi maupun
pada komponen penggunaan PDRB secara
keseluruhan. Konsumsi Lembaga Nirlaba
adalah nilai penggunaan barang dan jasa oleh
lembaga swasta formal ataupun non formal
dalam rangka menyediakan jasa sosial
kemasyarakatan bagi anggotanya.
Komponen ini seperti halnya dengan
konsumsi rumah tangga peranannya
meningkat dalam perekonomian
Gunungkidul, tetapi dari tahun ke tahun
kontribusi pengeluaran berkisar lebih kurang
1,00 persen terhadap perekonomian secara
makro. Pada tahun 2011 pengeluaran
konsumsi Lembaga Nirlaba ini memberikan
andil 1,33 persen terhadap total PDRB
Kabupaten Gunungkidul.
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Anggaran Pembangunan harus
diarahkan untuk menunjang kegiatan
masyarakat dengan menyediakan prasarana
dan sarana yang dibutuhkan masyarakat
terutama yang memiliki potensi untuk
segera berkembang lebih diprioritaskan.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 16
Pada tahun 2011, pengeluaran konsumsi
pemerintah mempunyai peranan sekitar 24,60
persen dari besaran PDRB yang tercipta di
Kabupaten Gunungkidul. Besar kecilnya
pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi
oleh belanja pegawai, belanja barang dan
belanja pemerintah lainnya. Dari ketiga
komponen tersebut yang paling dominan dalam
menentukan besarnya pengeluaran konsumsi
pemerintah adalah belanja pegawai.
Di Kabupaten Gunungkidul persentase
belanja pegawai terhadap konsumsi
pemerintah pada tahun 2011 mencapai
sekitar 69 persen, yang berarti mengalami
penurunan dari tahun 2010 yang mencapai
sekitar 75 persen. Sedangkan belanja barang
merupakan komponen kedua yang
menentukan besarnya pengeluaran konsumsi
pemerintah.
1.147.809
1.346.710 1.493.0401.616.817
1.783.456
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 3.2 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2007 - 2011 (Jutaan Rupiah)
Seperti halnya konsumsi rumah tangga
dan lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah
atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 juga
mengalami kenaikan yaitu menjadi 1.783,46
milyar rupiah atau meningkat 10,31 persen
terhadap tahun sebelumnya. Sedangkan bila
berdasarkan harga konstan meningkat 4,20
persen menjadi 616,40 milyar dibanding tahun
sebelumnya.
Persentase belanja barang dan jasa
terhadap pengeluaran konsumsi ini selama
tahun 2011 sekitar 11 persen, atau
mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang
besarannya sekitar 9 persen.
Pengeluaran untuk konsumsi
pemerintah dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011 selalu mengalami kenaikan
setiap tahunnya.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 17
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB)
Salah satu faktor yang sangat penting
dalam rangka untuk mengembangkan
perekonomian suatu daerah/wilayah adalah
investasi. Investasi merupakan salah satu
komponen PDRB. Menurut teori “Harold
Domar” adalah semakin tinggi investasi yang
ditanamkan, maka semakin besar
output/PDRB yang dapat dihasilkan dan akan
mengakibatkan tingginya pertumbuhan
ekonomi suatu daerah/wilayah.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) dan Perubahan Stok dapat juga
dikatakan investasi, meskipun ada sebagian
komponen perubahan stok yang bukan
investasi. Investasi yang dimaksud disini
adalah investasi dalam bentuk barang modal
berupa bangunan/konstruksi, mesin-mesin
dan perlengkapannya. Barang modal
tersebut merupakan peralatan yang
digunakan untuk berproduksi berupa barang
maupun jasa.
Gambar 3.3 Kontribusi PMTB Terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2007 - 2011 (Persen)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2007 2008 2009 2010* 2011**Berlaku Konstan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 – 2011 18
Rata-rata kontribusi PMTB terhadap
PDRB atas dasar harga berlaku selama tahun
2007-2011 adalah sebesar 27 persen per tahun.
