Resume Plant Destilasi Atmosfer - Copy
description
Transcript of Resume Plant Destilasi Atmosfer - Copy
PRINSIP OPERASI PADA KILANG MINYAK
Minyak Bumi atau minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari perut bumi dan
belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal,
minyak bumi tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak bumi
merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon.
Di dalam kilang minyak tersebut, minyak bumi akan mengalami sejumlah proses yang akan
memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang
bermanfaat. Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat
digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini
berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa
hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic
cracking)
Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi
hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi
hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan
spesikasi tertentu.
Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air
asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery),
proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses
pendukung lainnya.
PROSES DISTILASI
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton.
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,
distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja
pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak bumi untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak bumi.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-
beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin
tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200°C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu
distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk
mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
1
sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju
ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150°C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
DISTILASI ATMOSFER PADA KILANG MINYAK
Tahap awal proses pengilangan minyak bumi berupa proses distilasi (penyulingan)
yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di
kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat
ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar),
minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Distilasi Atmospheric pada kilang minyak adalah proses perengkahan minyak bumi
secara fisis dengan menggunakan perbedaan titik didih dengan tekanan yang bekerja pada
tekanan atmosfer yang berkisar antara 1-1,5 atm. Karena crude oil merupakan campuran dari
komponen-komponen hydrocarbon yang sangat komplek, maka pada distilasi ini proses
pemisahan fraksi-fraksinya dilakukan berdasarkan trayek didih (perbedaan titik didih).
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris dengan tinggi sekitar 40 m dan di
dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas
yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom,
sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang
lebih atas. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses
lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama
alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik.
Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-
komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi
2
bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian
hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan
pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
Distilasi bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok
yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen
hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang
berdekatan.
Kolom Distilasi Atmosferic dengan fraksinasi
3
PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN
a. Gas
Gas hasil distilasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di heater untuk
memanaskan umpan sebelum dimasukkan ke kolom distilasi, dan sisanya dibuang ke udara
setelah dibakar di flare. Fungsinya adalah untuk mengontrol tekanan operasi di kolom
distilasi.
Gas ini umumnya terdiri dari C3 dan C4 yang dengan proses selanjutnya yaitu dengan
di kompresikan atau didinginkan akan menghasilkan LPG (liquid petroleaum gas) yang
dalam bahasa dagangnya disebut dengan elpiji. LPG biasanya disimpan pada suhu 1000F atau
300C LPG campuran yang dijual diindonesia mempunyai tekanan uap atau vapour pressure
maksimum 100 psi berat jenis LPG adalah kira-kira 1,5-2 kali berat jenis udara pada suhu dan
tekanan normal.
Ada tiga macam LPG adalah sebagai berikut:
LPG propana terdiri dari 95% gas propana C3H8
LPG butana terdiri dari 97% gas butana C4H10
LPG campuran terdiri dari propana dan butana
b. Naptha
Naptha yang dihasikan pada proses distilasi atmosferik selanjutnya dialirkan ke unit
pengolahan lanjutan seperti naphtha rerun, naphtha hydrotreater yang kemudian diolah lebih
lanjut di unit catalytic reforming untuk menghasilkan komponen premium dengan angka
Oktan tinggi. Dalam teknik perminyakan, nafta lengkap didefinisikan sebagai fraksi
hidrokarbon dalam minyak mendidih antara 30°C dan 200°C. ini terdiri dari campuran
kompleks dari molekul hidrokarbon umumnya memiliki antara 5 dan 12 atom karbon. Ini
biasanya merupakan 15-30% dari minyak mentah, menurut beratnya. Light nafta adalah
fraksi mendidih antara 30°C dan 90°C dan terdiri dari molekul dengan 5-6 atom karbon.
