Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida...

6
90 Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida Nabati Prospect of Extract of Tobacco leaf for Botanical Nematicide Wiratno *) , Siswanto **) , dan I.M. Trisawa **) Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Selatan *) Jln. Kol. H. Barlian Km 6, Palembang Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan **) Jln. Tentara Pelajar No. 1, Bogor Diterima: 22 November 2012 disetujui: 2 Agustus 2013 ABSTRAK Nematisida nabati adalah salah satu jenis nematisida alami yang saat ini sedang banyak dipelajari peranan- nya dalam mengendalikan nematoda. Nematisida ini relatif aman bagi lingkungan dan organisme hidup karena bahan aktifnya berasal dari senyawa metabolit sekunder tanaman yang mudah terurai. Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder tanaman sebagai bahan aktif nematisida nabati didasarkan pada fungsinya bagi tanaman, diantaranya sebagai sarana untuk perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tembakau (Nicotiana tabacum). Daun tembakau mengandung senyawa nikotin dan secara in vivo mampu membunuh nematoda Meloidogyne incognita dengan nilai LC 50 dan LC 90 berturut-turut sebesar 1,9 dan 3,6 mg ekstrak/ml air. Nematoda yang mati terpapar ekstrak daun tembakau berbentuk keriting (curly), menyerupai bentuk nematoda yang mati terpapar insektisida organofosfat yang menghambat pembentukan senyawa acetylcholine dalam system syaraf organisme hidup. Fenomena ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mendeteksi cara kerja berbagai senyawa sekunder tanaman dalam membunuh hama yang hingga kini masih belum banyak diketahui. Kata kunci: Daun tembakau, nematisida nabati, organofosfat, potensi ABSTRACT Botanical nematicide is one type of natural pesticide, which is currently being studied for its role in the control of nematodes. This nematicide is safer for the environment and living organisms as the active ingredient de- rived from secondary metabolite of plants is biodegradable. Utilization of this compound as active ingredients of botanical nematicide is based on naturally used as a mean of self-protection against pests and diseases. One plant that potentially to be used as nematicide is tobacco (Nicotiana tabacum). Tobacco leaves extract is able to kill the root knot nematode, Meloidogyne incognita, with LC 50 and LC 90 values are 1.9 and 3.6 mg extract/ml of water, respectively. Body of the dead nematodes exposed by this extract shows curly shape similar to that of exposed by an organophosphate group, which acts as acetyl cholinesterase inhibitors. Mean- while the body of naturally dead nematode shows straight shape. This phenomenon can be used as an indi- cator to detect the mode of action of plant secondary metabolite compounds that have not been widely known. Keywords: Botanical nematicide, organophosphate, potency, tobacco leaves PENDAHULUAN ematoda merupakan kelompok organis- me mikroskopis pengganggu tanaman berbentuk memanjang seperti cacing hidup di dalam tanah atau pada pertanaman. Nemato- da ada yang bersifat saprofit ataupun parasit. Nematoda saprofit sangat menguntungkan ka- rena mempercepat proses degradasi bahan organik sehingga tanah menjadi subur. Se- dang nematoda parasit, khususnya parasit pada tanaman, menyebabkan kerusakan ta- naman sehingga mengakibatkan penurunan produksi, yang akhirnya merugikan petani N Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2), Oktober 2013:9095 ISSN: 2085-6717

Transcript of Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida...

Page 1: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2), Oktober 2013: 90−95

90

Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida Nabati Prospect of Extract of Tobacco leaf for Botanical Nematicide

Wiratno*), Siswanto**), dan I.M. Trisawa**)

Balai Pengkajian Teknologi Sumatera Selatan*)

Jln. Kol. H. Barlian Km 6, Palembang Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan**)

Jln. Tentara Pelajar No. 1, Bogor Diterima: 22 November 2012 disetujui: 2 Agustus 2013

