promkes (Autosaved)

download promkes (Autosaved)

of 12

description

IKK/IKP

Transcript of promkes (Autosaved)

LAPORAN STUDENT PROJECT

PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE KEPADA IBU RUMAH TANGGA BANJAR TENGKULAK KAJA, DESA KEMENUHJULI 2015I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UPTD Kesmas Sukawati I melayani 6(enam) desa adat meliputi Desa Kemenuh, Desa Batuan Kaler, Desa Batuan, Desa Sukawati, Desa Guwang, dan Desa Ketewel. Dari enam desa adat tersebut terdapat 67 dusun/banjar yang masing-masing banjar memiliki satu posyandu. Berdasarkan data yang dikutip dari Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013 telah meningkat sebesar 2,7 kali dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 telah tercatat sebanyak 808 kasus dengan 2 kasus kematian yang terjadi di Gianyar. Sedangkan, di UPTD Kesmas Sukawati 1 telah tercatat sebanyak 205 kasus DBD pada tahun 2013, pada tahun 2014 tercatat sebanyak 307 kasus DBD. Pada tahun 2015, hingga bulan Juni tercatat 348 kasus DBD .1Angka kejadian DBD di UPTD Kesmas Sukawati 1 pada bulan April mencapai 106 kasus, bulan Mei sebanyak 35 kasus, dan pada bulan Juni yakni 36 kasus. Jumlah kasus DBD terbanyak pada bulan Juni terjadi di Desa Kemenuh yaitu 12 kasus, dan Banjar Tengkulak Kaja merupakan banjar di Desa Kemenuh dengan kasus DBD terbanyak yakni sejumlah 6 kasus. Berdasarkan wawancara dengan Kelian Banjar dan Ibu rumah tangga disana, lokasi rumah penderita DBD berdekatan satu sama lain.2

Berbagai upaya telah dilakukan oleh UPTD Kesmas Sukawati 1 untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar melaksanakan PSN seperti sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD), kunjungan langsung ke rumah warga untuk pemantauan jentik, fogging dan pelatihan jumantik. Dalam promosi kesehatan ini, kelompok sasaran yang dipergunakan adalah Ibu rumah tangga yang berjumlah 30 orang karena ibu rumah tangga yang lebih sering melukan kegiatan bersih-bersih dipekarangan rumah, dan lebih mengetahui kondisi kebersihan pekarangan rumah dan memiliki rasa perduli yang lebih untuk melakukan PSN-DBD.Berdasarkan rapid survey yang dilakukan pada hari Senin, 6 Juli 2015 pada 5 ibu rumah tangga, adapun penyebab masalah yang ditemukan berupa rendahnya pengetahuan tentang gejala DBD, tempat perindukan nyamuk, dan cara pencegahan DBD menggunakan 4M plus. Hal ini dapat disimpulkan dari wawancara salah seorang ibu rumah tangga menyatakan bahwa Sejujurnya saya tidak begitu mengenal tentang DBD. Yang saya ketahui gejala DBD hanyalah demam yang naik turun. Selain itu saya juga pertama kalinya mendengar tentang 4M Plus. Sementara itu ibu rumah tangga yang lainnya menyatakan bahwa menurut saya masalah nyamuk dan penyakit DBD itu urusan petugas kesehatan, jika masih banyak nyamuk dan banyak yang sakit, berarti petugas kesehatan kurang peduli dengan masyarakat.Ibu rumah tangga juga banyak yang keliru mengenai fogging dan pemakaian abate. IRT menganggap bahwa fogging dapat membunuh nyamuk secara tuntas hingga telurnya, sedangkan abate dapat dipergunakan satu minggu sekali. Berdasarkan wawancara tersebut, maka dilakukan penyuluhan mengenai DBD dan PSN-DBD untuk memperbaiki tingkat pengetahuan ibu rumah tanggga. Selain wawancara kepada IRT, dilakukan juga pemantauan jentik ke 5 rumah IRT dan ditemukaan 1 (satu) rumah yang terisi jentik (House Index yaitu 20%). 1.2 Rumusan MasalahTelah terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh, yakni sebanyak enam kasus. Dalam rapid survey pada 5 rumah didapatkan House Index yakni 20%. Masalah yang dialami oleh IRT di Banjar Luglug adalah rendahnya pengetahuan gejala DBD, tempat perindukan nyamuk, cara pencegahan DBD menggunakan 4M plus, dan beberapa persepsi yang salah tentang fogging dan abate.1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan warga mengenai DBD dan PSN-DBD di Banjar Tengkulak Kaja Desa Kemenuh. Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan mengenai gejala DBD