Heavy nafta antara 90°C dan 200°C dan terdiri dari molekul dengan 6-12 karbon.
c. Kerosene
Kerosene dikenal juga dengan minyak tanah. mempunyai trayek didih 175 – 2750C
dan memiliki sifat sebagai berikut:
Viskositas rendah
Kerosene harus mudah mengalir pada sumbu lampu sehingga dapat terbakar
sempurna. Bila viskositas tinggi, kerosene sulit mengalir pada sumbu lampu.
Smoke Point tinggi
4
Smoke point tinggi, menunjukan bahwa kerosene mempunyai panas pembakaran
tinggi dan tidak menimbulkan jelaga.
Flash Point rendah
Flash point yang tinggi menunjukkan bahwa kerosene tidak mudah menyala oleh
percikan api, sehingga aman dari kebakaran.
Bebas bau
Kerosene yang berbau menunjukkan bahwa kerosene mengandung merkaptan dan
atau gas H2S, sehingga nilai panas pembakaran rendah serta bersifat korosif.
Kandungan Sulfur rendah
Rendahnya kandungan Sulfur menunjukkan bahwa kerosene tidak menimbulkan
pencemaran, tidak korosif pada gas buang, serta mempunyai nilai pembakaran tinggi.
Proses lanjutan dari produk ini sangat tergantung dari jenis crude oil yang diolah di CDU
(Crude Distilling Unit). Jika produk kerosene hasil distilasi masih banyak mengandung
sulfur, maka produk ini harus diolah lebih lanjut untuk menghilangkan kadar sulfurnya.
Dan kerosene juga dapat di jadikan sebagai avtur dengan cara proses blending yang
berguna sebagai bahan bakar pesawat.
d. Solar
Minyak Diesel adalah jenis minyak bahan bakar distilat yang digunakan untuk mesin
pembakaran dengan kompresi yang kualitasnya membakar ditunjukkan oleh Cetane Number.
Lebih tinggi Cetane Number menunjukkan minyak diesel lebih flammablely, semakin rendah
Cetane Number show tardyly terbakar nya. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah
untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM),
juga bisa digunakan pada saat langsung membakar pembakaran di dapur, yang paling dicari
untuk pembakaran bersih. Ini minyak diesel juga disebut sebagai Gas Oil, Automotive Diesel
Oil atau High Speed Diesel.
PROSES DISTILASI ATMOSFER BERTINGKAT
Minyak bumi atau crude oil sebelum diolah harus dilakukan analisa terlebih dahulu
untuk mengetahui jenis karakteristiknya dan adanya unsur-unsur yang tidak diinginkan
(impurities) yang terkandung didalamnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kondisi
operasi yang sesuai dengan jenis minyak bumi yang akan diolah dan proses penghilangan
senyawa-senyawa impurities.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
5
Gambar Unit Distilasi Atmosfer
Gambar Simplified flow diagram of CDU (Crude Distilling Unit)
Crude oil dari storage tank dipompa untuk menuju ke furnace. Sebelum masuk ke
furnace, feed terlebih dahulu dipanaskan di dalam Heat Exchanger ±135oC untuk
pemanasan awal guna mencegah terjadinya pemanasan mendadak di dalam furnace.
Kemudian feed masuk ke dalam furnace untuk dipanaskan sampai temperatur yang
dikehendaki. Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air
bertekanan tinggi sampai suhu ±600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan
kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
Bagian dalam kolom distilasi fraksional memiliki tray yang berlubang dan dilengkapi
cap bubble. Minyak mentah yang menguap di pompa ke bagian bawah kolom dan
naik melalui lubang tray. Cap bubble memaksa uap minyak untuk membentuk bubble
pada cairan di atas tray. Hal ini menyebabkan sebagian uap diturunkan suhunya
6
karena mengalir ke atas dan mengembun menjadi cairan. Kelebihan cairan melalui
pipa yang disebut downcomer.
Feed yang telah dipanaskan di dalam furnace menguap tetapi belum terpecah/terpisah.
Setelah dari furnace feed masuk ke dalam fraksinasi untuk dipisahkan fraksi-
fraksinya. Di bagian flash zone terjadilah pemisahan fraksi uap dengan cair, dimana
uap akan naik ke atas menara fraksinasi dan fraksi cair akan turun ke bottom kolom
yang biasa disebut product bottom/long residu. Dalam menara distilasi, uap minyak
mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak
lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan
uap lewat.