ABSTRAK

Nematisida nabati adalah salah satu jenis nematisida alami yang saat ini sedang banyak dipelajari peranan-nya dalam mengendalikan nematoda. Nematisida ini relatif aman bagi lingkungan dan organisme hidup karena bahan aktifnya berasal dari senyawa metabolit sekunder tanaman yang mudah terurai. Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder tanaman sebagai bahan aktif nematisida nabati didasarkan pada fungsinya bagi tanaman, diantaranya sebagai sarana untuk perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tembakau (Nicotiana tabacum). Daun tembakau mengandung senyawa nikotin dan secara in vivo mampu membunuh nematoda Meloidogyne incognita dengan nilai LC50 dan LC90 berturut-turut sebesar 1,9 dan 3,6 mg ekstrak/ml air. Nematoda yang mati terpapar ekstrak daun tembakau berbentuk keriting (curly), menyerupai bentuk nematoda yang mati terpapar insektisida organofosfat yang menghambat pembentukan senyawa acetylcholine dalam system syaraf organisme hidup. Fenomena ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mendeteksi cara kerja berbagai senyawa sekunder tanaman dalam membunuh hama yang hingga kini masih belum banyak diketahui.

Kata kunci: Daun tembakau, nematisida nabati, organofosfat, potensi

ABSTRACT

Botanical nematicide is one type of natural pesticide, which is currently being studied for its role in the control of nematodes. This nematicide is safer for the environment and living organisms as the active ingredient de-rived from secondary metabolite of plants is biodegradable. Utilization of this compound as active ingredients of botanical nematicide is based on naturally used as a mean of self-protection against pests and diseases. One plant that potentially to be used as nematicide is tobacco (Nicotiana tabacum). Tobacco leaves extract is able to kill the root knot nematode, Meloidogyne incognita, with LC50 and LC90 values are 1.9 and 3.6 mg extract/ml of water, respectively. Body of the dead nematodes exposed by this extract shows curly shape similar to that of exposed by an organophosphate group, which acts as acetyl cholinesterase inhibitors. Mean-while the body of naturally dead nematode shows straight shape. This phenomenon can be used as an indi-cator to detect the mode of action of plant secondary metabolite compounds that have not been widely known. Keywords: Botanical nematicide, organophosphate, potency, tobacco leaves

PENDAHULUAN

ematoda merupakan kelompok organis-me mikroskopis pengganggu tanaman

berbentuk memanjang seperti cacing hidup di dalam tanah atau pada pertanaman. Nemato-da ada yang bersifat saprofit ataupun parasit.

Nematoda saprofit sangat menguntungkan ka-rena mempercepat proses degradasi bahan organik sehingga tanah menjadi subur. Se-dang nematoda parasit, khususnya parasit pada tanaman, menyebabkan kerusakan ta-naman sehingga mengakibatkan penurunan produksi, yang akhirnya merugikan petani

N

Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2), Oktober 2013:90−95 ISSN: 2085-6717

Page 2: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Wiratno et al.: Prospek ekstrak daun tembakau sebagai nematisida nabati prospect of extract of …….

91

(Bridge et al. 1995). Nematoda parasit tanam-an dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga petani gagal panen.

Beberapa jenis nematoda parasit tanam-an antara lain Meloidogyne sp., Pratylenchus sp., Radopholus sp., Globodera sp. dan Roty-lenchulus sp. (Mustika 2005; 2010). M. incog-nita merupakan nematoda puru akar pada tanaman lada, nilam dan jahe sedangkan Ro-tylenchulus reniformis ditemukan pada tanaman jahe dan pisang (Mustika 2010). Jenis nema-toda yang banyak dijumpai di Indonesia ada-lah Meloidogyne spp. dengan kisaran inang yang sangat luas. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan nematoda sangat besar karena dapat mengakibatkan kematian tanaman.

Populasi nematoda parasit tanaman da-pat ditekan melalui penggunaan musuh alami (Khan & Kim 2007; Khan et.al. 2007), perba-ikan praktek budidaya tanaman (Okada dan Harada, 2007), penggunaan kultivar tahan (Williamson & Umar 2006), dan penggunaan pestisida sintetis (Browning et al. 2006). Na-mun sejak tahun 1950-an, petani lebih meng-andalkan penggunaan pestisida sintetik dari-pada pendekatan lainnya. kebiasaan ini me-nyebabkan pencemaran lingkungan (Zang et al. 2011), terbunuhnya organisme bukan sa-saran (Subramanyam et al. 2012) dan timbul-nya berbagai kasus keracunan pada petani (Mancini et al. 2009). Menyikapi permaslahan tersebut perlu dicari cara pengendalian alter-natif yang lebih aman, dengan harga terjang-kau tetapi memiliki efektifitas yang relatif tidak berbeda dengan pengendalian menggunakan pestisida sintetis. Salah satu teknik yang da-pat diterapkan adalah pemanfaatan nemati-sida berbahan aktif asal tanaman yang dikenal sebagai nematisida nabati (Javed et al. 2006).

