PTO 3 BAB IV
-
Upload
nadya-saptarina -
Category
Documents
-
view
222 -
download
4
Transcript of PTO 3 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
KASUS 3
A. DATA PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : An. IH
Nama Dokter : Dr. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pav/Kamar : Badar
Tanggal Masuk : 19 Maret 2016
Penjamin : BPJS Non PBI
Usia : 10 Bulan 14 Hari
BB : 8,9 Kg
No. Pendaftaran : 160319-0060
RM : 924824
2. Riwayat Pasien
Riwayat Penyakit : -
Riwayat Sosial :-
Riwayat Pengobatan : -
Riwayat Alergi : -
B. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Panas mulai tanggal
9 Maret 2016 ; Batuk; pilek
2. Diagnosa : Hyperpyrexia
C. OBJEKTIF
1. Tanda-tanda Vital
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital Kasus 3
2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Darah Kasus 3
Pemeriksaan Normal 19-03-2016 20-03-2016
Hemogoblin 10,7-13,1 g/dL 11,2 10,7
Leukosit 6,00-17,50
103/mL
13,28 11,08
Hematokrit 35-43% 34 (L) 33 (L)
Trombosit 271-491
103/mL
466 514 (H)
Eritrosit 3,60-5,70
106/mL
5,09 4,83
Pemeriksaan Normal 19-03-2016 20-03-2016
Suhu 36-37,5°C 36,8°C; 36,8°C; 37°C;
38,8 °C
36,2°C; 37,2°C;
36,8°C; 36,6°C
Nadi 80-100 96; 100; 102; 106 100; 102; 100;
98.
MCV/HER 74-102 fL 68 (L) 67 (L)
MCH/HER 23-31 pg 22 (L) 22 (L)
MCHC/KHER 28-32 g/dL 33 (H) 33 (H)
3. Hasil Pemeriksaan Urin Lengkap
Tabel 3. Hasil Urin Lengkap Kasus 3
Urinalisis (Urin lengkap) 19-03-2016
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Leukosit 2-4 / LPB
Eritrosit / LPB
Silinder / LPK
Sel Epitel 1+ / LPK
Kristal -
Bakteri -
BJ 1,010
pH 7,5 (H)
Protein -
Glukosa -
Keton -
Darah Samar / Hb Bilirubin -
Urobilinogen 0,2 mg/dL
Nitrit -
Leukosit Esterase -
D. ASSESMENT
1. Terapi Pasien
Tabel 4. Terapi Pasien Kasus 3
Nama Obat Regimen Rute 19-03-2016 20-03-2016 21-03-2016
P.panas + Batuk 3x1 bungkus Oral 14; 20 06; 12; 18 06;
Ceftriaxone 1x500mg IV 06 06 06
Dexamethasone 3x1mg IV 10; 18; 24 08
RL IV 06; 12; 18 06; 12; 18 06
2. Profil Obat
A. P.Panas + Batuk
Komposisi : Paracetamol……..150mg
Bisolvon………...1/5 tab
Salbutamol………0,5mg
CTM…………….1/3 tab
Dexamethasone…1/5 tab
Equal sampai manis
a. Paracetamol
Komposisi : Paracetamol
Indikasi : Antipiretika dan analgetika
Dosis Lazim : 60-120mg setiap 4-6 jam. Dosis
max : 4 dosis dalam 24 jam (BNF for child 2011)
Efek Samping : Penggunaan jangka lama dan dosis
besar menyebabkan kerusakan hati
Mekanisme Kerja : Sebagai antipiretik, bekerja
langsung pada pusat pengatur panas di
hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian dari
otak yang berperan dalam mengatur nyeri dan
temperatur. Mekanismenya kemungkinan
menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang
menstimulasi Sistem Saraf Pusat. PG dapat
meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi)
dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari
tubuh. (DIH)
b. Bisolvon
Komposisi : Bromhexin
Indikasi : Mukolitik
Dosis Lazim : 0,5mg/KgBB/hari : 0,5mg x 8,9 kg
= 4,45mg (MIMS)
Efek Samping : Mual, diare, gangguan pencernaan
perasaan penuh diperut.