Kolom distilasi
7
Sistem stripping adalah memisahkan light material dari heavy product, sistem
rectification adalah memisahkan heavy material dari light product. Sedangkan sistem
fraksinasi yaitu memisahkan light material dari heavy product dan heavy material dari
light product.
Fraksi uap dari flash zone akan naik kepuncak melewati tray-tray yang ada dalam
kolom fraksinasi sehingga terjadi kontak dengan liquid yang ada di dalam tray. Uap
yang memiliki titik didih yang sama dengan liquid yang ada dalam tray akan
mengembun dan terakumulasi dalam tray, yang selanjutnya akan dikeluarkan sebagai
product (side stream). Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi
dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan
terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu
tertentu ini disebut fraksi.
Produk samping ini selanjutnya akan masuk ke dalam stripper untuk
memurnikan/menajamkan produk dengan cara menghilangkan fraksi ringan yang
masih terikut dalam produk. Setelah pruduk dimurnikan, dimasukan ke dalam cooler
untuk diturunkan suhunya dan selanjutnya dimasukan ke dalam tanki.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Top product berupa uap yang tidak mengembun dalam kolom fraksinasi dimasukan
ke dalam kondensor untuk diembunkan atau merubah phase/wujudnya yang
selanjutnya ditampung dalam accumulator. Di dalam accumulator akan dipisahkan
antara gas yag tidak dapat mencair untuk selanjutnya akan diproses dalam LPG plant.
Sedangkan gas yang dapat dicairkan sebagian ditampung dalam tanki dan sebagian
digunakan sebagai reflux. Reflux dimaksudkan untuk menjaga suhu kolom atas agar
terjaga sesuai dengan yang dikehendaki.
Residu dari bottom kolom akan dipompakan menuju HE sebagai media panas untuk
memanaskan feed (segi ekonomis). Setelah itu ditampung dalam tanki untuk
selanjutnya diproses dalam secondary process.
Produk-produk hasil distilasi atmospheric adalah intermediate product yang harus
disempurnakan lebih lanjut dalam secondary process untuk memenuhi spesifikasi.
Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak
lainnya untuk proses konversi.
8
PERALATAN PADA DISTILASI
Dalam proses distilasi diperlukan peralatan pendukung seperti:
a Pompa
Pompa digunakan untuk memindahkan feed atau produk dari tangki ke
tangki maupun dari peralatan ke proses dengan memberikan energi dan dilakukan
secara terus menerus.
b Kolom distilasi
Kolom distilasi berbentuk bejana silinder yang terbuat dari bahan baja
dimana di dalamnya dilengkapi dengan alat kontak yang berfungsi memisahkan
komponen-komponen campuran larutan. Beberapa sambungan yang di pasang
pada kolom adalah untuk saluran umpan, hasil puncak, reflux, reboiler, hasil
samping, steam serta hasil bawah.
c Kolom stripper
Bentuk dan kontruksi stripper seperti kolom distilasi hanya pada umumnya
ukurannya lebih kecil, peralatan ini berfungsi untuk menajamkan pemisahan
komponen-komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang
lebih ringan di dalam produk yang dikehendaki. Prosesnya adalah penguapan
biasa, yang secara umum untuk membantu penguapan di injeksikan steam dari
bagian dasar stripper.
d Furnace
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang di peroleh dari
hasil pembakaran bahan bakar. Dimana di dalam furnace terdapat pipa pemanas
yang tersusun sedemikian rupa sehingga proses perpindahan panas dapat
berlangsung sebaik mungkin. Pembakaran di dalam furnace mencapai suhu
sekitar 3000C-3500C, yang kemudian masuk ke dalam kolom distilasi untuk
dipisahkan komponen-komponennya.
e Heat exchanger
Heat exchanger adalah alat penukar panas berfungsi untuk proses
pemindahan panas antara fluida.