Meningkatkan pengetahuan mengenai tempat perindukan nyamuk DBD

Meningkatkan pengetahuan mengenai PSN DBD.1.4 Manfaat Kegiatan

Bagi UPTD Kesmas Sukawati I

Memberikan informasi terkait kondisi terkini mengenai permasalahan pengetahuan serta persepsi IRT di Banjar Tengkulak Kaja mengenai DBD dan PSN-DBD sehingga dapat menentukan langkah yang dapat dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat dan menggalakkan PSN-DBD.Bagi IRT banjar Tengkulak KajaMemahami dan menyebarluaskan informasi yang diperoleh melalui penyuluhan yang telah diberikan mengenai DBD dan PSN-DBD kepada warga lainnya di Banjar Tengkulak Kaja yang pada akhirnya dapat memotivasi masyarakat untuk menggalakkan PSN-DBD.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Demam Berdarah DengueDemam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui perantara vektor yakni nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi. DBD mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi, mulai dari yang paling ringan demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), dan demam dengue yang disertai renjatan atau dengue shock syndrome (DSS). Virus dengue sebagai agen penyebab demam berdarah memerlukan masa inkubasi selama 3-14 hari, pada umumnya 4-7 hari. Darah penderita sudah mengandung virus, yaitu sekitar 1-2 hari sebelum terserang demam. Virus berada dalam darah selama 5-8 hari. Jika daya tahan tubuh tidak cukup kuat melawan virus, maka orang tersebut mengalami berbagai jenis gejala DBD.3,4

Beberapa gejala yang dapat terjadi pada penyakit DBD adalah demam yang bersifat pelana kuda, malaise, nyeri otot dan nyeri sendi, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan perdarahan. Perdarahan dapat berupa epitaksis, petechie pada kulit muka, lengan atau kaki, dan juga gusi berdarah. Pada hari ketiga sampai ketujuh panas dapat turun secara tiba-tiba. Akan tetapi ini merupakan kondisi kritis penderita dan terus memerlukan pemantauan khusus. Menurut World Health Organization (WHO), derajat beratnya DBD dapat dibagi menjadi empat yakni:4

a. Derajat I: ringan, bila demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinik lain dan manifestasi perdarahan paling ringan yaitu tes turniquet yang positif.

b. Derajat II: sedang, dengan gejala lebih berat daripada derajat I, disertai manifestasi perdarahan kulit, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis atau melena. Terdapat gangguan sirkulasi darah perifer yang ringan berupa kulit dingin dan lembab, ujung jari dan hidung dingin.

c. Derajat III: berat, dengan gejala syok mengikuti gejala-gejala tersebut di atas.

d. Derajat IV: berat sekali, penderita syok berat, tensi tidak terukur, dan nadi tidak dapat diraba.

Penatalaksanaan DBD hanyalah berupa suportif karena pada umumnya Self Limiting disease. Akan tetapi perlu perawatan intensif karena adanya fase syok yang dapat berakibat kematian. Terapi yang diberikan adalah pemberian cairan untuk menggantikan cairan yang hilang akibat kebocoran plasma dan pemberian antipiretik.42.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti Nyamuk Aedes sp khususnya Aedes betina termasuk nyamuk yang aktif menggigit pada pagi hingga sore hari dengan jarak terbang kurang lebih 100 meter dari tempat perindukannya. Namun dapat juga terjadi transportasi pasif melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung. Nyamuk Aedes mengalami metamorfois sempurna yaitu mulai dari telur, larva, pupa, lalu nyamuk dewasa. Telur nyamuk Aedes berbentuk elips yang diletakkan satu persatu di atas permukaan air dekat dengan dinding tempat penampungan air. Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 1 sampai 3 hari pada suhu kurang lebih 30C atau sekitar 7 hari pada suhu kurang lebih 16C. Larva menggantungkan dirinya pada permukaan air untuk mendapatkan oksigen dari udara. Larva ini akan mengalami pergantian kulit sebanyak empat kali sebelum akhirnya berbah menjadi pupa. Pupa berbentuk agak pendek dan aktif bergerak dalam air, pupa akan berenang naik turun dari bagian dasar ke permukaan air. Perkembangan pupa akan sempurna dalam waktu dua atau tiga hari, kulitnya akan pecah dan muncul nyamuk dewasa yang siap terbang. Nyamuk betina dewasa dapat hidup 8-15 hari atau bisa hingga 2 bulan, sedangkan nyamuk jantan berumur lebih pendek sekitar enam hari.12.3 Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti

Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:51) TPA untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir,tempayan, bak mandi/wc, dan ember.

2) TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung,vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,plastik dan lain-lain)

3) Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.

Nyamuk Aedes aegypti bersifat anthropophilic, walaupun mungkin akan menghisap darah hewan berdarah panas lain yang ada. Sebagai spesies yang aktif siang hari nyamuk betina mempunyai dua waktu aktifitasmenggigit, yaitu beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam sebelum gelap.Apabila pada waktu menghisap darah terganggu, maka nyamuk Aedesaegypti dapat menghisap lebih dari satu orang. Perilaku ini sangat meningkatkan efektifitas penularan pada masa Kejadian Luar Biasa (KLB)atau wabah DBD.5

Aedes aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab, tempattersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk tempat tidur, kloset,kamar mandi dan dapur. Setelah menghisap darah,nyamuk Aedes aegypti hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang-kadangdi luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya ditempat yang aga gelap dan lembab. Di tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.52.4 Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD)PSN DBD adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompongnyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Farid (2009) bahwa terdapat hubungan antara PSN DBD dengan keberadaan jentik dimana penelitian tersebut dilakukan di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang tahun 2007. Pada penelitian tersebut nilai proporsi ABJ sebesar 0,93. Menurut Depkes RI (2005), Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti yangdikenal dengan istilah pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara:4a. Fisik: cara ini dikenal dengan kegiatan 4-M yaitu menguras (dan menyikat)bak mandi, bak wc, dan lain-lain. Menutup tempat penampungan air rumahtangga (tempayan, drum, dan lain-lain). Mengubur, menyingkirkan ataumemusnahkan barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lain-lain).

b. Kimia: cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakaninsektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilahlarvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan adalah granules (sand granules).Dosis yang digunakan 10 gram ( 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 literair. Larvasidasi dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.

c. Biologi: cara ini dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah,ikan gupi, ikan cupang dan lain-lain). Dapat juga dengan menggunakanBacillus thuringiensis H-14.Selain itu, 4 M plus juga mencakup tidak menggantung baju, memakai kelambu saat tidur, memelihara ikan pada kolam, dan memakai obat anti nyamuk.

III. METODE PELAKSANAANPelaksanaan Promosi Kesehatan ini diawali dengan identifikasi masalah yang terjadi di wilayah UPTD Kesmas Sukawati 1. Salah satu masalah yang sangat menjadi perhatian adalah masalah dalam Program Pencegahan Penyakit DBD dengan angka kejadian yang tinggi. Kemudian, dilakukan koordinasi kepada Ketua UPTD Kesmas Sukawati 1, pemegang program P2M-DBD, dan pemegang program Promosi Kesehatan. Selanjutnya dikoordinasikan dengan Kelian Banjar Tengkulak Kaja dan Ketua PKK Banjar Tengkulak Kaja dalam hal mendiskusikan ijin, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan. Setelah itu, dilakukan rapid survey ke 5 rumah IRT untuk pemantauan jentik dan wawancara untuk mencari penyebab masalah mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang DBD dan PSN-DBD. Berdasarkan rapid survey penyebab masalahnya adalah rendahnya pengetahuan DBD dan PSN-DBD, maka metode yang dipilih adalah penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan IRT tentang DBD dan PSN-DBD. Alat yang dipersiapkan dalam penyuluhan adalah Laptop, LCD, proyektor, leaflet, pre- test, post-test, slide Power Point, dan video tentang PSN-DBD.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Juli pukul 18.00 WITA di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh. Penyuluhan dilakukan kepada seluruh IRT banjar Tengkulak Kaja tempekan yang berjumlah 50 orang. Sebelum penyuluhan, anggota STT diberikan pre-test selama 10 menit, selanjutnya dibagikan leaflet PSN-DBD. Alokasi waktu penyampaian materi adalah 20 menit, diikuti dengan pemutaran video selama 5 menit, lalu sesi tanya jawab yakni selama 15 menit. Setelah penyampaian materi dilakukan post test selama 10 menit. Jadi, total waktu yang digunakan adalah selama 60 menit. Pre-test dan post-test adalah pertanyaan yang sama yang terdiri dari 15 pertanyaan meliputi penyebab, penularan, dan gejala DBD, tempat perindukan nyamuk DBD, karakteristik nyamuk DBD, dan PSN-DBD. Evaluasi dilakukan setelah acara selesai. Penilaian evaluasi mencakup kematangan dalam persiapan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan, penilaian pre-test dan post-test peserta, serta mengevaluasi segala hambatan atau kendala yang telah dihadapi selama kegiatan ini.