Nematisida nabati umumnya mudah ter-urai oleh cahaya matahari, oksigen dan mikro-organisme menjadi produk yang kurang be-racun. Oleh karena itu, penggunaan nemati-sida tersebut tidak meninggalkan residu, baik pada produk pertanian maupun lingkungan (Khater 2012). Pemanfaatan nematisida naba-ti diharapkan dapat menjawab permintaan

pasar akan berbagai produk pertanian yang aman dikonsumsi antara lain karena bebas residu pestisida. Tanaman yang berperan sebagai ne-matisida nabati

Berbagai jenis tanaman diketahui me-ngandung senyawa toksik terhadap nematoda sehingga berpotensi dikembangkan sebagai nematisida nabati. Di antara tanaman tersebut antara lain tagetes (T. erecta, T. minuta), mimba (Azadirachta indica), serai wangi (Cym-bopogon nardus), srikaya (Annona squamosa, A. glabra, A. montana, A.reticulata), jarak (Ri-cinus communis), serai dapur (C. citratus), lempuyang pahit (Zingiber americans), lempu-yang wangi (Z. aromaticum), dan lempuyang gajah (Z. zerumbet) (Grainge & Ahmed 1988; Alam & Jairajpuri 1990). Beberapa tanaman yang dilaporkan efektif mengendalikan nema-toda puru akar, M. incognita, adalah pinang efektif mengendalikan nematode pada tanam-an kedelai (Nezriyetti & Novita 2012), serai-wangi, mimba (Hasudungan 2010) dan jarak pagar (Nezriyetti & Novita 2012) efektif pada tanaman tomat. Limbah hasil ekstraksi biji mimba, jarak, kacang tanah, dan wijen (Pra-kash et al. 2008) serta ekstrak cengkeh, jeri-ngau, dan tembakau (Wiratno et al. 2007) ter-bukti efektif menekan populasi nematoda puru akar.

Daun tanaman tembakau dilaporkan ber-sifat nematisidal karena banyak mengandung senyawa nikotin (Opolot et al. 2006; Desh-mukh et al. 2012). Hasil penelitian di labora-torium menunjukkan ekstrak daun tembakau mampu membunuh hingga lebih dari 90% M. incognita (Wiratno et al. 2007). Aplikasi pe-ngendalian di lapang dapat dilakukan dengan menggunakan potongan/irisan daun, akar dan batang tanaman yang dimanfaatkan sebagai mulsa (Prakash et al. 2008) maupun ekstrak bahan tanaman yang disiramkan di sekitar perakaran tanaman (Wiratno et al. 2007). Na-mun agar nematisida ini dapat tersedia di tingkat petani dan mudah diaplikasikan diper-lukan pengkajian lebih lanjut termasuk cara

Page 3: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2), Oktober 2013: 90−95

92

memformulasikannya sehingga nematisida da-pat diproduksi dalam skala industri. Nemati-sida ini diharapkan dapat mensubstitusi peng-gunaan nematisida sintetik yang saat ini di-pergunakan secara luas dan terus menerus. Cara kerja ekstrak daun tembakau dalam membunuh nematoda