Pada tahun 2007 kontribusinya 26,64 persen
kemudian pada tahun 2008 naik menjadi 27,90
persen; tahun 2009 tetap 27,90 persen dan pada
tahun 2010 mengalami penurunan menjadi
27,52 persen; kemudian pada tahun 2011
mengalami kenaikan menjadi 27,83 persen.
PMTB memang cenderung meningkat
setiap tahun. Pada tahun 2008, PMTB
mengalami kenaikan sebesar 18,25 persen
menjadi 1.534,880 milyar dibanding tahun
2007; tahun 2009 meningkat 8,84 persen; pada
tahun 2010 meningkat sebesar 9,12 persen dan
tahun 2011 kembali mengalami kenaikan
sebesar 10,70 persen dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2011 ICOR tahunan
sedikit mengalami penurunan dari tahun
2010 yakni menjadi sebesar 4,93. Selama
periode tahun 2007-2011 ICOR tahunan
nilainya antara 4,93 – 5,43. Selama 2007-
2011 besaran ICOR mengalami fluktuasi,
yakni 5,43 pada tahun 2007; kemudian pada
tahun 2008 turun menjadi 4,87 dan dua
tahun terakhir naik lagi menjadi 5,14.
Kemudian pada tahun 2011 turun lagi
menjadi 4,93. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2011 untuk memperoleh
tambahan satu unit tambahan output
diperlukan 4,93 unit tambahan investasi.
Sedangkan rata-rata ICOR periode 2007-
2011 mencapai 5,10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama periode tersebut
rata-rata dibutuhkan 5 unit investasi untuk
meningkatkan 1 unit PDRB.
Salah satu keterkaitan (korelasi) antara
PDRB dengan investasi yang dalam kaitan ini
disebut PMTB dikenal dengan Incremental
Capital Output Ratio (ICOR). ICOR
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif
akibat adanya investasi. Semakin tinggi ICOR
memberikan indikasi terjadinya inefisiensi
dalam penggunaan investasi. Ukuran ini
merupakan rasio (perbandingan) antara nilai
PMTB dengan tambahan PDRB pada satu
tahun atau periode waktu tertentu di suatu
wilayah yang dihitung dengan harga konstan
2000.
3.5 Komponen Lainnya
Khusus untuk komponen perubahan stok,
ekspor dan impor baik luar negri maupun antar
wilayah kontribusi dan pertumbuhannya tidak
diperhitungkan karena masih belum
tersedianya data yang cukup memadai untuk
diestimasi. Komponen-komponen tersebut
diatas estimasinya merupakan sisa/residual dari
total PDRB (baik atas dasar harga berlaku
maupun konstan 2000), sehingga belum bisa
dijadikan bahan analisis.