Adapun indikator keberhasilan dalam promosi kesehatan ini adalah:

a. Evaluasi tahap persiapan: dilakukan dengan menilai adanya kendala dalam hal mendapatkan ijin, persiapan materi, dan persiapan alat.b. Evaluasi tahap pelaksanaan: Warga mau mendengarkan penyuluhan dan dapat berpartisipasi dalam tanya jawab mengenai materi yang diberikan, minimal 3 pertanyaan.

c. Output:

IRT yang hadir dalam kegiatan ini minimal 30 orang (60% dari total sasaran).

Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap DBD yang dilihat dari hasil pre-test dan post-test dengan peningkatan jumlah peserta yang memiliki skor 80 keatas.IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATANKegiatan promosi kesehatan (Promkes) dilaksanakan pada tanggal 8 Juli dari pukul 18.30-19.30 di bale banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh. Kegiatan ini dimulai 30 menit lebih mundur dibandingkan jadwal yang telah direncanakan. IRT yang hadir berjumlah 35 orang. Jumlah tersebut telah melebihi target sasaran yang ditentukan, yakni sebanyak 30 orang.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan acara oleh Ketua PKK pada pukul 18.30 WITA yang dilanjutkan dengan membagikan dan mengerjakan pretest selama 10 menit, kemudian dibagikan leaflet. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi DBD dan PSN-DBD oleh dokter muda menggunakan slide selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu dilakukan pemutaran video dan diikuti sesi tanya jawab yang berlangsung selama 10 menit. Acara diakhiri dengan pembagian post test yang dikerjakan selama 10 menit.

Evaluasi dilakukan pada setiap proses kegiatan, yaitu persiapan, pelaksanaan, output, dan outcome. Koordinasi untuk melakukan promkes ke Kepala Banjar Desa Tengkulak Kaja dan Ketua PKK Banjar Tengkulak Kaja berjalan dengan baik.

Tahap pelaksanaan sudah berjalan dengan baik. Peserta penyuluhan terlihat mendengarkan dengan seksama dan antusias menerima informasi yang diberikan. Terdapat 4 jenis pertanyaan yang diajukan oleh peserta antara lain:a. Apakah fogging dapat mencemarkan lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan?

b. Kenapa setelah fogging dilakukan masih terdapat warga yang menderita DBD?

c. Apakah penaburan abate tidak berbahaya bagi kesehatan?

d. Kapan sebaiknya dilakukan penaburan abate?Evaluasi output dinilai dari peserta yang mengikuti penyuluhan yaitu 35 orang dari total sasaran 56 orang. Berdasarkan pre test dan post test didapatkan hasil sebagai berikut:

Saat menjawab pre test, masih banyak IRT yang salah menjawab atau keliru tentang gejala DBD, tempat-tempat perindukan nyamuk DBD, 4M Plus, kegunaan fogging, dan pemakaian bubuk abate. Jumlah peserta yang mendapat skor >80 saat pretest sebanyak 15 orang (42%), sedangkan yang mendapat skor 80 yakni 94%. Dari hasil pre-test dan post-test tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah peserta yang mendapatkan skor >80 sebanyak 52%.Kelemahan dalam pelaksanaan promosi kesehatan ini adalah: Leaflet yang dibagikan kepada masyarakat menggunakan gambar ilustrasi, sehingga gambar tersebut kurang sesuai atau berbeda dengan kondisi asli di lapangan apabila digunakan sebagai contoh kegiatan 4M plus. Jumah total anggota IRT adalah 56 orang. Akan tetapi yang aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh IRT kurang lebih 35 orang. Sehingga masih banyak IRT yang belum mendapatkan informasi tentang PSN-DBD.