Secara invivo ekstrak daun tembakau telah terbukti mampu membunuh nemato-da parasit tanaman, M. incognita, dengan nilai LC20, LC50, dan LC90 berturut-turut sebesar 2,8; 3,9; dan 4,9 mg/ml air. Pada Tabel 1 terlihat bahwa toksisitas ekstrak tembakau lebih tinggi jika dibandingkan dengan toksisitas minyak cengkeh, sirih maupun jeringau bahkan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan toksisitas insek-tisida sintetik karbosulfan yang merupa-kan insektisida yang direkomendasikan di-gunakan untuk mengendalikan nematoda puru akar ini. Nilai LC20, LC50, dan LC90 karbosulfan terhadap M. incognita bertu-rut-turut sebesar 12,7; 25,3; dan 36,1 mg/ml air (Wiratno et.al. 2007). Tabel 1. Toksisitas beberapa ekstrak tanaman dan

karbosulfan terhadap M. incognita Nama latin/

Nama dagang

Nama daerah

Konsentrasi uji (mg/ml) LC20 LC50 LC90

Nicotiana tabacum

Tembakau 1,3 1,9 3,6

Syzigium aromaticum

Cengkeh 2,8 3,9 4,9

Piper betle Sirih 1,2 3,0 5,2 Acorus calamus

Jeringau 4,9 11,3 18,7

Karbosulfan Karbosulfan 12,7 25,3 36,1 Sumber: Wiratno et.al., 2007

Bentuk nematoda yang mati setelah di-

aplikasikan dengan ekstrak daun tembakau berbentuk keriting menyerupai nematoda yang mati terbunuh oleh insektisida golongan orga-nofosfat seperti karbosulfan dan khlorpirifos yang bersifat acetyl cholinesterase inhibitor. Sedangkan bentuk nematoda yang mati seca-ra alamiah menyerupai lidi (lurus) atau seperti

pisang (agak melengkung) (Gambar 1) (Wirat-no et al. 2007).

Fenomena bentuk tubuh nematoda ini menarik untuk dikaji lebih lanjut. Diduga cara kerja ekstrak daun tembakau dalam mem-bunuh organisme sasaran melalui pengham-batan kerja hormon acetylcholinesterase yang mempengaruhi sistem saraf (neurotoksik). Acetylcholine merupakan rangkaian neurokimia bertugas mengirim signal ke seluruh sistem syaraf, berperan dalam menyediakan asupan bagi netron dan reseptor otak. Dengan ter-hambatnya produksi acetylcholine maka ter-jadi gangguan pada sistem syaraf organisme sasaran.

Gambar 1. Bentuk nematoda yang mati terpapar

ekstrak daun tembakau (A dan B) dan nematoda mati secara alamiah (C) (Wiratno et al. 2007)

Cara kerja ini dapat dijelaskan karena persimpangan neuromuskular nematoda tidak berbeda secara fundamental, baik secara struktural maupun fungsional dari persim-pangan neuromuskular organisme lain (Debell 1965) termasuk mamalia. Oleh karena itu, bentuk dari nematoda mati terpapar ekstrak tembakau akan sama dengan nematoda yang mati terpapar oleh nematisida dalam kelom-pok yang sama dalam hal ini kelompok orga-nofosfat dan karbamat yang bersifat acetyl cholinesterase inhibitor.

Karakteristik ini merupakan hal menarik dan bermanfaat sebagai salah satu indikasi untuk menganalisis cara kerja suatu senyawa sekunder tanaman yang biasanya tersusun dari berbagai bahan kimia dengan komposisi yang kompleks. Sementara itu, informasi cara kerja ekstrak tembakau dalam membunuh ha-ma masih perlu investigasi lebih lanjut.

A C B

Page 4: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Wiratno et al.: Prospek ekstrak daun tembakau sebagai nematisida nabati prospect of extract of …….

93

Prospek diversifikasi tembakau seba-gai nematisida nabati

Tembakau sejak jaman dulu telah banyak diekspor dan dimanfaatkan sebagai bahan ba-ku rokok keretek. Namun pemasaran tembakau mulai mengalami kesulitan semenjak hasil-hasil penelitian mengindikasikan bahwa mero-kok dapat mengakibatkan berbagai serangan penyakit. Beberapa penyakit penting yang di-sebabkan karena merokok di antaranya pe-nyakit saluran pernapasan (Sangani & Andrew 2011), demensia/pikun (Hernán et al. 2008), parkinson (Chen et al. 2010), kanker paru (Lubin & Neil 2006), perubahan tulang bela-kang leher (Gore et al. 2005), dan degenerasi makula yang menyebabkan kebutaan (Fujiha-ra et al. 2008).