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 3.521.891 4.067.909 4.390.309 4.894.468 5.377.147
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 2.335.030 2.668.545 2.831.423 3.196.226 3.497.535
a. Makanan 1.266.439 1.421.876 1.495.768 1.682.621 1.839.644
b. Bukan Makanan 1.068.591 1.246.669 1.335.655 1.513.605 1.657.891
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.147.809 1.346.710 1.493.040 1.616.817 1.783.456
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 39.052 52.654 65.846 81.426 96.157
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.298.028 1.534.880 1.670.524 1.822.845 2.017.826
III. Lainnya 52.204 -100.581 -73.052 -92.742 -144.291
Produk Domestik Regional Bruto 4.872.123 5.502.208 5.987.782 6.624.572 7.250.682
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 19
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011(Jutaan Rupiah)
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 1.743.466 1.831.586 1.912.255 2.016.726 2.110.652
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1.219.156 1.275.462 1.310.071 1.391.288 1.456.096
a. Makanan 688.001 700.683 706.595 739.744 773.312
b. Bukan Makanan 531.155 574.779 603.476 651.544 682.783
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 504.494 532.192 573.889 591.572 616.397
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 19.816 23.932 28.296 33.866 38.160
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 600.988 628.653 653.435 682.481 711.196
III. Lainnya 596.834 610.059 631.675 630.872 662.440
Produk Domestik Regional Bruto 2.941.288 3.070.298 3.197.365 3.330.079 3.474.288
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 20
Tabel 2.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
Jenis Penggunaan Tahun
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011(Jutaan Rupiah)
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 72,29 73,93 73,32 73,88 74,16
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 47,93 48,50 47,29 48,25 48,24
a. Makanan 25,99 25,84 24,98 25,40 25,37
b. Bukan Makanan 21,93 22,66 22,31 22,85 22,87
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 23,56 24,48 24,93 24,41 24,60
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,80 0,96 1,10 1,23 1,33
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 26,64 27,90 27,90 27,52 27,83
III. Lainnya 1,07 -1,83 -1,22 -1,40 -1,99
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 21
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 3.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 59,28 59,65 59,81 60,56 60,75
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 41,45 41,54 40,97 41,78 41,91
a. Makanan 23,39 22,82 22,10 22,21 22,26
b. Bukan Makanan 18,06 18,72 18,87 19,57 19,65
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17,15 17,33 17,95 17,76 17,74
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,67 0,78 0,88 1,02 1,10
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 20,43 20,48 20,44 20,49 20,47
III. Lainnya 20,29 19,87 19,76 18,94 19,07
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 22
Tabel 4.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 250,22 289,01 311,91 347,73 382,02
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 216,35 247,25 262,34 296,14 324,06
a. Makanan 202,33 227,16 238,97 268,82 293,91
b. Bukan Makanan 235,71 274,99 294,62 333,87 365,69
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 354,00 415,35 460,48 498,65 550,05
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 970,31 1308,27 1.636,04 2.023,16 2.389,16
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 352,91 417,31 454,19 495,60 548,61
III. Lainnya 10,15 -19,55 -14,20 -18,03 -28,05
Produk Domestik Regional Bruto 212,78 240,29 261,50 289,31 316,65
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 23
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten GunungkidulTabel 5.
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 123,86 130,12 135,85 143,27 149,94
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 112,96 118,18 121,38 128,91 134,91
a. Makanan 109,92 111,94 112,89 118,18 123,55
b. Bukan Makanan 117,16 126,78 133,11 143,72 150,61
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 155,58 164,12 176,98 182,44 190,09
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 482,26 582,43 688,63 824,19 928,69
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 147,02 153,79 159,85 166,95 173,98
III. Lainnya 126,09 128,88 133,45 133,28 139,95
Produk Domestik Regional Bruto 128,45 134,09 139,64 145,43 151,73
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 24
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 6.Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 113,39 115,50 107,93 111,48 109,86
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 109,13 114,28 106,10 112,88 109,43
a. Makanan 109,61 112,27 105,20 112,49 109,33
b. Bukan Makanan 108,57 116,66 107,14 113,32 109,53
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 122,65 117,33 110,87 108,29 110,31
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 127,91 134,83 125,05 123,66 118,09
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 117,35 118,25 108,84 109,12 110,70
III. Lainnya 26,00 -192,67 72,63 126,95 155,58
Produk Domestik Regional Bruto 110,41 112,93 108,83 110,63 109,45
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 25
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 7.
