Review Semester 2 Oi

download Review Semester 2 Oi

of 7

Transcript of Review Semester 2 Oi

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    1/7

    TUGAS REVIEW I MATA KULIAH ORGANISASI INTERNASIONAL

    Nama : Sri Rezeki

    NPM: 0806322962

    Sumber : Kelly-Kate S. Pease, International Organizations; Perspectives on Governance in

    the 21stCentury (New Jersey: Prentice Hall, Inc, 2000)

    PERAN ORGANISASI INTERNASIONAL MENURUT PENDEKATAN REALIS

    Apa itu Pendekatan Realis?

    Realisme adalah pendekatan teoritis dari hubungan internasional dan dikenal secara meluassebagai worldview. Realisme juga dikenal sebagai power politics atau realpolitik. Fokus

    pendekatan ini adalah bagaimana negara memperoleh, mempetahankan dan juga

    menggunakan power. Realis memfokuskan dirinya kepada negara bangsa, dan analisis

    langsung terhadap beberapa isu khusus dari internasional isu seperti keamanan, perang, dan

    bentuk konflik kekerasan lainnya.

    Realis berasal dan berkembang dari pengalaman sejarah Eropa dan juga dari para sarjana. Hal

    ini juga yang kemudian mendasari kenapa realis menekankan pada keamanan dan perang.

    Seperti yang kita ketahui bersama, benua Eropa mengalami beberapa konflik brutal, mulai

    dari Perang 30 Tahun (1618-1648), Perang Napoleon (1803-1815), Perang Dunia pertama

    (1914-1918) hingga Perang Dunia Kedua (1939-1945). Pengalaman pereang dan

    imperialisme kemudian membentuk suatu framework dalam pemahaman hubungan

    internasional dan pada benua-benua lain selain Eropa menerapkan frameworkini sehingga

    menjadi worldview.

    Filososfi tradisional realisme berasal dari seorang sejarawan besar Athena yaitu Thucydides.

    Filosofi Thucydides ini pun sebenarnya berasal dari pemahamannya terhadap Perang

    Peloponesia yang melibatkan tiga negara kota yaitu Melos, Athena, dan Lacedaemonia.

    Dalam pemahamannya tentang perang ini, Thucydides menemukan peran rasa takut,

    kekuatan, dan aliansi antar negara kota yang berkompetisi. Selain Thucydides ada beberapa

    sarjana lainnya yang menganalisis tentang pendekatan realis. Mereka adalah Niccolo

    Machiaveli dengan analisis klasiknya dalam The Prince, Thomas Hobbes dengan analisisnya

    1

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    2/7

    mengenai sifat dan kondisi manusia, Carl von Clausewitz dengan analisisnya dalam On War,

    dan Alexander Hamilton dengan analisisnya tentang politik dalam ekonomi.

    Namun, apapun analisis para sarjana ini mengenai pendekatan realisme, asumsi yang mereka

    hasilkan mengarah kepada empat asumsi dasar dari pendekatan realis. Empat asumsi tersebut

    adalah :

    1. Negara adalah aktor paling penting dalam hubungan internasional; negara ataupun

    wakil negara (pemerintah) memiliki keputusan final dalam pengambilan keputusan di

    jurisdiksi teritori mereka. Jadi menurut realis, hubungan internasional sejak tahun

    1648 adalah aktivitas dan interaksi antar negara bangsa.

    2. Negara adalah unitary dan rasional aktor; realis menyadari bahwa negara adala

    sebuah unit yang terdiri dari individu, grup dan berbagai aktor pemerintahan seperti

    legislatif dan birokrasi. Realis juga menyadari bahwa negara adalah aktor yang

    rasional yang mampu untuk mengidentifikasi tujuan dan kepentingannya sendiri.

    3. Hubungan Internasional adalah konfliktual; tradisional realis melihat hubungan

    internasional sebagai sesuatu yang konfliktual karena mereka pesimis terhadap sifat

    manusia itu sendiri. Tradisional realis semacam Morghentau, E.E Carr, dan Hobbes

    melihat bahwa sifat asli manusia adalah egois dan agresif sedangkan negara

    diciptakan oleh manusia, jadi negara juga memiliki sifat yang sama dengan sifat asli

    manusia. Seperti yang diungkapkan dalam pandangan Morghentau the relations

    between nations are not essentially different from the relations between individuals;

    they are only relations between individuals on a wider scale. 1 Menurut para

    struktural realis semacam Kenneth Waltz, hubungan internasional bersifat konfliktual

    karena sistem internasional yang anarki dan adanya perimbangan kekuasaan.