Mekanisme Kerja : Bromhexin adalah derivate sintetik
dari zat aktif vasicine yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan. Studi preklinis menunjukan bromhexin
dapat meningkatkan sekresi bronkus.
c. Salbutamol
Komposisi : Salbutamol
Indikasi : Bronkodilator
Dosis Maksimum : 1x : 0,1mg/kg = 0,1 mg x 8,9kg = 0,89mg;
Dosis max : 2mg 3-4x pemakaian (BNF for child
2011)
Efek Samping : Infeksi saluran kemih, pusing dan sakit
punggung
Mekanisme Kerja : Salbutamol merupakan suatu senyawa yang
selektif merangsang reseptor β2 adrenergik terutama
pada otot bronkus. Golongan β2 agonis ini bekerja
dengan meningkatkan aktivitas adenyl cyclase
sehingga meningkatkan produksi intraseluler siklik
AMP (adenosine mono fosfat). Peningkatan siklik
AMP menyebabkan relaksasi otot polos, stabilisasi
mast sel, dan stimulasi otot rangka.
d. CTM
Komposisi : Chlorpheniramine maleate
Indikasi : Antihistamin
Dosis Lazim : Dosis Dws : 4mg-16mg/hari; max :
32mg/hari (BNF 2009); Dosis anak (1 bln-2thn) : 1
mg 2x sehari (BNF for child 2011). Jadi, dosis lazim
adalah : (8,9 : 70 x 4mg = 0,5 mg) – (8,9 : 70 x 32mg
= 4mg)
Efek Samping : UMUM : Sembelit, diare, pusing, kantuk,
mulut kering, sakit kepala, kehilangan selera makan,
mual, kegugupan atau kecemasan. BERAT : ruam,
gatal-gatal, kesulitan bernafas, sesak di dada,
pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah,
kesulitan buang air kecil, cepat atau tidak teratur
denyut jantung; halusinasi; kejang; pusing berat,
ringan atau sakit kepala; getaran (www.drug.com)
Mekanisme Kerja : sebagai antagonis reseptor H1,
klorfeniramin maleate akan menghambat efek
histamine pada pembuluh darah,bronkus dan
bermacam-macam otot polos, selain itu klorfeniramin
maleate dapat menhambat susunan saraf pusat.
e. Dexamethasone (Oral)
Komposisi : Deksamethasone
Indikasi : Antiinflamasi
Dosis Lazim : 1 hari : 0.024-0.34 mg/kg/hari dalam 4x
pemberian = (0,024mg x 8,9kg) - (0,34mg x 8,9kg) =
0,2136-3,026mg/hari dalam 4x pemberian (AHFS)
Efek samping : Depresi, euforia, sakit kepala. (MIMS)
Mekanisme kerja : Mengurangi inflamasi dengan menekan
migrasi neutrofil, mengurangi produksi mediator
inflamasi, dan menurunkan permeabilitas kapiler yang
semula tinggi dan menekan respon imun. (DIH)
B. Ceftriaxone
Komposisi : Ceftriaxone
Indikasi : Antibiotik
Dosis Lazim : 50mg/kg-80mg/kg sehari: (50mg x 8,9kg=445mg)
– (80mg x 8,9 kg= 712mg). (BNF for child 2011)
Efek samping : Diare, mual, perut kembung. (MIMS)
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin
(penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan
menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan
dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding
sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim
autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel
bakteri terhambat. (DIH)
C. Dexamethasone (Inj)
Komposisi : Deksamethasone
Indikasi : Antiinflamasi
Dosis Lazim : Dosis dws : 0,5-24 mg/hari. Jadi, dosis lazim
adalah : (8,9 : 70 x 0,5mg = 0,06mg) – (8,9:70x 24mg = 3,05)
Efek samping : Depresi, euforia, sakit kepala. (MIMS)
Mekanisme kerja : Mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi
neutrofil, mengurangi produksi mediator inflamasi, dan
menurunkan permeabilitas kapiler yang semula tinggi dan
menekan respon imun. (DIH)
3. Telaah Resep
Telaah Resep Kasus 3
Aspek Telaah Ya Tidak
Tepat Pasien √
Tepat Obat √
Tepat Dosis √
Tepat Frekuensi √
Tepat Pemberian √
Duplikasi √
Interaksi Obat √
Kontraindikasi √
Alergi Obat √
4. Kesesuaian Dosis
Kesesuaian Dosis Kasus 3
Nama Obat Indikasi Dosis Literatur Dosis Pakai Keterangan
Paracetamol Antipiretika
dan
analgetika
60-120mg setiap 4-6 jam.