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 106,59 105,05 104,40 105,46 104,66
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 102,56 104,62 102,71 106,20 104,66
a. Makanan 101,03 101,84 100,84 104,69 104,54
b. Bukan Makanan 104,61 108,21 104,99 107,97 104,79
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 116,72 105,49 107,83 103,08 104,20
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 134,20 120,77 118,23 119,69 112,68
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 112,66 104,60 103,94 104,45 104,21
III. Lainnya 107,11 102,22 103,54 99,87 105,00
Produk Domestik Regional Bruto 107,88 104,39 104,14 104,15 104,33
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 26
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 8.Indek Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 202,01 222,10 229,59 242,69 254,76
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 191,53 209,22 216,13 229,73 240,20
a. Makanan 184,08 202,93 211,69 227,46 237,89
b. Bukan Makanan 201,18 216,90 221,33 232,31 242,81
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 227,52 253,05 260,16 273,31 289,34
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 197,07 220,02 232,70 240,44 251,98
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 215,98 244,15 255,65 267,09 283,72
III. Lainnya 8,75 -16,49 -11,56 -14,70 -21,78
Produk Domestik Regional Bruto 165,65 179,21 187,27 198,93 208,70
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 27
Tabel 9.Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2007 - 2011 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 108,91 109,95 103,37 105,71 104,97
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 107,12 109,24 103,30 106,29 104,56
a. Makanan 108,69 110,24 104,32 107,45 104,59
b. Bukan Makanan 105,17 107,81 102,04 104,96 104,52
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 111,99 111,22 102,81 105,05 105,86
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 111,13 111,64 105,77 103,32 104,80
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 114,47 113,04 104,71 104,47 106,23
III. Lainnya 24,82 (188,49) 70,14 127,12 148,17
Produk Domestik Regional Bruto 106,25 108,19 104,50 106,23 104,91
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 28
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 10.Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2007 - 2011 (Persen)
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 13,39 15,50 7,93 11,48 9,86
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 9,13 14,28 6,10 12,88 9,43
a. Makanan 9,61 12,27 5,20 12,49 9,33
b. Bukan Makanan 8,57 16,66 7,14 13,32 9,53
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 22,65 17,33 10,87 8,29 10,31
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 27,91 34,83 25,05 23,66 18,09
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 17,35 18,25 8,84 9,12 10,70
III. Lainnya -74,00 -292,67 -27,37 26,95 55,58
Produk Domestik Regional Bruto 10,41 12,93 8,83 10,63 9,45
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 29
( Persen )
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 11.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 4,11 5,05 4,40 5,46 4,66
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,87 4,62 2,71 6,20 4,66
a. Makanan 0,85 1,84 0,84 4,69 4,54
b. Bukan Makanan 3,24 8,21 4,99 7,97 4,79
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,52 5,49 7,83 3,08 4,20
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 15,10 20,77 18,23 19,69 12,68
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 2,51 4,60 3,94 4,45 4,21
III. Lainnya 4,75 2,22 3,54 -0,13 5,00
Produk Domestik Regional Bruto 3,91 4,39 4,14 4,15 4,33
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 30
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 12.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011( Persen )
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 5,215 6,022 6,500 7,247 7,931
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 3,457 3,951 4,192 4,732 5,159
a. Makanan 1,875 2,105 2,214 2,491 2,713
b. Bukan Makanan 1,582 1,846 1,977 2,241 2,445
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,700 1,994 2,210 2,394 2,630
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,058 0,078 0,097 0,121 0,142
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,922 2,272 2,473 2,699 2,976
III. Lainnya 0,077 -0,149 -0,108 -0,137 -0,213
Produk Domestik Regional Bruto 7,214 8,146 8,865 9,809 10,694
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 31
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 - 2011
(Jutaan Rupiah)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 13.
2007 2008 2009 2010* 2011**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 2,582 2,712 2,831 2,986 3,113
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,805 1,888 1,939 2,060 2,148
a. Makanan 1,019 1,037 1,046 1,095 1,141
b. Bukan Makanan 0,786 0,851 0,893 0,965 1,007
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,747 0,788 0,850 0,876 0,909
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,029 0,035 0,042 0,050 0,056
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0,890 0,931 0,967 1,011 1,049
III. Lainnya 0,884 0,903 0,935 0,934 0,977
Produk Domestik Regional Bruto 4,355 4,545 4,734 4,931 5,124
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2007 -2011 32
Jenis Penggunaan Tahun
(Jutaan Rupiah)
Tabel 14.Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 - 2011