    4. Isu keamanan dan geostrategi mendominasi agenda internasional; karena situasi

    lingkungan internasional yang tidak ramah dan mengerikan dengan konsekwensinya

    adalah perang dunia, maka keamanan nasional adalah prioritas utama bagi suatu

    negara. Isu-isu lainnya seperti ekonomi, HAM, lingkungan dan kemiskinan menjadi

    prioritas berikutnya.

    Pendekatan Realis dalam Organisasi Internasional

    1 Martin Griffiths,Realism, Idealism & International Politics a reinterpretation (New York: Routedge, 1992)

    hlm. 37

    2

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    3/7

    Realis percaya bahwa sistem internasional bersifat anarki, yang berarti tidak ada

    kekuasaan tertinggi dalam sistem internasional dimana setiap negara memiliki otoritas

    masing-masing. Namun pada kenyataannya, hirarki kekuatan tetap saja ada dalam

    internasional sistem. Realis mengklasifikasikan negara dalam bentuk hirarki ini sebagai

    super, middle, dan juga lesser power. Dan karena alasan inilah organisasi internasional

    diperlukan. Menurut realis, organisasi internasioanl akan menghadirkan hirarki sosial

    negara-negara dimana interestdari kekuatan penuh diinstitusionalisasikan.

    Realis menyadari bahwa organisasi internasional adalah suatu bentuk kontrol dari negara-

    negarapowerfulterhadap negara-negara less power. Hal ini terjadi karena pada dasarnya

    organisasi internasional dibentuk oleh negara-negara powerful tadi untuk kepentingan

    nasional mereka sendiri. Realis lebih memfokuskan pembentukan intergovenmental

    organization karena negara adalah aktor utama. Hegemoni yang ada dalam bentuk

    organisasi internasional pada akahirnya mempertahankan keberlangsungan hegemoni itu

    sendiri.

    Organisasi internasional bagi para realis hanya sebagai perpanjangan tangan dari negara

    besar, jadi sifatnya hanyalah pelengkap dalam kepentingan negara untuk mencapai

    tujuannya. Organisasi internasional bahkan dapat diciptakan ketika negara-negara

    memilki kepentingan yang sama atau masalah yang sama. Bahkan bentuk kejasama ini

    dapat dilihat dalm bentuk Game Theory, suatu bentuk variasi pilihan teori rasional,

    dimana masing-masing negara memegang prinsip keuntungan absolut.

    Bagi realis, organisasi internasional memainkan dua peranan, salah satu peranan tersebut

    adalah peran marjinal dalam dunia politik. Dengan kata lain, organisasi internasional

    memainkan peran yang minim dalam mempertahankan kedamaian dan keamanan.

    Terlepas dari ada atau tidaknya perimbangan kekuasaan, perang akan tetap terjadi.

    Walaupun organisasi internasional mempunyai sedikit peran dalam perdamaian dan

    keamanan, tetap saja organisasi internasional berguna bagi kedua belah pihak, baik itu

    powerful countries maupun non powerful countries. Bagi negara-negara powerful,

    organisasi internasional digunakan untuk mencapai kepentingan mereka, dan bagi negara-

    negara yang less power organisasi internasional digunakan sebagai suatu bentuk

    eksistensi diri dalam sistem yang ada..

    3

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    4/7

    Menurut Dag Hammarskjold, Sekjen PBB yang kedua juga memaparkan efektifitas

    sebuah organisasi internasional, dalam hal ini beliau mencontohkan efektifitas PBB.

    Menurut Dag Hammarskjold, organisasi harus menjadi sebuah mesin konferensi yang

    statis atau alat pemerintah (negara anggota) yang dinamis guna menghadirkan suatu

    tata dunia yang baru. Hammarskjold tidak menggambarkan peran supranasional,

    melainkan hanya suatu pelayanan sipil internasional yang memiliki kekebalan politik dan

    kompetensi semi legislatif untuk membantu semua negara mencapai kepentingan mereka

    yang mendesak dan terbatas.2

    PBB misalnya sebagai agen yang dibentuk untuk menjaga perdamaian dunia tidak dapat

    dikatakan tidak berhasil, namun kita juga tidak dapat mengatakan bahwa agen ini juga

    berhasil dalam mempertahankan perdamaian. Seperti yang Papp uraikan bahwa The

    United Nations success or failure as an international peacekeeping agency cannot be