f Condensor
Hasil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk
demikian rupa, oleh karena perlu untuk diembunkan sehingga bentuknya berubah
menjadi cairan/ condensate. Untuk mengubah uap menjadi cairan/ condensat
tersebut dilewatkan condenser agar terjadi pengembunan dengan media
9
pendinginnya biasanya adalah air. Panas yang diserap didalam condensor
sebagaimana panas pengembunannya (untuk merubah fase uap menjadi fase cair)
dalam hal ini setara dengan panas latennya. Secara teoritis penyerapan panas
didalam condensor tanpa diikuti dengan perubahan suhu.
g Cooler
Bentuk dan kontruksi cooler seperti halnya pada condenser, hanya
fungsinya yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan
produk yang masih panas yang mempunyai suhu tinggi yang tidak diijikan untuk
disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah fase dari
uap menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya ,yaitu hanya sebagai penurunan
suhu hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika didalam
condensor yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler yang diserap
adalah panas sensible, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti perubahan
fase.
h Separator
Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat
yang saling tidak melarut, misalnya gas dan cairan, minyak dengan air dan
sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas
antara dua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan densitas antara
dua zat tersebut akan semakin baik/ mudah dalam pemisahannya.
i Perpipaan
Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari
peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/
mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan
misalkan dari baja, karet, PVC dan lain-lain tergantung dari keperluannya. Untuk
proses pengolahan minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan
paduan carbon.
j Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat control yang digunakan didalam proses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang
diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.
VARIABEL PROSES
10
Hal-hal yang mempengaruhi kwalitas produk yang dihasilkan disebut variabel proses,
dimana perubahan variabel proses akan mengakibatkan penyimpangan yang menyeluruh
terhadap mutu maupun jumlah produk. Variabel proses yang pokok dan perlu dikendalikan
secara cermat.
a. Suhu
Pengaruh suhu di dalam proses distilasi merupakan faktor yang sangat menentukan,
karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen berdasarkan titik
didihnya. Pengaruh suhu operasi yang terlalu tinggi pada crude oil akan menyebabkan
perengkahan atau cracking di dalam tube yang kemudian berkelanjutan pembentukan coke
yang efeknya dapat menghambat transfer panas dan bahkan dapat merusak tube karena panas
yang berlebihan atau overheating pada dinding tube. Dan jika suhu operasi terlalu tinggi pada
kolom fraksinasi terlalu tinggi akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir atau final boiling
point hasil puncak atau naiknya titik didih awal initial boiling point hasil produk bawah.
b. Tekanan
Untuk distilasi atmosferik, pengaruh tekanan tidak begitu nampak, tidak seperti pada
distilasi bertekanan atau hampa, pengaturan tekanan biasanya bervariasi dengan pengaturan
suhu operasi. Jika tekanan terlalu tinggi akan mengakibatkan tidak sempurnanya fraksinasi
didalam kolom, dan di samping itu kemampuan peralatan juga akan membatasi hal tersebut.
c. Laju aliran (flow rate).
Biasanya pengaruh laju alir berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan di
dalam kolom fraksinasi atau stripper. Jika aliran masuk kedalam kolom terlalu besar akan
mengakibatkan naiknya permukaan cairan di dalam karena tidak sebanding dengan laju
penguapan yang terjadi di dalam kolom, dan akibatnya terhadap hasil bawah akan
menurunkan titik didih awal dan flash point.
d. Tinggi permukaan cairan (level).
Level didalam kolom fraksinasi akan mempengaruhi keadaan cairan pada tiap-tiap
tray. Jika permukaan cairan pada down comer suatu tray terlalu tinggi. Maka peristiwa ini
akan mengakibatkan banjir atau floading, cairan akan meluap dan tumpah ke tray di
bawahnya dan akan menyebabkan terkontaminasi oleh produk yang lebih ringan dan
mutunya rusak (off spec). Jika variabel proses sesuai dengan keadaan yang diinginkan maka
akan menghasilkan produk yang diinginkan,
11