Dosis max : 4 dosis dalam
24 jam
1x :
150mg
1 hari :
3x150mg :
450mg
Dosis Sesuai
Bisolvon
(Bromhexin)
Mukolitik 0,5mg/KgBB/hari :
0,5mg x 8,9 kg = 4,45mg
1x :
1/5 tab x
8mg =
1,6mg
1 hari :
3 x 1,6mg =
4,8mg
Dosis
Berlebih
Salbutamol Bronkodilato
r
1x : 0,1mg/kg = 0,1 mg x
8,9kg = 0,89mg
Dosis max : 2mg 3-4x
pemakaian.
1x = 0,5mg
1 hari :
3x0,mg =
1,5mg
Dosis Sesuai
CTM
(Chlorpheniram
ine maleate)
Antihistamin Dosis Dws :
4mg-16mg/hari
max : 32mg/hari
Dosis anak (1 bln-2thn) :
1 mg 2x sehari.
Jadi, dosis lazim adalah :
(8,9 : 70 x 4mg = 0,5 mg) –
(8,9 : 70 x 32mg = 4mg) .
1x :
1/5 tab x
4mg =
0,8mg; 1
hari :
3x 0,8mg =
2,4mg .
Dosis Sesuai
Dexamethasone
(Oral)
Antiinflamasi 1 hari : 0.024-0.34
mg/kg/hari dalam 4x
pemberian
= (0,024mg x 8,9kg) -
(0,34mg x 8,9kg) = 0,2136-
3,026mg/hari dalam 4x
pemberian.
1x :
1/5 tab x
0,5mg =
0,1mg
1 hari :
3 x 0,1 mg =
0,3 mg.
Dosis Sesuai
Ceftriaxone Antibiotik 50mg/kg-80mg/kg sehari:
(50mg x 8,9kg=445mg) –
(80mg x 8,9 kg= 712mg) .
1x 500mg Dosis Sesuai
Dexamethasone
(Inj)
Antiinflamasi Dosis dws : 0,5-24 mg/hari.
Jadi, dosis lazim adalah:
(8,9 : 70 x 0,5mg =
0,06mg) – (8,9:70x 24mg =
3,05) .
1x :
1x1mg; 1
hari : 3x1
mg = 3mg
Dosis Sesuai
5. Problem Medik dan Analisa Drug Related Problem (DRP) Pasien.
Kategori DRP Ada atau Tidak Penilaian Rekomendasi
Indikasi yang tidak
di tangani
Tidak - -
Pilihan obat yang
kurang tepat
Tidak - -
Penggunaan obat
tanpa indikasi
Tidak - -
Dosis lebih kecil Tidak - -
Over dosis Ada - Sesuaikan dosis
Reaksi obat yang
tidak diinginkan
Tidak -
Gagal menerima
obat
Tidak -
6. Interaksi Obat
Pada kasus ke-3, tidak terdapat interaksi obat didalam resep yang diterima
pasien.
E. PLAN
Tujuan terapi dari hyperpyrexia adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam diharapkan suhu tubuh pasien kembali ke normal atau
masalah sudah teratasi.
F. MONITORING
Monitoring efek samping obat dan Suhu tubuh pasien
G. PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien yang bernama An.IH datang kerumah sakit pada
tanggal 19 MAret 2016 jam 02.30 langsung dimasukkan kedalam IGD dengan
keluhan demam tinggi terus-menerus terutama pada malam hari sejak 10 hari
yang lalu, batuk, pusing. Setelah dilakukan pemeriksaan vital yaitu pengukuran
suhu tubuh didapatkan suhu tubuh pasie > 40oC, dari hasil pemeriksaan yang
diperoleh dokter menetapkan diagnosa “HYPERPYREXIA”. Hyperpyrexia
adalah Kenaikan suhu tubuh diatas 41oC (rectal). Merupakan keadaan gawat
darurat medik dengan angka kematian yang tinggi terutama pada bayi sangat
muda, usia lanjut dan penderita-penderita penyakit jantung.