Di Amerika Serikat industri rokok mulai terancam sejak tahun 1964 diawali dengan adanya deklarasi dari United State Surgeon General, bahwa merokok membahayakan ke-sehatan. Ancaman ini bertambah besar sejak adanya pelarangan iklan rokok di radio dan televisi pada tahun 1970. Saat itu gerakan anti merokok merebak keberbagai penjuru dunia. Untuk mengantisipasi anjoknya harga rokok akibat semakin menurunnya permintaan pasar akan tembakau, sudah saatnya peme-rintah mulai memikirkan diversifikasi produk tembakau. Salah satu alternatif yang cukup prospektif untuk dikembangkan adalah me-manfaatkan daun tembakau sebagai bahan baku nematisida nabati.

Daun tembakau diperkenankan dimanfa-atkan untuk mengendalikan OPT pada lahan pertanian yang dibudidayakan secara organik. Pemanfaatannya dapat dilakukan dengan meng-aplikasikan hasil rajangan daun-daun temba-kau sebagai mulsa (Wang et al. 2004; Nahar et al. 2006). Sedangkan ekstrak daun temba-kau hanya dapat dipergunakan pada perta-naman non organik. Hal ini berkaitan dengan efek racun dari nikotin yang tinggi terhadap mamalia termasuk manusia (Isman 2005). Oleh katena itu untuk menekan efek racun-nya, maka ekstrak yang telah dilarutkan de-ngan air dapat diaplikasikan dengan menyi-

ramkannya ke permukaan tanah di sekitar perakaran tanaman (Begum et al. 2003). De-ngan demikian kontaminasi nikotin terhadap petani pekerja dapat ditekan bahkan relatif tidak ada sama sekali.

Aplikasi bahan tanaman sebagi mulsa diyakini efektif menekan populasi nematoda parasit tanaman. Hal ini disebabkan senyawa nitrat dan nitrogen amoniak akan terakumu-lasi selama proses dekomposisi bahan organik bersifat racun terhadap berbagai organisme hidup. Keefektifan mulsa dalam menekan po-pulasi nematoda parasit tanaman akan me-ningkat bila mulsa yang digunakan mengan-dung bahan kimia beracun seperti senyawa nikotin yang dikandung daun tembakau. Se-lain itu dekomposisi bahan organik dapat menjadi sumber makanan tambahan yang da-pat memfasilitasi perkembangan populasi ne-matoda bacterivorous (Rhabditidae & Cepha-lobidae), fungivorous (Forge et al. 2003) dan predator. Pada akhirnya pemberian mulsa daun tembakau secara keseluruhan menurun-kan kepadatan populasi nematoda parasit ta-naman melalui persaingan, antagonisme atau menciptakan kondisi yang tidak menguntung-kan.

Keuntungan nematisida nabati dari daun tanaman tembakau dapat mendorong minat terhadap pengembangan tanaman tembakau baik dalam skala usaha kecil sederhana mau-pun agribisnis skala besar. Kondisi ini tidak menjadi masalah mengingat ketersediaan du-kungan bahan baku dan teknologi pengolah-annya. Bahan baku tidak hanya diperoleh khusus dari daun tembakau, tetapi juga dari tangkai daun yang selama ini menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Dukungan teknologi pengolahan temba-kau menjadi nematisida, bukan perkara yang sulit. Dalam teknologi yang sederhana, cara yang umum dilakukan adalah dalam bentuk aplikasi mulsa atau rendaman daun/tangkai tembakau. Sementara itu, bentuk formulasi yang ditujukan untuk lebih memudahkan da-lam penyedian bahan siap pakai, aplikasi yang lebih efisien, dan keefektifan yang meningkat

Page 5: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2), Oktober 2013: 90−95

94

terhadap OPT sasaran, dapat dilakukan de-ngan kemajuan teknik ekstraksi, isolasi dan formulasi melalui bahan yang sinergis.

Potensi daun tembakau sebagai nema-tisida menjadi nilai tambah bagi komoditas tersebut. Teknik aplikasi yang tidak langsung disemprotkan ke tanaman, mampu mengeli-minir efek samping terhadap lingkungan, sa-saran lebih spesifik, residu relatif pendek, dan kemungkinan OPT tidak mudah berkembang menjadi tahan terhadap nematisida tersebut. Hal-hal ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pemanfaatannya kedepan.