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

Kesimpulan promosi kesehatan yang dilakukan di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Ketewel adalah:

Kegiatan terlaksana dengan baik dari tahap persiapan sampai pelaksanaan kegiatan.

Terjadi peningkatan pengetahuan tentang DBD dan PSN-DBD yang dinilai dengan membandingkan antara pre-test dan post-test.5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

Para peserta penyuluhan diharapkan dapat meneruskan informasi tentang DBD yang diperoleh pada saat penyuluhan kepada keluarga, tetangga, ataupun masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka sehingga nantinya seluruh masyarakat menjadi lebih waspada terhadap penyakit DBD.

Perlunya kesadaran yang lebih untuk peduli terhadap lingkungan dan diharapkan terus melakukan 4M Plus sehingga tidak ada lagi warga yang menderita DBD. Mengingat bahwa promosi kesehatan berupa penyuluhan belum berjalan lancar di UPTD Kesmas Sukawati 1, maka perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang DBD di setiap desa/banjar.

DAFTAR PUSTAKA1. Pemerintah Kabupaten Gianyar. Gertak PSN Berantas DBD. 2013. Available at: www.gianyarkab.go.id/index.php/baca-berita/453/Gertak-PSN-Berantas-DBD Accessed on: 20 September 2014.2. Laporan Bulanan Program P2-DBD UPTD Kesmas Sukawati 1 Kabupaten Gianyar, 2014.3. Umar, FA. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah Dalam: Buletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010; 19-24.4. Farid, SN. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. 2009. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.5. Chadijah, S, Rosmini, Halimudin. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) di Dua Kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan 2011;21(4):183-191.LAMPIRAN 1. SOAL PRE-TEST DAN POST-TESTPENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI BANJAR LUGLUG, DESA KETEWELSEPTEMBER 2014

Nama:

Usia :

No.Kuesioner Jawaban anda

1.Penyakit demam berdarah ditularkan oleh?

a. Nyamuk Aedes Aegyptib. Nyamuk Anopheles

2Kenapa kita bisa tertular penyakit demam berdarah?

a. Karena digigit nyamuk penyebab demam berdarah

b. Karena pernah melakukan kontak dengan penderita demam berdarah

3Apakah anda mengetahui gejala penyakit demam berdarah? (minimal 3 gejala)a. Ya, sebutkan .

b. Tidak

4Seperti apa ciri khas nyamuk pembawa penyakit demam berdarah?a. Hitam polos

b. Berwarna belang-belang hitam putih

5Apakah anda tahu dimana biasanya nyamuk berkembang biak? (minimal 3):a. Ya, sebutkan

b. Tidak

6Kapan biasanya nyamuk demam berdarah menggigit orang?

a. Saat tengah malam

b. Saat pagi hingga sore hari

7Pada musim apa DBD biasanya menyerang?

a. Musim Hujan

b. Musim Kemarau

8Dimana nyamuk penular demam berdarah senang beristirahat?

a. Di tempat yang terangb. Di tempat yang gelap dan lembab

9Untuk mencegah demam berdarah apa yang sebaiknya dilakukan?

a. Melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) rutin

b. Menunggu petugas puskesmas datang ke rumah

10Apakah PSN wajib dilakukan?

a. Ya minimal seminggu sekali

b. Tidak wajib karena merupakan tanggung jawab puskesmas

11Apakah PSN tersebut terdiri dari 4 M Plus?

a. Ya, sebutkan......

b. Tidak

12Tahukah anda apa sasaran utama pelaksanaan 4 M plus?

a. Nyamuk Dewasa Aedes Aegypti

b. Jentik Nyamuk Aedes Aegypti

13Apakah menguras tempat penampungan air (TPA) perlu disikat?

a. Ya

b. Tidak

14Apakah kegiatan foging atau penyemprotan nyamuk bisa membunuh telur nyamuk?

a. Ya, bisa semua nyamuk hingga telur nyamuk

b. Tidak, karena hanya membunuh nyamuk dewasa

15Kapan bubuk abate dapat digunakan?

a. Setiap 1 minggu sekalib. Setiap 3 bulan sekali