Setelah menetapkan diagnosa, dokter melakukan pertolongan pertama
terhadap pasien dengan memberikan infuse RL 24tpm/ 30 menit dan suppos
proris. Kegunaan infuse RL adalah untuk mencegah pasien kekurangan cairan
didalam tubuh dan kegunaan suppose proris adalah untuk menurunkan suhu
tubuh pasien, pemeberian sediaan proris dalam bentuk suppose diharapkan obat
tersebut memberikan efek yang cepat dalam menurunkan suhu tubuh. Jam 03.00
pasien dipindahkan keruang perawatan (badar), didalam ruang perawatan pasien
dilakukan pemeriksaan vital kembali (suhu tubuh) didapatkan hasil suhu tubuh
pasien sebesar 36,8oC. Pada saat pemeriksaan suhu tubuh yang dilakukan diruang
perawatan suhu tubuh pasien sudah normal, akan tetapi pasien harus tetap
dipantau suhu tubuhnya untuk memastikan bahwa suhu tubuh pasien tetap
normal. Alasan lain pasien dirawat adalah keluhan pasien tidak hanya panas,
pasien juga mengeluh batuk. Diruang perawatan pasien mendapatkan obat puyer
panas + batuuk; ceftriaxone (inj) dan dexamethasone (inj). Komposisi puyer
panas + batuk meliputi paracetamol 150mg; bisolvon 1/5 tab; salbutamol 0,5mg;
CTM 1/5 tab; dexamethasone 1/5 tab dan equa sampai manis. Masing-masing
obat mempunyai khasiat yang berbeda-beda, untuk paracetamol; bisolvon;
salbutamol; CTM; dexamethasone berkhasiat sebagai obat analgetik-antipiretik
dan batuk, untuk ceftriaxone berkhasiat sebagai antibiotic dan untuk
dexamethasone berkhasiat sebagai antiinflamasi.
Pemberian obat puyer panas + batuk dimulai pada jam 14.00 dikarenakan
terdapat kenaikan suhu tubuh yang mula-mula suhunya 36,8oC menjadi 37oC.
Walaupun kenaikan suhu tubuh masih dalam batas normal akan tetapi suhu tubuh
tersebut mengalami kenaikan yang artinya suhu tubuh pasien belum stabil.
Pemberian puyer panas + batuk selanjutnya pada jam 20.00 dikarenakan terjadi
kenaikan suhu kembali dari 37oC menjadi 38,8oC dan pemberian puyer panas +
batuk diberikan sampai tanggal 21 maret 2019 untuk mencegah terjadinya
kenaikan suhu kembali. Pemberian ceftriaxone dikarenakan pasien mengeluh
panas lebih dari 10 hari dikhawatirkan disebabkan oleh infeksi, oleh sebab itu
diberikan antibiotic (ceftriaxone) ke pasien. Pemberian dexamethasone dimulai
pada tanggal 20 Maret 2019 dikarenakan pasien batuk terus-menerus yang
menyebabkan sakit ditenggorokan akibat terjadinya inflamasi maka pasien
diberikan obat antiinflamasi yaitu dexamethasone (inj). Pemilihan sediaan obat
dexamethasone dalam bentuk injeksi diharapkan memberikan efek terapi yang
cepat dibandingkan dengan pemberian dalam rute oral.
Pada kasus ini, terdapat ketidak tepatan dosis didalam resep dan terdapat DRP
(Drug Related Problem) yaitu terdapat over dosis disalah satu obat yang
diberikan dan terdapat duplikasi obat didalamnya. Obat yang mengalami over
dosis adalah bisolvon (bromhexin HCl) solusi yang berikan adalah dengan
menyesuaikan dosis bisolvon tersebut. Obat yang mengalami duplikasi adalah
dexamethason oral dengan dexamethasone injeksi, solusi yang diberikan adalah
dengan memilih salah satunya (dexamethasone oral saja atau dexamethasone
injeksi saja). Tidak terdapat interaksi antara obat dengan obat didalam obat yang
diberikan.
Pada tanggal 21 Maret 2019, pasien sudah diizinkan pulang oleh dokter yang
didukung dengan hasil pemeriksaan vital (suhu tubuh) pasien yaitu 36,6oC masuk
kedalam suhu tubuh normal yang tidak ada kenaikan suhu dalam 2 hari. Pasien
mendapatkan obat yang dibawa pulang yaitu obat cefixime sirup yang berkahasiat
sebagai antibiotic. Pemberian obat pulang cefixime sirup kepada pasien bertujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi karena infeksi merupakan salah satu indicator
meningkatnya suhu tubuh.