KESIMPULAN

Tembakau adalah salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif nematisida nabati. Kandungan nikotin pada daun tembakau mampu membunuh namatoda dan bekerja menyerupai pestisida sintetik dalam golongan organofosfat dan karbamat yaitu menghambat pembentukkan hormon acetyl cholinesterase. Pemanfaatan formula berbahan aktif daun tembakau untuk mengen-dalikan nematoda cukup aman mengingat aplikasinya dapat dilakukan dengan memanfa-atkannya sebagai mulsa atau dengan menyi-ramkan larutan ekstrak daun ke sekitar per-akaran tanaman. Diversifikasi pemanfaatan daun tembakau sebagai nematisida nabati memberikan prospek baik mengingat peman-faatan tembakau sebagai bahan baku rokok kian dipermasalahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, MM & Jairajpuri. MS 1990, Nematode control strategies. Principles and prac tices, in Jairajpuri, MS, Alam, MM & Ahmad, I (eds). Nematode bio-control (Aspects and Pros-pects), CBS Publishers & Distributors PVT Lts. Delhi-11032 (India), p. 5–15

Begum, Z; Shaukat, SS & Siddiqui, IA 2003, Suppression of Meloidogyne javanica by Co-nyza canadensis, Blumea obliqua, Amaran-

thus viridis and Eclipta prostrate, Plant Pathol. J. 2(3):174–180.

Bridge, J, Price, NS & Kofi, P 1995. Plant parasitic nematodes of plantain and other crops in Cameroon, West Africa, Fundamental and Applied Nematology 18:261–270.

Browning, M, Wallace, DB, Dawson, C, Alm, SR & Amador. JA 2006, Potential of butyric acid for control of soil-borne fungal pathogens and nematodes affecting strawberries, Soil Biol. Biochem. 38(2):401–404.

Chen, H, Huang, X, Guo, X, Mailman, RB, Park, Y, Kamel, F, Umbach, DM, Xu, Q, Hollenbeck, A, Schatzkin, A & Blair, A 2010, Smoking duration, intensity, and risk of Parkinson disease, Neurology 16(74):878–884.

Debell, JT 1965, A long look at neuromuscular junctions in nematodes, Q.Y. Rev. Biol. 40(3): 233–251.

Deshmukh, MB, Sangram, HP & Chetan, SS 2012. Synthesis and insecticidal activity of some nicotinic acid derivatives, Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 4(1):326–332.

Forge, TA, Hogue, E, Neilsen, G & Neilsen, D, 2003, Effects of organic mulches on soil mi-crofauna in the root zone of apple: implyca-tions for nutrient fluxes and functional diver-sity of the soil food web, Appl. Soil Ecol. 22 (1):39–54.

Fujihara, M, Norihiro, N, Thomas, ES, Shyam, B & James, TH 2008, Chronic cigarette smoke causes oxidative damage and apoptosis to re-tinal pigmented epithelial cells in mice, diak-ses pada 7 Agustus 2013, (http://www.plo-sone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0003119)

Gore, DR, Guilermo, FC, Scott, TG 2006, Smoking and degenerative changes of the cervical spine: a roentgenographic study, The Spine Journal, diakses pada 7 Agustus 2013 (http:// www.thespinejournalonline.com/article/S1529-9430%2805%2901068-5/abstract).

Grainge, M & Ahmed, S 1988, Handbook of plants with pest control properties, New York. J. Wiley Publisher.

Hasudungan, JW 2010, Pengendalian Biologi ne-matoda puru akar (Meloidogyne spp.) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum). Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 49 hlm.

Hernán, MAA, Alonso, A & Logroscino, G 2008, Cigarette smoking and dementia: Potential

Page 6: Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida …balittas.litbang.pertanian.go.id/images/bulettin/vol5.2/tembakau.pdf · Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),

Wiratno et al.: Prospek ekstrak daun tembakau sebagai nematisida nabati prospect of extract of …….

95

selection bias in the elderly, Epidemiology 19(3):448–450

Isman, M.B 2005, Problems and opportunities for the commercialization of botanical insecticides, in Regnault-Roger, C; Philogène, BJR; Vin-cent, C (eds.), Biopesticides of plant origin, Lavoisier, Paris. pp. 283–291.