    judged in black-and white- terms. National sovereignty of the five permanent members of

    the security council have thus been the major reason that UN peacekeeping operations

    have not been more successful.3

    Menurut Holsti dalam bukunyaInternational Politics A Framework for Analysis, peran

    organisasi internasional sangat minim dalam mengatasi konflik dan menciptakn

    perdamaian. Dalam hal ini Holsti mengambil contoh LBB, sebagai organisasi

    internasional pertama yang didirikan untuk mengatasi konflik, LBB dinilai gagal dalam

    menjalankan tugasnya. Seperti yang diungkapkan oleh Holsti The League of Nations

    and the peace it represented was a failure in the sense that the incidence of war and

    conflict was significantly higher in the postwar period than it had been in the previous

    century4

    Begitu pula menurut Viotti dan Kauppi, seringkali kepentingan dan tujuan masing-masing

    negara bertentangan satu sama lain, sehingga terjadi konflik. Seperti yang diungkapkan

    Viotti dan Kauppi, The next problem they face is that the foreign policy objectives of

    any given state (or international and transnational organization, for taht matter) may

    2 Dag Hammarskjold, Two Differing Concepts of United Nations Assayed, United Nations Review, vol. B, no.9, September 1961, hal. 12-17.3

    Daniel S. Papp, Contemporary International Relations; Framework for Understanding( United States ofAmerica, Macmillan Publishing Company, 1991) hlm. 76.4 K. J. Holsti,International Politics; A Framework for Analysis ( New Jersey, Prentice Hall, 1992) hlm. 377.

    4

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    5/7

    conflict with each other and thus not be entirely compatible. Jadi, walaupun ada

    organisai internasional, namun tetap saja organisasi internasional ini tidak mampu terlalu

    jauh masuk ke dalamsovereignity suatu negara.

    Namun, walaupun para realis percaya bahwa organisasi internasional hanyalah

    perpanjangan tangan dari negara besar, dan lebih banyak memberikan keuntungan bagi

    negara-negara powerful, tetap saja organisasi internasional mampu memberikan

    sumbangan tersendiri bagi politik dunia, yaitu dengan memperjelas kemungkinan

    hubungan politik sesama anggotanya yang semula kabur. Hubungan politik ini tidak

    hanya terbatas pada negara-negara great powersaja tapi juga neagra-neagra less power

    dapat berkontribusi juga. Berdasarkan data komparatif, melalui organisasi-organisasi

    internasional, negara-negara dapat menemukan pemecahan masalah yang tidak dapat

    dicapai melalui diplomasi bilateral, dan juga tingkat kerjasama dalam organisasi-

    organisasi internasional lebih ditentukan oleh pemberian mandat organisasi daripada

    sifat-sifat khas setiap negara anggotanya (ideologi, ekonomi, dan sebagainya). Selain itu,

    negara-negara yang saling bersaing dapat mengesampingkan persaingan mereka.5

    Kesimpulan

    Dari penjelasan Walter S. Jone diatas, penulis menilai bahwa sebenarnya, organisasi

    internasional itu tidak semata-mata tidak berguna dan memilki peran yang marjinal. Tetap

    saja ada beberapa keuntungan dari organisasi internasional, walaupun seperti yang

    diungkapkan oleh para realis bahwa organisasi internasional seringkali gagal dalam usaha

    perdamaian dunia akibat tidak dapat masuk ke dalam sovereignity suatu negara, namun

    organisasi internasional setidaknya mampu menjadi jembatan penghubung antara negara-

    negara powerfuldengan negara-negara less power. Setidaknya dari masng-masing pihak

    saling membutuhkan untuk mencapai kepentingan dan objectives nya masing-masing.

    Terlihat bahwa sebenarnya disinilah negara berperan, negara dapat mengawasi perilaku-

    perilaku organiasi internasional,. Sepanjang organiasi internasional ini memberikan

    keuntungan bagi suatu negara, tidak ada salahnya untuk bergabung di dalam organisasi

    internasional tersebut, namun jika memang tidak menguntungkan suatu negara, maka

    tidak ada salahnya juga untuk tidak bergabung dalam suatu organisasi internasional.

    5 Walter S. Jones,Logika Hubungan Internasional; Kekuasaan, Ekonomi-Politik Internasional, dan Tatanan

    Dunia (Jakarata: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993) hlm. 368-369.

    5

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    6/7

    6

  • 8/14/2019 Review Semester 2 Oi

    7/7

    7