Javed, N; Gowen, SR, Inam-ul-Haq, M, Abdullah, K & Shahina, F 2006, Systemic and persistent effect of neem (Azadirachta indica) formula-tions against root-knot nematodes, Meloido-gyne javanica and their storage life, Crop Protect. 26(7):911–916.

Khater, HF 2012, Prospects of botanical bio-pes-ticides in insect pest management, Journal of Applied Pharmaceutical Science 2(5):244–259

Khan, Z & Kim, YH 2007, A review on the role of predatory soil nematodes in the biological control of plant parasitic nematodes, Appl. Soil Ecol. 35(2):370–379.

Khan, Z; Kim, YH, Kim, SG & Kim, HW 2007, Observations on the suppression of root-knot nematode (Meloidogyne arenaria) on tomato by incorporation of cyanobacterial powder (Oscillatoria chlorina) into potting field soil, Bioresource Technol. 98(1),69–73.

Lubin, JH & Neil, EC 2006, Cigarette Smoking and Lung Cancer: Modeling Total Exposure and Intensity, Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 15(3):517–523.

Mancini, F, Janice, LSJ & Michael, O 2012, Re-ducing the incidence of acute pesticide po-isoning by educating farmers on integrated pest management in South India, Int. J. Occup. Environ. Health 15:143–151

Mustika, I 2005, Konsepsi dan strategi pengen-dalian nematoda parasit tanaman perkebunan di Indonesia, Perspektif 4(1):20–32.

Mustika, I 2010, Konsepsi dan strategi pengen-dalian nematoda parasit tanaman di Indone-sia, Pengembangan Inovasi Pertanian 3(2): 81–101

Nahar, MS, Grewal, PS, Miller, SA, Stinner, D, Stinner, BR, Kleinhenz, MD, Wszelaki, A & Doohan, D 2006, Differential effects of raw and composted manure on nematode com-munity, and its indicative value for soil mi-

crobial, physical and chemical properties, Appl. Soil Ecol. 34(2–3):140–151.

Nezriyetti & Novita, T 2012, Efektivitas ekstrak daun jarak pagar (Jatropa curcas L.) dalam menghambat perkembangan nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada tanaman tomat, Biospecies 5(2):35–39.

Okada, H & Harada, H 2007, Effects of tillage and fertilizer on nematode communities in a Ja-panese soybean field, Appl. Soil Ecol. 35(3): 582–598.

Opolot, HN, Agona, A, Kyamanywa, S, Mbata, GN, & Adipala, E 2006, Integrated field manage-ment of cowpea pests using selected syn-thetic and botanical pesticides, Crop Protec-tion 25(11):1.145–1.152.

Prakash, A, Rao, J & Nandagopal, V 2008, Future of botanical pesticide on rice, wheat, pulses, and vegetables pest management, Journal of Biopesticides 1(2):154–169.

Sangani, RG & Andrew, JG 2011, Lung injury after cigarette smoking is particle related, Inter-national Journal of Chronic Obstructive Pul-monary Disease Vol. 6:191–198

Subramanyam, D, Valluru, L, Wudayagiri, R & Bad-rachari, V 2012. Biomanagement of pesticides for sustainable environment: An Indian sce-nario, International Journal of Biological & Phar-maceutical Research 3(7):826–834.

Wang, KH; McSorley, R, Marshall, AJ & Gallaher, RN 2004, Nematode community changes as-sociated with decomposition of Crotalaria jun-cea amendment in litterbags, Appl. Soil Ecol. 27(1):31–45.

Williamson, VM & Kumar, A 2006, Nematode resis-tance in plants: The battle underground, Trends Genet. 22(7):396–403.

Wiratno, D, Taniwiryono, Brink, PVD, Rietjens, IMCM & Murk, AJ 2007, A case study in Bang-ka Island, Indonesia on the habits and conse-quences of pesticide use in black pepper plantations, J. Environ. Toxicol. 22(4):405–414.

Zang, WJ, Fu, BJ & Jian, FO 2011, Global pesticide consumption and pollution: with China as a focus, Proceedings of the International Aca-demy of Ecology and Environmental Sciences 1(2):125–144.